Kunjungi kami di http://www.manunggal.undip.ac.id
Polemik UKT Semester 9 Belum Usai Foto:Dokumen Istimewa Uang Kuliah Tunggal (UKT) memunculkan perdebatan di kalangan mahasiswa khususnya angkatan 2013. Mahasiswa mengeluarkan tuntutan keberatan membayar UKT semester 9 secara penuh. Meskipun begitu, pihak Undip tidak akan mengubah peraturan yang sudah ditetapkan negara. Permasalahan mengenai UKT penuh yang dibebankan kepada mahasiswa regu- ler semester 9 tersebut dibenarkan oleh Prof. Muhammad Zainuri, Wakil Rektor (Warek) 1. Dia mengatakan UKT semester 9 untuk mahasiswa biasa sudah menjadi ketetapan. “Kalau untuk mahasiswa reguler kan sudah tidak ada pertanyaan lagi, karena memang di kontraknya begitu. Paket yang dilaksanakan dalam SKS itu dilakukan untuk memberikan suatu pelayanan sesuai dengan kemampuan mahasiswa dibagi dalam semester. Jadi kalau dia (mahasiswa-red) semisalnya lewat dari semester delapan, bayarnya tetap sama,” jelas Prof. Zain. Namun, peraturan tersebut dirasa memberatkan mahasiswa. “Alasan keberatan yang dialami mahasiswa semester 9 angkatan 2013 disebabkan mata kuliah tugas akhir yang hanya diambil mahasiswa di semester tersebut,” jelas Muhammad Burhanudin, Kepala Bidang Kesejahteraan Mahasiswa (Kesma) BEM FT Undip. Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik (FT) telah melakukan survei kepada 471 responden mahasiswa terkait UKT semester 9. Hasil dari survei tersebut menunjukkan banyak mahasiswa merasa keberatan dengan kebijakan membayar UKT secara penuh bagi mahasiswa S1 semester 8 ke atas dan D3 semester 6 ke atas. “Dari hasil kemarin yang didapatkan memang 98 koma sekian persen mahasiswa enggak setuju. Alasannya sih macam-macam tapi kami (Kesma BEM FT Undip, red) menarik kesimpulan memang kebanyakan enggak setujunya karena mereka hanya mengambil TA saja atau mata kuliah tugas akhir yang hanya empat SKS,” jelas Burhanudin. Tuntutan Pemotongan Biaya UKT Pada Mei lalu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik (FT) Undip mengada-
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik Undip mengadakan diskusi terbuka mengenai Uang Kuliah Tunggal (UKT) Semester 9 di pelataran GKB FT Undip, Sabtu (10/6).
kan diskusi terbuka. Mengangkat tema “Pendidikan Tingkat Tinggi”, fokus utama diskusi tersebut untuk membahas kesejahteraan mahasiswa serta UKT penuh yang diembankan kepada angkatan 2013 di semester 9. Menanggapi berbagai tuntutan mahasiswa, Prof. Zain mengatakan tidak ada pemotongan UKT semester 9. “UKT itu adalah peraturan yang diberikan oleh pemerintah. Bahwa UKT itu berdasarkan kepada BKT. BKT itu anggaran yang ditetapkan oleh pemerintah. Jadi pemerintah masih memberikan subsidi. Pemerintah saja masih memberikan subsidi, apalagi yang mau dipotong?” ungkapnya. Lebih lanjut, Prof Zain menegaskan UKT yang dikenakan kepada mahasiswa sudah tergolong murah. “Mahasiswa tahun 2013 termasuk angkatan yang beruntung. Kalau sebelumnya sewaktu belum diberlakukan UKT, itu bayarannya malah lebih mahal. Kan ada empat komponen itu dulu. Ada SPP, ada PRKP, ada sumbangan pengembangan institusi (SPI) dan SPMP. Sekarang cuma jadi satu dan lebih murah,” jelasnya. Menurut Prof. Zain, biaya UKT tidak hanya sebagai bagian Satuan kredit semester (SKS) yang wajib dibayarkan, melainkan juga akumulasi biaya umum seperti gaji dosen pembimbing. “Coba cek standar biaya umum. Berapa biaya seorang pembimbing itu, berapa kali dia bimbingan, itu dikalikan. Alokasinya itu 700 ribu/jam. Mahasiswa itu kalau dalam 16 minggu konsultasi terus, itu berarti 1 hari 1 jam totalnya menjadi 16 jam dikali 700, berapa jumlahnya. Masih ada pembimbing satu
EDISI II/TAHUN XVII/12 Juni - 12 Juli 2017
dan pembimbing dua. Kemudian ada panel ujian. Jadi kalau dijumlahkan jauh lebih tinggi daripada UKT,” jelasnya. Tanggapan Mahasiswa Melihat polemik UKT tersebut, salah satu mahasiswa angakatan 2013 mengungkapkan pendapatnya tentang ketidakseragaman fakultas dalam mengeluarkan kebijakan. “Ada fakultas yang kemudian membuka banding, ada pula yang tidak. Jika memang momen kali ini dirasa prematur, harapannya ke depan dapat diadakan kajian dan sosialisasi mengenai transparansi dana universitas sehingga masyarakat kampus paham mengenai kebijakan yg dipilih Undip,” ujar Gina, mahasiswa jurusan Sastra Indonesia. Sependapat dengan Gina, mahasiswa angkatan 2013 lainnya pun menyatakan bahwa polemik UKT semester 9 ini seharusnya segera ditindaklanjuti oleh pimpinan universitas. “ Harus ada yang bisa memahami situasi dan pimpinan universitaslah yang seharusnya memahami,” ujar Nesa, mahasiswa jurusan Hubungan Internasional. Selain itu, tambah Nesa, kebijakan mengenai UKT semester 9 pun seharusnya sudah diputuskan dengan pertimbangan aspirasi dari mahasiswa.“Kebijakan yang sudah ditetapkan masih bisa diubah, jika pimpinan universitas menghendaki. Tetapi, pihak universitas belum mau berpihak pada mahasiswa,” jelasnya. (Ulfa)
1