1 minute read

Hari 8 - Diam dan Percaya

Bacaan Alkitab: Yohanes 11:1-5

Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, [Yesus] sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada. —Yohanes 11:6

Di dalam salah satu kolom mingguan Joe Morgenstern tentang film di Wall Street Journal, ia menulis tentang pengaruh yang kuat dari para bintang film hebat dalam adegan-adegan yang menampilkan mereka dari dekat sementara mereka tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ia menuliskan, “Para bintang film itu dapat berakting sesedikit mungkin di momen-momen penting karena, setelah merebut perhatian kita, mereka dapat beranggapan bahwa kita akan tetap menonton mereka.” Namun, kekuatan dari sikap diam yang kita kagumi dari para aktris dan aktor tersebut justru dapat membuat frustrasi atau mengecewakan apabila kita mengalaminya bersama Allah.

Ketika sahabat dekat Yesus, Lazarus, sakit parah, kedua saudara perempuannya, Maria dan Marta, mengabari Yesus. Namun “setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada” (Yoh. 11:6).

Oswald Chambers mengomentari ayat ini, “Apakah Allah mempercayakan sikap diam kepada Anda—diam yang memiliki makna sangat mendalam? . . . Bayangkan apa yang terjadi dalam rumah di Betania itu ketika tidak ada jawaban sama sekali dari Yesus! Apakah Anda pernah mengalami hari-hari serupa dalam kehidupan Anda? . . . Sikap diam-Nya menandakan Dia sedang membawa Anda untuk semakin dalam memahami pribadi-Nya . . . . Jika Allah bersikap diam terhadap Anda, pujilah Dia, karena Dia sedang membawa Anda ke dalam proses yang luar biasa untuk menggenapi tujuan-Nya.”

Kita dapat mempercayai Tuhan kita yang penuh kasih, bahkan ketika Dia bersikap diam. —David C. McCasland

Kepercayaan sejati di dalam Allah akan tetap kuat bahkan ketika Dia diam.

This article is from: