
1 minute read
Hari 3 - Tidak Dijawab
Bacaan Alkitab: Lukas 18:1-8
Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. —Lukas 18:1
Salah satu pergumulan terbesar saya adalah doa yang tak dijawab. Mungkin Anda juga pernah merasakannya. Anda memohon kepada Allah untuk membebaskan seorang teman dari kecanduan, memberikan keselamatan kepada orang yang kita sayangi, menyembuhkan anak yang sakit, memulihkan suatu hubungan. Menurut Anda, semua itu pastilah kehendak Allah. Sudah bertahun-tahun Anda berdoa, tetapi tidak ada jawaban dari-Nya, dan Anda tidak melihat hasilnya.
Anda mengingatkan Tuhan bahwa Dia sangat berkuasa, dan permintaan Anda adalah hal yang baik. Anda memohon dan menanti. Lalu, Anda mulai ragu dan berpikir, mungkin Tuhan tidak mendengar Anda, atau mungkin Dia sama sekali tidak berkuasa. Anda pun berhenti meminta selama berhari-hari atau berbulan-bulan. Namun, Anda merasa bersalah karena meragukan-Nya. Anda ingat bahwa Dia ingin agar Anda membawa kebutuhan Anda kepada-Nya, dan kembali mengajukan permohonan Anda.
Terkadang kita merasa seperti janda yang gigih dalam perumpamaan Yesus di Lukas 18. Ia terus-menerus datang kepada sang hakim, mengganggu dan merongrongnya agar hakim itu menyerah. Namun, kita tahu bahwa Allah lebih murah hati dan lebih berkuasa daripada hakim dalam perumpamaan itu. Kita percaya kepada-Nya, karena Dia baik, bijaksana, dan berdaulat. Kita ingat Yesus berkata bahwa kita “harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu” (ay.1).
Jadi kita meminta kepada-Nya, “Kerahkanlah kekuatan-Mu ya Allah, tunjukkanlah kekuatan-Mu, ya Allah, Engkau yang telah bertindak bagi kami” (Mzm. 68:29). Oleh karena itu, kita percaya kepada-Nya . . . dan tetap menanti. —Ånne Cetas