Peaceful Heart, Peaceful Life

Sajian Utama

Peaceful Heart, Peaceful Life

32

True Story

46

Do It Yourself

Handaka Vijjananda

Lilin Aromaterapi

EDISI KE-

65

OKTOBER 2020

06

BADAN PENGURUS HARIAN KMB DHARMAYANA & TIM REDAKSI BERITA DHARMAYANA mengucapkan

SELAMAT HARI KATHINA 2564 B.E./2020

Tim Redaksi Berita Dharmayana 2020/2021 Penasihat Rektor Universitas Tarumanagara Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan Pembina Ketua Lembaga Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Tarumanagara Dr. Adianto, M. Sc. Pembimbing Y.M. Cittagutto Mahathera Y.M. Nirmana Sasana Penanggung Jawab Ketua Umum Dharmayana Universitas Tarumanagara Ardiansyah Pebrianto Ketua Redaksi Fellisia

DARI REDAKSI

Wakil Bidang Redaksional Viovenica Bongyoga Wakil Bidang Operasional Felix Kusuma Wijaya Sekretaris Try Ratnasari

Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya,

Bendahara Hendri Putra

Kedamaian hidup dan hati saling berkaitan dalam kehidupan. Dengan begitu, apakah kamu sudah merasakan kehidupan yang damai? Jika hatimu damai, kamu pasti dapat merasakannya.

Sering kali kita mendengar ucapan “damai itu indah”, namun masih banyak orang yang belum merasakan kedamaian yang dapat dicapai melalui pikiran, ucapan, dan perbuatan.

Membahas tentang kedamaian, kali ini Berita Dharmayana edisi ke-65 mengangkat tema Peaceful Heart, Peaceful Life. Tema ini menjelaskan bahwa ketika hati kita damai, kehidupan yang damai pun dapat kita rasakan. Pembaca diharapkan dapat mengembangkan hal-hal positif dalam dirinya untuk menemukan suatu kedamaian.

Melalui Berita Dharmayana edisi ke-65, semoga pembaca dapat semakin berkembang dan memperoleh manfaat dari tema yang diangkat. Kami segenap tim Berita Dharmayana mengucapkan terima kasih kepada pembaca setia dan pihak-pihak yang telah mendukung, baik secara moril maupun materiil dalam memberikan kontribusi terhadap penyebaran dhamma.

Divisi Jurnalisme Vivia Chandra Erika Destianti • Juandi • Mirabella • Pannanda Liko Yu Standy Wico • Thania Patricia

•

Divisi Editing Verronica Desi Merianti • Dewi Yuliana • Doris Antonia • Rius Wintan Divisi Layout Divina Laurentia Agustina • Arlen Giovani • Desmiyati • Nadia Sabina • Riki Jordan Divisi Dana dan Bursa Mardiana Agnes Cynthia • Dandy Rimanto • Septephanie Regina • Steven Setiadi Divisi Sirkulasi dan Humas Herwin Larsen Deren Adichandra • Dharmawan Tanuwijaya • Dwi Egalita Novia Maharani • Grecia Stefani • Sofia Alamat Redaksi Sekretariat Dharmayana Universitas Tarumanagara Jalan Letjen S. Parman No. 1 Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5671747 Ext. 711 No. Rekening BCA 4670152141 a.n. Hendri Putra Email: beritadharmayana85@gmail.com

Sabbe Sattā Bhavantu Sukhitattā.

Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia.

Mettacitena, Tim Redaksi Berita Dharmayana BERITA DHARMAYANA EDISI 65 | 2020

3

DAFTAR ISI 6

14

Sajian Utama - Peaceful Heart, Peaceful Life - Happy People Don't Do This - Dalai Lama's Guide to Happiness - Let's Get Through This Together!

Artikel Dhamma - Kebahagiaan dan Kedamaian dalam Ajaran Buddha

16

Konsultasi Dhamma

18

Dhamma In English

20

- Bhikkhu Jayamedho Thera

- Buddha's Way to Get Through Big Obstacles

Renungan - Memento Mori

22

Cerita Buddhis - Pancaran Mettā

26

Komik Buddhis

31

Opini BD

32

True Story

34

Kesehatan

- Ketenangan dan Kedamaian dalam Hati

- Andrie Wongso - Dr. Adi W. Gunawan, ST., MPd., CCH® - Upasaka Pandita Nyanawangsa Hadibowo Tjandra

- Handaka Vijjananda

- Ingin Badan Sehat?

Ayo Bersepeda!

36

Psikologi - Sering Overthinking?

Kamu Wajib Baca Ini!

48 38

40

- Ambergris

Resensi - Buku: Filosofi Teras - Film: Imperfect

50

52

Lintas BD

- Ketagihan Bermain Media Sosial?

Memang didesain Begitu, Kok!

42 44

Kuliner

- Danau Labuan Cermin

- Yuk, Cobain Rasa Dosa

Do It Yourself - Lilin Aromaterapi

BD Mania - Fiona Dewati - I Made Adnyana, S.H., M.H. - Teguh Prassetya, S.Dt.B. - Jessica Wijaya - Ricky Chandra Johanes

Teknologi

Travelling

46

Did You Know

- Dharmayana’s Welcoming Party 2020 - Kelas Jurnalisme - Kelas Editing - Kelas Layout - Webinar World Health Mental Day 2020

PENGUMUMAN

Namo Buddhaya, Majalah Berita Dharmayana edisi 65 dan 66 tidak dikirim personal lagi.

Bagi yang masih ingin berlangganan Majalah Berita Dharmayana dapat mengirimkan data diri berupa nama, nomor HP, dan alamat lengkap dengan subjek “LANGGANAN BD” ke email Beritadharmayana85@gmail.com

Peaceful Heart, Peaceful Life

Sumber: goodhousekeeping.com

Sumber: lifestylesynomym.net

Sumber: healingtreehealth.com

Sumber: dailysuccesquotes.blogspot.com

SA JIAN UTAMA

“

“Daripada seribu kata yang tak berarti, adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat, yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.”

Dhammapada-Sahassa Vagga-Ribuan: 100 Hidup itu hanya sementara, bahkan terasa cukup singkat. Apakah kamu rela jika hidupmu hanya penuh dengan kotoran batin? Itu terlihat seperti mengabaikan kesempatan baik yang ada.

Sebagai buddhis, kita tahu betapa sulitnya terlahir sebagai manusia, apalagi untuk kedua kalinya. Maka dari itu, manfaatkan kesempatan yang ada dengan sebaik mungkin.

Berikanlah kehidupanmu dengan warna yang indah, penuh cinta kasih, dan kedamaian. Hati yang damai merupakan salah satu penyebab pikiran, ucapan, dan perbuatan yang benar. Tiga hal tersebut akan membawa kedamaian di kehidupan kita. Niat, usaha, dan tindakan yang positif dari dalam diri dibutuhkan untuk mewujudkan hati yang damai.

Salah satu hal yang dibutuhkan beberapa orang dalam menemukan kedamaian adalah keheningan. Ada pula sebuah cerita yang menggambarkan tentang hal itu. Pada suatu hari, ada seseorang yang berusaha menciptakan suaka kesunyian di wihara binaannya.

Beberapa hari kemudian, pejabat pemerintah setempat membuat janji temu dengannya. Ia mengira ada masalah dengan bangunan wihara, tapi ternyata pejabat tersebut ingin berterima kasih kepadanya. Kemudian, pejabat ini menceritakan tentang pekerjaannya yang penuh tekanan sehingga sering kali ia bergegas ke tempat parkir wihara untuk mencari keheningan. Ia hanya perlu duduk dan menyerap keheningan yang ada dari dalam mobil. Dengan begitu, semua kelelahan dan ketegangan yang ia rasakan hilang dan hatinya pun kembali damai.

Kisah di atas menceritakan bahwa keheningan merupakan salah satu cara mencapai kedamaian, namun bukan berarti semua orang akan merasa damai di saat keadaan hening. Banyak upaya yang dapat dilakukan dalam mencapai kedamaian. Setiap orang memiliki cara tersendiri dalam mencapainya. Selain itu, jika niat, usaha, dan tindakan positif dilakukan semaksimal mungkin pasti akan membuahkan hasil positif juga.

Tentunya tidak dalam waktu yang singkat. Semua hal itu adalah proses yang kita tidak tahu kapan akan menuai hasilnya. Semakin giat berusaha, maka semakin cepat pula kita merasakannya di waktu yang tepat. Namun, jika kita telah berusaha dan tidak juga merasakannya, jangan pernah putus asa.

Jika tujuan hati berdamai dan telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan, maka kita akan segera menemukan kedamaian.

Kedamaian akan datang ke dalam diri setiap orang setelah berbagai cara diupayakan. Saat damai terasa di hati, maka hidup pun terasa damai. Hidup yang damai akan membawa pikiran, ucapan, dan perbuatan berada di jalan yang benar. Setelah semuanya berada di jalan yang benar, tentunya kita akan berbuat baik kepada semua orang sehingga mereka turut merasakan dampaknya. Maka dari itu, manfaatkan kesempatan baik ini untuk mencari kedamaian hati agar kedamaian hidup pun dapat tercapai. (VC)

Sumber: Buku Don’t Worry Be Hopey - Ajahn Brahm

BERITA DHARMAYANA EDISI 65 | 2020

7

Sumber : Pexels

P

ada dasarnya, semua orang hanya ingin kebahagiaan. Kita ingin hari-hari kita terbebas dari stres, kekhawatiran, dan memiliki hati yang penuh cinta kasih. Kebanyakan dari kita merasa lebih bahagia di masa kanak-kanak, berbeda dengan masa dewasa yang dihadapkan berbagai macam masalah, tanggung jawab dan keputusan yang harus diambil. Dengan begitu, otak kita terlatih untuk mengolah secara sistematis, idealis, dan rasionalis hingga kita terbiasa untuk selalu berada dalam kondisi di bawah tekanan. Maka dari itu, kita sulit mencapai kebahagiaan.

Padahal yang sebenarnya kita butuhkan

hanyalah kembali bahagia seperti dahulu, bukan karena masa kanak-kanak atau dewasa, melainkan tentang sikap manusia itu sendiri.

Tanyakan pada diri kita sendiri, apa yang menghalangi kebahagian kita? Sadari dan singkirkanlah hal yang menghalangi kebahagiaan kita. Dengan demikian, kebahagiaan alami akan muncul saat seperti kita di masa kanak-kanak.

SA JIAN UTAMA

Berikut empat hal yang tidak dilakukan orang bahagia: 1. Mengkhawatirkan masa depan

Merasa cemas tentang masa depan adalah usaha yang salah untuk membuat dunia sesuai dengan harapan kita. Rasa ingin tahu akan masa depan merupakan hal yang wajar. Dunia adalah tempat yang kacau, dinamis, dan akan selalu demikian. Maka, sadarilah bahwa tidak ada kepastian yang dapat diprediksi di masa depan. Orang yang tidak bahagia menganggap ketidakpastian sebagai ancaman, berbeda dengan orang bahagia yang melihatnya sebagai peluang.

Orang bahagia berpikir bahwa setiap hari adalah kesempatan baru yang tak terduga untuk melakukan hal baik. Inilah yang disebut sebagai optimisme.

2. Memikirkan penyesalan

Penyesalan adalah bentuk kelam dari kerendahan hati; suatu usaha mulia yang lahir dari niat baik dan berubah menjadi tidak produktif. Dalam hidup, cobalah untuk tidak terlarut dalam penyesalan. Belajarlah dari hal tersebut agar dapat menjadi lebih baik dan memperoleh pengalaman yang bermakna. Terlalu terlarut dalam penyesalan membuat jalan kita menuju masa depan terhambat. Orang yang bahagia tahu bahwa satu-satunya cara untuk tidak menyia-nyiakan hidup adalah melakukan yang terbaik dan semampu kita dengan tidak membuang waktu. Mereka tahu apa yang dimiliki saat ini dan tidak membiarkan penyesalan dari masa lalu menghalangi kebahagiaan mereka.

3. Mengeluh

Dengan mengeluh, kita telah menyia-nyiakan kesempatan yang ada dan memilih untuk menjadi korban. Mengeluh membuat kita merasa tidak berdaya dan mulai menyesali hasil sementara yang dianggap final. Orang yang bahagia tidak mengeluh tentang permasalahan yang dialami selama masih memiliki kesempatan untuk memperbaikinya. Mereka menggunakan segala kekuatan untuk mencari sudut pandang dan ide baru yang fleksibel, bukannya menjadi frustrasi ataupun takut.

4. Berpikiran tertutup

Berpikiran tertutup adalah usaha untuk melindungi ego kita dari rasa malu karena dianggap salah oleh sanksi sosial. Padahal, kesalahan dan kegagalan dalam mencoba adalah cara kita belajar dan berinovasi. Berpikiran tertutup membuat kita merasa 'terlindungi' untuk jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang, hal itu membuat kita melupakan hal penting, yaitu belajar. Orang yang bahagia berusaha melakukan yang terbaik untuk saat ini, dengan cara mempelajari apapun yang dapat dipelajari dan menikmati hari-harinya. (TP)

Sumber: https://medium.com

BERITA DHARMAYANA

EDISI 65 | 2020

9

Sumber: Victoria Jones dari Shutterstock

M A L A I ’S A DAL O H T A E G UID P PI “As above, so below, as within, so without, as the universe, so the soul.” ― Hermes Trismegistus Kebahagiaan tidak hanya mengalami dan merasakan suatu peristiwa yang menyenangkan, namun merupakan berbagai perbuatan baik yang dilakukan sehari-hari. Menurut Dalai Lama, kebahagiaan merupakan suatu hasil dari berbagai proses mental yang terjadi di dalam diri, seperti kehangatan dan kedamaian hati yang menimbulkan pikiran damai. Pikiran dapat menghilangkan rasa sakit sehingga timbullah kebahagiaan.

Kebahagiaan dibagi menjadi dua level, yaitu sensorial dan mental.

Kebahagiaan level sensorial bersifat jangka pendek, tidak kekal, dan berkaitan dengan hal-hal duniawi seperti mendengar musik, menonton acara TV, melihat hal-hal yang indah, hingga kebutuhan akan seks.

Sedangkan, kebahagiaan level mental bersifat jangka panjang dan juga bersifat kekal yang ditimbulkan dari pikiran,

N E SS

perkataan, persepsi, dan perbuatan. Pada hakikatnya, kebahagiaan setiap manusia selalu datang dengan porsi yang sama.

Peran manusia adalah menjaga porsi yang diberikan agar tetap utuh, bukan menguranginya.

Satu hal penting untuk mendapatkan kebahagiaan adalah dengan tidak mengotak-ngotakkan manusia. Seperti yang dilakukan oleh Dalai Lama, yaitu merasa setara dengan tujuh miliar penduduk dunia lainnya. Hal ini dilakukannya karena beliau menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki kesamaan, yaitu kepemilikan atas mentalitas, emosi, dan intelektual. Selain itu, pusat kebahagiaan sesungguhnya berada dalam diri sendiri. Peraturan kebahagian ini cukup sederhana, berbuat buruk mendapatkan konsekuensi dan berbuat baik mendapatkan kebahagiaan.

Selama kita mengikuti aturan main dan melakukan hal-hal yang baik kepada sesama, maka kebahagiaan akan selalu mengikuti. Sama dengan kebahagiaan, kesedihan merupakan hasil dari berbagai

SA JIAN UTAMA

macam proses mental seperti self-centered attitude dan kurangnya kasih sayang (rasa kompetitif, iri, dan amarah), sehingga menyebabkan frustasi, depresi, dan kesendirian.

Kesedihan bukanlah akibat lingkungan, melainkan ciptaan sendiri. Ibaratkan seperti kapal yang tenggelam bukan karena air di sekitarnya, melainkan karena air yang masuk ke dalam kapal.

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, baik hari ini maupun besok. Selama kita hidup, maka kita akan terus berharap. Harapan tersebut akan selalu ada mengikuti kehidupan. Faktanya, banyak orang berhenti mencari harapan dan merasa putus asa.

Inilah faktor utama orang melakukan perbuatan buruk, lalu merasa sedih hingga depresi, bahkan berniat untuk mengakhiri hidupnya.

Berikut adalah bentuk-bentuk latihan yang dianjurkan Dalai Lama untuk mencapai kebahagiaan: 1. Melatih Pikiran Otak (pikiran) setiap orang juga mempunyai otot layaknya anggota tubuh lain.

Semakin sering dilatih semakin kuat pula persepsi, pola pikir, dan pendirian orang tersebut. Ada beberapa cara untuk melatih pikiran, yaitu: (1) Bermeditasi, (2) Merasakan dan meluapkan emosi, serta (3) Menerima dan memahami pikiran apapun yang terlintas serta tidak berusaha untuk melawannya (menangislah pada saat menangis, tertawalah pada saat tertawa), jika kamu melawan maka ia akan semakin bertahan. Setiap orang hendaknya menyadari bahwa segala sesuatu yang tidak berjalan sesuai harapan merupakan hal yang wajar. Jangan lupa untuk selalu memaafkan, berdamai, dan mencintai diri sendiri karena mencintai diri sendiri merupakan cinta terbaik.

2.Mengubah Perspektif Saat masalah muncul, kita sering kali mengkhawatirkannya dan bukan mencari solusi. Kita harus menyadari bahwa pandangan tersebut salah. Dengan begitu, kita dapat mengambil perspektif lebih luas, seperti mencari solusi dan mensimulasikan skenario terburuk untuk menyiapkan diri dari kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Apabila hal itu terjadi, kita telah siap untuk menghadapi dan menanggung konsekuensinya.

3.Welas Asih dan Altruisme Altruisme adalah sebuah keyakinan atau praktik perhatian tanpa pamrih untuk kesejahteraan orang lain. Dalam mengembangkan welas asih, seseorang harus mulai dengan harapan bahwa dirinya sendiri bahagia dan bebas dari penderitaan, kemudian gunakan perasaan itu untuk merangkul dan menolong orang lain (dianalogikan seperti penggunaan masker oksigen pesawat yang memprioritaskan diri sendiri terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan memasangkannya kepada orang lain). Dalam membangkitkan welas asih, Dalai Lama menyarankan untuk memikirkan seseorang yang benar-benar menderita dan membiarkan respons alami kita muncul. Pikirkan betapa kita menginginkannya bebas dari penderitaan.

Altruisme yang muncul dari welas asih adalah komponen kunci kebahagiaan. (PLY) Sumber: https://www.youtube.com https://daringtolivefully.com https://theunboundedspirit.com

BERITA DHARMAYANA EDISI 65 | 2020

11

Let’s Get Through This Together!

Pernahkah kamu berpikir apa yang menjadi tujuan akhir dari kehidupan ini? Mungkin kamu akan kebingungan sambil memikirkannya kembali. Namun, pasti kamu sudah tahu tujuan akhir kehidupan menurut Sang Tathāgata, yaitu nibbāna sebagai kebahagiaan tertinggi.

Nibbāna adalah sesuatu yang “tidak dilahirkan, tidak menjelma, tidak tercipta”.

Oleh karena itu, nibbāna bersifat kekal (dhuva), damai (santi), dan bahagia (sukha).

Hal itulah yang seharusnya umat Buddha capai. Tentu banyak rintangan yang akan dilewati dalam prosesnya, mulai dari hal kecil hingga besar, maupun dalam waktu

singkat atau lama. Kadang kala, sumber dari rintangan tersebut bukan hanya berasal dari luar tapi juga dari dalam diri kita sendiri.

Buddha telah menjelaskan bahwa ada lima rintangan batin yang melemahkan kebijaksanaan dan memperkuat kotoran batin (lobha, dosa, dan moha), yaitu: (1) Nafsu indrawi (kama-chanda), (2) Niat buruk (byapada), (3) Kemalasan (thina-middha), (4) Kegelisahan dan penyesalan (uddhacca-kukucca), dan (5) Keraguan (vicikiccha). Tidak jarang, salah satu atau lebih dari rintangan batin muncul dan membuat suatu konflik di dalam diri kita sendiri.

Sumber: Helena Lopes dari Pexels

Kondisi pandemi COVID-19 membuat rintangan yang akan kita hadapi semakin banyak. Namun, hal ini juga membuka banyak ladang baru dalam rangka mendamaikan batin kita. Kita yang lahir di bumi sangat beruntung karena tidak semua 31 alam kehidupan dapat memiliki wujud yang mendukung untuk mengikis kotoran batin.

Kita dapat mengikis kekotoran batin dengan lima sifat luhur yang terkandung dalam Aṅguttara Nikāya V, 161, yaitu:

Cinta kasih (Mettā) Sifat luhur yang pertama adalah cinta kasih (mettā) yang menyeluruh terhadap semua makhluk. Mettā bukan berarti cinta kasih yang dilandasi oleh nafsu dan kecenderungan pribadi, karena kedua hal ini akan menimbulkan dukkha. Mettā dapat diumpamakan sebagai, “Seorang ibu yang melindungi anak tunggalnya, sekalipun mengorbankan hidupnya. Begitu pula terhadap semua makhluk, kembangkan cinta kasih tanpa batas”.

Dalam kondisi pandemi seperti ini, kita dapat memancarkan cinta kasih dengan berpartisipasi membantu para korban yang terdampak di wilayah sekitar tempat tinggalmu, dan memberi dukungan bagi mereka yang dirugikan selama pandemi ini, seperti makanan, minuman, bahan kebutuhan pokok lainnya, termasuk dukungan moral.

SA JIAN UTAMA

Belas kasih (Karuṇā)

Sifat luhur yang kedua adalah belas kasih (karuṇā) yang dirumuskan sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan rasa kasihan bila mengetahui orang lain menderita, sehingga timbul keinginan untuk meringankan penderitaannya. Contoh sikap belas kasih di kondisi pandemi seperti ini adalah dengan senantiasa berusaha mengurangi penderitaan makhluk hidup baik langsung maupun tidak langsung. Hal ini dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari kita baik dari pikiran, ucapan, maupun perbuatan kita. Contohnya adalah berusaha semaksimal mungkin untuk membagikan sembako ke orang yang sedang membutuhkan, maupun menyumbangkan peralatan medis kepada rumah sakit yang sedang membutuhkan.

Keseimbangan batin (Upekkhā) Keseimbangan batin sangatlah penting terutama bagi umat awam di dunia yang sangat kacau dan tak menentu. Sang Buddha bersabda, “Orang bijaksana tidak menunjukkan rasa gembira maupun kecewa dengan pujian dan celaan. Mereka tetap teguh bagaikan batu karang yang tak tergoyahkan oleh badai. Demikianlah mereka melatih keseimbangan batin.”

Contoh sikap yang bisa kita terapkan adalah menerima apapun yang terjadi di kala pandemi COVID-19, seperti melakukan kebiasaan baru atau berusaha beradaptasi dengan kondisi saat ini tanpa menyalahkannya.

Melupakan kebencian (Asatiamanasikara) Di saat-saat yang seperti ini, kita lebih baik melupakan kebencian yang kita miliki dan mulai mengingat kebaikan yang orang telah lakukan kepada kita. Pada kondisi saat ini, semua orang sedang melewati cobaan besar dan ingin melewatinya bersama.

Salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah memaafkan orang lain yang pernah dibenci ataupun membencimu. Jadikan momen karantina di rumah ini sebagai waktu refleksi bahwa semua orang dapat berubah menjadi lebih baik lagi.

Merenung tentang kepemilikan perbuatan setiap makhluk (Kammasakata) Setiap makhluk merupakan pemilik perbuatan mereka sendiri, serta terwarisi, terlahir, berkerabat, dan bergantung pada perbuatan mereka sendiri. Perbuatan apapun yang mereka lakukan, baik ataupun buruk, itulah yang akan diwarisi. Hal ini adalah kebenaran mulia yang dapat kamu ingat dengan menjadikannya perenungan untuk berdamai dengan batinmu.

Tentu kita tahu bahwa segala sesuatu yang terjadi di pandemi ini datang bukan tanpa sebab. Maka dari itu, tetaplah berbuat baik kepada sesama, agar kita selalu bahagia. (JU) Sumber: http://dhammacakka.org https://id.wikipedia.org Sumber: Dokumentasi Metta Day XXV

Sumber: Dokumentasi Metta Day XXV

BERITA DHARMAYANA EDISI 65 | 2020

13

Kebahagiaan dan Kedamaian dalam Ajaran Buddha Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk.

Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran murni, maka kebahagiaan akan mengikutinya, bagaikan bayang-bayang yang tak akan meninggalkan bendanya ( D h a m m a p a d a -Ya m a k a Vagga-Syair Berpasangan: 2)

Sumber: Canva

Buddhisme mengajarkan bahwa sumber nyata dari kebahagiaan abadi adalah kedamaian batin. Jika batin kita damai, maka selamanya kita akan mendapatkan kebahagiaan tanpa dipengaruhi oleh kondisi eksternal. Apabila kita selalu mencari kebahagiaan eksternal, maka kemarahan, kekecewaan, dan ketidakpuasan yang akan selalu menghantui.

Sering kali pola pikir kita menganggap bahwa setiap masalah yang terjadi adalah hal yang buruk, padahal baik atau buruk tidak ada yang tahu. Kita menyadari bahwa kedamaian dan kebahagiaan mengacu pada pola pikir yang harus terkendali. Begitu pun dengan ekspektasi dan kemelekatan yang harus dikendalikan agar ketidakpuasan tidak timbul. Pikiran negatif seperti kemarahan, kemelekatan, dan kebodohan dapat muncul ketika seseorang tidak dapat menghadapi dan menerima realita. Pikiran ini dapat dihilangkan dengan mengembangkan kemurahan hati, belas kasih, dan kebijaksanaan, serta belajar menerima realita dan selalu melihat sesuatu dari sudut pandang yang bervariasi.

Buddha mengajarkan manusia untuk mencapai kedamaian batin agar dapat menolong sesama. Bentuk dari perilaku menolong sesama dapat diwujudkan dengan menciptakan kedamaian dunia. Dunia yang damai tidak akan tercapai jika manusia tidak berinisiatif untuk membangun kedamaian dirinya sendiri terlebih dahulu. Pikiran dan perbuatan pribadi yang baik dapat mendukung terbentuknya kedamaian diri, sehingga kedamaian dunia pun dapat terwujud.

ARTIKEL DHAMMA

Kebahagiaan dan kedamaian dalam ajaran Buddha telah dibahas dalam ilmu pengetahuan. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa umat Buddha memegang rahasia kebahagiaan.

Penelitian dari University of Wisconsin-Madison melakukan scan pada otak bagian pengelolaan emosi, suasana hati, dan temperamen umat Buddha yang disiplin menjalankan sila dan meditasi.

Hasil menunjukkan bahwa terdapat aktivitas luar biasa pada bagian lobus yang menandakan ketenangan dan sukacita.

Hasil penelitian lain pada umat Buddha yang rutin bermeditasi menunjukkan bahwa bagian “kebahagiaan pusat” pada otak terus-menerus hidup dengan sinyal-sinyal elektrik yang berkaitan dengan sikap tenang, puas, dan kebahagiaan. Selain itu, penelitian lain juga menunjukkan bahwa umat Buddha memiliki aktivitas yang lebih sedikit pada bagian otak yang memproses rasa takut dan cemas. Hal lainnya diungkapkan oleh Paul Seto, Direktur The Buddhist Society, “Banyak orang gembira dan tertarik tentang meditasi, tapi kami telah mengetahui itu semua dari dulu. Walaupun pada saat itu Buddhisme masih menunggu bukti ilmiah, tetapi kami tahu ajaran Buddha memang sesuai dan bermanfaat”. Meditasi bukanlah suatu ritual dalam agama Buddha, sehingga dapat dilakukan secara rutin sebagai bentuk pelatihan diri yang paling sederhana bagi umat Buddhis maupun non-Buddhis, agar dapat menjalankan hidup yang lebih damai, tentram, dan bahagia.

Pesan yang ingin disampaikan dalam artikel ini adalah pentingnya melatih pikiran, menghindari kemelekatan, dan menjaga ekspektasi. Pikiran adalah titik pusat. Kita dapat mengatur diri sendiri dengan mengendalikan pikiran, salah satunya dengan bermeditasi.

Inilah yang perlu diketahui untuk mencapai kebahagiaan dan kedamaian dalam ajaran Buddha.

Sumber: https://segenggamdaun.com https://analisadaily.com https://kompasiana.com

BERITA DHARMAYANA EDISI 65 | 2020

15

Konsultasi Dhamma Bhikkhu Jayamedho Thera

Wawancara: Senin, 31 Agustus 2020 Melalui Zoom konsultasi dhamma bersama bhikkhu jayamedho

1. Apakah ada ajaran Buddha yang menjelaskan bahwa kita harus membantu diri sendiri terlebih dahulu, sebelum membantu orang lain?

(Viovenica Bongyoga - Bekasi) Secara prinsip memang demikian, tetapi jangan diterjemahkan secara naif. Jika Anda ingin menolong orang yang hampir tenggelam, Anda harus bisa berenang. Lalu, bagaimana kita bisa mempraktikkan baik budi jika tidak ada orang lain. Jadi, menolong diri sendiri itu sudah termasuk menolong orang lain dan begitu pula sebaliknya.

2. Bagaimanakah kebijaksanaan (paññā) dapat muncul dalam diri kita? ( Liliek Darmawan S. - Jakarta) Kebijaksanaan akan muncul dari: •Memahami pengetahuan dari orang lain; •Belajar dari pengalaman orang lain; dan •Belajar dari diri sendiri, majalah, buku, dan sebagainya untuk mengembangkan kebijaksanaan.

3. Apa yang harus dilakukan ketika menghadapi penyesalan dan buta akan arah tujuan?

(Sanrio Indrawan - Jakarta) Penyesalan muncul karena kita sadar telah melakukan sesuatu yang dianggap salah, namun hal itu belum tentu buruk.

Pahami apa yang disesalkan, perbaiki kesalahan yang telah dilakukan, nyatakan penyesalan, dan meminta maaf kepada yang

bersangkutan. Saat buta akan arah tujuan, lakukan dialog dengan orang yang lebih bijaksana seperti bhikkhu, psikolog, hipnoterapis, atau sahabat terdekat mengenai apa yang harus dilakukan. Memiliki sahabat yang bijak merupakan hal yang sangat penting karena ia dapat memberikan nasihat yang berguna di masa depan.

4. Bagaimana manusia awam dapat memahami kematian? Mohon jelaskan juga tentang kematian itu sendiri?

(Rionaldo - Kepulauan Riau) Kematian adalah sesuatu yang paling ditakutkan oleh sebagian makhluk.

Terkadang kita merasa gelisah karena harus berpisah dengan orang yang dicintai, kita tidak tahu kemana kita akan pergi karena merasa dihantui oleh banyak cerita life after death, perbuatan jahat, tidak mengikuti aturan agama tersebut sedangkan kita tidak seagama dengan yang diceritakan. Kematian tidak akan menakutkan jika kita mengetahui maknanya.

Kematian merupakan berpisahnya nāma (batin) dan rūpa (jasmani) untuk berproses. Kita juga perlu memahami hukum sebab akibat (paticcasamuppāda), sehingga kita memiliki kesadaran dalam kehidupan. Kita dapat berumpama seperti sedang meninggal hari ini melalui meditasi.

Meditasi akan mengajarkan kita untuk menutup mata, mulut, telinga, dan hanya memperhatikan batin, serta merenungkan, “Apakah kita sudah baik hari ini?”. Buddhisme

KONSULTASI DHAMMA

mengajarkan jika kita berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha, kita akan menjadi lebih tegar di hari akhir, menerima apa adanya, dan yakin bahwa Buddha, Dhamma, dan Sangha akan menuntun kita.

5. Bagaimana pandangan Buddha tentang makhluk peta yang 'keluar berkeliaran' pada bulan tujuh (chit gwee)?

(Dhean Juventius Tanamal - Jakarta) Kebenaran itu harus universal.

Kepercayaan bahwa makhluk peta akan keluar berkeliaran tidak ada dalam tipitaka.

Sebenarnya pattidāna boleh diadakan kapan pun dan kepada siapa pun (sahabat, guru, dan lainnya), namun adat Tionghoa biasa mengadakannya di bulan tujuh.

Asal usul pattidāna dalam Buddhisme berawal dari kisah Raja Bimbisara yang membuat pesta, namun melupakan leluhurnya yang mengakibatkan ia diganggu oleh arwah leluhur. Maka dari itu, ingatlah leluhurmu dengan mengucapkan . .

“Idam vo ñātinam hotu. Sukhitā hontu ñātayo”, yang artinya, “Semoga timbunan jasa ini melimpah pada sanak keluarga.

Semoga sanak keluarga berbahagia”.

6. Menurut pandangan agama Buddha, apakah makanan yang dipersembahkan untuk leluhur akan sampai kepada mereka? Bagaimanakah bentuknya?

(Felix Florentino - Semarang) Makanan yang dipersembahkan hanyalah ritual, alangkah baiknya jika ritual diikuti dengan faktual melalui pelimpahan jasa kepada leluhur. Makanan disajikan dalam porsi kecil ketika sembahyang.

Setelah selesai, makanan dan kebutuhan

kebutuhan lainnya dapat diberikan kepada orang yang membutuhkan. Kemudian, lakukan pelimpahan jasa untuk leluhur dengan . . membacakan “Idam vo ñātinam hotu. Sukhitā hontu ñātayo.” Soal leluhur menerimanya atau tidak bukanlah urusan kita karena kita tidak bisa menghubungi mereka. Kita hanya perlu mengirim love and compassion.

7. Bagaimana cara membina diri untuk menjadi Buddha?

(Agustina - Jakarta) Mencapai kebuddhaan dimulai dari langkah awal yang menyehatkan bagi diri sendiri, seperti belajar dengan baik, tidak putus asa, dan multidisiplin. Sebenarnya masih jauh, tapi lakukan ini terlebih dahulu: a. Lulus dengan baik (bagi pelajar); b. Hubungan antar personal harus baik, jadilah sahabat baik dari banyak orang; c. Belajar dhamma yang diajarkan Sang Buddha Semua harus dilakukan secara bertahap, seperti menciptakan surga di bumi ini. Keberadaan kita dapat menjadi surga di bumi dengan cara saling menyayangi, rukun, dan mendukung satu sama lain. Dengan begitu, semua orang yang berada dekat kita akan merasa bahagia, tenang, tentram, dan sebagainya. Begitu pula saat meninggal, kita akan ke surga karena telah menciptakan surga di bumi.

Syarat komponen kebuddhaan harus dimanifestasikan dari hari ke hari. Apa yang kita kerjakan saat ini harus didedikasikan untuk kebahagiaan banyak orang. Fokus dalam konsentrasi (samādhi) dan harus bijaksana (paññā).

Bhikkhu Jayamedho berpesan bahwa selama kita belajar, terdapat tiga komponen untuk sukses yaitu: 1. Knowledge, pengetahuan yang kita pelajari di kampus.

2. Spirituality, ajaran sang Buddha tentang kekayaan lahir dan batin harus seimbang diterapkan. Praktik dari pengetahuan itu penting untuk menjadi mahir.

3. Karakter/perilaku, kita harus memiliki karakter yang bermanfaat, dihargai, dan disenangi oleh banyak orang.

Dengan begitu, kita akan memperoleh sahabat yang banyak, serta jalan dan rejeki yang lancar.

Semoga sukses bagi semuanya. Semoga Sang Tiratana memberikan berkah, kekuatan, dan perlindungan kepada kita semua. Sādhu, sādhu, sādhu. (VC) BERITA DHARMAYANA EDISI 65 | 2020

17

Buddha’s Way to Get Through Big Obstacles

A

DHAMMA IN ENGLISH

long time ago, Buddha was planning to move to another town with his disciple, Ananda. On their journey, they were both tired, but they needed to reach the next town before sunset. They worried that they would need to rest in the forest because they wouldn’t be able to reach nearby town before evening.

On the road, they asked an old man, a farmer who was working in his field.

“How far is the town?”, they asked. The farmer said, “Not very far. Don’t worry. It is just two miles, at the most. You will reach it”. Buddha smiled, and so did the old man. But Ananda was so confused why Buddha and the old man were smiling at each other, he asked, “What is going on?”

Two miles had passed, but there wasn’t any town yet, and they were even more tired than before. They saw an old woman collecting wood, then they decided to ask her, “How far is the town?”. She answered, “Not more than two miles. You will get there, don’t worry”, then the same thing happened. Buddha laughed, so did the old woman. Ananda looked at them, “What’s with this laughter?” he said.

After two more miles, there was still none of the town to be seen. They asked the third man they met on their journey. But still, the same answer and situation happened. Ananda was so confused because they hadn't reached the town even after six miles. Ananda decided to drop his bag and said, “I am not going to move anymore. I am so tired."

“Either it’s necessary or not, I don’t care. One thing you have to tell me, why were you laughing when they said ‘Two miles, just two miles, you don’t have to go more than that.’ What was that laugh? All of you didn’t even know each other.” Ananda said with a tired face.

Buddha smiled at Ananda and said, “Our profession is the same. When I laughed, they laughed. For my whole life, I have been doing that. Anyway, they were not lying, they were simply encouraging you. The first man pushed you two miles, the second-old woman pushed you two miles, and so on. You just needed a few more people and you would have reached the town.” Buddha continued.

“But if you knew from the start that there were fifteen miles left, then you will give up. But by saying ‘two miles’ and ‘two miles’, you will pass two hundred miles.”

Buddha said. Then Ananda just realized that Buddha was just doing his job, to make him reach his goal, step by step.

The moral of this story is, we should keep on encouraging each other. When we know someone is going to be on a long and rough journey, it’s better to say ‘two miles’ in parts rather than ‘fifteen miles’. We’re not going to tell them how far their journey will be. We just tell them, “Go a little bit longer, and you will reach your goal”. That is the way to encourage them to believe in themselves. (JU) Source: https://www.youtube.com https://osho.com

BERITA DHARMAYANA EDISI 65 | 2020

19

Sumber: Canva

Sumber: Canva

RENUNGAN

“Death is not the opposite of life, but a part of it” – Haruki Murakami Memento Mori berarti “ingatlah kematianmu”. Istilah yang berkonotasi negatif ini sebenarnya memiliki makna positif, yaitu mengingatkan bahwa apapun yang kita miliki di dunia ini akan ditinggalkan pada akhir kehidupan. Selain itu, Memento Mori juga mengajarkan kita untuk melihat perspektif yang berbeda mengenai kehidupan, memvisualisasikan hal-hal negatif, dan membayangkan kehidupan tanpa orang-orang yang kita cintai dengan merenungkannya. Dengan begitu, kita akan menyadari bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini tidaklah kekal (anicca). Cepat atau lambat, kematian akan mendatangi kita.

Cobalah renungi kematianmu sendiri dengan pertanyaan, “Jika ini adalah hari terakhirmu di bumi, maka , apa yang akan kamu lakukan?”. Mungkin kamu akan menjawab makan steak, bermain basket dengan teman, dan sebagainya. Jawaban tersebut tidak salah, namun penekanan pertanyaan ini lebih kepada aktivitas yang dilakukan sehari-hari, seperti, “Apakah kamu telah bekerja dengan maksimal sesuai dengan kemampuan?” “Apakah kamu benar-benar mencintai keluarga dan temanmu?” atau “Sudahkah kamu melakukan perbuatan baik hari ini?”.

Pertanyaan ini tidak bermaksud untuk memicu kecemasan atau kesedihan, melainkan sebuah refleksi diri. Kita harus menyadari bahwa kemungkinan kita meninggal besok sangatlah kecil, namun tidak menutup kemungkinan sebaliknya. Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengingatkan kita bahwa kematian datang dengan cara dan pada waktu yang tak terduga. Alangkah baiknya jika kita menikmati kehidupan sepenuhnya semasa hidup.

Pada akhirnya, ingatlah kembali segala hal yang telah kita lakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan merenungkan beberapa pertanyaan seperti, “Apakah kamu puas dengan apa yang telah dilakukan hari ini?”, “Apakah perbuatan yang telah dilakukan berbeda dari hari sebelumnya?”, “Bagaimana pandanganmu terhadap keputusan yang telah dipilih hari ini?”, dan “Bagaimana cara kamu melakukan interaksi dengan orang lain?”. Dengan demikian, kita akan menyadari bahwa hari ini kita masih hidup (mampu berbicara, melihat dan berinteraksi dengan sesama). Tanpa disadari, kita akan mensyukuri aktivitas sehari-hari yang dapat dilakukan. Apabila yang kita lakukan merupakan bentuk perbuatan bajik atau berkah, maka kita telah memberikan sepenuhnya di kehidupan. Lalu, apa yang kita khawatirkan akan kematian? (PLY) Sumber: https://dailystoic.com https://thoughtcatalog.com

BERITA DHARMAYANA EDISI 65 | 2020

21

Kerjain kerjain kerjain Kerjain kerjain kerjain kerjain kerjain kerjain kerjain Kerjain kerjain kerjain Kerjain kerjain kerjain Kerjain kerjain kerjain Kerjain kerjain kerjain kerjain

kerjain Kerjain kerjain kerjain kerjain

Font : Work Sans Light 11 PT Paragraph : Justify with last line aligned left Hypernate dimatiin

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis dolore te feugait nulla facilisi.

Pakai font WORK SANS LIGHT 11 PT LEADING (jarak antar kata) 14 PT

Sumber: Canva

|

CERITA BUDDHIS

Pada suatu malam, para dewa sedang berdiam di atas pohon rindang yang terletak di suatu hutan pedesaan.

Kemudian, 500 orang bhikkhu datang beramai-ramai ke hutan untuk berlatih meditasi. Para dewa yang sedang berdiam di atas pohon pun merasa sangat terganggu dan tidak senang dengan kedatangan para bhikkhu. Mereka terpaksa turun ke tanah untuk menghormati para bhikkhu yang berkedudukan lebih tinggi dari mereka, padahal mereka tidak ingin melakukannya. Mereka pun mengganggu para bhikkhu yang sedang bermeditasi agar pergi dari hutan tersebut. Para bhikkhu tidak dapat bermeditasi dengan baik karena merasa terganggu, sehingga mereka pun pergi dari hutan.

Para bhikkhu datang menemui dan meminta petunjuk kepada Sang Buddha terhadap masalah yang dihadapi mereka.

Sang Buddha pun mengajarkan Karanīya Mettā Sutta kepada mereka. Para bhikkhu pun kembali ke hutan dan membacakan sutta tersebut bersama-sama. Para dewa merasa sangat senang dengan pancaran metta dari pembacaan Karanīya Mettā Sutta para bhikkhu. Mereka tidak lagi mengganggu, melainkan membantu para bhikkhu dalam melakukan meditasi hingga mencapai kesucian.

Para bhikkhu berterima kasih kepada para dewa karena tidak mengganggu mereka selama bermeditasi. Begitu juga dengan para dewa, mereka berterima kasih karena telah dibacakan Karanīya Mettā Sutta. Kemudian, para bhikkhu kembali menuju wihara untuk beristirahat. Hari mulai gelap, para dewa pun menemani para bhikkhu keluar hutan. Tiba di luar hutan, para bhikkhu berterima kasih kepada mereka. Para dewa pun kembali ke hutan dan berdiam di atas pohon. (MB)

Sumber: Widya, D.K. (2011). Sang Buddha Petunjuk Jalan Kebahagiaan Ed 3. Bandung: SANGHA THERAVADA INDONESIA

BERITA DHARMAYANA EDISI 65 | 2020

23

STK TOKOPEDIA SHOPEE DAPAT DIBELI MELALUI: • TOKO BUKU • TOKO MAINAN • TOKO ALAT TULIS KANTOR

OPINI BD

Opini Berita Dharmayana Andrie Wongso

Motivator No. 1 Indonesia : @andriewongso_ : Om AW – Andrie Wongso Kedamaian adalah suasana hati dan pikiran yang tenang, bukan berarti kita harus berada di tempat yang tenang. Bagi saya, kedamaian hati adalah kemampuan untuk menjalankan tanggung jawab, menjaga keseimbangan, dan kebijaksanaan dengan baik di segala situasi. Meski berada di tengah-tengah keributan yang luar biasa, namun kita tidak terpengaruh. Merasa damai di tengah ‘kekacauan’ memang tidaklah mudah. Kita cenderung larut di dalamnya dan membuat keadaan semakin berantakan.

Hidup akan terombang-ambing ketika hati dan pikiran tidak tenang, sehingga kita mudah terpengaruh dan termakan isu-isu negatif. Jika ini terjadi, kesempatan kita untuk merasakan hidup damai dan bahagia akan hilang. Mari kita terus berlatih menjaga hati dan pikiran agar selalu tenang dan damai, sehingga kebahagiaan hidup dapat kita miliki.

Dr. Adi W. Gunawan, ST., MPd., CCH®

Intelektual, Akademisi, Doktor Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan, Hipnoterapis Klinis, Peneliti, Pengajar, Pakar Mind Technology, Penulis, dan Indonesia’s Leading Expert in Mind Technology. : @AdiWGunawan.id : Adi W Gunawan Heart atau hati adalah pusat emosi (seperti cinta, bahagia, sedih, marah, terluka, dan lainnya). Emosi adalah komponen utama pemberi warna positif atau negatif pada pikiran yang mempengaruhi persepsi di setiap kejadian dan mendorong ucapan maupun tindakan terwujud dalam realita kehidupan.

Kunci dalam menjalani hidup tenang, damai, dan bahagia berawal dari kesadaran bahwa ini adalah pilihan. Hal ini dapat dicapai jika kita terus menjaga dan mengisi hati dengan kasih, perasaan syukur, dan emosi positif lainnya.

Upasaka Pandita Nyanawangsa Hadibowo Tjandra MT Financial Planner : @hadibowo_tjandra

Bicara tentang kata “heart” tidak terlepas pada salah satu dari tiga corak universal dalam agama Buddha, yaitu ketidakpuasan (dukkha). Hidup akan menjadi tenang ketika kita merasa puas pada setiap kondisi, baik yang bersifat membahagiakan maupun yang tidak. Hati yang selalu dirawat dalam kondisi tenang pasti akan turut membawa kehidupan yang tenang (peaceful heart, peaceful life).

BERITA DHARMAYANA EDISI 65 | 2020

31

1. Sejak kapan Bapak mengenal dan mendalami ajaran Buddha?

3. Apa tantangan yang Bapak hadapi selama berkarya?

Pada usia 23 tahun, saya dikenalkan agama Buddha oleh teman saat semester akhir di Jurusan Farmasi Universitas Gadjah Mada. Awalnya saya beranggapan agama Buddha itu kuno, tetapi kenyataannya cocok dengan dunia modern, sains, dan terutama di hati saya.

Saya mulai membaca satu buku dan terus bertambah, hingga jatuh cinta dengan ajaran Buddha. Namun, saat itu mencari buku buddhis masih sulit. Suatu ketika, saya pindah karier ke negara buddhis (Myanmar dan Thailand) sehingga mempermudah akses untuk belajar Dhamma. Saya tidak hanya belajar teori, tetapi juga berusaha mempraktikkannya.

Hidup ini sudah sulit, jadi saya tidak suka mencari tantangan atau menantang -nantang. Saya tidak menganggap ‘kesulitan’ sebagai ‘kesulitan’. Semua karya, saya anggap sebagai kesenangan aja, bukan beban. Just having fun.

2. Apa motivasi Bapak mendirikan Ehipassiko Foundation?

Awalnya adalah menerbitkan buku dhamma, supaya ajaran Buddha bisa diakses dengan mudah. Itu sudah tercapai. Sekarang, yang saya lakukan adalah menerjemahkan Kitab Suci Tipitaka dari bahasa Pali ke bahasa Indonesia.

Saya menjalankan perusahaan di Myanmar, namun saya tidak ingin hidup cuma ‘money making’.

Saya ingin berkarya dalam Dhamma untuk agama Buddha. I live for this, I die for this.

Handaka Vijjananda Pendiri Ehipassiko Foundation, eksportir obat ke Myanmar, penerjemah Tipitaka Pali, penulis dan penyunting 300 buku Dhamma, pemandu meditasi.

Anugerah: Tiga Rekor Dunia dari MURI Mahakaruna Award dari Mahabodhi International Meditation, India Ikon Prestasi Pancasila dari Pemerintah Indonesia

4. Apa pesan untuk anak muda yang ingin berkarya membantu sesama?

Berkaryalah dengan passion dan compassion. Passion artinya sesuatu yang kita senangi, ini adalah motivasi untuk diri sendiri. Compassion artinya welas asih, yaitu motivasi untuk membantu orang lain. Kedua hal ini menimbulkan double impact dan double happiness.

TRUE STORY

5. Apa yang menjadi kepedulian Bapak terhadap hak asasi hewan?

Saya peduli dan sayang terhadap semua makhluk.

Umat Buddha sering mengatakan, “Semoga semua makhluk bahagia”, namun tidak banyak yang betul-betul memedulikan hewan. Kita juga harus membantu mereka, kalau tidak bisa membantu setidaknya jangan merugikan. Karena itu, Ehipassiko membuat program Kasihan Hewan dengan empat misi: 1. Kurangi makan daging.

2. Jangan gunakan produk hewani.

3. Jangan sakiti hewan demi kesenangan.

4. Bantu kesejahteraan hewan.

ZOOM MEETING

Selasa, 8 September 2020

6. Apa pesan untuk pembaca Berita Dharmayana?

Hiduplah dengan ‘studi, aksi, meditasi’.

Studi harus diikuti aksi dan dilengkapi meditasi, agar kita tumbuh secara lengkap dan sehat dalam Dhamma.

Sekarang yang bisa dilakukan sebagai mahasiswa adalah menjadi aktivis Dhamma. Saat sudah bekerja, tetaplah menjadi aktivis atau membantu sebagai donatur. Jangan sampai karier atau keluarga menghambat pengabdian Dhamma kita.

Teruslah menjadi penggerak dan pegiat Dhamma, karena inilah yang membuat hidup jadi bermakna. Jadikan Dhamma sebagai poros, jalan, dan cara hidup kita. Stay and grow in Dhamma. (VC)

BERITA DHARMAYANA EDISI 65 | 2020

33

Sumber : Pexels

Ingin Badan Sehat?

Ayo Bersepeda!

Badan yang sehat merupakan impian setiap orang. Namun untuk mendapatkannya, ada beberapa hal yang harus dikorbankan, seperti uang, waktu, dan tenaga. Sering kali orang mencari kegiatan dengan pengorbanan seminimal mungkin dan tidak membosankan agar bisa dilakukan berulang. Apakah ada kegiatan seperti itu di dunia nyata? Jawabannya ada, yaitu bersepeda.

Bersepeda tidak terlalu membutuhkan uang, waktu, dan tenaga yang banyak.

Uang di sini dimaksudkan bahwa kita tidak perlu mengeluarkannya secara terus-menerus. Bersepeda tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama, begitu pula dengan tenaga yang dikeluarkan. Terlebih lagi, bersepeda sedang menjadi tren di kalangan masyarakat sehingga membuat para pesepeda tidak cepat bosan.

z

KESEHATAN

Berikut beberapa manfaat dari bersepeda, yaitu: 1. Menurunkan berat badan

Bersepeda adalah cara yang baik untuk menurunkan berat badan karena dapat meningkatkan metabolisme tubuh untuk pembakaran lemak. Penelitian di Inggris membuktikan bahwa bersepeda selama setengah jam setiap hari dapat membakar lima kilogram lemak tubuh dalam setahun. Anda juga bisa menggabungkannya dengan pola makan yang bergizi untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Sumber : Pexels

2. Mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

Sumber : aopa.org

Bersepeda secara teratur dapat menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol jahat, serta memperkuat otot jantung. Hal ini terjadi karena bersepeda dapat meningkatkan kinerja jantung hingga sistem sirkulasi darah.

Manfaat ini dibuktikan dalam penelitian di Denmark yang menunjukkan bahwa orang yang bersepeda secara rutin akan terhindar dari penyakit jantung di usia tua.

3. Menurunkan tingkat stres

Bersepeda dapat membantu tubuh mengeluarkan hormon endorfin yang memicu rasa nyaman, suasana hati yang positif, dan mengurangi rasa sakit. Penurunan tingkat stres akan semakin terasa ketika menikmati pemandangan alam saat bersepeda.

Selain itu, masih ada manfaat lain yang diperoleh dari bersepeda. Apakah Anda tertarik untuk mendapatkan badan sehat dengan bersepeda? (SW) .

Sumber : Pexels

Sumber: https://health.kompas.com https://hellosehat.com https://doktersehat.com

BERITA DHARMAYANA

EDISI 65 | 2020

35

Sering SeringOverthinking Overthingking? ?

Kamu KamuWajib WajibBaca BacaIni! Ini!

Sumber: Defri Enkasyarif dari Unsplash

PSIKOLOGI

A

pakah kamu pernah memikirkan sesuatu hingga tidak ada ujungnya, sampai waktumu terbuang sia-sia karena memikirkan masa depan atau masalah yang sedang dihadapi? Setelah itu, apakah kamu merasa semakin stres karena tidak menemukan jawaban? Jika ya, mungkin kamu sedang overthinking.

Menurut Kompasiana, overthinking adalah aktivitas memikirkan sesuatu dalam lingkaran tanpa ujung. Mereka takut keputusan yang diambil salah. Pada dasarnya berpikir itu baik, tetapi dapat menguras energi dan merusak mental kita jika berlebihan. Berpikir sama halnya dengan berolahraga fisik. Ibaratkan seperti pemain catur dan pelari maraton yang sedang berlomba. Kedua cabang olahraga tersebut menyebabkan kelelahan, namun perbedaan kelelahan yang terjadi pada olahraga catur terdapat di kepala (otak), sedangkan lari maraton di kaki. Dengan kata lain, otak juga memiliki otot yang dapat mengalami kelelahan, maka dari itu gunakanlah sebaik mungkin. Overthinking bisa membuatmu terjebak dalam kebingungan sehingga bisa mempengaruhi kesehatan dan kebahagiaanmu.

Lalu, bagaimana cara mengatasi overthinking?

1. Tuliskan isi pikiranmu.

Jika kamu hanya terus memikirkannya, pikiranmu akan bertambah rumit. Oleh sebab itu, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan menuliskan semua isi pikiran kamu di selembar kertas. Dengan begitu, kamu akan mudah menemukan solusi atas masalah yang dihadapi. Menurut Hellosehat, menuliskan semua pikiran sebelum tidur dapat membuatmu tidur lebih nyenyak.

2. Alihkan pikiran ke sesuatu menyenangkan dan menenangkan.

mengonsumsi makanan yang disukai. Jika kamu senang berolahraga, cobalah untuk jogging atau berenang. Hal ini dapat mengalihkan pikiranmu sejenak dari masalah yang dihadapi.

3. Tetapkan batas waktu untuk mengambil keputusan.

Jika kamu overthinking karena terlalu banyak hal yang harus dipikirkan, maka kamu harus menetapkan batas waktu pengambilan keputusan.

Menurut Hellosehat, manusia memiliki sekitar 70.000 pikiran setiap hari dan 90% di antaranya adalah pikiran yang sama dengan hari sebelumnya. Oleh karena itu, kamu hanya akan membuang waktu ketika memikirkan hal yang sama secara terus-menerus. Kamu harus mengambil dan melaksanakan keputusan dengan cepat agar mengetahui hasilnya.

4. Bertindak sekarang juga.

Cara terakhir ini adalah yang paling penting meskipun sulit. Apabila kamu ingin mengubah hidupmu, segeralah bertindak.

Jika terus dipertimbangkan, tentu tidak akan membuahkan hasil. Mungkin mudah untuk membicarakannya, tetapi melakukannya adalah hal yang sulit. Bagaimanapun, kamu harus memotivasi diri sendiri dan mulailah dengan hal kecil untuk mencapai hal besar.

(TP) Sumber: https://www.kompasiana.com https://hellosehat.com

yang

Istirahatkan pikiranmu dari sesuatu yang menguras energi dan mood seperti melakukan hobi atau aktivitas yang menyenangkan diri sendiri. Jika kamu hobi makan, coba alihkan pikiranmu dengan BERITA DHARMAYANA EDISI 65 | 2020

37

Filosofi Teras: Filsafat Yunani-Romawi Kuno untuk Mental Tangguh

Sumber: Henry Manampiring dari Twitter

Penulis Penerbit Tahun Terbit Halaman Teks Bahasa

: : : : :

Henry Manampiring Kompas 2019 346 Indonesia

Istilah “Filosofi Teras” didapat dari kata dalam bahasa Yunani yakni stoicism yang diambil dari kata stoic atau stoa.

Istilah tersebut merujuk kepada teras berpilar tempat Zeno (penemu stoicism) mengajarkan filosofinya di Athena. Secara garis besar, filosofi ini mengajarkan tentang etika pribadi dengan mengedepankan sistem logika dan perspektif kehidupan.

Filosofi adalah pembahasan yang dianggap berat bagi kebanyakan orang. Namun, buku ini mampu menjelaskannya dengan bahasa yang ringan sehingga tidak membosankan dan sangat cocok untuk anak muda.

Stoicism mengajarkan bahwa kebahagiaan lahir dari diri sendiri dan juga dari hal yang dapat kita kendalikan.

Menurut filosofi stoa, menggantungkan kebahagiaan pada hal yang tidak dapat kita kendalikan, seperti opini orang lain, merupakan hal yang irasional dan tidak akan membawa kebahagiaan. Buku ini mengajarkan bahwa semua akar emosi negatif bermula dari opini diri sendiri (interpretasi otomatis). Selain itu, buku ini menginformasikan proses berpikir dan cara mengendalikan emosi negatif menjadi positif. Pembahasan buku ini bertujuan untuk mengajarkan kita bahwa hidup kita dapat bebas dari emosi negatif dengan cara memfokuskan diri kepada hal-hal yang bisa dikendalikan, hidup dengan mengasah kebajikan seperti kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan menahan diri, serta mengajarkan kita tentang ilmu dikotomi dan trikotomi (hal yang dapat atau tidak dapat kita kendalikan).

Kelebihan dari buku ini adalah penggunaan bahasa yang ringan dan disertai dengan contoh nyata sehari-hari, sehingga mudah dipahami terutama untuk pembaca remaja. Kelebihan lainnya terdapat pada narasumber terpercaya yang diwawancarai langsung, serta ilustrasi buku yang menarik. Selain itu, buku ini juga telah mendapatkan penghargaan Book of The Year tahun 2019. Namun, kekurangan dari buku ini adalah ukuran tulisan yang terlalu kecil, rapat, dan terdapat beberapa materi yang dibahas secara berulang sehingga terasa membosankan.

Melalui buku ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk selalu mengendalikan diri dan berbuat baik dalam hidup. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan praktik stoicism dalam kehidupan sehari-hari. Selamat membaca! (TP) Sumber: https://senjabahasa.wordpress.com

RESENSI

Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan Penulis/Sutradara Tanggal Tayang Rating Pemain

Genre Negara DurasI

: Ernest Prakarsa : 19 Desember 2019 : 7.9/10 : Jessica Mila Reza Rahadian Dion Wiyoko Ernest Prakarsa : Romance, Comedy : Indonesia : 113 Menit

Film yang booming pada akhir tahun 2019 ini merupakan adaptasi dari novel karya Meira Anastasia yang berjudul Imperfect: A Journey to Self-Acceptance, yang sekaligus merupakan istri dari sutradara film ini, yaitu Ernest Prakarsa.

Film ini menceritakan tentang kehidupan seorang perempuan bernama Rara (Jessica Mila) yang mempunyai bentuk badan yang tidak proporsional untuk ukuran perempuan. Dia tidak peduli dengan ejekan dan omongan orang lain mengenai bentuk tubuhnya.

Rara beruntung karena mempunyai pacar yang mencintai dan menerima dia apa adanya, yang bernama Dika (Reza Rahadian).

Keadaan menjadi berubah ketika bos Rara (Dion Wiyoko) memintanya untuk mengubah penampilan jika ingin menduduki posisi manajer di kantor tempat ia bekerja. Hal ini menjadi motivasi Rara untuk menjadi kurus dan cantik hingga akhirnya Rara bertekad untuk melakukan diet ketat dan berolahraga. Namun, karena perubahan tersebut membuat ia bersikap serupa

Sumber: NusantaraPos

dengan orang-orang yang mengejeknya dulu sehingga Rara kehilangan orang-orang yang mencintainya.

Menurut Ernest, Film Imperfect mempunyai nilai-nilai yang cukup berat, seperti self-acceptance, beauty standard dan body shaming karena berkaitan dengan kehidupan banyak orang diluar sana terutama kaum perempuan. Film ini juga memiliki kelebihan, kekurangan, dan keunikannya sendiri. Kelebihan dari film ini adalah dapat menginspirasi banyak penonton di luar sana untuk tetap bersyukur dan menerima bentuk tubuh apa adanya. Namun, ada pula kekurangan dari film ini, yaitu terdapat beberapa kata vulgar dan kasar yang tidak layak untuk didengar. Keunikan film ini ada pada pesan inspirasi yang disampaikan melalui komedi, sehingga film ini menarik untuk ditonton. Sebagai saran, sebaiknya kurangi penggunaan kata-kata yang vulgar dan kasar, agar aman jika ditonton oleh anak yang dibawah umur. (MB) Sumber: https://www.kompasiana.com https://tirto.id https://www.urbanasia.com

BERITA DHARMAYANA

EDISI 65 | 2020

39

Ketagihan Bermain Media Sosial?

Memang didesain Begitu, Kok! Apakah kamu pernah secara tidak sadar berbaring sambil bermain media sosial berjam-jam dan tidak merasakan lelah? Mengapa bisa terjadi? Sejatinya, media sosial didesain untuk membuat kita ketagihan!

Menurut Databoks, lebih dari 3,2 miliar orang di dunia telah memiliki smartphone dan setidaknya satu akun media sosial. Namun, kebanyakan dari mereka sangat sulit melepaskan ketergantungan terhadap smartphone di dalam kehidupannya. Salah satu contohnya terjadi saat kita bangun tidur, smartphone merupakan salah satu benda yang kita sentuh pertama kali. Apakah benar?

Sumber: RF._.studio dari Pexels

“

“Smartphone bukan didesain untuk membantu kita, melainkan untuk membuat kita ketagihan”, sebut Tristan

Harris, mantan anggota ahli desain di Google.

TEKNOLOGI

Biasanya kita mendapatkan telepon atau pesan karena ada orang lain yang ingin menghubungi kita. Namun, dewasa ini banyak aplikasi yang mengirimkan notifikasi untuk memancing para pengguna menghabiskan waktu lebih lama di smartphone mereka.

Bahkan, aplikasi-aplikasi masa kini mulai mendesain ulang logonya agar terlihat lebih menarik. Ini adalah alasan mengapa warna notifikasi memiliki warna merah karena warna tersebut adalah salah satu warna yang mudah menarik perhatian dibanding warna lain.

Bahkan, beberapa aplikasi mengimplementasikan fitur yang ada di mesin judi, yaitu tuas. Penelitian dari berbagai universitas ternama dunia menyamakan fitur Refresh pada aplikasi media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan lainnya serupa dengan mekanisme mesin judi yang membuat kita semakin ketagihan membuka aplikasi tersebut.

Sumber: cottonbro dari Pexels

Setelah mengetahui beberapa fakta ini, apakah kamu telah menyadari mengapa smartphone dan media sosial membuatmu terus ketagihan? Namun, jangan takut karena kedua hal tersebut juga memiliki banyak manfaat. Kamu hanya perlu mengubah beberapa hal agar smartphone-mu dapat digunakan dengan baik dan benar. Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dicoba, yaitu: Sumber: Cristian Dina dari Pexels

1 2

Batasi pemakaian harianmu. Misalnya, gunakan fitur Time Reminder pada aplikasi Instagram.

3

Atur ulang home screen smartphone-mu.

Tampilkan aplikasi-aplikasi penting dan berguna, seperti messenger atau aplikasi penunjang produktivitas lainnya.

4

Sembunyikan aplikasi yang membuatmu ketagihan seperti Instagram dan TikTok, agar kamu tidak membuka aplikasi tersebut secara tidak sadar. (Ju)

Matikan notifikasi aplikasi, kecuali pesan dan telepon dari orang lain.

Sumber: https://www.vox.com

BERITA DHARMAYANA EDISI 65 | 2020

41

DA NAU L AB UAN CERM IN

Su m be r : h i pwe e.co m

Danau Labuan Cermin merupakan sebuah danau yang terletak di Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Danau ini terkenal karena kejernihan airnya hingga objek yang berada di atas danau akan tampak seperti di atas kaca. Banyak yang mengira bahwa gambaran keindahan Danau Labuan Cermin tidaklah asli, melainkan hasil edit. Danau ini juga dikenal dengan sebutan Danau Dua Rasa karena air di permukaan danau ini merupakan air asin, sedangkan bagian dasarnya adalah air tawar.

Air danau yang tenang dan jernih sangat cocok buat kamu yang hobi berenang dan snorkeling. Wisatawan dari luar Kalimantan dapat memilih dua rute menuju Kecamatan Biduk-Biduk, yaitu melalui Balikpapan atau Samarinda. Jika memilih rute Balikpapan, perjalanan dimulai menuju Kabupaten Berau, Tanjung Redeb lalu dilanjutkan ke Kecamatan Biduk-Biduk dengan waktu tempuh sekitar enam jam. Jika melalui rute Samarinda atau Sangatta, kamu akan sampai di Kecamatan Biduk-Biduk dengan waktu tempuh sekitar 13 jam.

Sum be r : fala hb ay ha q i.c o m

TR AVELLING

Penasaran dengan budget yang perlu dipersiapkan sebelum mengunjungi Danau Labuan Cermin? Berikut rinciannya. Tiket pesawat dari Jakarta menuju Bandara Sepinggan, Balikpapan berkisar antara Rp500.000 — Rp900.000, dilanjutkan dengan tiket pesawat menuju Bandara Kalimarau, Berau berkisar antara Rp900.000 — Rp1.000.000 per orang. Setelah sampai di bandara kamu bisa menuju Kecamatan Biduk-Biduk menggunakan layanan travel berupa kendaraan multi-purpose vehicle (MPV) dengan tarif Rp150.000 — Rp500.000 per hari (tidak termasuk bahan bakar). Kamu bisa menuju Danau Labuan Cermin dengan menyewa perahu seharga Rp100.000 untuk pulang pergi. Kisaran harga penginapan yang dekat dengan Danau Labuan Cermin dimulai dari Rp50.000 — Rp300.000 per malam.

Seluruh harga di atas dapat berubah sewaktu-waktu.

S u m b e r : In s t a g ra m / b r i n k leyd av i e s

Terdapat beberapa hal yang harus kamu ketahui ketika ingin mengunjungi Danau Labuan Cermin:

1

Jangan lupa membawa kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) serta obat-obatan pribadi untuk mengantisipasi pertolongan medis.

2

Kunjungi Danau Labuan Cermin saat siang hari.

3

Bawalah peralatan renang atau snorkeling.

(ED)

Sumber: https://www.tabloidwisata.com https://www.idntimes.com https://www.indonesiakaya.com

BERITA DHARMAYANA EDISI 65 | 2020

43

Yuk, Cobain Rasa Dosa

Sumber : zomato.com

Dosa di sini bukan tentang melanggar hukum agama kok. Dosa yang dimaksud adalah makanan khas India yang teksturnya kering, crispy, terbuat dari beras dan kacang-kacangan, serta mirip dengan makanan crepes. Makanan ini cocok untuk orang yang vegetarian atau vegan dan alergi terhadap gandum.

Restoran vegetarian Le Mint & Saffron adalah pilihan yang tepat untuk mencoba dosa. Masakan di sini berbeda dengan biasanya karena makanan yang disajikan jarang ditemukan di tempat lain. Restoran ini juga menyediakan berbagai macam masakan India dan Oriental.

Sumber : zomato.com

Dosa di sini disajikan dengan berbagai variasi seperti Masala Dosa (Dosa yang difermentasi, terbuat dari beras dan kacang-kacangan), Plain Dosa (pancake dari beras dan kacang kacangan yang diisi dengan kentang, bawang, dan wortel), dan Rava Dosa (pancake beras dengan isi krim gandum).

Selain Dosa, makanan favorit lainnya di Le Mint & Saffron adalah Naan (roti pipih yang terbuat dari tepung ragi) dengan pilihan cheese, garlic, masala, butter, plain, dan chapati. Le Mint & Saffron juga menyajikan menu lain dan buku menunya dipisahkan antara makanan India dan makanan Oriental.

KULINER

Sumber : zomato.com

Masakan India di sini menyajikan Pani Puri (makanan ringan berbentuk bulat dengan isian kacang-kacangan, kentang rebus. serta bumbu rempah), Nasi Briyani (nasi yang dimasak dengan bumbu rempah khas India), Paratha (roti yang terbuat dari tepung atta), dan lainnya. Sedangkan untuk masakan Oriental terdapat Lo Mie, Nasi Hainam, Nasi Goreng Char Siu, Nasi Campur, dan lainnya. Harga makanan di restoran ini berkisar dari Rp30.000,00 — Rp70.000,00 /item.

Sumber : zomato.com

Restoran ini berlokasi di Jalan Sunter Garden, Blok D8 No. 11 M-N, RT.9/RW.19, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Restoran ini buka pada hari Senin—Jumat pukul 10.00—22.30 WIB dan pukul 10.00—23.00 WIB pada hari Sabtu—Minggu. (TP)

Sumber: https://www.zomato.com

BERITA DHARMAYANA EDISI 65 | 2020

45

Lilin Aromaterapi Alat dan bahan:

1. Lilin batang berwarna putih 2. Minyak aromaterapi (essential oil) 3. Gelas kaca kecil (gelas sloki) 4. Kuali atau panci 5. Air 6. Gunting 7. Mangkuk tahan panas 8. Krayon 9. Pensil

Langkah-langkah pembuatan lilin aromaterapi:

1.

Potonglah lilin utuh menjadi bagian-bagian kecil dengan menggunakan gunting agar lebih mudah dicairkan, lalu letakkan lilin pada mangkuk tahan panas. Kemudian, pisahkan sumbu dari lilin tersebut.

2,

Siapkan gelas kaca kecil sebagai wadah lilin. Kemudian, sumbu diikat pada pensil, diletakkan, dan diatur di tengah atas wadah agar sumbu tertata rapi.

DO IT YOURSELF

3.

Panaskan air dalam kuali atau panci hingga mendidih. Kecilkan api, lalu letakkan mangkuk berisi lilin di atas air. Kemudian diamkan hingga mencair.

5.

4.

Potong atau serut krayon kemudian campurkan ke mangkuk berisi cairan lilin dan aduk hingga rata.

Matikan kompor, angkat mangkuk, lalu teteskan minyak aromaterapi kurang lebih 10 tetes, dan aduk hingga rata.

6.

7.

Tuangkan cairan lilin pada gelas kaca dan pastikan ujung sumbu tidak terendam, Lalu, diamkan hingga mengeras.

Potong ujung sumbu lilin yang terikat dengan pensil.

8.

Lilin aromaterapi siap digunakan. (MB)

BERITA DHARMAYANA

EDISI 65 | 2020

47

Sumber: https://www.nationalgeoraphic.com

s Ambergri A

pa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata “Ambergris”? Sejenis bebatuan? Atau semacam zat kimia?

Benar! Ambergris adalah zat kimia berbentuk padat, bertekstur lilin, dan mudah terbakar yang berasal dari hasil ekskresi Paus Sperma berjenis kelamin jantan.

Ambergris memiliki bentuk yang sangat mirip dengan bebatuan, sehingga banyak yang salah sangka dalam menilainya. Ambergris yang dikenal sebagai muntahan paus, sebenarnya bukanlah “muntahan” karena ia diproses dalam usus dan dikeluarkan melalui anus. Menurut kondisi pasar saat ini, Ambergris yang baik dapat dijual seharga 290 juta hingga 9 miliar rupiah per pon. Apa yang membuat benda ini begitu spesial?

DID YOU KNOW

Sumber: https://www.nhm.ac.uk

Paus Sperma mengeluarkan Ambergris dikarenakan “salah makan”. Dalam hal ini, maksud dari "salah makan" adalah tertelannya benda tajam (seperti paruh cumi raksasa) yang membuat Paus Sperma kesulitan untuk mencerna, sehingga mengeluarkan sejenis lapisan lemak. Meskipun demikian, hanya satu persen dari 350 ribu Paus Sperma di lautan yang menghasilkan Ambergris. Belum ada catatan mengenai rentang waktu produksi dan proses pengeluaran zat ini. Maka, menemukan Ambergris di tengah lautan bagaikan mencari jarum di tumpukan jerami.

Saat awal dikeluarkan, Ambergris memiliki aroma busuk dan berwarna persis seperti kotoran hewan. Namun, lama-kelamaan aromanya berubah menjadi harum dan warnanya menjadi abu-abu, coklat, hitam, atau putih yang mirip dengan warna bebatuan pada umumnya. Matahari, udara, dan air laut mengoksidasi massa Ambergris, air menguap dan membuat zat tersebut mengeras lalu pecah menjadi potongan kecil yang mengambang di laut. Kualitas dan nilai dari zat ini bergantung pada seberapa lama ia mengambang di laut. Semakin lama zat tersebut berada di permukaan laut, warnanya akan semakin cerah dan semakin berkualitas.

Penggunaan zat ini pun sangat unik, yaitu sebagai aroma dasar parfum. Hal ini dikarenakan molekulnya bersifat lipofilik yang mirip dengan molekul parfum beraroma manis, kuat, dan variatif (seperti tembakau, rumput, jerami, ataupun pinus).

Roja Parfums menggunakan Ambergris sebagai bahan dasar koleksi parfumnya yang dijual dengan harga 7,4 juta per botol. (PLY) Sumber: https://idntimes.com https://sains.kompas.com https://nhm.ac.uk https://on.natgeo.com

BERITA DHARMAYANA EDISI 65 | 2020

49

L I N T A S Dharmayana’s Welcoming Party 2020

B D Kelas Jurnalisme

Divisi Jurnalisme Berita Dharmayana

Happy Quarantine with Dharmayana ZOOM MEETING

Tips Praktis Menjadi Jurnalis ZOOM MEETING

Sabtu, 12 September 2020, pukul 15.00-17.50 WIB Total peserta : 114

Minggu, 2 Agustus 2020, pukul 16.00-18.00 WIB Total peserta : 77

Tujuan utama diadakannya kegiatan Dharmayana’s Welcoming Party (DWP) adalah untuk menyambut mahasiswa-mahasiswi baru beragama Buddha di Universitas Tarumanagara. Acara ini diketuai oleh Verronica dari Fakultas Hukum 2018 dan dipandu oleh Cindy Young dari Fakultas Ilmu Komunikasi 2018 dan Dandy Rimanto dari Fakultas Teknik 2018 selaku Master of Ceremony (MC). Acara DWP terdiri dari berbagai kegiatan, diantaranya adalah penampilan dari band Dharmayana melalui cuplikan video, games Tebak Lagu dan Family 100 Pandemic Version yang dipandu oleh Sanrio Halim dari Fakultas Ilmu Komunikasi 2018. Selanjutnya, acara perkenalan Ketua Umum Dharmayana bernama Ardiansyah Pebrianto dari Fakultas Ekonomi 2017 beserta koordinator Badan Pengurus Harian (BPH) melalui cuplikan video berisi penjelasan setiap divisi. Setelah itu, dilanjutkan dengan perkenalan Berita Dharmayana (BD) yang diawali oleh Ketua Redaksi, yaitu Fellisia dari Fakultas Psikologi 2018 beserta koordinator BD. Sesi perkenalan BPH dan BD ditutup dengan tanya-jawab. Acara dilanjutkan dengan sesi sharing alumni yang dibawakan oleh Ci Khanti Paramitha dari Fakultas Ekonomi 2014 dan Ko Andre Wang dari Fakultas Teknik 2014. Sesi ini membahas tentang pengalaman dan kesan mereka selama aktif di Dharmayana yang ditutup dengan sesi tanya-jawab.

“Acara DWP sangat seru dan menyenangkan meski kita tidak bisa bertatap muka. Jika keadaan sudah normal kembali, aktivitas antara mahasiswa baru dengan alumni dapat lebih diperbanyak, misalnya melalui sesi sharing dan games,” kata Ritchie dari Fakultas Ekonomi 2020 sebagai salah satu peserta DWP. Acara DWP cukup menyenangkan, terlihat dari antusiasme peserta yang mengikuti acara hingga akhir.

Walaupun diadakan secara online, konsep acaranya dikemas dengan sedemikian rupa sehingga terlihat menarik, interaktif, dan terstruktur dengan tujuan memperkenalkan dan mengakrabkan Dharmayana dengan mahasiswa baru. Kira-kira, bagaimana ya keseruan DWP selanjutnya? (MB)

Kelas Jurnalisme bertujuan untuk menumbuhkan semangat mahasiswa dalam berperan aktif sebagai jurnalis sekaligus meningkatkan pengetahuan dasar mengenai jurnalistik. Divisi Jurnalisme mengundang Bapak I Made Adnyana, S.H., M.H., seorang jurnalis senior dari Bali sebagai pembicara. Kelas diawali dengan perkenalan pembicara oleh Mirabella dari Fakultas Psikologi 2018 sebagai Master of Ceremony (MC). Setelah itu, pembicara menyampaikan materi tentang jurnalistik dasar selama satu jam. Materi yang disampaikan Ko Made (sapaan akrab Bapak I Made Adnyana) sangat terstruktur, mulai dari definisi dan bentuk-bentuk jurnalistik, syarat dan kemampuan dasar yang wajib dimiliki jurnalis, teknik melakukan wawancara yang benar, teknik penulisan berita yang menarik, hingga filosofi dan nilai berita dalam setiap media. Kemudian, acara dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab yang berakhir pada pukul 17.40 WIB. Salah satu bukti bahwa kelas ini berjalan dengan sukses terlihat dari banyaknya pertanyaan dan komentar positif dari para peserta. “Ini pertama kalinya aku ikut kelas jurnalisme yang diadakan oleh UKM Dharmayana. Bagi aku kelas ini kurang berhubungan dengan jurusan yang aku ambil, tetapi aku penasaran dan sangat tertarik dengan dunia jurnalistik. Oleh karena itu, aku mengikuti kelas ini dan hasilnya banyak sekali ilmu yang didapat mengenai jurnalistik. Pembicara yang sangat komunikatif terhadap peserta membuat acaranya semakin menyenangkan. Kelas atau pelatihan yang bermanfaat seperti ini dapat diadakan lagi ke depannya,” kata Patricia Louise dari Fakultas Hukum 2019 sebagai salah satu peserta. Dapat dirasakan dong betapa tingginya antusiasme para peserta jika kelas ini diadakan secara offline? (SW)

LINTAS BD

Kelas Editing

Divisi Editing Berita Dharmayana TluSian Bnear, PmehaMan Bnear: Peran Penting Editor dalam Menulis ZOOM MEETING

Belajar Desain Pakai Adobe Illustrator, Yuk! Google Meet

Sabtu, 15 Agustus 2020, pukul 13.00-14.30 WIB Total peserta : 65

Sabtu, 29 Agustus 2020, pukul 15.00-17.00 WIB Total peserta : 78

Tahun ini, kelas editing mengundang seorang pembicara yang pernah menjadi editor BD 59—64 yaitu Viovenica Bongyoga dari Fakultas Psikologi 2017.

Saat ini ia menjabat sebagai Wakil Ketua Redaksional BD 65 & 66. Kelas ini dipandu oleh Dewi Yuliana dari Fakultas Teknik Industri 2019 sebagai Master of Ceremony (MC). Tujuan utama diadakannya kelas ini adalah untuk mengedukasi para peserta (terutama mahasiswa) akan pentingnya penggunaan tanda baca, tata cara penulisan bahasa asing, dan efektivitas penulisan kalimat sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Penulisan yang baik akan menghasilkan kalimat yang padu dan efektif, sehingga maknanya tersampaikan kepada pembaca.

“Tema kelas editing sangat bagus dan kreatif, Ci Vio menjelaskan dengan baik serta ada interaksi dua arah sehingga tidak membosankan. Saya lebih mengerti dan mendapat ilmu baru dalam bidang editing setelah mengikuti kelas ini. Ketepatan waktu, kinerja panitia, dan antusias peserta dalam memberikan pertanyaan sudah bagus. Kalau ada kelas lagi saya pasti akan ikut, karena banyak sekali ilmu yang didapat,” kata Nadia Sabina dari Fakultas Ekonomi 2018.

Penulisan kalimat yang baik (Tulisan Benar) dapat meminimalisir kesalahpahaman pembaca, sehingga tidak mengurangi pemahaman makna yang ingin disampaikan oleh penulis (Pemahaman Benar). (PLY)

Kelas Layout

Divisi Layout Berita Dharmayana Tahun ini, Kelas Layout mengundang Paramitha Putri dari Fakultas Seni Rupa dan Desain 2017 Universitas Tarumanagara sebagai pembicara.

Kelas ini dilaksanakan secara online dan dipandu oleh

Riki Jordan dari Fakultas Seni Rupa dan Desain 2018 sebagai Master of Ceremony (MC). Kelas layout dilaksanakan untuk meningkatkan antusias dan perhatian mahasiswa terhadap pentingnya tata cara mendesain dan peletakan penulisan dalam poster, majalah, ataupun koran. Metode peletakan tulisan dan desain yang baik akan menghasilkan suatu karya yang memiliki komposisi baik pula, sehingga pembaca mampu memahami isi dengan jelas dan tidak merasa jenuh.

Pembicara menjelaskan secara singkat perbedaan aplikasi Adobe Illustrator (AI) dan Adobe Photoshop dengan dilanjutkan membuka aplikasi AI. Setelah itu, pembicara mempraktekkan cara menggunakan aplikasi tersebut dan diikuti oleh para peserta. Kelas dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab dan diakhiri dengan foto bersama untuk mengabadikan kegiatan ini. Kelas ini berlangsung sangat tentram dan kondusif karena antusias peserta yang tinggi.

“Awalnya cuma iseng dan mengira akan membosankan, ternyata mendapat banyak sekali pengetahuan. Setelah mengikuti kelas ini hingga selesai, ternyata seru juga ya! Peserta, MC, cici pembimbing seru dan baik semua, ditambah alunan lagu yang asik sehingga menjadi lebih seru.

Cici pembimbingnya juga sabar dalam menjawab pertanyaan dan cara mengajarnya pun pelan-pelan banget hingga mengerti. Menurut aku, kelas ini sangat bermanfaat karena dengan kelas ini aku jadi tahu cara cepat memakai AI, cara copy dan apply tanpa harus satu per satu, perpaduan warna, shape+shifting dan banyak lagi lainnya. Secara keseluruhan kesan aku untuk kelas ini sangat bagus, kalau ada lagi pasti akan ikut, tidak menyesal

ikut kelas ini,” ucap salah satu peserta kelas layout yaitu Tania Justine dari Fakultas Ilmu Komunikasi 2018. (TP) BERITA DHARMAYANA

EDISI 65 | 2020

53

World Mental Health Day 2020

Divisi Perpustakaan, Pendidikan, dan Kesehatan Badan Pengurus Harian Dharmayana

How to Deal with Toxic Positivity?

ZOOM MEETING

Sabtu, 10 Oktober 2020, pukul 14.00—16.00 WIB Total peserta : > 250

Kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan kepada anak muda pentingnya menjaga kesehatan mental dan cara bagaimana berkata yang benar agar tidak menimbulkan toxic positivity. Webinar ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh pada tanggal yang sama, yaitu 10 Oktober 2020.

Webinar yang dilaksanakan selama dua jam penuh ini diisi oleh salah satu pakar psikologi dari Pusat Bimbingan dan Konsultasi Psikologi (PBKP) Universitas Tarumanagara, yaitu Linda Wati, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

Selain itu, beliau juga aktif menjadi dosen dan menjadi bagian dari jasa konsultasi Vajra Cipta Nirvana. Webinar ini

dipandu oleh Viorra dari Fakultas Psikologi 2019 sebagai Master of Ceremony (MC) dan Dhean Juventius Tanamal, S.Psi sebagai moderator.

Terlihat minat yang sangat besar dari para mahasiswa tentang topik yang dibawakan, yaitu sifat toxic positivity yang terkadang muncul di berbagai kasus maupun hubungan anak muda. Webinar ini membuka perspektif berbeda bagi para anak muda tentang cara berinteraksi, terutama di saat teman maupun orang di lingkungan kita sedang merasa terpuruk.

Ada kalanya kata-kata penyemangat dari kenalan justru terasa menyentuh bagi orang-orang yang tengah bermasalah. Bagi sebagian orang, ujaran “jangan menyerah”, “kamu masih lebih beruntung dari yang lainnya”, dan “be positive” cukup ampuh mematahkan pikiran dan perasaan buruk mereka.

Berbeda bagi sebagian lainnya, hal tersebut justru membuat mereka semakin merasa tidak percaya diri, bahkan dapat menjadi pemicu gangguan psikis.

“Seminar ini bermanfaat banget buat kita, apalagi anak-anak muda. Pemapar materi juga menyampaikan topiknya dengan menggunakan kata-kata yang sangat mudah dimengerti.” Angelia Anastasya dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2019 Ini merupakan salah satu upaya dari KMB Dharmayana dalam mendukung dan berkontribusi di Hari Kesehatan Mental Sedunia agar seluruh masyarakat Indonesia memiliki mental dan etika yang positif. (JU)

Cetiya Dhamma Manggala Jl. Taman Sunter Indah Blok A3 No.33, RT.5/RW.14, Sunter Jaya, Tj. Priok Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 14360. Telp: (021) 65300211

Selalu Berusaha Berbuat Kebajikan Sebanyak Mungkin Untuk Diri Sendiri dan Orang Lain.

Waisak

Ultah Se Mian Shen

Waisak

Tali Kasih

Fangshen

Pemberkatan Nikah

Pattidana

Foto Bersama KMB

Pattidana

Acara Cetiya Dhamma Manggala tahun 2020 1. Perayaan Kathina 2564 B.E/2020 : Minggu, 25 Oktober 2020 2. Perayaan Ulang Tahun Se Mien Shen : Minggu, 8 November 2020

Lokasi

Kegiatan Rutin Cetiya Dhamma Manggala 1. Kebaktian Umum : Setiap Minggu pukul 09.00 s/d 11.30 disiarkan secara Online (melalui Youtube dan Facebook) 2. Sekolah Minggu : Setiap Minggu pukul 09.30 s/d 11.00 melalui Zoom 3. Meditasi : Setiap Kamis pukul 19.30 s/d 21.00 melalui Zoom dan Youtube Kegiatan Lainnya 1. Tali Kasih/Bakti Sosial 2. Pemberkatan Nikah 3. Perayaan Hari Besar (Magha Puja, Waisak Puja, Asadha Puja, Pattidana, Kathina Puja) bit.ly/youtube_CDM

bit.ly/facebook_CDM

Jalan Taman Sunter Indah Blok A3/33 bit.ly/instagram_CDM

0851-0372-8801

Terima kasih

kepada para donatur dan kontributor Berita Dharmayana • Buddhist Education Center • Danil Untoro • Dharmayana angkatan 93 — 97 • Pitra Tjen • Wong Shiao Rong

beritadharmayanauntar 089502759088 Beritadharmayana85@gmail.com