
3 minute read
Sambangi Nenek Rukmi di Ringinpitu
Tulungagung, Memorandum
Kondisi nenek Rukmi (81), warga Desa Ringinpitu, Kecamatan Kedungwaru mendapat perhatian dari Kementerian Sosial.
Advertisement
Hal itu terbukti dari kunjungan staf Kemensos dan perwakilan
UPT Sentra Terpadu RS Prof dr Suharso Surakarta ke Tulungagung pada Jumat (19/5).
Kedatangan tim gabungan ini merupakan tindak lanjut atas viralnya kabar nenek Rukmi yang rumahnya dijual anak tirinya, dan kini memilih tinggal di teras rumah. Melihat kondisi nenek Rukmi yang mengalami gangguan kesehatan karena tidak bisa berjalan dan trauma psikis, tim gabungan berkeinginan mengevakuasi nenek Rukmi ke psikiater di Rumah
Sakit Surabaya maupun Surakarta. Akan tetapi, niat ini ditolak oleh anak angkat dan warga sekitar. Anak angkat nenek Rukmi, Solikah (35), mengatakan keputusan membawa ibunya keluar rumah bukanlah pilihan tepat untuk saat ini. Sebab nenek Rukmi merasa masih memiliki hak atas rumah itu.
Walaupun faktanya sudah dijual oleh anak tirinya kepada orang lain.
“Kami memang yang sepakat untuk merawat nenek Rukmi di sini saja, seperti biasanya,” ucapnya.
Oleh sebab itu, Solikah bersama warga sekitar sepakat tetap merawat nenek Rukmi di rumah seperti biasa.
Karena menurutnya, selama ini dirinya dan warga sudah secara rutin merawat keseharian nenek Rukmi.
“Memang seperti itu, kalau tidak ada orang yang biasa saja, tapi kalau banyak orang ya memang meracau seperti itu, ngomong apa saja,” ujarnya. Sementara dokter UPT Sentra Terpadu RS Prof dr Suharso Surakarta, Ismiyatun mengatakan, kondisi nenek Rukmi mengalami tekanan psikologis yang harusnya mendapatkan penanganan dari psikiater secara mendalam. Namun dengan adanya permintaan dari keluarga dan warga sekitar, maka pihaknya tidak bisa berbuat banyak.
“Seharusnya memang mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Tapi keluarga sudah kita edukasi dan kita bujuk, tetapi tidak berhasil,” ungkapnya. Kendati tidak bisa mengevakuasinya ke rumah sakit, untuk mendapatkan perawatan atas kondisi kejiwaannya, pihaknya tetap berkoordinasi dengan Pemkab Tulungagung, agar selalu ada pemantauan dan pengawasan terhadap kesehatan nenek Rukmi.

Di tempat sama, Kepala Dinsos Kabupaten Tulungagung Wahiyd Masrur menuturkan, pihaknya sudah berupaya mencarikan solusi terbaik atas keadaan nenek Rukmi. “Kita sudah coba lakukan yang terbaik untuk membantu nenek Rukmi, tetapi pihak keluarga memilih merawatnya sendiri,” terangnya. (fir/mad/yok)
Majukan UMKM Sejahtera PNM Tulungagung Turut Membangun Community Leaders
Tulungagung, Memorandum
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) menyelenggarakan Pelatihan Community Leaders dengan tema ‘Insan PNM Berkualitas, Dukung UMKM Indonesia Naik Kelas.

Bertempat di Barata Convention, acara itu dihadiri oleh 250 peserta yang merupakan pendamping nasabah PNM Mekaar (Kepala Unit Mekaar, Senior Account Officer, Account Officer) wilayah Tulungagung, Jumat (19/5).
Community Leaders adalah sosok rekan-rekan pendamping nasabah PNM Mekaar, yaitu pemimpin komunitas yang akan membantu nasabah untuk melakukan pendampingan dan pelatihan sederhana di dalam grup, sehingga usaha nasabah bisa berkembang lebih maju dan naik kelas. Pelatihan ini tidak terlepas dari komitmen pendampingan PNM dalam membangun hubungan emosional dan memberikan dukungan kepada para pendamping nasabah sebagai bekal untuk mendapatkan pengetahuan baru yang dapat berdampak baik kepada kemajuan usaha nasabah PNM.
Kemudian, melalui kolaborasi PNM PKU dengan PT KDM juga menggelar pelatihan yang dikenal dengan nama, Belajar Bareng PNM yang bertema ‘Usaha Menjahit, Keuntungan Melejit’ kepada 50 ibu-ibu prasejahtera binaan PNM di wilayah Tulungagung. Tujuan dari pelatihan ini adalah meningkatkan kreatifitas nasabah PNM dengan melatih keterampilan barunya, sehingga dapat membuka peluang untuk membuka usaha baru.
Kegiatan ini dihadiri oleh Made
Jelang Iduladha
Bagus Dwantara Wijaya selaku Pemimpin Cabang PNM Tulungagung, Wahyu Mudjiono selaku Pemimpin Cabang Pegadaian Tulungagung, dan beberapa perwakilan BRI dan Pegadaian Tulungagung
Pelatihan yang dilakukan di Barata Convention Center Tulungagung ini, nantinya juga akan dilakukan secara nasional. Kegiatan tersebut dibuka dengan penampilan tari tradisional Gambyong. Kegiatan simbolis penyematan pin community leaders ini diselingi juga penampilan akustik dari beberapa perwakilan Insan PNM Unit PNM Mekaar wilayah Tulungagung.
Selanjutnya, pelatihan ini juga merupakan bentuk kolaborasi PNM PKU dengan KDM yang memfasilitasi pemberian materi beserta program-program sosial media yaitu Bakool, Racun Bakool, Macan Busa, Mpok Karla, dan Belajar Bareng PNM.
“Dengan kondisi saat ini kita harus lebih aktif memberikan modal intelektual. Kenapa?, karena kita ingin nasabah naik kelas. Selain itu kita juga harus meningkatkan kapasitas nasabah. Dengan program ini, PNM mampu mengembangkan nasabah yang awalnya konvensional menjadi nasabah yang sudah siap mengikuti era digitalisasi saat ini,” ujar Made Bagus Dwantara Wijaya, selaku Pemimpin Cabang PNM Tulungagung. Sebagai informasi, hingga 31 April 2023 PNM telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 23,05 T kepada nasabah PNM Mekaar yang berjumlah 14.551.096 juta nasabah. Saat ini, PNM memiliki 62 cabang, 3.800 kantor unit layanan PNM Mekaar, dan 645 kantor unit layanan PNM ULAMM di seluruh Indonesia, yang melayani UMK di 34 provinsi, 513 kabupaten/kota, dan 6.664 kecamatan. (fir/mad/yok)