Majalah Manunggal Edisi XXI/Mei/Tahun XV/2016

Page 10

Artikel Dosen

Artikel Mahasiswa

Online Gaming, Antara Hiburan dan Ancaman

Jangan Hanya Lihat Gamers dari Satu Sisi

Oleh: Haspriya Yoga B. Jurusan Sastra Indonesia 2014

Game online sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat urban. Saat ini, dari mahasiswa hingga anak sekolah dasar memainkannya atau setidaknya pernah memainkannya. Dan, tidak sedikit yang membawa kegemaran bermain game online hingga berkeluarga. Sebagai sebuah permainan, tentu game online terkesan biasa saja, karena layaknya permainan, maka unsur hiburan haruslah tinggi dan menyenangkan. Namun, 4 tahun terakhir, kita dibuat tercengang dengan berbagai peristiwa yang dilaporkan media massa tentang akibat kecanduan game online. Kasus remaja mencuri karena butuh uang untuk main game online banyak dilaporkan. Barang-barang yang dicuri bervariasi, tetapi yang paling sering adalah uang, laptop, kotak infaq masjid, motor, dan hp. Tindak kriminal lain adalah meminta uang pada teman dengan ancaman. Daftarnya tentu akan semakin panjang jika kita tengok peristiwa kriminal di dunia akibat game online, pembunuhan sesama pemain, pembunuhan keluarga atau tetangga akibat teguran karena pelaku bermain game secara berlebihan, dan kelalaian dalam merawat anak hingga meninggal dan lain sebagainya. Mengapa bisa sejahat itu para pemain game online ini? Sederhana saja, kecanduan (addicted). Nah, unsur kecanduan ini yang jadi masalah. Apapun, termasuk game, jika seseorang telah sampai kondisi kecanduan, maka secara psikologis akan membuatnya tidak bisa keluar dari kerangka yang dibuatnya sendiri terkait dengan objek yang membuatnya kecanduan. Prinsipnya tidak jauh kecanduan berbagai narkoba. Keinginan yang kuat dari pelaku untuk terus berada/mengulang pengalaman yang dianggapnya sebagai menyenangkan akan menguras segala sumber

18

Manunggal

daya psikologis dan fisik untuk menuju ke kondisi yang diinginkan oleh jiwa dan tubuhnya. Maka, jika saat bermain game, pelaku merasa ada yang berusaha memotong kesenangannya, maka akan muncul respons yang di luar perkiraan orang di sekitarnya. Biasanya, respons tersebut cenderung impulsif dan emosional, tanpa disertai kontrol yang cukup. Kondisi inilah yang berbahaya. Mahasiswa termasuk yang berisiko tinggi untuk terjebak dalam kenikmatan bermain game online. Barisan game yang siap menemani kesendirian antara lain adalah : Point Blank, Counterstrike, Warcraft Dota, Grand Teft Auto, Ragnarok Series, dan lainnya. Efek terberat yang dialami mahasiswa biasanya adalah drop out dan yang terbanyak adalah kelulusan yang molor. Kasus kekerasan dan kriminal lainnya bukan tidak mungkin terjadi pada mahasiswa. Ada tips yang bisa diingat untuk tidak terjebak oleh game online, yaitu selalu menjaga relasi antarpribadi dengan kelompok atau teman secara pribadi, sehingga tidak tenggelam terlalu dalam di dunia virtual. Memiliki teman dekat dalam grup akan semakin aman, karena bisa mengingatkan kita jika terlalu intens dalam gaming dan sering tidak bergabung dengan mereka. Semakin banyak pihak yang bisa mengingatkan kita, akan semakin baik. Tentu, sebenarnya online gaming tidak haram, tetapi semua yang mulai ke level kecanduan harus segera ditinggalkan.

Foto: Dok. Pribadi

Foto: Dok. Pribadi

oleh : Djoko Setyabudi, Pengajar Ilmu Komunikasi Undip/Peneliti Game

Permainan atau yang lebih beken dengan sebutan game sudah ada sejak zaman dahulu, biasanya sering dimanfaatkan untuk mengisi waktu luang, dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa. Zaman dahulu, game lebih bersifat tradisional dan umumnya dilakukan oleh lebih dari satu orang atau kelompok. Seiring berjalannya waktu, game pun ikut berkembang semakin pesat. Saat bermain game tentu banyak hal yang harus diperhatikan. Sudah banyak orang yang menganggap bermain game itu memiliki dampak positif dan negatif. Berikut bagaimana pendapat para ahli tentang hal positif dan negatif dalam bermain game. Menurut Griffiths dalam informasi yang dikutip dari ligagame.com pada 2 Maret 2016 berjudul Penelitian Manfaat Bermain Game, game dapat digunakan sebagai pengalih perhatian yang ampuh bagi yang sedang menjalani perawatan yang menimbulkan rasa sakit, misalnya chemotherapy. Dengan bermain game, rasa sakit dan pening mereka berkurang, tensi darahnya pun menurun, dibandingkan dengan mereka yang hanya istirahat setelah diterapi. Game juga baik untuk fisioterapi pada anak-anak yang mengalami cedera tangan. Selain itu, bermain game bisa mengurangi kepikunan menjelang berumur. Masih dalam penelitian yang diakses dari situs yang sama, Profesor Psikologi dari University of Illinois, Amerika Serikat, Arthur F. Kramer mengungkapkan bahwa bermain video game bersama cucu adalah sesuatu yang sangat baik. Pasalnya, interaksi sosial mampu meningkatkan kemampuan daya pikir para manula. Hal itu pun diperkuat dalam penelitian berjudul Psychology and Aging yang melibatkan 40 lansia sehat dengan range usia antara 60 hingga 70 tahun. Awalnya, para partisipan mengikuti beberapa variasi tes mental. Riset tersebut menunjukkan, manula yang bermain video game dengan strategi berat bisa meningkatkan skor mereka berdasarkan jumlah ujicoba daya ingat. Game online saat ini sangat menjamur di masyarakat apalagi di kalangan remaja dan anakanak. Pengaruh globalisasi sangat cepat menyerang anak-anak yang sedang berada pada masa bermain. Namun yang menjadi masalah pada pembahasan ini bukan tentang game online-nya, melainkan ketergantungan pada aktivitas bermain game. Bagi sebagian anak, game online memiliki sifat candu sehingga waktu anak banyak

dihabiskan untuk bermain game online. Namun demikian, game juga memiliki pengaruh positif. Dalam artikel berjudul Inilah 10 Efek Positif Bermain Game yang dikutip dari health.kompas.com pada 2 Maret 2016, game memiliki beberapa manfaat, yakni aktivitas fisik, kebugaran dan gizi, koordinasi mata dan tangan, keterampilan sosial, peningkatan kemampuan belajar, sportivitas dan adil, mengurangi stres, kerja tim, mengatasi rasa sakit, dan terakhir adalah membuat orang senang . Game online juga memiliki dampak negatif yang tak bisa kita acuhkan begitu saja. Mengutip informasi dalam artikel berjudul Dampak Negatif Game Online Ditinjau dari Beberapa Segi yang dikutip dari keluarga.com pada 2 Maret 2016, efek negatif dari game tenyata berdampak pada hal-hal berikut. Pertama, dari segi jasmani, game online dapat membuat kesehatan menurun. Kedua, dari segi psikologis game online dapat menyebabkan gangguan mental dan menghambat proses pendewasaan diri. Ketiga, dari segi waktu,game online dapat memengaruhi prestasi belajar anak. Keempat, dari segi keuangan, game online dapat mengajarkan pemborosan dan mengajarkan ketidakjujuran. Terakhir, dari segi sosial game online dapat menyebabkan seseorang kesulitan bersosialisasi dengan orang lain Kesimpulannya, bermain game pada dasarnya memang merupakan hal yang sangat merugikan bagi beberapa orang, tetapi hal itu tidak menjadi masalah, karena bergantung pada situasi yang dimiliki orang tersebut. Bermain game di sela-sela kesibukan merupakan kegiatan yang sangat menghibur dari segi pikiran maupun untuk melepas penat. Memang, kebanyakan orang sering memandang negatif jika dilihat dari segi waktu maupun materiil. Pasalnya, dengan bermain game, kebanyakan dari mereka melupakan kewajiban yang seharusnya mereka lakukan. Namun, hal itu dapat diminimalisir dengan menyibukkan diri melalui berbagai kegiatan yang produktif. Walaupun banyak segi negatif dalam bermain game, beberapa orang berpendapat bahwa bermain game memiliki sisi positif yang dapat mereka rasakan. Alasannya pun sangat beragam, salah satunya, sebagai seorang gamers yang memiliki kegemaran bermain game, mereka dapat menjadikan hobinya tersebut sebagai salah satu jalan untuk mendapatkan penghasilan, yakni dengan mengikuti berbagai turnamen game. Pasalnya, hadiah yang didapatkan juga terbilang lumayan, terlebih untuk seorang pelajar.

Manunggal

19


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.