
1 minute read
Hari 5 - Realitas Normal Yang Baru
Bacaan Alkitab: Roma 6:1-11
Sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. —Roma 6:4
Setelah dokter menyatakan bahwa saya terkena kanker, saya berusaha mendengar apa yang dikatakannya, tetapi saya tidak bisa menyimaknya. Saya pulang ke rumah, menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuh, lalu tertidur di sofa, seolah-olah tidur mampu mengubah diagnosis tersebut.
Ketika akhirnya saya mempunyai kekuatan untuk memberi tahu sahabat-sahabat saya, salah seorang dari mereka, Judy Schreur, mengucapkan sesuatu yang sangat berkesan. Setelah menyampaikan rasa simpatinya, Judy berkata, “Ini yang akan terjadi. Kau akan merasa sangat buruk selama 3 hari. Lalu, kau akan bangkit, memikirkan apa yang harus kau lakukan, dan melanjutkan hidupmu.” Kemudian ia menambahkan, “Kupikir ini ada kaitannya dengan proses kematian, penguburan, lalu kebangkitan.”
Saat itu, saya tidak mempercayainya. Saya meyakini kehidupan yang saya jalani telah berakhir. Segalanya akan menjadi berbeda. Saya tidak membayangkan akan kembali merasa normal. Namun, Judy benar. Tiga hari kemudian saya bangun dan menyadari bahwa saya merasa tidak terlalu buruk. Kemudian sedikit demi sedikit, meskipun mengalami penderitaan fisik karena proses kemoterapi, kondisi emosi dan rohani saya semakin membaik. Saya telah “mati” terhadap realitas saya yang lama dan “dibangkitkan” untuk menjalani realitas normal yang baru.
Syukurlah, Allah adalah sumber kebangkitan. Bagi mereka yang telah mati di dalam Kristus, kematian dari satu realitas merupakan kebangkitan menuju realitas yang baru dan mulia sehingga kita dapat “hidup dalam hidup yang baru” (Rm. 6:4). —Julie Ackerman Link