
2 minute read
Jatim Tiru Prestasi Olahraga Pelajar DKI
Surabaya, Memorandum
Jawa Timur melirik potensi prestasi olahraga pelajar DKI Jakarta. Upaya ini dilakukan Komisi E DPRD Jawa Timur bersama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim, Dinas Pendidikan Jatim, Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dispora) Jatim dan SMA Negeri Olah Raga (SMANOR) Jatim saat melakukan kunjungan kerja di Pusat Pelatihan
Advertisement
Anggota Komisi E DPRD Jatim Kodrat Sunyoto menyampaikan, kunjungan tersebut dalam rangka studi banding terkait penyelenggaraan olahraga pelajar di DKI Jakarta.
Politisi Partai Golkar menyebutkan, penyelenggaraan olahraga pelajar di DKI Jakarta saat ini berjalan maksimal, karena ada dua alasan. Pertama, pengelolaan Sekolah Khusus Olahraga (SKO) sinergi antara
Dinas Pendidikan dan Dispora DKI Jakarta melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat
Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) yang bertugas menyelenggarakan pelatihan olahraga bagi pelajar untuk meningkatkan bakat dan prestasi olahraga.
“ Dinas Pendidikan bertugas menyelenggarakan pendidikan akademik. Bahkan dua dinas ini juga support anggaran,” tegas Kodrat. Kodrat membandingkan, jika SMANOR
Jatim hanya murni dari Dinas Pendidikan Jatim. Kedua, besarnya dukungan pemerintah DKI Jakarta, baik berupa anggaran, Sumber Daya Manusia (SDM) maupun ketersediaan sarana dan prasarana.
“PPOP mendapatkan anggaran 2023 senilai Rp 70 miliar lebih. Sedangkan untuk KONI mendapatkan anggaran senilai Rp 270 miliar lebih. Untuk SDM PPOP sebanyak 59 tenaga ahli, mulai dari dokter, perawatan umum, terapis, ahli gizi, psikolog dan lainnya. Untuk sarana dan prasarana berupa sport center untuk pembinaan dan pengembangan 22 cabang olahraga,” katanya.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong
Royong (MKGR) Jatim ini mengaku tidak heran jika DKI Jakarta selalu menjadi juara umun atau minimal tiga besar karena dua alasan tersebut.
Kodrat mengaku Komisi E DPRD Jatim mengharap kepada Pemprov Jatim untuk memperbaiki SKO, karena memang bedanya di Jatim dan DKI Jakarta ya itu. “Terkait pelatih, DKI Jakarta juga sangat perhatian. Karena ini juga menjadi salah satu penentu prestasi pelajar,” katanya.
Kodrat berharap, untuk meningkatkan potensi atlet pelajar dan prestasi olahraga di Jatim, sangat perlu dengan alokasi anggaran olahraga di Jatim.
Namun, kebijakan penambahan anggaran haruslah didasarkan pada perencanaan yang matang yang memang perlu ditingkatkan.
“Seperti anggaran revitalisasi sarana prasarana olahraga di SMANOR, hal ini karena keterbatasan anggaran Jatim yang hanya mencapai Rp 28,3 Triliun. Sedangkan APBD DKI Jakarta sebesar 83,7 Triliun tahun 2023. Apalagi mulai Tahun Anggaran 2025, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jatim diperkirakan akan menurun Rp 4,2 Triliun akibat kebijakan penerapan PKB dan BBNKB,” terangnya.
Menurutnya, peningkatan mutu SMK memang tetap menjadi prioritas di Jatim untuk menurunkan TPT yang masih berada pada angka 5,49 pada Agustus 2022, dengan kontribusi lulusan SMK sebesar 6,70 persen. “Namun demikian, Pemerintah Jatim juga harus memperhatikan pembinaan dan pengembangan atlet pelajar untuk kemajuan olahraga Jatim dan menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Timur,” tegasnya. Kodrat menambahkan, dalam kunjungan tersebut diketahui penyelenggaraan SKO membutuhkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang sangat besar. Namun demikian, lanjut Kodrat, terdapat beberapa atlet pelajar yang berprestasi yang kadangkala mutasi ke daerah lain. “Dalam rangka mencegah hal tersebut, apakah Peme- rintah DKI Jakarta membuat kontrak dengan atlet pelajar dan apa saja klausul yang diatur di dalamnya. Ini yang ingin kami ketahui,” katanya. Kodrat mengaku upaya dan apresiasi yang diberikan oleh SKO DKI Jakarta atau