1 minute read

Hari 12 - Mengapa Saya?

Bacaan Alkitab: Mazmur 131

Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan, Allah kita. —Ulangan 29:29

Baru-baru ini saya membaca Mazmur 131, salah satu mazmur favorit saya. Dahulu saya memandang pasal tersebut sebagai dorongan untuk memahami bahwa misteri adalah salah satu sifat Allah yang istimewa. Hal ini menantang saya untuk menenangkan pikiran saya, karena saya tidak akan dapat memahami semua yang sedang dikerjakan Allah dalam dunia ciptaan-Nya.

Namun, kemudian saya melihat sisi lain dari ketenangan jiwa Daud: Saya tidak dapat memahami semua yang sedang dikerjakan Allah dalam diri saya, bahkan mencoba untuk melakukannya saja mustahil.

Daud membuat suatu perbandingan antara seorang anak yang telah disapih yang tidak lagi merengek untuk sesuatu yang sebelumnya ia tuntut, dan suatu jiwa yang telah mempelajari sikap yang sama. Itulah panggilan untuk belajar memiliki kerendahan hati, ketabahan yang terus-menerus, dan rasa puas dalam semua keadaan saya—apa pun itu—sekalipun saya tidak memahami maksud Allah. Pemikiran Allah melampaui daya tangkap pikiran saya.

Saya bertanya, “Mengapa aku menderita? Mengapa aku merasa susah?” Bapa menjawab, “Tenang, anakku. Kau takkan memahaminya sekalipun aku menjelaskannya. Percaya saja kepada-Ku!”

Jadi, saya pun beralih dari merenungkan tentang teladan Daud kepada mengajukan pertanyaan pada diri sendiri: Dapatkah saya, dalam segala keadaan saya, “[berharap] kepada TUHAN” (ay.3)? Dapatkah saya menanti dalam iman dan kesabaran tanpa merengek dan tanpa mempertanyakan hikmat Allah? Dapatkah saya mempercayai-Nya sembari Dia mengerjakan dalam diri saya kehendak-Nya yang baik, berkenan dan sempurna? —David Roper

Dalam dunia yang penuh misteri, sungguh bahagia mengenal Allah yang mengetahui segala sesuatu.

This article is from: