Tabloid Edisi 77

Page 1


EDITORIAL Tunjukkan Kapasitas, Bukti Pemimpin Berkualitas Tabloid Genta Andalas diterbitkan oleh: Unit Kegiatan P ers Mahasiswa Pers Genta Andalas dengan SK No.373/ XIII/Unand-2001 Pelindung: Prof. Dr. Yuliandri, SH, MH Penasehat: Prof. Dr. Ir. Hermansah, MS., M.Sc Pembina: Dr. Rembrandt, S.H., M.Pd Dewan Redaksi: Annisa Radhiani, Mis Fransiska Dewi, Suci Addina Islamy, Endrik Ahmad Iqbal, Gefi Zulmiatilannur, Rizqi Aatikah Rambe, Qudwatun Nisaa, Vivi Oktaviani, Zurriati Fadilla, Rani Aprianti, Fajar Suci, Nurul Fatimah, Yashirli Mulyadi, Nisa Ulfikriah, Yudellia Wira Permata Pemimpin Umum: Rahmat Fiqri Sekretaris Umum: Nadya Satya Dilova Bendahara Umum: Indah Ariesta Gusra Pemimpin R edaksi: Redaksi: Linda Susanti erusahaan Pemimpin P erusahaan: Perusahaan Tiwi Veronika Pemimpin P Prr oduksi: Gifra Sentia Pemimpin Litbang: Anggi Putri Rizkya Redaktur P elaksana: Pelaksana: Suhada Tri Marneli Redaktur: Efi Fadhillah Nindi Rahmadina Firdaus Bisnis & P eriklanan: Periklanan: Nur Laila Marketing & Promosi: Icha Putri Sirkulasi : Dian Fitri Yova Layouter: Hafiz Al-Ma’Arij Ilustrator: Geliz Luh Titisari Videografer: Fildzatil Arifa PSDM: Nurul Ain Event Organizer: Nurul Anisa Azwir Anggota: Ade, Agung, Aldo, Anjas, Danil, Fika, Ilham RF, Indah, Iqbal, Ivo, Nindi, Renal, Pitnia, Pratiwi, Melati, Sukma, Juni.

Dicetak oleh: PT adang Graindo Mediatama PT.. P Padang (Isi di luar tanggungjawab percetakan)

S

ebuah kekuasaan sudah selayaknya mengalami pergantian pemimpin, agar terciptanya suatu pembaharuan sistem yang membawa kemajuan. Tidak terkecuali Universitas Andalas (Unand) sebagai salah satu universitas terbesar di Indonesia. Setiap empat tahun sekali Unand mengalami pergantian kepemimpinan. Tahun ini roda pemerintahan Tafdil Husni sebagai Rektor Unand telah berakhir, digantikan oleh Yuliandri sebagai nahkoda barunya. Sebelumnya Tafdil dikabarkan akan kembali memimpin Unand untuk kedua kalinya mengingat dalam putaran awal ia berhasil unggul dari dua kompetitornya, Yuliandri dan Ing Hairul Abrar. Namun Tafdil harus berbesar hati menerima kekalahannya karena di tingkat menteri Yuliandri mendapat suara lebih banyak. Kinerja Tafdil selama menjadi Rektor Unand sudah selayaknya mendapat apresiasi, menimbang beberapa capaiannya dalam membawa nama Unand sudah cukup baik. Bentuk keberhasilannya dapat dilihat dari prestasi yang telah diukir Tafdil selama empat tahun menjabat sebagai orang nomor satu di Unand. Selain itu, peningkatan sarana dan prasarana di Unand juga menjadi perhatian khusus bagi Tafdil demi terwujudnya cita-citanya untuk membangun Unand yang semakin baik. Meskipun demikian tetap ada ‘cacat’ dalam kepemimpinan Tafdil. Sebut saja kasus kehilangan sepeda motor yang sampai saat ini belum bisa ditangani dengan baik, atau masalah Uang Kuliah Tunggal yang dinilai tidak sesuai dengan kondisi perkonomian mahasiswa. Ditambah kebijakan-kebijakan kecil lainnya yang dinilai tidak sesuai, turut mewarnai deretan catatan kinerja Tafdil. Terpilihnya Yuliandri sebagai pemimpin baru Unand, secara otomatis

menitipkan tanggungjawab besar ke atas pundaknya, tugas memajukan Unand kini berpindah ke tangannya. Menjadi catatan penting bagi Yuliandri untuk meningkatkan prestasi Unand, atau setidaknya mempertahankan yang telah ada. Sebagai pemimpin, Yuliandri tentu memiliki program dan terobosan yang akan diberikan kepada Unand demi tercapainya visi dan misi mulianya. Menjadikan Unand universitas terkemuka adalah keinginan besar sosok Rektor Unand periode 2019-2023 ini. Ia berkeinginan agar Unand tidak hanya terkenal di nasional, namun juga di tingkat internasional. Niat mulia ini seyogyanya didukung oleh segala elemen yang ada di Unand. Namun warga Unand tentu juga menginginkan karya nyata, bukan hanya semata-mata janji rektor agar mendapatkan suara. Dalam empat tahun ke depan, Yuliandri tentu akan menjadi pusat perhatian warga Unand. Ia harus segera membuktikan kapasitasnya sebagai pemimpin yang memang dibutuhkan oleh Unand. Mengingat saat ini belum genap seratus hari Yuliandri menjabat sebagai Rektor Unand, masih banyak kesempatan yang bisa dimanfaatkan Yuliandri untuk mampu menggaet kepercayaan warga Unand. Harapan masih terus tercurahkan kepada Dosen Fakultas Hukum ini sebagai pembawa perubahan untuk Unand. Pengawalan dan pengawasan akan terus dilakukan sebagai ‘alarm’ dalam pemerintahannya. Warga Unand tentu berharap visi misi yang disampaikan Yuliandri bukan sekedar kata-kata manis saat kampanye, melainkan janji yang harus ditunaikan. Menarik untuk disimak, apa saja yang bisa dilakukan Yuliandri untuk Unand empat tahun ke depan? Melakukan terobosan hebat yang mampu meningkatkan prestasi Unand, atau malah sebaliknya?

Salam Redaksi Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. uji syukur senantiasa terucap kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan karunia-Nya kami segenap kru Genta Andalas bisa kembali menghadirkan informasi kepada pembaca dalam tabloid Genta Andalas edisi November-Desember 2019. Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan dan penerang jalan seluruh umatnya. Lega, syukur, dan bangga kami rasakan setelah mampu menyelesaikan tabloid perdana dalam kepengurusan 2019/2020. Berbagai halangan dan rintangan mewarnai perjalanan panjang kami dalam menyelesaikan tabloid edisi LXXVII ini sehingga bisa sampai ke tangan pembaca. Di tengah padatnya jadwal perkuliahan dan pelaksanaan Ujian Akhir Semester, segenap kru tetap mencurahkan tenaga, waktu, dan pikiran untuk menyelesaikan tabloid ini. Tanpa kenal lelah kami terus berburu informasi terkini dan menyajikan berita yang aktual dan faktual serta mempersembahkan karya terbaik tabloid mahasiswa Genta Andalas kepada seluruh pembaca. Pada edisi kali ini kami menghadirkan laporan utama mengenai kinerja Rektor Unand periode 2015-2019 hingga terpilihnya Yuliandri sebagai rektor selanjutnya. Kami juga menghadirkan

P

torehan yang ditinggalkan oleh Tafdil selama kurang lebih empat tahun memimpin Unand. Salah satu capaian suksesnya, membawa Unand menduduki peringkat empat penelitian dosen pada tahun akhir pengabdiannya. Selanjutnya, pada laporan khusus kami menyuguhkan pelaksanaan Pemira KM Unand 2019 yang banyak menjadi perbincangan di kalangan mahasiswa. Sedangkan pada rubrik sorotan kampus kami menghadirkan informasi mengenai kebijakan jam malam di PKM, serta proyek baru pembangunan jalan Unand. Tidak hanya itu, khasanah budaya, aneka ragam, aspirasi, aktivis, wawasan, resensi, dan sosok kembali kami kemas dengan sajian menarik dan informatif. Kami juga menambahkan kritik sastra sebagai pelengkap rubrik sastra dan seni. Tak ketinggalan kami juga menghadirkan jawaban pesanmu untuk menjawab berbagai keluhan mahasiswa. Semoga tabloid ini dapat memenuhi rasa keingintahuan dan kebutuhan informasi seputar kampus bagi pembaca, sehingga mampu mewujudkan eksistensi kami sebagai pers kampus. Kritik dan saran solutif kami harapkan dari pembaca agar karya kami dapat semakin baik dan menarik ke depannya. Akhir kata, selamat membaca. Hidup mahasiswa!

Dapur ............................ 2 Jendela .......................... 3 Laporan Utama ............. 4 Sorotan Kampus ........... 6 Feature .......................... 7 Laporan Khusus ............ 8 Survei ............................ 9 Liputan ......................... 10 Galeri ........................... 12 Rehat ............................ 13 Aspirasi ........................ 14 Aneka Ragam .............. 16 Teknologi ..................... 17 Aktivis .......................... 18 Khasanah Budaya ........ 19 Sastra dan Seni ............ 20 Wawasan ..................... 22 Resensi.......................... 23 Sosok ........................... 24

Sosok Edisi LXXVII


REK TOR BARU : Mahasiswa beri dukungan kepada rektor baru untuk menjadikan Unand lebih baik. REKTOR

Pesanmu Fakultas Nan Sabaris Jadi Satu Fakultas Assalamualaikum Wr. Wb. Saya mahasiswa FISIP ingin bertanya terkait kebenaran isu jika Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Fakultas Hukum direncanakan akan digabung menjadi satu fakultas? Jawaban : Sebenarnya rencana penggabungan beberapa fakultas bukan isu baru lagi, bahkan saat kementerian Pak Muhammad Nasir, penggabungan fakultas ini sudah dibicarakan dan bukan tiga fakultas sosial saja yang direncanakan akan digabung, tapi termasuk seluruh fakultas yang ada di Unand. Namun, kendala terbesar adalah belum adanya pihak fakultas yang berani menindaklanjuti wacana ini sebab sistem pengelolaan dari masing-masing fakultas yang berbeda-beda. Dr Dr.. Busyra Azheri, SH. MH Dek an F ak ultas Huk um Universitas Andalas Dekan Fak akultas Hukum

Air di Gedung PKM dan Kuliah Kerap Mati Assalamualaikum Wr.Wb, Saya mahasiswa Unand ingin menanyakan terkait air di Unand kenapa kerap mati, apalagi di gedung PKM. Tidak hanya itu, air di gedung kuliah juga sering mati. Hal ini tentu sangat menyulitkan mahasiswa, apalagi yang sedang berkegiatan di kampus dari pagi. Bagaimana penanganan dari pihak Unand? Jawaban: Hal ini disebabkan oleh sumber air di Unand yang sudah kering, ditambah lagi pohon-pohon besar kebanyakan sudah ditebang sehingga penyimpanan air berkurang. Saya sudah melakukan survei ke lapangan, dan yang saya lihat memang airnya sangat sedikit sehingga tak mencukupi untuk Unand yang sebesar ini. Solusinya harus mencari sumber air baru, seperti FISIP dan beberapa fakultas lainnya sudah mencari sumber air baru, sehingga dapat mencukupi kebutuhan air di Unand. Arpentius, ST ST,, MM Kabag Umum Unand

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Dana Operasional FISIP Sering Dikembalikan Assalamualaikum Wr. Wb. Saya mahasiswa angkatan 2018 ingin bertanya terkait kejelasan Dana Operasional Fisip yang dikembalikan ke rektorat. Sedangkan beberapa proposal perjalanan mahasiswa yang diajukan kerap tidak diindahkan? Jawaban : Sebenarnya ini adalah kesalahpahaman mahasiswa mengartikan dana operasional Fisip. Tidak ada dana operasional Fisip yang turun dari rektorat kecuali dana yang telah disusun dari Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga (RKA-KL) tahunan. Dari RKA-KL tersebut, Fisip mendapatkan pinjaman dana sebesar 75-100 juta, tapi ini untuk kegiatan-kegiatan seperti acara dan pelatihan yang telah disusun diawal periode. Sedangkan untuk proposal perjalanan, mahasiswa berurusan langsung dengan Wakil Rektor III Unand. Dr o, M.Si Dr.. Alfan Mik Miko Dek an F ak ultas Ilmu Sosial dan Ilmu P olitik Unand Dekan Fak akultas Politik

Ota Da Tagen Tagen Mak Itam Tagen Mak Itam Tagen Mak Itam Tagen Mak Itam

: Mak oo Maak..Unand kini lah ba rektor baru. : Hah, motor baru.. untuak kana motor dek e, ndak do oto e tu. : Indak ba motor do Mak, ba rektor baru. : Iyo mancari lawan Tagen ko mah, Mak lo yang ba kecek an kotor lai. : Antah iyo mungkin Mak, lah kotor Unand tu paralu dicuci. : Beko Mak mandi, jan kecek an jo Mak kotor lai. : Ondeh mandehh, alun mandi Mak Itam lai. Patuiklah ado baunbaun yang ndak lamak. : Ha baa yang motor tadi, lah lupo jo Tagen mah.

Redaksi Genta Andalas menerima tulisan berupa : esai, opini, feature, cerpen, puisi, khasanah budaya, dan bentuk tulisan kritis lainnya. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa memngubah isi. T ulisan disertai Tulisan foto dan biodata penulis. T ulisan dapat dikirim kke e redaksi Tulisan @gentaandalas.com


Jadikan Unand Universitas Terkemuka, Janji Rektor Terpilih

T

ampuk kepemimpinan Tafdil Husni sebagai Rektor Universitas Andalas (Unand) telah resmi berpindah ke tangan Yuliandri pada 25 November 2019. Peralihan kekuasaan ini diresmikan secara langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim di Jakarta. Yuliandri sebagai pemimpin baru Unand menyatakan akan melakukan akselerasi menuju universitas terkemuka dan bermartabat melalui tata kelola kelembagaan dan kepemimpinan yang melayani sebagaimana visinya. Terpilihnya Yuliandri sebagai Rektor Unand periode 2019-2023 membawa angin perubahan baru bagi Unand. Civitas akademik banyak menaruh harap kepada Yuliandri agar mampu menyelesaikan segala permasalahan yang ada di Unand, serta mampu menciptakan perubahan yang lebih baik lagi. Lengsernya Tafdil meninggalkan catatan tersendiri bagi Yuliandri untuk membangun Unand empat tahun ke depan. Bagaimana kebijakan dan gebrakan yang akan dibuat nantinya?

emilihan R ektor Unand Kilas Balik P Pemilihan Rektor 2019 Sistem pemilihan pada tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Dimulai dari pemilihan calon rektor di tingkat senat, menghasilkan tiga kandidat terkuat dari delapan calon yang ada. Tiga pemuncak tersebut adalah Tafdil Husni yang merupakan petahana, Yuliandri, dan Ing Hairul Abrar. Dalam putaran pertama di kalangan senat, Tafdil berhasil unggul dengan suara terbanyak, mengalahkan dua kompetitornya. Namun kenyataan pahit harus dialami oleh petahana, dalam putusan akhir di tingkat menteri, Yuliandri mampu mengungguli mantan Dekan Fakultas Ekonomi tersebut. Hal ini dikarenakan suara dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sangat berpengaruh akan keputusan akhir. Menurut Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum (FH) Unand Feri Amsari, hal tersebut merupakan sesuatu yang lumrah dalam politik, selama proses yang dilakukan sesuai dengan

peraturan yang berlaku. “Fokusnya 35 persen suara ada pada menteri. Dengan demikian Yuliandri sebenarnya bukanlah pilihan warga Unand, jika dilihat dari 65 persen jatah suara senat pada putaran pertama banyak diberikan kepada Tafdil. Namun Tafdil pun harus memahami bahwa suara menteri sangatlah berpengaruh,” jelas Feri. Torehan T afdil Selama Menjadi Tafdil Rektor Unand Kinerja Tafdil selama empat tahun memimpin Unand harus diapresiasi dengan baik. Banyak perubahan dan peningkatan yang terjadi dalam masa kepemimpinannya, baik dari segi akademik maupun nonakademik. Diantaranya menjaga nilai akreditasi A yang disandang Unand, mempertahankan Unand tetap pada klaster pertama perguruan tinggi nasional, dan beberapa bulan di akhir masa jabatanya Unand berhasil menduduki peringkat empat penelitian dosen. Tafdil mengatakan semua keberhasilan yang didapatkan Unand merupakan kerjasama dan kerja keras semua pihak terkait, baik pimpinan, dosen, tendik, dan mahasiswa. Jika semua elemen bersatu padu maka bukan suatu kemustahilan Unand bisa menandingi perguruan tinggi terkemuka lainnya di Indonesia. “Peringkat empat penelitian dosen merupakan tanda bahwa kita bisa bersaing, bahkan kementerian mengatakan kita unggul dibanding UI dan ITB,” kata Tafdil saat diwawancarai kru Genta Andalas di ruangannya, Jumat (6/12/2019). Capaian ini juga diapresiasi oleh Wakil Rektor I Dachriyanus sebagai keberhasilan terbaik Tafdil selama menjadi Rektor Unand. Posisi ini mampu diperoleh Unand berdasarkan dari kebijakan anggaran, seperti hibah guru besar, percepatan guru besar, dan dosen muda. Meskipun demikian peringkat mahasiswa masih tergolong rendah, sekalipun untuk sumber daya mahasiswanya Unand tergolong universitas yang berkualitas. Hal ini bisa dilihat dari passing grade Unand yang cukup tinggi, ini menandakan siapa pun yang berkuliah di Unand adalah orang

Foto: A cha Acha

“Sebenarnya sebagai rektor ebijak annyalah yang rektor,, kkebijak ebijakannyalah a an dari atas, mak an. Jik a tidak ada kkebijak ebijak diperluk maka ebijakan diperlukan. Jika an bergerak,” bawahannya pun juga tidak ak akan Indah A di P utri Adi Putri olitik Unand-Ketua Jurusan Ilmu P Politik

Foto : Linda

merupakan eringkat “Peringk an at empat penelitian dosen merupak eringk “P an tanda bahwa kita bisa bersaing, bahk bahkan an kita unggul dibanding UI kementerian mengatak mengatakan dan ITB,” Tafdil Husni -Rektor Unand P eriode 2015-2019Periode pilihan. “Cara berpikir mahasiswanya saja yang harus lebih dikembangkan lagi. Mahasiswa harus berpikir secara luas dan kritis, seperti kampus lainnya yang ada di luar Sumatra. Bukan lagi hanya membahas sektoral, melainkan nasional,” tutur Dachriyanus, Rabu (11/12/2019). Selain itu, diperlukan kerjasama dan koordinasi antara kemahasiswaan dengan akademik sehingga mahasiswa dapat maksimal dalam prestasinya. Bagi mahasiswa yang sedang mengikuti lomba tidak akan terkendala lagi oleh jadwal yang bentrok dengan perkuliahan, serta diperlukan pelatihan dan bimbingan sebelum mahasiswa mengikuti lomba. Mahasiswa juga harus difasilitasi sehingga bisa optimal prestasinya. Koordinasi antara pihak akademik dan kemahasiswaan sangat diperlukan, sehingga jika ada mahasiswa yang memiliki kegiatan di luar perkuliahan bisa terakomodir dengan baik oleh pihak akademik. Di samping prestasi yang berhasil dipersembahkan Tafdil selama menjabat sebagai Rektor Unand, masih terdapat beberapa ‘cacat’ yang perlu menjadi catatan, terutama dalam aspek sarana dan prasarana. Banyak keluhan yang datang dari dosen, mahasiswa, maupun pihak lainnya. Seperti air yang sering mati di kamar mandi, kursi yang sudah tidak layak pakai, kipas angin yang tidak bisa berputar, atau masalah keamanan. “Sebenarnya sebagai rektor, kebijakannyalah yang diperlukan. Jika tidak ada kebijakan dari atas, maka bawahannya pun juga tidak akan bergerak,” jelas Indah. Dalam hal ini Tafdil mengatakan telah berupaya semaksimal mungkin menangani masalah tersebut, tetapi karena beberapa kendala terutama dalam hal keuangan maka tidak semuanya yang bisa dipenuhi. Untuk kelayakan fasilitas dan tempat perkuliahan menggunakan dana pemerintah dan tidak seluruhnya bisa digunakan hanya untuk hal tersebut. “Setiap ada pelaporan kerusakan kami selalu berupaya untuk memperbaiki, namun

kembali lagi kepada kita sebagai pengguna dalam pemeliharaannya,” jelas Tafdil. Tafdil menambahkan, untuk semua fasilitas yang ada di Unand merupakan tanggung jawab bersama. Pimpinan sebagai pengada barang tidak bisa berbuat banyak dalam hal penggunaan dan perawatan. Mahasiswa dan dosenlah sebagai pengguna utama yang seharusnya berbuat lebih agar semua fasilitas yang ada bisa tahan lama. Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pengenalan Hukum Politik (PHP) Abdis Sallam Fajri ikut menyuarakan ketidakpuasannya akan kinerja Tafdil sebagai Rektor Unand. Masih banyak ‘PR’ yang ditinggalkan oleh Dosen Manajemen itu, terutama dalam hal keamanan kampus. Keamanan kampus merupakan hal yang sangat krusial saat ini, pasalnya hampir setiap minggu kasus kehilangan motor terjadi sementara tidak ada tindakan tegas dari pihak Unand. “Kami menilai dari keamanan kampus ini sistemnya yang harus diperbaiki,” katanya. Mahasiswa Jurusan Sosiologi ini juga menuturkan telah beberapa kali melakukan audiensi kepada petinggi Unand melalui organisai yang diketuainya, namun masih belum membuahkan hasil yang signifikan. Diperlukan SOP yang jelas dalam penanganan kasus ini, sehingga jika terjadi kasus serupa nantinya, jelas apa yang harus dilakukan. Berbeda dengan mahasiswa Jurusan Hukum, Mona memandang Tafdil sudah amanah terhadap jabatannya sebagai Rektor Unand meskipun terdapat beberapa janji yang belum terpenuhi. “Mungkin dikarenakan faktor dana yang kurang dari pihak Unand, sehingga janji tersebut belum bisa terealisasikan,” kata Mona. an Universitas T erk emuk a dan Janjik Janjikan Terk erkemuk emuka ahun 2022 an PTNBH T PTN-BH Tahun argetkan Targetk Kapabilitas Yuliandri sebagai pemimpin belum diakui sepenuhnya oleh warga Unand, mengingat Yuliandri kalah suara dari Tafdil di kalangan senat. Untuk itulah Yuliandri perlu membuktikan


potensinya dalam memimpin Unand agar seluruh civitas akademika Unand dapat mempercayainya. “Kita berikan limit waktu 100 hari kepada beliau, karena dalam tradisi ketatanegaraan itu adalah jangka waktu di mana kesuksesan seseorang dapat diukur,” kata Feri. Meskipun demikian, Feri mengungkapkan bahwa di dalam kesehariannya Yuliandri selalu menjadi juru damai dalam setiap permasalahan yang terjadi. “PUSaKO selalu memperdebatkan berbagai hal, selama ini jika terjadi suatu permasalahan maka beliau yang akan menjadi juru damainya,” tambahnya. Sama halnya dengan Feri, Ketua Jurusan Ilmu Politik Indah Adi Putri mengatakan rekam jejak Yuliandri sebagai pemimpin tidak bisa diabaikan, mengingat beliau adalah Guru Besar Ilmu Perundangundangan FH Unand pada tahun 2009 dan pernah menjadi dekan di FH Unand periode 2010-2014. “Sebagai pemimpin, beliau memiliki rekam jejak yang bagus,” kata Indah. Sebagai Rektor Unand periode 2019-2023 Yuliandri telah mempersiapkan beberapa target acuan yang dijalankan oleh Yuliandri nantinya. Setidaknya ada empat program strategis, yaitu penguatan tata kelola organisasi dan perangkat peraturan pelaksana sesuai prinsip Good University Governence (GUG) dan kepemimpinan yang melayani. Peningkatan mutu Tridarma Perguruan Tinggi, tanggung jawab sosial, peran pembangunan, dan publikasi dosen serta prestasi mahasiswa. Selanjutnya pemenuhan standar kelayakan finansial, dan terakhir pengusulan menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). Menjadi Universitas terkemuka baik secara nasional maupun internasional merupakan mimpi besar yang ingin dicapai Yuliandri. Menurutnya Unand memiliki kemampuan dan peluang untuk bersaing lebih. Selain itu, Yulinadri juga menargetkan untuk Unand berganti status menjadi PTNBH pada 2020 mendatang. Untuk mencapai status PTN-BH, maka Unand harus mampu memenuhi tiga program lainnya. Syarat pengusulan PTN-BH dimulai dengan memenuhi mutu penyelenggaraan Tridarma Perguruan Tinggi, prinsip kelayakan finansial, pemenuhan tanggung jawab sosial, dan peran dalam pembangunan ekonomi masyarakat. Yuliandri mengatakan tidak akan mengganti tim yang telah mengurus PTNBH sejak awal, ia tetap melanjutkan dengan panitia yang sama sampai status PTN-BH Unand berhasil didapatkan. “Timnya tetap sama dengan Mansyurdin sebagai ketua dan akan tetap dilanjutkan,” jelas Yuliandri saat ditemui di Rektorat, Rabu

(11/12/2019). Perubahan status Unand dari Badan Layanan Umum (BLU) menjadi PTNBH juga menjadi catatan penting dari Tafdil untuk pimpinan Unand selanjutnya. Menurutnya, kampus yang berstatus PTNBH akan memiliki banyak keuntungan di samping fleksibilitas dalam mengatur kampus, seperti bidang akademik, manajemen administrasi, dan keuangan. “Pemerintah juga menganjurkan PTN agar mencapai standar World Class University (WCU) melalui PTN-BH, jadi jika tidak dimanfaatkan akan rugi sekali,” jelas Tafdil pada acara Pisah Sambut Rektor di Auditorium Unand, Rabu (27/11/2019). Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Panitia PTN-BH Mansyurdin, ia memaparkan banyak keuntungan yang akan didapatkan jika Unand menjadi PTN-BH. Salah satunya ialah kebijakan penuh dalam mengatur perguruan tinggi, selain itu dari pemerintah akan lebih memberi perhatian lebih kepada Unand. “Pemerintah memberi kesempatan kepada Unand beserta Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Solo untuk mengubah statusnya menjadi PTN-BH,” tutur Mansyurdin saat menghadiri acara Diskusi Terbuka bersama Keluarga Mahasiswa Unand di Ruang Studio PKM pada 27 November lalu. Tidak hanya fokus pada PTN-BH, Yuliandri juga akan mempertahankan klaster Unand yang saat ini telah berada pada klaster pertama, serta akreditasi yang terus diupayakan agar semua program studi berakreditasi A. Selain itu, capaian penelitian dosen akan terus ditingkatkan, walaupun sudah berada pada posisi empat nasional. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas mahasiswa Unand nantinya akan dibuat kebijakan turunan sehingga mahasiswa dapat ikut berpartisipasi. Sehingga semua sistem yang ada dapat mendukung Unand untuk menjadi PTN unggulan. “Akan dibutkan kebijakan khusus kepada mahasiswa agar bisa lebih aktif lagi untuk berpartisipasi serta sebagai penopang agar kita bisa menjadi kampus unggulan,” tambah Yuliandri. Seorang pemimpin tentu butuh wakil untuk membantunya dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, tak terkecuali seorang rektor universitas. Yuliandri akan memilih beberapa wakil rektor sesuai bidang dan keahliannya yang akan menyokong segala program kerja yang akan dilakukan nantinya. Pemilihan wakil rektor ini akan dilakukan pada akhir tahun ini, namun Yuliandri masih merahasiakan siapa saja calon yang akan diajukannya.

Dok. Genta

an kkebijak ebijakan dibuatkan Akan epada an khusus kkepada ebijak an dibuatk “Ak mahasiswa agar bisa lebih aktif lagi untuk berpartisipasi serta sebagai penopang agar kita bisa ampus unggulan,” menjadi kkampus Yuliandri -Rektor Unand P eriode 2019-2023Periode “Tunggu saja nanti,” tutupnya. Rektor Baru Harapan Baru Sebagai mahasiswa yang pernah dididik oleh Yuliandri, Feri mengaku Yuliandri sosok yang kurang tegas dalam bersikap. Dosen FH ini berharap agar beliau dapat meningkatkan sikap tegasnya dan beliau dapat kreatif dalam menghadapi segala problematika yang ada. “Untuk mengembangkan Unand, setiap rektor harus disiplin, tegas, dan terencana. Beliau harus mampu membangun ketegasan yang selama ini belum beliau miliki,” katanya. Lebih lanjut Feri menjelaskan bahwa memimpin Unand bukanlah hal yang mudah. Mencetak prestasi tentu sama pentingnya dengan mempertahankan yang telah ada. Sekarang, tergantung bagaimana Yuliandri akan membangunnya. Untuk menjadi pemimpin memang harus menderita dan mau mendengarkan kritik dari warganya. Senada dengan Feri, Indah menuturkan dalam membangun Unand Yuliandri tidak dapat bergerak sendiri. Seluruh civitas akademika harus saling membantu untuk membuat Unand menjadi perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Namun, Yuliandri sebagai pemimpin juga harus mau terjun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi lingkungan kampus yang sebenarnya. Selain itu, Yuliandri diharapkan mampu membawa Unand ke lingkup Internasional. “Jika bisa di tangan beliau Unand mampu Go international menjadi WCU seperti yang sering didengung-dengungkan selama ini namun belum ada pergerakan,” harap Indah. Jika dari kalangan dosen menginginkan pergerakan Unand menuju WCU, lain halnya dengan harapan para mahasiswa. Mereka cenderung menginginkan kebijakan rektor yang benarbenar berpihak kepada mahasiswa, terutama mahasiswa dari ekonomi menengah ke bawah. “Kepada rektor baru

agar lebih bijak menentukan besarnya nilai UKT mahasiswa,” ujar Mona. Mona menambahkan agar ke depannya Yuliandri mampu berlaku adil dan berpegang teguh terhadap janji yang telah disampaikannya saat kampanye. Meski tidak terlalu mengenal Yuliandri, Mona percaya bahwa mantan Dekan Fakultas Hukum itu adalah orang yang amanah. “Insyaa Allah beliau adalah orang yang amanah, karena beberapa kali beliau ditunjuk untuk memegang suatu jabatan,” kata Mona. Senada dengan Mona, Abdis mengharapkan agar Rektor Unand membuat kebijakan transparansi Uang Kuliah Tunggal (UKT) lebih diperjelas lagi, agar tidak ada kesan menutupi karena dalam payung hukumnya hal tersebut juga telah diatur. Tidak hanya itu, kenaikan dana Pengembangan Institusi (PI) yang tidak sejalan dengan pembangunan yang ada di Unand, tentu akan menimbulkan banyak pertanyaan di benak mahasiswa. Ditambah lagi larangan bagi mahasiswa jalur mandiri untuk melakukan banding UKT, dinilai sebagai cara Unand menjadikan mahasiswanya sebagai ‘ladang uang’. “Karena ada mahasiswa yang merasa level UKT tidak sesuai dengan kondisi perekonomiannya,” tutur mahasiswa yang sering disapa Abe ini. Lebih lanjut Abdis menginginkan kegiatan mahasiswa hendaknya menjadi perhatian lebih oleh pemimpin Unand, sebab hal tersebut turut menjadi penunjang keberhasilan Unand dalam segi prestasi mahasiswa. Mahasiswa yang sukses akan membuat Unand semakin dikenal. Seharusnya tidak ada pembatasan oleh pihak Unand terhadap kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa, terutama mahasiswa yang aktif di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM). “Kegiatan yang dilakukan mahasiswa hanya bisa optimal Bersambung ke halaman 14...

an bisa an janji-janji yang beliau ucapk ami harapk “K ucapkan harapkan “Kami an,” beliau tunaik tunaikan,” Abdis Sallam F ajri Fajri -Ketua Umum UKM PHP Unand-


Batasi Jam Malam, ini Tanggapan Mahasiswa PKM

S

etiap mahasiswa haruslah melakukan kegiatan dan organisasi dalam lingkungan kampus, baik dalam lingkup fakultas maupun universitas. Semua hal itu telah diatur dalam Peraturan Rektor No. 53.a/XIII/A/UNAND-2011 yang diberikan kepada mahasiswa ketika baru masuk ke kampus Unand. Meskipun demikian mahasiswa tetap dibatasi dalam melakukan kegiatan pada malam harinya. Pada BAB V Pasal 7 dijelaskan bahwa mahasiswa dilarang menginap di kampus dan melaksanakan kegiatan kemahasiswaan antara pukul 21.00 sampai 04.30 WIB, kecuali ada izin tertulis dari Rektor, Dekan atau Direktur. Kebijakan ini telah diterapkan semenjak dikeluarkannya, namun masih banyak mahasiswa yang tidak tahu mengenai peraturan ini. Penolakan juga dilakukan oleh mahasiswa, terutama yang melakukan kegiatan di PKM hingga malam hari. Kabag Kemahasiswaan Yusdial mengatakan kebijakan yang mengatur tentang kegiatan malam hari ini merupakan aturan yang telah lama dikeluarkan oleh rektor, yakni pada 2011 lalu. Jika dilakukan pelanggaran maka mahasiswa yang bersangkutan bisa dikenai sanksi atau hukuman. “Sebenarnya jika mahasiswa melanggar itu berarti menyalahi peraturan rektor dan bisa dikenai sanksi,” jelas Yusdial saat diwawancarai kru Genta Andalas, Jumat (20/12/2019). Bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran atau tetap menginap di PKM akan diberikan teguran oleh Kabag Kemahasiswaan. Kemudian, apabila tetap dilakukan dan ketahuan ketika dilakukan sidak maka akan dilaporkan ke pihak kemahasiswan di jurusan dan fakultas mahasiswa yang bersangkutan. Tidak menutup kemungkinan bagi mahasiswa Bidikmisi akan dicabut beasiswanya. “Jika penerima Bidikmisi, maka beasiswanya bisa dicabut dan tidak diberikan,” jelas Yusdial. Yusdial juga menambahkan bahwa aktifitas mahasiswa maksimum dilakukan hanya dari pukul 08.00 sampai 21.00 WIB dan tidak dibenarkan untuk menginap di kampus. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) hanyalah organisasi yang membantu meningkatkan softskill , tapi tidak melupakan kewajiban dan aturan yang harus dilakukan selama waktu perkuliahan. Mahasiswa yang melakukan aktivitas dan berorganisasi di kampus diharapkan dapat

mengatur waktunya, menjaga kesehatan, dan lebih banyak belajar. “Hendaklah mahasiswa menjaga kesehatan, istirahat, banyak belajar. UKM hanya untuk menambah softskill,” jelas Yusdial. Kebijakan ini membuat mahasiswa yang merasa aktivitas mereka dalam

lebih berbahaya dari pada bermalam di PKM dengan mengerjakan hal-hal yang positif. Senada dengan Abdis, Nadia Refdani dari UKM Pandekar mengatakan tidak menyetujui kebijakan WR 3 yang tidak memperbolehkan mahasiswa beraktivitas di PKM. Hal ini disebabkan anggota Pandekar

Foto: Y ova Yova

LARANG : Kabag Kemahasiswaan Yusdial larang mahasiswa menginap di PKM. berorganisasi dibatasi. Ketua Umum UKM Pengenalan Hukum dan Politik (PHP) Abdis Salam berpendapat seharusnya kemahasiswaan tidak perlu memberi batasan waktu untuk mahasiswa dalam berorganisasi jika menginginkan prestasi yang lebih dari mahasiswa. “Kegiatan efektif organisasi seperti diskusi anggota, baru bisa dilaksanakan pada malam hari. Hal ini dikarenakan jadwal kuliah yang umumnya baru selesai pukul enam sore, sehingga untuk rapat lebih efektif jika dimulai pada pukul tujuh malam,” jelas Abdis. Mahasiswa Jurusan Sosiologi ini juga menambahkan bahwa kemahasiswaan tidak perlu memberi batasan waktu untuk mahasiswa dalam berorganisasi jika menginginkan prestasi yang lebih dari mahasiswanya. Kegiatan malam di PKM penting untuk beberapa UKM. Pulang larut malam dari PKM jauh

hanya mempunyai waktu luang di malam hari, sedangkan siang sampai sore biasanya dihabiskan dengan kuliah dan juga latihan. “Sebaiknya kegiatan malam di PKM tidak perlu dibatasi, karena kebanyakan mahasiswa hanya punya waktu luang di malam hari,” katanya. Ia juga menyatakan pernah menginap di Sekretariat Pandekar untuk persiapan kegiatan yang akan dilaksanakan keesokan harinya. Nadia berharap agar pihak kemahasiswaan bisa memahami dan tidak membatasi kegiatan di PKM serta izin kegiatan malam tidak dipersulit. Keluhan lainnya juga disampaikan Ketua UKM Unit Kegiatan Olahraga (UKO) Fadlan Triyuda, terkadang ada kegiatan yang membuat kita bermalam di PKM, seperti acara yang akan dilakukan di pagi hari sehingga diperlukan persiapan yang matang. Hal ini menyebabkan mahasiswa terpaksa untuk menginap di PKM.

Fadlan menyatakan penolakan terhadap aturan dari pimpinan, menurutnya UKM memanglah tempat untuk belajar dan melatih softskill, sehingga ada beberapa UKM yang memang memakan waktu hingga larut malam. “Kegiatan sampai malam mungkin sulit untuk diubah dikarenakan jadwal kuliah yang sampai sore dan kegiatan internal UKM bisa memakan waktu hingga malam hari. Salah satu solusi yang perlu dipertimbangkan yaitu tergantung UKM yang ada untuk mengatur manajemen waktu organisasinya sehingga tidak melanggar aturan,” tutur Fadlan. Anggota UKM Unit Kegiatan Seni (UKS) Bahri juga menyampaikan bahwa perlu kelengkapan anggota untuk melakukan latihan musik. “Di UKS, latihan musik dan lainnya baru bisa dilaksanakan apabila personil dari anggotanya sudah lengkap,” katanya.. Bahri berharap kepada kemahasiswan agar dapat memfasilitasi mahasiswa aktivis untuk berkegiatan malam, apalagi Unand sekarang sudah membatasi mahasiswa dalam rentang akademik yang harus tamat paling lama enam tahun. “Mahasiswa dituntut untuk berkecimpung dalam dunia organisasi selain mengejar target tamat tepat waktu, supaya tidak hanya sekedar mendapat ilmu dalam perkuliahan, dan tentu kemahasiswaan perlu memfasilitasinya,” tambahnya lagi. Mengenai fasilitas UKM, Yusdial menyatakan bahwa akan selalu memfasilitasinya, sekarang pun PKM sudah diperbaiki, juga lampu yang telah ditambah. Serta kolam PKM akan diberi lampu sehingga bisa menggunakannya di malam hari. Begitu juga daerah di sekitaran PKM yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa Unand. Contohnya di sekitaran PKM ada lapangan untuk latihan bola voli, lapangan basket, lapangan badminton, dan baru-baru ini juga ada arena bina fisik. Semua fasilitas tersebut seharusnya dapat dimanfaatkan oleh mahasiwa terutamanya yang berkegiatan di PKM. Jika UKM ingin menggunakannya maka hanya perlu koordinasi dengan sesama UKM untuk pengaturan jadwalnya. Begitupan dengan mahasiswa umumnya juga boleh menggunakannya. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas mahasiswa yang berkegiatan di PKM sehingga dapat menghasilkan prestasi kedepannya. < Efi, Suhada, T iwi, Anggi, Rifa Tiwi,

Proyek Jalan Baru Untuk Unand

U

niversitas Andalas (Unand) kembali melakukan perbaikan jalan dipenghujung tahun 2019 ini. Ada tiga zona yang ditargetkan akan rampung dalam waktu dekat ini. Jalan yang diperbaiki yaitu jalan dari bundaran menuju rektorat, jalan terban di dekat Fakultas Peternakan, dan jalan lingkar luar Unand. Proyek tersebut juga merupakan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Perbaikan jalan ini diharapkan mampu meningkatkan efisisensi dan kelancaran jalan yang biasanya selalu padat pada jam kerja dan jam pulang. Perencanaan ini sudah dimulai sejak September 2017 lalu, namun perbaikan selalu saja tertunda karena perbedaan persepsi antara pihak Unand dan Pekerja Umum (PU). Perbedaan persepsi ini terletak pada desain jalan yang direncanakan oleh PU. PU merencanakan perbaikan jalan dengan ketebalan 16 cm, sedangkan pihak Unand menginginkan desain jalan dengan tebal 25 cm menggunakan meja kerja (tulangan), karena kendaraan yang melewati jalan berupa mobil truk besar yang membawa material pembangunan dam. Hal ini dipertegas setelah dilakukannya

Foto: Rifa PERBAIKAN : Kontraktor jalan sedang melakukan perbaikan jalan dari bundaran hingga ke rektorat

penelitian di labor tanah dan teknik. Tidak semua jalan Unand yang memiliki kekuatan sama, sehingga akan menyebabkan patahan dan jalan kembali bergelombang jika dilalui truk dengan tebal yang kurang dari itu “PU menggagas hal tersebut karena memperkirakan jalanan kampus hanya dilalui oleh kendaraan roda dua roda empat,” kata Kepala Bagian Umum, Arpentius, Jumat (15/11/2019). Kemudian Rektor Unand kala itu Tafdil Husni mengajukan perbaikan jalan kepada Wakil Presiden (Wapres) RI ke-12 Jusuf Kalla dalam kunjungannya ke Unand pada bulan Maret 2018 lalu. Keadaan beberapa ruas jalan Unand yang sudah rusak, retak, bergelombang, dan berlubang menjadi alasan Tafdil mengusulkan perbaikan jalan tersebut. Jusuf Kalla yang juga merupakan Penasehat Tunggal Dewan Penyantun Perguruan Tinggi, meminta Menteri PUPR Basuki Hadimuljo untuk kembali memperbaiki jalan Unand. Selanjutnya Unand diminta untuk membuat perencanaan Detail Engineering Bersambung ke halaman 17...


Pesona Pasir Putih Pantai Batu Kalang Oleh : Gifra Sentia*

M

enyegarkan diri dengan berwisata ke suatu tempat memang dibutuhkan bagi setiap orang. Apalagi bagi mahasiswa, setelah melakukan aktivitas perkuliahan yang dipenuhi dengan dinamika kampus yang melelahkan, terkadang membuat kita ingin merasakan keelokan alam dengan berwisata. Untuk melepas penat sejenak, saya dan dua teman saya memutuskan untuk berlibur di akhir pekan ke salah satu pantai di Sumatra Barat. Setelah melalui perjalanan sekitar satu jam dari Kota Padang, pagi itu kami disambut oleh terik matahari yang sangat tajam di Pesisir Selatan. Memilih berangkat di pagi hari untuk menghindari kemacetan lalu lintas, membuat perjalanan kami cukup lancar hingga sampai di lokasi tujuan. Tujuan kami kali ini adalah Pantai Batu Kalang yang terletak di Kenagarian Ampang Pulai Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan. Pantai ini tidak terlalu jauh dari Kota Painan, setelah menemui simpang tiga yang dikenal dengan Simpang Tarusan, kami memilih jalur kanan, hanya sekitar 15 menit untuk sampai ke pantai tersebut. Tak perlu khawatir untuk akses jalannya, jalan ke Pantai Batu Kalang dapat dilewati oleh kendaraan roda dua maupun roda empat dengan kondisi jalan yang mulus dan beraspal. Sepanjang perjalanan dari Simpang Tarusan, sensasi pantai sudah mulai terasa. Penduduk sekitar tampak sedang merapikan jala pancing di depan rumah mereka. Tidak hanya itu, terdapat jejeran kapal nelayan terparkir acak di sungai payau yang mengalir ke bibir pantai. Aktivitas masyarakat yang ada di bibir pantai menambah kesan natural saat memasuki pantai ini. Pantai Batu kalang merupakan salah satu pantai yang kini menjadi wisata favorit bagi wisatawan lokal maupun Mancanegara, apalagi saat di akhir pekan untuk menghabiskan waktu dengan keluarga ataupun dengan teman-teman. Saat masuk ke lokasi pantai, mata kami dimanjakan dengan keindahan alam nan elok dan mempesona. Pasirnya yang putih dan ombak yang kecil sangat cocok bagi penikmat panorama pantai. Tidak perlu membayar uang masuk, kami cukup

membayar biaya parkir mobil dengan biaya Rp5.000 dan roda dua sebesar Rp2.000. Setelah memarkir kendaraan, kami menelusuri tepian pantai yang dipenuhi dengan payung-payung tempat duduk dan makanan bagi pengunjung di sekitaran bibir pantai yang menghadap ke laut. Selain itu juga berjejer warungwarung penjual makanan dan minuman. 15 meter dari tempat masuk, kami disambut dengan sebuah logo bertuliskan ‘Selamat

yang tersebar di sepanjang pantai. Kombinasi birunya air laut, pasir yang putih ditambah dengan kuningnya bebatuan sangat memanjakan mata hingga hati saya tak henti-hentinya bersorak takjub akan ciptaan Allah SWT. Tak jauh dari bebatuan, sedikit ke arah laut terdapat beberapa pohon bakau dengan akar-akarnya yang mencuat ke permukaan air, menambah kaya kombinasi warna yang ada. Kemudian kami terus menyusuri pantai hingga ke

Foto: Gifra

ELOK : Hamparan pasir putih dan birunya air laut di Pantai Batu Kalang Datang di Wisata Batu Kalang’ yang terdapat di bagian kiri jalan. Logo tersebut terbuat dari akar-akar tanaman dan papan yang dibuat sedemikian rupa, kemudian disewakan sebagai tempat berswafoto oleh ibu-ibu pemilik warung disana. Kami terus berjalan menyusuri bibir pantai. Beruntung sekali saat pergi ke sana air laut sedang surut, sehingga kami dapat terus menyusuri pantai hingga ke ujungnya. Selain pasirnya yang putih, di Pantai Batu Kalang juga terdapat batuan granit besar

ujung, di sana kami temukan ubur-ubur laut yang telah mati dan terbawa arus, cangkang kerang, serta serpihan karang yang berserakan di tepian pantai. Kami berhenti sejenak di bawah pohon rindang yang ada di pinggir pantai, melepas penat usai berjalan. Saya meletakkan barang bawaan dan mencoba mendekati air. Airnya yang biru seakan memanggil-manggil saya agar mendekat. Air yang terlihat dangkal di bibir pantai, membuat saya tak sabar untuk mencoba

masuk dan berfoto dengan latar belakang bebatuan granit dan lautan biru. Tak sekadar bermain air, di sana juga disediakan benen, bagi para pengunjung yang ingin berenang dan mandi-mandi. Di lokasi yang berbeda, di bibir pantai yang dekat dengan bukit kecil terdapat aliran air jernih di atasnya. Terdapat dua kolam renang, untuk orang dewasa dan anak-anak. Tidak menggunakan air laut, air kolam di sana dialirkan dari sumber mata air yang ada di bukit, sehingga menambah kesan alami dan asrinya saat berada di kolam tersebut. Selain aktivitas berfoto dan berenang yang dapat dinikmati, Pantai Batu Kalang adalah tempat yang cocok untuk melakukan kegiatan lain seperti memancing ikan yang tersebunyi di bawah batu karang, bersantai sambil menikmati bekal makanan atau sekadar merehatkan pikiran. Melakukan piknik bersama keluarga merasakan sensasi berlibur ditepi pantai dapat menciptakan keakraban bersama keluarga tercinta juga bisa dilakukan di pantai nan elok ini. Hari sudah menunjukkan pukul 12 siang, perut kami mulai terasa lapar karena hanya menikmati camilan yang kami bawa dari rumah tadi pagi. Kami berjalan menuju tempat masuk semula, membeli sebungkus pop mie kuah untuk pengganjal rasa lapar sambil menikmati panorama air laut yang ada di hadapan kami. Setelah selesai makan, kami melaksanakan sholat Zuhur, di sana juga tersedia musholla dan toilet umum untuk wisatawan yang datang. Pukul dua siang, kami kembali ke mobil dan beranjak pulang dari Pantai Batu Kalang. Sungguh perpaduan panorama alam yang luar biasa, membuat saya berat hati untuk meninggalkan tempat ini. Walaupun hanya sebentar, namun kesuntukan yang kami rasakan terbalaskan dengan keindahan alam yang disuguhkan Pantai Batu Kalang yang masih asri. Kami berharap bisa kembali lagi ke tempat ini suatu saat nanti.

*P enulis merupak an mahasiswa *Penulis merupakan Jurusan T eknik P ertanian FFak ak ultas Teknik Pertanian akultas Teknologi P ertanian Universitas Pertanian Andalas

Air Terjun Lubuk Tempurung, Surga Tersembunyi di Hiruk Pikuk Ibu Kota Oleh : Fildzatil Arifa*

S

umatra Barat (Sumbar) yang terkenal dengan makanan khas rendang dan tari piringnya memang selalu menjadi salah satu destinasi wisata favorit, baik bagi masyarakat Indonesia, maupun warga asing sekalipun. Memiliki daerah yang terletak di tepi laut Samudera Hindia, menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berlibur ke Sumbar, khususnya Kota Padang. Kota yang merupakan pintu gerbang barat Indonesia dari Samudera Hindia ini terkenal dengan wisata pantai Padangnya yang selalu dijadikan ikon wisata daerah. Selain Taplau, Padang juga terkenal dengan Pantai Air manis yang merupakan latar belakang cerita legenda yang sudah sangat terkenal bukan hanya bagi masyarakat Padang, tapi juga oleh warga Indonesia. Apalagi kalau bukan kisah Malin Kundang dan Siti Nurbaya. Kota terbesar di pantai barat Pulau Sumatra ini merupakan sentral bagi masyarakat Sumbar, walaupun belum berkembang pesat seperti ibu kota di provinsi lain. Setiap harinya selalu dihiasi dengan hiruk pikuk warga yang berlalu lalang, menghabiskan waktu baik dihari kerja maupun akhir pekan. Tak kalah dengan kota-kota besar lainnya, kemacetan seolah

Foto: Rifa

LOMP AT : Memacu adrenalin dengan melompat dari tepian Air Terjun LOMPA Lubuk Tempurung. menjadi pelengkap cerita di kota yang dipimpin oleh Mahyeldi ini. Tumpukan kendaraan yang merajalela di beberapa ruas jalan utama di Kota Padang menjadi

pemandangan lumrah yang menggambarkan bagaimana sibuknya warga Ibu Kota Sumbar saat ini. Tidak jauh dari pusat Kota Padang,

terdapat sebuah surga tersembunyi yang berada di hulu Sungai Batang Guo, Kecamatan Kuranji. Air terjun yang berasal dari pegunungan asli ini biasa dipanggil orang Air Terjun Lubuk Tempurung. Berada di tengah-tengah hutan yang tidak jauh dari kota, air terjun ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata untuk me-refresh otak di akhir pekan. Setelah melewati hari-hari yang hectic, entah itu karena pekerjaan atau mahasiswa yang sibuk dengan dunia perkuliahan maka sangat disarankan untuk berlibur ke air terjun ini. Berjarak 15 km dari pusat Kota Padang menuju arah Gunung Sarik, kita dapat menempuh perjalanan dengan sepeda motor atau mobil pribadi. Memakan waktu sekitar 40 menit untuk sampai di lokasi melalui jalan raya dan memasuki perkampungan warga sekitar 200 meter. Untuk kendaraan umum, kita bisa menggunakan ojek online untuk mencapai lokasi tersebut. Tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam, untuk dapat memasuki air terjun ini kita hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp5.000. Kemudian setelah Bersambung ke halaman 15..


Polemik Pemira Unand 2019

K

egiatan Pemilihan Umum Raya (Pemira) Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Andalas (Unand) 2019 secara resmi bergulir sejak dilakukannya Grand Opening Pemira oleh Kepala Bagian Kemahasiswaan Unand Yusdial pada 1 Oktober 2019 lalu. Kegiatan launching ini sekaligus menandakan dibukanya pendaftaran Calon Presiden Mahasiswa (Capresma) dan Calon Wakil Presiden Mahasiswa (Cawapresma) serta Calon Dewan Perwakilan Mahasiswa (CaDPM) KM Unand. Sebelum dinyatakan sebagai peserta Pemira, para calon harus melewati dua tahap verifikasi yaitu verifikasi lapangan oleh Panitia Pemilihan Umum (PPU) dan verifikasi lanjutan oleh Badan Pemilihan Umum (BPU). Pengumuman hasil verifikasi tersebut telah disampaikan oleh BPU pada 12 Oktober lalu yang menghasilkan dua pasangan calon (Paslon) Capresma dan Cawapresma. Abdul Latif dan Amerta Nugraha mendapatkan nomor urut 01 dalam Pemira 2019, sementara paslon nomor urut 02 dipegang oleh Ilham Saputra Nusi dan Agung Deni Pratama. Selain itu juga terdapat 11 CaDPM yang terbagi atas lima daerah pemilihan (Dapil). Setelah pengumuman dua Capresma dan Cawapresma, lalu kegiatan dilanjutkan dengan kampanye yang dilaksanakan mulai tanggal 15-24 Oktober 2019. Ketua BPU Aminullahsyah mengatakan menjelang Pemira telah dilaksanakan 15 kali kampanye. “Hingga saat ini telah ada 15 kali kampanye, diantaranya 11 kali di fakultas, kemudian kampus II Payakumbuh, kampus III Dharmasraya, Asrama, dan terakhir ditutup dengan Kampanye Akbar 22 November lalu di kolam PKM,” kata Amin saat diwawancarai kru Genta Andalas di PKM Unand, Senin (25/11/2019). um P emira Pemira Hukum Transparansi Huk Pemira 2019 tidak berjalan sesuai harapan, ada beberapa kejadian yang menjadi polemik dikalangan mahasiswa Unand. Hal ini berakar dari dikeluarkannya Undang-Undang (UU) nomor 1 tahun 2019 untuk menggantikan UU nomor 03 tahun 2017 yang membuat beberapa sistem Pemira berubah dari tahun-tahun sebelumnya. Salah satu perubahan tersebut tampak dari persyaratan calon peserta Pemira. Perbedaan syarat bagi peserta Pemira tahun ini yaitu menggunakan uji kelayakan bagi peserta yang ingin mendaftar. Uji kelayakan berupa tes baca Al-Quran dan juga

ada tes salat. Tidak seperti persyaratan sebelumnya, pada tahun ini calon peserta Pemira tidak diharuskan mundur dari jabatan yang sedang diembannya, tapi bisa dengan surat cuti dari jabatannya untuk mengikuti Pemira sehingga saat kegiatan Pemira berlangsung, Capresma dan Cawapresma dapat mengikuti segala rangkaian acara dengan maksimal. Berkaitan dengan hal tersebut berarti peserta Pemira yang kalah tetap bisa melanjutkan jabatan yang sebelumnya. Persyaratan lainnya yaitu adanya surat keterangan sehat yang harus diberikan calon peserta Pemira saat penyerahan berkas. Selain dari segi persyaratan, perubahan juga terjadi pada sistem Pemira tahun ini seperti diberlakukannya sistem dapil bagi pemilihan DPM dan electoral vote. Peserta yang meraih jumlah suara terbanyak di suatu daerah pilihan, otomatis mengambil semua jatah electoral vote daerah tersebut. Proses tersebut diberlakukan untuk pemilihan Capresma dan Cawapresma serta pemilhan CaDPM. Setengah perjalanan rangkaian Pemira, tepatnya tanggal 10 November 2019 Capresma nomor urut 02 Ilham Saputra Nusi mengajukan surat pengunduran diri dengan empat poin. Poin pertama mengenai masalah kesehatan, selanjutnya tentang akademik yang meliputi kegiatan laboratorium dan magang. Sementara pada poin ketiga dan keempat Ilham menuliskan kekecewaannya pada sistem Pemira yang tidak kondusif lagi. BPU tidak langsung menerima surat pengunduran diri tersebut, melainkan meminta Ilham memperbaiki alasan pengunduran dirinya, terutama pada poin ketiga dan keempat dikarenakan hal tersebut tidak dapat dijadikan sebuah alasan untuk mengundurkan diri. Setelah dilakukan revisi oleh Ilham, barulah panitia Pemira menyebarluaskan kabar tersebut pada akun Instagram resmi Pemira Unand yang hanya memuat poin satu dan dua saja. “Surat pertama yang saya keluarkan tanpa ada aturan baku dari ketua Pemira, sehingga terdapat beberapa kekeliruan, surat kedua merupakan hasil revisi tanpa menyertakan alasan pada poin tiga dan empat seperti surat pertama,” jelas Ilham saat diwawancarai kru Genta Andalas di Perpustakaan Unand, Sabtu (14/ 12/2019).

Foto: Icha

PEMIRA : Seorang mahasiswa menggunakan hak pilihnya saat Pemira KM Unand di Gedung Kuliah C.

Kabar pengunduran diri Ilham ramai diperbincangkan oleh mahasiswa, banyak komentar pedas yang disampaikan warga KM Unand di akun Instagram Pemira KM Unand. Beberapa mahasiswa

sehingga tidak ada waktu untuk beristirahat. Kemudian saya drop dan terkena gejala tifus,” jelas Ilham. Perihal masalah akademik, di tengah rangkaian kegiatan Pemira Ilham

Foto: Y ova Yova

“BPU dan PPU telah melakukan musyawarah untuk menetapkan keputusan ini. Apabila salah satu P aslon mengundurk an diri Paslon mengundurkan sebagai peserta P emira mak a P aslon lainnya dinyatak an menang, Pemira maka Paslon dinyatakan karena mereka sudah bersaing sejak awal dan tidak mungkin paslon lainnya mengulang proses dari awal lagi,” Aminullahsyah -Ketua BP U P emira 2019BPU Pemira

yang mengetahui surat pertama yang dikeluarkan Ilham terdapat empat poin lantas mempertanyakan hal tersebut, mengapa dalam publikasi selanjutnya hanya terdapat dua poin alasan Ilham mengundurkan diri. Mereka tidak ingin ada hal yang disembunyikan dalam pelaksanaan pesta rakyat KM Unand ini. Menanggapi hal tersebut Amin segera melakukan klarifikasi. Ia menyatakan poin ketiga dan keempat tersebut memang sengaja diminta untuk direvisi oleh Capresma karena tidak bisa dijadikan alasan untuk mengundurkan diri. “Setelah kami diskusikan, untuk poin tiga dan empat bukanlah alasan bagi beliau untuk mengundurkan diri. Kemudian beliau memberikan softcopy terbaru kepada saya dengan dua poin, yaitu tentang masalah kesehatan dan akademik beliau. Atas kesepakatan bersama kemudian surat kedua tersebut yang kami sampaikan ke media,” kata Amin dalam video klarifikasi yang dipulikasikan di akun Instagram Pemira KM Unand. Ilham membenarkan surat pertama yang dikeluarkannya berisi empat poin, hanya saja khusus poin tiga dan empat adalah murni ditujukan kepada PPU sebagai Panitia penyelenggara Pemira, tidak untuk konsumsi publik. Ilham juga mengatakan poin dua dalam surat pengunduran dirinya berupa kesehatan disebabkan rundown kegiatan kampanye yang sangat padat, bahkan hingga ke kampus Unand yang berada di luar Kota Padang sehingga sangat sulit mencari waktu untuk dapat beristirahat. Puncak menurunnya kesehatan Mahasiswa Proteksi Tanaman ini adalah ketika berkampanye di Kampus II Unand Payakumbuh. “Saat itu kami selesai kampanye tengah malam dan keesokan harinya harus dilanjutkan dengan kampanye di kampus Unand Limau Manis

mendapat deadline seminar magang dari fakultasnya. Ilham menyatakankan jika dia tetap melanjutkan proses dan memenangkan Pemira Unand 2019 maka hal tersebut akan mengganggu pekerjaannya sebagai Presma Unand, karena pada masa awal jabatannya ia harus mengulang magang. Sehingga keputusan mengundurkan diri dinilainya merupakan pilihan yang terbaik. Pada tanggal 13 November 2019 BPU mengeluarkan ketetapan untuk menerima surat pengunduran diri Capresma nomor urut 02, sehingga Paslon nomor urut 02 dinyatakan gugur dalam Pemira. Bersamaan dengan keputusan BPU menerima surat pengunduran diri Ilham, BPU juga memutuskan Paslon nomor urut 01 sebagai pemenang dalam Pemira KM Unand 2019. Hal ini kembali menimbulkan pertanyaan besar bagi KM Unand. Mahasiswa mempertanyakan kejelasan hukum Pemira sehingga BPU mengeluarkan keputusan tersebut. “BPU dan PPU telah melakukan musyawarah untuk menetapkan keputusan ini. Apabila salah satu Paslon mengundurkan diri sebagai peserta Pemira maka Paslon lainnya dinyatakan menang, karena mereka sudah bersaing sejak awal dan tidak mungkin paslon lainnya mengulang proses dari awal lagi,” kata Amin. Setelah BPU menetapkan Paslon 01 memenangkan Pemira Unand 2019 Ilham berharap agar Paslon 01 bisa menerapkan visi dan misi yang telah ia sampaikan dalam kepemimpinan Afif dan Agung. “Harapannya program yang telah saya sampaikan saat kampanye dapat diadaptasi oleh Paslon 01 untuk kebaikan KM Unand,” jelas Ilham. Bersambung ke halaman 19...


Poling Laporan Utama Genta Andalas Edisi LXXVII

P

ada tanggal 25 November 2015 lalu Tafdil Husni, S.E. MBA resmi dilantik menjadi Rektor Unand periode 20152019 oleh Muhammad Nasir selaku Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristedikti) di Kantor Dirjen Dikti Jakarta. Keputusan tersebut berdasarkan hasil perhitungan suara di tingkat Menristekdikti serta senat dosen. Sebelum menjabat sebagai rektor Unand, Tafdil memangku jabatan sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Unand. Selama pengabdiannya sebagai rektor, Tafdil berhasil menoreh berbagai prestasi. Diantaranya, pembangunan sarana dan prasarana, perkembangan Unand menuju PTN-BH, serta Unand mendapat peringkat ke-4 dalam Perguruan Tinggi Berbasis Kinerja Penelitian Tahun 2016-2018. Namun, dibalik prestasi-prestasi tersebut masih terdapat kekurangan dari kinerja Tafdil selama menjadi rektor Unand.

Dilatarbelakangi hal tersebut, divisi penelitian dan pengembangan (Litbang) Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) Genta Andalas melakukan survei terkait evaluasi kinerja Rektor Unand periode 2015-2019. Survei ini dilakukan dengan metode random sampling dengan jumlah responden 300 orang. Hasil survei menunjukkan berbagai tanggapan mahasiswa terhadap kepuasan kinerja Tafdil sebagai rektor Unand selama periode 2015-2019. Sebanyak 3,00% responden menyatakan sangat puas, 18,70% menyatakan puas, 51,30% menyatakan cukup puas dan 27,00% responden menyatakan tidak puas. Dalam Pembangunan fasilitas dan infrastruktur selama kepemimpinan Tafdil,76.70% responden menyatakan masih banyak kekurangan. Hal tersebut dikarenakan masih banyak fasilitas umum

yang telah rusak dan belum diperbaiki, pembangunan yang di lakukan diunand banyak yang asal-asalan atau cepat siap sehingga cepat rusak dan tidak dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama, salah satu contohnya adalah pemasangan keran air minum yang tidak merata dan banyak tak terpakai. Sebanyak 23,30% responden mengatakan pembangunan yang dilakukan selama kepemimpinan Tafdil sudah terbilang bagus karena terdapat beberapa pembangunan yang sedang dilakukan akhir tahun 2019 ini seperti pembuatan beberapa pos satpam di beberapa titik kampus. Sebanyak 88,00% responden mengatakan masih banyak permasalahan yang belum dapat diatasiselama kepemimpinan Tafdil. Diantaranya adalah masih maraknya pencurian motor mahasiswa yang terjadi dilingkungan kampus. Namun, tidak ada bentuk pertanggung jawaban dari pihak kampus

terkait keamanan. Namun, sebanyak 12,00% responden mengatakan bahwa Tafdil dapat mengatasi masalah dengan baik dan bahkan dengan dibangunnya pos satpam dan penambahan jumla hsatpam. Nama Unand berhasil melambungke peringkat 4 sebagai perguruan tinggiberbasis kinerja penelitian tahun 2016-2018. Hal ini terjadi di masa Tafdil menjabatsebagai rektor Unand. 75.3% responden mengakui bahwa hal tersebut merupakan keberhasilan Tafdil selama menjabat. Namun 24.7% responden beralasan bahwa keberhasilan tersebut merupakan berkat kerja sama para dosen dan mahasiswa di dalam melakukan penelitiandan riset.

1. Apakah Anda sudah puas dengan kinerja Rektor Unand periode 2015-2019?

2. Apakah menurut Anda pembangunan fasilitas dan infrastruktur selama T afdil Tafdil menjabat sudah baik?

3. Apakah menurut Anda masalah yang terjadi di Unand selama T afdil Tafdil menjabat sudah teratasi?

4. Apakah peringkat empat Unand sebagai perguruan tinggi berbasis kinerja penelitian tahun 2016-2018 merupakan salah satu keberhasilan Tafdil selama menjabat?

Sumber : Litbang Genta Andalas Grafis : Produksi

Pindahnya Ibu Kota Indonesia

P

residen Joko Widodo telah mengumunkan pemindahan ibu kota secara resmi melalui konferensi pers pada tanggal 26 Agustus 2019. Dilansir dari kompas.com, ibu kota Indonesia akan dipindahkan ke Provinsi Kalimantan Timur. Salah satu alasan pindahnya ibu kota karena menimbang padatnya penduduk kota Jakarta yang mencapai 150 juta jiwa atau 54 persen dari total keseluruhan penduduk Indonesia. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional(Bappenas), Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa pembangunan ibu kota dilakukan secara bertahap. Setelah diumumkannya lokasi ibu kota baru, tahap selanjutnya adalah tahap persiapan sehingga pembangunan dapat dimulai pada akhir tahun 2020. Ditargetkan pada tahun 2024 proses pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur sudah dilakukan. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa kebijakan pemerintah tersebut untuk mengurangi beban Jakarta, dan sebagian lainnya

beranggapan pindahnya ibu kota bukanlah hal yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan. Dilatarbelakangi hal tersebut, divisi penelitian dan pengembangan (Litbang) unit kegiatan pers mahasiswa (UKPM) Genta Andalas melakukan survei terkait pemindahan ibukota. Survei ini dilakukan menggunakan metode random sampling dengan jumlah responden 300 orang. Pernyataan tentang pemindahan ibukota tengah menjadi perbincangan hangat bagi warga Indonesia. Sebanyak 28.70% responden setuju mendukung program pemerintah untuk memindahkan ibu kota, karena ibu kota negara Indonesia sekarang (Jakarta, red), tidak lagi memadai dan sudah padat penduduk. Sehingga memungkinkan untuk Indonesia mengganti Ibu Kotanya. Namun, 71.30% responden kontra terhadap pemindahan ibu kota dengan alasan bahwa untuk membangun ibu kota baru, diperlukan dana yang banyak, sedangkan masih ada masalah lain

Apakah Anda setuju dengan kebijakan pemerintah terhadap pindahnya ibu kota Indonesia?

yang lebih membutuhkan pendanaan negara, seperti pembayaran hutang negara dan kemiskinan di Indonesia. Setelah pernyataan tentang pemindahan ibukota dikeluarkan presiden, kemana ibu kota akan di labuhkan menjadi perbincang lainnya.Melalui survei ini, 31.30% responden mendukung Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai ibu kota baru Indonesia, dengan alasan karena letak Kota yang strategis atau dengan kata lain berada di tengah-tengah Kepualauan di Indonesia. Sehingga masyarakat dari bagian timur lainnya lebih mudah menjangkau Ibu Kota. Namun, sebanyak 68.70% responden tidak setuju terkait usulan pemindahan ibu kota ke Kaltim. Hal tersebut, ditakutkan akan terancamnya hutan lindung di Kaltim yang digadang-gadangkan sebagai paruparu dunia. Selanjutnya, kapan ibu kota akan dipindahkan juga menjadi hal yang krusial dan masih menjadi pertanyaan dikalangan masyarakat. Sebanyak 85.30% responden tidak setuju kalau ibu kota dipindahkan

Apak ah Anda setuju K alimantan T imur sebagai Apakah Kalimantan Timur tempat ibu kota baru Indonesia?

dalam waktu dekat. Hal tersebut menimbang masih banyak masalah di Indonesia yang lebih penting untuk ditangani terlebih dahulu. Salah satunya adalah masalah perekonomian. Namun, sebanyak 14.70% respondenyang setuju, beralasan bahwa perihal pemindahan ibu kota sudah menjadi wacana sejak zaman Soekarno, sehingga tentu sudah perencanaan sudah banyak dirundingkan pemerintah. Responden juga memberikan saran bahwa sebaiknya pemerintah menyelesaikan masalah yang paling penting terlebih dahulu, yaitu perekonomian dan pendidikan, sehingga dapat meningkatkan SDM yang mumpuni di Indonesia. Selain itu, saran lainnya adalah untuk tidak memindahkan ibu kota dan membenahi kekurangan Jakarta, sehingga permasalahan yang terjadi di Ibu Kota Jakarta dapat teratasi sekaligus tidak menambah masalah baru ke daerah lainnya di Indonesia. Sumber : Litbang Genta Andalas Grafis : Produksi

Apakah menurut Anda saat ini adalah waktu yang sesuai untuk pindahnya ibu kota?


Peringati Hari Anti Korupsi Sedunia, Novel Baswedan: Kita Harus Sadar Dampak Jangka Panjang Korupsi

Korupsi itu berbahaya. Sadar ataupun tidak, korupsi akan semakin menyebabkan kesengsaraan yang berkepanjangan,” kata Novel Baswedan, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Andalas, Selasa (10/12/2019). Novel mengungkapakan, korupsi terus terjadi salah satunya dikarenakan masyarakat tidak merasakan atau mendapatkan efek langsung dari tindakan tersebut, oleh karena itu banyak yang tidak acuh. “Kita harus bisa berpartisipasi secara konkrit, korupsi terjadi karena kita tidak merasakan efek langsungnya. Upaya berpartisipasi dalam perjuangan melawan korupsi itu penting. Korupsi akan semakin kuat kedepannya; kemiskinan dimanamana, dan hak-hak atas pendidikan dan kesehatan juga akan ikut terkena imbas,” tuturnya. Menurut Novel, cara memberantas korupsi ialah dengan membangun karakter positif dan menanamkan kepekaan dalam diri. “Jika hanya belajar tapi tidak membangun

karakter diri, maka kita berada di posisi yang salah. Orang yang punya kesuksesan besar adalah orang yang punya landasan kuat membangun karakternya, dan itu ada kaitannya dengan Kepedulian terhadap urusan orang lain,” ujarnya. Dengan memperingati hari Anti Korupsi dan Hak Asasi Manusia Internasional, Novel berharap mahasiswa dan generasi millenial semakin lama samakin sensitif dengan dampak korupsi. Korupsi terjadi dan meluas sedemikian rupa seolah tidak terjadi apa-apa. Ia juga menginginkan agar masyarakat dapat terus berupaya agar korupsi bisa dieliminasi dari negara Indonesia, walaupun keberpihakan politik di negeri tidaklah demikian. Terkait kasus yang ia alami ia berpendapat bahwa itu sudah diatur oleh tuhan untuk dirinya dan ia bersyukur karena pastilah terbaik untuk saya dari tuhan. “Itulah yang membuat saya bersemangat untuk berbuat suatu hal yang baik dan positif. Saya selalu berjuang untuk memilih jalan kebenaran seperti apapun resiko dan ancaman yang akan saya hadapi,” ova Yova tuturnya. <Icha, Y

Foto: Icha

KORUPSI : Penyidik KPK Novel Baswedan menyampaikan peranan milenial dalam memberantas korupsi di Kolam PKM Unand (10/12/2019).

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Unand Raih Akreditasi A

P

rogram studi (Prodi) Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Universitas Andalas (Unand) resmi meraih akreditasi A setelah dikeluarkannya surat keputusan Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) pada 30 November 2019 lalu. Hasil ini diperoleh setelah pengajuan Re-akreditasi pada tahun 2018. Prodi IKM mulanya berada dibawah Fakultas Kedokteran Unand, namun pada tahun 2012 berdiri sendiri menjadi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM). Setelah tujuh tahun berdiri akhirnya IKM mendapat akreditasi A. Dekan FKM, Defriman Djafri mengungkapkan bahwa meskipun sudah terakreditasi A, mutu dan kualitas harus tetap ditingkatkan. “Mutu kita harus terus ditingkatkan, karena ada istilah quality improvement continue artinya peningkatan kualitas yang berkelanjutan. Karena akreditasi ini naik turun, jika tidak diatur rekomendasi dari asesor bisa jadi akreditasi turun,” jelas Defriman saat

Foto: Icha AKREDIT ASI : Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Unand Resmi Meraih AKREDITASI Akreditasi A (10/12/2019).

diwawancarai kru Genta Andalas di Dekanat FKM, Selasa (10/12/2019). Defriman menambahkan untuk kedepannya prodi IKM akan dipersiapkan untuk akreditasi AUN QA. Setidaknya dosen tim borang akan dilatih untuk mempelajari instrumen penilaiannya. Defriman menargetkan akreditasi AUN QA prodi IKM pada tahun 2021, meskipun pada visi FKM sendiri target internasional itu tahun 2024. “Tahun 2018-2020 target kita menjadi unggulan nasional dan Alhamdulillah sudah tercapai, dari 200 lebih prodi IKM di Indonesia hanya delapan prodi IKM yang A, dan Unand salah satunya,” kata Defriman. Rani Pratama Putri seorang mahasiswa prodi IKM angkatan 2016 mengungkapkan bahwa hal ini merupakan suatu pencapaian yang luar biasa mengingat usia fakultas yang masih terbilang baru. “Ini merupakan suatu pencapaian yang luar biasa dan membanggakan. Harapannya untuk kedepan semoga akreditasi ini bisa dipertahankan,” kata Rani. < Icha, Y ova Yova

Dumas Genre, Manfaatkan Medsos Sebagai Sarana Sosialisasi Bagi Mahasiswa Apatis

M

Foto: Y ova Yova DUMAS GENRE : Pemberian plakat kepada winner duta mahasiswa genre Unand 2019 (7/12/2019).

alam puncak pemilihan Duta Mahasiswa (Dumas) Generasi Berencana (Genre) Universitas Andalas (Unand) sukses dihelat di Aula Fekon Jati, dari 14 orang finalis Dumas Genre, Fandi KartikaFoto: dan Chelsi Dwi Nurul Maharani berhasil merebut gelar Dumas Genre putra dan putri Unand 2019. Dumas Genre putra Unand 2019, Fandi Kartika (Teknik Pertanian 2018). Optimis dengan menggunakan Media Sosial (Medsos) sebagai sarana sosialisasi akan lebih mampu mempengaruhi mahasiswa yang cenderung apatis pada kebanyakan masalah remaja dan lingkungan yang terjadi di wilayah Unand. “Melihat kondisi remaja sekarang ini banyak yang cenderung apatis dan tidak peduli dengan lingkungan, jadi kita sebagai influenser atau sebagai orang yang bisa dicontoh harus bisa mengajak mereka untuk aktif dalam kegiatan yang positif. Salah satu cara mempengaruhinya yaitu dengan menggunakan media sosial,” kata Fandi saat diwawancarai kru Genta Andalas, Sabtu (7/12/2019) di Aula Fekon Jati Unand.

Tidak berbeda dengan Fandi, Chelsi Dwi Maharani (Proteksi Tanaman 2019) sebagai Dumas Genre putri Unand 2019. Ia ingin meningkatkan kualitas generasi muda dengan melakukan sosialisasi secara langsung maupun melalui medsos kepada para remaja. “Karena sudah banyak sekali permasalahan remaja, jadi sebagai duta Genre yang akan menjadi rule model harus mampu mengajak remaja untuk menerapkan gaya hidup sehat dan menunda usia perkawinan. Caranya dengan mempromosikan program Genre dengan face to face dan juga bisa dengan menggunakan media sosial serta memanfaatkan teknologi yang ada,” kata Chelsi. Ketua umum UKM Pikmag Unand Syahadatul Husni juga menyampaikan harapannya agar pemenang Dumas Genre yang akan diutus mewakili Unand ke tingkat Kota Padang untuk bisa lebih berkontribusi lagi di Pikmag. Selain itu, diharapkan mereka bisa menjadi contoh ova bagi generasi muda lainnya. <Acha, Y Yova


Minimnya Partisipasi Warga KM Unand dalam Pemira 2019

P

elaksanaan Pemilihan Raya (Pemira) Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Andalas (Unand) 2019 kurang mendapat sambutan baik dari warga KM Unand. Terlihat dari banyaknya mahasiswa yang memilih untuk golput atau tidak ikut andil dalam Pemira. Pemira yang dilaksanakan pada hari ini untuk memilih calon Dewan Perwakilan Mahasiswa (ca DPM) tingkat Unand yang terbagi atas lima Dapil. Dapil 1 berada di Fakultas Ekonomi, Fakultas Peternakan, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi Kampus II Payakumbuh dan Fakultas Peternakan Kampus II Payakumbuh. Dapil 2 terdiri dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Teknik, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dapil 3 terdiri dari Fakultas Hukum, Fakultas Keperawatan dan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Dapil 4 terdiri dari Fakultas Farmasi, Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Kedokteran Gigi. Sementara untuk Dapil 5 terdiri dari Fakultas Pertanian, Fakultas Teknologi Informasi, dan Fakultas Pertanian Kampus III Dharmasraya. Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bayu Adetya menjelaskan bahwa untuk pelaksanaan Pemira ini sudah

dilakukan penyebarluasan informasi sebagaimana semestinya, agar warga Unand tahu bagaimana proses jalannya Pemira. “Informasi sudah disampaikan dengan sangat baik, melalui mulut ke mulut, undangan, bahkan di media sosial pun sudah kita lakukan,” ungkap Bayu saat diwawancarai kru Genta Andalas via Whatsapp, Rabu (27/11/2019). Salah satu mahasiswi jurusan Agroteknologi angkatan 2019 Putri mengaku memilih golput karena tidak tahu dengan calon-calon dari DPM sendiri. “Saya tidak ikut memilih karena kurang tahu dengan calon dari DPM, dan untuk informasi yang diberikan juga masih kurang, buktinya masih banyak juga yang tidak tahu dengan calon-calon tersebut,” ungkap Putri. Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini tidak dilakukan pencoblosan untuk Calon Presiden Mahasiswa (Capresma) dan Calon Wakil Presiden Mahasiswa (Cawapresma) dikarenakan mundurnya Capresma nomor urut 2, dan tidak diberlakukannya pemilihan dengan melawan kotak kosong. “Pelaksanaan pemilihan kotak kosong itu dilakukan bila paslon mengundurkan diri dari awal pelaksanaan

Foto: Icha COBLOS : Seorang mahasiswa menggunakan hak pilihnya saat Pemira KM Unand di Gedung Kuliah C, Rabu (27/11/2019). Pemira, sementara yang terjadi kemarin itu paslon mundur di tengah jalan. Jadi karena tidak bisa dilakukannya pemilihan kotak kosong maka paslon nomor urut 1 naik

untuk menjadi Presma dan Wapresma KM Unand selanjutnya,” jelas Bayu. < Ariesta

Mobil Tabrak Belasan Sepeda Motor, Korban dirujuk ke RS Semen Padang ecelakaan lalu lintas yang melibatkan satu unit mobil dan 14 sepeda motor pada Minggu (17/11/2019) lalu mengakibatkan seorang Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, M. Fikri menjadi korban dan terluka parah.

K

yang ditabrak tersebut menjelaskan bahwa Fikri berada di parkiran saat tabrakan terjadi. “Malam itu, tiba-tiba ada mobil melaju kencang menabrak motor yang terparkir di trotoar jalan depan kontrakan. Saya dan teman-teman langsung

Ikhsan Ilham yang melihat kejadian dan juga pemilik satu dari beberapa sepeda motor

mengangkat mobil ketika mendengar teriakan seseorang di bawah kolong mobil.

Korban sebelumnya berada di parkiran, baru memarkirkan motornya,” ungkap Ikhsan saat diwawancarai kru Genta Andalas pada Senin (18/11/2019). Setelah dikeluarkan dari bawah kolong mobil, Fikri yang menjadi korban saat tabrakan itu langsung dilarikan ke Rumah Sakit Unand karena mengalami beberapa luka yang cukup serius. “Korban langsung dilarikan ke rumah sakit unand setelah dikeluarkan dari bawah kolong mobil. Korban mengalami luka-luka dan yang paling serius di bagian mata,” sambung Ikhsan. Dokter RS Unand, Fajar memberikan kejelasan bahwa korban mengalami luka berat dan telah dirujuk ke Rumah Sakit Semen Padang. “Korban kecelakaan bernama M.Fikri mengalami beberapa luka, robek di bagian mata dan ada yang patah di bagian bahunya, sehingga harus mendapatkan rawat inap. Saat ini korban sudah dirujuk ke Rumah Sakit Semen Padang.” jelas Fajar. Menurut keterangan Kanit Laka

Tafdil Husni: PTN-BH adalah Potensi yang Harus Dimanfaatkan

Simpang Siur Asal Fakultas EY, Tersangka Penggelapan BPKB

D

osen Unand berinisial EY diduga melakukan penggelapan mobil dengan modus meminjam Buku Pemilik Kendaran Bermotor (BPKB). Dari data yang dihimpun Genta Andalas, dosen tersebut berasal dari Fakultas Pertanian. Telah dilakukan pengecekan di Fakultas Pertanian terhadap dosen terkait dan EY bukanlah dosen di fakultas tersebut. Dekan Fakultas Pertanian, Munzir Busniah membenarkan hal ini ”Telah dilakukan pengecekan dan dosen tersebut tidak berasal dari Fakultas Pertanian,” konfirmasi Munzir saat dihubungi kru Genta Andalas, Selasa(10/12/2019). Di sisi lain, ada yang menyebut

dosen tersebut berasal dari Fakultas Peternakan. Hingga berita ini diturunkan, Genta Andalas terus berupaya untuk informasi lebih lanjut. Dilansir dari Kompas.com, kejadian tersebut dimulai pada 2013 lalu dimana EY meminjam BPKB NH (51) yang masih keluarganya sendiri. Setelah menghilang tiga tahun, rupanya pada 2018 tersangka kembali menggadaikan BPKB korban dan tidak mampu membayar ke pihak leasing sehingga mobil korban ditarik oleh pihak leasing. Dalam kasus ini korban <Efi, mengalami kerugian Rp 120 juta.< Rahma

Lantas Padang, Efriadi mengatakan bahwa pengemudi datang dari arah barat menuju arah timur dengan kondisi mengantuk. “Pengemudi datang dari arah barat menuju timur atau dari arah Simpang Pasir menuju gerbang kampus Unand. Sebelum menabrak motor, pengemudi mobil sudah kehilangan kesadaran akibat mengantuk dan mobil menjadi oleng,” jelas Efriadi saat diwawancarai kru genta andalas di ruangannya. Efriadi menambahkan bahwa pengemudi telah diamankan di Kantor Polisi Laka Lantas Padang. Proses hukum belum bisa dijatuhkan karena pengemudi masih dibawah umur. “Untuk sementara waktu pengemudi telah diamankan di kantor untuk kemudahan penyidikan lebih lanjut, dan proses hukum belum bisa dijatuhkan karena status pengemudi masih di bawah umur,” tambah Efriadi. Kecelakaan ini ditaksir menyebabkan kerugian sebesar 25 juta. < Anggi, Geliz

Unand harus mencapai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH),” jelas Tafdil Husni, Rektor Unand 2015/2019 ketika diwawancarai kru Genta Andalas pada acara Pisah Sambut Rektor Universitas Andalas di Auditorium Unand, Rabu (27/11/2019). Dia menjelaskan bahwasannya kampus yang berstatus PTN-BH akan memiliki banyak keuntungan disamping fleksibilitas dalam mengatur kampus, seperti bidang akademik, manajemen administrasi, dan keuangan. “Pemerintah juga menganjurkan PTN agar mencapai standar World Class University melalui PTN-BH, jadi jika tidak

dimanfaatkan akan rugi sekali,” jelas Tafdil. Unand sudah mencapai klaster satu selama empat tahun terakhir, hal ini menjadi alasan Tafdil mengharapkan agar Unand dapat menyandang status PTN-BH. “Persyaratan PTN-BH tidak seketat sebelumnya, di mana perguruan tinggi harus menempati klaster pertama tingkat nasional, sedangkan Unand sudah mencapai syarat ini sejak 4 tahun yang lalu,” jelasnya. Saat ini Unand telah resmi mendaftarkan diri menjadi PTN-BH dan sedang dalam masa peralihan, bersamaan dengan Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Sebalas Maret. <Geliz, Tiwi

Selengkapnya kunjungi portal berita www.gentaandalas.com


Potret Kesibukan Bandara Internasional Minangkabau

Foto: Aat GA WAI : Seorang penumpang menunggu keberangkatan kereta Bandara GAW Internasional Minangkabau sambil memainkan gawainya, Jumat (15/11/ 2019).

Foto: Aat MENUNGGU : Dua orang anak duduk di kereta dorong menunggu keberangkatan di Bandara Internasional Minangkabau, Jumat (15/11/2019).

Foto: Aat KELUAR : Beberapa mobil pengunjung keluar dari Bandara Internasional Minangkabau, Jumat (15/11/2019).

Foto: Aat POTRET : Salah seorang pengunjung bandara memotret gambar dari atas lorong penyeberangan kereta api di Bandara Internasional Minangkabau, Jumat (15/11/2019).

Foto: Aat BERMAIN : Anak anak bermain kereta dorong di Bandara Internasional Minangkabau, Jumat (15/11/2019).

Foto: Aat MASUK : Para penumpang masuk ke dalam Bandara Internasional Minangkabau, Jumat (15/11/2019).


Komunitas EYG, Mengabdikan Diri Untuk Pendidikan Negeri yang Lebih Baik Oleh : Nurul Anisa Azwir*

K

ualitas pendidikan masih menjadi salah satu masalah yang belum terselesaikan di negeri yang kaya akan sumber daya alam ini. Berbagai faktor menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, tidak terkecuali faktor lingkungan terpencil dan pola pikir primitif masyarakat. Hal tersebut yang menjadi kegelisahan founder Komunitas Excellent Young Generation (EYG) Liska Andani dan temannya Diko Arianto. Berangkat dari keprihatinan mereka terhadap pendidikan, lahirlah Komunitas EYG untuk menghadapi tantangan zaman. Komunitas EYG resmi berdiri pada 17 Desember 2016 silam. Liska menjelaskan, di awal terbentuknya Komunitas EYG, tujuan utamanya hanya terfokus kepada pendidikan siswa tahun akhir Sekolah Menengah Atas (SMA), untuk membantu para siswa agar bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Luas cakupannya pun hanya sebatas SMA di sekitaran Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman, daerah asal dari dua founder Komunitas EYG. Melalui Komunitas ini Liska ingin mengajak generasi muda terutama mahasiswa untuk mengingat kembali Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat. Orientasi yang diberikan kepada siswa SMA merupakan tahap awal sistem penerimaan mahasiswa baru, yaitu jalur undangan. “Kebetulan saya dan Diki berasal dari mahasiswa undangan, jadi kami menjelaskan kiat-kiat agar bisa lulus di jalur tersebut. Berharap agar adik-adik dari

P e r a n komunitas EYG disini sebagai pihak yang memberitahukan bahwa di dunia perkuliahan ada banyak beasiswa bagi mahasiswa terdaftar. Terlebih di zaman gadget sudah menjamur, semua hal menjadi mudah d i j a n g k a u . Komunitas EYG akan mengarahkan penggunaan gadget untuk mencari lebih Dok : Pribadi banyak informasi terkait perkuliahan, SOSIALISASI : Komunitas EYG ketika melakukan bukan hanya sekedar sosialisasi untuk siswa SMA fungsi hiburan seperti bermain games. “Karena kebanyakan Kampung Dalam bisa lebih banyak lulus di orang terkadang tidak peka dan tidak sadar jalur undangan,” tutur Liska saat ditemui tentang fungsi gadget untuk mencari kru Genta Andalas di Universitas Negeri informasi,” tambah Liska. Pembelajaran dan pengarahan Padang, Selasa (12/11/2019). Tantangan terberat yang yang diberikan Komunitas EYG pada siswa harus dihadapi Liska adalah minimnya SMA Kampung Dalam menghasilkan minat siswa dan masyarakat terhadap peningkatan jumlah siswa yang diterima pendidikan lanjut setelah SMA. Persepsi jalur undangan. Sementara yang tidak lulus mencari kerja untuk keberlangsungan hidup tetap bersemangat untuk mengikuti ujian lebih penting dari pada belajar materi di SBMPTN. Ini adalah suatu kemajuan, kelas menimbulkan sikap apatis di kalangan sehingga untuk itu pendidikan yang masyarakat khususnya di Kampung Dalam. diberikan tidak berhenti di tingkat SMA Faktor ekonomi dan mayoritas profesi saja, kini komunitas EYG juga telah masyarakat yang bertani juga menjadi merambah ke jenjang SD dan SMP. perhitungan dikarenakan biaya kuliah yang Metodenya berupa pengajaran di dalam kelas dengan rentang waktu sekitar dua jam tidak murah.

pelajaran dalam satu hari. Liska menuturkan selain di bidang pendidikan, Komunitas EYG memiliki dua bidang lain, yaitu sosial masyarakat dan kreativitas dan pengembangan. Salah satu contoh kegiatan di bidang sosial masyarakat adalah Ramadhan Fair . Di sana diselenggarakan lomba pidato dai, open donasi bagi yatim piatu dan duafa, serta sosialisasi kepemudaan. Beberapa waktu yang lalu juga diadakan Parade Busana Muslim dan Muslimah. “Acara tersebut merupakan pencapaian terbesar kami karena bisa mendatangkan duta busana favorit se-Sumatra Barat kala itu,” ujar Liska. Tahun ini menjadi tahun ke-4 Komunitas EYG melakukan open recruitment. Perekrutan anggota termasuk ke dalam bidang kreativitas dan pengembangan yang lebih memperhatikan hal-hal bernilai seni. Selain itu, untuk mengembangkan anggota komunitas EYG mengadakan acara Family Gathering, sekaligus dalam rangka saling mengenal dan memperat internal Komunitas EYG sendiri. Hinaan dan kata-kata miring tentu saja ada di setiap langkah perintisan, namun Komunitas EYG berhasil meruntuhkan hal tersebut dengan prestasi yang berasil di torehkannya. “Hidup mendefinisikan sukses kepada seberapa besar peran dan kebermanfaatan kita untuk kehidupan,” pungkas Liska.

*P enulis merupak an Mahasiswa *Penulis merupakan Jurusan Ilmu Huk um FFak ak ultas Hukum akultas Hukum Universitas Andalas


Potensi Wisata Sastra Di Sumatera Barat Oleh : Ronidin*

K

eberadaaan wisata sastra di Sumatra Barat menarik untuk diperbincangkan. Sebagai daerah yang banyak melahirkan sastrawan dan karya sastra yang besar, daerah ini memiliki branding wisata sastra yang layak jual. Akan tetapi, hal itu belum terkelola dengan baik. Sejauh ini, kepopuleran karya sastra yang potensial sebagai alat promosi wisata sastra belum dimanfaatkan secara maksimal. Sumatra Barat memiliki beberapa destinasi wisata yang mendapat promosi dari kepopuleran sastra, baik melalui tokoh sastra maupun melalui karya sastra mereka. Destinasi tersebut diantaranya wisata sastra Batu Malin Kundang, Kawasan Siti Nurbaya, Danau Maninjau, dan beberapa daerah lainnya. Pertama, wisata sastra Batu Malin Kundang yang terletak di Pantai Air Manis, Padang. Dalam versi kaba, Batu Malin Kundang mengisahkan tentang seorang pemuda yang dikutuk menjadi batu oleh ibunya karena menjadi anak durhaka. Pemuda itu tidak mau mengakui seorang perempuan tua dan buruk rupa sebagai ibunya karena merasa malu di hadapan istri dan para anak buahnya. Karena kutukan sang ibu, pemuda itu, Si Malin Kundang beserta seluruh isi kapalnya berubah menjadi batu. Saat ini, batu Si Malin Kundang itu menjadi objek wisata yang ramai dikujungi oleh para wisatawan. Para wisatawan datang ke sana untuk melihat sosok Si Malin Kundang yang telah membatu itu. Bagi masyarakat setempat, batu Si Malin Kundang dianggap sebagai sebuah fakta sejarah yang benar-benar nyata, meskipun pada mulanya kisah Malin Kundang adalah sebuah cerita dalam pertunjukan kaba. Dari cerita kaba inilah legenda Malin Kundang bertransformasi ke bentuk lain sehingga kisah Malin Kundang menjadi familiar di tengah masyarakat. Sejumlah tokoh yang pernah mentransformasi kaba Malin Kundang ini ke bentuk lain seperti A. A. Navis, Wisran Hadi, dan Khairul Harun. A. A. Navis menulis cerpen parodi Malin Kundang, Ibunya Durhaka , sedangkan Wisran Hadi dan Khairul Harun menghadirkan Malin Kundang dalam bentuk pementasan teater. Bahkan pada tahun 2005 stasiun televisi SCTV pernah menayangkan sinetron bersambung berjudul Malin Kundang. Sinetron ini mengambil tema dari kaba Malin Kundang walaupun mengubahnya ke bentuk kehidupan modern. Berkat berbagai transformasi yang dilakukan, cerita Malin Kundang menjadi populer. Hal ini merupakan potensi yang dapat dijual untuk pengembangan objek wisata di Pantai Air Manis. Didukung pula oleh sikap masyarakat yang menganggap bahwa Malin Kundang ada di dunia nyata, bukan sebagai sesuatu yang fiktif hasil karya sastra. ...sambungan dari halaman 5 pada malam hari, karena perkuliahan selesai jam enam sore,” katanya. Selain itu, pihak kemahasiswaan hendaknya menjadi pendukung utama jika ada mahasiswa yang ingin mengikuti lomba. Terutama dalam masalah pendanaan, sudah semestinya diberikan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatannya. Kebijakan dana operasional UKM juga menjadi hal yang diharapkan Abdis agar lebih diperhatikan lagi. Pemberian dana operasional yang dilakukan bertahap menurutnya malah menyulitkan mahasiswa. “Dana tersebut sebaiknya diberikan sekaligus, tidak perlu

Kedua, wisata sastra kawasan Siti Nurbaya. Bersebelahan dengan Pantai Air Manis, sekitar 5 km ke arah utara, tepatnya di kawasan Batang Arau Muaro, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang terdapat kawasan wisata Gunung Padang atau yang lebih dikenal dengan Bukit Siti Nurbaya. Kawasan ini dulunya menjadi latar roman Sitti Nurbaya karya Marah Rusli. Roman ini menjadi sangat popular karena dianggap sebagai roman awal kesustraan Indonesia modern yang mengangkat persoalan kehidupan sehari-hari pada masa itu, meskipun banyak pembaca yang berpendapat bahwa temanya persoalan kawin paksa. Jika kemudian ada orang tua yang memaksa anaknya menikah dengan pilihan mereka, maka akan muncul istilah sekarang bukan zaman Siti Nurbaya. Roman Sitti Nurbaya semakin dikenal setelah pada tahun 1991 Televisi Republik Indonesia (TVRI) mentransformasinya dalam bentuk sinetron mini seri. Sinetron ini sangat sukses dan ditunggu-tunggu oleh jutaan penonton pada masanya. Bahkan para pemainnya seperti Novia Kolopaking kemudian diidentikkan dengan Siti Nurbaya, Gusti Randa dengan Samsul Bahri, dan Him Damsyik dengan Dt. Maringgih. Bahkan karena perannya tersebut Him Damsyik sempat dibenci oleh masyarakat penonton selama beberapa kurun waktu. Kepopuleran roman dan sinetron Siti Nurbaya mendorong promosi wisata di kawasan Gunung Padang. Apalagi dalam kenyataan sehari-hari pada saat ini, terutama bagi masyarakat setempat, banyak yang mempercayai bahwa tokoh Siti Nurbaya dan Samsul Bahri benar-benar hidup di dunia nyata dan terkubur di puncak Gunung Padang itu. Kisah hidup sepasang kekasih ciptaan Marah Rusli itu telah “dihidupkan” menjadi sebuah realitas faktual, bukan lagi sekedar fiksi. Kuburan yang ada di atas gunung itu dipercayai sebagai kuburan Siti Nurbaya dan Samsul Bahri. Banyak orang datang ke puncak gunung itu hanya untuk menyaksikan dari dekat kuburan Siti Nurbaya dan Samsul Bahri tersebut. Memanfaatkan situasi yang ada, Pemko membangun sebuah jembatan penyeberangan yang megah yang diberi nama Jembatan Siti Nurbaya. Kepopuleran nama Siti Nurbaya mendorong kawasan Gunung Padang yang indah ini menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan. Apalagi sejak awal tahun 2018 kawasan ini semakin bertambah ramai dengan dibukanya jalan baru menuju Pantai Air Manis. Selain itu, untuk mendukung promosi wisata sastra Siti Nurbaya, setiap tahun juga diselenggarakan festival Siti Nurbaya oleh Pemko Padang. Berbagai event sastra dan budaya dilaksanakan pada kegiatan ini. Akan tetapi, sejauh ini keberadaan aspek sastra terutama terkait

dengan pemanfaataan roman Siti Nurbaya sebagai bagian dari aspek wisata sastra belum terlaksana. Wisatawan tidak akan menemukan roman karya Marah Rusli itu dijual di sana, atau hanya sekedar cuplikancuplikan roman yang dipajang di sekitar lokasi wisata. Jadi, masyarakat baru sekedar mengenal nama Siti Nurbaya saja, belum mengenal aspek sastra Siti Nurbaya-nya. Inilah potensi wisata literasi yang bisa dikembangkan oleh Pemko Padang selain aspek lingkungan. Selain objek wisata sastra Malin Kundang dan Siti Nurbaya yang ada di Kota Padang sebagai ibukota provinsi Sumatra Barat yang secara langsung berafiliasi dengan karya sastra, banyak pula tempat lain di kabupaten/kota yang mulanya hanya hidup dalam karya sastra kemudian “dihidupkan” dalam dunia nyata. Sebaliknya, ada pula tempat-tempat yang indah dan eksotis dimanfaatkan oleh para pengarang sebagai setting dalam karya sastra mereka. Tempat-tempat yang menjadi latar utama dalam karya sastra seperti roman atau novel, kemudian menjadi kawasan wisata yang ramai dikunjungi. Seperti Kelok 44 dan kawasan Danau Maninjau di Maninjau, Kabupaten Agam, kemudian ada pula desa-desa wisata di selingkaran Kota Bukittinggi, kawasan di Kota Padang Panjang dan Kampung Batipuh di Kabupaten Tanah Datar, Nagari Koto Anau dan Sirukam di Kabupaten Solok. Novel Kemarau Karya A. A. Navis dan Novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi menggunakan setting selingkaran Danau Maninjau dan Kelok 44 yang melingkari bukit di kawasan Maninjau, Agam. Dalam Kemarau Navis melukiskan suasana alam Danau Maninjau yang indah dan permai di lingkungi oleh sawah-sawah terasering yang berjenjang di pinggang-pinggang bukit. Begitu pula A. Fuadi dalam Negeri 5 Menara (2013: 15) menyebutkan kawasan Danau Maninjau seperti kuali raksasa dari puncak bukit kelok 44. Permukaan danaunya terlihat tenang berkilau-kilau, biru, dan sangat indah. Pesona alam yang indah inilah yang menjadi daya tarik wisata Danau Maninjau. Melalui novel dan film tempat ini dikenalkan kepada orang banyak. Orang-orang bisa mengenal Maninjau sebagai wisata sastra bukan hanya karena ada museum Hamka saja, tetapi juga karena ada Sutan Duano dan Alif Fikri yang menjadi tokoh novel Kemarau dan Negeri 5 Menara. Potensi ini dapat dimanfaatkan oleh pengelola wisata setempat untuk mengembangkan wisata berbasis sastra. Masyarakat juga dapat membangun kampung-kampung wisata sastra seperti Kampung Sutan Duano, Surau Sutan Duano, Kampung 5 Menara atau Kampung Alif Fikri, dan sebagainya. Hal yang sama juga dapat dilakukan di Ngarai Sianok di Bukittinggi.

menunggu UKM tersebut mengadakan kegiatan baru dana diturunkan,” harapnya. Lain halnya dengan Mona, ia menginginkan ada pembaharuan dalam meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana di Unand, bus kampus misalnya. Ia berharap agar Unand bisa memperbanyak jumlah armada bus yang ada serta diperbaiki dalam segi kualitasnya. Hal ini juga menjadi sebuah catatan dalam janji Yuliandri sebelumnya untuk memperbaiki pelayanan bus kampus baik di kampus I, II, maupun kampus III. Mahasiswa Hukum lainnya, Dinda turut menaruh harapan kepada rektor yang akrab disapa Prof An itu. Hal yang dikeluhkan oleh mahasiswa masih mengenai fasilitas kampus, seharusnya itu juga menjadi

perhatian penting Yuliandri sebagai pemimpin Unand saat ini. “Saya berharap beliau dapat memajukan Unand selama kepemimpinannya, serta menjadikan fasilitas sarana dan prasarana di kampus bisa lebih baik lagi dan layak pakai,” katanya. Selain itu, Dinda berharap agar aturan tegas terhadap kawasan bebas rokok di Unand lebih digalakkan lagi. Slogan ‘Kampus Hijau’ bukan hanya sebatas kata yang dipajang saja, melainkan cerminan dari warga Unand itu sendiri. “Mengenai kawasan bebas rokok di Unand, perlu adanya kebijakan tegas akan hal itu,” tambah Dinda. Background Yuliandri yang berasal dari FH menjadi warna baru dalam

Dok. Pribadi Sejauh ini, kampung indah di pinggir Kota Bukittinggi ini memang sudah ramai dikunjungi sebagai destinasi wisata alam, akan tetapi perlu dikombinasikan dengan memanfaatkan karya sastra sebagai faktor pendukung. Kawasan ini dikenal sebagai setting roman klasik Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis St. Sati. Roman ini juga sangat populer dan juga sudah disinetronkan oleh TVRI, menyusul kesuksesan sinetron Siti Nurbaya . Kepopuleran roman Sengsara Membawa Nikmat dengan tokoh Midun dan Kacak dapat pula diorbitkan menjadi branding wisata sastra di kawasan ini. Sementara itu, di Kota Padang Panjang, 30 menit dari kota Bukittinggi ke arah selatan dan merupakan gerbang perlintasan Padang Bukittingi dan Bukittinggi Solok, juga memiliki potensi wisata sastra yang luar biasa. Selain Rumah Puisi Taufik Ismail yang sudah menjadi branding wisata sastra di sana, kawasan Padang Panjang merupakan rumah kedua Hamka setelah Maninjau. Di kota inilah Hamka menyerap banyak inspirasi untuk menulis novel Tenggelamnya Kapal Vander Wicjk yang juga sudah ditransformasi ke film. Kampung Batipuah dan suasana Padang Panjang yang indah dan asri seperti digambarkan dalam Lonceng Cinta di Sekolah Guru karya Khairul Jasmi menjadi potensi wisata sastra yang menarik. Sayang, hal ini belum menjadi perhatian pengelola wisata setempat. Demikianlah, Sumatra Barat memiliki potensi wisata sastra yang menjanjikan. Jika ini dapat dikelola dengan baik, maka rencana untuk menjadikan Sumatera Barat sebagai Bali lain di Indonesia bisa dicapai. Mudah-mudahan ke depan potensi ini jadi perhatian. Wallahualam Bishawab. *P enulis merupak an *Penulis merupakan Dosen Sastra Indonesia Fak ultas Ilmu Budaya Unand akultas pemerintahan Unand. Yuliandri memiliki kedekatan dengan mahasiswa, terlihat saat sebelum dilantik beliau pernah ikut andil dalam kegiatan mahasiswa ketika aksi save KPK beberapa bulan lalu. “Bisa dikatakan rektor kali ini lebih terbuka terhadap aspirasi dengan diadakannya rapat bersama dosen muda beberapa waktu lalu,” tutur Abdis. Unand menginginkan sosok pemimpin yang benar-benar mau menunaikan semua janji-janjinya, karena akan berdampak pada Unand ke depannya. “Kami harapkan janji-janji yang beliau ucapkan bisa beliau tunaikan,” harap Abdis. < Suhada, Linda, Acha, Rahma, Geliz, T iwi Tiwi


Merawat Toleransi dalam Bingkai Kebhinnekaan Oleh : Muhammad Hafidz*

B

hinneka Tunggal Ika merupakan semboyan khas yang melekat di dalam diri bangsa Indonesia dan merupakan falsafah yang berarti walaupun berbeda -beda tetapi tetap satu. Semboyan ini merujuk kepada latar belakang bangsa Indonesia yang memiliki kekayaan budaya yang sangat beranekaragam. Hal itu menjadikan bangsa Indonesia sebagai negara yang heterogen dengan beragam suku, agama, ras, dan budaya yang sangat variatif. Keberagaman itu dihimpun dan dipadukan dalam satu rajutan prinsip, yakni Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini membentuk setiap masyarakat dengan segala kemajemukannya dapat hidup rukun dengan semangat gotong royong, penuh khidmat, dan juga saling menghargai satu sama lain (toleransi). Mengingat kembali bagaimana proses dari kemerdekaan Indonesia yang diperjuangkan para pahlawan. Tanpa adanya semangat toleransi dalam bentuk spirit kebersamaan dari tiap-tiap kelompok yang heterogen, maka para pahlawan tidak akan berhasil untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah dan kita sebagai anak cucunya tak akan pernah merasakan yang namanya kemerdekaan Indonesia. Lalu ketika proses formulasi dasar negara yakni pancasila dengan pelbagai dialektika yang apik dari tiap-tiap tokoh pada saat itu. Terkait mengenai sila pertama, yang berbunyi “ Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya”. Hal ini menjadi salah satu bahan yang cukup hangat diperdebatkan karena menyangkut perihal ketuhanan. Kenapa hanya terfokus kepada agama islam saja? Sedangkan y a n g berjuang tidak

hanya tokoh Islam saja, banyak tokoh yang ikut berpartisipasi dalam kemerdekaan Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang. Karena berbagai macam pertimbangan dan dinilai tidak dapat mengakomodir kepentingan bersama, maka sila pertama disempurnakan menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa”. Banyak contoh yang dapat kita jadikan sebagai cerminan, bahwasannya budaya toleransi di Indonesia sudah ada sebelum Indonesia merdeka dan toleransi menjadi suatu aspek yang sangat penting, karena tanpa adanya toleransi dan spirit kebersamaan, kita tak akan merasakan buah perjuangan para pahlawan kemerdekaan Indonesia secara utuh sampai saat sekarang ini. Harapan ideal yang dicita-citakan bangsa Indonesia saat ini nampaknya mulai terdegradasi oleh virus yang merusak, sehingga menurunkan spirit saling menjaga keutuhan satu sama lain. Hal ini terbukti dari banyaknya kasus kegagalan dalam merawat toleransi antar sesama masyarakat Indonesia yang heterogen. Beberapa kasus Intoleran yang pernah terjadi di Indonesia antara lain penyerangan Klenteng di Kediri, Kebaktian di Sabuga Bandung di bubarkan oleh ormas Islam, Biksu yang dilarang beribadah di Tanggerang, penyerangan gereja dengan bom molotov di Samarinda, dan berbagai peristiwa yang menciderai toleransi lainnya. Tentu hal ini menambah catatan kelam akan toleransi di negara Indonesia ini. Bukti bahwa kita sebagai bangsa Indonesia dengan nilai

menjunjung tinggi toleransi mulai memudar. Sikap seperti ini selayaknya harus kita lawan bersama, dan berantas tuntas hingga keakarnya. Sebab, bentuk sikap intoleran menjadi bibit-bibit yang dapat memudarkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang dicita-citakan bangsa ini sejak dulu. Dalam hal ini, perlu adanya proses revitalisasi secara komprehensif terhadap budaya toleransi. Bagaimana kita menghidupkan kembali budaya yang sudah mulai memudar ini menjadi karakteristik toleransi yang kokoh dari masyarakat Indonesia yang heterogen dan variatif dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Ada beberapa cara atau alternatif yang dapat merawat rasa toleransi dengan media Bhinneka Tunggal Ika, yaitu dengan menghilangkan sifat eksklusif dalam diri dan mulai membentuk sifat yang inklusif. Menghilangkan sifat-sifat yang menganggap kelompok kita menjadi bagian yang terpisahkan dan bersifat khusus atau istimewa dari kelompok lain. Namun, mulailah melebur ke dalam masyarakat, menganggap semua kelompok adalah baik, dan menghilangkan sentimen yang berlebihan antar kelompok. Selanjutnya, mencari persamaan bukan mencari perbedaan. Hal ini sering terjadi dalam sebuah konflik antar kelompok yang saling jatuh menjatuhkan dan mencari perbedaan, bukan mencari persamaan yang ada. Sejatinya, toleransi mengajarkan kita mengakomodir kepentingan bersama dari tiap kelompok yang ada.

A c ha

...sambungan dari halaman 7 itu kita berjalan menuju air terjun dari lokasi tempat parkir kendaraan sejauh 700 meter. Melewati jalan setapak di antara kebunkebun dan hutan kecil. Ditemani suasana hutan yang asri dan suara-suara jangkrik khas hutan, menjadi salah satu bagian terbaik dalam perjalanan menuju Air Terjun Lubuk Tempurung. Tidak hanya itu, sembari melewati jalan setapak dengan trek yang tidak terlalu rumit dan sedikit ada tanjakan, jangan lupa melihat-lihat ke sebelah kiri karena di sana kita akan mendapati pemandangan panorama Kota Padang dari sudut yang berbeda. Terlihat dari dataran tinggi itu terbentang Kota Padang yang cukup padat dan di ujungnya terdapat Samudera Hindia yang melintang. Sungguh pemandangan

yang menakjubkan. Jika beruntung, kita akan disuguhi dengan rambutan-rambutan merah yang berjejeran di sepanjang jalan menuju air terjun. Sayangnya, sewaktu hari ketika saya dan teman-teman saya berkunjung ke sana, rambutan di sepanjang jalan setapak masih banyak yang hijau. Tidak hanya rambutan, beberapa pohon buah-buahan juga tersebar di sepanjang jalan setapak ini, seperti durian. Sesampainya di lokasi, kita akan disambut oleh sebuah gubuk kecil di sebelah sungai aliran air terjun yang kecil. Gubuk ini digunakan pengunjung untuk tempat meletakkan barang-barang sebelum mandi ke air terjun atau sebagai tempat ganti baju setelah mandi di sungai dan menikmati keseruan air terjun. Gubuk tersebut tampak seperti bekas tempat orang berjualan karena terdapat beberapa sampah makanan yang

masih berserakan di sekitar gubuk tersebut. Sangat disayangkan dengan adanya sampah berserakan seperti ini. Seharusnya setiap berkunjung ke tempat wisata, apalagi wisata alam, kita harus membuang sampah pada tempatnya atau membawanya pulang jika tidak ada tempat sampah, sehingga lingkungan yang dikunjungi tetap bersih. Bentuk yang unik dan berbeda dari air terjun kebanyakan menjadi nilai keindahan tersendiri dari Air Terjun Lubuk Tempurung ini. Memang tidak seramai Air Terjun Lembah Anai di Padang Panjang, maupun Lembah Harau di Payakumbuh, namun Air Terjun Lubuk Tempurung mampu memberikan ketenangan dan kedamaian sendiri bagi kita yang jenuh dengan hiruk pikuk Kota Padang. Air sungai yang masih jernih dan segar membuat pengunjung betah berlama-lama menikmati suasana damai di dalam hutan

Dok. Pribadi Sebagai bangsa yang cerdas kita perlu menggunakan mindset yang konstruktif mengenai keberagaman. Masyarakat yang memahami makna toleransi dan falsafah Bhinneka Tunggal Ika seyogyanya dapat memahami toleransi dalam arti kata yang membangun, bukan memaknai suatu perbedaan menjadi sebab kehancuran suatu bangsa. Menjunjung tinggi nilai kebersamaan menjadi poin penting dalam hal ini. Setiap elemen dalam masyarakat harus dapat memaknai perbedaan yang ada sebagai suatu semangat dalam kebersamaan dan menjadikan semangat kebersamaan menjadi semangat gotong-royong yang harus diimplementasikan kepada khalayak ramai. Kemudian, rasa saling menghargai sesama kelompok perlu ditingkatkan. Sentimen yang berlebihan dan tak terkontrol didasarkan karena kurangnya rasa saling menghargai dan menghormati antara kelompok satu dengan kelompok lainnya, hingga berdampak kepada peperangan verbal maupun fisik antar kelompok. Cara ataupun alternatif di atas diharapkan dapat menjadi salah satu batu loncatan kita bersama menuju budaya yang dicita-citakan, yakni budaya toleransi dengan bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Seperti ungkapan dari Ridwan Kamil yaitu, “Sejatinya tugas berat yang harus kita laksanakan hari ini adalah mewariskan budaya toleransi kepada anak cucu kita nantinya bukan mewariskan kekerasan yang tak berujung”.

* P enulis merupak an Mahasiswa Penulis merupakan Jurusan Administrasi Publik Fak ultas Ilmu Sosial dan Ilmu P olitik akultas Politik Universitas Andalas tersebut. Ada yang sekedar ingin menikmati air sungai, ada yang berenang, dan ada juga yang memacu adrenalin dengan melompat dari tepian lembah di air terjun tersebut. Lokasi ini sangat cocok untuk didatangi diakhir pekan. Bersama temanteman sepermainan, atau sekedar menikmati akhir pekan bersama keluarga dengan wisata alam. Tidak hanya itu, bagi pecinta fotografi tempat ini sangat cocok dijadikan salah satu objek jepretan dengan latar belakang hutan dan panorama Kota Padang. Tidak kalah pentingnya, kebersihan tempat wisata ini hendaknya menjadi perhatian bersama.

* P enulis merupak an Mahasiswa Penulis merupakan Jurusan Keperawatan Fak ultas Keperawatan akultas Universitas Andalas


Pentingnya Menyadari Kesehatan Mental

Konsultasi

Foto : Nadya Septi Mayang Sarr y, M. P Sarry Psi, si, engajar P sik ologi F ak ultas Pengajar Psik sikologi Fak akultas (Staf P Kedokteran Universitas Andalas)

M

ental Health Promotion and Suicide Prevention (Promosi Kesehatan Mental dan Pencegahan Bunuh Diri) tema kesehatan mental yang dipilih karena kasus gangguan kesehatan mental yang terus meningkat tajam setiap tahunnya, salah satunya adalah bunuh diri. WHO mencatat, setiap 40 detik satu orang meninggal dunia karena bunuh diri, atau sekitar 800.000 jiwa per tahun. Salah satu contoh kasus bunuh diri yang cukup heboh beberapa bulan lalu adalah bintang Korea dari agensi SM

Entertainment, Sulli atau Choi Jin Ri. Gaya berpenampilan Sulli yang dinilai tidak wajar oleh orang Korea acap kali dikomentari dengan konotasi negatif. Membuatnya terpojok dan mengalami stres. Dari sudut pandang psikolog, stres yang tak terbendung dapat mendorong seseorang untuk melakukan bunuh diri. Dari kasus tersebut, kita mengetahui bahwa gangguan mental itu bukanlah hal yang sepele. Maka alangkah baiknya kita mengenali gangguan kesehatan mental. Apa yang menybabkan hal tersebut dan bagaimana hal itu bisa terjadi? Tandatanda apa yang ditimbulkan sehingga kita dapat mengenali gangguan kesehatan mental ini? Jika kita ingin memeriksa kesehatan mental sendiri, apakah bisa? (Nadya Satya Dilova, Mahasiswa Jurusan Administrasi Publik 2017) Jawaban: Setiap orang pasti pernah, sedang, atau akan mengalami gangguan kesehatan mental. “Gangguan kesehatan mental pada orang normal meliputi stres, depresi, trauma, fobia, dan lain-lainnya,” ujar Sarry. Orang normal bisa mengalami gangguan kesehatan mental dikarenakan beberapa faktor, secara garis besar dibagi ke dalam faktor internal dan faktor eksternal yang bisa saling memengaruhi dan memperparah kondisi mental individu 1. F aktor Internal Faktor Faktor internal dilihat dari sisi genetik, kepribadian, dan religiusitas. Genetik berkaitan dengan bawaan dari lahir yang memengaruhi sistem kerja otak atau

neurologi. Secara genetik dapat diketahui melalui solusi yang ia ambil. Sedangkan pada sisi kepribadian dipengaruhi oleh lingkungan, pengalaman, dan juga genetik. Ia akan mengarahkan individu untuk mencari solusi secara tidak langsung. Dari faktor religiusitas berkaitan dengan caranya menyikapi masalah sesuai dengan apa yang ia yakini. Sarry mengatakan bahwa religiusitas bisa menjadi faktor dominan ataupun tidak bagi individu. “Jadi, bukan berarti orang yang religius tidak akan mengalami gangguan mental,” jelasnya. 2. F aktor Eksternal Faktor Factor ini berkaitan dangan kondisi lingkungan yang cenderung apatis dan merendahkan atau menghina individu (merundung) serta peristiwa bencana alam. Selain itu, pola asuh orang tua juga turut memengaruhi. Sarry menjelaskan faktor ini dengan memberikan contoh, “Anak diajarkan dengan cara otoriter dan tidak diberikan kesempatan untuk berbicara, maka ia tidak akan mampu menyelesaikan masalahnya. Atau anak kurang mendapatkan perhatian orang tua, sehingga ia tidak memiliki tempat bergantung. Ketika ada masalah dia tidak tahu harus bergantung pada siapa.” Kasus bunuh diri tidak terjadi begitu saja, ada gejala yang bisa diamati. Beberapa di antaranya adalah tidak nafsu makan, sulit tidur, paranoid, murung berkepanjangan, tidak tertarik lagi dengan ‘duniawi’, berbicara soal kematian, dan lain

sebagainya. Sarry mengungkapkan kebanyakan orang mungkin menganggap bahwa mereka hanya mencari perhatian. Padahal sebenarnya, ‘mencari perhatian’ itu termasuk ke dalam siklus stres karena penderita memang membutuhkan perhatian. Sebelum kesehatan mental semakin parah dan berujung pada gangguan kejiwaan dan bunuh diri, maka langkah pertama yang harus dilakukan ialah mengembalikan kesadaran diri. Namun dengan pemeriksaaan sendiri ini, kita cenderung menganggapnya suatu pemakluman. Karena itu, akan lebih baik memeriksakan kesehatan mental kepada psikiater untuk mengetahui diagnosis dan pengobatan yang tepat. Jika individu yang bermasalah tidak kunjung sadar sedang mengalami stress, maka di sinilah salah satu peran penting orang terdekat seperti keluarga dan teman yang harus segera menyadarkannya. “Rangkul mereka dengan bercerita dan jadilah pendengar yang baik. Jika perlu, berikan solusi atas permasalahannya. Sadarkan dia dengan motivasi positif atau menghiburnya,” kata Sarry. Kondisi kesehatan mental harus menjadi prioritas utama, sama halnya dengan menjaga kesehatan fisik. Menjaga pola makan, istirahat, kerja, dan olah raga yang cukup akan membantu menjaga kebugaran tubuh sekaligus mental. Sesekali perlu berkumpul dan bercengkrama dengan teman atau keluarga.

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Oleh : Geliz Luh Titisari

Mitos Minggu Tenang

1

2

3

4

5

6


Kurangi Kecelakaan dengan Lampu Sein Otomatis Oleh : Tiwi Veronika*

B

ke kabel sein. Rani mengungkapkan agi masyarakat zaman sekarang, alat ini juga bisa dipasang dibagian transportasi seakan menjadi badan motor, tapi posisi alat harus bagian dari kehidupan yang lurus agar sensor kemiringan yang mampu memberi kemudahan menuju dibaca oleh giroskop tidak salah. berbagai tempat yang diinginkan. Tim yang diketuai oleh Eka Salah satu alat transportasi lalu lintas Maryani ini menciptakan Seintis yang banyak digunakan adalah dengan pengerjaan selama tiga bulan kendaraan bermotor. Selain cara terhitung dari bulan Februari hingga berkendaranya yang mudah dan April 2019. Pembuatan alat ini tidak hemat, kendaraan ini juga dapat mudah. Kelengkapan alat dan mengoptimalkan kinerja manusia. kombinasi antar komponen alat Kemudahan tersebut membuat pengerjaan Seintis tersebut membuat jumlah pengguna kendaraan menjadi lama. Setelah melakukan bermotor semakin meningkat mulai beberapa kali riset, maka baru bisa alat dari anak sekolah yang tergolong ini bekerja secara optimal. dibawah umur hingga orang tua. Kendala dalam proses Akibat peningkatan tersebut, masalah pembuatan alat ini ialah penggunaan kecelakaan lalu lintas makin sering mikrofon yang didekatkan pada terjadi, bahkan hingga menelan ribuan korban jiwa setiap tahunnya. Dilansir handphone menghasilkan suara yang dari Kompas.com data kejadian tidak presisi. Sehingga arduwino kesulitan dalam memproses data suara kecelakaan lalulintas pada tahun 2018 yang masuk. Mengatasi hal tersebut, terhitung mencapai 107.968 kejadian eka dan tim mengganti mikrofon dengan korban yang meninggal dunia dengan kabel jeck yang dihubungkan rata-rata mencapai 30.000 orang per tahun atau 80 orang per hari. ke speaker handphone dan sensor Dok. Pribadi Tidak sedikit para suara. “Kendala lain yang dirasakan pengendara kendaraan bermotor adalah pemilihan kotak pembungkus yang berkendara semaunya. Salah Seintis dari akrilik. Pada saat hujan satunya berbelok arah sesuka hati lubang yang terdapat pada kotak akan SEINTIS : Alat sein otomatis (Seintis) berfungsi untuk menekan risiko kecelakaan tanpa memedulikan pengguna jalan mudah dimasuki air,” ujar Rani. lainnya. Ketika hendak belok Rani mengatakan untuk pengendara motor sebaiknya terhadap tingginya kasus kecelakaan lalu ketika alat menerima data suara dari GPS mengatasi kendala yang dialami dengan memperhatikan spion dan mengambil jalur lintas. Salah satu penyebabnya adalah dan sein akan mati secara otomatis ketika cara mengganti komponen alat. Jika kabel yang benar serta menyalakan lampu sein ketidaksesuaian lampu sein dengan arah posisi kendaraan motor mulai miring. Pada rusak atau tidak bekerja maka akan dicek sesuai jalur yang dituju. Apabila hal ini tidak yang dituju. Alat ini juga sesuai dengan saat posisi motor lurus kembali dengan programernya. Komponen-komponen alat dilakukan bukan tidak mungkin aturan pengguna sein yang diatur dalam kemiringan sekitar 0 sampai 5 derajat maka yang digunakan dibeli sebanyak dua buah pengendara lain juga akan menjadi korban. Undang-Undang Lalu Lintas. untuk cadangan dan dapat digunakan lampu seins akan mati secara otomatis. Alat tersebut juga dapat Mahasiswa Fakultas Teknik Komponen alat yang mampu untuk mengatasi jika ada bagian yang rusak. Universitas Andalas (Unand), Eka maryani, menghidup dan mematikan lampu sein mendeteksi dan menghidup matikan secara Rani berharap dengan adanya alat Fiqi Ramadani, dan Masayu Rani secara otomatis sehingga dapat mencegah otomatis sesuai dengan aturan berbelok ini dapat meminimalisir risiko kecelakaan mempunyai ide dalam mengembangkan kecelakaan yang mungkin terjadi. menjadi keunggulan tersendiri bagi Seintis. karena banyak terjadi kecelakaan lalu lintas sebuah alat untuk menekan resiko Dirancang dengan memanfaatkan Data yang dikirim oleh sensor suara dan yang diakibatkan oleh pengendara yang kecelakaan lalu lintas yang dinamai Sein arduwino dan GPS pada smartphone. giroskop akan diproses langsung oleh salah dalam menghidupkan lampu sein. Otomatis (Seintis). Alat ini bekerja dengan Arduino uno ini memiliki kemampuan arduino uno. Arduino uno, otak dari “Harapannya dengan alat ini juga dapat sistem kompleks dan terintegrasi dengan dalam memproses perubahan posisi. Selain semua komponen alat akan secara otomatis lebih dikembangkan lagi dengan metode Global Positioning System (GPS) sehingga itu, alat ini juga dilengkapi oleh dua sensor memerintahkan sein untuk hidup atau mati. yang lebih canggih sehingga bisa diterapkan mampu mengoperasikan sein secara yaitu, sensor suara dan giroskop. Sensor Ketika sinyal yang diterima langsung oleh masyarakat,” ujar Rani. otomatis. Lahir melalui Program Kreativitas suara memiliki fungsi dalam hal mendeteksi diprogram oleh arduwino. Mahasiswa bidang Karsa Cipta Unand 2019 arah belokan sedangkan giroskop memiliki Seintis alat yang murah, mudah an Mahasiswa enulis merupak *P merupakan *Penulis dan berhasil mendapatkan dana hibah dari kemampuan dalam membaca kemiringan dipasang, dan dapat menjamin keamanan an eternak Jurusan P eternakan Peternak Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi sekitar 0 sampai 5 derajat. pengendara motor dari kecelakaan sebagai Rani menjelaskan kinerja alat Seintis akibat salah menggunakan lampu sein. Alat Kemenristekdikti. an eternak ultas P Fak eternakan Peternak akultas Rani menyampaikan pembuatan dengan menggunakan notifikasi suara dari ini dipasang pada bagian luar motor seperti Universitas Andalas alat ini dilatarbelakangi atas keprihatinan GPS, maka secara otomatis sein akan hidup saku-saku motor yang akan disambungkan

...sambungan dari halaman 6 Design (DED) jalan yang akan diperbaiki oleh Balai Pelaksanaan Jalan 3 Nasional Padang. DED tersebut berisi jumlah perbaikan jalan yang dibutuhkan beserta besarnya dana yang akan dikeluarkan. Sebanyak lima ruas jalan dengan dana sebesar 32 miliar rupiah diajukan kepada Balai Pelaksanaan Jalan 3 Nasional Padang. Pada bulan Agustus 2018 DED itu pun disepakati. “Akhirnya disepakati antara Unand dan Balai Pelaksanaan Jalan 3 Nasional Padang, lima ruas jalan yakni jalan dari gerbang menuju Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM), jalan dari bundaran menuju rektorat, jalan rusak di dekat Fakultas Peternakan, jalan lingkar luar Unand, dan jalan Pusat Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Unand,” kata, Kepala Tim Teknis Unand Fauzan, Rabu (11/12/2019). Meski demikian, ruas jalan dari gerbang sampai PKM tidak disetujui oleh Menteri PUPR karena tidak sesuai dengan tujuan bantuan, yakni memperbaiki. Ia menuturkan bahwa desain jalan dari gerbang itu sudah bagus. Jalan yang lama akan dicor drainase, di sampingnya dibuatkan jalan untuk sepeda motor serta

trotoar sehingga pagi hari tidak ada macet lagi. Untuk keberlanjutan perbaikan jalan tersebut, Kepala Biro Perencanaan dan Sumber Daya Ampera Warman mengatakan akan kembali mengajukan proposal pembangunannya pada 2020 mendatang. Sementara untuk jalan di jalan rusak di dekat Fakultas Peternakan Ampera menjelaskan kerusakannya disebabkan oleh erosi, karena ada saluran air di bawahnya sehingga tanah menjadi lunak dan mengakibatkan jalanan rusak. “Meskipun sedikit, tapi tetap kita laporkan dan untungnya mereka menyetujuinya untuk diperbaiki,” tuturnya. Memasuki tahun 2019, proyek tersebut masih tertunda karena anggaran yang ditunggu belum juga keluar, meski telah mengerucutkan dananya hingga 22 miliar. Setelah menghubungi kembali Wapres akhirnya proyek tersebut dilelang seharga 10,5 miliar. “Proyek tersebut dilelang pada bulan Mei 2019 dan hasilnya 10,5 miliar, padahal terakhir dikatakan sekitar 22 miliar dan pembuatannya tidak memakai besi. Berdasarkan keterangan tim teknis Unand, jika tidak memakai besi maka akan berbahaya karena jalan dari gerbang itu dilalui kendaraan berat seperti bus dan truk,” kata Tafdil saat diwawancarai di ruangannya, Senin (9/12/2019).

Menimbang hal tersebut Unand memutuskan untuk menolak perbaikan jalan yang memerlukan coran beton dan besi, yakni jalan dari Gerbang menuju PKM dan jalan PLTMH. Sempat terhenti selama satu bulan, akhirnya Unand menerima bantuan jalan tersebut dengan total perbaikan sebanyak tiga ruas dari lima ruas jalan yang awalnya dirancang. “Awalnya kita tidak menyetujui. Ternyata proyek itu sudah ditender, setelah beragumen secara scientific, akhirnya kami ambil keputusan untuk menerima perbaikan pada jalan yang tidak dilalui bus dan truk besar,” tuturnya. Kemudian, revisi anggaran dari PU keluar pada bulan Oktober dengan ketentuan tiga paket jalan yang diperbaiki dan dicor beton tanpa besi. Fauzan mengatakan bahan beton yang telah disetujui tersebut masih tergolong bagus untuk lalu lintas dibandingkan dengan paving block. “Beton selagi dirawat dapat bertahan hingga 50 tahun. Contohnya jalan di Universitas Indonesia yang sampai sekarang tidak ada yang rusak dan jalan di Unand yang terbuat dari beton masih utuh sampai sekarang,” tuturnya. Bahan untuk pembuatan jalan ini adalah Ready Mix dari beton, untuk LC (Lean Concrete) dari beton K175 dan untuk rigid dari beton K350. “Tahap pelapisan

dilakukan secara bergantian dari sisi kanan dan kiri jalan, hal itu dilakukan untuk kelancaran kendaraan yang lewat. Tahapan pelapisannya yakni tahap penghamparan Base A, pengecoran Beton K175, dan pelapisan Rigid K350,” tutur Ketua Pelaksana Toni Antonius saat diwawancarai di lokasi proyek pada Kamis (5/12/2019). Perbaikan jalan pada lingkar luar sudah dimulai sejak 21 November 2019. Pelaksanaanya mulai dari STA 0 sampai STA 1385. Sedangkan jalan terban di dekat Fakultas Peternakan akan dikerjakan di akhir tahun, tepatnya saat libur semester. Perbaikan jalan ini dilakukan selama 128 hari kerja, terhitung dari bulan November hingga akhir Desember 2019. “Semua pengerjaan berada di bawah kontrol balai jalan, setelah selesai maka akan diserahkan ke Unand. Kita hanya menerima,” tutur Fauzan. Paving block dari jalan arah rektorat akan ditempatkan di parkiran gedung A, parkiran belakang PKM, dan jalan di dekat Fakultas Kedokteran. Perbaikan jalan ini belum diketahui kapan akan rampung, namun Tafdil berharap pada akhir Desember 2019 perbaikan jalan sudah ova, Efi, Suhada, selesai. < Icha, Y Yova, Rahma, Rifa, Gifra


Tim Futsal UKO Faterna Unand Raih Juara di Kejurnas Fapet Se-Indonesia

T

im futsal Unit Kegiatan Olahraga (UKO) Fakultas Peternakan (Faterna) Universitas Andalas (Unand) berhasil meraih juara kedua di ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Peternakan Indonesia yang diadakan di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah. Acara ini diselenggarakan dari tanggal 18-22 November 2019. Berbagai persiapan yang dilakukan oleh UKO Faterna dalam menghadapi Kejurnas tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan frekuensi latihan yang awalnya hanya satu kali seminggu. Sedangkan untuk pelatih mengandalkan para alumni Faterna yang aktif di di UKO Unand maupun UKO Faterna. “Biasanya kami latihan rutin satu kali seminggu, namun untuk Kejurnas ini kami menambah jadwal latihan menjadi tiga kali dalam seminggu,” ungkap seorang

pemain Rifo Sella Akbar saat diwawancarai kru Genta Andalas, Jumat (29/11/2019). Selama proses latihan dijumpai beberapa kendala seperti peralatan yang masih kurang memadai maupun lapangan untuk latihan yang harus dicari setiap akan latihan, baik itu lapangan di dalam maupun di luar Unand. Dukungan untuk tim futsal UKO Faterna sendiri juga datang dari pihak fakultas, namun memang dukungan itu masih belum memadai untuk tim futsal UKO Faterna. Dari segi pendanaan misalnya yang masih membutuhkan banyak biaya. Pihak UKO Faterna berharap agar nantinya fakultas bisa memberikan dukungan yang lebih lagi sehingga tim futsal UKO Faterna bisa mengikuti Kejurnas Fapet 2020 yang akan diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang. Ariesta <Ariesta

Racana Swarnadwipa Gelar Upacara Pelantikan Anggota Gudep 2019

R

acana Swarnadwipa Universitas Andalas (Unand) menggelar pelantikan anggota Gugus Depan (Gudep) di Ruang Seminar Gedung F Unand, Jumat (29/11/2019). Pelantikan ini ditujukan untuk melantik anggota baru dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Racana Swarnadwipa sebanyak 14 orang anggota yang terdiri dari lima orang putra dan sembilan orang putri. Ketua Sangga Kerja Aditya Dwi Cahyo Rois mengatakan sebelumnya telah diberikan pembekalan dan persiapan dalam Orientasi Calon Anggota selama sembilan bulan. Adapun persiapan yang dilakukan untuk pelantikan ini seperti menyiapkan ruangan, penyebaran undangan ke UKM dan UKM fakultas di Unand, serta dilakukannya beberapa kali latihan upacara untuk pelantikan anggota gudep kali ini. Proses pelantikan yang diadakan oleh Racana Swarnadwipa ini juga mengalami beberapa kendala, seperti

pembukaan pelantikan yang tidak tepat waktu karena banyak tamu undangan yang datang terlambat karena hujan, serta persiapan dari panita acara yang harus memindahkan barang-barang peralatan yang akan digunakan untuk pelantikan dari gedung PKM Unand ke Ruang Seminar Gedung F. “Untuk persiapan sudah dilakukan semaksimal mungkin, namun masih saja ada kendala dikarenakan saat hari pelantikan diguyur hujan,” ungkap Aditya. Acara pelantikan ini turut dihadiri oleh Pembina Putra Sofyan, sedangkan Wakil Rektor III Unand tidak bisa menghadiri acara karena sedang menghadiri agenda lainnya. “Harapannya semoga anggota baru dapat memikul tanggung jawab yang diberikan, serta dapat menjalankan hak dan kewajiban sebagai anggota dengan baik,” kata Aditya. <Ariesta

Berita lebih lengkap silahkan kunjungi portal berita www.gentaandalas.com

Donor Darah KSR PMI Unand, Perpanjangan Tangan PMI Sumbar

U

nit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korp Sukarela Palang Merah Indonesia Universitas Andalas (KSR PMI Unand) mengadakan kembali kegiatan donor darah setiap dua bulan sekali. Lokasi kegiatan kali ini dilaksanakan di Parkiran Gedung E Unand pada 25-26 November 2019. Kegiatan donor darah yang dilakukan KSR PMI Unand merupakan perpanjangan tangan PMI dalam aksi pendonoran darah. Hal ini dapat dilihat dari darah yang didonorkan akan diberikan kepada PMI untuk didonorkan bagi yang membutuhkan. “Untuk hasil donor darah semuanya langsung ke PMI disumbangkan. Jadi KSR itu sebagai perpanjangan tangan dari PMI itu sendiri,” jelas Helda Triyanti salaku Ketua Pelaksana Donor Darah KSR PMI Unand, Selasa (26/11/2019). Untuk mahasiswa yang ingin mendonorkan darah dapat dilakukan dengan datang ke lokasi pendonoran

darah, dilanjutkan dengan registrasi, kemudian terakhir pengecekan agar bisa mendonor darah. Kendala yang paling banyak bagi pendonor yaitu hemoglobin darah pendonor yang rendah sehingga banyak yang ingin mendonor tidak bisa mendonorkan darah. Tidak perlu takut untuk mendonorkan darah, karena darah didonorkan untuk orang yang membutuhkan. Untuk donor darah sendiri yaitu satu kantung yang dibolehkan. “Jika terlalu banyak darah yang didonorkan maka pendonor akan kekurangan darah sehingga dapat menyebabkan pingsan. Untuk mahasiswa yang mendonorkan darah akan diberikan makanan, susu, danpil pil penambah darah,” tambah Helda ketika diwawancara kru Genta Andalas. <Aat

Kawal PTN-BH, BEM KM Unand Adakan Diskusi Terbuka

S

ebagai bentuk pengawalan terhadap perkembangan Universitas Andalas (Unand) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Unand mengadakan diskusi terbuka bersama KM Unand. Diskusi ini dipimpin langsung oleh Mansyurdin selaku ketua panitia PTN-BH dan dimoderatori oleh Presiden Mahasiswa Ismail Zainudin di Ruang Studio PKM lantai dua, Rabu (27/11/2019). Menteri Adkesmma BEM KM Unand Zelli Handra mengatakan pihak BEM belum mengambil sikap pro ataupun kontra terhadap perubahan Unand menuju PTN-BH. “Kami masih terus melakukan kajian terkait Unand menuju PTN-BH. Sejauh ini BEM KM Unand masih mengawal dan belum menentukan sikap menolak atau menerima seutuhnya,” jelas Zelli saat diwawancarai kru Genta Andalas di Ruang Studio PKM lantai dua. BEM KM Unand selaku penyelenggara mengadakan diskusi terbuka ini untuk mencerdaskan KM Unand, agar memahami seluk beluk PTN-BH. Tidak hanya mahasiswa lama yang sudah mengetahui isu ini sebelumnya, tetapi juga

mahasiswa yang baru masuk. “Karena yang akan melanjutkan perjuangan ini adalah teman-teman mahasiswa tahun 2019 ini, dan dampak dari PTN-BH ini akan dirasakan dua tiga tahun ke depan,” kata Zelli. Diskusi terbuka ini sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, tetapi karena beberapa kendala pelaksanaannya baru bisa dilakukan hari ini. Salah satu penyebabnya adalah keterlambatan penyerahan proposal dari Unand ke pusat, seperti yang disampaikan oleh Mansyurdin saat penyampaiannya. “Seharusnya Oktober sudah dikirim, tetapi baru bisa diserahkan bulan ini,” tuturnya. Jumlah partisipan diskusi yang amat sedikit meninggalkan kekecewaan, baik dari pihak Unand, BEM, maupun mahasiswa yang hadir. Salah seorang peserta diskusi menekanan kepada BEM sebagai penyelenggara agar bisa lebih matang lagi mempersiapkan acara sehingga warga KM Unand bisa berpartisipasi seluruhnya. “Pemberitahuan sebaiknya dilakukan lebih awal lagi, serta tempat yang lebih luas mengingat ini adalah untuk kepentingan warga Unand,” katanya. < Linda, Suhada

IKLAN BARIS @nadyasatyadilova : selamat menjalani uas unand rangers dan selamat menikmati libur yang sedikit panjaaaang:* @castle_egg1 : Kamu laper... Pengen ngemil.... Tapi malas keluar rumaahh atau kost... Anda berada di tempat yang tepat Kuyyy kuyyy kuyyyy Beli jajanan di castle egg... Mengenyangkan.... Jika anda magerann, kami siap mengantar alamat (khusus sekitaran UNAND) (wa: 082389268941) @fikri7562 : Salam Ukhuwah hingga Surga, keluarga MUNAS FSLDK ISIP VI Unsoed Purwokerto. Ayo Menuju Masyaallah Perpikir Jernih. Takbir, Allahuakbar.

@agcho : Semangat untuk yang selalu bertugas. Keringat akan terbayar lepas, ini janji ku pada ibu dan ayah ku. Semoga mereka sehat selalu

@lindasusanti_7 : Selamat menjalankan holiday untuk sohib-sohib genta. Sampai ketemu tahun depan, semoga tahun depan kalian tidak sendiri lagi

@a.rizkya : Selamat buat Alika Aisyah yg sudah lahir di muka bumi ini ya.. hehe semoga kamu menjadi anak yg solehah aamiin..

@Hafizz_almrij : titip salam untuk @effadhill_, semoga senang liburannya, sesekali liburan dong, jangan seperti orang susah, kerja mulu, kaya nggak

@effadhill_ : Salam untuk gebetan suhada yang dimainin tiga haha, semoga selalu bahagia ya

@dian_yova : mau sedikit kata2 aja. ingat!! hasil tidak menghianati proses... Wkwk manggaje

@bblue. : Semangaat dan jangan pernah menyerah. Kamu kuat, bantingan dan benturan hanyalah masalah kecil yang bisa dihadapi.

@kucingunand : Bagi followers ig @kucingunand maupun yg belum follow, sekarang lagi open member group wa kucing unand loh. Dm @kucingunand utk selengkapnya ya

@Ifdaoktiamirza. : Teruntuk temantemanku tersayang, pengurus 2019/2020 Genta Andalas. Kalian hebat,kuat, aku bangga sama kalian. Semangat terus di Genta, gali terus potensi kalian @ichaputri7737 : Selamat liburan untuk mahasiswa Universitas Andalas. selamat atas terbitnya tabloid pertama bagi pengurus genta andalas 2019/2020. @gifraa.s : Semangat untuk kita semua Pengurus Genta Andalas 2019/2020, semuanya tidak akan sia-sia. @fildzatilarifa : Semangat untuk Pengurus Genta Andalas Periode 2019/ 2020 semoga semakin uwuu.


Rentak Kudo, Tarian Khas Masyarakat Kerinci Oleh : Hafiz Al-Ma’Arij*

I

ndonesia kaya akan seni, budaya, rahmat dari yang Maha Kuasa dan alamnya. Salah satunya untuk meminta ampun atas kesalahan. kesenian, ada Tari Rentak Kudo Tari Rentak Kudo diiringi yang merupakan tarian khas dari dengan gendang dan nyanyianmasyarakat Kerinci, Jambi. Sebelum nyanyian berupa pantun, serta lebih lanjut mengenai tarian dari menggunakan instrumen musik Kerinci, perlu sedikit perkenalan sebagai pengiring. Gerakan tentang Kerinci. Kerinci merupakan tariannya sangat khas, yaitu kabupaten yang ada di Provinsi perpaduan gerakan silat dan Jambi, jika melakukan perjalanan hentakan kaki seperti hentakan darat dari Padang memerlukan kuda. Tarian ini dilakukan oleh waktu sekitar delapan jam Laki-laki dan perempuan. tergantung dari kondisi jalan yang Tari Rentak Kudo masih dilalui. dipercaya memiliki kekutan mistis. Kabupaten Kerinci merupakan Selain diiringi oleh musik dan daerah yang sangat kaya dari segi nyanyian, biasanya ada juga wisata, alam, adat dan budaya. sesajian berupa bakaran kemenyan. Bahkan, Kerinci kaya akan bahasa Tidak jarang setiap diadakan tarian daerah yang di setiap desanya banyak penari yang kerasukan berbeda-beda. Jadi, bisa makhluk halus hingga tidak dibayangkan berapa banyak bahasa sadarkan diri. Bahkan, penonton di Kerinci. Kemudian, tidak kalah pun bisa ikut menari kerasukan penting Kerinci juga mempunyai karena terbawa suasana. tarian khas dan sangat unik, yaitu Foto: Hafiz Kerinci memang daerah Tari Rentak Kudo yang jarang dikenali lewat tarian. Tarian khas dari kerinci ini TARI RENT AK K UDO : Penampilan tari Rentak Kudo pada acara Festival Kerinci RENTAK KUDO Namun, jika tari Rentak Kudo dinamakan “Rentak Kudo” karena dikembangkan dapat menjadikan gerakan kaki yang dihentakkan Kerinci sebagai daerah yang seperti kuda. Rentak maksudnya menghentak dan Kudo artinya kuda, pada saat perayaan hasil panen. Masyarakat telah dipelajari dan dilaksanakan jauh mempunyai budaya tari yang unik dan kerinci menampilkan tarian ini sebagai rasa sebelum ia lahir. Hanya saja asal-usulnya khas. Sudah saatnya kita sebagai bangsa dalam bahasa Jambi. Meski zaman berkembang dan syukur atas kesuburan tanah, hasil panen, menjadi kabur seiring perjalanan waktu dan Indonesia bangga dengan kekayaan yang teknologi semakin maju tarian ini tetap dan segala nikmat yang telah dilimpahkan. kurangnya perhatian dari sejarawan ada. Senantiasa mempertahankan dan Mengenai sejarah Tari Rentak setempat. Adapun saat ini Tari Rentak Kudo melestarikan warisan budaya, serta tradisi bertahan hingga sekarang. Bukan hanya orang tua yang aktif mengembangkan Kudo, terdapat beragam pendapat yang biasa dipentaskan dalam acara-acara adat yang ada di Indonesia sebagai kekayan dan pemersatu bangsa. tarian ini, pemuda dan anak-anak juga mewarnainya, namun hingga saat ini belum dan resepsi pernikahan adat Kerinci. Tari Rentak Kudo bukan hanya semangat dalam mempertahankan budaya ditemukan sumber yang benar-benar *P enulis merupak an Mahasiswa *Penulis merupakan warisan yang dianggap sangat sakral dan menjelaskan asal-asulnya. Ada yang ditampilkan pada saat perayaan atau acara Jurusan Ilmu P olitik Politik memperkirakan tari ini telah ada sejak lama suka saja. Tapi juga saat duka, seperti saat memiliki makna. Fak ultas Ilmu Sosial dan Ilmu akultas kemarau panjang masyarakat melakukan Tarian ini biasa ditampilkan dalam sekali di daerah Kabupaten Kerinci. Politik Menurut Huzairi (Red: Rio Tari Rentak Kudo dengan tujuan memohon acara yang dilakukan oleh masyarakat Universitas Andalas Huzairi) seniman senior Kerinci, kesenian ini Kerinci yang dianggap sakral, misalnya saja ...sambungan dari halaman 8 Ketua DPM KM Unand Jijim Fadilla Warman angkat bicara mengenai hal ini. Jijim mengatakan bahwa terdapat kekosongan hukum dalam hal ini, karena belum pernah terjadi pada Pemira sebelumnya. “Memang ada kekosongan hukum untuk situasi ini, dalam pasal 48 Undang Undang Pemira memang diatur tentang Paslon tunggal, namun itu untuk yang tunggal dari awal proses verifikasi. Untuk sekarang kondisinya berbeda, dari awal verifikasi sudah ada dua Paslon. Kemudian salah satu Paslon mengundurkan diri ditengah jalan. Nah, kondisi yang demikian belum diatur dalam Undang Undang,” jelas Jijim. Jijim menambahkan, untuk selanjutnya merupakan wewenang dari BPU karena dalam Undang Undang Pemira sudah dijelaskan bahwa hal-hal yang belum diatur dalam Undang Undang Pemira itu selanjutnya merupakan kewenangan BPU untuk membuat regulasinya. “BPU diberikan wewenang untuk mengatur hal yang belum diatur dalam UU Pemira. Sehingga dalam kondisi seperti ini, BPU tidak melanggar aturan karena memang berwenang untuk mengeluarkan keputusan tersebut,” tegas Jijim. Minimnya P artisipasi KM Unand Partisipasi dalam P emira 2019 Pemira Setelah Grand Opening, kegiatan Pemira selanjutnya kurang mendapat

perhatian dari KM Unand. Terlihat dengan minimnya KM Unand yang mengetahui perkembangan Pemira Unand kali ini. Dalam kegiatan kampanye misalnya, sangat minim mahasiswa yang mau ikut berpartisipasi untuk mendengarkan visi dan misi kedua paslon Capresma dan Cawapresma. Bahkan saat hari pencoblosan hanya sebagian dari warga KM Unand yang ikut berpartisipasi. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Pemira KM Unand 2019 Muhammad Bayu Adetya mengatakan hanya sekitar setengah warga Unand yang ikut berpartisipasi dalam Pemira, dari total 4000 surat suara yang disediakan. “Pemilih yang ikut andil dalam Pemira KM Unand 2019 hanya sekitar 2000-an saja,” jelas Bayu. Bayu berpendapat bahwa gugurnya paslon nomor urut 02 menjadi salah satu alasan minimnya keinginan warga KM Unand untuk terlibat dalam Pemira kali ini. “Kemungkinan penyebab kurangnya respon KM Unand adalah tidak ada calon yang akan dipilih akibat aklamasi,” paparnya. Selain itu, ia juga menambahkan calon DPM tidak membagikan visi dan misi sehingga termasuk kategori pelanggaran bagi Bawaslu. Hampir seluruh calon mendapat sanksi, ini berkaitan dengan peraturan Bawaslu pasal 29. “Hampir seluruh calon mendapat sanksi karena melakukan pelanggaran, misalnya tidak ada saksi dalam perhitungan suara,” tambahnya. BPU dan Bawaslu merupakan badan independen dalam Pemira KM Unand 2019. “Kami (Red: Bawaslu) tidak

bisa menyuruh BPU untuk melakukan sesuatu karena sama-sama independen,” katanya. Ia mengatakan bahwa Bawaslu hanya bisa memberi saran atau teguran kepada BPU karena jalannya Pemira berada di tangan BPU. Bayu berharap Pemira KM Unand selanjutnya lebih meriah lagi. “Semoga BPU bisa menyeleksi calon legislatif dan eksekutif lebih ketat lagi agar tidak ada yang mundur ditengah jalan,” harapnya. Selain itu, DPM juga harus merevisi undang-undang terkait Pemira selanjutnya. Senada dengan Bayu, Amin ikut menyayangkan kurangnya partisipasi dari KM Unand dalam rangkaian acara Pemira, terlebih dibeberapa kampanye yang telah dilaksanakan. “Sangat sedikit KM Unand yang mau menghadiri kegiatan kampanye yang telah dilakukan, diakun instagram resmi Pemira Unand 2019 pun masih sangat minim akses dari warga Unand sendiri hal itu kami lihat dari jumlah like yang sangat sedikit,” kata Amin. Tanggapan KM Unand dalam P emira Pemira 2019 Presma Negara Mahasiswa Fakultas Bem Fisip 2018-2019 Ade Irwandi, menanggapi polemik yang terjadi dalam perjalanan Pemira yang cenderung tidak menarik minat KM Unand untuk mengikuti perkembangan Pemira KM Unand. Ade menyayangkan kinerja panitia Pemira yang kurang cakap dalam sosialisasi kepada BEM Fakultas dan cenderung lebih terbuka pada beberapa fakultas yang dekat dengan BEM KM Unand.

“Menurut saya sah-sah saja jika paslon 01 langsung dimenangkan tanpa adanya Pemira. Pecuma saja Pemira jika hanya ada satu paslonnya, sedangkan Pemira itu sendiri adalah pemilihan. Namun yang terjadi sekarang ini hanya ada paslon tunggal. Lalu siapa yg mau kita pilih?” kata Ade. Senada dengan Ade, Mahasiswa Jurusan Agribisnis Wahyu Pratama juga menyayangkan kurangnya sosialisasi dari panitia Pemira kepada warga KM unand mengakibatkan lemahnya partisipasi terhadap Pemira. “Dari Pemira yang dilihat sekarang, mahasiswa cenderung tidak mempedulikan siapa lagi yang akan menjadi Presma. Sistem pemilihan yang kurang dijelaskan dari awal oleh pihak penyelanggara Pemira atau PPU kurang memberikan dampak positif terhadap sesuatu yang berguna untuk Universitas Andalas ke depannya,” kata Wahyu. Pemira merupakan sarana bagi mahasiswa untuk memilih seorang pemimpin dalam lingkup universitas, serta menjadikan mahasiswa sebagai pribadi yang cerdas dalam memilih. Akan tetapi, pelaksanaan Pemira kali ini tidak seperti yang seharusnya, dimana terjadi banyak polemik mulai dari pengunduran Capresma, minimnya partisipasi saat Pemira hingga CaDPM yang melakukan pelanggaran. Sehingga dibutuhkan peraturan UU yang lebih tegas agar hal yang sama tidak terulang lagi. < Ain, Nadya, Suhada, Efi, Hafiz, Y ova, Laila Yova,

Berita lebih lengkap silahkan kunjungi portal berita www.gentaandalas.com


Orang Miskin Dilarang Kuliah Oleh : Abdis Sallam Fajri*

M

alam ini aku ingin merebah di sudut lentera malam, dalam pikirku aku berkata, “Kadang aku terlalu egois!” Malam yang berkeluh kesah, memeluk jiwaku yang payah. Supaya jiwa dan raga tidak tersiksa, aku selalu mencoba untuk berdamai dengan keadaan. Aku tertidur dalam buaian mimpi, ingin berkuliah di kampus hijau itu. Kata orangorang itu kampusnya para rangers, karena bentuk kampus yang seperti markas para hero yang sering aku tonton saat kecil dulu. Boleh jadi aku sudah berada di alam mimpi, membayangkan diriku memakai almamater hijau. Dalam keadaan seperti itu harapanku dapat mengubah nasib keluarga melalui pendidikan. Fajar mulai terang, saatnya aku bangun dari tempat tidurku setelah semalaman berangan-angan ingin melanjutkan pendidikan. Sekarang hari Minggu, seperti biasa aku melakukan aktivitas menolong orang tuaku menggarap lahan tetangga. Sembari menolong orang tua, aku juga mencari rumput gajah untuk makanan kerbau yang menjadi satu-satunya harta berharga bagi kedua orang tuaku. “Asep!” Di bawah terik matahari terdengar seseorang meneriakiku dari kejauhan. Ternyata itu Budi, dia adalah sahabatku. Budi tergolong anak yang pintar di sekolah, terbukti dengan nilai tinggi yang selalu diperolehnya. Kami pun mencari tempat teduh untuk mengobrol karena cuaca mulai terik dan hampir mencapai puncak langit. Rasa haus mulai menggigit tenggorokanku, aku mengambil minum yang sudah aku sediakan di pondok sebelumnya. “Bud, minum Bud. Angek bana hari kini,” (hari ini panas sekali) kami mulai minum dan mengobrol santai. Tanpa basa-basi, Budi langsung melontarkan pertanyaan kepadaku, “Sibuk bana ang kini, Sep, alah daftar kuliah ang?” (sibuk sekali kamu, Sep, sudah daftar kuliah?) “Antahlah,” (belum tahu) timpalku acuh tak acuh sambil mengangkat bahu, “Masih den pikia-pikiaan baru, Bud.” (Masih ku pikirkan, Bud.) Kedatangan Budi ternyata ingin mengajakku bermain bola di kampus hijau tersebut, ajakannya langsung aku iyakan. Setelah aku selesai memberi makan kerbau, aku berpamitan dengan ibu untuk pergi bersama Budi, tampak senyum ibu yang mengizinkan, senyumnya sesekali mengubah suasana yang risau menjadi tenang. K a m i langsung berangkat d e n g a n menggunakan sepeda. Di lapangan, “Ondeh yo gadang kampus ko mah, Sep!” (Ya ampun, ternyata benar kampus ini besar ya, Sep!) ucap Budi sambil memainkan bolanya.

Kampus ini memang luas dan juga hijau, karena itu aku tertarik ingin berkuliah di sini. Kata guruku kampus ini adalah kampus tertua di luar Pulau Jawa dengan luas 500 hektar. “Rami juo urang hari libur ko yo, Sep.” (Rame juga ternyata di hari libur, ya, Sep.) “Iyo, namonyo anak kuliah, kegiatannyo ado taruih,” (Iya, namanya juga anak kuliah, kegiatannya ada terus,) ucapku. Setelah penat bermain bola, kami pun berangsur untuk pulang, namun sebelumnya kami sempatkan untuk berkeliling kampus hijau ini. “Sep, rancak oto urang tu he, anak urang kayo pasti.” (Sep, mobil orang itu bagus, anak orang kaya pasti.) “Bantuaknyo anak anggota dewan, Bud.” (sepertinya anak anaggota dewan, Bud.) Terlontar ucapanku untuk ingin melanjutkan kuliah di sini. Mendengarnya, Budi berhenti dan menoleh padaku, dengan tatapan tak percaya. “Ngayal ang mah, Sep! Kampusnyo urang kayo ko. Uang kuliahnyo maha, ndak takao dek awak kuliah di siko doh. Caliak lah sabanta ko, mahasiswanyo sajo pakai oto, awak pakai sapeda!” (ngayal kamu, Sep! Kampusnya orang kaya ini. Uang kuliahnya mahal, gak bakalan mampu kita kuliah di sini. Coba lihat yang barusan, mahasiswanya aja pake mobil, kita pake sepeda!) “Tapi, awak kan urang siko juo, maha juo wak bayia?” (tapi kita akan orang sini, mahal juga bayarnya?) tanyaku bingung. “Urang siko bana ang, nan kuliah tantu mambayia juo. Alun lo danga-danga kampus ko nio pakai BH, makin kamari makin susah akses untuk mandapekan pendidikan.” (Meskipun orang sini, yang namanya

kuliah tetap bayar. Belum juga kabarnya kampus ini bakalan pakai BH, makin ke mari makin susah akses untuk mendapatkan pendidikan.) Aku pun semakin bingung dengan ucapan Budi dan balik bertanya, “Pakai bh maksudnyo, Bud? Apo hubungannyo samo uang kuliah?” (Pakai bh maksudnya, Bud? Apa hubungannya sama uang kuliah?) Dengan bijak Budi menjelaskan maksud perkataannya. Kampus yang diimpikan Asep ini sedang gencargencarnya menjadi PTN-BH, perguruan tinggi berbadan hukum yang berstatus sebagai subjek hukum yang otonom. Dia bisa mengelola dana secara mandiri, bisa bekerja sama dengan perusahaanperusahaan atau dengan menaikkan uang kuliah tunggal mahasiswanya. Mendengar penjelasan Budi, aku tergagap dan mulai berpikir kembali untuk melanjutkan pendidikan di kampus impianku ini. Budi menjelaskan PTN-BH yang berkaitan dengan liberalisasi pendidikan, pendidikan bukan lagi menjadi hak, tapi komoditas yang dapat diperdagangkan. Dengan kampus ini seluruh mahasiswa mandiri dirangsang dan digelitik agar mau mengeluarkan uang dengan jumlah yang besar. Jelas di sini kita bisa lihat perbedaan kelas antara anak SNMPTN, SBMPTN, dan SMMPTN. Kebanyakan orang kaya tidak banyak cincong dengan membayar uang kuliah yang tinggi, namun bagaimana nasib orang seperti kita? Kira-kira begitulah percakapanku dengan Budi beberapa saat lalu. Sesungguhnya sejak semula aku ragu. Bagaimana nanti aku dapat mencapai citacitaku untuk berkuliah. Aku bimbang.

Masih terpampang jelas di depan gerbang masuk tertulis, “Orang miskin dilarang kuliah, kampus akan memakai BH” tulisan tersebut semakin jelas karena yang masuk tampak orang-orang kaya dengan mobil mewahnya. Lama aku berdiri,

bingung tak tahu harus berbuat apa. Ucapan itu lagi-lagi terngiang. Aku masih bingung. Matahari sudah mulai redup, saatnya untuk pulang. Aku sampai di rumah dan melihat ibu sedang menjahit. Tangan yang pucat dan bergerak lemah terlihat begitu letih. Sebagai anak sulung aku pun telah terbiasa hidup mandiri dan menjaga ketiga adikku. Namun, sekarang ada kegelisahan yang ingin aku sampaikan kepada ibu. Apakah ibu nantinya akan terkejut mendengar pernyataanku? “Bu ...,” ucapku sambil menundukkan kepala. “Iyo, Nak, ado apo? Alah makan, Nak?” (iya, Nak, ada apa? Sudah makan, Nak?) Sambil ragu aku berkata “A ... alah, Bu. Bu, Asep ado nan ka Asep katoan, Asep nio kuliah di kampus dakek rumah tu, Bu.” (su - sudah, Bu. Bu, ada yang ingin Asep sampaikan. Asep ingin kuliah di kampus dekat rumah itu, Bu.) Ibu terdiam mendengar ucapanku dan berhenti menjahit. Tampak suasana menjadi sedikit melankolis. Matanya menatapku sebentar, sinar matanya berbicara banyak, “Nak, awak ndak urang kayo doh. Untuak makan sahari-hari awak susah. Kalo iyo Asep ka nio kuliah juo, jua sajo kabau awak tu. Itu nan bisa ibu agiah untuk Asep kini nyo.” (Nak, kita bukan orang kaya. Untuk makan sehari-hari kita susah. Kalo Asep tetap ingin kuliah, jual saja kerbau kita. Itu yang bisa ibu kasih untuk Asep saat ini.) Dari jawaban ibu, tampak raut wajah yang sedih dan beban di dalam pikirannya. Wajah-wajah seperti itu sangat kuhafal karena selalu hadir di saat ibu bersedih hati. Mendengar kata ibu, sayangnya aku tak begitu tega untuk menjual kerbau

yang menjadi satu-satunya harta kedua orang tuaku. Kembali aku berjalan ke kamar dan menepi di sudut lentera malam. Suasana yang harusnya tenang, sejenak menjadi risau tatkala aku ingin bercerita kepada ayah. Aku ingin berkata lebih banyak. Tak pernah sekalipun aku mendengar kata-kata ayah lagi sejak seratus hari yang lalu. Aku tetap terdiam dan berdoa, ayah semoga tenang dan mendapatkan cukup cahaya di alam sana. Aamiin. Kehidupan yang rumit, apakah benar orang miskin dilarang kuliah? Lantas bagaimana cita-cita negara ini untuk mencerdaskan kehidupan bangsa? Pertanyaan yang selalu berkecamuk dalam pikiranku. Di sana aku lihat kebodohan, kepasrahan yang memperkuat hidup yang penuh nestapa ini.

*P enulis merupak an mahasiswa *Penulis merupakan Jurusan Sosiologi Fak ultas Ilmu Sosial dan Ilmu P olitik akultas Politik Universitas Andalas


Orang Miskin Dilarang Kuliah: Menggantang Harapan (Ulasan Cerpen “Orang Miskin Dilarang Kuliah” Karya Abdis Sallam Fajri) Oleh : Donny Syofyan* selalu diperolehnya”). Alih-alih memberikan semangat kepada Asep untuk terus mengejar mimpinya untuk kuliah di kampus hijau, Budi justru mematahkan semangat temannya untuk tidak lanjut bermimpi. (“Berkhayal ang mah Sep, kampusnyo urang kayo ko. Uang kuliahnyo maha, ndak takao dek awak kuliah di siko doh, caliak lah sabanta ko mahasiswanyo sajo pakai oto, awak pakai sapeda!”). Penjelasan Budi makin menusuk hati Asep ketika ia menyinggung bagaimana lembaga pendidikan tinggi dewasa ini kian berorientasikan komersial, bergerak semakin jauh dari semangat dan pesanpesan UUD yang menegaskan pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi semua (“Kampus ko sedang gencargencarnyo PTN-BH, perguruan tinggi badan hukum yang berstatus sebagai subyek hukum yang otonom. Nyo bisa mengelola dana secara mandiri, bisa bekerjasamo dengan perusahaan-perusahaan atau dengan menaikkan uang kuliah tunggal mahasiswanyo”). Puncak dari kekecewaan terjadi ketika ibunya terbelalak dengan niat Asep untuk kuliah. Meski sang ibu menyokong semangat putranya untuk sekolah, (“Nak, awak ndak urang kayo doh, untuak makan sahari-hari awak susah, kalo iyo Asep ka nio kuliah juo, jua sajo kabau awak tu. Itu nan bisa ibu agiah untuk Asep kini nyo”). Namun Asep bisa membaca maksud (intention) suci sang bunda yang tidak bisa menutupi nada (tone) pilu yang terdengar dari ucapannya tersebut. Kekecewaan menjadi isu sentral dalam cerpen ini. Dalam karya-karya sastra, rasa kecewa bisa dilihat lewat nada (tone), baik lewat pilihan kata maupun lewat narator dalam penceritaan. Dalam banyak karya sastra dunia, ekspresi kekecewaan

Bumi pertiwi sedang getir Sebab janji – janji yang terukir Tangan yang tak pantas memberi Kursi yang tak pantas diduduki Di manakah kita ? Masih adakah kita ? Atau mati suri ? Menunggu generasi berganti ? Hutan hijau telah menjadi abu Laut biru seakan jadi abu – abu Gunung perkasa mulai mengamuk Sang pertiwi mulai mengeluh atas tahtanya Di manakah kita ? Di mana generasi penerus bangsa ? Sudahkah memulai gerak Atau membuat ucapan saja yang menjadi tombak Sang pertiwi mulai terjepit Oleh pemikiran yang sempit Sedangkan penguasa telah pamit Waktunya kita berperang kritik

tidak serta merta ‘kompak’ antara tema dan nada. Boleh jadi temanya kesedihan dan kekecewaan, tapi ia bisa saja disampaikan lewat pilihan kata atau kalimat yang netral bahkan damai. Sebagai misal, dalam Charlotte’s Web karya E. B. White, meskipun buku itu sedih, nadanya penuh kedamaian dan penerimaan, “But I feel peaceful. Your success in the ring this morning was, to a small degree, my success. Your future is assured. You will live, secure and safe, Wilbur. Nothing can harm you now. These autumn days will shorten and grow cold. The leaves will shake loose from the trees and fall. Christmas will come, and the snows of winter. You will live to enjoy the beauty of the frozen world, for you mean a great deal to Zuckerman and he will not harm you, ever. Winter will pass, the days will lengthen, the ice will melt in the pasture pond. The song sparrow will return and sing, the frogs will awake, the warm wind will blow again. All these sights and sounds and smells will be yours to enjoy, Wilbur-this lovely world, these precious days …” (Tapi aku merasa damai. Keberhasilan kamu di atas ring pagi ini, sebagian kecil, adalah kesuksesan aku. Masa depanmu terjamin. Kamu akan hidup, aman dan selamat, Wilbur. Tak ada yang bisa membahayakanmu kini. Musim gugur ini akan menjadi singkat dan dingin. Daunnya akan lepas dari pohon dan jatuh. Natal akan datang, dan juga salju musim dingin. Kamu akan hidup untuk menikmati keindahan dunia beku, karena kamu sangat berarti bagi Zuckerman dan ia tidak akan pernah menyakitimu. Musim dingin akan berlalu, hari-hari akan menjadi panjang, es akan mencair di kolam padang rumput. Pipit lagu akan kembali dan bernyanyi, katak akan bangun, angin hangat akan bertiup lagi. Segenap pemandangan, suara,

dan aroma ini akan menjadi milikmu untuk dinikmati, Wilbur-dunia yang indah ini, hari-hari yang berharga ini ... “). Kekecewaan bukan hanya menjadi tema dan isu yang sering dijumpai di pelbagai karya sastra. Tak kalah menarik bahwa banyak novel yang dengan akhir yang mengecewakan pembaca. Novel-novel berikut adalah karya-karya besar yang endingnya sangat mengecewakan para pembaca dan penggemarnya; The Marriage Plot (Jeffrey Eugenides), Infinite Jest (David Foster Wallace), Little Women (Louisa May Alcott), The Secret History (Donna Tartt), Alice’s Adventures in Wonderland (Lewis Carroll), In the Woods (Tana French), Wuthering Heights (Emily Brontë), Everything is Illuminated (Jonathan Safran Foer), Room (Emma Donoghue), dan Revolutionary Road (Richard Yates). Lewat OMDK, penulis agaknya ingin mengingatkan bahwa pendidikan menjadi kunci untuk memutus mata rantai kemiskinanm justru akan berpaling tadah serta berbalik arah melestarikan kemiskinan bila ia hanya menjadi ladang komersialisasi. Sosok Asep yang dalam faktanya ramai ditemukan di tengahtengah kita, tidak jarang menghentikan mimpi dan menghampakan asanya lewat kehadiran tokoh Budi –pintar dan intelektual namun mengubur hiduphidup mimpi teman atau sahabatnya sendiri untuk menggapai kehidupan dan masa depan yang lebih baik.

an Dosen enulis merupak *P merupakan *Penulis ultas Ilmu Budaya Fak akultas Universitas Andalas

Maimun Oleh : Nindi

Jeritan Sang Pertiwi Oleh : Wiwin Fauziah ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

M

embaca cerita pendek (cerpen) berjudul Orang Miskin Dilarang Kuliah (OMDK) oleh Abdis Sallam Fajri ini mengingatkan saya dengan dua cerpen terkenal, Babylon Revisited karya F. Scott Fitzgerald dan A Field of Wheat oleh Sinclair Ross. Kedua cerpen ini mengusung tema yang saling bertautan yaitu harapan dan kekecewaan. Bila Babylon Revisited terkait dengan kekecewaan tokoh utama Charlie untuk memperbaiki hubungannya kembali dengan putri kesayangannya, A Field of Wheat mengisahkan kisah kelam di balik era Depresi yang terjadi di negara Paman Sam. Tak jauh berbeda dua cerpen tersebut, cerpen OMDK lagi-lagi terbuhul dengan harapan dan kekecewaan yang saling menyatu. Cerpen ini mengisahkan harapan tokoh utama bernama Asep untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi yang kebetulan letaknya berdekatan dengan rumahnya. Perguruan tinggi ini terkenal dengan sebutan kampus hijau. Ia paham betul suasana kampus ini yang memiliki luas 500 hektar. Meski berlatar belakang keluarga yang tak mampu, ia percaya bahwa melanjutkan pendidikan amat instrumental untuk memutus garis kemiskinan. Ia masih memendam harapan dan hendak mengubahnya menjadi kenyataan. Baginya, mimpi harus dilihat sebagi peluang untuk mengubah mimpi menjadi kenyataan. Sayangnya, asa ini tertumbuk dengan pendapat yang datang dari orang terdekatnya, yakni teman dan ibunya sendiri. Temannya, Budi justru menyuarakan pendapat yang kontradiktif dengan kapasitas intelektualnya (“anak yang pintar di sekolah, terbukti dengan nilai tinggi yang

Namanya maimun Gadis kecil rapuh di balik dinding bangunan tua di ujung sana Meringis bungkam menyembunyikan isak Mencoba kabur dari monster “kekosongan” Dia sepi Sebatang kara tak tau arah Ombang - ambing di arus kehidupan manusia yang hiruk pikuk Sungguh malang maimun Perpisahan mereka mengkaburkan jalan Tak ada tempat yang hendak dituju Maimun Empat belas tahun gadis lugu Menanggung beban cerai dua orang yang inginkan pisah Tanpa memandang, apalagi melirik sedikit saja Puaskah? Mesti harus begitu wahai para orang dewasa? Apa kurang cukup dengan satu maimun? Haruskah ada maimun maimun lainnya?


Sering Konsumsi Mi Instan, Masalah Kesehatan Mengintai

B

agi kebanyakan mahasiswa mi instan merupakan makanan favorit bahkan wajib ada untuk stok akhir bulan. Penyajiannya yang praktis dan rasa yang enak membuat mie instan digemari oleh semua kalangan. Ditambah lagi harga yang relatif murah membuat banyak anak kos menjadikannya sebagai menu makan utama ditanggal tua. Tak jarang pula kebanyakan dari kalangan mahasiswa mengalami masalah dengan organ pencernaannya karena rutin mengonsumsi mi instan sebagai menu makanan utama. Food Safety and Standarts Authority of India (FSSAI) menyebutkan mi instan sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan. The Korea Food and drug administration (KFDA) juga

menyebutkan bahwa didalam produk mi instan terdapat kandungan yang tidak baik bagi kesehatan dan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Berikut beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan karena keseringan mengonsumsi mi instan : 1. Berisiko kanker Berbagai kandungan bahan kimia berbahaya yang terkandung didalam mi instan, seperti butylated hydroxyanisole (BHA) dan t-butylhydroquinone (TBHQ) dapat menyebabkan kanker karena kedua bahan tersebut merupakan pengawet yang bersifat karsinogenik. Zat yang bersifat karsinogen inilah yang nantinya akan memicu pertumbuhan sel-sel kanker. 2. Kerusakan organ Mi instan mengandung propylene glycol, yaitu bahan anti beku yang mencegah mi dari pengeringan dengan mempertahankan kelembaban. Apabila sering mengkonsumsi mi instan, maka tubuh akan menyerap zat tersebut dengan mudah dan langsung terakumulasi ke jantung, hati dan ginjal sehingga menyebabkan kelainan pada organ-organ tersebut. 3. Obesitas Meakan mi instan hanya akan memberikan efek kenyang yang bersifat sementara. Meskipun hanya satu kali konsumsi, mi instan sudah mengandung banyak kalori dan karbohidrat. Namun akibat dari efek rasa lapar akan membuat seseorang cenderung makan karbohidrat lebih banyak lagi. Jadi merupakan suatu hal yang

keliru jika menganggap dengan kosumsi mi instan bisa membuat jumlah asupan karbohidrat berkurang. Akan lebih berbahaya lagi jika konsumsi mi instan disertai pula dengan nasi, karena ketika keduanya dikonsumsi secara bersamaan jumlah asupan karbohidrat akan sangat tinggi. 4. Menyebabkan keguguran pada ibu hamil Kandungan natrium yang ada pada mi instan dapat membuat ibu hamil terkena hipertensi yang nantinya akan menyebabkan ibu hamil rentan terkena penyakit komplikasi. Selain itu, bahan kimia pada mi instan dapat menembus plasenta dan berisiko menimbulkan keguguran. Nah, jadi bagi ibu hamil disarankan untuk tidak terlalu sering mengkonsumsi mi instan karena akan membahayakan keselamatan janin. 5. Menghambat penyerapan nutrisi Mi instan dapat menghambat penyerapan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karenanya sangat disarankan untuk anak-anak agar tidak mengonsumsi mi instan karena akan mengganggu pertumbuhan. Mengonsumsi mi instan bagi anak-anak akan menyebabkan kondisi gagal tumbuh pada tubuh dan organnya. Hal ini dikarenakan zat nutrisi dari makanan yang mereka konsumsi tidak dapat terserap dengan sempurna karena terhambat oleh mi instan tersebut. 6. Kerusakan Jaringan Otak Keseringan mengonsumsi mi instan berarti menumpuk zat-zat kimia berbahaya bagi tubuh yang nantinya akan berdampak pada kerusakan sel-sel jaringan otak . Hal ini kemungkinan akan menyebabkan penurunan transmisi sinyal (daya tangkap) dalam otak. Lebih lanjut, kerusakan jaringan otak ini juga akan memicu berbagai penyakit berbahaya lainnya seperti stroke atau kelumpuhan.

7. Diabetes Dari banyaknya merek yang beredar khususnya di Indonesia, mi instan mengandung sekitar 40,02 gram karbohidrat, atau sekitar 73% dari seluruh kandungan nutrisi yang ada dalam satu bungkus mi. Dari data tersebut berarti kandungan gula dalam mi pun juga tinggi, sehingga bagi penderita diabetes sangat tidak dianjurkan untuk mengonsumsi mi instan. 8. Risiko sindroma metabolik lebih besar pada wanita Sebuah penelitian yang dilakukan oleh negara Korea Selatan dan dimuat dalam journal of nutrition , mengungkapkan bahwa bagi wanita yang mengonsumsi mi instan setidaknya dua kali dalam seminggu dapat meningkatkan risiko terserang sindroma metabolik 68 persen lebih besar daripada pria. Jika mempertimbangkan kandungan nutrisi mi instan yang tidak seimbang ditambah dengan bahan-bahan pelengkap yang berisiko bagi kesehatan, sebaiknya batasi konsumsi mi instan. Makanan olahan pada umumnya memang mengandung gula dan garam yang tinggi, karena makanan tersebut sengaja dirancang agar awet sehingga bisa disimpan dalam waktu yang lama. Namun dilain sisi hal tersebut tentu tidak cukup baik bagi kesehatan. Tips dari peneliti agar bahaya mi instan tidak sampai memberikan efek buruk bagi kesehatan adalah : hindari konsumsi mi instan setiap hari, makan dengan porsi yang sedikit, dan sebagai upaya menyeimbangkan gizi pada sajian mi instan, tambahkan beberapa bahan seperti telur, ayam, jmur, wortel, kacangkacangan dan bahan-bahan alami lainnya. Kemudian batasi penggunaan bumbu mi instan karena mengandung MSG dan banyak garam. Yova (Diolah dari berbagai sumber)

Singkong dan Berbagai Keunikannya

S

alah satu umbi-umbian yang mudah dijumpai di Indonesia adalah ubi kayu atau yang dikenal dengan sebutan singkong. Hal ini disebabkan iklim lingkungan Indonesia yang cocok dengan singkong yaitu iklim tropis. Singkong merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Latin dan telah tersebar ke seluruh dunia. Selain mudah ditemui, ubi jenis ini juga memiliki harga yang relatif rendah sehingga mudah dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Bagian singkong pada umumnya bisa dimanfaatkan, seperti umbi, daun, batang, dan juga kulit umbi. Selain itu rupanya singkong memiliki berbagai keunikan yang tak terduga. Adapun diantara keunikan tersebut yaitu : 1. P engganti peran beras sebagai Pengganti bahan pokok Tidak semua umbi-umbian mengandung karbohidrat yang tinggi. Singkong merupakan salah satu umbiumbian yang tinggi akan kandungan tersebut. Kandungan serat yang tinggi membantu dalam memperlambat pencernaan dalam usus dan juga memperlambat kemunculan glukosa darah sehingga menjadi sumber karbohidrat yang sesuai untuk penderita diabetes. Oleh karena itu, singkong dapat menggantikan peran beras sebagai bahan pokok terlebih lagi kandungan karbohidrat dalam singkong mengandung amilosa yang rendah dan amilopektin yang tinggi sehingga mampu mengenyangkan ketika dikonsumsi.

2. Kandungan protein dan asam amino di daun singkong Daun singkong memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga bagus untuk dikonsumsi sebagai sayuran. Dikutip dari jurnal yang dikeluarkan Universitas Padjajaran, Fajar Nurani memaparkan bahwa daun singkong pada umumnya memiliki kandung protein berkisar antar 2027% dari bahan kering. Semakin tua umur daun singkong maka kandungna p r o t e i n didalamnya j u g a semakin berkurang sehingga d a u n singkong yang bagus adalah daun singkong yang muda. Selain itu, daun singkong juga mengandung asam amino yang dapat memperbaiki mood, m e m b a n t u peremajaan kulit dan tulang, serta meningkatkan daya ingat yang dapat meningkatkan fungsi otak.

3. Mudah ditanam Tanaman singkong dapat ditanam dan tumbuh dengan mudah hanya dengan menggunakan stek batang. Stek batang merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman dengan menggunakan salah satu bagian tanaman tersebut. Untuk singkong bagian yang digunakan u n t u k perbanyakan a d a l a h batangnya. Kemudian batang singkong ini cukup ditaman dikebun atau

jenis Indonesia untuk tanaman

pekarangan r u m a h . U n t u k lingkungan tanam, umumnya t a n a h c o c o k singkong.

4 . Kandungan asam sianida (HCN) Selain dengan berbagai kebaikan

dan kemudahan yang ditemukan, keunikan yang tergolong menyeramkan dari tanaman ini adalah kandungan asam sianidanya. Kandungan HCN yag terdapat pada singkong dapat disebabkan oleh stres lingkungan, seperti serangan hama, penyakit dan kandungan P dan K yang ada di dalam tanah. Menurut penelitian Wangasari (2013) kulit umbi merupakan bagian singkong yang paling banyak mengandung HCN. Jika tidak diolah dengan baik, kandungan asam sianida tersebut dapat meningkat menjadi racun bagi orang yang mengkonsumsinya. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan kandungan HCN pada singkong yaitu dengna pelayuan diman hal ini dapat mengurangi kandungan HCN pada singkong tersebut. 5. Memilki banyak nama Singkong mempunyai banyak nama daerah sesuai dengan tempat singkong dikenal, yaitu ketela pohon, ubi jenderal, ubi inggris, telo puhung, kasape, bodin, telo jenderal (Jawa), sampeau, huwi dang deur, huwi jenderal (Sunda), kasbek (Ambon), dan ubi prancis (Padang). Perbedaan nama pada tanaman singkong ini disebabkan oleh berbedanya bahasa daerah yang ada di Indonesia. Sehingga nama untuk tanaman singkong ini juga berbeda. Sedangkan untuk nama ilmiah singkong adalah Manihot esculenta, nama inilah yang dikenal secara umum untuk bidang bilogi dan pertanian di dunia. < Suhada (Diolah dari berbagai sumber)


Pembalasan Dendam Sang Ibu Panti

R

atu Ilmu Hitam merupakan remake dari film horor terbaik Indonesia keluaran tahun 1981 denganjudul yang sama, dibintangi oleh ratu film horor Indonesia, Suzzanna. Film ini disutradarai oleh Kimo Stamboel, sutradaradari film Rumah Dara (2010) yang banyakmeraihpenghargaan di dunia perfilman baik di tanah air maupun mancanegara. Sementara cerita ditulis oleh Joko Anwar, sutradara sekaligus penulis film Pengabdi Setan (2017). Kolaborasi kedua sutradara handal ini tak ayal membuat film ber-genre horor ini sangat dinantikan oleh penikmat film. Meskipun berkiblat pada film yang dibintangi Suzzanna, film yang diproduksi oleh Rapi Films ini memiliki alur cerita yang berbeda dan tidak ada kaitannya dengan film sebelumnya.Menceritakan Hanif yang diperankan oleh Ario Bayuyang mengajak istrinya, Nadya (Hannah Al Rasyid)dan

ketiga anaknya untuk mengunjungi Panti Asuhan tem pat Hanif dibesarkan dulu. Maksud kedatangan Hanif dan keluarganya adalah untuk menjenguk Pak Bandi yang tengah sakit keras. Pak Bandi adalah pengurus panti yang membesarkanHanif dan kedua sahabatnya, Anton (Tanta Ginting) danJefri (Miller Khan). Seperti halnya Hanif, Anton dan Jefri pun turut hadir menjenguk pengasuhnya bersama istri mereka, Eva dan Lina. Cerita bermula ketika mobil yang dikemudikanHanif menabrak sesuatu di perjalanan menuju panti yang letaknya sangat terpencil. Hanif menemukan seekor rusa yang telah mati dan mengira bahwa yang ditabraknya adalah rusa tersebut. Sesampainya di panti, Hanif masih penasaran dengan kejadian baru saja dialaminya. SehinggaHanif memutuskan untuk meninggalkan panti dan kembali kejalan tersebut pada malam harinya. Di sana ia menemukan hal yang tak terduga,ternyata yangiatabrak bukanlah seekor rusa melainkan seorang anak panti. Hanif juga menemukan bus yang berisi anak-anak panti yang hilangselama beberapa hari, mereka ditemukan dalamkeadaansudahtidakbernyawa. Semenjak itu hal-hal ganjil mulai bermunculan dan menghantui parapenghuni panti. Satu persatu penghuni panti diteror dengan berbagai hal aneh dan mengerikan, diantara mereka tibatibahilangsecaramisterius dan mati mengenaskan. Ditengah teror yang melanda masing-masing penghuni panti, munculah sosok Bu Mirah, penjaga panti yang dulunya mati bunuh diri dengan menghancurkan kepalanya sendiri. Berjalan dengan kaki pincangnya, Bu Mirah

Identitas F ilm Film Judul Rilis Durasi Sutradara Produser Resensiator

: : : : : :

Ratu Ilmu Hitam 7 November 2019 99 Menit Kimo Stanboel Gope T T.. Samtani Icha Putri

menampakkan dirinya pada penghuni panti. Bu mirah dulunyaia dikurung dalam sebuah kamar di panti karena disangka gila dan ingin menyakiti anak-anakpanti. Kamar itu pula yang menjadi makamBu Mirah, kemudian kamar tersebut dikunci dan tidak pernah dibuka lagi. Lambat laun satu per satu misteri dari teror yang dialami penghuni panti mulai terkuak.Bagaimana jadinya jika ketakutanketakutan yang menghantui mereka selama ini merupakan pemilik ilmu hitam? Lantas bagaimanakah cara Hanif dan Nadya menyelamatkan penghuni panti? Apakah mereka dapat selamat dari kejahatan ratu ilmu hitam? Jika pada film Ratu Ilmu Itam tahun 1981 menggunakan alur maju yang menceritakan bagaimana Suzzanna melakukan teror kepada para korbannya, dalam film hasil remake ini lebih ditampakkan bagaimana ketakutan dari tokoh yang diteror. Meskipun memiliki sentuhan berbeda, Joko Anwar selaku penulis naskah tetap mempertahankan ciri khas dalam film orisinilnya, yaitu dendam dan santet. Plot twist yang disuguhkan film ini membuat mata tak mau lepas untuk terus menyaksikan peristiwa yang terjadi selanjutnya. Meski tidak dijumpai adegan yang menimbulkan efek Jumpscare, namun

film ini tetap menarik karena sisi kengerian dan kesadisan yang ditonjolkan. Apalagi disajikandengansentuhan visualisasi modern, sehingga setiap adegannya terlihat nyata. Hal itu dapat dirasakan ketika tubuh Anton dimasuki banyak serangga dan kelabang sampai membuat matanya copotdengancaramengerikan. Sebagai sutradara, Kimo Stamboel sukses mengeksekusi adegan demi adegan dengan apik. Teror-teror yang diberikan secara terus menerus membuat penonton berkali-kali harus menahan napas. Kesan mencekam di dalam film berdurasi 99 menit itu mampu menghadirkan suasana mencekam seolah-olah penonton mengalami langsung kejadian tersebut. film ini lebih mengunggulkan adegan-adegan yang membuat ngilu, tetapi lemah dalam efek jumpscare. Disayangkan pada film ini karakter masing-masing tokoh kurang menonjol, atmosfer balas dendam yang menjadi topik utamanya terasa kurang tajam jika dibandingkan dengan film Ratu Ilmu Hitam tahun 1981. Terlepas dari kekurangannya, film ini menarik untuk disaksikan dan cocok untuk pencinta film horor, misteri, dan thriller karena film ini akan membuat penonton merasakan sensasi mengerikan sekaligus menantang dengan body-horror yang disuguhkan sepanjang film diputar.

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Merdeka Dari Hati Untuk Negara Sendiri

A

.Fuadi penulis novel trilogi Negeri 5 Menara, Ayah, dan Beasiswa 5 Benua kembali menghasilkan karyanya tentang pahlawan nasional yang kurang dikenal banyak orang, Lafran Pane. Novel bertajuk “Merdeka Sejak Hati” bercerita tentang perjuangan dan keteguhan hati dalam menunjukkan rasa nasionalisme serta Islam. Novel ini menceritakan tentang seorang pemuda bernama Lafran yang piatu sejak bayi. Ia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu sementara sang ayah sibuk bekerja. Bayi Lafran diasuh oleh neneknya beserta kedua kakaknya, membuatnya tidak kekurangan kasih sayang. Mental kuat yang dimiliki membuat Lafran kecil sulit diatur. Berkalikali neneknya melarang Lafran untuk memanjat pohon, bolos mengaji, dan bolos sekolah namun tak pernah dihiraukannya. Perilaku sang adik membuat kakak Lafran berinisiatif membawanya ke perantauannya. Ayah Lafran adalah seorang yang aktif berorganisasi. Kakaknya, Sanusi Pane dan Armijn Pane juga aktif menulis buku.

Sejak kecil Lafran sering diajak oleh ayahnya untuk rapat pergerakan melawan penjajah. Pada usia mudanya ia telah berani membangun sebuah organisasi yang anggotanya berasal dari luar. Sebagai pemrakarsa organisasi, banyak rintangan yang dihadapi Lafran, terutama dalam mencari anggota. Lafran berkeinginan agar organisasi yang ia dirikan tidak hanya untuk orang yang mengerti agama, namun juga untuk mereka yang awam. Selain itu, ia mengajak mahasiswa Islam untuk setia pada tiga jalan, yaitu jalan Indonesia, jalan Islam, dan jalan intelektual. Bagi Lafran, mahasiswa tidak hanya perlu kenal bangsanya, tapi kenal agama dan jalur ilmunya. Tokoh Lafran tidaklah egois dalam menjabat suatu organisasi dan lainnya. Saat Indonesia berada dalam keadaan darurat, ia menyerahkan jabatannya kepada orang yang lebih mampu mengemban amanah. Begitu juga saat ia akan diangkat menjadi rektor di kampus tempat ia mengajar. Baginya, jabatan bukanlah sesuatu hal yang harus diperebutkan, melainkan sesuatu yang

Identitas buk u buku Judul Penulis Penerbit Tahun terbit Tebal buk u buku Resensiator

: : : : : :

Merdeka Sejak Hati A.F uadi A.Fuadi PT Gramedia Pustaka Utama Mei 2019 xi+364 halaman Zurriati F adilla Fadilla

diberikan kepada manusia yang lebih mampu. Dalam novel ini, A.Fuadi juga memaparkan sejarah perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan dari bangsa-bangsa yang menjajahnya. Sejarah itu kental tergambar ketika Jepang menyerang Batavia. Lafran bersama organisasi yang didirikannya berjuang untuk mempertahankan rakyat. Lafran dipertemukan dengan gadis cantik yang mampu mengubah hidupnya jadi lebih baik, hingga mereka dikaruniai tiga orang buah hati. Lafran bertekad agar buah hatinya tidak merasakan peliknya hidup seperti yang ia rasakan dulu. Kehidupan Lafran sangat sederhana, ia memiliki prinsip bahwa sesuatu yang ingin ia dapatkan cukup sesuai dengan yang ia butuhkan. Lebih dari itu, tidak perlu dan ia bisa memberikannya kepada orang lain. Hal ini berlaku untuk semuanya, tidak hanya materi yang melekat pada badan, tapi juga jabatan yang melekat pada diri. Novel ini mengingatkan kita kepada sejarah perjuangan pahlawan terdahulu untuk kemerdekaan Indonesia seperti Lafran Pane. Dalam hidupnya, ia tidak memerlukan materi yang berlimpah dan jabatan yang banyak. Ia mempertahankan kepatutan dan kebutuhan, bukan keinginan. Cita-citanya adalah kesejahteraan dan harkat Indonesia yang tinggi, bukan kesejahteraan pribadi. Dalam novel ini, penulis mampu membuat pembaca masuk dalam situasi yang digambarkan dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti, sehingga pembaca tidak sulit memahami alur ceritanya. Meskipun demikian, masih terdapat kekurangan, pada pergantian bab penulis

tidak konsisten dalam alur ceritanya. Selain itu, klimaks perjuangan Lafran saat mempertahankan kemerdekaan bersama organisasinya menjadi sesuatu yang kurang menarik dalam novel ini. Ceritanya berputar di bagian itu saja tanpa ada cara baru untuk menceritakannya. Hal tersebut membuat pembaca kebingungan memahami ceritanya. Kemudian, dalam novel ini diceritakan bahwa penyebab kondisi istrinya mulai tidak sehat adalah sang anak yang telah pergi. Namun, tidak dijelaskan mengapa sang anak pergi. Namun secara keseluruhan, novel ini bagus untuk dibaca, karena banyak nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Selamat membaca.


Tafdil : Rida Allah Berada pada Ridho Orang Tua

Foto : Aat

R

ida orang tua lebih penting dari apapun, kata Tafdil. Rektor Universitas Andalas periode 20152019 tersebut, paham betul bahwa kalimat ini tidak hanya menjadi pepatah minang saja, bahkan dalam Alqur’an dan Hadist Rasul juga sudah dituliskan untuk menjadi pedoman umat Islam. Rida Allah berada pada rida orang tua adalah kalimat singkat yang digenggam Tafdil untuk dibawa mencapai kesuksesan. Tafdil berasal dari Solok, tepatnya di Koto Anau dan dibesarkan di Padang. Seperti masyarakat suku minang lainnya Tafdil mengedepankan agama dalam kehidupan sehari-hari, “Adaik basandi syarak, syarak basandi kitabullah.” Dari

kecil, orang tua Tafdil sangat menekankan untuk terus dekat dengan agama, menomor satukannya dalam urusan apapun. Masa kecilnya, ia habiskan dengan belajar dan mengaji di Surau. Tidak sampai disitu, Tafdil kecil pun kerap tidur malam di Surau bersama teman laki-lakinya. Tafdil berasal dari keluarga yang tergolong kurang mampu, ayah-ibunya adalah pedagang kacamata optik yang membuka toko di Pusat Pasar Raya, Padang. Jatuh bangun dalam mengurus toko sudah dirasakan Tafdil kecil dan keluarganya, untung rugi dan berbagai musibah lainnya juga sudah ia lahap sejak usia dini. Pengalaman pahit mengantarkan Tafdil dan keluarganya pada keputusan untuk beralih usaha, dari usaha kacamata optik menjadi usaha kain. Kala itu, Tafdil hidup dengan keperluan serba pas-pasan atau dipas-paskan. Tapi meski demikian, tidak hanya Tafdil, 11 saudaranya pun sama semangatnya untuk menempuh pendidikan. Tidak mau miskin ilmu dan pengetahuan. Meski butuh perjuangan untuk menempuh pendidikan, 12 bersaudara tersebut berhasil meraih impiannya masing-masing dengan menjadi bidan, dokter, apoteker, dosen dan lainnya. Lagi-lagi Tafdil harus mengalah, merelakan impiannya demi rida orang tua. Lulus SMA, Tafdil izin ingin merantau seperti kakak-kakaknya, kuliah di Fakultas Kedokteran adalah targetnya. Namun, kenyataan tidak selalu seindah mimpi. Orang tuanya tidak memberi izin. “Kau anak laki-laki pertama, kalau bukan kau, siapa lagi yang bantu Bapak di lapau, Nak? Sekolah di Padang saja lah, ambil jurusan

l

ekonomi lalu jadi direktur,” pesan ayah Tafdil yang menggugurkan semua impiannya. Dalam keluarganya, hanya anak kedelapan dari 12 bersaudara itu yang tak diizinkan merantau. Meski begitu ia tak menuntut keinginan orang tuanya tersebut, ia yakin apapun saran orang tuanya adalah yang terbaik untuk dirinya. Baginya, mimpi itu tidak seberapa dibanding rida orang tua, mimpinya pun mati terkubur dalam kenangan. Setelah menyelesaikan kuliah, Tafdil berhasil menyematkan gelar SE di belakang namanya, layaknya sarjana ekonomi pada umumnya yang menjadikan instansi bank sebagai tujuan melabuhkan gelar. Namun, lagi-lagi ayahnya menolak niat Tafdil, “Melamar di Bank? Ndak jadi direktur angkuh do?” tanya ayah Tafdil ketika menemukan surat lamaran kerja Tafdil yang tak sengaja diletakkan di meja rumahnya. Tafdil pun mengurungkan lagi niatnya untuk bekerja di Bank. Tafdil memilih jalan lain, menjadi asisten dosen di Fakultas Ekonomi Unand yang kemudian pilihan inilah yang menjadi awal kesuksesan karirnya. Tahun 1986 Tafdil mengabdi sebagai asisten dosen ekonomi dan hanya butuh waktu satu tahun sampai surat keterangan atas nama dosennya keluar. Tahun 1987 ia resmi menjabat sebagai dosen tetap Unand. Disamping menjadi dosen, ia juga mengolah toko orang tuanya sebab orang tuanya sudah tak lagi mampu mengurus. Tahun-tahun selanjutnya diisi dengan berbagai kegiatan sebagai dosen dan berdagang. Sampai genap lima tahun mengajar, Tafdil pun memutuskan untuk kembali belajar. Menghabiskan rasa penasarannya dengan dunia perantauan, sampai ia tinggalkan toko warisan orang tuannya demi menjemput ilmu dan pengalaman. Tahun 1992, dibantu oleh Dekan Fakultasnya saat itu, ia terbang ke Philipina untuk melanjutkan pendidikannya. Sebenarnya Tafdil sudah mencoba tes ke Amerika, namun takdir menghendakinya untuk belajar di negeri lumbung padi. Tafdil mengambil Jurusan General Management di Universitas Philipina dan menuntaskan gelar MBA-nya di tahun 1995. Tafdil kembali ke Indonesia, untuk kembali mengajar sambil mengurus perpustakaan Fakultas Ekonomi yang di amanahkan Dekan kepadanya. Diusia yang sudah kepala tiga Tafdil akhirnya memutuskan untuk menikah, “Saat itu tahun 1996, saya ingin mengakhiri masa lajang saya, karna sudah dianggap telat oleh teman dan keluarga,” ungkap Tafdil

diselingi tawa. Tafdil pulang dan tidak lagi berbisnis, ia sudah fokus mengabdikan dirinya untuk Unand. Belum puas menyandang gelar S2, Tafdil terbang lagi ke Negeri Jiran, Malaysia pada tahun 2000. Selama menempuh masa kuliah S3, bukanlah menjadi perkara yang mudah bagi Tafdil. Istri dan tiga anak yang wajib dinafkahi, biaya kuliah yang cukup besar juga ditanggung oleh dirinya sendiri. Tanpa beasiswa, hanya dengan semangat belajar Tafdil menghilangkan kata tidak mampu dalam hidupnya. Tidak mudah menyerah, rumah pun rela dijual demi pendidikan. Disaat berjuang dalam belajarnya, Tafdil mendapatkan tawaran beasiswa dipertengahan masa kuliah. Namun sayang, syarat yang harus ia ambil adalah pindah belajar ke Australia. Tafdil enggan menerimanya dengan berbagai pertimbangan yang berat, sampai akhirnya Tafdil hanya mengambil dana riset penelitian saja untuk membantu menyelesaikan masa kuliahnya, selebihnya biaya kuliah Tafdil menanggungnya sendiri. Lima tahun di Negeri Jiran, Tafdil pulang dengan gelar tambahan, Ph.D dari Universiti Sains Malaysia. Tafdil kembali melanjutkan pengabdiannya di Unand, karirnya merambah dari menjadi Ketua Jurusan, kemudian Wakil Dekan I, Dekan dan sampai akhirnya diangkat menjadi Rektor Unand. “Yang paling penting adalah patuh kepada orang tua,” kalimat ini berkali-kali ditegaskan Tafdil kepada kru Genta Andalas dalam perbincangan karirnya. Namun, tetap saja masih ada rasa sesal bagi Tafdil, karena di puncak kesuksesannya kedua orang tua Tafdil tidak dapat menyaksikannya. Ayahnya telah pulang lebih dulu, tiga hari sebelum ia diangkat menjadi Dekan. Enam bulan selanjutnya, ibunya menyusul sang ayah. Tahun itu menjadi tahun duka bagi Tafdil, sampai berlinang airmatanya mengenang dua pahlawan nomor satu dihidupnya itu. Motivasi dari orang tuanya yang selalu ia sampaikan kepada mahasiswa Unand adalah “Sekolah itu sama saja, baik di Unand ataupun UI, yang terpenting adalah kesungguhan dalam belajar yang disertai dengan ibadah, jangan pernah membantah nasihat ataupun perkataan orang tua, karena rida Allah berada pada rida orang tua. Seperti yang tertulis dalam kitab suci alquran tentang “Perkataan ah”. Kemudian, kuliah bukan hanya tentang akademik, tapi juga ajang untuk meninggikan softskill ,” kata Tafdil mengakhiri pembicaraan. < Anggi

Biodata Nama TTL Alamat Rumah

: P afdil Husni, SE, MBA, Ph.D Prrof of.. Dr Dr.. T Tafdil Padang, : P adang, 20 November 1962 : Jl. Bambu No adang No.. 15 Ujung Gurun P Padang 25114 Istri : Dina Hendriani Jenjang P endidik an : Pendidik endidikan S1 Ekonomi, Universitas Andalas S2 General Management, University of the Philippines S3 F inance, Management University Sains Malaysia Finance, Riwayat Kerja : Kepala Program Studi S1 Manajemen (1991-1992) Kepala P erpustak aan F ak ultas Ek onomi (1995-1996) Perpustak erpustakaan Fak akultas Ekonomi Sekretaris Jurusan Manajemen (1997-2000) Ketua Jurusan Manajemen (2005-2008) Pembantu Dek an I F ak ultas Ek onomi (2008-2012) Dekan Fak akultas Ekonomi Dek an F ak ultas Ek onomi (2012-2015) Dekan Fak akultas Ekonomi Rektor Universitas Andalas (2015-2019)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.