AnalisisterhadapResesiGlobal2023danDampaknyaBagiKehidupan
MasyarakatDuniasertaIndonesiaDitinjaudariAspekHukumEkonomi
AdzradhiaNabilaArvianda,MuhammadAth-ThaariqP,MaulidyaIlhamiRY
Abstrak


Resesi global merupakan suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang
dalam keadaan memburuk yang dapat terlihat dari Produk Domestik Bruto(PDB)yangterus menerus menunjukan kecenderungan negatif, pengangguran yang meningkat, serta pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut Melansir dari
laman resmi World Bank, International Monetary Fund (IMF), dan Kementerian Keuangan
Republik Indonesia menyatakan bahwa pada tahun 2023 besar kemungkinan akan terjadi resesi global yang berdampak pada lebih dari sepertiga belahan dunia, salah satunya
Indonesia Jika melihat rekam jejak yang ada, sebenarnya peluang besar terjadinya resesi global tahun 2023 yang mempengaruhi Indonesia bukanlah kejadianpertamakalibaginegeri ini, pasalnya resesi merupakan kejadian yang berulang dari peristiwasebelumnyapadatahun
1963, 1998, dan 2020/2021 Namun demikian, mengingat resesi globaltahun2023initerjadi
saat ekonomi dunia dan Indonesia baru saja membaik pascaPandemiCovid-19makapenulis merasa perlu untuk menganalisis lebih jauh mengenai dampak yang mungkin terjadi akibat resesiini.
Kata kunci: Resesi Global, Pasca Pandemi Covid-19, Dampak
A. LatarBelakang
Mengutip pernyataan resmi dari World Bank yang menyatakan bahwasanya
kemungkinan besar akan terjadi resesi global pada tahun 2023 ini. Tidak hanya itu, kemungkinan terjadinya resesi ini bahkan telah dikonfirmasi sekaligus diperingatkan
oleh International Monetary Fund (IMF), pasalnya menurut perkiraan lebih dari sepertiga perekonomian dunia akan menunjukan penurunan pada tahun 2023 ini.
Prediksi tersebut terasa semakin nyata dengan beberapa indikasi yang sudah mulai
ditunjukan,misalterjadinyakenaikansukubungaacuansecaraagresifyangdilakukan bank sentral dari berbagai negara dalam upaya meredam atau bahkan menghentikan
laju inflasi.1 Mengingat fakta – fakta tersebut maka menurut Sri Mulyani sebagai
MenteriKeuanganRepublikIndonesia,

1 Anonim, “IMF peringatkan sepertiga ekonomi global alami resesi pada 2023, Menkeu Sri Mulyani: Indonesia juga akan hadapi ujian sangat berat” https://www.bbc.com/indonesia/articles/c51k9y4lnp5o, diakses pada20Januari2023

Indonesia perlu turut menyiapkan diri untuk segala kemungkinan terburuk yang bisa terjadikedepannya.
Pada dasarnya jika merujuk pada Otoritas Jasa Keuangan, resesi global merupakan suatu kondisi di mana keadaan perekonomian suatunegarasedangberada dalam kondisi yang buruk dan terlihat dari Produk DomestikBruto(PDB)yangterus
menerus menunjukan kecenderungan negatif atau penurunan, pengangguran yang meningkat, serta pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut. Kemudian jika melansir dari Forbes, resesi global merupakan penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun sehingga sangat mempengaruhi kehidupan negara yang bersangkutan. Terkhusus untuk resesi global yang diprediksi
akan terjadi pada tahun 2023 ini, menurut laman resmi kementerian keuangan dipengaruhisetidaknyaolehtigahal,yaitu:
a. Keberadaan pandemi Covid-19. Meskipun kondisi pandemi saat ini sudah mulai mereda dan banyak negara yang telah membebaskan warganya untuk beraktivitas seperti keadaan normal, tetapi pada saat wabah Covid-19 meluas
tepatnya awal tahun 2020 hingga awal tahun 2022 aktivitas perekonomian secara global menunjukan grafik yang menurun cukup drastis. Hal ini kemudian membuat setiap negara lebih memfokuskan diri untuk menangani atau menyelesaikan permasalahan terkait Covid-19 dengan menerapkan
pembatasan aktivitas secara umum, termasuk aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi global pun mengalamikontraksiyangluarbiasa.
b. Terjadinya Perang Rusia-Ukraina. Perang antara Rusia dan Ukraina yang berlangsung sejak tahun 2022 lalu, membuat merosotnya angka Produk
Domestik Bruto (PDB) global hingga USD2,8 triliun. Perang Rusia- Ukraina ini membuat gangguan terhadap rantai pasokan globalsehinggamenimbulkan krisis terutama di bidang pangan dan energi sehingga mengakselerasi atau meningkatkanlajuinflasi.
c. Tingginya laju atau tingkat inflasi. Melalui laporan yang dikemukakan oleh
World Economic Outlook edisi Oktober 2022 menjelaskan bahwa
International Monetary Fund (IMF)memperkirakanbahwalajuinflasiglobal




akan mencapai 8,8% pada tahun 2022 dan akan menurun kembali pada tahun
2023 yaitu menjadi 6,5%. Inflasi Indonesia, menurut Bank Indonesia, diperkirakan akan menurun dan kembali ke dalam sasaran 3,0% pada tahu
2023 dan 2,5% pada tahun 2024. Menyikapi fakta tersebut, beberapa negara
sudah menarik insentifmoneterdanfiskalnyasebagaisuatuupayauntukdapat mengatasirisikodariinflasiyangnampaknyaakanterusmeningkat.2
Jika berkaca pada tahun-tahun sebelumnya dan merujuk pada laman CNBC
Indonesia, sebenarnya resesi global yang juga mempengaruhi Indonesia telah pernah terjadi beberapa kali, yaitu pada tahun 1963, 1998, dan 2020/2021. Pertama, resesi global pada 1963 yang dipicu oleh hiperinflasi, dimana membuat kondisi ekonomi dan politik di Indonesia pada saat itu dikucilkan atau disingkirkan dari dunia internasional karena sikap Indonesia yang konfrontatif sebagai subjek hukum internasional, seperti keluar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pasca resesi global tahun 1963, perekonomian Indonesia baru mengalami perbaikan setelah periode kelam yang terjadi pada 1965 dan melonjak pada 1970-an. Setelah melewati


pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi,Indonesiakembalimengalamiresesiglobal hebat pada 1998. Resesi global kedua pada 1998 ini dipicu oleh Krisis Keuangan Asia. Krisis keuangan tersebut membuat banyak perusahaan menjadi gagal dalam melakukan pembayarankarenanilaimatauangyangsemakinharisemakinmelemah. Akibat resesi global ini, industri besar dan industri dengan taraf sedang mengalami pengurangan jumlah secara drastis dari 22.997 perusahaanpada1996menjadi20.422 pada 1998. Jumlah tenaga kerja pada periode tersebut anjlok hingga 18,5% atau3,53 juta orang. Kemudian, resesi ketiga yang dialami Indonesia adalah pada 2020/2021 yang diakibatkan oleh Pandemi Covid-19. Ekonomi Indonesia juga langsung terjun bebas pada kuartal I tahun 2020 dengan mencatatkan kontraksi sebesar 5,32%. Kontraksi mengecil pada kuartal III tahun 2020 sebesar 3,49%, kuartal IV sebesar 2,17%,dankuartalIVsebesar0,70%.Setelahmelewatiresesiyangketigaini,
2 Alinda Mahdiyan, “Perekonomian Dunia Prediksi Akan Dihantam Resesi Tahun 2023 Bagaimana Dalam Pembangunan Infrastruktur”
“https://kpbu.kemenkeu.go.id/read/1173-1508/umum/kajian-opini-publik/perekonomian-dunia-diprediksi-akandihantam-resesi-tahun-2023-bagaimana-dengan-pembangunan-infrastruktur,diaksespada20Januari2023


ekonomi Indonesia baru bangkit pada kuartal II tahun 2021 dengan torehan pertumbuhansebesar7,07%.3
Mengingat pengalaman resesi global yang telah terjadi beberapa kali ini serta dampakyangditimbulkanjugasangatbesarmakapenulisinginmembahasbeberapa halterkaitkemungkinanresesiglobal2023ini,yaitu:
a. Bagaimana dampak resesi global di negara berkembang secara keseluruhan berdasarkankebijakanIMFterkaitkenaikansukubungaacuan?
b. Bagaimana dampak resesi global terhadap indonesia ditinjau dari aspek hukumekonomipancasila?
B. Bagaimana dampak resesi global di negara berkembangberdasarkankebijakan IMFterkaitkenaikansukubungaacuan?
Pada bulan Oktober 2022, direktur IMF Kristalina Georgieva menyarankan bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuannya. Saran yang diberikan oleh IMF ini merupakan salah satu bentuk upaya menghadapi resesi global yang ditandai dengan inflasi di banyak negara. Bank sentral Eropa telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 75 basis poin, sementara bank sentral Indonesia menaikkan suku bungaacuansebanyak50basispoin. 4
Saran yang diberikan oleh IMF tentu juga berlaku bagi negara-negara berkembang yang sedang mengalami krisis ekonomi. Argentina contohnya yang menjadi salah satu negara dengan tingkat inflasi tertinggi yang kemudian menaikkan tingkat suku bunga acuannya dengan tujuan untuk mengurangi mata uang yang beredar Begitu pula Indonesia yang juga menaikkan suku bunga acuannya untuk mengontrollajuinflasi. 5
Berbeda dengan Argentina dan Indonesia, Turki justru menurunkan suku
bungaacuannyameskipunnegaratersebutmerupakansalahsatunegaradengan
3 Maesaroh, “Indonesia Pernah Diterjang Tiga Resesi Mana Yang Terburuk”
https://www.cnbcindonesia.com/market/20221012140255-17-379180/indonesia-pernah-diterjang-tiga-resesi-ma na-yang-terburuk/2,diaksespada20Janurai2023
4 Anisyah Al Faqir, “IMF Minta Bank Sentral Dunia Naikkan Suku Bunga Acuan, Apa Rencana BI?”
https://www.liputan6.com/bisnis/read/5015572/imf-minta-bank-sentral-dunia-naikkan-suku-bunga-acuan-apa-re ncana-bi,diakses18Januari2023
5 Reza Pahlevi, “Selain RI, Ini Negara G20 yang Naikkan Suku Bunga Acuan pada Agustus 2022”
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/08/24/selain-ri-ini-negara-g20-yang-naikkan-suku-bunga-acuan -pada-agustus-2022,diakses19Januari2022




tingkat inflasi paling tinggi. SamahalnyadenganTurki,Chinajugamenurunkansuku

bungaacuannyayangmembuatnegaratersebutberlawanandenganIMF.6

Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh bank sentral biasanya akan sesuai dengan kondisi ekonomi negara tersebut. Contohnya china yang menurunkan suku
bunga acuannya dengan tujuan jumlah uang beredar akan naik. Halinisesuaidengan kondisi ekonomi China yangmerupakansalahsatunegaradengantingkatinflasiyang
rendah, hanya 2,8 persen. Berbanding terbalik dengan China, Argentina justru menaikkan suku bunga acuannya sesuai dengan saran yang diberikan IMF Melihat kondisi Argentina yang ada saat ini, penaikkan suku buku acuan menjadi 75 basis poin menjadikannya sebagai negara G20 dengan suku bunga acuan tertinggi. Hal ini merupakanhalyangwajaruntukdilakukan,karenatingkatinflasiyangdialaminegara tersebut sangat tinggi yang menembus 94,8 persen pada 2022, juga merupakan yang tertinggi di antara negara G20. Hal menarik terjadi di Turki, negara tersebut tidak menerapkan saran dari IMF untuk menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 150 basis poin.HalinimenjadimenarikkarenaTurkimerupakansalahsatunegaradengan
tingkat inflasi tertinggi dengan inflasi tahunan mencapai 85.51 persen yang merupakantingkatinflasitertinggidalam25tahunterakhirnegaratersebut.
Indonesia yang merupakan salah satu negara G20 dengan pertumbuhan
ekonomi terbaik mengambil kebijakan untuk menuruti saran IMF dengan menaikkan
suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin pada 22 Desember 2022. Kenaikan suku
bunga acuan ini dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia gunamengendalikantingkatinflasi.


"Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah front loading, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasiintikembalikesasaranpadaparuhkedua2023,"disampaikanoleh
Gubernur BI, Perry Wajiyo. Langkah yang dipilih oleh Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuan selama tahun 2022 untuk mengendalikan inflasi
terbilangcukupberhasil,halinidapatterlihatdaritingkatinflasiIndonesiayang
6 Aulia Mutiara Hatia Putri, “Beda dengan BI Dkk, Negara-negara Ini Malah Turunkan Bunga”
https://wwwcnbcindonesiacom/news/20220824075119-4-366104/beda-dengan-bi-dkk-negara-negara-ini-malah -turunkan-bunga/2,diakses19Januari2022.
berada di angka 5.5 persen dan menjadi salah satu negara G20 dengan pertumbuhan ekonomiterbaik.
Langkah yang dilakukan BI sekarang berbanding terbalik jika dibandingkan
dengan langkah yang diambil pada tahun 2008 saat terjadi krisis ekonomi. Pada saat itu terjadi krisis ekonomi di dunia setelah jatuhnya ekonomi Amerika Serikat akibat krisis subprime mortgage, Bank Indonesia sebagaibanksentralkemudianmengambil
kebijakan untuk menurunkansukubungaacuandenganharapandapatmenjagagairah
usahasaatitu.Padatahuntersebut,tingkatinflasiIndonesiamencapai12persenyoy 7
Keputusan Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga merupakan langkah yang tepat dalam menghadapi resesi global. Hal ini jika kita melihat dampak resesi global terhadap Indonesiaadalahmeningkatnyaangkainflasi,meskipunbelumterlalu tinggi. Hal inilah yang menyebabkan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan yang bertujuan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat sehingga angkainflasidapatterkendali.
Selain itu, jika kita membandingkan keadaan Indonesia dan beberapa negara berkembang lainnya seperti Argentina dan Turki, dapat dilihat Indonesia merupakan salah satu negara yang tepat dalam membuat kebijakan terkait resesi global. Kedua negara tersebut memang mengambil kebijakan yang berbeda terkait dengan suku bunga acuan dalam menghadapi resesi, yang mana Argentina memilih untuk menaikkan suku bunga acuan dan Turki memilih untuk menurunkan suku bunga acuan. Kedua negara tersebut sekarang sedang dilanda krisisekonomiyangmembuat keadaan ekonomi kedua negara tersebut sangat buruk, dengan inflasi Turki yang menyentuh83persendanArgentinayangmenyentuh95persen.
Keadaan yang buruk di kedua negara berkembang tersebut dapat menjadi penilaian bagaimana keadaan ekonomi Indonesia, khusus pada 2023 yang diprediksi akan menghadapi resesi global. Indonesia merupakan negara yang mengandalkan sektor konsumsi rumah tangga untukmenopangekonominyadengankontribusi50,38 persen terhadap PDB Nasional yang mana konsumsirumahtanggaselama2022terus tumbuh seperti pertumbuhan 5.5 persen pada kuartal III 2022. Hal ini juga membuat keputusanBankIndonesiauntukmenaikkansukubungaacuanmerupakanlangkah
7 Budi Frensidy, “Kilas Balik Krisis Finansial 2008”
https://febuiacid/2022/01/31/budi-frensidy-kilas-balik-krisis-finansial-2008/,diakses20Januari2022




yang tepat untuk tetap menjaga jumlah uang yang beredardimasyarakattetapberada dalambataswajar.
C. Bagaimana dampak resesi global terhadap indonesia ditinjaudariaspekhukum ekonomipancasila?

Fenomena resesi di Indonesia selain berdampak pada perekonomian, juga berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya.
Pemerintah sebagai policy makers merespon kondisi pandemi Covid-19 dengan mengeluarkan serangkaian kebijakan dan pembatasan guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Tindakan tersebut tidak hanya mempengaruhi aspek ekonomi, tetapi juga aspek sosial di dalam masyarakat. Sepanjang tahun 2020 yang merupakan puncak dari pandemi, tindakan pemerintah tersebut berujung pada
perdaganganyangmelambat,bisnisyanglesu,tingginyatingkatpengangguran,


tingginya harga barang serta turunnya daya beli masyarakat. Data yang dikelola
Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional mencatat 1,77 juta masyarakat Indonesia tidak bekerja untuk sementara waktu dan24,03jutapendudukbekerjadenganpengurangan jam kerja. Sedangkan, terkait dengan kegiatan usaha, survei Badan Program
Pembangunan PBB menunjukkan 24% UMKM di Indonesia berhenti beroperasi akibat pandemi. Di sisi lain, resesi-resesi di tahun sebelumnya turut mengguncang keuangan negara dan stabilitas ketahanan nasional kala itu. Pada resesi tahun 1963, BPS mencatat kondisi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
sebesar Rp1.565,6 miliar yangkemudianmengakibatkanhiperinflasi.Sementarapada
tahun 1998, krisis moneter memicu pula krisis politik dan sosial. Lantaran terganggunya aktivitas perekonomian, terganggu pula aktivitas sosial masyarakat sehingga terjadi ketidakstabilan kondisi sosial-ekonomi. Kondisi yang demikian bagi Indonesia, menjadikan suatu ancaman bagi tingkat kesejahteraan masyarakat.
Padahal, kesejahteraan masyarakat termasuk salah satu variabel penting yang ditekankan founding fathers untuksetiappengambilanlangkahyangberkaitandengan masa depan Indonesia. Dengan kata lain, segala hal dalam pembangunan nasional adalahdalamrangkamemajukankepentinganumum.
Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik IndonesiaTahun1945secara eksplisitmenyatakansistemperekonomianyangdianutdiIndonesiayangmengacu

pada nilai-nilai Pancasila. Sistem tersebut dikenal sebagai Sistem EkonomiPancasila
(SEP) atau sistem ekonomi kerakyatan, merupakan suatu paradigma yang menjadi
acuan dalam menjalankan keseluruhan aspek perekonomian nasional. Penjelasan
umum UUD 1945 Pasal 33 secara eksplisit menyatakan bahwa sistem ekonomi
Indonesia adalahmenganutdemokrasiekonomi,menekankanpadaasaskekeluargaan, danharusselaluberdasarpadakepentinganumum.
Karakteristik SEP lainnya adalah ditegaskannya keterlibatan pemerintah atau
negara disamping individu-individu sebagai pelaku usaha. Sebagai contoh, pemerintah sebagai policy makers memaksakan pematuhan peraturan guna
melindungi hak-hak warga negara dan menjamin kepastian hukum, serta
mencanangkan program-program pengembangan ekonomi rakyat, khususnya dalam
ruang lingkup usaha kecil. Hal ini yang juga menjadi karakteristik sistem ekonomi
kerakyatan Indonesia, yaitu pemberdayaan UMKM.8 Lain halnya dengan sistem ekonomi liberal kapitalis yang didasarkan atas kebebasan individu, private property, dan terbatasnya campur tangan pemerintah.9 Implikasinya, perekonomian dijalankan
atas dasar kepentingan masing-masing individu yang kemudian berpotensi pada timbulnya penguasaan potensi ekonomi oleh segelintir individu. Hal ini yang kemudianmenjadifaktortimbulnyaoligopolidanmonopoliekonomi.
Lebih lanjut, SEP yang dapat dipahami pula sebagai Sistem Ekonomi
Terkontrol Moral dan setidaknya mengandung 5 (lima) prinsip yang pada dasarnya
terdiri atas norma atau nilai-nilai dalam Pasal 33 UUD 1945. Kelimaprinsiptersebut antaralainsebagaiberikut:10
a. Intervensipemerintahdidorongolehrangsanganekonomi,sosial,danmoral;
b. Tujuanpemerataansosialyangdidasariolehkeinginanmasyarakatitusendiri;
c. Perwujudan perekonomian yang tangguh sebagai prioritas dalam perumusan kebijakanekonomi;
d. Koperasimenjadipenegakperekonomian;dan
8 Efendi Simanjuntak, etal, “DeterminasiEkonomiPancasilaPascaResesiPadaKonsep Welfare State” , Jurnal Hukum In Concreto (2022),hlm22,http://ejournaluhbacid/indexphp/inconcreto/article/view/829

9 William Gissy, “Economic Liberalism: Structural Dimensions” ScienceDirect (2022), diakses melalui https://wwwsciencedirectcom/topics/social-sciences/economic-liberalism



10 Satria, “Revitalisasi Sistem Ekonomi Pancasila”
https://ugm.ac.id/id/berita/22531-revitalisasi-sistem-ekonomi-pancasila#: :text=Sistem%20Ekonomi%20Pancas ila%20(SEP)%20merupakan,ekonomi%2C%20sosial%2C%20dan%20mora,diaksespada2022
e. Terintegrasinya perencanaan pembangunan baik di tingkat pusat maupun di tingkatdaerah.
Era globalisasi mengancam tergerusnya nilai-nilai fundamental bangsa Indonesia yang terkandung dalam SEP. Padahaldisatusisi,SEPdapatmenjadiupaya untuk meminimalisir dampak resesi. Hal ini sebagaimana terlihat dalam beberapa alternatif pengembangan model guna mewujudkan pembangunan nasional yang dikemukakan oleh Mahadiansar, dkk., yang dapat dicermati berorientasi pada nilai-nilaifundamentaltersebut.Fokusalternatiftersebutantaralain:11
a. Model pembangunan kebutuhan dasar yang berorientasi pada bantuan pemenuhanpelayananterhadapkebutuhandasarmasyarakatolehnegara.
b. Model pembangunankedaerahanyangberorientasipadapeningkatankapasitas manusia melalui aspek pemberdayaan guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
c. Model pembangunan kedaerahan yang berorientasi pada penguatan daerah dengan mempertimbangkan kearifan lokal guna memperkokoh ketahanan nasional.
Sistem Ekonomi Pancasila sepatutnya senantiasa dimaknai dan diterapkan masyarakat Indonesia dalam menjalankan aktivitas perekonomian guna mewujudkan kesejahteraan dan pemerataan yang adil. Hal ini harus selalu dipahami dari segi historis kemerdekaan Indonesia. Kemajemukkan bangsa Indonesia merupakan suatu potensi besaruntukmenyelesaikanancaman-ancamanterhadapkehidupanbangsadan bernegara. Menurut Ketua DewanPakarMasyarakatEkonomiSyariah(MES)Daerah
Istimewa Yogyakarta, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid,M.Ec,terhadapprediksiekonomi
Indonesia di tahun 2023, perekonomian Indonesia memiliki potensibesaruntuktidak terjerumus ke dalam jurang resesi apabila semua elemen masyarakat Indonesia termasuk pemerintah fokus dalam memanfaatkan keunggulannya melalui inward looking policy 12
D. Kesimpulan

Resesi global menyebabkan beberapa negara mengalami kesulitan ekonomi, halinikemudianmembuatIMFmenyarankanbanksentralseluruhduniauntuk
11 Mahadiansar, etal, “Paradigma Pengembangan Model Pembangunan Nasional di Indonesia”, Jurnal Ilmu Administrasi (2020),hlm.90,https://doi.org/10.31113/jia.v17i1.550.


12 RevitalisasiSistemEkonomiPancasila

menaikkan suku bunga acuan guna mengatasi resesi global yang diprediksi akan terjadi pada 2023. Beberapa negara berkembang seperti Indonesia dan Argentina
melaksanakan saran dari IMF sesuai kondisi Ekonomi kedua negara tersebut yang mengalami inflasi. Naiknya suku bunga acuan yang dilakukan oleh bank sentral ini
bertujuan untuk mengontrol laju inflasi yang sedang melanda banyak negara, tak terkecuali Indonesia dan Argentina. Namun, terdapat pula negara yang tidak
melaksanakan saran IMF seperti Turki dan China. China memang menurunkan suku
bungaacuankarenatingkatinflasinyayangrendah,sedangkanturkisebagaisalahsatu negara dengan tingkat inflasi tertinggi justru menurunkan suku bunga acuan mereka.
Hal ini sudah dilakukan oleh Turki sejak lama yang membuat tingkat inflasi negara tersebutterusmeningkat.
Selain dampak ekonomi, resesi juga berdampak pada berbagai aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya yang kemudian menjadi ancaman bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Unsur kesejahteraan masyarakat merupakan
salah satu variabel penting dalam pembangunan nasional. Demi mewujudkan hal tersebut, dalam hal perekonomian, Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik



Indonesia Tahun 1945 merumuskan sistem ekonomi yang didasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pasal 33 UUD 1945, yang mengandung asasdemokrasi,asas kekeluargaan, dan ditujukan untuk kepentingan umum sehingga terpenuhi kesejahteraan masyarakat. Sistem dan karakteristiknya tersebut merupakan suatu keunggulan yang dimiliki Indonesia dalam mengantisipasi atau meminimalisir dampakresesiyangdiprediksikan.

DaftarPustaka
Jurnal
Efendi Simanjuntak, et.al., “Determinasi Ekonomi Pancasila Pasca Resesi Pada Konsep Welfare State”, Jurnal Hukum In Concreto (2022), hlm.22, http://ejournal.uhb.ac.id/index.php/inconcreto/article/view/829.

Mahadiansar,et.al.,“ParadigmaPengembanganModelPembangunanNasionaldiIndonesia”, Jurnal Ilmu Administrasi (2020),hlm.90,https://doi.org/10.31113/jia.v17i1.550
William Gissy, “Economic Liberalism:StructuralDimensions” ScienceDirect (2022),diakses melaluihttps://www.sciencedirect.com/topics/social-sciences/economic-liberalism



SumberLainnya
Al Faqir Anisyah, “IMF Minta Bank Sentral Dunia Naikkan Suku Bunga Acuan, Apa Rencana BI?”
https://www.liputan6.com/bisnis/read/5015572/imf-minta-bank-sentral-dunia-naikkan -suku-bunga-acuan-apa-rencana-bi,diakses18Januari2023.
Frensidy Budi, “Kilas Balik Krisis Finansial 2008”
https://feb.ui.ac.id/2022/01/31/budi-frensidy-kilas-balik-krisis-finansial-2008/,diakses 20Januari2022.
Maesaroh, “Indonesia Pernah Diterjang Tiga Resesi, Mana yang Terburuk?” CNBC Indonesia, 2022, diakses melalui
https://www.cnbcindonesia.com/market/20221012140255-17-379180/indonesia-perna h-diterjang-tiga-resesi-mana-yang-terburuk?page=all
Pahlevi Reza, “Selain RI, Ini Negara G20 yang Naikkan Suku Bunga Acuan pada Agustus 2022”
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/08/24/selain-ri-ini-negara-g20-yangnaikkan-suku-bunga-acuan-pada-agustus-2022,diiakses19Januari2022.
Putri A. M. H, “Beda dengan BI Dkk, Negara-negara Ini Malah Turunkan Bunga”
https://www.cnbcindonesia.com/news/20220824075119-4-366104/beda-dengan-bi-dk k-negara-negara-ini-malah-turunkan-bunga/2,diakses19Januari2022.
Satria, “Revitalisasi Sistem Ekonomi Pancasila”
https://ugm.ac.id/id/berita/22531-revitalisasi-sistem-ekonomi-pancasila#:~:text=Siste m%20Ekonomi%20Pancasila%20(SEP)%20merupakan,ekonomi%2C%20sosial%2C %20dan%20mora,diaksespada2022.