24 minute read

BAB IV Bangga Kencana Dalam Jaringan: Strategi Akun Instagram @bkkbnjawabarat Meraih 10K Followers

4BAB IV

Bangga Kencana Dalam Jaringan: Strategi Akun Instagram @bkkbnjawabarat Meraih 10K Followers

Advertisement

Arif Rifqi Zaidan1, Irfan Haniful Qoyyim2 1,2 Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat

Abstrak

Tulisan ini bertujuan mengungkap bagaimana upaya inisiasi pengelolaan media sosial di BKKBN dengan memanfaatkan platform Instagram (Ig) melalui akun @bkkbnjawabarat dari mulai digagas sehingga dapat meraih pengikut (followers) sebanyak 10.000 akun. Selain itu menjelaskan tahapan pengelolaan, memotret konten posting, juga mengkaji data-data analitik sebagai bagian dari umpan balik upaya sosialisasi, advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi Program Bangga Kencana. Tulisan ini menggunakan landasan teori komunikasi: Theory of Uses and Gratification. Prinsip-prinsip penelaahan dari tulisan ini mengambil sebagian kaidah dari analisis isi (Content Analysis). Hasil kajian pertama (1) yaitu beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan positif dari pengelolaan media sosial: pemilihan platform media sosial yang sesuai dengan karakteristik remaja (Instagram) dan penentuan target sasaran (remaja berusia 15-24 tahun) sebagai prioritas khayak program. Hasil kajian kedua (2) hasil konfirmasi penentuan sasaran yang benar kepada target remaja yang didapatkan dari umpan balik yang berasal data analitik instagram. Terakhir hasil kajian ketiga (3) tentang nilai kredibilitas pembuat isi pesan (akun Instagram @bkkbnjawabarat) ditentukan oleh: a). Perujukan yang valid kepada lembaga kredibel (Kemenkominfo, Biro Humas dan Keprotokolan, BKKBN Republik Indonesia. b). Faktor konsistensi dari sisi isi pesan gaya desain grafis, tagline, tanda pagar, kemasan isi pesan (bingkai) dan caption. c). Dukungan kebijakan lembaga,

76

dukungan manajerial dan dukungan sumber daya manusia serta proses monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan. Rekomendasi, yaitu: 1). Dukungan kebijakan dapat dikembangkan dengan penyusunan anggaran untuk spot iklan melalui facebook ads untuk menambah jumlah jangkauan kepada akun-akun yang menjadi target sasaran yang telah ditentukan. 2). Integrasi dengan platform media sosial lainnya seperti Youtube, Facebook, dan website dapat memanfaatkan fitur seperti “swipe up” untuk mengintegrasikan posting pada story dengan narasi lengkap. 3). Dari sisi konten, diperlukan kajian lanjutan untuk menjadikan postingan yang lebih bergaya muda dan pelibatan tokoh rujukan seperti menggunakan influencer tokoh berpengaruh agar Ig @bkkbnjawabarat tetap adaptif dengan segmentasi sasaran generasi Milenial dan Zilenial.

Pendahuluan

Sebagai lembaga yang ditunjuk pemerintah dalam menjalankan fungsi pengaturan kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki tugas dalam menyampaikan informasi kepada remaja terkait kesehatan reproduksi. Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 mengamanatkan upaya pendewasaan usia perkawinan sebagai bagian dari pengendalian rata-rata angka kelahiran total kepada BKKBN. Dalam upaya menyosialisasikan berbagai isu strategis tersebut, BKKBN telah banyak menggunakan media massa untuk menyediakan berbagai informasi, salah satunya terkait isu kesehatan reproduksi bagi kalangan remaja dan orang tua. Menurut UndangUndang RI Nomor 52/2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga, salah satu upaya tersebut diwujudkan

77

dalam memberikan pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat khususnya kalangan remaja. Berbicara saat soft launching logo baru BKKBN bersamaan dengan apel siaga siap kerja tahun 2020 di halaman kantor pusat BKKBN pada 2 Januari 2020 lalu, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, mengungkapkan upaya dalam mendekatkan program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) kepada generasi baru. Kepala BKKBN mengatakan: “BKKBN ingin terhubung dengan generasi muda dan menyesuaikan dengan perubahan lingkungan yang demikian cepat dengan melakukan pembaruan dari jingle, logo, dan tagline” . Berbagai usaha, daya dan upaya yang dilakukan oleh BKKBN untuk semakin relevan dengan perkembangan masyarakat saat ini dan ke depan,” (Hendra, 2020).

Dalam pidato resmi saat membuka rapat koordinasi nasional kemitraan Bangga kencana, Kamis, 28 Januari 2021, Presiden Joko Widodo menyampaikan arahannya kepada seluruh jajaran BKKBN agar menggunakan strategi berbeda dalam melakukan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat, seperti yang tercantum di bawah ini:

"Karena kelompok sasaran binaan Bapak Ibu adalah generasi muda. Keluarga-keluarga muda, yang lebih berkarakter digital semuanya, punya gawai, semuanya punya gadget, semuanya punya handphone (HP), dan sering melihat HP, yang aktif di media sosial. Oleh karena itu, metode komunikasi BKKBN juga harus berubah, harus berkarakter kekinian. Penyampaian-penyampaian informasi gunakan media-media yang kekinian.

78

Sehingga sampai pesan itu ke sasaran yang kita inginkan" (Rizqo, 2021).

Strategi menyasar generasi baru yang dipesankan Presiden Jokowi ini tentu saja tidak dapat diwujudkan tanpa sesuatu yang saat ini yang menjadi primadona dalam mengubah tatanan dunia yaitu internet. Internet mengubah pola komunikasi dan penggunaan media. Di pertengahan dekade 2000-an, dominasi media elektronik seperti televisi dan radio sangatlah kuat. Media berbasis internet, yang mulai muncul dan menguat sejak awal dekade tahun 2000-an, belum dipertimbangkan sebagai kandidat serius pengganti mediamedia yang telah ada lebih dahulu. Pengguna internet, sebagaimana dikatakan (Hernandez, 2007), adalah kalangan remaja, yang juga mengakses televisi, radio, musik dan majalah. Media berbasis internet adalah pembeda antara kalangan remaja dan dewasa dari aspek preferensi media. Kalangan dewasa mengakses televisi, saluran musik, radio dan majalah, tapi bukan internet (Brown et al., 2006).

Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada Tahun 2018, penetrasi pengguna internet di Indonesia sebanyak 171,17 juta jiwa dari total populasi penduduk Indonesia sebanyak 264,16 juta jiwa, atau jika dipersentasekan sebanyak 64,8% dari total penduduk di Indonesia. Data APJII ini juga menyebutkan bahwa kontribusi pengguna internet per wilayah dari seluruh pengguna internet, di Indonesia paling banyak didominasi di pulau Jawa, sebanyak 55.7%. Jawa masih sangat dominan, jika dibandingkan pulau yang lain.

79

Kontribusi pengguna terbanyak setelah pulau Jawa adalah Pulau Sumatera, sebesar 21.6%. Sedangkan untuk kontribusi pengguna internet per provinsi di Jawa dari seluruh pengguna internet, di pulau Jawa paling besar didominasi Provinsi Jawa Barat sebanyak 16,7%, disusul oleh Jawa Tengah sebesar 14,3%, (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2019) Jika dilihat berdasarkan kategorisasi wilayah urban (perkotaan) dan rural (perdesaaan). Persentase pengguna internet relatif terhadap yang tidak menggunakannya, di kawasan perkotaan sebesar 74,1%. Berbeda dengan penggunaan di area perdesaan yang sebesar 61,6%, meskipun tetap mendominasi dibandingkan dengan yang persentasi selebihnya yang tidak menggunakan internet. Dari tinjauan usia, penetrasi pengguna internet berdasarkan umur di Indonesia di dominasi oleh usia muda, bahkan remaja. Jika dilihat data hasil survei, persentase tertinggi pengguna internet berada di rentang usia 15-19 tahun, yaitu di angka 91% pengguna internet. Disusul oleh rentang usia 20-24 tahun, dengan persentase 88,5%. Sementara di urutan selanjutnya, di rentang usia 25-29 dengan persentase sebesar 82,7%. Dengan demikian bisa disimpulkan, penetrasi pengguna internet di Indonesia jika dilihat di rentang usia, didominasi oleh usia 15-29 tahun. Dari aspek alasan paling utama orang dalam menggunakan internet, di Indonesia persentase terbesar alasan utama orang dalam menggunakan internet adalah untuk berkomunikasi melalui pesan, sebanyak 24,7%. Peringkat kedua adalah alasan menggunakan

80

media sosial, sebanyak 18,9%. Disusul oleh alasan mencari informasi terkait pekerjaan sebesar 11,5%. Kalangan remaja khususnya, sebagaimana yang diprioritaskan dalam amanat presiden ini dapat dilihat dari berbagai berbagai pandangan. Remaja adalah tahapan perkembangan fisik di mana alat kelamin mereka telah mencapai kematangan. Rentang usia remaja adalah 15-24 tahun (Sarwono, 2010). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa batasan usia remaja adalah 10-19 tahun. Batasan ini pula yang diadopsi oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Undangundang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 25 Tahun 2014 yang menetapkan remaja dalam rentang usia antara 10-18 tahun. Mengakomodasi dua pandangan berbeda tersebut, Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia mendefinisikan remaja dalam batasan usia 10-24 tahun dan belum menikah (Triyulianti, 2020). Bagi BKKBN, rebranding menjadi sebuah keniscayaan. Era sekarang sudah berbeda dengan era-era dulu, di mana hampir 35 persen penduduk adalah milenial. Karena itu, jika tidak melakukan rebranding atau cara baru dalam berkomunikasi dengan masyarakat, sulit bagi BKKBN bisa diterima generasi baru, seperti yang diungkapkan oleh Kepala BKKBN sebagai berikut: “BKKBN memandang remaja dalam dua perspektif. Pertama, remaja yang luar biasa harus tumbuh menjadi generasi yang berkualitas dan siap untuk bisa menjadi subjek pembangunan menuju

81

Indonesia yang maju dan berkualitas. Kedua, remaja calon pasangan usia subur yang akan membentuk keluarga dan calon orangtua bagi anakanaknya, harus memiliki perencanaan dan kesiapan berkeluarga,” (Wardoyo, dalam Rizqo, 2021).

Berbagai pertimbangan tersebut menjadi dasar yang kuat bagi BKKBN melakukan upaya advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi untuk kalangan remaja, dalam rentang usia 10-24 tahun. Sesuai dengan Pasal 48 Undang-Undang No. 52 Tahun 2009, Pembinaan ketahanan remaja dilakukan dengan memberikan akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga. Pembinaan ketahanan remaja merupakan bagian dari kebijakan pembangunan keluarga dalam upaya menyiapkan remaja sebagai calon orangtua agar mampu membangun keluarga berkualitas sehingga melahirkan generasi yang juga berkualitas, serta remaja sebagai calon penduduk usia produktif agar mampu menjadi aktor/ pelaku pembangunan (Triyulianti, 2020). Dalam lingkup pembangunan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga kencana) di Provinsi Jawa Barat, data jumlah penduduk Jawa Barat Tahun 2017 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Jawa Barat sebanyak 48 juta jiwa atau 18.3% dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 262 juta jiwa. Maka jika melihat hasil survei yang dilakukan oleh APJII, pengguna internet di Jawa Barat Tahun 2017 sejumlah 26.173.758 Jiwa. Jika melihat indikator data layanan yang diakses (media sosial) berdasarkan survei 2017 ada 87,13%, maka di Jawa Barat ada sekitar 22.849.690 jiwa yang rutin mengakses

82

layanan media sosial (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2018). Berbagai situasi tersebut menjadikan perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, sebagai kepanjangan tangan BKKBN dalam menjalankan program Bangga Kencana, harus mengambil dua peran penting terkait optimalisasi pengelolaan media sosial dan pelayanan akses informasi Bangga kencana. Pertama, memanfaatkan medsos untuk berkomunikasi dengan masyarakat dan membuka seluasluasnya pintu pelayanan publik melalui media sosial. Dalam fungsi komunikasi itu, perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat berkewajiban untuk mensosialisasikan kebijakan-kebijakan dan memberi jawaban atas kepentingan serta keingintahuan publik mengenai program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Peran Kedua, menggunakan media sosial sebagai sarana advokasi komunikasi informasi dan edukasi kepada mitra kerja, lintas sektor terkait dan masyarakat secara lebih luas. Melalui konten kreatif, edukatif dan advokatif, perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat bisa mengajak khalayak untuk turut berperan serta aktif dalam program KKBPK di Jawa Barat. Serta bagi masyarakat bisa terus meningkatkan public awareness dan penyadaran terkait isu dan program KKBPK di Jawa Barat (Qoyyim & Tim Penyusun, 2018).

Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana upaya inisiasi pengelolaan media sosial di BKKBN Provinsi Jawa Barat dengan memanfaatkan platform Instagram melalui akun

83

@bkkbnjawabarat dari mulai digagas sehingga dapat meraih pengikut (followers) sebanyak 10.000 akun. Tulisan ini juga akan menjelaskan tahapan pengelolaan, memotret konten posting, juga melihat data-data analitik sebagai bagian dari umpan balik upaya sosialisasi, advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi Program Bangga Kencana di Provinsi Jawa Barat.

Strategi Penulisan

Tulisan ini menggunakan landasan teori komunikasi, yaitu Theory of Uses and Gratification. Teori ini merupakan bagian dari teori komunikasi massa yang berfokus pada khalayak yang memilih media dan pesan berdasarkan kebutuhan mereka. Teori ini dikenal melalui asumsi bahwa khalayak secara aktif akan memilih media berdasarkan yang mereka inginkan. Hal ini karena setiap individu memiliki tingkatan yang berbeda-beda dalam aktivitas mereka memilih media.

Berdasarkan lima asumsi dasar Theory of Uses and Gratification: 1) Khalayak secara aktif dan bertujuan dalam memilih media; 2) Publik memiliki peran yang penting dalam hal inisiatif memilih media untuk memenuhi kebutuhannya; 3). Media dan sumber-sumber lainnya akan memenuhi kebutuhan khalayak secara bersama-sama; 4) Publik memiliki kesadaran yang memadai dalam penggunaan media, ketertarikan dan motifnya yang berakibat para peneliti akan mendapatkan gambaran akurat tentang penggunaan media; serta 5) Penilaian tentang isi media hanya dapat dilakukan oleh kahalayak itu sendiri (Katz et al., 1973).

84

Prinsip-prinsip penelaahan dari tulisan ini mengambil sebagian kaidah analisis isi (content analysis). Dalam “Ensiklopedia Komunikasi” menyebutkan beberapa pengertian, sebagai berikut: 1. Metode sistematis untuk menganalisis isi pesan; 2. Penelitian yang isi dari medium komunikasinya secara sistematis dicatat dan dianalisis; 3. Metode penelitian di mana peneliti menguji elemen khusus di dalam teks atau kumpulan dari teks untuk menghitungnya dan menggunakannya sebagai analisis statistik; 4. Teknik untuk deskripsi yang sistematis, kuantitatif, dan objektif atas teks media yang berguna untuk tujuan tertentu dari pengelompokan keluatan, mencari efek dan membuat perbandingan antarmedia dan seiring waktu, atau antara konten dengan realitas. Analisis konten tidak cocok untuk menyingkap makna yang tersembunyi dari konten meskipun dapat memberikan indikator terntentu atas kualitas media; 5. Metode yang digunakan dalam ilmu sosial untuk meneliti teks media masa dengan sudut pandang tertentu untuk memberikan klaim yang lebih luas mengenai beberapa saluran media. Analisis isi berbasiskan pada konsep frekuensi atau absensi dari kategori yang sudah terprogram. Analisis isi menitikberatkan perhatiannya pada koleksi dan pertanyaan-pertanyaan seputar informasi statistik; 6. Suatu kajian dan tafsiran terhadap pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam suatu buku sehingga dapat mengungkapkan pokok-pokok pikiran dan hubungannya dengan cara yang

85

bermakna. Pokok-pokok pikiran tersebut berkaitan dengan tema yang menjadi isi buku tersebut (Sobur, 2014). Tahapan analisis data atas akun Ig @bkkbnjawabarat, mencakup: 1. Analisis media sosial melalui metode Content Tracker guna mengukur keberhasilan campaign/content di media sosial.

Content Tracker secara kuantitatif bisa mengukur metrix dari reach, engagement (like, share, comment, action). Tools yang digunakan untuk melakukan content tracker ini menggunakan platform insight seperti Instagram Insight yang ditarik secara rutin pada rentang waktu tertentu, misalnya satu bulanan; 2. Social Listening and Analysis. Dengan metode ini kita bisa melihat, merekam dan menganalisa sentiment public terhadap isu yang sedang dikampanyekan oleh instansi, sekaligus melihat jejaring percakapan yang berkembang dalam isu-isu tersebut.

Tools yang digunakan banyak, yang bisa digunakan oleh tim pengelola media sosial adalah Brand24 dan Netlytic; 3. Hasil analisis data dari content tracker dan social listening kemudian dianalisis oleh tim pengelola, dengan demikian menghasilkan data-data kualitatif yang kemudian dituangkan dalam bentuk stretegi komunikasi yang dilakukan di media sosial instansi. Termasuk di dalamnya diuraikan mengenai khalayak sasaran primer, sekunder dan stakeholder pendukung terhadap campaign yang sedang dijalankan. Sampai dengan merumuskan pesan kunci yang sesuai dengan khalayak, intensitas dan ragam kanal media yang digunakan juga time line posting.

86

Hasil

Kajian ini memperlihatkan beberapa hasil yang dapat dijadikan rujukan sebagai berikut: 1. Kenaikan jumlah pengikut dipengaruhi oleh konsistensi dan jumlah posting. Dari pembahasan dapat dilihat bahwa angka 10.002 followers di bulan Oktober 2020 dipengaruhi oleh jumlah posting (konten) yang mencapai angka 1.986 post, juga oleh data kunjungan ke profil akun sebanyak 4.290 visits, jangkauan jumlah akun ke 14.291 akun yang berbeda dan jumlah klik dari akun-akun tersebut sebanyak 154.462 (impressions); 2. Kredibilitas pembuat pesan (komunikator) juga didukung oleh konsistensi dalam pesan-pesan yang diposting oleh akun

Instagram @bkkbnjawabarat, dalam hal gaya desain grafis, tagline, tanda pagar, kemasan isi pesan (bingkai) dan pola pembuatan caption yang selalu mengandung unsur berita 5W (what, who, when, why, where) dan 1H (how). Hal-hal tersebut menjadi faktor yang mempengaruhi kenaikan jumlah pengikut (followers) hingga ke angka 10.000 pengikut dalam kurun waktu antara April 2018 sampai dengan Oktober 2020; 3. Penyusunan aneka konten dari akun Instagram @bkkbnjawabarat telah mengacu pada beberapa ketentuan yang termaktub pada rujukan-rujukan yang valid (Kemenkominfo,

Biro Humas dan Keprotokolan Provinsi Jawa Barat, BKKBN

Republik Indonesia) dan menambah nilai kredibilitas dari akun

Instagram @bkkbnjawabarat sebagai komunikator yang kredibel dalam menyampaikan pesan Bangga Kencana;

87

4. Pemilihan media sosial yang sesuai dengan karakteristik remaja menjadi kunci penting di awal pengelolaan media sosial.

Penentuan media sosial yang tepat merujuk kepada hasil penelitian yang menyebutkan bahwa platform yang paling banyak digunakan di target sasaran (remaja berusia 15-24 tahun) adalah Instagram menjadi dasar awal dari proses inisiasi dan pengelolaan lebih lanjut. 5. Penentuan sasaran yang benar kepada target remaja mendapatkan umpan balik yang sesuai setelah melihat data analitik bahwa akun-akun yang mengakses akun Instagram ini dominan di usia remaja 15-24 tahun. Hal ini merupakan konfirmasi yang valid bahwa pesan yang disiapkan oleh tim pengelola media sosial sampai kepada khalayak yang memang sesuai.

Pembahasan

Dalam tulisan pengantarnya Buku “Government Social Media (GSM) Media handbook” tahun 2019, media sosial adalah salah satu industri yang pertumbuhannya paling cepat di dunia (Kusumawardani et al., 2019). Di Indonesia yang penetrasi internetnya sebesar 64,8% menurut survei APJII pada tahun 2018, media sosial bisa dianalogikan sebagai panggung dalam sebuah festival dengan berbagai jenis kerumuman dan panggung berbeda lainnya, yang masing-masing bercerita panjang lebar sambil berharap menarik perhatian dari kerumunan tersebut dan ditonton (Kusumawardani et al., 2019).

88

Begitu juga dengan media sosial instansi pemerintah yang bercerita tentang misalnya laporan atas kinerjanya. Selain bercerita, pemerintah juga harus siap menerima cerita dari masyarakatnya. Dialog-dialog yang tadinya hanya terjadi di ruang publik kemudian dipindahkan ke dunia digital bernama media sosial, dan semua pihak tidak melihat latar belakang dan lokasi bisa turut bercerita. Sebagai sarana komunikasi dua arah, media sosial pemerintah dapat menyajikan konten-konten yang sedemikian rupa sehingga membangun kedekatan dan keterikatan dengan audiens, termasuk mempublikasikan kebijakan, jajak pendapat, hingga kampanye

program. Sebagaimana dikutip dari Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Widodo Muktiyo, yang menekankan pentingnya pengelola media pemerintah harus menghasilkan narasi yang berkualitas dalam setiap kontennya. Agar, pesan yang disampaikan terkait dengan program pemerintah dapat dipahami sepenuhnya oleh setiap lapisan masyarakat di berbagai wilayah. Narasi yang berkualitas merupakan konten yang dibuat dapat menarik perhatian masyarakat untuk membaca lebih mendalam, sehingga masyarakat dapat memahami setiap program strategis yang dirumuskan (Martina, 2020). Dida, et al (2019) mencoba melihat bagaimana pemilihan media yang digunakan oleh remaja dalam mengakses isu-isu kesehatan reproduksi. Menurut Doris Grober dalam Vivian (2008) yang dikutip preferensi media atau pemilihan media secara umum membutuhkan pengguna media dalam menyeleksi media mana yang

89

lebih diinginkan. Secara umum, terminologi ini mengacu pada media yang menjadi pilihan utama, jadi preferensi media dapat diterjemahkan sebagai media yang biasa digunakan oleh khalayak. Penelitian yang diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran bersama BKKBN ini menghasilkan fakta bahwa media yang banyak digunakan oleh remaja dalam mengakses isu-isu kesehatan reproduksi adalah media sosial, khususnya Instagram dan Line. Berseberangan dengan itu, platform yang paling sedikit diakses adalah koran, majalah dan radio. Ini juga didukung bahwa secara karakteristik, platform Instagram memiliki konten yang lebih konsisten, gaya visual jelas, dan responsif. Didukung oleh grafis yang beresolusi tinggi dan rutinitas posting konten. Untuk cara penyampaiannya, penelitian ini menekankan BKKBN dan para pemangku kebijakan lainnya untuk menggunakan meme dan infografis, sebagai metode penyampaian yang lebih efektif dalam penggunaan media sosial (Dida et al., 2019). Temuan ini menjadi dasar penting bagi BKKBN, khususnya Perwakilan Provinsi Jawa Barat dalam menentukan prioritas penentuan media untuk menyampaikan berbagai isu terkait Bangga Kencana. Akun Instagram @bkkbnjawabarat resmi dibuat sejak tanggal 07 November 2017. Akun ini dibuat berdasarkan inisiatif beberapa pegawai perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat. Data awal yang terpantau sejak kemunculannya, akun ini diikuti oleh 0 followers, dengan 12 penyuka (likes). Data awal juga berbicara bahwa sejak pembuatan akun tersebut, setelah 3 posting pertama

90

akun Instagram perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat mengalami kemandekan sampai dengan 22 April 2018. Hal ini lumrah terjadi, jika melihat awal kemunculannya dari inisiatif perorangan yang belum dapat didukung oleh kebijakan lembaga, maka kelangsungannya pun akan sangat bergantung pada individu tersebut sebagai inisiator. Pada rentang waktu 1 Februari sampai dengan 22 April 2018, akun instagram Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat diisi 3 posting, dengan 42 followers, 1 profile visit, 118 reach dan 183 impressions. Akun ini kembali aktif tertanggal 23 April 2018. Berproses sampai dengan saat ini. Mulai terdapatnya dukungan dari berbagai pihak pemangku kebijakan, dari eselon 4 di level kepala sub bidang sampai dengan eselon 3 di level kepala bidang, menjadi nafas segar bagi optimisme perkembangan optimalisasi pengelolaan media sosial Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat kedepan. Berdasarkan data tertanggal 4 September 2018, akun instagram BKKBN Provinsi Jawa Barat sudah mempublikasikan sebanyak 516 posting, 1241 followers, dan sebanyak 296 akun yang diikuti. Dari 296 akun yang diikuti oleh akun Perwakilan BKKBN, pada umumnya adalah akun kementerian dan lembaga pemerintah, tokoh negara atau tokoh masyarakat yang dinilai positif serta mendukung kinerja program KKBPK selama ini. Adapun untuk data aktivitas dari rentang tanggal 20–26 Agustus 2018, kita bisa melihat 941 profile visits, sebanyak 4.913 accounts reached dengan 57.376 impressions. Hal ini menjelaskan bahwa akun Instagram Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat

91

mulai tumbuh dan berkembang. Sekaligus terus berusaha menjangkau masyarakat yang lebih luas untuk mensosialisasikan program KKBPK, khususnya di Jawa Barat.

Perkembangan dan trend followers, serta data insight Instagram @bkkbnjawabarat bisa dilihat melalui tabel dan kurva berikut ini:

Tabel 4.1 Data Perkembangan Followers dan Insight Akun Instagram @bkkbnjawabarat

23 April 2018 04 Agustus 2018 09 Agustus 2019

10 Oktober 2020

Posts 3 263 1.274 1.986 Followers 42 787 4.601 10.002 Profile visits 1 1.057 1.360 4.290 Reaches 118 1.189 3.164 14.291 Impressions 183 27.228 41.577 154.462

92

Gambar 4.1 Data Perkembangan Followers Akun Instagram @bkkbnjawabarat

Konten terbagi menjadi 5 jenis yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan rencana editorial (editorial plan) dan strategi media sosial masing-masing akun media sosial instansi. Berikut ini adalah 5 jenis konten dan contoh implementasinya: 1. Pembicaraan, contoh implementasinya: talk show, wawancara narasumber, tanya jawab 2. Edukasi, contoh implementasinya: penjelasan tentang istilah-istilah program instansi, penjelasan tentang manfaat program pemerintah yang dimiliki 3. Inspirasi, contoh implementasinya: sosok penggerak program di masyarakat, sosok pengayom atau inspiratif di tengah masyarakat yang mendukung program pemerintah 4. Promosi, contoh implementasinya: ajakan kampanye bersama, ajakan membuat gambar/video, lomba, kuis

93

5. Hiburan, contoh implementasinya: keseharian ASN instansi, di belakang layar, blooper, meme, film pendek ringan, humor ringan, pantun, kuis trivia

Jika melihat data pada insight Instagram akun @bkkbnjawabarat, unggahan dengan reach terbanyak adalah posting dengan jenis konten promosi. Lebih tepatnya video promosi “Pendataan Keluarga dari Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat” dengan total Reach 18,8 Ribu. Unggahan ini secara khusus didukung dengan placement iklan melalui facebook ads, selama satu bulan. Disusul oleh postingan jenis hiburan, lebih tepatnya meme mengenai Najwa Shihab dengan konten Keluarga Berencana. Total reach yang berhasil dicapai adalah 13,2 ribu. Sedangkan jika melihat data berdasarkan likes, unggahan terbanyak memperoleh likes adalah unggahan jenis hiburan dan inspirasi. Dimensi hiburan diwakili oleh postingan meme Najwa Shihab, dengan total likes 683. Untuk jenis konten inspirasi, postingan dengan likes terbanyak adalah unggahan ucapan selamat atas kemenangan wakil Jawa Barat untuk Duta GenRe 2020-2021 di tingkat nasional dengan total likes sebanyak 524. Sementara jika dilihat dari engagement dengan followers. Konten dengan komentar terbanyak adalah konten dengan kategori edukasi. Khususnya untuk konten pembukaan pendaftaran CPNS dan event yang melibatkan followers dengan segmentasi remaja, yaitu GenRe. Unggahan pembukaan pendaftaran CPNS tahun 2019 menempati urutan pertama dengan engagement terbanyak, melalui

94

152 komentar. Unggahan tersebut berisi mengenai diskusi dan tanya jawab seputar teknis registrasi CPNS dari para calon pelamar. Ini menjadi salah satu bukti bahwa pelayanan publik jika dirasakan manfaatnya oleh followers, akan meningkatkan keterlibatan pada konten yang diunggah. Unggahan berikutnya dengan komentar terbanyak adalah konten GenRe dengan 117 komentar.

Strategi Media Sosial

Stategi media sosial Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat mengacu pada strategi yang dilaksanakan oleh Kantor BKKBN Pusat di Jakarta (Qoyyim & Tim Penyusun, 2018). Strategi operasional tersebut disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.2 Strategi Operasional Media Sosial BKKBN

No. Strategi Operasional Media Sosial BKKBN

1 Ceritakan Kisah Hebat (Best Practices) dan Viral 2 Kualitas Mendorong Kuantitas 3 Konsistensi Identitas Mempermudah 4 Cermat dalam melihat Data Profil 5 Merangkul Influencer 6 Meningkatkan Followers 7 Terhubung dengan Media 8 Manfaatkan Media Buying 9 Membangun Tim Efektif 10 Tingkatkan Inovasi dan Kreativitas 11 Menjadikan Media Sosial Sebagai Prioritas

Selain itu juga, strategi yang dilakukan oleh Tim Pengelola Media Sosial Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat diantaranya:

95

1. Menyusun dan menerbitkan “Panduan Teknis Pengelolaan

Medsos dan SOP Pengelolaan Medsos”; 2. Menyusun dan menerbitkan SK Tim Pengelola Media Sosial

Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat yang melibatkan diklat-diklat, widyaiswara, seluruh komponen bidang, dan

Penyuluh KB dari beberapa wilayah kabupaten kota di Jawa

Barat; 3. Melakukan Benchmarking dengan Pengelola Media Sosial di

BKKBN RI (pusat) dan Pengelola Tim Media Sosial Pemda

Provinsi Jawa Barat (@humas_jabar); 4. Melakukan berbagai kolaborasi dengan berbagai jejaring dan mitra kerja program Bangga Kencana dalam proses pengembangan dan pengelolaan media sosial. Diantaranya dengan @humas_jabar, mulai dari kolaborasi posting dan reposting, kemudian capacity building pengelola dimana Humas

Jabar memiliki kegiatan coaching rutin bersama pada narasumber ahli di bidang media sosial. Kegiatan coaching dilaksanakan satu minggu sekali, setiap hari selasa. Melibatkan seluruh pengelola media sosial di bawah OPD Provinsi Jawa

Barat, dan BKKBN Jawa Barat mendapatkan undangan untuk ikut serta sebagai peserta dari instansi vertikal yang ada di lingkungan Jawa Barat. Kolaborasi juga dilakukan bersama mitra kerja lainnya seperti @bobotoh.id yang jelas menyasar segmentasi remaja dan notabene para pendukung klub sepakbola

Persib, dengan followers yang luar biasa banyak di Jawa Barat.

Mulai dari kolaborasi cross posting, kemudian berbagai

96

rewriting konten dan pemberitaan, sampai dengan berbagai kegiatan talk show streaming via youtube dan berbagai peliputan kegiatan. Juga melibatkan para influencer dari akun @bobotoh.id seperti Mang Ahiiww @gusdul93; 5. Menyelenggarakan pelatihan teknis pengelolaan media sosial dengan melibatkan seluruh Tim Pengelola di tingkat provinsi, juga melibatkan seluruh pengelola media sosial di 27 Dinas KB

Kabupaten Kota se-Jawa Barat. Mengundang narasumber dari ahli dari berbagai pihak terkait pengelolaan media sosial dan teknis medsos lainnya. Seperti dari akun @wartakencana.id, @humas_jabar, @bkkbnofficial, @studiokkay, dll; 6. Secara teknis, tim pengelola juga melakukan pembaruan strategi terutama mengenai desain. Setiap satu tahun sekali, untuk template desain secara rutin diganti, menyesuaikan dengan color trend di setiap tahunnya, dipadukan dengan kebijakan dan panduan grafis identitas secara kelembagaan BKKBN yang diterbitkan oleh pusat.

Simpulan

Simpulan dari kajian ini adalah sebagai berikut: 1. Dari hasil pembahasan, ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan positif dari pengelolaan media sosial, yaitu: a) Pemilihan platform media sosial yang sesuai dengan karakteristik remaja yaitu Instagram; dan b) Penentuan target sasaran (remaja berusia 15-24 tahun) sebagai prioritas khalayak program.

97

2. Konfirmasi penentuan sasaran yang benar kepada target remaja didapatkan dari umpan balik yang berasal data analitik instagram, ditunjukkan dari profil usia akun-akun yang mengakses akun instagram ini dominan di usia remaja 15-24 tahun.

3. Beberapa rujukan yang valid (Kemenkominfo, Biro Humas, dan

Keprotokolan Provinsi Jawa Barat, BKKBN Republik Indonesia) dipercaya menambah nilai kredibilitas dari akun Ig @bkkbnjawabarat sebagai komunikator yang kredibel dalam menyampaikan pesan Bangga Kencana. 4. Kredibilitas komunikator didukung juga oleh faktor konsistensi dari sisi isi pesan gaya desain grafis, tagline, tanda pagar, kemasan isi pesan (bingkai) dan caption. 5. Dari sisi pengelolaan, penunjang capaian jumlah akun ini dipengaruhi oleh dukungan kebijakan lembaga, dukungan manajerial dan dukungan sumber daya manusia serta proses monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan.

Rekomendasi

1. Dukungan kebijakan dapat dikembangkan dengan penyusunan anggaran untuk spot iklan melalui facebook ads. Intervensi realisasi anggaran untuk spot iklan inii diyakini akan dapat menambah jumlah jangkauan kepada akun-akun yang memang menjadi target sasaran yang telah ditentukan

98

2. Pemanfaatan fitur untuk platform integrated, seperti fitur “swipe up” untuk mengintegrasikan posting pada story dengan narasi lengkap atau media lainnya di youtube dan website. Perlu standar operasi dan prosedur tambahan, juga sumber daya manusia yang memiliki kemampuan memadai untuk mengintegrasi mediamedia tersebut.

3. Dari sisi konten, diperlukan kajian lanjutan untuk menjadikan postingan yang lebih bergaya muda agar adaptif dengan segmentasi sasaran generasi Milenial dan Zilenial. 4. Selain dukungan tambahan iklan, karakteristik media sosial yang memerlukan keterlibatan tokoh rujukan, maka rekomendasi akun

Ig @bkkbnjawabarat dapat mencoba menggunakan influencer atau tokoh berpengaruh, sehingga menjadikan akun ini menjadi media komunikasi dua arah, dengan melibatkan audience dan influencer secara lebih optimal.

99

Beberapa Gambar dan Informasi dari Instagram BKKBN Jawa Barat:

Gambar 4.2 Contoh Tampilan Data Analytic pada Insight Instagram @bkkbnjawabarat

Sumber: Instagram @bkkbnjawabarat

100

Gambar 4.3 Tim Pengelola Media Sosial di Lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat

(Pertama diterbitkan pada tahun 2018, kemudian direvisi pada tahun 2020)

101

Gambar 4.4 Buku Panduan Teknis Optimalisasi Pengelolaan Media Sosial Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat

(Disusun dan diterbitkan tahun 2018)

102

Gambar 4.5 Salah satu SOP dalam Pengelolaan Media Sosial di Lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat

(SOP ini efektif digunakan sejak 1 Oktober 2018)

Sumber: Panduan Teknis Optimalisasi Pengelolaan Media Sosial Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat

103

Gambar 4.6 Jenis Posting Pembicaraan

(Postingan ini merupakan hasil liputan kegiatan launching Pendataan Keluarga tahun 2021, dimana konsepnya menyerupai Talkshow dengan narasumber utama Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat dan Kepala DP3AKB Jawa Barat)

Sumber: Instagram @bkkbnjawabarat

104

Gambar 4.7 Jenis Posting Edukasi

(Postingan edukasi yang menampilkan infografis manfaat dari Pendataan Keluarga yang dilaksanakan oleh BKKBN)

Sumber: Instagram @bkkbnjawabarat

105

Gambar 4.8 Jenis Posting Inspirasi

(Postingan inspirasi dari Gubernur Jawa Barat yang memberikan testimoni berupa dukungan dan imbauan kepada masyarakat untuk sama-sama menyukseskan Pendataan Keluarga Tahun 2021) Sumber: Instagram @bkkbnjawabarat

106

Gambar 4.9 Jenis Posting Promosi (Postingan jenis promosi lomba TikTok tingkat Provinsi Jawa Barat) Sumber: Instagram @bkkbnjawabara

Gambar 4.10 Jenis Posting Hiburan (Trailer ini merupakan video singkat disampaikan dengan humor namun tetap berisikan konten program ) Sumber: Instagram @bkkbnjawabarat

107

Daftar Pustaka

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, & P. I. (2018).

Infografis Hasil Survei. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, & P. I. (2019).

Laporan Survei Penetrasi & Profil Perilaku Pengguna Internet

Indonesia Tahun 2018.

Brown, J., L’Engle, K., Pardun, C., Guo, G., Kenneavy, K., &

Jackson, C. (2006). Sexy Media Matter, Exposure to Sexual

Content in Music, Movies, Television, and Magazines Predicts

Black and White Adolescents Sexual Behavior. 117, 1018–1027.

Dida, S., Lukman, S., Herison, F., Centurion, P., Zaidan, A.,

Sukarno, & Prihyugiarto, T. (2019). Media Usage Mapping in

Accessing Information on Reproductive Health among

Adolescents in West Java. International Journal of

Psychosocial Rehabilitation, 23(2), 316–327. Hendra, N. (2020). Logo Baru BKKBN Resmi Diundangkan. Hernandez, R. (2007). Remaja dan Media. Pakar Raya. Katz, E., Blumler, J., & Gurevitch, M. (1973). Uses and gratifications research. Public Opinion Quarterly, 37(4), 509–523. https://doi.org/https://doi.org/10.1086/268109 Kusumawardani, K., Rasyid, A., Lanin, I., & Utami, A. (2019).

Government Social Media (GSM) Handbook. Government

Social Media Summit.

Martina, V. (2020). Panduan Penulisan Narasi Jabar Juara (Pepesnasi Juara). Biro Humas dan Keprotokolan Setda

Provinsi Jawa Barat.

Qoyyim, I., & Tim Penyusun. (2018). Panduan Teknis Optimalisasi

Pengelolaan Media Sosial Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa

Barat.

Rizqo, K. (2021). Buka Rakornas Bangga Kencana, Jokowi Minta

BKKBN Pakai Komunikasi Kekinian.

108

Sarwono, S. (2010). Psikologi Remaja. Raja Grafindo Persada. Sobur, A. (2014). Ensiklopedia Komunikasi A-I. In Ensiklopedia

Komunikasi. PT Remaja Rosydakarya. Triyulianti, E. (2020). Modul Integrasi PIKR - BKR Penyiapan

Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja. IPKB Jawa Barat.

109

This article is from: