
12 minute read
Retribusi Naker Asing
Bisa Naik 100%
CILACAP–Pembangunan sejumlah mega proyek yang sekarang ini mulai berjalan di Kabupaten Cilacap, diperkirakan berdampak signifikan pada naiknya pendapatan dari retribusi perpanjangan Izin
Advertisement
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTKA).
Bahkan prediksi, kenaikan tersebut bisa mencapai 100% dari perolehan tahun lalu.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian Kabupaten Cilacap, Kosasih menjelaskan, di antara potensi kenaikan pendapatan ini seperti dari perluasan PLTU Karangkandri Unit IV. “Proyek ini akan kembali memperkerjaan operator tenaga asing, yang artinya ada pemasukan untuk IMTKA,” tutur dia.
Dikatakan, jika sebelumnya para TKA (tenaga kerja asing) tersebut hanya dipekerjakan dalam status lintas kabupaten/kota, kali ini akan menetap selama beberapa waktu di Cilacap. “Sesuai aturannya, yang bisa berkontribusi itu hanya TKA yang memang menetap selama masa pekerjaan, bukan dengan status lintas kabupaten,” ujarnya.
Berikutnya, proyek perluasan dan pembangunan kilang Pertamina RU IV yang melibatkan Saudi Aramco, juga dipastikan
Belum Berhasil Berbahasa Indonesia
ada pelibatan TKA. Sedangkan untuk serapan tenaga kerja dengan status lokal pada proyek Pertamina itu sendiri pada puncaknya bisa mencapai 25 ribu orang. Kosasih menjelaskan, pada 2016 ada 48 TKA yang bekerja di lingkup lokal Kabupaten Cilacap. Dari jumlah tersebut hingga saat ini kontribusinya terhadap PAD sebesar Rp 1,2 miliar. Nilai itu merupakan rekapitulasi retribusi perpanjangan IMTKA selama kurun waktu 2016–2017.
“Tahun ini kemungkinan PLTU akan kembali mengajukan perpanjangan IMTA bagi 48 orang TKA tersebut sehingga diperkirakan potensi Retribusi IMTA meningkat 100 persen,” katanya.
Retribusi perpanjangan IMT-
KA telah diatur dalam Perda Kabupaten Cilacap Nomor 1 Tahun 2016. Payung hukum ini menetapkan tarif retribusi untuk
Manisnya Jambu Air Madu
Deli Per Kilo Rp 50.000
GROBOGAN-Inovasi di bidang pertanian terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Grobogan. Pemanfaatan teknologi terapan maupun optimalisasi lahan dilakukan untuk mendapatkan hasil panen secara maksimal.
Setelah berhasil memanfaatkan lahan kering di musim kemarau untuk penanaman semangka, melon dan belimbing, saat ini juga melakukan budi daya tanaman jambu air varietas Madu Deli. Salah satunya yang dilakukan di Desa Sambung, Kecamatan Godong. Di awali ide kreatif salah satu petani, lahan tandus disulap menjadi area khusus budi daya jambu air asal Taiwan tersebut. “Ciri khusus dari jambu ini berwarna hijau kendati sudah masak. Namun, ukurannya hampir dua kali lipat jambu air biasa, serta rasanya sangat manis,” kata Kabid Konsumsi Penganekaragaman Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Grobogan, Heru Pradjati, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (15/9).
Rasa manis, kata Heru, bisa diatur dengan pola tanam memanfaatkan polybag besar atau karter bag. “Tanaman tidak ditanam langsung ke tanah, namun di dalam karter bag. Dengan bagitu, bisa diatur pula konsumsi airnya. Ketika mendekati masa panen, konsumsi air sedikit. Maka, bisa menghasilkan buah yang terasa lebih manis, seperti ketika kemarau menanam semangka dan melon maka buahnya terasa manis,” ujarnya.
Pola pengaturan pola konsumsi air inilah yang menghasilkan buah berasa manis. “Karena rasanya manis, maka buah wajib dibrongsong dengan plastik. Jika tidak akan dikerubuti semut. Rasa manisnya juga membuat buah diterima baik di pasar, baik di Grobogan bahkan Jabar, Jakarta dan Jawa timur,” tutur Heru.
Heru menjelaskan sekarang sedang diusahakan dalam pembudidayaan tanaman tidak bergantung pada pupuk kimia, melainkan sedikit demi sedikit beralih ke pupun organik. Untuk itu dilakukan sertifikasi.
“Sertifikasi dilakukan untuk melindungi konsumen. Saat ini yang dilakukan masih pada sertifikasi prima 3, yakni semi organik yakni beberapa masih menggunakan campuran organik dan kimia. Ke depan dengan pola tanam serupa diharapkan dihasilkan tanaman organik sehingga masyarakat lebih terlindungi,” katanya.
■ Jual Bibit
Nunuk, salah satu pembudidaya jambu air madu deli di Grobogan, mengemukakan komoditas tersebut saat ini sangat diterima pasar. “Harga per kilogram isi sekitar 10 biji bisa mencapai Rp 50.000 ataus per bijinya Rp 5.000. Buah ini diterima pasar karena selain rasa manisnya, juga memiliki khasiat mencegah kanker. Apalagi, pola tanam yang dilakukan dengan sistem organik,” katanya. Selain buahnya, bibit pohon jambu juga banyak diburu masyarakat. “Ketika saya tawarkan melalui media sosial banyak yang beli bibitnya berikut karter bag untuk media tanam. Satu bibit dihargai Rp 70.000 dan setelah ditanam sekitar tujuh bulan kemudian bisa dipanen hasilnya,” kata Nunuk sembari menunjukkan buah jambu madu deli miliknya.■ lek-Ct
Di Sragen, Gas Melon Dipakai Petani Untuk
Airi Sawah
CILACAP–Pemprov Jateng melalui Dinas Tenaga Kerja pernah menginstruksikan agar setiap tenaga kerja asing (TKA) bisa berbahasa Indonesia. Namun, di Cilacap hingga kini, instruksi tersebut belum diketahui hasilnya. Padahal, jumlah TKA yang ada di wilayah ini cukup banyak. Mereka bekerja di sejumlah perusahaan dan proyek besar seperti PLTU yang mayoritas berasal dari Tiongkok. Salah satu agen TKA di PLTU, Ayi Muklis, juga belum memberikan keterangan atas instruksi tersebut. Sedangkan Kepala Dinas Tenaga Ketenagakerjaan dan Perindustrian Kabupaten Cilacap, Kosasih mengaku belum mendapatkan laporan dari pihak agency. “Seharusnya sekarang sudah diketahui hasilnya.
Karena, pasca sidak TKA pada Februari lalu, Pemrpov langsung mewajibkan segera belajar Bahasa Indonesia,” kata Kosasih, Kamis (14/9).Dikatakan, pihak ketiga juga telah ditunjuk untuk melakukan pembinaan, yakni melibatkan Unnes. Harapannya, TKA memiliki sertifikat telah menguasai bahasa Indonesia. “Kami akan kembali mengecek keseriusan pihak agency terkait ini” tuturnya.
Kewajiban TKA bisa berbahasa Indonesia itu untuk mengantisipasi adanya gangguan karena gejala sosial yang diakibatkan ‘miss communication’. Sebab di Kota Cilacap sendiri, para TKA dari Tiongkok ini memiliki aktivitas olahraga dengan berkeliling perkampungan. Ada dugaan, aktivitas ini yang memicu terjadinya gangguan sosial.Data yang ada menunjukkan, hingga Agustus kemarin jumlah TKA di Kabupaten Cilacap sebanyak 208 orang. Mereka tersebar di sejumlah perusahaan seperti PLTU Karang Kandri dan Bunton. AdyCt tingkat penggunaan jasa perpanjangan sebesar 100 dolar Amerika per orang per bulan. Namun retribusi ini dibayarkan
■ Elpiji Langka di Sejumlah Wilayah Demak
dengan nilai rupiah berdasarkan nilai kurs yang berlaku pada saat pembayaran retribusi. ■ ady-Ct
SRAGEN–Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (gas melon) di Kabupaten Sragen semakin parah. Pasalnya komoditas bersubsidi tersebut selama ini tak hanya digunakan rumah tangga untuk memasak, tapi juga oleh para petani untuk kebutuhan pertanian, terutama saat musim kemarau seperti sekarang ini.

“Seharusnya, gas elpiji itu digunakan untuk rumah tangga miskin dan usaha kecil menengah. Tapi kami memahami juga, para petani butuh elpiji untuk pengairan di musim kemarau,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sragen, Untung Sugihartono, kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (15/9). Pemkab Sragen tak dapat melarang petani ikut menggunakan gas melon tersebut untuk kebutuhan pengairan, sebab kalau dilarang mereka bisa terancam gagal panen. Terkait hal itu, pihaknya akan menyurati Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Pertanian dan Pertamina meminta kuota khusus elpiji untuk pertanian. Namun, karena data lahan dan petani menjadi kewenangan Dinas Pertanian (Distan), pihaknya akan berkoordinasi terlebih dulu dengan dinas terkait untuk membahasnya. “Kami akan koordinasi dulu dengan Dinas Pertanian, karena berdasarkan data di lapangan petani juga sangat membutuhkan gas itu,” ujarnya. Untung menjelaskan, saat ini kuota harian elpiji 3 kg di Sragen sebanyak 28.000 tabung per hari, yang dialokasikan untuk rumah tangga dan UMKM. Namun di musim kemarau ini, jumlah tersebut tak mencukupi, karena para petani juga memakainya untuk pengairan. Inilah yang memicu kelangkaan gas melon elpiji di Kabupaten Sragen. ■ K-25/Ct
Pangkalan dan Agen Beda Suara Soal Pengurangan
DEMAK- Elpiji ukuran 3 kilogram (gas melon) pada seminggu terakhir terasa langka di tingkat pengecer. Hal sama terlihat di sejumlah Pangkalan kawasan Demak Kota, Bonang, Karangtengah dan Wonosalam.
Biasanya, kelangkaan gas melon ini diikuti kenaikan harga di tingkat eceran. Tapi alih-alih harga naik. Di banyak warung utamanya di perumahan atau perkampungan, tumpukan tabung hijau bertuliskan ‘Hanya untuk Masyarakat Miskin’ itu dibiarkan tak berisi.
“Tidak ada barang (elpiji, red). Orang yang biasa ngedrop saya tanya, dari Pangkalan memang tidak ada barang,” kata Thoyib, pemilik warung pengecer elpiji di Mangunjiwan, Jumat (15/9).
Hal sama disampaikan Yamto, pemilik warung pengecer elpiji di Perum Wijaya Kusuma. Begitu pun Benny, warga Desa Karangsari Kecamatan Karangtengah serta Abi warga Desa Botorejo Wonosalam, yang mengeluh kesulitan mencari elpiji, hingga terpaksa istri mereka membeli makanan di warung karena tak bisa memasak.
Uniknya, ketika sejumlah Pangkalan mengakui adanya pengurangan dropping, di tingkat Agen justru mengatakan tidak ada pengurangan kuota maupun jadwal distribusi. Kalaupun ada ketersendatan, disebutkan karena dampak kemacetan lalu lintas terkait pembongkaran Jembatan Wonokerto, Karangtengah.
Direktur Utama Perusda
Anwusa yang juga satu di antara 11 Agen elpiji di Kabupaten Demak, Sumirah menjelaskan, tidak ada pengurangan kuota maupun jadwal distribusi. “Sejauh ini tidak ada pengurangan kuota maupun jadwal distribusi ke pangkalan. Aman dan lancar. Kalau keterlambatan ada, karena adanya kemacetan di Karangtengah,” ujarnya. Bahkan, menurut Sumirah, agennya justru mendapatkan tambahan kuota elpiji subsidi untuk nelayan terkait program konversi atau pengalihan BBM ke gas elpiji. Yakni delapan DO setiap bulannya, dengan jumlah 500-an tabung 3 kilogram per-DO.
Justru Ditambah Penjelasan sama disampaikan Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak, Dra Hj Siti Zuarin MM. Bukannya pengurangan, 11 agen yang setiap bulan mendapatkan alokasi 600.000 tabung September 2017 justru mendapatkan tambahan kuota 12.320 tabung.
“Karena adanya peningkatan permintaan di lapangan pada akhir Agustus , kami mengajukan permohonan penambahan alokasi lima persen. Namun baru direalisasi 12.320 tabung,” tuturnya didampingi Kabid Perdagangan, Drs Sonny Sri Sasongko. Sedangkan mengenai pengalihan konsumsi elpiji ukuran 3 ke 5 kilogram bagi PNS yang dikhawatirkan masyarakat penyebab langkanya elpiji 3 kilogram, menurut Siti Zuarin, belum mulai diberlakukan di Pemkab Demak. Namun menurutnya, kewenangan mengatur peralihan tersebut ada pada organisasi perangkat daerah (OPD) lain. ■
Anggota DPR Bantu Bangun Saluran Irigasi
SURUH - Anggota DPR/MPR RI Fadholi membantu pembuatan irigasi di empat desa wilayah Kecamatan Suruh masing-masing Desa Purworejo, Desa Ketanggi, Desa Bonomerto dan desa Deresansari. Irigasi di masing-masing desa tersebut bisa untuk mengairi sawah antara 100 hektar hingga 150 hektar.
Fadholi mengatakan, irigasi di desa itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama para petani. Karena di musim kemarau ini mereka terpaksa menunda tanam karena air tidak sampai di desa-desa itu.
“Bantuan ini berasal dari dana aspirasi. Kami sengaja membantu untuk pembuatan irigasi, karena keberadaan jaringan irigasi sangat dibutuhkan saat ini,” kata politisi Nasdem asal Salatiga ini.
Ditambahkan dia, apa yang menjadi aspirasi masyarakat ditampungnya dan direalisasikan dengan membangun empat titik saluran irigasi. Diharapkan irigasi tersebut bermanfaat untuk meningkatkan produksi pertanian para petani.
Dijelaskan Fadholi dari hasil serap aspirasi dengan masyarakat di Kecamatan Suruh diketahui banyak jaringan irigasi yang rusak. Sehingga keberadaan jaringan irigasi yang baik saat ini dibutuhkan.
■ Jalan Jendral Sudirman Akan Ditata seperti Malioboro
Sayembara Batal Dilakukan
SALATIGA - Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Salatiga Agung Hendratmiko mengakui, awalnya penataan Jalan Jenderal Sudirman (Jensud) akan disayembarakan seperti di Jalan Malioboro, Yogyakarta.


Namun, rencana tersebut pada akhirnya batal dengan pertimbangan penataan akan dilakukan sendiri. Hal ini diungkapkan Agung Hendratmiko kepada wartawan menyikapi tahap demi tahap Pemkot Salatiga menatap wajah Kota
Salatiga termasuk pusat perdagangan, Jalan Jensud, Salatiga. Agung memaparkan, rencana penataan kawasan Jensud telah disusun dan akan diusulkan di anggaran 2018 nanti. “Kemungkinan bisa dikerjakan dan selesai di tahun 2019. Penataan ini merupakan bagian dari porgram penataan wajah kota agar lebih baik lagi,” kata Agung. Penataan Jalan Jensud meliputi penataan kawasan Terminal Angkot Tamansari, dimana detail engginering design (DED) yang sebelumnya sudah dibuat oleh OPD terkait yaitu Dishub, harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
Ia menyebut, DED yang sudah dibuat, tentunya sudah berbeda dengan kebutuhan dan kondisi sekarang, makanya akan kita ubah dan sesuaikan,” tandasnya. Dalam pemikirannya, kawasan
Jalan Jendsud akan ditata lebih baik lagi dan penataan sifatnya komprehensif atau menyeluruh.
“Baik trotoar, area parkir dan sebagainya. Jensud akan dibuat seperti kawasan Malioboro, Yogyakarta. Tujuannya, selain untuk memperindah wajah kota juga untuk menarik wisatawan agar datang ke Salatiga,” paparnya. Selain memberi nilai tambah kepada Kota Salatiga dan masyarakat juga merasa nyaman bila wajah kotanya menjadi lebih menarik, dan diharapkan meningkatkan pertumbuhan perekonomian. ■ rna-Yn
■ Sudah Capai 50 Persen Revitalisasi Pasar Andong Selesai Tahun Ini
SALATIGA - Kepala Dinas Perdagangan Kota Salatiga Muthoin menyebutkan, revitalisasi Pasar Andong tahun 2027 ini akan rampung sesuai target. Saat ini pembangunan sudah mencapai sekitar 40 hingga 50 persen.
Hal tersebut ditegaskan Muthoin kepada media saat koordinasi sekaligus penyusunan roadmap penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa), di ruang Sekda Lantai IV Pemkot Salatiga, kemarin.
Muthoin memaparkan, revitalisasi Pasar Andong sempat terseokseok. Sebelumnya memang telah diwacanakan revitalisasi tahun 2015 lalu. Anggarannya saat itu sudah ada, yakni melalui dana alokasi khusus (DAK) yang nilainya mencapai Rp 1,7 miliar pada 2015 lalu.
Tetapi ketika itu gagal dilaksanakan karena waktu sangat mepet sehingga dikhawatirkan tidak selesai dalam pengerjaan fisiknya.
“Dana tersebut kemudian kami kembalikan ke Pemkot Salatiga. Tahun ini kami sudah ajukan kembali, tetapi hingga saat ini belum disetujui,” ungkap Kepala Disperindagkop dan UMKM Kota Salatiga Muthoin, beberapa waktu lalu.
Bahkan, upaya revitalisasi juga sempat terkendala pemotongan anggaran yang diajukan Pemkot. Namun pada akhirnya anggaran revitalisasi menemukan titik terang.
“Revitalisasi pasar Andong dengan menggunakan DAK kementerian perdagangan. Kondisi saat ini sekitar 40 -50 persen,” tandasnya. Menuurtnya tahapan revitalisasi dilakukan dalam dua kali. Tahapan pertama di tahun 2017 dengan target membangun los (bukan kios).
Baru kemudian, akan dilanjutkan tahun 2018 mendatang.
“Karena, anggaran yang sudah diestimasikan sebesar Rp 1,7 miliar dari Dana Alokasi Khusus ( DAK) hanya cair Rp 700 juta,” ungkap Muthoin.
Secara konsep, revitalisasi Pasar Andong tetap mengacu kepada bentuk sebelumnya. Yakni terdiri dari kios dan los. Bangunan los akan dibangun di bagian tengah pa-
■ Tekan Tunggakan PKB di Tuntang dan Sekitarnya
sar dengan bentuknya seperti hangar pesawat, agar lebih bersih dan nyaman Dan pasar ini untuk menampung para pedagang loak, jasa perbengkelan dan benda seni dan akik.
Ia menambahkan, revitalisasi Pasar Andong masuk dalam program pembangunan 5.000 pasar tradisional di seluruh Indonesia yang digulirkan Presiden Joko Widodo dan anggarannya ditentukan oleh pemerintah pusat. Sehingga yang menetapkan anggaran adalah pusat. Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Andong Luther (50) mengaku senang dengan revitalisasi pasar yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan ini. Karena dengan direvitalisasi, pasar menjadi lebih nyaman, bersih dan memadai. Diketahui, rencana revitalisasi Pasar Andong digulirkan pada 2015 lalu dengan anggaran senilai Rp1,7 miliar dari dana alokasi khusus ( DAK). Pada pertengahan tahun anggaran 2015, proyek tersebut ditenderkan, namun gagal. Pasalnya dari tiga rekanan yang mengikuti lelang, semuanya tidak lolos verifikasi administrasi dan waktunya juga mepet.■ rna-Yn
Gerai Samsat Online Tuntang Diresmikan
TUNTANG - Masyarakat Kabupaten Semarang yang tinggal di wilayah Tuntang, Bawen, Ambarawa, dan Bringin, tak perlu lagi datang jauh-jauh ke kantor Samsat di Ungaran, untuk membayar pajak kendaraan bermotor (PKB).
Masyarakat di empat kecamatan itu, kini bisa dengan cepat dan mudah membayar PKB di Gerai Samsat Online Tuntang.
Gerai Samsat Online Tuntang yang dibuka di salah satu kios di PIKK Lopait, Tuntang, telah diresmikan kemarin oleh Bupati Semarang, Mundjirin, dan Kepala Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Kabupaten Semarang, Noor Hadi. Hadir dalam peresmian gerai itu diantaranya masyarakat, sejumlah pejabat lingkungan Pemkab Semarang, Polres Semarang,
Badan Pengelola Pendapatan Daerah (BPPD) Provinsi Jawa Tengah, dan Jasa Raharja Jawa Tengah. Menurut Noor Hadi, Gerai Samsat Online Tuntang, juga bisa untuk mengurus penghapusan denda PKB dan bebas bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) yang saat ini sedang diberlakukan oleh pemerintah provinsi Jawa Tengah.
Dengan adanya gerai samsat itu, masyarakat di Tuntang, Bawen, Ambarawa, Bringin pun akan lebih dekat dalam melaksanakan kewajibannya mengurus PKB dan BBNKB. Pelayanan dibuka setiap hari Senin hingga Sabtu. Pada Senin sampai Jumat, pelayanan dimulai pukul 08.30 - 14,00 WIB. Sabtu buka mulai pukul 08.30 - 12.00 WIB.
“Keberadaan Gerai Samsat ini kami harapkan mampu menekan angka tunggakan PKB di wilayah Tuntang dan sekitarnya. Tunggakan PKB di wilayah Tuntang, Bawen, Ambarawa, dan Bringin, tahun ini tergolong tinggi. Ada tunggakan sebanyak 22.224 unit kendaraan dengan jumlah nominal sebesar Rp 4 miliar lebih,” ujarnya.
Selain diharapkan mampu mengurangi angka tunggakan PKB, Gerai Samsat Tuntang, lanjut Noor Hadi, kelak juga diharapkan dapat menaikkan realisasi target pendapatan PKB dan target Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) di Kabupaten Semarang.
“Keberadaan jaringan irigasi ini tidak hanya bermanfaat kepada para petani, namun juga masyarakat ikut merasakan hasilnya. Saat ini sedang tanam padi, mudah-mudahan dengan adanya irigasi ini bisa membantu peningkatan produktifitas hasil pertanian. Setahun bisa tiga kali tanam,” terangnya.
Salah seorang petani di Desa Purworejo, Jono (50) mengaku senang karena sudah dibangunkan saluran irigasi di desanya. Dengan keberadaan irigasi itu sangat membantu masyarakat dan para petani untuk mengairi sawahnya. ■ SM Network/H32-Yn
■ Klinik Sehat Keliling Indosat

Puluhan Warga Diperiksa Gratis
UNGARAN - Lebih dari 90 orang warga Desa Kebondalem, Jambu, Kabupaten Semarang, Kamis (14/9) kemarin, mendapat layanan pemeriksaan kesehatan gratis dari Indosat.
Melalui CSR Mobil Klinik Sehat Keliling Indosat, warga mendapatkan pengobatan, penyuluhan, dan pemeriksaan kesehatan umum, cek golongan darah, serta pemeriksaan mata gratis.
“Layanan ini hadir di wilayah sales area Semarang Outer. Dari catatan kami, penyakit terbanyak yang diderita warga adalah darah tinggi, gangguan gastritis, dan influenza,” kata Head of Indosat Sales Area Semarang Outer, Tri Hardianto.

Disamping melayani masyarakat umum, petugas Mobil Klinik Sehat Keliling Indosat juga memberikan pelayanan khusus terhadap ibu dan anak. Termasuk pula, menuju daerah yang membutuhkan layanan kesehatan.
“Kami terus berupaya agar layanan yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan kualitas kesehatan,” paparnya. Hal ini menjadi bukti nyata, lanjutnya, bagi Indosat dalam mewujudkan komitmen Indosat Cinta Indonesia dengan Program Indonesia Sehat. Sebagaimana diketahui, CSR Mobil Klinik Sehat Keliling Indosat tersebut merupakan kegiatan kerja sama dengan Bulan Sabit Merah Indonesia.
“Semoga pelayanan kesehatan gratis ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Kami berharap, dapat menjaga komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan serta peduli kepada masyarakat sekitar sebagai bagian dari budaya perusahaan, imbuh Tri Hardianto.■ SM Networ/H86-Yn
Tahun ini, target PKB di Kabupaten Semarang sebesar Rp 105.512.000.000, sedangkan target BBNKB Rp 103.437.000.000.
Penerimaan PKB sampai dengan Kamis (14/9) lalu, sekitar Rp 78.157.278.250 atau 74,07 persen dari target yang ditetapkan, sementara BBNKB Rp 70.592.548.000 atau baru 69,56 persen dari target.

Bupati Semarang, Mundjirin berharap dengan adanya gerai samsat itu, masyarakat yang tinggal di Tuntang, Bringin, Bawen dan Ambarawa dapat lebih tertib dalam membayar pajak kendaraan. Masyarakat tidak beralasan lagi telat melakukan pembayaran. “Karena jaraknya saat ini sudah dekat,” tegas dia. Agung Teguh Permadi, warga Bojong, Bringin menyatakan, proses pembayaran PKB di Gerai Samsat Online Tuntang begitu mudah dan cepat. Prosesnya tidak sampai lima menit. “Syaratnya hanya membawa KTP dan STNK asli,” imbuh dia.■ SM Network/K23-Yn
PELAYANAN KESEHATAN : Tim medis CSR Klinik Sehat Keliling Indosat memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada warga Desa Kebondalem, Jambu, Kabupaten Semarang, kemarin. ■ Foto : SM Network/dok