TRANS HUKUM
HALAMAN 2
KORAN TRANSAKSI THN 13
NO.276. TH XIII SENIN, 23 SEPT - 6 OKT 2013
WN British Divonis 2 Tahun Penjara, Terdakwa Banding Bekasi, Trans - Terdakwa Andreas Kabbadias (76) warga negara British akhirnya divonis selama 2 (dua) tahun penjara oleh Majelis Hakim, M.Ali Tarigan, Surung Simanjuntak dan Lince Anna Purba di Pengadilan Negeri Bekasi minggu lalu. Atas putusan tersebut Terdakwa Andreas Kabadias langsung mengajukan banding melalui pengacaranya Sangap Sidauruk, SH. Dalam amar putusan hakim bahwa terdakwa Andreas terbukti secara syah dan menyakinkan melakukan penipuan sesuai pasal 378 KUHP, terhadap rekan bisnisnya Yoshitomo Fukunaga. Disebutkan dalam pertimbangannya bahwa Andreas mengakui perbuatannya ketika keterangan BAP korban Yoshitomo dibacakan dihadapan per-
sidangan. Sedangkan barang bukti berupa logam batangan dan sertifikat uang dikembalikan kepada terdakwa Andreas. Putusan tersebut sama dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum Ahmad Nurhidayat,SH dari Kejati Bandung dan Ravendra,SH dari Kejari Bekasi menuntut terdakwa Andreas selama 2 (dua) tahun penjara. Terdakwa Andreas Kabbadias ditangkap polisi di rumahnya tanggal 31 Desember 2011 Rafles Hills S.7 No.6 Kelurahan Jatikarya Kecamatan Jatisampurna Bekasi. Berdasarkan laporan korban Yoshitomo Fukunaga yang merasa ditipu terdakwa sebesar Rp. 20 miliar. Bermula adanya pembicaraan
Setelah terdakwa menerima uang senilai Rp.20 miliar lalu menyerahkan 1 batang logam kepada Yoshitomo seberat 1 kg dari 15 batang yang dijanjikan seberat 15 kg. Bahkan ternyata sama sekali tidak mengandung kadar emas dan terdakwa tidak mengembalikan uang milik saksi korban Yoshitomo. Ternyata bukan hanya tindak penipuan yang dilakukan oleh terdakwa Andreas terbukti dari hasil penggeledahan pihak kepolisian dirumahnya ditemukan barang bukti berupa, 4 kardus berisi 160 batang kuningan sari ukuran 13x5 cm, 11 batang kuningan sari ukuran 7x4 cm dan 7 batang ukuran 13x5 cm, 5 lembar uang dolar Singapura pecahan 50, 200 lembar uang dolar The United States pecahan 100.000 dolar berikut sertifi-
cat dan 1 box warna hijau berisi 986 lembar uang dolar The United States pecahan 1.000.000 dolar berikut srtificat. Berdasarkan Labkrim Mabes Polri No.Lab 696/DUF/2012 tanggal 9 April 2012 disimpulkan bahwa uang dolar pecahan 100.000 United States of Amerika seri gambar Wilson Emisi tahun 1934 semua mata uang tersebut palsu. Dan Lab PT.Antam Tbk No.867/ SKHA/0112CD008/2012 tanggal 14 Februari 2012 disimpulkan bahwa logam batangan adalah logam kuningan yang tidak mengandung kadar emas. Usai pembacaan putusan kuasa hukum Andreas, Sangap Sidauruk, SH mengatakan bahwa putusan hakim sumir yang mana disebutkan bahwa terdakwa mengakui meneri-
ma uang Rp.30 juta dari Yoshitomo dalam keterangan korban di BAP yang dibacakan dipersidangan. Anehnya semenjak perkara digelar dipengadilan pelapor tidak pernah datang ke persidangan sehingga hakim hanya membaca keterangan BAP korban. Bahkan saksi yang diperiksa di persidangan tidak disumpah, kata Sangap. Sangap juga mengatakan bahwa pihaknya akan mempertanyakan cara penyusunan dakwaan Jaksa, karena labkrim Mabes Polri menyatakan bahwa uang tersebut bukan palsu. Sementara jaksa masih memaksakan pasal 244 dan 245 KUHP. Hal ini dianggapnya bahwa jaksa tidak profesional dalam membuat dakwaan hingga menimbulkan ketidakadilan bagi kliennya. | Lora
Mantan Residivis Pelaku Penipuan Divonis Bebas
VONIS
Vonis Pasangan Suami-Istri Pelaku Penipuan Ditunda Jakarta, Trans - Terdakwa Husin Tartanah bersama dengan terdakwa Mina Fransiska yang merupakan pasangan suami/istri (pasutri), yang diadili terkait dengan kasus penipuan, tidak bisa berbuat apa-apa saat di hadapkan di kursi panas Pengadilan Negeri Jakarta Utara sebagai pesakitan. Pasangan suami istri itu melakukan penipuan dengan modus yang diawali saat PT Jaya Inti Perkasa milik kedua terdakwa itu berhasil menerima barang berupa peralatan AC dari pihak PT Saekindo Sakti yang beralamat di Jalan Bukit Gading, Kelapa Gading, Jakarta Utara, sebanyak 6.400 pcs. Karena PT Jaya Inti Perkasa sudah dianggap sebagai langganan (member), maka cara pembayarannya pun bisa dilakukan dengan menggunakan Bilyet Giro (BG). Namun, ketika pihak PT Saekindo Sakti hendak melakukan pencairan (kliring), ternyata Bilyet Giro (BG) Bank BCA dengan nomor BF- 464878 atas nama Husin Tartanah senilai Rp. 78.164.000 yang diserahkan oleh terdakwa Mina Fransiska itu ditolak. Rupanya, tanda-tangan yang tertera dalam Bilyet Giro (BG) tersebut, sudah berganti orang. Merasa dikecewakan, Otman Guntur (korban) selaku pemilik PT Saekindo Sakti pun melakukan penagihan pembayaran kepada terdakwa Mina Fransiska. Tanpa merasa bersalah, terdakwa Mina Fransiska malah mengatakan bahwa pembayaran itu merupakan tanggung-jawab terdakwa Husin Tartanah (suaminya). Anehnya lagi, ketika hal itu ditanyakan, terdakwa Husin Tartanah pun berdalih bahwa dirinya sama sekali tidak tahu-menahu soal pemesanan barang yang dilakukan oleh terdakwa Mina Fransiska (istrinya). Padahal, barang-barang berupa peralatan AC yang telah dipesan itu, sudah laku terjual. Selidik punya selidik, ternyata usaha jual/beli AC, Suplay perlengkapan dan pemasangan AC yang dikelolah oleh pasangan suami/istri (terdakwa) itu, hanya merupakan tameng (kedok) untuk memperdayai orang lain saja. Buktinya, akibat perbuatan pasangan suami/istri (terdakwa) itu, Otman Guntur (korban) selaku pemilik dari PT Saekindo Sakti, terpaksa harus mengalami kerugian hinga sebesar Rp. 133.472.000. Di hadapan Majelis hakim, terdakwa Mina Fransiska mengatakan sejak resmi menikah pada 1992 dengan terdakwa Husin Tartanah, ia mengaku memang ikut membantu usaha suaminya. Pada saat itu, ia hanya ditugaskan untuk mengurusi bagian keuangan saja. Setelah 3 tahun kemudian, ia pun tidak lagi tinggal serumah dengan terdakwa Husin Tartanah (suaminya) alias sudah bercerai. Sementara itu, menurut keterangan terdakwa Husin Tartanah selaku pemilik PT Jaya Inti Perkasa, ia tidak pernah tahu, apalagi melakukan pemesanan barang berupa peralatan AC kepada pihak PT Saekindo Sakti. Jaksa Penuntut Umum (JPU) Pramana Syamsul Iqbal SH mengatakan bahwa perbuatan terdakwa Husin Tartanah dan terdakwa Mina Fransiska telah terbukti bersalah dan melanggar Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP tentang penipuan. Terdakwa Husin Tartanah dituntut agar dijatuhi hukuman pidana selama 5 bulan penjara. Sedangkan untuk terdakwa Mina Fransiska dijatuhi tuntutan pidana selama 10 bulan penjara. Namu, Rabu (18 September 2013) sidang yang beragendakan untuk pembacaan putusan itu pun terpaksa ditunda. Pasalnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) sedang berhalangan. Hakim ketua Puji Astuti Handayani SH MH yang didampingi hakim anggota Sulistiyono SH MH dan Zainuri SH MH, mengatakan bahwa sidang akan dilanjutkan kembali setelah 1 minggu kedepan. | Aston
antara Andreas dengan Yoshitomo soal jual beli emas batangan . Dengan rayuan Andreas mengatakan bahwa Satu batang emas berat 1 kg seharga USD.54.000. Korban Yoshitomo tergiur dengan bisnis itu dan memesan sebanyak 15 batang emas dan disepakati untuk pembayaran barang secara bertahap. Kemudian pembayaran dilakukan Yoshitomo yakni bulan Agustus 2011 tiga tahap sejumlah Rp.70 juta, bulan September empat tahap, 60.000 JPY, 4.500 USD, 2000 USD dan 1000 USD.Dan bulan Oktober 2011, tujuh tahap ditransfer dari HSBC Hongkong ke BCA Indonesia a/n Felisa Candrakirana yakni, 50.000 USD, 10.000 USD, 20.000 USD dan 10.000 USD dan tunai 12.000 uSD, 3000 USD, 1.330.000 HKD.
Terdakwa Lie Winarto Soediono divonis bebas di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, padahal dengan kasus yang sama dia pernah dijatuhi hukuman penjara selama 3 tahun di Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Jakarta, Trans - Aneh bin ajaib! Begitulah kalimat yang diucapkan keluarga korban kasus penipuan saat mendengarkan vonis bebas yang dibacakan oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, yang dipimpin Mangapul Girsang SH MH, didampingi hakim anggota Eko Susanto SH MH, dan Purwanto SH MH. Terdakwa Lie Winarto Soediono, yang mantan residivis dengan kasus yang sama, malah divonis bebas. Terdakwa Lie Winarto Soediono pun tampak tersenyum dengan sumringah. Seketika itu juga dia langsung maju untuk memberikan salam kepada majelis hakim. Di pihak lain, Untung Sentosa (korban) bersama dengan
anggota keluarganya, di luar persidangan, mengatakan bahwa vonis yang dibacakan oleh majelis hakim di luar batas kewajaran alias tidak masuk akal. Selain dirinya sendiri, menurut Sentosa sudah banyak orang (korban) yang mengalami kerugian hingga mencapai ratusan juta. Merasa tidak puas dengan putusan majelis hakim tersebut, Untung Sentosa (korban) bersama dengan anggota keluarganya itu pun berniat akan melaporkannya ke Mahkamah Agung (MA) dan ke Komisi Yudisial (KY). “Kalau memang demikian kasus penipuan yang ditangani oleh majelis hakim yang lainnya, juga seharusnya dijadikan kasus perdata saja,” ucapnya dengan nada yang kesal. Modus penipuan yang dilakukan oleh terdakwa Lie Winarto Soediono ini, memang tergolong unik. Hanya dengan berbekal Bilyet Giro (BG), cek giro dari salah satu bank serta memberi janji keuntungan sebesar 3,5 % setiap bulan, dia pun berhasil memperdayai korbannya. Tidak tanggung-tanggung, Untung Sentosa (korban) yang sudah termakan buaian manisnya mentransfser uang sebesar Rp.220.059.963 secara bertahap melalui rekening milik terdakwa Lie Winarto Soediono. Namun, begitu Untung Sentosa (korban) hendak melakukan pencairan (kliring) di Bank BCA
Sunrise Garden, Jembatan Dua, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara atas nama Brata Kamal dengan nomor AR- 223276 senilai Rp.42.500.000 dan nomor AR100.000.000, ternyata ditolak oleh pihak bank. Alasannya, saldo tidak mencukupi dan sudah dinyatakan hilang. Bahkan, dua lembar Bilyet Giro (BG) Bank Permata D’ Best Kelapa Gading, Jakarta utara atas nama Arya Tantra Wijaya senilai Rp.22.000.000 dan dua lembar cek Bank Mandiri KK Jakarta Pejagalan senilai Rp. 50.750.000, sudah ditutup oleh pihak bank. Sebelum kasus ini disidangkan, terdakwa Lie Winarto Soediono sudah pernah diadili di kantor Pengadilan Negeri Jakarta Barat dalam kasus yang sama dan dijatuhi hukuman pidana selama 3 tahun penjara. Namun, begitu kasus ini disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Majelis hakim yang menangani perkara tersebut, malah menyatakan bahwa perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa Lie Winarto Soediono sama sekali tidak terbukti bersalah. Padahal, dalam sidang yang sebelumnya, terdakwa Lie Winarto Soediono sudah mengakui bahwa perbuatan yang dilakukannya itu, bukanlah semata-mata untuk mencari keuntungan pribadi. Hal itu terpaksa dilakukan, karena dirinya sedang membutuhkan biaya untuk modal usaha.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ristu Dermawan SH mengatakan bahwa perbuatan terdakwa Lie Winarto Soediono telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun serangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang ataupun sesuatu kepada dirinya, atau memberi hutang maupun menghapuskan piutang. Dengan demikian terdakwa melakukan penipuan seperti yang tertuang dalam Pasal 378 KUHP, sehingga dituntut agar dijatuhi hukuman pidana selama 3,6 tahun penjara dikurangi selama terdakwa berada di dalam tahanan, dan terdakwa agar tetap ditahan. Senin (9 September 2013) pukul 13.30 Wib, dalam musyawarah majelis hakim yang dipimpin oleh Mangapul Girsang SH MH, yang didampingi hakim anggota Eko Susanto SH MH dan Purwanto SH MH, mengatakan bahwa perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa Lie Winarto Soediono bukanlah merupakan perbuatan penipuan. Melainkan, hanya perbuatan ingkar janji semata. Kasus yang sedang dialami oleh terdakwa Lie Winarto Soediono itu, merupakan perkara perdata. Karena tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana penipuan seperti yang dituduhkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU),
majelis hakim itu pun akhirnya sepakat untuk memberikan vonis bebas, serta Memerintahkan kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU), agar terdakwa Lie Winarto Soediono segera dibebaskan dari Rumah Tahanan Negara (Rutan) serta membebankan biaya perkara kepada negara. Majelis hakim juga mengatakan agar barang-bukti segera dikembalikan kepada Untung Sentosa (korban), yakni berupa Bilyet Giro (BG) Bank BCA Sunrise Garden dengan nomor AR- 223276 tanggal 30-9-2010 senilai Rp. 42.500.000, dan Bilyet Giro (BG) Bank BCA Sunrise Garden dengan nomor AR- 223277 tanggal 31-102010 senilai Rp. 100.000.000 atas nama Brata Kamal. Selain itu, Bilyet Giro (BG) Bank Permata D’Best Kelapa Gading dengan nomor 070717 senilai Rp. 12.000.000 dan Bilyet Giro (BG) Bank Permata D’Best Kelapa Gading dengan nomor 026447 senilai Rp. 10.000.000 atas nama Tantra Wijaya berikut dengan 2 lembar cek Bank Mandiri dengan nomor EW- 324345 tanggal 10-112010 senilai Rp. 24.500.000, dan nomor EW- 324346 tanggal 14-112010 senilai Rp. 26.250.000, serta 1 lembar Surat Keterangan Penolakan (SKP) dari pihak Bank. Begitu mendengarkan hasil musyawarah dari Majelis hakim, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ristu Dermawan, SH langsung mengatakan, “pikir-pikir...” | Aston
Dituding Ikut Menggelapkan Barang Milik Perusahaan
Anggota Polisi Dihadapkan Ke Persidangan Jakarta, Trans - Tugas sebagai anggota polisi yang diamanatkan kepada Rusli Setiawan alias Rusli bin Muhammad Awi, ternyata tidak bisa dijalankan dengan baik. Ya, hanya karena ingin mendapatkan keuntungan semata, ia nekad dan ikut serta menggelapkan barang milik sebuah perusahaan. Akibat perbuatannya, ia pun dihadapkan di persidangan dengan status sebagai terdakwa. Penggelapan barang milik perusahaan yang dilakukan oleh terdakwa Rusli Setiawan alias Rusli bin Muhammad Awi ini, berawal saat dirinya menerima telepon dari terdakwa Wasimin Samikarto. Dalam inti pembicaraannya, terdakwa Wasimim Samikarto pun menawarkan barang berupa besi scrup milik PT Master Steel kepada terdakwa Rusli Setiawan alias Rusli bin Muhammad Awi. Seketika itu juga, terdakwa Rusli Setiawan alias Rusli bin Muhammad
PENERBIT: Bina Interaksi Ekonomi Pers SK/MENPEN/1496/SIUPP/Jakarta 22 Juli 1999; ALAMAT REDAKSI: Jl. Teratai 3 Blok i 3/23 Taman Modern, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur 13960; Telepon: (021) 46836848; Fax: (021) 46824807; Rekening Bank Mandiri KCP Bekasi 125.00.0569340.3 a/n Drs. Syaiful Nazar; NPWP: 01.917.755.9407-000; Kode Seri Faktur Pajak: EFCXV - 407; E-mail: korantransaksi@yahoo.co.id; www.korantransaksi.com; Percetakan: PT. Temprina Media Grafika Tambun (Jawa Pos Group) (Isi diluar tanggung jawab percetakan)
Awi langsung mengatakan setuju. Selanjutnya, terdakwa Rusli Setiawan alias Rusli bin Muhammad Awi itupun, menghubungi saudara Mastur (DPO). Padahal, barang yang sedang dimuat dari UTC 1, Tanjung Priuk itu, seharusnya diantarkan kepihak PT Master Steel yang berada di daerah Pulo Gadung. Namun, atas bujukan dan iming-iming uang sebesar Rp.2.300.000 seperti yang dijanjikan oleh Saipul (DPO), terdakwa Sanusi bin Said dan terdakwa Suryadi bin Sanudin yang juga diadili dalam berkas terpisah, malah membawa barang milik PT Master Steel tersebut ke PT Mempawa Dipta yang berlokasi di Jalan Tugu, Koja, Jakarta Utara. Begitu sampai dilokasi, terdakwa Rusli Setiawan alias Rusli bin Muhammad Awi langsung melakukan pendekatan (koordi-
Pihak perusahaan PT Master Steel mengalami kerugian sebesar Rp.39.920.000,nasi) dengan saksi Eko Handoyo untuk melakukan pembongkaran. Selanjutnya, barang milik PT Master Steel itu pun dimasukkan kedalam mobil Fuso. Akibat perbuatan terdakwa Rusli Setiawan alias Rusli bin Muhammad Awi, pihak perusahaan PT Master Steel mengalami kerugian sebesar Rp.39.920.000. Jaksa Penuntut Umum (JPU) Rolando Ritonga SH mengatakan
bahwa perbuatan terdakwa Rusli Setiawan alias Rusli bin Muhammad Awi telah terbukti bersalah dan melanggar Pasal 372 KUHP, Pasal 56 KUHP, Pasal 53 ayat (1) ke-1 KUHP tentang penggelapan dan Pasal 480 ayat (1) tentang penadahan yang diancam dengan hukuman pidana selama 4 tahun penjara. Begitu mendengarkan isi surat dakwaan yang dituduhkan kepada terdakwa Rusli Setiawan alias Rusli bin Muhammad Awi (kliennya), Samsuddin SH dan Selamat Tambunan SH yang ditunjuk sebagai penasehat hukum terdakwa, mengatakan bahwa mereka akan mengajukan nota keberatan (eksepsi). Selasa (17 September 2013), dalam inti surat/nota keberatan (eksepsi) yang dibacakan oleh penasehat hukum terdakwa, mengatakan bahwa surat dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut
Umum (JPU) tidak sesuai dengan fakta dan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh aparat kepolisian Polres Metro Jakarta Utara. Oleh karena itu, surat dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dinilai batal demi hukum. Setelah mendengarkan isi surat keberatan (Eksepsi) dari penasehat hukum terdakwa tersebut, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Rolando Ritonga SH langsung mengatakan bahwa ia akan mengajukan tanggapannya secara tertulis. Hakim ketua Richard Silalahi, SH, MH yang didampingi hakim anggota Sucipto SH, MH dan Henry Tarigan SH, Mhum, mengatakan bahwa untuk mendengarkan tanggapan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU), maka sidang akan dibuka dan dilanjutkan kembali setelah 1 minggu kedepan. | Aston
Dewan Penasehat: Mayjend TNI (Purn) H Syamsu Djalal SH, MH, Mayjend TNI (Purn) H Asril H Tanjung SIp, Brigjend TNI (Pur) Indra Yudono, Drs H Muslim Kasim Ak MM, Rekson Sitorus SH, Drs H Sofyan Abdurrachman, Alam P Simamora SH MH, H Ismail Ibrahim SH, Fafinaldi SH MH, Mbah Abdullah, Yeye Suteja, Rudy Suwandi; Penasehat Hukum: Aristo Muranda SH, Alfan Effendi SH, Hendry Halim SH, Aman Simamora SH MH; Pemimpin Umum: Syaiful Nazar; Pemimpin Perusahaan: M Rechan RR, SDs; Pemimpin Redaksi/ Penanggung Jawab: Ali Rahmat Siregar; Wakil Pemimpin Umum: C Herry SL; Wakil Pemimpin Perusahaan : Elman Sihombing; Redaktur Pelaksana: Lorayati Debataraja; Dewan Redaksi: Syaiful Nazar, M Rechan RR, Elman Sihombing, C Herry SL, Ali Rahmat Siregar, Harris Fadhillah Abbas; Suwin, Wongso, Art Direktur: Rofiq; Sekretaris Redaksi: Intan Gunasari; Sirkulasi dan Periklanan: Saskia Maulida Redaktur Senior: Drs Syamsul Bachri SH; Daniel Saputra Htb SE, Redaktur Eksekutif: Onangego Chandra Maruhawa, Roni Pandapotan, Iwan Koto, Yulianti Rahmi Purnamawati ST, F Safan Akom BA, Meidi MM,Iwan Koto, Ongen Geser, T Maemun, Drs Lendi Agustinus, T Jamal Oteng, Firman Kelana, Budi Rotoliu SE, Sesilia Ciby SH, Kaharudin Taslim, Sukun Tjohan, Satiri, Romanus Ramang, Nasan. Penempatan Tugas Liputan Wartawan: Sekretariat Negara-RI: Syaiful Nazar; KPK: Syaiful Nazar, C Herry SL; Kemenkumham: Elman Sihombing, Onangego Chandra Maruhawa; Mabes POLRI: Syaiful Nazar, C Herry SL; Kemenkeu: M Rehan ESDM: Rechan R, M Zikri; Kemenhub - Pelindo:.... Kemenakertrans/BNP2TKI: Syaki Chevalier; Kemendiknas: Meidi Mulya; Kemendagri : --; Ditjen Bea & Cukai: ----- Seni & Budaya: Suryati; Fotografer: Aboot; Staf Redaksi: Bonggar Simamora, H. Roosman, Aston Darwin SP, Freddy Fatinasa Maruhawa, Gaus Kaisuku, Muhammad Fadhiludin, Ilham Ramdhani; Tumonggo Tua Lubis. Kontributor: Hartono, S Hadiyanto, Bachtiar, Dede Ardian, Mahmudin. Wartawan Profesional Tunjukan Jati Diri Pemberitahuan Kepada Seluruh Kepala Perwakilan/Biro KORAN TRANSAKSI, nama dan wilayah tugas liputan WARTAWAN tercantum pada boks halaman masing-masing. Harap maklum, Terima Kasih.