1 minute read

Hari 9 - Mengambil Jeda

Bacaan Alkitab: Mazmur 6:30-34

Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" —Markus 6:31

Allah menuliskan irama hidup kita. Tugas kita adalah mengikuti arahannya—dengan bersenandung, mengalir, berpadu, dan bernyanyi mengikuti irama tersebut.

Melayani Tuhan, seperti halnya menyanyi, dapat membangkitkan semangat dan membawa kebahagiaan. Namun, saat kita harus berhenti sejenak karena sakit, kita bisa merasa frustrasi dan kecewa. Ketika Allah berkata kepada kita, “beristirahatlah” (Mrk. 6:31), kita mungkin tidak ingin berhenti. Bisa jadi kita menganggap jeda itu sebagai akhir dari penampilan kita.

Jika kita membiarkan diri dikecewakan oleh perhentian yang sedang kita jalani, perhatian kita hanya akan terpusat pada kekurangan dan keadaan kita. Akan tetapi, kita perlu mengingatkan diri kita sendiri bahwa Tuhan mungkin saja menggunakan waktu istirahat kita untuk meningkatkan kualitas musik yang kita hasilkan.

Sang Konduktor Agung menghitung waktu-Nya dengan tepat. Pengaturan-Nya lebih besar daripada yang dapat kita ketahui. Jika mata kita tetap tertuju kepada-Nya, maka di saat yang tepat Dia akan memampukan kita untuk kembali bernyanyi.

Namun, untuk sementara waktu, kita dapat menikmati jeda yang ada. Masa perhentian ini merupakan kesempatan kita untuk menenangkan jiwa dan mempersiapkan langkah kita selanjutnya. Istirahat bukanlah suatu kesalahan atau penelantaran, melainkan satu bagian penting dari simfoni yang Allah tuliskan di awal hidup kita dan yang Dia atur bagi kita setiap hari.

Sang Konduktor tahu yang terbaik. Nantikanlah Dia. —David Roper

Allah memakai saat-saat istirahat dalam hidup ini untuk menyiapkan kita menuju awal yang baru.

This article is from: