1 minute read

Buka 24 Jam, Mendobrak Kemapanan Minimarket

Surabaya, Memorandum

Advertisement

Toko kelontong Madura kini menjamur di Surabaya. Ciri dari toko ini adalah buka 24 jam. Toko ini menjual sembako, dan kebutuhan rumah tangga. Antara lain, beras, minyak, rokok, camilan, hingga bahan bakar minyak (BBM). Toko kelontong ini mencoba mendobrak kemapanan minimarket yang sebelumnya sudah mapan.

Ciri lain dari Toko Madura adalah jualannya tertata dengan rapi. Baik itu rokok, beras, maupun jajanan. Bahkan, saking rapinya, Toko Madura sempat viral di media sosial (medsos).

Bahkan, ada guyonan di medsos yang menyebut jika Toko Madura baru tutup ketika kiamat tiba.

Lantas, siapa di balik toko-toko yang kini tersebar di Surabaya Raya (Surabaya-Gresik-Sidoarjo) itu? SKH Memorandum melakukan penelusuran di sudut-sudut Metropolis di mana toko-toko tersebut berdiri di tempat sangat strategis yaitu di pinggir jalan berdampingan dengan minimarket yang lebih dulu eksis.

Khoiri, salah satu penjaga toko di Jalan Pandegiling mengatakan, 95 persen pelaku usaha ini berasal dari Sumenep, Madura. “Saya di Surabaya hanya menjaga toko milik teman,” kata pria dengan telinga ditindik ini.

Etos Kerja, Primordial, dan Kearifan Lokal

MUNCULNYA toko-toko kelontong Madura yang dikelola secara tradisional di sejumlah wilayah di Kota Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik serta kabupaten/kota di Jawa

Timur, menjadi fenomena menarik. Apalagi usaha dagang dengan ciri khas menjual semua keperluan, buka 24 jam nonstop mampu menjadi gurita melawan kemapanan toko-toko modern. Fenomena ini menjadi perhatian pakar sosiologi Unesa Dr M Jacky S Sos Msi.

“Memang menarik fenomena ini, apalagi usaha dagang yang dijalankan memiliki ciri khas. Masyarakat pasti faham,” terang Dr Jacky.

Sosiolog kelahiran Lamongan ini menyebutkan, sebenarnya cara dan gaya berdagang warga Madura merupakan fenomena lama. Namun kegiatan (toko kelontong) itu mampu direfitalisasi dengan cara enterprenur yang bagus. Bahkan menariknya, sistem penjulan yang dilakukan selama 24 jam nonstop. “Masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan apapun setiap waktu. Ini kelebihan positifnya,” tegas dia. Usaha tersebut berkembang pesat pasca pandemi Covid-19.

Bersambung ke halaman 10

This article is from: