5 minute read

Sastra Indonesia UI dan Prospek Kerjanya yang Serba Guna

Sastra Indonesia UI dan Prospek Kerjanya yang Serba Guna

Oleh Aryayoga Harjuno Ananda Jurusan Sastra Indonesia pada dasarnya merupakan salah satu jurusan yang tidak terlalu diminati oleh masyarakat Indonesia, khusunya anak-anak SMA. Mereka sering mengatakan bahwa “Kan udah bisa bahasanya. Ngapain belajar sastra Indonesia, coba?” sehingga mereka lebih tertarik kepada jurusan lain yang lebih klise, seperti kedokteran, hukum, dan sebagainya. Selain itu, dorongan dari orang tua yang hanya melihat tingkat kesuksesan anaknya berdasarkan jurusan yang mereka ambil pun menjadi alasan lain mengapa jurusan Sastra Indonesia sangat minim peminatnya. Mereka menganggap bahwa anak-anak jurusan Sastra, terutama Sastra Indonesia tidak akan sukses di dunia kerja dan tidak akan mendapatkan pekerjaan yang memadai. Sastra Indonesia di Universitas Indonesia pun menjadi salah satu jurusan di UI yang tidak terlalu diminati, meskipun Universitas Indonesia cukup tergolong prestige. Tidak banyak anak-anak yang secara sukarela ingin mendaftarkan diri ke Sastra Indonesia UI. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya orang yang menjadikan Sastra Indonesia sebagai pilihan kedua atau bahkan pilihan terakhir hanya karena passing grade yang mudah dijangkau. Banyak anakanak SMA yang mendaftarkan diri ke Sastra Indonesia UI dengan pemikiran “Yang penting di UI, ah” atau “Belajarnya gampang.” Selain itu, tuntutan orang tua untuk masuk UI, ditolak fakultas lain, dan sebagainya menjadi alasan-alasan mengapa banyak remaja SMA yang secara terpaksa masuk ke jurusan tersebut. Pada kenyataanya, jurusan Sastra Indonesia tidak kalah hebatnya dari jurusan-jurusan lain yang ada di Universitas Indonesia. Mahasiswa Sastra Indonesia UI tidak hanya belajar soal ejaan, tanda baca, serta kalimat yang baik dan benar, melainkan juga belajar budaya Indonesia, karya sastra, linguistik, filologi, dan sebagainya. Jurusan tersebut tidak jarang pula menggunakan disiplin ilmu lain untuk memperkaya proses pembelajaran para mahasiswanya. Ilmu-ilmu tersebut berupa ilmu psikologi untuk meneliti karya sastra, ilmu anatomi untuk memamahi fonologi, ilmu sejarah untuk memahami filologi serta periodisasi karya sastra, dan sebagainya. Selain itu, mahasiswa jurusan tersebut juga dapat melatih soft skill mereka melalui berbagai macam organisasi, kepanitiaan, biro, serta komunitas yang ada di kampus. Meskipun begitu, kebanyakan masyarakat masih menilai bahwa propsek kerja jurusan Sastra Indonesia hanya sebatas menjadi guru atau dosen saja. Tentunya hal tersebut memang benar, tetapi masih ada banyak prospek kerja yang bisa didapatkan oleh lulusan jurusan tersebut. Mahasiswa Sastra Indonesia dapat menjadi penyair, penulis novel, penulis naskah, penerjemah, penyunting, editor, ahli linguistik ahli, filologi, pengarsip naskah kuno, kritikus

Advertisement

sastra, jurnalis, presenter berita, aktor atau aktris, sutradara, singer-songwriter, dan sebagainya. Melalui segala kemapuan yang telah mereka dapatkan selama kuliah, lulusan Sastra Indonesia bisa dibilang sebagai lulusan dengan prospek kerja yang paling versatile atau serba guna dibandingkan dengan lulusan lain. Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, lulusan Sastra Indonesia UI dapat menjadi penulis dan penyair. Mereka dapat memanfaatkan kemampuan menulis, teknik penulisan kreatif, serta pengetahuan lain terkait karya sastra untuk menciptakan sebuah karya yang dapat digemari oleh masyarakat luas. Selain itu, pengetahuan mereka akan isu psikis, sosial, serta budaya yang telah mereka pelajari juga sangat membantu dalam memperkaya isi serta pelajaran hidup di dalam tulisan mereka. Para calon penulis dan penyair tersebut secara tidak langsung dapat mengajarkan masyarakat untuk menghormati segala ras dan gender, menghargai segala macam budaya dan masyarakat yang ada di Indonesia, membuka pikiran masyarakat akan berbagai sudut pandang yang ada di sekitar mereka, dan sebagainya. Ajaran tersebut dapat pula diimplementasikan ke dalam buku cerita anak melalui salah satu mata kuliah yang tersedia di Sastra Indonesia UI, yaitu Sastra Anak. Kemampuan mengarang serta menulis yang dipelajari oleh mahasiswa Sastra Indonesia UI dapat pula dimanfaatkan dalam penulisan naskah drama, naskah film, naskah acara televisi, naskah iklan, dan sebagainya. Selain itu, pelajaran drama yang diberikan di dalam jurusan tersebut memungkinan para pelajarnya untuk melatih kemampuan akting serta manajerialnya. Mahasiswa Sastra Indonesia dapat belajar untuk jadi aktor, aktris, sutradara, produser, stage director, make up artist, penata kostum, penata background, dan sebagainya. Banyaknya ekstrakulikuler yang fokus di bidang teater dan sinematografi, seperti Teater Sastra, Teater UI, Sinematografi UI, dan sebagainya pun membantu mahasiswa Sastra Indonesia UI yang ingin mendalami dunia teater dan perfilman. Jurusan Sastra Indonesia bahkan menyediakan sebuah biro bernama Pagupon yang memunkinkan mahasiswanya untuk mendalami dunia teater. Selain untuk menulis karya sastra dan naskah drama, kemampuan menulis yang dimiliki oleh mahasiswa Sastra Indonesia pun dapat pula menuntun mahasiswa Sastra Indonesia untuk menjadi singer-songwriter. Mereka dapat menggunakan pengetahuan mengenai cara merangkai kata yang lebih indah dan puitis untuk membuat lagu mereka semakin bermakna. Lirik yang telah ditulis tersebut pada akhirnya dapat mereka nyanyikan dan disebarkan ke berbagai media sehingga mereka akan dikenal oleh masyarakat luas. Sastra Indonesia UI bahkan menyediakan wadah untuk mengasah bakat-bakat menyanyi serta bermain musik melalui berbagai macam biro. Biro tersebut berupa Sasina yang fokus kepada

musikalisasi puisi serta Pagupon yang seringkali mengandalkan jasa penyanyi dan pemusik di dalam pementasan drama. Prospek kerja mahasiswa Sastra Indonesia yang serba guna seringkali membuat mereka berurusan dengan orang-orang dari luar negeri. Dengan berbagai negara yang mulai mengapresiasi kekayaan budaya serta bahasa Indonesia, tidak mengherankan apabila mahasiswa Sastra Indonesia dapat pula mengajarkan bahasa serta budaya Indonesia untuk orang luar negeri. Mereka dapat mengajar para orang asing tersebut di Indonesia, maupun di luar negeri, seperti Australia, Korea Selatan, dan sebagainya. Selain itu, mereka dapat pula bekerja sebagai duta besar atau ambassador, penerjemah, dan sebagainya. Akses untuk belajar bahasa asing di FIB UI pun juga sangat terjangkau sehingga mahasiswa Sastra Indonesia UI dapat mempelajari bahasa-bahasa lain untuk semakin mengasah kemampuan bahasa asing mereka.

Selain prospek-prospek kerja yang telah disebutkan di atas, mahasiswa Sastra Indonesia bisa juga bekerja di luar bidang mereka. Mereka dapat bekerja sebagai pegawai bank, pegawai kantoran, salesman, pengusaha, content creator, manajer, CEO, dan sebagainya. Lulusan Sastra Indonesia bahkan berpotensi lebih mudah mendapat pekerjaan karena mereka dapat merangkai kata-kata yang menunjukkan karisma serta secara tidak langsung menampilkan kemampuan mereka di dalam wawancara pekerjaan. Selain itu, mereka juga bisa menggunakan kemampuan berbicara yang lancar dan baik agar semakin meyakinkan para pencari kerja untuk menerimanya. Soft skill dalam berorganisasi pun dapat pula mereka latih di dalam berbagai kepanitiaan dan organisasi yang ada di dalam jurusan, fakultas, ataupun universitas. Dari pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya, sudah jelas bahwa jurusan Sastra Indonesia UI memiliki berbagai macam prospek kerja. Para lulusan dari jurusan tersebut tidak perlu terlalu khawatir akan pekerjaan mereka karena betapa banyaknya potensi yang dapat mereka raih. Masyarakat Indonesia sebaiknya harus mulai membuka mata mereka dan melihat betapa serba gunanya potensi-potensi yang dimiliki oleh jurusan Sastra Indonesia, baik di UI, maupun di universitas lain. Oleh karena itu, tidak sepantasnya apabila kita selalu melihat jurusan Sastra Indonesia dengan sebelah mata.

This article is from: