Majalah Bali Vol 45 September-7 2021

Page 1

Tokoh

Edisi Khusus

MAJALAH

Majalah Bali Vol 45 IX-7/21 Rp. 65.000,-

BALI REALISTIS,

EKSOTIS & DINAMIS

Dr. Ir. Ni Wayan Sri Ariyani, M.M Owner PT Baliyoni Saguna & E-marketplace Balimall.id

Buktikan Perempuan Bali

Mampu Unjuk Gigi 4 Jadi Technopreneur Informasi

Tokoh

Tokoh

Tanaman Indoor Hemat Air Cocok untuk Ruang Kerja

Mendulang Sukses di Masa Depan setelah Pelajaran Hidup di Masa Kecil

Konsep Produktif di Setiap Sisi Kehidupan

25

drg. Ni Wayan Sumartini

10

A.A. Ngurah Setiawan, S.E., S.H., M.M., BKP MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

14

1


Daftar Tokoh Isi

10

18 14

4

22

12

8

20

16

24

TOKOH :

4

Dr. Ir. Ni Wayan Sri Ariyani, M.M. Buktikan Perempuan Bali Mampu Unjuk Gigi Jadi Technopreneur

8

Ayu Gede Ratih Astarida Afirmasi Melepaskan Pendidikan Spesialis Demi Menjadi Ibu Rumah Tangga yang Mandiri

10

drg. Ni Wayan Sumartini Mendulang Sukses di Masa Depan Setelah Pelajaran Hidup di Masa Kecil

12

Komang Ayu Kusuma Dewi Hargai Budaya Lokal Melalui Hasil Karya Dalam Negeri

14

A.A. Ngurah Setiawan, S.E., S.H., M.M., BKP Konsep Produktif di Setiap Sisi Kehidupan

16

dr. I Putu Anom Nurcahyadi Tumbuh Sebagai Insan yang Profesional dalam Memberi Pelayanan dan Jasa di Dunia Medis

18

I Gede Suartawan Membangun Relasi dengan Memberikan Ketulusan dalam Melayani Customer

20

I Gusti Made Catrayasa Berbagi Membukakan Rezeki untuk Orang Sekitar dan Karma Baik untuk Kita

2

MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

22

I Komang Suwidnya Tingkatkan Daya Saing Meski Tak Hadir di Kawasan Kota

24

Koming Pratiwi Juwita Cerminkan Tampilan Karakter Kuat dengan Berbusana Kebaya Bali

25

Tanaman Indoor Hemat Air Cocok untuk Ruang Kerja

Pesan-Pesan Pengusaha Bali Kepada Generasi Muda dan Bali di Masa yang akan Datang

26

27

Advertisement


MAJALAH

Tokoh

BALI REALISTIS, EKSOTIS & DINAMIS

DIREKTUR Rr. Vasthi Laksmita Putri H

BENDAHARA Putu Kornia

PENASIHAT HUKUM Ny. Dwijawati, SH

PEMIMPIN REDAKSI Koming Diva Wikan Dharma

REDAKTUR Wahyu Kuncoro

PELIPUT I Gede Buonsu Adhi Langlang Buwana I.A Wayan Kusuma Dewi Ni Kadek Juniari Komang Revina Kesya M Putu Intan Pratiwi R. Airlangga Nayottama H

DESAIN GRAFIS/LAYOUTER Wahyu Kuncoro Made Panji Wirawan R. Airlangga Nayottama H Felicia Aris

KAMERAMEN/FOTOGRAFER Made Panji Wirawan I Made Dediariawan I Wayan Ari Darmawan

VIDEO EDITOR Gede Agus Wirawan Komang Revina Kesya M

PENULIS Putu Suci Prastiti Komang Lisna Purnama

TIM IT Made Agus Sanjaya Made Panji Wirawan

SIRKULASI Wibisono Darmaputra Rahmat Hidayat I Putu Feby Setiawan Pratama

PENERBIT

CV. Forneo Tomita - Pustaka Nayottama Publishing KANTOR REDAKSI & IKLAN

PT. Media Republik Indonesia

Kemenkumham nomor AHU - 0013549.AH.01.01. Tahun 2017

Redaksi Majalah Bali

Alamat : Jl. Drupadi XIII no. 5 Renon-Denpasar Telp : 0361-4456234 | 087770009969 WA : 087863318381 E-Mail : redaksi@majalahbali.com majalahbali@gmail.com FOLLOW US Instagram majalahbalicom

ISSUU Majalah Bali

Youtube Majalah Bali

Website majalahbali.com

MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

3


Tokoh

Buktikan Perempuan Bali Mampu Unjuk Gigi Jadi Technopreneur Dr. Ir. Ni Wayan Sri Ariyani, M.M.

Owner PT Baliyoni Saguna

Bangli selama ini dikenal dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, ternyata memiliki potensi sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi. Salah satu putri daerah Bangli yang membanggakan lewat prestasinya sebagai akademisi dan pengusaha yaitu Ni Wayan Sri Ariyani. Lewat langkah visionernya dalam mengembangkan sistem pemasaran berbasis digital, kini ia menjadi seorang technopreneur yang digandeng pemerintah untuk berkontribusi menyukseskan program penguatan sektor IKM/UMKM di Indonesia.

4

MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21


Tokoh Berbicara mengenai perkembangan technopreneurship di Pulau Dewata, maka tak lengkap bila belum menyebutkan nama Ni Wayan Sri Ariyani. Sosok perempuan satu ini sejatinya merupakan dosen di program studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana. Hanya saja ia juga aktif berkiprah sebagai pengusaha di bidang teknologi informasi. Perempuan kelahiran Bangli, 3 Mei 1967 tersebut saat ini memimpin PT Baliyoni Saguna, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sudah eksis selama dua dekade lebih.

Ari, demikian ia disapa, dikenal sebagai sosok yang selalu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk berkegiatan produktif. Terbukti di luar kesibukan sebagai pengajar dan pebisnis, ia juga aktif di bidang konsultan TI. Sering juga berkesempatan menjadi konsultan perencanaan teknologi informasi atas permintaan dari beberapa instansi pemerintahan di kabupaten maupun kota di Bali dan Nusa Tenggara. Wanita yang memiliki hobi jalan-jalan dan bermain golf ini juga telah menyelesaikan beberapa penelitian, khususnya di bidang technopreneurship. Ia berhasil menerbitkan beberapa buku serta kerap diundang sebagai narasumber dalam kegiatan inkubator bisnis di perguruan tinggi.

MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

5


Tokoh Menjawab Tantangan Masa Pandemi Sebagai sosok yang lama berkecimpung di dunia pemasaran, Ari melihat adanya tantangan besar yang harus dihadapi pelaku usaha di masa pandemi ini. Persoalan yang kini ditemui adalah bagaimana agar dapat menggerakkan sektor Industri Kecil, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di tengah penurunan daya beli masyarakat serta kebijakan pembatasan sosial. Menjawab tantangan itu, Ari bersama tim profesional PT Baliyoni Saguna menghadirkan platform digital tempat mempertemukan penjual dan pembeli secara online. Sebuah marketplace bernama BaliMall.id diluncurkan untuk mewadahi para pelaku IKM/UMKM di Indonesia dalam memasarkan produk lokal. BaliMall.id baik dari segi sistem dan penggunaannya sudah jadi serta siap pakai sehingga para pengrajin tidak perlu khawatir. Tim BaliMall.id akan terjun langsung dan membantu pengrajin dalam proses packaging, pengambilan foto dan pembuatan deskripsi produk. Platform digital ini pun telah mendapat dukungan langsung dari pemerintah daerah Bali dan Indonesia, telah bergulir sejak pertengahan tahun 2020 lalu. Diharapkan lewat platform digital marketplace BaliMall.id, para pengusaha lokal tetap menggeliatkan usaha mereka di tengah situasi pandemi.

Ari cukup beruntung karena usahanya masih eksis selama pandemi berlangsung. Permintaan terhadap perangkat teknologi informasi masih tetap ada. Di sisi lain brand Baliyoni sudah lama dikenal. Sejak didirikan pada tanggal 3 Mei 2000, Baliyoni telah melayani kebutuhan teknologi informasi dan komunikasi puluhan institusi pemerintah maupun pihak swasta. Kontrol kualitas yang ketat terhadap proses dan hasil akhir pekerjaan menjadikan Baliyoni tetap eksis hingga hari ini. Perjalanan Menggapai Karier Ari sudah menaruh minat di bidang pemasaran sejak usia kanak-kanak. Di saat anak-anak lainnya tumbuh dalam keceriaan aktivitas bermain, Ari justru banyak menghabiskan waktu untuk berjualan. Sewaktu duduk di bangku sekolah dasar, ia sudah mengaplikasikan jiwa kewirausahaan dengan menjajakan kue di sekolah. Selepas sekolah ia kembali melanjutkan kegiatan berdagang dengan memasarkan kue ke asrama-asrama yang ada di lingkungan tempat tinggalnya. Melihat usaha Ari kecil dalam mengumpulkan pundi-pundi rupiah, bisa jadi akan banyak yang mengira dirinya terpaksa melakukan demi membantu perekonomian keluarga. Nyatanya Ari dilahirkan dari kalangan keluarga yang bisa dikatakan berkecukupan. Soal biaya hidup, ia sebetulnya tidak perlu khawatir sebab penghasilan orang tuanya cukup

6

MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21


Tokoh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ari tidak memiliki alasan lain mengapa ia melakoni usaha berjualan kue selain karena memang menyukai kegiatan tersebut. Kesibukan Ari dalam berwirausaha ternyata cukup menyita waktunya. Semakin lama ia kehilangan waktu untuk belajar, namun tidak mempengaruhi nilai akademisnya. Ada satu mata pelajaran yang sangat disukainya yaitu matematika. Urusan hitung menghitung, ia memang jagonya sehingga nilai Ari untuk mata pelajaran ini bisa dikatakan sangat memuaskan. Tibalah pada masa menjelang memasuki perguruan tinggi. Di saat kebanyakan teman-teman sekolahnya telah mampu menentukan langkah menuju kampus yang diinginkan, Ari justru menghadapi kebingungan memilih jurusan. Pihak keluarga mendorongnya untuk bisa mengambil kuliah di Fakultas Kedokteran, namun ia menolak permintaan tersebut lantaran merasa kurang menguasai ilmu biologi. Akhirnya ada satu jurusan yang menarik minat Ari yaitu teknik elektro. Tak main-main, ia mencoba peruntungan dengan mendaftar di salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Melalui perjuangan yang tidak mudah, ia

dinyatakan lolos sebagai mahasiswa di Universitas Udayana dan kemudian semester 6 dicangkok ke Institut Teknologi Sepuluh November di Surabaya. Sejak itu perjalanan Ari dimulai dalam mencari ilmu dan pengalaman di perantauan. Akhirnya di tahun 1992, ia berhasil meraih gelar sarjana Strata 1. Setelah menamatkan kuliahnya, Ari diterima menjadi dosen di Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana tahun 1993. Pada tahun 2009 ia berhasil menyelesaikan studi Program Magister/S2 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana bidang manajemen marketing. Kemudian berhasil meraih gelar Doktor atau S3 bidang manajemen marketing di Universitas Udayana pada tahun 2015. Melalui kisah perjalanan hidup Ari dapat dipetik pelajaran bahwa siapa pun berkesempatan meraih kesuksesan. Setiap individu dari berbagai latar belakang pendidikan, sosial, ekonomi berhak untuk sukses asal memiliki kemauan yang tinggi untuk mewujudkannya. Selain itu, sikap konsisten Ari dalam menekuni bidang yang disukai juga dapat dijadikan insipirasi bagi insan lainnya, khususnya para perempuan yang juga ingin menjadi technopreneur seperti sosok Ni Wayan Sri Ariyani.

MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

7


Tokoh

Afirmasi Melepaskan Pendidikan Spesialis Demi Menjadi Ibu Rumah Tangga yang Mandiri

Ayu Gede Ratih Astarida Owner Myka Baby & Kids Shop

‘Kebetulan-kebetulan’ di dunia ini, tak bisa dianggap sebagai kebetulan semata. Ada pengaruh atau alasan yang melatarbelakangi terjadinya suatu peristiwa. Ratih Astarida salah satunya, ia yang umumnya berprofesi sebagai dokter seperti ayahnya, kemudian memilih untuk berwirausaha. Hal ini tanpa sengaja setelah ‘mencontek’ karya ayahnya yang juga seorang pengusaha pendiri klinik kesehatan. Namun ada perbedaan yang mendasar, ia akhirnya lebih condong sebagai wirausaha, yakni melakoni pekerjaan paling mulia, sebagai ibu rumah tangga.

Ratih Astarida lahir sebagai wanita asli Bali dari ayah seorang dokter dan ibu bergerak di bidang kecantikan. Dalam perjalanan meniti karier, ayahnya menjadi wiraswasta dengan mendirikan klinik, sedangkan ibu memilih untuk fokus membantu ayah membangun karier bersama. Melihat kesuksesan ayahnya, anak pertama dari empat bersaudara ini, kemudian melanjutkan kuliah di fakultas kedokteran di daerah Jember. Setelah lulus, Ratih sempat ikut mengelola klinik milik ayahnya untuk mengetahui secara langsung bagaimana jalan proses melayani pasien. Sebagai anak pemilik klinik, tak ada perlakukan berbeda yang ia dapatkan, justru ia lebih menghormati seluruh staf klinik, karena mereka lebih senior dalam ilmu maupun pengalaman di dunia kerja medis. Setelah setahun di klinik, Ratih Astarida kemudian magang di RS Wangaya.

8

MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

Saat akan melanjutkan kuliah kembali, ia dan suami memutuskan untuk menikah, sehingga ia menunda pendidikan. Ditambah faktor kehamilan, membawanya kembali harus mundur dari kuliah. Di kelahiran anak pertama, saat memenuhi kebutuhan bayi di sebuah baby shop, Ratih Astarida mulai tertarik untuk memiliki sebuah toko perlengkapan bayi. Saat anak pertama berusia 2 tahun dan anak kedua lahir, keinginan tersebut menguat. Di tengah kebimbangan melanjutkan pendidikan dan membuka usaha, tanpa sengaja ia menemukan lokasi yang cocok untuk membuka usaha yang ingin ia dirikan. Kebetulan saat itu, ia dan suami masih memiliki tabungan, ia ambil saja kesempatan tersebut. Dirintislah toko perlengkapan bayi “Myka Baby & Kids”.


Tokoh Berlokasi di Jl. Gunung Sanghyang No.197, Kerobokan Kaja, Kuta, Badung, Myka Baby & Kids menawarkan kebutuhan dan perlengkapan bayi seperti pakaian, peralatan makan dan minum, popok, pompa asi, teether, stroller serta vitamin dan perlengkapan untuk menjaga kebersihan dan kehigienisan buah hati di masa pandemi. Sebagai pengalaman perdananya dalam mendirikan usaha, Ratih Astarida merasa harus banyak belajar, salah satunya dalam menjaga kualitas produk yang dijual agar tetap dengan harga yang terjangkau bagi ibu-ibu muda masa kini. Ia secara mandiri mencari dan menentukan barang-barang yang akan ia pajang. Begitu pula hiasan dan dekorasi toko, ia padu padankan sesuai dengan pengetahuannya, tak kalah dengan baby shop yang ada di kota dan nyaman untuk lokasi perbelanjaan kebutuhan anak oleh orang tua.

Tantangan yang lebih serius adalah melengkapi dan menambah produk-produk di toko agar tetap bisa bersaing dengan baby shop lain di kota Denpasar dari segi kelengkapan dan harga yang terjangkau. Mengingat lokasi yang dipilih Ratih Astarida, memang sengaja mencari yang tidak di pusat kota Denpasar, karena toko serupa sudah begitu mudah dijumpai. Demi menghadap persaingan, Myka Baby & Kids tak hanya lewat jalur offline, ‘berkabar’ di media sosial pun gencar dilakukan, karena budaya masyarakat yang mulai tergeser dan tidak sedikit yang lebih menyukai belanja secara online. Ratih Astarida pun bekerja sama dengan beberapa marketplace yang sangat membantu dalam kondisi pandemi. Jauh dari lubuk terdalam Ratih Astarida, ia mengungkapkan lebih terpanggil hatinya untuk menjadi ibu rumah tangga yang fokus mengurus suami dan anak-anak. Bisa jadi setelah melalui proses kegalauan soal pendidikan hingga akhirnya mendirikan usaha, adalah afirmasi positif yang tanpa sengaja mengalir dan terwujud begitu saja atas restu Sang Pencipta. Setidaknya ia bisa mengatur waktu lebih fleksibel dan bersyukur tentunya, karena apapun keputusan yang ia ambil, ia diberikan kebebasan dalam memilih dan dukungan dari keluarga pun tak pernah lepas untuk menjadi ibu rumah tangga yang mandiri. MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

9


Tokoh

Mendulang Sukses di Masa Depan setelah Pelajaran Hidup di Masa Kecil

drg. Ni Wayan Sumartini Owner Wirta Medika

Lahir dari orang tua tanpa berbekal pendidikan sama sekali, Ni Wayan Sumartini sejak kecil harus mengambil pekerjaan untuk bekal sekolah. Bersyukur seiring berganti hari, ayahnya yang bekerja sebagai tukang ukir, bertemu dengan wisatawan asing yang memborong seluruh hasil karyanya. Modal pun didapatkan, sehingga di usia sekitar 17-18 tahun Wayan Sumartini bisa menyaksikan usaha tersebut semakin maju dan berkembang. Meski telah sukses mempekerjakan beberapa karyawan dan mampu membuka toko sendiri, Wayan Sumartini mulai berpikir tentang realita ke depannya, apakah usaha ini akan dapat terus bertahan. Sebagai anak pertama, ia merasa memiliki tanggung jawab untuk menuntun saudara-saudaranya agar bijak mengambil langkah karier ke depannya. Sedangkan ia pribadi, memilih untuk melanjutkan ke Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Mahasaraswati. Tak hanya membekali pendidikan di kedokteran, Wayan Sumartini merasa masih membutuhkan skill untuk mengimbangi usaha ayahnya maupun profesinya nanti. Jadi di malam harinya, ia memanfaatkan waktunya sebijak mungkin dengan melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra Inggris, agar cita-citanya untuk menjadi orang sukses nantinya tercapai, terutama menaikan derajat keluarga yang lebih dihargai dan dihormati.

10

MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

Wirta Medika Jl. Raya Ketewel No.12, Gianyar


Tokoh Pilihannya berkarier sebagai dokter, Wayan Sumartini putuskan agar ia tak bergantung bekerja dengan orang lain, terlebih saat ia memiliki keluarga nanti, nasib anak-anaknya jauh lebih baik dibandingkan kehidupan di masa kecilnya dulu. Namun nasihat dan cara mendidik ayahnya tak akan pernah ia tinggalkan begitu saja, berharap ia sebagai orang tua mampu menerapkan hal tersebut kepada anak-anaknya, terutama soal menanamkan karakter yang mandiri. Dalam perjalanan meniti pendidikan di bangku kuliah, Wayan Sumartini sempat diminta untuk melanjutkan usaha orang tua. Tiada penolakan darinya, ia pun menjalankan usaha tersebut sebaik mungkin. Karena sempat merasakan nikmatnya mendapat penghasilan dari usaha sendiri, tak menampik ia sempat tergoda untuk tak melanjutkan kuliah. Hingga setelah cuti selama dua tahun, ia akhirnya mampu menyelesaikan kuliah.

Aktivitas dan staf Wirta Medika

Bersama keluarga tercinta

Keputusan Wayan Sumartini untuk kemudian mendirikan usaha klinik gigi “Wirta Medika” yang berlokasi di Jl. Raya Ketewel No.12, Ketewel, Sukawati, Gianyar memang tak salah. Dengan mencantumkan nama ayahnya, tak membutuhkan waktu lama, ia mendapatkan pasien yang berkunjung ke klinik yang didirikan tahun 2001 ini. Hanya saat pandemilah, klinik yang harus sempat ditutup sementara dan pengurangan kapasitas pengunjung harus dilakukan, demi mengendalikan potensi penularan virus Covid-19. Mau tidak mau, Wayan Sumartini harus mengikuti peraturan pemerintah demi saling menjaga diri dari penularan virus ini. Ia pun berkomitmen akan terus lebih menjaga kebersihan klinik Wirta Medika, tak hanya di musim pandemi, bahkan bila kondisi ini diharapkan sudah mampu lebih dikendalikan ke depannya. Agar masyarakat Bali khususnya, dapat beraktivitas normal kembali dan menemukan kestabilan pada rezeki. MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

11


Tokoh

Meski tak menurunkan pekerjaan dari orang tua yang merupakan penjahit, pada akhirnya Komang Ayu Kusuma Dewi merintis usaha yang tak lepas dari kain dan benang. Awalnya terinspirasi memproduksi buah tangan atau suvenir, di mana Bali sebagai tanah pariwisata, ia mencari ide kira-kira barang seperti apa yang bisa ia produksi. Targetnya pun tertuju pada kaum hawa yang suka berbelanja, kemudian muncul ide menciptakan tas-tas payet. Seiring dengan tren tersebut yang perlahan mundur, ia tak berhenti begitu saja, dengan lebih mengembangkan seni dalam usahanya yakni memproduksi tas lukis dan juga merambah ke pakaian. Komang Ayu Kusuma Dewi Owner Shagida Bali Fashion Art

Hargai Budaya Lokal melalui Hasil Karya dalam Negeri Orang tua Komang Ayu Kusuma Dewi cukup terkenal sebagai penjahit seragam kantor di Pasar Tabanan. Hampir setiap harinya pemandangan produksi pakaian dengan mempekerjakan beberapa karyawan sudah tidak asing lagi semasa kecilnya. Tak hanya di toko, di rumah pun, bahkan sampai saat ini di usia yang sudah menginjak kepala tujuh, mereka masih beraktivitas, namun bukan sebagai penjahit, melainkan sukses di usaha jual beli mobil. Sejak SD hingga SMA, Komang Ayu Kusuma Dewi menghabiskan waktu di Tabanan, hingga akhirnya mendirikan Shagida Bali Fashion Art pada tahun 2006 yang pada awal rintisannya berlokasi di kediaman sendiri yang ia sulap layaknya sebuah galeri. Dari upayanya tersebut ia mendapat tamu kehormatan dari latar belakang suami di kepolisian hingga tamu negara, yang membuatnya semakin termotivasi untuk membawa usahanya lebih maju lagi. Diperhatikan usaha ini semakin memiliki prospek yang menjanjikan ke depannya, Komang Ayu Kusuma Dewi kemudian mencari lokasi sekaligus tempat tinggal yang strategis

12

MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21


Tokoh

ke depannya, kebetulan suami pun pindah dinas ke Denpasar, jadi waktu dan kesempatan tersebut begitu bertepatan. Ia pun menemukan lokasi Shagida Bali Fashion Art yakni di Jl. Tukad Yeh Ho VI. No.9A, Panjer, hingga saat ini. Nama “Shagida” sendiri merupakan singkatan yang diambil dari nama tiga orang anaknya, “Sandra, Ogi dan Dea”, ide tersebut terpikirkan begitu saja, sama halnya menekuni usaha ini secara otodidak. Terlebih setelah pindah dari daerah satu ke daerah lain, munculah usaha ini yang sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar. Namun ternyata tidak mudah mencari sosok pelukis yang cocok dipekerjakan dalam melukis di media yang tidak lumrah digunakan. Akhirnya setelah dilakukan seleksi demi seleksi, pelukis pun ditentukan sesuai dengan syarat dan karakter dari produk Shagida Bali Fashion Art yang mencintai budaya lokal, tapi juga tak ketinggalan dengan tren. Kombinasi cat khusus yang bisa dipadukan dengan media berupa kanvas, kain endek Bali dan kain tenun, telah menghasilkan berbagai tampilan tas yang menarik dan kualitas terbaik tanpa ketinggalan detail seni lukis atau hand painted untuk tali tas yang menggunakan bahan kulit asli. Dari kerapihan dan keindahan produk yang dihasilkan, harga yang

ditawarkan bervariasi dimulai dari 35 ribu hingga 1 juta ke atas. Sebagai owner Shagida Bali Fashion Art, Komang Ayu Kusuma Dewi sangat menjaga kualitas mulai dari bahan baku, proses pembuatan sampai pengemasan. Tahap perawatan produk pun sudah tercantum dalam label, sehingga pembeli mengerti cara merawat tas masing-masing. Tak sampai di sana, Shagida Bali Fashion Art juga membuka kelas melukis bagi yang tertarik dan penasaran untuk mencoba. Dengan peralatan dan bahan yang disediakan, mereka tak hanya akan menambah pengalaman baru, tapi juga timbul rasa menghargai dari proses produksi produk yang tidak mudah. Dalam perubahan ‘musim pandemi’ ini diungkapkan Komang Ayu Kusuma Dewi mengalami penurunan sebanyak 60%. Cara ia dalam menyiasati agar terus mempertahankan usaha ialah memberikan promo diskon dan terus berinovasi menambah jenis produk meliputi pakaian rumah sehari-hari seperti daster. Penjualan online juga gencar dilakukan ke seluruh Indonesia, untuk meningkatkan penjualan, sembari terus berharap pandemi ini akan segera berakhir dan pariwisata kembali diramaikan oleh wisatawan domestik maupun internasional, demi tujuan terus mempromosikan dan berani bersaing melalui produk terbaik dalam negeri.

MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

13


Tokoh Seolah tak pandang waktu dan tempat, dalam musim krisis pandemi ini, Ngurah Consullting tak berbeda dari hari biasa, menerima beberapa kasus sesuai dengan pelayanan jasa yang diberikan di luar dari pelayanan jasa utama sebagai konsultan pajak. Hal ini pun diharuskan Ngurah Consulting tetap professional dalam bekerja, selaras dengan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintahan dan menteri kesehatan. Demi menjaga image kantor yang berlokasi di Pertokoan Nakula Plaza, Jl. Nakula, Legian, Kuta, Badung ini selalu terdepan dalam membantu penyelesaian masalah.

Anak Agung Ngurah A. Setiawan, SE.,SH.,MM.,BKP. Owner Ngurah Consulting Tax Consultant

Konsep Produktif di Setiap Sisi Kehidupan

Ngurah Consulting yang awalnya hanya bertindak sebagai konsultan pajak, kemudian terbuka menangani kasus yang berhubungan dengan hukum, properti salah satunya, demi tetap aktif di tengah pandemi. Keuletannya membangun usaha ini, bermula dari bagaimana ia menyaksikan orangtua yang memiliki usaha kecil-kecilan, namun sukses mengantarkan pendidikan anak-anaknya hingga di bangku kuliah. Pengalaman hidup ini, tanpa sengaja tertanam dalam diri A.A Ngurah Setiawan merintis kariernya dari nol, yang diawali langkahnya bekerja di sebuah perusahaan garmen.

Jauh sebelum menginjak usia matangnya, A.A Ngurah Setiawan lahir di tengah keluarga yang kekurangan, kondisi ini menyebabkan ia harus bekerja yang sekiranya bisa menambah uang bekal untuk sekolah. Di usia remaja, orang tua yang kian menanjak perekonomiannya, memiliki sebuah bemo untuk mengangkut penumpang dan membantu orang tuanya untuk melakukan berbagai macam pekerjaan.

Kantor dan staf Ngurah Consulting

14

MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21


Tokoh

Aktivitas di Ngurah Consulting

Bersama keluarga tercinta

Kebiasaan sudah menghasilkan uang sendiri sejak kecil, pun memberikan pengaruh positif bagi kehidupan A.A Ngurah Setiawan seiring bertambahnya usia. Sikap mandirinya semakin menjadi, saat tiba masanya untuk menentukan jalan karier yang sesuai dengan minatnya, di mana sejak remaja ia sudah bercita-cita sebagai akuntan sekaligus pengusaha. Setelah lulus dari kuliah di fakultas ekonomi, A.A Ngurah Setiawan sempat bekerja di akuntan publik selama empat tahun, posisi internal control di perusahaan dealer dan terakhir di bidang garmen, perusahaan yang paling lama ia tinggali selama 20 tahun, dari posisi akunting, finance, HRD dan general manager. Usia yang semakin bertambah dan kebutuhan terus meningkat, A.A Ngurah Setiawan sadar diri harus memiliki sebuah usaha. Ia pun membayangkan akan memiliki kebanggaan tersendiri nantinya, bila mampu mempekerjakan karyawan nantinya melalui usaha yang ia dirikan atas kerja kerasnya sendiri. Sebuah perusahaan bernama “Ngurah Consulting” didirikan tahun 2009 dengan jumlah empat orang karyawan di awal perintisannya. Dalam konsep desain yang

ditata oleh ide dari diri sendiri, A.A Ngurah Setiawan membuka perusahaannya dengan sikap siap dan berani mengakui apa yang menjadi kelemahan dan kekuatan perusahaan. Selama memahami kondisi perusahaan, kita akan menemukan jalan keluar bagi setiap tantangan yang akan dihadapi atau menghindari risiko-risiko yang tidak perlu dilakukan. Mengingat kompetitor di bidang pelayanan jasa konsultan pajak, pengacara atau advokat yang sama juga akan terus bertumbuh, meningkatkan skill dengan melanjutkan pendidikan S2 pun dilakukan A.A Ngurah Setiawan, demi menjamin kelegalan perusahaan Ngurah Consulting dan menjaga kepercayaan klien. Namun ia juga tak mau terlalu berambisi mengejar target, terpenting produktif saat jam kerja dan produktif di luar perusahaan, cukup waktu untuk beristirahat dan kualitas waktu bersama keluarga. Sebagai pimpnan perusahaan, ia meyakini bila kebutuhan para karyawan sudah dilakukan secara selaras dan seimbang, kinerja sumber daya manusia akan berjalan baik dan membawa perusahaan pada keberhasilan. MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

15


Tokoh

Tumbuh sebagai Insan yang Profesional dalam Memberi Pelayanan dan Jasa di Dunia Medis Lahir di Denpasar, namun tinggal di daerah pariwisata, yakni Tuban, dr. I Putu Anom Nurcahyadi memiliki ketertarikan dunia hospitality dan kesehatan. Saat dua bidang tersebut diterima, ia akhirnya memilih jalur di ranah kesehatan, terinspirasi dari ibunya yang berprofesi sebagai bidan, hatinya pun terdorong berkecimpung di dunia yang sama.

Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, dr. Anom terjun ke lapangan, dengan sempat bekerja di Klinik daerah Kuta, sesuai dengan minatnya pada medical tourism. Alumni SMAN 4 Denpasar ini, kemudian berlanjut di rumah sakit berstandar internasional, BIMC Siloam Nusa Dua, yang semakin membuka pandangan dan pemilikirannya, bahwa ilmu yang ia dapatkan di pendidikan formal dengan praktik secara langsung, masih banyak perlu penyesuaian. Penyesuaian tersebutlah yang khususnya mengenai kebutuhan medis dan kemampuan finansial pasien yang menjadi fokus dr. Anom didampingi perawatnya, Ns. Nyoman Santi Anggari, S.Kep, yang memiliki ilmu dan pengalaman dalam IPCN atau Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi. Berdasarkan visi dan misi yang sama, mereka pun sepakat untuk mendirikan medical assistant, lebih mengerucut dari wajah medical

16

MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

dr. I Putu Anom Nurcahyadi Owner Shanti Medical Care

tourism, yang ditentukan oleh pelayanan setiap fasilitas penyedia pelayanan. Terutama yang mengalami penyakit yang biasanya disebabkan proses adaptasi dengan kondisi cuaca Bali yang berbeda dengan negara asal mereka, seperti diare. Pria asal Penebel, Tabanan ini akhirnya mendirikan “Klinik Shanti Medical Care” yang berlokasi di Jl. Majapahit No.18A, Kuta, Badung. Meski sempat berada di dua pilihan karier yang membuatnya tertarik, yakni berkecimpung dalam hospitality seperti alm. ayahnya, yang membuat dr. Anom pun sempat ingin melanjutkan di STP Nusa Dua. Namun melihat bagaimana perjuangan ibu sebagai single parent yang menginspirasinya telah berjuang dalam menyekolahkannya, ia tak mau tanggung-tanggung dalam memutuskan pilihan. Tekadnya pun semakin bulat untuk memilih fakultas kedokteran.


Tokoh Setelah menempuh pendidikan dokter selama 5,5 tahun, dr. Anom dihadapkan pada pilihan, apakah akan melanjutkan ke pendidikan spesialis, manajemen atau menjadi entrepreneur. Dalam prosesnya pencarian jati kariernya, ia pun akhirnya mendirikan fasilitas kesehatan, pada Oktober 2018, dengan segala tantangannya, tak hanya soal modal, terlebih dalam pemasarannya yang tepat sasaran, terutama lewat media sosial. Namun, bagi dr Anom menjadi sebuah hal penting untuk menjaga kualitas pelayanan dalam dunia medis yang menjadi cerminan pariwisata di Bali. Klinik Shanti Medical Care lahir dari adanya kesenjangan antara kualitas dan harga pada fasilitas kesehatan medical tourism. Dalam kondisi tersebut, kemudian berupaya menjawab dan memperbaiki kondisi tersebut dengan memberikan tiga pilihan layanan utama dalam klinik yang memiliki visi “Our best packages, best price, excellent service” yaitu Severe Hangover, Bali Belly dan

Health Wellbeing. Untuk pelayanan pendukung lainnya meliputi Home care service, vaccination, accupuncture, physiotherapy dan mobile service treatment. Dalam adaptasi kerja di kondisi pandemi ini, bisa dikatakan ada rasa kekhawatirkan para tenaga medis yang baru terjun ke lapangan, bila terpapar virus dengan kesehatan pribadi. Namun sebenarnya tidak perlu ada yang perlu dibawa khawatir secara berlebihan, karena apapun pekerjaan di dunia ini pasti memiliki faktor risiko masing-masing. Sebagai insan di dunia medis, yang sudah pasti mengerti ilmu dan dibekali penerapan APD (Alat Perlindungan Diri) dalam memproteksi virus ini, diharapkan akan terus membawa kinerja tenaga kesehatan tetap profesional dalam melayani masyarakat. Masyarakat pun dihimbau agar jangan lengah, untuk tetap menjaga protokol kesehatan dan mengikuti kegiatan vaksin, guna menjaga dan meminimalisir penyebaran virus yang berasal dari interaksi antara pasien dan nakes.

Pelayanan yang diberikan Shanti Medical Care MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

17


Tokoh

Membangun Relasi dengan Memberikan Ketulusan dalam Melayani Customer Dari Desa Pangkunggayung, Kabupaten Negara, I Gede Suartawan nekat merantau ke Kota Tabanan meski dari orang tua yang bekerja sebagai petani tak memberikannya restu. Meski demikian, tekadnya pun bulat, setelah tamat SMP dengan hanya berbekal uang 60 ribu rupiah, ia bekerja di sebuah bengkel, meski tak memiliki pengetahuan sama sekali tentang peralatan di bidang tersebut.

I Gede Suartawan

Owner Bengkel Ari Motor

Pilihan untuk meninggalkan pekerjaan sebagai petani yang telah diperkenalkan orangtua sejak kelas III SD, diakui olehnya sangat melelahkan, bahkan ia juga memiliki kewajiban beternak 17 ekor sapi. Didikan keras tersebut, mendorongnya untuk segera keluar dari rumah dan merantau ke kota. Di bengkel, Gede Suartawan diizinkan untuk tinggal, sekaligus mempelajari pekerjaan yang menarik minatnya. Ia pun berinisiatif bangun di pagi hari untuk membantu tuan rumah mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu dan mencuci piring. Selama 1,5 tahun rutinitas tersebut ia kerjakan tanpa mengharapkan gaji, karena ia tulus mengerjakannya, terlebih karena ia telah diizinkan untuk belajar di bengkel tersebut dan dibiayai segala kebutuhannya. Setiap enam bulan sekali, Gede Suartawan menyempatkan diri untuk pulang ke rumah. Dengan tanpa tangan kosong, ia pun dibekali uang dan pakaian oleh orang tua angkatnya. Ya, kasih sayang tulus yang mereka berikan, memang sudah seperti orang tua sendiri, yang tak kalah membuatnya terharu, saat ayah angkatnya mengatakan, ia harus memiliki bengkel sendiri suatu saat nanti. Bengkel Ari Motor

18

MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21


Tokoh Selain bekerja di bengkel, Gede Suartawan sempat bekerja sebagai sopir truk menuju Jawa, selama setahun. Tanpa sepengetahuan ayah angkatnya, ia berbohong dengan mengatakan bahwa ingin pulang ke kampung halaman. Setelah kebohongannya terbongkar, orang tua angkatnya pun merasa kesal, karena ia mengambil pekerjaan yang tinggi rIsiko. Ia pun diberikan dua set peralatan bengkel dan kompresor agar tidak bekerja sebagai sopir lagi. Gede Suartawan kemudian join membuka bengkel pertamanya di daerah Grana, Desa Sangeh dengan ayah angkat. Servis yang ditawarkan meliputi kendaraan bermotor hingga truk. Karena tak sanggup memperpanjang kontrak, Gede Suartawan mencari lokasi lain untuk membuka bengkel kembali. Bengkel dengan nama “Ari Motor” beralamat di Jl. Raya Payangan, Melinggih, Gianyar, kemudian ia dirikan. Demi mempertahankan usahanya, ia pernah membuka bengkel selama 24 jam, terlebih di tengah kondisi pandemi ini. Ia juga tak jarang memberikan servis gratis pada layanan tertentu, spesial untuk pelanggan setia.

Suasana Bengkel Ari Motor

Gede Suartawan sebagai orang tua, tak memaksakan anak-anaknya agar berkarier seperti yang ia geluti. Ia lebih berharap untuk saat ini mereka berfokus dengan menjalankan pendidikan sebaik-baiknya. Agar di masa depan, mereka memiliki bekal hidup, dalam memilih apapun pekerjaan yang mereka ambil nantinya. Selebihnya berharap seluruh keluarga selalu diberi kesehatan, terutama orangtua. Ketulusan dalam mengelola usaha dan melayani pelanggan, sudah menjadi sistem yang wajib diterapkan di bengkel Ari Motor yang akan membuka cabang kedua. Hal ini dilakukan Gede Suartawan, demi menjaga hubungan positif yang tak hanya sebatas pemilik dan pelanggan, tapi juga membangun relasi yang berfungsi baik dalam membawa hidup ke arah yang terus membaik ke depannya. Karena bisa saja rezeki kita datang tak hanya datang atas usaha kita sendiri, tapi muncul dari hubungan teman ke teman yang terus dijaga kualitasnya.

Pelayanan di Bengkel Ari Motor MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

19


Tokoh

Berbagi Membukakan Rezeki untuk Orang Sekitar dan Karma Baik untuk Kita Di antara kelima saudaranya, I Gusti Made Catrayasa yang terbilang paling berani untuk merantau ke kota. Dari bangku SMP, ia menempuh jarak yang jauh untuk sampai di SMPN 1 Sulahan dari rumahnya yang berada di Banjar Malet Gusti, Desa Penglumbaran hingga melangkah ke Denpasar, membuka peluang karier. Ia tak mau berpasrah begitu saja, lahir dari orang tua sebagai petani di Bangli dengan penghasilan tak seberapa. Ia sudah memasang cita-cita di dalam hatinya, untuk menjadi orang yang sukses di masa depan, meski harus melalui proses kerja keras yang panjang dan tak mengenal istilah menyerah di tengah jalan.

I Gusti Made Catrayasa

Owner CV Karya Yasa Utama

Terlahir sebagai anak ketiga dari enam bersaudara, I Gusti Made Catrayasa sudah terbiasa harus bekerja sepulang sekolahnya membantu orang tua, demi memenuhi kebutuhan yang setidaknya terus mencukupi, meski tak terpenuhi secara keseluruhan. Setelah tamat dari SMPN 1 Sulahan, orang tua memperhatikan kemampuan yang dimiliki putranya dalam menempuh pendidikan di atas rata-rata saudaranya. Hal ini membuat ia lebih diutamakan untuk terus melanjutkan sekolah, memang terdengar tidak adil, tanpa disengaja ia pun berjanji dalam hatinya untuk membantu pendidikan adik- adiknya suatu saat nanti. Setelah tamat SMA, I Gusti Made Catrayasa baru bisa melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Univesitas Warmadewa atas biayanya sendiri, karena sembari bekerja mengikuti tender-tender pengadaan barang dan jasa kebutuhan sekolah. Tahun 1996 ia akhirnya meraih gelar sarjana dan kemudian tertarik untuk melanjutkan pekerjaan sebelumnya dengan membangun usaha yang semakin diseriusi yang berlabel “CV Karya Yasa Utama” beralamat di Jl. Gunung Lempuyang No.33, Tegal Harum, Denpasar Barat. Selama membangun usaha, ayah dari empat orang anak ini, mengaku tak ada kendala yang terlalu signifkan, hanya lebih memilih proyek pemerintah untuk saat ini

20

MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

Kantor CV Karya Yasa Utama


Tokoh melalui sistem online (SIPLah dan Mbizmarket). Ia pun tak memiliki strategi khusus dalm menjalankan usaha, hanya upaya jujur terhadap customer dan memberikan pelayanan yang terbaik. Selebihnya, di kondisi krisis pandemi, bisa memenuhi kebutuhan seharihari dan menggaji karyawan saja sudah bersyukur. Sesuai dengan passion di bidang pekerjaannya, I Gusti Made Catrayasa juga mengembangkan usaha di bidang lainnya, yaitu fotokopi di bawah naungan UD Indra Buana. Ketulusan I Gusti Made Catrayasa pada keluarga besarnya terutama dalam hal finansial, sudah tak perlu diragukan lagi, hal tersebut terbukti dengan keberhasilan adik bungsu dan keponakannya menjadi seorang polisi. Dan memberikan peluang usaha

Tirta Yatra bersama staf CV Karya Yasa Utama

kepada saudara-saudara lainnya di bidang laundry dan usaha ternak ayam. Atas upaya ini, ia bisa berbangga hati, karena sudah bisa mengahantarkan nasib keluarganya jauh lebih baik dibandingkan dengan nasibnya terdahulu. Di samping itu, peranan sang istri sangat mendukung setiap langkah dalam kesuksesan kariernya maupun dalam berkeluarga. I Gusti Made Catrayasa, selalu memberikan pesan moral kepada anak-anaknya agar senantiasa bersyukur atas apa yang mereka miliki saat ini. Wujud rasa itu, mereka aplikasikan dengan berbagi kepada sesama, terutama diperuntukan untuk kerabat terlebih dahulu, barulah di lingkungan sekitar, baik itu berupa materi maupun ilmu pengetahuan.

Bersama dengan keluarga MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

21


Tokoh

Tingkatkan Daya Saing Meski Tak Hadir di Kawasan Kota

I Komang Suwidnya

Owner Bengkel Ina Motor

Diawali dari ayah yang bekerja sebagai wiraswasta penggilingan padi, kemudian menurunkan bakat tersebut ke anak-anak termasuk I Komang Suwidnya untuk terjun berbisnis dan banyak belajar dari ayahnya. Meski di berkecimpung bidang yang berbeda, namun pesan dan kesan yang ditularkan telah berpengaruh positif pada perjalanan karier I Komang Suwidnya.

Diawali dengan kehidupan anak-anak I Komang Suwidnya, yang tak berbeda jauh dengan anakanak seumurannya. Ia dibesarkan oleh kedua orang tua dengan balutan kasih sayang dan pembekalan pendidikan, namun sang ibu hanya bisa menemaninya sampai di usianya empat tahun, dikarenakan penyakit yang diderita dan ayah meninggal, saat Komang Suwidnya duduk di bangku STM. Meskipun hampir 90% pendidikan teman-temannya di Ubud adalah memilih bidang pariwisata, ia lebih memilih melanjutkan ke STM di bidang otomotif, menjadi keinginan I Komang Suwidnya karena ia sempat bercita-cita sebagai pembalap motor dan pernah mengikuti event perlombaan di bidang tersebut. Kecintaan pada otomotif, kemudian ia lanjutkan dengan mengisi kegiatan sepulang sekolah dan mempraktikkan ilmu yang dimiliki dengan bekerja di sebuah bengkel. Perjuangan untuk melanjutkan biaya hidup sekaligus pendidikan setingkat perguruan tinggi, di support oleh kakak-kakak dari I Komang Suwidnya, yang kebetulan sudah berstatus sebagai PNS. Hingga akhirnya ia lulus pada tahun 1997, kemudian bekerja di sebuah bengkel selama 12 tahun.

Tampak depan Bengkel Ina Motor

Merasa cukup andal untuk mendirikan bengkel sendiri, Komang Suwidnya kemudian mendirikan Bengkel Ina Motor yang telah berjalan selama sembilan tahun. Usaha yang beralamat di Jl. Suweta, Ubud, Gianyar ini, Tampak dalam Bengkel Ina Motor

22

MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21


Tokoh mengangkat nama dari anak pertamanya, terinspirasi dari perusahaan tempatnya bekerja dahulu yang sukses menerapkan konsep demikian. Meski didirikan di lokasi yang jauh dari keramaian, I Komang Suwidnya mampu mematahkan ‘mitos’ tersebut dan membawa kesuksesan pada bengkel yang didirikan di atas tanah milik salah satu kakaknya. Ia pun telah memiliki pelanggan tersendiri baik lokal maupun turis, dengan berlandaskan pada pelayanan yang ramah, ulet dan kejujuran. Meski sempat terkendala dengan modal, akhirnya secara mencicil I Komang Suwidnya mampu melengkapi kebutuhan bengkel secara perlahan, dimulai dari peralatan dasarnya. Hingga sampai saat ini, bengkelnya tak kalah lengkap seperti bengkel-bengkel di kota pada umumnya. Bahkan bersyukurnya sampai pandemi ini, usahanya sebagai penawar jasa, masih dibuka untuk

masyarakat, mengingat kendaraan pribadi bersifat vital dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Hanya saja perbedaannya, jumlah pengunjung lebih dibatasi, demi menjaga protokol kesehatan. Untuk menjaga eksistensi Bengkel Ina Motor, I Komang Suwidnya berupaya mempertahankannya dengan meningkatkan kemampuan kinerja para karyawannya dan salah satu poin penting, agar meminimalisir komplain dari customer, salah satunya menjaga kebersihan kendaraan setelah selesai diservis. Ia pun menambahkan demi menjaga lingkungan, ia juga mengumpulkan barang-barang seperti kaleng-kaleng bekas dan besi tak terpakai untuk diberikan kepada pengepul, terlebih saat menunggu kendaraan selesai diperbaiki, agar kondisi lokasi tetap nyaman untuk customer.

Aktivitas di Bengkel Ina Motor MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

23


Tokoh

Cerminkan Tampilan Karakter Kuat

dengan Berbusana Kebaya Bali

Masa kecil Koming Pratiwi, ia lahir pada tahun 1986 di Kota Negara, tapi kalau ditanyakan daerah asal orang tuanya adalah di Ubud, karena faktor pekerjaan ayah yang merupakan seorang ABRI yang harus berpindah-pindah tugas. Hanya sampai usia tiga bulan di Negara, orang tua memboyongnya untuk merantau ke Timor Leste dan tinggal di sebuah asrama. Setelah 10 tahun itu, suatu hari ia meminta kepada ibunya, agar diizinkan untuk tinggal di Bali saja bersama tantenya, karena berpikir kehidupan di Bali akan lebih nyaman meski jauh dari orang tua. Lulusan dari bidang hukum, Universitas Udayana ini, menjalani kuliahnya sambil bekerja di sebuah perusahaan properti di Sanur. Dari kantor tersebut, ia pun mulai mengenal profesi notaris dan melanjutkan kuliah S2. Demi menutupi biaya 15 juta untuk kuliah, Koming Pratiwi kembali memutar otak untuk memperolah uang tanpa meminta kepada orangtua. Tanpa sengaja berawal dari mengonsep kebaya sendiri dengan hiasan payet-payetnya untuk keperluan acara di kampus, ternyata menarik hati teman-temannya. Dari sanalah ia mulai merasa kesempatan ini bisa ia jadikan sebagai ladang usaha baru. Keuletannya dalam mengembangkan butik yang bernama “Djuwita Kebaya Bali” pun membuahkan hasil, bahkan tak sedikit penjual online di media sosial yang mendompleng foto dirinya menggunakan kebaya hasil karyanya, hal ini tak mau membuatnya ambil pusing. Bila apa yang dilakukan bisa menghasilkan rezeki untuk mereka, tidak masalah. Apalagi rasa penasaran masyarakat juga mulai mencari tahu, siapa model perempuan yang sering muncul di media sosial, yang juga ternyata mendatangkan keuntungan baginya. Dari berlokasi usaha di depan kamar kos tiga tahun lalu, Komang Pratiwi sukses memindahkannya ke lokasi yang lebih strategis di Jl. Kubu Anyar No.108x, Kuta, Badung dan eksis sampai saat ini. Semuanya berkat dari manajemen keuangan yang harus pintar-pintar mengaturnya, apalagi membangun usaha di usia muda, tak sedikit ada panggilan sebagai kaum hawa untuk berbelanja. Bersyukurnya, ia sudah sempat merasakan hidup susahnya terdahulu, sehingga ada kemampuan untuk mengerem diri dari pergaulan mewah, jadi ia lebih memilih bijak dalam

24

MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

Koming Pratiwi Juwita Owner Djuwita Kebaya

mengalokasikan keuangannya untuk memajukan Djuwita Kebaya Bali. Dalam melayani customer, sudah menjadi kewajiban untuk memberikan pelayanan terbaik. Bila ada yang merasa dikecewakan, Djuwita Kebaya Bali berupaya mengatasinya sebaik mungkin. Bila disebut selalu mengikuti tren kebaya, Koming Pratiwi yang saat ini berprofesi sebagai PPAT kurang setuju, karena dalam pemilihan tipe kebaya, ia sesuaikan dengan panggilan hatinya dan kualitas kain. Maka tidak jarang saat ia mengenakan kebaya yang jarang disukai wanita kebanyakan, ia lebih memilih mengeksplorasi kain tersebut. Dari gagasangagasan inilah kemudian yang melahirkan kebaya dengan karakter tersendiri pada usahanya, bahkan tak sedikit dari pecinta kebaya, selalu meminta sarannya atau menjadikan Djuwita Kebaya Bali sebagai panutan mereka, sebelum memutuskan untuk memilih kebaya.


Informasi Tokoh Berada di dalam ruangan setiap hari untuk bekerja atau beraktivitas terkadang membuat Anda tidak sempat menjernihkan mata. Padahal, melihat hijau dedaunan tak hanya bisa menyegarkan mata, tetapi bisa membuat pikiran lebih rileks dan lebih tenang juga. Berikut beberapa jenis tanaman indoor yang bisa Anda pilih untuk ditanam di ruang kerja Anda.

Tanaman Indoor Hemat Air Cocok untuk Ruang Kerja 1. Monstera (Janda Bolong) Tanaman ini tergolong tanaman indoor yang mudah perawatannya karena masih bisa tumbuh meskipun Anda lupa. Permukaan daun monsterra lebar dan mempunyai lapisan seperti lilin yang menjadikannya sebagai tanaman indoor pembersih udara.

2. Sukulen Sukulen adalah tanaman indoor mini sejenis kaktus yang bentuknya beragam. Tanaman ini mudah beradaptasi dengan lingkungan meski dengan sedikit air. Namun, Anda perlu meletakkan sukulen di tempat dengan sinar matahari yang cukup

3. Sansevieria Tanaman ini dikenal juga dengan lidah mertua juga bisa dijadikan obat kulit. Perawatannya hanya perlu dijemur dua hari sekali. Lidah mertua merupakan tanaman indoor yang murah dan mudah kamu dapatkan. Meskipun begitu, tanaman ini ternyata juga bermanfaat untuk memperbaiki kualitas udara dan juga sebagai obat kulit alami.

4. Philodendron Tanaman hias ini memiliki daun tanaman ini berbentuk menyerupai panah yang bisa mempercantik ruang kerja Anda. Selain itu philodendron bisa menyerap polutan udara, menyegarkan ruangan dan juga menghasilkan oksigen. Anda hanya perlu meletakkannya di dekat jendela dan mengeluarkannya sesekali. Sumber : hipwee.com MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

25


Tokoh

Pesan-Pesan Pengusaha Bali Kepada Generasi Muda dan Bali di Masa yang akan Datang Harus taat dengan agama, tingkatkan dharma negara, lestarikan alam Bali.

Harus terus belajar, percaya dengan diri sendiri, harus membuat inovasi terus.

I Wayan Suardana, S.H. Owner Koperasi Kembang Jujur

Ni Putu Febby Indah Pratiwi Owner Klein Mooi Plant

Jangan pernah putus asa, lakukan dengan tulus ikhlas, bersemangat, iringi dengan doa.

Ayo generasi muda untuk maju ke depan. Jangan menyerah dalam kondisi apapun, pergunakan waktu sebaik mungkin.

Gusti Mangku Ambara Kusuma Owner Nio Nirmala Oil

Bagus Putu Yudha Mahaputra, S.T. Owner CV Arsa Karya Konstruksi

Jangan pernah menyerah dan kerja keras, berdoa dan usaha.

Ulet, tekun dan jujur. Cinta kasih dengan sesama, jangan iri dengki , harus selalu belajar.

Kadek Sokantara Owner UD Bali Sari 66

I Nyoman Karsana, S.E. Owner Krematorium Sagraha

Tekuni potensi yang dimiliki, lakukan yang terbaik.

Anak muda harus mengubah mindsetnya, jangan takut mencoba.

Wayan Sulandri Owner Klinik Graha Bunda

Wayan Widiana Owner Danakerti Dekorasi

26

Selalu kreatif, kembangin potensi, cintai produk lokal.

Manfaatkan waktu muda, waktu untuk berkreativitas, berinovasi dan jadilah orang yang bermanfaat.

Benny Santoso Owner Ini Tempe Bali

Ni Kadek Winie Kaori, S.E., M.M. Owner Kaori Group

MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21


Tokoh

MAJALAH BALI Vol 45 IX-7/21

27


Tokoh

InstagramMAJALAH BALI 28majalahbalicom

Vol 45 IX-7/21

Youtube

Majalah Bali

ISSUU

Majalah Bali

MAJALAHBALI.COM


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.