Everlasting Shine

Everlasting Shine 08

Sajian Utama

32

True Story

46

Do It Yourself EDISI KE-

67

DESEMBER 2021

Tim Redaksi Berita Dharmayana 2021/2022 Penasihat Rektor Universitas Tarumanagara Prof. Dr. Agustinus Purna Irawan

Pembimbing Y.M. Bhikkhu Cittagutto Mahathera Y.M. Bhiksu Nirmana Sasana

Pembina Ketua Lembaga Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Tarumanagara Dr. Adianto, M.Sc.

Penanggung Jawab Ketua Umum Dharmayana Universitas Tarumanagara Desi Merianti

Inti

Jurnalisme

Editing

Layout

Ketua Redaksi Dewi Yuliana Wakil Bidang Redaksional Jesslyn

Sekretaris Jovina Arienne Christly

Wakil Bidang Operasional Herwin Larsen

Bendahara Steven Setiadi

Dari Redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya, Sebagai umat manusia yang hidup berdampingan di dunia, kita masih belum mengetahui kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Walaupun pada kondisi pandemi, beradaptasi di tengah pandemi sangat diperlukan untuk mengoptimalkan perbuatan baik.

Setelah berdiri sejak 1985 dan telah menerbitkan 66 edisi majalah dengan tema yang berbeda, kali ini Berita Dharmayana Edisi ke-67 memilih Everlasting Shine sebagai tema majalah. Edisi ini membahas tentang menyebarkan kebaikan selama pandemi dengan tujuan mengajak seluruh pembaca agar dapat meneladani sifat cahaya yang kekal.

Melalui Berita Dharmayana Edisi ke-67, semoga pembaca dapat mengimplementasikan penyebaran kebaikan kapan pun dan di mana pun, layaknya cahaya yang kekal. Majalah Berita Dharmayana selalu berkembang hingga saat ini berkat dukungan dari berbagai pihak. Kami segenap tim Berita Dharmayana mengucapkan terima kasih kepada seluruh pembaca setia dan pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam penyebaran Dhamma.

Sabbe Sattā Bhavantu Sukhitattā, Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia.

Dana dan Bursa

Sirkulasi dan Humas

Mettacitena, Tim Redaksi Berita Dharmayana

Alamat Redaksi: Sekretariat Dharmayana Universitas Tarumanagara Jalan Letjen S. Parman No. 1 Jakarta Barat 11440 Telp. (021)5671747 Ext. 711 beritadharmayana85@gmail.com

Nomor Rekening: 5420606259 a.n. Steven Setiadi

BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

3

Daftar Isi 8

14

16

18

20

Sajian Utama - Light Thousands of Candles With One Candles - Cahaya Harapan di Tengah Pandemi - EverlastingShine

Artikel Dhamma - Manfaat Menjalankan Pancasila Buddhis

Konsultasi Dhamma - Y.M. Bhikkhu Nyanasila, Thera.

Dhamma in English - Achieving Worldly Happiness

Renungan - Menjadi Lilin yang Terbakar untuk Menerangi Sekitar

22

24

26

31

32

Cerita Buddhis - The Story of the Blind Turtle

Komik Buddhis - Cahaya Penerang Kehidupan

Cerita Pendek - That Day When I Realized ....

Resensi Film - Deepwater Horizon

True Story - Emil Atmadjaya

.

34 36

40 42 44 46 48

Kesehatan - Apakah Sleep Paralysis Berbahaya?

Psikologi - Stop Insecure, yuk!

Opini BD - Wibi Sarono S.Ag. - Franky Suprianto - Vendy Satria

Teknologi - Air Fryer Maximum Taste, Minimum Fat, & Effortless

Kuliner - Pempek Vegetarian

Do It Yourself - Kreasi Boneka Pom-Pom

Did You Know - Berapa Kali Manusia Berkedip dalam Satu Hari?

49 50

53 54

Resensi Buku - The Art of Thinking Clearly

BD Mania - Veronica Gabriella - Vincent Yang - Sandra Loretta - Alexander Hendri

Lintas BD - Dharmayana’s Welcoming Party

Lintas BD - Kelas Editing - Kelas Jurnalisme - Kelas Layout

Pengumuman!

Namo Buddhāya, Majalah Berita Dharmayana edisi 67 dan 68 tidak dikirim personal lagi.

Bagi yang masih ingin berlangganan Majalah Berita Dharmayana dapat mengirimkan data diri berupa nama, nomor HP, dan alamat lengkap dengan subjek “LANGGANAN BD” ke email Beritadharmayana86@gmail.com

CETIYA DHAMMA MANGGALA Selalu berusaha berbuat kebjikan sebanyak mungkin untuk diri sendiri dan orang lain

Kegiatan Rutin Cetiya Dhamma Manggala (disiarkan Live melalui Youtube dan Facebook CDM) 1. Kebaktian Umum: Setiap Minggu, pukul 09:00 WIB - selesai 2. Sekolah Minggu: Setiap Minggu, pukul 09:30 WIB via Zoom 3. Meditasi Cinta Kasih: Setiap Kamis, pukul 19:30 WIB via Zoom

Informasi lebih lanjut, scan bercode di bawah ini

Acara & Kegiatan Cetiya Dhamma Manggala: 1. Perayaan Imlek 2. Magha Puja 3. Rangkaian Waisak 4. Asalha Puja 5. Pattidana (Pelimpahan Jasa) 6. Kathina Puja 7. Perayaan Ulang Tahun She Mian Shen 8. Kegiatan Bersama dan Pelatihan Soft Skill dengan Mahasiswa KMB se-Indonesia 9. Bimbingan Pra-Nikah dan Pemberkatan Nikah serta Konseling Rumah Tangga 10. Tali Kasih, Bantuan Medis, serta Konsultasi Psikologis

linktr.ee/dhamma.manggala

Light Thousands Thousands of of Candles Candles Light With One One Candles Candles With

Sumber: motionarray.com

Dalam ajaran agama Buddha, lilin memiliki arti sebagai simbol dari cahaya atau penerangan yang akan melenyapkan kegelapan batin dan mengusir ketidaktahuan (avijjā). Hanya dengan menggunakan satu lilin, kita bisa menghidupkan ribuan hingga jutaan lilin tanpa merusak satu lilin tersebut. Sama halnya dengan kehidupan manusia, satu orang dapat berbagi kebahagiaan dengan banyak orang. Berbagi merupakan hal yang sederhana, namun dapat menyentuh hati jika kita melihat seseorang mampu untuk berbagi kepada orang yang mengalami kesulitan.

Akan tetapi, bagaimana jika seseorang secara finansial tidak mampu untuk berbagi dan sedang dalam kesulitan? Apakah orang tersebut tidak dapat berbagi dan hanya akan menunggu bantuan dari orang lain? Tentu jawabannya tidak. Justru, keadaan seperti itu dapat menyadarkan kita bahwa berbagi itu tidak hanya dilakukan oleh orang yang keberlimpahan, tetapi semua orang bisa melakukan.

Berbagi kebahagiaan tidak semata-mata secara materi, tetapi juga dapat berupa kata-kata yang menguatkan dan inspiratif. Walaupun sedikit yang dimiliki, jika hati kita tergerak untuk berbagi dan menyemangati mereka, maka semua itu sudah dianggap cukup. Orang yang menerima bantuan akan sangat terbantu dari hal kecil yang kita lakukan. Mungkin satu atau dua tangan tidak akan terlihat perubahannya, akan tetapi jika semua orang tergerak untuk membantu maka kesejahteraan akan terjadi.

UTAMA

Memberi dengan lapang dada tanpa meminta imbalan merupakan arti sesungguhnya dari berbagi. Berbagi itu indah, orang yang memberi akan merasakan suatu kebahagiaan dan orang yang menerima akan terangkat bebannya meski hanya sedikit. Dengan berbagi, kebahagiaan akan dirasakan dengan baik oleh pemberi maupun penerima. Jadilah lilin yang menghidupkan jutaan lilin lainnya, sebab kebahagiaan tidak akan berkurang meskipun dibagikan. (AA)

SAJIAN

.

Ketika banyak tangan menjadi satu, banyak kasih yang disatukan. Rasa peduli menjadi sebuah kekuatan besar untuk saling menguatkan dan meringankan beban satu sama lain. Sama seperti yang disampaikan dalam Dhammapada IV:53 bahwa “Seperti dari setumpuk bunga dapat dibuat banyak karangan bunga. Demikian pula hendaknya kebajikan dapat dilakukan oleh manusia di dunia ini.” Tidak perlu menunggu hingga hidup berlimpahan baru berbagi kebahagiaan ke sesama. Dengan memberi, kita sudah berbagi kebahagiaan.

Sumber: videohive.net

“Thousands of candles can be lit from a single candle and the life of the candle will not be shortened. Happiness never decreases by being shared.”

- Gautama Buddha -

BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

9

Cahaya Harapan di Tengah Pandemi Harapan dapat diibaratkan sebagai sebuah titik cahaya kecil dalam kegelapan.

Kita perlu meyakini bahwa semua permasalahan tentu ada jalan keluarnya. Di setiap kesulitan, pasti akan ditemukan kemudahan. Kemudahan dan kesulitan memiliki jarak yang sangat dekat. Saking dekatnya, kedua hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi kita tidak boleh sampai putus harapan.

Di masa pandemi ini, memang tidak mudah untuk kita semua. Pandemi Covid-19 telah berdampak sangat besar terhadap kehidupan masyarakat, baik dalam segi kesehatan, ekonomi, maupun sosial.

Walaupun dalam masa sulit, masih banyak orang di luar sana yang turut serta dalam menyebarkan kebaikan. Fenomena berbagi kebaikan pun menjadi topik yang ramai diperbincangkan oleh orang-orang saat ini.

Selain dapat membantu orang yang sedang kesulitan, banyak alasan lain yang dapat membuatmu untuk berbagi kebaikan, yaitu:

Sumber Foto : https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/700x465/photo/intisarifoto/origin

1. Menambah Rasa Syukur Sadar atau tidak, saat kamu mulai berbagi dan menyisihkan sebagian rezeki untuk mereka yang sedang membutuhkan, kamu menjadi lebih bersyukur atas apa yang sudah kamu miliki saat ini. Kamu akan tersadar bahwa tidak semua orang yang ada di luar sana memiliki nasib seberuntung kamu. Dengan melakukan hal kecil seperti ini, dapat membuatmu menjadi lebih bersyukur.

2. Memotivasi Ketika mulai berbagi, secara tidak langsung kamu bisa menjadi pemberi motivasi kepada orang-orang yang sedang berjuang di tengah pandemi Covid-19. Hal tersebut dapat membuat mereka bertahan saat pandemi.

Dengan adanya motivasi, mereka dapat menyadari akan ada hari baik yang menanti setelah semua kejadian yang terjadi saat ini.

SAJIAN UTAMA

nal/2513_the-power-of-giving.jpg

3. Memberikan Harapan Baru Saat berbagi dengan mereka yang membutuhkan, maka kita telah memberikan harapan baru. Mereka akan berpikir kalau di dunia ini masih banyak orang yang peduli, sehingga membuat mereka menjadi tetap semangat untuk berjuang di masa sulit.

4. Mempererat Tali Persaudaraan Sekecil apa pun kamu berbagi dan menolong orang lain, asal dengan perasaan ikhlas, maka semua yang kamu berikan akan terasa sangat berarti. Ini merupakan salah satu faktor utama dalam mempererat tali persaudaraan.

5. Menularkan Kebaikan Orang-orang yang telah kamu bantu akan mengingat kebaikan yang telah kamu beri dan sebarkan. Oleh karena itu, mereka akan melakukan hal yang sama untukmu maupun orang lain. Balasan tersebut dapat memancarkan energi positif yang akan tersebar ke banyak orang.

Jadi, mari kita renungkan. Mungkin musibah yang saat ini sedang kita alami tidak sebanding dengan jutaan nikmat yang telah kita dapatkan selama ini.

Jangan terlalu larut dalam kesedihan yang mendalam. Wabah Covid-19 masih belum usai, tetapi kedepannya perlahan akan membaik. Maka dari itu, daripada terus bersedih, kita bisa mulai menyebarkan kebaikan melalui berbagi. Kita dapat memberikan cahaya harapan kepada mereka yang sedang berada di posisi sulit.

(NH) Sumber: https://www.allianz.co.id

BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

11

EVERLASTING SHINE

Sumber Foto: https://www.palingbrilian.com/berbagi-cahaya/

Cahaya yang kekal, begitulah makna dari everlasting shine yang menjadi judul pembahasan kita pada kali ini. Pandemi Covid-19 yang menyelimuti setiap sisi di Indonesia sejak Maret 2020 hingga sekarang merupakan suatu rintangan berat yang dialami oleh setiap masyarakat Indonesia. Ada sebagian masyarakat yang dapat bertahan dengan sumber daya yang sudah dimiliki sebelumnya, namun ada juga yang terkena dampak karena sumber daya yang kurang mendukung. Maka dari itu, berbagi menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh segenap masyarakat yang dapat bertahan agar setiap sumber daya di dunia ini dapat hidup dengan baik.

Berbagi kebahagiaan hidup di dunia untuk saat ini layaknya secercah cahaya yang dapat menerangi sekitarnya. Dalam agama Buddha, berbagi dapat disamakan dengan berdana. Berdana tidak hanya sebatas memberikan materi, namun juga non-materi yang dapat memberikan dampak positif kepada orang yang membutuhkan, seperti rasa aman,

tenaga, dan nasihat. Berdana dalam hal ini tentunya perlu dilandasi dengan keyakinan dan keikhlasan diri. Dalam agama Buddha, berdana dapat dibagi menjadi empat jenis menurut bentuknya, yaitu Amisa Dana, Paricaya Dana, Abhaya Dana, dan Dhamma Dana.

Amisa Dana merupakan dana yang diberikan dalam bentuk materi, seperti uang, makanan, dan barang-barang lainnya. Contoh dari Amisa Dana adalah berdana jubah kepada anggota Sangha, memberikan bantuan sosial kepada korban bencana, dan sebagainya.

Paricaya Dana merupakan dana yang diberikan dalam bentuk tenaga, misalnya membersihkan tempat ibadah dan gotong royong di desa. Abhaya Dana merupakan pemberian rasa aman, nyaman, dan saling memaafkan, serta menyelamatkan makhluk-makhluk yang menderita. Dhamma Dana merupakan dana yang diberikan dalam bentuk ajaran benar, misalnya berceramah Dhamma dan membagikan buku Dhamma.

SAJIAN UTAMA

Dhamma Dana merupakan bentuk dana tertinggi karena kita dapat terbebas dan membebaskan orang lain dari penderitaan serta mencapai kebahagiaan sejati atau Nibbāna melalui ajaran Buddha yang diberikan. Bentuk dana keempat ini dapat dipraktikkan di dalam maupun di luar vihara. Berbagi ajaran Dhamma di luar vihara tanpa disadari sering terjadi di kalangan kita sebagai kaum milenial, yaitu dengan media sosial. Berdana melalui media sosial sering kita temukan, seperti menulis dan membagikan artikel Dhamma, menyebarkan video tentang kisah Jataka, dan mengumpulkan kutipan dari kitab suci agama Buddha. Berbagi informasi tentang kegiatan perayaan hari suci agama Buddha juga merupakan salah satu bentuk Dhamma Dana di era digital ini.

Sumber Foto: http://www.tzuchi.or.id/berita-foto/ pembagian-1-000-takjil-on-the-road/644

Sumber Foto: https://kilaskorporasi.kompas.com/berkarya-untuk-negeri/read/2020/03/19/200709126/ datangkan-1-juta-rapid-test-kit-corona-pengusaha-dan-yayasan-buddha-tzu-chi

Walaupun pandemi Covid-19 memisahkan jarak fisik antarindividu, namun kita sebagai umat Buddha harus selalu menyebarkan kebahagiaan dengan cara dan kemampuan yang kita miliki. Berdana tidak hanya dilakukan dalam wujud materi, tetapi juga berupa ucapan yang baik, senyuman yang ramah, tindakan yang menyenangkan, hingga memberikan ajaran benar kepada orang lain. Oleh karena itu, tidak ada alasan apa pun untuk menunda kegiatan berdana.

“Dānañca dhammacariyā ca, Ñātakānañca saṅgaho, Anavajjāni kammāni, Etam maṅgalamuttamaṁ.”

Berdana dan hidup sesuai dengan Dhamma, menolong sanak saudara dan kerabat, dan tidak melakukan pekerjaan yang tercela, itulah berkah utama. – Manggala Sutta, syair ke-6 (SW) Sumber: https://kebunkesadaran.com

BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

13

Manfaat Menjalankan Pancasila Buddhis

Sumber: Kemdikbud

Pancasila Buddhis berisikan aturan kepada umat Buddha agar tidak membunuh, tidak mencuri, tidak melakukan asusila, tidak berbohong, dan tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang melemahkan kesadaran.

Buddha menyebutkan terdapat empat manfaat mempraktikkan Pancasila Buddhis, yaitu: 1. Mendapat kekayaan yang berlimpah melalui usaha giat.

Walaupun kekayaan sebenarnya adalah berkah utama dari berdana, tetapi - kita akan sulit jika tidak menjalankan sila, memperoleh kekayaan.

Sumber: https://www.dhammacakka.org https://sammaditthi.org https://id.wikipedia.org

Hal ini dapat diperoleh dengan - Umat Buddha diharapkan menjalankan sila. mempunyai perilaku dan cara berbicara yang baik, seperti tidak berbohong.

3. Meninggal dunia dengan tenang.

Orang yang melaksanakan sila akan meninggal dunia dengan tenang dan dapat dipastikan dirinya akan menjadi - kita bahagia. Apabila tidak melanggar sila, tidak akan memiliki penyesalan atau rasa bersalah saat kita meninggal dunia.

4. Terlahir di alam bahagia.

Bagi umat yang menjalankan sila, setelah kematian tiba akan terlahir di alam yang bahagia karena selama hidupnya mereka memperoleh buah/hasil karma baik. Selain itu, keadaan pikiran saat meninggal dapat menentukan ke mana seseorang akan dilahirkan kembali. Bagi orang yang meninggal dengan pikirannya masih ada keserakahan (lobha), maka akan terlahir kembali menjadi hantu kelaparan (peta) atau jin (asura).

Seseorang yang meninggal pada saat pikirannya masih tertanam kebencian/kemarahan (dosa), dia akan terlahir kembali menjadi makhluk penghuni neraka (Niraya); dan yang pikirannya masih tertanam kebodohan mental (moha), akan terlahir sebagai binatang (tiracchāna).

Jadi, sebagai umat Buddha, marilah kita berlatih dan menjalankan Pancasila Buddhis untuk melatih dan mempertahankan moral kita. (GM)

DHAMMA

Guru Agung kita pernah bersabda (Dhammapada, XVI: 217): “Barang siapa sempurna dalam sila dan mempunyai pandangan terang, teguh dalam Dhamma, selalu berbicara benar, dan memenuhi segala kewajibannya, maka semua orang akan mencintainya.”

2. Reputasi baik tersebar luas dan penuh percaya diri.

ARTIKEL

Pancasila Buddhis merupakan latihan dan praktik moral bagi umat Buddha yang terdiri atas lima aturan moral, tetapi mengandung makna yang sangat luas di dalamnya. Bagi umat Buddha, menaati dan menjalankan kelima aturan moral dalam Pancasila Buddhis dianggap menerapkan Dhamma dalam kehidupan. Dalam ajaran Sang Buddha, Guru Agung kita, senantiasa meletakkan “sila” sebagai dasar untuk mencapai kebijaksanaan. Suatu perbuatan - dapat menghasilkan yang melanggar sila karma buruk dan membawanya pada jalan menuju alam menyedihkan.

L I N T A S

KONSULTASI DHAMMA B D

Pada Sabtu, 2 Oktober 2021, Tim Jurnalisme Berita Dharmayana berkesempatan untuk mewawancarai Y.M. Bhikkhu Nyanasila, Thera secara daring. Beliau merupakan Sekretaris Jenderal Sangha Agung Indonesia (SAGIN). Penasaran dengan hasil wawancara bersama beliau? Mari kita simak bersama-sama di bawah ini!

Apa saja bentuk berbagi cinta kasih yang dapat digunakan di masa pandemi saat ini? (Liani – Kota Jakarta Barat) Ada tiga pola yang perlu dijaga, yaitu pola pandang, pola hidup, dan pola makan.

Pola pandang merupakan kondisi di mana kita tidak bisa menolak dan menghindari penderitaan (Dukkha), melainkan menerima dan menghadapinya. Dalam masa pandemi saat ini, kita dapat mengaplikasikannya dalam bentuk menghadapi virus Covid-19. Pola kedua, yakni pola hidup, berkaitan dengan disiplin dalam kehidupan sehari-hari, seperti mematuhi protokol kesehatan. Pola terakhir merupakan pola makan yang perlu diikuti di masa pandemi saat ini. Ketiga pola ini merupakan implementasi dari Empat Kebenaran Mulia. Jika seluruh pola diikuti dengan baik, maka kita akan merasakan kebahagiaan.

Kebahagiaan merupakan salah satu bentuk cinta kasih yang dapat membuat orang tidak menderita.

Apakah kita dibenarkan untuk mengejar duniawi (uang, jabatan, dan lainnya) dengan cara yang halal, dengan tujuan untuk melindungi orang-orang yang kita kasihi? (Bella – Kota Bandar Lampung) Buddha memberikan tujuan atau motivasi hidup, yaitu kelak kita hidup bahagia, terbebas dari kelahiran kembali, dan mencapai Nibbāna. Umat manusia diizinkan untuk mengejar duniawi dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidup secara fisik, namun tetap meluangkan waktu dengan keluarga. Kebutuhan hidup dalam hal ini perlu dibedakan dengan keinginan.

Bagaimana kita tahu secara pasti jika kita berbuat A, maka akan membuahkan B? Apakah ada hukum tertulis yang secara lengkap dan terperinci atau memang tidak dapat diprediksi? (Erlyns – Kota Jakarta Barat) Dalam Sutta, Buddha menyampaikan ada perbedaan antara karma dalam Buddhis dan di luar Buddhis. Buddha mempertegas jika memang suatu perbuatan atau karma memiliki buah yang sama secara terus-menerus, maka tidak ada kesempatan bagi kita untuk mengakhiri penderitaan dan mencapai kesucian. Hal ini dikarenakan ada ikatan secara terus-menerus tanpa henti. Namun, tidak semua karma akan terbuahi dalam perspektif agama Buddha.

Setelah meninggal, apakah ada yang namanya ‘penghakiman’ di mana ada cermin karma atau penghukuman atas perbuatan di dunia manusia? Seperti direbus, lidah dipotong, dan lainnya menurut beberapa buku yang beredar? (Cyntia – Kota Jambi) Di dalam Buddhis, kita akan mengalami kelahiran kembali setelah meninggal.

Kematian adalah pintu menuju kelahiran kembali dan kelahiran membawa kita pada kematian. Pada prinsipnya, ada alam rendah seperti alam neraka, hantu, binatang, dan lainnya. Namun, ini bukan sebuah bentuk penghakiman, tetapi adalah hasil dari buah karma kehidupan sebelumnya.

Bagaimana pandangan Buddhisme mengenai tato? Apakah seorang Buddhis boleh bertato? (Vio – Kota Bekasi) Buddha tidak pernah membahas tentang tato. Tato hanya sebatas budaya kearifan lokal, namun tato di Indonesia memiliki kesan negatif. Maka dari itu, anggota Sangha tidak boleh bertato. Berbeda halnya dengan negara Thailand, tato adalah sebuah seni, maka anggota Sangha bebas untuk bertato.

Banyak orang dari zaman dahulu masih melihat tradisi seperti shio A dengan shio B tidak cocok. Bukan hanya pada aspek keluarga, tetapi juga aspek dari anak ataupun pasangan. Bagaimana agama Buddha memandang hal ini? (Desi - Kota Jambi) Hal seperti ini banyak terjadi di berbagai suku karena setiap suku memiliki simbol karakternya masing-masing. Ini hanyalah simbol karakter suku Tionghoa saja. Simbol karakter ini merupakan simbol penemuan dari penelitian zaman dulu, misalnya unsur perputaran bumi, air, api, dan lainnya. Dari isi unsur ini, didapatkan interpretasi bahwa tanggal A adalah unsur A, tanggal B adalah unsur B, dan seterusnya. Hal ini tidak kekal karena tidak dilihat dari sisi karmanya, misalnya kelahiran A berarti orang tersebut memiliki karakter A. Walaupun dominan terjadi, tetapi hal tersebut tidak selalu benar. Kita disarankan untuk hanya mengambil sisi positif sebagai koreksi diri.

Apa pesan Bhante Nyanasila, Thera kepada pembaca Majalah Berita Dharmayana?

Untuk para pembaca Majalah Berita Dharmayana, teruslah belajar mengembangkan pengetahuan intelektual kita, misalnya membaca Kitab Suci Tripitaka dan lainnya. Hal ini dapat menumbuhkan kebahagiaan dan mengubah pola pandang kita, di mana akan membawa kita pada Nibbāna. (SW)

L I N T A S B D

No one in this world wants to be unhappy. An actress, Audrey Hepburn, once said that “The most important thing is to enjoy your life. To be happy.

That's all that matters.” People have their own interpretation and perspective about being happy.

One may say that being rich is being happy, while the others may think that being healthy is all they want.

Sumber Foto: https://www.theatlantic.com/family/archive/2021/03/how-follow-your-dreams-and-get-happier/618384/

But, sometimes we look for many ways to achieve the happiness we want. However, happiness is not that complex and hard to earn, instead it’s just so simple that sometimes we overlook it. According to Buddhism, happiness is categorized into two, such as worldly happiness (lokiya) and highest level of happiness (Nibbāna). As not everyone can reach Nibbāna, Buddha leads us to reach worldly happiness.

Sumber Foto: https://www.theatlantic.com/family/archive/2021/04/money-income-buy-happiness/618601/

Stated in Aṅguttara Nikāya, worldly happiness is divided into happiness caused by material or wealth and non-material or inner treasure. Here are things, we can do to achieve worldly happiness: 1.

Utthana-sampada (being diligent and hardworking, having broad knowledge, having skills, and avoiding despicable job)

2.

Arakkha-sampada (be aware and protect the wealth we have, keep on hard working to prevent declining in life) 3.

Kalyanamittata (have many good friends and socialize with wise people)

4.

Sama-jivikata (don’t be too stingy and extravagant. Use the money wisely)

5.

Santutthi (be grateful every single day and satisfied with what we have. Throw away all the negative desires)

6.

Share goodness, care for people who are suffering and needing our help. Our life will be useful not only for ourselves but for others too.

7.

Have good morality by doing everything according to norms.

Many people who diligently keep on working may find that their life is in vain because they overlook the happiness itself. Money can’t buy everything. If we do our life according to Dhamma, may we live in happiness, prevent misfortune, and feel blessed.

Instead, if we play ignorance towards Dhamma, our life will be in vain. (AA) Source: https://kmbui.ui.ac.id BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

19

Menjadi Lilin yang Terbakar untuk Menerangi Sekitar

Apa yang terbayang dalam benakmu saat mendengar kata ‘lilin’? Mungkin hanya sebuah benda yang berbentuk silinder, berwarna putih, dan memiliki sumbu yang dapat dinyalakan. Akan tetapi, lilin biasanya merupakan simbol harapan dan kerap disebut sebagai simbol pengorbanan.

Namun, sebagian besar orang masih memahami lilin sebagai simbol filosofi hidup yang sia-sia karena lilin rela mengorbankan dirinya sendiri untuk hancur terbakar hanya demi menerangi sekitarnya.

Sumber Foto: https://cdn.pixabay.com/photo/2016/12/22/22/07/hands-1926414__480.jpg

RENUNGAN

.

Perlu kamu ketahui, ketika lilin meleleh setelah memancarkan cahayanya untuk menerangi kegelapan, sesungguhnya yang terjadi bukanlah sebuah kehancuran. Melainkan dengan melelehnya lilin, dapat disebut sebagai puncak dari sebuah pengorbanan yang tulus dan tanpa pamrih. Lilin begitu setia memancarkan cahayanya, tanpa memedulikan dirinya. Ia menerangi dan memberikan cahaya, walaupun perlahan-lahan akan habis dan akhirnya padam. Lilin dapat digambarkan sebagai seseorang yang menjadi penerang bagi sekitarnya dengan mengorbankan dirinya sendiri.

Seiring berjalannya waktu, terkadang kita akan mulai tersadar dan merasa bahwa filosofi ini tak selamanya baik. Kita sebagai manusia tak bisa hanya diumpamakan dengan lilin karena kehidupan kita tidak sesimpel jalan hidupnya lilin. Lilin yang dinyalakan, menerangi sekitar, kemudian padam. Memang bagus jika dapat bersinar menerangi sekitar, namun apakah dengan cara mengorbankan diri sendiri itu termasuk hal yang baik juga? Cara ini memang tulus, namun tidak bisa dianggap tepat dan benar.

Dalam kehidupan sehari-hari, filosofi lilin tetaplah filosofi yang dapat kita terapkan dan api dapat diibaratkan sebagai nasihat dari ilmu. Penting untuk saling memberi cahaya penerang kepada lilin lain yang kelak akan menyinari sekitarnya. Mungkin terangnya satu lilin tidak dapat bertahan selamanya, tetapi ketika api sudah dibagikan kepada lilin lain, maka dapat bersinar selamanya. Api kita sendiri pun tak akan habis jika kita bagikan kepada orang lain, sama halnya dengan ilmu.

Lilin memang hanyalah sebuah benda yang sederhana, akan tetapi banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari benda kecil ini. Ia mampu menyinari sekitarnya yang gelap gulita dengan badannya yang berukuran kecil. Bahkan demi menerangi sekitarnya, ia rela terbakar dan meleleh.

Walaupun pilihan untuk menjadi lilin bukanlah pilihan yang menyenangkan, paling tidak menjadi lilin merupakan pilihan yang gagah dan berani.

Cahaya dari satu lilin hanya terbatas pada satu sudut saja. Namun, ketika ada sekumpulan lilin, setiap sudut akan tersinari. Sama halnya dengan manusia, walaupun hanya manusia biasa, tetapi mampu membawa pencerahan. Kita bisa memulainya dengan memberi pencerahan kepada mereka yang masih belum mengerti. Dengan satu orang, mungkin hanya mampu membawa sedikit perbaikan kecil pada lingkungan, tetapi ketika sekelompok orang berusaha, perbaikan tersebut akan menjadi lebih nyata dan terlihat.

Perlu kamu ingat satu hal yang tak pernah bisa dimiliki oleh benda ataupun makhluk lainnya di dunia dan hanya dimiliki oleh manusia yaitu akal. Jangan hanya berdiam pada satu peran yang akan merugikan kamu. Lilin, air, pohon, bunga, atau apa pun di dunia ini yang ingin kamu jadikan pelajaran hidup adalah kehendakmu sendiri. Terserah mau menjadi seperti apa karena itu adalah pilihanmu. Akan tetapi, tetaplah harus hidup berguna bagi orang lain. Seperti lilin yang mengajarkan kita untuk memosisikan diri supaya bisa bermanfaat bagi orang lain. (NH) Sumber: https://thefilosofi.blogspot.com

BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

21

The Story of the Blind Turtle

BUDDHIS

Anak muda itu terus mencoba sepanjang hari, namun tetap gagal dan merasa kelelahan. Ia berpikir bila dengan mata yang bisa melihat saja kepalanya tidak bisa masuk ke dalam lubang tersebut, apalagi kura-kura buta di tengah lautan. Tentu lebih sulit, seperti halnya terlahir sebagai manusia dan bertemu dengan ajaran Buddha. Oleh karena itu, ia memanfaatkan waktu untuk melatih diri. Ia pun mulai meninggalkan keduniawian dengan menjadi seorang bhikkhu, berbagi Dhamma di tengah masyarakat.

Sebagai manusia, hendaknya kita memahami tentang Empat Kebenaran Mulia (cattāri ariyasaccāni), kebenaran absolut atau mutlak yang berlanjut untuk siapa saja tanpa membeda-bedakan suku, ras, kebiasaan, maupun agama. Empat kebenaran mulia itu adalah Kebenaran tentang adanya Dukkha (Dukkha), Kebenaran tentang sebab Dukkha (Dukkha Samudaya), Kebenaran tentang musnahnya Dukkha (Dukkha Nirodha), dan Kebenaran tentang jalan berunsur delapan menuju musnahnya Dukkha (Dukkha Nirodha Gamini Patipada Magga).

CERITA

Seekor kura-kura buta yang sedang berenang, secara tidak sengaja memasukkan kepalanya ke tengah-tengah lubang papan yang terombang-ambing di tengah laut.

Seorang anak muda yang mengetahui kisah ini terinspirasi untuk mencobanya. Ia pergi ke sebuah kolam yang sangat besar sembari membawa papan yang dilubangi pada bagian tengahnya. Sesampainya di kolam, anak muda itu melempar papan ke dalam kolam dan menyusulnya. Ia berusaha keras untuk berenang dan menggapai papan tersebut, namun gelombang air semakin besar sehingga papan pun ikut terus bergerak menjauh darinya.

Seluruh ajaran Buddha menjadi pengingat bagi kita di setiap harinya. Tak peduli betapa kaya seseorang, kehidupannya tetap tak terlepas dari ketidakkekalan dan penderitaan. Dalam hidup ini, setahun terasa sangat panjang. Namun, pikirkanlah berapa tahun kita dapat hidup di dunia? Banyak hal di dalam hidup ini yang berjalan tak sesuai harapan.

Maka dari itu, kita harus menenangkan dan meneguhkan hati di dalam Dhamma, melenyapkan noda batin dan melepaskan diri dari kemelekatan dalam hubungan antarsesama. Kita harus berusaha untuk mencapai pembebasan dengan menjalin hubungan baik dengan orang lain, sebab kita akan bebas dari kerisauan dan dapat menjalani hari dengan hati yang tenang dan penuh sukacita. (TV)

Sumber: https://youtu.be

Sumber Foto: Program Master Cheng Yen Bercerita (DAAI TV Indonesia)

BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

23

Kak, lihat banyak sekali lampion

Wah iya!

Indah sekali lampionlampionnya

m

m

Tetapi, mengapa lampion-lampion kecil ini bisa menerangi halaman vihara yang seluas ini ya kak

Hmm, kakak juga tidak tahu

KOMIK

.

BUDDHIS

Bagaimana kalau kita tanyakan saja kepada Bhante

Namo Buddhaya Bhante, kami ingin bertanya, mengapa lampion-lampion kecil ini bisa menerangi halaman vihara yang begitu luas

Baik, Bhante

Terima kasih untuk penjelasannya Bhante

Pertanyaan bagus.

Lampion-lampion kecil ini bisa menerangi halaman vihara yang luas karena mereka bersatu.

Walaupun kecil, tetapi bila bersatu akan menjadi indah dan terang. Maka, nyalakan api penerang dalam hatimu dan saling berbagilah dengan saudara-saudaramu agar kalian akan indah seperti lampion-lampion kecil ini

”Hiduplah seperti lilin. Walaupun hanya seberkas sinar yang kecil, tetapi sangat berguna di kala gelap.”

BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

25

That Day, When I Realized ....

CERITA PENDEK

Sore itu, diriku merasa terpuruk mengetahui bahwa ini sudah kesepuluh kalinya aku gagal dalam audisi menyanyi.

“Aku memang tidak berbakat, mungkin memang bukan jalannya.”

Kata-kata ini terus terngiang-ngiang di kepalaku bersamaan dengan terpaan angin pantai.

Tanpa kusadari, setetes air mata keluar mengenai pipiku. Sudah lama aku tidak menangis karena aku dikenal sebagai anak yang ceria oleh orang-orang sekitarku. Semua orang memuji keunikan suaraku, tetapi mengapa aku selalu gagal? Perasaanku bercampur aduk.

“Oke, ini saatnya aku menyerah. Memang ini bukan takdirku,” kata hatiku saat itu.

Aku duduk di atas pasir pantai dan bernyanyi dengan sepenuh hati untuk yang terakhir kalinya, meluapkan semua amarah dan kesedihan melalui nyanyianku.

Langit pada sore hari sungguh indah. Melihat keindahan matahari terbenam membuat diriku menjadi lebih tenang.

Tiba-tiba, ada seorang ibu dengan raut muka yang sedih menepuk pundakku. Beliau berkata, “Nak, suaramu indah sekali. Nyanyianmu sungguh menghibur suasana hati ibu yang sedang memiliki masalah.”

Aku terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa mendengar ucapan beliau yang membuat aku kembali meneteskan air mata. Kemudian, kuceritakan apa yang kurasakan kepada ibu itu dan beliau memberi nasihat yang sungguh menenangkan hatiku.

“Nak, setiap orang spesial dan diciptakan berbeda-beda. Teruslah berusaha sebab kegagalan adalah jalan menuju kesuksesan,” ucap beliau.

Mendengar nasihatnya, aku langsung kembali bersemangat dan memutuskan untuk terus berusaha. Aku mengucapkan terima kasih kepadanya, lalu pulang ke rumah dengan senyum yang menghiasi wajahku.

Dari cerita pendek di atas, dapat kita pelajari bahwa setiap orang terlahir spesial dan berbeda. Bahkan, kita bisa menghibur seseorang pada masa terpuruknya dan berbagi kebahagiaan melalui hal kecil seperti nyanyian. Memang bukan saatnya, tetapi jika kita terus berusaha menggapai mimpi kita, suatu hari segala kerja keras akan terbayarkan. (AA)

BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

27

Sponsored by:

Sumber: https://buddhazine.com/kathina-dana-vihara-mendut/

BADAN PENGURUS HARIAN KMB DHARMAYANA PERIODE 2021-2022 & TIM REDAKSI BERITA DHARMAYANA EDISI 67&68 MENGUCAPKAN SELAMAT MERAYAKAN KATHINA 2565 B.E./2021

RESENSI FILM

Sumber: https://www.kompas.com

Emil Atmadjaya Tim Jurnalisme Berita Dharmayana berkesempatan untuk mewawancarai Bapak Emil Atmadjaya pada tanggal 3 Oktober 2021 via zoom. Beliau merupakan Co-Founder dan CEO EQ World Indonesia dan Pembina Sadhu United. Mari kita bersama-sama melihat sisi inspiratif beliau dalam hasil wawancara kali ini!

1. Apa yang memotivasi Bapak Emil untuk membangun perusahaan EQ World Indonesia?

“Saya sering pergi ke negara Singapura dan berkomunikasi dengan Founder EQ World Singapura mengenai segala sesuatu yang dibentuk melalui emosi. Banyak orang tahu apa yang sedang dipikirkan, tetapi tidak dapat memahami kondisi emosi mereka saat itu. Mereka kemudian diajak untuk mengetahui emosi dan setelah itu diajak untuk bergabung dalam ajaran Buddha. Lalu, saya membangun EQ World ke Indonesia sebagai cabang pertama. Pada intinya, manusia selalu belajar tentang intelektualitas, tetapi tidak belajar untuk memahami kondisi emosi, sedangkan hal itu diperlukan oleh bangsa Indonesia.”

2. Apakah ada rintangan yang Bapak Emil alami di EQ World Indonesia selama masa pandemi Covid-19? Jika ada, apakah ada tips untuk mengatasi rintangan tersebut?

“Pastinya ada rintangan. Pada Oktober 2020, kami dipercayai untuk menangani delapan proyek besar secara bersamaan. Awal pandemi, saya merasa khawatir, takut, dan cemas, karena satu per satu proyek tersebut berguguran. Saya adalah orang yang “gagap teknologi”, tetapi saya berusaha untuk mempelajari teknologi masa kini, seperti memulai live instagram setiap hari selama 2 bulan tanpa promosi. Akhirnya, di bulan Juni 2021, saya mencoba untuk membuka kelas online. Pada awalnya, saya merasa tidak banyak orang yang ikut karena saya belum menjadi motivator yang terkenal. Namun, ternyata banyak orang yang ikut dan kelas tersebut penuh. Saya merasa beruntung karena bertemu banyak klien dari berbagai negara melalui kelas tersebut dan mulai dikenal banyak orang. Pada intinya, kita tidak boleh menyerah, terus belajar, dan berbagi kapan pun.”

TRUE STORY

.

3. Bagaimana Bapak Emil membagi waktu pekerjaan antara sebagai Co-Founder dan CEO EQ World Indonesia dengan menjadi Pembina Sadhu United?

“Pada awalnya, cukup sulit bagi saya untuk membagi waktu. Saya menetapkan satu hal di pikiran saya, yaitu: jika kita mempunyai tujuan hidup, maka kita harus membuat daftar prioritas dan kemudian mengatur waktu yang dimiliki. Secara spesifik, pukul 8 pagi hingga 5 sore diisi dengan bekerja. Selanjutnya, pulang ke rumah, mandi, makan, bermain bersama keluarga, membina Sadhu United, menjadi pembicara jika diundang, dan lainnya hingga pukul 11 malam. Pada dasarnya, kita harus dapat set the goals and priorities.”

4. Apakah ada perubahan yang dirasakan Bapak Emil saat sebelum dan sesudah bergabung dengan Sadhu United?

“Makin sibuk dan capek, tetapi jauh lebih bahagia serta menjadi lebih mengerti tentang Dhamma.

Bermusik, berkomunikasi, dan saling berbagi menjadi kegiatan yang sering dilakukan di dalamnya.

Saya menjadi lebih aktif ke vihara, memiliki keinginan belajar yang tinggi, dan iman yang lebih kuat setelah bergabung ke Sadhu United.”

5. Apa yang membuat Bapak Emil tertarik untuk menjadi Pembina Sadhu United?

“Berawal dari diajak oleh rekan saya dan saya tidak tertarik karena hanya ingin fokus dalam EQ World Indonesia. Kemudian, mereka mengajak saya bergabung di band musik yang ada di dalam Sadhu United. Setelah bergabung, saya sering diajak untuk berbagi dan akhirnya menjadi penceramah Dhamma. Setelah beberapa waktu, saya akhirnya diangkat menjadi Pembina Sadhu United.”

6. Apa pesan Bapak Emil untuk pembaca majalah Berita Dharmayana?

“Saya melihat ada banyak pandangan salah tentang agama Buddha belakangan ini. Banyak orang merasa agama Buddha memiliki ajaran kuno. Dengan majalah Berita Dharmayana, saya berharap pembaca dapat memahami bahwa agama Buddha itu menarik. Pembaca dapat belajar dan mempraktikkan Dhamma di kehidupan sehari-hari. Saya juga berharap setiap umat Buddha dapat menyebarkan ajaran Buddha ke sekitarnya dan pembaca dapat berbangga sebagai umat Buddha.”

(SW) BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

33

Apakah Sleep Paralysis Berbahaya?

Sumber Foto: https://www.alodokter.com/7-cara-mengatasi-sleep-paralysis

KESEHATAN

Sumber Foto: https://www.sleepcycle.com/sleep-paralysis/sleep-paralysis-what-was-that-thing-in-my-room/

Sleep paralysis merupakan gangguan tidur di mana seseorang merasa lumpuh, tercekik, dan dada sesak, serta sulit bergerak. Sleep paralysis sering dikaitkan dengan hal mistis seperti ketindihan makhluk halus.

Beberapa orang yang mengalami fenomena ini akan berhalusinasi, melihat bayangan hitam yang sedang berada di atas tubuhnya saat tidur.

Sebenarnya, terdapat penjelasan medis kenapa hal ini terjadi. Secara medis, sleep paralysis dapat terjadi karena kurangnya jam tidur, pola tidur yang tidak teratur, posisi tidur, insomnia, riwayat keluarga, dan tekanan psikologis seperti stres, kecemasan, dan depresi. Sleep paralysis akan berbahaya jika dibiarkan terlalu lama karena dapat menyebabkan efek negatif pada fisik dan psikologis seseorang.

Efek tersebut dapat berupa penurunan kinerja otak dan halusinasi saat tidur yang dapat mengganggu keseharian seseorang. Hal ini dapat dicegah dengan tidur yang cukup, tidur dengan posisi nyaman, menghindari makan sebelum tidur, menghindari kebiasaan merokok dan minum alkohol, serta olahraga secara teratur. Apabila sleep paralysis sudah semakin parah, maka penderita diharapkan untuk menemui tenaga medis dalam upaya penyembuhan sebelum membahayakan dirinya sendiri. Jadi, jangan takut dengan sleep paralysis karena sudah dipastikan jika fenomena ini tidak berhubungan dengan hal-hal mistis.

Oleh karena itu, teman-teman harus menerapkan pola hidup yang sehat dan mengatur jam tidur untuk menghindari sleep paralysis. (GM)

Sumber: https://www.halodoc.com

BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

35

Stop Insecure, yuk!

Apakah kamu pernah merasa cemas dalam kehidupan? Entah itu cemas akan kegagalan, kehidupan di masa depan, dan lainnya. Merasa cemas itu normal, tetapi tahukah kamu bahwa semua hal yang kamu cemaskan dapat disebut insecure? Insecure yang berlebihan dan dibiarkan terlalu lama dapat menghambat potensi dirimu. Dengan mengurangi insecure, banyak perubahan positif yang diperoleh dalam hidup.

Tanda-tanda bahwa kamu insecure dapat dilihat saat kamu tidak mau keluar dari zona nyaman, suka membandingkan diri dengan orang lain, memandang rendah diri sendiri, dan haus mendapatkan pujian dari orang lain, serta menghindari interaksi terhadap lingkungan sekitar. Jika kamu merasakannya, maka kamu perlu mengatasinya. Cara terbaik untuk mengatasi adalah dengan fokus mencintai dan menjadi diri sendiri.

Sumber Foto: https://images.app.goo.gl/xQeDUZSho22HoP7Q8

PSIKOLOGI

.

QUICK

TIPS Berikut adalah beberapa cara lain untuk mengatasi insecure, yaitu:

1. Tidak membandingkan diri dengan orang lain.

Walaupun tidak selamanya berujung negatif, hal ini biasanya akan menghabiskan banyak energi dan secara tidak langsung bersifat toxic.

2. Berhenti menyalahkan diri sendiri.

Melawan pikiran negatif memang tidak mudah, namun bila tidak dipaksakan, kamu akan terus dihantui rasa cemas. Ingatlah bahwa kamu bukan satu-satunya orang yang pernah melakukan kesalahan, melainkan semua orang.

3. Selalu bersyukur.

Saat kita memiliki sesuatu, pastinya terdapat pemikiran untuk mendapatkan lebih dari itu.

Cobalah untuk merenung dan bersyukur betapa banyak hal yang dapat kamu syukuri dalam kehidupan.

Kamu juga bisa melawan rasa insecure dengan dikelilingi oleh lingkungan yang suportif dan melakukan segala hal yang dapat membuat dirimu bahagia. Pada dasarnya, setiap manusia memiliki masalah dan kecemasan masing-masing yang tidak perlu dihindari. Kamu cukup menerima tanpa harus membandingkannya dengan orang lain. Jika merasa insecure, biarkan saja energi tersebut masuk terlebih dahulu dan menerimanya. Lalu, coba ingat berbagai kelebihan yang dimiliki, kesenanganmu dalam hidup, dan segala kemudahan yang kamu peroleh, maka rasa insecure tersebut tak akan lama bersarang dalam pikiranmu. (TV) Sumber: https://alodokter.com https://satupersen.net https://hellosehat.com

“Don’t think that someone else is more blessed than you are, because we are blessed in different ways.”

- Ghianne Dikitanan -

BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

37

OPINI BD Wibi Sarono, S.Ag.

@radenwibi Raden Angger Sumedha - Kepala Sekolah SMA Ekayana Dharma Budhi Bhakti (Kecamatan Tanjung Priok, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta) - Ketua MGMP PAB SMA/K Jakarta periode 2017-2020 - Ketua MGMP PAB SMA/K Jakarta periode 2021-2023 (Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha)

“Everlasting Shine” merupakan tema yang cukup menarik untuk dibahas. Pada masa pandemi ini, guru adalah salah satu profesi yang tetap menjadi tumpuan dari pendidikan peserta didik. Meskipun teknologi saat ini berkembang dengan pesat, sentuhan kasih seorang guru tidak akan pernah bisa digantikan oleh teknologi apa pun. Hal inilah yang harus dijadikan momentum bagi seorang guru untuk tetap berperan aktif bagi bangsa dan negara di masa pandemi ini.

Guru harus bisa memodifikasi gaya mengajar dan metode pembelajaran yang mampu dipahami oleh siswa dan memberikan pendidikan yang bermakna, agar anak-anak tetap dapat menikmati pendidikan dengan maksimal meskipun belajar dengan metode online atau daring. Dengan demikian, guru akan selalu menjadi cahaya dan pelita dalam kegelapan pengetahuan peserta didik.

@frankysupriyanto

OPINI BD

Franky Supriyanto

@f_supriyantoMA - Pembicara Dhamma - Pengusaha - Founder of Dhammavādi Buddhist Broadcasting (DBB)

Segala sesuatu selalu mengalami perubahan. Menurut paṭiccasamuppāda, segala sesuatu muncul karena sebab dan kondisi, sehingga tidak ada yang disebut abadi atau eternal. Tidak ada yang abadi jika akan mengalami perubahan, termasuk kesulitan-kesulitan itu sendiri.

Buddha melihat hidup ini diselimuti oleh tiga karakteristik universal. Dalam Buddha Dhamma, ini disebut sebagai Tilakkhaṇa. Tiga karakteristik universal itu antara lain: ketidakkekalan (anicca), penderitaan (dukkha), dan bukan diri (anattā). Di dalam Tilakkhanā Gāthā dikatakan “semua yang terbentuk tidak kekal, dukkha, bukan Aku.” Bila dengan bijaksana orang melihatnya, maka semua kondisi itu tidak ada. Inilah jalan untuk mencapai kesucian. Maka, kita sebagai pengikut Buddha akan selalu menyikapi kondisi dengan mental yang baik dan selalu membagi kebahagiaan dengan semua makhluk.

@vendysatriaa Vendy Satria

Vendy Satria

- CEO of Harvest Goods - Founder of Antara Community (Meditation) - Founder of Bouwen Creative Alam dan kebenaran telah mengajarkan kita bahwa berlian tidak mungkin terbentuk sempurna tanpa panas dan tekanan yang luar biasa, begitu juga dengan manusia. Mental setiap orang juga tidak mungkin terbentuk kuat dan tegar tanpa rintangan yang berat. Yakinlah bahwa hasil tidak akan pernah mengkhianati proses, sesulit apa pun tantangannya, seberat apa pun kondisi kita, percayalah semua keresahan kita akan terjawab.

Teruslah bersinar!

BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

41

Air

Maximum Taste, Fryer Minimum Fat, & Effortless

Sumber: idntimes.com

Teknologi di zaman sekarang terus berkembang pesat, mencakup otomotif, gadget, bahkan alat masak. Masyarakat pada zaman dahulu hanya memasak dengan menggunakan tungku api, kompor minyak, dan lain sebagainya. Penggunaan alat masak tradisional memiliki tingkat bahaya yang cenderung lebih tinggi. Oleh karena itu, perkembangan teknologi juga mencakup alat masak untuk mempermudah pekerjaan dapur dan menurunkan risiko dalam memasak. Salah satu alat dapur yang canggih adalah air fryer.

Sumber: iproperty.com.my

Sumber: cnnindonesia

Air fryer adalah alat dapur yang menggunakan udara sebagai media aliran dan sumber panas. Air fryer memiliki keunggulan di mana saat memasak hanya memerlukan sedikit minyak atau bahkan tanpa minyak. Alat dapur ini mulai populer di kalangan masyarakat karena memiliki manfaat seperti membuat makanan menjadi rendah kalori dan mengurangi risiko penyakit. Air fryer sangat cocok digunakan untuk orang yang sedang diet ataupun orang yang menjaga kesehatan.

Selain itu, air fryer dapat membuat makanan terasa lebih renyah dan tidak berminyak.

TEKNOLOGI

.

Sumber: klikdokter

Ketika menggunakan air fryer, tidak perlu takut dengan cipratan minyak yang dapat menyebabkan luka bakar yang membekas. Tidak hanya itu, air fryer sangat membantu dalam hal memasak karena hanya memerlukan waktu yang singkat dan memiliki timer sehingga tidak perlu khawatir saat ditinggal. Alat ini tidak memerlukan bantuan alat masak lainnya seperti wajan, kuali, ataupun spatula. Air fryer tidak hanya digunakan untuk menggoreng, tetapi juga dapat digunakan untuk mengukus, memanggang, dan juga memanaskan kembali makanan yang telah dingin. Air fryer juga mudah dibersihkan, sehingga saat memasak tidak perlu khawatir dengan noda minyak yang banyak. (GM) Sumber: https://www.beritasatu.com https://www.kompas.com

BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

43

PEMPEK

VEGETARIAN Siapa yang tidak mengenal pempek? Makanan khas Palembang, Sumatera Selatan yang terbuat dari daging ikan yang digiling halus dengan tepung tapioka. Pempek memiliki rasa yang gurih dan dapat dinikmati dengan kuah “cuko”. Pempek terkenal dan disukai banyak orang dari dalam maupun luar Palembang, meskipun berasal dari Pulau Sumatera.

Banyak yang beranggapan bahwa seorang vegetarian tidak dapat menikmati pempek karena terbuat dari ikan. Padahal, pempek vegetarian sudah ada sejak lama di kota asalnya.

Pempek vegetarian biasanya sering ditemukan pada perayaan ulang tahun vihara dan dijual di pasar swalayan Palembang. Cara pembuatan pempek tergolong sederhana, namun memerlukan teknik yang benar dalam mengolahnya. Berikut merupakan langkah-langkah pembuatan pempek vegetarian:

BAHAN ADONAN: - 10 sdm tepung terigu - 3 sdm tepung beras - 8 sdm sagu tani - 1 sdt garam - 1 sdt kaldu jamur - Sagu tani secukupnya untuk mengulen (secara terpisah) - Air panas secukupnya - 6 butir telur

KULINER

.

LANGKAH-LANGKAH: 1. Campurkan tepung terigu, tepung beras, sagu tani, garam, dan kaldu jamur di satu wadah kemudian aduk semua bahan secara merata.

2. Siram dengan air panas sedikit demi sedikit sampai menyatu. Setelah adonan menyatu, tunggu hingga adonannya dingin.

3. Ketika sudah dingin dan bisa diulen, tuang sagu tani sedikit demi sedikit sambil diulen (ulen hingga terasa tidak lengket di tangan).

4. Bagi adonan menjadi enam bagian dan bentuk menjadi bulat, lalu dilubangi menggunakan jari telunjuk. Setelah dilubangi, putar masing-masing adonan menggunakan jari jempol hingga lubangnya cukup besar untuk dimasukkan telur.

5. Didihkan air panas. Sembari menunggu, kocok telur di wadah lain. Jika sudah dirasa cukup, masukkan telur ke masing-masing adonan yang sudah dilubangi, lalu tutup lubang dengan menekan bagian atas adonan.

6. Masukkan adonan pempek ke dalam air mendidih dengan api sedang selama 20 menit agar telur matang sempurna.

7. Jika adonan sudah mengambang, tandanya pempek sudah matang. Pempek dapat ditiriskan, lalu tunggu hingga dingin.

8. Setelah dingin, pempek bisa langsung dinikmati atau digoreng terlebih dahulu.

9. Pempek bisa dinikmati dengan atau tanpa kuah “cuko”. (AA) Sumber: https://cookpad.com

BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

45

KREASI BONEKA POM-POM Boneka pom-pom adalah boneka yang terbuat dari lilitan benang wol. Alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat boneka ini sangat mudah ditemukan, lho! Penasaran bagaimana cara membuatnya? Yuk, langsung saja kita buat!

Alat dan bahan yang diperlukan: - Benang Wol - Kain Flanel - Gunting - Lem - Garpu

Langkah-langkah pembuatan boneka pom-pom 1. Siapkan satu garpu dan dua gulung benang wol dengan warna yang kamu sukai. Lilitkan benang wol pertama ke garpu kurang lebih 150 lilitan. Jika lilitannya semakin tebal, maka akan semakin baik.

2. Selanjutnya, lilitkan benang wol warna lain kurang lebih 80 lilitan di atas lilitan warna pertama. Tidak masalah jika hanya mau menggunakan satu warna yang sama.

3. Jika lilitan benang wol dirasa sudah cukup tebal, ikatlah bagian tengah dari sela-sela garpu. Pastikan ikatannya kencang agar tidak terlepas. Setelah itu, guntinglah sisi kanan dan kiri lilitan benang wolnya.

DO IT YOURSELF

4. Lilitan benang wol akan terurai dan tampak seperti pom-pom. Rapikan pom-pom dengan menggunting benang-benang yang terlalu panjang dan pastikan bentuknya sudah bulat.

5. Lalu, buat lagi satu pom-pom dengan warna yang sama seperti pom-pom pertama.

Pom-pom kedua ini akan dijadikan sebagai badannya, maka dapat dibuat dengan ukuran yang lebih besar, kurang lebih 280 lilitan.

6. Gabungkan kedua pom-pom yang sudah dirapikan. Kemudian, tempel kedua pom-pom tersebut dengan menggunakan lem sehingga menyatu sebagai kepala dan badan.

7. Siapkan kain flanel warna hitam dan gunting dua lingkaran kecil untuk dijadikan mata boneka. Lalu, gunting dua bentuk oval dengan kain flanel warna pink untuk ditempelkan di pipi. Gunting juga satu bentuk belah ketupat dan dua persegi dengan kain flanel warna kuning untuk dijadikan mulut dan kaki.

8. Tempelkan masing-masing potongan kain flanel sesuai pada tempatnya.

Jadilah boneka pom-pom yang lucu dan imut. Selain untuk dimainkan, dapat dijadikan sebagai pajangan di meja belajar juga, lho! Selamat mencoba! (NH)

BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

47

DID YOU

Apakah kalian pernah menghitung berapa kali mata kita berkedip dalam satu hari?

Berkedip merupakan kegiatan mata yang dilakukan secara refleks tanpa disadari.

Berkedip memiliki fungsi untuk melindungi mata terhadap benda asing dan upaya untuk mengistirahatkan mata. Mengapa manusia harus mengedipkan mata setiap saat? Karena kegiatan refleks tersebut memiliki sejumlah manfaat yang jarang diketahui oleh masyarakat luas. Manfaat berkedip adalah untuk menjaga kelembapan mata dengan setiap kedipan yang membasahi bola mata agar tidak iritasi, mencegah berbagai benda asing seperti debu, kotoran, atau binatang kecil yang masuk ke dalam mata, serta cara manusia dalam mengekspresikan emosi terhadap perasaan dan pikirannya.

Ilmuwan menemukan bahwa mata berkedip 15–20 kali dalam satu menit. Jika dikalkulasikan, maka manusia berkedip sebanyak 1.200 kali per jam dan 28.800 kali per hari.

Frekuensi kedipan mata juga tergantung dengan kegiatan yang sedang dikerjakan. Kegiatan seperti membaca, bermain game, dan bekerja di depan layar monitor akan membuat mata jarang berkedip karena konsentrasi. Kedipan mata juga menjadi inspirasi dalam wiper kaca mobil yang diciptakan oleh Robert Kearns dengan sistem mekanisme yang sama. Ide tersebut muncul ketika sumbat botol champagne terpental ke mata Robert sehingga ia mengedipkan matanya tidak beraturan. Oleh karena itu, ia berkesimpulan bahwa mekanisme kedipan mata sama seperti dengan gerak wiper kaca mobil. Sekarang, kita sudah mengetahui seberapa uniknya fakta kedipan mata yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang menakjubkan bukan?

(SS)

Sumber: https://beli.eyevit.co.id https://www.merdeka.com https://lifestyle.kompas.com

KNOW

Berapa Kali Manusia Berkedip dalam Satu Hari ?

RESENSI

Identitas Buku - Judul - Penulis - Penerbit - Tahun Terbit - Tebal Halaman

BUKU

THE ART OF THINKING CLEARLY : The Art of Thinking Clearly : Rolf Dobelli : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) : 2020 : 393 halaman

Buku yang berjudul “The Art of Thinking Clearly” ini menceritakan cara manusia tidak terjebak dalam 99 sesat pikir yang tidak pernah disadari. Buku ini juga menjelaskan cara manusia memiliki pemikiran yang benar dalam perihal bisnis, kemasyarakatan, maupun kehidupan pribadi. Dalam kehidupan manusia sehari-hari, sering ditemukan persoalan, seperti: merasakan bahwa sesuatu yang diyakini banyak orang itu pasti benar, percaya ramalan dan prediksi para pakar di media, serta berniat untuk memulai bisnis karena terinspirasi kisah sukses. Hati-hati! Mungkin Anda sedang terjebak di salah satu sesat pikir dari 99 sesat pikir yang ada di dalam buku ini. Sesat pikir (fallacy) atau kekeliruan bernalar yang timbul karena otak kita, aslinya berkembang di dunia zaman dahulu yang amat beda dengan dunia sekarang. Agar dapat berpikir lebih jernih dan membuat keputusan lebih baik dalam dunia sosial, maka kenalilah ke-99 sesat pikir itu.

Buku The Art of Thinking Clearly memiliki sejumlah kelebihan. Buku ini berisi berbagai macam permasalahan yang dihadapi oleh sejumlah masyarakat dan memberi penjelasan mengenai permasalahan tersebut. Selain itu, buku ini juga menyajikan banyak bentuk pikiran manusia yang terkadang manusia sendiri tidak menyadarinya. Buku ini sangat bermanfaat bagi masyarakat yang ingin melakukan self-improvement (pengembangan diri). Tidak hanya kelebihan, buku ini juga memiliki kekurangan, yaitu penyajian bahasa yang sulit dimengerti oleh kaum anak muda. Terdapat penggunaan istilah-istilah dan bahasa asing yang belum dapat diterima oleh kaum anak muda secara menyeluruh. (FF) Sumber:https://www.quipper.com/id/blog/mapel/bahasa-indonesia/contohresensi-buku/

BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

49

D D N N A A M I BB M AA I Veronica Gabriella - Senior Copywriter di Ruangguru Kalau diibaratkan seperti makanan, Majalah Berita Dharmayana itu lengkap banget rasanya!

Untukku, kontenkontennya enggak cuma bisa dibaca oleh Buddhis, tapi juga dapat dinikmati siapa saja karena pesannya universal: berbagi kebaikan. Aku paling suka rubrik Dhamma, Psikologi, dan Renungan, soalnya dapat menambah pengetahuan sekaligus bikin hati jadi lebih hangat. Sukses terus untuk Tim BD kedepannya! Teruslah berkarya.

Tanggapan: Namo Buddhaya, Ci Veronica.

Terima kasih atas pandangan cici terhadap Majalah Berita Dharmayana yang sangat konstruktif. Semoga Ci Veronica selalu diberkahi karma baik yang luar biasa.

Sādhu ... Sādhu … Sādhu ….

Alexander Hendri -

Tarumanagara

Mahasiswa Fakultas Teknik 2015, Universitas

Menurut saya, Majalah Berita Dharmayana selalu memberikan informasi, ilmu pengetahuan yang sangat informatif dan kreatif seperti resep makanan, tempat wisata, serta cerita pendek yang membuat kita tertarik untuk membaca. Semoga Majalah Berita Dharmayana ini dapat terus berkembang semakin baik lagi. Sukses terus untuk Tim Berita Dharmayana.

Tanggapan: Namo Buddhaya, Ko Alex.

Terima kasih atas waktu dan tanggapan koko mengenai Majalah Berita Dharmayana ini. Semoga Ko Alex diberikan perlindungan dan karma yang baik. Sādhu ... Sādhu … Sādhu ….

Setelah saya membaca isi dari Majalah Berita Dharmayana, saya merasa sangat tertarik untuk melihat ke halaman selanjutnya karena desainnya yang menarik dan kreatif. Selain itu, isi dari majalahnya sangat informatif dan beragam, sehingga dapat menambah wawasan pembacanya.

Penggunaan bahasanya juga mudah dipahami. Oke banget, deh, Majalah Berita Dharmayana ini! Semoga semakin berkembang dengan topik-topik yang lebih menarik lagi. Sukses terus!

MANIA

Mahasiswa Fakultas Farmasi 2019, Universitas Pancasila

BD

Sandra Loretta -

Tanggapan: Namo Buddhaya, Ci Sandra.

Kami selaku Tim Berita Dharmayana mengucapkan terima kasih atas pendapat yang cici berikan terhadap Majalah Berita Dharmayana.

Semoga Ci Sandra senantiasa dilindungi oleh Sang Triratna dan hidup penuh kebajikan. Sādhu ...

Sādhu … Sādhu ….

Vincent Yang -

Mahasiswa Universitas Internasional Batam, Wakil Ketua UKM Buddha Universitas Internasional Batam Saya pribadi tertarik dengan Majalah Berita Dharmayana, baik desain maupun informasinya sudah baik. Akan tetapi, dari bagian cover, mungkin tulisannya bisa menggunakan warna yang lebih terang. Di bagian logo, jika memungkinkan background-nya lebih baik menampilkan warna yang terang karena kurang terlihat akibat perpaduan warna yang sama-sama gelap.

Tanggapan: Namo Buddhaya, Ko Vincent.

Terima kasih atas waktu dan opininya mengenai Majalah Berita Dharmayana.

Kami dari Tim Berita Dharmayana selanjutnya akan memperbaiki dan memproduksi majalah dengan versi yang lebih baik. Semoga kehidupan Ko Vincent dapat berjalan lancar dan selalu diberkahi dengan karma baik. Sādhu ... Sādhu …

Sādhu ….

BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

51

LINTAS

Dharmayana’s Welcoming Party (DWP) adalah acara yang rutin diadakan setiap tahun oleh KMB Dharmayana Untar untuk menyambut teman baru mahasiswa/i Buddhis Universitas Tarumanagara. DWP tahun ini diselenggarakan pada hari Sabtu, tanggal 4 September 2021 yang dihadiri sebanyak 124 peserta secara daring dan bertemakan “Achieve Your Dreams Start From Here”.

Oleh seluruh panitia DWP, terbentuknya tema ini atas dasar mimpi-mimpi kecil mereka yang mulai tercapai semenjak menjadi bagian dari pengurus UKM Dharmayana. Melalui tema ini, para panitia berharap mahasiswa/i Buddhis baru juga merasakan hal yang sama saat mengikuti DWP. Dengan lebih mengenal serta berkontribusi sebagai keluarga besar dan pengurus Dharmayana, para mahasiswa/i Buddhis baru dapat mencapai mimpi-mimpi mereka.

Ketua pelaksana acara ini adalah Queeny Callista dari Fakultas Psikologi 2020, serta Gerry Marvinson dan Cecilia Ang dari Fakultas Psikologi 2020 selaku Master of Ceremony DWP tahun ini. Acara DWP diawali dengan sesi mini games yang dipandu oleh game master, Liani Cynthia, dari Fakultas Psikologi 2020. Selanjutnya, terdapat sesi perkenalan Ketua Umum Dharmayana, Desi Merianti dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2018 dan dilanjutkan dengan pemutaran video perkenalan Badan Pengurus Harian (BPH).

Sesi berikutnya merupakan sesi perkenalan Ketua Redaksional Berita Dharmayana (BD), Dewi Yuliana dari Fakultas Teknik 2019 dan dilanjutkan pemutaran video perkenalan dari BD. Kedua sesi perkenalan ini ditutup dengan tanya jawab.

BD

DHARMAYANA’S WELCOMING PARTY 2021

Memasuki sesi berikutnya, ada penampilan dari Band Dharmayana yang ditayangkan dalam bentuk video. Kemudian, dilanjutkan dengan sesi sharing dari alumni yang dibawakan oleh Ci Janice Muis dari Fakultas Seni Rupa dan Desain 2014 dan Ko Dhean Juventius dari Fakultas Psikologi 2016. Sesi sharing lalu ditutup dengan tanya jawab antara peserta dengan alumni.

Sebelum penutupan acara, terdapat pengumuman untuk pemenang giveaway, mini games, dan peserta teraktif. Tidak lupa juga, terdapat sesi foto bersama dengan peserta. Acara DWP 2021 ini berlangsung dengan sangat meriah. Selain mendapatkan pengalaman yang berkesan, para mahasiswa baru juga dapat mengenal lebih dalam seputar UKM Dharmayana beserta BPH dan BD. “Acara DWP seru karena ada sesi games dan hadiahnya menarik. Ada juga sesi tanya jawab dengan alumni, jadi bisa lebih tahu tentang dunia kerja dan Dharmayana itu sendiri,” kata Vania Tan Lim dari Fakultas Ekonomi 2020, salah satu peserta DWP 2021. (NH)

BERITA DHARMAYANA EDISI 67 ~ 2021

53

Kelas Editing 2021 Divisi Editing Berita Dharmayana

Pada kesempatan kali ini, divisi editing dari Berita Dharmayana mengadakan kelas editing bertema “Peran Self-editing Sebelum Masuk Meja Redaksi”.

Acara ini diselenggarakan pada tanggal 18 September 2021 dengan Kak Andhyrama sebagai narasumber. Beliau merupakan penulis novel berbagai genre yang dikenal sebagai ‘Avathor’ (Avatar dan Author) oleh pembacanya. Menurut Kak Andhyrama, self-editing merupakan hal yang sangat penting karena dapat membuat penulis menjadi lebih berkembang dan pembaca lebih menikmati karya tersebut. Dengan swasunting, peluang karya untuk diterima di meja redaksi juga lebih besar.

Menurutnya, tujuan utama penulis adalah menikmati penyelesaian karyanya, lalu mengedit karya tersebut berdasarkan kamus penunjang tepercaya. Kita diajak untuk tidak mudah puas dengan karya kita dan juga terbuka untuk menerima dan melakukan perbaikan.

“Kelas editing yang kemarin saya ikuti sangat informatif dan sangat berguna untuk membantu saya dalam mengetik.

Pembawaan kelasnya juga benar-benar seru dan tidak membosankan,” kata Novi Huang dari Fakultas Seni Rupa dan Desain 2020, salah satu peserta dari kelas editing. (AA)

Kelas Jurnalisme 2021 Divisi Jurnalisme Berita Dharmayana Pada tahun ini, divisi jurnalisme Berita Dharmayana mengadakan kelas jurnalisme yang bertemakan “Memulai Karier sebagai Penulis Artikel”. Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis agar lebih menarik dan memperkenalkan prospek kerja sebagai penulis. Kelas jurnalisme ini mengundang Veronica Gabriella, seorang Copywriter di Ruangguru sebagai pembicara. Ci Vero menyampaikan materi yang dimulai dari rumus pembuatan konten, memberikan pengalaman pribadi sebagai seorang penulis, dan mengenalkan ragam jenis penulis artikel.

LINTAS

Kelas Layout 2021 Divisi Layout Berita Dharmayana

Divisi layout dari Berita Dharmayana mengadakan kelas layout bertema “Create Your Own Calendar with Adobe Illustrator”.

Kelas ini diadakan pada Minggu, 26 September 2021 via Zoom Meeting dengan mengundang Kevin Hadisurya, mahasiswa Universitas Tarumanagara jurusan Desain Komunikasi Visual, sebagai pembicara.

Seluruh peserta kelas layout mendapatkan pembelajaran mengenai layout dan Adobe Illustrator. Berlangsungnya kelas dapat dibilang singkat, namun pembelajaran yang didapatkan sungguh bermanfaat dan menarik. Pembawaan Ko Kevin sangat mudah dipahami, sehingga peserta nyaman dan antusias bertanya-tanya.

Kelas layout diadakan dengan mempraktikkan langsung pembuatan kalender melalui sesi “live teaching” menggunakan Adobe Illustrator. Adobe Illustrator adalah program aplikasi editor grafis berbasis vector, buatan dari perusahaan Adobe. Terdapat prinsip dasar layout dalam penggunaan grid, penekanan dan skala, keseimbangan, dan rule of thirds.

“Kelas layout yang kemarin aku ikutin menarik dan informatif banget. Aku yang awalnya bener-bener buta dan nggak suka banget sama dunia per-design-an, tapi dengan mengikuti kelas layout kemarin, aku jadi mau belajar dan mencoba design karena ternyata design itu seru,” kata Jesslyn, salah satu peserta dalam kelas layout. (TV)

BD

Kelas jurnalisme juga mendapatkan banyak tanggapan positif dari peserta. “Kelas jurnalisme sangat bermanfaat, ya. Di sana saya mendapatkan beberapa pengetahuan dari cara menulis artikel yang baik dan apa saja yang perlu saya perhatikan. Ci Vero juga kelihatan sangat menguasai materi, pembawaan materi juga sangat ceria, ramah, dan jelas. Kemudian, panitia-panitia beserta MC dari kelas jurnalisme juga kelihatannya sangat siap dan gesit dalam membalas peserta. Intinya, kelas jurnalisme sangat bagus dan bermanfaat, horeee!” kata Queeny Callista selaku salah satu peserta dalam kelas jurnalisme ini. (GM)

Terima kasih

kepada donatur dan kontributor Berita Dharmayana Deddy (Loekhun Susat) BEC (Buddhist Education Centre) Vihara Metta Palmerah Rudi Suhardi Ivan Santiago Lucky Santoso William Sudassi Laurencia Dewita Peily Dian Lie Nyoman Oka Wahyudhi Robin Kamil Dhean Juventius Santi Lia Felix Kusuma Wijaya Ferdinan Hendra Komunitas Teratai Sejahtera @beritadharmayanauntar 089502759088 Beritadharmayana85@gmail.com