Ed 4 thn i

Page 1

Edisi 4/Tahun I -- 12 Mei 2014

TRANSFORMASI Diterbitkan Oleh: The ISSaCT*

Akar Institusional dari Kesejahteraan Oleh: Mochammad Faisal Karim (Dosen Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara. Alumni University of Nottingham, UK)

Mengapa terdapat negara yang makmur dan negara yang miskin? Apa yang menyebabkan sebuah negara dapat keluar dari kubangan kemiskinan dan yang lain masih terperangkap dalam lumpur kemiskinan? Pertanyaan ini merupakan holy grail yang selalu dicari oleh ilmuwan sosial baik ekonom, sosiolog, maupun ilmuwan politik.

dikuasai oleh para penguasa otoriter. Tidak heran demokrasi susah bertumbuh kembang di daerah tropis. Varian termutakhir dari teori ini dicetuskan oleh Jared Diamond. Argument modern dari hipotesa geografi mengatakan bahwa penyakit tropis, khususnya malaria, memiliki konsekuensi yang sangat merugikan bagi kesehatan dan karena itu menurunkan produktivitas tenaga kerja. Tak heran bila tempat-tempat yang beriklim sejuk memiliki keuntungan relatif atas daerah-daerah tropis.

Setidaknya terdapat empat argumen dominan yang dapat menjelaskan pertanyaan di atas. Pertama adalah argumen geografi. Menurut argumen ini, bahwa perbedaan b e sa r Selain argumen a n tara n egar a geografi, argument bukaya dan miskin daya juga menjadi diciptakan oleh salah satu jawaban p e r b e d a a n dominan bagi pertangeografis. Arguyaan besar di atas. Semen ini pertama cara umum argument kali dicetuskan budaya menyatakan oleh filsuf Perancis bahwa atribut budaya Montesquieu yang tertentu seperti etika, menyatakan halangan budaya, dan b a h wa orangagama menjadi faktor orang di iklim troMotesquieu pencetus argumen penyebab bagi kurang p is c e n de ru ng geografi. produktifnya sebuah malas dan kurang masyarakat. Salah memiliki rasa ingin tahu. mereka satu pencetus argumen ini adalah tidak bekerja keras dan tidak ino- Max Weber. Max Weber dalam vatif, dan ini adalah alasan men- bukunya Protestant Ethics and gapa mereka miskin. Tak hanya the Spirit of Capitalism menyatasampai disitu, Montesquieu men- kan bahwa etika protestan adalah coba menjelaskan fenomena in- salah satu faktor terpenting bagi stitusi politik dengan melihat fak- munculnya kapitalisme. tor geografis dengan menyatakan orang yang malas cenderung

Selain faktor budaya, salah satu argument dominan dalam menjelaskan ketimpangan kemakmuran adalah argumen “ignorance� dimana ketidaksetaraan dunia disebabkan oleh ketidakmampuan para pemimpin untuk membuat negara-negara miskin menjadi kaya. Argumen ini menyatakan bahwa negara-negara miskin menjadi miskin karena mereka memiliki banyak kegagalan dalam mengatur negara mereka. Dengan kata lain, negara-negara kaya menjadi kaya karena mereka dianugerahi pemimpin yang tahu menyelesaikan masalah sedangkan negara-negara miskin tetap miskin karena mereka dipimpin oleh orangorang yang tidak tahu cara menyelesaikan masalah. Meskipun argumen-argumen di atas dapat memberikan eksplanasi terhadap ketimpangan kesejahteraan, namun keseluruhan argument diatas memiliki cela dalam argumennya. Argument geografi tidak mampu menjelaskan mengapa Singapura yang berada di ilklim tropis lebih makmur ketimbang Kazakstan yang berada di iklim sejuk. Argumen budaya juga tidak mampu menjelaskan mengapa dua Korea (Korea Selatan dan Korea Utara) yang memiliki budaya yang sama memiliki kondisi kemakmuran yang jauh berbeda. Begitu juga argument ignorance yang sangat terpaku terhadap analisa individ-

*The ISSaCT=The Institute of Strategic Studies and Civilizational Transformation


ual pemimpin masing-masing negara.

terhadap pendidikan dan kesempatan yang sama bagi semua warga negara untuk berpartisipasi dalam kehidupan ekonomi.

tan. Jawab dari ketimpangan ini adalah institusi yang dibangun oleh para pendatang Eropa di benua Amerika.

Acemoglu dan Robinson menyatakan alasan sebenarnya di balik perangkap kemiskinan terletak pada Dengan kata lain, politik dan bagai- Tatkala para penakluk Spanyol peran lembaga-lembaga politik dan mana elit penguasa mengorganisir membangun koloni di Amerika ekonom i. Secara sederhana, institusi politik dan ekonomi adalah Latin, mereka membangun institusi Acemoglu dan Robinson membagi hal yang utama dalam menentukan politik yang ekstraktif dimana para institusi politik dan institusi apakah sebuah bangsa elit penakluk Spanyol berada pada ekonomi kedalam dua benmenjadi lebih makmur posisi penguasa dan para pentuk, institusi politik dan ekoduduk pribumi sebagai budak yang atau tidak. nomi yang inklusif dan instimelayani kelas penguasa. Institusi tusi politik dan ekonomi Skenario sebaliknya ekonomi yang dibangun pun adalah yang ekstraktif. Mereka berakan terjadi dalam insti- institusi yang ekstraktif dimana pendapat bahwa hanya tusi politik ekstraktif di sumber daya alam digunakan untuk dalam suatu sistem politik mana kekayaan akan kepentingan elit penguasa. Hal ini yang inklusif adalah mungdiakumulasikan hanya berbeda dengan institusi yang dikin bagi negara-negara ununtuk elit penguasa bangun di Amerika Utara yang lebih tuk mencapai kemakmuran. yang kecil. Institusi inklusif akibat ketidakmampuan Negara dengan institusipolitik yang ekstraktif orang Eropa untuk menundukkan institusi politik dan ekonomi Buku Karya Acemoglu ditandai dengan terkondan Robinson. ekstraktif cenderung miskin, “Negara dengan institusi-institusi sentrasinya kekuasaan sedangkan negara-negara politik dan ekonomi ekstraktif politik di tangan segedengan institusi politik dan ekonomi lintir orang tanpa adanya checks cenderung miskin, sedangkan negara yang inklusif cenderung kaya. and balances, serta lemahnya rule -negara dengan institusi politik dan of law. Institusi politik ekstraktif ekonomi yang inklusif cenderung Institusi politik yang inklusif dide- akan menghadirkan institusi ekokaya.� finisikan sebagai sebuah institusi nomi yang ekstraktif pula dimana yang tidak hanya menguntungkan segala sumber daya yang ada segelintir elit yang berkuasa namun digunakan untuk kepentingan elit kaum Indian di Amerika Utara dan sebuah institusi yang dimana penguasa. Institusi ekonomi yang sedikitnya sumber daya alam yang masyarakat dapat berpartisipasi ekstraktif ditandai dengan lemahnya ditemukan di wilayah tersebut. aktif dalam proses politik. Dengan proteksi terhadap hak milik, adanya kata lain, institusi politik yang dapat entry to barrier terhadap aktor pasar Bila institusi politik dan ekonomi menciptakan kemakmuran adalah yang menciptakan level of yang inklusif dapat institusi politik yang bersifat plural. playing field berbeda bagi menciptakan keTidak hanya akses politik yang mu- setiap aktor, serta adanya makmuran? Mendah, institusi politik yang inklusif hambatan yang mencegah gapa hanya sedikit ditandai dengan adanya batasan fungsi pasar berjalan dengan bangsa yang terhadap elite penguasa melalui sempurna. memilih membanmekanisme checks and balances, gun institusi ini? serta adanya rule of law yang Untuk mendukung argument Menurut Acemoglu dan Robinson pemelindungi segenap warga negara. mereka, Acemoglu dan Robrubahan institusi inson menyuguhkan berbagai dari yang bersifat Institusi politik yang inklusif, menu- macam ilustrasi dari sejarah ekstraktif menuju rut Acemoglu dan Robinson akan berbagai macam bangsainklusif merupakan menciptakan institusi ekonomi yang bangsa di dunia. Mereka sebuah proses peinklusif pula. Institusi ekonomi yang mencontohkan kolonialisasi rubahan kecil yang inklusif ini ditandai dengan adanya Eropa atas Amerika Utara jaminan akan hak milik dan patent, dan Amerika Latin yang Kemakmuran di Amerika terus menerus dan e nd ekemudahan berusaha dan akses menghasilkan dua trajektori Utara dan Amerika Selatan b er sifa t berbeda. genous. Inggris terhadap pasar yang terbuka serta kemakmuran yang berbeda merupakan contoh adanya dukungan negara untuk dimana Amerika Utara lebih memberikan akses yang mudah makmur ketimbang Amerika Sela- nyata bagaimana sebuah bangsa

2

TRANSFORMASI


mampu melakukan pergeseran in- China adalah tatkala Kaisar China n e g a t if t e r h a d a p k em a j u a n stitusi dari ekstraktif menuju inklusif melarang seluruh rakyatnya untuk masyarakat. yang diawali dengan keinginan berlayar untuk melakukan perdamasyarakat akan proteksi gangan. Pelayaran oleh Teori yang dibangun oleh Acemoglu hak milik yang lebih dan Laksamana Zeng He me- dan Robinson sebenarnya merupartisipasi politik. Munculrupakan pelayaran tera- pakan pembaruan atas teori yang nya Magna Charta dikhir yang diperbolehkan telah dicetuskan oleh Adam Smith mana Raja tidak boleh oleh Kaisar China. Sete- pada abad ke-18. Dalam bukunya, sewenang-wenang terhalah itu, Hongwu, Kaisar Wealth of Nations, Smith dengan dap para tuan tanah diera Ming mengeksekusi sederhana memberikan resep bagi bawahnya serta Glorious siapa saja yang mencoba munculnya kemakmuran yakni instiRevolution dimana peran melakukan pelayaran tusi ekonomi inklusif yang juga diseraja tidak lagi absolut perdagangan. Hal ini dise- butkan oleh Acemoglu dan Robinyang ditandai dengan babkan, Kaisar China ta- son. Namun Acemoglu dan Robinkuatnya peran parlemen Kaisar Hongwu menutup kut akan karakter creative son memposisikan institusi ekonomi adalah institutional drift pelayaran perdagan- destruction dari perdagan- yang inklusif sebagai konsekuensi atau pergeseran institusi gan internasional yang dari institusi politik yang inklusif gan internasional. yang membuat Inggris akan berpotensi men- pula. memiliki institusi yang inklusif. Insti- destabilisasi sistem kekaisaran dentutional drift tentu tidak disukai oleh gan munculnya kelas baru bernama Sebagaimana teori-teori sosial lainelite penguasa karena institusi yang pedagang yang semakin kaya. Hal nya, teori Acemoglu dan Robinson inklusif selalu menghasilkan apa yang sama terjadi di kekaisaran bukannya tanpa kritik. Terdapat yang disebut Acemoglu dan Robin- Utsmani dimana sultan Utsmani berbagai macam keleson sebagai “creative destruction�. m e l a r a n g m amahan di dalam teori Creative destruction merupakan s u k n y a m esin ini yang dibangun kata lain dari competition yang me- pencetak yang diteoleh mereka. Permungkinkan adanya mekanisme mukan oleh Gutentama, teori Acemoglu distribusi kekayaan serta yang pal- berg ke wilayah dan Robinson ing penting distribusi kekuasaan di kekaisaran Utsmani meskipun memiliki masyarakat. Inilah alasan mengapa pada abad ke-15. kekuatan eksplanasi Inggris dan bukan bangsa lain yang Me l a l u i m e s in (explanative power), memulai revolusi industri yang cetak, Eropa telah tidak memiliki kekuamembawa dunia menuju peradaban menikmati masifta n m em pre d ik si n ya peredar an Mesin Cetak Gutenberg mengubah modern. (predictive power). dunia. teknologi dengan Hal ini disebabkan m e s in Lantas bagaimana sebuah bangsa a d a n ya karena teori mereka cetak. Namun, Kekaisaran utsmani mampu keluar dari institusi politik berdasarkan kepada konsepsi critidan ekonomi yang ekstraktif menuju baru membolehkan mesin cetak cal juncture yang tidak mudah atau institusi politik dan ekonomi yang untuk masuk ke wilayahnya 300 bahkan mustahil untuk diprediksi inklusif? Untuk menjawab pertan- tahun setelah Eropa mengambil karena sebagaimana yang dideyaan ini, Acemoglu dan Robinson manfaat dari teknologi baru terse- finisikan oleh mereka, critical juncpercaya bahwa peristiwa-peristiwa but. Alasan Sultan untuk tidak sejarah acak dapat berguna dalam menerima mesin cetak karena keta“Teori Acemoglu dan Robinson memahami hasil saat ini. Mereka kutan akan creative destruction menyebut peristiwa acak ini seba- yang dihasilkan oleh teknologi baru meskipun memiliki kekuatan gai critical juncture atau titik-titik ini yang juga dapat menstabilisasi eksplanasi (explanative power), kritis sejarah yang mampu mengek- otoritas sultan. tidak memiliki kekuatan memprediksi sploitasi perbedaan institusi yang (predictive power).� kecil menjadi sebuah perbedaan Layaknya para ilmuwan sosial lainbesar. Critical juncture inilah yang nya, Acemoglu dan Robinson ingin m enentukan apakah se buah menghadirkan sebuah teori seder- ture merupakan kejadian sejarah bangsa mengambil jalur menuju hana namun dapat menjelaskan yang acak yang dapat berakibat institusi yang inklusif atau menuju realitas sejarah bangsa-bangsa besar bagi evolusi institusional sepada institusi yang ekstraktif. Criti- yang kompleks. Bagi Acemoglu dan buah bangsa. cal juncture ini merupakan variable Robinson institusi politik dan ekodi dalam sejarah yang tidak dapat nomi yang buruk akan menghambat Kedua, teori Acemoglu dan Robindiprediksi. Salah satu contoh critical inovasi dalam masyarakat yang son tidak mampu menjelaskan juncture dalam sejarah peradaban pada akhirnya memiliki konsekuensi

TRANSFORMASI

3


kemunculan institusi ekonomi yang inklusif dari Rahim institusi politik yang ekstraktif. Munculnya institusi ekonomi yang inklusif di Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura terjadi pada saat negara-negara ini berada dibawah rezim yang otoriter. Pertanyaan pun muncul, mungkinkah institusi ekonomi yang inklusif muncul dari institusi politik yang ekstraktif? Fenomena ini tentu menjadi anomaly dalam teori Acemoglu dan Robinson.

yang dianggap oleh Acemoglu dan Robinson memiliki institusi politik yang inklusif pada dasarnya tidak pula terlalu inklusif. Penelitian terakhir mengenai kondisi politik di Amerika Serikat memperlihatkan bahwa Pemerintah AS tidak mewakili kepentingan mayoritas warga negara, melainkan hanya segelintir orang kaya yang berkuasa. Tidak hanya itu, politik Amerika Serikat juga lebih banyak didominasi oleh orang-orang kaya.

Ketiga, teori Acemoglu dan Robinson tidak mampu memberikan pengukuran yang rigid mengenai apa itu institusi politik yang inklusif atau ekstraktif. Di negara-negara yang

Keempat, Acemoglu dan Robinson tidak mampu memberikan eksplanasi mengapa Indonesia yang relatif memiliki institusi yang inklusif tidak memiliki pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi yang tinggi sebagaimana negara-negara yang memiliki institusi politik yang ekstraktif seperti Malaysia, Kolombia, maupun Meksiko. Terlepas dari berbagai kelemahan dalam teori Acemoglu dan Robinson, Why Nations Fail memberikan sebuah pelajaran penting bagi para p e n g a m b il k e b ij a k a n ya k n i pentingnya sebuah institusi politik serta ekonomi yang inklusif untuk menciptakan akumulasi kekayaan yang terdistribusi dengan baik ke seluruh masyarakat.

Sekilas The ISSaCT (www.issact.or.id) Dunia terus berubah namun nasib manusia tak selalu menjadi lebih baik. Sejak masa nomaden dengan profesi berburu, manusia dipenuhi keinginan untuk menaklukkan lingkungannya, hingga menetap di suatu wilayah dan mengembangkan lahan pertanian dan perkebunan. Ambisi penaklukan makin menguat saat memasuki era industri dan munculnya gejala imperialisme di dunia. Korbannya kali ini tak hanya lingkungan, melainkan sesama manusia yang lemah dan bangsa tak berdaya. Bahkan, di era informasi modern, penjajahan pemikiran dan budaya masih berlangsung. Abad 21 disebut sebagai era kebebasan dan kemerdekaan berekspresi, meskipun fenomena penindasan dan perbudakan manusia tetap eksis. Abad ini juga dijuluki Abad Asia (The Asian Century) karena potensi sumber dayanya masih melimpah. Dominasi Eropa dan Amerika sudah berlalu, sementara Afrika masih tertinggal di belakang dan Australia hanya mengikuti Barat. Kini warga Asia harus tampil memimpin peradaban baru. Peradaban yang tak hanya dicirikan dengan kemegahan fisik dan kemajuan ekonomi, melainkan pula keluhuran budi dan kecemerlangan akal manusia. Demi mengkritisi dan mengawal proses peralihan kebudayaan dan peradaban itu dibentuklah Lembaga Kajian Strategi dan Transformasi Peradaban, atau The Institute of Strategic Studies and Civilizational Transformation, disingkat ISSaCT. Lembaga ini diresmikan di Jakarta pada tanggal 1 Januari 2014.

4

Redaksi E-Bulletin Transformasi: Editor Sapto Waluyo Sekretaris Muhammad Ichsan Tata Letak Nur Ihsan R Editor Ahli Drs. Abdi Sumaithi, MA Dr. Ahzami Samiun Jazuli Dr. Prihandoko Dr. Yon Mahmudi Hubungi kami di: redaksi@issact.or.id

TRANSFORMASI


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.