1 minute read

Hari 8 - Tak Seekor Burung Pun

Bacaan Alkitab: Matius 10:28-33

Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.. —Matius 10:29

Di sepanjang hidupnya, ibu saya adalah seorang wanita yang sangat menjaga martabat dan perilakunya. Namun, kini ia terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit karena termakan usia. Pergulatan beliau untuk bernapas dan kondisi fisiknya yang semakin menurun terasa sangat berlawanan dengan cerahnya suasana musim semi yang terlihat dari jendela kamar rumah sakit.

Meski secara emosional kami telah siap, tetap saja kami tak mampu menghadapi kenyataan dari perpisahan yang ada di depan mata. Kematian itu sungguh sebuah penghinaan! pikir saya.

Saya pun mengalihkan pandangan ke tempat pakan burung yang ada di luar jendela. Seekor burung terbang mendekati tempat itu untuk mematuk biji-bijian yang tersedia. Langsung terlintas di benak saya suatu frasa yang tidak asing lagi, “Seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu” (Mat. 10:29). Yesus memang mengatakannya kepada murid-murid-Nya ketika Dia mengutus mereka untuk melayani di Yudea, tetapi prinsip itu juga berlaku bagi kita semua. “Kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit, ” kata Yesus kepada mereka (ay.31).

Ibu saya bergerak-gerak dan membuka matanya. Ketika ingatannya kembali ke masa kanak-kanaknya, beliau mengucapkan sebuah istilah dalam bahasa Belanda untuk mengungkapkan kasih sayang kepada ibunya dan menyatakan, “Muti sudah tiada.

“Ya, ” ujar istri saya. “Ia sudah bersama Yesus sekarang. ” Masih tidak yakin, Ibu melanjutkan: “Joyce dan Jim?” Ia bertanya tentang saudara perempuan dan laki-lakinya. “Ya, mereka juga sudah bersama Yesus, ” jawab istri saya. “Kita juga akan segera bersama mereka.

“Aku sudah tak sabar lagi, ” kata Ibu dengan lirih. —Tim Gustafson

Kematian adalah kegelapan terakhir sebelum terbitnya fajar surga.

This article is from: