Kopkun Corner Edisi 19

Page 1

Kopkun.com

Edisi Januari 2013 Volume III, Issue 19

Inside this issue: The Cooperative, A Most Beautiful Way

The Cooperative, A Most Beautiful Way 1

What’s Happened 2 on Basic Training? TTS Berhadiah

3

Ngangsu Kaweruh 4 Pengabdian Masyarakat Entrepreneur With Value

5

Amor Fati

6

Pojok Kopkun • Beautiful way, bagaimana itu? • Memangnya ada apa dengan Basic Training? • Ada TTS berhadiah lho! • Belajar pengabdian masyarakat pada ahlinya, yuk! • Gimana itu entrepreneur with value? • Amor fati, apa itu? Baca!

Kopkun Corner

T

iap tahun Kopkun angkat tema tertentu. Seperti tahun 2012, mengikuti tema umum peringatan International Year of Cooperative 2012, Kopkun angkat tema“Cooperative Enterprises Build A Better World”. “Tiap tahun Kopkun selalu munculkan tema-tema tertentu untuk menginspirasi anggota, aktivis sosial, akademisi, peneliti, pegiat koperasi atau masyarakat pada umumnya”, terang Ketua Kopkun, Herliana, SE. Tema-tema itu biasanya menjadi ikon-ikon tertentu yang menempel di seragam, kalender, situs, buletin dan media-media lainnya. Satu sisi hal itu dimaknai sebagai kampanye tentang nilai-nilai keluhuran koperasi. Di sisi lain sebagai ikon lembaga. “Misalnya dulu Kopkun pernah mengangkat “Enak Diliat, Gampang Dimiliki”, sebagai terjemahan Kopkun yang capaiannya mulai pantas dilihat dan dikunjungi karena rapih dan komplit. Sedang gampang dimiliki karena semua orang bisa jadi pemilik Kopkun”, ujar Darsono, S.Sos., selaku General Manajer. Dan tahun 2013 ini Kopkun angkat tema“The Cooperative, A Most Beautiful Way”. Bahwa koperasi merupakan cara berusaha yang paling indah. Mengapa paling indah? Karena alasan adanya koperasi adalah oleh, dari dan untuk anggota. Artinya sebuah usaha untuk mencapai cita-cita mulya sesarengan. Keindahan koperasi juga terletak dalam pemilikannya yang bersifat kolektif. Karena dimiliki bersama-sama, tata kelolanya bernuansa demokratis. Bukan hanya itu, koperasi indah karena bergerak di bidang sosial, ekonomi dan budaya sekaligus. Keindahannya itu terletak pada caranya memandang manusia sebagai homo socious. Tak sekedar menyoal untung-rugi, melainkan peningkatan kualitas hidup dalam arti luas. Lantas bagaimana agar keindahan itu meluas? Dua hal utama yang akan dilakukan Kopkun menjawab pertanyaan itu. Mulai tahun depan Kopkun akan serius garap bidang pendidikan dan pengkaderan.“Sejatinya koperasi adalah seperangkat nilai-nilai kebajikan, karenanya pendidikan dan pengkaderan adalah kuncinya”, terang Ari Aji, S.Sos., Pengurus Bidang Organisasi. Yang kedua, Kopkun akan bangun karya-karya baru lainnya. Dengan karya inilah kemanfaatan berkoperasi makin meluas khususnya bagi anggota. “Selain bahwa Kopkun perlu bangun karya-karya baru di bidang usaha sebagai laboratorium bagi kader-kadernya”, ujar Dodi Faedulloh, S.Sos., pengurus yang menggawangi Bidang Usaha. Keindahan koperasi terlihat dalam tautan keduanya. Tak sekedar berwacana, juga tak sekedar berbisnis. Namun, keduanya! []


Page 2

Kopkun Corner

Volume 3, Issue 19

What’s Happened on Basic Training? “Develop a Cadre of Cooperatives and Cooperative Cadres ”.

D

Peserta Basic Training sedang diskusi di kelompok kecil.

inginnya udara Baturraden tak buat peserta beku. Sebaliknya, Basic Training#1 Kopkun itu berlangsung penuh semangat. Selain karena materi yang disampaikan dengan beragam media, materi langsung disampaikan oleh ahlinya. Tak ketinggalan beragam game-game seru sebagai ice breaking ditampilkan. “Asik banget mbak, kalau ada training seperti ini sayaikut lagi”, ujar salah satu perserta. Sebagai awalan peserta terima materi “Paradigma Kritis” oleh Yahya Zakaria, SIP. Materi ini diberikan agar peserta bisa membaca segala sesuatu dengan kritis. “Analoginya materi ini adalah pisau. Sedang materimateri berikutnya adalah menu yang siap dibedah”, ujar fasilitator menerangkan. Kemudian materi kedua “Apa, Mengapa, Bagaimana Berkoperasi” oleh M. Arsad Dalimunte, SE. Pada materi ini, peserta diajak mengenal koperasi dengan cara sederhana. Kemudian ada “Relevansi Koperasi Bagi Mahasiswa” oleh Herliana, SE. Pak Herli, demikian akrab disapa, memecah peserta menjadi beberapa kelompok kecil. Di sana mereka diskusi soal alasan apa yang membuat peserta ikut training. Malam harinya, Dodi Faedulloh, S.Sos menyampaikan “Demokrasi Ekonomi ala Koperasi”. Meski “berat” peserta diajak mengenal koperasi dalam konteks yang lebih makro. Dilanjut memutar film-film pendek koperasi oleh panitia. Dan terakhir ”Entrepreneurship dan Pengabdian Masyarakat” oleh Agnes Harvelian yang sempat memukau peserta. Pada sesi akhir malam itu, fasilitator mengajak peserta untuk lakukan sharing dan refleksi. Lampu ruangan dimatikan dan suasana jadi hikmat. Tiap peserta menyampaikan uneg-uneg tentang apapun itu. Beberapa teman membagi pengalaman hidup mereka yang terjal saat sewaktu ingin kuliah. “Sebenarnya saya dilarang sama keluarga besar untuk kuliah.

Katanya ngapain cewek kuliah tinggi-tinggi. Terus saya izin ke Ibu-Bapak dan kuliah keJawa. Sedang mereka taunya saya bekerja di sini”, salah satu peserta membagi pengalamannya. Sesi sharing dan refleksi malam itu berakhir pukul dua dini hari. Hari kedua saatnya peserta bermain-main. Peserta masuk ke arena outbound yang disiapkan SMB Outbound Team. Peserta dibagi jadi enam kelompok. Masingmasing mereka bawakan yel-yel. Dan sungguh, itu menggelikan. Training yang berlangsung sejak 15-16 Desember 2012 itu ditutup dengan perumusan rencana tindak lanjut. “Tujuan basic training ini untuk membangun kaderkader muda Kopkun. Itulah mengapa kami mengambil tema dengan tema Develop a Cadre of Cooperatives and Cooperative Cadres untuk training ini. Tentu saja ini adalah permulaan.”, ujar Nurohmat, Ketua Panitia, penuh semangat. []


Page 3

Kopkun Corner

Volume 3, Issue 19

Teka-teki Silang Bulanan “Berhadiah Berlangganan Koran Tertentu Selama Satu Bulan dan Merchandise Menarik”

Mendatar: 1.Nama latin padi 3.Nyanyi berdua 5.Angkatan laut 7.Makanan Italia 9.Rentang 10.Organization (singk.) 12.Plat kendaraan wilayah Bali 14.Raden ajeng 15.Credit union 18.Tokoh penganjur kopersi di kalangan Buruh Menurun: 1.Biasa (inggris) 2.Sapaan adik untuk keluarga batak 4.Nama jembatan di Palembang 6.Merk jeans espanol 8.Sapaan kakak laki-laki 11. Balap 13.Sakit (inggris) 17.Production house 16.Aliran deras Ketentuan: 1. TTS Berhadiah ini terbuka untuk semua orang di wilayah Purwokerto. 2. Jawaban dikirim ke Kopkun dengan menyertakan Nama, No. HP dan struk belanja miminal Rp. 10.000 di Kopkun Swalayan. Atau email ke: kopkun_unsoed@yahoo.co.id dengan menyertakan scanan/ foto struk belanja. 3. Jawaban paling lambat tanggal 28 Januri 2013 pukul 17.00 WIB. 4. Tiap bulan akan dipilih satu pemenang yang menjawab dengan benar. 5. Pemenang berhak atas langganan koran selama satu bulan dan merchandise menarik. 6. Pemenang akan dihubungi via telepon. Esai Kamu Untuk edisi mendatang, Redaksi membuka kesempatan bagi mahasiswa Unsoed mengirim esai pendek dengan tema “Mahasiswa dan Pengabdian Masyarakat”. Sebagai contoh kasus Prita, misalnya. Esai maks 2800 karakter termasuk spasi. Dikirim ke kopkun_unsoed@yahoo.co.id paling lambat 28 Januari 2013 pukul 17.00 WIB dalam bentuk .doc/ .docx/ .rtf. Sertakan nama, foto dan fakultas/ jurusan. Bagi yang dimuat akan memperoleh langganan koran selama satu bulan dan merchandise menarik.

IDEA CAMPAIGN COMPETITION IDE KAMPANYE sosialisasi produk kreatif lokal Bandung (IDEA CAMPAIGN)

Kategori Peserta: Semua usia Informasi dari situs tetangga. Semoga bermanfaat!

Hadiah Utama: Rp. 5.000.000 dan Jalan-jalan ke London Empat Finalis lainnya Rp. 2.500.000 Deadline pengumpulan proposal 15 Januari 2013 Informasi, tahap-tahap dan registrasi lomba silahkan klik: http://bccf-bdg.com


Page 4

Kopkun Corner

Volume 3, Issue 19

Ngangsu Kaweruh Pengabdian Masyarakat “Mereka lah bagian dari orang-orang yang mengabdikan dirinya bagi lahirnya perubahan sosial”

R

Sudiyanto dengan pompa hydramnya. Karya inovasinya telah menyabet beberapa penghargaan sebagai karya inovasi dalam bidang IPTEK. (Foto: Tempo)

asanya hari Senin 17 Desember 2012 itu, menjadi momen paling menginspirasi bagi siapa saja yang datang ke acara Harlah 1th Bale Adarma. Bagaimana tidak, forum itu menghadirkan tiga inovator sosial asal Purwokerto. Ada Budi Ragil dari Melung, Henry Budi dari Arcawinangun dan Sudiyanto asal Sumbang. Membuka acara itu, Direktur Bale Adarma, Dody Faedulloh, yang juga menjabat sebagai Pengurus Kopkun, mengatakan “Bale ini merupakan ruangan yang pertemukan mahasiswa dan masyarakat. Tujuannya adalah pengabdian kepada masyarakat, yang mana mahasiswa jadi motornya”, ujarnya. Selepas itu M. Arsyad Dalimunte juga memberikan sambutan selaku Pembina. Dan dilanjut dengan acara potong tumpeng dan makan malam bersama. Memasuki sesi diskusi, Budi Ragil cerita tentang Gerakan Desa Membangun yang dirintisnya bersama teman-teman di Melung. Kepala Desa Melung itu mengisahkan penggunaan Linux untuk komputer di pemerintahan desa. “Citanya-citanya agar desa melek teknologi dan bisa mengelola data sendiri”, terangnya. Dengan cara ini, pengelolaan data dan informasi makin cepat. Dan tentunya hal ini dapat menghemat anggaran. Kemudian Henry Budi, penggagas Bank Sampah Arcawinangun membagi pengalamannya. Kepedulian terhadap lingkungan membuat nya menghadirkan gagasan tentang Bank Sampah. “Hal yang pertama kali lakukan adalah merubah persepsi masyarakat tentang sampah. Dari sampah sama dengan kotor menjadi sampah sama dengan keuntungan”, ujarnya. Kemudian bersama temanteman Henry membangun Bank Sampah yang mana masyarakat menabungkan sampahnya di sana. “Sehingga yang tadinya sampah hanya dibuang begitu saja,

kini sampah itu bisa menghasilkan uang”, sambungnya. Inovator selanjutnya, Sudiyanto, manta Kepala Desa Kotayasa. Beliau merupakan inovator pompa hydram non BBM dan non listrik. “Kalau di tempat lain orang pakai listrik untuk sanyo. Sedang pompa ini gunakan tenaga kinetik air itu sendiri”, terangnya. Dengan rendah hati beliau katakan gagasannya itu muncul saat baca buku Belanda bertahun 1818. “Jadi sebenarnya teknologi ini sudah ada sejak dulu. Hanya saja kita tidak tahu”, sambungnya. Dari membaca buku itu, ia praktik dan uji cobakan. Dan sekarang ia bisa buat pompa hydram untuk skala 600 KK. Mereka lah bagian dari orang-orang yang mengabdikan dirinya bagi lahirnya perubahanperubahan di masyarakat. Seperti pepatah bilang, “Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan”. []


Page 5

Kopkun Corner

Volume 3 Issue 19

Entrepreneur With Value | Oleh: Agnes Harvelian “Entrepreneur with value yakni maknai wirausaha untuk lakoni peran sosial”.

E

Agnes Harvelian, pemilik Cines Cupcorn, bangun Sekolah Menulis Bocah Purwokerto untuk dampingi anak yatim.

ntrepreneur with value yakni maknai wirausaha untuk lakoni peran sosial. Entrepreneur with value bukan hanya bicara keuntungan, akan tetapi sebagai ikhtiar untuk temukan jawaban atas masalah masyarakat. Pilihan menjadi seorang entrepreneur berangkat dari keprihatinan atas sebuah kondisi yang lantas “dikreatifkan”. Sebagai contoh, mengabdi puluhan tahun dalam program melek huruf, atau memilih jalur entrepreuner ? Keduanya bisa sama benarnya. Dalam dua tindakan yang berbeda tersebut, ada kesamaan tujuan. Mengabdi jelas sasarannya secara langsung tepat dan jelas. Namun jika pilihan jatuh pada entrepreuner, perhitungannya tak lagi perubahan secara langsung. Hal ini perlu jadi referensi keyakinan seorang entrepreuner, membuka sekolah rakyat, misalnya. Memang tidak secara langsung seorang entrepreuner dapat selesaikan masalah di masyarakat dengan usahanya. Namun demikian, orientasi tujuan dan dasar permenungannya adalah sebuah proses berdimensi sosial. Nilai dari seorang entrepreuner terlihat ketika basis keyakinan dan orientasinya bukan hanya untuk dirinya sendiri. Melainkan bagi kelompok atau masyarakat. Kaedah klasiknya, “Pikirkanlah masyarakat, maka Tuhan akan cukupi dirimu”. Menjadi entrepreuner with value sulit kaya raya? Tidak juga. Memang pengeluaran akan lebih banyak. Bukan sekedar operasional usaha, namun juga investasi sosial. Entrepreuner yang sadar akan peran sosial maka dia pun akan “menginvestasikan” modalnya untuk membangun masyarakat. Mereka sebenarnya secara bersamaan mengeluarkan uang sekaligus menabung. Ternyata sulit ya jadi seorang entrepreuner? Sulit jika entrepreuner ingin bermakna pada apa yang diraihnya. Namun jika hanya ingin keuntungan saja, tidaklah sulit.

Saat ini, hampir seluruh program pemerintah atau swasta mengarah pada entrepreuner muda. Bagi saya ada yang kelewat dari proses itu, yakni proses refleksi diri dan realitas sosial. Sangat disayangkan jiwa muda dikelilingi mimpi nikmatnya berwirausaha tanpa sensitifitas sosial. Hanya akan menjadi seorang kapitalis besar berjiwa kerdil. Sebagai contoh, mereka yang berusaha di sektor pertanian sebagai tengkulak adalah seorang pengusaha. Namun, jika ternyata setiap petani yang diambil dan dibeli hasil taninya masih tidak mengerti perhitungan komoditas hasil taninya dan akhirnya harga ditetapkan sewenangwenang, apakah kesuksesannya bernilai? Proses menjadi entrepreuner akan selalu hadapi dilema seperti itu. Sekedar orientasi diri atau juga sosial. Apalagi jika usia masih muda. Berbagai ambisi muncul tentang A, B sampai Z. Hanya keyakinan yang akan menjawabnya. Jika telah miliki keyakinan yang kuat hal itu tak lagi deal or no deal. Tetapi suatu keharusan yang diemban untuk majukan bangsa. Akankah? []


Jadi Anggota & Manfaatnya

Redaksi Kopkun Corner Penanggungjawab: Ketua Kopkun Redaktur Pelaksana: Elisa Sugito Reporter: Dwi, Nurul, Nalora Layouter: Ghani, Maya Distribusi: Asad, Faiz, Anis, Hadi, Karto, Triono

B

anyak yang bertanya bagaimana menjadi anggota Kopkun? Edisi kali ini akan kami beberkan mudahnya menjadi anggota: 1. Mengisi formulir pendaftaran 2. Mengikuti Pengenalan Dasar (wajib) 3. Menyelesaikan administrasi termasuk membayar Simpanan Pokok Rp. 1.000 dan Simpanan Wajib Rp. 10.000. Kelengkapan yang perlu disiapkan: foto kopi KTP/ KTM dan pas foto 4x6/ 3x4 dua lembar. Keuntungan jadi anggota Kopkun: 1. Diskon untuk produk tertentu di Kopkun Swalayan 2. Diskon 20% untuk Sekolah Menulis Storia & Entrepreneur Creativa. 3. Belajar berwirausaha, kepemimpinan dan manajerial. 4. Berpeluang menjadi parttimer dan atau fasilitator 5. Kemanfaatan dalam bentuk sosial-budaya lainnya. Lebih lengkapnya datang langsung ke Kopkun Lt.2. Kami tunggu ya!

Sekretariat: Kopkun Lt. 2 Jl. HR. Boenyamin Komplek Ruko Depan SKB Purwokerto (0281) 631768 | www.kopkun.com kopkun_unsoed@yahoo.co.id

Untuk pengguna Ipad dan Android, sila pindai barcode ini!

Amor Fati Oleh: Firdaus Putra, S.Sos. (Manajer Organisasi Kopkun)

Amor fati untuk apa yang terjadi kemarin, hari ini dan yang akan datang.

B

erkata “ya” pada kehidupan, itulah terjemah bebas dari amor fati. Sebuah sikap penerimaan atas segala ihwal yang kita alami. Artinya menerima keadaan baik suka-cita pun juga duka-cita. Amor fati mengajarkan hidup untuk senantiasa mencintai kehidupan berikut pernak-perniknya. Bukan sikap kekanak-kanakan yang “ya” pada suka-cita dan “tidak” pada duka-cita. Melainkan, keduanya. Namun, amor fati tak sama dengan menerima nasib begitu saja. Justru sebaliknya, di dalamnya terkandung makna proses “menjadi” yang terus-menerus (on being process). Karenanya, amor fati adalah sikap ketegaran di satu sisi dan optimisme di sisi lain. Amor fati tidak diucapkan dengan nada sayu penuh kekalahan. Melainkan penuh senyum dengan badan tegak. “Ya, pada kehidupan!”. Pergantian tahun pada dasarnya hanyalah perjalanan pada garis imajiner. Namun segala ihwal yang terjadi dalam tahun itu sepenuhnya konkrit. Begitupun dengan pergantian 2012 ke 2013 itu. Dan saatnya kita seru, “Amor fati” pada tahun yang telah kita lewati dan tahun 2013 yang akan kita jalani. Tentu dengan keinsyafan penuh bahwa apa-apa yang pernah kita alami, keberhasilan, kegagalan, suka dan duka, adalah mozaik kehidupan yang sama manisnya. Menerima satu sisi dan menolak yang lain justru akan mengurangi keutuhan makna hidup dan kehidupan itu

sendiri. Karena hidup, sedari awal adalah paduan antara kedua hal itu. Kearifan China mengilustrasikannya dalam bola Yin-Yang. Sedang orang Jawa bilang hidup harus nrimo. Dan umat Muslim punya kearifan tentang ikhlas pada apa-apa yang terjadi. Itulah kearifan beragam tradisi yang secara karikatural menyeru, “Oke, hidup memang tidak mudah dan saya akan tetap jalani”. Amor fati, seperti kata Nietzsche, filsuf Prusia itu, adalah bagaimana dengan sungguh-sungguh meng hidupi kehidupan. Live the life. Dan begitulah seharusnya kita hadapi pergantian tahun ini. Selamat tahun baru 2013 untuk semuanya. Amor fati! []


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.