HUMANITY INSIGHT Majalah Internal Dua Pekanan Program Kemanusiaan ACT
Badai Seroja Melanda NTT
Memaksimalkan Bantuan Pangan
Mari rapatkan barisan, bantu saudara kita yang terkena musibah dengan memberikan sedekah harian terbaik melalui BNI Syariah 6600000131 a/n Aksi Cepat Tanggap
DAFTAR ISI
1
Badai Seroja Melanda NTT
5
7 Gempa 6.1 Magnitudo Guncang Malang
Memaksimalkan Bantuan Pangan
HUMANITY INSIHGT
10 Pembina
Ibnu Khajar Dwiko Hari Dastriadi Sri Eddy Kuncoro
Koordinator
Sunano
Penulis
Lia Esdwiyanisyam Arif
Editor
Sunano
Data
Agus Wahyu Ashari Utomo Putra
Tata Letak
Lia Esdwiyanisyam Arif
Berikan Ramadan Terindah Untuk Korban Gempa Malang
12 Gaung Gerakan Sedekah Pangan Ramadan
14 Kantor Redaksi Menara 165 office Tower lt.11 Jl. TB Simatupang Kav. 1 Cilandaak Timur Jakarta Selatan, 12560 Indonesia
Bulletin Edisi XXXVI/ 1-15 April 2021
Meredam Pilu Pengungsi Suriah di Aleppo
Banjir Bandang di Flores Timur Peristiwa banjir bandang dan tanah longsor di Desa Nele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) hancurkan ratusan rumah warga dan memakan ratusan korban jiwa. Banjir bandang terjadi pada Minggu (4/42021) pukul 01.00 WITA
7 Desa/Kelurahan Terdampak
123 Korban Meninggal
27 Orang Belum Ditemukan
90 Orang Dievakuasi
Menurut BMKG Nusa Tenggara Timur (NTT) dilanda cuaca ekstrem, banjir, longsor, angin kencang hingga gelombang tinggi dalam lima hari ini. Sejak 30 Maret hingga 4 April 2021.
Badai Seroja Melanda NTT Banjir bandang yang disertai tanah longsor melanda Pulau Adonara di Kabupaten Flores Timur, pada Ahad, 4 April 2021 sekitar pukul 01.00 WITA.
N
usa Tenggara Timur dirundung duka. Banjir bandang yang disertai tanah longsor melanda Pulau Adonara di Kabupaten Flores Timur, pada Ahad, 4 April 2021 sekitar pukul 01.00 WITA. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur per Rabu 7 April 2021 pukul 14.00 WIB, sebanyak 74 orang di Flores Timur meninggal dan 6 orang hilang. Setelah itu, bencana susulan di NTT berupa terjangan badai Seroja yang memporakporandakan seluruh wilayah pesisir dari Labuan Bajo sampai Kupang.
HUMANITY INSIGHT
2
Desa-desa pesisir semuanya rusak parah. Secara keseluruhan, total korban meninggal akibat bencana yang terjadi di NTT mencapai 124 jiwa, 74 jiwa hilang, 129 luka-luka, dan 13.230 jiwa mengungsi. Rincian korban meninggal yakni di Flores Timur 67 orang, Lembata 28 orang, Alor 21 orang, Malaka tiga orang, dua orang di Sabu Raijua, Kota Kupang satu orang orang, satu orang di Ende, dan satu orang di Kabupaten Kupang. Selain korban meninggal, juga menimbulkan kerugian materi berupa 1.962 rumah terdampak, 154 rumah rusak ringan, 272 rusak sedang, 688 rusak berat, 87 fasilitas umum terdampak, dan 24 fasilitas umum rusak berat. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca ekstrem ini sebelumnya telah terdeteksi. Dalam pengamatan, diketahui ada bibit siklon tropis 99S sejak 2 April 2021. Bibit siklon ini menggelayuti langit sekitar Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. Saat itu juga, peringatan dini dikeluarkan BMKG. BMKG juga menjelaskan, keberadaan bibit siklon tropis 99S ini menimbulkan terjadinya cuaca ekstrem yang sangat merusak
berupa hujan sangat lebat, angin kencang, gelombang laut tinggi, dan berdampak pada terjadinya bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur. Melihat situasi dan dampak yang sangat parah dan luas sekali, segera mungkin Aksi Cepat Tanggap (ACT) merespons bencana di Nusa Tenggara Timur (NTT), hal tersebut disampaikan Presiden ACT Ibnu Khajar pada konferensi pers pernyataan sikap merespons bencana di NTT, pada hari Senin, 5 April 2021. Ia menjelaskan ACT menugaskan relawan dari NTB dan wilayah-wilayah sekitar untuk menjangkau lebih dari 11 wilayah kota dan kabupaten di NTT. “Kami juga akan membuka posko kemanusiaan yang dipusatkan di Flores Timur, sebab, di wilayah tersebut korban cukup banyak. Bantuan medis juga kami siapkan sebagai bentuk pertolongan pertama,” jelas Ibnu. banyak warga yang mengalami gangguan napas, syok, dan luka lebam dan robek karena terbentur material banjir. “Tim medis berkeliling dari rumah ke rumah memeriksa kondisi kesehatan penyintas. Banyak yang mengeluhkan sesak napas, luka-luka terkena benda tajam saat menyelamatkan diri, dan syok karena nggak menyangka ada bencana,” kata Dokter Refitia Inayah dari tim HMSACT Selain memeriksa kondisi kesehatan penyintas, tim HMS-ACT juga melakukan pemetaan kapasitas wilayah terkait kebutuhan medis para Tim Humanity Medical Services (HMS) penyintas. Hal itu dilakukan untuk ACT bergerak dengan tanggap menuju Desa melakukan distribusi bantuan dan Waiwerang dan Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur sejak hari Selasa, pelayanan yang diberikan sesuai kebutuhan penyintas di setiap wilayah. 6 April 2021. Berdasarkan pemeriksaan tim,
Tim Medis ACT Sigap Layani Penyintas
HUMANITY INSIGHT 3
“Kami juga sudah melakukan pelayanan di Posko MAN 1 di Desa Waiwerang. Sebanyak empat orang pasien dengan keluhan demam, batuk, pilek. Kondisi saat ini, masih banyak korban luka terbuka dan fraktur yang belum di rujuk ke fasilitas kesehatan. Sebagian masih bertahan di rumah keluarga atau pergi ke dukun kampung,” lapor Dokter Refitia. Adapun pemeriksaan dilakukan dengan dua metode, yang pertama dilakukan di posko kesehatan yang didirikan Aksi Cepat Tanggap di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur. Sedangkan cara kedua dengan mengunjungi langsung rumah korban yang tak sanggup untuk datang langsung ke pusat kesehatan. Kunjungan langsung dilakukan karena beberapa faktor, seperti jarak antara rumah korban ke posko yang cukup jauh, beberapa korban telah lanjut usia, dan penyakit yang diderita cukup parah, sehingga tidak memungkinkan bagi korban untuk datang langsung ke posko pelayanan kesehatan. HUMANITY INSIGHT
4
Di lokasi bencana NTT, kebutuhan medis hingga kini sangat mendesak. Selain memberikan pelayanan medis, perlu juga edukasi ke masyarakat untuk menerapkan hidup sehat pasca bencana, termasuk di lokasi pengungsian.
Memaksimalkan Bantuan Pangan
“
Usai bencana yang melanda Flores Timur, kebutuhan darurat korban sangat sulit dipenuhi. Stok logistik sangat terbatas.
U
sai bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Flores Timur, NTT, kebutuhan darurat korban sangat sulit dipenuhi. Selain karena akses jalan terputus sehingga distribusi logistik tidak bisa menjangkau lokasi bencana, juga secara geografis, stok logistik sangat terbatas. Makanya, sebagian penyintas berharap pada bantuan kemanusiaan. Untuk itu Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyiapkan tim tanggap darurat untuk mendirikan posko dan mengirimkan logistik dari Jakarta. Adapun untuk memaksimalkan distribusi bantuan ke masyarakat terdampak bencana, ACT bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) HUMANITY INSIGHT 5
berikhtiar dengan membuka posko kemanusiaan di 11 kabupaten dan kota di NTT. Koordinator Tim Tanggap Darurat ACT Lukman Solehudin menjelaskan, posko kemanusiaan akan dibuka di Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka Tengah, Lembata, Ngada, Alor, Sumba Timur, Rote Ndao, Sabu Raijua, Timor Tengah Selatan, dan Ende. “Pembukaan 11 posko memastikan agar pelayanan, penanganan, dan pendistribusian bantuan tersampaikan dengan cepat dan tepat kepada para pengungsi. Insya Allah, posko induk akan kami dirikan di Kupang,” kata Lukman, pada hari Rabu, 7 April 2021.
Logistik yang dimiliki ACT segera didistribusikan ke penyintas di Desa Wailolong, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, pada hari Selasa 6 April 2021. Daerah ini diterjang banjir bandang lahar dingin dari Gunung Ile Lewotolok, Kecamatan Ile Ape, pada hari Ahad, 4 April 2021. Jamal, relawan Masyarakat Relawan Indonesia-Aksi Cepat Tanggap mengatakan, bantuan pangan yang didistribusikan di tahap awal berupa bahan makanan pokok antara lain beras, gula, dan minyak goreng. “Bantuan ini kami berikan untuk membantu kebutuhan pangan mereka di tahap awal. Saat ini, warga belum bisa beraktivitas normal apalagi mendapatkan bahan makanan. Meski banjir sudah surut, lumpur sisa banjir masih menumpuk hingga ke sudut-sudut rumah. HUMANITY INSIGHT
6
Sebagian warga yang rumahnya hancur dan takut akan bencana banjir susulan memilih mengungsi,” kata Jamal. Ia melanjutkan, selain bahan pangan, saat ini para penyintas membutuhkan bantuan pangan siap santap, air bersih, dan sandang.
Gempa 6.1 Magnitudo Guncang Malang Gempa bumi bermagnitudo 6.1 mengguncang Kota Malang, Jawa Timur. Tepatnya pada hari Sabtu, 10 April 2021 pukul 14.00 WIB
HUMANITY INSIGHT 7
B
eberapa hari sebelum memasuki bulan suci Ramadan gempa bumi bermagnitudo 6.1 mengguncang Kota Malang, Jawa Timur. Tepatnya pada hari Sabtu, 10 April 2021 pukul 14.00 WIB, tiba-tiba tanah bergetar hebat. Gempa tersebut juga dirasakan di sejumlah wilayah di antaranya Karangkates, Malang, Blitar, Kediri, Trenggalek, Jombang, Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Yogyakarta, Ngawi, Lombok Barat, Mataram, Kuta, jimbaran, Denpasar, Mojokerto, Klaten, Turen, dan Banjarnegara. Mengutip dari Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika bahwasannya lokasi gempa berada di 8.95 lintas selatan, 112.48 bujur timur. Tepatnya berada di laut 90kilometer barat daya Malang. Kedalaman gempa 25 kilometer. Akibatnya beberapa bangunan di berbagai titik di Malang mengalami Para Penyintas Memilih Mengungsi
HUMANITY INSIGHT
8
kerusakan berdasarkan laporan Disaster Management Institute of Indonesia, terdapat rumah sakit hingga kantor DPRD di sekitar Kota Malang yang mengalami kerusakan. Selain merusak bangunan, guncangan yang berpusat di laut selatan Jawa ini juga memakan korban jiwa. Korban nyawa ini datang dari berbagai titik yang terdampak kerasnya gempa.Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam laporannya mengatakan, korban jiwa hingga Sabtu malam pukul 21.00 WIB mencapai delapan orang. Di samping itu, satu orang mengalami luka berat dan 22 lainnya luka ringan. Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) lekas merespon terhadap bencana gempa Malang dengan melakukan asesmen serta membantu warga hingga mendistribusikan bantuan kepada korban terdampak.
Dikutip dari BMKG pasca gempa bumi berkekuatan 6,1 terdapat 13 kali rentetan gempa susulan. Dari pengamatan BMKG, rentetan gempa Malang tersebut rata-rata merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo Australia. Hal tersebut dirasakan Sepeti Istiyani dan warga Desa Pamotan yang masih mengungsi. Sebagian di rumah saudara atau tetangga mereka yang tak terdampak, di musala, dan tempat-tempat lainnya. Data di RT 04, RW 04, Pamotan, ada 75 keluarga terdampak, 21 rumah rusak berat, 1 musala rusak berat. “Saya tidur di dalam mobil semalam, cucu-cucu pada tidur di rumah keponakan. Ini sedang bangun tenda, rencananya mau tidur di sini (kandang kambing), enggak apa-apa. Tadi pagi juga ada gempa susulan,” jelas Istiyani.
Kini warga yang mengungsi memasak di langgar desa. Kebutuhan pokok tertimbun reruntuhan gempa. Namun beruntung, kebutuhan warga terpenuhi. Mereka patungan bahan makanan yang ada, atau melalui bantuan dari berbagai pihak, termasuk dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang telah mendistribusikan bantuan titik terdampak gempa tersebut. “Alhamdulillah kami telah mendistribusikan bantuan awal berupa pangan dan alat-alat kebersihan personal yang diserahkan di langgar desa. Sampai pagi ini, kebutuhan masih sulit terpenuhi, terutama untuk mereka yang rumahnya rusak berat,” ujar Iqrok Wahyu Perdana dari Tim Program ACT Malang, pada hari Ahad,
HUMANITY INSIGHT 9
11 April 2021 pagi. Sejauh ini, ACT juga telah mendirikan satu posko induk kemanusiaan dan dua posko unit. Posko induk terletak di Kantor ACT di Kota Malang, dan posko unit ada di Masjid Jami Gondanglegi, serta di SDN Pamotan 1. “Saat ini pengungsi masih membutuhkan bantuan darurat berupa tenda, paket pangan, dan paket kebersihan pribadi. Kami telah menurunkan relawan untuk asesmen ke berbagai titik, dan mudahmudahan bersama para dermawan, kita dapat terus membantu para penyintas kedepannya,” tambah Iqrok.
Berikan Ramadan Terindah Untuk Korban Gempa Malang
“
Ikhtiar mendampingi para penyintas, Aksi Cepat Tanggap (ACT) mendirikan dapur umum untuk membantu warga menunaikan buka puasa pertamanya.
B
ulan Ramadan telah datang, bulan yang dinanti oleh seluruh umat Muslim ini menjadi sangat istimewa karena penuh dengan keberkahan dan limpahan rahmat, walaupun beberapanya harus melewati dengan situasi yang sulit seperti yang dirasakan warga Kampung Dandang, Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Malang. Setelah gempa bermagnitudo 6,1 menghancurkan sebagian rumah mereka, para penyintas yang khawatir akan gempa susulan masih enggan kembali ke rumah. Mereka juga masih kesulitan memenuhi kebutuhan makanan termasuk untuk sahur. Ikhtiar mendampingi para penyintas, Aksi Cepat Tanggap (ACT) HUMANITY INSIGHT
10
mendirikan dapur umum untuk membantu warga menunaikan buka puasa pertamanya. Ikhtiar mendampingi para penyintas, Aksi Cepat Tanggap (ACT) mendirikan dapur umum untuk membantu warga menunaikan buka puasa pertamanya. Komandan Tim Tanggap Darurat ACT Kusmayadi mengatakan, ratusan porsi makanan dibuat di dapur umum untuk berbuka puasa para penyintas gempa Malang di Dusun Gandang. Hidangan ini pun disantap bersama oleh warga serta relawan yang bertugas.
“Kita bangun dapur umum ini untuk meringankan beban warga yang terkena dampak gempa. Kita juga akan terus mendampingi para penyintas, agar mereka bisa terus mendapatkan akses makanan dan air bersih, terutama untuk sahur dan berbuka,” ujar Kusmayadi, pada hari Selasa, 13 April 2021. Adapun untuk mengoptimalkan bantuan makanan untuk para penyintas gempa Malang ACT telah menghadirkan armada Humanity Food Truck (HFT) yang setiap harinya menyediakan ribuan porsi makanan bagi para penyintas gempa
Malang di beberapa wilayah. Layanan makan gratis ini menyapa ribuan pengungsi dengan semangat Gerakan Sedekah Pangan Ramadhan (GSPR). HFT rutin membagikan makanan dua hingga tiga kali sehari, sehingga para penyintas terhindar dari kelaparan. Kusmayadi juga menuturkan, selain hidangan siap saji dari Humanity Truck Food, ACT juga memberikan sejumlah bantuan bahan pangan seperti beras, minyak, gula, dan lain sebagainya.
Musala Yang Tak Lagi Utuh
Selepas berbuka, warga serta relawan di Dusun Dandang menggelar salat berjamaah. Ibadah ini diselenggarakan di Musala Sabilillah yang mengalami kerusakan berat akibat gempa. Retak jelas terlihat di setiap sudut bangunan. Bahkan, ruangan di samping kiri dan kanan mihrab ikut roboh. Sementara pagar musala ditopang bambu agar tidak ikut runtuh.
HUMANITY INSIGHT 11
Di bagian halaman musala digunakan untuk dapur umum. Menurut Ketua RT 04 Isdianto, musala menjadi satu-satunya tempat strategis. Kegiatan sosial dan keseharian warga banyak dipusatkan di situ. Sehingga musala menjadi fasilitas umum terdekat dan terpenting bagi warga RT 04 yang berjumlah 75 keluarga. Namun, warga tetap bersemangat menyambut Ramadan dengan salat berjamaah serta tarawih di lokasi ini. “Walau dindingnya runtuh, semangat ibadah warga di musala sangat tinggi. Ramadan seakan jadi hadiah istimewa di tengah duka yang warga rasakan pascagempa,” papar Kusmayadi.
Gaung Gerakan Sedekah Pangan Ramadan "Sesungguhnya Allah SWT itu Maha memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk." (HR. Al Baihaqi).
B
ulan yang penuh berkah serta kemuliaan telah datang. Seluruh umat Muslim berbahagia menyambut bulan Ramadan karena pada bulan ini semua amal ibadah akan mendapat ganjaran berlipat ganda. Salah satu amalan yang dapat dilakukan di bulan Ramadan adalah bersedekah. "Sedekah paling utama adalah sedekah di bulan Ramadan." (HR At-Tirmidzi dari Anas). Bersedekah, juga merupakan satu sikap kedermawanan yang sekaligus menjadi sifat yang disukai Allah SWT. "Sesungguhnya Allah SWT itu maha memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk." (HR. Al Baihaqi). Oleh karena itu, dianjurkan untuk bersedekah walaupun jumlahnya sedikit. Kedua hadis di atas menjadi dorongan Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk memberikan layanan terbaik. Maka dari itu di momen Ramadan, Gerakan Sedekah Pangan Ramadhan (GSPR) yang ACT inisiasi terus meluaskan kebaikan. Pangan yang bersumber dari sedekah masyarakat ini didistribusikan ke berbagai elemen masyarakat di berbagai penjuru negeri. Tak sekedar pembagian pangan, gerakan ini ingin membawa pesan gotong royong dan bukti nyata kedermawanan masyarakat di tengah pandemi. HUMANITY INSIGHT
12
Sebelum sampai di tangan penerima manfaat, paket pangan dari GSPR dihimpun di Wakaf Distribution Center ACT di Gunug Sindur. Gudang bantuan kemanusiaan ini menjadi penghubung antara dermawan yang menyalurkan sedekah pangannya dengan para penerima manfaat. Adapun GSPR tak hanya menjangkau penerima manfaat di Jabodetabek saja. Akan tetapi, wilayah lain di berbagai pulau di Indonesia bisa merasakan melalui cabang-cabang ACT yang tersebar di berbagai daerah. Kali ini, di momen awal Ramadan, Gerakan Sedekah Pangan Ramadhan menyapa Pesantren Darrussa’adah, Puspahiyang, Kabupaten Tasikmalaya. Di lembaga pendidikan Islam yang menjadi tempat menuntut ilmu yatim, yatim piatu, anak dari keluarga prasejahtera, anak terlantar, dan disabilitas ini, ACT menghadirkan ratusan paket Beras Wakaf. Kebutuhan pangan pokok ini pun disambut baik oleh santri serta pengurus. “Dari 110 santri di sini, 76 di antaranya terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial,” ungkap Ustaz Yusuf Permana, Pimpinan Pesantren Darrussa’adah. Santri yang terdaftar di DTKS ini, oleh pihak pesantren dibebaskan biaya pendidikannya. Dengan begitu, pihak pesantren juga harus memenuhi kehidupan santri. Berbagai
HUMANITY INSIGHT 13
ikhtiar pun dijalani. Fauzi Rizki Pratama dari tim Program ACT Tasikmalaya menyebut, lewat bantuan pangan Gerakan Sedekah Pangan Ramadan ini, harapannya mampu meringankan beban kebutuhan pangan santri. Terlebih, di Ramadhan tahun ini masih bertepatan dengan mewabahnya virus Corona yang membawa dampak ke berbagai sektor, termasuk perekonomian.Selain di Tasikmalaya, pada awal Ramadan GSPR juga menyapa masyarakat prasejahtera di Ciputat sebanyak 300 sak beras dibagikan kepada masyarakat setempat yang sebagian besar berprofesi sebagai pemulung, pedagang, keamanan dan kuli panggul. Koordinator tim program Global ZakatACT Tangerang Selatan Rodi Maryanto menyampaikan kondisi warga di sini termasuk keluarga prasejahtera dan dekat dengan pusat pengumpulan plastik-plastik pemulung. Mereka bahagia sekali ketika mendapatkan bantuan beras ini, ujar Rodi.Euforia ini tidak terlepas dari semangat Gerakan Sedekah Pangan Ramadhan yang digaungkan Global ZakatACT di bulan suci ini. Baik masyarakat Indonesia yang membantu melalui sedekah maupun relawan yang membantu melalui tenaga mereka, semuanya semangat meluaskan aksi kebaikan tanpa batas.
Meredam Pilu Pengungsi Suriah di Aleppo Ramadan tahun ini kepiluan para pengungsi di Suriah diperburuk dengan Pandemi yang melanda dan berimbas pada harga pangan yang melambung tinggi
T
ak seluruh umat Muslim di dunia dapat menjalankan Ramadan dengan suka cita. Seperti yang dirasakan pengungsi Suriah pada Ramadan tahun lalu, harus menderita akibat ledakan bom di Afrin, Aleppo Utara. Bom yang meledak di hari keenam Ramadan itu meluluhlantakkan bukan hanya pemukiman HUMANITY INSIGHT
14
warga tetapi masa depan warga Suriah. Ledakan bom itu membuat 42 orang meninggal. Hal tersebut menjadi momentum kerelawanan oleh para dermawan Indonesia. Ribuan paket pangan yang berisi tepung, minyak goreng, kacang-kacangan,
dan beberapa jenis bahan pangan lain diantarkan Aksi Cepat Tanggap ke wilayah Idlib. Tujuan penerima manfaat bantuan ini adalah keluarga miskin dan yatim Suriah yang melarikan diri dari peperangan dan menjadi pengungsi di negeri sendiri. Ramadan tahun ini kepiluan para pengungsi di Suriah diperburuk dengan Pandemi yang melanda dan berimbas pada harga pangan yang saat ini naik lebih dari 200 persen dari harga normal. Warga pun tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan secara optimal sehingga harus mengurangi porsi makanan dan mengambil mekanisme hutang untuk bisa bertahan hidup. Harga sekeranjang makanan pokok 4.000pound Suriah sebelum konflik sekarang menjadi 76.000pound Suriah, sebagaimana dilaporkan Amir Firdausi dari Global Humanity Response Aksi Cepat Tanggap. Maka dari itu pada Ramadan 2021, Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Suriah sebagai bentuk empati. HUMANITY INSIGHT 15
Salah satunya, melalui program iftar Ramadan yang mulai dilaksanakan pada Rabu, 14 April lalu. Implementasi pertama dilakukan di Kamp Alzaitun di Idlib. Sebagai bentuk sajian iftar, ACT membagikan khobz kepada puluhan pengungsi di Kamp Al Zaitun. Khobz merupakan roti khas di Suriah yang berbahan dasar tepung yang menjadi makanan pokok sehari-hari keluarga Suriah. Amir Firdausi dari Global Humanity Response ACT memaparkan bahwasannya selama Ramadan, total penerima manfaat iftar ini sebanyak 5.000 jiwa. Distribusi iftar dilakukan di Kota Azaz dan Aleppo untuk masyarakat prasejahtera. “Selain iftar, masih banyak lagi yang akan bisa kita sampaikan kepada pengungsi Suriah seperti bantuan paket pangan, hadiah Idulfitri, distribusi Alqur'an, sumur wakaf, dan perlengkapan ibadah," pungkas Amir.
Akses Air Bersih Untuk Yaman Perang telah menghancurkan sumber-sumber air bersih di Yaman. Sekalipun ada, masyarakat setempat harus membeli dan tidak mampu membayar karena mereka tidak punya penghasilan.
K
onflik yang merundung Yaman masih terjadi. Hal tersebut membuat ekonomi negara seluas 528 kilometer persegi itu terpuruk. Banyak warga yang tidak mampu mengupayakan kebutuhan sandang, pangan dan papan. Bahkan, masih banyak dari mereka yang harus tinggal di tenda pengungsian. Kemiskinan, kelaparan, dan berbagai masalah kesehatan juga masih menyelimuti. Selain masalah kemiskinan, Yaman juga dirundung krisis air. Berdasarkan data UNICEF tahun 2017, karena minim air bersih, penyakit kolera dan diare menjangkit 1,7 juta orang di Yaman dan menewaskan 2.800 jiwa. Anak-anak juga menjadi korban, dengan total meninggal 493 orang dari 361.000 kasus. Perang telah menghancurkan sumbersumber air bersih di Yaman. Sekalipun ada, masyarakat setempat harus membeli dan tidak mampu membayar karena mereka tidak punya penghasilan. Jika pun mendapatkan gaji dari upah bekerja, uang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan harian lainnya. Bangunan Sumur Wakaf di Sana’a, Yaman, menjadi ikhtiar meredam krisis air di wilayah tersebut. Berdasarkan data yang dihimpun Aksi Cepat Tanggap, 16 juta warga Yaman tidak memiliki akses air HUMANITY INSIGHT
16
minum atau sanitasi yang ideal. Termasuk 8,2 juta orang diantaranya rentan terkena penyakit akibat air kotor dan tercemar. Saat ini, tim ACT di Yaman telah melakukan pembangunan Sumur Wakaf sebagai ikhtiar menyediakan air bersih bagi penduduk Sana’a. Sumur ini ditargetkan bisa memenuhi kebutuhan hingga 5.000 jiwa. “Jika kita konsisten membantu Yaman untuk bangkit maka banyak sekali warga disana yang akan terbantu. Satu sumur bisa diakses 5.000 orang. Kita bisa membangun lebih banyak. Tapi butuh banyak kepedulian dari dermawan Indonesia, yang tergerak hatinya untuk membantu negara ini dan berdonasi untuk Yaman,” ujar Said Mukaffiy dari Tim Global Humanity Response-ACT.Said menceritakan betapa air sangat berharga bagi Yaman, salah satunya saat momen distribusi bantuan air yang dilakukan ACT menggunakan truk tangki. Orang dewasa dan anak-anak berlarian sembari menenteng lima hingga sepuluh jerigen di tangan untuk menadah air. Sejumlah selang kemudian terulur dari mobil untuk disematkan ke mulut jerigen yang di jejer hingga membuat antrian beberapa meter.
Kabar Pekan Ini
M
emasuki Ramadan, Aksi Cepat Tanggap (ACT) segera menggencarkan berbagai aksi kebaikan. Salah satunya ialah Gerakan Sedekah Pangan Ramadhan (GSPR). Program ini terus dilakukan secara masif di berbagai daerah di Indonesia. Dalam kurun waktu 5-18 April, total 31,3 ton Beras Wakaf dan hampir 8.000 karton Air Minum Wakaf telah didistribusikan kepada 96.199 penerima manfaat dengan melibatkan 2.811 orang yang tergabung dalam Masyarakat Relawan Indonesia melalui bantuan 96 cabang ACT yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk Gerakan Sedekah Pangan Ramadan tak hanya mendampingi masyarakat ketika Ramadan saja. Akan tetapi, ACT telah memulai gerakan ini di momen menjelang ibadah puasa. Bertonton beras serta Air Minum Wakaf terdistribusi ke masyarakat ke berbagai penjuru negeri. Hingga kini, stok kebutuhan pangan masih tersedia di gudang kemanusiaan, Wakaf Distribution Center. Nantinya, pangan ini akan diseleksi kembali agar bantuan yang hadir untuk masyarakat merupakan yang terbaik gerakan ini diinisiasi ACT sebagian seruan agar kita saling berbagi. Malang adalah salah satu titik aksi GSPR. Setelah gempa bermagnitudo 6,7 menghancurkan sebagian rumah mereka, banyak penyintas yang masih kesulitan memenuhi kebutuhan makanan, termasuk HUMANITY INSIGHT 17
untuk sahur dan berbuka. Para penyintas gempa Malang terpaksa mengawali bulan Ramadan dengan cukup sulit. Namun, pemenuhan pangan selama Ramadan ini tak akan lagi menjadi soal bagi mereka. Pasalnya, armada Humanity Food Truck hadir untuk menyediakan ribuan porsi makanan bagi para penyintas gempa Malang di beberapa wilayah. Humanity Truck Food rutin membagikan makanan dua hingga tiga kali sehari, sehingga para penyintas terhindar dari kelaparan. Meski sifatnya bantuan, menu makanan yang disediakan tetap memperhatikan rasa dan gizi. Terdapat berbagai menu seperti daging ayam, telur, sayur, dan lain sebagainya. Tidak hanya di Malang lewat GSPR sebanyak 300 sak beras diberikan kepada pemulung, pedagang, keamanan, kuli panggul, dan masyarakat prasejahtera di sekitaran Ciputat- Tangerang Selatan . Kegiatan ini pun disambut penuh syukur oleh warga setempat karena sangat membantu kebutuhan pangan mereka selama Ramadan. Adapun untuk rincian aksi di HCN pada pekan 1 dan 2 April sebanyak 896 aksi dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 250.247 orang dan relawan yang terlibat 3.628 jiwa. Untuk jangkauan kegiatan tersebar di 11 negara, 21 provinsi, 78 kota/kabupaten, dan 165 desa/kota.
“
“
Jika anak Adam mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak saleh yang mendoakannya." (Muttafaqun Alaih)
HUMANITY INSIGHT
Kantor Redaksi Menara 165 office Tower lt.11 Jl. TB Simatupang Kav. 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan, 12560 Indonesia