2 minute read

C. Penyebab Isu

Berdasarkan hasil penapisan isu tersebut, diketahui bahwa isu yang mendapatkan skor/prioritas tertinggi adalah belum optimalnya proses pembelajaran daring di jurusan TLM Poltekkes Kemenkes Jakarta III tahun 2021. Isu dengan peringkat tertinggi ini perlu untuk segera dirumuskan solusinya.

C. Penyebab Isu

Advertisement

Sebelum merumuskan solusi, akan diidentifikasi terlebih dahulu akar permasalahan atau latar belakang timbulnya isu tersebut. Akar permasalahan tersebut akan ditampilkan dalam bentuk diagram fishbone. Diagram Fishbone merupakan pendekatan yang berupaya untuk memahami sebuah permasalahan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait, dan menekankan pada hubungan sebab-akibat yang disebut dengan Cause-and-Effect Diagram. Hasil analisis dengan menggunakan metode fishbone dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Berdasarkan diagram Fishbone di atas, isu dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu: 1. Faktor metode: berkaitan erat dengan cara penyampaian perkuliahan. Selama masa pandemi Covid-19, proporsi perkuliahan daring lebih banyak daripada perkuliahan luring. Bahkan perkuliahan luring hanya dikhususkan untuk mata kuliah praktikum yang memang tidak bisa disampaikan secara daring. Untuk perkuliahan teori, seluruhnya disampaikan secara daring menggunakan alat bantu berupa aplikasi ZOOM meeting,

google meet, dan sejenisnya. Dalam pelaksanaannya, dari sisi metode penyampaian materi, mengalami kendala yang berujung pada tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Perkuliahan sistem on the spot atau tatap maya langsung menuntut pada saat itu juga kegiatan harus berjalan dengan lancar, jika ada hambatan teknis (bukan disengaja) maka tidak akan dapat diputar ulang lagi. Kendala ini umumnya berupa delay pada saat penyampaikan materi, misalnya suara dosen terputus-putus sehingga penjelasan dosen sulit dipahami. Hal ini yang menjadikan penyerapan mahasiswa terhadap materi perkuliahan menjadi tidak optimal. 2. Faktor lingkungan: berkaitan dengan kestabilan jaringan internet saat pelaksanaan perkuliahan daring. Kendala ini tidak sepenuhnya dapat dikontrol oleh dosen maupun mahasiswa, padahal sifatnya sangat krusial dalam pelaksanaan pembelajaran daring. 3. Faktor materi: sarana prasarana perkuliahan daring juga menentukan kesuksesan pelaksanaan perkuliahan. Contoh paling mudah adalah perangkat computer/laptop.

Terkadang, tidak semua computer/laptop support terhadap banyaknya aplikasi yang digunakan. Ada juga yang support namun tidak maksimal jika penggunaannya secara bersamaan dengan aplikasi yang lain. Sebagai contoh, saat pelaksanaan ujian, mahasiswa harus mengakses soal ujian melalui aplikasi CBT dan di waktu yang sama harus tetap dalam ruang ZOOM meetingdan on camera. Saat kondisi seperti itu, laptop seringkali loadingterus menerus (error) dan hal ini merupakan kendala yang paling umum terjadi. 4. Faktor manusia: manusia sebagai operator utama proses belajar mengajar. Apabila mengalami permasalahan dalam proses tersebut, seharusnya ada cara lain yang dilakukan supaya masalah teratasi. Namun, ternyata dalam pelaksanaannya tidak semudah itu. Beberapa pengajar masih bertahan dengan sesuatu yang sudah rutin dikerjakan, serta kurang termotivasi untuk mempelajari hal baru.

Dampak yang dapat terjadi jika isu utama tidak diselesaikan adalah: 1. Melemahnya motivasi belajar mahasiswa 2. Tidak tercapainya kompetensi yang diharapkan untuk mata kuliah terkait 3. Nilai ujian mahasiswa di bawah rata-rata kelulusan

This article is from: