3 minute read

MADIUN-NGAWI Setahun, Lahan Pertanian di Kota Madiun Menyusut 6 Ha

Madiun, Memorandum

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Madiun mencatat lahan pertanian di wilayah Kota Madiun selama 2022 telah menyusut hingga 6 hektare dari total luasan

Advertisement

“Penyusutan signifikan terjadi pada tahun 2022, yakni sekitar 6 hektare. Sebelumnya di tahun 2020-2021 tidak ada penyusutan, kalau di 2019 ada penyusutan sekitar 4 hektare,” kata Khoirul Irsad, Subkor Budidaya dan Prasarana Sarana Pertanian

DPKP Kota Madiun, Senin (30/1).

Irsad menambahkan, penyusutan bakal terus terjadi. Artinya, lahan pertanian bakal semakin mengecil setiap tahunnya. Hal ini mengingat rohnya kota bukanlah dari sektor pertanian, melainkan industri dan jasa. Termasuk adanya alih fungsi dan pengembangan properti di Kota Pendekar ini.

“Diperkirakan akan terus mengecil, makin lama pasti berkurang.

Karena pemakaian lahan untuk pemukiman, ataupun perdagangan industri karena kota itu lebih condong ke sana,” ujar dia.

Apalagi, lanjut Irsad. Akan ada jalan ring road timur (JRRT) Kota

Madiun, diperkirakan luas lahan pertanian yang bakal dilalui sekitar 25 ha.

Otomatis dari total 894 ha luas lahan pertanian akan kembali berkurang. Kedati akan terus terkikis, namun hal itu tak membawa dampak yang signifikan bagi warga Kota Madiun. Sebab, sumber pangan warga tidak begantung dari hasil pertanian dalam kota, justru kebanyakan dari luar daerah.

“Secara tidak langsung tetap ada pengaruh walaupun tidak signifikan, cuma ya karena namanya kota konsumsinya dari daerah sekitarnya,” papar Irsad. Meski lahan pertanian terus mengecil, pihaknya tak berpangku tangan. DKPP berupaya memberikan bantuan sarana dan prasarana seperti obat, pupuk, alat, mesin, pengendalian hama, irigasi, hingga pengembangan serta inovasi pertanian. Dengan begitu, diharapkan petani bisa mempertahankan lahannya. “Harapannya mereka bisa fokus ke pertanian, lahannya nggak dialih fungsi. Kita coba melakukan inovasi bagaimana caranya produktivitas meningkat, dengan keterbatasan lahan yang ada,” pungkasnya. (rap/adi/lis) Madiun, Memorandum Pangdam V/Brawijaya Mayjen

TNI Farid Makruf meninjau lokasi yang dijadwalkan dikunjungi Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dalam kegiatan Karya Bakti TNI di wilayah Kabupaten Madiun, Ahad (29/1).

Didampingi Danrem 081/Dhirotsaha Jaya Kolonel Inf Deni Rejeki, Aster Kasdam V/Brawijaya, Bupati Madiun Ahmad Dawami serta Dandim 0803 Madiun Letkol Inf Meina Helmi. Pangdam beserta rombongan mengecek sejumlah titik yang menjadi sasaran program Mabes TNI yang akan digelar pada pertengahan Februari mendatang.

Sesuai dengan semboyan Panglima TNI yaitu kehadiran Tentara Nasional Indonesia harus berarti dan bermanfaat bagi masyarakat. Selalu menjadi solusi bagi persoalan masyarakat yang dilakukan mulai dari tanah kelahiran Panglima.

“Mempersiapkan kunjungan Panglima TNI untuk pulang melihat tanah kelahirannya, Pak Bupati juga menyiapkan beberapa hal supaya beliau di kampung ini nanti kehadirannya membawa arti yang bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.

Karya bakti sendiri digelar guna memperkuat sinergi antara TNI, pemerintah, dan masyarakat. Dengan harapan semua komponen bersatu, kompak dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Di Jawa Timur itu ada berapa titik, tergantung dari penilaian komandan ke wilayah setempat dari para Danrem nanti bisa mengajukan sasaran-sasaran yang perlu dibangun,” ujarnya.

Titik sasaran karya bakti skala besar TNI kali ini menyasar Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) hingga sarana prasana umum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Mayjen TNI Farid menambahkan, TNI Angkatan Darat juga mempunyai empat program TNI untuk masyarakat, di antaranya program ketahanan pangan dengan memanfaatkan lahan kosong, memerangi stunting, TNI manunggal air yang membantu ke- butuhan air masyarakat pada musim kemarau dan Babinsa masuk dapur untuk mengecek kecukupan gizi dan nutrisi dalam masakan ibu. “Secara preventif di lakukan, kurangnya apa dikomunikasikan,” bebernya. Sementara Bupati Madiun Ahmad Dawami mengatakan, sasaran pembanguan melalui Karya Bakti TNI kali ini mempertimbangkan kebutuhan serta masukan dari masyarakat yang diperoleh dari rapat skala prioritas.

Adapun titik sasaran yang ditinjau adalah Masjid Al Amin, lokasi pembangunan gapura dan makam keluarga Panglima TNI di Dusun Sumber sekaligus rombongan menyempatkan ziarah makam kedua orang tua Panglima TNI. Lokasi pembangunan jembatan dan gapura Dusun Bakung, penimbunan tanah dan pembuatan drainase Dusun Kedung Meneng, rehab masjid Dusun Kembangan, penyemiran aspal Dusun Garon dan sejumlah lokasi Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu).

“Ada banyak, mulai tempat ibadah sampai dengan sarana olahraga, rutilahu berdasarkan rapat skala prioritas dan masukan dari bawah juga,” pungkasnya. (dry/lis)

Ngawi, Memorandum

Pendampingan kegiatan vaksinasi hewan ternak oleh Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Ngawi dilakukan oleh Bhabinkamtibmas

Polsek Ngawi bersama Babinsa Koramil Ngawi di pasar hewan Desa Kandangan, Kecamatan/Kabupaten Ngawi, Senin (30/1).

Kapolsek Ngawi Kota AKP Suyadi menjelaskan, pihaknya melakukan monitoring pengecekan dan pendampingan vaskinasi hewan ternak di pasar hewan. Bahwa tujuan dalam rangka vaksinasi massal hewan ternak sapi untuk menanggulangi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.

“Vaksinasi massal hewan ternak bertujuan untuk menanggulangi penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak, dengan sasaran sapi guna mencapai kekebalan komunitas “ katanya, Senin (30/1).

Suyadi menuturkan, vaksin yang digunakan berjenis Aftogen dengan team vaksinator dari Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Ngawi dengan sasaran semua hewan ternak sapi yang belum divaksin di pasar hewan.

Di samping itu, vaksinasi hewan ternak sapi sangat membantu para peternak sapi di pasar hewan untuk mengurangi rasa khawatir akan terjangkit penyakit PMK yang menular pada sapi.

“Polisi bersama petugas hingga jajaran TNI dan instansi terkait berkolaborasi bersama melakukan vaksinasi massal terhadap hewan ternak tersebut,” pungkasnya. (aa/lis)

Ngawi, Memorandum Minyak goreng subsidi merek Minyakita langka di wilayah Kabupaten Ngawi dan dijual di atas harga Eceran Tertinggi atau HET. Hampir satu bulan harga minyak goreng (Migor) kemasan bersubsidi MinyaKita mengalami kenaikan harga.

Salah satu pedagang migor di Pasar Besar Ngawi (PBN) Sridita menyatakan, semula MinyaKita ukuran satu liter dibanderol dengan harga Rp 14.000 ribu Kini, harga di tingkat pengecer telah mencapai Rp 16.000 ribu.

“Untuk MinyakKita sulit didapatkan. Minyak curahpun pasokannya juga sulit. Semuanya sulit,” keluhnya.

Pihaknya berharap pemerintah segera mengambil kebijakan untuk bisa menstabilkan harga serta pasokan minyak yang sulit didapat.

“MinyaKita masih menjadi incaran masyarakat. Mengingat tersedia dalam bentuk kemasan dan dengan harga yang terjangkau. Alhasil kini masyarakat beralih pada minyak goreng kemasan lainnya,” pungkasnya. (aa/lis)

Setelah Dua Bulan Kosong

This article is from: