Issue #13: Challenges of Our Spaces

Page 1

PHOTO BY

Ernest Theofilus

Challenges of #13 Our Spaces MAY 2021

human and their living space during pandemic


#13


ONTENTS

DENNY SETIAWAN

11

REALRICH SJARIEF

18

Arsitek Sebagai Penanda Zaman

Pandemi: Masa untuk Berefleksi dan Beradaptasi

ATELIER RIRI

Dampak Pandemi dalam Dunia Kreatif-Desainer

DONNY MAHARDIKA

Analisis dan Imajinasi dalam Desain

24

38

LAAN ID

52

WORLDWIDE

CHALLENGES OF OUR SPACES

33

Urbanctuary

Paimio Sanatorium

TECHNOLOGY & INNOVATION 57

Human and Their Living Space During Pandemic

Hunian Nyaman dan Efisien dimasa Pandemi

46

28

GOLDEN SECTION

SONTANI & PARTNERS

CONTENTS

DESAIN

PERSPEKTIF

BIOPHILIC

Brings The Nature Indoor

61

STUDENT WORKS

75

DO YOU KNOW WHAT?

81

CONTRIBUTORS


ABOUT VISIARÇAKA Membangun kecerdasan, kecintaan, dan kelestarian dunia arsitektur nusantara yang berwawasan internasional.

MISIARÇAKA 1. Menyajikan informasi sesuai dengan realita dalam proses berfikir. 2. Menjadi acuan dan pedoman untuk memperkaya keilmuan dibidang arsitektur. 3. Membangun, mengajak dan menginspirasi pembaca untuk sadar, berpikir dan berkarya bagi masyarakat.

PENERBIT

Karya Virtual

PEMBIMBING

Dr. Ir. Y. Djarot Purbadi, M. T.

REDAKTUR PELAKSANA

Patricia Karenina B (Koordinator Biro)

PELINDUNG

AGENDA SEPEKAN ARSITEKTUR 2021 PAMERAN ARSITEKTUR TANGGAL ACARA: 2 Mei - 8 Mei 2021 OPENING HOURS: 01.00 PM VENUE: Zoom Meeting & LIVE Instagram

Adityo, S.T., M.Sc. (Kaprodi Arsitektur UAJY) Ir. H. Ahmad Saifudin Mutaqi, M.T., IAI (Ketua IAI DIY)

SEKRETARIS

Yacinta Valda V

PENASEHAT REDAKSI

PEMASARAN

Rosalin Citra Utami Kapa Bryan Dharmanta Skolastika Gadis Tabita Anita Purnama Sari

Stella Maris C K (Wakil Koordinator Biro)

EDITORIAL BENDAHARA

Patricia Karenina B (Koordinator Biro) Stella Maris C K (Wakil Koordinator Biro)

Letishia F S Pereira

WEBSITE issuu.com/arcaka SOCIAL facebook.com/majalah.arcaka instagram.com/majalah.arcaka CONTACT majalaharcaka@gmail.com

6

| MAY 2021 | ARÇAKA #13

ARÇAKA #13 | MAY 2021 |

7


TIM

REDAKSI

REDAKSI

Coronavirus (COVID-19) telah menyebar ke seluruh dunia melalui kontak fisik maupun udara. Pertama kali ditemukan di Wuhan, China, virus ini mulai menyebar ke seluruh dunia pada Desember 2019. Menurut Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, pasien yang terjangkit COVID-19 di Indonesia hingga pertengahan Maret 2021 telah mencapai 1.425.022 kasus. Berdasarkan angka tersebut, Indonesia memiliki kasus COVID-19 terbanyak di Asia Tenggara. Akibat virus ini juga, pemerintahan dari berbagai negara mulai mengubah regulasi kehidupan masyarakat. Aturan perihal pembatasan kontak sosial dengan semboyan #DirumahAja mulai didengungkan diberbagai sisi kota maupun negara. Hal ini mengakibatkan karantina panjang di rumah masing-masing hamper di seluruh penjuru negara. Melalui polemik ini, kita menyadari bahwa rumah memiliki pertambahan fungsi yang cukup banyak. Tak hanya untuk tempat tinggal, namun kita juga harus bekerja, sekolah, mengembangkan bakat, dan lain-lain. Dalam upaya menanggapi polemik dewasa ini, kemuidan kami mengambil tema "Challenges of Our Spaces: Human and Their Living Spaces During Pandemic”. Majalah Arcaka berfokus pada pembahasan perihal proses bagaimana pandemi mampu mengubah ruang gerak dan aktivitas manusia, yang difokuskan pada adaptasi tipologi bangunan residential dalam mencegah penyebaran virus corona serta kemampuannya dalam mewadahi fungsi-fungsi tambahan yang muncul akibat pandemi.

Patricia Karenina B Ars 18

Letishia F S Pereira Ars 19

Stella Maris C K Ars 19

Yacinta Valda Vania Ars 19

Arhetta Amadeus B Ars 19

Katarina Evelyn K Ars 19

Rizky Derian Basuki Ars 19

Gabriel Ramdeni Ars 19

Henrikus Wiku Dwi Ars 19

Amazia Micco Ars 19

Ni Putu Puspa Ars 20

Nicolas Armando Ars 20

Elfrida Citra Ars 20

Salam,

Patricia Karenina B Redaksi

8

| MAY 2021 | ARÇAKA #13

ARÇAKA #13 | MAY 2021 |

9


PERSPEKTIF PERSPEKTIF PERSPEKTIF PERSPEKTIF

“Ini masanya kita bicara kepada dunia, kita arsitek sedang berpikir dengan cara kita? masing - masing untuk mempersembahkan karya yang responsif terhadap zaman dan bisa menandai zaman. “


DENNY SETIAWAN

ARSITEK SEBAGAI PENANDA ZAMAN Text by Amazia Micco Photo Source: twitter.com

JEBAKAN MENGASYIKAN Denny Setiawan ialah arsitek muda Indonesia yang memiliki beragam kontribusi bagi dunia arsitektur Tanah Air. Keinginannya agar Indonesia tidak hanya dikenal dari kekayaan alam, namun juga kekayaan arsitekturnya, benar - benar sedang Ia wujudkan dengan berbagai macam upaya dan pekerjaan yang digeluti saat ini. Beliau merupakan seorang principal architect di Studio Denny Setiawan, serta aktif mengajar sebagai dosen di Universitas Bina Nusantara. Tidak hanya itu, Denny Setiawan juga mengemban tugas sebagai Wakil Sekretaris Jenderal di IAI pusat yang lebih banyak mengurus tentang hubungan luar negeri dan media publikasi, serta mewakili IAI di badan asosiasi profesi arsitek Asia yang bernama Arcasia. Arsitek yang masa kecilnya bercita - cita menjadi pilot tersebut bercerita bahwa banyak "jebakan mengasyikan" yang membawanya hingga mencapai titik sekarang ini. Bermula dari menjadi satu - satunya kandidat ketua HIMA semasa kuliah di Universitas Bina Nusantara, bahkan hingga diutus seorang diri oleh mantan ketua umum IAI Ahmad Djuhara (almarhum) ke Jaipur, India untuk mengikuti suatu forum. Namun, melalui "jebakan mengasyikan" tersebut justru mempertemukan beliau dengan banyak orang inspiratif dan mengubah kehidupan beliau hingga seperti sekarang. Di tengah pekerjaan dan amanat yang dipercayakan kepada beliau saat ini, Denny Setiawan beranggapan bahwa hidup tidak semata - mata mencari uang, namun juga tentang kontribusi yang baik meski dalam keterbatasan.

12 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

TUNTUTAN PERUBAHAN "Orang yang menolak perubahan akan diubah oleh perubahan", ujar Denny Setiawan ketika menjawab pertanyaan perihal seberapa besar pandemi mempengaruhi arsitektur. Pandemi ini mengubah segala sesuatu dan seluruh kehidupan umat manusia di dunia. Interaksi dan ruang gerak manusia seolah - olah dikekang dan menjadi tak leluasa lagi. Pandemi ini mengharuskan manusia untuk mengurangi mobilitasnya, dengan cara di rumah. Menurut Denny Setiawan, sebelum ditemukan obat COVID-19 dan kemarin sebelum maraknya tentang vaksinasi, beliau beranggapan bahwa vaksin terbaik untuk COVID-19 adalah rumah, dan seharusnya itu menjadi peranan arsitek dalam membuat rumah. Perubahan tidak hanya berhenti pada interaksi dan mobilitas manusia yang lebih dibatasi, namun menurut beliau pandemi ini juga turut merubah persepsi dan kesadaran manusia akan betapa pentingnya bermukim dan berarsitektur secara benar. Hal ini beliau rasakan salah satunya melalui klien yang semula kurang mempedulikan perihal seperti cahaya alami, kini mereka sadar betapa pentingnya cahaya matahari bagi kesehatan. Kemudian, secara tiba - tiba klien yang dulunya lebih memilih AC (air conditioner) sebagai nafas untuk hunian, sekarang dengan adanya pandemi klien lebih memilih untuk menggunakan penghawaan alami pada hunian mereka. Beliau beranggapan bahwa kemarin kita ditegur oleh alam untuk bertindak berarsitektur dengan semestinya dan kita menolak, sehingga sekarang perubahan itu akhirnya merubah cara kita hidup. Pada intinya, perubahan ini berhasil memaksa manusia untuk beradaptasi terhadap perkembangan zaman.

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 13


TANDA ZAMAN Di sela-sela perbincangan tim Arcaka dengan Denny Setiawan perihal pandemi, beliau mengungkapkan sebuah kalimat sederhana namun memiliki makna yang mendalam yang tentunya membuat kita berpikir dan bertanya kembali. Singkatnya kalimat tersebut berbicara bahwa arsitektur adalah tanda atau cerminan zaman. Rupanya bila digali lebih dalam, kalimat tersebut menjabarkan tidak hanya perkembangan arsitektur dari masa ke masa, namun juga menceritakan sejarah yang terus berulang. Menarik mundur ke masa lampau, Denny Setiawan memberi gambaran kepada kami dengan film kartun Flinstone, yang dimana pada film tersebut menceritakan manusia yang hidup dalam goa.

Source: id.aliexpress.com

DUA SISI PANDEMI Ibarat dua sisi mata koin, Denny Setiawan menjelaskan bahwa pandemi ini tidak hanya memberi dampak dan pengaruh buruk terhadap kehidupan, namun juga memberi nilai kebaikan bagi manusia. Sisi negatif dari pandemi ini tentunya memberi kepedihan bagi kehidupan umat manusia. Kehilangan rasanya menjadi kata-kata yang pas untuk menggambarkan keadaan saat ini. Kehilangan akan orang orang disekitar kita, hingga kehilangan hak kita manusia sebagai makhluk sosial, karena interaksi antar manusia yang dibatasi menjadikan manusia terasa lebih individualis. Namun dari berbagai dampak negatif tersebut, beliau beranggapan bahwa masih ada sisi positif khususnya bagi arsitektur.

14 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Menurut beliau dengan adanya pandemi COVID-19 ini, serta rumah yang menjadi satu-satunya tempat paling aman di masa pandemi, orang menjadi lebih peduli terhadap peran arsitek dalam membuat rumah, karena arsitek membantu untuk membangun hunian yang tanggap terhadap pandemi. Orang juga mulai sadar bahwa membangun rumah prosesnya tidak sembarangan, maka dari hal tersebut perlu diantisipasi dengan arsitektur yang baik. Seiring dengan maraknya perbincangan terkait desain arsitektur yang tanggap akan isu kesehatan pada masa pandemi ini di internet dan media sosial, beliau berkata bahwa itu suatu tanda bahwa kita memasuki masa distruption dimana arsitektur menjadi penting, sekaligus ini menjadi momen yang tepat untuk melahirkan lebih banyak arsitek, karena tantangan zaman membutuhkan arsitek yang baik.

Konon katanya pada zaman dahulu, manusia hidup nomaden dari goa ke goa, hingga pada akhirnya manusia menemukan tantangan yaitu hewan buas, yang mengharuskan manusia untuk mencari kayu dan membuat rumah panggung. Kemudian zaman berubah lagi dengan timbulnya tantangan baru yaitu penyakit. Tidak hanya itu, zaman berubah kembali, namun bukan berbicara tentang bagaimana manusia hidup, tetapi hidup manusia sebagai apa. Dari situlah muncul zaman Renaissance, zaman Barok dan Rokoko, dan sebagainya. Namun, zaman yang terus berubah dengan adanya tantangan yang selalu baru tersebut, tidak berhenti di masa itu, tapi hingga sekarang ini. Dengan adanya tantangan dan masalah yang ada dari masa ke masa, jawaban dari tantangan tersebut yang akan membawa ciri khas atau wajah tersendiri dari setiap masa.

NOMADEN

SEMISEDENTER HIDUP DALAM GOA

SEDENTER, RUMAH SEDERHANA

MODERNISASI

INDUSTRIALISASI

ABAD PERTENGAHAN

GAMBARAN TIMELINE TANDA ZAMAN H U N IAN M AN U S IA D AR I M AS A K E M AS A S U M B E R : H TTP S ://W W W .K IN C IR .C O M /C H IL L AX/E P IC -L IF E /H U N IAN -M AN U S IA-D AR I-M AS A-K E -M AS A-IG K 1C B V H 9Q R F

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 15


Menurut Denny Setiawan, sekarang adalah masa dimana orang bukan lagi fokus terhadap gaya atau citra namun lebih fokus kepada jawaban dari permasalahan yang mereka hadapi sehari-hari. Menikmati rumah yang berfungsi dengan baik menjadi lebih esensial dimasa sekarang ini. Maka dari itu, arsitek harus mampu menjadi jawaban dan memberi solusi dengan tantangan zaman yang ada melalui adaptasi desain dengan paradigma berpikir yang baru. Jika kembali pada masa sekarang, pandemi COVID-19 adalah tantangan baru yang berhasil mengubah cara hidup serta persepsi manusia sekarang ini. Beliau juga beranggapan bahwa melalui virus ini tidak hanya akan mengubah persepsi ber-arsitektur, namun juga mengubah wajah arsitektur beberapa tahun kedepan. Beliau juga menceritakan bahwa sebelum adanya pandemic COVID-19, ada tantangan tentang perubahan iklim yang menyebabkan Kutub Utara mulai mencair, yang beberapa tahun lalu pernah digaungkan dengan harapan mengubah cara hidup manusia. Namun, perubahan iklim ternyata tidak mempan untuk menakut-nakuti manusia. Justru sekarang adanya tantangan pandemi ini bisa menjadi momentum untuk manusia kembali ke cara hidup dan bermukim yang benar serta selaras dengan konteks zaman.

Source: idea.grid.id

Souce: www.arcasia.org

Source: www.acyagallery.com

Satu Virus Berjuta Solusi Pada awal wawancara dengan tim Arcaka, Denny Setiawan menjelaskan tentang Arcasia, khususnya salah satu badan atau komite di Arcasia yaitu ACYA. Beliau menjelaskan bahwa 21 negara di Asia bersepakat membentuk asosiasi profesi arsitek yang bernama Arcasia, yang beranggotakan seluruh asosiasi profesi dari 21 negara tersebut. Arcasia memiliki 5 badan atau komite yang salah satunya adalah Arcasia Committee on Young Architects (ACYA). Denny Setiawan sendiri turut membantu di badan ACYA. 16 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Di ACYA, beliau memiliki tugas untuk melaporkan tentang pergerakan arsitek - arsitek muda di Indonesia. Tidak hanya itu, beliau juga memastikan agar arsitek muda Indonesia turut bergerak dengan arsitek muda dari negara lain, sehingga arsitek muda Indonesia tetap dinamis dan tidak tertinggal. Selain itu, Denny Setiawan juga turut mempublikasikan atau memperkenalkan arsitek muda Indonesia yang kaya akan pemikiran arsitekturnya, sehingga arsitektur di Indonesia semakin dikenal akan keberagaman dan kekayaan arsitekturnya.

Tahun lalu, ketika awal masa pandemi, banyak negara melakukan lockdown. Masa tersebut menjadi saat-saat dimana orang-orang berada pada suatu fase kehidupan yang baru karena harus di rumah saja, bisa dikatakan selama beberapa minggu bahkan bulan. ACYA yang berkolaborasi dengan YYAF mengadakan WFH Workshop 2020 tentang rumah impian yang merespons situasi pandemi. Latar belakang dari acara ini sebenarnya sederhana, selain untuk mengisi waktu luang pada awal masa pandemi karena harus berada di rumah dalam waktu yang lama, workshop ini juga menjadi upaya arsitek yang menanggapi masa pandemi dengan jawaban desain. Latar belakang dari acara ini sebenarnya sederhana, selain untuk mengisi waktu luang pada awal masa pandemi karena harus berada di rumah dalam waktu yang lama, workshop ini juga menjadi upaya arsitek yang menanggapi masa pandemi dengan jawaban desain. Tujuan dari workshop ini yang pertama adalah agar para arsitek muda diperhitungkan.

Kedua, ide desain dari peserta diharapkan mampu menjadi opsi hunian pada masa maupun pasca pandemi. Kemudian yang terakhir, para arsitek muda diajak terus berpikir kreatif meskipun terkendala pada masa pandemi ini. Tak disangka, banyak arsitek muda dari beberapa negara yang turut mengumpulkan karya di WFH Workshop ini. Beliau menjelaskan betapa antusiasnya dan beragamnya ide para arsitek muda yang ikut serta. Bermula dari satu masalah yaitu virus COVID-19, muncul 180 solusi atau jawaban desain yang mampu diimplementasikan pada masa maupun pasca pandemi COVID-19. Dari 180 karya tersebut, tiap arsitek memiliki ide dan solusi yang semuanya berbeda beda. Ada yang berbicara soal zero energy, apotek hidup, bahkan ada yang membahas rumahnya menjadi tempat untuk menanam padi. Kreativitas dan respons arsitek dalam menanggapi serta menjawab tantangan zaman bisa dikatakan cukup kaya dan beragam. "Hal ini menjadi penanda bahwa arsitek itu ga ada matinya," ujar Denny Setiawan. ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 17


REALRICH SJARIEF

PANDEMI Masa untuk Berefleksi dan Beradaptasi

Text by Henrikus Wiku Photo Source: asiapacificarchitecturefestival.com “BACK TO THE BASIC” Ada satu momen menarik ketika Realrich Sjarief menceritakan nasihat ayahnya yang disampaikan untuknya tentang tidak boleh melupakan hal-hal yang mendasar. Ketika kita sedang berhadapan dengan masalah, langsung “back to the basic”, cari letak masalahnya, berani mengakui, dan selesaikan. Nasihat ini selalu dipegang oleh Realrich dalam langkahnya di dunia arsitektur yang pada akhirnya dapat melahirkan pemikiran dan sikap-sikap beliau untuk merespons segala permasalahan dalam pekerjaan dan bahkan dalam kehidupannya. Selama perjalanannya dalam dunia arsitektur Realrich Sjarief tidak sendirian, ia bertemu dengan banyak orang yang memperkaya wawasannya, hingga saat ini. Hal ini bukan semata-mata terjadi begitu saja, ketertarikan Realrich terhadap dunia kemahasiswaan membawanya menjadi Sekretaris Jenderal dan Koordinator Teknis dalam bidang kemahasiswaan di dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadarma (IMA-G) ketika ia kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). “Saya suka bantu orang” ujar Realrich dalam wawancara dengan Redaksi Majalah Arçaka sore itu. Menurut beliau ada kepuasan tersendiri jika kita bisa membantu orang lain. Selepas kuliah Realrich sempat bekerja di beberapa biro arsitektur dalam negeri dan luar negeri hingga akhirnya beliau mendirikan studionya sendiri. Saat ini beliau mengelola tiga tim yaitu Design Oriented Territory Workshop (DOT-Workshop) yang berfokus pada tektonika bangunan, Realrich Architecture Workshop (RAW Architecture) yang berfokus pada metodologi, dan Omah Library yang berfokus pada teori. Walaupun memiliki tugas yang berbeda, ketiga tim ini saling berhubungan. Hal ini terwujud karena Realrich berusaha meneruskan gagasan ayahnya tentang mendesain dan membangun merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan tujuan eksplorasi desain yang menyeluruh.

18 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 19


MELIHAT PANDEMI Realrich beranggapan bahwa pandemi sudah pernah terjadi berulang kali dalam sejarah kemanusiaan. Munculnya pandemi diakibatkan oleh adanya kegagalan sebuah sistem yang menimbulkan peringatan. Bersamaan dengan hal itu, aspek higienitas mulai berkembang. Manusia semakin sadar bahwa cara ampuh untuk meredam pandemi adalah menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Dalam hal ini, sanitasi dan udara menjadi hal penting karena menurutnya air dan udara adalah medium utama penyebaran penyakit.

Souce: www.harnas.co

Dalam penanganan pandemi, arsitektur berperan sebagai pendukung peran medis dengan menyediakan ruang yang memenuhi aspek higienis seperti mudah dirawat, memiliki sistem sanitasi yang baik, pencahayaan yang baik, sirkulasi udara yang baik, dan insulasi termal yang baik. Jika kita melihat rentetan sejarah pandemi yang pernah terjadi di dunia, terdapat penemuan-penemuan prototipe teknologi bahan seperti prototipe jalur got, prototipe bathtub, prototipe shower, prototipe septictank, dan hotel pertama. Menurut Realrich, itulah peran arsitek, yaitu sebagai jembatan untuk mencari solusi, karena bagaimanapun juga pandemi disebabkan oleh penyakit, untuk itu penanganan utama adalah medis.

MASA PERJUANGAN Sejak awal virus COVID-19 menyebar di Wuhan, Realrich tidak merasa panik karena beliau paham bahwa situasi semacam ini sudah pernah terjadi. Namun beberapa waktu kemudian ketika melihat grafik korban jiwa akibat Virus Covid-19 dan beberapa informasi lainnya, Realrich mengumpulkan seluruh tim studionya dan mulai membahas siapa yang ingin tinggal di studio dan siapa yang ingin pulang untuk Work From Home (WFH). Alhasil tersisa 3 orang yang memilih untuk tinggal di studio. Sistem kerja WFH pun dirancang sedemikian rupa karena keuangan studio yang tidak mencukupi. Hal ini diakibatkan oleh pekerjaan yang terhenti, proyek-proyek pembangunan terpaksa ditunda. Dengan sisa tim yang ada, Realrich mulai mencari proyek-proyek kecil melalui klien-klien terdahulu untuk dapat membayar gaji timnya. Realrich mengibaratkan masa perjuangan ini seperti masa ketika manusia memasuki musim salju dan perlu bertahan hidup. Beliau berusaha untuk menghemat kas studio, tim yang sedang WFH aman di camp masing-masing, sedangkan beliau dan 3 orang yang tersisa dari tim desain berjuang untuk mendapatkan proyek-proyek kecil untuk bertahan hidup. Pada pertengahan tahun 2020, hampir seluruh anggota tim studio sudah kembali ke studio. Realrich mencoba membagi area studio menjadi 3 bagian. Cluster A, berisi orang yang tinggal di dalam studio. Cluster B, berisi orang yang tinggal di luar studio. Cluster C, berisi orang yang WFH / bekerja di rumah. Hal ini dilakukan sebagai bentuk adaptasi terhadap situasi yang sedang terjadi.

Source: www.vectorstock.com

Souce: www.ruparupa.com

20 | MAY 2021 | ARÇAKA #13 Source: www.ucsf.edu


BEREFLEKSI DAN BERADAPTASI “Terkadang kita perlu diajarkan tentang sebuah keretakan di dalam sebuah sejarah kemanusiaan untuk menyadarkan kita sendiri” ujar Realrich. Menurutnya dalam konteks pandemi yang terjadi saat ini, penting untuk kita merefleksikan kembali mengenai arsitektur dewasa ini. Merefleksikan lebih dalam bagaimana kualitas ruang yang ada, menyadari betapa pentingnya cahaya matahari di dalam ruangan, pengaruh sirkulasi udara silang, dan hal-hal yang lainnya. Selain mencoba untuk melihat kembali arsitektur dewasa ini, Realrich juga mencoba untuk menarik kebelakang dan melihat lebih dalam lagi terkait dengan sejarah pandemi yang pernah terjadi. Apa penyebabnya, bagaimana kondisi di masa itu, bagaimana cara mengatasinya, bagaimana perubahan aktivitas manusia, dan bagaimana perkembangan higienitas pada masa tersebut, itu semua dituangkan dalam bentuk artikel berjudul “Pandemi dan Pengaruhnya ke Arsitektur”. Melihat lebih dalam sejarah pandemi yang pernah terjadi menjadi bagian dari upaya merefleksikan arsitektur. Retrospeksi personal beliau bersama tim Omah Library memberikan kesimpulan bahwa arsitektur memiliki pengaruh ke dalam dampak yang lebih luas. Beliau menambahkan bahwa upaya ini dapat menjadi kendaraan untuk mewacanakan pemikiran arsitektur ke dalam keseharian di masyarakat.

Source: www.archdaily.com

22 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Source: www.archdaily.com

MEMBANGUN EKOSISTEM YANG SEHAT Di penghujung wawancara, Realrich memberikan pesan bahwa sejatinya manusia adalah makhluk sosial, ia tidak bisa hidup sendirian. Tetapi masa pandemi seperti sekarang mengakibatkan manusia cenderung hidup sendiri-sendiri. Dalam menjalani hidup sendirian, kita perlu berpikir seperti lingkaran, saling berpegang satu dengan yang lainnya, membantu menciptakan ekosistem yang sehat bersama-sama. Tentunya dibutuhkan ketulusan untuk mau mengabdi kepada orang lain. Beliau menambahkan bahwa ada tiga tingkatan dalam proses kehidupan, yang pertama adalah proses pencarian siapa aku. Tingkat ini merupakan proses pencarian identitas, mengenali dirinya sendiri, mempertanyakan dirinya sendiri, dan bahkan mengevaluasi dirinya sendiri.

Kemudian tingkat kedua adalah proses menempatkan diri sendiri dalam sepatu orang lain. Pada proses ini muncul rasa empati yang melahirkan sikap leadership. Sikap leadership yang berlandaskan rasa empati inilah yang sangat dibutuhkan, karena pada masa seperti sekarang, dibutuhkan pemimpin-pemimpin yang memberikan rasa empati kepada masyarakat yang saat ini sedang mengalami bencana kemanusiaan. Lalu ketika kita sudah melewati proses dalam berempati dan leadership, maka pada tingkat ketiga terciptalah ekosistem masyarakat yang rahayu. Di dalam ekosistem ini sudah bukan berisi pemimpin-pemimpin lagi, tetapi masyarakat yang memiliki kesepahaman bahwa ada harmoni yang ingin dituju. Masyarakat memiliki pola pikir yang sehat, bahwa semua akan baik adanya. Inilah upaya untuk merajut ekosistem bersama yang sehat.

Source: www.archdaily.com

Menapaki jejak lebih lanjut setelah berefleksi, seakan diri kita menemukan kesadaran baru, kesadaran untuk bersikap dan berkarya yang lebih baik lagi. Hal ini yang kemudian menjadi dasar untuk mulai beradaptasi dengan kondisi yang ada. Beradaptasi berarti mencoba mengenal, bersahabat, dan berdampingan dengan kondisi yang ada. Realrich menjelaskan bahwa saat ini bukan hanya soal masa sulit, tetapi masa ini adalah masa untuk beradaptasi. Kondisi yang ada mengubah pola aktivitas manusia yang mengakibatkan perubahan fungsi suatu tipologi, dalam hal ini adalah rumah. Rumah dituntut untuk segala ada. Rumah yang dulunya hanya sebagai tempat tinggal, sekarang mengalami penambahan fungsi sebagai kantor, tempat olahraga, dan bahkan tempat untuk memproduksi jualan online. Dari kenyataan ini kita bisa melihat bahwa pandemi berdampak besar pada arsitektur. Maka beradaptasi dengan kondisi yang ada sangatlah penting, karena mau tidak mau kita dituntut untuk selalu menyesuaikan kondisi yang ada untuk dapat hidup lebih baik lagi.

Source: www.kompasiana.com

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 23


MENGENAL LEBIH DEKAT RIRI YAKUB Di tengah keadaan pandemi Novriansyah Yakub atau akrab disapa Riri yang notabennya adalah pemilik Studio Atelier Riri ini sudah bekerja offline bertahap dengan sistem shifting. Saat ini kegiatan Riri Yakub tetap produktif berkarya dalam bidang arsitektur. Berbanding lurus dengan gagasan Studio Atelier pada awal pandemi, dimana selama tahun 2020 Studio Atelier berkeinginan tetap berkarya dan enggan terhenti karena efek pandemi ini. Salah satu bentuk upaya yang diambil adalah dengan diskusi online antar sineas kreatif mengenai adaptasi pandemi dari sisi para kreatif desainer yang bahkan dibagikan melalui platform Youtube dengan harapan dapat bermanfaat bagi kedepannya.

Courtesy of @belofte_id

PERJALANAN PENDIDIKAN

ATELIER RIRI

DAMPAK PANDEMI DALAM DUNIA KREATIF-DESAINER

Courtesy of @belofte_id

Saat bersekolah Riri Yakub yang mengambil jurusan MIPA merasa kemampuan eksakta yang dimilikinya tidak terlalu baik terlebih dalam menghafal. Ketertarikannya justru besar dalam mendesain-mencipta terlebih dalam tata busana. Meski beliau merasa bakatnya dalam menggambar tidak menonjol seperti bakat alami, ia memiliki passion kuat dalam mendesain. Namun karena beberapa faktor akhirnya beliau lebih memilih pekerjaan yang tetap untuk kedepannya, sehingga keputusan bermuara pada prodi arsitektur yang merupakan gabungan antara bidang seni dan teknis. Meskipun dalam dunia perkuliahannya di Universitas Pancasila, Riri Yakub merasa dilema karena tetap menemui mata kuliah yang memerlukan hafalan, bahkan sempat muncul keinginan tidak menekuni dunia arsitektur setelah lulus, keinginan Riri Yakub dalam merancang dan menuangkan gagasannya lebih besar dari rasa takutnya dalam belajar sehingga beliau dapat mencapai titik ini.

Text by Katarina Evelyn

Courtesy of casaindonesia.com

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 25


SOLUSI STUDIO ATELIER RIRI DALAM MENANGGAPI PENAMBAHAN FUNGSI RUMAH TINGGAL

Courtesy of www.archdaily.com/910623/kiyakabin-atelier-riri

Sebagai bentuk adaptasi dan akibat work from home, rumah tinggal memiliki penambahan dalam fungsinya, seperti sebagai tempat kerja, tempat belajar, bermain, dan melakukan hobi. Melalui Projek Tentang Esok, Studio Atelier Riri berbagi pembahasan mengenai perubahan realistis dalam bentuk layout ruang dan furnitur. Salah satu bentuk adaptasi dalam proses mendesain, Atelier Riri menambah fungsi dari powder room pada rumah tinggal skala >100m2 yang semula toilet kini menjadi shower room yang diletakkan sebelum memasuki area privat/semi privat.

Source by www.youtube.com/watch?v=FZSbzZVvU78

PANDEMI DAN ARSITEKTUR Dalam segi projek yang didapat Atelier Riri dalam masa pandemi lebih banyak berada di daerah terpencil seperti Bogor, daerah Puncak, dan lain-lain. Dari projek tersebut dapat disimpulkan bahwa para klien pun secara tidak langsung telah menyadari sendiri kebutuhan mereka dalam beraktifitas dan bekerja meski tidak berada di pusat kota. Sedang dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan presentasi dan sharing dapat lebih mudah melalui online meeting. Dimana kegiatan online ini pun dapat menjangkau lebih banyak audience.

Projek Tentang Esok merupakan kegiatan Studio Atelier Riri dalam sharing dan diskusi mengenai adaptasi selama dan setelah pandemi. Gagasan awal berasal dari Atelier Riri karena melihat peluang dalam menyampaikan pemikiran dapat lebih luas melalui internet. Walaupun tidak dapat dipungkiri teman-teman studio terkejut saat awal munculnya pandemi, mereka melihat bahwa keadaan tersebut tidak akan berlangsung selamanya dan harus segera mencari bentuk adaptasi yang diperlukan dalam dunia desain arsitektur. Meski untuk sekarang belum ada peraturan resmi dalam mendesain dalam masa pandemi, arsitek harus bisa menemukan cara dalam memenuhi kebutuhan klien.

26 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Courtesy of www.archdaily.com/910623/kiyakabin-atelier-riri

PESAN UNTUK CALON ARSITEK MUDA Jangan menyerah dan kalah akan keadaan sekarang dimana kita harus belajar di dalam rumah, pergunakan teknologi yang sudah Courtesy of www.archdaily.com/910623/kiyakabin-atelier-riri

GOALS DARI PROYEK TENTANG ESOK

Courtesy of www.archdaily.com/910623/kiyakabin-atelier-riri

Dalam mendesain kelak tetap diingat bagi para desainer muda untuk berpikir bukan hanya untuk 2-3 tahun kedepan namun untuk jangka panjang juga, dimana dapat menampung fungsi yang dibutuhkan. Etika mendesain penting pula dijunjung dalam memenuhi kebutuhan klien dan menyesuaikan dengan keadaan, tidak hanya terpatok pada keuntungan dan uang.

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 27


PERSPEKTIF | ALUMNI

DUNIA KERJA Bagi Donny yang pernah bekerja semasa kuliah, dia merasakan perbedaan yang signifikan saat bekerja disalah satu biro yang bernama AMATA DESAIN (telah berganti nama) dimana antara cara pandang kita sebagai mahasiswa, dosen sebagai akademis, dan arsitek yang bekerja dilapangan secara langsung. Ia mendapatkan bahwa teori dan praktek harus disinergikan untuk membantu dalam proses desain untuk menciptakan karya arsitektur yang baik. Setelah lulus dari jurusan arsitektur, Donny tidak langsung bekerja namun memilih untuk rehat sembari melakukan pekerjaan freelance selama 4 bulan. Tujuan donny setelah itu ialah mengambil daerah kerja di Jogja atau Bali. Ia Sempat dipanggil oleh beberapa biro namun Donny belum menemukan kecocokan. Ia mendapat kabar dari salah seorang temannya bahwa pada saat itu DELUTION sedang membuka lowongan kerja. Sempat dilema dikarenakan tempatnya yang berada di Jakarta, yang dimana bukan salah satu tujuan daerah kerja yang ia rencanakan. Namun, setelah mempelajari tentang DELUTION dan saran dari beberapa teman, Ia mencoba untuk mendaftar dan akhirnya diterima sebagai junior desain arsitek hingga kini menjadi senior desain arsitek.

DONNY MAHARDIKA

ANALISIS DAN IMAJINASI DALAM DESAIN Text by Letishia F S Pereira Photos by delution.co.id & Donny Mahardika “Pandemi membuat kita berefleksi dan belajar”, merupakan ungkapan yang diberikan oleh sosok Donny Mahardika seorang alumni Arsitektur Atma Jaya angkatan 2012 yang menjadi arsitek disalah satu biro arsitektur terkenal DELUTION. Donny Mahardika menjadi alumni TGA 94 dan lulus pada tahun 2017. Sebelum lulus, Donny pernah ikut andil pada proyek dosen dalam pembuatan sebuah Gereja di Sedayu, dan sempat bekerja di biro arsitek AMATA DESAIN. Semasa kuliah, ia aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan himpunan mahasiswa di kampus.

ANALISIS DAN IMAJINASI DALAM DESAIN Tagline tersebut yang membuat Donny Mahardika tetap berada pada jurusan arsitektur. Banyak yang berpikir, bahwa arsitektur merupakan salah satu jurusan yang sulit untuk dijalankan. Namun, bagi Donny arsitektur memiliki keseruan tersendiri karena kesukaannya pada bidang arsitektur, dan tentunya tidak kalah penting bantuan dari teman-temannya, yang membuat proses kuliah pada jurusan arsitektur menjadi menyenangkan. Donny pada awalnya tidak memfokuskan dirinya dalam hal yang berbau arsitektur, meskipun dia merupakan anak SMK Teknik Gambar Bangunan. Donny pada awalnya berkeinginan untuk mengambil pendidikan pada jurusan Teknik Mesin, namun terhalang oleh batas administratif nilai, sehingga akhirnya memutuskan untuk menempuh pendidikan Teknik Gambar Bangunan. Seiring berjalannya waktu, Ia menyadari bahwa rumus dan hal-hal berbau sipil pada pelajaran sekolahnya, merupakan hal yang susah untuk Ia tangkap, namun Donny menemukan keseruan tersendiri pada bagian teknik presentasi gambar.

28 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

PANDEMI DAN DELUTION

litravatech.com Salah seorang guru melihat bahwa donny mempunyai potensi pada gambar dan seni, sehingga hal itu yang membuat dia merefleksikan kembali potensi diri pada hal tersebut. Dikarenakan kesenangannya terhadap analisis dan imajinasi dalam desain, Donny memantapkan diri dan melanjutkan kuliahnya di jurusan arsitektur.

Courtesy of delution.co.id

“Menurut saya tidak terlalu terlihat perbedaan dalam mendesain karena di DELUTION secara garis besar dalam mendesain selalu mencoba merespon isu yang ada pada setiap proyeknya,” hal ini yang dikatakan oleh Donny saat ditanyakan apakah terdapat perubahan selama mendesain dimasa pandemi. Menurutnya dimasa pandemi ini kita dihadapkan kepada ketidakpastian mengenai bagaimana perkembangan dunia kedepannya. Pandemi sangat berpengaruh terhadap bagaimana kerja tim dikarenakan mereka harus WFH, dan segala hal berkaitan dengan pertemuan dan pembahasan mengenai proyek dilakukan secara online sehingga sedikit sulit dalam melakukan koordinasi. Yang unik menurutnya, masa pandemi ini membuat klien lebih sadar akan kebutuhan desain yang mereka inginkan dan juga lebih aware terhadap situasi sekarang ini, sehingga hal ini memudahkannya untuk memberikan edukasi kepada klien. Di masa pandemi ini juga berpengaruh terhadap “demand” proyek yang masuk di DELUTION, dari ketiga kategori proyek internalnya (Mid-High Rise, Low Rise dan Interior Project) status demand terbanyak ada pada tipologi residential dalam kategori low rise. ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 29


REFLECTION IN PANDEMIC

Courtesy of delution.co.id

Courtesy of delution.co.id

“Pandemi membuat kita berefleksi dan belajar untuk lebih menahan diri, serta beradaptasi,” Donny berpendapat bahwa dimasa pandemi ini arsitek di dunia diajak untuk merefleksi mengenai desain-desain yang telah dibuat apakah sudah selaras dengan alam dan lingkungan binaan. Menurutnya perkembangan arsitektur pada masa pandemi ini perlu merespon protocol kesehatan dalam proses desainnya karena dalam masa pandemii hal itu menjadi salah satu kebutuhan. Program/layout ruang serta penataan massa bangunan yang respon terhadap pandemi tidak bisa ditinggalkan. Sehingga setiap konsultan dimasa pandemi ini harus mempunyai strategi yang lebih adaptif karena klien pada masa pandemi ini menjadi aware mengenai respon bangunan terhadap pandemi. “Pandemi mengajak dunia arsitektur untuk menggali kembali ke dalam basic arsitektur sehat yang merespon pengguna dan lingkungannya dengan baik, yang semestinya tetap dilakukan walaupun tidak dalam masa pandemi” hal ini menjadi bahan refleksi Donny di masa pandemi, dia berharap di masa pandemi ini dunia arsitektur dapat merefleksi dan juga merespon keadaan sekarang untuk menjadikan arsitektur sebagai naungan yang responsif dikala bencana melanda maupun dalam kondisi normal.

DONNY MAHARDIKA

ALUMNI ALUMNI UAJY UAJY

2012

PESAN “MELAMBAT & BERSTRATEGI, karena pandemi kita seolah diajak untuk beristirahat ataupun melambat sejenak dan memberikan diri ruang kontemplasi namun bukan untuk terlena tetapi membangun strategi sembari membekali kita dengan hal-hal produktif dan belajar ilmu-ilmu baru. KESEIMBANGAN & KOLABORASI, sebagai arsitek dan manusia biasa kita harus dapat memporsikan keseimbangan baik dalam kehidupan bekerja dan diluar bekerja, serta menciptakan keseimbangan dalam karya arsitektur baik terhadap penggunanya ataupun dengan lingkungan binaan ataupun alam agar tercipta kestabilan. Selalu melihat peluang dan berani mengambil kesempatan, karena dari situlah kita dapat menguji kemampuan kita. Jika khawatir dengan kemampuan sendiri terhadap hal-hal yang tidak kita kuasai, prinsip kolaborasi akan menjadi hal yang sangat membantu kita dalam berproses secara proporsional”.

Courtesy of delution.co.id

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 31


GOLDEN SECTION GOLDEN SECTION GOLDEN SECTION GOLDEN SECTION GOLDEN SECTION

CHALLENGES OF OUR SPACES

Human and Their Living Space During Pandemic

Source: www.aa.com.tr

APA ITU PANDEMI? Sejatinya manusia dan lingkungan adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Manusia yang lahir dan tumbuh di lingkungan dan lingkungan yang menjadi wadah seluruh kehidupan manusia. Banyak hal yang terjadi pada lingkungan akan berdampak pada kehidupan manusia, terlebih sebaliknya, seperti terjadinya pandemi dewasa ini. Virus COVID-19 datang secara tiba-tiba, bergerak cepat dan meraba sampai seluruh penjuru dunia. Kemudian manusia mulai mengubah berbagai macam aturan baru berskala besar demi menghentikan persebaran virus, seperti social distancing. Maka dari hal tersebut manusia sungguh disadarkan bagaimana lingkungan benar-benar turut andil terhadap regulasi kehidupan mereka.

Source: www.thejakartapost.com

32 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Text by Patricia Karenina and Stella Maris

Berbicara tentang pandemi, 9 Maret 2020 WHO resmi mendeklarasikan bahwa virus covid-19 tergolong sebagai pandemi. Namun apa itu pandemi? Menurut KBBI, pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas. Dari situ dapat ditarik kesimpulan betapa seriusnya virus ini menyerang manusia dan betapa khawatirnya manusia hidup dalam bayang takut akan tertular. Tapi benarkah pandemi baru terjadi sekali ini? Atau jangan-jangan pandemi sudah ada sejak lama dan telah mampu mengubah regulasi manusia sampai menjadi seperti sekarang?

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 33


TIMELINE PANDEMI DUNIA Mulai adanya isolasi sehingga bangunan mulai menggunakan bukaan yang besar. juga teras untuk berjemur Tiap rumah mulai memiliki toilet dan bukaan yang memadai

Menghindari ruang gelap dan lembab dengan adanya perubahan terkait pemipaan pada rumah

Adanya regulasi pada layout ruang terkait social distancing juga adanya area sanitasi sebelum masuk ke dalam bangunan (rumah)

34 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

PANDEMI DARI MASA LALU Pandemi COVID-19 merupakan peristiwa tak terduga yang dewasa ini dialami oleh sebagian besar penghuni dunia. Manusia benar-benar kelimpungan menanggapi pandemi ini seolah baru sekali ini terjadi, meski memang tidak bisa dipungkiri betapa bahayanya COVID-19 menyerang manusia. Namun, benarkah pandemi baru sekali ini terjadi? Manusia dalam sejarahnya telah melewati beberapa jenis pandemi di masa lalu, seperti Antonine Plague, Black Death, The Great Plague, Cholera, Yellow Fever, Influenza, HIV/AIDS, Swine Flu, SARS, Ebola, dan Mers, sebagaimana dilansir dari tulisan milik OMAH Library. Pandemi-pandemi yang telah berlangsung di masa lalu ini telah mengubah kebiasaan manusia serta pemanfaatan ruang hidup mereka secara pelan-pelan, sampai terciptalah bangunan arsitektural yang sering kita temui di masa sekarang ini. Dengan adanya Pandemi COVID-19 ini, tentu diperkirakan akan ada lagi perubahan yang akan mempengaruhi karya-karya arsitektural di masa mendatang. TRANSFORMASI OLEH PANDEMI Dilansir dari penelitian dan penulisan yang dilakukan oleh OMAH Library, munculnya penyakit-penyakit yang menular sejak peradaban manusia melahirkan banyak perkembangan, perubahan, regulasi, serta standar-standar mengenai rumah tinggal. Perubahan pertama terjadi pada kamar mandi. Awalnya, mandi dilakukan oleh beberapa masyarakat zaman dahulu sebagai ritual pemurnian diri. Selanjutnya, munculah kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan dengan mandi. Aktivitas mandi ini dilakukan di kolam pemandian terbuka yang digunakan secara massal, yang menjadi asal mula terbentuknya pemandian umum. Pemandian umum ini ramai digunakan oleh masyarakat karena tempat ini dapat menjadi tempat bersosialisasi, sehingga mulailah muncul tradisi mandi Bersama di beberapa negara Romawi serta Arab kuno, bahkan hingga ke negara Asia seperti Jepang. Namun, dengan lahirnya beberapa skandal yang tidak mengenakkan mengenai pemandian umum, masyarakat yang lebih kaya cenderung membangun bak pemandiannya sendiri di rumah.

Dalam perkembangannya, pada abad ke-18, negara-negara di Eropa mulai menciptakan teknologi toilet sebagai upaya meningkatkan kualitas kebersihan manusia. Sejak saat ini, ruang toilet mulai dikembangkan di daerah lain seperti Asia dan Afrika. Pemerintah kolonial Inggris di Hong Kong mulai memperkenalkan sistem toilet umum yang terus berkembang untuk mengurangi penularan penyakit yang berhubungan dengan sanitasi. Penularan penyakit ini mendorong orang-orang untuk meninggalkan pemandian umum, yang secara signifikan mendorong pembangunan toilet keluarga di rumah mereka masing-masing. Peningkatan populasi di Inggris pada 1830-1850 an dan kurangnya fasilitas toilet membuat limbah mencemari persediaan air minum rakyat, sehingga penularan terhadap kolera naik drastis. Lalu, dengan munculnya masalah bau, sistem saluran pembuangan yang lebih advanced dikembangkan dan berhasil menekan penularan penyakit melalui air.

Perkembangan pun terus berlanjut dengan penemuan-penemuan baru yang berfungsi untuk meningkatkan kebersihan dan kesehatan masyarakat. Belajar dari wabah kolera yang menular dari air, peraturan-peraturan mengenai penyediaan water closet (WC) mulai dikeluarkan. Mengingat toilet bukanlah hal yang umum pada rumah zaman dulu, pada awal abad ke-20, ditetapkan bahwa setiap rumah baru wajib memiliki WC. Dalam perkembangannya, dengan meningkatnya tingkat kehidupan pasca perang, layout kamar mandi pun menjadi lebih beragam, muncul berbagai macam perabot kamar mandi, serta semakin meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kesehatan. Selain toilet, standar-standar lain yang terbentuk seiring dengan perkembangan gaya hidup dan penularan penyakit adalah besar bukaan (jendela), mulai muncul sempadan dan jarak-jarak antar bangunan untuk penetrasi cahaya matahari, sehingga bangunan menjadi terang dan terkesan bersih.

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 35


Kemudian, kemunculan penyakit Tuberculosis juga mendorong dilakukannya sebuah aktivitas bernama isolasi mandiri, yaitu kegiatan mengasingkan diri dari orang lain untuk meminimalisir kemungkinan penularan penyakit terhadap orang lain. Pada saat itu, isolasi mandiri mendorong pembangunan Paimio Sanatorium. Di sini, furniture didesain sedemikian rupa agar pasien bernafas lebih lancar sehingga lebih cepat sembuh. Dibangun di tempat yang memiliki udara bersih serta terang oleh cahaya matahari, mendorong masyarakat untuk memiliki rumah dengan bukaan lebar, interior yang terang, serta memunculkan minat pada pengadaan balkon sebagai tempat semi-outdoor.

36 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Mengingat pandemi COVID-19 memunculkan kebiasaan baru berupa pengecekan suhu, desinfeksi, cuci tangan dan physical distancing membuat adanya kemungkinan akan munculnya standar-standar baru bagi rumah tinggal dan bangunan lainnya. Saat Tim Redaksi Arcaka mewawancarai beberapa arsitek pun, diceritakan beberapa pengalaman arsitek yang menyatakan bahwa klien sendiri yang meminta rumahnya untuk lebih merespon pandemi, berupa pengadaan wastafel di depan rumah, serta permintaan untuk ruang kerja, ruang belajar, dan taman yang dapat digunakan untuk mengakomodasi aktivitas pemilik rumah yang sekarang lebih difokuskan di dalam rumah.

DESAIN DESAIN DESAIN DESAIN DESAIN ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 37


SONTANI & PARTNERS

HUNIAN NYAMAN DAN EFISIEN DI MASA PANDEMI Text by Puspa Suwandari Photo by Ernest Theofilus

”The whole idea of things changing drastically through corona is simply partly wishful thinking” - Rem Koolhaas Menurut Rem Koolhaas, seseorang yang berpikir bahwa desai dapat berubah secara total itu merupakan suatu harapan yang tak mungkin bisa dicapai. Pernyataan tersebut disetujui Vincent Sontani sebab manusia ingin kehidupan normal. sehingga, mereka berusaha mengakalinya. Vincent Sontani adalah seorang desainer muda yang berkecimpung dalam dunia arsitektur. Beliau merupakan lulusan University of Washington, jurusan Art in Architecture yang lulus pada tahun 2013. Kemudian, beliau kembali ke Jakarta dan mulai bekerja di bawah naungan Studio Tonton pada tahun yang sama. Selama perjalanan karirnya, beliau sudah mengerjakan beberapa proyek dalam sektor residential, kantor maupun bangunan yang bersifat komersial.

38 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 39


courtesy of Sontani and Partners

BERDIRINYA SONTANI DAN PARTNERS

HAL MENARIK SELAMA BERKARIR

Sontani and Partners merupakan sebuah biro konsultan design yang terbentuk pada tahun 2015 di Jakarta. Biro ini dibentuk oleh Vincent Sontani yang berkolaborasi dengan istrinya yang memiliki passion sama dengannya dalam bidang interior design dan arsitektur. Setelah beliau bekerja dengan Studio Tonton, beliau memutuskan untuk bekerja freelance dibantu dengan istrinya. Namun karena kesulitan dalam mengatur, beliau memutuskan untuk membentuk team yang diberi nama ‘Sontani and partners’ Nama’ Sontani’ sendiri diambil dari nama belakang beliau yaitu ‘Sontani’ serta kata ‘partners’ ditambahkan karena beliau bekerja bersama dengan istri dan team. Keberanian mereka dalam membentuk biro ini berdasarkan pengalaman pribadi dari Vincent Sontani yang pernah bekerja dibawah naungan Studio Tonton serta pengalaman Christle Ratnawati yang pernah bekerja dibawah naungan PAI (PT Paramita Abirama Istasadhya) sebagai assistant project dari Thomas Elliot.

Pada saat di wawancara, Beliau mengatakan bahwa hal menarik selama berkarir adalah bertemu dengan klien. Karena setiap klien memiliki lifestyle dan sifat yang berbeda sehingga menimbulkan sebuah relationship atau hubungan antara client dengan desainer. Dari hubungan tersebut seorang designer bisa menghasilkan desain yang function driven. Maksudnya adalah desain yang dihasilkan bisa sesuai dengan fungsi yang dibutuhkan oleh klien.

Google images

40 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Salah satu proyek yang sedang ditangani oleh beliau adalah project perkantoran yaitu, pembangunan Accurate office yang berada di Tangerang. Project ini pada awalnya sudah dibuatkan design dan rencananya akan melakukan pembangunan sebelum pandemi. Karena tiba-tiba pandemi, desain yang baru dibuat tersebut diadaptasi lagi agar sesuai dengan bangunan yang dibutuhkan disaat pandemi ini. Kemudian project keduanya merupakan project untuk rumah tinggal beliau yang bertepatan di ITC permata Hijau. Rumah tinggal ini berupa apartemen tua yang ± 20 tahun lama bangunannya. Kasus dari pembangunan ini sama seperti proyek pembangunan Accurate office yaitu, sudah mendesain namun tiba-tiba ada pandemi sehingga mengharuskan beliau mengadaptasi desain yang sudah dibuat agar menghasilkan konsep yang nyaman dan memudahkan.

J E PC RT O ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 41


KONSEP

SEBERAPA FUNGSIONAL? Menurut pendapat beliau, Konsep yang beliau ciptakan sudah cukup fungsional dalam mendukung kegiatan selama pandemi ini. Karena disetiap sudut rumah juga diberi sedikit sentuhan tanaman hijau, agar bisa mengurangi sedikit kebosanan atau memberikan penyegaran dikala penat.

Gambar disamping ini merupakan denah dari Rumah Permata yang didesain oleh beliau untuk menjadi tempat tinggalnya. Pada awalnya apartemen ini dalam keadaan gelap, kurangnya ventilasi, berantakan dan kondisi yang tidak memadai. Kemudian, beliau mempelajari kondisi dari apartemen tersebut hingga menemukan solusinya secara satu-persatu. Kemudian saat datang pandemi, solusi untuk apartemen tua ini ditambah lagi. Konsep apartemen ini dibagi menjadi 3 bagian. Bagian-bagian ini disebut portal. Portal ini merupakan box kayu yang jika dilihat memiliki transisi sehingga menghasilkan atmosfer yang berbeda.

KESULITAN DALAM MENDESAIN

Setiap mendesain pasti ada beberapa kesulitan. Untuk rumah permata ini kesulitan yang dihadapi oleh beliau adalah breaking down kebutuhan yang esensial sesuai dengan fungsinya. Berprinsip pada luxury. Luxury yang dimaksud disini bukan mengarah ke kemewahan namun, memaksimalkan ruangan yang tersedia atau dengan kata lain kesulitannya adalah memilih kebutuhan yang diperlukan berdasarkan space yang ada.

Portal yang pertama disebut dengan mat room. Mat room ini tempat pertama pada saat masuk ke dalam apartemen. Ruangan ini digunakan sebagai tempat meletakkan sepatu serta tempat untuk sanitasi. Mat Room (kiri) ; Clean room (Kanan)

Jika pintu dibuka, akan seperti ini susunannya.

Portal yang kedua merupakan ruang cuci yang diberi sentuhan pintu kamuflase. Yang membuat ruangan ini saat dilihat dari lawan arah menjadi lebih tertutup dan mengurangi tamu menyentuh benda – benda dirumah akibat adanya kamuflase door.

Portal ketiga adalah living room. Di dekat living room terdapat kitchen dan dining room. Dimana dining room ini bisa beralih fungsi menjadi tempat untuk menjamu tamu jika datang ke apartemen. Living Room

42 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Pintu kamar di desain dengan diberi sentuhan kamuflase. Sehingga membuat tamu tidak bisa menjangkau ruang yang lebih private. Sehingga gerakkan tamu dapat dikontrol oleh tuan rumah. Untuk ruangan kamar di desain dengan memiliki prinsip 2in1. Hal ini diterapkan, agar bisa menimbulkan konsep nyaman serta kemudahan saat melakukan WFH atau kegiatan yang lain dirumah.

AIR FLOW DIAGRAM

HAL PENTING DALAM KONSTRUKSI SELAMA PANDEMI Pada saat ditanya mengenai hal tersebut, jawaban beliau adalah air flow. Mengapa air flow penting di masa pandemi ini ? karena berdasarkan beberapa sumber bahwa penyebaran COVID-19 paling cepat di ruangan ber-AC, dengan adanya pernyataan tersebut kita membutuhkan cara agar meminimalisir. Air flow adalah suatu bukaan untuk pergantian sirkulasi udara di dalam ruangan. Salah satunya dengan dibuat air flow dalam ruangan serta diberikan pencahayaan yang cukup. Jika bangunan tersebut dari awal tidak memiliki ruang untuk air flow, kita sebagai arsitek harus bisa mengakalinya agar memiliki air flow tersebut. walaupun apartemen ini memiliki space yang sedikit, beliau tetap berusaha mengakali ruangan tersebut untuk mendapatkan sirkulasi udara yang cukup dan pencahayaan yang cukup agar tercipta termal yang nyaman di dalam rumah. ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 43


TIPS DALAM MEMBANGUN DI MASA PANDEMI Beliau memberikan beberapa tips bagi para arsitek saat membangun di tengah pandemi ini, yaitu : 1. Seorang designer maupun arsitek harus mampu menciptakan space untuk melakukan sanitizing. Karena kita tahu, sanitizing salah satu cara meminimalisir persebaran virus.

SONTANI AND

PARTNERS

2. Seorang arsitek harus mampu mengedukasi client mengenai pentingnya sebuah air flow serta pencahayaan dalam sebuah bangunan.

HARAPAN UNTUK PARA CALON ARSITEK ATAU DESAINER Beliau berharap agar designer atau arsitek bisa menciptakan suatu rancangan yang sesuai dengan pandemi atau ide tersebut bisa beradaptasi dengan keadaan dan bisa dipertanggung jawabkan. Serta kita juga harus mampu mengedukasi client agar menghasilkan rancangan yang terarah.

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 45


LANGKAH AWAL Pada malam itu, tim Arçaka beroleh kesempatan untuk mewawancarai kedua principal architect dari LAAN ID, yaitu Adityo dan Noor Zakiy, perihal desain rumah yang mereka ikut sertakan dalam WFH Workshop yang diadakan oleh ACYA dan YYAF pada tahun 2020 lalu. WFH Workshop ini diikuti oleh sekitar 270 arsitek muda dari 21 negara di Asia yang tergabung dalam asosiasi profesi arsitek yaitu Arcasia. Desain rumah impian karya LAAN ID dalam WFH Workshop tersebut masuk dalam 10 besar karya terbaik dari ratusan karya yang ada dan hal itu yang menarik kami tim Arçaka untuk bertanya lebih lagi terhadap desain tersebut.

Ketertarikan LAAN ID untuk turut serta dalam workshop tersebut diawali oleh sebuah pertanyaan, yaitu bagaimana arsitektur bisa mengadaptasi cara hidup yang baru? Isu baru perihal COVID-19 ini tidak dipungkiri mengubah kehidupan manusia. "Big shift dari yang biasanya kita bertemu menjadi tidak bertemu, hingga sistem komunikasi yang berbeda dan sebagainya, ini tentunya akan mempengaruhi arsitektur juga," tutur Adityo. "Mau ga mau kita mulai dari hal yang paling dekat dengan kita yaitu rumah tinggal kita ini," tambah Noor Zakiy yang turut menjelaskan bahwa rumah atau hunian yang menjadi tempat awal kehidupan kita, kedepannya akan berubah dan beradaptasi seperti apa.

URBANCTUARY Text by Amazia Micco Photos by LAAN ID

LAAN ID merupakan sebuah biro arsitektur yang berlokasi di Sleman, Yogyakarta. Adityo dan Noor Zakiy ialah principal architect yang sekaligus sebagai pendiri dari biro arsitektur tersebut. Bermula dari mengikuti pameran yang diadakan dari kolaborasi antar arsitek muda Yogyakarta dan Vienna pada tahun 2017, beliau berdua mengaku dari situ LAAN ID terbentuk. Sederhananya, beliau berdua memerlukan nama yang menjadi payung atau wadah saat mereka mengikuti pameran tersebut. Berangkat dari latar belakang akademisi, beliau berdua memilih laboratorium menjadi format pada biro LAAN ID. Melalui format laboratorium ini, LAAN ID berharap bahwa karya yang mereka persembahkan bukan hanya pada client base saja, namun juga riset mendalam untuk mengembangkan dunia arsitektur. Harapannya, karya desain dari LAAN ID ini mampu menjadi sebuah produk ilmiah, seperti studi jurnal. Selain itu, LAAN ID juga melakukan kolaborasi yang mengikutsertakan teman-teman mahasiswa dalam beberapa proyek. Tidak hanya sayembara, LAAN ID juga mengerjakan proyek pribadi seperti rumah tinggal, kawasan, hingga bangunan peribadatan.

PRINCIPAL

Adityo

Dari ketertarikan terhadap isu serta pertanyaan terkait adaptasi hunian pada masa mendatang, langkah awal yang mereka lakukan adalah dengan melakukan riset. Riset dan pendekatan yang mereka lakukan dibagi menjadi dua. Pertama, Noor Zakiy lebih melakukan pendekatan perihal programatik dan hubungan antar ruang sebuah rumah, sedangkan Adityo melakukan pendekatan tentang karakteristik berbagai macam virus atau pathogen. Noor Zakiy

46 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Source: Google.com

Beliau berdua juga melakukan riset, bahwa pandemi ini tidak hanya terjadi sekarang, namun juga dari masa-masa sebelumnya yang turut mengubah cara hidup manusia. Bahkan, mereka beranggapan mungkin tidak hanya masa pandemi saat ini yang akan mengubah cara bermukim manusia, namun kedepan bisa jadi ada pandemi atau virus baru yang mampu mengubah cara hidup manusia. Titik titik ini yang membantu mereka pada perancangan, yang pada akhirnya menciptakan desain rumah impian yaitu Urbanctuary.

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 47


PASSIVE SYSTEM Penggunaan passive system yang memanfaatkan potensi alam pada desain Urbanctuary, sebenarnya mempertimbangkan beberapa hal, salah satunya teknologi. Sesungguhnya, ada teknologi yang bisa dipakai dan diaplikasikan kedalam desain, salah satunya yaitu negative pressure room. Namun, karena harganya yang mahal dan terkait dengan efisiensi, maka teknologi tersebut kurang pas jika diterapkan pada desain hunian. Maka, pemanfaatan potensi alam yang ada menjadi solusi yang tepat bagi hunian. Ada dua potensi alam yang LAAN ID coba terapkan pada hunian tersebut, yaitu tata atur sinar matahari dan tata atur ventilasi alami guna masuknya penghawaan yang bersih pada hunian.

TEAM DASAR PEMIKIRAN Urban Sanctuary (Urbanctuary) sendiri sebenarnya bukan hanya menjadi tempat escaping bagi manusia dari hiruk pikuk aktivitasnya, namun juga untuk hal yang lebih penting pada masa sekarang, yaitu escaping dari virus COVID-19 (pandemi). Virus COVID-19 ini penyebarannya paling cepat melalui urban spread, dalam artian semakin kita banyak bergerak dan berinteraksi, risiko tertular virus menjadi semakin besar. Pada intinya, Urbanctuary ini diharapkan mampu menjadi tempat perlindungan bagi manusia dari penularan virus dan juga hiruk pikuk aktivitasnya, serta mampu mengubah cara hidup manusia di dalam hunian. Agar desain ini bisa menjadi tempat bagi manusia escaping dari pandemi, Urbanctuary harus mampu untuk menjadi filter atau barrier bagi virus yang masuk ke area hunian, LAAN ID sendiri menyebutnya dengan istilah A Pathogen Trap. Passive system design yang memanfaatkan potensi alam yang ada pada tapak, menjadi pilihan utama LAAN ID agar Urbanctuary ini mampu menjadi semacam filtrasi bagi virus yang masuk area hunian.

48 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Adityo

Noor Zakiy

Event Alviando Clarissa Lie

Penggunaan passive system design ini juga menjadi jawaban apabila terjadi kemungkinan yang lebih buruk, yaitu apabila pada suatu kondisi dimana manusia tidak bisa mengandalkan teknologi dan terjebak dalam situasi pandemi atau bahkan lebih buruk lagi. Maka, pemanfaatan potensi alam yang akan terus ada dari masa ke masa menjadi jawaban masalah yang cukup mendasar dan sederhana, namun menjadi solusi ampuh terhadap pandemi, sekaligus menyadarkan manusia bahwa kita harus bersinergi dengan alam. Penggunaan passive design sendiri ternyata akan mempengaruhi perilaku dan aktivitas manusia di dalam rumah, hal ini disebabkan karena dengan penggunaan passive design, konfigurasi bangunan bahkan hingga hubungan programatik ruang akan banyak mengalami perubahan menyesuaikan potensi alam yang ada, yang nantinya akan mampu menjadi respons terhadap masa pandemi dewasa ini. Jadi pada intinya, kedua hal tentang pemanfaatan potensi alam yang ada, ditambah dengan perubahan pada konfigurasi bangunan dan programatik ruang didalamnya, akan membantu manusia beradaptasi di masa pandemi ini.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sinar matahari. Hal ini menjadi potensi besar bagi hunian untuk memanfaatkan potensi ini secara gratis. Selain itu, dewasa ini ada banyak riset yang menjelaskan bahwa sinar matahari mampu membunuh beragam virus dan baik bagi kesehatan manusia. Pengaturan sinar matahari pada Urbanctuary mengupayakan agar semua ruang pada hunian menerima sinar matahari pada waktu yang tepat dengan mengoptimalkan golden period matahari. Untuk menerima sinar matahari secara optimal pada waktu yang tepat diperlukan dua hal, yaitu orientasi massa bangunan yang tepat dan tata atur massa bangunan. Ventilasi alami yang diterapkan pada Urbanctuary, sebenarnya memiliki tujuan yang sederhana, yaitu agar udara dan penghawaan yang masuk ke dalam hunian sudah mengalami proses filtrasi dan absorbsi, sehingga udara alami yang masuk ke dalam hunian sudah bersih dan layak bagi manusia. Mengingat penyebaran virus COVID-19 ini selain dari urban spread, namun juga melalui partikel - partikel di udara. Selain itu, dengan adanya ventilasi alami ini, diharapkan juga mampu melakukan filtrasi terhadap virus lain dan juga polutan. Hal ini, diterapkan dengan penggunaan vegetasi jenis tertentu yang ditata dengan komposisi yang tepat, sehingga membentuk layering dari depan hingga belakang hunian, yang mampu memfiltrasi pathogen. Selain vegetasi, penggunaan kolam pada hunian juga turut membangun iklim mikro yang baik dan sehat pada hunian.

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 49


PERAN PENTING VEGETASI Pada Urbanctuary ini, vegetasi memiliki peranan yang penting dalam passive system yang diterapkan LAAN ID pada hunian tersebut. Vegetasi disini memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai filter atau barrier terhadap polutan, yang kemudian nantinya akan menjaga iklim mikro pada hunian, serta fungsi yang kedua sebagai sumber cadangan makanan. Namun, sebenarnya peran vegetasi ini juga dibantu dengan adanya kolam ikan yang ada pada hunian. Pada desain ini vegetasi ditata sedemikian rupa, sesuai dengan jenis dan komposisi yang tepat. Pada bagian depan hunian, tumbuhan lebih berfungsi sebagai barrier atau filtrasi terhadapan polutan. Pada bagian ini diperlukan tumbuhan seperti Sansevieria dan juga bambu dengan komposisi yang rapat. Kemudian, pada bagian tengah bangunan yang berupa taman terdapat berbagai macam tanaman kecil dan semak-semak yang lebih berfungsi sebagai sumber cadangan makanan, seperti cabai yang bisa dikonsumsi sesuai musimnya (annual).

Selain tanaman musiman, terdapat juga tanaman seperti kentang dan ubi yang bisa dikonsumsi sepanjang tahun (perennial). Lalu menuju ke bagian belakang hunian, terdapat berbagai jenis pohon yang dapat berbuah sepanjang tahun. Pohon-pohon di bagian belakang ini memang difungsikan sebagai cadangan makanan, seperti `pisang dan pepaya. Maka, hunian ini tidak hanya menerapkan passive system design, namun juga menerapkan food sufficiency, yang turut membantu manusia dalam ketahanan pangan dalam kondisi pandemi seperti ini, yang mengharuskan manusia untuk bertahan dalam rumah. Adanya kolam ikan juga diharapkan mampu menjadi cadangan makanan, yang membantu vegetasi dalam supply makanan bagi ketahanan hidup manusia dalam rumah.

STRATEGI MEMECAH RUANG Rumah-rumah pada umumnya memiliki satu atau lebih ruang bersama atau yang disebut dengan ruang multifungsi. Ruang bersama atau multifungsi biasanya memiliki ukuran yang besar dan luas, yang fungsinya tidak hanya sebagai tempat berkumpul, namun juga sebagai penghubung antar ruang satu ke ruang lain. Selama pandemi yang mengharuskan manusia lockdown di rumah, ruang-ruang seperti ini bisa menjadi bahaya bagi penghuni dan dapat meningkatkan risiko terpapar virus. Penyebabnya bisa dari kurangnya penetrasi matahari serta banyaknya interaksi manusia dalam ruang tersebut. Melalui desain Urbanctuary, LAAN ID mencoba untuk mengritisi hal tersebut. Secara tidak langsung passive system yang diterapkan pada Urbanctuary turut mengubah perilaku penghuni di dalam rumah. Hal tersebut disebabkan karena penerapan passive system dalam desain yang mengharuskan berubahnya massa dan konfigurasi bangunan, karena harus menyesuaikan beberapa hal seperti penetrasi matahari. Menurut LAAN ID, gubahan massa dan orientasinya perlu dipertimbangkan. 50 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Pada Urbanctuary ini, LAAN ID memecah massa massa yang ada menjadi ruang publik, privat, dan servis, serta antar massa atau ruang tersebut dihubungkan dengan sirkulasi berupa selasar yang terbuka. Diharapkan dengan memisahkan massa yang ada, dengan sirkulasi terbuka tersebut, mampu mengontrol aktivitas pada masing masing ruang. Sirkulasi yang terbuka memaksa penghuni untuk keluar ruangan, guna mendapatkan sinar matahari ketika ingin mengakses ruang yang lain. Selain itu dengan adanya selasar terbuka ini, diharapkan juga bisa menjadi jogging track yang memungkinkan penghuni tetap berolahraga pada masa pandemi. Pada akhirnya dengan konsep dan sistem ruang yang berubah, nantinya dapat mengubah perilaku manusia dalam bermukim. Hal ini merupakan salah satu respons adaptasi manusia melalui desain hunian. Dengan adanya Urbanctuary ini, diharapkan mampu menjadi salah satu opsi desain pada masa pandemi maupun pasca pandemi, yang membantu manusia beradaptasi sesuai konteks zaman.

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 51


DESAIN | WORLDWIDE

Text by Nicolas Armando Courtesy from www.inexhibit.com, divisare.com & google images

ALVAR AALTO

PAIMIO SANATORIUM Dunia pernah dilanda wabah penyakit tuberculosis atau yang lebih dikenal dengan penyakit TBC. TBC sendiri saat ini merupakan penyakit menular penyebab kematian nomor 1 di dunia. Sebenarnya, TBC telah ditemukan sejak zaman dahulu kala, namun pada tahun 1850-an barulah diketahui bahwa penyakit tersebut menular. Semenjak itu, negara-negara di Eropa mulai membangun sanatorium, atau rumah sakit khusus yang menangani penyakit paru-paru. Menanggapi wabah penyakit ini, Finlandia membuat sebuah sayembara desain sanatorium pada tahun 1928 – 1929

KONSEP DESAIN Alvar Aalto merupakan seorang arsitek yang memenangkan sayembara desain sanatorium di Finlandia. Pada saat itu, desain Paimio Sanatorium yang dibuat oleh Alvar Aalto dianggap berbeda dari desain rumah sakit pada umumnya. Rumah sakit ini disebut sebagai desain yang modern dan merupakan hal baru dalam dunia arsitektur.

52 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Paimio Sanatorium merupakan rumah sakit khusus pasien paru – paru yang dibangun tahun 1930 – 1933. Lokasinya berada ditengah – tengah hutan pinus, tepatnya di sebelah barat daya Kota Paimio, Finlandia. Lokasi yang terpencil di tengah hutan ini dianggap sangat sesuai untuk mendukung penyembuhan penyakit serta merupakan lokasi yang terisolasi dari dunia luar dan sangat baik untuk mencegah penyakit semakin mewabah luas. Kompleks rumah sakit seluas 40 hektar ini meliputi: gedung utama rumah sakit, kediaman dokter dan perawat, kediaman staf rumah sakit, dapur, ruang mayat, serta ruang teknis. Gedung – gedung di rumah sakit ini berdiri independen dan sengaja dipecah guna meminimalisir penularan penyakit dan gangguan pada pasien. Meski demikian, antar massa tetap terkoneksi untuk menunjang gedung rumah sakit utama yang terletak di area paling tinggi daripada gedung lainnya.

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 53


DIBANGUN DENGAN MEMPERHATIKAN KEBUTUHAN PASIEN

PENCAHAYAAN YANG MAKSIMAL

PENGHAWAAN DARI HUTAN PINUS

Paimio Sanatorium dibangun dengan memperhatikan kealamian sebagai pembantu proses penyembuhan, misalnya seperti pada pencahayaan. Pencahayaan pada Paimio Sanatorium sangat dimaksimalkan, cahaya matahari dianggap sebagai obat alami yang dapat membunuh bakteri penyebab tuberculosis. Keuntungan ini dimanfaatkan oleh Alvar Aalto dengan mengorientasikan kompleks rumah sakit ke arah utara-selatan supaya pada saat matahari terbit dari timur, seluruh kompleks mendapat cahaya matahari yang maksimal. Pada ruangan – ruangan pun, Alvar Aalto membuat jendela – jendela besar untuk memaksimalkan pencahayaan dan ia juga membuat balkon di gedung utama rumah sakit yang berlantai 7 di setiap ujung sayapnya, sehingga pasien – pasien dapat dengan mudah untuk berjemur dibawah sinar matahari.

Selain memaksimalkan pencahayaan, Paimio Sanatorium juga memaksimalkan penghawaan. Didukung oleh hutan pinus yang berada di sekeliling kompleks rumah sakit, sistem penghawaan di Paimio Sanatorium sangat alami. Jendela – jendela besar yang ada di ruangan selain untuk fungsi pencahayaan, juga berperan penting dalam penghawaan alami. Ventilasi di gedung utama sebagian besar merupakan ventilasi natural. Semua saluran ventilasi yang mengeluarkan udara dipisahkan menuju atap agar bakteri – bakteri tidak tercampur dan menyebabkan penyakit semakin parah.

Paimio Sanatorium juga dibangun dengan sangat memperhatikan kebutuhan pasien. Bagian interior diperhatikan dengan serius oleh Alvar Aalto. Misalnya, pada wastafel yang dibuat minim suara agar tidak mengganggu pasien lain dan wastafel juga didesain supaya minim percikan air guna meminimalisir lembab karena percikan air. Kondisi lembab memungkinkan bakteri berkembang biak dengan cepat dan dapat mengakibatkan hal buruk setelahnya. Pada peletakan sumber cahaya ruangan, posisi sumber cahaya diatur terletak diluar bidang penglihatan pasien agar cahaya tidak mengganggu pada saat pasien sedang beristirahat. Selain itu, peletakan pemanas juga diatur terorientasi pada kaki pasien supaya pasien merasa nyaman.

DENAH

Paimio Sanatorium juga memiliki ruang sosialisasi yang terletak di ruang terbuka hijau. Adanya ruang sosialisasi terbuka hijau di rumah sakit ini sangat membantu proses penyembuhan pasien, khususnya pada psikologi pasien. Pasien yang terkurung dan terisolasi dalam waktu yang lama akan mengalami stres. Ruang sosialisasi ini berguna bagi pasien yang ingin berinteraksi dengan pasien lain, olahraga, duduk-duduk menikmati udara hutan yang segar, ataupun berjemur. Saat ini, Paimio Sanatorium sudah bukan rumah sakit khusus paru-paru. Tata letak dan fungsi beberapa ruangan sedikit banyak telah berubah. Rumah sakit ini sekarang menjadi rumah sakit umum semenjak tahun 1970-an dan diambil alih oleh sebuah lembaga yang membantu anak – anak menghadapi cacat mental dan fisik. Meski begitu, Paimio Sanatorium karya Alvar Aalto tetap menjadi salah satu karya arsitektur yang berpengaruh bagi dunia dan banyak rumah sakit di negara – negara lain yang mempelajari serta mengaplikasikan konsep rumah sakit ini di negaranya.

UDARA HUTAN SEGAR FASILITAS CUCI TANGAN

ARAH ANGIN CAHAYA MATAHARI

54 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 55


TECHNOLOGY & INNOVATION TECHNOLOGY & INNOVATION TECHNOLOGY & INNOVATION TECHNOLOGY & INNOVATION TECHNOLOGY & INNOVATION TECHNOLOGY & INNOVATION TECHNOLOGY & INNOVATION TECHNOLOGY & INNOVATION TECHNOLOGY & INNOVATION TECHNOLOGY & INNOVATION 56 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Biophilic

BRINGS THE NATURE INDOOR

Text by Elfrida Citra Photos by Nguyen Thai Beach

APA ITU BIOPHILIC? Biophilic adalah pendekatan desain arsitektur yang menghubungkan bangunan dengan keadaan alamiah lingkungannya. Meskipun konsep alami identik dengan tanaman, penerapan biophilic tidak hanya seputar tanaman pada lingkungan bangunan. Kunci dari desain biophilic adalah pencahayaan, ventilasi, pemandangan dan elemen natural lainnya untuk menciptakan bangunan dengan lingkungan yang ideal bagi kesehatan penghuni. Beberapa hasil penelitian mengenai penerapan biophilic bahkan menunjukkan manfaat peningkatan kesehatan fisik maupun psikis penghuninya. Berdasarkan manfaat yang mengedepankan kesehatan penghuninya, biophilic dapat menjadi rekomendasi terbaik dalam konsep tempat tinggal.

Konsep biophilic berasal dari hipotesa biophilia yang dipopulerkan oleh seorang peneliti bernama Edward O. Wison pada tahun 1980-an. Dalam bukunya yang berjudul The Biophilia Hipotesis, Edward menjabarkan biophilia sebagai kecenderungan alamiah manusia untuk fokus pada proses kehidupan di mana keseimbangan antara perkembangan ilmu pengetahuan dan rasa kemanusiaan sangat diperlukan. Konsep ini dapat diimplementasikan dalam arsitektur dan desain interior apabila dikaitkan dengan hubungan antara manusia dan lingkungannya. Maka tidak mengherankan apabila konsep biophilic ini tetap eksis bahkan terus berkembang seiring meningkatnya standar kehidupan yang harus dipenuhi.

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 57


Biophilic dapat dikategorikan dalam dua kondisi yaitu, indoor hijau dan tampilan outdoor berdasarkan jendela pada ruang dan keadaan lingkungan bangunan. Indoor hijau memerlukan elemen- elemen seperti tanaman, binatang atau material pada dekorasi untuk menambah kesan alami, sedangkan tampilan outdoor memerlukan akses langsung terhadap pemandangan natural bagi penghuninya. Contoh penerapan elemen alam pada ruangan ialah peletakkan tanaman hias, akuarium berisi ikan hias, atau nirmana. Kesan alamiah pun dapat direalisasikan dengan jendela agar ruang sekaligus mendapatkan pencahayaan dan sirkulasi udara. Semakin banyak indra penghuni menangkap elemen alam seperti contoh elemen-elemen tersebut, semakin tinggi tingkat kesan natural yang dirasakan oleh penghuni. Keberadaan elemen alam seperti tanaman, binatang dan material alam menghadirkan alam secara nyata ke dalam ruangan. Hidup berdampingan dengan elemenelemen tersebut dapat meningkatkan interaksi antara manusia sebagai penghuni dengan alam, terutama apabila ruang pada bangunan tidak memiliki akses jendela yang baik untuk sirkulasi udara alami. Pertumbuhan bersama elemen- elemen tersebut dapat membuka dan meningkatkan aktualisasi diri manusia sebagai makhluk hidup. Maka dari itu, keberadaan elemen-elemen alam tersebut memberikan dampak positif bagi penghuninya.

BAGAIMANA PENGARUH PENERAPAN KONSEP BIOPHILIC TERHADAP PENGHUNINYA? Secara umum, konsep biophilic memiliki dampak restoratif yang besar dalam hal penurunan stres fisiologis dan tingkat kecemasan psikologis. Damapak restoratif berbeda di antara dua kategori konsep biophilic di mana pada indoor hijsu dengan elemen alam dalam ruangan seperti tanaman, binatang, dan material memfasilitasi pemulihan stres fisiologis, sedangkan ruangan jendela dengan cahaya matahari dan pemandangan luar ruangan ke lingkungan alami memfasilitasi pemulihan kecemasan. Keadaan psikis yang diciptakan dari konsep biophilic dapat juga meningkatkan kesehatan fisik penghuninya sebagaimana WHO menyatakan bahwa kedua komponen kesehatan ini selaras satu sama lain. Kecilnya frekuensi koneksi antara manusia dengan alam pada huniannya dapat meningkatkan tekanan psikis terutama bagi penduduk di daerah perkotaan. Keadaan demikian sangat beresiko bagi kesehatan mental masyarakat yang bermungkim di daerah perkotaan.

Source: www.bdcnetwork.com

Source: health.kompas.com

Elemen natural yang menguatkan konsep biophilic meliputi pencahayaan, sirkulasi udara, pemandangan, objek maupu sifat- sifat alam. Pencahayaan dan sikulasi udara yang baik dari sebuah bangunan dipercaya dapat meningkatkan energi positif penghuninya. Hal ini dapat memberi manfaat yang besar bagi penduduk kota yang kurang berinteraksi dengan alam. Selain itu, penerapan elemen natural juga dapat diaplikasikan dalam interior desain seperti pola maupun ornamen. Visualisasi alam mampu memberikan kesan hidup meskipun elemen yang digunakan bersifat sintetis. Oleh karena itu, sifat natural sangat diperlukan dalam komposisi bangunan biophilic agar tidak menghilangkan esensi alam pada bangunan. Photos by Hiroyuki Oki

58 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Photo by Hiroyuki Oki

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 59


MENANGGAPI PANDEMI DENGAN MENERAPKAN KONSEP BIOPHILIC PADA HUNIAN Beberapa bulan belakangan, dunia digemparkan dengan adanya pandemi. Berbagai upaya dilakukan untuk menuntaskan pandemi tersebut dengan menerapkan protokol kesehatan mulai dari proteksi diri dengan masker, social distancing, hingga isolasi mandiri. Penerapan protokol ini mengubah pola hidup manusia secara tak terduga di mana kegiatan tidak dapat dilakukan seperti biasa. Perlahan- lahan pun muncul kebiasaan baru untuk berandaptasi dengan keadaan. Hal ini dapat dilihat pula pada kebutuhan manusia akan ruang untuk menjalani aktivitasnya. Perubahan yang cukup signifikan dan dapat dirasakan serta dijalani oleh kebanyakan orang ialah penggunaan ruang. Sekarang ini, kebanyakan aktivitas manusia dilakukan di rumah sendiri, mulai dari makan, tidur, bersih- bersih, sekolah atau bekerja hingga kembali tidur.

60 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Aktivitas berkumpul dalam jumlah massa yang besar kemudian menjadi opsi (atau bahkan tidak sama sekali) untuk meminimalisasi penularan virus pandemi. Pola hidup demikian agaknya sulit dilakukan bagi sebagian orang. Maka dari itu, perlu adanya dukungan lingkungan unutk menciptakan kenyamanan pribadi. Pandemi menyadarkan banyak orang akan pentingnya keadaan alami ruang seperti ornamen alam, pencahayaan, sirkulasi udara, kebersihan, regulasi ruang dan lain sebagainya. Hingga saat ini belum ditemukan bangunan yang menjadi percontohan tanggap bencana pandemi ini. Namun, dengan mendasar pada kesadaran- kesadaran tersebut, orang menjadi lebih kritis dalam menentukan ruang aktivitasnya terutama hunian dengan jangka waktunya. Konsep desain yang mendekati demand elements tersebut salah satunya ialah biophilic. Maka dari itu, dengan elemen natural sebagai kunci utama desain, konsep biophilic seharusnya dapat menjadi konsep yang ideal dalam menanggapi pandemi.

STUDENT WORKS STUDENT WORKS STUDENT WORKS STUDENT WORKS STUDENT WORKS ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 61


OMAH GUYUB STUDIO ARSITEKTUR 3 RUMAH TINGGAL, STUDIO, GALERI-WORKSHOP SENIMAN LUKIS PHOTO PROVIDED BY SPEAKER

Omah Guyub, merupakan proyek Studio Arsitektur 3 dengan tipologi Rumah Tinggal, Studio-Galeri Workshop Seniman Lukis. Proyek ini terletak di desa Pendowoharjo, Sewon, Bantul. Dimana bangunan sekitar pada site tersebut berfungsi sebagai Area Komersil, Pendidikan, Pemukiman, dan Peranian. Proyek ini rencanyanya akan ditempati oleh keluarga seorang seniman lukis yang berjumlah 5 orang ditambah pembantu menetap 1 orang. Selain itu juga menampung pengunjung galeri seni lukis (penikmat seni lukis) dan Peserta workshop diakhir pekan. Konsep Guyub diambil dari letak site yang berada di pedesaan dan melihat beragam pelaku yang ditampung didalamnya memiliki karakter yang beragam tiap individunya. Guyub sendiri memiliki arti “Rukun”, kata tersebut menggambarkan spirit masyarakat pedesaan yang terkenal akan nilai kerukunan dan gotong royong meskipun memiliki watak dan karakter yang beragam. Ada beberapa isu yang coba diangkat pada perencanaan desain ini yaitu 1. Karakteristik Pelaku, 2. Zoning Area, 3. Orientasi Site, 4. Unsur Lokalitas, 5. Exploratif dan Ekspresif. Dan menurut saya Guyub adalah pilihan kata yang tepat dalam memecahkan isu tersebut, tidak hanya guyub bagi pelaku didalamnya namun juga merespon situasi yang ada pada eksisting.

STARS AWARD 3 PROJECT BY MOCH YUSUF

62 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 63


Lalu bagaimana konsep tersebut bisa selaras dengan situasi yang ada saat ini (pandemi covid 19) dimana pemerintah menganjurkan untuk 3M, Mencuci Tangan, Memakai masker, dan Menjaga Jarak. Anjuran tersebut lama-kelamaan mungkin akan hilang, atau justru malah sebaliknya menjadi kebiasaan yang baik dalam menjaga Kesehatan dan kebersihan. Dari anjuran tersebut, yang menurut saya bisa direspon kedalam desain ini adalah Mencuci tangan, dan menjaga jarak. Dikarenakan memakai masker adalah hak tiap orang untuk memakainya.

MENCUCI TANGAN

PROSES DAN POLA PIKIR DALAM MENYIKAPI ISU

Menyediakan tempat mencuci tangan (washtafel) pada area depan massa komersil Studio Galeri-Workshop, dikarenakan akan lebih sering dikunjugi tamu yang berbeda-beda. Dan menyebar beberapa titik kran air (taman) mengelilingi site yang bisa digunakan untuk sekedar membasuh tangan dan kaki sebelum memasuki rumah tinggal.

Gambar ini menjadi acuan dasar dan sederhana untuk mencapai sebuah unity pada desain OMAH GUYUB.

Bentuk dasar kubus, memiliki kesan statis dan sederhana

Bentuk massa,

dipisah menjadi 2 rumah tinggal dan Galeri Studio

Yang terakhir menciptakan hirarki berupa taman tengah sekaligus sebagai area komunal, berfungsi sebagai orientasi massa pada tiap ruang, sekaligus sebagai pencair suasana antara massa rumah tinggal dan Galeri Studio

64 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Tiap massa mengalami transformasi menyesuaikan fungsi dan kebutuhan pada tiap ruang. (Merespon karakteristik pelaku)

Menjaga Jarak

Anjuran menjaga jarak diterapkan juga pada massa komersil (Galeri seni) dimana penikmat seni lukis dianjurkan menjaga jarak mengikuti tanda yang terdapat pada lantai. Bentuk ruang didesain memanjang untuk menghindari kerumunan sekaligus menjaga protocol, sehingga pengunjung galeri dapat menikmati lukisan dengan nyaman, aman, dan teratur.

Fungsi yang berhubungan, sehingga aksesibilitas antar ruang menjadi baik Beberapa ruang juga mengalami rotasi agar terkesan lebih eksploratif

TRANSFORMASI DESAIN ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 65


Selain 3M yang dianjurkan oleh pemerintah, salah satu cara tahan terhadap virus adalah Kesehatan imun tubuh. Cara yang diimplementasikan pada desain ini yaitu memanfaatkan area site yang luas menjadi bangunan yang memiliki taman yang luas dan banyak pepohonan. Hal ini memungkinkan udara segar dapat terus berhembus sehingga kualitas udara yang dihirup pengguna adalah udara yang bersih dan berkualitas.

SITEPLAN SKEMATIK

66 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

PERSPEKTIF SITEPLAN

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 67


1 st Winner PDF 3.0 Design Competition Podomoro University I wayan dita putra wirawa ars’ 17

Pandemi COVID-19 menjadi ironi permasalahan yang berkembang di kehidupan masyarakat. Hidup berdampingan dan berdamai dengan virus menjadi solusi yang ditawarkan Presiden RI, dikenal dengan sebutan New Normal. Protokol Kesehatan menjadi hal yang sangat krusial dalam setiap kegiatan agar tetap dapat menekan Penyebaran COVID-19. #DiRumahAja membawa berbagai dampak bagi masyarakat, termasuk kesehatan mental. Selain itu, Urban Regreeneration yang mengambil studi kasus di Jakarta, mengusung strategi #DiRumahAja membuktikan bahwa kota Jakarta sebagai salah satu kota penghasil polusi udara terburuk, dilihat dari PSSB dan New Normal hari pertama. Melalui Urban Regreeneration, dapat memperbaiki ‘INJURY’ yang disebabkan oleh COVID-19 maupun masalah kronis lain yang dialami Jakarta.

68 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

NGESTI AULIA ars’ 17

chenna ars’ 18

Kondisi Jakarta dianalogikan melalui sistem saraf yang telah mengalami cedera dan memerlukan gerakan aktif pembenahan lingkungan dan berdamai dengan era pandemic, melalui pengadaan ruang publik sebagai vitamin yang multidimensi . Goals yang tercipta dari perencanaan Urban Regreeneration ini adalah : 1) safe gradient, blue and green area sebagai natural sekat yang memutus rantai penyebaran COVID-19; 2) mewujudkan masyarakat yang sehat dengan mengoptimalkan well-being secara fisik maupun psikologi; 3) menciptakan keseimbangan lingkungan melalui perwujudan interaksi sosial yang aman dan sehat. Sehingga, dengan perancangan ini dapat menjadikan Jakarta sebagai kota yang adaptif dalam menghadapi masa pandemi dan masalah kronis lainnya.

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 69


70 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 71


Lomba Desain Internal Universitas Atma Jaya Yogyakarta 2020

PROJECT BY LEFT TO RIGHT

Angditha Setiadiharja (ars. 18) DANIEL OWEN WIJAYA (ars. 17)

72 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Tetris Co-Working Space merupakan suatu rancangan Co-Working Space yang tercipta karena keberadaan ruang mati yang kurang fungsional, pada beberapa titik pojokan ruang di gedung kampus 2 Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Tujuan utama dari rancangan Tetris Co-Working Space adalah menghidupakan kembali ruang-ruang mati pada gedung kampus 2 dengan cara memanfaatkan pojokan ruang menjadi public space yang fungsional dan dapat menjadi wadah untuk membaurkan seluruh warga kampus 2. Co-Working Space ini mengadopsi bentuk dari Tetris yang memiliki sifat saling menumpuk dan permukaan yang tidak rata. Konsep ini bertujuan untuk merespon pojokan ruang yang memiliki ruang terbatas dengan peletakan ruang secara vertikal dan memiliki ketinggian yang berbeda-beda. Peletakan ruang seperti ini bertujuan untuk menciptakan kesan Co-Working Space yang non formal, menarik, interaktif dan kolaboratif tanpa melupakan protokol pembatasan fisik agar mengurangi potensi penyebaran virus Covid-19.

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 73


?

DO

YOU

KNOW

WHAT

74 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 75


PSIKOLOGI WARNA

Tahukah kamu bahwa rupanya warna bertanggung jawab terhadap persepsi pengguna maupun ruang?

BIRU

Perasaan positif, percaya diri, dan aman.

PENGGUNAAN

pngtree.com

Tipologi komersial dan bisnis, seperti kantor atau perusahaan.

Kesan optimisme, rasa ingin tahu, ceria, dan nuansa cerah Tipologi komersial seperti restoran dipinggir jalan untuk menarik perhatian

MERAH

KUNING

PENGGUNAAN

www.pngwing.com

Bersifat impulsif yang menunjukkan energi dan Pada ruang komersial, seperti toko dan ruang cepat saji.

PENGGUNAAN

VectorStock.com

Tipologi komersial seperti restoran dipinggir jalan untuk menarik perhatian orang. Bangunan yang berhubungan dengan kesehatan, seperti rumah sakit atau pusat relaksasi.

ORANGE

HIJAU

PENGGUNAAN

icograms.com

Memproyeksikan ide kreatif, euphoria, serta antusiasme Pada lingkungan kreatif seperti kantor, studio, atau sekolah.

PENGGUNAAN c8.alamy.com

Mentransmisikan kesejahteraan, ketenangan, dan kelembutan Pada ruang yang mengutamakan ketenangan seperti kamar tidur atau pusat relaksasi

VIOLET

PENGGUNAAN

SOURCE

icograms.com

MEMPERLUAS RUANG Ruangan dengan pemberian warna cerah disegala sisi mampu memantulkan sinar cahaya alami lebih banyak dan membuatnya terkesan luas

MEMADATKAN RUANG Penggunaan warna gelap disegala sisi ruang memberikan kesan sempit serta padat dikarenakan cahaya yang ada terserap oleh warna-warna tersebut

MENURUNKAN PLAFON Dengan memberikan warna yang gelap pada plafond dan warna terang pada dinding serta lantai akan memberikan kesan plafon lebih rendah.

MERENGANGKAN RUANG Dengan pemberian warna gelap pada dinding dan warna terang pada plafon, ruangan akan terlihat lebih tinggi.

MELEBARKAN RUANG Membiarkan dinding samping dengan material berwarna terang sedangkan dinding ujung ruangan dan plafon dengan material berawarna gelap dapat menimbulkan kesan ruang yang lebar. Strategi ini dapat digunakan pada koridor yang terkesan sempit.

MEMPERPENDEK DINDING Penambahanan warna gelap pada sisi dinding bagian bawah mampu memberikan kesan dinding menjadi lebih pendek.

SOURCE


ATAP HIJAU

LAYOUT DAN STANDAR KAMAR MANDI Dengan adanya pandemi, kamar mandi kini seolah menjadi regulasi utama dalam menyinergikan kehigienisan suatu keluarga dari bahaya virus luar. Oleh sebab itu kamar mandi perlu dirancang sedemikian rupa agar nyaman dan memaksimalkan fungsinya.

Atap hijau adalah istilah untuk menjelaskan atap bangunan yang dihijaukan atau dibuat menjadi ruang terbuka hijau berwujud taman.

Mampu menyerap panas matahari yang berdampak pada pengurangan suhu ruang dibawahnya 1-2 derajat celcius

BUKAAN Membunuh kuman dan virus yang terperangkap dalam

Vegetasi pada atap hijau dapat mendukung upaya peningkatan kualitas udara karena menyerap CO2 dan menghasilkan O2

Memperpanjang umur atap dak beton. Tanah yang berada di atap bangunan mampu melindungi dak beton dari paparan cahaya matahari dan air hujan

Tanah yang berada diatap mampu membantu proses penyerapan air hujan hingga 80%

Zona Kering Mampu mengurangi polusi sudara hingga 8 desibel bila dibandingan dengan atap biasa

Zona BASAH Untuk menjaga higientitas maka zona dibagi menjadi 2 yaitu zona kering dan zona basah

Tanah pada atap mengandung air sehingga dapat dijadikan sebagai sistem proteksi kebakaran pasif Source: Indra, Ary, dan Rafael David. 2017. Firmitas Aboday. Jakarta: Griya Kreasi.

STANDAR MINIMAL UKURAN Min. 90 cm Min. 50 cm Min. 50 cm

Min. 80 cm Min. 140 cm

Min. 80 cm Min. 140 cm

Min. 50 cm Min. 50 cm

STRATEGI

Indra, Ary, dan Rafael David. 2017. Firmitas Aboday. Jakarta: Griya Kreasi.

SOURCE

78 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Source: vectorstock.com

Min. 90 cm


PENGHAWAAN Menurut Kemenkes RI Nomor: 829/Menkes/SK/VII/1999 rumah yang baik dan sehat memiliki luas penghawaan yang permanen minimal 10% dari luas lantai.

Pengendalian dan pegoptimalan aliran angin:

_+ 30 cm

Konfigurasi bentuk bangunan

Mengalirkan udara panas dari bawah ke atas

Menempatkan bukaan ±30 cm di atas permukaan lantai lebih efektif memasukan angin

VENTILATION Penempatan bukaan pada sisi bersebrangan Angin menjangkau seluruh ruang Cross Ventilation

Bukaan pada sisi berhadapan Aliran air tidak merata sehingga menciptakan zona panas pada sebagian ruang

Bukaan lebih banyak disatu sisi Memungkinkan aliran udara yang lebih besar

CONTRIBUTORS Kompilasi karya-karya mahasiswa arsitektur UAJY yang kreatif, inovatif, dan inspiratif

Source: : https://arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id/

80 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 81


1 st Winner EXPORIVM 2020 Sayembara Utak-Atik Klinik Daniel Owen Wijaya ars’ 17

“the excordion” 82 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

Juan Felix Patikawa ars’ 17

Martin Adriel Purnomo ars’ 17

The Excordion merupakan klinik portable yang digunakan semasa darurat COVID19 di Indonesia. Klinik berbentuk modul ini diciptakan dengan target finansial yang efisien, waktu yang cepat, dan dapat dengan mudah dibuat dan ditransportasikan. The Excordion menggunakan rangka tenda dan pelingkup tekstil dengan harapan dapat disebarkan secara ringkas menuju ke seluruh bagian Indonesia terutama di daerah terpencil yang sulit dijangkau.

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 83


SKETCHES BY

MOCH YUSUF

84 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 85


SKETCH BY

SALMA PUTRI WIDYASIH

PHOTO BY

RIZKY DERIAN

86 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

PHOTO BY

RIZKY DERIAN ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 87


SUBMIT YOUR WORKS

Get featured in the magazine also! Contribute your works through our email: majalaharcaka@gmail.com

88 | MAY 2021 | ARÇAKA #13

ARÇAKA #13 | MAY 2021 | 89


90 | MAY 2021 | ARÇAKA #13



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.