Nusa Khatulistiwa edisi Juli 2012

Page 1


Dari Redaksi Pembina Langgeng Sulistyono

Salam Nusa Khatulistiwa!

Wakil Pembina Agus R. Barnas

Majalah Nusa Khatulistiwa kembali hadir di hadapan para pembaca setia dengan perubahan dan penyempurnaan pada beberapa bagian, terutama susunan pengelola. Tujuannya tidak lain hanya ingin menyajikan bacaan yang baik, menarik dan bermanfaat bagi para pembaca setia, walaupun tidak mudah untuk mewujudkannya. Apalagi personel yang mengelola majalah ini sesungguhnya tidak memiliki kemampuan khusus untuk itu, tetapi hanya berbekal semangat yang tinggi untuk penyebarluasan informasi terkait dengan bidang politik, hukum dan keamanan yang merupakan tanggung jawab instansi Kemenko Polhukam.

Penanggung Jawab dan Pemimpin Umum Dadang Irawan Pemimpin Redaksi Sagom Tamboen Wakil Pemimpin Redaksi Beben Nurpadillah Dewan Redaksi Heru Winarko Harsanto Adi DFO. Tambunan Rahardjo Mustadjab Redaksi Pelaksana Yuwono Saputra Gatot Yoga P. Aditya Nur Fahmi Fotografer Zaenuddin Sekretaris/Tata Usaha Lisya Laela Endang S Bendahara Khaerul Alam Distribusi Agus T. Moro Usman Sahuri Saryanto Desain Grafis/Layout Pro Cakrawala Percetakan Pro Cakrawala

Penyelundupan manusia menjadi ulasan khusus dalam edisi keempat ini mengingat kehadiran pengungsi dan/ atau pencari suaka ke/melalui Indonesia sudah sedemikian merepotkan Indonesia selama ini. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang berbatasan di darat dengan 3 negara dan di laut dengan 10 negara, serta merupakan persimpangan lalu lintas laut internasional, Indonesia telah dijadikan pintu gerbang menuju benua harapan pengungsi dan/atau pencari suaka di Australia. Karena itulah penyebarluasan informasi mengenai hal ini diharapkan dapat menjadi renungan bagi semua pihak guna menemukan solusi. Selain masalah penyelundupan manusia, edisi ini menyajikan ringkasan beberapa kegiatan Kemenko Polhukam, masalah kesehatan, sosial kemasyarakatan, dan lain-lain. Semoga bermanfaat.

Isi diluar tanggung jawab percetakan

Nusa Khatulistiwa

Wisma Antara Suite 206 Jl. Medan Merdeka Selatan No. 17 Jakarta 10110 www.nusakhatulistiwa.com info@nusakhatulistiwa.com


Daftar Isi Fokus

Melawan Sindikat People Smuggling

05

Liputan Khusus

Nasib Etnis Rohingnya: Terombang Ambing Tanpa Kepastian

08

Agenda Curah Pendapat Penyusunan Desain Induk Pemantapan Wawasan Kebangsaan

10

Orientasi Calon Kepala Perwakilan RI

12

Cakrawala Belajar Dari Kasus Churchill Mining Media Massa: Antara Fakta dan Etika

Internasional

Penyelesaian Masalah Laut China Selatan: Mission Impossible

Opini

14 16 19

Indonesia Kaya atau Miskin, Takdirkah itu?

23

Meluruskan Reformasi Sesat, Membangun Politik Bermartabat

26

Teropong

Mengenal Lebih Dekat Suku Anak Dalam

Diary SIKIB

Mari Cegah Thallasaemia

Destinasi

Mudik Asyik Sambil Berwisata

Klinik

Melawan Sindikat People Smuggling

Edisi 4/ Juli 2012 Untuk Kalangan Sendiri, Tidak Untuk Diperjualbelikan

08

32 36 39

Tips Mudik Aman Dan Nyaman

Sampul

12

44

Jus Kulit Manggis : Enak Dan Berkhasiat

46

Lensa Peristiwa

49

32


“Manusia Perahu’ | Foto: Nusa Khatulistiwa


FOKUS

FOKUS

Melawan Sindikat

People Smuggling M

igrasi manusia dari satu belahan bumi ke belahan bumi yang lain bukanlah suatu fenomena yang baru. Selama berabad-abad, manusia telah melakukan perjalanan berpindah pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk berbagai kepentingan, termasuk mencari penghidupan yang lebih baik. Dalam beberapa dekade terakhir, globalisasi yang ditandai dengan kemajuan pesat di bidang teknologi informasi dan transportasi telah memungkinkan peningkatan arus barang dan orang lintas negara secara besar-besaran. Kemudahan yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi, serta impian akan kehidupan yang lebih baik di negaranegara tujuan, menyebabkan meningkatnya jumlah aktivitas migrasi dari negara-negara berkembang di Asia, Afrika, Amerika Selatan dan Eropa Timur ke Eropa Barat, Australia dan Amerika Utara. Ironisnya, para imigran tersebut seringkali tidak memiliki persyaratan yang memadai untuk memasuki wilayah yurisdiksi, apalagi untuk mendapatkan suaka dari negara-negara di kawasan tersebut. Berangkat dari fenomena inilah, muncul praktek penyimpangan berupa aksi-aksi illegal terorganisir guna memudahkan para imigran berpindah ke negara yang dituju. Praktek migrasi illegal telah menyuburkan sindikat penyelundup manusia (people smuggler) dengan jaringan yang sangat rapih dan terorganisir lintas negara. Keberadaan sindikat trans-national crime tersebut sangat merepotkan, tidak hanya bagi negara tujuan dan negara asal, namun juga bagi negara yang dijadikan sebagai tempat transit, seperti Indonesia. Gelombang imigran dari Pakistan, Afganistan, Sri Lanka dan Iran menuju Australia melewati Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang signifikan. Letak geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di antara benua Asia dan Australia menjadi titik

singgah para imigran gelap dalam mencari kehidupan baru di Australia. Segala cara ditempuh agar bisa menyeberang melalui perairan Australia, termasuk memakai jasa para penyelundup manusia. Tingginya permintaan dari imigran menyuburkan praktek sindikasi penyelundupan manusia yang tumbuh bagai jamur di musim hujan. People smuggling menjadi lahan bisnis yang sangat menguntungkan. Setiap tahun, jaringan sindikat penyelundup manusia telah menangguk keuntungan jutaan dolar dari bisnis jasa haram yang mereka kelola. Penyelundupan manusia yang merupakan “sisi gelap” globalisasi tentu merupakan sebuah kejahatan. People smuggling jelas melanggar hukum positif serta prinsipprinsip mengenai migrasi yang umum berlaku. Praktek ini juga merupakan tindakan pelanggaran hak asasi manusia dan bentuk perbudakan kontemporer. Para imigran diperlakukan sangat tidak baik dan tidak manusiawi, misalnya dengan dijejal-jejalkan di dalam perahu yang penuh sesak. Mereka bahkan seringkali harus menemui nasib naas, tenggelam di laut lepas. Setelah bersusah payah tiba di tempat tujuan, nasib mereka pun belum tentu menjadi lebih baik. Status illegal menyebabkan mereka terpaksa menjadi “budak” jaringan penyelundup manusia. Dipekerjakan bertahun-tahun tanpa perlindungan hukum yang memadai. Tak jarang diantara mereka – khususnya imigran perempuan – dijual dan terjebak dalam praktek prostitusi. Jejaring sindikat penyelundup manusia menuju Australia terbentang dari Kabul, Afganistan sampai ke Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur. Melintasi rute AfganistanPakistan-Thailand-Malaysia-Indonesia dan terakhir memasuki Australia. Dari Afganistan atau Pakistan mereka diberangkatkan melalui udara oleh agen penyelundup manusia ke Thailand atau Malaysia, atau langsung

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

5


FOKUS

Susana di dalam kapal illegal migran yang tidak manusiawi | Foto: Nusa Khatulistiwa

ke Indonesia via Medan atau Jakarta. Dari Bandara Suvarnabhumi, Thailand mereka diselundupkan ke Malaysia melalui jalan darat atau masuk secara sah via udara dari Thailand ke Malaysia dengan status wisatawan. Di Malaysia, kawasan hutan bakau di Sungai Rengit, Johor Baru disebut-sebut para imigran yang tertangkap sebagai tempat transit sebelum menuju Australia atau Indonesia. Di sepanjang Sungai Rengit, terdapat rumahrumah sederhana ukuran 5x6 meter yang digunakan untuk menampung mereka. Daerah Aliran Sungai (DAS) Rengit yang rimbun, penuh ditumbuhi pohon bakau di kedua sisinya, serta langsung berujung laut lepas, merupakan tempat persembunyian dan pelarian yang ideal bagi para pendatang illegal tersebut.

6

Dari Malaysia, para imigran gelap akan diselundupkan ke Indonesia atau langsung ke Australia melalui laut. Tarif yang diminta jaringan penyelundup manusia berkisar antara 2.000 ringgit per kepala untuk penyeberangan ke Batam atau 15.000 ringgit atau lebih, jika imigran gelap ingin langsung menuju ke Pulau Christmas, Australia. Mereka masuk ke Indonesia melalui pelabuhan tikus, seperti pelabuhan Batu Merah dan Tanjung Sengkulang. Dari Batam, agen lokal anggota jaringan penyelundup manusia telah menyiapkan tiket dan dokumen aspal untuk terbang dari Bandara Hang Nadim menuju Jakarta. Daerah Cisarua, Bogor disinyalir sebagai lokasi yang paling sering dijadikan tempat persinggahan terakhir imigran gelap, sambil menunggu keberangkatannya ke Australia. Peningkatan imigran gelap dari negara-negara seperti Afganistan, Pakistan dan Sri Lanka diprediksi belum akan surut. Konflik yang terus berkecamuk di negaranegara asal, memicu peningkatan arus imigran gelap yang ingin mencari kehidupan yang lebih baik di negara lain. Di Indonesia, kehadiran mereka menjadi beban yang tidak ringan. Jumlah imigran gelap yang terjaring aparat (misalnya sebanyak 388 orang pada bulan April 2012) dan ditahan di rumah detensi imigrasi meningkat setiap

Nusa Khatulistiwa Juli 2012


FOKUS

Imigran gelap asal Sri Lanka yang terdampar di pelabuhan Merak, Oktober 2009. | Foto: Nusa Khatulistiwa

tahun. Tak jarang melebihi kapasitas rumah detensi. Per bulan Maret 2012, tercatat beberapa rumah detensi mengalami overload, antara lain Medan (kapasitas: 120 vs jumlah imigran: 140), Pekanbaru (kapasitas: 80 vs jumlah imigran: 126), Denpasar (kapasitas: 80 vs jumlah imigran: 96), dan Kupang (kapasitas: 90 vs jumlah imigran: 116).

Kerjasama Kawasan Meskipun bukan negara tujuan, Indonesia tidak ingin dijadikan sebagai negara transit bagi imigran gelap. Namun demikian, disadari bahwa penanganan imigran gelap tidak mungkin dapat diatasi oleh masing-masing negara secara sendiri-sendiri. Untuk menggalang respon kawasan, Indonesia dan Australia bersama-sama menjadi Co-Chaired Bali Regional Ministerial Conference (BRMC)/Bali Process yang pertama kali digelar pada bulan Februari 2002 di Bali. Dalam perkembangannya, Bali Process telah melibatkan 46 peserta termasuk The United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan The International Organization for Migration (IOM), serta 29 negara Observer. Rangkaian pertemuan terakhir Bali Process adalah 4th Bali Process Ministerial Conference (Maret 2011) dan 6th Ad Hoc Group Senior Officials’ Meeting, Juni 2012. Bali Process bertujuan meningkatkan dan menfasilitasi kerjasama kawasan dalam menghadapi kejahatan transnasional penyelundupan manusia dan perdagangan orang. Tujuan tersebut akan diwujudkan melalui

pertukaran informasi dan intelijen, kerjasama penegakan hukum, kerjasama dalam mekanisme pengaturan di perbatasan dan pengeluaran visa untuk mendeteksi dan mencegah migrasi illegal, meningkatkan public awareness dalam menangkal dan mencegah aktivitas migrasi illegal, dan mendorong negara-negara di kawasan untuk membangun sistem hukum pidana yang mengkriminalkan para pelaku penyelundupan dan perdagangan orang. Juga menyediakan perlindungan terhadap korban people smuggling, utamanya perempuan dan anak-anak, melakukan langkah bersama dalam menyelesaikan akar masalah illegal migran, serta memberikan bantuan negara-negara di kawasan untuk mengadopsi best practices dalam penanganan pengungsi. Bagi Indonesia sendiri , penanganan imigran gelap memerlukan perhatian serius dari berbagai institusi terkait agar Indonesia tidak dipandang dunia internasional sebagai negara transit sungguhan, apalagi untuk dijadikan menjadi negara tujuan. Kelemahan dalam sistem pengamanan wilayah perbatasan atau titik-titik masuknya imigran gelap perlu segera dibenahi. Demikian juga keterlibatan oknum warga negara Indonesia yang menjadi bagian atau terlibat dalam sindikat penyelundup manusia harus diberantas tuntas, serta mengefektifkan sistem pengawasan orang asing melalui mekanisme yang sudah ada. (red)

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

7


LIPUTAN KHUSUS

LIPUTAN KHUSUS

Nasib Etnis Rohingnya:

Terombang Ambing Tanpa Kepastian

Etnis Rohingnya hidup dalam ketidakpastian sebagai manusia perahu (boat people) | Foto: Asiapics

T

ak ada satupun warga di dunia ini yang ingin menjadi pencari suaka (asylum seekers) atau pengungsi (refugees), apalagi terkatung-katung menjadi manusia perahu (boat people) tanpa kepastian. Inilah nasib etnis muslim Rohingnya yang mendiami sisi utara negara bagian Rakhine (sebelumnya bernama Arakan) di Myanmar bagian barat. Konsentrasi mereka ada di wilayah Maungdaw, Buthidaung, Rathedaung, Akyab, Sandway, Tongo, Shokepro, Rashong Island dan Kyauktaw. Dari sisi antropologi dan bahasa, mereka memiliki kedekatan dengan Bangladesh (Bengal) yang memang dikenal sebagai negeri muslim. Sayangnya, negeri tempat mereka hidup tak lagi ramah. Bukan hanya saat ini, sudah berpuluh tahun etnis minoritas Rohingnya hidup dalam kedukaan di Myanmar.

justru mengusir mereka, walau sudah puluhan tahun berdiam di sana.

Nasib etnis Rohingnya agak mirip dengan yang dialami etnis Yahudi sebelum tahun 1948. Kehadiran mereka ditolak di mana-mana. Bedanya, etnis muslim Rohingnya tidak memiliki kekuatan finansial maupun keahlian seperti yang dimiliki etnis Yahudi. Ketiadaan akses terhadap pendidikan dan sumber ekonomi, menyebabkan Rohingnya hidup dalam belitan kemiskinan dan kebodohan. Kini belum ada negara yang secara resmi bersedia menampung mereka. Pemerintah Myanmar

Rohingnya bukan satu-satunya etnis muslim di Myanmar. Selain etnis Rohingnya, ada pula etnis Indian Muslim yang kebanyakan tinggal di Rangoon (berubah menjadi Yangoon pada tahun 1989), kemudian etnis Panthay, etnis keturunan China yang bermigrasi dari China Barat Laut (muslim Hui), etnis muslim keturunan Melayu yang tinggal di Kawthaung dan sebagian kecil bermukim di pulau-pulau sekitar laut Andaman dan kerap disebut sebagai Moken atau Sea Gypsy/Orang Laut.

8

Demonstrasi meminta perhatian masyarakat atas nasib etnis Rohingnya | Foto: Asiapics

Nusa Khatulistiwa Juli 2012


LIPUTAN KHUSUS

“Kami bertanggung jawab atas sukusuku dari etnis kami. Tapi tidak mungkin menerima orangorang Rohingnya yang masuk secara ilegal, karena bukan termasuk etnis Myanmar” -- Presiden Myanmar

Thein Sein

Diawal kemedekaan Myanmar, etnis Rohingnya dan penduduk Myanmar pernah hidup berdampingan dengan damai. Kala itu Myanmar dipimpin oleh rezim yang demokratis dibawah kekuasaan pemerintah sipil U Nu (1948 – 1962). Bahkan pada bulan April 1960, Perdana Menteri U Nu mengizinkan penggunaan bahasa Rohingnya pada Burma Broadcasting Service. Selama 14 tahun itu pula Etnis Rohingnya dapat berpartisipasi dalam Pemilu. Perwakilan etnis Rohingnya ada pula yang diangkat menjadi Sekretaris Parlemen dan Menteri Kesehatan. Status etnis Rohingnya saat ini adalah stateless persons atau tanpa kewarganegaraan. Pemerintah Myanmar tidak mengakui mereka sebagai salah satu dari 137 etnis yang diakui di Myanmar. Presiden Thein Sein bahkan secara tegas menyatakan etnis Rohingnya harus diusir dari negaranya. Menurutnya, sebaiknya warga Rohingnya ditampung ke kamp pengungsi yang dikelola lembaga PBB Urusan Pengungsi (UNHCR). “Kami bertanggung jawab atas suku-suku dari etnis kami. Tapi tidak mungkin menerima orang-orang Rohingnya yang masuk secara ilegal, karena bukan termasuk etnis Myanmar”, ucap Thein Sein kepada Antonio Guterres, Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi. Tokoh demokrasi Myanmar dan penerima hadiah Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi,

Bencana kemanusiaan: anak-anak dan wanita selalu menjadi yang paling rentan | Foto: AFP

ketika ditanya pendapatnya mengenai masalah muslim Rohingnya pada saat konferensi pers di Jenewa (20/6) seolah mengamini sikap pemerintah Myanmar. Suu Kyi mengungkapkan tidak mengetahui jika Muslim Rohingnya adalah warga Myanmar. “Beberapa dari mereka mengatakan Rohingnya sebenarnya bukan berasal dari Burma, namun mereka datang dari Bangladesh”, ucap Suu Kyi. “Di sisi lain, Bangladesh mengatakan sebaliknya. Mereka mengatakan para pengungsi itu bukan asli Bangladesh, namun datang dari Burma”, imbuhnya. Dalam sejarah keberadaannya di Myanmar, bahkan jauh sebelum Myanmar merdeka dari Inggris pada tahun 1948, etnis Rohingnya kerap menjadi obyek penyiksaan (persecution) dan kebencian, yang menyebabkan kehidupan sosial dan ekonomi mereka menjadi amat sulit. Pasca bentrokan antar warga Budha dan Muslim di Rakhine baru-baru ini, posisi etnis Rohingnya semakin terjepit. Status darurat kini diberlakukan di Rakhine menyusul kerusuhan tersebut. Hingga saat ini sekitar 100 orang warga muslim Rohingnya yang ditampung di Indonesia sedang dalam proses resettlement ke negara-negara ketiga yang difasilitasi oleh UNHCR (red).

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

9


AGENDA

AGENDA

Menko Polhukam membuka acara Curah Pendapat Penyusunan Desain Induk Pemantapan Wawasan Kebangsaan di Kemenko Polhukam. | Foto: Nusa Khatulistiwa

Curah Pendapat

Penyusunan Desain Induk

Pemantapan Wawasan Kebangsaan

P

ada tanggal 27 Juni 2012 bertempat di Ruang Nakula, Kemenko Polhukam, berlangsung acara Curah Pendapat Penyusunan Desain Induk Pemantapan Wawasan Kebangsaan yang dibuka secara resmi oleh Menko Polhukam, Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto. Dalam pidato kunci yang disampaikan di hadapan sekitar 100 peserta, terdiri dari pejabat Eselon I dan II Kementerian/Lembaga terkait, dan anggota Tim Kerja Penyusunan Desain Induk Pemantapan Wawasan Kebangsaan yang merupakan perwakilan dari Kemdagri, Kemlu, Kemhan, Kemenkominfo, Kemkumham, Kemag, Kemdikbud, Kemsos, Kemenpora, Kemenpan dan RB, Bappenas, Mabes Polri, Setkab, Setjen Wantannas, Lemhanas, BNPP, dan dari internal Kemenko Polhukam. Hadir pula sejumlah rektor dan akademisi dari berbagai PTN/PTS di Jakarta dan Daerah.

10

Ketua Panitia, Dr. Perwira, dalam laporannya menyampaikan penyelenggaraan kegiatan dilatarbelakangi perkembangan masyarakat dewasa ini yang mengalami pergeseran nilai-nilai wawasan kebangsaan sebagai imbas dari kebebasan yang kebablasan, karenanya perkembangan paradigma tersebut perlu mendapatkan atensi semua pihak. Dijelaskannya, “Disadari bahwa masing-masing K/L telah memiliki desain wawasan kebangsaan namun sifatnya masih parsial, sehingga Kemenko Polhukam berinisiatif menyusun Desain Induk yang komprehensif.� Lebih lanjut, Dr. Perwira yang menjabat Deputi VI/Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa ini menerangkan bahwa sebelum melaksanakan kegiatan curah pendapat, Tim telah melaksanakan kunjungan kerja ke-17 daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota) dan 13 Perguruan Tinggi, untuk

Nusa Khatulistiwa Juli 2012


AGENDA

Menko Polhukam memberikan cinderamata kepada para narasumber pada acara Curah Pendapat Penyusunan Desain Induk Pemantapan Wawasan Kebangsaan di Kemenko Polhukam. | Foto: Nusa Khatulistiwa

“Desain Induk bukan desain pemerintah, tetapi merupakan desain yang kita himpun dari masukanmasukan masyarakat, termasuk di dalam forum ini” -- Menko Polhukam Djoko Suyanto

dilakukan langkah-langkah reaktualisasi dan revitalisasi agar Pancasila dapat dibumikan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Saya berharap forum ini dapat mendesain metode, struktur, wadah serta elemen untuk melaksanakan upaya strategis tersebut”. Menko Polhukam mengingatkan agar desain induk tersebut jangan sampai disalahtafsirkan sebagai bentuk indoktrinasi oleh pemerintah kepada masyarakat, sebagaimana terjadi di masa lalu. Oleh karenanya, penyusunannya Suasana acara Curah Pendapat Penyusunan Desain Induk Pemantapan Wawasan Kebangsaan di Kemenko Polhukam. | Foto: Nusa Khatulistiwa harus mewadahi seluas-luasnya saran dan masukan publik sebagai wujud partisipasi menjaring masukan dan mengadakan diskusi tentang masyarakat. “Desain Induk bukan desain perlunya revitalisasi dan reaktualisasi Pancasila. Dari pemerintah, tetapi merupakan desain yang kita himpun dari hasil diskusi tersebut, seluruh stakeholders sependapat masukan-masukan masyarakat, termasuk di dalam forum bahwa Pancasila mempunyai nilai penting dalam ini”, ujarnya. kehidupan berbangsa dan bernegara. Diusulkan perlunya suatu badan/lembaga yang secara khusus melakukan Hadir sebagai Nara Sumber, Dr. Kausar AS, Tenaga sosialisasi dan mengembangkan nilai-nilai kebangsaan Profesional Lemhannas, Prof. Dr. Anhar Gonggong, Staf sesuai dengan falsafah Pancasila. Pengajar UI, Prof. Dr. Sulaeman Mamar, Guru Besar Dalam pidato kuncinya Menko Polhukam menyampaikan bahwa para kepala Lembaga Tinggi Negara juga memiliki perhatian yang sama. Dalam pertemuan di Mahkamah Konstitusi tahun lalu, disepakati bahwa perlu

Universitas Tadulako, Prof. Dr. Djuanda, Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Bengkulu, dan Dr. Yudi Latif, Direktur Reform Institute. Diskusi dipandu oleh Laksma TNI Christina M. Rantetana, MPH, Staf Ahli Menko Polhukam Bidang Ideologi dan Konstitusi (red).

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

11


AGENDA

Menko Polhukam memberikan pembekalan pada acara Orientasi Calon Kepala Perwakilan RI di Ruang Bima, Kemenko Polhukam. | Foto: Nusa Khatulistiwa

Orientasi Calon Kepala Perwakilan RI

M

enko Polhukam, Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto, Senin (9/7) menyampaikan pembekalan kepada para Calon Kepala Perwakilan RI untuk negara sahabat tentang update situasi dan arah kebijakan pemerintah terkait pengelolaan bidang politik, hukum dan keamanan. Acara pembekalan ini merupakan rangkaian kegiatan orientasi calon Kepala Perwakilan RI (Keppri) tahun 2012 yang diikuti oleh 21 orang calon Keppri, dan dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Luar Negeri, Wardana pada hari Senin (2/7).

12

Mengawali pembekalan, Menko Polhukam menyampaikan bahwa setiap kebijakan tidak ada yang dapat berdiri sendiri, termasuk kebijakan politik luar negeri. “Sebagai contoh, di negara kita saat ini terjadi gap antara pertumbuhan ekonomi pada golongan menengah ke atas yang pesat dan tidak diimbangi pada level menengah ke bawah. Akibatnya, di masa depan jika gap ini tidak berhasil kita perkecil pasti akan timbul berbagai kerawanan yang memicu persoalan politik, hukum dan keamanan. Selanjutnya, bertalian dengan tugas saudara-saudara, para Calon Kepala Perwakilan adalah apakah ini bisa di-share untuk

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

dicarikan jalan keluarnya ke negaranegara akreditasi, melalui mekanisme kerjasama antar negara yang mengacu pada kebijakan pokok pro-poor, projob, pro-growth dan pro-environment�, demikian dikatakan Menko Polhukam. Lebih lanjut Menko Polhukam menambahkan, �Ke depan ancaman terbesar umat manusia adalah adanya kecenderungan konflik yang bertalian dengan adanya jurang atau gap tersebut, sebab dewasa ini dengan melihat perkembangan lingkungan strategis, hampir tidak ada lagi ancaman invasi dari satu negara ke negara lainnya.�


AGENDA

Menko Polhukam berfoto bersama dengan para Calon Kepala Perwakilan RI Tahun 2012. | Foto: Nusa Khatulistiwa

“Diplomasi ekonomi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diplomasi bilateral Indonesia. Upaya untuk meningkatkan hubungan ekonomi, perdagangan dan investasi merupakan prioritas diplomasi Indonesia dalam rangka mendukung pembangunan, pertumbuhan ekonomi nasional, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat” -- Wakil Menteri Luar Negeri Wardana

Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri dalam sambutan pembukaan kegiatan orientasi, “Diplomasi ekonomi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diplomasi bilateral Indonesia. Upaya untuk meningkatkan hubungan ekonomi, perdagangan dan investasi merupakan prioritas diplomasi Indonesia dalam rangka mendukung pembangunan, pertumbuhan ekonomi nasional, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat”, pungkas Wardana (red).

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

13


CAKRAWALA

CAKRAWALA

Belajar Dari Kasus

Churchill Mining “Ini menjadi pelajaran bagi kita, kejadian di sebuah Kabupaten kemudian di bawa ke arbitrase. Tergugat pertamanya ya, Presiden. Bayangkan kalau sekian ratus Kabupaten, apalagi kalau kita pada pihak yang salah dan kalah, itu luar biasa implikasinya� -- Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono

P

ernyataan tersebut di atas disampaikan Presiden RI, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono dalam pengantar Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Kamis (28/6) siang membahas Gugatan Arbitrase Churchill Mining perusahaan tambang asal Inggris, di International Center For Settlement of Investment Disputes (ICSID). Pada tanggal 24 Mei 2012, Churchill Mining menggugat Presiden RI, Menteri Luar Negeri, Menteri ESDM, Menteri Kehutanan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Bupati Kutai Timur ke Pengadilan Arbitrase Internasional (ICSID). Gugatan diajukan karena perusahaan tambang tersebut merasa dirugikan akibat adanya pencabutan izin 4 perusahaan batu bara yang diklaim sebagai milik Churchill Mining oleh Bupati Kutai Timur dengan nilai gugatan sebesar US$ 2 miliar (sekitar Rp 18 trilyun). Sebelum melayangkan gugatan, Churchill Mining sempat menawarkan settlement atau penyelesaian melalui negosiasi dengan Pemkab Kutai Timur. Namun,

14

tawaran ini ditolak karena Pemkab merasa tidak pernah memberikan ijin kepada Churchill Mining dan tidak pernah mengetahui proses akuisisi yang mereka lakukan. Churchil Mining Plc (CM) merupakan perusahaan tambang yang terdaftar dalam alternative investment market atau sub market dari bursa saham London (London Stock Exchange) sejak April tahun 2005. Bisnis CM di Indonesia dimulai ketika perusahaan menemukan cadangan batu bara di Kutai Timur, Kalimantan lewat program eksplorasi yang intensif dalam proyek East Kutai Coal Project (EKCP). CM menguasai sekitar 75 persen saham, sisanya dimiliki oleh mitranya dari Indonesia yaitu PT Ridlatama Group. Berdasarkan hasil eksplorasi sejak 2007 s.d 2010 ditemukan cadangan batu bara hingga 2,73 miliar ton. Dengan cadangan sebanyak itu, EKCP diharapkan bisa menghasilkan 30 juta ton batu bara per tahun dengan umur tambang 25 tahun. Dalam pengembangan proyek EKCP itu, CM bermitra dengan Spitfire Resources dengan porsi

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

saham 15,99 persen. Perusahaan ini tengah mengembangkan proyek South Woodie Woodie Manganese Project di Australia Barat. CM melalui PT Ridlatama Group mengajukan Izin Usaha Pertambangan (IUP) ke Pemerintah Daerah, masing-masing dikabulkan Mei dan November 2007 oleh Bupati Kutai Timur (saat itu Awang Faroek). Pada tahun 2010, Bupati Kutai Timur Isran Noor (pengganti Awang Faruk) membatalkan IUP milik Ridlatama Group. IUP yang dibatalkan adalah: 1. PT Ridlatama seluas 10.000 hektar di Kecamatan Busang dan Kecamatan Telen, 2. PT Ridlatama Trade Powerindo seluas 5.386 hektar di Kecamatan Busang, 3. PT Investmine Nusa Persada seluas 10.000 hektar di Long Lees, Kecamatan Busang. 4. Investama Resources seluas 10.000 hektar di Long Lees, Kecamatan Busang.


CAKRAWALA

Alasan Pembatalan Berdasarkan pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tahun 2006 s.d 2008, 4 IUP yang dimiliki Ridlatama Group terindikasi menggunakan data palsu. IUP tersebut juga tidak terdaftar di Dinas Pertambangan maupun Dinas Planologi Kabupaten Kutai Timur. Persoalan lainnya, wilayah kerja yang diklaim Ridlatama Group ternyata tumpang tindih dengan wilayah kerja Nusantara Group. Berikutnya diketahui bahwa Ridlatama Group beroperasi di atas kawasan hutan produksi dan Kementerian Kehutanan menyatakan belum pernah mengeluarkan izin. Berdasarkan alasan tersebut, Bupati Kutai Timur membatalkan IUP milik Ridlatama Group. Atas pembatalan tersebut, Ridlatama Group menempuh jalur hukum dengan mengajukan gugatan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) untuk membatalkan SK Bupati tentang Pembatalan IUP. Pihak Ridlatama juga mengajukan gugatan perdata melalui Pengadilan Negeri. Putusan Kasasi Mahkamah Agung menolak gugatan tersebut dan memenangkan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur. Gagal dengan upaya hukum di dalam negeri, CM kemudian mengajukan gugatan arbitrase melalui ICSID.

Pelajaran Berharga Terlepas dari keyakinan kita atas keabsahan tindakan pembatalan IUP yang juga dikuatkan oleh Putusan Kasasi MA, kasus ini patut menjadi pelajaran berharga bagi

pemerintah. Era otonomi daerah yang ditandai pendelegasian kewenangan yang luas kepada daerah untuk mengatur urusan pemerintahan di daerah – dalam hal ini termasuk pendelegasian kewenangan pemberian IUP – selayaknya dibarengi dengan supervisi dari kementerian teknis terkait. Hal ini untuk menghindari adanya masalah terkait kewenangan pemberian izin oleh pemerintah daerah di kemudian hari. Kita memahami, tujuan filosofis pembentukan UU No. 32 Tahun 2004 pada prinsipnya merupakan upaya desentralisasi pengelolaan pemerintahan, melalui penyelenggaraan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Inti otonomi daerah melalui pelaksanaan UU No. 32 Tahun 2004 adalah agar pemerintahan baik Pusat maupun Daerah dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara efisien, efektif dan akuntabel guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam semangat ini, tidak boleh ada dikotomi Pusat-Daerah, sehingga kesinambungan pembangunan dapat terlaksana secara integral dan sinergis. Sebab tujuan utama pembangunan dan pengelolaan pemerintahan adalah kesejahteraan rakyat sebagai subjek pembangunan sekaligus sang empunya mandat. Pembangunan

nasional

berhasil apabila dapat dirasakan dan memberikan dampak nyata yang bermanfaat bagi rakyat. Paling tidak dapat diukur dari tingkat kemiskinan yang menurun sebagai wujud keberpihakan pada yang miskin (pro poor), angka pengangguran berkurang melalui penciptaan lapangan kerja (pro job), ekonomi yang terus tumbuh (pro growth), tanpa mengabaikan daya dukung dan kelestarian lingkungan hidup (pro environment). Dalam keterkaitan dengan ini semua, pemanfaatan kekayaan alam nusantara melalui eksploitasi sumber daya alam, harus dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk rakyat banyak, bukan kepentingan kelompok dan apalagi kepentingan asing. Oleh karenanya, pemegang mandat kekuasaan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dituntut untuk tidak hanya “bersih� namun juga handal dan profesional untuk mewujudkan clean government dan good governance. Penyelenggara negara selayaknya memegang prinsip kecermatan dan kehati-hatian dalam pengambilan suatu kebijakan, tak terkecuali dalam perizinan. Ke depan, kita berharap tidak ada lagi izin yang terpaksa dibatalkan karena tidak sesuai prosedur, tumpang tindih atau cacat hukum yang berpotensi menimbulkan kerawanan dan konflik di masyarakat, serta membawa citra negatif bagi kepastian usaha dan investasi. Disinilah pentingnya koordinasi, harmonisasi dan sinkronisasi antara pemerintah daerah dan instansi teknis terkait, serta pendataan yang akurat dan cermat (YS).

dinilai

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

15


CAKRAWALA

Media Massa:

Antara Fakta dan Etika

P

emberitaan media massa sulit dipungkiri membawa pengaruh yang luar biasa bagi psikologis orang yang mengonsumsinya. Kasus-kasus kekerasan, kriminal, dan korupsi yang diberitakan setiap hari di media massa, baik cetak maupun elektronik, tanpa disadari telah menurunkan citra bangsa Indonesia di mata dunia. Sebut saja kasus yang belakangan ini marak diberitakan, seperti geng motor, penembakan di Papua, perebutan dan pembakaran lahan, penyerbuan tempat ibadah, korupsi pejabat pajak dan masih banyak lagi. Media massa begitu semangat memberitakan dan membongkar kasuskasus tersebut, hingga keliru dalam mengambil peran yang seharusnya dilakukan. Kesan yang muncul dari pemberitaan tersebut adalah betapa bobroknya bangsa ini dan ketiadaan lagi harapan bangsa ini untuk menjadi bangsa yang besar. Dalam pemberitaan tentang kekerasan dan kriminal, media massa justru asyik tenggelam dalam menampilkan gambargambar sensasional, narasi dan deskripsi yang memprovokasi terjadinya konflik. Hal inilah yang masih dijalankan secara terus menerus oleh media massa dengan dalih memberitakan fakta, hingga melupakan efek yang timbul atas pemberitaan tersebut. Perlu disadari, media massa memiliki daya

16

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

Oleh: Agatha Lily, S.Sos., M.Si (Asisten Ahli Komisi Penyiaran Indonesia Pusat)


CAKRAWALA

dorong (instigation and arrousal) yang dapat mempengaruhi pemikiran dan perilaku, bahkan terpaan media massa yang berulang-ulang akan mengikis emosional dan menyebabkan orang mudah terprovokasi. Bagaimana seharusnya media massa menjalankan fungsinya? Selain berperan dalam menyebarkan fakta dan informasi, media massa setidaknya mempunyai 4 fungsi sosial, yaitu melakukan pengamatan sosial (social surveillance), fungsi korelasi sosial (social correlation), fungsi sosialisasi (socialization) dan hiburan (entertainment). Pada kenyataannya, media massa lebih banyak menjalankan fungsi hiburan semata. Dalam pemberitaan kekerasan atau anarkisme di suatu tempat, seharusnya media massa bukan hanya menampilkan

seperti apa kekerasan itu. Bukan juga menebarkan kekhawatiran bagi orang yang menyaksikan, melainkan memberikan pesan moral bahwa hal demikian merugikan dan merusak keutuhan bangsa. Douglas Carter dalam buku The Press Effect terbitan Oxford University Press menekankan peran jurnalis bukan hanya memberitakan fakta, melainkan harus mampu memilih apa yang diberitakan dan bagaimana cara memberitakannya. Karena di tangan merekalah efek positif dan negatif tersalurkan ke pemirsa. Efek berbagai media massa memang berbeda-beda. Efek paling nyata pada media televisi yang mengandalkan teknologi gambar dan suara. Penonton menyaksikan televisi sebagai sebuah realitas gambar, padahal di balik gambar dan suara ada efek hebat yang

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

ditimbulkan, yakni rasa gembira, ingin meniru, was-was, rasa takut hingga kengerian yang amat sangat. Berdasarkan pengamatan terhadap praktik penyimpangan media massa di negara berazazkan demokrasi, Paul Johnson yang merupakan sejarawan dan jurnalis Amerika mengemukakan ada 7 dosa besar yang sering dilakukan media massa di seluruh dunia hingga saat ini, yaitu distorsi informasi, dramatisasi fakta palsu, mengganggu privacy, pembunuhan karakter, eksploitasi seks, meracuni benak pikiran anak-anak dan penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power). Ketujuh dosa tersebut sesungguhnya telah disadari sebagai hal yang bertentangan dengan prinsip etis kerja jurnalis. Namun lagi-lagi alasan untuk memenuhi keingintahuan pemirsa seolah menghalalkan segala cara

17


CAKRAWALA

pemberitaan. Lebih jauh lagi dikaitkan dengan kebebasan pers. Sejumlah analisis menunjukkan semakin meningkatnya jumlah media massa di Indonesia, pertanda bangsa kita telah menjalani demokratisasi yang sarat kebebasan. Pertumbuhan media massa di Indonesia cukup fantastis. Ada 11 tv yang bersiaran nasional, ratusan tv lokal, ribuan radio, puluhan media cetak, majalah dan tabloid. Belum lagi pertumbuhan pengguna internet di Indonesia yang mencapai sekitar 239 juta, facebook 43 juta dan twitter 19,5 juta. Kondisi demikian semakin mendukung kebebasan pers yang sejak lama kita impikan. Namun kebebasan pers yang tidak diiringi dengan tanggungjawab, dikhawatirkan dapat menimbulkan ekses-ekses negatif. Boyd Barett dan Garnham dalam bukunya Public Sphere, menunjukkan bahwa Negara demokratis harus menempatkan media massa sebagai sarana ruang publik untuk berdiskusi dan penyaluran aspirasi, kritikan serta pandangan yang konstruktif terhadap masalah yang ada. Bukan untuk memperluas perilaku destruktif dan anarkhis. Singkatnya, media massa seharusnya menjadi agent of development, development media, development journalism (Roger, 1970) bukan menjadi second hand reality yang menambah kegelisahan masyarakat. Kenyataannya, praktek jurnalisme media massa di Indonesia kerap tidak memunculkan sudut pandang yang seimbang, jarang mencari penyebab bagaimana sesuatu bisa terjadi, serta tidak ada solusi dan pesan

18

moral kepada pemirsanya. Media dengan agresif mengeksploitasi judul dan gambar bentrokan, tindak kejahatan, luka, darah dan anarkhis yang keji. Tak jarang dalam kasus tertentu menyerang salah satu pihak sebagai orang yang patut dipersalahkan (trial by the press). Apakah karena ukuran ekonomi dan sensasionalitas menjadi alasan untuk disuguhkan kepada pemirsa? Jika hal demikian tak mampu dibendung, tak berlebihan kalau media massa di Indonesia harus bersiap-siap memasuki era foolish or perish. Ritus ekonomi, kekuasaan dan politik akan membuat kehidupan bangsa Indonesia masuk dalam alur spiral yang makin lama makin menukik ke bawah (terpuruk). Contoh nyata lainnya, pemberitaan mengenai korupsi dan kriminal secara terus menerus akan membuat investor mengurungkan niatnya menanamkan modal di Indonesia. Sungguh kerugian yang tak pernah kita sadari. Banyak investor merasa berinvestasi di Indonesia tidak aman, tidak jujur, dan berbelit-belit. Semakin agresif dan kreatif sebuah media massa memberikan nilai tambah pada suatu berita, justru semakin sering kita mendengar keluhan dari masyarakat tentang pemberitaan yang sepihak, tidak objektif, mencemarkan nama baik dan meragukan keakuratan berita. Begitu juga dengan konflik politik yang terjadi di media seringkali menjadi komoditas informasi yang justru semakin meningkatkan intensitas konflik. Pada akhirnya media massa menjadi arena perang retorika atau perang klim kebenaran

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

antar pihak yang berkonflik. Saya yakin, tidak ada satupun dari kita yang bangga dengan tampilan media massa yang penuh dengan berita negatif yang berlebihan. Seolah masa depan Indonesia begitu suram dan tak ada lagi harapan untuk generasi mendatang. Harus diakui, dalam era reformasi seperti ini, menjadi kewajiban media massa untuk kritis terhadap kejadian dan kebijakan yang keliru. Namun media massa patut bijak dalam memilih cara memberitakan (the way to inform) agar masyarakat bukan hanya terinformasi dengan baik, namun semakin cerdas juga. Solusinya adalah media massa harus menerapkan 5 prinsip etis dalam pemberitaan, Pertama, prinsip keseimbangan kepentingan (the principle of golden mean). Kedua, prinsip kesadaran hati nurani (the categorical imperative). Ketiga, prinsip manfaat bagi orang banyak (the principle of utility). Keempat, prinsip keberpihakan pada publik (the veil of ignorance). Kelima, prinsip menghormati orang lain (principle of self determination). Jika kelima prinsip etis tersebut diterapkan dengan baik, saya masih memiliki keyakinan wajah Indonesia akan terselamatkan di hadapan dunia internasional. Kita masih boleh bangga dengan sifat ramah tamah, kekeluargaan, gotong royong, tepo seliro yang hampir lenyap belakangan ini. Di sinilah peran media massa untuk kembali menyebarkan nilai-nilai tersebut.***


INTERNASIONAL

Penyelesaian Masalah Laut China Selatan:

LUAR NEGERI

oleh Arif Havas Oegroseno, Alumnus Harvard Law School

MISSION:

M

E L B I S S O IMP

edia massa nasional, regional dan global, para akademisi serta pakar regional dan global, bahkan para pembuat kebijakan, termasuk diplomat di Asia dan di berbagai kawasan sering menggunakan terminologi “penyelesaian� atau to resolve, to settle or resolution to dalam merujuk masalah Laut China Selatan. Terminologi ini tidak tepat, karena masalah Laut China Selatan tidak akan dapat diselesaikan atau resolved or settled or reached resolution. Persoalan utama di Laut China Selatan adalah klaim tumpang tindih kepemilikan pulau, yang merupakan suatu masalah hukum, bukan geopolitik. Sama halnya dengan rebutan kepemilikan pulau Miangas/Las Palmas antara AS-

Belanda, Minquers and Ecrehos antara Inggris-Perancis, KasikiliSedudu antara Namibia-Botswana, Sipadan Ligitan antara IndonesiaMalaysia dan Pedra Branca antara Singapura-Malaysia. Klaim rebutan pulau hanya bisa diselesaikan melalui mekanisme Pihak Ketiga, baik melalui arbitrasi seperti Miangas/Las Palmas atau Pedra Branca melalui Mahkamah Internasional (ICJ). Sangat sulit bagi suatu negara untuk melepaskan klaimnya secara langsung kepada negara pengklaim lainnya melalui suatu perundingan. Dalam sejarah modern, belum ada penyelesaian rebutan pulau yang dilakukan melalui perundingan, meskipun tetap dimungkinkan. Almarhum Bapak Ali Alatas pernah merundingkan Sipadan Ligitan dengan opsi-opsi membagi dua

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

kepemilikannya atau membagi kemilikan Sipadan menjadi dua. Upaya beliau terhenti karena terdapat keputusan politik untuk membawa masalah ke ICJ. Dalam kasus Laut China Selatan, penyelesaian masalah menjadi sangat sulit karena kompleksitas kekuatan klaim, perbedaan kekuatan ekonomi, politik dan militer para Pihak serta pendekatan mereka terhadap hukum internasional. Vietnam, China dan Taiwan mengklaim kepemilikan sekitar 30 pulau dan karang di Paracels Islands. Mereka juga mengklaim kepemilikan sekitar 100 lebih pulau dan karang di Spratley Islands. Selain itu, Brunei, Filipina dan Malaysia juga mengklaim kepemilikan pulau-pulau di Spratley Islands. Hingga kini, para pihak tidak pernah menyatakan secara jelas

19


LUAR NEGERI

Armada Angkatan Laut Republik Rakyat China. | Foto: navaltoday.com

Spratley Islands, The Joint Development Areas di Laut China selatan | Foto: news.xin.msn.com

jumlah, nama dan letak pulau-pulau dan karang yang mereka klaim. China memiliki klaim atas dasar sejarah yang digambarkan melalui peta kartografis nine-dotted-lines yang secara tidak jelas (baik dari sisi hukum internasional dan aturanaturan kartografis) mengklaim bahwa semua pulau, karang dan gugusan alamiah lainnya, perairan dan landas kontinennya yang berada di dalam cakupan garis ninedotted-lines tersebut adalah milik China. China menerapkan strategic ambiguity dalam hal ini, di mana

20

Konvoy Kapal Perang RRT. | Foto: navaltoday.com

pada saat tertentu menyatakan bahwa yang diklaim hanya pulau dan laut wilayahnya, tapi di saat lain menyatakan semuanya. Dasar klaim negara Pihak lain seperti alasan sejarah (Vietnam); alasan jarak, kedekatan dan prinsip discovery (Filipina); alasan kelanjutan landas kontinen (Brunei dan Malaysia) juga bukan suatu dasar yang solid. Terlebih lagi klaim Taiwan, karena Taiwan sendiri tidak diakui sebagai negara oleh hukum internasional.

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

Berbagai tindakan para Pihak seperti pendudukan pulau, pembangunan konstruksi di atas karang, pengiriman Angkatan Laut, penggantian nama laut, dan bahkan pengibaran bendera di dasar laut adalah langkah-langkah yang lemah di mata hukum internasional. Seperti kasus Sipadan Ligitan, keberadaan patroli kapal perang Belanda di Sipadan Ligitan ternyata tidak dianggap sebagai effectivite atau effective occupation oleh Mahkamah Internasional. Indonesia kalah karena Inggris memiliki aturan perlindungan penyu dan


LUAR NEGERI

penentuan basepoints, baselines dan zona maritim apa yang dapat dibentuk dari baselines tersebut. UNCLOS 1982 juga mengatur bahwa batuan yang tidak dapat mendukung habitasi manusia secara mandiri tidak berhak memiliki ZEE dan landas kontinen.

Oil Rig di Laut China Selatan | Foto: Chinamining.org

Belanda tidak pernah protes atas aturan ini. Secara realistis dengan berbagai tingkat kekuatan klaim yang ada serta pengetahuan masing-masing Pihak akan kelemahan klaim Pihak lain, maka pemilik klaim terlemah tentunya tidak akan gampang menyerah. Dari sisi strategi perundingan, lebih baik bertahan hingga puluhan tahun dalam suatu status quo dari pada mengalah di meja perundingan atau kalah di arbitrasi atau Mahkamah Internasional. Selain itu, membawa kasus ini ke arbitrasi atau Mahkamah Internasional membutuhkan persetujuan semua Pihak yang terlibat. Sejumlah Pihak menyatakan tidak terikat pada yurisdiksi Mahkamah Internasional. Jelas bahwa mencapai penyelesaian atau menyelesaikan atau to resolve, to settle, or to reach resolution terhadap inti masalah Laut China Selatan adalah tidak mungkin. Kebingungan lain dalam debat tentang Laut China Selatan adalah penyelesaian dengan menggunakan Konvensi Hukum Laut (UNCLOS) 1982. UNCLOS 1982, Konstitusi kelautan yang mengatur tentang hak dan kewajiban para Pihak dalam berbagai kegiatan di berbagai zona maritim secara komprehensif. Namun UNCLOS 1982 tidak mengatur aturan hukum dan prinsip kepemilikan atau kehilangan pulau. Hukum internasional berprinsip bahwa land dominates the sea. Artinya, status hukum perairan di Laut China Selatan sangat tergantung dari status hukum pulaupulau yang nantinya akan digunakan sebagai dasar

Tanpa penyelesaian klaim tumpang tindih kepemilikan, maka status wilayah lautnya juga tidak dapat diselesaikan dan ini berarti aturanaturan UNCLOS 1982 belum dapat diaplikasikan. Hal ini berarti bahwa rujukan terhadap penggunaan UNCLOS 1982 dalam “penyelesaian� Laut China Selatan juga kurang tepat dan misleading. Langkah yang realistis dalam menghadapi masalah hukum internasional yang kompleks dan telah berkembang menjadi isu geopolitik dan geostrategis ini adalah mengelola konflik melalui kerjasama pengelolaan bersama dan pada saat yang sama menjaga status quo dan mengesampingkan sengketa. Indonesia telah memulai langkah ini dengan diplomasi Track 2 yang berbentuk Workshop on South China Sea yang telah dilakukan sejak 1990. Dengan diterimanya DoC, adanya pertemuan berkala di tingkat ASEAN dan ASEAN-China serta perundingan CoC, diplomasi Track 2 telah pula dibarengi dengan diplomasi Track 1. Apabila CoC telah terbentuk dan kegiatan-kegiatan bersama mulai dapat dibahas, maka perlu adanya sinkronisasi dengan kegiatan-kegiatan teknis yang sudah berjalan di Track 2. Langkah yang mungkin dapat dipertimbangkan adalah pengembangan Track 1.5 pada tingkat ASEAN dan China. Pejabat tingkat tinggi secara informal dengan kapasitas pribadi melakukan pembahasan berbagai hal terkait masalah Laut China Selatan dengan pendekatan thinking outside of the box, mencari bentuk mekanisme baru guna menurunkan eskalasi konflik dan hal lain terkait pengelolaan resiko keamanan. Persoalan Laut China Selatan merupakan salah satu flashpoint security issues di Asia yang pengelolaannya (bukan penyelesaiannya) merupakan suatu investasi yang sangat berarti bagi semua negara di Asia, apabila menghendaki terwujudnya Asian Century yang sejahtera dan damai.**

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

21


OPINI

OPINI

Indonesia Kaya atau Miskin,

Takdirkah Itu? Oleh Rahardjo Mustadjab

22

Nusa Khatulistiwa Juli 2012


OPINI

I

ndonesia jelas dikaruniai berbagai kekayaan alam yang melimpah. Dengan kekayaan alamnya itu seharusnya negara kita tercinta ini bukan lagi menjadi anggota Kelompok-20, melainkan masuk dalam Kelompok-8. Padahal dalam Kelompok-8 ada negara yang miskin sumber daya alamnya, seperti Jepang misalnya. Demikian juga pergolakan politik di Indonesia, bukan apa-apa dibanding dengan kehancuran Jepang dalam Perang Dunia Kedua. Bencana alam juga silih berganti menimpa Jepang dan terakhir gempa bumi dahsyat disusul tsunami tahun lalu. Apa yang menjadi sebab ketimpangan ini? Apakah faktor kekayaan negara? Faktor sumber daya alam (SDA) sudah jelas, ini karunia yang wajib kita syukuri. Tak kalah penting adalah faktor sumber daya manusia (SDM) yang mampu menelurkan penemuan dan innovasi yang bermanfaat bagi manusia. Insan bertakwa jelas positif, tapi tidak cukup. SDM yang berguna adalah SDM yang kreatif, penuh inovasi dan produktivitas. Jangan salah sangka, inovasi dan kreativitas yang berguna bagi kemajuan bangsa seolah-olah hanya terbatas pada bidang iptek saja. Tidak. Mana ada bangsa maju dalam iptek, tidak dinamis seni budayanya? Justru besar sumbangan sektor seni budaya kreatif bagi kesejahteraan bangsa. Kemajuan seni budaya Indonesia, termasuk musik pop, melonjak semenjak Reformasi yang membebaskan nurani. Tentunya sungguh besar devisa terkumpul dari larisnya musik pop Indonesia di negara-negara tetangga. Belum lagi

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

23


OPINI

“Inovator itu penggerak kemajuan negara, bukan sarjana ekonomi, bukan pula politisi” -- Said Didu Ketua Persatuan Insinyur Indonesia

penjualan kreasi batik. Menyadari kenyataan ini, pemerintah sangat memperhatikan tumbuhnya trend ini, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata diubah menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Steve Jobs mendirikan Apple bersama Steve Wozniak. Kebetulan Steve Wozniak jadi pembicara dalam seminar itu.

Yang perlu dan sedang digalakkan adalah kreativitas bangsa dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembinaan kreativitas bangsa dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi tidak saja terkait dengan pencetakan sarjana teknik, tetapi juga pencetakan teknisi trampil setingkat program D-3 dan tenaga tukang ahli. Seiring dengan anggaran pendidikan yang meningkat tajam, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menggalakkan Sekolah Menengah Kejuruan.

Apakah Indonesia kekurangan SDM yang menggeluti iptek? Thomas Friedman penulis buku “The World Is Flat” mengutip statistik bahwa China mencetak 450 ribu insinyur tiap tahun dan India 300 ribu. Jelas ITS, ITB dan fakultas-fakultas teknik diseluruh Indonesia tidak meluluskan sarjana teknik sebanyak itu tiap tahun. Sungguh kontras dengan India, kemanapun pergi, seperti New Delhi, Ahmedabad, Mumbai, Pune, Madras kita akan menemukan banyak papan nama college of engineering banyak sekali dan hampir tidak menemukan fakultas sospol.

Menyangkut hal diatas, menarik untuk kita simak pendapat Said Didu, Ketua Persatuan Insinyur Indonesia, dalam seminar bertema: “Inovasi dan Kreativitas” di Jakarta baru-baru ini. Said Didu mengatakan: “Inovator itu penggerak kemajuan negara, bukan sarjana ekonomi, bukan pula politisi”, sambil menunjuk kepada sukses pendiri Microsoft Bill Gates dan pendiri Apple Steve Jobs.

Tak kurang menyedihkan yang dikemukakan Peter Gontha dalam seminar diatas, yaitu “China punya 800 ribu Ph.D dan India 650 ribu Ph.D. Setara dengan jumlah penduduk, seharusnya Indonesia punya 160 ribu Ph.D. Tapi ternyata Indonesia hanya punya 30 ribu Ph.D dan itupun 80 persen gelarnya dalam ilmu hukum, ekonomi dan agama”. Kini saatnya kita menyadari ketimpangan

24

Nusa Khatulistiwa Juli 2012


OPINI

ini. Karena mau tidak mau Indonesia akan semakin terindustrialisasi. Kalau kita lalai pada tantangan jaman ini, apa kata dunia? Memang jumlah penyandang gelar S-3 hanya sekedar indikator saja bagi kekuatan inovasi suatu negara. Bukan mutlak. Lihat saja innovator Bill Gates, Steve Jobs dan Steve Wozniak yang drop-outs. Namun secara umum, pencapaian inovasi suatu negara berbanding lurus dengan jumlah Ph.D dalam bidang terkait. Dan semakin tinggi taraf kreasi dan inovasi Indonesia nantinya, akan semakin tinggi pula kemajuan ekonominya. Dalam membina kreasi dan inovasi anak bangsa, kita hendaknya ingat sebuah adagium, yaitu jangan sekali-kali mencoba menciptakan kembali roda. Karena roda sudah ada sejak berabad-abad lalu. Apalagi dalam jaman digital ini, upaya sering disertai dengan biaya mahal, namun ternyata tak ada gunanya karena penemuan itu sudah ada.**

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

25


OPINI

si

a okr

Dem

Tirani Oleh J. Kristiadi Peneliti Senior Centre for Strategic and International Studies (CSIS)

i

Anark

Meluruskan

R

eformasi telah membawa berkah sekaligus musibah. Masyarakat mendapat berkah kebebasan, tetapi sebagian masyarakat mempergunakan kebebasan tidak mengindahkan kepentingan orang lain. Ranah paling rawan dalam melakukan transformasi politik adalah menata tertib politik yang demokratis. Pengalaman selama lebih dari 13 tahun ber-reformasi, menunjukkan demokratisasi telah dimanipulasi oleh para elit politik. Perobahan tatanan kekuasaan yang sangat kompleks, rumit dan sarat dengan berbagai kepentingan memerlukan tuntutan dan roh yang memberikan sinar terang, agar proses transformasi tidak terjebak dalam gelapnya nikmat kekuasaan. Setiap bangsa, terlebih yang sedang mengalami perobahan tatanan kekuasaan yang mendasar,

26

Oligarki

asi Sesat, Reformun Membang Politik Bermartabat

memerlukan sebuah cita-cita besar baik untuk mempertahankan eksistensi dan survivalitasnya maupun untuk mengembangkan diri mencapai cita-cita yang diimpikan bangsa yang bersangkutan. Gagasan luhur tersebut menjadi absolut karena bangsa yang bersangkutan harus menemukan nilai-nilai yang dapat memotivasi, memberi inspirasi serta mempersatukan mereka mewujudkan cita-cita bersama. Upaya tersebut menjadi lebih sulit kalau bangsa tersebut mempunyai tingkat keragaman primordialistik yang tinggi. Heterogonitas yang didasarkan atas sentimen primitif sangat rawan terhadap konflik karena pertarungan menjadi sangat tidak rasional. Glorifikasi dan keunggulan kelompok satu dengan lainnya tidak mempunyai ukuran yang masuk akal, dan oleh sebab itu sulit dikompromikan. Dalam sejarah umat manusia perbedaan primordial yang

Nusa Khatulistiwa Juli 2012


OPINI

dijadikan sarana berburu kekuasaan menjadi awal dan penyebab perang saudara yang berdarah-darah dan saling mematikan. Nasion Indonesia yang terdiri dari berbagai ‘bangsa’ sangat beruntung karena mempunyai modal sosial dan modal kesejarahan yang panjang. Berdasarkan modal tersebut, melalui negosiasi yang keras dan melelahkan, namun disertai dengan semangat dan jiwa yang luhur, para pendiri bangsa berhasil merumuskan pemikiranpemikiran besar yang sarat dengan nilai-nilai mulia bangsa sebagai dasar, ideologi dan falsafah bangsa. Titik kulminasi dari semangat para pendiri negara untuk membangun bangsa dan negara, akhirnya mereka menemukan jawaban terhadap permasalahan ideologi tersebut: Pancasila. Sebagai ideologi bangsa, Pancasila adalah kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya. Ia merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur yang digali dari akar budaya bangsa. Keutamaan yang mencakup seluruh kebutuhan hak-hak dasar dan azasi manusia secara universal sehingga dapat dijadikan landasan dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang heterogen. Dalam tataran ide atau gagasan, Pancasila sebagai ideologi yang mempersatukan seluruh elemen bangsa dalam mewujudkan citacita sudah final. Namun sayangnya dalam sejarah perjalanan bangsa, sejak kemerdekaan hingga kini, pelaksanaan Pancasila mengalami berbagai hambatan. Terutama disebabkan oleh dinamika politik yang menyalahgunakan Pancasila

untuk menyusun kekuasaan. Idelogi bangsa dan negara yang sarat dengan nilai-nilai luhur sekedar dijadikan sarana memburu kekuasaan dengan mengingkari nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Sumber dari segala sumber persoalan terjadinya perilaku politik yang berseberangan dengan Pancasila adalah rentannya para pemegang kekuasaan terhadap godaan kekuasaan. Melalui sejarah perjalanan bangsa dapat dengan mudah ditelusuri mulai dari rejim Orde Lama, Orde Baru serta Orde Reformasi, pada awalnya rejimrejim selalu beretorika bertekad melaksanakan Pancasila. Namun dalam perjalanannya rejim-rejim tersebut tumbang atau gontai karena memanipulasi Pancasila untuk kepentingan kekuasaan.

Mengelola Kekuasaan Secara Beradab

“Power tends to corrupt, absolute power corrupts absolutely” -- Baron Acton

Upaya mewujudkan cita-cita bangsa muncul kembali dengan terjadinya transformasi politik

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

dari otoritarian menuju kehidupan politik yang demokratis akhir tahun 1990-an. Makna yang paling mendasar adalah mengatur sistem manajemen kekuasaan yang dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila serta politik perundangundangan yang visioner dalam memproyeksikan transformasi politik ke depan, sehingga akan menghasilkan struktur, sistem dan budaya politik yang semakin bermartabat. Namun hal itu tidak mudah dilakukan mengingat fenomena kekuasaan sangat rentan untuk disalahgunakan. Oleh karena itu dalam dunia politik sangat dikenal ungkapan klasik tetapi populer sebagai berikut: ‘Power tends to corrupt, absolute power corrupts absolutely’ Dalam terminologi Rudolf Otto, sebagaimana dikutip oleh Eddy Kristiyanto, OFM, fenomena tersebut disebut ‘tremendum et fascinosum’, menggentarkan sekaligus memikat dan mempesona. Dalam perspektif yang berbeda, Albert Hirschman dengan panjang lebar mencoba meyakinkan bahwa nafsu manusia, termasuk nafsu kekuasaan (yang merusak) hanya dapat ditundukkan oleh nafsu lain yang lebih rendah daya rusaknya, yaitu kepentingan pribadi (self interest) terutama interes ekonomi (kemakmuran) . Untuk lebih menegaskan pendapatnya ia juga mengutip James Stuart mengatakan bahwa ekonomi modern adalah kendali ampuh yang pernah ditemukan untuk melawan kekuasaan yang despotik, ‘A modern economy, therefore, is the most effectual

27


OPINI

bridle against the folly of despotism ’. Pendapat yang lebih spektakuler dikemukakan oleh Michael Jones. Menurut dia, bahkan liberalisasi sex (Sexual Liberation) dapat menjadi alat kontrol politik yang efektif . Watak kekuasaan semacam itu mengakibatkan pertarungan memperebutkan kekuasaan menjadi sangat rawan terhadap tindakan yang menghalalkan cara, mulai

“A modern economy, therefore, is the most effectual bridle against the folly of despotism� dari bujuk rayu, intimidasi sampai dengan tekanan fisik. Sedemikian kejamnya pertarungan kekuasaan sehingga ikatan-ikatan pertemanan, keakraban, persaudaraan, bahkan ikatan yang didasarkan atas sentimen primordial: suku, agama, ras dan keturunan tidak dapat dijadikan sarana meredakan pertarungan politik. Bahkan sebaliknya, penyalahgunaan ikatan primordial sebagai sarana perburuan kekuasaan dapat mengakibatkan perang saudara yang sangat kejam dan berlarut-larut . Dalam perspektif politik, upaya umat manusia mengelola nafsu kekuasaan agar para pemegang kekuasaan tidak sewenangwenang adalah tatanan politik yang dapat memaksa penguasa

28

tunduk dan dikontrol oleh warga masyarakat. Prinsip manajemen kekuasaan tersebut dinamakan demokrasi. Kehadiran demokrasi sebagai tatanan kekuasaan yang bermartabat memang tidak dapat dilepaskan dari sejarah panjang praktek pengelolaan kekuasaan yang sentralistis dan sewenangwenang; baik yang bersumber dari keturunan, dominasi kekuatan militer maupun oligarki politik lainnya. Sistem kekuasaan yang tidak manusiawi itulah yang mendorong umat manusia mencari sistem pengelolaan kekuasaan yang beradab. Kekuasaan yang otoritarian adalah musuh umat manusia karena penguasa tidak hanya memonopoli kekuasaan tetapi juga memonopoli kebenaran. Kebenaran menjadi milik penguasa, akibatnya perbedaan pendapat bukan saja dianggap sebagai tindakan kriminal atau subversi yang harus ditindak oleh negara. Memang dalam tatanan demokrasi daya rusak kekuasaan tidak dapat ditaklukkan secara absolut, karena hal itu juga berkaitan erat dengan salah satu sifat manusia yang serakah dan lemah menghadapi godaan kenikmatan. Namun karena sifat luhur manusia jugalah kekuasaan dapat digunakan untuk kemaslahatan umat manusia, terutama untuk mengelola kehidupan bersama menuju kesejahteraan lahir dan batin. Martabat dalam tertib politik yang demokrasi juga dibahas secara panjang lebar oleh Montesquieu . Dia membedakan tiga jenis pengelola kekuasaan negara: Republik, Monarki dan Depostik

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

atau disebut juga Demokrasi, Oligarki dan Monarki. Dari ketiga jenis tersebut, demokrasi adalah tatanan kekuasaan yang mempunyai ‘virtue’ yang menghargai martabat warganya. Oleh karena itu, mewujudkan demokrasi bukan hanya sekedar membangun sistem, mekanisme, prosedur politik, tetapi juga harus membangun lembaga-lembaga yang dapat menjamin mekanisme saling kontrol tersebut dapat berfungsi, seperti partai politik, lembaga peradilan dan penegak hukum, lembaga perwakilan, birokrasi dan lain sebagainya. Namun upaya lain yang tidak kalah pentingnya adalah menanamkan tata nilai yang dapat menghadirkan roh yang menghidupkan dan sekaligus menguatkan demokrasi. Tiadanya sukma dalam tatanan demokrasi hanya akan menjadikan sistem tersebut rapuh sehingga mudah ambruk atau menjadi anarkis. Oleh karena itu tidak mustahil bahwa negara-negara seperti Yunani dan Roma yang pernah berabad-abad menerapkan sistem ini, mengalami arus balik menjadi kekaisaran. Pengalaman tersebut harus lebih menyadarkan siapa pun yang ingin mewujudkan kehidupan demokrasi adalah perjuangan membangun peradaban untuk menyelamatkan manusia dari kesewenang-wenangan rejim yang lalim, serta mewujudkan kesejahteraan rakyat. Runtuhnya tatanan politik yang memonopoli kekuasaan dan kebenaran pada akhir tahun 1990, merupakan peristiwa yang


OPINI

menandai bangkitnya bangsa dari represi penguasa. Perobahan tersebut terjadi sangat cepat, dalam sekejap terjadi penjungkirbalikan tatanan kekuasaan. Rakyat yang selama 30 tahun diperlakukan sebagai ‘kawula alit’ yang ditindas oleh represi penguasa, dalam hitungan hari menjadi pemegang kedaulatan. Rakyat telah bebas dari belenggu rantai kekuasaan yang menelikung dan mengendalikan perilaku publik, sehingga warga masyarakat lebih merupakan robot politik dari pada insan manusia. Kedatangan ‘zaman’ baru memberikan harapan besar untuk mewujudkan masa depan Indonesia yang gemilang. Era demokrasi telah dimulai, dan agenda politik segera disusun untuk menopang struktur kekuasaan yang baru. Harapan munculnya tatanan politik yang bermartabat disambut dengan antusias oleh seluruh masyarakat. Demokrasi menjadi tanda dan sarana keselamatan menuju masyarakat yang bebas, adil, makmur dan berkeadilan. Namun sayangnya, transformasi politik yang terlalu cepat mengakibatkan amandemen dilakukan tanpa disertai perdebatan yang cukup luas dan mendalam. Amandemen konstitusi juga tidak berdasarkan atas prinsip-prinsip konstitusionalisme. Menurut Hayek, penyusunan konstitusi harus merupakan prinsip-prinsip yang disepakati oleh rakyat sehingga rakyat akan taat kepada konstitusi tersebut . Sementara itu, sebagian besar elit politik lebih mengedepankan daftar keinginan

subyektif yang dikemas secara retorik sekedar mendapatkan dukungan atau popularitas masyarakat. Ketergesaan memahami konsep menghasilkan beberapa pasal dalam konstitusi yang tidak sinkron satu sama lain sehingga mempunyai potensi mengacaukan peraturan perundangan yang lebih rendah tingkatannya.

Merebaknya Politik Transaksional Faktor yang lebih menyedihkan, memperburuk serta mengancam tujuan restrukturisasi kekuasaan adalah perilaku para elit yang memanipulasi demokrasi prosedural. Mereka menganggap sudah mendapatkan legitimasi kalau sudah mengikuti prosedur dan regulasi yang mereka buat sendiri. Dengan mengatasnamakan rakyat mereka bahkan dapat menguras kekayaan negara untuk dinikmati sendiri atau bersama kelompoknya. Perilaku para elit yang sangat merusak tatanan tersebut kalau tidak segera dihentikan akan menggerogoti modal sosial (social capital) bangsa ini yang selama satu dekade ini dapat dijadikan asset dalam melakukan transisi politik. Sebab, demokrasi yang hanya menjadi sekedar pertarungan perebutan kekuasaan demi kepentingan transaksional, mencerabut posibilitas politik sebagai upaya membangun kehidupan bersama yang beradab. Modal sosial yang disumbangkan masyarakat dalam masa transisi adalah kesanggupan rakyat

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

melakukan proses transisi politik yang sangat kritikal. Kompetisi pertarungan kekuasaan untuk mendapatkan jabatan publik, secara prosedural semakin melembaga. Indikasi yang sangat meyakinkan adalah kontestasi politik yang dilakukan dalam skala yang masif dapat dilakukan dengan aman. Hal itu membuktikan bahwa bangsa Indonesia mempunyai peradaban yang cukup tinggi sebagai landasan untuk menjadi bangsa yang besar. Pertarungan politik yang rawan konflik komunal karena keragaman bangsa Indonesia disebabkan ikatan-ikatan primordial kesukuan, ras, bahasa, agama serta pengelompokan ekslusif lainnya, meskipun sangat disesalkan, tetapi tidak membawa ekses yang destruktif dalam masyarakat. Kematangan masyarakat berdemokrasi juga menunjukkan tanda-tanda menggembirakan. Kekuatan politik yang hanya bertopang kepada sentimen primordial semakin surut pendukungnya. Secara a kontrario hal ini berarti bahwa hanya kekuatan politik yang inklusif yang akan memperoleh dukungan luas masyarakat. Inilah salah satu modal sosial bangsa. Rajutan sosial yang silang-menyilang membuahkan struktur masyarakat yang kompleks yang tidak monolit. Di segala pelosok tanah air bertebaran berbagai gerakan-gerakan kemasyarakatan lintas agama, suku, ras, golongan yang merupakan perwujudan konkrit dari masyarakat yang plural. Namun ironinya justru di tataran

29


OPINI

elit perpolitikan di Indonesia sarat dengan pertarungan politik tanpa cita-cita. Kiblat politik yang sangat didorong oleh godaan nafsu berkuasa telah menyingkirkan jauhjauh arti politik sebagai perjuangan bersama mewujudkan cita-cita luhur bangsa. Manuver politik didominasi oleh nafsu berkuasa sehingga jagad politik Indonesia sarat dengan intrik dan kompromi politik yang pragmatik-transaksional, oportunistik, politik uang, tebar pesona dan janji kosong sebagai alat merayu dukungan politik. Demikian pula perselingkuhan politik, dengan segala bentuk dan manifestasi semarak; semuanya dilakukan untuk mengejar kenikmatan kekuasaan. Tiadanya roh kehidupan politik,

30

kekurangmengertian tentang hakekat kekuasaan serta akselerasi perobahan yang sedemikian cepat, mengakibatkan wajah perpolitikan di Indonesia selama lebih satu dekade sarat dengan pertarungan politik dari para elit yang ingin berkuasa, mempertahankan kekuasaan atau mereka yang ingin lebih berkuasa.Perilaku elit yang berorientasi kepada kekuasaan subyektif cenderung merusak tatanan dan menginjak-injak serta menggagahi martabat rakyat. Padahal bangsa Indonesia memiliki semua persyaratan untuk berhasil . Transformasi politik juga memberikan kesempatan rakyat membangun tertib politik yang Nusa Khatulistiwa Juli 2012

bersumber pada kedaulatan rakyat. Namun sayangnya kebebasan yang telah direbut kembali tidak disertai dengan tanggung jawab yang sepadan. Kebebasan telah menimbulkan anarki di tataran masyarakat maupun negara. Kebebasan telah mengancam kebebasan itu sendiri. Bahkan atas nama kebebasan orang dapat berperilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila yang telah disepakati menjadi falsafah bangsa dan negara seakanakan hanya menjadi monumen mati akibat dari praktek-praktek politik dan perilaku para pemimpin yang munafik. Kebebasan juga dipraktekkan secara eksesif oleh sementara media yang tidak


OPINI

melayani kepentingan publik, melainkan mengabdi kepada kepentingan modal serta politik jangka pendek.

Sesat Niat Akibatnya, kebebasan dan demokrasi yang merupakan tanda dan sarana menuju bangsa yang sejahtera serta memberikan sinar terang yang menuntun bangsa Indonesia ke peradaban yang lebih tinggi, dalam waktu yang hampir bersamaan muncul ‘tanda-tanda zaman’ menuju ‘abad’ kegelapan. Terjadi gerhana peradaban. Sinar yang memancar dari nilai-nilai luhur bangsa terhalang oleh politik transaksional, terutama ‘money politics’, yang melekat dalam proses politik, baik rekrutmen maupun dalam menyusun regulasi di tingkat pusat dan daerah. Kerusakan tatanan politik sudah dimulai sejak mereka yang berniat menjadi pejabat publik hanya menginginkan kedudukan politik. Mereka mengawali dengan niat yang sesat, semata-mata mereka hanya berangan-angan untuk berkuasa, memburu kekayaan serta membangun dinasti politik; bukan iktikad luhur mengabdikan diri kepada masyarakat. Terjun ke dunia politik bukan karena panggilan hidup sehingga berani me-wakaf-kan diri untuk bangsa, melainkan menjadi pemburu kekuasaan dan kenikmatan. Pendangkalan politik semakin lama semakin menggerus modal sosial bangsa. Saling percaya ada kecenderungan semakin menipis. Tingkat kepercayaan politik terhadap seluruh lembaga politik dan lembaga negara mencapai tingkat sangat rendah. Demikian pula intoleransi di antara warga masyarakat juga meningkat. Gejala pembusukan tidak hanya terjadi pada tataran negara tetapi juga merangsek ke ranah publik. Sesat niat juga sangat menyuburkan korupsi politik dalam bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang merajalela. Produk legislasi ditengarai menjadi arena perdagangan kepentingan politik yang pragmatik dan oportunistik. Akibatnya negara tidak mempunyai kebijakan perundangundangan sebagai infrastruktur kebijakan politik guna mewujudkan masyarakat yang dicita-citakan. Proses penyusunan regulasi dari pembuatan undang-undang sampai dengan peraturan daerah, ditengarai sarat dengan transaksi politik kepentingan golongan. Oleh karena perundang-undangan tidak memberikan arah kebijakan melainkan jalan yang menyesatkan bagi siapa

pun yang melaluinya. Negara praktis macet dan terkunci dengan berbagai kepentingan yang saling menyandera karena struktur kekuasaan yang dirajut dengan nafsu keserakahan. Manajemen pemerintahan semakin parah karena politik citra menjadi pola pengelolaan kekuasaan yang mengutamakan ‘wajah’ dari pada efektifitas pemerintahan. Akibatnya banyak kebijakan-kebijakan yang tidak dapat dilaksanakan dengan semestinya. Padahal, terlebih dalam masa transisi politik, rakyat memerlukan bukti konkrit bahwa demokrasi adalah sistem yang lebih baik dalam memperhatikan nasib rakyat dibandingkan dengan sistem-sistem yang lain. Oleh sebab itu beberapa kajian politik-ekonomi mensyaratkan agar demokrasi dapat berjalan dengan baik diperlukan reformasi ekonomi sehingga penghasilan penduduk rata-rata sekitar 4.000 US dollar per tahun . Oleh sebab itu diperlukan agenda mendesak adalah sebagai berikut. Pertama, mewujudkan pemerintahan yang efektif. agar rakyat dapat menikmati secara konkrit hasil dari proses demokrasi dalam wujud kesejahteraan masyarakat yang semakin baik. Kedua, reformasi partai politik yang intinya partai politik harus melakukan pengkaderan partai politik. Pendidikan kader partai dimaksudkan untuk menghasilkan kader partai yang kapabel, akuntabel, mempunyai komitmen, kepekaan serta ketrampilan menterjemahkan ideologi kebijakan partai, disiplin terhadap keputusan partai sampai dengan ketrampilan-ketrampilan melakukan lobi, diskusi, meyakinkan lawan politiknya, berdebat, memimpin rapat, dan lain sebagainya. Ketiga, kontrol dana parpol dengan mengutamakan agenda mendesak dalam bentuk melakukan kontro dana partai politik. Kalau dibiarkan partai menjadi lembaga pemburu rente yang tidak hanya menggerogoti kredibilitasnya tetapi bahkan dapat melumpuhkan kehidupan demokrasi . Oleh sebab itu pengaturan dana partai sangat penting dilakukan, karena tiadanya peraturan yang jelas dan tegas mengenai keuangan partai bukan hanya mengakibatkan ‘vote buying’ , tetapi yang lebih berbahaya adalah akses pemilik kapital terhadap penguasa atau calon penguasapenguasa di dalam partai politik.**

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

31


TEROPONG

TEROPONG

Mengenal Lebih Dekat

Suku Anak Dalam

S

emakin maraknya perambahan dan alih fungsi hutan menjadi area permukiman dan perkebunan kelapa sawit, menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan kehidupan Orang Rimba atau biasa disebut Suku Anak Dalam yang mendiami hutan belantara di pedalaman Sumatera, mulai dari Palembang hingga Riau dan Jambi. Populasi Suku Anak Dalam atau dikenal juga dengan nama Suku Kubu, terbesar berada di Provinsi Jambi dengan perkiraan sekitar 200.000 orang. Penduduk asli Jambi sendiri terdiri dari beberapa suku, antara lain Suku Kubu (Suku Anak Dalam), Suku Bajau, Suku Kerinci dan Orang Batin. Terdapat pula sub ras Melayu Jambi yaitu Orang Penghulu dan Suku Pindah.

32

Asal Usul Tradisi lisan menyebutkan bahwa nenek moyang Suku Anak Dalam berasal dari Sumatera Barat. Konon, mereka adalah orang-orang yang tidak mau dijajah oleh Belanda. Untuk itu, mereka masuk ke hutan dan mengembara sampai akhirnya tinggal di daerah Jambi. Hal ini diperkuat kenyataan adanya kesamaan bahasa dan penerapan sistem matrilineal dalam hubungan kekerabatan mereka. Tradisi lain menyebutkan, nenek moyang suku ini adalah tentara Pagaruyung yang tersesat. Alkisah, pada zaman Kerajaan Jambi diperintah oleh Putri Selaras Pinang Masak, kerajaan diserang oleh Orang Kayo Hitam yang menguasai Ujung Jabung (Selat Berhala).

Nusa Khatulistiwa Juli 2012


TEROPONG

Perkampungan Suku Anak Dalam. | Foto: gospeltrans.org

Serangan itu membuat Jambi kewalahan. Untuk itu, Ratu Jambi yang merupakan keturunan Kerajaan Minangkabau mohon bantuan kepada Raja Pagaruyung. Sang Raja kemudian mengirimkan pasukannya ke Jambi melalui jalan darat menyusuri hutan belantara. Ketika sampai di wilayah Bukit Duabelas, mereka kehabisan bekal dan tersesat. Kemudian, mereka bermusyawarah dan sepakat untuk tetap tinggal di tempat tersebut dan mengangkat sumpah untuk tidak akan meninggalkan wilayah tersebut atau akan dikutuk bila melanggarnya. Versi lainnya menyebutkan, orang Kubu adalah keturunan Bujang Perantau dan Puteri Buah Gelumpang. Konon, pada zaman dahulu seorang perantau bernama Bujang Perantau mendapat petunjuk dalam mimpinya untuk memetik buah gelumpang dan selanjutnya buah tersebut agar dibungkus dengan kain putih. Jika itu dilakukan, maka akan timbul keajaiban. Begitu bangun, ia langsung melakukannya. Buah gelumpang yang dibungkus

dengan kain putih itu menjelma menjadi seorang puteri yang sangat cantik (Puteri Buah Gelumpang). Bujang Perantau dan Puteri Buah Gelumpang kemudian menjadi suami isteri dan menurunkan 4 orang anak, yaitu Bujang Malapangi, Bujang Dewo, Puteri Gading, dan Puteri Selaro Pinang Masak. Anak pertama disebut pangkal waris dan anak terakhir disebut ujung waris. Alkisah, Bujang Malapangi dan Puteri Selaro Pinang Masak keluar hutan dan mendirikan kampung, mengikuti jejak ayahnya sebagai orang terang. Sementara itu, Bujang Dewo dan Puteri Gading tetap berada di hutan mengikuti jejak ibunya sebagai Orang Rimbo, yang merupakan cikal bakal Suku Anak Dalam. Ada pula tradisi lisan yang menuturkan, pada masa lalu pantai Pulau Sumatera sering didatangi para bajak laut dan keluarganya. Suatu saat seorang anak lelaki diketahui berhubungan intim dengan adik perempuannya. Kedua

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

33


TEROPONG

insan tersebut dikenakan sanksi berupa pengucilan, yaitu ditinggalkan atau dibiarkan hidup berdua di hutan. Bukan hanya itu saja, mereka dihukum untuk tidak boleh memperlihatkan diri kepada orang lain. Di sanalah mereka akhirnya beranak-pinak, kemudian mendirikan suatu perkampungan di daerah Ulu Kepayang, dekat Dusun Penamping yang terletak di pinggir sungai Lalan (sekarang termasuk dalam wilayah Provinsi Sumatera Selatan). Konon, inilah perkampungan pertama mereka. Secara antropologis, Suku Anak Dalam masuk dalam kelompok suku bangsa Weddid atau Weddoid yang termasuk dalam rumpun ras Proto-Melayu (Melayu Tua), atau dikenal juga dengan nama Paleo-Mongoloid dengan ciri-ciri fisik antara lain wajah bundar, bibir tebal, hidung lebar dan pesek, rambut hitam dengan wajah mirip raut wajah Mongol seperti tulang pipi menonjol dan mata sipit.

Kehidupan Keseharian Suku Anak Dalam hidup mengelompok di 3 wilayah, yaitu di utara Provinsi Jambi, Taman Nasional Bukit Dua Belas, dan wilayah selatan Provinsi Jambi (sepanjang jalan lintas Sumatra). Mereka hidup secara semi-nomaden dan mendasarkan mata pencahariannya pada berburu dan meramu. Kehidupan yang terisolir dari dunia luar mengakibatkan rendahnya tingkat kebudayaan dan peradabannya. Hal tersebut terlihat dari kesederhanaan bentuk rumah, baik dari segi bentuk dan bahan bangunannya, perkakas rumah tangga, alat bercocok tanam dan berkebun, maupun pakaian sehari-hari. Dalam lingkungan Suku Anak Dalam dikenal istilah keluarga kecil dan keluarga besar. Keluarga kecil terdiri dari suami istri dan anak yang belum menikah. Keluarga

Anak rimba yang sedang menanak nasi. | Foto: kfk.kompas.com

34

Kehidupan keseharian anak-anak Suku Anak Dalam. | Foto: forclime.photocontest

Nusa Khatulistiwa Juli 2012


TEROPONG

| Foto: forclime.photocontest

| Foto: Indonesiamedia.com

Sumber penghidupan masyarakat Suku Anak Dalam yang masih sangat bergantung pada alam. | Foto: jambiprov.go.id

besar terdiri dari beberapa keluarga kecil yang berasal dari pihak kerabat istri. Anak laki-laki yang sudah kawin harus bertempat tinggal di lingkungan kerabat istrinya. Mereka merupakan satu kesatuan sosial dan tinggal dalam satu lingkungan pekarangan. Setiap keluarga kecil tinggal di pondok masing-masing secara berdekatan, yaitu sekitar dua atau tiga pondok dalam satu kelompok. Mereka memiliki sistem kepemimpinan yang berjenjang, seperti Temenggung, Depati, Mangku, Menti dan Jenang. Temenggung merupakan jabatan tertinggi, keputusan yang ditetapkan harus dipatuhi. Bagi mereka yang melanggar akan dijatuhi hukuman atau sanksi sesuai dengan tingkat kesalahannya. Peran Temenggung sangat penting karena berfungsi sebagai pimpinan tertinggi, penegak hukum, pemimpin upacara ritual, serta dipercaya memiliki kemampuan dan kesaktian.

| Foto: metrojambi.com

Suku Anak Dalam percaya terhadap dewa-dewa dan roh halus yang menguasai hidup manusia, kendatipun sebagian diantara mereka telah mengenal agama Islam. Sebagai wujud terima kasih kepada para dewa dan roh halus yang telah melindungi mereka, Suku Anak Dalam melaksanakan berbagai upacara ritual. Salah satu ritual yang terpenting adalah upacara Besale atau upacara pengobatan. Mereka meyakini bahwa penyakit yang diderita merupakan akibat kemurkaan dari dewa atau roh halus. Oleh sebab itu, perlu memohon ampunan agar penyakit yang diderita dapat disembuhkan melalui upacara Besale tersebut (YS).

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

35


DIARY SIKIB

DIARY SIKIB

Mari Cegah

T

Thallasaemia

hallasaemia merupakan penyakit kelainan darah yang diturunkan dalam satu keluarga. Kelainan ini menyebabkan timbulnya anemia, mulai dari anemia ringan sampai berat, yaitu suatu kondisi di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah (eritrosit) menurun. Hemoglobin berfungsi mengikat dan membawa oksigen ke seluruh tubuh. Menurut data Riskesdas tahun 2007, setiap tahun diperkirakan sekitar 3.000 bayi di Indonesia terkena Thalassaemia. Sedangkan menurut WHO, diperkirakan jumlah pembawa (carrier) penyakit Thalassaemia mencapai 7 persen penduduk dunia pada tahun 2001. “Bertambahnya penderita Thalassaemia dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang

36

Thalassaemia. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan kita semua,� ujar Ketua II SIKIB Ibu Ratna Djoko Suyanto dalam rangka Peringatan HUT ke-25 YTI (Yayasan Thalassaemia Indonesia) dan HUT ke-28 POPTI (Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassaemia Indonesia) yang diselenggarakan di Gedung BPPT, Sabtu (2/6). Acara yang dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo dan Wakil Menteri Kesehatan, Ali Gufron juga para anggota SIKIB ini mengajak semua pihak untuk lebih peduli terhadap pencegahan dan penanganan Thalassaemia. Thalassaemia diturunkan dari orangtua ke anaknya, baik laki-laki maupun perempuan. Bila gen penyebab Thalassaemia berasal dari kedua orangtuanya (ayah

Nusa Khatulistiwa Juli 2012


DIARY SIKIB

Ibu Ratna Djoko Suyanto berfoto bersama dengan jajaran pengurus Yayasan Thalassaemia Indonesia (YTI) pada acara HUT ke-25 YTI. | Foto: KenCan

dan ibu), maka seseorang dapat menderita Thalassaemia dengan manifestasi klinis sedang hingga berat. Bila gen penyebab Thalassaemia hanya diturunkan dari salah satu orangtua, maka umumnya anak tersebut hanya menderita Thalassaemia dengan manifestasi klinis yang ringan, bahkan kadang tidak ada gejala klinis yang timbul. Walaupun tanpa gejala, carrier Thalassaemia tetap akan menurunkan gen pembawa sifat Thalassaemia ini pada keturunannya.

Mari peduli pada penderita: Ibu Ratna Djoko Suyanto menyampaikan pidato menggugah semangat penderita Thalassaemia dan mengajak semua pihak untuk lebih peduli pada penderita dan keluarganya. | Foto: KenCan

Pada Thalassaemia berat, gejala yang dikeluhkan yaitu rasa lelah dan letih, kulit kekuningan (jaundice), perut membuncit karena adanya pembesaran hati dan limpa, warna urine lebih gelap, serta gangguan pertumbuhan. Umumnya Thalassaemia berat didiagnosis sejak masa balita. Hingga saat ini belum diketemukan obat penyakit ini. Pasien Thalassaemia berat harus rutin melakukan transfusi darah.

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

37


DIARY SIKIB

Setiap tahun, sekitar 300 ribu anak penderita Thalassaemia dilahirkan dan sekitar 60-70 ribu diantaranya merupakan penderita jenis BetaThalassaemia Mayor yang memerlukan transfusi darah seumur hidupnya.Kementrian Kesehatan merilis data 8 provinsi prevelensi Thalassaemia tertinggi, yakni Provinsi Aceh sebesar 13,4 permil, DKI Jakarta 12,3 permil, Sumatera Selatan 5,4 permil, Gorontalo, 3,1 permil, dan Kepulauan Riau 3 permil. Untuk menjamin ketersediaan akses penderita Thalassaemia terhadap pelayanan medis dan kesehatan, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang menjamin biaya pengobatan pasien Thalassaemia melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 1109 tahun 2011. “Dengan adanya peraturan ini, maka seluruh penderita Thalassaemia di tanah air memperoleh jaminan pengobatan yang disebut Jampelthas�, ujar Wakil Menteri Kesehatan, Ali Gufron. Lebih lanjut Wamenkes menyampaikan, penderita Thalassaemia dan keluarganya sangat perlu dibantu. Diperkirakan mereka menghabiskan rata-rata Rp 7 juta sampai Rp 10 juta per bulan untuk pengobatan. Oleh karena itu perlu mendapatkan perhatian bersama (red).

38

Nusa Khatulistiwa Juli 2012


DESTINASI

DESTINASI

k i y s A Mudik

P

a t a s i w r e Sambil B

ada hari-hari menjelang Idul Fitri atau Lebaran, sebagian besar masyarakat Indonesia akan kembali “disibukkan” dengan tradisi mudik ke kampung halaman. Fenomena pulang kampung dengan jumlah pemudik yang sangat masif dalam waktu yang hampir bersamaan – sekitar seminggu sebelum hari H dan arus balik dalam seminggu setelahnya – merupakan hal unik yang hamper tidak ditemui di negara lain. Beberapa negara memang mengenal tradisi pulang kampung, misalnya pada perayaan Imlek atau Sincia di RRT serta Thanksgiving di AS dan Kanada. Namun jumlah pemudik yang sangat masif bahkan terkadang cenderung “nekat”, tampaknya hanya terjadi di Indonesia. Kata mudik berasal dari kata: menuju udik, yang artinya desa, dusun, kampung. Saat mudik warga perantau yang bekerja di ibu kota berbondong-bondong pulang ke kampung halamannya. Mereka rela berdesakdesakan dalam berbagai moda transportasi umum,

seperti kereta api, bus, dan kapal laut. Mereka juga mau menggelontorkan jutaan rupiah untuk tiket pesawat yang harganya membumbung tinggi. Masyarakat yang tidak kebagian tiket atau malahan justru didasari alasan naif ingin memamerkan kesuksesannya di kota besar, tumpah ruah di jalur-jalur utama mudik, yaitu Pantai Utara Jawa, Pantai Selatan Jawa, dan Lintas Sumatera. Berbagai jenis dan tipe kendaraan pribadi dan beragam merk motor bahkan bajaj, berjejal-jejal menyesaki ruas jalan. Kendaraan angkutan yang pada hari-hari biasa hanya digunakan untuk mengangkut barang atau ternak disulap menjadi angkutan keluarga lengkap dengan terpal yang dibentuk seperti tenda, bersliweran di jalur mudik utama. Pada musim mudik, tak jarang kenyamanan dan keselamatan menjadi nomor dua karena yang ada dalam benak para pemudik adalah secepat-cepatnya tiba di kampung halaman untuk merayakan kegembiraan Lebaran bersama handai taulan.

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

39


DESTINASI

Karena ulah para pemudik yang kurang disiplin itulah, terjadi banyak kecelakaan lalu lintas (laka lantas). Pada musim mudik tahun 2011, terjadi 6.280 laka lantas hanya dalam kurun waktu 14 hari. Sebagian besar melibatkan sepeda motor 4.482 kasus (70%), mobil penumpang 865 kasus (14%), mobil bus 254 kasus (4%), mobil barang 546 kasus (9%) dan lainnya 133 kasus (2%). Berbagai kejadian laka lantas tersebut telah menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang tidak sedikit. Kegembiraan yang seharusnya hadir dalam perayaan Lebaran, sirna akibat kecerobohan yang berakibat fatal. Disinilah perlunya langkah-langkah terobosan guna meminimalisir kejadian laka lantas. Salah satu caranya dengan mengubah mindset bahwa mudik harus segera sampai menjadi: mudik asyik sambil berwisata!.

Jika anda memutuskan melewati jalur selatan, berikut tempat-tempat favorit yang layak dikunjungi: 1. Nasi tutug oncom RM Gentong-Ciawi

Lokasi wisata di Jalur Selatan Salah satu momok mudik melintasi jalur pantai utara Jawa adalah kemacetan yang luar biasa. Kurangnya jalur alternatif dan peningkatan volume kendaraan yang luar biasa, serta banyaknya penyempitan jalan (bottleneck) membuat laju kendaraan tersendat. Kondisi ini menyebabkan pemudik menjadi lebih tidak sabaran dan kurang hati-hati yang menjadi faktor utama pemicu terjadinya kecelakaan. Belum lagi kejengkelan akibat ulah pengguna jalan yang tidak tertib, pasar tumpah maupun kenekatan para pencari sumbangan yang tidak menghiraukan keselamatan pengguna jalan. Semuanya tumplek blek dengan kondisi badan yang kurang fit akibat perjalanan jauh dan melelahkan.

Rumah Makan Gentong di Jalan Raya Gentong No. 6 Ciawi, Tasikmalaya ini menyediakan menu andalan nasi tutug oncom, nasi liwet, gurame goreng, tahu sumedang, dan aneka sambal dadakan, yang pastinya menggugah selera. RM Gentong berdiri sejak 1995 dan terletak 5 km di sisi kiri jalan menuju Tasikmalaya, selepas Rancaekek. Di sepanjang jalur tersebut memang terdapat banyak rumah makan khas sunda. Namun, suasana RM Gentong yang luas, asri dan tenang memberikan kenyamanan tersendiri sehingga bisa menjadi salah satu tempat untuk melepas penat dalam perjalanan. 2. Sentra Kerajinan Anyaman Rajapolah

Pemudik yang ingin mendapatkan suasana lain bisa menjadikan jalur pantai selatan sebagai alternatif. Jalur ini menawarkan pemandangan suasana alam pedesaan yang masih lestari. Tak ketinggalan wisata kuliner yang mengasyikkan. Dari sisi jarak tempuh, jalur selatan memang lebih jauh ketimbang jalur utara. Tetapi di luar kemacetan jelang exit tol Cileunyi, tanjakan Nagrek dan sepanjang Ciawi, jalur selatan ini nyaman dan menyenangkan untuk dilewati sekaligus berwisata. Selepas Tasikmalaya, jalur selatan relatif lancar. Jalan Wangon yang biasanya menjadi sumber kemacetan sudah banyak ditambal. Jalur Gombong, Kebumen, Purworejo, sampai Yogyakarta juga semakin mulus.

40

Nusa Khatulistiwa Juli 2012


DESTINASI

Sekitar 10 km jelang Kota Ciamis, di sepanjang jalan tampak toko-toko yang menjual aneka kerajinan berbahan anyaman. Sentra kerajinan anyaman Rajapolah telah eksis lebih dari 30 tahun. Sebagian besar hasil kerajinan diekspor ke negara-negara di Asia dan Eropa. Berbagai model kerajinan topi, tas, sandal, boks kemasan berbahan dasar bambu, rotan, pandan dan serat alami dapat dibeli dengan harga sangat murah, mulai dari Rp. 5.000,3. Sentra Kerajinan Bordir Tasikmalaya

serta pengrajin produk kulit kebanyakan berada di Jl. Gagak Lumayung yang terletak tidak jauh dari Jl. Ahmad Yani. Di Jl. Gagak Lumayung ini juga terdapat beberapa outlet penjual produk kulit. 5. Kupat Tahu Mangunreja, Jalan Raya Tasik-Garut dan Hegar Manah

Industri kain bordir sudah lama berkembang di Tasikmalaya. Sejumlah sentra industri bordir hingga kini terus berkembang di Tasikmalaya, terbesar terdapat di Kecamatan Kawalu terutama di Desa Tanjung, Talagasari, Kersamenak, dan Karikil. Di sentra kerajinan bordir Tasikmalaya ditawarkan berbagai produk bordir kebaya, tunik, blouse, rok, selendang, kerudung, sprey, sarung bantal, taplak meja, baju gamis, mukena, baju koko, hingga busana sehari hari. Jika anda memutuskan mampir di sini, cobalah mampir ke Toko Haryati yang merupakan salah satu toko yang terbesar. Toko lain yang menawarkan harga yang kompetitif adalah Toko Alisa di Leuwigambir, sekitar 1 km dari Toko Haryati. 4. Sentra Industri Kulit Garut Di pusat Kota Garut, tepatnya di kawasan Sukaregang berjejer toko-toko yang menawarkan aneka jenis dan bentuk kerajinan dari kulit sapi dan domba. Mulai dari gantungan kunci, topi, tas, sandal sepatu hingga jaket dengan harga mulai Rp 10.000 hingga jutaan rupiah. Deretan outlet penjual produk kulit berada di Jl. Ahmad Yani, sedangkan industri penyamakan kulit

Kupat tahu adalah makanan khas Jawa Barat. Terdiri dari potongan kupat, tahu yang disiram bumbu seperti saus yang terbuat dari kacang tanah, cabai merah, cabai rawit dan bawang daun segar. Bahan masakan berupa bumbu, tahu dan kupat dimasak masih dengan cara tradisional, dengan tungku batu bata dan bahan bakar kayu. Ingin mencoba menu lain? Mampirlah ke rumah makan Hegar Manah di perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah. Menu andalannya pisang goreng keju gula aren dan gurame bakar. Di jamin akan membuat mudik anda segar dan menyenangkan.

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

41


DESTINASI

Jalur Pantai Utara Khawatir dengan jalur pantai selatan yang terjal dan berkelok-kelok hingga tetap memilih melintasi jalur pantai utara? Jangan cemas! Di sepanjang pantai utara juga terdapat beragam destinasi menarik yang layak dikunjungi. 1. Ekowisata Mangrove, Subang

3. Pantai Alam Indah, Tegal Pantai Alam Indah atau yang lebih dikenal dengan singkatan PAI merupakan salah satu objek wisata bahari yang berada di kota Tegal, Jawa Tengah. Pantai

Bosan berwisata di tempat mewah yang menghambur-hamburkan uang jutaan rupiah, tak salah jika sekali-kali mengunjungi Ekowisata Mangrove di kawasan Pantura, Subang. Berlokasi di bibir pantai utara, tepatnya di daerah Pajodangan, Desa Tegalurung, Kecamatan Legonkulon, selain akan dipuaskan dengan keindahan desiran ombak laut dan pemandangan pohon mangrove, pelancong dapat menikmati sejumlah tangkapan hasil laut, seperti udang, cumi-cumi dan ikan yang bisa langsung disantap sambil menikmati keindahan panorama alam. 2. Pantai Dadap, Indramayu Ketika Anda sedang melintasi wilayah Indramayu dan ingin menikmati suasana pantai yang indah, jangan lupa mampir ke Pantai Dadap yang terletak di desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat. Pantai ini berada satu lokasi dengan pelabuhan perikanan Dr Ir. Soenarno, Indramayu. Para pengunjung dapat berkeliling menggunakan perahu yang disewakan warga setempat dengan harga yang terjangkau. Setiap pengunjung akan dikenakan biaya Rp. 10.000 per jam untuk berkeliling dengan perahu berkapasitas 10 orang.

42

di kota Tegal ini juga dilengkapi dengan sarana bermain anak dan terdapat bermacam bangunan seperti kapal-kapalan dan wisata permainan air atau kolam renang/waterboom. Setiap sore banyak orang mengunjungi PAI untuk sekadar melihat sunset atau berjalan jalan. Dengan tiket masuk yang sangat murah, cukup dengan Rp. 1.500,00 kita sudah dapat menikmati indahnya pantai di kota ini. 4. Wisata Bahari Lamongan Wisata Bahari Lamongan atau disingkat WBL adalah tempat wisata bahari yang terletak di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Tempat wisata ini dibuka sejak 14 November 2004. Beberapa wahana unggulan tempat wisata ini antara lain

Nusa Khatulistiwa Juli 2012


DESTINASI

Istana Bawah Laut, Gua Insectarium, Space Shuttle, Anjungan Wali Songo, Texas City, Paus Dangdut, Tembak Ikan, Rumah Kaca, serta Istana Bajak Laut.

Selamat mudik, mudah-mudahan perjalanan mudik anda selamat dan menyenangkan!

5. Sea Food Pesona Laut. Seperti halnya pantai selatan, jalur pantai utara juga menyediakan wisata kuliner yang tak kalah mengasyikkan. Salah satunya RM Pesona Laut yang terletak di Eretan, Kecamatan Kandang Haur, Indramayu. RM ini memiliki arena parkir yang luas dan lapangan bermain anak-nak. Di halaman rumah makan tersedia “amben� atau tempat tidur kayu untuk melepas kantuk sambil merasakan semilirnya tiupan angin laut Jawa. Menu yang ditawarkan, antara lain berbagai sajian dari Ikan, Cumi, Udang, Rajungan, Ayam, Aneka Sup, Mie dan Sayuran. Resto ini mulai beroperasi sejak 1980-an, buka dari jam 07:00 sampai 22:00. Di ruang kasir nampak bergantungan CD yang ditandatangani oleh para selebritis Indonesia. Jadi tunggu apa lagi? Menginginkan makan ala selebritis, di sini tempatnya.(red)

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

43


TIPS

TIPS

Mudik Aman Dan Nyaman

M

udik Lebaran seolah menjadi agenda wajib masyarakat Indonesia yang tinggal di perkotaan. Macet di jalan bukan rintangan. Berdesak-desakan di dalam angkutan umum atau perjalanan yang lebih panjang dari biasanya tak jadi soal. Namun mudik tentunya memerlukan persiapan yang prima, berikut beberapa tips agar mudik menjadi aman dan nyaman.

6. Siapkan obat-obatan P3K; 7. Hati-hati mengemudi saat hujan/cuaca buruk; 8. Disiplin dalam mengemudi dan patuhi rambu-rambu lalu lintas. Untuk Penumpang: 1. Siapkan fisik yang prima;

Untuk Pengemudi:

2. Bawa persiapan makanan dan minuman yang cukup;

1. Siapkan fisik yang prima, jika mungkin periksa kesehatan sebelum mengemudi; 2. Periksa kondisi kendaraan dan kelengkapan suratsurat kendaraan; 3. Hindari penggunaan obat keras dan minuman beralkohol; 4. Istirahat mengemudi setiap 4 jam; 5. Bila sakit di perjalanan, manfaatkan pos-pos kesehatan;

3. Siapkan obat-obatan pribadi; 4. Istirahat yang cukup dalam perjalanan; 5. Manfaatkan perjalanan;

pos-pos

kesehatan

sakit

di

6. Cuci tangan pakai sabun sebelum makan; 7. Jangan membuang sampah sembarangan; 8. Waspada pembiusan, serta hindari makanan dan minuman yang diberi orang tak dikenal.

Semoga selamat sampai tujuan. 44

jika

Nusa Khatulistiwa Juli 2012



KLINIK

KLINIK

Jus Kulit M Manggis: Enak Dan Berkhasiat

anggis (Garcinia Mangostana L.) yang dijuluki sebagai ratu buah karena khasiatnya pada awalnya dikenal dengan nama Mangostana Garcinia Gaertner, termasuk dalam famili Guttiferae yang memiliki 35 genera dan lebih dari 800 spesies yang berasal dari daerah tropik. Lima genera dengan sekitar 50 spesies dari famili ini berasal dari kawasan Asia Tenggara. Genus Garcinia merupakan genus yang terbesar (lebih dari 400 spesies), 40 spesies dapat dimakan dan banyak dijumpai di Pulau Kalimantan.

Manggis pada umumnya dikenal sebagai tanaman budidaya. Jenis ini mirip sekali dengan G. Hombroniana Pierre (Kepulauan Nikobar) dan G. Malaccensis T. Anderson yang berasal dari Malaysia. Manggis diduga merupakan hasil silangan alotetraploid dari kedua jenis tersebut dan diyakini berasal dari Indonesia (Pulau Kalimantan). Tanaman manggis menyebar ke timur sampai ke Papua Nugini dan Kepulauan Mindanao (Filipina), dan ke

46

Nusa Khatulistiwa Juli 2012


KLINIK

utara melalui Semenanjung Malaysia menyebar terus ke Thailand bagian selatan, Myanmar, Vietnam, dan Kamboja. Tanaman manggis telah dikenal oleh para peneliti dari Barat sejak awal tahun 1631. Penyebaran spesies manggis terjadi secara bersamaan dengan meluasnya permukiman pada awal penyebaran penduduk Asia Tenggara. Dalam dua abad terakhir, tanaman manggis menyebar ke negara-negara tropik lainnya, seperti Srilanka, India bagian selatan, Amerika Tengah, Brazil, dan Queensland (Australia). Penamaan ilmiah Garcinia Mangostana kepada manggis diberikan sesuai dengan nama penjelajah dari Perancis yang bernama Laurent Garcin (1683–1751). Manggis dikenal dengan banyak nama. Selain nama Manggis yang dikenal di Indonesia dan Malaysia, juga kadang dikenal dengan nama Setor, Mesetor atau

Sementah di Malaysia, Manggustan atau Manggis di Filipina, Mongkhul di Kamboja, Mangkhud di Laos, Dodol atau Mangkhut di Thailand, Cay Mang Cut di Vietnam, dan Mangustai di Tamil. Di Prancis disebut Mangostanaier, Mangouste, atau Mangostier dan di Spanyol disebut Mangostan, di Jerman Mangostane, di Belanda Mangoestan atau Manggis, sedangkan di Portugis dikenal dengan Mangosta atau Mangusta.

Khasiat Manggis Kulit buah Manggis mengandung zat antioksidan, yaitu senyawa xanthone yang dapat melawan radikal bebas. Beberapa penelitian menunjukkan, senyawa ini memiliki sifat sebagai anti diabetes, anti kanker, anti peradangan, anti bakteri, anti fungi, anti plasmodial dan meningkatkan imunitas. Zat ini juga mampu memperbaiki jaringan sel

Buah Manggis mengandung senyawa xanthone yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. | Foto: Apotikherbal.com

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

47


KLINIK

tubuh sehingga dapat awet muda. Ekstrak kulit manggis bersifat anti proliferasi dan apoptosis yang sangat efektif menjadi penghancur sel kanker. Manggis juga memiliki peran penting dalam penyerapan dan metabolisme protein dan karbohidrat, sehingga dapat membantu menjaga stamina tubuh. Namun, terdapat juga efek negatif buah manggis. Kulit manggis mengandung banyak kadar resin, tanin, dan serat kasar yang tidak dapat dicerna tubuh jika dikonsumsi secara berlebih. Hal ini dapat mempengaruhi organ pencernaan, seperti ginjal dan usus. Sehingga meskipun bermanfaat, harus bijak dalam mengkonsumsinya. Idealnya kulit buah manggis yang sudah diolah menjadi jus tidak boleh dikonsumsi lebih dari 2-3 kali sehari.

Setelah itu, dinginkan dalam lemari pendingin jika hendak disimpan hingga jumlahnya mencukupi. Lalu, campur dengan ethanol dan air dengan perbandingan 1:2 dan hancurkan dengan blender. Endapkan selama 24 jam, setelah itu saring untuk memisahkan ampas dengan ekstrak Xanthone kulit manggis. Untuk membuat rasa yang enak, bisa dicampur dengan madu dan diberi sentuhan pewarna alami ekstrak bunga rosela untuk mempercantik tampilannya.

Cara Mengolah Kulit Manggis Sebagian orang mungkin akan merasa enggan jika harus mengkonsumsi kulit buah manggis karena rasanya yang tidak enak. Jangan khawatir, berikut tip mengolah kulit buah manggis agar menjadi minuman menyegarkan dan nikmat. Pisahkan kulit manggis dengan buahnya. Pengolahan bisa

48

dengan mengikutsertakan biji manggis (kaya lemak) atau hanya sekadar kulit manggis yang mengandung Xanthone. Gunakan sendok untuk mengeruk bagian dalam kulit yang sudah dibersihkan dan pisahkan dari kulit keras di bagian luarnya.

Hasil pencampuran Xanthone dengan rosela dan madu dipanaskan dengan suhu 90-95 derajat celsius selama 10 menit untuk menguapkan ethanol, selanjutnya dinginkan dengan suhu kamar. Guna menambah sensasi rasanya, dapat juga ditambahkan sirup anggur atau apel. Setelah dicampur air matang, sirup Xanthone siap untuk dinikmati. (red)

Nusa Khatulistiwa Juli 2012


LENSA PERISTIWA

LE NSA

01

L ENS A

02

LENSA PERISTIWA

Menko Polhukam menyematkan Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya kepada Pegawai Negeri Sipil Kemenko Polhukam sebagai penghargaan atas pengabdian selama 30, 20 dan 10 tahun tanpa cacat

Upacara pelantikan Kalakhar Bakorkamla, Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto menggantikan Laksamana Madya TNI (Purn) Didik Heru Purnomo oleh Menko Polhukam, Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto.

L EN S A

03 Nusa Khatulistiwa Juli 2012

Menko Polhukam menerima penasehat Presiden Aljazair untuk urusan Terorisme di Kantor Kemenko Polhukam

49


LENSA PERISTIWA

LENS A

Pertemuan Menko Polhukam dengan penasehat Presiden Aljazair untuk urusan Terorisme, HE. Mohamed Kamel Rezag Bara membahas kerjasama penanggulangan terorisme.

LE NS A

Ibu Ratna Djoko Suyanto menyampaikan sambutan pada acara silaturahmi menyambut bulan suci Ramadhan di Puri Ardhya Garini, Halim Perdana Kusuma.

04

05

L EN S A

06 50

Nusa Khatulistiwa Juli 2012

Ibu Ratna Djoko Suyanto menyampaikan sambutan pada acara silaturahmi menyambut bulan suci Ramadhan di Puri Ardhya Garini, Halim Perdana Kusuma.


MICROALGAE, THE BLESSING OF NATURE

In the beginning of time, the sun shone brilliantly and the earth was covered with water, Microalgae was the natural resource of life. Berbagai penelitian membuktikan bahwa Chlorella dapat memberikan manfaat yang sangat berarti bagi kesehatan manusia. Chlorella adalah jenis ganggang (algae) yang hidup di air tawar maupun air laut, mengandung sejumlah besar zat pembangun yang bernutrisi tinggi dan menyehatkan. Chlorella merupakan sel tunggal yang inti selnya diliputi 2 lapisan dinding sel yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat substansi yang sangat berharga untuk kesehatan manusia karena terdapat Polisakarida yang mengandung N Beta 1.3 Glukan. Chlostanin dari Nikken Sohonsha Corp., Jepang adalah satu-satunya makanan kesehatan berbasis ekstrak Polisakarida Chlorella yang telah eksis sejak tahun 1975 dan telah mendapatkan sertifikat dari BADAN POM RI dan hak paten dari 12 Negara-Negara Maju, antara lain; Jepang (No.1080560), Jerman (No.2639130), Amerika Serikat (No.4143162), Australia (No.1489539), Singapura (No.2323339), Inggris (No.1075135), Perancis (No.505.542), Italia (No.1489539), Hongkong (No.1489539), Korea (No.40942), China (No.47322), dan Swiss (No.680333). Produk seri Chlostanin merupakan hasil karya ilmuwan Jepang yang telah diakui dunia selain karena diolah dengan teknologi tinggi, juga karena bahan bakunya merupakan hasil budidaya orisinil dari Nikken Sohonsha. Rangkaian produk tersebut hadir untuk Anda, antara lain: Chlostanin Gold Makanan kesehatan yang membantu membersihkan darah sehingga, dapat mengoptimalkan fungsi organ tubuh. Kenko 100 Sai Minuman kesehatan yang membantu menjaga kesehatan tubuh agar tetap prima. Merupakan perpaduan antara bahan - bahan alami yang diekstraksi dari tunas asli Jamur Kawara Take (Jamur Kawara), Jamur Shiitake, Agaricus, Meshima Stimulant, Microalgae Dunaliella dan vitamin B6. Chlostanin Issho Kenko Makanan kesehatan yang membantu menjaga dan menguatkan pembuluh darah halus di otak & mencegah penurunan daya ingat. EPADHA Kombinasi EPA dan DHA, sebagai sumber omega 3 dalam tubuh yang dapat membantu kesehatan jantung dan menurunkan kolesterol. Dunaliella Makanan kesehatan yang mengandung Betakaroten alami, sebagai Antioksidan terbaik, sangat efektif untuk membantu menangkal radikal bebas dan membantu menurunkan stress (stress released). Terdiri dari Dunaliella Soft diperuntukan kecantikan kulit dan Dunaliella Hard untuk kebutuhan antioksidan penangkal pencemaran radikal bebas dalam tubuh. Eva Yang Produk hasil kombinasi antara ekstrak Polisakarida Chlorella dan Polisakarida Shiitake (Yin & Yang). Merupakan makanan kesehatan yang membantu meningkatkan proses penyembuhan alami di dalam tubuh.

PT KOMPAK INDOPOLA Gedung Total Lantai 11, Jl. Letjen. S. Parman Kav. 106 A Jakarta Barat 11440. Telp : 021- 5680481, Fax : 021- 5680488

Untuk informasi lebih lengkap hubungi Customer Service :

021 - 5680481 (Sdr. Novelia, S. Farm., Apt.)



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.