MAJALAH EDISI XXIV NOVEMBER TAHUN MMIX 2019

Page 1

1

MANUNGGAL


2 Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal Universitas Diponegoro Pelindung: Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum. Penasihat: Prof. Dr. Ir. M. Zainuri, DEA., Dr. Darsnono, S.E., MBA., Akt., Dr. Budi Setiono, S.Sos., M.Pol. Admin., Prof. Dr. Ir. Ambariyanto, M.Sc., Dr. Adi Nugroho. Pemimpin Umum: Iga Tikah Rilanti Sekretaris Umum: Fatma Khosiah Pemimpin Redaksi: Dinda Sukma Anggraeni Pemimpin Litbang: Yunita Mahda Sari Pemimpin Perusahaan: Amalia Safira Ashidiqi Wakil Pemimpin Redaksi: Ulfa Mawaddah Afriliani Redaktur Pelaksana Majalah: Yana Laras W. A. Reporter Majalah: Kartika Hikma D., Dinda Viera N., Azrya Zihan F., Nur Chamidah Redaktur Pelaksana Fotografi: Verensia Audre S. Reporter Fotografi: Thariq Razin, Rena Adinda S. Redaktur Pelaksana Desain: Ayu Munthiah Staf Artistik: Isna Farhatina Staf Layout: Alfio Santos, Ririn Evi R. Staf Grafis: Sintia Mulia R. Redaktur Pelaksana Joglo Pos: Rivan Triardhana P. Repoerte Joglo Pos: Alfiansyah, Raegita Wibowo, Sarrah Nadhifah A., Sinta Maulia Redaktur Pelaksana Tabloid: Amalia Nur I. Reporter Tabloid: Annisa Rachmawati, M. Faishal Farras, Intan Widiani, Azza Ifana Redaktur Pelaksana Cybernews: Kadek Delia A. Reporter Cybernews: Mar Atus S., Sherline Vicky A., Dimas Indrapremana, Indah Nur A., Erlin Lutvia A., Juan Adhiasta P. Manajer Rumah Tangga: Ika Octaviani Manajer Produksi, Distribusi, dan Iklan: Anastia Afika R. Staf PDI: Naufal Afif, Dana Yuli A. Manajer Event Organizer: Mutia Larasati Staf EO: Irfan Lukmanul hakim, Fariza adani R. Kepala Divisi Kaderisasi: Desmonda Fara W. Staf Kaderisasi: Annisa Zafira, Dewi Rarasati Kepala Divisi Data dan Informasi: Deni Sanjaya Staf DAI: Windusiwi Asih A., Hanifa Ristia N. Kepala Divisi Jaringan dan Kerjasama: Nanik Nurhana Staf Jarkem: Cynthia Dinda P., Mia Dwi R.

MANUNGGAL MANUNGGAL

Edisi XXIV/Februari/TahunMMIX/2018

Alamat Redaksi, Iklan, dan Sirkulasi Student Center lt.1 Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang, 50275 Email: persmanunggal@yahoo.com Website: manunggal.undip.ac.id


3 S a la m Re d aks i

Salam pers mahasiswa Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kami panjatkan atas terbitnya majalah Manunggal edisi XXIV atau edisi pertama di tahun 2019. Tak hanya ucapan syukur, namun tulisan ini juga sekaligus menjadi pengantar untuk lebih dekat dengan informasi dan ulasan mengenai berbagai artikel atau topik yang diangkat oleh Majalah Manunggal. Majalah edisi 2019 ini membahas mengenai Feminisme. Informasi mengenai femisnisme akan dibahas mendalam pada rubrik sajian utama.Tidak lupa, rubrik ini juga dilengkapi polling oleh Tim Litbang Manunggal. Selain itu majalah edisi kali ini juga menyajikan referensi tempat wisata berbasis alam di Boyolali dan wisata sejarah di Solo, Jawa Te-

ngah. Wisata alam di Boyolali ini menyajikan spot wisata yang kekinian dan instagramable. Anda akan dimanjakan dengan pemandangan yang luar biasa di ketinggian Gunung Merbabu. Sementara kalian akan diajak melihat koleksi keris dari nusantara di kota solo yang pastinya unik dan sarat akan nilai budaya Indonesia. Info selengkapnya silahkan baca di rubrik plesir ya! Bagi Anda pecinta kuliner, jangan lewatkan rubrik kuliner yang akan membahas makanan dan minuman unik yang patut anda coba. Salah satunya adalah Thai Tea, minuman yang sedang hits di Indonesia. Akhir kata, Semoga berbagai informasi yang kami hadirkan untuk anda dapat menjadi sajian yang bermanfaat dan juga menginspirasi. Selamat membaca !

MANUNGGAL


4

Da f t a r Is i S ajian U ta ma Mengenal Feminisme dan Perkembangannya di Indonesia Pemahaman yang Keliru tentang Feminisme Menilik Perkembangan Produk Hukum Indonesia Berperspektif Feminisme Artikel Dosen: Memahami Ketidaksetaraan Gender Artikel Mahasiswa: Kamu Tetaplah Berharga

Polling Face to Fa ce Menyelami Diri dengan Berbagai Hal Baru adalah Tantangan

Sport Kons ultasi Sty liciou s Kom unita s Merajut Kembali Semangat Hidup Permainan Tradisional

Te chno MANUNGGAL

Refleks i Ku li n er Uniknya Kuliner Khas Jogja yang Gurih Alami dan Wajib Dicoba

P les i r Gancik Hill Top, Kekreatifan Masyarakat Memanfaatkan Pesona Alam yang Memikat Mengenal Warisan Keris Nusantara

To Be Fi t Bi s n i s i a n a 3 Kunci Membangun Bisnis di Usia Muda ala Meme

Profi l Cerp en Res en s i Buk u Res en s i Fi lm Ti p s Mu s i k Sering Disalah Artikan, Indie Bukanlah Genre Musik


5

Ed i t o ri a l

Feminisme dan Perkembangannya di Indonesia Berbicara tentang feminisme memang menjadi sesuatu yang asing bagi sebagian orang. Meski penerapan dari gerakannya sudah dirasakan, tidak menjamin orang langsung paham keterkaitannya dengan feminisme. Ada yang menganggap ini hanyalah sebuah paham, tapi banyak pula yang sadar paham ini sudah menjelma menjadi banyak gerakan di berbagai lini kehidupan manusia. Tidak ada yang salah dari keduanya, asal mereka mengerti perbedaan makna feminisme sebagai ide atau gagasan dan feminisme sebagai sebuah gerakan pembebasan dari ketimpangan “gender�. Di Indonesia sendiri gerakan feminisme sudah dimulai sejak zaman penjajahan. Tentu kita tidak asing dengan tokoh RA Kartini dari Jepara, ada juga Dewi Sartika yang pada masa itu bejuang dengan caranya sendiri untuk memberdayakan perempaun. Menghilangkan ketimpangan bukan berarti menyelaraskan peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan di semua bidang. Inilah batasan feminisme yang harus dipegang erat, yaitu dengan memilah peran yang bisa dikerjakan semua gender tanpa menghilangkan peran kodrati nya. Konsep ini tentunya sangat bertentangan dengan budaya “patriarki� yang tumbuh subur di masyarakat kita. Contohnya saja perempuan identik dengan pekerjaan rumah seperti menyapu,

mencuci piring, mengurus anak, sementara laki-laki bertugas mencari nafkah. Padahal peran tersebut bisa dipertukarkan satu sama lain selama ada kesepakatan antar keduanya. Kecuali untuk peran menyusui dan melahirkan yang secara kodrati hanya bisa dilakukan perempuan, maka itu tidak bisa dipertukarkan dengan dalih apapun juga. Perkembangan feminisme di Indonesia tentunya tidak lepas dari peran Pemerintah di dalamnya. Program-program pro pemberdayaan perempuan dan didukung dengan berbagai regulasi adalah wujud komitmen dalam meningkatkan kesejahteraan perempuan. Contohnya saja yang sering kita dengar adalah kuota 30% untuk perempuan di parleman yag bertujuan untuk memberi ruang bagi perempuan untuk ikut andil dalam memberikan aspirasinya bagi kepentingan rakyat.

MANUNGGAL


6

Sajian U ta ma Sumber: Pinterest

Mengenal Feminisme dan Perkembangannya di Indonesia Apa yang ada di benak Anda ketika mendengar “feminisme”? Sebuah ide menyelaraskan gender kah? Atau mungkin sebuah gerakan yang bertujuan menghapuskan penindasan bagi kaum perempuan? Atau anda punya pendapat sendiri terkait feminisme? Isu tentang feminisme belakangan ini membuat banyak orang bertanya-tanya tentang makna sebenarnya dan mencari tahu bagaimana perkembangan hasil perjuangan kaum feminis. Menurut Dosen Ilmu Pemerintahan Undip, Sharry Charlote, pengertian feminisme bisa dikaji dari dua hal yaitu feminisme sebagai ide dan feminisme sebagai gerakan. “Feminisme sebuah ide adalah upaya entah dari perempuan atau laki-laki untuk memanusiakan perempuan. Perempuan yang tadinya sebuah objek reproduksi, seksual, diubah menjadi subjek, dimanusiakan. Ketika manusia sama-sama dianggap sebagai subjek maka laki-laki dan perempuan dianggap setara,” ungkapnya. Sharry melanjutkan bahwa gerakan ini berawal dari sebuah ide memanusiakan perempuan, kemudian feminisme berkembang menjadi beragam gerakan

MANUNGGAL

yang menuntut pada pembebasan perempuan dari ketimpangan gender. “Ada yang ingin perempuan kondisinya di atas laki-laki, ada yang mengatakan bahwa penindasan paling banyak dilakukan oleh laki-laki, sehingga perempuan harus ada di atas laki-laki untuk menghentikan penindasan itu. Atau setidaknya membuat wanita sejajar dengan laki-laki dan menghentikan penindasan itu,” tandasnya. Menurut June Hannam (2007:22) di dalam bukunya Feminism, istilah feminisme pertama kali lahir di Prancis akhir abad ke19. Pada masa itu banyak wanita banyak


7

Sajian Utama yang menulis karya tentang dominasi kaum laki-laki, ada pula yang ikut berdebat untuk mendapatkan posisi atau jabatan dalam masyarakat. Tepatnya setelah revolusi Prancis, muncul ide-ide untuk menghapuskan ketimpangan gender dan menolak anggapan umum bagaimana menjadi seorang wanita saat itu. Pemikiran ini kemudian berkembang menjadi gerakan-gerakan feminis di berbagai belahan dunia tak terkecuali di Indonesia. Menurut Sri Hidayati Djoeffan dalam jurnal “Gerakan Feminisme di Indonesia: Tantangan dan Strategi Mendatang� lahirnya gerakan feminisme di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai kondisi historis sejarah perjuangan bangsa, program pembangunan nasional, globalisasi, reformasi serta kehidupan religius masyarakat. Perkembangan feminisme di Indonesia yang lekat dengan perjuangan gerakan perempuan dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu masa kolonial, pendudukan Jepang, pasca kemerdekaan – orde lama, masa orde baru, era reformasi, dan pasca reformasi. Perjalanan Pergerakan Feminisme di Indonesia Pada zaman kolonial, perjuangan feminisme sebenarnya sudah dimulai sejak masa R.A. Kartini. Meski sebelumnya sudah banyak tokoh-tokoh perempuan yang ikut andil dalam perjuangan kemerdekaan seperti Cut Meutia dari Aceh, atau Martha Tiahahu dari Sulawesi Selatan. Namun di masa R.A. Kartini ini ide tentang memperjuangkan hak perempuan semakin terlihat nyata. Salah satunya adalah persamaan hak dalam mendapatkan pendidikan. Ia kemudian mempelopori dibukanya sekolah untuk mendidik wanita. Perjuangan ini kemudian dilanjutkan oleh Dewi Sartika, tokoh perjuangan wanita yang berasal dari Jawa Barat. Bertambah tahun maka bertambah pula pemikiran akan pentingnya menyelaraskan hak perempuan, hal ini kemudian mendorong perempuan pada

masa itu untuk mendirikan perkumpulan atau organisasi sebagai wadah untuk mengembangkan diri. Putri Mardika, salah satunya, yang merupakan organisasi perempuan pertama di Indonesia di tahun 1912. Organisasi tersebut memiliki tujuan untuk membantu membimbing para gadis Bumiputera saat menuntut ilmu dan menyatakan pendapat di depan umum. Setelah Putri Mardika, kemudian bermunculan organisasi-organisasi wanita lainnnya seperti Putri Sejati dan Wanita Utama. Bahkan di tahun 1930an muncul 30 organisasi wanita yang menyuarakan berbagai kepentingan, di antaranya adalah Persatoean Perempuan Indonesea (PPI) yang menyuarakan reformasi pendidikan dan reformasi perkawinan. Kemudian di masa pendudukan Jepang salah satu organisasi wanita yang kita kenal adalah Fujinkai yang memperjuangkan pemberantasan buta huruf dan berorientasi pada pekerjaan sosial. Pada masa orde lama, tepatnya tahun 1950 terdapat organisai wanita bernama Gerakan Wanita Indonesia (GERWANI). Organisasi yang merupakan kelanjutan dari Istri Sedar ini tersebar di berbagai kegiatan masyarakat seperti warung, koperasi, koperasi simpan pinjam, petani, buruh pabrik, taman kanak-kanak yang diselenggarakan di pasar, dan perkebunan. Menurut Sharry, gerakan ini memiliki tujuan baik yaitu menghentikan penindasan pada kaum wanita dan menuntut pemberdayaan perempuan, namun karena mengambil ajaran komunis membuat organisasi ini dicap negatif oleh banyak pihak. “Nah GERWANI berpikiran bahwa selama ini penindasan itu patriarki, laki-laki boleh ini, perempuan enggak. Subjek utama dunia adalah laki-laki. GERWANI tidak menginginkan ini, maka perempuan harus diberdayakan, harus punya elektabilitas di bidang politik,� papar Sharry. Selain GERWANI muncul Organisasi Perempuan Islam dan Nasionalis, serta berbagai kegiatan yang terikat pada partai politik dan gerakan keagamaan dalam bentuk balai-

MANUNGGAL


8

Sajian U ta ma balai perempuan, bank-bank perempuan, surau perempuan, organisasi perempuan serta majalah perempuan. Perkembangan organisasi di masa orde baru, mengalami pengekangan yang begitu ketat. Menurut Sharry, gerakan feminisme pada masa orde baru menjadi sangat politis, tujuannya bukan lagi untuk memberdayakan perempuan tetapi untuk mengakomodir pemerintahan orde baru yang saat itu memimpin. Hal ini bisa kita lihat di skala nasional hanya ada satu organisai wanita yang bertahan yaitu Persatuan Wanita Republik Indonesia (Perwari). Tahun 1978 Perwari dilebur ke dalam Golkar, menurut Sri Hidayati Djoeffan, pada tahun tersebut hilang organisasi wanita yang bersifat independen, akan tetapi lahir beberapa organisasi besar seperti: Golkar, Dharma Wanita (istri PNS), Dharma Pertiwi (istri yang suaminya bekerja di angkatan bersenjata) serta organisasi PKK. Bahkan di tingkat pedesaan hanya ada dua organisasi wanita yang boleh bergerak yaitu Aisiyah dan PKK. Semua organisasi tersebut lebih bertujuan untuk mendukung kepentingan laki-laki dan mendukung birokrasi. Sharry menambahkan bahwa hal ini tentu bertentangan dengan tujuan feminisme yang ingin menyetarakan gender yaitu mempelajari sesuatu yang bisa dipelajari laki-laki dan perempuan, namun bukan hal yang bersifat kodrati. Berlanjut di era reformasi, perjuangan kaum perempuan masih bersifat organisasi. Berbagai masalah yang dihadapi bangsa Indonesia pasca orde baru di antaranya adalah korupsi, kemudian masalah kemanusiaan, bahkan kemiskinan mendorong kaum wanita membentuk organisai tidak hanya untuk mewadahi kepentingannya, namun juga untuk memperjuangkan kepentingan bangsa. Sri Hidayati mencatat beberapa organisasi tersebut adalah tahun berbagai organisasi LSM yang membela rakyat kecil antara lain War-

MANUNGGAL

dah Hafiz, kelompok perempuan yang menamakan Suara Ibu Peduli yang membela hak anak, Ratna Sarumpaet yang memperjuangkan demokrasi dan hak buruh perempuan lewat organisasi teaternya, Nursyahbani Kacasungkana yang membela wanita dari obyek kekerasan dan kejahatan melalui supremasi hukum, dan lain sebagainya. Menurut Sharry, perkembangan feminsime di Indonesia pasca reformasi terbilang cukup positif. Perempuan mulai andil dalam pemerintahan melalui kuota 30% wanita di parlemen. Kemudian kebebasan berpendapat juga dijamin sepenuhnya oleh undang-undang. Perempuan tidak perlu takut lagi untuk mengekspresikan dirinya. Dilansir oleh tirto.id mengenai data dari World Economic Forum (WEF), indeks kesetaraan gender di Indonesia mengalami peningkatan yaitu peringkat 6 di ASEAN. Dalam satu dekade terlihat ada tren peningkatan indeks, dari 0,647 pada 2008 menjadi 0,661 pada 2013. Peningkatan ini terjadi sejak 2015. Meski di peringkat 6, Indonesia masih kalah dari Filipina terutama dalam hal mendorong peran perempuan dalam bidang ekonomi khususnya di bursa tenaga kerja dan juga pemberdayaan di bidang politik. Bahkan nilai pemberdayaan di bidang politik adalah nilai terendah yang didapat Indonesia. Angka 30% keterwakilan perempuan di DPR ternyata masih belum memenuhi kuota. Padahal persentase perempuan yang menempuh pendidikan di bidang sains adalah 51%, sedangkan laki-laki hanya 49%. Hal ini tentu perlu dikaji lebih dalam agar indeks kesetaraan bisa ditingkatkan terutama pada sektor yang masih lemah. Masih minimnya partisipasi perempuan di ruang publik dan sektor lainnya adalah pekerjaan rumah bagi semua pihak, terlebih adalah pemerintah. Gerakan feminisme harus didukung selama punya tujuan yang baik bagi kesetaraan dan menciptakan kesempatan yang sama untuk berkembang. (Yana)


9

Sajian Utama

Pemahaman yang Keliru tentang Feminisme Sumber: Pinterest

Bagaimanapun, masih ada beberapa orang yang terpapar pandangan negatif tentang feminisme. Gerakan yang disalahpahami sebagai ‘pelanggaran kodrat’ masih terus berlanjut. Mereka belum menyadari bahwa feminisme hadir untuk menyetarakan gender bukan melemahkan salah satunya. Feminisme yang bermula dari ide untuk memanusiakan perempuan berkembang menjadi gerakan yang menuntut pada pembebasan kaum perempuan dari segala bentuk diskriminasi dan penindasan. Bahasan tentang feminisme berkembang di kalangan masyarakat dari masa ke masa sehingga memunculkan berbagai macam pandangan tentang konsep gerakan tersebut. Banyak yang sudah mengerti bahwa feminisme adalah paham yang bertujuan untuk membebaskan perempuan dari diskriminasi di berbagai aspek kehidupan. Namun tidak sedikit pula yang menganggap bahwa feminisme hanya menguntungkan kaum perempuan atau bahkan melemahkan peran laki-laki yang dalam konsep patriarki dianggap lebih tinggi. Oleh sebab itu, perlu diketahui pemahaman seperti apa yang keliru dalam memaknai feminisme dan seperti apa pemahaman yang benar ter-

kait pandangan tersebut. Menurut Dosen Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip, Shary Charlotte, munculnya berbagai pandangan yang kurang tepat terkait feminisme, salah satunya karena budaya patriarki yang masih kental di masyarakat. Hal ini berdampak pada beberapa pemikiran atau pemahaman yang keliru tentang feminisme. Beberapa di antaranya adalah: 1. Isu tentang perempuan dianggap kurang penting Beberapa tahun terakhir seperti yang dilansir oleh IDNTimes, setidaknya terdapat 9 isu tentang perempuan yang wajib diketahui. Salah satunya adalah Woman’s March Jakarta 2018 dengan tema #LawanBersamaKekerasanBerbasisGender. Gerakan yang juga didukung oleh Komnas Perempuan ini

MANUNGGAL


10

S ajian U tama dipicu oleh banyaknya kasus kekerasan yang dialami perempuan dan beberapa di antaranya berujung pada pembunuhan. Hal ini tentu bukanlah isu yang tidak penting untuk diketahui apalagi terkait kemanusiaan. Perempuan yang dianggap makhluk yang lemah tidak boleh terus-menerus menjadi korban. Data yang disampaikan oleh Komnas Perempuan menyajikan fakta yang mengejutkan terkait kasus kekerasan seksual. Data Komnas Perempuan menyebut jumlah kekerasan seksual terhadap perempuan yang dilaporkan dan ditangani selama tahun 2017 berjumlah 335.062 kasus. Jumlah kekerasan naik drastis dari tahun sebelumnya yang berjumlah 259.150 kasus. Dilansir oleh tempo. co, Komisioner Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Riri Khariroh mengatakan setidaknya ada empat alasan mengapa angka kasus kekerasan seksual terus meningkat. Empat alasan tersebut adalah ketimpangan relasi kuasa, kuatnya budaya patriarki, pembiaran atau pemakluman oleh masyarakat, dan penegakkan hukum yang lemah. Berdasarkan fakta ini, masyarakat hendaknya harus lebih tanggap dan paham tentang isu perempuan agar tidak ada lagi kasus kekerasan. 2. Menganggap seks dan gender adalah dua hal yang sama Menurut Shary, terkadang orang sulit membedakan antara seks dan gender. Seks itu pembeda antara laki-laki dan perempuan atau pembeda jenis kelamin. Sementara gender itu perbedaan feminitas dan maskulinitas yang lebih merujuk pada sikap, perasaan dan perilaku yang diasosiasikan dengan jenis kelamin seseorang. Sering kali kita menganggap bahwa perempuan itu feminin, laki laki itu maskulin, itu adalah bias gender. Padahal tidak ada hubungannya laki-laki dengan maskulinitas dan perempuan dengan feminitas. Dari stereotip inilah, kemudian gender dikonstruksi secara sosial oleh budaya dan

MANUNGGAL

pemikiran manusia. Perempuan identik dengan sosok yang lemah lembut, halus sikap, dan perilakunya. Sedangkan laki-laki adalah sosok yang kuat, tegar, dan garang. Jelasnya bahwa gender itu adalah peran yang bisa dipertukarkan, namun seks adalah kodrat alamiah tentang jenis kelamin seseorang. Masyarakat yang belum paham tentang dua hal ini akan menganggap peran yang sedang dikerjakan perempuan yang menurut mereka seharusnya dilakukan laki-laki adalah hal yang tidak lumrah. Contohnya adalah seorang ibu yang bekerja, sedangkan seorang ayah yang mengurus anak. Pertukaran peran ini akan dianggap salah apabila masyarakat kurang memahami perbedaan seks dan gender. Perempuan yang bekerja adalah salah satu wujud aktualisasi diri dan apabila telah ada kesepakatan dalam rumah tangga siapa yang bekerja dan siapa yang menjaga rumah, maka itu bukanlah suatu yang perlu diperdebatkan di masyarakat. 3. Pandangan feminisme akan membuat perempuan mengambil ranah pekerjaan laki-laki Pandangan bahwa feminisme akan membuat perempuan akan mengambil ranah pekerjaan laki-laki adalah salah, pada kenyataannya pekerjaan-pekerjaan yang katanya pekerjaan wanita saat ini sudah banyak dikerjakan oleh laki-laki, salah satunya adalah chef. Jadi anggapan bahwa memasak adalah hanya pekerjaan perempuan sudah tidak benar, bahkan kerja kasar seperti di bangunan, juga sudah banyak wanita yang mengambil bagian dalam pekerjaan tersebut. Feminisme hanya menginginkan kita sama-sama adil dalam mendapatkan kesempatan tidak hanya di dunia kerja namun juga di semua sektor. (Yana, Dinda)


11

Sajian Utama Sumber: Dok. istimewa

Menilik Perkembangan Produk Hukum Indonesia Berperspektif Feminisme Tentunya perjuangan gerakan feminisme tidaklah berjalan dengan baik tanpa dilindungi payung hukum dari Pemerintah. Bagaimanapun, Pemerintah berperan penting dalam mencetuskan kebijakan yang mengakomodasi kebutuhan kaum perempuan. Lantas sudah sampai manakah dukungan Pemerintah terkait hal tersebut? Salah satu tujuan dari gerakan femisnisme adalah penyelerasan kedudukan antara laki-laki dan perempuan. Masalah ketimpangan gender inilah yang sedikit demi sedikit ingin dihilangkan oleh banyak pihak, tak terkecuali oleh pemangku kepentingan yaitu Pemerintah. Poin tentang kesetaraan gender adalah salah satu aspek yang sangat diperhatikan oleh berbagai negara di dunia. Indonesia sendiri bahkan sudah memasukkannya sebagai indikator pembangunan berkelanjutan bertajuk Sustainable Development Goals (SDGs). Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik 2014 mengenai Kajian Indikator SDGS, terdapat 17 butir yang ingin dicapai oleh Pemerintah, adapun butir ke-5 bertujuan untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan. Aspek ini

bisa terwujud dengan salah satunya harus menyediakan kebijakan maupun produk hukum yang mengakomodasi kebutuhan perempuan serta membela hak-hak mereka. Menurut Dosen Fakultas Hukum Undip, Ani Purwanti, kewajiban negara untuk mendukung feminisme ada tiga hal yaitu membuat regulasi, memastikan prinsip non-diskriminatif, dan menerapkan keadilan substantif. Regulasi di sini maksudnya adalah peraturan yang dibuat Pemerintah dalam bentuk undang-undang di tingkat pusat atau peraturan daerah. Regulasi merupakan bentuk dukungan serta tanggung jawab Pemerintah untuk melindungi kaum perempuan dan menyelesaikan masalah-masalahnya. Contohnya saja seperti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Ke-

MANUNGGAL


12

S ajian U tama

Sumber: Pinterest

kerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang lahir karena banyak kasus kekerasan yang dialami perempuan, meskipun dalam beberapa kasus perempuan juga bisa jadi pelaku kekerasan, namun persentasenya lebih banyak perempuan yang menjadi korban. Undang-undang kemudian turun menjadi peraturan pemerintah, keputusan menteri, atau badan-badan tertentu sehingga melahirkan kebijakan-kebijakan yang mengakomodasi kebutuhan perempuan. Beberapa contoh dari hal tersebut yang terealisasikan adalah disediakannya fasilitas seperti gerbong khusus perempuan pada KRL commuter line, atau ruangan khusus untuk menyusui. Kewajiban yang kedua adalah memastikan prinsip non-diskriminatif dapat terlaksana di segala aspek baik ekonomi, sosial, budaya, maupun politik serta di segala tingkatan, mulai dari yang teratas hingga yang paling rendah. “Semua apa saja itu enggak boleh mendiskriminasi perempuan. Jadi apa saja (kebijakannya) berarti prinsipnya non-diskriminasi. Baik di tingkat atas, di tingkat regional, di tingkat kabupaten, di tingkat desa, semuanya harus tidak boleh mendiskriminasi perempuan. Jadi itu wujud nyata dari feminisme yang kedua,� jelas Ani. Prisip ini sebenarnya sudah tertuang dalam Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, yang menjelaskan adanya pengakuan terhadap prinsip persamaan bagi seluruh war-

MANUNGGAL

ga negara tanpa kecuali. Prinsip persamaan ini menghapuskan diskriminasi, di mana setiap warga negara mempunyai hak yang sama di hadapan hukum dan pemerintahan tanpa memandang agama, suku, jenis kelamin, kedudukan, maupun golongan. Aspek yang ketiga adalah keadilan substantif yang menurut Ani adalah aspek yang paling sulit untuk dilaksanakan. Sebuah kasus mungkin bisa diselesaikan secara prosedur hukum, namun belum tentu aspek keadilan bisa tercapai. Contohnya seperti kasus seorang ibu yang mencuri susu formula demi anaknya yang masih balita. Jika dilihat dari kacamata hukum memang ada undang-undang yang mengatur tindak pidana pencurian dan pelakunya bisa dipidana. Namun jika kita tinjau secara keadilan substantif maka ada aspek yang belum selesai, yaitu alasan dibalik mengapa demi memenuhi kebutuhan susu anaknya, sang ibu sampai harus mencuri. Hal ini tentunya adalah tanggung jawab Pemerintah dalam mewujudkan keadilan substantif. Komitmen Pemerintah Kesadaran bangsa ini akan urgensi produk hukum yang menjamin kepentingan perempuan dimulai sejak Pemerintah meratifikasi (Convention on The Elimination Of All Forms Of Diskrimination Against Women). Ini merupakan perjanjian internasional


13

Sajian Utama Sumber: Dok. istimewa

yang paling komprehensif tentang hak asasi perempuan yang menetapkan kewajiban mengikat kepada negara peserta untuk secara hukum mengakhiri diskriminasi terhadap perempuan, menyatakan persamaan hak sipil, politik ekonomi, sosial budaya antara laki-laki dan perempuan serta menetapkan bahwa diskriminasi terhadap perempuan harus dihapuskan melalui langkah-langkah umum, program, serta kebijakan-kebijakan. Berangkat dari sini, Indonesia kemudian meratifikasinya menjadi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan pada tanggal 24 Juli 1984. Konsekuensi dari ratifikasi konvensi tersebut ialah bahwa negara peserta memberikan komitmen, mengingatkan diri untuk menjamin melalui peraturan perundangundangan, kebijakan, program dan tindakan khusus untuk mewujudkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan serta terhapusnya segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan. Hal ini berarti Indonesia memiliki komitmen yang tinggi terhadap terwujudnya kesetaraan di berbagai bidang kehidupan yang diperkuat melalui dukungan Pemerintah dengan memunculkan program maupun kebijakan atau produk hukum lainnya untuk sedikit demi sedikit menghilangkan diskriminasi.

Menurut Ani, UU Nomor 7 Tahun 1984 mengatur banyak aspek tentang perempuan di antaranya seperti politik, perkawinan, kekerasan terhadap perempuan, kesehatan, dan lainlain. Namun di sisi lain, diakui Ani perkembangan pelaksanaannya baru berjalan 60% saja, sementara sisanya masih belum dilaksanakan sejak tahun dimana ratifikasi itu terjadi. Jumlah 60% itu bahkan lebih banyak disumbangkan di era reformasi, di mana lebih banyak UU yang lahir untuk mengakomodasi kebutuhan perempuan, contohnya seperti yang terbaru di bidang politik adalah kuota 30% untuk perempuan di parleman atau di bidang tenaga kerja mengenai cuti haid. “Sejak CEDAW tahun 84 diratifikasi melalui UU No.7 Tahun 1984, saya kira baru 60% yang dilaksanakan, itupun di masa reformasi yang paling banyak melahirkan undang-undang untuk mengatur masalah-masalah perempuan,� jelas Ani. Di samping itu jika dilihat dari aspek pemuatan undang-undang yang dibuat Pemerintah, menurut Ani sudah ada sekitar 85%. Namun tetap saja bila dilihat dari segi pelaksanaan, memang baru mencapai 60%. Maka dari itu sebenarnya masih banyak yang harus dibenahi pemerintah dari segi kepastian hukum demi terwujudnya kesetaraan dan menghilangkan diskriminasi terhadap perempuan. Ani menambahkan bahwa solusi untuk pelaksanaan yang lebih baik ini kuncinya ada tiga yaitu undang-undang, pelaksana, dan budaya masyarakat. Undang-undang adalah prosedur yang harus ditaati oleh pelaksana, kemudian budaya masyarakat adalah dorongan untuk terwujudnya kesetaraan. (Yana, Zihan)

MANUNGGAL


14

Ar tike l Do sen

MEMAHAMI KETIDAKSETARAAN GENDER Shary Charlotte Pattipeilohy, M.A (Dosen Departemen Hubugan Internasional, FISIP Undip)

Pernahkah Anda mendengar gurauan bahwa wanita tidak bisa mengendarai kendaraan dengan baik? Terlalu emosional untuk menjadi pemimpin atau bahkan tidak mampu membuat keputusan? Tentu saja, tidak hanya wanita, beberapa pria pun tidak mampu mengendarai kendaraan dengan baik, atau terlalu emosional sehingga tidak mampu membuat keputusan. Namun sayangnya, stigma tersebut hanya melekat pada wanita, atau mungkin sengaja dilekatkan hanya pada mereka. Hal ini bisa terjadi karena masyarakat belum mampu memahami dengan baik mengenai perbedaan gender dan jenis kelamin. Jenis Kelamin, Gender, dan Bias Gender Perlu dipahami disini, jenis kelamin pria dan wanita adalah konstruksi natural yang diciptakan untuk tujuan prokreasi, sedangkan gender merupakan hasil konstruksi budaya yang membedakan peran sosial feminin dan maskulin seorang manusia (baik pria maupun wanita). Peran feminin memiliki ciri-ciri sebagai berikut: berada di ranah privat (domestik), melihat sesuatu secara subjektif, lebih mementingkan orang atau pihak lain, dan menjalin hubungan baik dengan orang/

MANUNGGAL

Sumber: Dok. istimewa

pihak lain. Berbeda dengan femininitas, maskulinitas memiliki sifat yang lebih mementingkan diri sendiri dan otonomi terhadap kekuasaan, melihat sesuatu secara objektif, dan memiliki peran besar di ranah publik yang berurusan dengan orang lain. Ketidakmampuan membedakan antara jenis kelamin dan gender ini menyebabkan kondisi yang bias gender, karena baik pria maupun wanita tentu saja memiliki sisi feminin sekaligus maskulin dalam dirinya, meskipun dengan kadar dominan yang berbeda. Dengan demikian, maskulinitas sebenarnya tidak dapat disamakan dengan pria, dan feminitas tidak dapat dilekatkan pada wanita. Namun semenjak wanita diberi peran hanya di ranah privat untuk mengurus orang lain yakni suami dan anak-anaknya, serta berusaha menjalin hubungan baik antar seluruh keluarga, maka femininitas ini lebih dominan dilekatkan pada wanita.


15

Art i kel Dos en Ketidaksetaraan Gender Pada dasarnya, femininitas dan maskulinitas ini bersifat sejajar dan tidak mendominasi satu dengan yang lain, karena pada fungsinya, keduanya memiliki sifat-sifat yang saling melengkapi, sama seperti konsep Yin dan Yang dalam Konfusianisme dan Taoisme. Kedua sifat tersebut sesungguhnya sangat dibutuhkan untuk menciptakan hubungan yang baik dalam kehidupan manusia. Namun dalam perkembangannya, masyarakat menciptakan konstruksi sosial yang menempatkan hierarki maskulinitas diatas femininitas. Maskulinitas dianggap lebih baik, kuat, dan berkuasa dibandingkan dengan femininitas yang cenderung lemah dan hanya mendominasi ranah privat. Misalnya, masyarakat lebih cenderung menerima wanita yang maskulin dengan lebih baik dibandingkan pria yang feminin, karena femininitas itu sendiri dianggap lebih buruk. Disinilah konsep patriarki mulai muncul dan berkembang. Lebih lanjut, dalam masyarakat yang bias gender, semua yang berhubungan dengan femininitas dan wanita dianggap lebih rendah. Wanita dengan stigma femininitas yang melekat didalamnya, dianggap tidak kompeten untuk memimpin di ranah publik yang sangat maskulin. Tentu saja argumen ini dapat langsung dipatahkan dengan sejarah yang membuktikan wanita-wanita Indonesia yang mampu memimpin perang seperti Cut Nyak Dien dan Christina Martha Tiahahu. Dunia Internasional juga sempat dibuat kaget oleh keputusan Perdana Menteri Wanita pertama Inggris, yakni Margareth Thatcher untuk menyerang Teluk Babi tahun 1980an, tindakan yang selama ini sulit dipercaya apabila wanita memimpin sebuah negara.

Sayangnya, jumlah pemimpin wanita seperti ini masih kalah jauh dibandingkan pria. Hal ini disebabkan wanita dengan stigma kefeminitasannya, selama ratusan tahun tidak diberi kesempatan untuk mengartikulasikan dirinya di ranah publik. Disinilah feminisme muncul untuk menghilangkan sistem patriarki dan mengangkat ketertinggalan wanita dengan membangun konsep pemberdayaan wanita. Feminisme percaya bahwa wanita harus memiliki hak yang sama dan setara dengan pria, karena sebagai manusia, keduanya terlahir dengan Hak Asasi yang wajib diperjuangkan oleh semua pihak baik Pemerintah maupun seluruh warga negara. Definisi Kesetaraan Gender yang Keliru Setelah kita mampu membedakan antara gender dan jenis kelamin, seharusnya kesetaraan gender berarti menyejajarkan kembali posisi maskulinitas dan femininitas yang sebenarnya bebas dari hierarki. Namun sekali lagi, dalam kondisi masyarakat yang bias gender, terminologi ini sering disalahartikan. Di beberapa agenda nasional dan internasional, kesetaraan gender malah dilekatkan dengan jenis kelamin, misalnya gender empowerment atau pemberdayaan gender yang dicanangkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Program tersebut ditujukan hanya untuk memberdayakan wanita. Definisi kesetaraan gender juga lebih ditujukan untuk menyetarakan posisi wanita dan pria dalam sektor ekonomi, politik, militer, sosial, dan budaya. Seharusnya program-program semacam ini tidak disebut sebagai pemberdayaan gender, melainkan pemberdayaan wanita.

MANUNGGAL


16

A r tike l Ma ha siswa

Kamu Tetaplah Berharga Oleh: Yemima Galih P (Mahasiswa Hubungan Internasional 2015)

Sumber: Dok. istimewa

Apa yang kamu pikirkan mendengar istilah keperawanan? Di Indonesia, konsep keperawanan masih dianggap sakral dan penting terutama bagi perempuan. Banyak orang berasumsi bahwa kehilangan keperawanan berarti kehilangan harga diri sebagai seorang perempuan. Sayangnya, kita jarang mendengar laki-laki dikaitkan dengan konsep keperawanan (atau keperjakaan). Konstruksi sosial yang selama ini terbangun ialah bahwa perempuan harus tetap perawan sampai ia menikah. Mengapa laki-laki tidak? Bila narasi mengenai keperawanan saja tidak lagi universal, lantas masih adilkah bila kita hanya menyalahkan para perempuan yang sudah tidak perawan, sedangkan laki-laki dapat dengan bebas melakukan seks tanpa harus mendapatkan stereotip negatif tentang ketidakperawanan?

MANUNGGAL

Masyarakat juga masih mengaitkan keperawanan dengan keutuhan selaput dara. Seorang wanita dianggap masih perawan apabila selaput daranya tidak pernah dipenetrasi atau ditembus secara seksual. Konsep ini sebenarnya salah kaprah baik secara medis maupun ilmiah. Padahal, kondisi selaput dara atau hymen pada tiap wanita itu berbeda. Palo Alto Medical Foundation for Health Care, Research and Education (PAMF) menuliskan bahwa tidak semua wanita terlahir dengan hymen, beberapa terlahir tanpa hymen yang utuh sepenuhnya, dan ada yang selaputnya sangat tipis sehingga sering pecah oleh karena aktivitas fisik normal seperti berlari, senam atau menunggang kuda. Sebenarnya, tidak ada yang salah ketika keperawanan itu dijaga sampai ke jenjang pernikahan, asal, semua itu memang adalah kehendak bebas yang dipilih secara sadar oleh perempuan itu sendiri, bukan oleh tekanan dari pihak manapun. Glorifikasi terhadap keperawanan seakan-akan mengabaikan keseluruhan nilai yang ada pada perempuan. Harga diri perempuan kemudian


17

Ar tikel Ma h a s i swa dikerdilkan dalam bentuk selaput dara. Kata “tidak perawan� yang terdengar merendahkan juga menimbulkan dampak negatif pada penerimaan diri seorang wanita terhadap dirinya sendiri. Sebenarnya kita dapat memahami himbauan agar tetap menjaga keperawanan sampai menikah dalam sudut pandang yang positif. Himbauan itu menolong perempuan untuk dapat menjaga dirinya supaya tidak melakukan hal-hal yang mungkin akan ia sesali. Mengapa demikian? Pandangan pere-mpuan terhadap seks berbeda dengan laki-laki. Saya pernah mengikuti sebuah seminar oleh Yohanna Patricia Siahaan, M.Th yang juga adalah konselor di STT Reformed Indonesia. Beliau menyatakan, perempuan akan cenderung menyalahkan diri sendiri, menjadi cemas apakah pasangannya akan meninggalkannya, dan merasa tidak layak dengan dirinya sendiri. Sedangkan bagi pria, cenderung timbul perasaan seperti benci atau menjauh, sekalipun mungkin pria tersebut tidak benar-benar membenci. Perasaan bersalah karena telah kehilangan keperawanan mungkin juga sedikit banyak dipengaruhi oleh glorifikasi masyarakat mengenai keperawanan. Apalagi Indonesia adalah negara dengan masyarakat yang religius. Nilai-nilai agama yang sebenarnya memiliki tujuan baik, tetapi di sisi lain juga menimbulkan tekanan. Saya tidak hendak menyampaikan bahwa nilai-nilai agama itu salah, atau bahwa seks di luar nikah itu benar. Setiap pembaca berhak memiliki penilaian masing-masing. Tetapi yang hendak saya garis bawahi ialah, bagaimana respon kita terhadap perempuan yang sudah tidak perawan dan kemudian memandang rendah dirinya sendiri.

Tiap manusia itu berharga dan hal itu tidak terbatas pada urusan selaput dara. Memberikan label “tidak suci� pada orang lain tidak akan membuat diri kita lebih baik dan lebih suci. Each of us is fearfully and wonderfully made. Bagi saya, berharga artinya ketika kita menjalani hidup yang sekalipun itu beautifully broken dengan otentik, transparan dan terbuka. Dari situ kita menemukan kekuatan sejati sampai akhirnya memahami siapa kita. Berharga, justru, adalah ketika kita dapat membagi hidup kita untuk dapat menghargai dan mengasihi yang lain. Bila saat ini kamu sedang berhadapan dengan perempuan yang sedang terpuruk dalam penyesalan atas ketidakperawanannya, maka peluk dan rangkullah dalam kasih. Namun bila saat ini kamu sendiri sedang mengalami perasaan cemas itu, maka kamu perlu sadar, kamu tetaplah berharga. Tidak ada satupun manusia yang tidak berharga dan tidak layak untuk dikasihi, yang sudah berlalu, biarkanlah berlalu. Tataplah pada masa depan, duniamu tidak akan berakhir hanya karena tidak dapat memenuhi standar masyarakat mengenai keperawanan; kamu tetap layak untuk melakukan dan mengalami halhal yang luar biasa!

MANUNGGAL


18

Po lling

PENDAPAT MEREKA TENTANG FEMINISME 1. Apa yang Anda pahami tentang paham Feminisme?

9%

Feminisme (tokohnya disebut Feminis) adalah sebuah gerakan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria.

35%

Gerakan kaum perempuan yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum perempuan dan laki-laki. Feminisme adalah suatu paham yang menuntut kesetaraan laki-laki dan perempuan. Karena realitas perempuan yang diposisikan sebagai “manusia kelas dua�.

21%

31%

4%

Feminisme adalah sebuah gerakan yang didasarkan pada adanya kesadaran tentang penindasan perempuan yang kemudian ditindaklanjuti oleh adanya aksi untuk mengantisipasi penindasan tersebut. Lainnya.

Analisis: 31 % responden menjawab feminsime sebagai paham, sementara 35 % + 4 %+21% +31 % responden menjawab feminisme sebagai sebuah gerakan kesetaraan gender yang didasari pada ketidakadilan yang dialami perempuan, dan 9 % lainnya menjawab sesuai dengan opini mereka masing-masing. Tidak ada pengertian yang salah dalam jawaban yang disajikan karena tergantung perspektif mana responden memandang paham feminisme ini. Feminisme diwakili oleh persepsi tentang ketimpangan posisi perempuan dibandingkan laki-laki yang terjadi di masyarakat. Akibat dari persepsi itu, timbul berbagai upaya untuk mengkaji ketimpangan tersebut serta menemukan cara untuk menyejajarkan

MANUNGGAL

kaum perempuan dan laki-laki sesuai dengan potensi yang dimiliki mereka sebagai manusia. Para feminis mengakui bahwa gerakan feminisme merupakan gerakan yang berakar pada kesadaran kaum perempuan. Perempuan sering berada dalam keadaan ditindas dan dieksploitasi sehingga penindasan dan eksploitasi terhadap kaum perempuan harus diakhiri. Selain itu, gerakan feminisme bertujuan untuk memperjuangkan kesetaraan dan kedudukan martabat perempuan dengan laki-laki, serta kebebasan untuk mengontrol raga dan kehidupan mereka sendiri baik di dalam maupun di luar rumah. http://digilib. unila.ac.id


19

Polli n g 2. Apa saja komunitas feminisme atau organisasi pergerakan perempuan yang kamu ketahui di Indonesia? 12%

Aksi Perempuan Indonesia

48%

Aliansi Perempuan Peduli Sukowati Forum Aktivis Perempuan Muda Indonesia (FAMM-I) Lainnya

30% 10%

3. Menurut Anda, sudah sejauh apa perkembangan perjuangan gerakan feminisme di Indonesi? Stagnan sebab masih banyak kasus kekerasan yang dialami perempuan dan perempuan selalu menjadi objek yang disalahkan dan dirugikan

27%

31%

42%

Sebagian masyarakat masih belum bisa menerima dengan terbuka sebab masih kental dengan budaya patriarki dan dogma agama. Mulai adanya lembaga/komunitas perlindungan dan pemberdayaan perempuan

4. Apa Anda setuju dengan hadirnya paham feminisme di Indonesia? 10%

90%

Ya Tidak

Analisisi: 90 % menjawab Ya yang artinya responden setuju dengan adanya paham feminisme di Indonesia

MANUNGGAL


20

Po lling 44%

Jika ya, mengapa? Paham feminisme dapat menjelaskan tentang kesetaraan dan ketimpangan gender.

19%

Paham feminisme memunculkan gerakan pembebasan perempuan dari rasisme, stereotyping, seksisme, penindasan perempuan, dan phalogosentrisme. 37%

Paham feminisme memberikan pemahaman mengenai anti diskriminasi, penindasan, dan patriarki bagi perempuan.

Analisis: 44 % responden setuju dengan paham feminisme karena alasan paham ini dapat menjelaskan tentang kesetaraan dan ketimpangan gender. Jawaban ini mengacu pada teori feminisme yang bertujuan memahami dan menjelaskan hakikat ketimpangan gender dengan menyaksikan per46%

an sosial perempuan dan pengalaman hidupnya (Astuti, 2011:8). Kesetaraan gender bukan berarti menuntut perempuan untuk menjadi sama dengan lelaki, tetapi mendukung perempuan dan lelaki agar mendapat kesempatan untuk ada dalam posisi yang sejajar.

Jika tidak, mengapa? Feminisme hanya membantu perempuan untuk melemahkan peran laki-laki. Kesetaraan hanya dijadikan alasan untuk membuat peran perempuan lebih tinggi. Paham feminisme menganut paham teori oposisi biner, yaitu kecenderungan untuk melakukan sikap oposisi terhadap tokoh atau golongan yang berada di atas (laki-laki) dalam strata sosial.

27%

27%

Saat ini, perempuan dan laki-laki sudah setara. Jadi, tidak diperlukan feminisme lagi. Nantinya, perempuan menjadi tidak memerlukan laki-laki lagi karena merasa sudah menguasai dunia.

Analisis: 10 % responden yang tidak setuju dengan paham feminisme, 46 % karena pemahaman responden bahwa hadirnya feminisme hanya dijadikan sebagai alat untuk alasan kesetaraan yang membuat peran perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Hal ini tentu pemahaman yang keliru karena hakikatnya kesetaraan membantu perempuan untuk sejajar dengan laki-laki, untuk memahaminya dalam hal ini kita harus mengenal konsep sex dan gender. Sehingga laki-laki sama sekali tidak dirugikan dengan adanya paham feminisme ini. Seks dan gender mempunyai arti yang berbeda meski mengacu pada pembahasan yang sama soal peran laki-laki dan perempuan. Definisi seks adalah ciri-ciri anatomi biologi yang membedakan

MANUNGGAL

antara laki-laki dan perempuan. Hal ini adalah perbedaan kodrati yang membedakan manusia berdasarkan jenis kelaminnya. Misalnya perempuan yang setiap bulannya mengalami menstruasi, ini adalah perbedaan yang nyata dari seks itu sendiri. Kemudian gender sendiri merupakan peran dan kedudukan seseorang yang dibentuk oleh masyarakat dan bisa pertukarkan karena sifatnya bukan kodrati. Contohnya adalah laki-laki dalam rumah tangga dikonstruksikan sebagai pencari nafkah dan perempuan sebagai ibu rumah tangga. Peran itu sesungguhnya bisa dipertukarkan karena perempuan juga punya kemampuan untuk bekerja dan mengembangkan diri sama halnya dengan laki-laki.


21

Polli n g 5. Apakah Anda mendukung gerakan feminisme? 10%

Ya

90%

Tidak

12%

40%

Jika ya, mengapa? Gerakan Feminisme dapat mewujudkan kesetaraan gender dan menentang adanya posisi hierarkis di antara jenis kelamin. Gerakan Feminisme mewujudkan penanganan terhadap kebutuhan perempun dalam kondisi normal.

48%

Gerakan Feminisme melahirkan porsi yang cukup bagi perempuan untuk berekspresi dan menggali potensi diri.

48 % menjawab Gerakan Feminisme mewujudkan penanganan terhadap kebutuhan perempuan dalam kondisi normal. Hal ini adalah gerakan yang dilakukan oleh feminis praktis yaitu mereka yang mengurus berbagai kebutuhan praktis perempuan, misalnya mereka yang mengalami kekerasan, ketidakadilan dalam crisis center, shelter, dan sebagainya. Fokus penanganan terhadap kebutuhan perempuan dalam kondisi normal seperti kebutuhan kesehatan reproduksi, pencegahan pelecehan seksual, maupun kondisi emergensi seperti terjadinya bencana alam, kerusuhan, dampak demonstrasi, konflik dan sebagainya (Krisbiyantoro, 2016). Menurut Dzuhayatin, di Indonesia telah berkembang feminis politis, feminis akademis dan feminis populis (Budiman, 2000:ix). Feminis politis adalah mereka

yang mengawal gerakan ini pada tataran bargaining dan lobbying baik ditataran lokal maupun internasional. Feminis ini, berjuang dalam bidang politik praktis. Mereka melakukan gerakan untuk persamaan hak-hak dan akses perempuan dalam negara. Fokus mereka merespon, berpartisipasi, menuangkan gagasan politik negara. Bagaimana hak-hak perempuan dalam berpolitik, partisipasi perempuan, Kuota perempuan dalam politik, keterwakilan perempuan, regulasi perempuan dalam berpolitik, kepemimpinan perempuan, hak-hak buruh perempuan, dan sebagainya.

MANUNGGAL


22

Po lling

50%

Jika tidak, mengapa? Adanya gerakan feminisme ini menjadikan kaum perempuan kerap memandang enteng peran seorang suami, wanita karier terlalu sibuk dan melupakan kodratnya sebagai istri yaitu mengurus dan mendidik anak.

20%

30%

Akibat kesetaraan gender yang melampaui batas kini perempuan tidak lagi membutuhkan laki-laki, tidak ingin menikah dan memiliki keturunan, serta dianggap sebagai usaha melemahkan laki-laki. Feminisme berasal dari barat, (dalam) feminisme orang barat, seks dan gender adalah dua hal yang berbeda.

50 % responden meyakini bahwa ketidaksetujuan mereka terhadap paham feminisme adalah karena adanya gerakan feminsime menjadikan perempuan kerap memandang enteng peran laki-laki atau suami, seperti wanita karier yang sibuk dan melupakan “kodratnya� sebagai istri yaitu mengurus dan mendidik anak. Sejak berabad-abad yang lalu, khususnya masyarakat tradisional, kerap mengidentikkan wanita dengan pekerjaan di ranah domestik. Memasak, menghidangkan makanan, membersihkan rumah, mengurus anak, mempersolek diri untuk suami, dan “melayani�nya.

MANUNGGAL

Berdasarkan perspektif feminisme ada peran yang bisa dipertukarkan dan yang tidak bisa dipertukarkan antara laki-laki dan perempuan. Mengurus keluarga bukanlah suatu kodrat namun adalah suatu peran yang bisa dipertukarkan tergantung dari kesepakatan pernikahan. Kembali lagi pada pembahasan tentang femisme bahwa tujuannya untuk mencapai kesetaraan bukan kedudukan yang lebih tinggi. Sehingga apabila ada yang mengatakan bahwa adanya gerakan feminsime menjadikan perempuan kerap memandang enteng peran laki-laki atau suami hal ini tentu bukanlah bagian dari feminisme karena paham ini sama sekali tidak memandang rendah atau meninggikan salah satu gender.


23

Fa ce t o Fa ce

Menyelami Diri dengan Berbagai Hal Baru adalah Tantangan Mungkin bagi sebagian besar orang, konsistensi dan keteguhan adalah hal yang cukup sukar dilakukan untuk bisa keluar dari zona nyaman. Namun hal itu tidak berlaku untuk Puteri Indonesia 2009, Zivanna Letisha Siregar. Menurutnya mencoba hal baru adalah sesuatu yang mengasyikan dan dari situlah dia akan mendapat banyak pelajaran berharga. Sumber: Dok. istimewa

Presenter yang akrab dipanggil Zizi ini memulai karirnya sebagai Puteri Indonesia 2009. Tawaran menjadi jurnalis di salah satu statsiun televisi Indonesia membawanya pada dunia baru yang berbeda dengan bidang ilmu yang dipelajarinya saat dibangku perkuliahan. Zizi juga dikenal aktif di berbagai kegiatan kemanusiaan dan bahkan juga menekuni diri sebagai penulis, dimana buah karyanya yakni “Buku Pintar Cewek Juara” dan “Trik Juara Mengatur Waktu”. Beruntung pada kesempatan ini, reporter majalah LPM manunggal berkesempatan untuk mewawancarai sosok inspiratif seusai mengisi acara Journalism Festival di Gedung Prof. Sudarto Universitas Diponegoro beberapa waktu lalu. R : Melihat dari background Kak Zizi yang kuliah di bidang ekonomi lalu sekarang mendalami dunia jurnalistik, apakah

memang dari awal minat jurnalistik ? Z : Sebetulnya pada awalnya tidak kepikiran karena tidak tahu dunia jurnalis seperti apa, tapi dari kecil sudah suka dengan jurnalis karena dulu orang tua setiap pagi suka nyetel berita di tv, waktu zamannya Desi Anwar di acara Seputar Indonesia. Selalu kagum dan bilang dalam hati “pengen deh bisa kayak gitu”. Lihat studionya yang keren banget, baca-in berita, wawancara orang, rasanya semuanya hebat banget. Tapi karena akhirnya kuliahnya di ekonomi ya jadi cita-citanya kayak kebanyakan anak ekonomi lainnya. Kepikirannya ya kerja di perbankan aja. Nah setelah jadi Puteri Indonesia ada tawaran untuk jadi jurnalis di SCTV. Karena aku terbuka dengan kesempatan baru akhirnya aku terima tawarannya. Menurut aku kita nggak bisa bilang nggak suka kalau belum dicoba. Eh ternyata malah suka dan menarik

MANUNGGAL


24

Fa ce to Fa ce banget dunianya. Akhirnya inget lagi kalau dulu waktu kecil pernah punya keinginan buat bisa seperti Desi Anwar. R : Kenapa akhirnya jadi suka dengan dunia jurnalistik? Z : semuanya ngalir aja sih, waktu kecil juga bukan disengaja yang harus nonton berita duduk didepan tv. Selama nonton juga sambil lakuin aktivitas lain. Tapi akhirnya jadi tahu kalau dunianya (jurnalistik - red) ternyata menarik. Untuk fokus sih sebenarnya nggak bisa dibilang 100 % juga. Tapi suka dengan dunia jurnalis karena bisa belajar setiap hari, bertemu dengan orang-orang baru dengan value yang berbeda-beda dan menurut aku dunia jurnalis itu dinamis. Jadi hal-hal semacam itu sih yang menurut aku nggak bisa aku dapetin di tempat lain. R : Katanya Kak Zizi juga aktif di beberapa kegiatan volunteer, kalau boleh tahu apa alasan kakak untuk bergabung? Z : Iya, jadi dulu memang terlibat dibeberapa kegiatan volunteer, tapi sekarang memang sudah banyak yang berkurang karena sekarang tugasnya sudah berubah untuk menjadi seorang ibu, jadi harus banyak mengurangi kegiatan. Tapi aku merasa bersyukur karena udah ikut semua kegiatan itu saat sebelum menikah. Saat aku merasa kalau waktu seakan masih menjadi milikku saja. Karena sebenarnya aku orangnya suka dengan se-suatu yang berkaitan dengan pengembangan diri jadi apapun disekitar yang menurutku bisa buat mengembangkan diri, membuatku melihat dunia lebih luas lagi, membuka cara pandangku dengan prespektif yang baru, itu yang buat aku suka sih. Makanya aku sempat terlibat di kegiatan volunteer seperti save orang hutan dan Yayasan

MANUNGGAL MANUNGGAL

Jantung Indonesia. Dari situ aku merasa bisa melihat banyak hal baru. Bukan hanya bicara soal materi atau uang juga banyak hal lainnya. Seperti pe- ngalaman baru misalnya, aku jadi bisa jalan-jalan, bisa masuk-masuk hutan, bisa tahu bagaimana orang utan itu dirawat sampai akhirnya dilepas kembali ke hutan. R : Kak Zizi kan udah nulis buku juga ya tentang cara membagi waktu, sebenarnya inspirasinya dari mana? Z : Inspirasinya itu dari masalah sendiri karena dulu kan ikut banyak kegiatan, sempat merasa kesulitan juga dalam membagi waktu sampai akhirnya menemukan caranya dan jadilah ide untuk menulis buku ini. Dulu merasa waktu tuh cuma 24 jam tapi maunya bisa ngelakuin banyak hal. Ingin bisa pergi main, tapi harus belajar. Ingin fokus mempersiapkan karir, tapi masih mau senengseneng juga. Jadi rasanya ingin sekali bisa melakukan banyak hal. Sampai akhirnya berpikir gimana caranya, karena sadar akhirnya kalau semua orang di dunia ini punya jatah waktu yang sama, 24 jam. Tapi kenapa bisa ada orang yang sukses banget dan ada orang yang biasa-biasa aja. Kalau digambarkan kayak seorang penyanyi, ada yang bisa go international tapi ada yang biasa aja. Jadi itu sih menurutku problemnya salah satunya di pembagian waktu. R : Berati sekarang sudah berhasil ya kak untuk mengatur waktu ? Z : Kalau untuk diriku sendiri aku merasa sudah bisa bagi waktu. Tapi untuk orang lain mungkin akan berbeda. Karena masing-masing punya kegiatan yang berbeda jadi prioritas, tujuan, dan harapannya pun berbeda. (Dinda)


25

Melatih Keseimbangan Tubuh dengan Olahraga Roller Sport

Sp ort

Sumber: Dok. istimewa

Jika Anda menyukai olahraga yang menantang dan membutuhkan konsentrasi lebih untuk melatih keseimbangan tubuh, wajib mencoba olahraga yang satu ini. Cabang olahraga baru yang dilombakan di ASIAN Games 2018 ini, terdiri atas skateboard dan roller skate. Perkembangan Roller Sport

Kilas Balik Skateborad dan Roller Skate

Masyarakat Indonesia mungkin belum familiar dengan cabang olahraga yang satu ini. Permainan yang masuk dalam olahraga ekstrem tersebut adalah salah satu olah raga yang bisa memacu adrenalin. Hal inilah yang membuat jenis olahraga ini banyak diminati oleh kalangan anak muda yang menyukai olahraga penuh tantangan. Awalnya roller sport merupakan cabang olahraga elite yang digemari di negara-negara maju seperti Amerika, Austria, dan Eropa. Namun seiring waktu, kepopulerannya mulai merambah di berbagai negara di Asia, tak terkecuali di Indonesia. Meskipun sama-sama bertumpu pada roda di bagian bawahnya, namun skateboard dan roller skate ini punya keunikannya masing-masing.

Skateboard pertama kali ditemukan pada 1940-1950 oleh Frank Nasworthy, peselancar dari California, yang pada saat itu ingin mencari alternatif lain bermain surfing ketika air laut tidak berombak. Mulai saat itulah permainan skateboard dimainkan, dan papan pertama yang dibuat hampir mirip dengan papan surfing. Namun tentu saja ukurannya disesuaikan dengan agak lebih kecil dan diberi ban roller skate. Hal inilah yang kemudian membedakan skateboard dengan roller skate. Skateboard masuk ke tanah air pada sekitar 80-an. Para pecinta skateboard di Indonesia mendapat informasi seputar skate dari video dan majalah skateboard luar negeri. Seiring berjalannya waktu, olahraga tersebut

MANUNGGAL


26

Sp ort semakin berkembang pesat, sehingga mampu melahirkan banyak komunitas skateboard dan tentunya atlet skateboard Indonesia. Dengan hal itu pula lah, berbagai kompetisi kejuaraan skateboard mulai dihadirkan di Indonesia. Sementara itu, roller skate sendiri datang dari negara asal Belanda. Diciptakan sekitar abad ke 17 oleh seorang penggemar ice skating. Tekadnya ingin mengubah permainan ice skating menjadi permainan yang dapat bergerak di atas tanah atau jalan keras. Kemudian pada 1819, sepatu roda pertama yang dipatenkan adalah sepatu roda milik M. Petitbled. Dalam upaya mempopulerkan roller skate, kemudian didirikanlah asosiasi sepatu roda dunia pada 1876 bernama The National Skating Association (NSA) dan Federation Internationale de Roller Skating (FIRS) yang dibangun pada 1924. Dari situlah muncul banyak kegiatan kejuaraan atau kompetisi tingkat internasional. Di Indonesia sendiri masuknya roller skate bersamaan dengan era penjajahan Belanda. Pasca kemerdekaan di tahun 60-an, sepatu roda menjadi sebuah tren di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Akhirnya pada 7 Oktober 1979, dibentuk Perserosi (Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia) untuk mendukung kegiatan roller skate. Hadir Perdana di Asian Games 2018 Salah satu hal yang berbeda dari Asian Games yang digelar di Indonesia pada 2018 lalu adalah jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan sebanyak 40 cabang, terdiri dari 32 cabang olahraga olimpiade dan 8 cabang olahraga non olimpiade. Komite

MANUNGGAL

Olimpiade Asia (OCA) resmi me- restui roller sport, untuk dipertandingkan secara perdana di Asian Games 2018. Penyelenggaraan pertandingan roller sport itu ditanggung oleh Federasi International seperti Confederation of Asia Roller Sport [CARS] atau International Roller Sports Federation [FIRS], dan juga Asian Skateboarding Federation [ASF] atau International Skateboarding Federation [ISF]. Dengan persiapan yang kurang dari 1 tahun sebelum penyelenggaraan Asian Games 2018, kontingen dari Indonesia telah berhasil menyumbang total empat medali dari disiplin skateboard. Dua medali perak disumbang oleh Sanggoe Darma Tanjung dan Jason Dennis Lijnzaat. Sementara dua medali perunggu diraih oleh Pevi Permana Putra dan atlet putri Bunga Nyimas. Sebagaimana yang diketahui, di Indonesia roller sport adalah olahraga rekreasi yang sekarang telah menjadi cabang olahraga yang menyenangkan. Selain membutuhkan ko- nsentrasi untuk bisa menjaga keseimbangan tubuh, olahraga ini juga bermanfaat untuk membakar kalori dalam tubuh. Tertarik mencoba? Jika kalian berani dengan tantangan baru, kenapa tidak? (Chami/ dari berbagai sumber)


27

Kon s u lt a s i

Stop Overthinking, Be Postitive! Oleh: Amalia Ramadhani, S.Psi, M.Psi

Sumber: Dok. istimewa

Pertanyaan: Saya itu orangnya terlalu overthinking sama sesuatu. Hal kecil seperti beberapa kegiatan yang tiba-tiba bertabrakan tapi saya ingin bisa berkontribusi dengan baik di keduanya. Dan itu membuat saya overthinking apakah saya sudah seimbang dalam kedua kegiatan tersebut. Sama seperti presentasi di depan kelas, saya sering berpikir setelah selesai presentasi apakah saya tadi sudah benar atau belum. Jadi saya terlalu memikirkan penilaian orang terhadap saya dan sulit juga mencoba cuek pada pandangan orang lain. Jawab: Apakah Anda sebetulnya telah mengupayakan usaha dengan optimal, atau belum? Jika memang Anda “belum memberikan yang terbaik” benar adanya. Maka solusinya adalah optimalkan persiapan Anda. Na-

mun hal ini bisa saja sebaliknya. “Belum memberikan yang terbaik” bisa jadi hanya ada dalam fikiran kita saja, padahal kita sudah mengupayakan segalanya. Seperti yang Anda sampaikan: “overthinking”! Anda mungkin menyadari bahwa Anda sudah mengupayakan yang terbaik, namun fikiran Anda mengenai bagaimana orang lain akan menilai membuat Anda merasa tidak nyaman. Hal tersebut bisa jadi merupakan distorsi dalam pikiran Anda, atau sebetulnya tidak benar-benar terjadi seperti yang Anda ‘ramalkan’. Belajarlah untuk memberikan ruang bagi diri Anda dengan memikirkan lebih baik kemungkinan yang terjadi. Berikanlah kesempatan bagi diri Anda sendiri untuk mengapresiasi apa yang telah Anda capai, dan menyayangi diri Anda sendiri dengan semua keterbatasan yang Anda miliki. Sejauh dirasakan membangun, maka Anda boleh memikirkan apa yang disampaikan orang lain untuk media belajar. Menjalani proses mungkin menghadapi keterbatasan dan kegagalan, namun penilaian kita terhadap pengalaman tersebut akan menentukan sejauh mana kita berkembang secara optimal. Be positive!

MANUNGGAL


28

Ko ns ultasi Perubahan Perasaan pada Lingkungan Sosial Pertanyaan: Semenjak masuk kuliah saya merasa ada perubahan dalam diri saya. Dulu saat masih sekolah saya terkenal sebagai anak yang aktif di kelas dan ramah sama orang lain. Bahkan ada teman yang saya tidak tahu namanya tapi dia sering sekali menyapa saya sehingga saya hanya tersenyum dan ber-“hai� saja. Tapi saya merasa sekarang saya berubah. Saya menjadi lebih penakut untuk bertanya atau sekedar menyatakan pendapat. Akibatnya saya sedikit memiliki teman dan merasa sepi. Terkadang saya berpikir kenapa saya jadi seperti ini, tetapi semakin saya pikirkan saya semakin stres. Akibatnya saya menjadi pendiam sekali. Saya ingin kembali seperti dulu tapi saya bingung mulai darimana dan apa yang harus saya perbaiki? Belum lagi saya selalu mencoba tampil baik-baik saja sehingga tidak ada orang yang tahu masalah saya. Pernah saya curhat ke mama tapi mama menganggap itu hal sepele karena saya mi- nder, tanpa beliau tahu bagaimana keadaan saya sebenarnya. Jawab: Coba dicermati kembali kapan perubahan perasaan-perasaan tersebut mulai muncul. Kapan tepatnya Anda merasakan perubahan tersebut? Adakah kejadian khusus di luar kebiasaan yang barangkali memicu munculnya perasaan tersebut? Hal apa yang membedakan antara kondisi selama di sekolah dan dengan masa di kuliah? Misal, Anda bisa mencermati saat berinteraksi dengan teman baru Anda. Apakah perasaan nega-

MANUNGGAL

tif itu muncul? Apakah muncul pada interaksi dengan seluruh teman baru Anda? Atau misal, Anda bisa mencermati saat perkuliahan berlangsung di kelas dan terdapat aktivitas presentasi. Apa perasaan yang muncul? Munculnya perasaan tidak nyaman mungkin diakibatkan pikiran-pikiran negatif saat berinteraksi dengan situasi dan lingkungan yang baru. Hal inilah yang kemudian membuat Anda merasa tidak lebih baik dari diri Anda sebelumnya, yang kemudian diwujudkan dalam bentuk perilaku, seperti menjadi tidak aktif, atau menarik diri dari hubungan sosial. Pertama, anda perlu menyadari bahwa perjalanan hidup seseorang tidak akan selamanya sama. Akan selalu ada masa baru yang harus dilewati dan membutuhkan upaya lebih “keras�, seperti masa transisi yang Anda alami. Jangan hanya larut dengan keterbatasan Anda saja, melainkan juga fikirkan tentang hal apa yang perlu ditingkatkan dalam diri Anda supaya dapat tampil baik, dan lakukan upaya-upaya nyata untuk meningkatkannya. Jika Anda merasa mengalami kegagalan, sadari bahwa hal tersebut wajar dan merupakan bagian dari proses menjadi lebih baik. Dan jika hingga pada satu titik Anda merasa tidak mampu, maka Anda juga perlu mengapresiasi diri Anda karena sudah melakukan yang terbaik. Pada titik ini, Anda perlu meningkatkan toleransi terhadap keterbatasan Anda. Tidak masalah jika orang lain melihat keterbatasan Anda, yang penting Anda tetap dapat melakukan usaha terbaik terlepas dari keterbatasan yang Anda miliki.


29

St y li c i ous

Estetika dalam Unggahan

Sumber: Pinterest

Sejak Oktober 2010 Instagram mulai dirilis melalui App Store yang ditujukan untuk pengguna iOS. Namun kini, Instagram tidak hanya terbatas untuk pengguna Apple saja, Instagram pun bisa dinikmati oleh pengguna android dan windows phone. Pengguna Instagram pun kini sudah mencapai satu milyar lebih. Mulanya, Instagram hanyalah sebuah platform untuk berbagi foto dan video kepada khalayak luas. Namun seiring berkembangnya teknologi, kini Instagram memiliki berbagai macam fitur yang dapat dimanfaatkan oleh penggunanya, seperti Instagram story, siaran langsung (live), dan Instagram TV. Fitur-fitur tersebut dapat digunakan untuk mengasah kreativitas ataupun hanya sekadar berbagi keseharian penggunanya. Meskipun Instagram kini memiliki berbagai macam kegunaan, kegiatan mengunggah foto ke beranda Instagram pun tetap hal yang utama. Konten-konten yang muncul pada beranda Instagram, kini kita kenal dengan istilah feed. Jika merujuk pada bahasa Ing-gris, feed memiliki arti memberi makan. Dengan konteks seperti itu, bisa juga feed dimaknai sebagai kegiatan memberikan asupan-asupan pada foto yang akan diunggah. De-ngan de-

Kegiatan mengunggah foto ke sosial media kini tidak sesederhana mengambil gambar kemudian menyebarluaskannya. Hal-hal seperti sudut pengambilan gambar yang oke, penggunaan filter yang estetik, dan tema warna yang berkesinambungan, merupakan cara untuk mencapai unggahan foto yang tertara di sosial media, salah satunya Instagram. mikian, foto tersebut memiliki kualitas ataupun makna/pesan. Feed saat ini menjadi hal yang diperhatikan oleh pengguna Instagram. Pengaturan feed ditata sedemikian rupa dengan memerhatikan nilai-nilai estetika. Tujuannya? Tentu saja untuk membuat tampilan pada profil kita menjadi menarik. Dengan begitu, ketika ada orang lain yang mengunjungi profil Instagram kita mereka akan tertarik dengan unggahan yang kita miliki. Selain itu, feed yang rapi pun akan menjadi suatu kepuasan bagi diri sendiri dan harapannya akan banyak orang yang menyukainya. Tampilan visual melalui feed pun tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk keperluan di akun pribadi, tetapi bisa juga dimanfaatkan untuk berbisnis ataupun promosi. Menciptakan feed estetis Animo pengguna Instagram dalam mengatur feed dipermudah oleh ada-nya aplikasi-aplikasi untuk mengedit hasil jempretan. Aplikasi-aplikasi ini dapat diperoleh dengan gratis dan cara memakainya pun terbilang cukup gampang. Beberapa aplikasi yang ser-

MANUNGGAL


30

St y licious ngung dan khawatir, itu baru menjadi masalah. Ketika foto yang dimiliki tak sebagus milik orang lain, unggahan kita tak memiliki ba-nyak likes dari followers.

Sumber: Pinterest

ing digunakan untuk meningkatkan tampilan feed yang estetis, diantaranya seperti VSCO, Lightroom, Snapseed, Unfold, Afterlight. Dalam menciptakan feed kekinian, yang harus disiapkan selain foto adalah konsep dari feed yang akan dibuat. Mau dijadikan seperti apakah feed Instagram pada profil kita? Apakah akan diisi dengan tema makanan, traveling, dan lain sebagainya. Selain itu, kita juga harus menentukan tema warna, seperti monokrom, colorful, pink. Karena, untuk membuat feed yang bagus, diperlukan konsistensi serta kesinambungan dari setiap unggahan. Tidak hanya itu, feed yang telah kita buat pun bisa menjadi ciri khas dan nilai tambah untuk diri kita.

Dilansir dari tirto.id mengenai sisi gelap Instagram berdasarkan laporan Royal Society for Public Health pada tahun 2017, penggunaan Instagram memungkinkan munculnya masalah mental. Instagram dapat membuat penggunanya merasa cemas berlebih, depresi, perundungan, ataupun rasa takut kehilangan tren atau fear of missing out (FOMO). Kemunculan masalah mental ini, dikarenakan tampilan visual dari Instagram yang memicu rasa iri ataupun perilaku membanding-bandingkan diri dari penggunanya. Sejatinya, setiap sosial media memiliki sisi baik dan buruk, termasuk Instagram. Namun, semua itu kembali lagi kepada penggunanya, apakah ingin mengambil sisi baiknya ataukah sisi buruknya. Tampilan visual yang ditampilkan dalam Instagram memanglah indah dan memikat mata. Tetapi, kita tidak tahu kisah dibalik unggahan tersebut yang tidak ditampilkan. (Dinda S/ Dari berbagai sumber)

Nge-feed, masalah enggak sih? Mudahnya penggunaan aplikasi untuk edit foto, membuat pengguna Instagram berusaha untuk menampilkan yang terbaik pada setiap unggahannya. Hal tersebut tidak menjadi masalah, selama kita merasa enjoy dengan apa yang kita lakukan. Namun, kalau hanya ingin mengunggah foto membuat kamu bi-

MANUNGGAL

Sumber: Pinterest


31

Kom un i t a s

Merajut Kembali Semangat Hidup Permainan Tradisional

Sumber: Chami/Manunggal

Permainan tradisional merupakan bagian warisan budaya Indonesia. Matinya warisan leluhur ini, akan jadi tanda gagalnya bangsa mempertahankan pusaka. Inilah komunitas Hompimpa, komunitas generasi yang menghidupkan kembali apa yang hendak mati. Memasuki milenium ke-3, teknologi semakin mengencangkan eratannya pada pundak manusia. Tentu banyak macam teknologi yang diciptakan dan digunakan, dan pasti pula hal tersebut membuat masyarakat kian rekat dengannya. Gawai sebagai salah satu contoh yang paling dekat. Teknologi yang ternyata juga ramah pada anak-anak tersebut, membuat mereka sekali pun tak bisa melepaskan diri darinya. Dari hadirnya gawai hingga abad 21 kini, banyak dari mereka yang lebih memilih bermain dengan gawainya dibanding bermain bersama teman-temannya di luar rumah. Inilah yang mendasari Komunitas Hompimpa untuk menghidupkan kembali semangat bermain permainan tradisional ke jiwa anak-anak. Bermain, Belajar, Lestarikan Bagi generasi milenial, tentu kata ‘hompimpa’ adalah kata yang amat akrab. Ya! Kata yang dijadikan nama komunitas ini berasal dari salah satu permainan tradisio-

nal Indonesia. Komunitas yang berdiri sejak Februari 2017 tersebut, merangkai cita-cita besar untuk diwujudkan. “Bermain, Belajar, Lestarikan” adalah bunyinya. Munir sebagai ketua komunitas Hompimpa Semarang, bertekad untuk menanamkan tujuan mereka kepada anak-anak melalui proses edukasi. “Kami ingin mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak karena melihat fenomena saat ini mereka lebih sibuk dengan gadget. Biasanya, komunitas Hompimpa memulai dengan mengajak bermain sambil diajarkan bagaimana peraturan dan cara bermainnya. Selanjutnya, ada penjelasan tujuan sebagai bentuk dari proses edukasi,” ungkapnya. Pada perjalanannya membangun komunitas ini, Munir mengaku bahwa berdirinya komunitas Hompimpa Semarang berawal dari ketidaksengajaan. Munir bercerita jika Anita sebagai pendiri, berkeinginan untuk mendaftarkan diri ke suatu kegiatan yang dia-

MANUNGGAL


32

Ko munitas dakan Komunitas Hompimpa. Namun, Anita tidak sadar bahwa kegiatan tersebut diadakan oleh komunitas Hompimpa pusat di kota Tangerang. “Pendiri komunitas Hompimpa pusat akhirnya menawarkan Anita untuk membuat suatu kegiatan. Tercetuslah ide Anita untuk membuat kegiatan Hompimpa ke Sekolah (HKS). Nah, idenya itu berhasil membuat pendiri tadi tertarik untuk membuat komunitas Hompimpa regional Semarang,” jelasnya. Semangat Mempertahankan Eksistensi Tak bisa dipungkiri, komunitas ini hadir di antara aspek modernitas yang berpeluang meredupkan kembali permainan tradisional. Demi mempertahankan eksistensi permainan ini, Munir bersama rekan-rekan komunitasnya aktif mengadakan berbagai kegiatan, “Dolanan Yuk” salah satunya. Kegiatan tersebut dilakukan setiap dua minggu sekali dengan mendirikan stand di area Car Free Day (CFD) Semarang dengan tujuan

mengajak masyarakat untuk mengenal dan memainkan kembali permainan yang telah lama dilupakan.Tentu, segala alat permainan telah disediakan agar masyarakat bisa turut serta bermain. Menariknya, mereka pun tidak membatasi usia masyarakat yang ingin ikut bermain. Kegiatan lain adalah “Hompimpa ke Sekolah”. Berbeda dengan “Dolanan Yuk”, kegiatan yang satu ini mampir dari satu sekolah ke sekolah lain dengan cara mengadakan berbagai lomba permainan tradisional. Tak hanya itu, komunitas Hompimpa juga memiliki kegiatan menebar manfaat seperti “Hompimpa ke Panti”. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mendonasikan alat-alat permainan ke berbagai panti di Semarang. Selain itu, mereka juga semangat melakukan kunjungan ke kampung-kampung untuk memperkenalkan permainan tradisional. (Dinda Viera)

Sumber: Chami/Manunggal

MANUNGGAL


33

Tech n o Sumber: Dok. istimewa

Augmented Reality: Teknologi Virtual Segudang Manfaat Pernahkah terbayang oleh Anda melihat gambar 3D hanya menggunakan smartphone? Kini hal tersebut dapat terealisasi dengan Augmented Reality yang membantu manusia dalam mewujudkan imajinasi. Tidak dapat disangkal, kehidupan manusia dikitari oleh pesatnya kemajuan teknologi, dan computer vision adalah salah satunya. Teknologi tersebut merupakan cabang dari kecerdasan buatan atau lebih dikenal dengan artificial intelligence. Pemanfaatannya dapat menciptakan berbagai produk teknologi, yang tak lain adalah computer vision tersebut. Apa itu Augmented Reality? Augmented Reality (AR) merupakan teknologi dari cabang computer vision yang bertujuan untuk menggabungkan citra sintetis (image/gambar) ke dalam dunia nyata menggunakan bantuan kamera web. Gambar yang ditangkap pun akan diolah dan ditampilkan pada layar. Pada dasarnya, Augmented Reality (AR) merupakan teknologi yang berkebalikan dengan Virtual Reality (VR). Jika VR

menambahkan objek nyata di dalam dunia maya, maka cara kerja AR, menambahkan objek maya ke dalam dunia nyata. Lebih rinci lagi, AR menciptakan konsep perpaduan antara kenyataan virtual dengan dunia nyata, sehingga objek virtual 2D atau 3D seolah terlihat asli dan menyatu dengan dunia nyata. Maka dari itu, penggunaannya pun cukup sering digunakan dalam hal permainan atau game. Pada teknologi AR, pengguna dapat melihat dunia nyata yang ada di sekelilingnya dengan penambahan objek virtual yang dihasilkan oleh komputer. Supaya objek AR 3D terlihat langsung pada medianya, maka diperlukan alat khusus yang disebut dengan Head Mounted Display (HMD). Alat khusus tersebut merupakan perangkat keras yang digunakan sebagai display atau monitor yang akan menampilkan objek 3D ataupun informasi yang akan disampaikan

MANUNGGAL


34

Te chno oleh sistem. Cara kerja AR sendiri yaitu video atau kamera yang digunakan pada aplikasi AR menangkap target gambar (image target/ marker) yang telah diidentifikasi, setelah posisi pada orientasi marker telah terdeteksi maka hasil perhitungan tersebut dimasukkan ke dalam matriks. Matriks inilah yang kemudian dipakai untuk menentukan virtual kamera yang relatif terhadap marker. Mesin OpenGL digunakan untuk menggambar objek virtual berdasarkan matriks 3x4 yang berisi koordinat dunia nyata relatif terhadap marker. Aplikasi AR dalam Pendidikan Saat ini, penggunaan teknologi AR telah banyak digunakan. Beberapa aplikasi game yang telah memanfaatkan teknologi ini, d iantaranya seperti PokemonGO, chokichoki, dll. Tak hanya itu, kemanfaatan teknologi ini pun bisa diterapkan dalam bidang pendidikan. Sesuai dengan jurnal penelitian oleh Saputro dan Saputra (2015) dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Mengenal Organ Pencernaan Manusia Menggunakan Teknologi Augmented Reality

Sumber: Dok. istimewa

(AR), penggunaan AR dapat menampilkan objek gambar pencernaan 2D menjadi objek 3D, sehingga metode pembelajaran tidak monoton dan membosankan. Siswa akan lebih terpacu untuk mempelajari lebih lanjut, seperti mengetahui bentuk dan visualisasi nama organ yang menyerupai bentuk aslinya dan keterangan dari masing-masing organ pencernaan tersebut. AR adalah teknologi yang menggunakan kemampuan menentukan kesesuaian antara citra dan dunia nyata. Keberhasilan dari sistem AR, meniru semirip mungkin kehidupan dunia nyata. Dengan kata lain, dari sudut pandang pengguna, pengguna tidak perlu belajar terlalu lama dalam menggunakan sistem AR. Sebaliknya, dengan cepat mampu mengoperasikan sistem tersebut berdasarkan pengalaman dalam dunia nyata. (Dinda, dari berbagai sumber) Sumber: Dok. istimewa

MANUNGGAL


35

Refleks i

Belenggu Patriarki: Pakaianmu, Tanggung Jawabmu Maret lalu menjadi bulan penting bagi kaum wanita. Sesuai dengan sejarahnya tepat 8 Maret 1917 perempuan Rusia diberi hak suara oleh Pemerintah setempat dan menjadi tonggak awal diperingatinya Women’s March Day. Indonesia sendiri merayakan Women March Day sebagai hari bangkitnya emansipasi wanita yang sejak dulu sudah diperjuangkan R.A. Kartini. Salah satu tuntutan yang dibawa oleh kaum perempuan adalah menyatakan kekerasan seksual sebagai diskriminasi gender. Komisi Nasional (Komnas) Perempuan mencatat pada 2016 sebanyak 5.785 kasus kekerasan seksual terjadi, yang artinya terjadi penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 6.499 kasus. Kekerasan seksual tersebut termasuk pemerkosaan, intimidasi seksual, pelecehan seksual, eksploitasi seksual, perdagangan perempuan, prostitusi paksa, perbudakan seksual, pemaksaan perkawinan, pemaksaan kehamilan, pemaksaan aborsi, pemaksaan kontrasepsi dan sterilisasi, penyiksaan seksual, penghukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual, praktek tradisi bernuansa seksual, dan kontrol seksual. Salah satu penelitian yang berjudul “Dress and sex: a review of empirical research involving human participants and published in refereed journals� dari penelitian ini didapatkan bahwa pakaian digunakan untuk menyimpulkan informasi tentang seks. Penelitian ini meng-

Sumber: Pinterest

gunakan model persepsi empat tahap Livesley dan Bromley (1973), di mana dalam tahap kedua, inferensi interpretatif, didapati bahwa pengamat membuat kesimpulan berdasarkan isyarat dan makna yang terkait. Kasus yang bisa dijadikan contoh dalam hal ini adalah yang terjadi di Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur pada Februari 2018 lalu. Tersangka RA mengaku nekat melakukan pelecehan seksual karena korban memakai baju MANUNGGAL


36

Ref le ks i daster yang menerawang. Hasil penelitian ini, menurut penulis, tidak bisa untuk secara terus-menerus diklaim sebagai sesuatu yang benar. Jika ingin melihat fakta lebih jauh, sebenarnya ada begitu banyak angka kasus pelecehan seksual dimana korban (yakni perempuan) justru mengenakan pakaian yang longgar dan berhijab pula. Tirto.id misalnya, mengemukakan bahwa ada 16% korban memakai baju lengan panjang, 14% pakai seragam sekolah, 17% mengenakan hijab, dan 14% mengenakan baju longgar (Primastika, 2019: 1). Sehingga, ini kemudian bisa disimpulkan bahwa pelecehan seksual tidak melulu akibat dari pakaian yang dikenakan. Namun, jika memang untuk kasus penelitian di atas, pelaku mengaku tindakannya dipicu oleh baju korban yang menerawang, patut diketahui itu bukan sepenuhnya salah si korban. Analoginya, perempuan yang mengenakan pakaian mini yang mungkin hingga menunjukkan lekukan tubuhnya, bukan berarti perempuan tersebut meminta agar dirinya diperkosa oleh seseorang. Seharusnya, yang justru dipertanyakan di sini adalah apakah sekotor dan seliar itu pikiran dari seorang lelaki, sehingga tidak punya kendali atas nafsu buasnya? Justru yang harusnya merasa malu adalah para pelaku pemerkosaan itu sendiri. Ketidaksetaraan dari kondisi ini, kemudian yang jadi pertanyaan selanjutnya, bahwa mengapa di masyarakat kita, ketika perempuan ingin dengan bebas berekspresi di ruang publik, bahkan

MANUNGGAL

hanya dengan pakaiannya, hal tersebut malah dianggap sebagai sesuatu yang menyimpang, memalukan, dan berpeluang membangkitkan hasrat negatif seseorang. Sementara jika ini dilakukan oleh para lelaki, itu akan dianggap sebagai hal yang biasa, dan bukan masalah. Memang dogma patriarki ibarat sudah menjadi darah daging di pikiran masyarakat, namun bukan berarti para perempuan harus berlapang dada untuk menerima keadaan itu tanpa melakukan apapun. Di sinilah gunanya gerakan feminisme itu, bahwa meski untuk memisahkan masyarakat dari ajaran kolot patriarki adalah usaha yang sulit, namun tidak pernah terpikir untuk malah justru gerakan ini semakin didukung oleh banyak orang, dan semakin banyak orang pula yang berjuang bersamanya. Salah satu pemikiran dari gerakan feminisme tentang pelecehan seksual terhadap perempuan adalah bahwa hal itu bukan perkara pakaiannya, tetapi otak kotor dari pelakunya. Sehingga untuk stigma bahwa perempuan harus bertanggungjawab atas pakaiannya yang menimbulkan pelecehan seksual, itu dilawan menjadi “para pelaku pelecehan seksual lah yang semestinya bertanggungjawab atas pikirannya�. (Kartika)


37

Kuli n er

Uniknya Kuliner Khas Jogja yang Gurih Alami dan Wajib Dicoba Sumber: Chami/Manunggal

Jika Anda sedang berkunjung ke Jogja dan berburu kuliner, santapan yang satu ini patut untuk dicoba. Selain memiliki cita rasa daging kambing yang khas, makanan ini juga belum banyak tersedia di berbagai daerah. Sate atau satai adalah makanan khas daerah yang banyak ditemui hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Namun tentu saja, setiap daerah memiliki ciri khas penyajian sate yang berbeda-beda. Seperti halnya saat kalian berkunjung ke Yogyakarta, ketika mendengar kata sate Klathak, jangan dibayangkan daging kambing dengan siraman sambal kecap atau bumbu kacang seperti sate kebanyakan. Uniknya, sate Klathak yang satu ini terbuat dari daging kambing muda yang dipotong lalu ditusuk dengan jeruji sepeda motor. Iya, memang terdengar sedikit aneh. Tapi sebenarnya, penggunaan jeruji ini memiliki maksud sebagai penghantar panas yang baik, sehingga ketika daging kambing dibakar, panasnya bisa sampai ke dalam daging. Akibatnya, bumbu-bumbu sate tersebut meresap ke dalam daging kambing sehingga daging bisa matang secara merata, luar dan dalam. Hal itu juga yang menyebabkan pada saat dibakar dia menimbulkan suara “klatak, klatak!� yang khas sehingga disebut Sate Klathak. Bumbu yang digunakan dalam

membakar sate ini terbilang sederhana, hanya berlumurkan garam, bawang, dan kemiri. Kesederhanaan inilah yang membuat rasa dagingnya mendominasi, sehingga rasa gurih alami sangat terasa, ditambah dengan keempukan daging kambing muda. Istimewa! Kepopuleran Warung Sate Klathak Sate klathak dapat ditemukan di seluruh sudut Kota Yogyakarta, baik pedagang sate keliling sampai warung sate yang sangat terkenal. Warung sate klathak Pak Pong ini misalnya, yang sudah berdiri sejak 1970an. Tidak hanya menjual Sate Klathak, warung sate legendaris ini juga menawarkan menu lain, seperti gulai babat, sate biasa, tengkleng, tongseng daging, tongseng kepala, tongseng otak, dan nasi goreng yang tentunya semua menu terbuat dari daging kambing muda. “Jaga kualitas to mbak, mungkin kan keistimewaan sate klathak itu pakai kambing muda karena dagingnya empuk�, jelas Pak Pong saat ditemui di lokasi warung satenya. Demi mendapatkan satu porsi sate klathak

MANUNGGAL


38

Ku liner

Sumber: Chami/Manunggal

atau menu lainnya di warung ini, Anda bisa merogoh kocek Rp20 ribu hingga Rp30 ribu saja. Animo pemburu kuliner terhadap warung sate ini cukup tinggi yaitu lebih dari 200 pelanggan yang dapat menghabiskan sekitar 15 ekor kambing muda. Warung sate klathak Pak Pong memiliki pelayan yang terbilang banyak dan tempat yang cukup luas karena terdiri atas beberapa area, yaitu area dalam, saung, dan semi terbuka. Pelanggan pun hanya tinggal duduk manis di tempat duduk yang dia kehendaki, kemudian pelayan akan menghampiri untuk menawarkan menu dan mengantarkan pesanan. Warung sate ini juga memiliki area parkir yang luas dan lengkap dengan satpam yang cukup banyak, sehingga pelanggan tidak perlu khawatir soal keamanan kendaraannya. Walaupun bisnis sate milik Pak Pong ini sudah tergolong sukses dan menjadi salah satu tujuan kuliner utama di Jogja, akan tetapi Pak Pong tidak berkeinginan untuk mem-

MANUNGGAL

buka cabang warung sate di luar Yogyakarta demi menjaga keaslian dan ciri khas kuliner ini. “Sementara ini, untuk menjaga khasnya Sate Klathak Pak Pong ya cukup disini aja. Gak buka cabang yang lain�, tutur Pak Pong. Lokasi Warung Sate Klathak Pak Pong ini sangat strategis yaitu di pinggir jalan raya Jl. Imogiri Timur KM. 10, Wonokromo, Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Buka setiap hari dari 09.00 wib hingga 23.30 wib. Saat liburan dan akhir pekan pelanggan sate klathak Pak Pong ini sangat membludak, saran kepada Anda untuk datang pagi hari saat warung baru buka kalau ingin makan dengan tenang. Bagaimana sobat dipo? Tertarik dengan mencoba kuliner yang satu ini? (Chami)


39

P les i r

Gancik Hill Top, Kekreatifan Masyarakat Memanfaatkan Pesona Alam yang Memikat “Pemandangan yang indah masih menjadi salah satu pilihan untuk mempercantik hasil bidikan lensa. Gancik Hill Top adalah salah satu pilihan destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam yang dapat membuat hasil foto Anda akan semakin memukau� Anda merencanakan perjalanan wisata melihat keindahan alam? Gancik Hill Top mungkin bisa menjadi salah satu pilihan destinasi yang bisa Anda kunjungi. Obyek wisata yang berada di bawah kaki Gunung Merbabu ini, berlokasi di Selo Nduwur, Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Perjalanan menuju tempat ini pun cukup mudah. Jika kalian mengambil rute dari kota Semarang lewat jalur tol, maka butuh waktu sekitar 2-3 jam untuk menuju kabupaten Boyolali. Sementara dari pusat kabupaten Boyolali menuju Gancik Hill Top hanya membutuhkan waktu 45 menit. Perjalanan menuju destinasi wisata ini terbilang cukup menenangkan indra penglihatan. Anda akan dimanjakan dengan hamparan sawah yang hijau dengan udara yang sejuk khas daerah pegunungan. Soal akses

perjalanan pun tidak perlu khawatir, sebab jalan sudah mulus dengan aspal dan dapat dengan lancar dilalui oleh kendaraan. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan saat hendak menuju Gancik Hill Top tersebut. Pastikan bahwa bahan bakar kendaraan Anda cukup karena hanya ada satu stasiun pengisian bahan bakar yang tersedia di sana. Jika Anda membawa mobil maka tidak perlu bingung untuk memakirkan kendaraan. Pengunjung dapat menitipkan mobilnya di teras rumah warga yang berada di dekat basecamp-basecamp yang tersedia untuk para pendaki. Setelah itu Anda masih harus berjalan sekitar 25 menit untuk sampai di gardu pandang Gancik Hill Top ini, sebab jalan tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Bagi Anda yang khawatir dan tidak ingin terlalu lelah berjalan, warga telah menyiapkan jasa

MANUNGGAL


40

P l es ir ojek yang siap mengantarkan Anda dengan cukup membayar sepuluh ribu rupiah saja. Pesona Ganjik Hill Top Sampai di objek wisata, kalian akan dikenai tiket masuk sebesar lima ribu rupiah per orang, selanjutnya Anda bisa menikmati hamparan keindahan alam Gancik Hill Top yang tepat berada di bawah kaki Gunung Merbabu. Jika Anda sangat menyukai swafoto, gardu pandang yang disediakan di tempat ini juga sangat cocok untuk para pengunjung berswafoto ria. Ada sekitar lima titik gardu pandang yang disediakan untuk melihat pemandangan alam dari sisi ketinggian. Salah satu sisi gardu pandang, disediakan hiasan dengan berbentuk sayap yang menambah keindahan jepretan dengan latar belakang Gunung Merapi. Selain itu, jembatan yang bertuliskan “Gancik Hill Top� yang menjadi ikon gardu pandang ini, juga laris dijadikan spot foto para wisatawan. Selain menyajikan gardu pandang untuk menghubungkan pengunjung pada pesona alam Ganjik Hill Top, tempat ini juga menyediakan jalur pendakian loh. Bagi Anda yang memiliki hobi mendaki gunung, jalur pendakian melalui Gancik ini bisa dijadikan pertimbangan. Selain akses jalan yang cukup baik, Anda juga dapat beristirahat sejenak di Gancik Hill Top. Seperti yang dikatakan oleh Faiz dan Fahmi, pendaki gunung yang

Sumber: Chami/Manunggal

MANUNGGAL

Sumber: Chami/Manunggal

melakukan perjalanan pulang dari pos Sabana 1, pendakian Gunung Merbabu menuju basecamp, �Jalur yang paling bagus untuk pendakian Gunung Merbabu adalah melalui Selo. Sebenarnya baru tau ada gardu pandang ini, tapi bagus sekali dibuat seperti ini, jadi bisa istirahat sejenak setelah berjalan sekitar satu setengah jam dari Sabana 1 sambil menikmati keindahan pemandangan�, tutur Faiz. Namun yang tak kalah menarik dari semua itu adalah objek wisata ini dibuka 24 jam agar para pengunjung bisa menikmati panorama sunset di atas ketinggian 1800 mdpl. Menarik bukan? Gancik Hill Top ini adalah murni kreatifitas warga sekitar untuk memikat wisatawan agar datang dan menikmati keindahan alam dibawah kaki Gunung Merbabu. Maka dari itu pengelolaannya pun juga diatur oleh masyarakat sekitar, mulai dari pembuatan, pengembangan, hingga perawatan objek wisata ini. Semua dana hasil pemasukan selanjutnya dijadikan warga sebagai sumber pengembangan desa. Walaupun terhitung baru, gardu pandang yang dibuka sejak 2015 ini cukup menarik perhatian wisatawan. Biasanya gardu pandang ini akan ramai oleh wisatawan pada hari-hari libur atau weakend. Namun, jika Anda ingin sedikit menikmati liburan dengan suasana yang cukup tenang, berkunjunglah saat hari kerja. (Dinda)


41

P les i r Sumber: Chami/Manunggal

Mengenal Warisan Keris Nusantara Sejarah Indonesia banyak yang mulai terlupakan. Hadirnya Museum Keris patut mendapat sorotan karena menjadi penyimpanan warisan dunia yang mulai jarang digunakan. Museum Keris Solo menjadi salah satu saksi bisu penyimpanan pusaka tradisional Indonesia. Kota Solo dikenal sebagai salah satu kota budaya yang ada di Jawa Tengah. Hal ini terbukti dengan hadirnya berbagai wisata budaya dan sejarah yang akrab dengan kebudayaan Indonesia. Pada 2015, UNESCO sudah mengakui bahwa keris adalah warisan dunia, bukan hanya dari Indonesia. Pada 9 Agustus 2017 kemarin, Museum Keris diresmikan langsung oleh presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo. Gedung yang terletak di Jalan Bhayangkara N0. 2, Sriwedari, Laweyan, Kota Surakarta ini, memiliki lima lantai di mana setiap lantai memiliki peran penting yang wajib dijelajahi para pengunjung sampai tuntas. Jika datang membawa kendaraan, Anda dapat memarkirkan kendaraan di lantai satu. Nantinya, saat masuk ke Museum Keris yang berada di lantai dua, terdapat bagian administrasi untuk tempat pembelian tiket yang terletak di sebelah kiri. Untuk masuk ke da-

lam museum ini tidak perlu menghabiskan uang banyak, kok! Cukup mengeluarkan uang Rp5.000 untuk pelajar/mahasiswa dan Rp7.500 untuk umum, Anda sudah bisa bebas menjelajahi museum. Bagi Anda yang ingin belajar dan mengetahui lebih dalam tentang sejarah keris sebagai warisan Indonesia, Anda bisa meminta bantuan kepada pemandu Museum Keris, dengan begitu insting untuk berkeliling di setiap sudut bagian Museum Keris dengan pengetahuan pun tidak perlu diragukan lagi. Sementara di sebelah kanan pintu masuk, Anda akan melihat ruang pemutar film pembuatan keris serta cara pemakaian keris. Naik ke lantai tiga ada penyimpanan keris-keris yang dibuat antara tahun-tahun kemerdekaan, dan berusia paling tua 72 tahun. Di lantai ini juga ada perpustakaan yang menyimpan buku-buku tentang keris. Total senjata tradisional dari daerah lain seperti

MANUNGGAL


42

Pl e s ir keris, betok, dan lain-lain yang berada dari lantai tiga sampai lantai lima kurang lebih sebanyak 240. Lanjut ke lantai empat, ada keris yang dibuat sekitar 100 tahun yang lalu, sementara di lantai lima ada artefak yang dibuat sekitar 300-an tahun yang lalu. Barang-barang yang ada di lantai lima kurang lebih ada 68 artefak (keris, betok, dan lain-lain). Di sini juga ada banyak gong yang dipamerkan. Bambang M.B.S, kepala UPT Museum Keris, menjelaskan bahwa suara gong dapat membuat khusyuk saat doa. Masuk ke lantai lima, wangi dupa terasa mendominasi ruangan. Pak Bambang menjelaskan bahwa wangi dupa bukan sebuah hal mistik, akan tetapi wangi dupa ialah aromatik zaman dahulu, untuk menenangkan diri atau mengkhusyukkan ibadah. Di lantai ini, Anda bisa berjalan ke arah kanan. Di sana terdapat sebuah keris yang berdiri tegak dalam kotak yang dilapisi dengan kaca. Keris itu adalah milik orang nomor satu di Indonesia saat ini, yaitu Presiden Joko Widodo. Setiap keris yang dipajang terdapat tulisan-tulisan yang menjelaskan tentang sejarah keris tersebut. Kalau Anda pernah melihat keris, pasti Anda bisa lihat setiap ukiran yang ada di

kerisnya. Ukiran-ukiran tersebut dinamakan pamor. Pamor sendiri dibuat dari lipatan besi dan proses pembuatannya harus berkali-kali dilipat supaya nantinya mudah terbentuk. Sementara tempat keris dinamakan gayang. Satu hal yang perlu diperhatikan ketika ingin membuka keris adalah bahwa Anda harus serba hati-hati, hal ini dilakukan sebagai bentuk untuk menghormati para pembuatnya. Jika ingin membuka keris yang ditarik harus gayangnya, bukan kerisnya. Juga kalau membukanya harus mengarah ke samping karena jika tidak, ditakutkan bahan-bahan kecil yang ada di keris terbang ke mata karena tiupan angin. Museum Keris ini sengaja dikembangkan menjadi Museum Keris Nusantara, di mana barang-barang yang disimpan bukan hanya berasal dari Jawa, tapi dari semua daerah di Indonesia karena nantinya museum ini direncanakan sebagai pusat tempat Museum Keris di Indonesia. Bagi Anda yang tertarik dengan wisata budaya dan sejarah, maka Mesum Keris Solo ini adalah destinasi wisata yang bisa Anda kunjungi. Selain karena harganya terjangkau, mengunjungi Museum Keris bisa menambah pengetahuan umum dan mengerti sejarah-sejarah Indonesia, juga dunia. (Zihan)

Sumber: Chami/Manunggal

MANUNGGAL


43

To Be Fi t

Sumber: Dok. istimewa

Jaga Tubuh Ideal Mu dengan HIIT Olahraga teratur merupakan syarat menjaga tubuh tetap ideal. Namun, bagaimana jika waktu berolahraga terbatas, sedangkan tubuh ideal tetap menjadi dambaan? Maka, cobalah berkenalan dengan olahraga HIIT. Sejatinya, setiap individu memiliki ambang anaerobik yang berbeda. Ambang anaerobik merupakan tingkat konsumsi oksigen akibat peningkatan asam laktat dalam darah secara cepat. Salah satu bentuk latihan dalam meningkatkan ambang anaerobik adalah High Intensity Interval Training (HIIT). Olahraga yang satu ini merupakan jenis olahraga yang didesain untuk meningkatkan perkembangan serabut otot, sehingga metabolisme dan pembakaran lemak menjadi lebih cepat. Periode latihan yang singkat dengan jenis latihan berat memicu jantung bekerja lebih keras, sehingga konsumsi oksigen meningkat dan proses metabolisme meningkat. Olahraga HIIT tidak hanya memakai satu gerakan, tetapi menggabungkan berbagai gerakan eksplosif dalam satu periode latihan. Setiap gerakan dilakukan sekitar 30 detik dengan waktu istirahat setiap pergantian gerak yang memungkinkan seseorang untuk

tetap bernafas selama berolahraga. Dalam sebuah penelitian yang membandingkan efektifitas peningkatan ambang anaerobik disimpulkan bahwa HIIT mampu meningkatkan ambang anaerobik maupun aerobik secara signifikan. Latihan ini juga lebih efektif menurunkan jumlah lemak dibandingkan Steady State Training (SST). Studi yang dilakukan di Canada menyebutkan seseorang mengalami penurunan lemak secara signifikan setelah mengikuti latihan HIIT selama 15 minggu daripada latihan biasa selama 20 minggu. Bentuk latihan HIIT Perlu diingat, sebelum memulai latihan HIIT disarankan untuk melakukan pemanasan lebih dulu untuk mengurangi resiko cedera, karena olahraga ini menggunakan gerakan yang eksplosif sehingga rentan mengalami cedera terutama bagi mereka yang jarang

MANUNGGAL


44

To Be Fit Sumber: Dok. istimewa

berolahraga atau pemula. Diawali dengan latihan intensitas sedang ke latihan intensitas tinggi setiap intervalnya yang dilakukan bergantian. Pada prakteknya, HIIT memiliki dua metode utama yaitu running dan circuit training. Metode running menggabungkan lari intensitas sedang dan tinggi yang dilakukan bergantian, misalnya satu menit lari biasa, kemudian 30 detik lari sprint atau lari cepat, dilakukan berulang tanpa jeda selama 12 atau 15 menit. Sedangkan, metode circuit training menggunakan gerakan seperti push up, pull up, squad, jumping jack, lunge, plank, dan wall sit. Metode ini menggunakan prinsip yang sama dengan melakukannya secara bergantian. Circuit training ini lebih efektif dalam pembentukan tubuh ideal. Secara prinsip, gerakan dalam HIIT merupakan gabungan gerakan tubuh bagian atas, tubuh bagian tengah, tubuh bagian bawah, dan gerakan kardio. Gerakan tubuh bagian atas berfungsi memperkuat tubuh bagian atas. Gerakan yang biasa dilakukan adalah push up dan back up. Untuk tubuh bagian tengah bisa menggunakan gerakan plank dan sit up. Dalam melakukan gerakan plank tubuh harus lurus dari bahu hingga ujung kaki. Kedua gerakan ini membantu melatih otot pe-

MANUNGGAL

rut. Gerakan tubuh bagian bawah bisa berupa squat jumps, lunge, dan naik turun bangku. Biasanya gerakan tubuh bagian bawah digunakan sebagai gerak awalan. Sedangkan gerakan kardio merupakan gerakan untuk mengecilkan bagian tubuh dan membakar lemak. Gerakan kardio dimulai dengan posisi berdiri kemudian jongkok dengan telapak tangan menempel lantai dan diikuti dengan meluruskan kaki ke belakang, kembali posisi jongkok kemudian melompat. So, jika kalian secara rutin melakukan olahraga HIIT, dapat dijamin kalian akan mendapatkan tubuh ideal yang diimpi-impikan. Karena pada dasarnya olahraga ini memberi efek afterburn yang dapat membuat jumlah lemak dalam tubuh terbakar secara efektif. Semoga artikel ini dapat membantu ya. Selamat mencoba! (Zihan) Sumber: Dok. istimewa


45

Bi s n i s i a n a Sumber: Dok. istimewa

3 Kunci Membangun Bisnis di Usia Muda ala Meme Berbisnis di usia yuwana, memang hal yang tidak mudah. Namun tidak berarti tidak mungkin, bukan? Tak kesah jenis barang atau jasa yang dijual, asal punya taktik yang handal, bisnis pun akan mampu jalan bertahan. Meatry Kurniasari, mungkin nama ini belum terdengar familiar. Tetapi, kalau dengan akun Instagram bernama @hijabic_id, pasti sebagian dari kalian sudah tahu dong. Ya! Meme yang akrab disapa, merupakan pemilik dari akun online shop yang menawarkan hijab-hijab cantik nan kekinian ini temanteman. Berdomisili di Tembalang, Semarang, wanita kelahiran 15 Desember 1995 ini sudah melegokan bisnisnya sejak masih berkuliah di Universitas Diponegoro. Berkembangnya Jiwa Berbisnis Jiwa berbisnis Meme saat itu mulai tumbuh saat masa SMA. Tekadnya ingin mulai menjadi penjaja kala itu, ditentang oleh kedua orangtua Meme. Sekolahlah yang utama, pikir mereka, sehingga mau tidak mau Meme harus mengurungkan niatnya. Menginjak dunia perkuliahan tahun 2014,

orangtua Meme memperbolehkannya memilih jurusan yang dia inginkan. Nasib baik, wanita asal Sragen ini diterima di jurusan Administasi Bisnis, FISIP, Undip. Di sinilah Meme yang semula mengurung jiwa bisnisnya, berinisiatif untuk melepas niatannya dengan iseng menjual makanan dan buku kepada teman-teman kampusnya. Tentu saja itu merupakan bagian dari petualangan Meme yang melalang buana di berbagai jenis usaha sebelum menemukan Hijabic. Selepas dari menjual makanan dan berbagai buku, dia juga sempat melakoni peran sebagai reseller pakaian dari penjual di Pasar Johar Semarang. Hanya bermainkan gawai, foto dan instagram, Meme mantap dengan usaha keduanya. Namun, berbeda dari kebanyakan reseller, Meme menerapkan strategi pemasaran menggunakan real pict (foto asli produk).

MANUNGGAL


46

Bi snis iana “Nah, kadang kan ekspektasi mereka (pembeli - red) sama foto tuh beda banget kan. Yaudah aku pengen gimana caranya real pict, nah aku ada stok, aku foto cuma pake hp, aku upload. Eh ternyata banyak yang suka,” ujarnya. Dari sinilah awal Meme menerima banyak pesanan. “Padahal waktu itu aku sama sekali gak punya stok di kosan. Jadi setiap tiga kali seminggu harus pergi ke Pasar Johar untuk ambil order-an, terus COD (bayar di tempat - red) sama pembeli yang di Semarang,” imbuhnya. Mantap dengan Hijabic Setelah berjalan 4 sampai 5 bulan menjadi reseller, Meme mulai berkeinginan untuk merintis bisnis onlineshop sendiri dengan modal yang telah diperoleh dari bisnis sebelumnya. “Terus aku mikir bisnis apa yang modalnya nggak terlalu banyak. Nah dari situ tercetuslah bisnis hijab deh, tinggal potong kain, jahit, udah,” jelasnya. Meme menyadari, jika dagangan yang ingin dijajakannya adalah jenis dagang yang memiliki banyak pesaing. Namun, faktor itu justru dijadikan peluang bagi dirinya. Demi menjaga keloyalitasan pembelinya kelak, Meme berinisiasi untuk mengedapankan konsep “kain hijab dengan mutu terbaik”. Menurutnya hal tersebut bisa menjaga kepercayaan pelanggan dan melanggengkan masa depan dagangannya, sehingga pada 14 September 2015, terciptalah branding hijab bernama Hijabic. Awal menggeluti bisnisnya, Meme yang bekerja seorang diri mengaku selama proses pemasaran cenderung bertahap, mulai dari mendapat pesanan hijab 1 – 2 pcs hingga puluhan bahkan saat ini mencapai ratusan pcs. Bertambahnya lonjakan pembeli, jelas membuat Meme merasa kewalahan, hingga akhirnya dia mengajak 3 orang teman untuk bekerjasama menjadi mitranya menyukseskan bisnis tersebut.

MANUNGGAL

Tentu pasang surut menemani Meme dalam berbisnis dan itu pula lah yang menempa semangatnya. “Sering up down gitu loh, 6 bulanan lebih itu sempet nggak jualan karena habis semesteran harus pulkam (pulang kampung - red)” ungkapnya. Selain itu, dia juga pernah mengalami beberapa pengalaman pahit karena sempat menjadi single fighter yang semuanya harus diatasi sendirian, kendala cuaca, di PHP saat COD, dibohongi transfer dll. Kini, setelah empat tahun menjadi entrepreneur, produk Meme pun sudah melenggang hingga ke luar pulau Jawa dan meraup omset Rp 3 – 5 juta per minggu. Sebagai pebisnis muda, Meme ingin kisahnya bisa menjadi insprirasi bagi temanteman yang lain. Menurutnya, menekuni bisnis di usia muda tidak akan jadi sulit jika memiliki 3 kunci yakni niat, fokus dan konsisten. “Dalam usaha kita harus sungguh-sungguh, dijalani dulu aja niat, fokus, dan konsisten. Terus kalau punya niat ide ini, harus cepet-cepet dieksekusi,” tuturnya. Untuk membangun konsistensi sendiri, Meme punya trik dengan mengikuti seminar wirausaha, mengikuti kompetisi wirausaha dan berkumpul bersama orang-orang yang gemar berbisnis dan bergabung dalam komunitasnya. Selain itu, dia juga suka menuliskan cita-cita dan harapannya dalam kertas. “Karena aku yakin tulisan itu adalah sebuah doa,” tambahnya. (Chami/Manunggal)

Sumber: Dok. istimewa


47

Profi l

Sumber: Dok. istimewa

Membangun Skill Lewat Riset dan Penelitian Salah satu bidang yang erat dengan mahasiswa adalah riset dan penelitian. Sebagai mahasiswa baiknya memang tidak hanya belajar teori, namun kita juga harus memiliki kemampuan untuk mengeksplor lebih jauh berbagai ilmu pengetahuan yang sudah dipelajari. Melalui penelitian, teori yang diperoleh selama di kelas akan diaplikasikan sehingga menghasilkan produk penelitian yang bermanfaat. Hal inilah yang coba dilakukan oleh sosok mahasiswa yang satu ini. Tak hanya sekedar meneliti, namun dia juga banyak meraih prestasi. Ari Purnomo, Mahasiswa S1 Teknik Kimia Universitas Diponegoro ini adalah salah satu peraih medali emas pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-30 tanggal 24-26 Agustus 2017 di Universitas Muslim Indonesia Makassar. Tidak hanya medali emas untuk kategori presentasi, Ari yang ketika itu menjadi ketua tim berhasil membawa timnya mendapat medali perak untuk kategori poster. Ari dan tim adalah 1 dari 19 tim yang berhasil mengantarkan Undip menduduki posisi 6 pada peringkat PIMNAS waktu itu. Diakui Ari, PIMNAS adalah salah satu impiannya sejak menjadi maha-

siswa. “Sejak ikut PKM pas masih maba (mahasiswa baru - red) saya langsung menargetkan untuk bisa ikut PIMNAS dan itu saya tanamkan juga kepada teman satu tim saya,� tandas Ari. Kesungguhan Ari untuk menggeluti penelitian sudah terlihat sejak mahasiwa baru. Berawal dari ajakan kakak tingkat untuk membuat proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), hingga akhirnya dia sadar bahwa passion-nya adalah di penelitian. Ditambah lagi lingkungan di Teknik Kimia yang sangat mendukung untuk melakukan

MANUNGGAL


48

Prof il penelitian karena dukungan dari dosen dan lingkungan pertemanannya membuat Ari semakin mantap untuk melangkah lebih jauh di bidang riset tersebut. Berbagai pelatihan dia ikuti demi mengasah kemampuannya dan mematangkan konsep bagaimana membuat proposal penelitian yang baik. “Saya ikut pelatihan bagaimana bikin proposal PKM yang baik, saya juga ikut kelompok studi, dan semua ikut membuat saya semakin tertarik untuk ikut PKM,” ujar Ari. Mahasiswa yang sudah sembilan kali mengikuti kompetisi Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) ini selalu menanamkan optimisme di setiap penelitiannya. Dia juga menambahkan kunci keberhasilan adalah pentingnya memiliki tim yang solid dan memiliki tujuan yang sama dan juga sosok yang bisa dijadikan panutan untuk diikuti jejaknya. “Hal yang penting dari semuanya hanya dua: punya kakak tingkat untuk dijadikan motivasi/panutan untuk diikuti jejaknya dan juga punya teman yang mau susah bareng dan satu visi misi dengan kita. Maksudnya, jika teman kita tidak mendukung target-target yang ingin kita capai, itu tandanya teman kita tidak satu visi misi dengan kita,” ungkap Ari. Berbagai prestasi melalui penelitian yang berhasil mengantarkan Ari menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) ke-2 di Fakultas Teknik Undip tahun 2018 ini, semakin menumbuhkan jiwa kompetisinya. Menurutnya hal ini penting karena akan mendorong seseorang untuk menjadi lebih baik dan berbeda dari rekannya yang lain. Ditambah lagi era persaingan saat ini tidak hanya rekan se-negara namun juga seluruh dunia. “Harus berani tampil beda dan tidak takut berkompetisi. Nantinya ada MEA, orang-orang di

MANUNGGAL

ASEAN akan bebas datang ke Indonesia dan nantinya akan berkompetisi juga,” jelasnya. Ditanya soal motivasi, Ari menjabarkan bahwa motivasinya adalah saat memasuki dunia kerja nanti dia sudah memiliki skill yang tidak dimiliki sesama pencari kerja. Hal inilah yang coba dipersiapkan Ari yaitu menjadi lulusan yang tidak hanya menguasai skill yang menjadi keahliannya, sehingga menjadi pembeda yang akan membuat dirinya terpilih dalam pekerjaan yang diinginkannya kelak. “Ketika kita lulus, banyak juga yang lulusan dari jurusan kita di mana-mana. Dari sekian ribu orang, apa yang bikin kamu berbeda? Jadi, pas daftar kerja dan ditanyai skill-nya, saya ingin bisa menjawab dengan lancar. Jadi, mulai dari sekarang direncakan dengan baik,” ujarnya. Di akhir penjelasannya, Ari turut berpesan dan mengajak seluruh teman-teman mahasiswa untuk menikmati masa perkuliahan dengan berbagai cara yang bermanfaat sebagai bentuk usaha mencari jati diri dan mengukir prestasi. “Nikmatin aja masa-masa kuliah, ketemu orang banyak, masa-masa mencari jati diri, kompetisi sana-sini, ikut lomba. Nah, sekarang ini (masa perkualiahan - red) buat memupuk pengalaman kalian sebelum terjun ke luar (dunia kerja - red) karena kalau di kampus (itu) enaknya masih dibimbing. Kalau salah masih nggak kenapa-kenapa karena masih mahasiswa. Tapi kalau di dunia ‘asli’ kalau kalian salah, nggak ada yang bimbing, kecuali kalian yang sadar sendiri,” tutur Ari. (Zihan)


49

Cerp en

Bunga Kertas di Ujung Jalan (Silvia Elsa Suryana, Statistika 2017) 21.43 Jalanan dan kebisingannya. Kopi dan rasa pahitnya seolah tak mau pergi dari tenggorokkan. Asap rokok dan polusi jalanan melengkapi keramaian kecil di bawah tenda hijau yang sedikit koyak. Di sudut yang remang seorang gadis sedang merapalkan doa memohon supaya hujan tidak membantai kali ini. Ia lupa membawa payung. Alih-alih alasan itu, sesuatu yang lain memang menahannya di sini. Pikiran dan segala keruwetannya. Naina menyesap lagi kopi hitam yang tinggal setengah. Pikirannya terhempas ke waktu sore tadi, mengabaikan pengamen yang berisik di sampingnya. Randi Hanum. Nama itu berputar-putar di kepalanya. Lelaki itu adalah pelukis terkenal, pemilik galeri terbesar di kota, langganan peraih penghargaan, dan tamu kehormatan acara pagelaran seni yang Naina hadiri sore tadi. Ingatan kecilnya berkata, dia juga kakak tingkat semasa kuliah. Beberapa kali ia pernah melihat wajah lelaki itu di kampus. Galeri kecil di ujung keputusasaan miliknya semakin memburamkan semua visinya. Galeri yang berdiri beralaskan mimpi-mimpi gila di masa muda kini seolah redup cahayanya. Naina memainkan ampas kopi di gelasnya dengan sendok. Sambil menghitung semua alasan kenapa ia harus berhenti memperjuangkan galeri kecilnya. Layar ponsel bututnya menyala di atas meja. Sebuah nama yang sudah lama tak ia sapa terpampang, mencubit luka kecil yang belum kering hingga saat ini. Hati kecilnya ribut menimbang. Ia akan menunggu hing-

ga detik kesepuluh, siapa tahu sang penelepon hanya salah pencet. Sebab ini termasuk langka jika mengingat pertengkaran terakhir mereka. Mengingat perkara itu membuat tekadnya bulat untuk menolak panggilan. Tangannya meraih sate telur puyuh yang menggoda di hadapannya. Makan adalah cara terbaik peredam kekesalan, bukan begitu? Apa yang ia doakan sejak tadi tidak terkabul. Air hujan turun kecil-kecil, dan Naina yakin akan semakin besar dan awet. Tipikal bulan Desember. Panggilan yang tadi mengingatkannya pada sebuah sumpah. Sumpah yang pernah ia ucapkan dua tahun lalu dengan penuh tekad bercampur luka. Sebuah kalimat bagai pedang yang tak pernah ia lupa, ‘Silakan pergi dan urusi kegiatan sampahmu itu!’. Itu yang ia dapatkan setelah berusaha meminta sedikit uang untuk membangun galeri dua tahu lalu. Kalimat itu juga yang mematikan semua alasan untuk menyerah sekarang. Layar ponselnya kembali menyala. Memunculkan ada pesan dari nama yang sama. “Halo nak. Apa kabar?” Dua orang pengamen remaja mendekatinya dan menyanyikan sebuah lagu dangdut dengan berantakan. Receh di sakunya telah habis, seperti keputusasaannya. Ia harus memperjuangkan galeri, bukan begitu? Mengabaikan dua pengamen yang berharap dan hujan yang sudah besar, Naina memakai mantel cokelat bututnya dan membayar lalu pulang menembus hujan. *** “Lo bisa nggak sih kerjanya rapi sedikit?” gerutu Dini, sahabat Naina yang sedang pusing memperhatikan kekacauan sambil

MANUNGGAL


50

Ce rpe n makan keripik kentang di pojok ruangan. Semalam Naina sudah bercerita bahwa ia akan menggelar pameran kecil tahun depan. Misi yang sangat bagus menurut Dini untuk ukuran Naina yang sudah lelah dan hampir menyerah. Ia cukup kaget ketika malam kemarin Naina menggedor pintu kosannya dan berapi-api menceritakan ambisinya, juga Randi dan segala kesuksesannya, juga ibu Naina yang menelponnya. Dendam itu rupanya masih ada. Dari semuanya, mungkin hanya itu yang dia sesalkan. “Lo serius nggak berencana balik? Udah dua tahun loh,” celetuk Dini memberanikan diri menanyakan topik yang sensitif ini. Tak ada sahutan, pun Dini sudah tahu jawabannya. Ia membuka kaleng soda di atas meja sebelum menghela napas panjang. “Gue berasa ngomong sama tembok dari tadi,” gerutunya kesal sebelum menegak cairan yang mencubit tenggorokan itu. Disibakkannya tirai yang masih setengah menutupi jendela. Pelan-pelan ia menyesap soda sambil memperhatikan lingkungan galeri lewat jendela. Lokasi yang memang bukan di pinggir jalan membuat suasana lebih tenang dan tidak banyak polusi. Matanya menyipit melihat sosok yang ia kenal sedang keluar dari sebuah rumah mewah di seberang jalan. “Itu Randi bukan sih Nai?” Tangan Naina berhenti mengoleskan cat minyak. Dini memandangnya bergantian dengan objek yang ia sangka Randi di luar. “Ngaco lo,” sahut Naina jutek dan kembali fokus. “Seriusan, sini deh lihat! Gue masih inget kok wajahnya”. Rasa penasaran menggerogoti kemalasan Naina untuk bangkit. Ia meletakkan kuas dan cat lalu menghampiri Dini. Pandangannya mengikuti arah yang ditunjukkan oleh sahabatnya itu. Rumah mewah itu sudah lama berdiri. Mana mungkin ia tidak tahu jika Randi penghuninya. Sosok laki-laki berkaus hitam sedang membuka pagar dan kemba-

MANUNGGAL

li masuk ke mobilnya. Naina menyipitkan matanya. Itu memang Randi. “Lo nggak pernah tahu?” Dini menatapnya heran. Naina menggeleng pelan sambil memperhatikan mobil Audi hitam itu melaju pergi. Kalau begitu, apa Randi juga menyadari kalau ada galeri lukisan butut di dekat rumahnya? *** Sudah empat bulan berlalu. Tahun ini Naina menargetkan menggelar pameran kecil-kecilan di galerinya. Selama empat bulan ini pun ia sudah seperti kempompong yang jarang keluar galeri. Kebetulan ia memang tinggal di sudut galeri paling belakang yang ia sulap jadi kamar kecil. Proyek ini seperti mengisolasinya dari dunia luar. Bahkan ia baru sadar pagi ini kalau kulkasnya sudah kosong. Ia sedang meraih mantelnya untuk pergi ke supermarket ketika sebuah pesan masuk di ponselnya. Sambil keluar dan memakai sepatu ia mengecek pesan itu. Dini: “Nyokap lo telpon gue terus nih. Katanya Naina gimana.” Naina mengabaikan pesan Dini. Kekesalannya bertambah ketika melihat ternyata ada lima missed call dari bos super galaknya. Selama ini ia memang hidup dari penghasilan sebagai editor tidak tetap sebuah perusahaan komik. Mengabaikan missed call itu Naina bergegas menuju supermarket di kawasan blok A. Matanya menyipit ketika melihat mobil yang ia kenal berhenti tak jauh di depannya. Seorang lelaki tegap berkaus putih turun dan memetik beberapa bunga kertas berwarna putih di ujung jalan. Itu Randi. Naina jadi bertanya-tanya, sering ia melihat lelaki itu memetik bunga, sampai-sampai hampir habis bunga di tubuh tanaman itu. Seharusnya ia pergi ke supermarket. Tapi kakinya malah mengikuti kemana mobil Randi pergi. Sudah ia duga, mobil itu berhenti di taman ujung kompleks. Pemandangan yang sering dilihatnya setiap sore dari


51

Cerp en jendela galerinya. Sambil bersembunyi di balik tempat pengisian air minum, Naina memperhatikan Randi berjalan mendekati seorang wanita tua di kursi roda yang sedang melamun di depan air mancur. Tanpa mengagetkan wanita tua itu, Randi menyapa dan mengulurkan bunga kertas di tangannya. Sekonyong-konyong wajah wanita tua itu menjadi berubah cerah. Ia terlihat sangat bahagia. Hanya sekitar 10 menit Randi berbincang sambil tertawa. Namun sesuatu di dalam diri Naina langsung bergejolak. Di saku mantel ponselnya terus berdering, sebuah nama yang ia hindari kembali terpampang seolah menantang nurani. Dengan perasaan kacau ia berbalik, kulkasnya harus terisi sore ini. Belum jauh ia melangkah, seseorang memanggilnya. “Hei! Lo yang tinggal di galeri Naina bukan?” Jantung Naina seolah berhenti berdetak. Perlahan ia berbalik dan mendapati Randi berjalan ke arahnya. Ternyata Randi tahu galeri bututnya? “Maaf bukannya gue bermaksud menguping, gue...” Naina kehilangan kata-kata. Ia malu luar biasa. Jarinya sibuk memilin-milin ujung mantel sambil menunduk. Lelaki itu tersenyum, “Ngobrol di kafe depan yuk.” Awalnya Naina gugup. Rencana mengisi kulkas gagal total, dan ia malah berakhir minum kopi bersama Randi, sang pelukis tenar. Sudah satu jam mereka berbincang panjang lebar. Rupanya Randi juga ingat pernah melihat Naina di kampus dulu. Tentang galeri gadis itu, Randi sudah penasaran sejak pertama kali pindah ke rumah barunya. Galeri yang berpotensi namun kurang strategi, menurut Randi. “Kalau boleh kasih saran, lo harus berhenti menyalahkan keadaan. Galeri lo itu bisa berkembang. Lo bisa menggelar lebih dari sekadar pameran kecil-kecilan,” kata Randi setelah menyesap vanila lattenya. Naina tertawa tanpa humor. “Gue nggak kayak lo

yang didukung keluarga, especially your mom. Gue berjuang sendirian, secara mental dan keuangan. Lo punya apa yang nggak gue punya,” jawabnya pahit. “She died 24 years ago,” sahut Randi cepat. Gerakan tangan Naina terhenti, ia memandang serius Randi yang kini terlihat sendu. “Lo punya apa yang gue nggak punya. Sejak lahir,” lanjutnya seolah menantang Naina. “Yang di taman tadi?” tanya Naina ragu. “Dia bukan siapa-siapa gue. But i love seeing her hapiness everytime i bring her flowers.” Naina kehilangan kata-kata. Pandangan Randi menerawang jauh, seolah bermimpi. Mimpi yang mungkin tak akan pernah menjadi nyata. Mendadak seleranya terhadap kopi mahal traktiran Randi hilang. Ponsel di saku mantelnya kembali bergetar. Dalam hitungan kesepuluh ia berhasil menemukan nyalinya. “Halo.” “... Pulang nak. Ibu kangen.” Dengan tangan bergetar ia mematikan sambungan, lalu bangkit. “Maaf, gue harus balik Ran. Seneng bisa kenal sama lo. Makasih kopinya.” Malam itu, tanaman di ujung jalan sudah habis bunganya. Ia tahu ibunya juga menyukai bunga kertas, terutama yang putih. Sambil menunggu taksi yang akan mengantarkannya ke stasiun ia memenuhi ranselnya dengan bunga kertas. 21.43 Jalanan dan kebisingannya. - karena pulang adalah memaafkan

MANUNGGAL


52

Res e ns i Sumber: Dok. istimewa

AROMA KARSA, Makna Dibalik Aroma Dari sebuah lontar kuno, Raras Prayagung mengetahui bahwa Puspa Karsa yang dikenalnya sebagai dongeng, ternyata tanaman sungguhan yang tersembunyi di tempat rahasia. Obsesi Raras memburu Puspa Karsa, bunga sakti yang konon mampu mengendalikan kehendak dan cuma bisa diidentifikasi melalui aroma, mempertemukannya dengan Jati Wesi. Jati wesi, pria 26 tahun, tumbuh besar di TPA Bantar Gebang selama hidupnya. Dari berbagai pekerjaan kasar yang dilakukan Jati untuk bertahan hidup, ada satu profesi yang paling ia banggakan, yakni peracik parfum.

MANUNGGAL

Jati bekerja di sebuah toko parfum isi ulang bernama Attarwalla. Pemilikinya sudah dianggap Jati sebagai ayah sendiri, namanya adalah Khalil Batarfi. Penciuman yang sangat tajam membuatnya mampu meniru segala parfum dengan akurat, bahkan lebih baik. Dengan kemampuan yang dimilikinya, Jati Wesi di juluki si Hidung Tikus. Pada suatu sore, Jati dan seluruh karyawan Attarwalla diciduk oleh polisi dan mendapat tuntutan dari perusahaan kosmetik terkenal, Kemara. Tuntutan tersebut diajukan kepada Attarwalla karena telah membuat tiruan formula parfum bernama Puspa Ananta. Produk


53

Res en s i ini adalah parfum unggulan yang mencerminkan ciri dan karakter Kemara. Tak tega melihat jika Khalil dihukum, Jati menyetujui syarat yang diberikan oleh Kemara untuk melepaskan tuntutan tersebut, yakni Jati harus bekerja seumur hidup kepada mereka. Kemampuan penciuman Jati yang luar biasa dapat memikat seorang Raras Prayagung, pemilik Kemara. Bukan hanya mempekerjakan Jati di perusahaannya, Raras juga ikut mengundang Jati masuk ke dalam kehidupan pribadinya. Raras memperlakukan Jati dengan istimewa. Hal tersebut menimbulkam protes keras dari Tanya Suma yang merupakan anak tunggal sekaligus tangan kanan Raras Payagung. Diam-diam, Jati mengamati bahwa Tanaya Suma memilki kemampuan penciuman yang serupa dengannya. Semakin jauh Jati terlibat dengan keluarga Prayagung akhirnya mengantarkan dirinya ke sebuah ekpedisi pencarian Puspa Karsa, maka semakin banyak juga misteri yang ia temukan, tentang dirinya dan masa lalu yang tak pernah ia ketahui.

kaitan dengan olfaktori yakni berhubungan dengan indra penciuman. Melalui penciuman Jati dan Suma yang bisa menangkap bau yang tidak bisa dihirup oleh manusia normal, pada novel ini saya dapat ikut terbawa membayangkan seperti apa bau yang dihirup oleh mereka. Dee Lestari menyajikan banyak tokoh dalam novel ini. Menurut saya cukup menyulitkan karena saya harus berpikir keras untuk mengingat nama tokoh-tokoh tersebut. Terdapat juga beberapa bagian yang terkesan terlalu terburu-buru untuk diselesaikan dan lagi-lagi Dee memberikan ending yang dapat membuat pembaca geram sendiri setelah selesai membaca karyanya, digantung lagi. Namun, saya kagum dengan Dee yang selalu berhasil memasukkan pengetahuan baru dalam karyanya. (Mia)

Novel ini menyajikan kisah misteri dan banyak keajaiban yang tidak masuk akal sejak awal saya membacanya, yang akan mengajak pembacanya untuk ikut berpetualang melalui indra penciuman. Membaui aroma petualangan, sejarah, mitos, keluarga, persahabatan, bahkan asmara. Sepanjang membaca novel ini, ada satu kata yang sangat melekat dalam pikirin saya, yakni sebuah obsesi. Setiap tokoh dalam novel ini memiliki obsesi untuk mencapai tujuan mereka masing-masing, bahkan obsesi tersebut cenderung telalu berlebihan dan itu membuat saya berdigik ngeri. Aroma Karsa memberikan pengetahuan baru untuk saya, khusunya hal yang ber-

MANUNGGAL


54

Res e ns i

Sumber: Dok. istimewa

HIDDEN FIGURES: Persona Perjuangan Kaum Marginalitas Judul :Hidden Figures Sutradara : Theodore Melfi Produser : Donna Gigliotti, Peter Chernin, Jenno Topping, Pharrel Williams dan Theodore Melfi Penulis : Allison Schroeder dan Theodore Melfi Jenis Film : Drama biografi

Sumber : buku nonfiksi berjudul “Hidden Figures� karya Margot Lee Shetterly Bahasa : English Negara : Amerika Serikat Tanggal Rilis : 25 Desember 2016 Durasi film : 127 menit

Halo, sobat dipo! Ingin menikmati liburan akhir pekan dengan menonton film? Mungkin kamu perlu mencoba untuk menonton film yang satu ini, Hidden Figures. Bisa dipastikan bahwa film ini tidak kalah menarik dengan film-film Hollywood lainnya loh. Singkatnya, film ini bercerita tentang kisah nyata pendiskriminasian kaum yang termaji-

nalkan yang bekerja di NASA. Kaum minoritas tersebut yakni tiga orang wanita negro: Katherine G. Johnson, Dorothy Vaughan dan Mary Jackson. Ketiganya dikenal sebagai ahli matematika yang membuat perhitungan terhadap pesawat yang akan digunakan pada misi pertama NASA mendarat di bulan.

MANUNGGAL

Menjadi yang pertama tentu tidak mudah


55

Res en s i bagi mereka, yang kerap merasakan perlakuan diskriminatif dari lingkungan sekitar yang mayoritas orang berkulit putih. Sampai-sampai Katherine terpaksa harus berlari ke Gedung Area Barat yang jaraknya sekitar 1 mil dari tempatnya bekerja, hanya untuk buang air dikarenakan di tempatnya bekerja tidak ada kamar mandi khusus untuk kaum minoritas, yaitu untuk orang kulit hitam (pada saat itu ada perbedaan yang harus memisahkan antara orang kulit putih dan berwarna). Itu hanya sepotong kisah dari sebuah film yang berjudul Hidden Figures. Film ini merupakan salah satu film yang inspiratif dan menggugah dengan takaran yang pas. Disutradarai oleh Theodore Melfi berdasarkan buku nonfiksi berjudul sama karya Margot Lee Shetterly. Film ini juga dinominasikan untuk tiga piala Oscar pada tahun 2016. Film ini cocok untuk melengkapi kehidupan kita yang penuh ambisi dan tekad.

son diberhentikan dari pekerjaannya dikarenakan NASA tidak membutuhkan komputer manusia lagi, yang tidak lain adalah Katherine sendiri. Dorothy yang tidak menerima penempatan apapun padahal dia sudah mengorbankan waktunya dan segalanya untuk mengabdi pada lembaga yang digelutinya dan masih tetap bekerja di tempat yang sama yaitu di Area Barat. Dengan menonton film ini sama saja mengungkap dan menghargai perjuangan untuk mendapatkan hak yang sama dan menggeser diskriminasi orang kulit putih terhadap kulit berwarna itu tidaklah semudah mengembalikan telapak tangan tapi dibutuhkan ambisi dan tekad untuk menjadi yang pertama dalam memperjuangkannya. (Mia)

Di awal film, diperlihatkan sosok Katherine kecil, yang mampu menyelesaikan soal persamaan aritmatika linear yang nyaris tidak dipahami oleh anak-anak seusianya. Kecerdasannya membuatnya diterima di NASA sebagai salah satu pegawai Area Barat lembaga tersebut. Selanjutnya masalah yang dihadapi mereka bertiga, yaitu Katherine, Mary, dan Dorothy adalah adanya perbedaan hak antara orang berkulit putih dan berwarna. Itu yang membatasi ruang gerak mereka untuk mengembangkan bakat mereka dan tentunya untuk menjadi yang pertama. Konflik ketiga tokoh tersebut sangat terlihat saat Mary Jackson tidak diperkenankan untuk menjadi insinyur di bidang teknik mesin NASA sebelum dia melanjutkan sekolahnya di sekolah Virginia yang mana sekolah tersebut tidak menerima adanya mahasiswa dengan kulit berwarna. Katherine G. JackSumber: Dok. istimewa

MANUNGGAL


56

Sumber: Pinterest

Tips

Menjadi Perempuan yang Percaya Diri Susah Nggak Sih? Memiliki citra diri yang diinginkan terkadang membuat perempuan menjadi tidak percaya diri. Tabiat kebanyakan manusia sering kali membandingkian perempuan dengan perempuan “ideal� lainnya terkadang mampu mengancam kepercayaan diri perempuan tersebut. Dikutip dari dictio.id, percaya diri adalah kemampuan individu untuk dapat memahami dan meyakini seluruh potensinya agar dapat dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan hidupnya. Kebanyakan orang, membangun rasa percaya dirinya lewat pengaktualisasian citra diri yang sempurna dan tentu saja semua orang memiliki citra diri yang diinginkannya. Citra diri merupakan hal-hal yang ingin dicapai oleh seseorang dan pastinya keinginan tersebut berbeda-beda. Ada yang memiliki citra diri untuk lebih pintar, rajin olah raga, dan lain-lain. Memiliki citra diri sejatinya adalah hal yang bagus karena dapat memotivasi kita untuk menjadi lebih baik lagi. Namun bila citra diri yang diinginkan terlampau tinggi atau jauh, tentu saja tidak akan berdampak positif bagi diri sendiri. Misal, ada seseorang yang membutuhkan waktu lama untuk menyerap informasi, akan tetapi citra dirinya ingin mengerti materi dalam waktu cepat. Dampaknya, ia akan kesulitan karena memaksakan diri melampaui batas kemampuannya. Lantas, bagaimana caranya perempuan mengembangkan rasa percaya dirinya? Langkah kecil yang bisa dilakukan dapat dimulai dari lingkungan sosial. Perlu diketahui bahwa lewat lingkungan sosial yang positif sa-

MANUNGGAL

ngat membantu pembentukan citra diri yang positif juga. Bisa dari orang tua, teman sebaya, dan lain-lainnya. Kedua, pengendalian diri. Segala kelebihan dan kekurangan harus dapat kita ketahui agar mampu mengembangkan diri lebih produktif. Mengembangkan sisi positif dan mengendalikan sisi negatif sangat perlu dilakukan dalam membentuk rasa percaya diri. Ketiga, pengembangan diri. Dalam hal ini harus dapat sejalan dengan lingkungan sosial yang membangkitkan rasa puas. Karena saat kita mampu mengembangkan diri, lingkungan pun bisa menerima baik. Keempat, pencapaian positif. Hal besar yang pernah terjadi dapat membuat kita merasa memiliki kemampuan yang cukup. Semakin besar tingkat kesulitan dalam pencapaian yang berhasil dilewati, semakin besar kepercayaan diri akan meningkat. Terakhir, penampilan fisik. Berpenampilan menarik/ rapi membuat kepercayaan diri semakin tinggi dan kita dapat merasakan sikap sosial yang menguntungkan. Hal ini akan memengaruhi konsep diri kita sehingga lebih percaya diri. Pada dasarnya, orang yang paling berperan penting dalam peningkatkan kepercayaan diri adalah kita sendiri. Bagaimana perilaku dan cara pikir kita akan memengaruhi keyakinan tentang konsep diri itu sendiri. Semangat untuk selalu percaya diri, ya! (Zihan, dari berbagai sumber)


57

Mus i k Sumber: Dok. istimewa

Sering Disalah Artikan, Indie Bukanlah Genre Musik Hai sobat dipo! Apakah kalian pecinta musik? Suka jenis musik seperti apa? Atau yang ngebeat? Bagi kalian para pecinta musik, pasti tahu dong musik yang lagi hits banget. Jika berbicara soal musik kekinian, kalian pasti sudah tidak a- sing lagi dengan musik Indie dan band-band yang mengusung aliran seperti ini. Jika di era 90-an, musik ini sangat tidak diminati, terkhusus di Indonesia. Alasannya, musik Indie dipandang karena musik Indie dipandang musik yang aneh dan tidak easy listening. Dibanding Indie, kebanyakan orang pada masa itu lebih menyukai aliran musik pop, seperti Sheila On 7, Dewa 19, Naif, dan sebagainya. Taukah Kalian? Bahwa sebenarnya Indie bukanlah termasuk dalam salah satu nama genre musik. Indie lebih kepada gerakan bermusik yang berbasis DIY (do it yourself), dimana disini para musisi mempunyai semangat untuk membuat gaya sendiri, musik sendiri dan label sendiri. Istilah Indie sendiri sebenarnya diambil dari

bahasa inggris yaitu Independent yang berarti merdeka, bebas, mandiri, dan tidak bergantung. Banyak yang menganggap kalo indie itu sebuah genre musik, seperti halnya pop, rock, jazz, dan dangdut. Namun pendapat tersebut tidak benar. Band dengan musik Indie cenderung menciptakan lagu sesuai dengan apa yang mereka sukai dan genre yang mereka inginkan. Sehingga tidak jarang kalo lagu-lagu yang mereka ciptakan kebanyakan sangat anti-mainstream dari kebanyakan lagu di pasaran. Berbeda dengan band terkenal pada umumnya yang memiliki label sehingga dalam produksi dan pemasarannya dilakukan oleh managemen dari band tersebut, band indie dalam pembuatan album musiknya, tidak melibatkan label atau perusahaan rekaman ternama manapun. Justru mereka biasanya memasarkan karya-karyanya sendiri melalui antar kawan dan melalui media sosial

MANUNGGAL


58

Mus ik Indie Internasional Pada tahun 1920-an musik indie mulai dikenal di Amerika. Pada era itu bandband dengan label rekaman kecil mencoba menandingi band-band dengan label besar. Sedangkan dalam sejarah musik indie di Paris, mengubah lorong-lorong stasiun bawah tanah menjadi panggung tempat konser band indie yang kemudian dikenal dengan sebutan Underground. Kala itu seniman musik indie mulai mencoba untuk mengenalkan diri secara langsung terhadap massa dan juga menentang pola seni dari seniman musik mainstream. Perkembangan Indie di Indonesia Istilah indie baru populer di pertengahan tahun 1990an. Awalnya Indonesia lebih mengenal istilah underground yang berbeda dari tren budaya mainstream. Selanjutnya di kota-kota besar, banyak bermunculan bandband serta komunitas-komunitas dengan varian musik yang beragam. Sejak saat itu istilah underground mulai digantikan dengan istilah indie. Mungkin istilah tersebut dirasa terlalu identik dengan musik metal yang familiar dengan gaya bebas, keras dan lagu-lagunya kebanyakan berisi tenang kritik sosial. Maka istilah indie dengan kesan yang lebih modern mulai lazim digunakan. Selanjutnya tren musik indie semakin berkembang, ketika Mocca band Swing Pop asal Bandung ini sukses menembus angka di atas 100.000 copy dalam penjualan kaset mereka. Sela- njutnya deretan nama seperti Puppen, Shaggy Dog, Superman Is Dead, Rocket Rockers, Superglad, dll mencuri perhatian melalui para penikmat musik. Bahkan beberapa nama di atas, mendapat kontrak dari label-label rekaman besar. Kontrak ini sempat menjadi perdebatan di kalangan penggiat musik indie. Sebagian menganggap hal ini sebagai pengkhianatan terhadap idealisme independen. Sebagian

MANUNGGAL

lagi menganggap ini sebagai peluang memperkenalkan musik mereka kepada massa. Indie Menjadi Idola Kini musik indie telah mendapatkan tempat di dunia musik indonesia bahkan sangat digemari oleh para kawula muda. Sekarang siapa yang tak kenal band Payung Teduh? Yang sangat melejit namanya beberapa tahun terakhir ini karena lagu Akadnya yang sangat viral. Kemudian band Fourtwnty, yang pada tahun 2018 baru saja berhasil memenangkan penghargaan sebagai Breaktrough Artist Of The Year dalam ICA (Indonesian Choice Award) 5.0 NET. Dan beberapa nama band Indie lainnya seperti The Brandals, Efek Rumah Kaca, The Adams, Figura Renata, Banda Neira dan lain sebagainya. Tak heran kini lagu-lagu dari beberapa band indie menjadi lagu yang paling dicari-cari oleh para penikmat musik Indonesia melalui aplikasi musik populer seperti iTunes, Joox dan Sportify. Kemajuan musik indie yang sangat pesat ini diharapkan mampu membawa citra musik Indonesia lebih luas lagi baik skala nasional maupun internasional. Serta dapat memotivasi para musisi muda Indonesia untuk dapat terus berkarya melalui semangat independent yang terpatri dalam aliran musik indie ini. (Chami) Sumber: Dok. istimewa


59

Pagelaran Seni Jathilan Semarang

Atraksi kebudayaan Jathilan dalam pentas budaya “Bakdan ning Taman Lele” di Taman Lele Semarang (24/6)

Antusiasme penonton pentas budaya yang mayoritas disaksikan oleh anakanak

Pertunjukan terakhir dalam pentas budaya “bakdan ning taman lele” yaitu Reog Ponorogo

Alunan musik gamelan turut mengiringi pertunjukan pentas budaya “Bakdan Ning Taman Lele”

Penonton turut memberikan saweran pada saat atraksi Barongsai

MANUNGGAL


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.