6 minute read

Puskesmas Brangsong Mangkrak

Balai Desa Dibobol

DEMAK - Aksi pencurian kembali terjadi di wilayah hukum Polres Demak. Meski barang yang raib bernilai sekitar Rp 7 juta, namun kejadian di Balai Desa Katonsari Kecamatan Demak Kota yang notabene berlokasi di depan Mapolres Demak cukup meresahkan.

Advertisement

Kejadian pembobolan pertama kali diketahui Sunyoto (60) penjaga balai desa, saat berniat membersihkan ruangan. “Seperti biasa saya datang jam 05.45 WIB. Tapi saat masuk banyak barang di meja kerja perangkat berantakan. Termasuk laci-lacinya terbuka,” ujarnya, Kamis (14/9).

Karenanya Sunyoto segera melaporkan peeistiwa pembobolan itu ke Kades Katonsari H Mahfudz yang segera menuju balai desa bersama jajaran perangkat tak lama kemudian. Setelah dilakukan pengecekan, baru diketahui satu unit proyektor tak ada lagi di tempatnya. Sedangkan inventaris desa lainnya disebutkan masih utuh, meski berceceran.

Sadar telah terjadi aksi pencurian, salah satu perangkat segera melapor ke Polsek Demak Kota. Yang langsung diikuti petugas piket fungsi polsek dan melakukan olah tempat kejadian perkara.

Menurut keterangan warga, kejadian pembobolan di sekitaran Desa Katonsari bukan kali pertama. Sebelumnya di TK tak jauh dari balai desa juga dibongkar kawanan pencuri. Sejumlah barang berharga yang konon baru dibelanja menggunakan dana BOS pun disebutkan hilang. “Bisa jadi pelakunya spesialis pembobol perkantoran dan sekolah,” kata warga, yang enggan disebut identitasnya.

Kapolres Demak AKBP Sonny Irawan didampingi Kapolsek Demak Kota AKP Sugeng Riyadi menjelaskan, kasus pencurian sedang dalam penyelidikan. Sejumlah saksi sedang diminta keterangannya. Termasuk terkait temuan linggis di dekat tempat kejadian perkara. Disebutkan, aksi pencurian bisa terjadi di mana pun pada siapa pun, tentunya selagi ada kesempatan. “Maka itu siskamling harus digiatkan lagi, mengingat keterbatasan personel Polri. Dimaksudkan mempersempit ruang gerak para pelaku kriminal,” ujarnya.■ ssi-Yn

LSM Minta Pengelolaan Dana Desa Transparan

PURWODADI - Keterbukaan pengelolaan dan pemanfaatan dana desa perlu dilakukan oleh pemerintah desa. Sebab, dengan keterbukaan akan mempermudah kontrol yang dilakukan masyarakat.

Hal itu disampaikan Bibit Samad Rianto, Ketua Umum Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) di depan ratusan kepala desa (kades) di Kabupaten Grobogan, kemarin. Menurut Bibit, transparansi yang dimaksud, salah satunya dengan memasang informasi alokasi angga ran.

“Alokasi anggaran dilakukan dengan memasang spanduk berisikan kegiatan pembangunan dengan sumber dana desa,” ungkap Bibit. Dengan spanduk,

KENDAL - Pascadibangun konstruksi Puskesmas Brangsong 2016 lalu, hampir setahun ini bangunan tersebut dibiarkan mangkrak tidak ada kelanjutan pembangunannya.

Sudah tiga kali ini lelang pembangunan Puskesmas Brangsong di Jalan Raya Brangsong, gagal karena tidak ada rekanan yang memenuhi standar.

Hal tersebut disampaikan Kepala ULP Kendal, Sudaryanto saat dihubungi melalui telepon. Sudaryanto mengatakan, lelang untuk pekerjaan sudah dilakukan sebanyak tiga kali sepanjang tahun 2017 tapi belum ada pemenangnya. Dikatakan, dua kali mengalami gagal lelang, karena tidak terdapat peserta lelang yang memenuhi syarat. ‘’Banyak kontraktor yang mendaftar, tetapi semuanya tidak memenuhi syarat,’‘ kata dia, Jumat (15/9).

Anggota Komisi C DPRD Kendal, Slamet Riyadi, mengatakan, pembangunan puskesmas dilakukan sejak 2016. Kala itu dianggarkan Rp 3 miliar dan hanya menyelesaikan kontruksi fisik. Lantaran waktunya tidak mencukupi, Dinas Kesehatan Kendal memutus kontrak. ‘’Penyerapan anggaran saat itu sekitar 60 persen dari Rp 3 miliar,’’tutur

Slamet yang tahun 2016 masih berada di Komisi D dan ikut serta dalam pembahasan pembangunan tersebut.

■ Pesimis Dilanjutkan Ketua Komisi D DPRD Kendal, Ahmat Suyuti, menyayangkan lambannya kinerja pemerintah kabupaten dalam melanjutkan pembangunan Puskesmas Brangsong. Padahal pembangunan untuk tahap dua telah dianggarkan di APBD Kendal 2017 sebesar Rp 1 miliar.

‘’Seharusnya lelang dilakukan pada awal tahun, sehingga Maret bisa mulai dikerjakan dan September proyek selesai. Pekerjaan fisik diperkirakan membutuhkan waktu enam bulan. Dengan sisa tiga bulan ini, saya pesimis pembangunan bisa berjalan. Padahal puskesmas sangat berkaitan dengan pelayanan kesehatan,’’kata dia.

Dia tidak mengerti mengapa sampai terjadi gagal lelang sampai dua kali. Hal itu, kata dia, menunjukkan pemerintah kurang serius memperhatikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sementara ini pelayanan puskesmas menempati bangunan di sebelah timur Sungai Waridin.

‘’Kondisinya kurang layak, karena tidak luas, sehingga pasien penuh sesak,’’terangnya.

Ditambahkan, dengan menyisakan waktu dua pekan untuk lelang dan tiga bulan untuk pekerjaan, kalangan DPRD Kendal pesimistis pembangunan bisa selesai tahun ini.■ Mar-Yn kata dia, masyarakat dapat melihat secara langsung pembangunan yang diprogramkan. Transparansi juga dianjurkan oleh Bupati Grobogan, Sri Sumarni dengan memasang poster di balai desa. “Pengawasan selain dilakukan GMPK sebagai LSM, juga dilakukan dilakukan satgas dana desa,” tambahnya. Karenanya, pengelolaan dana desa harus dilakukan transparan.

“Jika sudah benar pengalokasiannya kades jangan takut. Jika ada masalah konsultasilah dengan kejaksaan,” tambahnya. Pembinaan perangkat desa yang digelar di Pendopo Kabupaten dalam rangka pelantikan DPD LSM GMPK Grobogan dan Pati.■ lek-Yn

Utang Sudah Dilunasi Sertifikat Dilelang

KENDAL –Di BRI Cabang Kendal diduga ada mafia sertifikat yang sering memainkan jaminan nasabah. Hal tersebut disampaikan Jawade Havidz Arsyad, kuasa hukum Samuri (60) Warga Desa Ringinarum RT 6 RW 3 Kecamatan Ringinarum.

Menurut Jawade, kliennya merupakan salah satu nasabah BRI Cabang Kendal yang merasa dirugikan karena sudah melunasi tanggungan terhadap BRI, namun salah satu jaminannya di BRI Cabang Kendal dilelang. Bahkan dalam waktu dekat akan segera dilelang.

Jawade Havidz Arsyad, kuasa hukum Samuri mengatakan, kliennya merupakan salah satu nasabah yang dirugikan BRI karena meski sudah melunasi utangnya, tapi jaminannya tetap diduga dilelang oknum BRI secara diam-diam. “Klien saya mengaku sama sekali tidak pernah diberi tahu kalau jaminannya akan dilelang, bahkan saat dirinya mau melunasi juga sulit. Tiba-tiba sekarang sawahnya akan dieksekusi,” ujarnya. Menurut Jawade, berdasarkan informasi yang diterimanya ada banyak nasabah dari berbagai bank yang mengalami nasib serupa yaitu jaminan mereka dijual bank tanpa diberi tahu. Anehnya, pemenang lelang orang-orangnya sama sehingga ditengarai ini sudah menjadi jaringan. “Dari beberapa nasabah bank berbeda, mereka mengaku jaminannya dilelang bank tanpa mereka diberi tahu,” ujarnya.

Dikatakan, sebagai langkah hukum pihaknya mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Kendal yang dilayangkan 1 Agustus 2017. Langkah hukum itu sebagai perlawanan eksekusi pengosongan. Dirinya menilai proses pengajuan lelang tidak transparan kepada nasabah karena tidak tahu.

“Selain itu kami menduga ada cacat administrasi dan prosedur karena proses lelangnya tidak transparan kepada pemilik sawah, padahal alamat pemilik tidak pindah,” jelasnya.

Dijelaskan, dengan gugatan tersebut pihaknya ingin mengungkap proses kebenaran sampai terjadi lelang kok nasabah tidak tahu. “Kasihan rakyat kecil, jadi korban adanya dugaan mafia lelang di BRI dengan menggugat BRI,” ujarnya.

■ Tunda Eksekusi Jawade menambahkan, pihaknya juga meminta Pengadilan Nageri Kendal tidak tergesagesa melakukan eksekusi karena masalah ini masih dalam proses hukum. Kalaupun panitera sudah mendapatkan perintah dari ketua pengadilan untuk tidak memaksakan. “Karena kalau dilaksanakan bisa terjadi kegaduhan. Kita tunggu

Tegangan Listrik Naik, Elektronik Warga Rusak

GROBOGAN - Insiden mengejutkan dirasakan warga di Desa Sumberjatipohon, Kecamatan Grobogan, Selasa (1/9).

Tegangan aliran listrik yang naik secara tiba-tiba, tanpa adanya pemberitahunan dari perusahaan Perusahaan Listrik Negara (PLN), menyebabkan barang elektronik milik mereka mengalami kerusakan.

Suparno (56), warga Dusun Krajan, menjelaskan naiknya tegangan secara tiba-tiba, terjadi sekitar pukul 19.30 WIB. Saat warga melakukan aktivitas di dalam rumah tiba-tiba lampu terasa lebih terang dibanding hari biasanya. Bukannya kembali meredup, namun terang lampu makin menunjukkan kondisi lebih cerah.

Bahkan, kenaikan tegangan listrik ditandai dengan nyala lampu yang semakin terang tidak lama kemudian dari alat elektronik seperti televisi, radio, almari es dan pompa air mengeluarkan bunyi. “Bunyinya beberapa menit. Setelah itu, televisi mati dan keluar asap dari bagian belakang. Dua lampu dan satu televisi milik saya mati,” aku Suparno. Hal serupa dialami Pujihartini (35), insiden yang tidak pernah diduga oleh warga itu membuat barang elektronik dua buah lampu, satu mesin cuci yang tidak pernah dicabut kabelnya jadi ikut rusak. Atas insiden tersebut, warga berharap adanya perhatian dari PLN. Pasalnya kerusakan terjadi sebagai adanya imbas kenaikan tegangan yang tidak pernah diinformasikan oleh perusahaan penyedia listrik. Dikonfirmasi melalui pesan singkat, humas PLN area Demak, Mughofir membenarkan telah terjadi kenaikan tegangan pada aliran listrik yang disuplai pada warga Grobogan. Naiknya tegangan yang menimpa sekitar lokasi Desa Sumberjatipohon sebagai imbas adanya insiden putusnya kabel netral pada Trafo 1 Ph 50 kVA.

“Saat kejadian kita langsung melakukan perbaikan. Tadi siang juga dicek kembali oleh petugas Yantek UPG Klambu terkait dampak yang terjadi,” ungkapnya.

Untuk mengetahui imbas dari insiden naiknya tegangan listrik, Mughofir menambahkan, tim yang melakukan survei lapangan juga telah melakukan pendataan atas imbas yang dialami warga. “Dua pelanggan TV-nya rusak dan lima buah lampu rusak. Namun saat ini sudah normal kembali setelah dapat diperbaiki. Lokasi pelanggan tersebut di bawah trafo,” imbuhnya.■ lek-Yn sampai ada keputusan berkekuatan hukum tetap, apakah lelang itu prosedurnya benar atau tidak,” jelasnya.

Nasabah BRI Cabang Kendal, Samuri (60) warga Ringinarum RT 6 RW 3 mengatakan, dirinya pinjam di BRI Cabang Kendal sejak tahun 1986. Awalnya pinjam Rp 5 juta dengan menggadaikan sertifikat sawah 6.000 meter, saat itu mengajukan pinjaman Rp 5 juta kemudian diganti dua sertifikat 2 diberi pinjaman kembali Rp Rp 10 juta. Sampai tahun 2008 utang Samuri mencapai Rp 500 juta dengan total sertifikat yang diagunkan enam bidang. “Utang itu terus bertambah hingga tahun 2008 mencapai Rp 500 juta,” jelasnya. Dikatakan, selama berutang di BRI dirinya sudah mengangsur utangnya dan akhirnya melunasi utangnya di tanggal 24 Desember 2014 dengan membayar Rp 21.371.476 kepada BRI Cabang Kendal. Sementara itu BRI Cabang Kendal sudah tiga kali didatangi wartawan untuk dimintai keterangan enggan memberikan penjelasan.

“Dua kali Bapak Pinca ke Semarang dan hari ini tidak bisa menemui karena ada tamu mas,” ujar salah satu karyawan BRI Cabang Kendal. ■ Mar-Yn

Kunonya Alat-alat Hiburan di Korut

FOTO-foto ‘luar biasa’ diungkap turis asal Inggris ketika mengunjungi Korea Utara (Korut), belum lama ini. Turis yang tak mau disebutkan namanya itu berhasil memotret sebuah taman hiburan Taesongsan dan taman hiburan di sekitarnya, yang berjarak mil dari Pyongyang ibukota Korut. Laman Daily Mail, Selasa (12/9), melansir turis itu bukan saja harus super hati-hati ketika memotret, lebih dari itu butuh waktu lama dalam mengambil gambar kalau tak mau berurusan dengan pihak keamanan. Taman Taesong yang dibuka pada 1977 itu memiliki 10-15 atraksi hiburan yang terlihat sudah kuno seperti roller coaster hingga komedi putar naik pesawat berbendera negara Korut.■ Ct

This article is from: