Koran Kampus UKDW Edisi Januari 2024

UKDW Yogyakarta

18

@UKDWJOGJA @ukdwyogyakarta

01

UKDW Yogyakarta

Alamat Redaksi: Kantor Biro IV UKDW Gedung Hagios Lantai 1 Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25, D.I Yogyakarta Koran Kampus UKDW

JANUARI 2024

korankampus@staff.ukdw.ac.id

Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni

B E R I TA U TA M A

Christmastuti Nur: Dosen Prodi Desain Produk UKDW yang Menekuni Bidang Bio-Based Material

UKDW Raih Bronze Winner Anugerah Kerja Sama Diktiristek 2023

2

foto:dok./Panitia

U

Karya Unik Berbekal Limbah Denim Jadi Rintisan Usaha Mahasiswa UKDW

3

UKDW Berpartisipasi Aktif dalam Forum Tahunan ACAPHEI

4

niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta kembali menorehkan prestasi di bidang kerja sama dan berhasil meraih penghargaan Anugerah Kerja Sama Diktiristek Tahun 2023 untuk kategori Perguruan Tinggi Swasta sub kategori Laporan Kerja Sama Terbaik. Tropi penghargaan Bronze Winner tersebut diterima langsung oleh Dr. Rosa Delima, S.Kom., M.Kom. selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset (WR 1) UKDW dalam acara malam penghargaan yang diselenggarakan Ditjen Diktiristek di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City pada hari Rabu, 13 Desember 2023.

Dr. phil. Lucia Dwi Krisnawati selaku Kepala Biro Kerjasama dan Relasi Publik (Biro 4) UKDW yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kerja sama yang diberikan seluruh sivitas akademika UKDW. “Pencapaian ini adalah kemenangan kita bersama, karena tanpa dukungan Fakultas/Lembaga/Unit di UKDW kita tidak bisa sampai di sini,” tuturnya.

Sementara itu Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. selaku Rektor UKDW mengatakan peraihan Bronze Winner Anugerah Kerja Sama Diktiristek 2023 yang telah diterima oleh UKDW melalui Biro Kerja Sama dan Relasi Publik (Biro 4) merupakan wujud komitmen UKDW dalam keterbukaan menjalin kolaborasi untuk menghadapi tantangan di era perubahan. “Capaian ini menjadi tonggak penting dalam upaya untuk mewujudkan impian UKDW dua puluh tahun mendatang, yaitu menjadi universitas rujukan internasionalisasi yang bertumpu pada kekayaan budaya Indonesia dan berwawasan global,” terangnya.

Anugerah Diktiristek 2023 yang diberikan kepada perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti), mitra perguruan tinggi dari dunia usaha dan dunia industri, kementerian/lembaga, serta para jurnalis dan media ini merupakan bentuk apresiasi kepada pemangku kepentingan pendidikan tinggi, riset, dan teknologi yang telah mendukung program dan kebijakan Ditjen Diktiristek untuk mewujudkan transformasi pendidikan tinggi.

Terdapat 10 kategori yang diberikan yang meliputi Anugerah Prioritas Nasional; Anugerah Mitra Kerja Sama Pendukung Program Diktiristek; Anugerah Pembelajaran dan Kemahasiswaan; Anugerah Sumber Daya; Anugerah Kelembagaan, Anugerah Riset, dan Pengabdian kepada Masyarakat; Anugerah Pangkalan Data Pendidikan Tinggi; Anugerah Humas; Anugerah Kerja Sama; serta Anugerah Jurnalis dan Media.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, ASEAN.Eng. mengungkapkan transformasi pendidikan tinggi selama empat tahun ini telah berlangsung dengan akseleratif dan mulai bisa dirasakan hasilnya. “Melalui program transformasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka, telah kita lihat kedekatan hubungan kampus dan dunia usaha dunia industri semakin erat. Selain itu kerja sama baik pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat telah menetaskan banyak hasil yang dirasakan oleh masyarakat dan dunia usaha dunia industri,” ujar Prof. Nizam. [mpk]

UKDW Dukung Program Penerapan Clean Energy

foto:dok./Panitia

R

ektor Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. hadir dalam acara “Inaugural Conference of China-ASEAN Clean Energy Industry-Education Integration Alliance pada tanggal 29 Desember 2023 di Chongqing Water Resources and Electric Engineering College China.

Sebanyak 13 unit kerja sama bilateral ditandatangani oleh delegasi dari dunia industri dan institusi pendidikan dari China dengan institusi dari Indonesia dan Malaysia.

Perhelatan ini diinisiasi oleh International Transnational Education Association (ITEA).

Asosiasi ini mencakup 58 anggota yg terdiri dari institusi pendidikan dan industri yang berasal dari China, Indonesia, dan Malaysia.

Pada kesempatan ini UKDW melakukan penandatangan kerja sama dengan Guangxi Vocational College of Water Resources and Electric Power, China. Hal ini merupakan tahap awal untuk penyelenggaraan programprogram yang mendukung kerja sama antara perguruan tinggi dengan industri terkait

foto:dok./Panitia

penerapan clean energy.

Salah satu wujud kerja sama yang ditawarkan oleh ITEA untuk dilaksanakan oleh UKDW dengan Guangxi Vocational College of Water Resources and Electric Power adalah student exchange program di bidang water management. Selain itu, kerja sama ini juga terbuka untuk program lain, seperti internship, employment student, join program untuk internasionalisasi pendidikan, dan pertukaran proyek yang dimiliki oleh masingmasing pihak.

“Kerja sama internasional yang dikelola oleh ITEA ini merupakan peluang besar bagi UKDW untuk terlibat aktif dalam programprogram yang berorientasi keberlanjutan global. Prinsip keberlanjutan sangat relevan dengan visi dan impian UKDW untuk mewujudkan kampus SERU (Sustainable Entrepreneurial Research University),” terang Rektor UKDW.

Profil Bulan Ini

2

VOL.18/ JAN 2024

Christmastuti Nur: Dosen Prodi Desain Produk UKDW yang Menekuni Bidang Bio-Based Material

D

osen merupakan salah satu unsur utama dalam sistem pendidikan tinggi, selain mahasiswa dan tenaga kependidikan lainnya. Dosen memiliki peran dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Peran dosen dalam perguruan tinggi sangatlah penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan tinggi, yaitu menghasilkan lulusan yang unggul dalam bidang akademik dan non-akademik, serta mampu berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena itu, peran dosen di perguruan tinggi harus terus dioptimalkan agar dapat menghasilkan lulusan yang unggul dan mampu berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara.

Christmastuti Nur, S.Ds., M.Ds. merupakan seorang dosen di Program Studi (Prodi) Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Christmas, begitu ia akrab dipanggil, merupakan salah satu tenaga pengajar yang memiliki beberapa prestasi dan dedikasi di bidang desain produk. Ia telah menjadi bagian dari sivitas akademika UKDW sejak dari tahun 2013.

Christmas sempat mengelak dari panggilan hidup sebagai pengajar dengan memilih berkarir sebagai praktisi di bidang Desain Produk selama lima tahun di perusahaan, akan tetapi akhirnya ia memutuskan untuk melihat peluang karir sebagai dosen Prodi Desain Produk UKDW. “Ada beberapa momen dan fase yang membuat saya berubah pikiran dan akhirnya memutuskan untuk kembali pulang ke daerah asal saya yaitu Klaten dan melihat peluang karir sebagai dosen di Prodi Desain Produk UKDW. Pada tahun 2013, UKDW merupakan kampus pertama dan satu-satunya di Yogyakarta yang memiliki program studi Desain Produk sesuai latar belakang pendidikan saya,” ungkapnya.

Christmas menempuh pendidikan S1 Desain Produk di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan kemudian melanjutkan pendidikan S2 Magister Desain di kampus yang sama (ITB). Pada saat menempuh pendidikan S2, ia membuat penelitian tesis tentang “Aplikasi Anyaman dari Pemanfaatan Limbah Tandan Pisang sebagai Alternatif Material Produk”.

Penelitian tesis tersebutlah yang menjadi permulaan Christmas menekuni bidang biobased material. Saat ini Christmas sedang mempersiapkan diri menempuh studi S3 di bidang yang sama. Salah satu penelitiannya terkait bidang ini adalah desain panel peredam suara dari limbah kulit telur dan ampas teh.

Christmas juga pernah mengikuti berbagai program pameran desain bergengsi, salah satunya adalah “Program Altermatter 2.0.” yang merupakan project kolaborasi antara desainer Indonesia dengan desainer Skotlandia, yang berlangsung dari bulan Mei hingga Oktober 2023. AlterMatter adalah program residensi kolaboratif bagi peneliti material, desainer, praktisi di Indonesia dan Skotlandia yang antusias mengembangkan dan menguji material alternatif dan desain sirkular untuk diaplikasikan pada desain dan produk kerajinan. Program ini diselenggarakan oleh British Council, CAST Foundation, Playo, dan Applied Arts Scotland. Pada keikutsertaannya di program Altermatter 2.0,

foto:dok./Pribadi

ia terpilih melalui proses seleksi yang kompetitif sebagai salah satu dari lima orang delegasi desainer asal Indonesia. Christmas mengaku sangat antusias mendapat kesempatan untuk berkolaborasi dengan Rebecca Wilson, seorang desainer perhiasan dan ahli keramik dari Skotlandia, yang juga merupakan pemilik brand @eatme_keepme.

Project kolaborasi dengan Rebecca Wilson berjudul “the 20-Minute Neighbourhood” merupakan sebuah inisiatif yang mengajak para desainer, seniman, craft makers, dan siapapun untuk memanfaatkan bahan-bahan tak berguna mulai dari yang terdekat dengan kita, atau sejauh yang bisa kita tempuh dengan berjalan selama 20 menit. Hasil karya dari project kolaborasi tersebut dipamerkan pada tanggal 25 November 2023 di Museum Macan (Modern and Contemporary Art in Nusantara), Jakarta.

Dalam project ini Christmas mengawalinya dengan mendesain satu set perhiasan (set of statement jewellery) dengan inspirasi dari budaya dan tradisi lokal Indonesia. Keunikan dari hasil mendesain satu set perhiasan tersebut yaitu perhiasannya terbuat dari sam-

pah kulit terluar yang dikumpulkan dari pedagang lokal sekitar. “Saya sendiri mengumpulkan kulit telur dari kafetaria UKDW, pasar, dan pedagang martabak. Selain itu kami juga memanfaatkan sisa-sisa potongan perak dari studio perhiasan serta wadah biskuit bekas sebagai cetakan,” paparnya.

Desain perhiasan ini menjadi salah satu karya program Altermatter Vol. 02 yang berkesempatan untuk dipamerkan dalam kunjungan Duke of Edinburgh di Museum MACAN Jakarta. Dalam kesempatan berbincang secara langsung dengan Prince Edward, Dominic Jermey (the British Ambassador to Indonesia), serta Summer Xia (British Council's Southeast Asia Director and Country Director for Indonesia), Christmas mendapatkan apresiasi karena gagasan di balik karya desain yang menaruh perhatian lebih pada isu global seperti keberlanjutan lingkungan (sustainability) dan perubahan iklim (climate change).

Keikutsertaan dalam program tersebut sangat membantu Christmas dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan desain produk. “Saya berharap mahasiswa dan

alumni UKDW yang tertarik menekuni bidang alternatif material dan desain produk dapat mendaftar pada kesempatan serupa karena melalui program semacam ini, kita tidak hanya berkolaborasi tapi juga berjejaring, yang akan membuka banyak kesempatan dan peluang baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bekerjasama dengan desainer lain yang beragam pengalaman dan perspektifnya juga akan memunculkan kebaruan dalam memecahkan masalah yang kontekstual dengan lingkungan kita masing-masing. Secara pribadi, keikutsertaan dalam program seperti ini dapat membantu mengembangkan diri dan memperjelas arah minat saya. Melalui program ini, terbuka peluang bagi saya untuk mengadakan bio-based material workshop and talkshow pada event bergengsi seperti ICAD (Indonesian Contemporary of Art and Design) Exhibition 2023 yang lalu. Bahkan, saat ini kami sedang menjajaki kemungkinan melakukan riset bersama peneliti dan akademisi dari salah satu kampus di Skotlandia,” tuturnya.

Pengalaman dan perjalanan dalam mengikuti pameran desain bergengsi tersebut tidak serta merta mudah Christmas dapatkan begitu saja. UKDW terlebih khusus Prodi Desain Produk merupakan salah satu tempat yang telah membuatnya menemukan kembali semangat untuk mempelajari lebih dalam mengenai desain produk. “Berkat lingkungan rekan kerja yang suportif dan kekeluargaan yang erat di Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW inilah saya menemukan kembali semangat untuk mempelajari lebih dalam mengenai desain produk yang ternyata lebih menarik dari yang saya pelajari sebelumnya di bangku kuliah,” ungkapnya.

Prodi Desain Produk UKDW sendiri memiliki keunikan dalam mengembangkan kemampuan desain produk melalui Keilmuan Desain Produk yang dikembangkan di laboratorium. Ada lima laboratorium di Prodi Desain Produk UKDW diantaranya Lab. Rekayasa Material, Lab. Desain Inklusif, Lab. Kewirausahaan, Lab. Budaya dan Kerajinan, serta Lab Perancangan. Christmas sendiri merupakan anggota Lab. Rekayasa Material. Banyak mata kuliah yang memberikan kesempatan mahasiswa untuk kunjungan ke industri dan perajin sehingga banyak peluang untuk belajar praktik langsung dari ahlinya.

Selain itu di UKDW, ada banyak kesempatan untuk mengembangkan diri misalnya program student exchange (pertukaran pelajar), program wirausaha desain, program magang di industri, dan program KKN Tematik. Sebagai dosen pengajar di Prodi Desain Produk UKDW, Christmas memiliki pengalaman yang berkesan selama mengajar “Pengalaman yang membuat saya terkesan selama menjadi dosen di UKDW adalah UKDW memiliki relasi dosen dan mahasiswa terkhusus di Prodi Despro UKDW yang kuat, dosen selalu hadir ketika kuliah dan menggunakan waktu kuliah dengan efektif, dosen terlibat aktif dalam mendampingi mahasiswa, serta metode pembelajaran yang sangat variatif. Hal tersebut berbeda ketika saya kuliah dulu,” ungkapnya. [filipus]

REDAKSI KORAN KAMPUS PENANGGUNG JAWAB PIMPINAN REDAKSI WAKIL PIMPINAN REDAKSI

: Pdt. Wahju Satria Wibowo, Ph.D. : Dr. Phil. Lucia Dwi Krisnawati, S.S., M.A. : Meilina Parwa

EDITOR

LAYOUTER

Anti, Lia, Iit

Adhimas, Sifera, Gita

KORAN KAMPUS BISA ANDA DAPATKAN SECARA ONLINE MELALUI

https://issuu.com/korankampus_ukdw Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.id

Universitaria

3

VOL.18/ JAN 2024

Kolaborasi Kelompok Studi Seni dan Budaya UKDW Bersama Karang Taruna Kotagede: Wujud dan Partisipasi dalam Menghidupkan Geliat Permainan Tradisional

P

ada tanggal 11-12 November 2023, Kelompok Studi Seni dan Budaya (KSSB) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta dibawah bimbingan Hendra Sigalingging, S.S., M.Hum. bersama dengan mahasiswa Prodi Studi Humanitas (PSH) melakukan kolaborasi bersama dengan kelompok Karang Taruna Kotagede untuk turut memeriahkan dan berpartisipasi dalam kegiatan Festival Budaya Kotagede yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan. Kegiatan Festival Budaya tersebut merupakan program tahunan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Tiap tahun lokasi penyelenggaraan kegiatan ini berbeda-beda. Untuk tahun ini, Festival Budaya diselenggarakan di Kawasan Budaya Bokong Semar, Singosaren, Kotagede, Kota Yogyakarta.

Festival Budaya Kotagede (FBK) 2023 mengangkat tema “Njagong Ing Jagang” yang memiliki tujuan untuk mempererat hubungan antar komunitas dan menggandeng generasi muda Kotagede dalam memahami dan melestarikan warisan budaya dengan pendekatan dan metode baru. Pelaksanaan FBK tersebut turut melibatkan berbagai komunitas dari berbagai daerah, termasuk KSSB UKDW dan mahasiswa PSH. Adapun berbagai rangkaian kegiatan yang disajikan dalam FBK kali ini yaitu karnaval budaya, pertunjukan seni, menyusun kain, meramu jamu, memasak kipo, melukis wayang, lomba mewarnai untuk anak TK, menggambar

dengan teknik pointilis, aksi aksara (memahami aksara Jawa, kelas cukil (eksplorasi seni grafis menggunakan bahan daur ulang, jalan sehat, lomba mincing, pertunjukan jatilan, aktivitas Ruang Bokong Semar (sebagai zona nostalgia dan ramah anak) dengan berbagai pilihan permainan tradisional, dan diskusi serta ngobrol santai tentang “Dolanan Anak”.

Dalam kegiatan FBK ini, Kelompok Studi Seni dan Budaya (KSSB) UKDW serta mahasiswa Prodi Studi Humanitas (PSH) berpartisipasi dalam memfasilitasi berbagai alat permainan tradisional dari mulai egrang, lompat tali, gangsing, teklek, sunda manda, dan lain-lain. Adapun pakaian adat dari daerah Sumba dan Toraja juga telah disiapkan oleh mahasiswa KSSB dan PSH agar pada saat memainkan permainan tradisional di zona nostalgia dan ramah anak, anak-anak tersebut bisa juga mengenakan pakaian adat Sumba dan Toraja. Hal ini bertujuan agar anak-anak Kotagede dapat mengenal dan mengetahui budaya luar, sehingga nilai-nilai keberagaman semakin tersirat di dalam aktivitas Ruang Bokong Semar. Semakin anak-anak pada usia dini sering diperkenalkan budaya lain di luar sana tanpa menghilangkan budaya lokal, sikap toleransi atau pluralisme dengan sendirinya akan tumbuh dan terasah.

Hendra Sigalingging, S.S., M.Hum menyambut baik kolaborasi dan sinergitas antara KSSB dan PSH dengan kelompok Karang Taruna Kotagede untuk turut

berpartisipasi dalam memeriahkan dan menghidupkan kembali geliat dolanan.

Hendra mengungkapkan bahwa Festival Budaya Kotagede merupakan bentuk gerak budaya yang harus diapresiasi. Di era digitalisasi ini masyarakat dipicu untuk menjadi individu yang memiliki mobilitas tinggi dan mulai meninggalkan tradisi dan budaya lokal salah satunya permainan tradisional. “Festival Budaya Kotagede adalah gerak budaya yang patut diapresiasi. Gerak budaya yang kini didominasi perubahan yang cepat, menjadi sedikit melambat dan memberikan waktu bagi seluruh masyarakat yang terlibat untuk memaknai kembali sejarah dan kebudayaan yang ada. Salah satu yang bisa dimaknai adalah ‘Dolanan’ atau permainan tradisional. Selain itu saya cukup senang dan bangga bila Kelompok Studi Seni dan Budaya UKDW bisa bersinergi dan berkolaborasi dengan Karang Taruna Kotagede untuk memeriahkan dan menghidupkan kembali geliat dolanan anak. Sejatinya kita semua adalah makhluk bermain,” ungkapnya.

Sementara itu, Datu selaku Ketua KSSB mengungkapkan kesan dan pesan dalam keterlibatannya dalam kegiatan Festival Budaya Kotagede. “Kesan dan pesan dari acara kemarin seru dan juga asik karena bisa bermain dan berinteraksi dengan anak-anak disana. Dengan memainkan permainan tradisional ternyata banyak mendapatkan nilai dan pelajaran pada setiap permainannya, contohnya adalah permainan sunda manda.

Kita sebagai generasi muda harus terus

foto:dok./Panitia

melestarikan budaya Indonesia dengan bermain permainan tradisional dan memberikan arti dan makna dari permainan ini kepada adik-adik kita,” ungkapnya.

Semoga kedepannya, komunitas, organisasi, atau kelompok studi di UKDW dapat bersinergi dan berkolaborasi dengan pihak luar sesuai latar belakang komunitas dan organisasi masing-masing dengan membuat program kerja bersama. Hal tersebut dapat memperkenalkan UKDW sekaligus membangun citra positif sehingga UKDW lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Program kerja yang dibuat tidak harus melulu berupa aktivitas pembelajaran atau edukasi, bisa berupa hal-hal yang sederhana dan praktis, contohnya seperti yang telah dilakukan oleh mahasiswa KSSB dan PSH. [filipus]

Karya Unik Berbekal Limbah Denim Jadi Rintisan Usaha Mahasiswa UKDW

M

aybemay sebagai kelompok usaha mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang digawangi oleh I Made Krisna Mahardika (Dika/Manajemen), Christian Elang Sakti Putra Pakpahan (Elang/Desain Produk), dan Joshua Max Wilbert Udampo (Wili/Desain Produk), ketiganya adalah mahasiswa aktif semester 5, mengenalkan sebuah produk fesyen multifungsi berupa ‘Tote Bag to Vest’ berbahan dasar denim.

Konsep produk ini dinilai unik, karena tidak hanya menawarkan fungsi tetapi juga sekaligus mengangkat isu kepedulian lingkungan yaitu sampah.

Ada dua esensi yang melekat pada produk satu ini, yaitu waste management dan denim itu sendiri. Pengelolaan sampah belakangan ini menjadi isu yang ramai diperbincangkan, bahkan beberapa kota seperti Bandung, Yogyakarta, dan Bali dalam kondisi darurat sampah. Dikutip dari cnbc indonesia; salah satu penyebab masalah ini adalah minimnya infrastruktur pengelolaan sampah di Indonesia, di mana hanya 54% dari total kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang memadai dan sesuai standar, sedangkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan komposisi sampah terbesar tahun 2022 berasal dari rumah tangga yang mencapai 35,42%, diikuti buangan sampah dari pasar 31,12%, perniagaan 15,6%, fasilitas publik 4,9%, dan lainnya 12,91%.

Secara singkat Waste Management dapat diartikan sebagai upaya mengelola sampah sebelum sampai TPA, antara lain dengan menerapkan 3R, yakni recycle (mendaur ulang sampah), reduce (mengurangi produksi sampah), dan reuse (menggunakan kembali barang yang masih layak). Pemanfaatan kembali material denim atau jeans yang masih layak pakai sebagai bahan dasar ‘Tote Bag to Vest’ menjadi salah satu kesadaran yang diusung kelompok usaha ini terhadap isu sampah yang berkembang.

Berbicara tentang denim sebagai salah satu lini fesyen akan menimbulkan suatu keasikan tersendiri bagi para pencinta denim atau denim enthusiasts, tak ubahnya kita mem-

foto:dok./Instagram

bicarakan tentang kopi, dari hulu hingga hilir, mulai dari petani, prosesor, roastery, coffee shop, peralatan dan perkakas pendukung, bahan baku hingga aneka produk turunan kopi sangat seru untuk diperbincangkan.

Bahan-bahan penghasil denim premium yang berasal dari Kaihara, Kuroki, Okayama, Zimbabwe, dan lain sebagainya sudah bisa menjadi obrolan tersendiri. Belum lagi saat saling senggol tentang brand yang tentunya merepresentasikan harga, proses, karakter dan jenis bahan yang digunakan; raw denim, sanforized-unsanforized, selvedge, maupun oz, adalah hal yang lumrah kita dengar di

kalangan denim enthusiasts. Bahkan cara pemakain dan perawatan hingga menghasilkan fading dari jeans itu sendiri menjadi serbaserbi yang seru untuk dicari tahu. Ya, itulah denim, berawal dari jeans yang digunakan para pekerja tambang kini menjadi salah satu ikon mode dunia.

Bagi kelompok usaha yang memiliki slogan Made With Effort ini, situasi tersebut dapat dilihat sebagai ceruk dalam pengembangan idenya sejalan dengan passion mereka terhadap fesyen, desain, musik, bisnis, dan denim.

Tote bag berbahan denim bukanlah suatu

hal langka yang kita jumpai di pasar, brand terkemuka seperti Levi’s, Nudie jeans, Momotaro, bahkan Marc Jacobs menjadikannya salah satu lini andalan mereka.

Lantas apa yang membedakan produk satu ini dibanding dengan produk yang ada di pasaran? Pembentukan pattern (pola) menjadi hal utama yang dilakukan Maybemay sebagai pembeda. Pola puzzle menjadi ciri khas pada produk ini, diawali dari proses memotong jeans hasil donasi dengan pola puzzle sesuai ukuran yang telah ditentukan, kemudian disusun secara asimetris dan dijahit bagian demi bagian hingga mencapai ukuran tertentu. Cara ini secara umum biasa kita sebut dengan patchwork (kerajinan yang menggabungkan potongan kain perca yang memiliki motif dan warna berbeda menjadi bentuk baru). Proses yang menjadikannya sebuah bakal baru untuk pembuatan tote bag.

Beralih pada bagian kantong, mereka menambahkan pola paisley khas Maybemay yang warnanya pun dapat disesuaikan dengan keinginan pembeli (custom).

Keunikan desain ini baru tersaji pada saat denim tote bag ini dapat beralih fungsi menjadi vest (rompi) dengan cara yang cukup sederhana. “Kita bisa mengenakan sebagai rompi pada saat berbelanja, dan setelahnya kita bisa memfungsikan sebagai tote bag untuk menaruh barang belanjaan,” ujar Elang selaku designer dari Maybemay.

“Bahan denim yang memang sudah terkenal kuat bikin kita lebih pede saat membawa barang, dan bisa tetap modis secara tampilan saat dijadikan denim vest,” imbuh Dika.

‘Tote Bag to Vest’ yang proposal bisnisnya berhasil mengantongi bantuan sebesar Rp10.000.000,- melalui Program MBKM Kewirausahaan UKDW Semester Gasal 2023/2024 ini memang berada pada niche market, ceruk yang lebih kecil dari yang sudah ada dengan pembeli yang spesifik.

Artinya keunikan dari produk ini tetap harus mampu memenuhi fungsinya secara optimal tanpa meninggalkan unsur estetis dan semangatnya dalam kepedulian lingkungan, dan yang lebih penting adalah dapat diterima oleh pasar. [amp]

Universitaria Universitaria

4

VOL.18/ JAN 2024

UKDW Selesaikan Program KKN Tematik Kota 2023

foto:dok./Panitia

P

rogram KKN Tematik Kota 2023 dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Kampung Baca” yang dimulai pada bulan September 2023 hingga Desember 2023 di Kalurahan

Demangan, Kemantren Gondokusuman, Kota Yogyakarta telah usai dilaksanakan.

UKDW secara resmi melakukan penarikan 55 mahasiswa yang mengikuti program KKN Tematik Kota 2023 pada tanggal 7 Desember

2023 di Aula Kantor Kalurahan Demangan.

Dalam sambutannya, Sunu Sari Husada, S.I.P. selaku Lurah Kalurahan Demangan menyampaikan apresiasi terhadap peserta KKN dan pengurus RW yang turut terlibat dalam membimbing para mahasiswa selama menjalani program KKN. Harapannya kerja sama antara UKDW dan Kalurahan Demangan terus terjalin dengan baik. “Kalurahan menyerahkan kembali para mahasiswa peserta KKN kepada UKDW untuk melanjutkan pembelajaran hingga lulus. Harapannya setelah lulus nanti bisa kembali ke wilayah masing-masing serta menjaga nama baik UKDW dan Kota Yogyakarta, bisa mengabdi dan membangun daerahnya masing-masing,” tuturnya.

Sementara itu Dr. Rosa Delima, S.Kom., M.Kom. selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset (WR 1) UKDW menyampaikan terima kasih atas dukungan Kalurahan Demangan dalam pelaksanaan program KKN Tematik Kota 2023. Selain itu, Rosa juga menyampaikan permohonan maaf jika ada kesalahan maupun perilaku mahasiswa yang tidak berkenan selama berlangsungnya program KKN. “Kami juga sangat terbuka terhadap masukan dari para warga yang mendampingi para mahasiswa peserta KKN ini.

Masukan dari para pendamping sangat penting untuk perbaikan ke depan, baik dari

segi softskill maupun hardskill. Semoga program-program yang sudah dilakukan dapat bermanfaat dan bisa dilanjutkan dengan program-program berikutnya. Harapannya program yang telah dilakukan dan interaksi dengan masyarakat akan menjadi pengetahuan dan pengalaman setelah lulus hingga memasuki dunia kerja,” imbuhnya.

Adapun program-program yang dilakukan oleh para mahasiswa peserta KKN Tematik Kota 2023 diantaranya sosialisasi pengolahan sampah daur ulang organik dan anorganik, pengembangan minat baca pada anakanak melalui lomba cerita anak, workshop digital marketing, digitalisasi pendataan anak posyandu RW 04 Demangan, kreasi limbah dan pengolahan sampah anorganik, meningkatkan brand awareness pelaku UMKM, pembuatan ecobrick menggunakan barang tak terpakai, literasi kepahlawanan dan fun games pada anak-anak, Sosialisasi tentang pentingnya menjaga privasi dan keamanan data pribadi di era digital, sosialisasi cyber crime pada lansia, pembuatan website untuk mengatur buku–buku di perpustakaan baca, sosialisasi pengolahan limbah botol plastik sebagai media hidroponik, serta pengorganisasian buku–buku di perpustakaan. [mpk]

UKDW Berpartisipasi Aktif dalam Forum Tahunan ACAPHEI

foto:dok./Pribadi

foto:dok./Pribadi

foto:dok./Pribadi

foto:dok./Pribadi

omitmen Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta untuk memberikan yang terbaik diwujudkan dalam peran aktifnya dalam forum tahunan ASEAN-CHINA Association for Private Higher Education Institution (ACAPHEI) yang diselenggarakan di Sanya, Hainan, China pada tanggal 5-6 Desember 2023.

Setelah 2 kali dilaksanakan secara daring, forum tahunan ke-3 ACAPHEI 2023 kali ini diselenggarakan secara luring dengan mengusung tema ‘New Trends, New Partnership, New Pattern – Deeper Integration of Higher Education Community Leading to Synergic Innovation’.

Didukung oleh Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO RIHED), forum ini dihadiri oleh para pejabat Provinsi Hainan, Walikota Sanya beserta jajarannya, Direktur SEAMEO RIHED, para rektor, wakil rektor, dekan, Kepala Kantor Urusan Internasional, beserta perwakilan dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam aktivitas mobilitas pelajar dan riset bersama.

Dalam forum ini juga dilakukan penandatangan Memorandum of Agreement (MoA) dan Implementation Agreement (IA) antar perguruan tinggi anggota ACAPHEI. Fakultas Teknologi Informasi (FTI) UKDW yang telah bekerja sama dalam bentuk pertukaran mahasiswa secara daring melakukan penandatanganan IA dengan Universitas Guangzi, China, dan STI Myanmar. FTI UKDW juga merencanakan untuk melakukan riset bersama dengan Fakultas Sains dan Teknologi Univesitas Guangzi.

Partisipasi aktif FTI UKDW ditunjukkan dengan terlibatnya Restyandito, S.Kom., MSIS., Ph.D. selaku Dekan FTI, sebagai salah satu narasumber Diskusi Meja Bundar.

Dalam orasinya, Dito lebih menyoroti kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang mempromosikan otonomi, inovasi, internasionalisasi PT dan kerja sama dengan Industri. “Sebelum program MBKM dicanangkan, FTI UKDW telah menerapkan bentuk-bentuk kegiatan pembelajaran

MBKM seperti magang yang berlangsung sekitar 6-12 bulan. ACAPHEI akan menjadi platform yang bagus untuk mengimplementasikan bentuk kegiatan pembelajaran MBKM karena ada banyak hal yang bisa dikerjasamakan dengan para anggota ACAPHEI,” tuturnya.

Sebagai wakil pengajar dalam konsorsium mata kuliah Artificial Intelligence (AI), Dr.phil. Lucia D. Krisnawati (Dosen Informatika UKDW) menyampaikan laporan ke forum ACAPHEI tentang pelaksanaan perkuliahan AI. “Moda kuliah daring asinkronus adalah moda yang tepat bagi FTI UKDW, Guangzi, dan STIMU karena awal semester dari universitas yang berkolaborasi dimulai di waktu yang berbeda. Selain itu, metode belajar-mengajar ini tentunya akan membentuk kemandirian mahasiswa dalam belajar,” ungkapnya.

Lucia juga menyoroti penggunaan Xin Wei sebagai platform dalam belajar-mengajar daring ini. “Harapannya, Xin Wei bisa mengakomodasi interaksi antar mahasiswa

dan dosen secara sinkronus sehingga dosen bisa memfasilitasi proses pembelajaran dengan lebih baik, dosen juga bisa belajar dari mahasiswanya yang multinasional,” tambahnya.

Dua mahasiswa Prodi Informatika UKDW juga berkesempatan membagikan hasil proses belajar-mengajar di hadapan peserta forum yang sangat bergengsi tersebut. Dalam presentasinya, Kevin Christian Sepoetro menampilkan penggunaan AI untuk desain karya seni seperti foto dan gambar avatar.

Dia juga menunjukkan hasil karyanya yang digenerasikan dari software seperti Flair.ai, D D-ID, Story.bird, dan animated drawing yang mengkonversi konteks kalimat menjadi sebuah karya seni dalam bentuk gambar atau video. Tidak ketinggalan Yeheskiel Yunus Tame, yang juga merupakan atlet taekwondo, belajar banyak dari Natural Language Processing (NLP) dan ingin mewujudkan penerapan NLP untuk pemrosesan bahasa Toraja, sebagai bahasa ibunya, agar tetap eksis di dunia digital. [ldk]

K

Steven Raih Medali Emas Indonesia Super Fighting

S

teven Michael Arbyanto, mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo kembali mengharumkan nama UKDW dengan raihan medali emas dalam ajang Kejuaraan Taekwondo Indonesia Super Fighting 2023 yang diselenggarakan pada 2023 Desember 2023 di GOR Amongrogo Yogyakarta. Dalam kesempatan tersebut Steven berlaga pada kelas tanding Poomsae

Senior Putra.

Steven yang juga menjabat sebagai Ketua Pelaksana UKM Taekwondo UKDW mengatakan Kejuaraan Taekwondo Indonesia Super Fighting 2023 merupakan kejuaraan olah raga bela diri taekwondo tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Pengda Taekwondo Indonesia (TI) DIJ bekerja sama dengan Stanly Sport. “Saya merasa sangat bangga ketika bisa mewakili UKDW dan bisa berpartisipasi dalam ajang nasional tersebut.

Menjadi tantangan tersendiri ketika harus berlatih meski di masa liburan,” tutur Steven.

UKM Taekwondo UKDW memiliki daya juang yang besar untuk terus menorehkan prestasi dengan kembali bertanding dalam kejuaraan taekwondo selanjutnya. Steven juga menuturkan bahwa setelah peraihannya di posisi 1 tersebut tak membuatnya cepat puas dan tetap akan berlatih lebih lagi untuk mempersiapkan kejuaraan selanjutnya. Hal ini menegaskan bahwa Taekwondo UKDW bukanlah UKM yang tak memiliki progress namun tetap menjadi wadah atlet-atlet berprestasi yang membawa nama baik UKDW. [sma] foto:dok./Pribadi

Campus Ministry Universitaria VOL.18/ JAN 2024

Festival Gelar Desain 2023: Wadah Mencari Jati Diri Sebagai Calon Desainer

S

etelah sempat vakum selama pandemi, Gelar Desain (GEDE) kembali hadir di akhir tahun 2023 tepatnya pada tanggal 4 - 5 Desember 2023 di Gedung Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) Jl. C. Simanjuntak, Terban, Yogyakarta. GEDE merupakan rangkaian acara yang diadakan setiap dua tahun sekali oleh Himpunan Mahasiswa Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana (HMDP UKDW). GEDE tahun ini mengangkat tema “Evolution of Design: Ztech Odyssey”, tema tersebut dipilih dengan harapan bahwa Gelar Desain 2023 mencerminkan bagaimana desain bergerak menjawab permasalahan, teknik dan proses yang berubah mengikuti perkembangan zaman di segala aspek sosial.

Pada kesempatan tersebut Dr. Koniherawati, S.Sn., M.A. yang merupakan salah satu dosen pendamping menyampaikan bahwa acara ini penting karena menjadi wadah untuk mencari jati diri sebagai calon desainer untuk menjawab permasalahan yang benar-benar ada di lingkungan sekitar dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada di sekitar Yogyakarta baik dalam keterampilan perajin, material, serta menggali ide dari alam dan budaya Nusantara dengan menggabungkan kebutuhan fungsi dari calon pengguna.

“Gelar Desain tahun ini berbeda dari gelar desain di tahun-tahun sebelumnya. Gelar desain kali ini memfokuskan pada bagaimana mahasiswa mampu memanfaatkan potensi lokal, mampu menjawab persoalan-persoalan sosial, dan mengembangkan inovasi desain produk yang ramah lingkungan serta inklusif,” paparnya.

Sementara itu, Michelle Aurelia Tanael Mahasiswa Desain Produk 2023 selaku panitia gelar desain 2023 mengungkapkan rasa terimakasih kepada pihak PDIN yang telah berkenan untuk memberikan fasilitas berupa ruangan sehingga acara gelar desain 2023 dapat berlangsung. Dirinya juga tidak menyangka bahwa acara gelar desain kali ini dapat sebagus ini dengan berbagai variasi rangkaian kegiatan. “Saya sebagai salah satu

foto:dok./Panitia

perwakilan panitia mengucapkan terimakasih kepada pihak PDIN yang telah membantu memfasilitasi acara Gelar Desain 2023 yang berlangsung selama dua hari. Saya tidak menyangka akan sebagus ini dan juga ada berbagai macam produk dari dosen-dosen, tugas akhir mahasiswa kakak tingkat, dll.

Menurut saya produk yang dibuat bagusbagus dan cukup menarik perhatian bagi pengunjung festival gelar desain. Kalau ada acara seperti ini lagi dipastikan saya akan mengikuti kembali. Saya juga berharap untuk yang lainnya atau mahasiswa Prodi Desain Produk jika ada kegiatan seperti ini bisa ikut meramaikan,” ungkapnya.

Program Studi Desain Produk UKDW bekerjasama dengan PDIN dalam menyelenggarakan kegiatan ini. PDIN sebagai wadah penghubung di dunia desain dan arsitektur memungkinkan mahasiswa untuk memperluas relasi dengan para desainer dan perusahaan untuk kesempatan kolaborasi lebih lanjut maupun membangun ekosistem desain produk di DIY dan Jawa Tengah.

GEDE 2023 kali ini dipersiapkan mahasiswa

Despro angkatan 2022 dan 2023 dibantu beberapa kakak kelas dengan pendampingan dosen Dr.Koniherawati, Dan Daniel Pandapotan, M.Ds., Purwanto, M.T. Rangkaian kegiatan GEDE tahun ini meliputi Workshop Reimagine & Recreate: Sustainable Design, Workshop Fotografi Produk: Design In The Digital Age, Diskusi Santai Desain Produk, dan Talkshow Designpreneur: Sustainable Design.

Salah satu acara yang menarik, Talk Show Designpreneur: Sustainable Design diselenggarakan di hari terakhir kegiatan GEDE, yaitu pada 5 Desember 2023 di gedung PDIN. Talkshow ini memperbincangkan hasil desain produk yang diciptakan oleh kelompok wirausaha program kampus merdeka UKDW. Ada empat kelompok wirausaha MBKM, yaitu Abhinaya, Maybe May, Adaptasi, dan Recoffe.

Masing-masing kelompok wirausaha tersebut memiliki keunggulan inovasi dari desain produk yang diciptakan.

Kelompok Adaptasi membuat inovasi produk gantungan kunci yang berasal dari bahan dasar kulit jagung dan kulit sapi.

Kelompok ini bekerjasama dengan pelaku UMKM, yaitu kelompok difabel di Jalan Kaliurang. Produk yang dihasilkan tersebut bertemakan flora dan fauna yang mengingatkan kita tentang keberagaman. Kelompok Maybe May menciptakan produk pakaian.

Produk yang muncul dari sebuah perbincangan di cafe shop yang terinspirasi dari keresahan. Desain produk dari Maybe May merupakan produk limited edition dan mengangkat slogan “Made with Effort”.

Produk tersebut terdiri dari t-shirt, bandana, dan rompi. Keunikan dari produk ini yaitu produk berasal dari pemanfaatan limbah pakaian berbahan denim/jeans. Desain produk yang dibuat bergenre hip-hop.

Kelompok Abhinaya menciptakan produk jam tangan yang terbuat dari bonggol jagung.

Bonggol jagung yang digunakan adalah bonggol jagung yang usianya tua. Abhinaya dalam membuat produknya bekerja sama dengan pelaku UMKM yang telah terjun dalam pembuatan jam tangan kayu sehingga diharapkan dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Yang terakhir kelompok wirausaha Recoffe yang menciptakan produk pot bunga dan pupuk kompos yang berasal dari pemanfaatan limbah kopi (ampas kopi).

Recoffe bekerjasama dengan pelaku UMKM setempat seperti coffee shop dan penjual tanaman. Target pasar produk ini adalah konsumen masyarakat yang menyukai tanaman. Pemasaran produk pot bunga dan pupuk kompos dilakukan secara online melalui marketplace dan media sosial.

Diharapkan dari berlangsungnya kegiatan Gelar Desain 2023, UKDW, secara khusus Prodi Desain Produk dapat mengadakan lebih banyak lagi acara seperti ini dengan konsep yang berbeda. Semoga dengan acara tersebut dapat membangun citra positif dan Prodi Desain Produk UKDW bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas. [filipus]

Mahasiswa UKDW Adakan Jogja K-Fest 2023 sebagai Ajang Tugas Akhir Manajemen Proyek

J

ogja Korean Festival hadir pertama kali di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta pada akhir tahun 2023 sebagai ajang pelaksanaan tugas akhir mahasiswa mata kuliah Manajemen Proyek.

Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2023 tersebut merupakan kolaborasi dari 3 (tiga) kelompok yang diampu oleh 2 (dua) dosen Fakultas Teknik Informatika (FTI) yaitu Yetli Oslan, S.kom., M.T dan Willy Sudiarto Raharjo, S.Kom., M.Cs. Mahasiswa memilih budaya Korea Selatan sebagai topik acara karena minat komunitas yang tinggi terhadap Korean Festival. Acara yang dibuka dengan sambutan dari dosen pengampu dan ketua panitia ini terdiri dari 4 (empat) sesi utama. Sesi pertama diisi oleh Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo UKDW, sesi kedua berupa talkshow dengan guest star dari Korea Selatan, sesi ketiga berupa Lomba Mukbang dan yang terakhir sebagai puncak acara diadakan showcase lomba dance cover K-Pop. Dengan Harga Tiket Masuk (HTM) sebesar Rp5.000,00 pengunjung dapat menikmati seluruh rangkaian acara dan menemukan berbagai merchant bernuansa Korea bahkan menyewa serta berfoto menggunakan hanbok atau pakaian tradisional Korea.

Sebagai salah satu olahraga yang berasal dari Korea Selatan, UKM Taekwondo UKDW ikut berpartisipasi dalam memeriahkan acara dengan menjadi narasumber dalam talkshow di sesi pertama. Talkshow dilanjutkan dengan performance dari 9 (sembilan) mahasiswa perwakilan UKM Taekwondo UKDW serta penampilan kolaborasi dari UKM Taekwondo

foto:dok./Panitia

dan 6 (enam) perwakilan Taekwondo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Menutup sesi, coach UKM Taekwondo UKDW menegaskan bahwa di sini proses dan latihan merupakan hal yang paling penting karena menang atau kalah dalam turnamen hanyalah bonus.

Melanjutkan acara, Ms. Choi Ji Hye (Ibu Bona), relawan Korean International Cooperation Agency (KOICA) yang saat ini mengkoordinir Korean Corner dari Pusat

Pelatihan Bahasa (PPB) UKDW, berbagi pengetahuan dan pengalamannya dalam memperkenalkan bahasa dan budaya Korea di Indonesia. Ms. Choi juga menceritakan pengalaman pribadinya ketika di Indonesia.

“Semua orang di dunia ini sama, meski berbeda penampilan dan bahasa. Ketika seseorang belajar bahasa Korea maka akan merasakan sensasi seperti orang Korea,” ujarnya. Acara talkshow ditutup dengan sesi

kuis dari MC untuk meningkatkan animo dan partisipasi penonton.

Tidak berhenti di situ, lomba mukbang yang diikuti oleh 11 peserta memberikan kemeriahan tersendiri dalam rangkaian acara. Pemenang pertama dalam kompetisi ini berhasil membawa pulang hadiah berupa uang tunai sebesar Rp 150.000,00. Pada sesi terakhir yang merupakan highlight acara dilaksanakan showcase berupa lomba dance cover K-Pop yang dihadiri 7 (tujuh) tim dance dari berbagai kalangan dan asal daerah. Penilaian tim terbaik dilihat dari unggahan video dance dengan jumlah likes terbanyak dalam kurun waktu tertentu, lalu pemenang akan diumumkan melalui media sosial instagram @jogjakoreanfest. Selama acara berlangsung, terdapat break session dengan Random Play Dance yang dimeriahkan oleh peserta lomba serta pengunjung umum.

Salah satu pengunjung dari SMA 1 Wates yang hadir untuk menyaksikan lomba dance cover mengatakan bahwa acara yang diadakan sangat meriah dan berharap agar acara serupa dapat secara rutin diselenggarakan. “Acaranya seru, baru pertama kali juga lihat orang Korea asli secara langsung,” ujarnya. Rangkaian acara yang didukung oleh media partner dari Jogja City Mall (JCM) dan Ambarukmo Plaza, sponsorship dari IM3 dan Basreng Domini, serta FTI UKDW, PPB, KOICA dan World Friends Korea ini ditutup dengan sesi Noraebang atau karaoke lagu K-Pop. [love]

5

Universitaria

6

VOL.18/ JAN 2024

Pameran Kewirausahaan Sebagai Media Pengembangan Kreativitas Mahasiswa

foto:dok./Panitia

P

ada tanggal 12 Desember 2023, mahasiswa Program Studi Akuntansi dan Manajemen Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta mengadakan pameran kewirausahaan (Expo Kewirausahaan) sebagai pengganti Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah kewirausahaan

yang diampu oleh Astuti Yuli Setyani, SE., MSi. Akt., CA dan Pristanto Silalahi, S.E., M.SE. Diikuti oleh 12 kelompok kewirausahaan dari Prodi Akuntansi serta 13 kelompok kewirausahaan dari Prodi Manajemen, kegiatan Expo Kewirausahaan yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini dilaksanakan di Atrium Gedung Agape UKDW. Astuti Yuli Setyani, SE., MSi. Akt., CA selaku dosen pendamping dari Prodi Akuntansi menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan pameran kewirausahaan ini, mahasiswa dituntut untuk berinovasi dan mampu mengimplementasikan ide bisnis mereka.

“Mahasiswa harus tahu bagaimana produk tersebut dibuat sehingga dia mampu untuk memberikan ide produk yang hendak dijual.

Pameran kewirausahaan ini dapat mengembangkan dan melatih kreativitas mahasiswa,” ungkapnya. Dalam konteks mata kuliah kewirausahaan, pameran kewirausahaan ini membuat mahasiswa terlatih untuk dapat merancang ide bisnis, memikirkan konsep pembuatan, mengetahui dan mempelajari cara produksi, serta bagaimana proses pengolahan bahan baku yang menghasilkan produk yang layak jual.

Astuti juga menekankan bahwa fakultas sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang mampu mengedukasi dan mengembangkan kreativitas mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dengan pemberian subsidi dana operasional kegiatan kepada masing-masing kelompok yang dialokasikan untuk pembelian bahan baku, bumbu, dan pembuatan media promosi (X-banner).

Astuti menambahkan bahwa setiap tahunnya kegiatan Expo Kewirausahaan ini mampu menunjukkan semangat dan karakter produk yang bervariasi. “Expo Kewirausahaan

tahun lalu banyak menampilkan produk olahan makanan, minuman, dan kerajinan tangan.

Sementara di tahun ini, rata-rata mahasiswa membuat produk makanan seperti dessert, pudding, dll. Rencananya semester depan saya akan mengajak mahasiswa untuk meningkatkan inovasi produk yang hendak dipamerkan, sehingga tidak hanya produk makanan saja, melainkan dapat membuat produk wirausaha yang lebih kreatif lagi seperti kerajinan tangan dan sebagainya,” paparnya.

Memasukkan kegiatan Expo Kewirausahaan sebagai tugas akhir mahasiswa kelas mata kuliah kewirausahaan merupakan cara yang efektif bagi mahasiswa untuk secara langsung mempraktikkan teori yang diperoleh di kelas.

Mahasiswa juga dilatih secara mandiri dan berkreasi sesuai keinginannya dalam mengembangkan produk usaha. Sebagai bagian dari pengembangan Expo Kewirausahaan ini, mahasiswa yang mengikuti kelas kewirausahaan pada semester depan akan mendapatkan pengalaman terjun langsung dan melakukan project based learning (pembelajaran berbasis proyek) di beberapa mitra Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dari proyek tersebut diharapkan mahasiswa dapat membantu UMKM mengatasi permasalahan yang ada baik terkait proses pemasaran, akuntansi atau inovasi produk. “Saya berencana untuk semester depan di kelas saya akan full pembelajaran di lapangan. Nanti mahasiswa akan diterjunkan ke tiap-tiap UMKM yang bertujuan untuk membantu kegiatan operasional mereka baik terkait penyusunan biaya produksi/Harga Pokok produksi (HPP), pemasaran, dan inovasi produk,” ungkap Astuti.

Sementara itu, Portonatus Pespasianus Menanti, perwakilan peserta Expo Kewirausahaan dari Prodi Akuntansi

mengungkapkan bahwa adanya kegiatan ini dapat mengasah keterampilan dalam berwirausaha dan menambah wawasan terkait pengelolaan bahan makanan yang tidak dipelajari di dalam perkuliahaan. “Kegiatan expo ini sangat bermanfaat untuk mengasah jiwa wirausaha saya dan berpikir secara kreatif untuk membuat produk yang menarik. Saya mendapatkan banyak pengalaman menarik saat membuat produk “Zinpow fruit Pudding”.

Zinpow fruit Pudding adalah agar-agar yang rendah gula dan berisi buah yang sehat namun juga membuat kenyang tetapi tidak menimbulkan penyakit bagi kalangan semua umur. Dari proses pembuatan produk ini saya jadi paham bagaimana cara memilih bahan buah-buahan yang segar dan juga proses pembuatan agar-agar yang sehat dan enak,” paparnya. Portonatus juga mengatakan bahwa antusiasme mahasiswa peserta dan pengunjung kegiatanlah yang membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik.

Baik peserta dan pengunjung berharap dengan berlangsungnya kegiatan Expo Kewirausahaan ini, mahasiswa dapat terus berinovasi dan berkreasi menghasilkan produk-produk yang bermanfaat, baik saat masih menjadi mahasiswa ataupun ketika sudah lulus nanti. Pengalaman keikutsertaan dalam Expo Kewirausahaan ini juga diharapkan mampu memberikan bekal bagi mahasiswa yang nantinya hendak terjun di dunia bisnis. Kedepannya kegiatan expo bisa lebih dikembangkan lagi sehingga pengetahuan mahasiswa dalam berwirausaha bertambah. Dari situ mahasiswa mempunyai modal untuk berwirausaha. [filipus]

Mahasiswa UKDW Jadi Talent Peraga Kostum dalam Kirab Budaya Yogyakarta 2023

M

engasah kemampuan dan mengembangkan bakat, serta mengimplementasikan bentuk budaya dalam berbusana kostum asal daerah Yogyakarta, menjadi motivasi Nareswari Nisita, mahasiswa Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta dalam mengikuti acara Kirab Budaya Yogyakarta yang diadakan oleh Badan Pengawas Pemilu DIY bekerjasama dengan Gubernur DIY pada bulan November 2023 yang lalu. Nares sendiri menjadi utusan dari Puteri Literasi Indonesia Perwakilan Yogyakarta 2023 dalam kirab tersebut.

Aksi Kirab Budaya Yogyakarta 2023 yang berlangsung pada Selasa (21/11) di sepanjang Jalan Malioboro Yogyakarta berhasil mendapat perhatian dan antusiasme yang tinggi dari masyarakat. Pertunjukkan pawai tersebut dimulai sejak pukul 10.00 WIB dan dibuka oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Bawaslu DIY bersinergi bersama Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DIY serta Kepolisian Daerah DIY menggelar kegiatan Deklarasi Pemilu Damai di Bangsal Kepatihan Pemda DIY (21/11). Deklarasi ini dicanangkan untuk membangun kesadaran bersama masyarakat untuk secara bersama-sama turut

menciptakan dan menjaga kekondusifan dan keamanan di Yogyakarta pada masa kampanye hingga hari-H pemungutan suara. Pemilihan umum (Pemilu) adalah tonggak penting dalam sistem demokrasi, di mana suara rakyat menjadi pilar utama dalam menentukan masa depan bangsa. Pemilu yang damai akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi setiap warga negara untuk menyalurkan hak pilihnya tanpa rasa takut atau tekanan.

Keberhasilan pemilu tidak hanya diukur dari hasil akhir tetapi juga dari proses demokrasi yang damai.

Kegiatan ini dihadiri oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X selaku Gubernur DIY, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah DIY, Ketua KPU DIY, dan juga perwakilan dari partai politik peserta pemilu 2024. Pada kegiatan ini, perwakilan dari partai politik membaca ikrar yang dipimpin oleh Ketua KPU DIY Ahmad Shidqi dan Ketua Bawaslu DIY Mohammad Najib. Adapun isi deklarasi tersebut adalah sebagai berikut: “Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa: 1. Siap berpartisipasi dan berperan aktif pada pemilu 2024 secara jujur, adil, santun, berbudaya dan bermartabat serta mendukung pelaksanaan pemilu sebagai sarana integritas

foto:dok./Panitia

foto:dok./Panitia

2. Siap berkampanye secara produktif dengan mengedepankan unsur budaya dan kearifan lokal.

3. Siap bekerjasama untuk tidak melakukan politik uang, politisasi SARA, menyebarkan berita bohong, provokasi dan ujaran kebencian.

4. Siap bekerjasama dengan aparat POLRI dan TNI untuk menjaga situasi kamtibmas yang kondusif, aman dan damai pada pelaksanaan Pemilu 2024 di Daerah Istimewa Yogyakarta serta dapat mengendalikan massa pendukung masing-masing dan mendukung sepenuhnya tindakan tegas aparat penegak hukum 5. Siap menerima apapun hasil Pemilu 2024 dengan terbuka dan lapang dada” Seusai deklarasi, acara dilanjutkan dengan kirab budaya dari jajaran Bawaslu DIY, Bawaslu Kabupaten/Kota dan Panwascam se-DIY dengan tema keberagaman budaya Indonesia.

Kirab dimulai dari Bangsal Kepatihan dan berakhir di Monumen Serangan Umum 1 Maret, dilanjutkan dengan acara dialog kebangsaan.

Pada kesempatan ini, Ketua Bawaslu DIY memberikan arahan agar seluruh elemen

masyarakat dapat menjaga kekondusifan lingkungan selama masa kampanye hingga pemilu 2024. “Kami ingin di pemilu ini bersama-sama kita gotong-royong untuk menciptakan pemilu yang damai, agar trauma masyarakat mengenai kekacauan saat pemilu dapat diminimalisir,” tegas Najib.

Nares mengatakan dengan mengikuti acara tersebut, tentunya menambah pengalaman menarik, hal yang seru, dan berbagai hal yang baru, relasi pertemanan antar duta semakin luas, menambah ilmu kebudayaan dengan tarian yang ada, mengasah dan mengembangkan bakat serta kemampuan dalam berbudaya tari, nilai-nilai moral dan empati terhadap acara menjelang Pemilu 2024, dan keputusan kita sebagai generasi dalam meningkatkan nilai andil untuk kemajuan negara. “Sehingga, proses yang dilakukan dan dikerjakan, tentunya membentuk kepribadian saya, yang lebih memaknai arti budaya pawai terhadap pengimplementasian budaya Yogyakarta yang dapat tersampaikan pada masyarakat,” pungkasnya. [nisita]

Prodi Pendidikan Bahasa Inggris VOL.18/ JAN 2024

The Benefits and Challenges of Being Bilingual in Learning Languages

B

ilingualism, or the ability to speak two languages fluently, is often associated with flexibility and high social empathy as globalization continues to bring people from different backgrounds and cultures together. It also presents considerable challenges for those who wish to learn and maintain their skills in two languages. The advantages and disadvantages of bilingualism range from the benefits of cognitive flexibility and cultural awareness to the difficulties of language maintenance and identity negotiation.

Bilingualism offers many benefits, such as increased cognitive functioning and cultural awareness, provides a deep understanding of the learning experience, and presents challenges, such as maintaining language proficiency and negotiating identity.

Bilingualism can provide cognitive benefits such as increased executive function, attention control, and problemsolving abilities. There are certain aspects that are quite relevant to the difference between bilingual and monolingual children in dealing with problems; bilingual children have different perspectives due to their experiences in learning two languages and the cultural influences they experience. The process of learning two languages can

foto:dok./Google

provide a deep understanding of the learning experience. In a study conducted by Bialystok and Craik (2022), bilinguals seemed to perform better than monolinguals in certain tasks. Some studies say that bilingualism has no positive or negative effect on brain understanding and cognitive development. However, several other studies say that bilingualism can influence and help language acquisition through vocabulary mastery.

Despite the benefits, being bilingual can also present challenges in language maintenance, particularly in balancing proficiency and usage between the two languages. A bilingual can process more than one language so that it can produce different language sets and can even produce different needs and strengths compared to monolingual children. Bilingual individuals may experience unique challenges in identity negotiation, including reconciling cultural and linguistic

differences and managing social expectations. Literature shows that a learner can acquire a new language based on experience from cultural practices and language learning. The attitude of bilingualism is influenced by ethnic identity, where the role of the environment is vital in ethnic identity so that it can have an impact on political consciousness. When a bilingual learns two languages, the cultural values associated with the two cultures will become an experience for the bilingual.

Learning two languages can affect many aspects, which include functional and practical aspects. In its application, bilingualism can provide its own experience in the learning process, both in terms of advantages and challenges. The benefits are related to the cognitive impact of executive function, attention control, and problemsolving skills and also provide a deep understanding of learning. Language learning can also be started from a small scope, such as growing through teaching from parents, so that one can quickly gain information during the learning process.

Despite its benefits, being bilingual can also provide challenging experiences in terms of proficiency in two languages, as well as sociocultural implications. [angeline]

Two ELED Students Intern at Karunia Global School Jambi

T

foto:dok./Panitia

he English Language Education Department (ELED) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) sent two students to Karunia Global School Jambi to participate in one of Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) program, namely Bentuk Kegiatan Pembelajaran Mengajar di Satuan Pendidikan (BKP MSP). The two students are Ekklesia Roderna S. and Maria Klaras Hanum.

UKDW partnered with Karunia Global School Jambi to run the program. The collaboration between UKDW and Karunia Global School Jambi began in 2023. Through this program, ELED students can be directly involved in the teaching-learning process and gain firsthand experience teaching students at partner schools.

The two ELED students who joined this program taught at two different levels.

Ekklesia taught English at the pre-university level, while Maria taught English at the secondary level. “Karunia Global School Jambi uses Cambridge curriculum. In addition to doing internships as English teachers, we also had a non-teaching work program in which we developed instructional media. The instructional media is a vocab card that can be used for teaching some material, such as passive voice & active voice, part of speech, and tenses,” said Ekklesia.

During the four-month program, Karunia Global School Jambi also provided a dorm for student housing. The students revealed that the BKP MSP program is very useful and worth following because, aside from the accommodating facilities, it gives them a lot of knowledge and experience. [ekklesia]

Exploring the Professional Terrain: Our Internship Journey at ELTI

A

n internship is a temporary position that provides hands-on work experience related to a person's field of study or career interests. During our 7th semester, precisely from August 7, 2023, to December 4, 2023, we had an opportunity to do an internship at ELTI Gramedia. During our internship, we engaged in five work programs: Language Consultation Service, TOEFL ITP Proctor, Teaching, English Edupreneurship, and Creating ESP syllabus and modules. Initially, there were concerns and feelings of inadequacy, especially during the first weeks of the internship. We had to

get used to a work environment that was new and unfamiliar to us. This experience prompted a shift in our perspective on professionalism within the working world.

The first program is the Language Consultation Service (LCS), where we guide students online or on-site for students who still have difficulty understanding the material in class. Secondly, as TOEFL ITP Proctors, we monitor the TOEFL test and help if technical problems occur during the test. Third, in English Edupreneurship, we create content reels for enjoyable English learning on social media. Fourth, Creating an

foto:dok./Panitia

ESP syllabus and module, we created a ready-to-use syllabus and module about English for vehicle rental owners. The last one is teaching, the program that we find most compelling and successful in changing our perspective about being a teacher. The challenges we faced made the experiences meaningful and exciting.

We gained a lot of valuable experience during our internship at ELTI. We learn to prepare ourselves for teaching students of different ages, have different personalities, learn in different ways, have different skill levels, and come from diverse backgrounds.

It's not just about getting used to the students; the key is getting used to the workplace and working with different types of colleagues. This is the place where we can share our thoughts, learn new things, and respect each other's differences. This journey revealed that being a good teacher demands considerable energy, hard work, and patience, and we emerged from the internship with a deeper understanding and appreciation for the teaching profession. [noviena]

foto:dok./Panitia

7

PusatUniversitaria Pelatihan Bahasa

8

VOL.18/ JAN 2024

Melintasi Jembatan Generasi: Komunikasi yang Inklusif di Kampus Multigenerasi

K

ampus, sebagai arena intelektual yang menyatukan pemikiran dan keberagaman, menjadi tempat bertemunya beberapa generasi. Para pengemban kebijakan, staf, dan mahasiswa yang ada di lingkungan kampus terdiri dari berbagai lapisan masyarakat dengan ciri khas zaman yang berbeda. Interaksi antar generasi menjadi landasan utama untuk mendorong perkembangan dan inovasi, namun seringkali terhambat oleh kurangnya pemahaman mendalam terkait gaya komunikasi yang dimiliki setiap generasi. Kendala juga sering kali dipicu oleh overgeneralisasi, di mana stereotip mengenai karakteristik komunikasi suatu generasi dapat mengaburkan nuansa individual dan merugikan kemajuan dialog lintas generasi di lingkungan kampus.

Lingkungan kampus saat ini dihadiri oleh berbagai generasi. Baby Boomers, Generasi X, Millennials, dan Generasi Z merupakan generasi-generasi mayoritas di lingkungan kampus. Setiap generasi memiliki keunikan yang disebabkan oleh berbagai faktor.

Perkembangan teknologi memainkan peran signifikan dalam membentuk pola komunikasi di antara generasi. Sebagai contoh, di era saat ini, segala bentuk komunikasi menjadi serba instan. Generasi Z, yang mewakili kelompok muda saat ini, tidak lagi terbiasa dengan pengalaman menunggu berjam-jam atau bahkan berhari-hari untuk mendapatkan balasan surat seperti yang dialami oleh beberapa generasi sebelumnya.

Kecepatan dan kemudahan dalam berkomunikasi melalui berbagai platform digital telah secara dramatis mengubah cara generasi terkini menjalin hubungan dan bertukar

informasi.

Perubahan sosial dan budaya memainkan peran dalam membentuk gaya komunikasi generasi yang tumbuh dalam suatu periode tertentu. Sebagai ilustrasi, nilai-nilai budaya seperti gotong royong, yang dahulu sangat ditekankan, kini mengalami perubahan di mana individu cenderung lebih memilih bekerja mandiri dan membayar jasa. Selain itu, perkembangan budaya populer, termasuk musik, film, dan bahasa, juga mengalami pergeseran, menciptakan dinamika baru dalam cara generasi berkomunikasi dan menyampaikan ide.

Kemajuan dalam sistem pendidikan juga menjadi faktor dalam kemampuan dan gaya komunikasi seseorang. Sistem pendidikan yang terus berkembang tidak hanya memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga melibatkan pengembangan keterampilan interpersonal dan kemampuan berkomunikasi. Dengan pendekatan pendidikan yang berfokus pada keterampilan tersebut, individu dapat mengasah kemampuan komunikasi mereka. Peristiwa historis juga mampu membentuk suatu keunikan dalam suatu generasi. Peristiwa historis seringkali menciptakan istilah atau frasa baru, norma dan nilai berbeda, bahkan trauma dan pengalaman emosional lain. Mengalami secara langsung pada masanya akan sangat berbeda dengan membaca di buku teks. Hal tersebut pasti akan menimbulkan perbedaan dalam komunikasi setiap generasi.

Pengalaman bersama tersebut yang melibatkan perkembangan teknologi, perubahan sosial budaya, sistem pendidikan, dan peristiwa historis, menjadi ciri khas di

setiap generasi. Namun, keunikan ini terkadang dijadikan sebagai stereotip.

Stereotip tersebut dapat berupa overgeneralisasi terhadap suatu generasi, yang kemudian menjadi hambatan dalam berkomunikasi. Penting untuk menyadari bahwa pemahaman akan keunikan setiap generasi dapat digunakan sebagai landasan untuk memahami konteks masa generasi tersebut, tetapi harus selalu diimbangi dengan pemahaman akan perbedaan setiap individu.

Salah satu alasan utama mengapa kita tidak boleh mengeneralisir cara komunikasi tiap anggota generasi adalah keberagaman individu. Setiap anggota generasi memiliki latar belakang yang berbeda-beda, sehingga untuk menganggap semua orang dari suatu generasi memiliki cara komunikasi yang seragam adalah hal yang tidak realistis. Latar belakang keluarga, pendidikan, dan pengalaman pribadi adalah elemen kunci yang membentuk keunikannya masingmasing individu.

Meskipun anggota suatu generasi mengalami perkembangan teknologi pada waktu yang sama, respons terhadap dan pemanfaatan teknologi dapat sangat bervariasi di antara individu. Ada yang dengan cepat merangkul teknologi, sementara yang lain mungkin menghadapi kesulitan beradaptasi, dan beberapa individu mungkin memilih untuk tetap setia pada metode komunikasi lama. Hal yang serupa terjadi dalam hal nilai sosial, norma budaya, dan peristiwa historis generasi tersebut.

Pengalaman ini pasti akan diartikan secara berbeda oleh setiap individu. Oleh karena itu,

generalisasi terkait penggunaan teknologi, persepsi nilai sosial budaya, dan interpretasi peristiwa historis di antara generasi dapat menyebabkan ketidakakuratan dalam memahami kebutuhan dan preferensi individu, menghambat efektivitas komunikasi.

Beberapa hal praktis dapat dilakukan oleh pihak kampus untuk meningkatkan kemampuan komunikasi antar generasi. Sesi pelatihan dan forum diskusi tentang komunikasi antar generasi dapat membantu membuka saluran komunikasi yang efektif.

Program mentoring silang generasi juga dapat menjadi sarana yang efektif untuk saling belajar dan berbagi pengalaman. Penggunaan teknologi yang bijak juga tidak dapat diabaikan. Sementara teknologi dapat menjadi alat yang kuat untuk komunikasi, perlu diberikan pelatihan kepada anggota kampus yang mungkin kurang terbiasa dengan teknologi terkini. Fleksibilitas dalam pendekatan komunikasi juga merupakan kunci untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung semua.

Dengan demikian, menyadari kompleksitas dan perbedaan dalam gaya komunikasi antar generasi, kita dapat membangun lingkungan kampus yang inklusif dan efektif melalui pemahaman, toleransi, dan keterbukaan. Kemudian, dengan menghormati keberagaman individu, kita dapat menciptakan ruang di mana setiap anggota kampus dapat berkontribusi dengan cara yang unik, memperkaya pengalaman dan pembelajaran bersama di lingkungan akademis. [elisabeth]

Mahasiswa Goshen College Kembali Ikuti Kelas BIPA di UKDW 1. Agnes Valentina (Prodi Pendidikan Bahasa Inggris) 2. Amelia Putri Aftiana (Prodi Informatika) 3. Ester Nurhana Kusumawati (Prodi Pendidikan Bahasa Inggris) 4. Guiliano Thomas Handoko (Prodi Kedokteran) 5. Jessica Sindy Winata (Prodi Akuntansi) 6. Jonathan WIjaya (Prodi Informatika) 7. Queen Alfa Milka Kriswandi (Prodi Pendidikan Bahasa Inggris) 8. Ruth Beviane Tiara Titahena (Prodi Arsitektur) 9. Theodora Neptalin Rumbiak (Prodi Pendidikan Bahasa Inggris) 10. Yohanes Maszandy Septyanta (Prodi Biologi) Metode peer tutorial merupakan bagian dari cooperative learning atau belajar bersama.

Kegiatan peer tutorial dengan teman belajar dilakukan selama minimal 12 jam selama enam minggu atau rata-rata dua jam per minggu.

Jadwal pertemuan dan topik yang dibahas selama peer tutorial ditentukan berdasarkan kesepakatan antara teman belajar dan

mahasiswa Goshen. Pada akhir setiap kegiatan, teman belajar harus melaporkan kegiatan yang telah dilakukan dengan mengisi jurnal sesuai format yang telah disiapkan oleh PPB. Lebih lanjut, Arida menjelaskan bahwa sebagai salah satu dosen yang mengajar kelas Indonesian 2, salah satu tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menyusun materi yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa Goshen dalam mempersiapkan diri untuk SST, terutama saat terjun langsung ke masyarakat. Setelah berdiskusi dengan tim dan supervisor SST, Ibu Susan Setiawan dan Pak Ben Setiawan, tim dapat menentukan tema dan kegiatan yang akan disampaikan dalam program ini. Kemudian, dipilih teknik pembelajaran dan kegiatan yang sesuai dengan materi yang diajarkan baik di dalam maupun di luar kelas. “Harapan kami, program ini dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang kaya dan mendalam bagi mahasiswa Goshen College yang mengikuti program SST di Indonesia,” pungkas Arida. [ar]

foto:dok./Panitia

P

usat Pelatihan Bahasa (PPB) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta kembali diminta untuk menyelenggarakan kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) bagi mahasiswa Goshen College. Sebagai bagian dari Program Study Service Term (SST), sebanyak 11 mahasiswa Goshen College yang sebelumnya telah mempelajari bahasa dan budaya Indonesia di Goshen College pada musim gugur 2023 mengambil bagian dalam kelas ini.

Kelas BIPA, yang juga dikenal sebagai Indonesian 2, dimulai pada 15 Januari 2024, dan berlangsung hingga 23 Februari 2024 dengan total 22 pertemuan. Kelas ini diadakan empat kali seminggu selama enam minggu dan difasilitasi oleh dua dosen, yaitu Arida Susyetina, S.S., M.A., dan Dra. Mega Wati, M.Pd. Kelas BIPA ini dilaksanakan di PPB UKDW, pada hari Senin, Selasa, Rabu, dan

Jumat, mulai pukul 08:00 hingga 10.00 WIB. Kepala PPB UKDW, Arida Susyetina, S.S., M.A., menjelaskan bahwa tujuan dari kelas ini adalah untuk melanjutkan pembelajaran Indonesian 1, guna membekali mahasiswa Goshen College untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan tepat dengan host family dan orang-orang di tempat pelaksanaan pelayanan SST, termasuk rekan kerja dan klien. Untuk mendukung pembelajaran BIPA, dilaksanakan peer tutorial di mana mahasiswa Goshen College dipasangkan dengan mahasiswa UKDW sebagai language buddy atau teman belajar bahasa dan budaya Indonesia. Hal ini memberikan kesempatan bagi peserta kelas BIPA untuk berbincang santai sambil belajar dan mengapresiasi budaya Indonesia dari teman sebaya mereka. Sebanyak 10 language buddy terpilih dari hasil seleksi, mereka adalah:

foto:dok./Panitia

Campus Ministry

9

VOL.18/ JAN 2024

Ibadah Penutupan Semester Gasal: Branding UKDW UNGGUL

foto:dok./Panitia

foto:dok./Panitia

I

badah Penutupan & Pembukaan semester di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dikemas dengan ciri khas yang berbeda, atau dibuat lebih meriah dari Ibadah Kampus regular yang diadakan di setiap hari Senin. Dalam rangka Advent, Tim Ibadah Kampus menyelenggarakan ibadah dengan nuansa budaya beberapa suku yang ada di Indonesia. Bekerja sama dengan UKKB KBMJ (Keluarga Besar Mahasiswa Jawa), ibadah pada Advent pertama mengusung nuansa Jawa. Sementara itu, pada Advent kedua yang juga bertepatan dengan Ibadah Penutupan Semester, ibadah dilaksanakan dalam nuansa budaya Batak.

Untuk memeriahkan penutupan semester ini, Tim Ibadah Kampus (TIK) mengundang Tim Orkes Gondang “Martonang” dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Orkes ini dikelola oleh kelompok budaya yang bernama “Kelompok Seni Batak Japaris”

(KSBJ). Menggandeng UKKB Imbada (Ikatan Mahasiswa Batak Duta Wacana), acara dikemas sedemikian rupa sehingga jemaat dapat benar-benar merasakan budaya Batak hadir dalam ibadah tersebut.

“Branding UKDW Unggul” menjadi tema dalam ibadah tersebut. Uniknya tema ini memang sudah disusun pada awal semester, dan tidak disangka, seminggu sebelum tema ini diangkat, UKDW meraih predikat akreditasi “UNGGUL” yang merupakan predikat tertinggi yang dikeluarkan oleh BAN-PT. Hal ini merupakan situasi yang sangat kebetulan, namun juga menunjukkan harapan di awal semester yang terwujud pada penutupan semester. Dalam khotbahnya Pdt. Wahju Satrio Wibowo yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor IV UKDW menegaskan bahwa UKDW memiliki ciri khas sendiri dalam membranding predikat UNGGUL ini, karena di Yogyakarta sendiri banyak

universitas yang sudah meraih akreditasi UNGGUL. “Sebagai institusi, branding adalah bagaimana cara saya membedakan diri dengan yang lain, karena kalau kita unggul bagaimana membedakan unggul kita dengan unggul yang lain? Dari sini terpetik UKDW harus membranding diri agar bisa membedakan dengan universitas yang sudah unggul, sehingga reputasi UKDW di banyak orang, baik dan berbeda dengan lain. Unggul yang harus kita branding bukan sekedar peringkat akreditasi namun kualitas diri. Kualitas diri ini menjadi bahasan reflektif penutup renungan agar kita baik sebagai dosen, staff, dan mahasiswa bisa menjaga branding ini untuk selalu berproses di Duta Wacana ini, dan menjadi bangga bahwa kita adalah bagian dari Duta Wacana ini,” paparnya.

Ibadah dimulai dengan tarian prosesi manortor dan ditutup dengan persembahan

tarian Batak oleh para mahasiswa anggota Imbada UKDW. Pada penutupan ibadah, umat yang hadir diberi kesempatan untuk menyampaikan persembahan ungkapan syukur mengikuti tradisi Batak, yaitu kita manortor dan menyampaikan saweran kepada para penari. Persembahan ini juga menjadi wujud syukur atas penyertaan Tuhan bagi para civitas UKDW, yang dalam satu semester ini bisa berproses, bekerja, dan belajar dengan lancar di UKDW. Kerjasama dengan UKKB yang ada di UKDW ini bisa dilanjutkan dan diterapkan pada ibadah penutupan semester selanjutnya dengan budaya yang berbeda. Harapannya, harmoni keragaman budaya di UKDW bisa menjadi branding unik di UKDW, yang dikenal sebagai Indonesia Mini di Yogyakarta.

(PEDRO-TIK)

Adven : ‘Memperluas Tenda-tenda Kita’

foto:dok./Panitia

M

elanjutkan semangat TOGETHER 2023, Tim Doa dengan Nyanyian dari Taize (DNTZ) Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Marga Mulya dan Tim DNTZ Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta bekerjasama mengadakan acara Penghayatan Masa Adven 2023 dalam bentuk serial doa hening dengan nyanyian dari Taizé di sepanjang bulan Desember 2024.

Biasanya penghayatan masa Adven kurang dilirik oleh beberapa gereja, dikarenakan takut membahas tema-tema akhir zaman dan hal-hal menakutkan lainnya. Akan tetapi penghayatan masa Adven tidak melulu tentang hal tersebut. Momen ini dapat dikemas dengan cara lain agar jemaat bisa menyambut kedatangan Kristus dengan penuh penghayatan.

Salah satunya adalah yang dilakukan GPIB Marga Mulya. Berdoa dalam keheningan menggunakan nyanyian dari Taizé diperkenalkan GPIB Marga Mulya untuk menghayati masa Adven. Gereja mengundang jemaatnya dan para sahabat peserta doa lainnya untuk menghayati Adven selama 4 minggu dengan cara yang berbeda. Secara khusus 4 tema ibadah dipersiapkan secara

berseri dengan tema-tema Adven yang relevan dengan konteks jemaat GPIB saat ini.

Tidak hanya dihadirkan bagi jemaat GPIB Marga Mulya, di tengah hiruk pikuk Jalan Malioboro dan posisi gereja yang sangat strategis persis di pusat area Malioboro, pintu GPIB Marga Mulya juga terbuka lebar bagi para wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) untuk bisa bergabung dalam ibadah ini. Hal ini terlihat saat salah satu acara doa, ada satu atau dua wisman yang datang dan berpartisipasi dalam ibadah. Mereka tertarik setelah melihat gambar ikon persahabatan yang dipasang di pintu masuk serta melihat banyak bruder dan frater dari beberapa anggota komunitas religius Katolik hadir juga dalam ibadah meditatif dengan nyanyian dari Taizé ini.

Ada 4 tema Adven di tiap hari Sabtu di bulan Desember 2023. Para pendeta GPIB ikut serta mendampingi acara dan turut memberikan renungan Adven. Kehadiran pendeta juga menjadi komitmen mereka untuk ikut serta dalam perarakan umat Allah sebagaimana yang menjadi semangat dari acara TOGETHER 2023. Di hari Sabtu pertama, sebagai dasar dalam penghayatan ini, tema yang diangkat adalah “Yesus Dasar

Harapan dan Impian Kita”. Tema ini mengajak jemaat untuk dapat menghayati Adven sebagai masa penantian bagi Yesus, sumber pengharapan yang akan datang untuk menyelamatkan kita menuju hidup kekal. Di hari Sabtu kedua diangkat tema “Damailah bangsa bangsa”. Melalui tema ini jemaat diajak untuk menjaga perdamaian di Indonesia.

Perdamaian ditekankan menjadi vara menyambut Tuhan Yesus turun ke dunia. Di hari Sabtu ketiga tema yang diangkat dirasa sangat dekat dengan pergumulan hidup manusia di bumi yaitu “Bersama Alam menantikan Kristus dengan sukacita.” Melalui tema ini peserta doa diajak untuk bersyukur atas anugerah alam sekitar yang Tuhan telah percayakan. Bersyukur atas anugerah alam sambil menantikan kedatangan Sang Pemberi Rahmat, itulah semangat yang ingin digaungkan melalui tema ini. Di kesempatan doa di minggu keempat Desember, di hari Jumat, sebagai puncak dari penghayatan Adven, diangkatlah tema “Cintailah Keluargamu”. Jemaat diundang untuk mendekatkan diri ke keluarga mereka masingmasing. Keluarga bisa menjadi tempat melakukan refleksi bersama, keluarga menjadi dasar untuk mengembangkan iman kepada Tuhan Yesus Kristus, keluarga juga menjadi tempat penantian bersama akan kedatangan kembali Tuhan Yesus Kristus.

Doa bersama secara hening seperti yang diselenggarakan di GPIB Marga Mulya menjadi sebuah upaya untuk ‘melebarkan tenda kita’ sehingga tempat-tempat pertemuan umat Kristiani dari berbagai tradisi boleh bertambah. Melalui kegiatan ini Gerejagereja di Yogyakarta juga didorong untuk semakin merapatkan barisan dalam perarakan bersama segenap umat Allah dalam peziarahan iman percaya di bumi ini.

Pelajaran penting yang bisa diambil dari

kegiatan ini adalah munculnya satu poros doa hening baru di Yogyakarta, yaitu di GPIB Marga Mulya. Hal ini tentunya menambah simpul-simpul doa baru jejaring DNTZ di Yogyakarta. Semangat ekumenisme sebagaimana yang diinspirasikan dari Komunitas Taizé di Perancis semakin diupayakan untuk dihidupi sesuai dengan tantangan dan konteks yang ada di Indonesia dan di Yogyakarta khususnya.

Dalam Surat dari Taizé tahun 2024 yang diberi judul ‘Journeying Together’, Br. Matthew, Prior Komunitas Taizé yang baru, menuliskan satu paragraf tentang ‘bersama dalam perjalanan’. Dalam ulasannya, Br. Matthew menuliskan bahwa Tuhan Yesus tidak pernah mengabaikan siapapun di sepanjang perjalanan hidupNya. Tuhan Yesus mengajarkan kehidupanNya dalam persekutuan yang intim dengan Sang Bapa. Dalam persekutuan yang hidup ini, Ia membagikan kehidupanNya bagi siapa saja yang datang padaNya, baik mereka yang lurus atau bengkok hatinya, secara harfiah siapapun bisa datang kepada Tuhan Yesus. Di perjalanan hidupNya, tidak jarang Dia mendapatkan tantangan dari mereka yang dijumpaiNya, dan seringkali perjumpaan-perjumpaan itu memperkaya kehidupanNya. Nah, sebagai umatNya, tergerakkah hati kita untuk mengikuti pola hidup Kristus yang tidak menutup diri dari perjumpaanperjumpaan baru dengan sesama kita yang lain? Siapkah kita untuk menemukan kebaikan dan kemurahan hati yang ditawarkan kepada kita di sepanjang perjalanan ini?

Kiranya di sepanjang perjalanan hidup dan iman di bumi ini, kita dapat selalu mengingatkan diri kita akan kemurahan Tuhan yang telah menyambut kita dengan kasihNya yang agung. Tuhan memberkati. (Pedro-DNTZ)

OIA Universitaria

10

VOL.18/ JAN 2024

IISMA Info Session: Ready for IISMA 2024

U

niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW), in collaboration with Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA), Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Petra Christian University (PCU), and Universitas Kristen Dhyana Pura (UNDHIRA) conducted an info session called "Ready for IISMA 2024" on Friday, December 1, 2023. The info session was conducted online via Zoom Meeting. Invited as the speaker in this info session was Dr. Rachmat A. Sriwijaya, the Chair of IISMA Program, and Sarah Hutchinson, Head of Global Experience and Mobility, Global Engagement, Lancaster University. The session also presented testimonials from three IISMA alumni: Aurelia Angelica (IISMA Awardee 2021 at Korea University), Angeline Merici (IISMA Awardee 2022 at Taiwan Tech), Callista Keshia Ruth (IISMA Awardee 2022 at University of Pecs, Hungary).

Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) is an international mobility scholarship scheme for undergraduate and vocational students to spend one semester at top universities abroad. Dr. phil. Lucia Dwi Krisnawati, the Head of Office of Partnerships and Public Relations UKDW, representing the organizing committee of this info session, said in her opening remark, " We are organizing this info session to facilitate students to get information about IISMA 2024, and hopefully it can motivate and inspire all students who are participating in this session to prepare and

UKKb

P

ada tanggal 14 Desember 2023, Unit Kegiatan Kebudayaan Ikatan Mahasiswa Tionghoa (UKKb IMT) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) menyelenggarakan Ibadah Natal perdananya dengan nuansa mandarin. Ibadah ini mengangkat tema “Sambutlah Dia, Yesus Tuhan”, dengan pembawa Firman Pdt. Handi Hadiwitanto, Ph.D selaku Dosen Pendamping UKKb IMT. Dalam ibadah ini, UKKb IMT menggunakan nuansa mandarin dimana lagu-lagu pujian, ayat Alkitab, dan liturgi ibadah dibawakan dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin.

Ibadah ini tidak hanya dihadiri oleh internal UKKb IMT sendiri, namun juga dihadiri oleh teman-teman mahasiswa UKDW dari UKKb lain.

Ibadah Natal ini merupakan wujud kerinduan dari Pengurus UKKb IMT 2023 untuk menyambut kelahiran Yesus Kristus, namun dengan tetap membawa dan melestarikan kebudayaan Tionghoa. Tujuan

join IISMA 2024."

Being an IISMA awardee will benefit students and give them endless opportunities.

This message was clearly conveyed by Aurelia in the testimonial session. She said it is worth all the time, energy, and finances you have invested in this program since the title of IISMA awardee will never leave you. Being in close proximity with inspiring people and adapting to the new world will undoubtedly change your perspective, she added.

Meanwhile, Angeline shared her experience and some tips on joining IISMA. She explained the importance of writing clear and concrete goals in your essay. During the interview, it is also essential to state your goals and planning during the IISMA program as well as when you return to Indonesia. Lastly, it would increase your chances if you chose the host university according to your competence, capacity, and relevance. In line with what Angeline suggested, Callista also regarded her competence when applying for the IISMA program at the University of Pecs in Hungary.

She set her choice after considering where she might have a high chance of being accepted.

IISMA 2023 partners with 75 universities abroad for IISMA Undergraduate and 51 universities for IISMA Vocational. One of them is Lancaster University. Located in the historic city of Lancaster, the university is among the top 15 universities in the UK. Hutchinson said Lancaster University's partnership with IISMA has been running for three years, and the university has hosted 49

foto:dok./Panitia

students to date. "When you arrive in Lancaster, we have an orientation program to teach you all about what it looks like in Lancaster to study and how to use our system, how to use our Moodle pages, our library, and the internet. Part of the IISMA academic program, we offer an additional two-week program to help you prepare to study in the UK," she added.

IISMA is a credit-bearing program.

According to Dr. Rachmat Sriwijaya, IISMA awardees can take four courses at the host university. "In Indonesia, taking four courses may seem so little. It is common for Indonesian students to take 6-10 courses at their

university. However, you need to understand that four courses abroad can be way heavier than ten courses in Indonesia. We consider this so awardees can still have the time to develop himself.

For IISMA 2024, Dr. Sriwijaya said applicants can choose three host universities.

"The first choice is your big dream. Be more realistic about your second choice. And, the third choice is an assignment that should be decided by your home university," he advised.

Future awardees, navigate to iisma.kemdikbud.go.id and be ready for IISMA 2024! (drr)

Ibadah Natal UKKb IMT dengan Nuansa Mandarin dari diusungnya konsep ibadah dengan nuansa mandarin adalah bagaimana UKKb IMT dapat terus mewujudkan salah satu tujuannya, yaitu sebagai mahasiswa Tionghoa Kristen yang berdampak di lingkungan kampus.

Dalam proses persiapan ibadah ini, Pengurus UKKb IMT sendiri banyak menghadapi dinamika-dinamika, antara lain seperti kesulitan memahami dan melafalkan bahasa mandarin dengan baik, keterbatasan waktu antara perkuliahan dengan persiapan ibadah, dan juga proses penyusunan liturgi yang membutuhkan beberapa kali revisi.

Proses persiapan ibadah ini dilakukan sedemikian rupa dengan berbagai pertimbangan agar dapat dipahami dengan mudah oleh para mahasiswa yang hadir. Adanya pertimbangan akan hadirnya para tamu undangan dari UKKb lain pun menjadi dasar pemikiran para pengurus untuk menyiapkan konsep ibadah mandarin yang mudah diterima oleh siapapun. Dinamika ini

foto:dok./Panitia

dimaknai oleh para pengurus sebagai berkat Tuhan bagi pengurus sebagai bentuk pelayanan mereka di tengah kehidupan ini.

Dalam ibadah ini, Firman Tuhan disampaikan oleh Pdt. Handi Hadiwitanto, Ph.D dari Fakultas Teologi UKDW, yang juga menjabat sebagai Dosen Pendamping dari UKKb IMT. Pdt. Handi dalam khotbahnya mengangkat sebuah topik bagaimana membentuk dan mengelola mindset serta perilaku kita sebagai mahasiswa Tionghoa dengan iman Kristen dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya dalam masa penantian kelahiran Yesus. Diceritakan bagaimana orang Samaria yang baik hati, mau dan rela menolong orang Yahudi yang sedang terluka, meskipun orang Yahudi memusuhi orang Samaria dalam kehidupannya. Hal ini menjadi sebuah refleksi bagi para mahasiswa yang hadir, bagaimana seringkali kita sebagai umat Kristen sulit bahkan tidak mau peduli dan tergerak untuk menolong orang yang tidak kita suka atau orang yang tidak menyukai kita atau

juga orang yang pernah menyakiti kita. Pdt. Handi juga menceritakan pengalaman imannya sebagai Tionghoa kristen di Indonesia, yang juga menjadi refleksi bagi para mahasiswa yang hadir.

Kesan dari para mahasiswa yang hadir, mereka merasa sangat senang karena mendapatkan pengalaman baru yaitu beribadah dengan bahasa mandarin. Mereka juga merasa senang karena dengan adanya ibadah ini, UKKb IMT dapat terus menunjukkan identitasnya sebagai organisasi kebudayaan Tionghoa yang tetap beriman kepada Yesus Kristus. Ibadah Natal ini juga menjadi bentuk ucapan syukur dari Pengurus UKKb IMT 2023 sekaligus penutup dari serangkaian program kerja yang telah berhasil dilaksanakan di sepanjang tahun 2023.

Harapannya, UKKb IMT di tahun 2024 nanti dapat terus melestarikan kebudayaan Tionghoa dengan tetap beriman dan terus mengandalkan Yesus Kristus. (gloria)

foto:dok./Panitia

Resensi Buku

11

VOL.18/ JAN 2024

Penghancuran Buku dari Masa Ke Masa

T

adi barusan beli di Shopping, Yogya, pasar buku di dekat Kraton Yogyakarta, yang sepertinya bakal tutup ditinggalkan penyewanya. Entah, mengapa sekarang jarang orang beli buku. Apakah mereka beralih ke ebooks atau ke bacaan yang lebih segera selesai? Entahlah, tapi memang buku dari dulu nasibnya selalu butuh diperjuangkan. Buku yang saya beli ini sayangnya, setelah dibolak-balik, ada halaman yang tidak tercetak, yakni halaman 64. Nanti atau besok mau saya tukarkan kembali.

Toko buku tempat saya membeli tadi biasa

Pojok Alumni

memberikan jasa sampul plastik pada semua buku dagangannya. Tapi tidak untuk buku ini.

"Covernya agak aneh ini pak, kayak terbakar dan tidak lurus selaras dengan lembar-lembar halaman di dalamnya. Saya jadi sulit menyampulnya," begitu penjaga kios tadi memberi alasan.

Okelah, meski demikian dia memberikan sampul itu ke saya dan dengan sedikit trik saya ternyata bisa menyampuli sendiri buku tadi seperti lazimnya buku lainnya. Sampul buku ini memang tidak lazim. Didesain seperti ingin memperlihatkan isinya yg mengisahkan sejarah penghancuran (dan salah satunya adalah dengan membakar) buku di bulatan dunia. Sejarah penghancuran buku tersebut mungkin sudah dimulai dari masa Gerika atau malah mundur ke Sumeria yang sanggup diingat orang Barat, hingga Cina dan Jepang di Asia dan masa kini yang belum lama terjadi.

Sampul itu membuat buku ini nampak menyedihkan.Rasanya seperti meneror kita, pembacanya. Menyedihkan, sama dengan kesedihan yang kita rasakan dalam mengikuti sejarah penghancuran buku-buku seperti dikisahkan di dalamnya.

Di sini, sampul bicara secara non verbal, tapi langsung tentang isinya: kengerian.

Bagaimana menetapkan kapan penghancuran buku itu mula-mula dikenal manusia?

Siapa saja aktornya? Karena alasan apa saja?

Di mana saja lokasinya?

“Penghancuran Buku dari Masa ke Masa" adalah karya Fernando Báez, kepala Perpustakaan Nasional Venezuela dan salah satu penasihat ahli UNESCO. Ia terlibat dalam rekonstruksi perpustakaan Sarajevo yang hancur oleh perang Bosnia. Ia berada di Irak

saat pasukan AS menyerbu Baghdad dan menyaksikan sendiri bagaimana kekayaan sejarah negeri yang menjadi asal mula peradaban itu dijarah dan dirusak.

Laporannya tentang Perang Irak membuatnya dipersona-non-gratakan oleh AS. Noam Chomsky menyebut buku Báez ini buku terbaik tentang tema penghancuran buku.

Sangat lengkap dan rinci.

Membukukan gagasan itu membekukan dinamikanya. Ada yang bisa tercatat dan perlu dicatat, ada pula yang dianggap tidak perlu atau lupa tak tercatat. Buku adalah catatan yang selalu tidak bisa menampung secara penuh gagasan penulisnya. Mengapa tidak bisa sepenuhnya menampung karena gagasan yang terlanjur membeku itu dikembangkan oleh para pembacanya. Pembaca (dan adalah sekaligus penafsir) punya otoritas untuk "mengubah", "membetulkan", "menyempurnakan" atau malah "memusnahkan" buku yang menurutnya tidak cocok dengan tafsirannya.

Oleh sebab itu, pemusnahan buku pada mulanya terjadi juga sejak ketika buku itu dilahirkan. Sejak itu ia dalam posisi terancam oleh para pembacanya sendiri yang terbelah jadi dua: mereka yang dikuatkan dan mereka yang sebaliknya ingin mengalahkannya. Buku adalah lokasi tempat persaingan kepentingan, juga persaingan kekuatan. Karena itu aktornya pun juga orang-orang yang di sekitar kekuasaan.

Mengandalkan data dari berbagai kisah sejarah dengan periodisasi sejarah yang lazim dikenal di Barat, Baez mengisahkan penghancuran buku ini dalam konteks pertarungan kepentingan/kekuasaan.

Di keraton-keraton Jawa, yang suksesinya

Identitas Buku:

Judul Buku: Penghancuran Buku dari Masa Ke Masa Peresensi: Mahatmanto (Dosen FAD UKDW) Penulis: F. Baez Tahun Terbit: 2013 Penerbit: Marjin Kiri

Melangkah dengan Komitmen, Bertanggung Jawab atas Keputusan

H

idup adalah tantangan yang harus dihadapi dan perjuangan yang harus dimenangkan dengan kerja keras dan

doa.

Siapa dari kecil yang pernah memiliki citacita sebagai dokter? Tenang bukan hanya kalian kok, saya juga. Dulu saya memiliki citacita sebagai dokter. Kalau diingat alasannya sederhana karena dokter itu dibutuhkan dan dokter bisa menghasilkan banyak uang. Saya ingin sekali menjadi orang sukses sebelum usia 30 tahun.

Seiring berjalannya waktu tampaknya menjadi dokter bukanlah cita-cita yang saya hidupi karena tidak adanya api yang membakar semangat saya untuk berusaha dan juga bergerak untuk mencapainya. Lantas apa cita-cita saya? Jawabannya tidak tahu.

Akhirnya Mama saya menyarankan agar saya mengambil kuliah Arsitek di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta.

Dan saya pun menyetujuinya karena sepertinya keren bisa mendesain gedunggedung tinggi bahkan kalau desainnya bagus bisa masuk majalah dan dapat penghargaan.

Sepanjang perjalanan, saya mulai merasa sepertinya ini bukanlah jalan yang ingin saya ambil. Bukan karena pelajarannya sulit tapi saya ingin menemukan sebuah masa depan yang bisa menggerakkan saya setiap hari untuk bekerja dan menghasilkan karya yang luar biasa. Walaupun begitu, karena masuk arsitek adalah keputusan saya, saya harus mengakhirinya dengan baik. Saya memegang teguh komitmen apapun yang terjadi, saya harus bisa lulus, saya harus bisa memakai toga berjalan ke depan panggung dan dengan disaksikan oleh kedua orang tua saya, saya harus lulus sebagai sarjana arsitektur. Dan saya memenuhi komitmen itu. Bukan hanya lulus tapi saya mendapatkan Beasiswa Scranton dari Korea sehingga saya tidak perlu membayar uang kuliah.

Setelah lulus akhirnya saya memutuskan untuk bekerja di Jakarta karena menurut saya ada banyak kesempatan yang tersedia. 2 Maret 2019 adalah hari wisuda dan 4 Maret 2019 adalah hari pertama saya bekerja di

selalu berdarah-darah baik (disembunyikan maupun dinyatakan terang-terangan, adalah hal biasa melihat buku-buku lama dibakar, karena sudah rusak, memenuhi tempat, atau dianggap "tidak relevan lagi isinya".

Jadi, apakah kasus penghancuran buku itu adalah "hal biasa" sebagaimana dinampakkan oleh buku Baez ini terus berlangsung dari dulu hingga kini? Lalu, karena dianggap biasa, apakah kita tenang-tenang saja "memaklumi" peristiwa pembakaran buku terjadi di masa kini?

Apakah ebook menyelesaikan masalah ini?

Baez (h. 281-3) tidak memberi jawaban memuaskan karena penghancuran yang kita maksud memang bukan hanya penghancuran material buku itu. Dari skimming buku ini rasanya memang Baez tidak hendak menjawab pertanyaan itu. Ia sudah memberi banyak, yakni menggelar peristiwa-peristiwa historik penghancuran buku tapi tidak berkuasa menghentikannya.

Jadi, membaca buku ini seperti membaca kisah teror yang terorisnya masih bergentayangan hingga entah kapan. (F. Baez)

foto:dok./Pribadi

Merry Riana Group. Di sinilah saya dibentuk, dilatih dan mulai memiliki pencapaian. Saya berhasil meraih penghargaan sebagai 2nd top sales di tahun 2019. Dan di tahun 2020 saya berhasil memperoleh predikat 1st top sales di Merry Riana group. Kedua penghargaan ini membuat saya dipromosikan menjadi Executive Supervisor di tahun 2021. Saya belajar untuk mulai berpikir bukan hanya untuk diri saya sendiri tapi untuk anggota tim saya. Bagaimana caranya bisa berkembang dan mencapai target bersama. Berkat lain pun saya rasakan di tahun 2021 dengan

tercapainya target oleh tim saya dan saya pun menjadi anggota best supervisor dengan KPI terbaik.

Di sini saya mulai menyadari bahwa sepertinya ada banyak orang yang bekerja tidak sesuai jurusan dan itu bukan sesuatu hal yang harus kita kuatirkan. Bagian terpenting adalah kita bertanggung jawab dengan pilihan yang kita ambil. Sukses atau tidak, kita harus berkomitmen untuk tidak menyalahkan siapapun atas keputusan kita. Karena kesuksesan dan juga kegagalan adalah tanggung jawab setiap pribadi.

Tahun 2022 saya memiliki goal baru yaitu memiliki bisnis sendiri. Bekerja sama dengan Merry Riana, motivator wanita nomor satu di Indonesia, saya memulai bisnis dengan membuat minuman fiber bernama firro.

Kenapa saya memilih untuk membuat firro?

Karena zaman sekarang rata-rata wanita ingin memiliki berat badan yang ideal tapi tidak ada waktu olahraga. Diharapkan firro dapat memperlancar pencernaan serta mengenyangkan perut dalam jangka waktu lama sehingga kita lupa dengan yang namanya cemilan. Tapi ternyata bisnis itu jauh lebih sulit daripada apa yang saya tahu. Tantangan pengeluaran yang sangat besar untuk produksi pabrik, pikiran yang harus difokuskan untuk perkembangan bisnis, serta branding melalui content creator ataupun artis harus saya hadapi dalam pengembangan bisnis. Akhirnya di bulan Desember 2022 saya memutuskan untuk memberhentikan bisnis firro ini.

So, what's my next step?

November 2023 saya mulai menjalankan bisnis training dan workshop. Di bulan November 2023 saya telah melaksanakan training di 31 lokasi dengan jumlah peserta lebih dari 5000 di seluruh indonesia. Saya bersyukur karena training dan workshop saya diterima dengan baik.

Berbicara resolusi di tahun 2024, saya ingin menciptakan dampak positif kepada ratusan ribu orang di Indonesia. Dan saya percaya apapun yang kita bayangkan dapat tercapai jika kita menunjukkan kerja keras, ketekunan, dan komitmen.

Saya juga percaya bahwa semua pengetahuan dan pengalaman yang saya peroleh saat berkuliah juga merupakan modal utama saya dalam melangkah saat ini. Saya akan selalu berterima kasih pada kampus UKDW Yogyakarta yang telah mendidik saya dengan sangat luar biasa. Energi yang lahir dari tempat ini mendorong saya untuk hidup dengan memiliki impian besar dan mampu menciptakan dampak positif kepada jutaan orang di Indonesia. (Priska)

12

Natal UKDW 2023 VOL.18/ JAN 2024