Koran Kampus UKDW Edisi Juni 2022

UKDW Yogyakarta

16

@UKDWJOGJA @ukdwyogyakarta

06

UKDW Yogyakarta

Alamat Redaksi: Kantor Biro IV UKDW Gedung Hagios Lantai 1 Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25, D.I Yogyakarta Koran Kampus UKDW

JUNI 2022

korankampus@staff.ukdw.ac.id

Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni

B E R I TA U TA M A

Profil Bulan Ini: Michelle Jannes Wahono

Siraman Rohani: Pancasila: Pengalaman Hukum Kasih dengan Pengalaman Indonesia

Mahasiswa Despro UKDW Raih Gold Award Bharatika Creative Design Festival 2022

2

10

11

Resensi Buku: Filosofi Teras

12

G

regorius Lunsa, mahasiswa Program Studi Desain Produk, Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta berhasil meraih Juara 1 (Gold Award) pada kompetisi Product Innovation Challenge. Kompetisi berskala nasional ini merupakan rangkaian kegiatan Bharatika Creative Design Festival Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Universitas Kristen Petra Surabaya. Dimana para peserta ditantang untuk menciptakan sebuah produk inovatif yang dapat memudahkan aktivitas dan mengatasi permasalahan yang ada di lingkungan sekitar.

Karya Gregorius Lunsa yang berjudul Drifen merupakan alat yang berfungsi untuk menyangga botol hand sanitizer yang bisa dipasang pada sepeda motor. Gregorius menyebutkan dirinya merancang Drifen setelah melihat kebutuhan masyarakat dalam menjaga kebersihan di masa pandemi Covid-19, khususnya bagi para pengguna

sepeda motor. “Gagasan pengembangan desain produk Drifen ini saya dedikasikan kepada para pekerja ojek online dan profesi pengiriman barang. Produk ini dapat disesuaikan dengan berbagai ukuran botol hand sanitizer, serta dapat dipasang pada berbagai jenis kendaraan bermotor,” terangnya.

Drifen dapat dipasang pada spion atau ditempel pada area pengemudi sepeda motor, serta dapat dilepas dan dipasang kembali.

Drifen juga didesain dengan warna-warna yang cerah dengan tujuan memberikan kesan bersemangat, bersukacita, dan berhati-hati.

Ketua Program Studi Desain Produk UKDW, Kristian Oentoro, M.Ds., berharap seluruh mahasiswa terus bersemangat dalam belajar dan berkarya untuk meraih prestasi dalam berbagai kompetisi desain. Prodi Desain Produk juga terus memberikan dukungan dan motivasi bagi mahasiswa melalui program pendampingan (mentoring) dan pembimbingan kepada para mahasiswa peserta lomba atau kompetisi tingkat nasional

lainnya. Program ini merupakan refleksi bahwa karya dan prestasi mahasiswa adalah representasi dari prestasi kampus UKDW. Kristian Oentoro, M.Ds. sangat mengapresiasi prestasi Gregorius Lunsa yang berhasil menjadi Juara 1 di tengah kesibukannya menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Desain Produk (HMDP) UKDW. “Kami harap prestasi ini dapat menginspirasi para mahasiswa Despro untuk tetap berprestasi sekaligus aktif dalam berorganisasi. Hingga pertengahan tahun 2022 ini, mahasiswa Prodi Desain Produk UKDW juga telah meraih beberapa prestasi tingkat nasional, seperti Indonesia Industrial Design Student Award (IIDSA), Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), dan kompetisi tingkat nasional lainnya. Kami berharap para mahasiswa mampu belajar dan berkarya lewat berbagai kompetisi desain agar semakin siap dalam memasuki dunia usaha dan dunia industri (DUDI),” pungkasnya. (Maria Graciella Subekti)

Mahasiswa & Alumni UKDW Jadi Salah Satu Pemenang Nature Based Solution Challenge

E

ster Nurhana Kusumawati, mahasiswa Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta dan Jeffern Cornelis Liklikwatil, alumnus Fakultas Bioteknologi UKDW Yogyakarta yang tergabung dalam tim BovenDigoel Organic Mushroom (B.O.M) berhasil menjadi salah satu pemenang Nature Based Solution Challenge yang diselenggarakan oleh Wageningen University & Research,

Belanda. Kompetisi ini menantang para peserta untuk mengerjakan suatu proyek sebagai upaya memulihkan ekosistem alami akibat perubahan iklim dan merestorasi keanekaragaman hayati dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan penduduk setempat.

Ester menyebutkan proyek yang dipresentasikan mereka adalah budidaya jamur tiram di Boven Digoel, Papua. “Pembukaan

lahan untuk usaha pertanian merupakan salah satu penyebab deforestasi di Indonesia.

Khususnya di Papua, laju deforestasi sangat tinggi dan mempengaruhi kondisi iklim Indonesia dan dunia. Tujuan kami adalah masyarakat setempat dapat hidup berdampingan dengan alam tanpa merusak. Secara khusus kami ingin membuat budidaya jamur di Boven Digoel, Papua, dimana jamur dapat tumbuh secara produktif di bawah perlindungan kanopi pohon. Jadi kita bisa menyelamatkan hutan,” terangnya.

Ester menambahkan produksi jamur tiram di Papua hampir tidak ada. Oleh karena itu, lewat project ini diharapkan dapat memberikan jaminan ketahanan pangan yang berkelanjutan dengan produksi jamur yang berkelanjutan. “Di Boven Digoel, kegiatan ini dapat bermanfaat sebagai sumber mata pencaharian masyarakat setempat. Perekonomian masyarakat bisa meningkat sehingga tidak perlu merusak hutan. Masyarakat bisa mengganti konsumsi daging hewan liar dengan jamur. Mengurangi konsumsi daging dari perburuan tentu menyelamatkan rantai

makanan dan keanekaragaman hayati,” paparnya.

Dalam proses penyusunan program, Ester dan Jeffern berkonsultasi dengan Albertus Riyanto Martoyo, alumnus Fakultas Bioteknologi angkatan 2015, pemuda lokal yang menggerakan usaha budidaya jamur di Papua. Selama seleksi, tim ini memperoleh bimbingan kebahasaan dari Ignatius Tri Endarto, M.A., yang merupakan dosen Pendidikan Bahasa Inggris di UKDW. Ester dan Jeffern adalah salah satu tim dari 8 pemenang yang mendapatkan 2500euro untuk menjalankan proyeknya. Adapun 8 tim pemenang berasal dari negara Indonesia, Belanda, Sri Lanka, Brazil, Nepal, Uganda, dan DR Congo. “Selanjutnya kami akan menjalankan project Nature Based Solutions di negara masing-masing sampai bulan September. Kemudian best team dalam project tersebut akan terlibat dalam the 2022 United Nations Climate Change Conference atau COP27 di Sharm el-Sheikh, Mesir,” pungkasnya. (mpk)

VOL.16/ JUN 2022

Tambah Wawasan, Pertajam Skill, dan Ukur Kemampuan Lewat Kompetisi Daftar Prestasi Juri lukis Stece Cup 2021 Tingkat Nasional Juara 1 Lomba Gambar Copic Halloween oleh Copic Indonesia Juara 1 Lomba Sketsa Texture UTY "Livable Space" Juara 1 Lomba Gambar Copic "Winter Holidays” Juara 2 Lomba Sandal doodle competition oleh Zebra x Swallow Juara Lomba Zebra Jurnal Challenge 2022

MICHELLE JANNES WAHONO

B

elajar tentang arsitektur di Program Studi Arsitektur Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta membuat Michelle Jannes Wahono atau yang lebih akrab dipanggil Michelle memiliki pemikiran yang lebih terbuka. Michelle diajarkan untuk berpikir lebih fleksibel dan efektif, mulai dari kasus-kasus yang berhubungan dengan kondisi saat ini, seperti membuat shelter yang bisa ditransformasikan.

Menurut Michelle, hal ini sangat menarik karena mahasiswa diajarkan untuk berpikir lebih dalam. “Cara UKDW dalam membimbing mahasiswanya sudah sangat baik dan dari situ kami mendapatkan pengalaman baru,” ujarnya ketika ditanya pengalaman berkuliah di UKDW Yogyakarta. Pada awalnya Michelle memang sudah tertarik di bidang arsitektur saat ia menginjak jenjang pendidikan SMP. “Saat SMP saya sudah tertarik melihat acara tentang interior bang-

unan. Dari situ muncul rasa tertarik pada interior. Saat SMA, saya akhirnya memutuskan untuk masuk ke bidang arsitektur, dan mulai berlatih sketsa arsitektur,“ ungkap mahasiswi kelahiran 2002 ini. Sejak saat itu, Michelle mulai mencari-cari kampus yang memiliki Prodi Arsitektur yang bagus. “Kebetulan, ayah saya memiliki teman yang bekerja di bidang arsitektur dan merekomendasikan UKDW ke saya,” katanya.

Michelle yang telah memenangi berbagai lomba baik di bidang arsitektur maupun umum mengungkapkan kebanggaannya bisa meraih juara-juara tersebut. “Dengan mengikuti kompetisi, saya dapat mengukur kemampuan, menambah wawasan, dan skill,“ ujarnya. Semangat yang Michelle dapatkan ini tidak luput dari dukungan orang tua yang selalu memberikan dorongan dan menemaninya saat mengikuti lomba-lomba tersebut.

“Sebenarnya, awal pertama kali saya mengikuti lomba karena support orang tua. Mereka

Juara 3 Lomba Sketsa "A Peek into The Future Architecture" oleh ASF Petra

bilang bahwa aku harus membuka wawasan dan menantang diri sendiri jika ingin maju dan berkembang. Setelah itu, saya jadi semangat untuk mengikuti lomba. Para dosen yang selalu memberi dukungan dan apresiasi juga membuat saya semangat untuk mengikuti lomba,” kata Michelle yang merupakan mahasiswa Prodi Arsitektur Angkatan 2020.

Bagi Michelle, salah satu kompetisi yang berkesan adalah Lomba Menggambar "Copic Moment", event internasional yang diadakan oleh copic dengan tema empat musim, yaitu summer, autumn, spring, dan winter. Lalu, Michelle mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Copic Moment dengan tema Winter Holiday. Menurut Michelle, lomba tersebut berkesan karena merupakan pertama kalinya ia memenangkan lomba internasional yang diikuti oleh banyak negara dengan partisipan yang jumlahnya lumayan banyak.

Michelle merasa sangat senang, kaget, dan juga bersyukur bisa menang dalam lomba ini.

Sebagai penerima Beasiswa Akademik dan Umum UKDW Yogyakarta, Michelle merasa sangat bersyukur karena beasiswa itu seperti reward atas pencapaian dari satu semester yang sudah dilewati. Ditambah lagi, ia bisa meringankan beban orang tua karena bisa mendapatkan pengurangan biaya kuliah.

Michelle pun mengungkapkan harapannya untuk UKDW Yogyakarta, ”Semoga UKDW bisa lebih maju dengan cara pengajaran yang lebih menyenangkan lagi dan melahirkan lulusan-lulusan yang berkualitas. Selain itu, semoga studio perancangan bisa lebih berkembang seperti pengadaan alat-alat untuk membuat maket. Semoga dosen-dosen, khususnya Prodi Arsitektur, tetap memberi pengajaran yang menarik dan terimakasih untuk para dosen yang sudah membimbing saya dengan sangat baik.” [Lia]

REDAKSI KORAN KAMPUS PENANGGUNG JAWAB PIMPINAN REDAKSI WAKIL PIMPINAN REDAKSI

: Pdt. Handi Hadiwitanto, Ph.D : Dr. Phil. Lucia Dwi Krisnawati, S.S., M.A. : Christina Angelina Puspitasari

EDITOR

LAYOUTER

Mei, Iit, Anti

Putra, Jessica, Vivan

KORAN KAMPUS BISA ANDA DAPATKAN SECARA ONLINE MELALUI

https://issuu.com/korankampus_ukdw

Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.id

Universitaria

VOL.16/ JUN 2022

3

Magister Manajemen UKDW Gelar CEO Talks

foto:dok./Panitia

D

ato’ Sri Prof. Dr. Tahir, MBA selaku Co-Chair Tahir Foundation dan Komisaris Utama Bank Mayapada menjadi pembicara tunggal dalam acara CEO Talks pada hari Rabu, 25 Mei 2022. Acara ini digelar oleh Program Studi Magister Manajemen UKDW dalam rangka Dies Natalis ke37 Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta

Wacana (UKDW) Yogyakarta. CEO Talks diadakan secara blended di Ruang H.1.1 dan melalui platform zoom meeting, serta dapat disaksikan secara langsung lewat kanal Youtube UKDW Yogyakarta.

Hadir dalam acara CEO Talks, Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D selaku Rektor UKDW, Dr. Perminas Pangeran, M.Si. CSA., CRP

selaku Dekan Fakultas Bisnis UKDW, Dr. Singgih Santoso, MM selaku Kaprodi Magister Manajemen UKDW, serta Drs. Purnawan Hardiyanto, M.Ec.Dev, Ketua Pusat Studi Ekonomi dan Bisnis (PSEB) UKDW yang juga bertindak sebagai moderator acara.

Pada kesempatan tersebut, Dato’ Sri Prof. Dr. Tahir, MBA membicarakan topik Menjadi Garam Dunia Lewat Pemberdayaan UMKM. “Kehidupan kita adalah suatu kesaksian yang ditunjukkan kepada masyarakat luas, dimana kita menjadi garam dan terang dunia, mempengaruhi orang lain supaya hidup ke arah yang lebih baik.

Sebagai entrepreneur, kita perlu banyak menciptakan UMKM yang bisa menampung pekerja-pekerja,” terangnya.

Terkait pemberdayaan UMKM, dimana modal menjadi masalah, pemerintah telah memberikan kemudahan dalam pengajuan kredit mikro. Pemerintah juga harus membantu dalam penetrasi market dengan membuat pelatihan-pelatihan yang didukung dengan peranan swasta.

Sekarang ini karena teknologi begitu maju, bisa membuat orang kaya mendadak dengan menghalalkan segala cara. Dato’ Sri Prof. Dr. Tahir, MBA mengingatkan, sekarang ini anak muda dirasuki pemikiran tentang hidup enak tanpa diimbangi dengan

kerja keras, kerajinan, ketulusan, kejujuran, dan dignity.

“Menurut saya itu justru menunjukkan bahwa dunia menuju pada kebobrokan bukan kemakmuran. Kita bisa melihat Amerika saat ini, homeless dimana-mana, tingkat kriminalitas naik, dan terjadi perpecahan dalam masyarakat. Saya bersyukur hidup di Indonesia, dimana jauh lebih aman dan lebih baik dari Amerika,” tuturnya.

Sementara itu, dalam sambutannya Dr. Perminas Pangeran, M.Si. CSA., CRP menyampaikan bahwa Fakultas Bisnis telah banyak berpartisipasi dalam pengabdian masyarakat, kolaborasi dengan pemerintah dan organisasi-organisasi, serta melakukan berbagai riset. “Kami berusaha membentuk mahasiswa yang berintegritas, berkarakter kuat, berpikir kristis, dan kompeten dalam bidangnya,” ungkapnya.

Sedangkan Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D mengatakan bahwa kita juga dipanggil untuk melayani di luar tembok kampus dan berdampak bagi masyarakat. “Kita harus mengerjakan apa yang menjadi bagian kita, yang sudah Tuhan percayakan kepada kita, dengan sebaik-baiknya sehingga membawa dampak yang positif bagi sekitar kita,” ujarnya. (mpk)

Langkah Awal UKDW Menjadi Kampus yang Inklusif

foto:dok./Panitia

U

niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta melalui Lembaga Pengembangan Akademik dan Inovasi Pembelajaran (LPAIP), menyelenggarakan seminar bertajuk “Mengembangkan Layanan Disabilitas di Perguruan Tinggi” di Ballroom Hotel Grand Ambarrukmo. Seminar yang diselenggarakan pada Senin, 13 Juni 2022 merupakan langkah awal mewujudkan UKDW sebagai kampus

yang inklusif dengan mengembangkan Pusat Layanan Disabilitas di Perguruan Tinggi.

Acara yang menghadirkan Ro’fah, M.A., Ph.D., pendiri Pusat Layanan Disabilitas Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga sebagai narasumber ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dalam mengembangkan Pusat Layanan Disabilitas di Perguruan Tinggi. Acara ini juga dapat menjadi wadah untuk melakukan advokasi

kepada para dosen dan staf pendukung akademik di UKDW untuk memahami serta melakukan berbagai bentuk layanan yang perlu diberikan kepada mahasiswa dengan disabilitas.

Pada kesempatan tersebut, Ro’fah, M.A., Ph.D. membagikan pengalamannya dalam mendirikan Pusat Layanan Disabilitas (PLD) di UIN Sunan Kalijaga, dimana salah satu fungsi pokoknya adalah memberikan sup-

port kepada mahasiswa difabel untuk mendapat akses kegiatan pembelajaran, administrasi, dan interaksi sosial di kampus.

“Tantangan terbesar yang kami hadapi dalam proses pendirian PLD adalah mengubah perspektif dan paradigma terkait difabel. Bagaimana membangun kesadaran bahwa hal tersebut sangat penting untuk dilakukan,” tuturnya.

Sementara itu, Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D., Rektor UKDW menyebutkan hal ini merupakan kesempatan yang baik untuk belajar mengembangkan layanan disabilitas.

“UKDW akan mengedepankan layanan inklusif untuk seluruh sivitas akademika, khususnya terkait penyediaan layanan untuk pendidikan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Dr. Fransisca Endang Lestariningsih, M.Hum, Ketua LPAIP UKDW menyebutkan UKDW yang memiliki nilai Kedutawacanaan Service to the World, memandang perlu untuk mendirikan dan mengembangkan sebuah pusat layanan bagi mahasiswa penyandang disabilitas. “Langkah awal dapat dilakukan dengan belajar dari pengalaman perguruan tinggi lain yang telah memiliki Pusat Layanan Disabilitas. Karya perintisan, hambatan, tantangan, serta praktik baik akan dipelajari dari narasumber yang telah berhasil mendirikan dan mengembangkan pusat tersebut, serta diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi langkah pendirian pusat layanan yang sama di UKDW,” pungkasnya. (Mei)

UKDW Bangun kerjasama dengan BBKB bagi Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik

P

ada hari Selasa, 7 Juni 2022, berlokasi di Hotel Harper Malioboro Yogyakarta telah dilaksanakan acara Penandatanganan Kesepahaman Bersama antara Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta dan Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik, Kementerian Perindustrian mengenai Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Acara penandatanganan Kesepahaman Bersama ini merupakan bagian dari acara Temu Pelanggan BBKB 2022 yang mengambil tema “Meningkatkan Sinergi melalui Optimalisasi Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik”.

Penandatanganan Kesepahaman Bersama dilakukan oleh Dra. Hendra Yetty selaku Kepala Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik bersama dengan Kristian Oentoro, S.Ds., M.Ds. selaku Ketua Program Studi Desain Produk Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW Yogyakarta, mewakili Rektor UKDW Yogyakarta yang berhalangan hadir dalam acara tersebut. Kristian Oentoro juga turut didampingi oleh Kepala Centre of Entrepreneurship and Innovation (Centrino) UKDW Yogyakarta, Winta T. Satwikasanti, M. Sc., Ph.D.

Adapun tujuan dari kerja sama ini adalah untuk melaksanakan suatu kegiatan yang bersifat saling membantu dan meningkatkan potensi kedua belah pihak dengan prinsip saling memberi dan mendapatkan manfaat.

Ruang lingkup kerja sama yang disepakati kedua belah pihak diantaranya pembimbingan magang mahasiswa, pembimbingan skripsi/tugas akhir mahasiswa (kerajinan dan batik), penyediaan tenaga ahli atau narasumber, publikasi bersama dalam pertemuan ilmiah, dan pengembangan potensi mitra melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Menurut Kristian Oentoro, melalui kerjasama ini diharapkan membuka kesempatan bagi dosen dan mahasiswa untuk semakin meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam pengembangan produk industri kerajinan dan batik yang sesuai dengan standar. Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik juga merupakan mitra strategis bagi UKDW Yogyakarta, khususnya Program Studi Desain Produk dalam berbagai kerjasama pengembangan produk antara UKDW Yogyakarta dan industri kerajinan dan batik di Yogyakarta. (Lia)

Universitaria

4

VOL.16/ JUN 2022

Audiensi UKDW Disambut Hangat oleh Bupati Gunungkidul

foto:dok./Pribadi

U

niversitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta melakukan audiensi dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terkait permohonan kerjasama program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Rombongan UKDW yang terdiri dari Rektor, Wakil Rektor Bidang Akademik, Riset, dan Inovasi (WR 1), Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) beserta staf, dan tiga dosen dari Fakultas Bisnis mendapatkan sambutan yang hangat dari Bupati Gunungkidul dan Kepala Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Gunungkidul.

Dalam audiensi yang dilakukan di Ruang Bupati Setda Gunungkidul pada hari Selasa, 14 Juni 2022, Rektor UKDW Ir. Henry Feriadi, M.Sc. Ph.D menyampaikan rencana program KKN yang berfokus pada potensi Desa Wisata di Ngawen, Gunungkidul. UKDW akan menempatkan 477 mahasiswa dari 6 fakultas yang terdiri dari Fakultas Bisnis, Fakultas Teknologi Informasi, Fakultas Bioteknologi,

Fakultas Arsitektur dan Desain, Fakultas Kependidikan dan Humanoria, serta Fakultas Kedokteran. “Nanti waktu penempatan mahasiswa dari berbagai fakultas ini akan kita campur. Sedangkan fokus program KKN adalah supaya mahasiswa belajar mendampingi masyarakat serta mengembangkan potensi desa wisata,” terangnya.

Lebih lanjut, Ir. Henry Feriadi, M.Sc. Ph.D menyampaikan kegiatan KKN UKDW akan dimulai pada tanggal 28 Juni 2022. “Saya berharap Bapak Bupati Gunungkidul dapat menerima dan memberi bekal serta arahan kepada calon peserta KKN secara langsung, dan direncanakan akan dikumpulkan semua pihak-pihak terkait seperti Panewu di Taman Budaya Gunungkidul,” ungkapnya.

Bupati Gunungkidul, H. Sunaryanta menyambut baik program KKN UKDW ini dan berharap UKDW dapat bersinergi dengan Pemerintah Daerah guna membina masyarakat terutama daerah Ngawen untuk mengembangkan potensi yang ada di sana. H. Sunaryanta mengatakan

langkah UKDW memilih Kapanewon Ngawen sebagai lokasi KKN sudah tepat karena di daerah tersebut terdapat berbagai klaster untuk dipelajari oleh mahasiswa.

“Rencana program Pemerintah dalam pembangunan dan potensi masyarakat daerah tidak hanya di daerah selatan dan tengah. Saya juga mendorong daerah utara Gunungkidul agar tidak tertinggal. Nanti mahasiswa peserta KKN akan dibagi dan ditempatkan diseluruh desa di daerah Ngawen untuk mendampingi dan membantu masyarakat sekitar dalam pengembangan desa,” jelasnya.

Harapannya program KKN yang diselenggarakan oleh UKDW tidak hanya dilaksanakan sekali saja, dan bisa dilakukan secara bertahap untuk mengetahui perkembangan dari desa/tempat yang menjadi lokasi KKN yang kemudian bisa berkembang pada program-program pendampingan lainnya.`

Pojok Alumni Bertahan di Tengah Pandemi Oleh

dr. Deta Intan Herdyan Alumni Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran

A

pa yang membuatmu bahagia? Pertanyaan itu seringkali muncul dalam benak kita. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahagia memiliki arti keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan).

Apakah uang, mobil, rumah, atau harta benda, jabatan, relasi, keluarga atau bahkan kesehatan yang membuat kita bisa bahagia? Tentunya setiap orang punya pemikiran dan sudut pandang sendiri dalam memaknai kebahagiaan.

Pada masa pandemi Covid-19 ini, ternyata banyak dari kita yang mempertanyakan dimanakah kebahagiaan itu. Tak terasa

Penyuntikan Vaksin Covid-19 ke Hanung Bramantyo di Vaksinasi Massal Seniman DIY

dua tahun sudah kita hidup berdampingan dengan Covid-19 yang membuat kita kehilangan arti sebuah kebahagiaan.

Anak-anak kehilangan ruang untuk mereka berkumpul, belajar, dan bermain. Sebagian orang kehilangan pekerjaan dan tak sedikit pula yang berduka karena kehilangan sanak saudaranya saat berjuang melawan Covid-19.

Begitu pula dengan saya saat dihadapkan dengan situasi pandemi ini, saya merasakan hal yang sama. Sebagai seorang dokter yang memiliki peran sebagai garda depan penanganan Covid-19 membuat saya berpikir, apakah saya siap membantu mereka meraih kebahagian itu? Rasa takut dan khawatir muncul setiap kali harus berhadapan dengan Covid-19. Banyak jiwa yang berjuang, bertahan melawan Covid-19. Tidak sedikit pula yang harus “membeli udara segar” untuk bernapas lega. Melihat kondisi saat itu, yang bisa saya lakukan hanyalah membantu mereka untuk tetap bertahan, melewati kondisi pandemi dan berusaha “berdamai” dengan Covid-19.

Pada awalnya, sulit menyamakan pengertian bahwa yang perlu kita lakukan hanyalah bertahan, mengikuti setiap perkembangan riset ilmu tentang Covid-19, termasuk bagaimana saat itu kita harus menyesuaikan diri dengan protokol kesehatan dan “kebiasaan baru/era new normal”.

Memasuki serangan Covid-19 gelombang kedua, kondisi mulai kacau balau dimana tabung oksigen di fasilitas kesehatan kosong, kamar perawatan di semua rumah sakit penuh, dan harga kebutuhan medis melambung, barulah kita mulai menyadari bahwa pandemi ini nyata, bukan semata-mata soal “mengcovidkan”.

Berada di garda depan ternyata bukanlah hal mudah.

Bagaimana tidak, jika saat itu Covid-19 menjadi momok karena penyebarannya yang begitu cepat. Bertahan untuk tetap sehat saat itu menjadi kunci kami sebagai tenaga kesehatan agar tetap bisa menolong. Berbagai upaya kami lakukan agar penyebaran Covid-19 dapat terkendali. Kami para tenaga kesehatan senantiasa mengikuti protokol kesehatan, melakukan pelacakan, dan pemantauan setiap orang yang terjangkit Covid-19 hanya untuk bertahan melewati pandemi ini. Pelayanan kami di dalam gedung fasilitas kesehatan masih harus berjalan. Selain itu, kami masih harus melakukan pemeriksaan, pelacakan, dan pemantauan pasien Covid-19, serta melaksanakan program vaksinasi sebagai salah satu cara Pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19. Waktu 24 jam yang kami sediakan sebagai tenaga kesehatan untuk melayani ternyata tidak cukup, banyak hal yang kami korbankan termasuk keluarga.

Perjuangan kami sebagai tenaga kesehatan dan semua masyarakat yang telah berhasil menang melawan pandemi ini, secara bertahap akan meraih lagi kebahagiaan itu.

Kesehatan, pekerjaan, pendidikan, dan hiburan akan kita nikmati lagi bersama. Satu hal yang menjadi motivasi saya selama bertahan di tengah pandemi yaitu kutipan kalimat Anne Frank ‘no one has ever poor by giving’. Dengan tulus ikhlas kita memberi, mengasihi, dan membantu sesama, maka kita tidak akan miskin atau kehilangan apa yang menjadi kebahagiaan kita.

Program Studi

VOL.16/ JUN 2022

5

Drone Air Berteknologi AI ala Mahasiswa UKDW, Penyelamat Terumbu Karang dari Kapal Perusak

foto:dok./Pribadi

S

ebagai negara maritim, Indonesia memiliki sumber daya laut yang sangat beragam dan harus dilindungi dari kerusakan karang yang diakibatkan oleh penggunaan bahan peledak maupun bahan beracun. Salah satunya yang berada di Spermonde, Pulau Kodingaren Keke, Sulawesi Selatan, dimana terumbu karangnya banyak mengalami kerusakan.

Menurut data dari Marine Science Diving Club (MSDC) Universitas Hasanuddin, tutupan karang hidup yang berada di beberapa pulau di Spermonde tercatat 3040 persen dalam kondisi buruk hingga sedang. Dalam upaya perbaikan ekosistem terumbu karang di Pulau Kodingareng Keke masih belum bisa secara langsung memberikan jaminan terumbu karang bisa langsung membaik.

Berangkat dari permasalahan tersebut, empat mahasiswa dari Program Studi Sistem

Informasi Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta merancang sebuah alat bernama Coreef Underwater Drone yang menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI). Alat ini dirancang untuk mendeteksi kapal asing, bom dengan gelombang radio, dan memantau terumbu karang.

Selanjutnya data hasil pemantauan akan dikirimkan ke Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar untuk ditindaklanjuti.

Tim yang terdiri dari Naftalia Keisya Griselda Runtuwene, Angelina Duha, Belinda Mutiara Laurieta Senduk, dan Josephine Vania Soerjanto merancang alat tersebut untuk meminimalisir kerusakan pada terumbu karang. Naftalia Keisya selaku ketua tim menjelaskan Coreef Underwater Drone memiliki dua fitur utama. Fitur pertama adalah mendeteksi kapal asing dan bom

dengan gelombang radio. “Jika Coreef Underwater Drone mendeteksi adanya kapal asing atau bom, maka drone akan memberikan sinyal dan titik lokasinya ke BPSPL Makassar sehingga BPSPL Makassar dapat memberikan peringatan pada kapal maupun menindaklanjutinya,” terangnya.

Fitur yang kedua adalah memantau terumbu karang menggunakan kamera drone yang dilengkapi fitur AI. “Fitur ini digunakan untuk mendata, memantau, maupun mendeteksi kondisi terumbu karang. Selanjutnya data hasil tangkapan atau rekaman tersebut akan dikirimkan ke BPSPL Makassar. Jika terdeteksi adanya kerusakan pada terumbu karang, drone akan memberi sinyal dan titik lokasinya ke BPSPL Makassar sehingga bisa segera ditindaklanjuti dan dilakukan perawaan di lokasi,” paparnya.

Inovasi keempat mahasiswa SI UKDW ini berhasil mendapatkan pendanaan lewat

Program Kreativitas Mahasiswa Skema Video Gagasan Futuristik (PKM-VGK) Tahun 2022 yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. Keberhasilan tim ini tentu tidak lepas dari bimbingan Drs. Jong Jek Siang, M.Sc. Dosen Sistem Informasi sekaligus Kepala Program Studi Sistem Informasi UKDW. Drs. Jong Jek Siang, M.Sc. mengatakan bahwa kompetisi nasional PKM tahun ini lebih berat dari tahun-tahun sebelumnya.

“Tahun ini hanya sekitar 4% proposal yang lolos didanai oleh Belmawa dari 37.000 proposal yang diusulkan. Dari 10 skema yang ditawarkan, hanya 63 proposal dari skema VGK yang lolos. Berikutnya, para mahasiswa ini akan membuat video yang menjelaskan ide detil dari gagasan tersebut,” pungkasnya.

(Naftalia Keisya Griselda R)

Rancangan Aplikasi e-Posyandu Mahasiswa FTI UKDW Raih Hibah PKM 2022

P

encatatan data bayi merupakan hal penting yang dilakukan oleh posyandu. Namun selama ini pencatatan kondisi bayi masih dilakukan secara manual di kartu menuju sehat (KMS), dimana KMS sering hilang atau tertinggal waktu bayi dibawa ke posyandu. Seiring berkembangnya waktu, KMS ini dirasa masih belum efektif karena setiap akhir bulan maupun akhir tahun, petugas posyandu dibebani banyak pekerjaan administrasi untuk melaporkan data ke kecamatan mengingat pencatatan data dilakukan dengan kertas atau MS Excel.

Melihat kondisi tersebut, empat mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta membuat suatu inovasi untuk memudahkan pengolahan data posyandu.

Inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa FTI UKDW ini berhasil mendapatkan pendanaan lewat Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2022 yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.

Kembangkan Aplikasi Pengolahan Data Posyandu Setelah melakukan pengamatan di Posyandu Kasuari, Wedomartani, Sleman, tim yang terdiri dari Kevin Alvaro Adianto, Shalommita Pranatantri, Bryan Nicholas Winata, dan Era Riece Swany Angelica ini

merancang pembuatan aplikasi “e-Posyandu”. Aplikasi ini dibuat untuk mendata, mengolah, dan melaporkan kegiatan posyandu secara elektronik.

Kevin Alvaro selaku ketua tim menjelaskan aplikasi ini dapat digunakan oleh ibu bayi untuk memantau perkembangan bayinya, memperoleh informasi tentang perawatan bayi, mengingatkan jadwal imunisasi, dan informasi lain terkait posyandu melalui smartphone yang dimiliki. Beban administratif petugas posyandu untuk melaporkan perkembangan aktivitas posyandu juga dapat dikurangi secara signifikan.

“Pada era teknologi sekarang ini, kebanyakan ibu-ibu memiliki smartphone. Ironis kalau pengelolaan data posyandu masih dilakukan secara (semi) manual karena smartphone dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan bayi,” katanya.

Lolos PKM-PM 2022 Dosen pembimbing sekaligus Kepala Program Studi Sistem Informasi UKDW, Drs. Jong Jek Siang, M.Sc. sangat mengapresiasi keempat mahasiswa FTI UKDW ini, karena proposal yang diajukan berhasil mendapatkan pendanaan PKM Skema Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) Tahun 2022. Melalui PKM ini, mahasiswa belajar mengasah softskill seperti membangun jejaring, kerjasama tim, empati sosial, problem solving, manajemen waktu, kedisiplinan, dan lain-lain yang tidak mungkin

foto:dok./Pribadi

diperoleh melalui kegiatan perkuliahan saja.

Prodi akan mengapresiasi prestasi ini dengan mengkonversi sebagai mata kuliah KKN. “e-Posyandu ini merupakan aplikasi ilmu Sistem Informasi. Saya sangat bangga terhadap prestasi mahasiswa FTI UKDW ini.

Mereka mampu melihat masalah, mencari solusi, dan mengkonversikannya menjadi

peluang untuk berprestasi. Terlebih persaingan PKM tahun 2022 ini semakin ketat, dimana hanya 4% dari 37 ribu proposal terunggah yang lolos didanai. Meskipun demikian, mereka tetap mampu menunjukkan kualitasnya,” pungkasnya. (Bryan, dkk)

Program Studi

6

VOL.16/ JUN 2022

FTI UKDW Kembali Loloskan Mahasiswa dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2022

F

akultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta konsisten dalam upayanya menumbuhkan jiwa dan kemampuan kewirausahaan mahasiswa, serta mendorong kreativitas dan inovasi mahasiswa melalui penerapan ilmu pengetahuan yang didapatkan dalam perkuliahan. Hal ini dibuktikan dengan lolosnya dua tim yang mendapatkan hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2022. Program ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.

Adapun dua proposal yang lolos dalam PKM 2022 ini adalah PKM Skema Video Gagasan Futuristik (PKM-VGK) berjudul

‘Coreef Underwater Drone: Pemantauan dan Penjagaan Kelestarian Terumbu Karang di Indonesia Berbasis AI’ yang diusulkan oleh Naftalia Keisya G. Runtuwene (Sistem Informasi 2020), Belinda Mutiara Laurieta Senduk (Sistem Informasi 2020), Angelina Duha (Sistem Informasi 2020), dan Josephine Vania Soerjanto (Sistem Informasi 2021).

Serta PKM Skema Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) berjudul ‘Aplikasi Pendataan Kesehatan Balita Guna Membantu Monitoring Perkembangan dan Pelaporan Balita Posyandu "Kasuari", Wedomartani, Yogyakarta’ yang diusulkan oleh Kevin Alvaro Adianto (Informatika 2020), Shalommita Pranatantri (Informatika 2020), Bryan Nicholas Winata (Sistem Informasi 2021), dan Era Riece Swany Angelica (Sistem Informasi 2021).

Drs. Jong Jek Siang, M.Sc. Kaprodi Sistem Informasi UKDW yang menjadi dosen pembimbing kedua tim ini menjelaskan PKM adalah program hibah tahunan yang diberikan Belmawa kepada mahasiswa kreatif seIndonesia. PKM menjadi kompetisi terbesar yang diselenggarakan Belmawa, mengingat sifatnya yang general sehingga dapat diikuti semua mahasiswa dari semua jurusan, konsistensi program (dimana tahun 2022 adalah PKM tahun ke-35), jumlah partisipan (tahun 2022 diikuti oleh 37 ribu lebih proposal dari PTN/PTS se-Indonesia), maupun jumlah dana yg diberikan (dana yang diberikan pada mahasiswa yang proposal lolos tahun 2022 lebih dari Rp 9 milyar). PKM menjadi salah satu tolak ukur pemeringkatan bidang kemahasiswaan oleh Dikti.

Seleksi PKM tahun 2022 jauh lebih ketat karena jumlah yang lolos hanya sepertiga dari tahun 2021. Tahun 2022, jumlah proposal yang terunggah sebanyak lebih dari 37 ribu. Namun hanya sekitar 4% proposal yang lolos didanai.

Meskipun persaingan semakin ketat, namun mahasiswa FTI UKDW tetap mampu menunjukkan kualitasnya dengan meloloskan 2 tim.

“Saya bangga terhadap prestasi mahasiswa dalam PKM tahun ini. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa FTI UKDW tetap mampu bersaing dengan PTN dan PTS di Indonesia.

Selama 5 tahun, mahasiswa FTI UKDW secara konsisten mampu lolos dalam PKM. Langkah berikutnya, kami akan fokus membawa mahasiswa tersebut ke Pekan Ilmiah Mahasiswa nasional (Pimnas) ke-35,” kata Drs Jong Jek Siang, M.Sc. (Jong Jek Siang)

Fakultas Bisnis Gandeng Gendong Siswa-Mahasiswa: Cari Cuan Dengan Fun

foto:dok./Biro 4

D

i era globalisasi seperti sekarang ini, peran kewirausahaan dirasakan semakin penting dalam pengembangan perekonomian nasional. Kewirausahaan dirasa efektif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui kontribusinya pada peningkatan pertumbuhan perekonomian sekaligus pemerataan pertumbuhan ekonomi. Kewira-

usahaan juga bertujuan untuk meningkatkan daya saing, menyediakan lapangan pekerjaan serta mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan. Peran perguruan tinggi sebagai lembaga pengembangan ilmu pengetahuan dalam hal ini juga sangat dibutuhkan. Untuk dapat melahirkan dan membentuk seorang wirausahawan yang kreatif serta inovatif perlu dimulai dari proses pendidikan dengan mengenalkan, menggali dan mengembangkan sikap kewirausahaan.

Sebagai rangkaian acara Dies Natalis Fakultas Bisnis ke–37 tahun, pada hari Jumat, 27 Mei 2022, Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menggelar talkshow dan pameran produk kewirausahaan yang berkolaborasi dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) BOPKRI 2 Yogyakarta. Kegiatan tersebut menjadi kegiatan kolaborasi pertama yang dilaksanakan kembali secara onsite dengan mengusung tema “Gandeng Gendong Siswa-Mahasiswa: Cari Cuan Dengan Fun”.

Talkshow yang diselenggarakan di Ruang Rudy Budiman UKDW Yogyakarta dan dihadiri oleh guru SMK BOPKRI 2 Yogyakarta, siswa

SMK BOPKRI 2 Yogyakarta, dan mahasiswa Fakultas Bisnis UKDW Yogyakarta ini, menghadirkan 3 siswa SMK BOPKRI 2 Yogyakarta sebagai pembicara dan 3 mahasiswa Fakultas Bisnis UKDW Yogyakarta sebagai penanggap. Melalui talkshow kewirausahaan ini para peserta diajak untuk memikirkan ide-ide bisnis yang cemerlang dan kreatif.

Tidak hanya menggelar talkshow, Fakultas Bisnis ikut menggandeng siswa SMK BOPKRI 2 untuk menampilkan produk kewirausahaan yang mereka produksi selama di sekolah.

Aneka produk berupa makanan dan minuman, dekorasi rumah, kerajinan tangan, perhiasan, dan kain tradisional, yang terkait dengan jurusan yang ada di SMK BOPKRI 2 Yogyakarta (tata busana, tata boga, dan perhotelan) sangat menarik perhatian audiens.

Kegiatan yang didukung oleh kelompok studi di bawah naungan Fakultas Bisnis, yaitu Kelompok Studi Kewirausahaan & Inovasi (KSKI), Kelompok Studi Manajemen Sumber Daya Manusia (KSMSDM), dan Marketing Study Club (MSC) ini mendapatkan respon positif dari guru, siswa, dan mahasiswa, baik sebagai pemapar ataupun pengunjung.

Harapannya, Fakultas Bisnis UKDW Yogyakarta dapat selalu mendukung kegiatan ini sebagai ajang kreatifitas mahasiswa dalam menciptakan konsep wirausaha serta untuk melatih jiwa seorang entrepreneur bagi para mahasiswa. Dunia bisnis memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) kreatif dan inovatif untuk melahirkan SDM yang tidak hanya berpendidikan dan berwawasan luas tetapi juga kreatif dan inovatif. (Anggita)

foto:dok./Biro 4

Menjaga Kedaulatan Pangan di Masa Pandemi

foto:dok./Panitia

K

elompok Studi Mahasiswa Pancasila dan Kebangsaan (KSMPK) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menyelenggarakan webinar dengan tema “Kedaulatan Pangan” pada hari Sabtu, 14 Mei 2022. Webinar diadakan secara online melalui platform zoom meeting dan terbuka untuk umum, tidak hanya ditujukan bagi sivitas akademika UKDW Yogyakarta.

Tema “Kedaulatan Pangan” dipilih karena KSMPK UKDW melihat isu pangan yang berdaulat belum terwujud dengan baik di Indonesia. Terlebih di masa pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat untuk beraktivitas lebih banyak di dalam rumah. Hal ini tentu mengakibatkan penurunan produktivitas di berbagai bidang. Dimana bidang pangan juga

tidak luput terkena imbasnya sehingga dapat berpotensi mengancam kedaulatan pangan nasional.

Pangan merupakan salah satu kebutuhan primer bagi manusia yang apabila tidak tercukupi maka akan menimbulkan dampak yang besar terhadap keberlangsungan hidup.

Adapun landasan perwujudan kedaulatan pangan di Indonesia tertuang dalam UU No 18.

Tahun 2012. Dan sejak tahun 2014, Presiden Joko Widodo melalui semangat Nawacita menetapkan kedaulatan pangan sebagai bagian dari kerangka pembangunan Indonesia.

Narasumber yang diundang untuk mengisi webinar ini adalah Dr. Ir. Priyanto Triwitono.

M.P. , akademisi dari Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) serta Dicky Senda selaku Co-Founder Lakoat Kujawas dan praktisi penggerak komunitas masyarakat adat Mollo, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur yang berkecimpung langsung didalam meningkatkan kedaulatan pangan.

Dalam sambutannya, Althien J. Pesurnay, S.T, M.Phil, Dosen Pendidikan Pancasila sekaligus Pembina KSMPK UKDW menyebutkan bahwa lewat kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat belajar akan nilainilai Pancasila, yang digunakan sebagai landasan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Khususnya dalam hal kebutuhan pangan, dimana eksistensi pangan menjadi problem ketika masyarakat agrikultur menjadi masyarakat industri yang menjadikan pangan sekedar komoditi, padahal pangan adalah kebutuhan yang dapat bernilai ekonomis tinggi.

Sementara itu, Dr. Ir. Priyanto Triwitono.

M.P. dalam pemaparannya menyebutkan bahwa pangan merupakan kebutuhan utama

yang menjadi bagian dari hak asasi manusia.

“Perlu diupayakan bentuk swasembada pangan sebagai upaya mencapai kebutuhan pangan.

Jika tercapai maka akan tercipta kemandirian pangan dan berujung pada terwujudnya ketahanan pangan. Jika hal ini tidak diupayakan, maka akan berakibat pada kerawanan pangan dan sosial,” terangnya.

Lebih lanjut, Priyatno menyampaikan Indonesia sebagai negara agraria, dalam upaya mewujudkan swasembada pangan justru menghadapi tantangan seperti konversi lahan lahan pertanian untuk lahan industri atau pemukiman, regenerasi pelaku pertanian yang cukup memprihatinkan, bidang pertanian yang dirasa kurang menarik bagi generasi muda, serta penerapan teknologi di bidang pertanian yang rendah. “Diperlukan kerja sama serta dukungan dari semua pihak untuk mempromosikan petani sebagai profesi yang perlu dihormati. Selain itu, perlu adanya edukasi pada masyarakat untuk meningkatkan keragaman pangan lokal, diversifikasi olahan pangan lewat pelatihan oleh lembaga perguruan tinggi,” imbuhnya.

Sedangkan Dicky Senda memberi pemahaman perihal ‘berdaulat atas piring makan’ dari perspektif budaya masyarakat adat dalam memanfaatkan potensi ketahanan pangan lokal. “Berbicara soal pangan, berarti juga berbicara soal bahasa, kehilangan identitas ketahanan pangan lokal juga berarti kehilangan bahasa sendiri. Dalam konteks perspektif budaya Molo, kita dapat menjumpai Uem Bubu sebagai ‘kulkas alam’ yang merupakan teknologi pangan purba masyarakat Mollo dalam menjawab anomali cuaca timor yang kering. Sei, Lu’at, dan Bose merupakan contoh produk teknologi pangan adat dengan melakukan fermentasi dan slow cooking dengan asap.

Masakan ini merupakan bentuk jawaban

ketahanan pangan di tengah keadaan iklim Pulau Timor,” paparnya.

Hal lain yang bisa menjadi persoalan kompleks dan berlapis dalam pemanfaatan maupun daya dukung ketahanan pangan lokal masyarakat adat adalah ketika ruang-ruang kebudayaan/ruang-ruang hidup masyarakat adat seperti hutan, tanah, sumber air menghilang akibat alih fungsi lahan. “Seperti yang dihadapi saat ini yaitu terputusnya relasi orang muda dengan alam dan pangan, stunting, malnutrisi menjadi masalah utama di Timor.

Komunitas Lakoat Kujawas hadir sebagai komunitas masyarakat yang berkontribusi melihat isu pangan, seni, budaya dengan memberi ruang-ruang kebutuhan seni budaya, terutama ruang yang memungkinkan aktivitas pertanian, preservasi pangan menurut pendidikan kontekstual seperti pendirian Food Lab, Ume Fatumfaun (ruang pengarsipan benih dan dokumentasi pangan lokal, Mnahat Fe’u (ekowisata dan gastronomi), dan Skoll Tamolok yaitu tour sekolah pengenalan budaya,” pungkasnya.

Di akhir acara, para peserta diberi kesempatan untuk berdiskusi mengenai kedaulatan pangan seperti merespons dengan kritis mengenai lemahnya daya dukung pemerintah lewat sekolah pertanian, ketergantungan pangan produk impor, serta optimisme dialogdialog semangat kesadaran pangan lokal dan pertanian yang perlu dikembangkan di tengah kalangan milenial dengan cara-cara kreatif.

Harapan ke depan, dialog-dialog kesadaran pangan dapat dikembangkan tidak hanya di ruang webinar ini saja tetapi melebar ke berbagai diskusi ruang-ruang publik. (Castio Richardo Ludji)

Prodi Pendidikan Bahasa Inggris VOL.16/ JUN 2022

Three Advantages of Discussion Method in Language Learning Class

foto: freepik

T

he discussion method prioritizes discussion activities consisting of several students. Larson (2000) stated that using class discussion as a teaching method to teach students how to interact orally with others is not new (Larson, 2000).

The venerable quest in teaching refers to bringing students into productive discussions of texts and questions (Parker & Hess, 2001).

The purpose of this method is to solve problems and answer questions about the topic of discussion. Besides, participation in ongoing discussions on powerful issues can be both an effort to reflect and strengthen the community (Parker & Hess, 2001). The teacher's role in this method is to determine the topic of discussion. As students interact during the discussion, they gain an understanding of the topic (Tharp and Gallimore, 1988 in Larson, 2000). This method not only trains students to be able to make decisions, but the teacher can understand the knowledge of each student.

The class discussion was essential to developing the 'intellectual art of thought and

communication' among students (Schwab, 1954 in Larson, 2000). Moreover, the methods can help students solve problems and make decisions based on the main topic of discussion. Therefore, this essay will focus on three advantages of the discussion method in a language learning class.

First, the discussion method develops the teacher's ability to understand the knowledge of each student by the discussion method in the class. Besides having positive advantages for students, using the discussion method also has positive effects on teachers who teach (Johnson, 2017). Leading students through productive discussions on powerful texts and questions is a venerable quest in education (Parker & Hess, 2001). By using the discussion method, teachers can build twoway communication so that the students not only get explanations from the teacher but also explanations from various data sources (Johnson, 2017). Students express positions, make analogies, question positions, search for clarity, and give reasons (Parker & Hess, 2001). Larson (2000) stated that the discussion was conceptualized as recitation, a teacher-directed conversation, a series of responses to challenging questions, an openended conversation, practice with verbal interaction skills, a guided transfer of knowledge to the world outside the classroom, and practice with verbal interaction skills.

Furthermore, every student contributes, and they salute one another (Parker & Hess, 2001).

Then, the discussion method also helps teachers know the students' abilities, so it will be easier for the teacher to determine the right method that must be applied in the classroom

in the future. In conclusion, the discussion method can help teachers build two-way communication and help teachers know the students' abilities.

Second, the discussion method improves students' ability to solve problems and train themselves to make decisions.

Teaching with discussion is using discussion as an instructional strategy to help students more deeply understand the text at hand or to make a decision about the issue at hand (Parker & Hess, 2001). Moreover, Rejeki (2018) stated that the method of discussion may also develop the ability of students to express opinions with an attitude or ways of thinking that are logical, analytic, and critical. Besides, each student has the same opportunity to express his or her opinion and is in a position to assess every opinion that exists (Rejeki, 2018). Students have the option of developing ideas themselves. Besides, the method of discussion can also be used as a basis for students' critical thinking in learning to resolve problems that arise, particularly regarding the materials taught (Syafruddin, 2017). In conclusion, through the discussion method, students are expected to express their own opinions and improve their ability to solve problems.

Third, the discussion method develops students' intellectual communication skills.

Ermi (2015) stated that discussion is a learning process where there is a conversation between the person and other people who are trained in containers or groups that are confronted with a problem so that they can exchange ideas to obtain the right solution to the problem.

Syafruddin (2017) stated that the method of discussion as a means of thinking together will

be a means of more intense and effective communication and consultation. The method of discussion is also intended to encourage students to learn and think independently, critically and to express their opinions in a rational and objective manner to resolve problems, so with this method, it is hoped that the learning process will be more about training the independence of students in thought and action (Syafruddin, 2017). In conclusion, through the discussion method, students are expected to be able to express their critical thinking and ideas through communication so that it can develop their intellectual communication.

The paragraphs above have explained the advantages of discussion methods in language learning classes. The first is that the discussion method develops the teacher's ability to understand the knowledge of each student by building two-way communication so that it can help teachers know the students' abilities. The second is that the discussion method improves students' ability to solve problems and train themselves to make decisions. That is because students have the same opportunity to express their opinions, so they can train themselves to make decisions. The third is the discussion method, which develops students' intellectual communication skills by expressing their critical thinking and ideas through communication in a group. These things make discussion become one of the language learning methods that are worth it for the teacher and students in the classroom.

(Michelle Vanya Swandaru)

The Perks of Working in Tourism as an English Language Education Department Graduate

foto:dok./Panitia

T

here is a question that pops up in the mind of almost all English Language Education Department (ELED)'s students at least once: ” Do ELED graduates have to work as teachers?”. With the purpose of clearing up the confusion and to open up students' perceptions, UKDW's ELED held Career Month, a regular event that invites incredible guests who have graduated from English Language Education Department and working in fields other than education to share their experiences, insights, and life lessons as the ELED graduates who work in

Poem

various sectors.

On June 2, 2022, the long-awaited Career Month was held once again under the title 'The Perks of Working in Tourism as an English Language Education Department Graduate', inviting Gede Suteja S.Pd., CHA., Cluster General Manager at Como Ubud & Como Shambala Estate, as the honorable speaker. Gede started sharing the same worry and struggles as other ELED students on what career path to choose and continued the session by explaining about the company he works for and the journey that led to where he is now.

Gede has several points when it comes to career opportunities for those who are seeking employment, waiting to graduate, or even still learning in a university. He advised them not to wait, and just take any opportunity that is available and choices will come along the way. He added that if choices are available, take the one that suits one's passion, the one that makes waking up in the morning exciting. Not being shy to start from the bottom is also important. It is good for building skills and having a strong foundation.

Dare to connect is also a great point for networking.

When it comes to job interviews, he advised to be well prepared with the CV and to have positive attitudes such as being tidy, presenting well, and of course not being tardy.

Being on time is a big aspect of how to respect others. He pointed out to be enthusiastic about what has been done whether it is about being a student, doing something in life, or about a job.

Gede also stated that it is better to come with a notebook and a pen instead of coming emptyhanded. Listening well and taking notes are a sign of taking the interview seriously and these attitudes show diligence.

In regard to career development, Gede presented several matters that are important such as building trust, having perseverance and focus, taking chances and contributing more, exploring more skills, and importantly exposing oneself to open new networks and chances.

One of the participants, Pierre, asked what to do if we are faced with options between taking a job that suits the desire with no development or a job with a bright future but

doesn't fit the passion. Gede had the perfect answer for that. He suggested looking at the longevity of the career path. Instead of looking for short-term happiness, we need to seek what can be done next. He advised choosing the one with a sustainable career path in the future even though it might be uncomfortable at first. Who knows, it will probably be enjoyable and can be connected to one's passion. Making a pros-cons list is also helpful in choosing a career. We need to take chances and do not need to think too much in the beginning because at the end of the day the heart will tell.

Not knowing what career path to choose in the future is normal and relatable.

What we can do is find what our passion is, build varieties of skills, dare to try and take chances, and be willing to start from the bottom because choices will come along the way as long as we have perseverance and stay focused. One last thing is, to remember to listen to our hearts. (Winta Hayu Pramesi)

REALUSION

By Ronny Ruruk

Am I waking up yet or still in the dream,

These pains are not real, right?

I see nothing different in between,

It's been a long time since I didn't try to leave,

The voice is faintly heard in my ear,

Maybe in the darkness, I found a light,

I don't know, please get me out of here,

I'm not sure but, I just believe,

Am I trippin', or has my mind caught me up,

Blue and yellow inside me,

Please choose wisely and wake up,

But I want white like snow,

Seek the light and don't look back,

Those are my feelings that won't set me free,

It is just an illusion made by the dark,

But now, I'm safe and wake up to the reality, I know.

foto: freepik

7

Pusat Pelatihan Bahasa

8

VOL.16/JUN 2022

Penyu dan Kita

H

ari laut sedunia diperingati setiap tanggal 8 Juni. Peringatan Hari Laut tahun ini mengambil tema “Revitalization: collective action for the ocean”. Bagi kita, penduduk Indonesia, penduduk sebuah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas lautan, peringatan ini memiliki arti penting.

Indonesia memiliki kawasan laut seluas 3.273.819 km2 atau 63% dari total seluruh wilayah. Laut Indonesia memiliki kekayaan alam yang beragam dan 10% dari total asupan protein yang dikonsumsi penduduk Indonesia berasal dari laut. Di wilayah perairan laut Indonesia juga terdapat 18% dari seluruh terumbu karang dunia. Seperti kita tahu, terumbu karang ini adalah unsur penting dari ekosistem laut. Di terumbu karang ini, tanaman-tanaman laut hidup, binatang laut berkembang biak dan tinggal di sana, dan banyak binatang laut lain mencari makanan di sana.

Tidak hanya terumbu karang, laut Indonesia merupakan ekosistem bagi banyak flora fauna yang berperan penting dalam menjaga keberlangsungan kehidupan. Salah satunya adalah penyu. Enam dari tujuh spesies penyu di dunia ditemukan di perairan Indonesia. Penyu merupakan salah satu jenis hewan yang dilindungi dan memiliki peran yang besar dalam menjaga kelestarian ekosistem laut. Mengapa penyu itu penting untuk ekosistem laut (dan darat)? Mari kita simak bersama.

1. Pengatur jumlah lamun laut Lamun dan rumput laut adalah tanaman penting dalam ekosistem laut.

Namun demikian, jika jumlahnya terlalu banyak, mereka akan menghalangi arus laut dan sinar matahari. Kondisi seperti ini akan mengakibatkan jamur yang tidak menguntungkan tumbuh tak terkendali dan berbahaya bagi ekosistem. Penyu hijau memakan bagian lamun laut yang tua sehingga mereka tidak tumbuh terlalu lebat.

Apa yang dilakukan penyu hijau ini juga membuat lamun dan rumput laut tersebar sehingga kelestariannya terjaga. Kasus yang terjadi di Teluk Florida dan Meksiko menunjukkan bahwa lamun laut mati akibat penyu hijau tidak ditemukan lagi di sana.

2. Pemakan spons laut di sekitar terumbu karang Spons laut ternyata merupakan pesaing bagi terumbu karang saat mencari tempat untuk hidup. Susunan tubuh yang dimiliki spons laut membuat tidak semua binatang mampu merobek dan memakannya. Penyu sisik yang memiliki mulut seperti paruh burung merupakan salah satu fauna laut yang mampu merobek spons laut sehingga memungkinkan binatang laut lain untuk memakannya. Jika tidak ada penyu, populasi

foto: google.com

foto: google.com

spons laut akan meledak dan mengganggu populasi terumbu karang. Seperti kita tahu, terumbu karang memiliki fungsi penting pada ekosistem laut.

3. Pemakan ubur-ubur Ubur-ubur memiliki racun dalam sengatannya yang tidak semua hewan laut mampu bertahan darinya. Ubur-ubur ini memangsa telur dan larva ikan. Jika populasinya tidak terkendali, maka akan ada lebih banyak ubur-ubur daripada ikan di laut.

Ini tentu saja tidak baik. Populasi ubur-ubur yang terlalu banyak juga akan mempengaruhi pariwasata di sekitar pesisir pantai. Sengatan ubur-ubur yang bisa sangat menyakitkan membuat banyak pengunjung takut untuk pergi ke pantai. Akibatnya, mereka yang menggantungkan hidup pada pariwisata di sekitar pantai pasti akan terdampak.

Untunglah ada penyu yang memiliki struktur tubuh yang unik. Mulut dan kerongkongan penyu terkenal tebal sehingga bisa menahan sengatan ubur-ubur. Penyu bahkan mendapat energinya dari memakan ubur-ubur. Penyu belimbing terutama, dikenal sebagai penyu yang hidup dari memakan hanya ubur-ubur saja. Penyu belimbing memakan hingga 200 kg uburubur setiap harinya. Selain penyu belimbing, ada juga penyu hijau dan penyu tempayan yang memakan ubur-ubur.

4. Tempat hidup dan makan beberapa jenis hewan dan tanaman laut Beberapa tanaman dan hewan laut hidup menempel pada karapas (cangkang) penyu. Hewan dan tanaman laut ini merupakan makanan utama bagi beberapa hewat laut lain. Bisa dilihat bukan bagaimana penyu menjadi bagian penting dalam sebuah rantai makanan dalam laut? Pada waktuwaktu tertentu, penyu yang sudah ditumbuhi banyak tanaman dan ditinggali banyak hewan kecil akan pergi ke area di mana ikan dan udang kecil berkumpul untuk kemudian memakan tanaman dan hewan kecil di tubuh penyu yang jumlahnya mungkin sudah terlalu banyak.

5. Memberi ruang istirahat dan perlindungan bagi makhluk lain Beberapa burung laut senang beristirahat di atas karapas penyu yang sedang berenang sangat dekat dengan permukaan air laut. Sementara itu, banyak ikan kecil yang berenang di antara siripnya untuk berlindung dari predator-predator lain.

Ternyata banyak juga manfaat penyu bagi ekosistem kita. Di atas disebutkan bahwa penyu juga memilki peranan terhadap kehidupan di darat. Mengapa demikian?

Ternyata laut juga menghasilkan oksigen yang kita hirup setiap hari. Ketika ekosistem laut rusak, kita juga akan kehilangan sumber oksigen besar. Sekarang tahu kan mengapa

penyu penting bagi kehidupan di laut dan di darat? Oleh karena itu kita harus mulai lebih peduli pada kelangsungan hidup penyu.

Salah satu penyebab kepunahan penyu adalah perburuan besar yang pernah terjadi di masa lalu. Karapas atau cangkang penyu diburu untuk dijadikan perhiasan. Di beberapa budaya, daging penyu dianggap sangat bermanfaat bagi manusia.

Penyebab kepunahan yang lain adalah polusi yang tentu saja akibat perilaku manusia.

Laut yang tecemar sampah membuat penyu harus berjuang lebih keras untuk bertahan.

Mereka sering terjerat sampah dan memakan plastik yang tampak seperti ubur-ubur dari kejauhan. Belum lagi polusi limbah cair yang berasal dari tumpahan minyak kapal, limbah cair yang dibuang ke sungai dan akhirnya berlabuh di laut.

Penyu juga rawan terluka oleh karena propeller yang digunakan untuk menggerakkan kapal. Propeller ini sering sekali melukai penyu yang melintas dan membunuh bayi-bayi penyu yang baru lahir atau sering disebut sebagai tukik. Tukik kecil yang belum punya banyak pengalaman berenang di laut itu sering menjadi korban propeller. Bayi penyu langsung hidup mandiri begitu mereka menetas dari cangkangnya.

Induk penyu pergi ke darat untuk bertelur dan kemudian pergi lagi kembali ke laut. Bayi tukik yang baru menetas akan keluar dari sarang yang dibuat induknya untuk kemudian pergi mengembara di lautan.

Penyu dikenal sebagai hewan yang bisa mencapai umur panjang. Dari pertama kali menetas sampai menjadi dewasa dan siap bereproduksi, diperlukan waktu paling tidak 25 tahun. Melihat bagaimana penyu kecil harus bertahan hidup sedemikian rupa, dari 1000 telur penyu yang menetas, hanya satu yang akan menjadi dewasa dan kembali ke tempat di mana dia dulu menetas. Bagaimana kita bisa ikut membantu melindungi penyu?

3. Jangan membeli produk yang terbuat dari penyu Pemerintah melarang perdangangan penyu dan semua anggota tubuhnya tanpa kecuali. Bahkan pemanfaatan karapas dari penyu yang sudah matipun dilarang.

4. Menjadi relawan konservasi penyu Di banyak daerah di Indonesia, terdapat organisasi konservasi penyu yang bisa kita kunjungi. Di Jogja sendiri ada komunitas reiSPIRASI yang bergerak dalam bidang konservasi penyu dan 4K. Komunitaskomunitas ini sering mengadakan acara bersih pantai, tanam tanaman pesisir, dan pelepasliaran tukik yang dieramkan dalam sarang buatan. Telur-telur tukik ini berada di wilayah yang rawan predator dan rawan dicuri manusia. Oleh sebab itu, para relawan komunitas mengambil telur-telur ini dan mengeraminya dalam sarang-sarang buatan.

Tukik yang sudah menetas kemudian dilepasliarkan. Saat menetas secara alami, tukik-tukik ini biasanya menunggu saat hari mulai gelap untuk kembali ke laut. Di saat gelap, jumlah predator berkurang sehingga kemungkinan bertahan tukik lebih besar.

Jadi setelah melihat fungsi penyu dalam ekosistem laut, apakah anda menjadi lebih tergugah untuk ikut melestarikannya?

Semoga saja jawabanya ya. (Antonina Yunita Dewi Suryantari)

1. Kurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Meskipun kita sudah membuang sampah pada tempatnya, kita tidak tahu bagaimana pengolahan selanjutnya. Banyak sampah plastik sekali pakai yang berasal dari daratan yang kemudian ditemukan di laut.

Mengurangi konsumsi plastik sekali pakai akan berdampak pada kelangsungan hidup penyu yang sering salah mengenali plastik sebagai ubur-ubur. Dan tentunya akan mengurangi kemungkinan penyu terjerat sampah plastik di laut.

2. Jangan mengkonsumsi daging dan telur penyu.

Masih banyak orang mengkonsumsi telur penyu. Semakin banyak orang yang melakukan ini, tentu saja populasi penyu akan terus berkurang.

foto: google.com

Pusat Pelatihan Bahasa VOL.16/ JUN 2022

Apakah Segala Sesuatu Yang Dianggap "Normal" Menjamin Kebahagiaan? saya menemukan sebuah novel berjudul “Convenience Store Woman” yang dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi “Gadis Minimarket”. “Judul yang menarik”, pikir saya.

Premis novel itu juga sederhana namun menarik.

Tentang seorang wanita yang mencintai pekerjaannya sebagai pegawai minimarket paruh waktu. Lalu saya memutuskan untuk membeli dan segera membacanya. Siapa sangka, membaca novel ini menjadi sebuah pengalaman yang sangat berkesan di penghujung tahun.

D

i penghujung tahun 2021, saya bergumul dengan sebuah pertanyaan “Apakah hidupku tidak normal karena di umur 30an ini pekerjaanku tidak tetap?”. Pergumulan tersebut semakin terasa berat karena kedua orang tua saya pun beberapa kali meminta saya untuk mendapatkan pekerjaan tetap. Pasalnya, mereka yakin bahwa pekerjaan tetap membuat kondisi finansial saya lebih terjamin dan tentu saja hal tersebut bisa membuat saya bahagia. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pernyataan orang tua saya tersebut. Mereka menginginkan yang terbaik untuk saya. Tetapi pertanyaan tentang pekerjaan tetap, hidup normal, dan bahagia terus saja berkecamuk di pikiran saya, apalagi setelah saya mendengar banyak cerita tentang beberapa teman maupun saudara yang merasa jenuh dan frustasi ketika menjalani pekerjaan tetap, terlepas dari berat atau ringannya pekerjaan mereka. Saya menjadi semakin bingung dan akhirnya saya membuat satu pertanyaan kesimpulan. Apakah yang dianggap normal itu pasti membuatku bahagia?

Di tengah pergumulan, saya memutuskan untuk mengunjungi toko buku favorit. Di sana

Sinopsis Novel “Convenience Store Woman” Di novel ini, sang penulis, Sayaka Murata, bercerita tentang Keiko Furukura, seorang wanita berumur 36 tahun yang bekerja sebagai pegawai paruh waktu di sebuah minimarket. Pekerjaan paruh waktu ini ia jalani selama 18 tahun lamanya. Keiko sering dianggap “tidak normal” oleh keluarga dan rekan-rekannya karena pekerjaan tidak tetapnya dan statusnya yang masih single.

Setiap kali ia bertemu dengan orangtua, adik perempuan, maupun rekan-rekannya, mereka selalu bertanya tentang pekerjaan dan juga pasangan hidupnya. Pertanyaanpertanyaan tersebut seakan-akan menunjukkan betapa “terganggunya” mereka apabila Keiko belum menikah dan tidak melakukan pekerjaan tetap. Tetapi Keiko tidak ambil pusing dengan kekhawatiran orang-orang di sekitarnya. Ia justru merasa sangat nyaman bisa bekerja di minimarket.

Baginya, bekerja di minimarket memberinya peraturan yang jelas tentang bagaimana ia harus menjalani hidup, khususnya dari cara berinteraksi (dengan pelanggan maupun rekan kerja), cara berpakaian, dan juga peraturan-peraturan lain. Di satu sisi, dengan menjalankan pekerjaan tersebut, ia bisa terlihat “normal”. Hingga suatu hari, Keiko berjumpa dengan seorang pria sebaya bernama Shiraha, yang kebetulan juga bekerja di minimarket yang sama. Shiraha memiliki pola pikir yang berseberangan dengan Keiko. Ia menilai bahwa seorang manusia memiliki hidup yang sempurna, jika ia memiliki pekerjaan tetap. Sehingga ia sering meremehkan Keiko yang merasa nyaman bekerja di minimarket. Argumenargumen Shiraha tersebut pada akhirnya

membuat Keiko mulai mempertanyakan pola hidupnya sendiri. Apakah hidup yang ia jalani benar-benar seburuk yang dipikirkan orang?

Belajar Berani dan Percaya Diri dari Keiko dan Hidup “Tidak Normalnya” Membaca novel ini membuat saya mengagumi Keiko. Bagi saya, Keiko adalah simbol dari keberanian dan rasa percaya diri.

Mungkin di awal, kesan pertama yang akan kita miliki terhadap sosok Keiko adalah aneh.

Tetapi seiring berjalannya cerita, saya kagum dengan caranya menjalani hidup terlepas dari anggapan orang-orang. Orang mungkin menganggapnya tak memiliki tujuan hidup yang pasti karena pekerjaannya, tetapi Keiko dengan berani, memutuskan bahwa ia ingin seterusnya bekerja di minimarket. Ia merasa bahagia dan damai menjalankan pekerjaan tersebut, terlepas dari anggapan orang-orang di sekitarnya. Memang di beberapa situasi (khususnya saat berinteraksi dengan Shiraha), ia sedikit terusik dengan kegundahan orang lain akan hidupnya. Ia bahkan mencoba untuk melakukan cara menjalani “hidup normal” dari orang-orang tersebut, tetapi ia justru merasa tidak menjadi dirinya sendiri. Ia merasa ada bagian dari dirinya yang hilang saat menjalani hidup yang “normal” tersebut.

Penggambaran tersebut menjadi sebuah pelajaran berharga (bagi saya khususnya), tentang pentingnya berani dan yakin pada diri sendiri, khususnya saat membuat pilihan penting dalam hidup. Kita sering melibatkan orang lain dalam keputusan penting yang kita ambil. TIdak salah memang. Tetapi tak jarang ketika kita melibatkan orang lain dalam pengambilan keputusan tersebut, kita menjadi hilang arah dan tidak berani untuk menghadapi konsekuensinya. Membaca kisah Keiko, membuat saya merefleksikan tentang pilihan-pilihan hidup yang saya buat selama ini. Dimana saya memiliki pola hidup yang sangat berlawanan dengannya. Dengan kata lain, saya sangat peduli dengan apa yang dipikirkan orang tentang saya. Tetapi kisah Keiko menantang saya untuk berani percaya pada diri sendiri saat mengambil suatu keputusan penting dalam hidup. Tak hanya itu, kisah Keiko juga menantang saya untuk

merefleksikan apakah keputusan hidup yang saya ambil berdasarkan pengaruh dan nasihat orang lain, benar-benar membuat saya bahagia dalam menjalani hidup.

Sindiran Terhadap Kebiasaan Ikut Campur S e l ai n me mb e ri kan p e l aj aran y ang berharga tentang keberanian dan rasa percaya diri, novel ini juga secara blak-blakan mengkritik pola pandang masyarakat yang sering tidak ramah terhadap pola hidup dan pikir yang berbeda dari masyarakat kebanyakan. Pola pikir/hidup yang berbeda sering dianggap tidak normal dan dicap bisa membawa pengaruh buruk tanpa kita telusuri lebih lanjut penyebabnya atau dampaknya.

Novel ini juga menjadi sebuah kritik tentang betapa seringnya orang mencampuri urusan hidup orang lain tanpa berempati dan mencoba untuk mengerti apa yang sebenarnya dibutuhkan orang tersebut.

Dalam kisah Keiko, hal ini ditunjukkan ketika teman-temannya memintanya untuk segera menikah karena itulah yang seharusnya terjadi. Tetapi mereka sendiri tidak paham apakah menikah benar-benar sesuai dengan kondisi Keiko sendiri dan apakah Keiko akan menemukan tujuan hidupnya melalui pernikahan.

Kesimpulan Sebagaimana saya sampaikan di awal artikel, membaca novel ini merupakan pengalaman yang mengesankan untuk saya.

Saya tidak menyangka bahwa novel setebal 159 halaman ini mampu mendorong saya untuk belajar berani dan percaya diri dalam membuat keputusan penting dalam hidup.

Dengan kata lain, novel ini memberi saya semacam kekuatan untuk mencari tahu apa yang tepat dan bermanfaat untuk hidup saya, tanpa harus selalu menggubris ekspektasi dari orang lain.Jika anda mencari bacaan ringan yang sarat dengan pelajaran menarik perihal kehidupan, “Convenience Store Woman” bisa menjadi pilihan yang tepat untuk anda. Selamat membaca dan semoga kita bahagia dengan pilihan hidup kita! [Stella Mere].

Office Of International Affairs Pengalaman International Program: If There is a Will There Will be a Way

L

ast semester two students from Faculty of Business Duta Wacana Christian University went to Thailand to study in Kasetsart University as an exchange student.

Kasetsart University is one of the top universities in Thailand located in Bangkok, Thailand. One of them is Marcellina Vera, she is a fourth-year student from the Department of Accounting. They got a scholarship under the One Semester Scholarship Program for ASEAN Students: In Celebration of the 80th Anniversary of Kasetsart University (OSSPAS). This scholarship gives the awardees free tuition, dormitory (except the water and electricity expenses), quarantine fee and living allowance for one semester.

This program gives an opportunity to the awardee students to register in Kasetsart University classes in both Thailand language classes and international classes. Marcellina enrolled in international classes in the Faculty of Economics in Bachelor of Economics (BEcon).

She took three classes, Introduction to Natural Resource and Environmental Economics, Business Economics Forecasting and Thai Conversation in Everyday Life part I. She said that Kasetsart University gives proper and specific lecturers for each class. They not only provide Thai lectures but also from other countries. The lecturers also prepare a proper syllabus and

foto:dok./M. Vera

materials for the students. They provide ebooks, articles, videos and many more to help students learn the materials.

Kasetsart University also provides a lot of facilities for their civitas. They have a central library which provides books, study rooms, laptop and tablet rent and many more. For the specific library, almost all the faculty have their library. They also provide a big cafeteria named “Barmai”. For sports facilities they have many courts such as football court, badminton court, tennis court, basketball court, swimming pool, gym and many more. For the transportation they provide free buses and bicycles for rent.

About living in Thailand Marcellina said it was

foto:dok./M. Vera

wonderful and she feels like one semester is too short because she really enjoyed living in Thailand. She is not only studying in Thailand but also learning about Thai culture. Thai people are friendly, and she likes the way they greet each other by bowing with their hands together, the Sawasdee greeting. She also likes temple’s architecture in Thailand. She went to some temples in Thailand such as Wat Pho and Wat Arun in Bangkok and Phuket Big Buddha. For the food it is a little bit hard for a Moslem because most of them have pork either they use pork broth or pork oil, or any ingredient contains pork.

Basically, Thai people like spicy and sour food so for those who don’t like spicy and sour food they

should be picky when buying food. Thailand has a lot of street food markets, so it is easy to hunt for Thai food especially in Bangkok, but they are not open everyday because every market has a schedule. Another thing is about transportation systems. Basically, in Thailand, especially in Bangkok, it is easy to go anywhere because they have a good transportation system. For the train they have Bangkok Mass Transit System or BTS Skytrain and Metropolitan Rapid Transit (MRT) which is underground transportation. Bangkok also provides buses, taxibike, songthaew, tuk tuk and many more. For BTS, MRT and bus we can check the maps using an application named BTS Skytrain for BTS and MRT and Via Bus for bus so we will not take the wrong train or bus. We can also order an online taxi either motorcycle or car.

Marcellina said that she was so glad that she got this scholarship. She learned a lot about studying abroad, living in another country and got a lot of new friends from other countries. She would like to say thank you to God, Duta Wacana Christian University, and people indeed and her parents and anyone who helps her to make her dream come true. For other students that have a dream to study abroad, there is nothing impossible. It is good to go away, learn new things and get new experiences. If there is a will there will be a way.

9

CampusMinistry Ministry Campus

10

VOL.16/JUN 2022

Pancasila: Pengamalan Hukum Kasih dalam Pengalaman orang Indonesia Bacaan: Matius 22:37-40

foto: freepik

foto: goodsalt.com

S

etiap awal Juni, kita memperingati Hari Lahirnya Pancasila. Ideologi dan falsafah Negara kita ini pertama kali disampaikan dalam pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945. Falsafah inilah yang menjadi pegangan bagi kehidupan bernegara kita sepanjang 72 tahun lebih sejarah negara kita.

Meskipun dalam Alkitab kita tidak dapat menemukan satupun ayat yang menyebut langsung Pancasila, nilai-nilai dalam Pancasila sangat banyak terdapat di dalam Alkitab. Bahkan, dalam banyak perkataan Kristus sendiri, ada pula nilai-nilai yang juga terdapat dalam Pancasila. Salah satunya dalam bacaan kita kali ini.

Dalam bacaan kita, kembali kita melihat episode di mana Kristus dicobai meskipun Ia tidak berbuat salah. Ahli-ahli Taurat ini, gagal untuk melihat kebenaran yang Kristus bawa karena berfokus hanya untuk mempertahankan ego dan kedudukan mereka. Pertanyaan yang mereka ajukan pun bukan dimaksudkan untuk memperdalam pengetahuannya, namun hanya untuk membuat Kristus blunder. Yesus tentu tahu, bahwa jika hanya menjawab satu hukum

dalam taurat, perkataannya akan dipelintir menjadi anggapan bahwa Dia tidak peduli pada hukum-hukum lain. Maka, Dia dengan cerdik menghindari jebakan orang Farisi, sekaligus memberikan sebuah pengajaran.

Pengajaran inilah, yang juga berbagi nilai dengan Pancasila.

Dalam Sila Pertama, disebutkan “Ketuhanan” bukannya “Tuhan”. Ini mengartikan bahwa pendiri bangsa kita mengakui adanya kuasa di luar dirinya yang mengatur segala sesuatu. Sila ini pun adalah satu-satunya sila yang merupakan refleksi bangsa tentang pengakuan adanya sebuah realita lebih tinggi dari/ di luar manusia itu sendiri. Artinya, berbeda dengan sila-sila lain yang bisa berubah keadaannya sesuai dengan keberadaan manusia, sila pertama adalah realita yang tetap, apapun yang terjadi pada manusianya.

Selain pengakuan akan adanya kuasa yang lebih besar daripada kita, Sila Pertama juga adalah pengakuan akan keragaman kepercayaan, yang adalah jati diri bangsa kita.

Karena kembali lagi, ketuhanan mengartikan pengakuan yang objektif. Akan berbeda jika para pendiri bangsa menggunakan kata yang spesifik dan subjektif untuk menggambarkan yang mahakuasa, yang realitanya lebih luas dari pemikiran manusia. Dalam sejarah, pernah juga ada masanya ketika sila pertama bunyinya ialah “Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya”. Sila ini kemudian diganti menjadi bentuknya sekarang untuk menghargai keberagaman umat beragama sekaligus mencegah munculnya dominasi yang berujung diskriminasi oleh satu kelompok agama (atau pemahaman).

Pengakuan akan realita yang luas dan usaha untuk menjadikan realita tersebut sebagai dasar negara adalah salah satu bentuk aplikasi dari hukum kasih pertama yang Yesus sampaikan (ayat 37). Kita berusaha, dengan sepenuh hati dan akal budi, mengakui serta mengasihi Allah dengan penuh, tanpa memaksakan-Nya untuk masuk hanya dalam pemahaman satu agama saja. Usaha untuk

mempertahankannya dalam sejarah juga menunjukkan usaha sepenuh hati yang coba dilakukan untuk mengasihi Allah.

Sebagaimana Yesus sampaikan selanjutnya, hukum kedua adalah hukum yang sama pentingnya dengan hukum pertama, begitupun dengan sila-sila yang lain. Kita tidak dapat mengamalkan hanya satu sila dengan mengabaikan sila yang lain. Dan jika kita tarik ke dasarnya, keempat sila yang lain adalah juga bentuk dari interpretasi hukum kasih kedua dalam konteks Indonesia. Dalam hal ini, interpretasi tersebut terbagi menjadi 2 (dua) bagian, kita mengusahakan kasih kepada sesama sebagai manusia (Sila 2 dan 5) juga sebagai sesama rakyat Indonesia (Sila 3 dan 4). Untuk itu, perlu bagi kita untuk mengusahakan keadilan, keberadaban, serta persatuan dalam kemasyarakatan kita di Indonesia, juga sembari mengawasi dengan bijak para pemimpin kita melaksanakan tugastugasnya.

Pancasila, sebagaimana Hukum Kasih juga, dijadikan dasar daripada hukum-hukum yang berlaku di Indonesia. Untuk itu, marilah kita sebagai umat percaya sekaligus warga Indonesia, dengan sepenuh hati, jiwa serta

akal budi, menaati keduanya. Ini adalah kewajiban kita, terutama di tengah masa di mana orang lupa untuk mengamalkannya dan malah menjadikan Pancasila sebagai alat untuk mempersekusi mereka yang tidak sependapat.

Di akhir bacaan kita, tidak terdapat tanggapan dari orang yang bertanya pada Yesus. Namun pada Injil yang lain, terdapat tanggapan yang positif dari orang Farisi tersebut (Markus 12:32-33). Kita melihat bagaimana apa yang Yesus bawa ini adalah kebenaran yang mengubahkan, bahkan mengubahkan mereka yang tadinya menentang Dia. Ini seharusnya memberikan kita optimisme, untuk terus mengamalkan apa-apa saja yang Dia ajarkan, meskipun mungkin orang-orang di sekitar kita menolak atau malah bersikap antipati. Sehingga, perlahan-lahan semakin banyak orang yang turut merasakan kasih dan kebenaran Kristus, untuk kemudian mau menerima serta mengikut Yesus dalam hidupnya.

Tuhan Yesus Memberkati kerja dan pelayanan kita. Selamat Hari Lahir Pancasila. (Moshe)

foto: pinterest.com

Pojok Pastoral Circle of Control & Circle of No Control: Mengendalikan Hanya yang Bisa Kita Kendalikan

T

foto: freepik

entu kita pernah merasakan yang namanya kewalahan. Biasanya kewalahan ini muncul karena banyak hal dalam hidup yang serta merta menghantam kita secara bersamaan. Semua seakan meminta perhatian kita dan begitu menyita energi. Di sisi lain, kita adalah manusia yang punya batasan waktu, tenaga serta pikiran.

Banyak tempat menawarkan solusi untuk menangani kewalahan tersebut, salah satunya adalah konsep yang diperkenalkan Stephen Covey dalam bukunya yang berjudul “7 habits”. Stephen Covey memberikan satu konsep kunci yaitu membagi aspek dalam hidup menjadi 2 Circle (lingkaran), yaitu Circle of Control dan Circle of No Control. Sesuai namanya, Circle of Control berisikan hal-hal yang bisa kita atur dan kendalikan. Sedangkan, Circle of No Control adalah hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, namun demikian tetap bersinggungan dengan hidup kita.

Covey melanjutkan, kita tidak perlu fokus untuk mengubah atau mengatur apa yang tidak bisa kita kontrol. Sayangnya, seringkali kita tidak bisa memilah mana yang masuk dalam lingkaran “Control” atau masuk dalam lingkaran “No Control”. Akibatnya, kita jadi kewalahan, entah karena merasa terlalu banyak yang harus dikendalikan atau menyerah pada keadaan karena merasa tidak ada yang bisa dikendalikan.

Untuk itu, perlu sekali kita dalam hidup untuk tahu mana yang termasuk Circle of Control ataupun Circle of No Control.

Dengan begitu, kita bisa memfokuskan waktu dan tenaga untuk hanya mengontrol apa yang bisa kita kontrol. Serta sebaliknya, selain kita menjadi sadar tentang apa saja yang tidak bisa kita kontrol, kitapun bisa lebih mempersiapkan diri kalau-kalau ada hal tidak terduga yang menimpa kita.

Contohnya bisa kita mulai dari memasukkan sikap dan cara pandang kita ke dalam kategori Circle of Control, sedang pikiran orang lain (baik yang kita tahu maupun tidak) kita masukkan dalam kategori Circle of No Control. Di kehidupan sehari-hari, masih

Circle of No Control

banyak orang yang belum melakukan itu dan akhirnya terjebak dalam usaha mengontrol pandangan orang lain akan dirinya.

Akibatnya, mereka terhambat untuk melakukan sesuatu hanya karena terlalu memikirkan perasaan orang lain.

Nah, teman-teman sekalian, berikut ini disajikan tabel berisi beberapa hal dalam hidup yang seharusnya masuk dalam Circle of Control ataupun Circle of No Control.

Semoga lewat alat bantu ini teman-teman dapat menentukan sendiri hal-hal apalagi yang ada dalam masing-masing kategori, untuk kemudian teman-teman fokuskan energi hanya pada yang bisa dikontrol.

(Moshe)

Circle of Control

Latar belakang kita (masa lalu, siapa orangtua kita, dsb.)

Apa yang akan terjadi pada diri kita esok hari (masa depan, masa kini, cita-cita, dsb.)

Apa yang orang pikirkan atau perbuat pada kita

Ekspektasi dan perbuatan kita pada orang lain.

Waktu yang ada (sehari 24 jam, seminggu 7 hari, dsb.)

Cara kita mengalokasikan dan menyediakan waktu.

Cuaca atau kondisi jalan (macet atau lenggang)

Persiapan yang kita lakukan menghadapinya

Privilege yang kita punya (gender, harta, kondisi fisik)

Cara kita memanfaatkan privilege yang ada

Serba - Serbi

11

VOL.16/ JUN 2022

Merasa Tertinggal Di Awal Perkuliahan?

Berikut Ini Tips Agar Bisa Mengejar Ketertinggalan

A

wal masa perkuliahan di semester 1 dan 2 merupakan salah satu penentu perjalanan seorang mahasiswa. Memperoleh nilai mata kuliah, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), dan Indeks Prestasi Semester (IPS) yang bagus menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan mahasiswa. Hal tersebut juga dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa agar selalu memberikan yang terbaik sehingga dapat mempertahankan performa dan nilai di setiap semesternya.

Namun bagaimana dengan mahasiswa yang mengalami kendala di awal masa perkuliahan.

Beberapa dari mereka tetap akan melanjutkan perkuliahan demi mengejar ketertinggalan, namun ada pula yang memilih untuk pindah jurusan karena merasa tidak cocok. Banyak faktor yang menjadi penyebab seorang mahasiswa tidak memperoleh hasil yang baik di awal perkuliahan.

Salah satu diantaranya adalah malas untuk belajar yang bisa disebabkan karena mahasiswa lebih memilih melakukan kegiatan lain dibandingkan belajar. Selain itu mahasiswa yang tidak pandai bergaul juga akan mengalami kendala di awal perkuliahan karena sulit untuk menemukan teman berdiskusi.

Merubah pola pikir agar fokus mengejar ketertinggalan merupakan hal yang tepat bagi

mahasiswa yang masih mau berjuang untuk menyelesaikan perkuliahannya. Berikut beberapa tips yang dapat diterapkan untuk mengejar ketertinggalan di awal semester.

Buat perencanaan untuk mengulang mata kuliah Apabila mata kuliah yang diulang tidak banyak, maka tidak akan menjadi masalah karena bisa diselesaikan dalam kurun waktu 1 atau 2 semester. Namun apabila sudah cukup banyak, harus dibuat perencanaan agar mata kuliah tersebut dapat diselesaikan tanpa mengganggu mata kuliah lain yang harus diambil saat semester itu juga. Salah satu caranya dengan menyisipkan mata kuliah yang harus diulang dalam perencanaan studi.

Sehingga selain mengambil matakuliah baru yang wajib diambil saat itu, mahasiswa juga dapat mengulang untuk memperbaiki nilai mata kuliah sebelumnya.

Tidak menargetkan hanya untuk lulus Hal ini menjadi salah satu penyebab mahasiswa tidak maksimal dalam belajar,

dikarenakan hanya menargetkan untuk lulus dengan nilai standar seperti C maupun D. Walaupun memberikan rasa aman, nilai C dan D pasti akan mempengaruhi IPK dan IPS. Sehingga walaupun berhasil mengejar ketertinggalan di aspek matakuliah, tetapi tidak di aspek nilai. Menargetkan nilai setinggi mungkin ketika mengambil suatu mata kuliah akan memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk berusaha semaksimal mungkin selama perkuliahan.

Jangan menunda mengerjakan tugas Faktor penyebab seorang mahasiswa tidak dapat memberikan hasil maksimal dikarenakan suka menunda mengerjakan tugas. Cukup banyak mahasiswa yang baru akan mengerjakan tugas apabila sudah mendekati waktu pengumpulan, hal ini dapat membuat tugas yang dikerjakan tidak maksimal. Tugas yang dikerjakan tidak maksimal ini akan mempengaruhi nilai yang diperoleh sehingga berdampak ke IPK/IPS mahasiswa.

Lakukan Manajemen Waktu Ketiga tips di atas tidak akan berjalan dengan maksimal apabila mahasiswa tidak dapat mengatur waktu dengan baik. Agar memperoleh hasil yang maksimal saat mengejar ketertinggalan, diperlukan manajemen waktu. Mahasiswa harus mampu membagi waktu kapan untuk fokus belajar, kapan untuk bersosialisasi, maupun melakukan aktivitas lainnya. Manajemen waktu dapat dimulai dari hal kecil seperti bangun lebih awal sebelum memulai kegiatan perkuliahan hingga menargetkan tugas dapat selesai sebelum batas waktu.

Dengan menerapkan tips – tips tersebut diharapkan mahasiswa dapat mengejar ketertinggalan dan dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik. Oleh karena itu jangan patah semangat, karena telat di awal itu bukan akhir dari perkuliahan. [Surya Nathaniel Kattu]

Paylater Tidak Selamanya Menguntungkan, Yuk Pahami Kerugiannya menjamin kemungkinan terjadinya kebocoran data yang disebabkan oleh pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab.

Penggunaan data yang tidak bertanggung jawab menyebabkan data–data pribadi seperti nama, nomor telepon, nomor kartu tanda pengenal, hingga foto dapat diketahui khalayak umum. Oleh karena itu, diharapkan pengguna cermat berpikir terlebih dahulu terkait keamanan data sebelum memutuskan untuk menggunakan jasa paylater.

B

elakangan ini mulai marak aplikasi berbasis E-money (electronic money) yang menawarkan kemudahan bagi penggunanya untuk berbelanja baik itu secara online maupun offline. Aplikasi E-money seperti ovo, dana, gopay, hingga shopeepay menjadi favorit khalayak umum dikarenakan memberikan fitur, promo serta kemudahan kepada pengguna. Salah satu fitur yang menjadi andalan aplikasi-aplikasi tersebut adalah paylater, fitur ini memungkinkan pengguna dapat berbelanja terlebih dahulu tanpa perlu mengeluarkan uang disaat itu juga.

Fitur paylater biasanya menentukan batas saldo yang dapat digunakan perbulannya dan ketentuan pembayaran tagihan di akhir bulan.

Pengguna yang ingin menggunakan fitur ini diharuskan melakukan pendaftaran terlebih dahulu dengan mengisi data diri beserta

informasi kartu tanda pengenal seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Surat Ijin Mengemudi (SIM), ataupun dokumen yang lainnya. Selain itu agar pendaftaran dapat diproses, pengguna diharuskan mengunggah foto diri sambil memegang kartu tanda pengenal.

Kemudahan pendaftaran serta keuntungan yang diperoleh dari fitur paylater tidak menjamin pengguna akan selalu mendapatkan keuntungan.

Ada baiknya calon pengguna memahami betul fitur paylater ini. Beberapa hal yang perlu dipahami bagi calon pengguna antara lain:

Kebocoran data pribadi Secara umum penyedia jasa paylater akan memberikan jaminan keamanan data pengguna. Namun hal tersebut tidak

Pola Hidup Boros Dengan adanya promo yang ditawarkan serta kemudahan untuk membeli barang atau jasa mengakibatkan pengguna paylater menjadi boros. Pengguna tidak perlu memikirkan uang yang harus dikeluarkan saat itu juga, tetapi memiliki waktu lebih untuk membayar di akhir bulan. Hal tersebut akan menimbulkan sifat konsumtif bagi pengguna yang akan dapat berdampak buruk kedepannya. Akan lebih baik apabila pengguna dapat mengatur pemakaian jasa paylater hanya untuk keperluan penting saja serta mengatur limit agar tidak membebani pengeluaran.

Hutang yang menumpuk Berkaitan dengan pola hidup boros, pengguna fitur paylater diharuskan untuk membayar tagihan di akhir bulan. Hal ini tidak akan menjadi masalah apabila pengguna dapat membayar tagihan tersebut

tepat waktu, namun akan menjadi masalah besar apabila pembayaran terlambat dilakukan. Keterlambatan dalam membayar tagihan paylayer akan menyebabkan pengguna harus membayar denda sesuai dengan kebijakan yang berlaku. Hal ini tentunya menyebabkan hutang pengguna semakin menumpuk.

Berurusan dengan pihak terkait Apabila tidak kunjung membayar denda dan tagihan hingga batas waktu yang ada, maka pengguna dapat berurusan dengan pihak terkait karena telah melanggar kesepakatan dengan pihak penyedia layanan paylater. Beberapa penyedia jasa paylater akan melakukan tindakan lebih lanjut berupa pembatasan akses hingga menonaktifkan akun pengguna. Penyedia jasa akan melakukan penagihan secara langsung kepada pengguna. Oleh karena itu diharapkan bagi pengguna paylater untuk selalu tepat waktu dalam membayar tagihan agar tidak perlu berurusan dengan pihak terkait.

Paylater dapat menjadi solusi di mana pengguna bisa membeli barang atau jasa tanpa perlu mengeluarkan uang di saat itu juga. Namun dibalik manfaat yang diperoleh, pengguna diharapkan tetap bijak dalam menggunakan layanan ini sehingga tidak mendapatkan kerugian-kerugian yang mungkin muncul. [Surya Nathaniel Kattu]

Resensi Buku

12

VOL.16/ JUN 2022

Filosofi Teras: Filsafat Yunani - Romawi Kuno Untuk Mental Tangguh Masa Kini

Zaman sekarang kalau mau hidup waras itu rasanya sulit sekali! Kompetisi makin sengit, tuntutan semakin tinggi, dan persaingan semakin ketat. Tidak jarang hal ini membuat kita merasa gagal mencapai target dan tujuan.

Media sosial dan keterbukaan informasi sering membuat kondisi semakin terpuruk karena kita dengan mudah membandingkan pencapaian kita dengan pencapaian orang lain yang “wah”. Apalagi dengan ditambah komentar “sang maha benar” netizen yang membuat hidup kita seakan-akan salah dan semakin tidak berarti. Tekanan-tekanan zaman ini terbukti dari lahirnya istilah mental health, life crisis hingga healing.

Bagi yang sangat relate dengan kondisi di atas dan sudah merasa lelah, buku Filosofi Teras dapat menjadi salah satu referensi yang memberi sudut pandang baru untuk dapat mengelola apa yang terjadi di dalam diri dan sekitar dengan tetap menjaga kesehatan mental. Kata “Teras” di judul buku ini sebenarnya diambil dari salah satu kata dalam Bahasa Yunani yaitu Stoa. Pada zaman sebelum masehi, seorang filsuf bernama Zeno sering mengajar di sebuah area teras berpilar (stoa) di Athena. Istilah filosifi stoa akhirnya muncul dan sering disebut stoicism.

Buku ini diawali dengan alasan dan latar belakang bagaimana stoicism banyak merubah hidup penulis sehingga tergerak menyusun tentang stoicism. Kondisi penulis sangat relate dengan permasalahan seharihari kita sehingga ketika membaca buku ini kita tidak merasa seperti membaca teori filsafat. Penulis seakan-akan menjelaskan dan menjabarkan sebuah teori filsafat dalam bentuk catatan harian. Selanjutnya pembaca diajak untuk mengetahui sejarah bagaimana stoicism muncul, tokoh yang berperan dan contoh nama-nama besar yang ternyata menganut filosofi stoa. Konsep dan dasar filosofi stoa tidak hanya dijabarkan sebagai sebuah teori yang abstrak tetapi juga diberikan contoh riil dalam dunia nyata sehingga pembaca dapat terbantu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Stoicism memberikan pandangan bahwa hal di sekitar kita dapat dibagi menjadi 2 dikotomi kendali yaitu hal yang dapat kita kendalikan dan tidak dapat kita kendalikan.

Kita diajak untuk memilah dan menyadari secara logis kondisi yang dapat kita ke ndalikan maup un tidak dap at kita kendalikan. Contoh hal yang dapat kita

kendalikan adalah tujuan, pandangan dan tindakan kita. Contoh hal yang tidak dapat kita kendalikan adalah opini orang lain, kondisi fisik saat kita lahir, dan keluarga kita dilahirkan. Dasar dari stoicism adalah kebahagiaan yang sejati datang dari hal-hal yang dapat kita kendalikan. Menggantungkan kebahagiaan pada hal yang tidak dapat kita kendalikan adalah irasional. Hal yang dapat kita kendalikan bersifat merdeka, tidak terikat dan tidak terhambat, sementara hal yang tidak dapat kita kendalikan bersifat lemah dan milik orang lain.

Pada perkembangannya, muncul 1 dikotomi kendali yang melengkapi stoicism yaitu hal yang dapat kita kendalikan secara parsial/sebagian. Contoh yang masuk kategori ini adalah kesehatan. Kita tidak dapat mengontrol diri kita untuk tidak terkena demam berdarah, stroke, sakit jantung, tetapi kita dapat mengusahakan hal-hal untuk dapat mencegah kondisi penyakit itu muncul.

Stoicism tidak mengajari kita untuk pasrah dengan keadaan. Stoicism mengajarkan kita untuk mencapai sesuatu dengan cara berfokus pada hal yang dapat kita kendalikan. Jika ingin mencapai nilai kuliah yang baik, maka fokus kita adalah memaksimalkan hal yang dapat kita kendalikan seperti menambah waktu belajar, mengurangi waktu untuk bersenangsenang dsb. Stoicism juga mengajak kita memakai prinsip yang sama dalam memandang dan menerima hasil sebuah pencapaian. Dalam stoicism hasil adalah salah satu faktor yang tidak dapat dikendalikan sehingga kita diajak untuk berbahagia bukan karena hasil yang diraih tetapi karena proses maksimal yang kita kerjakan dalam usaha meraih sebuah pencapaian.

Filosofi stoa ini juga bukan aliran yang anti

terhadap kekayaan dan kemakmuran. Dalam stoicism, akan sangat baik bila menjadi kaya dan makmur tetapi kita tidak bisa menggantungkan kebahagiaan kita pada kekayaan dan kemakmuran. Pada akhirnya kita semua diajak untuk melihat sesuatu sesuai dengan hakekatnya agar kita tidak terikat. Jika kita memiliki binatang peliharaan kesayangan, kita diajak seawal mungkin menyadari bahwa binatang peliharaan itu adalah mahluk hidup yang memiliki masa hidup. Jika kita memiliki barang kesayangan, maka kita diajak seawal mungkin untuk menyadari bahwa barang itu adalah benda mati yang seiring waktu bisa rusak.

Penulis buku juga berusaha untuk menjabarkan bahwa stoicism tidak terikat pada agama tertentu, tidak bertentangan dengan ajaran dan paham agama dan sejalan dengan kaidah keilmuan formal. Dalam beberapa bab buku, penulis menuliskan proses wawancara dengan beberapa profesional dan praktisi aplikasi stoicism dalam praktik sehari-hari seperti relationship, selfawareness dan parenting.

Identitas Buku: Judul Buku: Filosofi Teras Penulis: Henry Manampiring Penerbit: Kompas Tahun Terbit: 2019 Jumlah Halaman: 344 Halaman Diresensi Oleh: dr.Lothar Matheus M. V. Silalahi, M.Sc., Sp. N (Dosen Fakultas Kedokteran UKDW)