Koran Kampus UKDW Edisi September 2023

UKDW Yogyakarta

17

@UKDWJOGJA @ukdwyogyakarta

09

UKDW Yogyakarta

Alamat Redaksi: Kantor Biro IV UKDW Gedung Hagios Lantai 1 Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25, D.I Yogyakarta Koran Kampus UKDW

September 2023

korankampus@staff.ukdw.ac.id

Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni

B E R I TA U TA M A

Mengenang Ir. Eko Prawoto: Dosen, Arsitek, dan Seniman yang Tak Henti Mencari Akar Budaya

UKDW Jalin Kerja Sama dengan BPIPI

2

foto:dok./Panitia

U

Delegasi ASEAN BAC Wowen CEO Forum

3

PPB Gandeng Program WFK Volunteer KOICA

9

niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta resmi menjalin kerja sama dengan Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI). Hal ini ditandai dengan dilakukannya penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kedua belah pihak pada hari Jumat, 8 September 2023 di Ruang Seminar Pdt. Dr. Harun Hadiwijono, Gedung Hagios Lantai 3 UKDW Yogyakarta. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. selaku Rektor UKDW Yogyakarta dan Syukur Idayati, S.Si., M.T selaku Kepala BPIPI. Turut hadir dalam acara tersebut Pdt. Wahju Satria Wibowo, M.Hum., Ph.D. (Wakil Rektor Bidang Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Promosi, dan Jejaring), Dr. phil. Lucia Dwi Krisnawati, S.S., M.A. (Kepala Biro Kerjasama dan Relasi Publik), beberapa dosen Prodi Desain Produk UKDW, dan beberapa staf BPIPI. Pada kesempatan tersebut, Pdt. Wahju Satria Wibowo, M.Hum., Ph.D. menyambut baik kerja sama yang terjalin. Dimana UKDW sedang mengembangkan Sustainable Entrepreneurial Research University, bukan hanya sebagai institusi, namun juga bisa membentuk dan memberdayakan komunitas yang berkelanjutan.

“Harapannya kegiatan hari ini bisa membekali mahasiswa dan dosen, membentuk komunitas industri persepatuan, serta mengembangkan kreativitas. Sehingga workshop hari ini tidak

hanya berguna bagi dunia akademis, tetapi juga bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.

Sementara itu, Syukur Idayati menyampaikan melalui kemitraan ini diharapkan program-program dari Kementerian Perindustrian bisa dimanfaatkan oleh kalangan akademisi, dimana salah satu programnya adalah pengembangan produk. Selain itu, hal-hal yang bisa dikerjasamakan antara lain promosi alih teknologi, bantuan desain produk dan kemasan, serta pembuatan purwarupa dan uji coba pasar. “Kami juga memiliki program pendampingan terintegrasi yang melibatkan seluruh stakeholder yang didasari asesmen sesuai kebutuhan dari industri alas kaki. Kami membutuhkan kolaborator yang memiliki semangat dan komitmen yang sama, salah satunya UKDW. Kolaborasi ini diharapkan memberikan penguatan terhadap eksistensi industri alas kaki sehingga bisa semakin maju,” tuturnya.

Selain penandatanganan MoU, dalam acara tersebut juga dilaksanakan penandatanganan Implementation Arrangement antara Christmastuti Nur, S.Ds., M.Ds. selaku Pjs. Ketua Program Studi Desain Produk UKDW dengan Ruruh Satriyo Utomo, S.T., M.M. selaku Ketua Pokja Penguatan Kapasitas Kelembagaan dan Industri 4.0. Kedua belah pihak sepakat untuk menyelenggarakan kegiatan bersama yang berjudul “Despro Crafting Day: Shoemaking with BPIPI”. [mpk]

Tim Taekwondo UKDW Raih 7 Medali di Kejuaraan Internasional

T

ujuh mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo UKDW meraih prestasi gemilang dalam ajang Kejuaraan Jogjakarta Taekwondo International Open 2023 yang diselenggarakan di Gedung Olah Raga Among Rogo. Tim Taekwondo UKDW berhasil memborong 7 medali dalam ajang yang digelar pada 14-17 September 2023. Tujuh medali yang berhasil didapatkan terdiri dari 2 medali emas, 3 medali perak, dan 2 medali perunggu.

Para peraih medali emas adalah Thris-nawati Arruan Lintin (Prodi Filsafat Keilahian) di kategori Kyorugi U46Kg Senior Putri dan Justin Beltzasar Alfin Reza (Prodi Manajemen) di kelas Kyorugi U54kg Senior Putra. Sedangkan medali perak diraih oleh Mei Linda Deny (Prodi Sistem Informasi) di kelas Kyorugi U53kg Senior Putri, Yeheskiel Yunus Tame (Prodi Sistem Informasi) di kelas U58Kg Senior Putra, dan David Hasudungan Panjaitan (Prodi Filsafat Keilahian) di kelas U80Kg Senior Putra. Sementara itu, Moses Glivaldo Letlora (Prodi Arsitektur) di kelas Kyorugi U68kg Putra dan Stefya Elfaryne Clara Firdaus (Prodi Manajemen) di kelas Kyorugi U54kg Putri memperoleh medali perunggu.

Steven Michael Arbyanto selaku Ketua Pelaksana UKM Taekwondo UKDW mengatakan bahwa Kejuaraan Jogjakarta Taekwondo International Open 2023 merupakan kejuaraan olah raga bela diri taekwondo berskala internasional yang diselenggarakan oleh Pengurus Daerah (Pengda) Taekwondo Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta bekerjasama dengan Yayasan Atlet Indonesia hebat dan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI. “Saya merasa sangat beruntung tim taekwondo UKDW bisa berpartisipasi dalam ajang internasional. Dimana kompetisi ini diikuti oleh beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Nepal, dan Belanda. Hal ini membuktikan bahwa tim taekwondo UKDW bukanlah tim yang levelnya ada dalam kelas tanding yang sepele. Kami berharap UKDW terus memberikan dukungan pada tim kami,” tutur Steven.

Steven menambahkan tim taekwondo UKDW memiliki kerinduan untuk kembali bertanding dan menorehkan prestasi-prestasi yang besar, terlebih kali ini sudah menginjak taraf internasional. “Semoga tim taekwondo UKDW menjadi wadah yang terus bertumbuh dalam pergerakan kegiatan non-akademik di ranah universitas,” pungkasnya. [sma]

foto:dok./Pribadi

Profil Bulan Ini

2

VOL.17/ SEP 2023

Mengenang Ir. Eko Prawoto: Dosen, Arsitek, dan Seniman yang Tak Henti Mencari Akar Budaya

foto:dok./UDKW

U

niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta berduka atas meninggalnya Ir. Eko Agus Prawoto, M.Arch., IAI, Dosen Program Studi Arsitektur Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD). Pak Eko tutup usia pada usia 65 tahun, Rabu (13/9/2023) sekitar pukul 19.15 WIB di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito Yogyakarta.

Semasa hidupnya, selain dikenal sebagai Dosen Arsitektur UKDW, Pak Eko juga dikenal sebagai arsitek dan seniman yang selalu berupaya mendekatkan arsitektur dengan akar budaya, karena tidak ingin karya

arsitektur terpisah dari kesatuan ekosistemnya. Karyanya selalu menunjukkan kearifan lokal nusantara yang berpihak pada kemanusiaan dan hunian hijau.

Pak Eko berusaha meningkatkan nilai lokalitas yang unik dan menjadi ciri khasnya.

Nilai-nilai tersebut kemudian diejawantahkan menjadi suatu desain untuk mengintegrasikan arsitektur dalam konteks sosial, budaya, dan lingkungan. Upaya menautkan arsitektur dengan akar budaya itu dilakukan dengan memasukkan lokalitas, misalnya terkait teknik membangun dan pengolahan material dengan penggunaan bahan-bahan

bangunan yang berasal dari daerah lokal dan menyelaraskan dengan alam Indonesia.

Sebagai arsitek, Pak Eko juga dinilai memiliki kepedulian yang tinggi dengan lingkungan, sehingga sering disebut sebagai seorang arsitek sosial. Pak Eko tak hanya memperhatikan aspek teknis bangunan yang dirancangnya, tetapi juga sangat memperhatikan kondisi lingkungan tempat bangunan itu berdiri.

Pak Eko juga dinilai berhasil membuat bambu ‘mendunia’ dengan sentuhan estetik tangannya. Desain seni instalasi bambu yang dibuat Pak Eko menghiasi danau di Brussel, Belgia hingga di Arnhem, Belanda. Pak Eko menunjukkan desain bambu tidak kalah dengan selera desain di negara maju, bahwa karya berbahan bambu lokal sama derajatnya dengan karya lainnya.

Pria kelahiran Purworejo, 13 Agustus 1958 ini menempuh studi di Teknik Arsitektur Universitas Gadjah Mada dan mengambil program Magister Arsitektur di The Berlage Institute, Amsterdam, Belanda. Sejak tahun 1985, Pak Eko sudah menjadi dosen di FAD UKDW yang mengampu mata kuliah Tektonika Arsitektur, Kajian Teknologi Lokal, Studio Perancangan Dasar, dan Studio Tematik (Arsitektur Lokal).

Selain mengajar, Pak Eko aktif berkarya sebagai arsitek dengan merancang berbagai bangunan, termasuk rumah sejumlah seniman di Yogyakarta. Pak Eko juga terlibat dalam banyak aktivitas sosial, seperti merancang rumah tahan gempa untuk korban gempa bumi di Kabupaten Bantul, DIY. Pak Eko juga beberapa kali ikut dalam pameran seni dengan menampilkan karya seni instalasi. Karyakaryanya pernah dipamerkan di beberapa ajang bergengsi seperti Venice Biennale 2000, Arte All-arte, Gwangju Biennale, Echigo Tsumari Art Triennial, Kamikatsu Art Festival, Anyang People Art Project di Korea, Common Ground Australia, Singapore Biennale 2013, Holbaek Denmark 2016, Sonsbeek 2016, Common Ground Australia, Regionale XII di Austria, hingga di I Light Singapore – Bicentennial Edition 2019.

Beberapa penghargaan yang pernah diraih Pak Eko meliputi Shortlisted Aga Khan Architecture Award (AKAA) untuk karya Rekonstruksi Desa Ngibikan dari Aga Khan Architecture Award (AKAA), Citation IAI Award untuk Karya Padusan dari Ikatan Arsitektur Indonesia, Anugerah Kebudayaan DIY/Bidang Pelopor dan Perintis dari Gubernur DIY, dan Anugerah Kebudayaan Indonesia/Bidang Arsitektur dari Kemendikbudristek.

Rektor UKDW, Dr. -Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T., menyampaikan Pak Eko adalah dosen yang tidak pernah lelah membagikan ilmu dan pengalamannya. Pak Eko merupakan dosen dan arsitek yang menjadi salah satu pendiri UKDW. Pada tahun 1985, Pak Eko ikut merintis jurusan Teknik Arsitektur UKDW,

jurusan pertama yang ada di UKDW. “Pak Eko tidak pernah lelah untuk mengembangkan serta mengawal keberlanjutan dari universitas ini. Bagaimana kampus ini harus berdiri, bertahan, dan dikembangkan menjadi kampus yang unik dan memiliki kekhasan. Kecintaan Pak Eko dibuktikan melalui karya-karya yang luar biasa dan selalu kita kenang, kita dapat melihat karya-karyanya di setiap sudut UKDW. Setiap detail yang ada di auditorium, Gedung Didaktos, atrium, selasar, tangga, sudah dipikirkan supaya menjadi keunikan UKDW dan orang yang pernah melihatnya ingin kembali dan mengenang UKDW sebagai kampus tercinta,” paparnya.

Pemikiran-pemikiran Pak Eko yang seringkali tidak mudah untuk diikuti, karena selalu berkembang dan memiliki perspektif yang berbeda, seolah memang didesain untuk mengusik kenyamanan dan ketentraman kita. “Kita selalu diajak berpikir lebih luas dan dalam, supaya pandangan kita semakin luas dan tidak cukup puas dengan apa yang dicapai saat ini. Kita harus selalu berpikir berbeda, hal-hal apalagi yang bisa dilakukan. Kita diajak untuk berpikir kritis dan tidak hanya berdiam diri,” ungkapnya.

Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Kristen (YPTK) Duta Wacana, Prof. Dr. Ir. Radianta Triatmadja mengatakan Pak Eko telah mengabdikan dirinya selama 38 tahun di UKDW. Karya-karyanya, cara berpikir, ide-ide yang brilian, serta kebijaksanaannya dalam mengembangkan arsitektur yang tidak terlepas dari lingkungan, alam, budaya, dan seni telah menginspirasi ribuan mahasiswa yang diajar dan dibimbing, serta teman-teman di bidangnya, maupun orangorang yang sempat menikmati dan mengagumi karya-karyanya.

“Karya-karya Pak Eko sudah banyak mengedukasi generasi penerus dan diterapkan di Indonesia maupun di luar negeri.

Karya-karyanya akan menjadi monumen dan sumber belajar bagi sivitas akademika UKDW. Pak Eko telah menghasilkan menghasilkan buah yang banyak, lebat, dan manis, bermanfaat bagi bangsa dan negara. Baik sebagai dosen, pimpinan di UKDW yaitu sebagai Ketua Jurusan hingga Pembantu Rektor I UKDW, maupun sebagai profesional unggul yang mengharumkan nama UKDW,” tuturnya.

Semoga ilmu-ilmu dan karya-karya yang ditinggalkan Pak Eko bisa menjadi inspirasi untuk kita dalam berkarya. Selamat jalan Pak Eko, terima kasih atas jasa dan pengabdianmu untuk UKDW. Semangat dan teladanmu akan terus menyala di dalam hati kami. [mpk] * dirangkum dari berbagai sumber

REDAKSI KORAN KAMPUS PENANGGUNG JAWAB PIMPINAN REDAKSI WAKIL PIMPINAN REDAKSI

: Pdt. Wahju Satria Wibowo, Ph.D. : Dr. Phil. Lucia Dwi Krisnawati, S.S., M.A. : Meilina Parwa

EDITOR

LAYOUTER

Anti, Lia, Iit

Putra & Adhimas

KORAN KAMPUS BISA ANDA DAPATKAN SECARA ONLINE MELALUI

https://issuu.com/korankampus_ukdw Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.id

Universitaria

3

VOL.17/ SEP 2023

Mahasiswa UKDW Menjadi Delegasi dalam ASEAN BAC Women CEO Forum 2023

N

areswari Nisita, mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) menjadi delegasi peserta perwakilan Yogyakarta dalam ASEAN Women CEO Forum yang diselenggarakan ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) pada Sabtu, 2 September 2023.

Forum ini menyerukan pentingnya kesetaraan gender dan kepemimpinan tokoh muda di dunia bisnis di Asia Tenggara. Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid menyoroti pemberdayaan perempuan dalam konteks Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 dan Visi Komunitas ASEAN 2025. Para perempuan pengusaha di Asia Tenggara kerap menghadapi tantangan yang lebih besar dibanding laki-laki pengusaha saat memulai dan mengelola bisnis. Padahal, perempuan berperan besar dalam pengembangan usaha mikro,

kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah itu.

Di Indonesia sendiri, terdapat sekitar 64 juta pengusaha, dengan 37 juta di antaranya adalah usaha yang dipimpin perempuan.

Lebih khusus, UMKM berkontribusi 60,51 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dan 15,65 persen terhadap ekspor nonmigas. UMKM juga menyerap 96,92 persen tenaga kerja. “Ini menegaskan peran penting UMKM dalam perekonomian, namun kebijakan seringkali gagal mengatasi kebutuhan khusus usaha yang dipimpin oleh perempuan,” ujar Arsjad Rasjid.

Perempuan di Asia Tenggara belum mendapatkan akses yang setara dalam pengambilan keputusan dan peran kepemimpinan.

Hal ini menghambat kesejahteraan dan kontribusi kaum puan pada kemajuan dan inklusivitas di wilayah regional. Kesenjangan ini pun mengakibatkan hilangnya pendapatan

sebesar 30 persen dan kerugian sekitar 17,5 persen bagi negara. Meski telah terjadi pemulihan ekonomi global usai pandemi COVID-19, perempuan terus menghadapi kesulitan dan berbagai tantangan dalam mencapai posisi puncak manajerial. Ketua Jaringan Wanita Pengusaha ASEAN atau Women Entrepreneurs Network (AWEN) Dyah Anita mengungkap bahwa perempuan hanya mewakili 5 persen posisi manajemen senior.

Hal itu terjadi terutama akibat diskriminasi gender. Hambatan lainnya, yakni beban ganda pekerjaan dan tanggung jawab rumah tangga, peluang jaringan yang terbatas, kurangnya sosok panutan perempuan yang sukses, dan minimnya peran perempuan pada bidang ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa, dan matematika (STEM).

“Dengan mengikuti forum ini, saya dapat

foto:dok./Pribadi

memperluas wawasan terkait isu-isu terkini di dunia bisnis serta bagaimana peran perempuan dalam dunia bisnis dan kewirausahaan di ASEAN dapat semakin meningkat dan membawa perbaikan, perubahan, serta inovasi masyarakat. Sebagai generasi penerus bangsa, ini menjadi bekal untuk dapat berkontribusi bagi Indonesia,” ungkap Nares. [nn]

UKDW Gelar Entrepreneurship Clinic

B

iro Kemahasiswaan, Alumni, dan Pengembangan Karir (Biro III) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta berkolaborasi dengan Centre of Entrepreneurship and Innovation (Centrino) UKDW selaku pengelola program kewirausahaan, menggelar acara Entrepreneurship Clinic. Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diadakan pada tanggal 21-23 Agustus 2023 di Lecture Hall Pdt. Dr. Rudi Budiman, sedangkan sesi kedua diadakan pada tanggal 9 September 2023 di Ruang Seminar Pdt. Dr. Harun Hadiwijono.

Entrepreneurship Clinic merupakan rangkaian agenda pelatihan dan pembekalan bagi mahasiswa penerima bantuan hibah Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2023 dan Program MBKM Kewirausahaan UKDW Semester Gasal 2023/2024. Kegiatan ini juga diikuti oleh mahasiswa umum yang tertarik akan kewirausahaan. Entrepreneurship Clinic bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap minat mahasiswa dalam menghasilkan karya kreatif dan inovatif sebagai rintisan usaha di UKDW, serta pembinaan kepada mahasiswa dalam pemahaman konsep wirausaha yang komprehensif.

Winta Tridhatu Satwikasanti, M.Sc., PhD. selaku Kepala Centrino UKDW, menyampaikan materi Entrepreneurship Clinic relevan dengan kondisi saat ini dan perkembangan rintisan usaha para mahasiswa kedepan. Adapun materi yang diusung dalam Entrepreneurship Clinic kali ini mencakup Business Sustainability, Branding – Building Identity, Strategi Kreatif – Diversifikasi Produk, Strategi Pemasaran, dan Business Plan to Practice. Harapannya para narasumber bisa menggugah motivasi peserta untuk lebih mengerucutkan arah usahanya.

“Kegiatan Entrepreneurship Clinic ini diharapkan mampu memberikan insight positif dan dapat diterapkan pada rintisan usaha para mahasiswa, sekaligus upaya penguatan ekosistem kewirausahaan di UKDW kedepannya,” kata Winta.

Pristanto Silalahi, SE., M.S.E. selaku narasumber pertama menyinggung pentingnya usaha yang dapat memberikan dampak akan kesejahteraan ekonomi, keberlanjutan, serta menjaga kualitas lingkungan hidup seperti yang tertuang pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs). Pristanto juga menekankan konsep Triple Bottom Line sebagai suatu konsep bisnis berkelanjutan untuk mengukur nilai kesuksesan suatu perusahaan.

Sirin Farid Stevy, seorang desainer grafis, perupa, dan pemusik selaku narasumber kedua, membagikan pengalaman dalam menyembangkan usahanya kepada audiens/publik/pasar adalah salah satu kiat terbaik dalam mengelola persepsi publik (brand awareness) terhadap suatu brand. Sedangkan materi ketiga, terkait Strategi Kreatif – Diversifikasi Produk disampaikan oleh Christmastuti Nur, S.Ds., M.Ds. Sesi kedua diisi oleh Dewi Lestari selaku CEO/Owner dari Dewi Media Lestari (DML) yang menyampaikan materi tentang strategi pemasaran. Sebagai praktisi yang bergerak dalam pembuatan merchandise, Dewi membagikan pengalamannya dalam mengembangkan usahanya dengan penerapan bauran pemasaran yang dipertajam dengan penciptaan value

emosional selain value fungsional.

Materi selanjutnya berkaitan dengan Business Plan to Practice yang disampaikan oleh Robertus Agung Prasetyo dari KWaS Furniture. Materi ini menambah bekal bagi para pelaku rintisan usaha di UKDW terhadap penentuan pasar dengan metode 5W + 1H, serta cara memetakan konsumen berdasarkan aspek demografi, geografi, sosiologi dan budaya. [amp]

foto:dok./Panitia

Inovasi eRPS: Membuat Perencanaan Pembelajaran Semester Lebih Efisien

B

aru-baru ini, eRPS, sistem yang telah digunakan oleh dosen untuk membuat Rencana Pembelajaran Semester (RPS) selama lebih dari dua tahun di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) kembali diperbarui dengan serangkaian fitur baru yang akan merubah cara melakukan perencanaan pembelajaran semester. RPS sendiri adalah dokumen perencanaan pembelajaran yang disusun sebagai panduan bagi mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan selama satu semester untuk mencapai capaian pembelajaran yang telah ditetapkan. RPS yang telah dibuat oleh dosen akan divalidasi oleh Koordinator Rumpun Mata Kuliah (RMK) dan Ketua Program Studi dari prodi masing-masing.

Hasil dari validasi akan memunculkan dokumen RPS pada halaman RPS sistem eClass UKDW. Sistem eRPS dirancang untuk memberikan kenyamanan ekstra dan efisiensi dalam perencanaan pembelajaran semester.

Berikut adalah beberapa fitur terbaru yang

paling menarik: 1.Mengatur Detail Pertemuan Seminggu Dengan fitur ini, dosen dapat dengan mudah mengatur berapa kali pertemuan dalam satu minggu. Baik itu satu kali atau dua kali pertemuan, semuanya bisa disesuaikan sesuai kebutuhan.

2.Bank Pustaka Pilihan ini memungkinkan dosen untuk menyertakan referensi penelitian mereka sebagai bagian dari rencana pembelajaran semester. Ini membantu mahasiswa mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang bahan bacaan yang relevan untuk mata kuliah mereka.

3.Rubrik Penilaian Penilaian adalah aspek penting dalam pembelajaran. Kini, eRPS menyediakan fitur rubrik penilaian yang memungkinkan dosen mengatur dan mengkomunikasikan kriteria penilaian dengan lebih jelas kepada mahasiswa.

4.Metode Pembelajaran Setiap metode pembelajaran harus digunakan minimal satu kali di detail pertemuan dan terkhusus metode pembelajaran PjBL (Project Based Learning) minimal nilai total adalah 50.

5.Contoh pengisian RPS yang benar Bagi dosen yang baru menggunakan eRPS, fitur ini memberikan contoh RPS yang sudah diisi dengan benar.

6.List View di Halaman Draft RPS Sistem eRPS sekarang memiliki tampilan daftar yang lebih rapi di halaman Draft RPS, sehingga dosen dapat dengan mudah melihat daftar mata kuliah yang mereka ajukan.

7.Drag & Drop Tabel Detail Pertemuan Menyusun detail pertemuan semakin mudah dengan fitur drag-and-drop yang baru.

8.Daftar Mata Kuliah Daftar mata kuliah yang diambilkan dari sistem registrasi memastikan keakuratan data dan admin prodi tak perlu lagi mengisi mata kuliah tiap semester.

9.PDF Download Rekap Data CPL Admin prodi dan Kaprodi dapat dengan mudah mengunduh rekap data Capaian Pembelajaran (CPL) di semua mata kuliah, membuat pelaporan lebih efisien.

10.Sistem Dashboard untuk Kaprodi Kaprodi memiliki akses ke dashboard yang mencakup informasi penting, termasuk: a. Dosen yang belum mengajukan RPS b. Mata kuliah yang belum memiliki RPS c. Rata-rata referensi per mata kulia d. Jumlah RPS yang telah divalidasi e. Tahun referensi f. Persentase metode pembelajaran Dengan semua fitur baru ini, eRPS semakin menjadi alat yang lebih kuat untuk mendukung perencanaan pembelajaran semester yang efisien dan efektif. Sistem eRPS ini adalah sistem yang tidak boleh dilewatkan oleh dosen di kampus kita. Kami berharap fitur-fitur baru ini akan membawa manfaat besar bagi seluruh civitas UKDW. [aris]

Universitaria Universitaria

4

VOL.17/ SEP 2023

Mahasiswa UKDW Budidayakan Larva Black Soldier Fly untuk Olah Sampah Organik

foto:dok./Pribadi

S

aat ini, persoalan sampah telah menjadi permasalahan yang serius di Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Hal ini terlihat dari banyaknya tumpukan sampah di beberapa tempat publik, akibat ditutupnya Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan. Terjadinya penumpukan sampah ini juga akibat dari kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah.

Berangkat dari permasalahan tersebut, tim

mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang terdiri dari Erlinda Sri Ayuningsih (Prodi Biologi), Maryo Ruben Babys (Prodi Arsitektur), dan Amelia Putri Kinanthi (Prodi Biologi) mengajukan proposal berjudul “Budidaya Larva Lalat Tentara Hitam Black Soldier Fly sebagai Pengganti Pakan Ternak Ikan atau Unggas Serta Solusi Pengolahan Sampah Organik”.

Erlinda selaku ketua tim mengatakan bahwa berkat bimbingan dari dosennya, Kukuh Madyaningrana, S.Si., M. Biotech., mereka berhasil mendapatkan hibah Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2023 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). “Selain memberikan kesempatan untuk mengembangkan ide kreatif, kegiatan P2MW juga mendorong kelompok-kelompok mahasiswa terpilih untuk dapat merealisasikan ide secara langsung

dengan menggunakan dana hibah yang diserahkan ke masing-masing kelompok dalam jangka waktu tertentu. Topik kegiatan yang kami lakukan adalah kegiatan wirausaha berbasis budidaya dengan memanfaatkan sampah organik untuk membantu menangani permasalahan sampah. Budidaya yang kami kembangkan adalah budidaya larva lalat tentara hitam (black soldier fly) yang dikenal sebagai maggot,” terangnya.

Lebih lanjut Erlinda menjelaskan budidaya maggot memiliki tujuan penting yaitu sebagai pengolah sampah organik secara alami, tetapi juga dapat bernilai ekonomis. Maggot dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan hewan ternak, seperti ikan hias, ikan yang dibudidayakan (seperti ikan lele, ikan nila, dan lain sebagainya), serta unggas (seperti burung hias dan ayam). Selain sebagai pakan hewan ternak, sisa maggot juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan media tanam bagi tanaman.

Maggot juga dapat digunakan sebagai sarana edukasi, khususnya untuk mempelajari tahap pertumbuhan lalat tentara hitam yang mengalami metamorfosis sempurna.

“Melihat potensi maggot yang cukup besar, bernilai ekonomis, serta dapat merambah berbagai pasar, kami merasa bersemangat untuk merealisasikan ide wirausaha budidaya maggot. Saat ini, belum semua masyarakat mengetahui potensi maggot. Beberapa masih memanfaatkan maggot sebagai pakan hewan ternak, belum melalui upaya diversifikasi produk pakan dari maggot ini. Selain dapat menghasilkan keuntungan, juga dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan sampah yang masih merebak di tengah masyarakat,” pungkasnya. [esa]

Mahasiswa UKDW Kembangkan Bisnis Pupuk Organik Cair

T

im mahasiswa Program Studi (Prodi) Biologi Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang terdiri dari Dutarya Galenda, Lorensia Puji Lestari, dan Timothy Ariel Saputra berhasil mendapatkan hibah Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2023 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk proposal berjudul ‘TandaTawa Mart Mikro Market POC’ yang mereka ajukan beberapa waktu yang lalu.

Dutarya Galenda selaku ketua kelompok menyampaikan inisiasi usaha ‘TandaTawa Mart Mikro Market POC’ berawal dari kelompok studi mahasiswa Pemberdayaan dan Pengembangan Desa (P2D). “Kami mencoba berinovasi untuk dapat membantu menyalurkan ilmu pengetahuan yang kami dapat sehingga dapat diterapkan di pedesaan khususnya pada sektor pertanian, peter-

nakan, dan perikanan. Salah satu permasalahan yang menarik perhatian kami adalah makin maraknya penggunaan pupuk kimia.

Sehingga kondisi tanah di Indonesia sudah masuk dalam tahapan awal kerusakan tanah.

Hal ini dapat dilihat dari makin meningkatnya kebutuhan penggunaan pupuk kimia untuk menunjang pertumbuhan tanaman,” terangnya.

Dutarya mengungkapkan rasa syukurnya, berkat bimbingan dari dosennya, Kukuh Madyaningrana, S.Si., M.Biotech., mereka berhasil mendapatkan hibah P2MW tersebut.

Ia menjelaskan timnya mencoba untuk memproduksi pupuk organik cair yang bahan dasarnya berasal dari limbah-limbah organik.

“Kami memproduksi pupuk organik cair dengan menggunakan urin dari hewan seperti kambing, sapi, dan kelinci serta membuat pupuk organik cair dari kulit buah. Kami berharap dapat mengenalkan konsep integrated farming system dan berkolaborasi

dengan berbagai pihak guna mendukung usaha tersebut,” tuturnya.

Lebih lanjut Dutarya mengatakan melalui program ini, masyarakat diharapkan lebih menyadari dampak penggunaan pupuk kimia terhadap lingkungan. “Dengan sistem campaign, kami akan terus memperkenalkan pupuk organic untuk menyelamatkan tanah dan meminimalisir kerusakan lingkungan.

Sehingga masyarakat memiliki pemahaman bahwa penggunaan pupuk organik ini lebih ramah lingkungan dan memiliki keberlanjutan yang lebih menguntungkan jika diaplikasikan dengan benar,” ungkap-nya.

Program P2MW sendiri merupakan program pengembangan usaha yang ditujukan bagi mahasiswa yang sudah memiliki usaha. Program ini memberikan bantuan dana untuk pengembangan usaha mereka, sekaligus memberikan pendampingan dan pelatihan dalam mengelola usaha. Tujuan dari program ini adalah untuk mendorong dan membekali

foto:dok./Pribadi

mahasiswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat sukses dalam menjalankan dan mengembangkan usaha mereka. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan semangat kewirausahaan di lingkungan perguruan tinggi, sehingga dapat menciptakan lebih banyak wirausaha berkualitas dan berpotensi di masa depan. [dg]

Taxleton, Model Pembelajaran Hasil Inovasi Mahasiswa Biologi

T

im mahasiswa Program Studi (Prodi) Biologi Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang terdiri dari Miranda Gardha Viorenta, Febirianti Anyuani, Gracia Rolas Sinambela, dan Yoel Vico berhasil mendapatkan hibah Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2023 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk proposal berjudul ‘Inovasi Produk Taxleton sebagai Model Pembelajaran yang Bernilai Ekonomis’ yang mereka ajukan beberapa waktu yang lalu.

Miranda Gardha selaku ketua kelompok menyampaikan produk taksidermi dan rangkai skeleton dijadikan pilihan sebagai media pembelajaran yang efektif, mengingat pembelajaran morfologi dan anatomi hewan tidak bisa hanya dilakukan berdasarkan buku teks yang diacu. Selain berfungsi sebagai alat peraga terkait kegiatan akademik, hasil taksidermi dan rangkai skeleton juga potensial dikembangkan sebagai bahan kewirausahaan yang mempunyai nilai jual.

“Kami melihat Taxleton bisa menjadi inovasi yang menarik untuk mengajarkan konsep biologi, morfologi dan anatomi.

Melalui spesimen taksidermi, siswa dapat memahami keanekaragaman hewan dengan

foto:dok./Pribadi

pengamatan langsung, sementara rangkai skeleton membantu mereka memahami struktur dan fungsi sistem muskuloskeletal.

Dengan demikian, produk taksidermi dan rangkai skeleton tidak hanya meningkatkan minat siswa dalam ilmu pengetahuan alam, tetapi juga membawa pengalaman pem-

belajaran yang praktis, memadukan seni dan sains secara menarik,” tuturnya.

Lebih lanjut, Miranda menjelaskan ide produk Taxleton muncul dari mata kuliah Mikrotek-nik yang fokus pada teknik preservasi biota, baik hewan atau tumbuhan.

Inovasi tersebut juga dirancang untuk

mendukung pendidikan yang berkualitas (tujuan ke-4 SDGs) serta industri, inovasi, dan infrastruktur (tujuan ke-9 SDGs).

“Dengan bimbingan dari dosen kami, Kukuh Madyaningrana, S.Si., M.Biotech., proposal yang kami ajukan bisa mendapatkan hibah P2MW. Kami berharap agar bisnis ini dapat berkembang dan terus berkelanjutan serta dapat dikenal secara luas oleh masyarakat tidak hanya oleh pecinta hewan, kolektor maupun lembaga pendidikan namun bisa menjangkau seluruh masyarakat secara luas,” terangnya.

Miranda menambahkan Taxleton menggunakan bahan dari hewan yang sudah mati atau jasad hewan sehingga tidak mengganggu keseimbangan ekosistem. “Kami berusaha menghasilkan rangkaian skeleton yang akurat, sehingga dapat memberikan sumber daya edukatif yang berharga bagi sekolah, museum, dan para pecinta sains alam.

Kami juga berharap Taxleton bisa menjadi usaha yang memiliki kualitas seni dan ilmu pengetahuan yang tinggi, memberi kontribusi terhadap edukasi dan konservasi, serta pertumbuhan berkelanjutan untuk masa depan yang lebih cerah,” pungkasnya. [mgv]

Universitaria

5

VOL.17/ SEP 2023

Raih Hibah P2MW, Mahasiswa UKDW Kembangkan Bisnis Cuci Sepatu

foto:dok./Pribadi

U

niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta terus memupuk semangat kewirausahaan dalam diri mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan diraihnya hibah Program Pembinaan Maha-

siswa Wirausaha (P2MW) 2023 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Tim mahasiswa dari UKDW mendapatkan hibah atas proposal yang berjudul “Nyikatbuos Treatment Shoes”. Adapun tim tersebut terdiri dari Christna Rajasa Putra dari Program Studi Manajemen, Jimmyanus Yordan dari Program Studi Manajemen, dan Farrel Ballard Thomas dari Program Studi Informatika.

Christna Rajasa Putra selaku ketua tim menyebutkan sepatu tidak lagi sekedar alat pelindung kaki, tetapi menjadi bagian dari fashion. Dalam kehidupan mahasiswa, sepatu juga mengambil peranan penting. “Kerapihan dan kebersihan sepatu tentu akan sangat berpengaruh terhadap penampilan. Perma-

salahannya, banyak orang yang tidak memiliki cara efektif dan efisien untuk merawat sepatu mereka. Melihat peluang ini, kami menawarkan bisnis Nyikatbuos Treatment Shoes sebagai salah satu solusi. Terlebih melihat jumlah mahasiswa di Yogyakarta yang terus meningkat setiap tahun, kami optimis bisnis ini akan berjalan lancar,” terangnya.

Christna menambahkan dengan harga yang dibandrol sesuai dengan kantong mahasiswa, Nyikatbuos Treatment Shoes tetap mem-berikan pelayanan yang berkualitas. Selain memberikan drop point secara offline Nyikatbuos Treatment Shoes juga menyediakan pick up delivery secara online, dimana layanan tersebut berbasis pendekatan teknologi informasi dan media komunikasi.

Dalam penyusunan proposal, mereka mendapat dukungan dari Dra. Umi Murtini, M.Si., yang bertindak sebagai dosen pembimbing. Dengan pendanaan yang diraih, tim ini memiliki rencana untuk mengembangkan bisnis cuci sepatu mereka lebih lanjut, termasuk investasi di capital expenditure serta upaya untuk meningkatkan penjualan.

“Setelah mendapatkan hibah P2MW, kami berencana mengembangkan bisnis ini dengan mengikuti pelatihan pencucian sepatu, melakukan pembelian bahan baku yang berkualitas, dan peralatan, sehingga bisa digunakan untuk memaksimalkan penjualan atau kegiatan promosi lainnya,” pungkasnya. [dian]

Mahasiswa FTI UKDW Raih Hibah PKM-AI 2023

P

os Pelayanan Terpadu (Posyandu) Kasuari merupakan salah satu layanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan balita yang disediakan oleh pemerintah Indonesia di daerah Sleman. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Posyandu Kasuari adalah kegiatan rutin pencatatan dan pemantauan pertumbuhan balita melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). Kegiatan pencatatan ini dilakukan sebagai bentuk upaya pemantauan perkembangan balita. Selama ini, proses pencatatan dilakukan pada kertas catatan milik petugas posyandu dan buku KMS milik orang tua balita yang dibawa ketika melakukan penimbangan balita.

Namun, proses pencatatan yang masih manual ini menimbulkan beberapa

permasalahan seperti adanya kehilangan data pertumbuhan balita akibat hilang atau rusaknya KMS, kesulitan pelacakan dan kurangnya perawatan kertas catatan, maupun resiko human error yang tinggi. Melihat permasalahan tersebut, tim mahasiswa dari Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta membangun sistem informasi pencatatan pertumbuhan bayi berupa website posyanduku.net sehingga dapat mendukung proses pencatatan menjadi lebih efektif dan efisien.

Kegiatan ilmiah berkelompok ini kemudian dituangkan menjadi artikel ilmiah oleh Kevin Alvaro Adianto (Prodi Informatika), Era Riece Swany Angelica (Prodi Sistem Informasi), dan

Simfony Sophie (Prodi Sistem Informasi) dibawah bimbingan Drs. Jong Jek Siang, M.Sc. dengan judul “Digitalisasi Pendataan Balita Posyandu Kasuari Dusun Sono untuk Meningkatkan Kualitas Monitoring dan Pelaporan Kesehatan Balita”. Artikel ilmiah ini berhasil mendapatkan insentif Program Kreativitas Mahasiswa Artikel Ilmiah (PKMAI) Tahun 2023 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.

Kevin menjelaskan sejumlah keunggulan dari website yang dibangun untuk Posyandu Kasuari meliputi fitur input data, rekapan data KMS tiap balita, serta grafik pertumbuhan balita yang dapat dengan mudah diakses oleh

foto:dok./Pribadi

petugas posyandu dan orang tua balita.

“Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat memberikan manfaat dan mempermudah proses pencatatan, maupun pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu Kasuari,” jelas Kevin. [simfony]

Budaya Digital: GoFood to GoFoot

foto:dok./Pribadi

foto:dok./Pribadi

P

ada hari Minggu, 03 September 2023 Prodi Studi Humanitas (PSH) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, berkunjung ke pasar tradisional untuk membandingkan pengalaman bertransaksi di pasar tradisional dengan pengalaman penggunaan pasar online.

Vania Sharleen Setyono, M.Si.TEOL, salah satu dosen PSH UKDW menyampaikan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi oleh permasalahan anak muda zaman sekarang yang kebanyakan

malas pergi langsung ke pasar tradisional dan lebih memilih untuk memesan sesuatu di pasar online (Marketplace). “Kebetulan, pengamatan kebiasaan anak muda seperti ini sangat berhubungan dengan apa yang kami pelajari di mata kuliah kami yaitu Budaya Digital; Menjadi Manusia Di Era Informasi,” ujar Vania.

Selain melakukan eksplorasi makanan-makanan tradisional di pasar Demangan, Gondokusuman, Yogyakarta, mahasiswa juga wajib mengerjakan tugas dengan mengumpulkan 5 foto dan membuat video. Mahasiswa, yang dibagi menjadi 3 kelompok, diajak untuk melakukan transaksi di pasar tradisional dengan membeli jajanan pasar, mewawancarai penjual, dan memberikan penilaian (review) makanan yang telah dibeli.

Tidak hanya kelihaian memilih konten video yang menarik, tetapi kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi dan berinteraksi saat meminta izin kepada penjual menjadi poin pembelajaran penting dalam kegiatan ini. “Saat kami berada di pasar, kami mencari spot video dan meminta izin kepada penjual untuk divideokan. Lalu, kami mulai berinteraksi secara intense dengan penjualnya. Kami menanyakan banyak hal. Mulai dari pertanyaan tentang barang yang dijual sampai ke kehidupan penjualnya,” ujar salah satu mahasiswa.

Pengalaman menelusuri pasar tradisional memberi kesan tersendiri bagi mahasiswa.

"Seneng banget ketemu Ibu Atun, mana ibunya baik banget. Tadi kita mau beli dagangannya, eh malah mau digratisin," ujar Aliefea Rabecca Puspita Sari, salah satu mahasiswa PSH. Berbeda dengan Aliefea, kegiatan ini memberikan pengalaman eksplorasi rasa makanan baru bagi Mery "Seru banget karena kita bisa nemuin jajanan khas daerah sini, apalagi buat saya yang dari Batam ini bisa nyicipin rasa-rasa baru disini!", ujarnya.

Kunjungan ke pasar tradisional tidak hanya sebagai pemenuhan kewajiban tugas kuliah, melainkan sebagai media belajar akan hal-hal baru. Mahasiswa juga menjadi mampu menganalisis dan membandingkan mana yang lebih efisien ketika berbelanja di pasar tradisional atau berbelanja di pasar modern/online (Marketplace). “Semua pengetahuan dan pembelajaran kami tersebut tertuang dalam satu kegiatan yang dosen kami berikan yaitu membuat perbandingan antara Belanja Digital dengan Non Digital. Dalam kegiatan tersebut kami diberikan sebuah kertas besar dan sticky notes. Dalam kertas tersebut kita harus menyebutkan sisi positif dan negatif ketika kita berbelanja versi digital dengan non digital.

Kegiatan tersebut membuat kami sadar pasar versi apa yang lebih efisien ketika kita berbelanja.

Sungguh sangat menyenangkan ketika kami bisa merasakan langsung bagaimana keadaan bertransaksi di pasar tradisional dan pasar modern/online (Marketplace),” ujar Geofani.

“Pada akhirnya, kita sebagai manusia yang dianggap modern dan digital ini lupa bahwa, halhal yang ada di dunia digital sesungguhnya adalah lanjutan dari budaya sebelumnya. Tentu hal ini memiliki nilai-nilai budaya yang bisa jadi menetap, bergeser, ataupun berubah. Oleh karenanya, pengalaman langsung di pasar menjadi “spektrum” bahwa kita dulunya punya aktivitas ekonomi yang mengutamakan perjumpaan langsung antar manusia dan cenderung merangsang seluruh inderawi kita ketika mau mencobanya. Bukankah, itu yang disebut “manusiawi”, tutur Hendra Sigalingging, S.S., M.Hum., salah satu dosen PSH UKDW di akhir kegiatan. [geofani]

Universitaria Universitaria

6

VOL.17/ SEP 2023

Keren! Tim KSKPM UKDW Berhasil Raih Juara 3 Lomba Karya Ilmiah di Tingkat Nasional

T

im Kelompok Studi Keuangan dan Pasar Modal (KSKPM) UKDW yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Bisnis, Agung Pratama, Edwin Prasetyo Wijoyo, dan Novelia Emma Angelina Ma’ahury berhasil mendapatkan Juara 3 dalam lomba penulisan karya ilmiah “Investor Festival and Competition” tingkat nasional. Tim KSKPM ini didampingi oleh Dosen Fakultas Bisnis, Dr. Elok Pakaryaningsih, S.E, M.Si. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Kelompok Studi Pasar Modal Syariah (KSPMS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN K.H. Abdurrahman Pekalongan dan merupakan tahun pertama diadakannya lomba tersebut.

Investor Festival and Competition merupakan sebuah lomba yang berfokus dalam menggali pemahaman dan pengetahuan para peserta mengenai Pasar Modal Syariah.

Sehingga, nantinya Pasar Modal Syariah

menjadi solusi dalam menghadapi tantangan ekonomi di tahun 2023 termasuk krisis keuangan, fluktuasi pasar dan tantangan ekonomi lainnya. Lomba ini diikuti oleh seluruh mahasiswa yang ada di Indonesia dengan topik utama karya ilmiah ini adalah “Pasar Modal” dengan beberapa sub tema pendukung untuk memudahkan para peserta memilih topik.

Topik karya ilmiah yang dipilih Tim KSKPM UKDW adalah “Pengaruh Perilaku Investasi terhadap Responsivitas Pasar Modal Studi atas Teori Noise di Seputar Agenda Pemilihan Presiden”. Alasan mereka mengambil topik tersebut karena berkaitan dengan politik sesuai dengan sub tema yang ada. Untuk pemilihan Teori Noise itu sendiri karena teori noise adalah teori yang dibuat tahun lalu atau teori terbaru untuk menganalisis perilaku di dalam pemilihan para pre-

siden. Akan tetapi, kendala yang dialami dalam pembuatan karya ilmiah ini terletak pada kurangnya sumber referensi karena hanya ada sedikit orang yang sudah melakukan penelitian dengan metode tersebut. Pengukuran data diambil dengan menggunakan metode uji statistik serta koefisien regresi dan forecast atau meramalkan. Subjek yang mereka ambil adalah perusahaan LQ 45.

Dari lomba yang mereka ikuti ini, mereka mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman baik dari tahap awal pembuatan karya ilmiah sampai pada akhir seminar. Mereka mendapat relasi dari para peserta lomba lainnya, mendapat relasi dari dosen di kampus dan mendapatkan ilmu dari narasumber seminar nasional. Mereka berpesan kepada rekan mahasiswa yang lain untuk ikut ambil bagian dalam lomba di kampus. Menang atau kalah itu adalah hal yang biasa, yang terpenting ada-

foto:dok./Pribadi

lah berani mencoba. Hal terpenting dalam mengikuti lomba adalah mengambil pengalamannya. [nova]

Christ De Nofan Sinaga Raih Juara 3 dalam Lomba BFEC

foto:dok./Pribadi

M

ahasiswa Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, Christ De Nofan Sinaga, berhasil meraih prestasi yang membanggakan dengan menjadi Juara 3 dalam Lomba Business Festival Essay Competition (BFEC) tingkat nasional. Lomba ini

diadakan oleh Divisi Akademik Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Bisnis UKDW Yogyakarta. Dalam lomba ini, peserta diminta untuk menulis esai dalam bidang SDM, Pendidikan, atau Digitalisasi. Para peserta lomba berasal dari berbagai universitas di Indonesia.

Tahapan lomba dimulai dengan pendaftaran, pengerjaan, dan pengumpulan esai yang dilakukan antara tanggal 18 Juni hingga 27 Juni 2023. Kemudian, pada tanggal 28 dan 29 Juni, para juri melakukan penilaian terhadap esai yang telah dikumpulkan. Proses seleksi dan penilaian pemenang dilakukan oleh juri dengan menggunakan beberapa sistem penilaian. Aspek yang dinilai meliputi kesesuaian dengan tema, sistematika penulisan dan penggunaan bahasa yang benar, gagasan dan argumen yang kuat, manfaat dan urgensi yang diusulkan, serta kesimpulan yang jelas.

Hingga pada akhirnya, pada tanggal 30 Juni,

pengumuman pemenang dilakukan.

Christ De Nofan Sinaga sebagai salah satu pemenang, memilih untuk menulis esai dengan judul "Mempersiapkan Lulusan Sarjana dalam Meningkatkan Program Kreativitas di dalam Sebuah Pendidikan".

Esainya memberikan pandangan dan solusi mengenai bagaimana mengembangkan kreativitas para lulusan sarjana dalam konteks pendidikan. Atas pencapaian tersebut, Christ De Nofan Sinaga menyatakan bahwa dirinya merasa sangat senang dan bangga dengan keberhasilan tersebut. Bagi dirinya, kemenangan ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi keluarga, timnya, serta Fakultas Bisnis UKDW. Untuk kedepannya, Christ De Nofan Sinaga memiliki rencana untuk menerapkan hasil penulisan esainya dalam kehidupan nyata. Ia ingin berkon-tribusi dalam mem-

persiapkan lulusan sar-jana agar memiliki kemampuan kreativitas yang lebih baik, serta mampu bersaing dalam dunia kerja yang semakin kompetitif.

Kemenangan ini memberikan inspirasi dan semangat bagi seluruh mahasiswa Fakultas Bisnis UKDW, serta mengakui kompetensi dan kemampuan tim dalam menulis esai yang kreatif dan bermutu. Dengan prestasi ini, diharapkan baik Christ De Nofan Sinaga maupun para mahasiswa Fakultas Bisnis akan terus melangkah menuju masa depan yang sukses dan mampu memberikan kontribusi positif dalam bidang pendidikan dan pengembangan SDM. [dian]

Mahasiswa Manajemen Fakultas Bisnis UKDW Meraih Juara 3 dalam MDP Creative Business Idea Competition

T

im WALKPAW, kelompok mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Manajemen Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, berhasil meraih Juara 3 dalam Lomba Management Development Program (MDP) Creative Business Idea Competition. Lomba tingkat nasional ini diadakan oleh Universitas Multi Data Palembang dan diikuti oleh 108 tim.

Seluruh tim mengikuti tahap seleksi yang dimulai dengan pengumpulan proposal ide bisnis serta Business Model Canvas (BMC).

Kriteria penilaian didasarkan pada kesesuaian proposal dengan format yang diminta, kreativitas, dan relevansi ide bisnis. Setelah berhasil masuk 10 besar, tim diharuskan melakukan presentasi tentang ide bisnis mereka. Kriteria penilaian presentasi meliputi kemampuan berkomunikasi, perilaku etis, kejelasan dan teknik presentasi, manajemen waktu, kerjasama tim, penampilan dan ekspresi, kemampuan mempertahankan rekomendasi dengan menggunakan materi yang dipresentasikan, kreativitas dalam memberikan jawaban termasuk penggunaan alat bantu visual, serta tema inovatif dalam proposal yang dapat menginspirasi.

Setelah melalui tahap seleksi yang ketat, tim WALKPAW akhirnya berhasil memenangkan Juara 3 kompetisi ini. Kepercayaan

foto:dok./Pribadi

diri yang sempat luntur karena melihat banyaknya peserta kompetisi, terbayar dengan prestasi yang akhirnya diraih. “Kami sangat senang dengan prestasi ini. Kedepannya kami akan lebih sering berpartisipasi dalam kompetisi-kompetisi serupa. kami juga mengajak teman-teman untuk ikut serta dalam kompetisi. Kami tidak akan berhenti di sini, kami sudah punya mimpi pencapaian yang lebih besar di masa depan,” ujar Yosephine, salah satu anggota tim WALKPAW. Lomba MDP Creative Business Idea Competition, yang berlangsung mulai tanggal 5 April hingga 19 Juni 2023 ini memberikan platform bagi para calon entrepreneur untuk memamerkan ide bisnis inovatif mereka dan berkompetisi pada tingkat nasional. Dengan proses seleksi yang ketat, presentasi yang menantang, dan persaingan yang intens, lomba ini menjadi kesempatan berharga bagi peserta untuk mengasah kemampuan, mendapatkan eksposur, dan menjalin hubungan dengan para profesional industri. Secara keseluruhan, kesuksesan Tim WALKPAW dalam Lomba MDP Creative Business Idea Competition tidak hanya membawa kebahagiaan dan rasa prestasi bagi mereka, tetapi juga memupuk tekad mereka untuk berpartisipasi dalam lomba-lomba lainnya. [dian]

Universiaria

VOL.17/ SEP 2023

7

Fakultas Kedokteran UKDW Berhasil Menjadi Juara Lomba Video Pembelajaran

F

akultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana (FK UKDW) berhasil meraih juara 1 lomba video pembelajaran yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Akademik dan Inovasi Pembelajaran (LPAIP) UKDW. Lomba video pembelajaran merupakan kompetisi pembuatan video pembelajaran yang diambil dari salah satu materi yang ada di kurikulum masing-masing Fakultas.

Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi sarana latihan bagi dosen dalam membuat video pembelajaran yang baik. Selain itu, hasil akhir kompetisi berupa video diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran mahasiswa.

Pelaksanaan lomba yang diikuti oleh tim yang terdiri dari dosen dan mahasiswa UKDW ini dimulai dengan pendaftaran pada tanggal 1 Agustus 2023 dan upload video pada tanggal 14 Agustus 2023. Babak final dan pengumuman diadakan pada tanggal 18 Agustus 2023.

Fakultas Kedokteran mengirimkan 2 tim, yaitu tim 1 yang dipimpin oleh dr.

Pradita Sri Mitasari, M.Med.Sc., Sp.PK dan beranggotakan Christa Feronika dan Caga Darika Triroso, mahasiswa FK UKDW

angkatan 2019 serta tim 2 yang dipimpin oleh dr. Lothar Matheus Manson Vanende Silalahi, Sp. N., beranggotakan Gilbert Christhew Gunawan dan Andreas Mercyan Anggitama yang merupakan mahasiswa angkatan 2020 serta Ade Prasetya Putra Wibawa, mahasiswa angkatan 2021.

Setelah melewati proses seleksi, tim 1 FK UKDW berhasil meraih juara 1 dan juara favorit pada kompetisi ini. Selain itu, tim 2 berhasil meraih juara 3. Sedangkan juara 2 diraih oleh Fakultas Bioteknologi.

Menurut dr. Pradita Sri Mitasari, M. Med.Sc., Sp.PK, lomba ini dapat digunakan sebagai wadah untuk berkompetisi dan belajar. “Proses membuat video pembelajaran tentunya tidak mudah. Tetapi kami bisa belajar banyak dari proses ini.

Masukan yang diberikan oleh juri juga sangat bermanfaat bagi kami untuk menghasilkan video-video pembelajaran yang lebih baik kedepannya. Kami berharap akan semakin banyak video-video pembelajaran terutama dari FK UKDW. Video yang dibuat lebih interaktif dan menarik tentunya akan sangat membantu mahasiswa memahami materi,” ungkap dr.

Pradita. (cvp)

Foto:Dok./Pribadi

Mahasiswa UKDW Berupaya Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Padukuhan Sambirejo Berbasis Potensi Lokal

Foto:Dok./Pribadi

M

ahasiswa UKDW Berupaya Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Padukuhan Sambirejo Berbasis Potensi Lokal Kesejahteraan suatu masyarakat dapat tercapai melalui pengeksplorasian potensi lokal yang berdasarkan pada pengelolaan sumber daya, pemberdayaan masyarakat, dan aktualisasi diri. Kesejahteraan masyarakat juga dapat ditentukan oleh kultur yang dikembangkan oleh masyarakat tersebut. Kelompok 44 yang merupakan kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta tahun 2023, menyampaikan dari hasil survei dan observasi yang dilakukan di lokasi KKN Padukuhan Sambirejo, Kapanewon Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul, ada beberapa permasalahan yang terjadi di masyarakat Sambirejo.

Rendahnya pendapatan perkapita warga Padukuhan Sambirejo merupakan masalah utama di padukuhan tersebut. Mayoritas warga Sambirejo mengandalkan hasil dari

bertani untuk memenuhi kebutuhan seharihari. Seperti yang kita ketahui penghasilan dari bertani merupakan penghasilan musiman atau penghasilan tidak tetap. Hal tersebut secara ekonomi sangat tidak ideal karena tiap warga pasti memiliki pengeluaran harian, apabila warga tersebut hanya bergantung pada penghasilan tidak tetap tidak ada penghasilan tambahan yang dapat digunakan untuk menutup pengeluaran harian, maka akan menimbulkan permasalahan ekonomi kemudian bisa menambah beban moral bagi warga Padukuhan Sambirejo.

Kelompok 44 yang beranggotakan para mahasiswa UKDW angkatan 2020 diantaranya Filipus Pandito F.S (Prodi Akuntansi), Wella Regate M. Siallagan (Prodi Akuntansi), Timoteus Gopas Saragih (Prodi Manajemen), Anggita Prisilia Tjoa (Prodi Manajemen), Monica Gracethea (Prodi Sistem Informasi), Christy Alfrini Limpong (Prodi Arsitektur), dan mahasiswa angkatan 2019, Barlaam Bagus Purwaka (Prodi Kedokteran), memberikan alternatif solusi dalam bentuk program kerja yang diharapkan dapat menjawab persoalan di Padukuhan Sambirejo.

Program Kerja Kelompok 44 tersebut diantaranya adalah bimbingan belajar untuk anak-anak PAUD sampai dengan SMP, edukasi dan pelatihan pengelolaan keuangan rumah tangga, edukasi kursus kepelatihan dan keterampilan bagi karang taruna, pemeriksaan dan edukasi masalah kesehatan warga, penyuluhan MPASI dan posyandu balita, edukasi cuci tangan anak SD Watusigar 1, pengenalan dan pelatihan ecommerce kepada UMKM, sosialisasi literasi digital, membuat game sederhana di Scratch bersama anak-anak SD Watusigar 1, sosialisasi pentingnya menabung sejak dini dan membuat celengan dari bahan bekas, latihan dasar kepemimpinan anak-anak, dan pengadaan produk lilin aromaterapi “SAMBILIN” (Sambirejo Lilin) dari minyak jelantah yang dihasilkan dari rumah-rumah warga di Padukuhan Sambirejo.

Program kerja yang dilaksanakan selama satu bulan ini rata-rata berfokus pada aktualisasi diri dan pengembangan produk UMKM yang berbasis pada potensi lokal. Hal tersebut merupakan fokus dari Kelompok 44 lantaran kemajuan dan kesejahteraan suatu wilayah dapat dilihat dari kontribusi warganya sesuai dengan bakat alamiah masing-masing individu. Bakat alamiah individu tersebut jika disederhanakan bisa melalui berdagang dan bertani. Oleh sebab

itu, Kelompok 44 juga memasukan materi terkait dengan cara meningkatkan pendapatan dari bertani dan bagaimana caranya mengelola lahan yang gersang.

Warga Padukuhan Sambirejo juga diberi edukasi terkait pendistribusian produk pertanian sehingga produk tersebut dipasarkan dengan tepat.

Di Padukuhan Sambirejo memiliki potensi ekonomi, jika masyarakatnya peka terhadap peluang tersebut. Di dusun tersebut ada beberapa kelompok usaha yang telah dibentuk oleh pemerintah setempat, salah satunya adalah kelompok Bank Sampah yang dibentuk dengan tujuan agar dapat menampung sampah-sampah rumah tangga yang kemudian sampah tersebut diberikan ke pengurus kelompok Bank Sampah. Pemerintah setempat membuat sebuah program yang diberi nama “Bank Sampah”. Anggota kelompok Bank Sampah yang membawa sampah rumahan tersebut akan dibayar atau dengan kata lain sampah tersebut dibeli oleh pengurus Bank Sampah setempat. Lalu setelah pengurus Bank Sampah tersebut mengumpulkan sampahsampah rumahan, mereka lalu menjual sampah tersebut kepada pengepul dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup. Perhitungan upah yang diterima dari pengumpulan sampah berdasarkan berat sampah yang diperoleh. Ada dua pihak yang diuntungkan melalui Program Bank Sampah ini yaitu kelompok bank sampah dan pengurus.

Walaupun ada upah yang didapat dari memberikan sampah ke pengurus Bank Sampah, akan tetapi minat warga di Padukuhan tersebut minim. Warga beranggapan jika mereka mengumpulkan sampah lalu menimbang sampah tersebut ke pengurus bank sampah memerlukan waktu dan menguras tenaga sementara ada pekerjaan lainya yang harus mereka lakukan.

“Hal pandangan tersebut membuat warga disini kurang minat untuk menjalankan program bank sampah,” ujar Yekti Ketua kelompok Bank Sampah. Padahal jika masyarakat Sambirejo konsisten untuk melakukan aktivitas pengumpulan sampah dan membawa sampah di kelompok Bank Sampah, hal itu dapat menambah pemasukan harian bagi masing-masing warga.

Yekti yang sekaligus istri Ketua RT 04 memutar otak untuk memikirkan cara agar masyarakat di Padukuhannya dapat memiliki pendapatan tambahan. Cara yang ia lakukan adalah dengan mengikuti pelatihan pembuatan lilin dari bahan minyak

jelantah. Yekti telah melakukan uji coba pembuatan lilin dan mengajak beberapa warga RT 04 untuk membuat lilin tersebut.

Hasil uji coba pembuatan lilin dari minyak jelantah tersebut berhasil akan tetapi lilin yang diproduksi belum layak jual baik dari segi kualitas dan pengemasan.

Melihat potensi ekonomi tersebut, Kelompok 44 mencoba untuk membantu mengembangkan produk lilin sehingga lilin yang diproduksi memiliki nilai jual. Mereka melakukan pengembangan dari mulai penggantian sumbu lilin, desain pengemasannya, dan membuat akun marketplace sehingga pemasaran produk lilin dapat dilakukan melalui media digital.

Mereka juga membantu untuk menentukan HPP (perhitungan biaya produksi) sehingga harga jual dapat di patok. Yekti dan beberapa warga yang membuat produk lilin tersebut juga diberi edukasi terkait bagaimana memasarkan produk lilin di dunia digital (media sosial atau marketplace).

Produk lilin dari minyak jelantah yang diproduksi oleh warga Padukuhan Sambirejo diberi nama “SAMBILIN (Sambire jo Lil in). SAM BILIN d ap at digunakan sebagai lilin aroma terapi, hal tersebut dikarena SAMBILIN mempunyai aroma yang wangi. Kewangian aroma yang dihasilkan dari SAMBILIN dapat memberikan rasa nyaman dan tenang bagi pengguna lilin tersebut. Produk SAMBILIN di bandrol dengan harga Rp 5.500/pcs.

Harga tersebut sangat terjangkau untuk masyarakat di Padukuhan Sambirejo dan sekitarnya.

Keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk SAMBILIN nantinya akan dibagikan kepada warga yang telah sukarela menyetor minyak jelantah dan warga yang telah membantu membuat lilin. Yekti selaku inisiator pembuat lilin tersebut juga telah bekerja sama dengan pemerintah setempat guna membantu mempromosikan produk SAMBILIN. Kelompok 44 berharap dengan pemberdayaan masyarakat dan berbagai macam kegiatan aktualisasi diri yang diselenggarakan selama satu bulan di Padukuhan Sambirejo dapat membantu meningkatkan kualitas SDM. “Ekonomi yang bermoral merupakan ekonomi yang memberi perhatian pada masalah, apakah pemecahan ekonomi menjawab persoalan keadilan,” ujar Filipus, salah satu anggota Kelompok 44. Ketika kualitas sumber daya manusia meningkat maka kesejahteraan dapat terpenuhi tanpa menghilangkan budaya didalam masyarakat tersebut. [filipus]

Prodi PBI

8

VOL.17/ SEP 2023

Best Method in English Language Learning. Is There Any?

I

Foto:Dok./Pinterest

n English language instruction, various principles and theories have advocated different ways of how the language is learned and acquired. First, it is believed that humans have the capacity from birth to learn any language. According to Noam Chomsky, everyone has what is called LAD (language acquisition device) that allows them to learn any language naturally. The enhancement of this innate ability to learn language could be further strengthened by human thinking or cognitive capacity. It is also commonly believed that language could be learned through habit formation. Repetition and using the language as regular habits are believed to facilitate English language learning. In the perspective that humans are social beings, sociocultural principles suggest that the best way to learn English is through social interaction with others, be it among friends, colleagues, or community members of similar interests. Remember that human has feelings and emotion.

Therefore, humanism principles suggest language learning should cater to learners' whole entities, including emotion and selfactualization. So, which one is the best? Let's see how students of the English Language Education Department (ELED) of Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) ponder this topic.

One student, Naomi (ELED 2021), conveyed that there is one best method for learning and acquiring English. "The theory of humanism assumes that any learning theory is good and can be utilized, as long as its goal is to humanize humans, namely achieving self-actualization, selfunderstanding, and self-realization. As teachers, we can apply this method by acting as facilitators who serve as a giver of knowledge to students. This method can also be applied by acting as a "mentor" who is always ready to become a resource, consultant, and spokesperson. It is important that students do not feel too far away from teachers. Moreover, I believe that this method encourages me to achieve my own humanistic goal, which is to achieve a human degree that can actualize myself in student life according to my potential. In addition, humanism principles also help students to be able to interact and get to know linguistics further, helping students, especially in Indonesia to balance feelings,

thoughts, and emotions with other individuals," she said.

Another student, Winta Hayu (ELED 2021), has a different opinion. "To name one best theory would be impossible because each has its perks and parts in the process of human learning and acquisition of language.

What makes English language learning and acquisition work is by combining those theories in the process. As a child, we humans have been blessed with LAD (Language Acquisition Device), which enables us to acquire language due to innate knowledge of universal grammar, thus making us humans able to acquire language quickly. Since we have that UG (universal grammar), we can use that to help students to acquire L2.

Another theory, behaviorism, deals with stimuli and responses. It can be used to broaden vocabulary, structures, etc., by imitating and also using positive/negative reinforcement in the process. Once students acquire basic information, the process could be enhanced by using cognitivism and sociocultural perspective to develop cognitive towards language," she explained.

Meanwhile, Theo (ELED 2021) pointed out that language learning is the process by which people are taught to comprehend and utilize language. "Many ideas about language acquisition attempt to comprehend and clarify how the process will start and develop.

Since each of these hypotheses is connected to the others, I don't believe that there is one best method. Each method has benefits and drawbacks. Behaviorism, for example, could be very boring and mechanical, but on the other hand, it is simple and does not require many resources. Similarly to the Cognitive theory of language learning, our thinking ability serves as the main driver of our behavior. The process sounds scientific and logical, yet it reduces the role of learners' socio-factors. Human beings need to interact and communicate with others," she shared her opinion.

What about you? What best methods of English language learning do you believe? [wtm]

Improving Young Learners’ Vocabulary Competence

T

oday, we cannot avoid globalization, which is the extension and integration of cross-border international trade, investment, and culture. English proficiency is an essential device to communicate in this globalized world. When English proficiency is low, it becomes a problem. Indonesia still needs to improve on this matter. Many people especially have problems with vocabulary. While it is a critical tool for second language learners, more vocabulary is needed to ensure successful communication.

Vocabulary is also essential in the assessment of young learners. Teaching vocabulary is effective if we start from a young age. Accordingly, there are some strategies to improve young learners' vocabulary competence, especially how we could combine activities of habit formation with cognitivism practice.

We take an example of a strategy that connects with behaviorism and cognitivism theories in elementary school. The teacher gives a stimulus and gets a response from the learners. Here, the behaviorism method is used to stimulate the students, for example, by providing an animation video with English subtitles. After the video ended, the teacher would ask which of the words in the video were new to them and then invite the students to repeat those words. By doing so, the students will understand some new words.

Meanwhile, cognitive theory focuses on the mental processes. From the previous behaviorism example, we can notice that the students made a habit of remembering the word. Still, we need cognitive methods to make them do the language learning process.

This is regarded as the habit-formation process. After they learn new words, they need cognitivism theory to process the words into a language. For example, a student hears the word "don't" from their teacher when he is doing something bad. At first, he did not know what it meant. After the teacher repeated several times, the student started to understand what it meant. As a habit formed in his mind, he has a deep impression of the word "don't". In this process, the learners can acquire vocabulary easily through repeated hearing.

To conclude, both behaviorism and cognitivism have a connection in processing words to be a language. Building habits could be combined with nurturing students' thinking capacity in vocabulary learning.

Behaviorism is doing the repetition of the words and creating habits to understand the words. After they understand it, using cognitivism theory, they can form the words into language. [sarfita]

Foto:Dok./Pinterest

Pusat Pelatihan Bahasa

VOL.17/ SEP 2023

9

PPB UKDW Gandeng Program WFK Volunteer KOICA

Foto:Dok./Pribadi

S

ejak tahun 1990, Pemerintah Korea Selatan telah menjalankan Program World Friends Korea (WFK) Volunteer melalui Korea International Cooperation Agency (KOICA). Program ini adalah wujud nyata kerja sama teknis yang unik, yang memanfaatkan tenaga sukarela untuk memberikan pengajaran di berbagai bidang di Indonesia.

Tujuan utama dari program WFK ini adalah untuk berbagi keahlian, pengetahuan, dan pengalaman dengan masyarakat

Indonesia dalam upaya konkret untuk mengurangi kemiskinan dan mendukung pembangunan berkelanjutan. KOICA, sebagai badan pemerintah di bawah Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Korea Selatan, memegang peran sentral sebagai organisasi pelaksana untuk bantuan bilateral dan kerja sama teknis yang diberikan oleh Pemerintah Korea Selatan kepada negara-negara berkembang. “Program WFK Volunteer adalah salah satu wujud komitmen Korea Selatan dalam

mendukung perkembangan Indonesia,” tutur Umi Alfiyah selaku WFK Program Manager, KOICA Indonesia Office.

Sehubungan dengan kedatangan sukarelawan WFK di Indonesia, pada tanggal 21 Agustus 2023, KOICA mengundang 11 host organizations untuk menjalin hubungan yang baik, meningkatkan kualitas pengelolaan, dan menjelaskan detail teknis pelaksanaan program sukarelawan WFK. Para HO ini berperan penting dalam menyediakan lingkungan kerja yang baik bagi para sukarelawan, sehingga mereka dapat berkontribusi secara optimal dalam memberikan pendidikan berkualitas kepada masyarakat Indonesia.

Adapun 11 host organizations yang berpartisipasi dalam program ini adalah SMK Krian 1, SMAN 1 Pagak, SMK PGRI 2 Malang, SMKN 3 Salatiga, SMKN 1 Cimahi, SMKN 3 Pekanbaru, SMKN 1 Bengkulu, SMKN 1 Kalasan, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, dan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin.

Salah satu sukarelawan yang bertugas di Indonesia, tepatnya di UKDW, adalah Choi Ji Hye. Choi Ji Hye merupakan warga Korea Selatan yang penuh semangat dan akan bertugas di UKDW mulai tanggal 21 Agustus 2023 hingga 16 Juli 2024. Tugas utama Choi Ji Hye adalah mengelola program-program

yang sudah disiapkan, termasuk Korean Corner, Korean Course, dan Korean Club.

Melalui program-program ini, Choi Ji Hye akan memperkenalkan budaya Korea kepada masyarakat Indonesia, khususnya civitas academica UKDW, dan memfasilitasi pertukaran budaya yang bermanfaat.

Menanggapi kerja sama antara KOICA dan UKDW, Arida Susyetina, S.S., M.A. selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat Pelatihan Bahasa (UPT PPB) UKDW menyatakan bahwa kerja sama ini membawa banyak manfaat, terutama dalam konteks internasionalisasi UKDW. Arida menyatakan harapannya bahwa program ini tidak hanya akan memberikan peluang kepada civitas academica UKDW, khususnya mahasiswa, untuk mengenal dan mempelajari bahasa serta budaya asing tetapi juga membuka peluang dan mempererat kerjasama UKDW dengan institusi di Korea Selatan. “Ibu Choi Ji Hye akan menjadi fasilitator untuk mengenalkan budaya dan bahasa Korea, termasuk melalui pelaksanaan Korean Course, Korean Club, dan Korean Corner. Selain itu, UKDW juga akan menyelenggarakan festival Korea sebagai upaya untuk memperkenalkan budaya Korea kepada masyarakat,” pungkasnya. [ar]

Tradisi Makan di Korea Selatan

K

orea Selatan menjadi salah satu negara yang digandrungi oleh kaum muda untuk dikunjungi. Keberadaan boyband dan girlband-nya yang terkenal serta sajian drama/film yang sangat menarik untuk diikuti dari segi alur, maupun aktor dan aktrisnya membuat orang muda dari negara lain, termasuk Indonesia, ingin pergi ke Korea Selatan.

Mengenal kebudayaan Korea Selatan dapat dilakukan dengan mengenal kebiasaan sehari-hari masyarakatnya. Berikut beberapa hal mengenai kebiasaan makan yang menarik untuk disimak sebelum datang ke negeri ginseng tersebut.

Selain tata cara makan di atas ada beberapa makanan Korea Selatan yang juga menjadi favorit orang Indonesia:

2. 식혜 (Sikhye) Merupakan minuman yang terbuat dari nasi yang difermentasi dengan tambahan special malt water, gula atau sugar-marinated yuzu dan jahe.

Minuman ini disajikan dalam keadaan dingin.

1. 불고기 Bulgogi Bulgogi disebut juga Korean Barbeque.

Makanan ini terbuat dari daging sapi pilihan yaitu sirloin. Bulgogi biasa dimakan bersama daun selada, kimchi, bawang putih atau bumbu penyedap lainnya.

Foto:Pinterest

1. Peralatan makan yang digunakan Masyarakat Korea Selatan biasa menggunakan mangkuk untuk tempat nasi, sup, dan lauk. Untuk menyantapnya mereka menggunakan sendok untuk sup, sumpit untuk makanan lainnya, dan garpu untuk dessert. Bahan sumpit juga menjadi penanda status sosial seseorang, para bangsawan menggunakan sumpit yang terbuat dari logam.

4. 비빔밥 Bibimbap Bibimbap adalah Korean rice bowl atau nasi campur yang diaduk sebelum disantap. Isiannya antara lain nasi, sayur, daging cacah, egg fried, sesame oil (cham gi reum) serta go chu jang (pasta cabe).

Foto:Pinterest

2. Orang yang paling tua akan dipersilakan makan terlebih dahulu Di Korea Selatan orang yang lebih tua akan dipersilakan untuk makan terlebih dahulu dan setelah suapan pertama akan diikuti oleh yang lebih muda. Hal ini dilakukan sebagai wujud penghormatan kepada yang lebih tua dan menjunjung tinggi nilai kesopanan. Jadi jangan baper kalau sebelum makan Anda akan ditanya berapa umurnya.

3. Ada beberapa kata -kata yang diucapkan yaitu: Ÿ Pada saat memulai makan, orang tua atau orang yang memasak akan mengatakan: 맛있 게 드세요 (madikke duseyo) yang artinya silakan makan (enjoy your meal). Ÿ Orang yang akan makan akan menjawab: 잘 먹 겠습니다 (jal meo-kke-ssup-ni-da) yang artinya terima kasih untuk makanannya (thank you for the meal) 4. Tidak boleh mengangkat piring atau mangkuk saat makan Saat makan tidak boleh mengangkat piring atau mangkuk karena dianggap tidak sopan. Kalau ingin menghabiskan kuah sop atau makanan dalam piring atau mangkuk maka tetap letakkan piring/mangkuk di meja dan gunakan sendok/sumpit yang disediakan.

5. Tidak boleh menaruh sumpit di atas nasi dengan posisi berdiri Orang Korea Selatan meletakkan sumpit di atas nasi dengan posisi berdiri hanya untuk upacara pemakaman. Apabila anak-anak melakukan selama makan dengan keluarga pasti akan dimarahi oleh orang tuanya. Oleh karena itu, apabila telah selesai makan, letakkan sumpit kembali ke tempat yang telah disediakan atau letakkan meletakkannya di dalam atau di samping mangkuk.

2. 갈비 Galbi Galbi adalah masakan Korea dari daging iga sapi yang dipotong kecil-kecil. Terkadang Galbi juga dibuat dari daging babi

Foto:Pinterest

3. 미숫가루 (Misutgaru) Merupakan summer signature drink yang terbuat dari berbagai macam bijian-bijian yang digiling dan dijadikan bubuk, dan kemudian diseduh air panas atau susu yang ditambahkan madu.

Foto:Pinterest

Foto:Pinterest

3. 김치 Kimchi Kimchi adalah makanan tradisional Korea Selatan berupa asinan sayur hasil fermentasi yang diberi bumbu pedas (go chu ga ru). Ada 2 macam kimchi yaitu geot jeori yaitu kimchi fresh dan kimchi yang hasil fermentasi.

Tak lengkap rasanya kalau hanya makanannya saja yang kita ulas, nah ini beberapa minuman tradisional Korea Selatan yang tak kalah enak dan menyehatkan tubuh yang patut dicoba: 1. 수정과 (Sujeong-gwa) Terbuat dari rebusan jahe dan kayu manis yang ditambah sedikit gula dan disajikan dalam keadaan dingin. Biasanya diminum bersama dengan pine nut dan dried persimmon.

Foto:Wikipedia

Sekarang kalian jadi tahu kan budaya makan, beberapa jenis makanan, dan minuman di Korea Selatan? Nah jika kalian berniat untuk travelling ke Korea Selatan sebaiknya ingat selalu 5 poin penting kebiasaan makan di Korea Selatan agar pada saat berkunjung kalian sudah mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan. [ambarmarsono]

Foto:Pinterest

Foto:Pinterest

Campus Ministry

10

VOL.17/ SEP 2023

Ayo Jadi JOMO! menjadi FOMO, tapi tanpa sadar kita malah menjadi orang yang FOMO. Maka dalam artikel ini, kita akan sama-sama membahas apa itu JOMO dan bagaimana menjadi orang yang senantiasa JOMO. Apa itu JOMO? Menurut Psychology Today, JOMO atau Joy of Missing Out adalah semacam kecerdasan emosional di mana orang yang memilikinya hadir pada situasi dan kondisinya sendiri saat ini. Artinya, dia tidak terpaku pada kekhawatiran (baik masa lalu dan masa kini), ekspektasi, ataupun pendapat orang lain. Oleh karena itu, orang yang sudah menjadi JOMO, tidak lagi merasa seperti orang FOMO. Malahan, ketika diperhadapkan dengan situasi yang membuat orang FOMO (misalnya trend/hype baru), orang yang JOMO bisa bersikap tenang dan tidak gelisah.

Foto: Pinterest

D

alam artikel pojok pastoral sebelumnya, kita sudah membahas apa arti dari FOMO (Fear of Missing Out) beserta tanda-tandanya. Tentu kita semua ingin menghindar dari yang namanya

Apa yang bisa membuat orang menjadi JOMO? Perlu kita ketahui, kalau menjadi JOMO itu bukan terjadi secara otomatis. Seperti halnya FOMO, JOMO pun terjadi dan terbentuk dari mindset dan pola pikir kita.

Maka dari itu, milikilah habit yang membangun JOMO dengan: 1. Belajar menikmati momen Pernah tidak ketika kamu berlibur, yang kamu pikirkan malah pekerjaan dan tugas yang kamu tinggalkan? Sebaliknya, ketika kamu sedang mengerjakan tugas atau kuliah,

pikiranmu mengawang-ngawang pada pertanyaan seperti “mau liburan kemana ya?”, “waktu liburan mau ngapain aja?”, “nanti makan siang apa?”, dan sebagainya.

Kalau iya, itu tandanya kamu tidak benarbenar hadir dan menikmati yang ada saat ini.

Kamu sibuk memikirkan masa lalu ataupun masa depan, dan ini malah mendorong pada perasaan FOMO. Oleh karena itu, nikmatilah momen yang ada saat ini, syukuri semuanya dan laksanakan dengan baik sampai tuntas.

2. Bersyukur Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, dalam hidup tentu tidak sesuai dapat sesuai dengan maunya kita. Tentu ada yang rasanya kurang dibanding ekspektasi dan harapan kita. Perasaan kurang itu, jika dibiarkan berlebihan akan mendorong pada perasaan FOMO dan tidak pernah mau ketinggalan. Di sinilah, pentingnya perasaan bersyukur. Kita menerima apa yang ada pada kita dengan sukacita dan rasa terimakasih.

Baik itu kepada Tuhan, kepada orangtua, teman-teman dan saudara, jangan lupa bersyukur dan ucapkan terima kasih pada hal-hal baik yang kita terima dalam hidup.

3. Lakukan hal yang penting dan kamu inginkan Dunia modern menawarkan banyak pilihan untuk kita lakukan. Ada banyak hobi dan kegiatan yang bisa kita lakukan dengan mudah dan cepat. Sayangnya, terlalu banyak pilihan juga tidak baik. Kadangkala kita terjebak untuk melakukan suatu hobi atau

kegiatan bukan karena kita suka atau kita perlu, tapi karena tren atau tekanan orang lain. Maka, kenalilah dirimu lebih lagi, pilihlah apa yang kamu suka ataupun kamu perlu untuk dikerjakan, kerjakan itu dengan baik sambil tetap bersyukur dan menikmati momen yang ada.

Berani berkata tidak Kembali lagi ke soal hal yang kita suka.

Seringkali kita melakukan atau membeli sesuatu karena kita tidak kuasa untuk menolak atau berkata tidak. Rasa sungkan, tidak enakan, takut dikucilkan membuat kita lupa, bahwa prioritas kita itu seharusnya perasaan kita sendiri, bukan orang lain.

Maka, beranilah berkata tidak, apalagi hal tersebut memang bukan hal yang kamu suka atau malah hal yang bertentangan dengan prinsipmu. Jangan takut dijauhi orang, karena justru orang-orang yang berprinsip teguhlah yang lebih dapat diterima daripada mereka yang terombangambing dalam ketidakpastian yang dibuatnya sendiri.

Penutup Ayo! Mari kita jadi orang yang JOMO. Nikmatilah segala sesuatu dengan sukacita, bahkan jika memang kamu harus ketinggalan sesuatu. Jangan dewakan tren atau hype, tapi hiduplah dengan apa yang membuatmu nyaman dan dengan prinsip yang kamu miliki sendiri. [moshe]

Berikan Performa yang Terbaik!

(1 Samuel 9:1-27) Pengantar Ketika menilai suatu pelayanan atau jasa, kita terbiasa menilai performa. Bagus atau tidak, berkualitas atau kurang berkualitas, atau hal-hal lain. Misalnya saja, ketika turun dari Ojek Online (ojol), kita akan diminta untuk menilai performa driver tersebut. Sebaliknya, saat mengerjakan sesuatu, kita tentu ingin memberikan performa yang terbaik, yang berkualitas.

Nah, bacaan kali ini secara khusus akan berbicara tentang performa.

Pendalaman ayat 1 Samuel merupakan bagian dari kitab Sejarah Bangsa Israel yang menceritakan perpindahan kekuasaan dari para Hakim menjadi para Raja. Kitab ini berfokus pada 3 tokoh: Samuel (Hakim terakhir di Israel), Saul (Raja pertama Israel), dan Daud (Raja kedua Israel). Kita perlu sama-sama mendalami latar belakang kenapa terjadi perpindahan kekuasaan. Permintaan inipun dilatarbelakangi oleh sikap anak-anak Samuel. Mereka menyeleweng dari tugas mereka dan menyalahgunakan jabatan yang diberikan oleh Tuhan lewat ayah mereka.

Sikap mereka ini adalah contoh dari gagalnya manusia memberikan performa terbaik.

Sikap penolakan mereka dan keinginan mereka untuk mempunyai raja, dianggap sama dengan menolak Allah. Bangsa Israel ingin memiliki raja, sama seperti bangsabangsa yang lain. Hal ini sama dengan menolak Allah, yang berkuasa atas mereka sebagai Raja (1 Sam 8:7-9). Allah pun, yang sejatinya ditolak oleh bangsa Israel, dengan kasih-Nya tetap memberi kepada mereka Raja yang baik. Tuhan memilih pribadi terbaik dari antara orang Israel untuk menjadi Raja pertama mereka.

Dalam bacaan kita, diceritakan Samuel sedang mengerjakan tugas dari Allah yaitu mencari Raja bagi bangsa Israel. Meskipun yang dicari Samuel adalah orang yang akan mengambil kedudukannya sebagai pemimpin, Samuel tetap mengerjakan sebagai wujud pelayanannya kepada Allah.

Tidak hanya itu, Samuel juga memberikan bagian daging terbaik bagi Saul. Dalam budaya bangsa Israel, memberikan bagian daging terbaik adalah tanda penghargaan bagi orang pilihan Tuhan.

Dalam kisahnya pun, kita melihat Saul sebagai orang yang sederhana. Latar belakang Saul sebagai orang yang dipilih Allah pun menarik untuk kita pelajari. Dia berasal dari suku Benyamin, yang dalam sejarah pernah melakukan suatu tindakan buruk hingga hampir dibinasakan oleh sukusuku Israel yang lain. Dari antara orang Benyamin pun, kaum keluarganya adalah yang paling kecil.

Dalam bahasa ibrani, Saul artinya “diminta untuk", merujuk pada kondisinya yang diminta sebagai Raja pertama bangsa Israel. Dalam ayat 1-14, kita melihat Saul memiliki tanggung jawab yang besar. Dia ikut bersama-sama dengan hamba ayahnya untuk mencari keledai. Kembali kita melihat, bahwa Allah tidak salah dalam memilih hambanya untuk menerima jabatan penting.

Meskipun dia memiliki fisik yang lebih baik daripada orang-orang lain, dia tetap dengan rendah hati melaksanakan tugasnya.

Dia ikut serta dengan hamba ayahnya mencari keledainya yang hilang. Padahal, Saul bisa saja diam dan tidak perlu ikut mencari keledai ayahnya. Hal ini menunjukkan rasa tanggung jawab yang dimiliki Saul, juga menunjukkan usahanya untuk memberi performa yang terbaik.

Namun, meskipun Saul dikatakan memiliki rupa yang elok, keelokan tersebut nyatanya hanya ada di permukaan. Dalam kelanjutan kitab 1 Samuel, kita melihat Saul gagal memberikan performa terbaiknya sebagai raja yang diurapi Tuhan, hingga Allah meninggalkannya dan memilih Daud sebagai penggantinya. Dia tidak memanfaatkan jabatan yang diberikan dengan baik oleh Tuhan, dan hanya mementingkan apa yang menurutnya baik. Dia memanfaatkan jabatannya sebagai raja, untuk mencoba membunuh Daud, hanya karena takut disaingi. Dia tidak taat pada Tuhan yang memberinya jabatan raja, dan hanya mementingkan kelanggengan kekuasaannya.

Hal ini juga dikarenakan Saul hanya berfokus untuk meningkatkan performanya secara politis dan militer, bukan mencari dan melaksanakan kehendak Tuhan, dalam melaksanakan perannya sebagai raja. Ini juga menunjukkan bahwa dalam kehidupan, performa terbaik harus diberikan secara konsisten, bukan di awalnya saja.

Konteks saat ini: keelokan Apa yang bisa kita pelajari dari pribadi Saul dan peristiwa pengurapannya? Setidaknya, ada beberapa pelajaran, yaitu: Tuhan tidak meninggalkan umat-Nya meskipun sudah melakukan sesuatu yang mendukakan hati-Nya. Malahan, Tuhan tetap memberikan yang terbaik bagi kita.

Elok secara fisik saja tidak cukup. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri, elok punya lima arti mencakup baik (sifat umum), bagus (kualitas barang), cantik (fisik), baik hati (mencakup sifat), dan tidak jahat (berbudi pekerti). Dari lima kualitas ini, Saul hanya memenuhi satu aspek. Dalam kehidupan masa kini pun, orang cenderung hanya fokus pada keelokan secara fisik dan lupa untuk memperelok budi pekertinya, ataupun hatinya.

Meskipun sudah dipilih Tuhan, bukan berarti kita tidak bisa lepas dari kesalahan atau kealpaan. Pada awalnya Saul adalah pribadi yang baik, namun kemudian karena dia dibutakan kebencian, dia gagal menjadi hamba yang baik dan elok. Realita ini sering kita temui, banyak orang yang karena jabatan yang dipercayakan padanya, menjadi sombong dan gelap mata. Hingga akhirnya, kesombongan itu sendiri yang menjatuhkan dirinya.

Refleksi: Sudahkah memberi performa terbaik?

Dalam memberikan pelayanan yang baik, kita perlu juga memiliki keterhubungan dengan Allah. Jangan hanya andalkan keelokan fisik dan diri kita saja. Kembangkan diri hingga kita dapat menjadi elok bukan hanya di mata manusia, namun juga di mata Tuhan.

Keelokan seperti apa itu? Tentu keelokan yang bisa dirasakan orang lain atau malah membuat sukacita bagi orang lain. Kita ambil contoh dari kehadiran Daud, pengganti Saul.

Justru banyak orang yang mengikut dia meskipun dia ada dalam pelarian. Ini tentu karena dia diperkenankan Tuhan dan terus menjaga relasi dengan Tuhan, menjadi pribadi yang elok tidak hanya fisiknya, namun juga budinya.

Jangan sampai jabatan atau tugas yang diberikan, membuat kita lupa bahwa sejatinya kita adalah pelayan Tuhan.

Lawanlah rasa malas dan berikan performa

yang terbaik senantiasa untuk Tuhan dan sesama. Baik itu jabatan dalam organisasi kampus, tugas sebagai mahasiswa dan pengajar, juga dalam kegiatan-kegiatan di luar kampus. Hendaknya itu semua kita kerjakan dengan terus memberikan yang terbaik dan tidak setengah-setengah.

Misalnya saja, mahasiswa jangan hadir dalam kelas hanya untuk menunjukkan kehadiran, tetapi berikanlah performa terbaik. Jangan hanya hadir dalam organisasi atau kegiatan demi mencari nama dan kemegahan pribadi. Tapi hendaknya kehadiran dan performa kita yang konsisten dapat terus memuliakan Tuhan dan mendorong perkembangan, baik bagi diri sendiri, bagi organisasi, juga bagi sesama. Jangan cepat puas dengan hasil yang seadanya, tapi usahakan terus untuk memberikan yang terbaik. Berikan kemampuan yang maksimal untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Contoh yang tepat untuk menggambarkan performa terbaik mungkin ada dalam sosok Raden Ajeng (RA) Kartini. Kehidupan RA Kartini tidaklah mudah meskipun ia seorang priyayi atau bangsawan. Seorang perempuan di zaman itu, apalagi perempuan bangsawan, tidak bisa mengenyam pendidikan seperti laki-laki. Malah harus dipingit, dikekang dan dipersiapkan hanya untuk melayani suami.

Ketika dia menikah pun, dia menikah di usia muda dan dijadikan selir. Artinya dia direndahkan, bahkan dianggap layaknya barang. Usia hidupnya pun tergolong sangat pendek. RA Kartini meninggal dalam usia 25 tahun. Namun dalam keterbatasan ini, dia tetap memberikan yang terbaik. Dia mengajar para perempuan dan memberikan dasar-dasar emansipasi perempuan di Indonesia. Dasar ide ini bahkan masih dipakai, bahkan puluhan tahun setelah dia wafat.

Maka sekarang, mari kita bertanya, sudahkah kita memberi performa yang terbaik? Sudahkah kita memberikan pelayanan ataupun menyelesaikan tugas kita dengan dedikasi? Doronglah diri kita untuk memberi yang terbaik, untuk menunjukkan kesetiaan kita pada Tuhan dan juga memberi pelayanan kepada dunia. [moshe]

Pojok Alumni

VOL.17/ SEP 2023

11

Menjadi Pengikut Sekaligus Pemimpin yang Inspiratif

K

Foto: dok./Pribadi

Kristian Oentoro, S.Ds., M.Ds.

Desain Produk

Lulus Tahu

n 2010

epemimpinan merupakan salah satu kemampuan yang terus dibangun dari berbagai pengalaman, baik ketika memimpin, maupun ketika dipimpin.

Setiap orang tentu pernah merasakan kedua situasi tersebut, mulai dari lingkup yang paling kecil hingga paling besar sesuai dengan pengalaman hidupnya. Pengalaman memimpin diri sendiri menjadi lingkup kepemimpinan yang paling kecil, meskipun tantangannya justru paling besar. Bagaimana kita harus bersikap disiplin, jujur, dan bijaksana? Merupakan beberapa ujian tahap awal untuk memimpin diri sendiri yang membangun kemampuan kepemimpinan pada kesempatan mendatang.

Memimpin atau dipimpin dalam keluarga, kelompok, lembaga, dan organisasi lainnya menjadi pengalaman kepemimpinan dengan lingkup yang lebih besar. Ketika menjadi pemimpin dalam lingkup yang lebih besar tersebut kita juga perlu mempraktikkan sikap-sikap kepemimpinan diri sendiri, tidak hanya untuk mencapai visi, misi, dan tujuan bersama tetapi juga untuk menginspirasi pengikut dan pemimpin berikutnya. Menjadi pemimpin yang inspiratif tentu menjadi harapan kita semua, namun bagaimana jika kita menjadi pengikut yang inspiratif? Apakah menjadi pengikut yang inspiratif juga menjadi harapan kita? Tentu kita kembali pada

pernyataan di awal bahwa kepemimpinan itu terus dibangun dari pengalaman memimpin dan dipimpin. Ketika situasi dipimpin, seorang pengikut perlu belajar dari pemimpin dalam berbagai pengalaman kepemimpinan yang terjadi, baik dalam pencapaian target yang berhasil maupun yang gagal.

Kegagalan dalam suatu kepemimpinan juga merupakan sesuatu yang inspiratif seperti dalam pepatah yang mengatakan “Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda”. Pepatah ini dapat pula dimaknai bahwa kita tidak gagal sepenuhnya, namun sebenarnya kita sedang belajar untuk terus mencoba pada kesempatan berikutnya.

Pembelajaran dalam pengalaman kepemimpinan ini yang membangun kemampuan kita, baik sebagai pemimpin maupun sebagai pengikut.

Refleksi kepemimpinan ini selaras dengan pemikiran filosofis oleh Aristoteles yang menyatakan bahwa “He who cannot be a Good Follower cannot be a Good Leader”.

Sebagai pengikut yang inspiratif kita perlu mendukung, serta memotivasi pemimpin dan sesama pengikut agar tetap bersemangat dalam mencapai tujuan bersama. Sebagai pengikut yang baik, kita berada dalam posisi dipimpin, sekaligus dalam posisi memimpin diri kita sendiri untuk berupaya yang terbaik.

Dalam kondisi tertentu pada saat yang

bersamaan, bahkan kita juga menjadi pengiku t s e kal i g u s p e m i m p i n p a d a s u a t u kelompok yang telah dipercayakan oleh pimpinan kita.

Kondisi memimpin dan dipimpin ini juga menjadi cerminan bahwa kegagalan pemimpin sekaligus kegagalan pengikut atau berlaku sebaliknya. Keberhasilan pemimpin dalam suatu kelompok atau organisasi tentu tidak dapat dilakukan seorang diri, pemimpin dalam posisi ini juga membutuhkan pengikut yang baik dan inspiratif. Oleh sebab itu, ketika kita menjadi seorang pengikut yang inspiratif maka akan membentuk kita sebagai pemimpin yang inspiratif di masa yang akan datang.

Sebagai penutup, mungkin pembahasan tentang kepemimpinan ini cukup sederhana namun terkadang kita kurang menyadari kondisi-kondisi seperti ini. Kesadaran terhadap posisi kita sebagai pengikut sekaligus pemimpin dalam konteks tulisan ini semestinya semakin menguatkan potensi diri kita untuk menjadi inspirasi dalam berbagai pengalaman dan perjalanan kepemimpinan dalam hidup. Sebagai konklusi yang perlu direfleksikan lebih lanjut adalah a good leader is a good follower!

(Oentoro)

Seputar Jogja Mahasiswa UKDW Menjadi Talent Peraga Kostum dalam Jogja Fashion Carnival 2023

M

engasah bakat dan merayakan budaya dalam berbusana kostum asal daerah Yogyakarta menjadi motivasi Nareswari Nisita, mahasiswa Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta dalam mengikuti acara Jogja Fashion Carnival yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta dan Paguyuban Karnaval Yogyakarta.

Jogja Fashion Carnival merupakan acara parade busana terbesar di Yogyakarta. Tak hanya menjadi ajang pawai semata, Jogja Fashion Carnival juga menjadi wadah untuk menjaga warisan budaya dan mengembangkan kreativitas. Acara tersebut diharapkan mampu memberikan inspirasi dan kebanggaan bagi semua yang hadir. Acara yang berlangsung pada Sabtu (26/08) di sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta berhasil menarik antusiasme yang tinggi dari masyarakat. Selama kurang lebih dua jam, ribuan masyarakat berkumpul menyaksikan secara langsung pertunjukkan pawai yang juga dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dengan mengusung tema besar ‘Titis Ginaris Sunar Binabar’ yang merujuk pada garis imajiner Yogyakarta, semaraknya karnavel dibagi ke dalam tiga sub tema yaitu Giri (Gunung/Bukit), Gandari (Pusat Nadi), dan Gisik (Pesisir/Pantai). Ketiga sub tema inilah yang menjadi acuan bagi para peserta pawai dalam berkreasi untuk membuat kostum yang unik dan menarik berbahan utama kain lurik khas Jogja. Peserta pawai dengan sub tema Giri, mengimplementasikan potensi budaya seperti mitos, bangunan sejarah, alam, maupun kuliner yang ada di bagian Yogyakarta sisi utara, merujuk pada wilayah Gunung Merapi dan sekitarnya.

Sementara peserta dengan sub tema Gandari, mengimplementasikan potensi budaya yang berada di bagian Yogyakarta sisi tengah, merujuk pada wilayah Alun-Alun, Tugu, Malioboro dan sekitarnya pada kreasi kostumnya. Sedangkan untuk sub tema Gisik, peserta pawai mengimplementasikan potensi budaya yang ada di bagian sisi selatan Yogyakarta, merujuk pada wilayah Pantai Selatan pada kostum yang didesain.

Sri Sultan dengan hangat menyapa ribuan masyarakat yang telah berkumpul.

Ucapan selamat datang juga dilontarkan Sri Sultan kepada para wisatawan dari luar DIY yang turut hadir menyaksikan pawai. Beliau juga menyambut baik dan mengapresiasi masyarakat yang tertarik untuk berpartisipasi atau melakukan aktivitas kesenian atau budaya di DIY, tentunya dengan mengikuti proses kurasi yang diberlakukan.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo dalam laporannya menyampaikan, Jogja Fashion Carnival itu sendiri merupakan agenda rutin tahunan DIY. Penyelenggaraan event Pawai Kemerdekaan Jogja Fashion Carnival 2023 ini difasilitasi oleh Pemerintah Daerah DIY melalui Dinas Pariwisata DIY, berkolaborasi dengan Paguyuban Karnaval Jogja Istimewa.

Disebutkan Singgih, sebanyak 15 kelompok hasil seleksi dari DIY dan sekitarnya menjadi peserta dalam pawai tersebut. Kelima belas kelompok tersebut antara lain yaitu Mbarang Wirang, Rawikara Fashion Carnival, Griya Paes Art Kebumen, For DK, Plumeria, Komunitas Ragam Rupa, Nirwasita Karnaval, Salatiga Carnival Center, Rossynesia Carnival, Nawasena Carnival Syndicate, Seven A+, Bahuwarna Karnaval, Kapita IQ, Wiwiek Poenk Art Flashion, dan SSRNB FAMILIA. Pawai Kemerdekaan Jogja Fashion Carnival 2023 ini juga disemarakkan oleh Tim Paskibraka DIY dan dua kelompok marching band yakni Citra Derap Bahana UNY dan Gita Buana SMAKADANO. Dua bintang tamu karnaval dari Banyuwangi Etno Carnival dan Traya Art Center Solo pun turut memeriahkan pawai sebagai penutup pertunjukan.

Nares terpilih menjadi peraga kostum dalam Jogja Fashion Carnival 2023 setelah melalui seleksi yang dilakukan oleh pembina Paguyuban Forkom Keistimewaan Yogyakarta. Sebelum pentas, ia juga mengikuti serangkaian persiapan dan latihan beberapa gerakan tarian yang ditampilkan dalam pawai.

“Mengikuti acara ini menjadi pengalaman baru yang menarik, seru, dan membuka kesempatan menjalin relasi yang

Foto: dok./Pribadi

Foto: dok./Pribadi

lebih luas dengan duta budaya yang lain.

Dalam berproses mempersiapkan dan mengikuti kegiatan ini, saya semakin menghargai nilai-nilai budaya Indonesia, khususnya di Yogyakarta serta mampu menunjukkan kepada masyarakat keelokan

budaya kita. Pengalaman ini tentunya membantu membentuk kepribadian saya,” ungkap Nares. [nn]

12

Orientasi Kehidupan Akademika

VOL.17/ SEP 2023

Harana Senandika OKA 2023

O

rientasi Kehidupan Akademika atau yang biasa disingkat OKA adalah sebuah kegiatan di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang wajib diikuti oleh para mahasiswa baru sebagai tanda peresmian menjadi mahasiswa. OKA bertujuan untuk memperkenalkan lingkungan kampus dan kehidupan-kehidupan akademik yang akan dilalui setelah resmi menjadi mahasiswa.

Pada tahun ini OKA dilaksanakan mulai tanggal 21 sampai dengan 26 Agustus 2023 dengan jumlah peserta mahasiswa baru sebanyak 629 orang. Pada tahun ini OKA mengambil judul “Harana Senandika”, dengan tagline Laras Citra, Kawula Muda.

Pada tanggal 21 sampai 22 Agustus 2023, OKA dibuka dengan ibadah pembuka oleh tim ibadah kampus, pengenalan visi misi dan nilai-nilai kedutawacanaan oleh Dr. Parmonangan Manurung, S.T., M.T., IAI.

selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Informasi, dan Inovasi. Sesi tentang pengetahuan spiritualitas kawula muda dalam menghayati nilai-nilai kedutawacanaan oleh Pdt. Nani Minarni, M.Hum. selaku Kepala unit Lembaga Pelayanan Kerohanian, Konseling dan Spiritualitas Kampus (LPKKSK), sedangkan pemahaman tentang berbudaya dan beretika di tanah istimewa dibawakan oleh GKR Hayu dan GKR Bendara, serta pengenalan unit-unit kampus, semua kegiatan disajikan dengan script dan alur para lakon yang unik dan menarik, karena setiap lakon menggambarkan keberagaman budaya yang ada di UKDW. Selain itu ada pula OKA Tour atau pengenalan wilayah dan denah kampus yang juga menjadi bagian dari kegiatan OKA. Lalu pada tanggal 23 sampai dengan 24 Agustus 2023, acara diisi dengan pengenalan BEMU

dan BPMU, pengetahuan mengenai transformasi dan tantangan bagi kawula muda oleh Hendra Sigalingging, S.S., M.Hum., Dosen Fakultas Humaniora, pembahasan jangan takut tambah dewasa oleh psikolog kampus, pemahaman tentang aku kamu lawan kekerasan seksual oleh Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS), dan diakhiri dengan pengenalan panitia. Kegiatan lainnya adalah OKA Zone atau pengenalan terhadap LK (Lembaga Kemahasiswaan) dan OK (Organisasi Kemahasiswaan) UKDW, seperti UKKb, UKKr, dan UKM. Disamping itu juga ada kegiatan photobooth yang dilakukan saat OKA Zone, dimana foto bersama dengan kelompok dan fasilitator masing-masing.

Selanjutnya pada tanggal 25 Agustus 2023, acara dialihkan menjadi OKA Prodi, dimana mahasiswa baru melakukan

pengenalan terhadap program studinya masing-masing. Acara ini dibantu dan dialihkan ke para LK (BPM, BEM, atau Himpunan) masing-masing prodi. Dan akhirnya pada tanggal 26 Agustus 2023 dilakukan acara penutupan OKA sekaligus peresmian sebagai mahasiswa UKDW dengan menyuarakan janji mahasiswa, disusul dengan penampilan parade kostum yang telah dibuat oleh setiap kelompok, serta dilanjutkan dengan penampilan remix UKKb. Acara penutupan ini juga dimeriahkan oleh penampilan spesial dari para fasilitator dan pengawas OKA 23, Nosca Band, dan diakhiri after party oleh DJ. Selamat bergabung menjadi mahasiswa UKDW! [sheila]

OKA

s t n ome

M t s e B

Foto: dok./Panitia

Foto: dok./Panitia

Foto: dok./Panitia

Foto: dok./Panitia

Foto: dok./Panitia

Foto: dok./Panitia