
24 minute read
BAB II Eksistensi Laju Desa dalam Mewujudkan Jabar Juara
2BAB II
Eksistensi Laju Desa dalam Mewujudkan Jabar Juara
Advertisement
Sebuah Tinjauan atas Keberadaan Tenaga Penggerak Desa/Kelurahan dalam Mewujudkan Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Melalui Kegiatan Program Bangga Kencana
A. Syamsul Hadi Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat
Abstrak
Berkurangnya jumlah Penyuluh Keluarga Berencana (KB) menjadi salah satu kendala tersendiri dalam pelaksanaan program Bangga Kencana di Jawa Barat. Target penurunan Total Fertility Rate (TFR) terhambat mengingat rasio jumlah petugas dibandingkan dengan wilayah yang tidak seimbang. Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berinovasi dengan menyediakan Tenaga Penggerak Program Bangga Kencana tingkat Desa/Kelurahan (TPD/K) sebagai salah satu tenaga pelaksana program pemerintah Provinsi Jawa Barat. Eksistensi Tenaga Penggerak Program Bangga Kencana tingkat Desa/Kelurahan ini sudah berlangsung sejak tahun 2010. Kemudian transformasi menjadi Tenaga Laju Desa sejak tahun 2019, dengan tujuan untuk membantu akselerasi pelaksanaan visi Pemerintah Jawa Barat dalam mewujudkan Masyarakat Jawa Barat Juara Lahir Batin melalui inovasi dan kolaborasi. Menggunakan metode deskriptif kualitatif, eksistensi laju desa dalam mewujudkan Jabar Juara dianalisis melalui observasi dan pengalaman penulis sebagai pengelola Tenaga Penggerak Desa/Kelurahan. Kemudian, untuk melengkapi analisis penulis menelaah dokumen terkait Tenaga Penggerak Desa/Kelurahan selaku Tenaga Laju Desa. Sumbangsih Tenaga Laju Desa terhadap pembangunan manusia di Jawa Barat diwujudkan melalui pelaksanaan misi kedua Pemerintah Provinsi
27
Jawa Barat, yakni melahirkan manusia berbudaya, berkualitas, bahagia, dan produktif melalui peningkatan pelayanan publik yang inovatif. Pembangunan keluarga merupakan salah satu kegiatan teknis yang dilaksanakan oleh TPD/K selaku Tenaga Laju Desa dalam mewujudkan secara konkrit misi kedua tersebut. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui upaya penggerakan masyarakat untuk terlibat aktif dalam program Bangga Kencana yang diintegrasikan dengan program-program Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Keberadaan TPD/K selaku Tenaga Laju Desa menjadi strategis bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, mengingat potensi SDM TPD/K selaku Tenaga Laju Desa berjumlah 2000 orang dan tersebar hingga pelosok-pelosok wilayah Provinsi Jawa Barat, dan bersentuhan dengan keluarga-keluarga dan masyarakat secara langsung. Oleh ksarenanya, diharapkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap mempertahankan keberadaan TPD/K selaku Tenaga Laju Desa karena telah memberikan kontribusi nyata terhadap perwujudan visi Jawa Barat Juara Lahir Batin.
Pendahuluan
Sebagai salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga di Indonesia, program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dihadapkan pada tantangan yang cukup besar, tidak terkecuali di Jawa Barat yang merupakan salah satu provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2020, tercatat bahwa jumlah penduduk di Jawa Barat berada pada angka 48,27 juta jiwa. Dengan luas daratan Provinsi Jawa Barat sebesar 35,38 juta km2, maka kepadatan penduduk Provinsi Jawa Barat sebanyak 1.365 jiwa per kilometer persegi (Badan Pusat Statistik [BPS], 2021). Jumlah penduduk dan luas wilayah Jawa Barat yang cukup besar menjadi salah satu tantangan tersendiri dalam program Bangga Kencana.
28
Kondisi geografis yang kompleks mulai dari wilayah pegunungan di bagian tengah dan selatan, serta dataran rendah di bagian utara, berimplikasi pada pelaksanaan program Bangga Kencana di wilayah Jawa Barat yang harus ditunjang dengan strategi yang berbeda. Hal ini menjadi keniscayaan yang tidak dapat dihindari mengingat jumlah penduduk Jawa Barat tersebar hingga pelosok. Para pelaksana program Bangga Kencana di tingkat lapangan adalah Penyuluh KB, yang saat ini jumlahnya semakin menurun. Hingga Januari 2021, tercatat jumlah Penyuluh KB di Jawa Barat hanya berjumlah 1.105 orang, sedangkan wilayah Jawa Barat sendiri berjumlah 5957 desa yang tersebar di 627 kecamatan, 18 kabupaten, dan 9 kota (Subbid Hubalila BKKBN, 2021). Tentu saja jumlah tersebut tidak sebanding apabila dihitung secara rasio. Saat ini rasio antara Penyuluh KB dengan luas wilayah di Jawa Barat adalah 1:5,3 desa, artinya 1 orang Penyuluh KB berkewajiban membina dan menggerakan masyarakat di 5 hingga 6 desa. Tentu saja ini merupakan salah satu tantangan yang luar biasa bagi perkembangan program Bangga Kencana di Jawa Barat. Sehingga dalam pelaksanaannya, diperlukan strategi khusus untuk menggerakan masyarakat di tingkat desa agar terlibat aktif dalam program Bangga Kencana, sehingga tujuan pembangunan kualitas manusia bisa tercapai. Salah satu strategi yang saat ini diterapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah melalui penyebaran tenaga lapangan hingga ke kecamatan dan desa/keluarahan yang ada di pelosok Jawa Barat. Tenaga lapangan yang dimaksud adalah Tenaga Penggerak
29
Program Bangga Kencana di tingkat Desa/Kelurahan (TPD/K), yang bertugas untuk mengajak serta menggerakan masyarakat untuk terlibat aktif dalam program Bangga Kencana agar tercapai tujuan menjadi keluarga berkualitas. Tenaga Penggerak Program Bangga Kencana di tingkat Desa/Kelurahan merupakan squad tambahan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam rangka akselerasi program Bangga Kencana di Jawa Barat. Tenaga ini berjumlah 2.000 orang dan tersebar di 27 kota/kabupaten yang ada di wilayah Jawa Barat dengan penempatan di wilayah-wilayah pedesaan (Subbid Hubalila BKKBN, 2021). Eksistensi TPD/K ini dimulai sejak tahun 2010 yang lalu. Berdasarkan data yang tercatat di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat (Subbid Hubalila BKKBN, 2021), pada awalnya TPD/K hanya berjumlah 750 orang, para TPD/K ini diberikan tugas dan peran untuk memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan keluarga di Jawa Barat. Seiring perkembangan, jumlah TPD/K semakin bertambah hingga genap 2.000 orang pada tahun 2021 ini, dengan pembiayaan tetap berasal dari dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Pada tahun 2019, konsep TPD/K mengalami perubahan seiring dengan adanya inovasi dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Perwakilan BKKBN Jawa Barat selaku pengelola dana hibah untuk TPD/K membuat konsep inovatif terkait TPD/K menjadi Laju Desa. Laju Desa merupakan salah satu konsep untuk mendukung program-program inovatif Gubernur Jawa Barat bagi
30
masyarakat baik di tingkat desa maupun perkotaan. Laju Desa merupakan akronim dari “Laskar Juara untuk Memajukan Desa” . Konsep ini lahir bukan tanpa sebab. Melainkan atas pemikiran dan inovasi agar para TPD/K ini mampu menjadi kepanjangan tangan sekaligus penyambung lidah Gubernur Jawa Barat kepada masyarakat. Seperti diketahui bersama, Pemerintah Provinsi Jawa Barat di bawah kepemimpinan Gubernur Ridwan Kamil, mengusung visi "Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi" (nilai religius, nilai bahagia, nilai adil, nilai kolaboratif, dan nilai inovatif). Visi tersebut dijabarkan ke dalam lima misi pembangunan dan sembilan program unggulan sebagaimana tercantum dalam website Pemerintah Provinsi Jawa Barat
(Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2017), yaitu: 1. Misi pertama, membentuk manusia pancasila yang bertaqwa melalui peningkatan peran mesjid dan tempat ibadah sebagai pusat peradaban, dengan sasaran misi yaitu pesantren juara, mesjid juara, dan ulama juara; 2. Misi kedua, melahirkan manusia yang berbudaya, berkualitas, bahagia dan produktif melalui peningkatan pelayanan publik yang inovatif dengan sasaran misi yaitu kesehatan juara, perempuan juara, olahraga juara, budaya juara, sekolah juara, guru juara, ibu juara, millenial juara, perguruan tinggi juara, dan SMK juara; 3. Misi ketiga, mempercepat pertumbuhan dan pemerataan pembangunan berbasis lingkungan dan tata ruang yang
31
bekelanjutan melalui peningkatan konektivitas wilayah dan penataan daerah; dengan sasaran misi yaitu transportasi juara, logistik juara, gerbang desa juara, kota juara, pantura juara, pansela juara, dan energi juara; 4. Misi keempat, meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi umat yang sejahtera dan adil melalui pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi dengan pusat-pusat inovasi serta pelaku pembangunan; dengan sasaran misi yaitu nelayan juara, pariwisata juara, lingkungan juara, kelola sampah juara, tanggap bencana juara, ekonomi kreatif juara, buruh juara, industri juara, pasar juara, petani juara, umat juara, UMKM juara, dan wirausaha juara; serta 5. Misi kelima, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang inovatif dan kepemimpinan yang kolaboratif antara pemerintahan pusat, provinsi, dan kabupaten/kota; dengan sasaran misi yaitu birokrasi juara, APBD juara, ASN juara, dan
BUMD juara.
Tenaga Laju Desa hadir untuk membantu mewujudkan visi dan misi tersebut kepada masyarakat, khususnya untuk mewujudkan program unggulan Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018-2023. Program unggulan tersebut yaitu program ketujuh, Gerakan Membangun Desa (Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2017). Gerakan-gerakan yang dilaksanakan di tingkat desa di antaranya adalah kegiatan Ngabaso (Ngabring ka Sakola), Sekoper Cinta (Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita), Kolecer (Kotak
32
Literasi Cerdas), One Pesantren One Product, Desa Digital, dan One Village One Company (Hadi, 2019). Meskipun berganti istilah penyebutan, namun jumlah Tenaga Laju Desa ini tidak bertambah, tetap 2.000 orang. Penambahan tenaga terbantu dengan adanya Tenaga Penggerak Desa/Kelurahan yang dibiayai dari APBD Pemerintah Kota/Kabupaten. Maka dari itu, pada tahun 2021 ini jumlah TPD/K selaku Tenaga Laju Desa berjumlah 3.094 orang dengan rincian persebaran sebagai berikut:
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Penggerak Program Bangga Kencana di Desa/Kelurahan sebagai Tenaga Laju Desa di Jawa Barat
No Kabupaten/Kota Jumlah TPD/K Sumber APBD I
Jumlah TPD/K Sumber APBD II
1 Kab. Bogor 71 80 2 Kab. Sukabumi 108 200 3 Kab. Cianjur 117 393 4 Kab. Bandung 96 0 5 Kab. Garut 169 0 6 Kab. Tasikmalaya 148 0 7 Kab. Ciamis 116 0 8 Kab. Kuningan 100 0 9 Kab. Cirebon 159 0 10 Kab. Majalengka 73 105 11 Kab. Sumedang 117 0 12 Kab. Indramayu 85 98 13 Kab. Subang 104 0 14 Kab. Purwakarta 66 0 15 Kab. Karawang 63 100 16 Kab. Bekasi 97 90 17 Kab. Bandung Barat 84 0
33
No Kabupaten/Kota Jumlah TPD/K Sumber APBD I
Jumlah TPD/K Sumber APBD II
18 Kab. Pangandaran 54 0 19 Kota Bogor 6 0 20 Kota Sukabumi 17 0 21 Kota Bandung 52 0 22 Kota Cirebon 9 0 23 Kota Bekasi 11 28 24 Kota Depok 21 0 25 Kota Cimahi 16 0 26 Kota Tasikmalaya 30 0 27 Kota Banjar 11 0 Jumlah 2000 1094 Sumber data: (Subbid Hubalila BKKBN, 2021) Meskipun hingga saat ini para Tenaga Laju Desa ini hanya dibiayai Rp1.100.000,- per orang per bulan, namun semangat para Tenaga Laju Desa ini bisa disebut luar biasa. Mereka mampu menggerakan masyarakat untuk terlibat aktif dalam programprogram yang diusung oleh BKKBN, mulai dari penggerakan program tribina (Bina Keluarga Balita [BKB], Bina Keluarga Lansia [BKL], Bina Keluarga Remaja [BKR]), Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), program Kampung KB, hingga penggerakan masyarakat untuk mengikuti pelayanan kontrasepsi dalam rangka menjarangkan kehamilan dan mengendalikan kelahiran. Setiap tahun, para Tenaga Laju Desa ini menandatangani surat perjanjian (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional [BKKBN], 2021). Berdasarkan surat perjanjian tersebut,
34
peran dan fungsi TPD/K sebagai Tenaga Laju Desa adalah sebagai berikut:
a. Membuat potensi wilayah kerja Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga
Berencana) di tingkat Desa/Kelurahan mulai dari pengumpulan data keluarga dan Pasangan Usia Subur (PUS), menganalisa masalah prioritas, serta membuat/menyusun rencana kerja Tenaga Penggerak Program
Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga pada Desa/Kelurahan pada setiap bulannya; b. Melaksanakan operasional Program Pembangunan Keluarga,
Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di tingkat Desa/Kelurahan; c. Melaksanakan pembinaan dan penyuluhan Program
Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga
Berencana (Bangga Kencana), termasuk program stunting dan pencegahan perkawinan anak, dalam upaya Pembangunan
Keluarga Sejahtera menuju Jabar Juara Lahir Batin; d. Mengembangkan dan memperkuat jejaring kerja, melaksanakan pembinaan kepada Institusi Masyarakat serta melakukan koordinasi dengan LSM, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh
Agama dalam pelaksanaan Program Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga; e. Bertanggungjawab dalam menyelesaikan Perkiraan Permintaan
Masyarakat (PPM) Program Bangga Kencana di tingkat
Desa/Kelurahan; serta
35
f. Membuat pencatatan dan pelaporan Program Program
Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga
Berencana (Bangga Kencana), di tingkat Desa/Kelurahan dan
Klinik KB, serta bidan dan dokter praktek swasta; Poin (c) di atas merupakan salah satu penjabaran dan perwujudan Tenaga Laju Desa dalam mewujudkan visi dan misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Tenaga Laju Desa ini diharapkan mampu menggerakan masyarakat untuk tetap mengikuti program Bangga Kencana dalam rangka meningkatkan kualitas keluarganya, sehingga diharapkan dapat membentuk masyarakat yang berkualitas. Sedangkan poin (b) adalah salah satu peran dan tugas para Tenaga Laju Desa ini dalam menggerakan dan mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam program Bangga Kencana. Berdasarkan kebijakan peta jalan (roadmap) Laju Desa yang disusun oleh perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Laju Desa ini menjadi salah satu starting point program Bangga Kencana dalam upaya mewujudkan visi dan misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Roadmap Laju Desa ini disusun mulai tahun 2019 sampai 2024 dengan rincian sebagai berikut: a. Tahun 2019: Pemetaan Potensi Lini Lapangan sebagai potensi besar dalam mendukung terwujudnya visi Pemerintah Provinsi
Jawa Barat; b. Tahun 2020: Intervensi Kebijakan di Kampung KB, melalui inisiasi 1– 4 program Jabar Juara di Kampung KB; c. Tahun 2021: Pemantapan Kebijakan 1 – 4 Program Jabar Juara yang telah terintegrasi di Kampung KB;
36
d. Tahun 2022: Pemantapan operasional indikator program
Bangga Kencana tercapai di Kampung KB; e. Tahun 2023: Gambaran terwujudnya keluarga Jabar Juara Lahir
Batin di Kampung KB (40% total desa di Jawa Barat); dan f. Tahun 2024: Perluasan jangkauan, pelembagaan dan pembudayaan program Jabar Juara di Kampung KB (40% – 75% dari total keseluruhan desa di Jawa Barat). Dari peta jalan tersebut, TPD/K selaku Tenaga Laju Desa diharapkan dapat mengintegrasikan program-program Jabar Juara dengan Program Bangga Kencana melalui pelaksanaan kegiatan di Kampung KB. Sebagai tenaga penggerak program Bangga Kencana di tingkat desa/kelurahan, core business Tenaga Laju Desa ini tentu saja ada di area penggerakan masyarakat, termasuk masyarakat di Kampung KB. BKKBN memiliki definisi istilah terkait penggerakan, yaitu suatu upaya menumbuhkan motivasi pada masyarakat untuk ikut terlibat aktif melakukan kegiatan-kegiatan tertentu ke arah perubahan positif pada diri manusia dan lingkungan sekitar. Sedangkan menurut teori yang dikemukakan Hamid (2018) penggerakan diistilahkan juga dengan pemberdayaan. Pemberdayaan merupakan terjemahan bahasa Inggris dari “empowerment” yang didefinisikan sebagai memberikan daya/kekutan untuk hidup mandiri, terutama dalam memenuhi kebutuhan pokok/kebutuhan dasar hidupnya sehari-hari seperti makan, pakaian/sandang, rumah/papan, pendidikan, dan kesehatan. Definisi lainnya menyebutkan bahwa, pemberdayaan sebagai
37
sebuah proses adalah merupakan serangkaian kegiatan untuk memperkuat dan mengoptimalkan keberdayaan (dalam arti kemampuan dan keunggulan bersaing) kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk didalamnya individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan (Mardikanto & Soebiato, 2015). Beberapa jenis Penggerakan yang dapat dilaksanakan oleh Tenaga Laju Desa dalam mewujudkan masyarakat jabar juara lahir bathin, sesuai dengan yang disampaikan oleh Husein (2000) adalah: 1. Directing, yakni menggerakan orang lain dengan memberikan berbagai pengarahan; 2. Actuiting, yakni menggerakan orang lain dalam artian umum; 3. Leading, yakni menggerakan orang lain dengan cara menempatkan diri dimuka orang-orang yang digerakan, membawa mereka ke suatu tujuan tertentu serta memberikan contoh-contoh; 4. Commanding, yakni menggerakan orang lain disertai unsur paksaan; dan 5. Motivating, yakni menggerakan orang lain dengan terlebih dahulu memberikan alasan-alasan mengapa hal itu harus dikerjakan.
Dari 5 (lima) cara penggerakan di atas, TPD/K selaku Tenaga Laju Desa melaksanakan penggerakan dengan cara yang disesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing wilayah binaannya. Dalam upaya penggerakan masyarakat tersebut,
38
diperlukan adanya sinergitas dengan stakeholder dan juga tokohtokoh masyarakat di wilayah binaanya masing-masing. Selanjutnya, dalam menjalankan tugasnya TPD/K selaku Tenaga Laju Desa berupaya untuk memberikan kontribusi terhadap pembangunan di Jawa Barat. Berdasarkan Kamus Ilmiah Populer, kontribusi diartikan sebagai uang sumbangan atau sokongan (Dany, 2006). Sementara itu, berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai uang iuran pada perkumpulan, sumbangan (Yandianto, 2000). Definisi lainnya menyatakan bahwa kontribusi adalah sumbangan yang diberikan seseorang sebagai upaya membantu kerugian atau membantu kekurangan terhadap hal yang dibutuhkan (Guritno, 2000). Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat diartikan bahwa kontribusi merupakan suatu keterlibatan yang diberikan oleh individu atau badan tertentu yang kemudian memposisikan perannya sehingga menimbulkan dampak tertentu yang dapat dinilai dari aspek sosial maupun aspek ekonomi. Berdasarkan informasi yang disampaikan di atas, penulis merumuskan masalah yang diangkat dalam karya tulis ini, yaitu: “Bagaimana peran dan kontribusi TPD/K sebagai Tenaga Laju Desa terhadap program Bangga Kencana untuk mewujudkan masyarakat Jawa Barat Juara Lahir Batin?”. Dari rumusan tersebut, diharapkan dapat diketahui upaya-upaya yang dilaksanakan para Tenaga Laju Desa dalam melaksanakan program Bangga Kencana dan kontribusinya terhadap mewujudkan visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
39
Strategi Penulisan
Karya tulis ini ditulis dibuat berdasarkan observasi (pengamatan) dan pengalaman penulis selama mengelola Tenaga Penggerak Program Bangga Kencana tingkat Desa/Kelurahan sejak tahun 2012. Observasi dan pengalaman tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran terkait kontribusi Tenaga Penggerak Desa/Kelurahan sebagai Tenaga Laju Desa. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), observasi diartikan sebagai pengamatan secara cermat, atau mengawasi dengan teliti (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016), sedangkan istilah lainnya menyebutkan bahwa observasi merupakan pengumpulan data dengan cara memperhatikan perilaku, kejadian, atau mencatat karakteristik fisik dalam keadaan yang sebenarnya (Sugiyono, 2013).
“Observation is way of gathering data by watching behavior, events, or noting physical characteristics in their natural setting”
Nasution menyebutkan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan (Sugiyono, 2013). Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan. Oleh sebab itu, observasi yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai fakta yang sebenarnya terkait penggerakan masyarakat yang dilakukan oleh Tenaga Laju Desa. Penulis menyampaikan hasil observasi yang telah dilakukan selama penulis menjadi Pengelola TPD/K di Jawa Barat. Observasi
40
dilakukan dari tahun ke tahun, dan tercatat dalam setiap laporan kegiatan, sehingga hasil observasi yang dilakukan penulis dapat dijadikan gambaran terkait keberhasilan TPD/K dalam mendukung kegiatan-kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Kemudian, untuk menunjang informasi yang disampaikan dalam karya tulis ini, penulis melakukan telaah dokumen. Studi dokumen ini dapat digunakan sebagai pelengkap hasil observasi yang dilakukan oleh penulis. Dokumentasi yang ditelaah berupa data-data hasil kinerja TPD/K serta laporan kegiatan TPD/K dari tahun ke tahun. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel (dapat dipercaya) apabila didukung oleh dokumentasi pribadi, karya tulis akademik, atau dokumen-dokumen penunjang lainnya (Sugiyono, 2013).
Hasil
Berdasarkan pengalaman dalam pengelolaan Tenaga Laju Desa, serta hasil pengamatan atas kinerja Tenaga Laju Desa, diperoleh informasi bahwa Tenaga Laju Desa bekerja penuh waktu di wilayah binaannya masing-masing. Wilayah binaan Tenaga Laju Desa rata-rata 1 (satu) hingga 3 (tiga) desa binaan. Setiap Tenaga Laju Desa diberikan target yang diistilahkan dengan Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) akseptor keluarga berencana yang harus menjadi binaannya. Setiap bulan, realisasi terhadap PPM tersebut dilaporkan kepada Perwakilan BKKBN Jawa Barat sebagai bentuk pertanggung jawaban para Tenaga Laju Desa tersebut.
41
Para Tenaga Laju Desa ini diwajibkan mempunyai data-data terlebih dahulu dalam proses pelaksanaan program Bangga Kencana di tingkat desa. Data-data ini dijadikan tools atau alat untuk mengetahui sasaran yang akan diintervensi. Data sasaran ini bervariasi tergantung dari program yang akan dilaksanakan kepada masyarakat. Misalnya, data sasaran Pasangan Usia Subur akan dijadikan sebagai data awal untuk melihat siapa saja Pasangan Usia Subur yang sudah mengikuti program KB dan siapa saja yang belum mengikuti program KB. Setelah memiliki data sasaran, kemudian para Tenaga Laju Desa ini diharapkan melaksanakan intervensi kegiatan kepada masyarakat. Pada pelaksanaan intervensi kegiatan ini, Tenaga Laju Desa dibekali dengan Mekanisme Operasional Lini Lapangan. Mekanisme ini merupakan salah satu pilihan wajib yang ditempuh oleh Tenaga Laju Desa dalam pelaksanaan kegiatan agar berkelanjutan dan terkontrol progresnya. Mekanisme Operasional Lini Lapangan menurut definisi yang berlaku di BKKBN adalah suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan, berlangsung secara rutin atau terus menerus (berkesinambungan), dan melibatkan seluruh potensi primer maupun sekunder sejak dari RT-RW/Dusun, Desa/Kelurahan, hingga Kecamatan, serta berfungsi sebagai forum komunikasi sosial antara unsur petugas, tokoh masyarakat, pengelola dan masyarakat, dan forum pengambilan keputusan berdasarkan asas musyawarah mufakat/kesepakatan.
42
Pada proses pelaksanaan mekanisme operasional lini lapangan, setiap Tenaga Laju Desa diharapkan dapat berkoordinasi dengan tokoh-tokoh formal di tingkat desa/kelurahan, tokoh agama, hingga tokoh-tokoh masyarakat. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan dukungan pada saat pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh Tenaga Laju Desa tersebut. Berdasarkan hasil observasi dan telaah dokumen terhadap laporan kinerja Tenaga Laju Desa, dapat dinyatakan bahwa para Tenaga Laju Desa telah bekerja sesuai dengan tugas yang telah disepakati dalam Surat Perjanjian yang ditandatangani setiap tahun antara masing-masing TPD/K selaku Tenaga Laju Desa dengan Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat. Bahkan, termasuk di dalamnya tercatat memberikan kontribusi terhadap programprogram yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Barat. Pada dasarnya, secara tidak langsung beberapa program Bangga Kencana telah dikolaborasikan dengan program-program unggulan Pemerintah Jawa Barat. Program-program tersebut tercatat dilaporkan oleh para TPD/K selaku Tenaga Laju Desa melalui mekanisme pelaporan statistik rutin pengendalian lapangan setiap bulan. Program-program yang telah dilaksanakan oleh Tenaga Laju Desa di antaranya adalah: 1. Program Stopan Jabar (Stop Perkawinan Anak di Jawa Barat) yang dilakukan melalui penyuluhan Pendewasaan Usia
Perkawinan (PUP) kepada para remaja di desa binaan para
Tenaga Laju Desa;
43
2. Program Kolecer (Kotak Literasi Cerdas) sebagai upaya
Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk meningkatkan minat baca masyarakat Jawa Barat, telah dilaksanakan melalui kolaborasi Pojok Baca Kampung KB. Sebagai informasi,
TPD/K sebagai Tenaga Laju Desa memiliki Kampung KB binaan di desa binaannya; 3. Program One Village One Company sebagai penguatan
Lembaga ekonomi di desa, didukung oleh program Bangga
Kencana melalui program Usaha Peningkatan Pendapatan
Keluarga Akseptor (UPPKA). Program UPPKA ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan BKKBN untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga akseptor. Setiap TPD/K selaku Tenaga
Laju Desa membina kelompok-kelompok UPPKA. Setiap kelompok UPPKA ini mempunyai produk-produk unggulan yang dapat mendukung penguatan Lembaga Ekonomi di tingkat desa; dan 4. Sekoper Cinta (Sekolah Perempuan Capai Impian dan Citacita). Program ini didukung penuh oleh para Tenaga Laju Desa yang berperan aktif menggerakan kaum perempuan di desa binaannya untuk mengikuti Sekoper Cinta. Program-program di atas hanya sebagian kecil tugas yang telah dilaksanakan oleh Tenaga Laju Desa, di samping tugas utamanya melaksanakan penyuluhan dan penggerakan kepada masyarakat di wilayah binaannya, agar tetap mengikuti program Bangga Kencana dalam rangka meningkatkan kualitas keluarga. Kontribusi Tenaga Laju Desa terhadap perwujudan visi Jawa Barat
44
telah terlihat dari kegiatan-kegiatan di atas yang dilaksanakan di desa binaan masing-masing Tenaga Laju Desa.
Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi dan telaah dokumen yang dilakukan sebelumnya, diperoleh informasi bahwa Tenaga Laju Desa telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Upaya yang dilakukan para Tenaga Laju Desa dalam mewujudkan visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat diwujudkan melalui kolaborasi kegiatan program Bangga Kencana dengan Program Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Sebagaimana dijelaskan pada sub-bagian hasil di atas, program-program yang dilaksanakan melalui kolaborasi tersebut merupakan beberapa kontribusi TPD/K selaku Tenaga Laju Desa dalam mewujudkan masyarakat Jawa Barat Juara Lahir Batin. Upaya-upaya yang dilakukan oleh TPD/K selaku Tenaga Laju Desa dalam menggerakan masyarakat di wilayah binaannya dilakukan melalui cara-cara seperti berikut: (1) Directing; (2) Actuiting; (3) Leading; (4) Commanding; dan (5) Motivating (Husein, 2000). 1. Directing
Upaya yang dilakukan oleh TPD/K selaku Tenaga Laju Desa dalam menggerakan masyarakat melalui pengarahan kepada masyarakat secara langsung. Pengarahan yang diberikan tersebut, dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan kepada masyarakat di desa binaannya masing-masing.
45
2. Actuiting
Penggerakan masyarakat secara actuating ini dilakukan melalui advokasi kepada tokoh-tokoh di wilayah binaannya, baik tokoh formal maupun tokoh informal. Dengan adanya upaya penggerakan oleh tokoh tersebut, diharapkan masyarakat dapat mengikuti arahan tokoh yang disegani di wilayah binaan
TPD/K selaku Tenaga Laju Desa. 3. Leading
Hal yang sama seperti actuiting, TPD/K selaku Tenaga Laju
Desa menggerakan masyarakat dengan cara leading melalui tokoh-tokoh yang disegani oleh masyarakat di wilayah binaannya. Para tokoh masyarakat ini diadvokasi sedemikian rupa sehingga mereka mau memimpin dan memberikan contoh dalam pelaksanaan program-program Bangga Kencana dan program-program Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 4. Commanding
Penggerakan melalui cara commanding ini tidak bisa digeneralisir telah dilaksanakan di seluruh wilayah binaan
TPD/K selaku Tenaga Laju Desa. Hanya sebagian kecil saja penggerakan masyarakat dengan cara commanding ini.
Sehingga bisa dideskripsikan bahwa penggerakan dengan upaya commanding ini belum seluruhnya ditempuh, mengingat pendekatan yang dilakukan oleh TPD/K selaku Tenaga Laju
Desa merupakan pendekatan persuasif dalam menggerakan masyarakat tersebut.
46
5. Motivating
Cara penggerakan ini adalah yang paling umum ditempuh oleh
TPD/K selaku Tenaga Laju Desa. Melalui pemberian motivasi pada saat penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan, TPD/K selaku Tenaga Laju Desa terbukti berhasil mengajak masyarakat untuk tetap mengikuti program KB. Pasangan Usia
Subur yang menjadi sasaran pelayanan kontrasepsi termotivasi untuk mengikuti program KB setelah mendapatkan konseling dan motivasi dari TPD/K selaku Tenaga Laju Desa.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh TPD/K selaku Tenaga Laju Desa dalam menggerakan masyarakat dilaporkan setiap bulan melalui mekanisme pelaporan yang telah disediakan. Apabila dilihat dari peta jalan yang telah disusun, saat ini TPD/K selaku Tenaga Laju Desa telah memasuki fase pemantapan kebijakan. Artinya selama tahun 2020 para TPD/K selaku Tenaga Laju Desa telah melaksanakan intervensi kebijakan di Kampung KB melalui kegiatan-kegiatan inisiasi program Pemerintah Provinsi Jawa Barat dikolaborasikan dengan program Bangga Kencana sebagaimana disebutkan pada sub bab sebelumnya. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh TPD/K selaku Tenaga Laju Desa mendukung terwujudnya visi Jawa Barat melalui pelaksanaan misi kedua, yakni melahirkan manusia yang berbudaya, berkualitas, bahagia, dan produktif dengan sasaran perempuan juara dan ibu juara. Ibu merupakan tokoh sentral dalam keluarga yang menjadi sasaran
47
penyuluhan para TPD/K selaku Tenaga Laju Desa pada saat melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Beberapa inisiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh TPD/K selaku Tenaga Laju Desa di antaranya adalah program Kolecer (Kotak Literasi Cerdas) yang disinergikan dengan program Pojok Baca (perpustakaan) Kampung KB. Para TPD/K selaku Tenaga Laju Desa menggerakan masyarakan di Kampung KB untuk lebih melek literasi melalui penyediaan perpustakaan atau pojok baca tersebut. Salah satu contoh keberhasilan pojok baca yang diintegrasikan dengan program Kolecer terdapat di Kampung KB Pelangi Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur. Selain itu, program Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan oleh TPD/K selaku Tenaga Laju Desa di tingkat desa adalah program Stopan Jabar (Stop Perkawinan Anak di Jawa Barat). Program ini diinisasi oleh para TPD/K selaku Tenaga Laju Desa melalui kegiatan penyuluhan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) kepada remaja. Para TPD/K selaku Tenaga Laju Desa mendorong dan menggerakan para remaja di desa binaannya untuk membentuk kelompok kegiatan PIK–R (Pusat Informasi dan Konseling bagi Remaja). Melalui PIK-R tersebut, para TPD/K selaku Tenaga Laju Desa berupaya memberikan pengetahuan kepada para remaja di desa binaannya agar menunda perkawinan terlebih dahulu, sehingga diharapkan output dari kegiatan tersebut adalah menurunnya angka perkawinan anak di Jawa Barat. Upaya ini secara tidak langsung menjadi salah satu kontribusi para TPD/K
48
selaku Tenaga Laju Desa terhadap perwujudan visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Kegiatan lain yang dilaksanakan oleh TPD/K selaku Tenaga Laju Desa di desa binaannya berupa pelibatan para lansia melalui kegiatan Bina Keluarga Lansia. Hal ini seiring sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Barat lainnya, yakni program Layad Rawat Lansia. Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan Lansia Tangguh di Jawa Barat. Kegiatan-kegiatan di atas merupakan kontribusi nyata para TPD/K selaku Tenaga Laju Desa terhadap pembangunan di Jawa Barat. Melalui upaya penggerakan masyarakat di tingkat desa, para TPD/K selaku Tenaga Laju Desa ini menjadi kepanjangan tangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menyapa hingga seluruh pelosok wilayah Jawa Barat. Selanjutnya, diharapkan visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam membangun masyarakat Jawa Barat Juara Lahir Batin dapat terwujud. Para TPD/K selaku Tenaga Laju Desa ini diharapkan bisa menjadi tenaga atau relawan dalam program Jabar Quick Respon yang dapat melaporkan secara langsung kejadian-kejadian di wilayah binaannya kepada Gubernur Jawa Barat. Persebaran TPD/K selaku Tenaga Laju Desa hingga ke pelosok wilayah Jawa Barat, diharapkan juga dapat mempermudah perolehan informasi akurat terkait hal-hal yang harus diketahui oleh Pemerintah Provinsi yang tidak memungkinkan dapat diakses secara langsung. Sehingga peta jalan Laju Desa pada tahun 2024 berupa pembudayaan Program Jabar Juara di 40 – 75 persen desa di Jawa Barat bisa tercapai.
49
Berdasarkan deskripsi di atas, eksistensi TPD/K selaku Tenaga Laju Desa di Jawa Barat menjadi hal penting bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, mengingat keberadaan TPD/K selaku Tenaga Laju Desa merupakan pelaksana program Pemerintah Provinsi Jawa Barat di tingkat desa/kelurahan, dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Peran mereka sebagai tenaga penggerak program di tingkat desa/kelurahan menjadi strategis karena langsung melaksanakan program pembangunan keluarga di wilayah binaannya menuju keluarga berkualitas. Keluarga berkualitas merupakan salah satu langkah awal dalam mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Masyarakat berkualitas merupakan salah satu indikator atas keberhasilan pembangunan Keluarga Juara Lahir Batin di Jawa Barat.
Simpulan
Eksistensi TPD/K selaku Tenaga Laju Desa penting dipertahankan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dengan jumlah sebanyak 2.000 orang (ditambah 1.094 orang tambahan dari pemerintah kabupaten/kota) dan tersebar hingga pelosok Jawa Barat, menjadikan TPD/K selaku Tenaga Laju Desa sebagai potensi dan aset Sumber Daya Manusia (SDM) di Jawa Barat dalam pelaksanaan program Bangga Kencana yang dikolaborasikan dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mewujudkan visi Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan inovasi dan kolaborasi.
50
Kemudian, dari sisi program Bangga Kencana, eksistensi TPD/K selaku Tenaga Laju Desa ini telah terbukti memberikan kontribusi terhadap akselerasi pencapaian akseptor KB di masingmasing desa binaannya. Setiap target PPM yang dibebankan kepada TPD/K selaku Tenaga Laju Desa, selalu berhasil dijawab dengan keberhasilan mengajak warga masyarakat untuk mengikuti program KB. Oleh karena itu, sudah sewajarnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat mempertahankan eksistensi TPD/K selaku Tenaga Laju Desa karena turut serta berkontribusi terhadap pembangunan manusia di Jawa Barat.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis di atas, peran dan kontribusi TPD/K sebagai Tenaga Laju Desa terhadap program Bangga Kencana untuk mewujudkan masyarakat Jawa Barat Juara Lahir Batin telah terlihat secara nyata melalui pelaksanaan integrasi Program Bangga Kencana dan Program Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Potensi Sumber Daya Manusia yang cukup besar (2.000 orang TPD/K selaku Tenaga Laju Desa) menjadi salah satu kekuatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam pelaksanaan program Jabar Juara dalam rangka mewujudkan visi Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan inovasi dan kolaborasi. Oleh karena itu penulis merekomendasikan kepada pihak terkait untuk tetap mempertahankan eksistensi TPD/K selaku Tenaga Laju Desa di Jawa Barat karena dapat membantu dan menjadi perpanjangan tangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat di tingkat desa/kelurahan, hingga ke pelosok-pelosok yang tidak bisa
51
terakses secara langsung oleh pemerintah. Maka dari itu, pemerintah turut hadir secara langsung kepada masyarakat di pelosok, dan masyarakat pun dapat merasakan kehadiran pemerintah melalui program kegiatan yang dilaksanakan oleh TPD/K selaku Tenaga Laju Desa.
Daftar Pustaka
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional [BKKBN]. (2021). Draf Surat Perjanjian antara Perwakilan
BKKBN Jawa Barat dengan Tenaga Penggerak Program
Bangga Kencana Tingkat Desa/Kelurahan. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). KBBI
Daring. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/observasi Badan Pusat Statistik [BPS]. (2021). Rilis Bersama Hasil Sensus
Penduduk 2020 (SP2020). https://jabar.bps.go.id/news/2021/01/21/317/rilis-bersamahasil-sensus-penduduk-2020--sp2020-.html Dany, H. (2006). Kamus Ilmiah Populer. Gita Media Press. Guritno, T. (2000). Kamus Ekonomi, Bisnis, Perbankan Inggris-
Indonesia (4th ed.). Gadjah Mada University Press. Hadi, S. (2019). Tenaga Penggerak Desa Sebagai Tenaga Laju
Desa (powerpoint). Hamid, H. (2018). Manajemen Pemberdayaan Masyarakat. De La
Maca.
Husein, U. (2000). Riset Pemasaran dan Penilaian Konsumen.
Gramedia.
Mardikanto, T., & Soebiato, P. (2015). Pemberdayaan Masyarakat:
Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Alfabeta.
52
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. (2017). Visi dan Misi Pemerintah
Provinsi Jawa Barat. https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1352 Subbid Hubalila BKKBN. (2021). Data Lini Lapangan Sub Bidang
Hubalila Perwakilan BKKBN Jawa Barat.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Kombinasi (Mixed Metods). Alfabeta. Yandianto. (2000). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Penerbit M2S.
53