
7 minute read
Kawal Pemilu 2024 Berlangsung Demokratis
Surabaya, Memorandum
Jelang pesta demokrasi 2024 mendatang, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jatim memastikan akan ikut mengawal proses politik agar berjalan dengan demokratis, adem, dan lancar.
Advertisement
Ketua ICMI Jatim Ulul Albab mengatakan, dalam hal pembangunan SDM berkualitas, pihaknya ingin mengawal dan mendorong agar masyarakat tidak tergoda apalagi terbeli oleh politik uang.
ICMI berharap, masyarakat menjadi warga negara yang berkualitas, mandiri, independen, dan bebas dalam menentukan pilihan tanpa rasa takut dan intimidasi dalam bentuk apapun.
“Menyongsong tahun politik ini, ICMI akan berada dan eksis pada posisi mengawal agar proses politik semuanya terjamin dalam kondisi baik-baik saja,” kata Ulul Albab, Jumat (10/3).

Pihaknya tak memungkiri bahwa banyak kalangan ingin mengetahui apa yang akan dilakukan ICMI sepanjang tahun politik. Termasuk sosok yang akan didukung ICMI sebagai bakal calon presiden.
“Banyak teman-teman di internal ICMI bertanya kepada saya. Tentu saya tidak tahu arahnya ke mana pertanyaan tersebut. Saya hanya menduga-duga bahwa di tahun politik 2023-2024 ini banyak yang berharap ICMI mengambil peran. Tidak diam saja seperti tahun-tahun politik sebelumnya,” jelas mantan Rektor Universitas Dr Soetomo (Unitomo) periode 2007-2013 ini.
Bukan tanpa alasan, dikatakan Albab, ICMI memiliki sejarah panjang dalam mengawal sistem politik di negeri ini dengan sangat gamblang. Bahkan pernah sangat menentukan. Struktur kabinet pun pernah diwarnai oleh tokoh-tokoh ICMI. Anggota kabinet
Kadisdik Akui Pendidikan Moral Lemah pendekatan. Harapannya kasus ini bisa diseleaaikan kekeluargaan. Jadi sudah disampaikan kepada orang tua ini demi masa depan anak anak,” pungkasnya.
Di bagian lain, Kapolsek Semampir Kompol Nur Suhud yang juga hadir dalam hearing menyampaikan, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi.Namun polisi belum mengamankan pelaku pengeroyokan, sebab yang terlibat masih berstatus pelajar SMP dan SMA.
“Kita proses lidik. Yang terlibat masih pelajar. Kita bersama pihak sekolah terus berkoordinasi terkait kasus ini,” katanya.
Kapolsek memaparkan, kejadian ini bermula dari adanya kesalahpahaman di sekolah antara MDDS (16) siswa kelas 9 SMP 11 Surabaya dengan AW (15) siswa kelas 8 SMP 11 Surabaya.
Motif diawali dari AW yang sedang bergurau dengan siswa perempuan PTR (15). Aktivitas mereka kemudian difoto dan divideo ARL (15) yang merupakan mantan pacar dari MDDS.
Merasa kesal divideo, AW melempari kertas dan mengolok ARL hingga membuatnya menangis. Kondisi ARL ini sampai di telinga MDDS.
Tidak terima mantan pacarnya diperlakukan buruk, MDDS berinisiatif menjotos AW seusai pulang sekolah di Lapangan Futsal Dwikora Sawah Pulo. “Ada dua kejadian penganiayaan. Kejadian pertama di Lapangan Dwikora. MDDS berkelahi dengan
AW. Lalu kejadian kedua berlanjut di Jalan Karang Tembok gang 1. MDDS dikeroyok oleh kakak kandung AW bersama teman-temannya,” papar Kompol Nur Suhud.
Peristiwa tersebut berlangsung pada Selasa (7/3) siang. Akibatnya, AW yang dipukul oleh MDDS mengalami pendarahan di hidung.
AW kemudian bergegas menuju ke rumahnya yang tak jauh dari loka-
Desak Rutin Lakukan Pengawasan
Pihaknya tentu sangat menyayangkan kejadian tersebut. Sebab itu, Komisi D DPRD Surabaya memanggil dan melakukan rapat koordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) dan Disdik Surabaya, terkait kekerasan pada anak yang akhir-akhir ini terjadi secara berturut-turut. Dalam kesempatan tersebut, sejumlah pihak juga hadir antara lain, plt Kepala Sekolah SMPN 11, Kapolsek
Semampir, Unit PPA Polrestabea Surabaya maupun orang tua wali murid. Khusnul menyebut, selagi upaya upaya mediasi sudah dilakukan pihak sekolah maupun pihak kepolisian tetapi sekali lagi pihaknya braharap agar persoalan ini diselesaikan secara kekeluargaan.
“Kami memastikan kedudukan masalah ini sebenarnya bagaimana. Kami masih berharap agar bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Mengingat anak-anak ini usia belajar dan jenjangnya masih panjang,” kata dari unsur luar ICMI pun, masuknya karena referensi dan rekomendasi ICMI.
“Meski demikian, sejak dibentuk pada
7 Desember 1990, ICMI sama-sakali tidak dimaksudkan menjadi organisasi politik.
ICMI didirikan sebagai organisasi massa biasa. Sebagai kekuatan masyarakat madani (civil society) yang berpartner dengan siapa saja untuk mendorong terselenggaranya good governance,” urai Albab.
Artinya, kata Albab, dapat disimpulkan bahwa ICMI tidak mengambil peran langsung dalam perpolitikan nasional dalam bentuk politik praktis. Tetapi sebagai civil society, ICMI ikut mewarnai dan mempengaruhi kebijakan-kebijakan publik, baik dalam tataran pengusulan, pembahasan, perumusan, pelaksanaan, dan pengawasannya.
“Sebagai wadah cendekiawan muslim, organisasi ICMI berasaskan Islam dalam NKRI yang berdasarkan Pancasila. Visi ICMI adalah menjadi organisasi cendekiawan yang mendorong terwujudnya kekuatan imtaq dan iptek umat bagi terwujudnya masyarakat yang maju, adil, dan sejahtera,” tuntas Albab. (bin/ono)
Sambungan dari halaman 9 Tuntas Sebelum Ramadan si. Dia mengadu kepada kedua kakak kandungnya. Alhasil kakak kandung AW bersama belasan temannya mencari MDDS.
Mengetahui hal tersebut, MDDS lari ke arah Jalan Karang Tembok. Terjadi kejar-kejaran. MDDS sempat dikeroyok dan dianiaya. Namun warga setempat berhasil menengahi.
“Saat kejar-kejaran itu, berdasarkan keterangan saksi, lengan kiri MDDS mengalami patah tulang karena ketabrak sepeda motor,” jelas kapolsek.
Atas permasalahan ini, polisi mengupayakan jalur mediasi. Meski demikian, Polsek Semampir akan tetap memanggil satu per satu pelajar yang terlibat dalam peristiwa ini.
“Untuk pelaku pengeroyokan di Jalan Karang Tembok belum kita panggil. Mereka masih minta waktu. Tapi secepatnya akan kita panggil semua. Ada sekitar limabelasan,” bebernya. (bin/alf/ono)
Khusnul, Jumat (10/3). Pihaknya juga menyampaikan kepada dinas pendidikan, dewan guru sekolah yang bersangkutan, kepala DP3APPKB maupun Kapolsek Semampir untuk menungunjungi kedua belah pihak untuk melakukan pendekatan pendekatan persuasif agar persoalan ini segera selesai.
“Besar harapan kami bisa diselesaikan dengan pendekatan pendekatan persuasif,” terangnya. Khusnul pun meminta dinas pendidikan juga segera bertindak agar itu kosong, kita jaga dan yang paling penting adalah disitu menjadi tempat sempadan sungai dan jalan inspeksi untuk mengembalikan fungsi sungai,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajriatin menyampaikan bahwa kegiatan relokasi gelombang ketiga ini, rencananya akan digelar hingga Minggu (12/3) besok. Karenanya, pihaknya terus berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya di lingkungan Pemkot Surabaya beserta dengan 3 Pilar.
“Jadi saat ini tidak hanya proses pendataan untuk pemberangkatan yang kami lakukan, tetapi juga untuk pendataan pekerjaan, sekolah anak-anak, jenis pelatihan, dan proses adminduk (administrasi kependudukan),” kata Anna.
Terkait dengan pendidikan anak-anak dari warga eks Kampung 1001 Malam, Wali Kota Eri berpesan bah- kasus serupa tidak kembali terjadi.
“Saran untuk Disdik, karena Surabaya beberapa waktu lalu kan diresmikan bapak wali kota ada program sekolah Arek Suroboyo, tujuannya untuk penguatan karakter anak-anak dan sudah dilaksanakan. Perihal ada kekurangan saya kira ini butuh sinergi semua,” bebernya. Menurutnya, dalam kurun satu bulan ini memamg kasus kekerasan trennya naik di wilayah utara. Selain karena memang kondisi populasi penduduknya yang padat memang
Pemerintah DKI Jakarta agar banyak pelajar berminat menjadi atlet berprestasi. Karena menjadi atlet olahraga pelajar bukanlah cita-cita kebanyakan orang tua di Indonesia, sehingga SKO di beberapa daerah kurang diminati orang tua. (day/ono) pemukulan terhadap AH hingga hidungnya mengalami pendarahan.
Sementara itu, Plt Kepala SMPN 11 Surabaya Sri Widowati berusaha mendamaikan kedua belah pihak. Dirinya ingin masalah tersebut selesai secara kekeluargaan seperti rekomendasi DPRD Surabaya pasca hearing “Bagaimana pun mereka anak-anak kita, keduanya kita beri perhatian yang sama. Nanti akan kita lakukan mediasi kembali dalam waktu dekat bersama kedua orang tuanya,” kata Sri. Menurut Sri, jalur hukum bukan opsi yang bagus. Terlebih, mereka masih berstatus sebagai pelajar. Masa depan para siswa yang terlibat akan terganggu nantinya. “Kita berharap, masing-masing bisa saling memaafkan. Ini demi masa depan anak-anak kita semua,” ujarnya. Sedangkan Kapolsek Semampir Kompol Nur Suhud belum memproses laporan tersebut. Pihaknya juga mendorong agar diselesaikan secara kekeluargaan. Dalam waktu dekat polisi akan menghelat rapat mediasi. “Kita masih proses lidik. Yang terlibat merupakan pelajar. Kita bersama pihak sekolah terus berkoordinasi terkait kasus ini. Kita akan mediasi kembali,” tandasnya. (bin/ono)
Sambungan dari halaman 9 wa tak menginginkan pendidikan anak-anak tersebut terbengkalai. Maka, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya memindahkan anak-anak tersebut untuk melanjutkan pendidikan di sekolah yang terdekat dengan lingkungan rusunawa.
“Otomatis anak-anak akan pindah ke sekolah yang terdekat yang ada disana. Sedangkan untuk jenis pelatihan, ada permintaan warga untuk meningkatkan keterampilan bagi ibu-ibunya dan sedang kita data. Kemudian ada proses untuk adminduknya, itu juga kita data,” ungkapnya.
Meski begitu, sebelum memasuki bulan suci Ramadan, seluruh warga Kampung 1001 Malam diharapkan bisa segera direlokasi ke unit hunian rusunawa. Anna menerangkan bahwa pemindahan yang dilakukan Wali Kota Eri melalui jajaran
Pemkot Surabaya adalah sebagai salah satu upaya untuk memberikan karakter masyarakatnya bermacam-macam. kehidupan yang layak bagi warga eks Kampung 1001 Malam.
“Tetapi bahwa kondisi ini menjadi pelecut kita semua untuk bekerja lebih keras lagi menggali upaya-upaya yang kita harus lakukan, apakah ada program yang tidak pas nih atau ada yang lainnya, apalagi sekolah SMP ini (terjadi kasus kekerasan) tidak jauh dari kantor kepolisian,” tegasnya. Khusnul juga meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk lebih masif lagi sosilasisasi dan melakukan monitoring di lapangan.
“Itu yang membuka hati warga Kampung 1001 Malam ini untuk kedepannya memiliki kehidupan yang lebih layak. Tidak memikirkan dirinya sendiri tapi memikirkan anak cucunya, sehingga dengan senang hati mereka ikut dengan Pemkot Surabaya,” terangnya.
Sementara itu, Sofyan (53) salah satu warga eks Kampung 1001 Malam mengaku bersyukur dengan relokasi yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya. Sebab, ia yang tinggal bersama kakek dan neneknya selama 7 tahun dikawasan tersebut, kini bisa mendapat hunian yang lebih layak.
“Alhamdulillah, saya terharu dan saya menyampaikan terima kasih untuk Wali Kota Eri Cahyadi. Saya bersama kakek dan nenek, sekarang bisa tinggal di Rusunawa Indrapura lantai 1,” pungkasnya. (rio/ono)
Sambungan dari halaman 9
“Agar melakukam monitoring ke sekolah yang kemudian potensinya juga tingkat kerawanannya tinggi dan tidak lupa juga menggandeng kementerian agama, karena beberapa sekolah berbasis agama di bawah kewenangan Kemenag. artinya bahwa tanggung jawab anak-anak di dunia pendidikan ini tidak hanya pada Pemerintah Kota Surabaya tapi juga kementerian agama yang memang kita tahu ada MI, MTS, ada MA yang membutuhkan sinergi kita,” pungkasnya. (alf/bin/ono)
Sidoarjo, Memorandum
Ratusan santri dari berbagai pondok pesantren di Sidoarjo, dilatih dan dibekali pengetahuan dasar berwiraswasta. Kegiatan itu merupakan program pemberdayaan santri mandiri yang dilaksanakan Pemkab Sidoarjo.
Selama dua hari, Rabu (8/3) dan Kamis (9/3), para santri digembleng
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Sidoarjo Bimbingan Teknis/Bimtek soal manajemen usaha wirausaha baru di salah satu hotel di Pasuruan.

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor
Ali menyampaikan, pemberian bekal bagi santri tersebut merupakan upaya pemerintah dalam mendorong kemandirian para santri agar memiliki bekal selain pengetahuan tentang agama. Mereka akan dibekali ilmu mengatur usaha agar bisa berjalan baik.
Tidak hanya itu mereka juga akan diajak tinjau lapangan ke sejumlah ponpes yang telah berhasil mengembangkan unit usaha yang dikelola para santri. Salah satunya adalah Ponpes
Sidogiri Pasuruan yang berhasil memiliki usaha air mineral merk Santri.

“Santri harus hebat di segala bidang. Selain menguasai ilmu agama, santri juga harus menguasai ilmu keterampilan dan keahlian,” katanya.
“Bekal ilmu wirausaha itu penting untuk bekal usaha di dunia. Apalagi diera digital saat ini. Santri harus dapat beradaptasi. Santri harus berinovasi untuk dapat mengikuti perkembangan jaman. Bila tidak, akan tertinggal dan tergerus oleh perubahan jaman,” tambah Gus Muhdlor. Putra KH. Agoes Ali Masyhuri pengasuh Ponpes Progresif Bumi Sholawat itu berharap santri pada jaman sekarang tidak hanya pintar agama, namun juga harus bisa menguasai bagaimana berwirausaha dalam segala bidang. Salah satunya yaitui santri dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
“Tidak tergantung orang lain. Oleh karenanya wirausaha baru santri diharapkan dapat mengembangkan skill. Selain itu dapat menciptakan terobosan baru dalam berusaha,” jelasnya.
Menurutnya santri saat ini harus akrab dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk itu dimintanya pendirian dan pengelolaan wirausaha baru dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini. Hal itu penting untuk dapat survive sebagai seorang wirausaha baru. (kri/jok/mik)