Tanasul Edisi 04 Periode Desember 2010-Januari 2011

Page 1

EDISI 04 | Desember 2010 - Januari 2011

Kritis

demi Kespro Kita,

Siapa Takut?

Ponpes Al-Aisyah Kempek:

Menjunjung Amanah Mengharap Karomah


Salam sahabat TANASUL, Tidak terasa telah memasuki tahun baru lagi, yaitu tahun 2011. Padahal baru beberapa ‘pertemuan’ kita saling mengenal. Rasanya waktu berjalan begitu cepat. Di tahun ini apakah sahabat sudah membangun ‘mimpi-mimpi’ baru? Atau mungkin ada mimpi di tahun sebelumnya yang akan diwujudkan di tahun 2011 ini? Hmm...yang pasti TANASUL yakin sahabat sedang berusaha mewujudkan mimpi-mimpinya. Ngomong-ngomong tentang ‘pertemuan’ kita sebelumnya di edisi 3, pastinya sahabat sudah mulai memahami tentang hak kita untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi (Kespro). Mendapatkan informasi tentang Kespro bukan hanya dari sosialisasi saja, tapi juga dari buku yang kita baca, majalah, buletin, buku saku dan media lainnya. Tapi kita jangan sekadar mengetahui saja, kita juga harus kritis berkaitan informasi Kespro yang kita terima. Lalu apa yang dimaksud dengan berpikir kritis? Eit...sabar dulu, untuk memuaskan keingintahuan sahabat, TANASUL sudah menyediakan informasi tentang kritis pada Kespro kita di “Kabar Santri” edisi ini. Kami juga gak bosan-bosan berbagi pengetahuan tentang Kespro di “Munadhoroh” dan “Bahtsul Kitab”. Yang tidak pernah ketinggalan juga, kami selalu bersemangat berbagi cerita pengalaman kami berkunjung ke salah satu pesantren. Yap! Sahabat bisa membaca cerita kami di “Pesantren Kita” edisi ini. Di “Rihlah” dan “Galeri Santri”, sahabat juga bisa rehat sejenak membaca kabar baik dari salah satu sahabat kita yang baru saja mendapatkan penghargaan. Sebelum beranjak ke halaman berikutnya, silahkan sahabat membayangkan bagaimana berpikir kritis akan memberikan dampak bagi kehidupan kita. Selamat membaca… Redaktur Penanggungjawab KH. Husein Muhammad

Pemimpin Umum

Marzuki Wahid

PEMIMPIN Redaksi

Alimah

dEWAN Redaksi

Rozikoh, Alifatul Arifiati, Maemunah Mudjahid, Satori, Obeng NR, Nurul Huda, Ade Duryawan, Erlinus Thahar

Sapa Redaksi - 2 Mawqifuna Kesehatan Reproduksi adalah HAK! - 3

Kabar Santri Kritis demi Kespro Kita, Siapa Takut? - 4 Kritis Saat Masa Pubertas Tiba - 6 Mengenal Menorrhagia dan Amenorrhea - 6

Pesantren Kita Ponpes Al-Aisyah Kempek: Menjunjung Amanah Mengharap Karomah - 8

Munadhoroh Hak Kespro, Hak Asasi Kita - 10

Bahtsul Kitab Ta’lim al-Muta’allim Thariq at-Ta’allum; Ilmu tanpa Bedakan Jenis Kelamin- 11

Khazanah Puisi karya Paus Amorfati - 12 Puisi karya Ridwan Priyanto - 13

Santri Bertanya, Tanasul Menjawab Keputihan Menyebabkan Kanker? - 14

Rihlah Penghargaan Aktivis Muda dari Ashoka - 15

Dunia Tanasul - 15 rEDAKTUR Ahli

REDAKTUR Pelaksana Penerbit

Lies Marcoes-Natsir, MA. (fahmina-institute), Komala Dewi, Masyithoh, Faqihuddin Abdul Kodir, MA. (fahmina-institute), Pipih Indah Permatasari, KH. Mufid Dahlah (PP. Istiqomah Buntet), Azwar Anas AS, Lili Faridah Ny Hj Roudhoh (PP. As Sai’diyyah Gedongan), Turisih Widiyowati, Ny. Hj. Thoyyibah (PP. al-Salafiyah Bode), Shofie Habibie, Ny. Hj. Afwah Mumtazah (PP. Kempek), Sanusi Ahmad, Ny. Hj. Fuaidiyah (PP. Dar al-Tauhid Arjawinangun), Firman Setiana, Ny. Hj. Masriyah Amva (PP. Jambu Babakan), Ima Khusnul Khotimah Ny. Hj. Izzah Syatori (PP. Bappenpori Babakan), penyelaras bahasa KH. Syakur Yasin, Lc, MA (PP. Candang Pinggan), Marzuki Wahid KH. Hidayah Tamam (PP. Al-Ghazali Rajagaluh), KH. Maman Immanul Haq (PP. Al Mizan Majalengka), Setting Layout KH. Aminuddin Aziz (PP. Roudhatul Mubtadiin Majalengka), an@nd KH. Affandi Ismail (PP. Al Sakinah Indramayu), KH. Aziz (PP. Nurul Huda Kuningan), Printing KH. Cucun Mansur (PP. Miftahuttholibin Kuningan) CV. Teguh Gumilang

Jl Suratno No. 37 Cirebon Jawa Barat Indonesia 45124 Telp./Fax. (0231) 203789 website: www.fahmina.or.id, e-Mail: fahmina@fahmina.or.id didukung oleh


Kesehatan Reproduksi adalah HAK! Alifatul Arifiati

K

ekuatan kehidupan adalah pengetahuan. Jika yang terjadi adalah sebaliknya, ketidaktahuan, maka kehidupan hanyalah ritual belaka, tidak memiliki nilai. Sedangkan pengetahuan harus diupayakan dan diperjuangkan, karena pengetahuan tidak akan datang dengan sendirinya, secara serta merta, pun dengan kesehatan reproduksi (Kespro). Masyarakat akan memahami dan mengamalkan hidup sehat–dalam perspektif kesehatan reproduksi—kalau mereka telah diberikan pengetahuan, pendidikan, dan penyadaran tentang kesehatan reproduksi. Upaya penyadaran terhadap hak Kespro memang masih harus menempuh perjalanan panjang, karena pencapaian hak bukan hanya masyarakat yang menjadi subjek, yang lebih penting adalah bagaimana pemerintah melakukan upaya pemenuhan hak tersebut. Bicara hak juga tak hanya menyoal sosialisasi, seolah hanya dengan beberapa jam saja masyarakat sudah melek Kespro, juga bukan melulu himbauan tentang menjaga alat-alat kesehatan reproduksi. Lebih dari itu, hak terkait dengan fasilitas, akses informasi dan pendidikan, juga pemenuhan sumber daya manusia demi pelayanan kesehatan yang memadai. Sebenarnya, dalam Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan sudah tercantum bagaimana pemerintah mempunyai tanggung jawab yang tidak sederhana menuju tercapainya hak kesehatan tersebut, ini jelas disebutkan dalam 7 pasal yaitu dari pasal 14 sampai pasal 20, yang menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas kesediaan sumber daya, fasilitas, dan akses terhadap informasi, edukasi demi meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Jika pemerintah dan masyarakat tidak mengindahkan upaya pemenuhan hak Kespro, maka jangan kaget jika banyak terjadi kasus kematian ibu dan bayi, sekarang saja Jawa Barat

Tingginya angka kematian ibu dan bayi bukan hanya persoalan medis, tapi persoalan ketidakadilan gender (suami dan istri) melenggang ke angka tertinggi untuk kematian ibu dan bayi, yaitu 1,2 juta jiwa (Kabar Cirebon, 13 Desember 2010). Lalu kita mau bicara apa? Sedangkan dalam Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs-Millenium Development Goals) issue kesehatan reproduksi didengungkan pada tujuan keempat yaitu mengurangi tingkat kematian anak, dan tujuan kelima yaitu meningkatkan kesehatan ibu. Tingginya angka kematian ibu dan bayi bukan hanya persoalan medis, tapi persoalan ketidakadil­ an relasi gender (suami dan istri). Misalnya, karena pengambilan keputusan adalah kepala keluarga -yang notabene adalah laki-laki- maka seorang ibu yang akan melahirkan harus menunggu keputusan dari suami apakah akan dilarikan ke rumah sakit atau tidak, sedangkan suami sedang tidak ada di rumah, akhirnya sang ibu mengalami pendarahan hebat dan terlambat dibawa ke rumah sakit. Contoh lain, seringkali ibu hamil banyak dijejali mitosmitos tentang kehamilan, dilarang mengkonsumsi jenis makanan tertentu yang sebenarnya bermanfaat bagi kesehatan ibu dan bayi, sehingga mereka (ibu dan bayi) tidak memiliki gizi yang memadai, akhirnya membahayakan salah satu dari mereka, bahkan keduanya. Tanasul sendiri adalah salah satu upaya yang dilakukan Fahmina-institute –organisasi non-pemerintah—untuk memberikan penyadaran dan pengetahuan kritis tentang kesehatan reproduksi, yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi sebagai lembaga yang memang concern pada isu kesehatan reproduksi, Fahmina merasa terpanggil dan berkewajiban melakukannya, sehingga seluruh elemen masyarakat sadar bahwa kesehatan reproduksi adalah hak setiap warga negara! []


Kritis demi Kespro Kita, Siapa Takut? Sahabat TANASUL pernah mendengar tentang cara menyembuhkan rasa sakit karena haid? Atau mungkin karena keputihan yang berlebihan dan tidak wajar, sehingga menyebabkan gatal-gatal atau penyakit yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi (Kespro) kita? Atau setidaknya bagaimana cara merawat alat reproduksi kita? Apakah kita sudah tahu kepada siapa kita akan bertanya, berkonsultasi, minimal menceritakan masalah Kespro kita? Beberapa kutipan tersebut adalah jawaban dari sejumlah santriwati ketika Fahmina-institute melakukan focused group discussion (FGD) di sejumlah Pondok Pesantren (Ponpes) Kabupaten Cirebon, Indramayu, dan Majalengka. Artinya selain pernyataan tersebut, masih banyak lagi jawaban-jawaban sahabat kita yang belum tertuang di sini. Di edisi ketiga kita sudah mengetahui tentang hak kita untuk mendapatkan informasi, terutama seputar Kespro kita. Tapi jangan sekadar mengetahui, mulai saat ini juga kita harus mulai kritis pada hal-hal yang berkaitan dengan Kespro kita. Karena bisa jadi, pengetahuan kita selama ini belum sampai pada kesadaran kritis.

“Kalau sakit banget sampai nangis dan panas dingin, baru dibawa ke Puskesmas naik becak. Tapi tidak pernah periksa rutin, kalau sakit saja.” (Santriwati) “Kalau sakit karena haid, biasanya tiduran dan diikat pakai kerudung supaya sakitnya hilang” (Santriwati) “Untuk mengurangi rasa sakit karena haid, biasanya nangis atau nungging seperti sedang sujud untuk meredakan sakit. Selain itu minum Kiranti atau Feminax. Gak ada yang ke dokter, kecuali sudah sakit banget.” (Santriwati) “Kalau ada masalah dengan keputihan seperti gatel-gatel, biasanya tidak makan makanan yang menyebabkan keputihan berlebihan. Nggak pergi ke dokter, soalnya malu.” (Santriwati) “Kalau alat kelamin sakit, gak tau penyebabnya karena apa. Tapi kalau perut sakit banget karena haid, biasanya njengkingnjengking, kalau tidak dengan air panas yang dimasukin ke botol untuk dikompres. Ada juga yang minum Kiranti, jamu kunyit, sprite, dan minum kelapa muda. Gak pernah ke Puskesmas karena jaraknya jauh 3 kilo meteran dan harus naik angkot” (Santriwati)


Belum pada Tingkat Kesadaran Berdasarkan hasil penelitian Fahmina-institute di 15 Ponpes Wilayah Cirebon yang menyatakan bahwa, selama ini di kalangan santri, pengetahuan hanya menjadi pengetahuan semata. Santri tidak memaknai pengetahuannya sebagai sesuatu yang penting bagi kehidupannya, sehingga pengetahuan yang tepat mengenai kesehatan reproduksi tidak diiringi dengan perubahan perilaku yang sehat. Kurangnya Memanfaatkan Layanan Salah satu contohnya Kesehatan mengenai istihadloh (perdarahan Contoh lain yang menunjukkan di luar haid dan nifas) yang banyak santri belum memiliki kesadaran kritis dialami oleh santri. Meskipun telah dijelaskan pada waktu terhadap kesehatan reproduksinya adalah mengaji bahwa darah istihadloh pengetahuan santri terhadap akses adalah darah penyakit, akan tetapi layanan kesehatan yang sangat terjangkau ketika mengalaminya santri tidak dari pesantren tempat santri tinggal. melakukan tindakan apapun. Istilah “darah penyakit� yang digunakan Jarak layanan kesehatan ini cukup dekat. dalam beberapa kitab fikih tidak Santri cukup berjalan kaki dan naik becak, mempengaruhi kesadaran santri bahkan salah satu pesantren memfasilitasi untuk melakukan tindakan medis sebuah motor yang dapat digunakan santri pada saat mengalaminya. Bahkan di dalam salah satu kasus, seorang untuk ke Puskesmas. santri mengalami perdarahan yang Jarak terjauh dari layanan kesehatan tidak berhenti selama hampir dua dari 13 pesantren yang diteliti, hanya bulan dan dia tidak melakukan berjarak 3 km, itupun dapat ditempuh apapun. Ia baru memeriksakan ke tenaga medis pada bulan dengan menggunakan kendaraan umum berikutnya ketika kondisinya sudah yang tidak jauh dari pesantren. Namun semakin parah. akses terhadap layanan kesehatan ini Demikian juga pada hampir tidak dimanfaatkan oleh santri banyaknya kasus keputihan yang sampai berbau dan gatal, yang mengalami berbagai persoalan kebanyakan santri menganggap kesehatan reproduksi. sesuatu yang biasa dan tidak Kebanyakan alasan yang diungkapkan melakukan tindakan medis. Pernyataan santri berikut ini dapat santri adalah karena apa yang mereka memberi gambaran kepada kita alami adalah suatu yang biasa, bukan bahwa pengetahuan santri tentang sesuatu yang penting untuk diperhatikan, kesehatan reproduksi masih belum atau sesuatu yang gawat sehingga harus sampai pada kesadaran, “pernah baca buku (tentang keputihan), tapi diperiksa oleh tenaga medis. gak dipraktekin.� Masih Malu Selain itu, ajaran agama dan pelayanan medis yang menjadi pranata sosial yang berperan menentukan pengembangan seksualitas perempuan lebih menimbulkan rasa malu, rasa takut, dan rasa menyalahkan diri. Desain layanan kesehatan yang tidak friendly bagi santri muda bisa saja menjadi salah satu faktor penyebab santri tidak memanfaatkan fasilitas ini, sehingga semakin menjauhkan santri dari pusat layanan kesehatan yang secara fisik berada sangat dekat dengan santri.


Kritis Saat Masa Pubertas Tiba

dak iklus rasa ti panjang s asi. a y n ar se iat Menstruasi seben a rasakan mudah d hwa t t i a a i k b p d g a i h s ka yan itua Sahabat TANASUL, inilah yang terjadi ata d Tahu ngkan but terny faatkan s ang lebih a n e pada tubuh kita, beberapa hari menjelang meny uasi terse a meman k hal-hal y tr tu bis menstruasi tak hanya fisik. Psikis pun ternyata mens kita pun rsebut un geluh. ; n dalah n e t a k juga mengalami gangguan. Payudara membesar Bah ar me lakukan a iklus ng d s a a y g k n e h ja ita tla as dan tulang rasanya seperti mau patah. Belum sepan a daripad lu harus k t. Istiraha micu e n er ra lagi emosi kita yang ikut-ikutan terganggu. Kita bergu di, yang p as fisik be nstruasi m t e i Ja v m tiba-tiba menjadi pemarah, lebih sensitif serta n, ri akti la pre gatka Hinda ebab geja psikis. ghan t. ďƒž s mudah tersinggung. Serta masih banyak hal-hal n n e p a u d m cuk ng sik min an ya yang dirasakan selama menstruasi berlangsung. han fi daun uk kelela lah minum h dengan in B6 unt e m t Entah itu sakit perut, bengkak pada perut m Minu jahe atau E atau vita ďƒž ti bagian bawah, kejang otot atau sakit kepala in seper lah vitam PMS. ntuk n. m berkepanjangan. u a gej la meditasi u naik turu Min n a k ďƒž a g h u d n a Hal itu disebabkan karena pada hari a e a l t r y a a e ad m da ga an yo emosi An ang bulan uan k pertama hingga kelima menstruasi, kadar u k a p L an dat ďƒž perem tabilk leh atau estrogen dan progesteron yang rendah memicu mens tau haid am tubuh ngaruhi o al a l h e i a p s i d m a kelenjar pituitary untuk melepas Follicle ala gis tru an d Mens han fisiolo berkala d i penting d Stimulating Hormone (FSH), agar segera bekerja a in ra perub rjadi seca i. Periode untuk mematangkan sel telur berikutnya dan e s t k u g d n ya pro menyiapkan lapisan pelindung dalam rahim. on re horm ksi. du repro

Mengenal Menorrhagia dan Amenorrhea

Tidak sedikit perempuan yang bermasalah saat menstruasi. Mulai dari darah menstruasi yang terlalu sedikit, menstruasi yang datang terlambat sampai nyeri perut yang luar biasa. Secara klinis gangguan tersebut timbul karena siklus menstruasi melibatkan hormon penting dalam tubuh, yang sangat rentan mengalami masalah. Salah satu keluhan yang sering dialami perempuan adalah volume darah menstruasi berlebihan dan memakan waktu lebih lama dibanding menstruasi pada umumnya perempuan. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut menorrhagia. Dan ada pula perempuan yang mengalami menstruasi sangat sedikit bahkan tidak keluar darah saat menstruasi, kondisi ini disebut amenorrhea.

Penyebab dan pencegahan menorrhagia Penyebab Menorrhagia disebabkan karena faktor-faktor berikut: 1) Ketidak seimbangan hormon. Siklus haid yang normal terjadi karena keseimbangan hormon estrogen dan progesteron. 2) Uterine Fibroid: Keberadaan tumor jinak ini bisa menyebabkan perdarahan menstruasi yng cukup berat dan lama. 3) Polip: Polip di rahim juga bisa menjadi penyebabnya. Biasanya, terjadi pada perempuan di usia reproduksi. 4) Kista Ovarium: Kista indung telur atau ovarium terkadang bisa menyebabkan darah menstruasi


berlebihan. 5) Adenomyosis: Adenomyosis adalah gangguan yang terjadi di dinding rahim yang menyebabkan perdarahan serta nyeri yang hebat saat menstruasi. 6) Penggunaan IUD/AKDR: Pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim, (AKDR) terkadang menjadi penyebab volume darah menstruasi berlebihan. 7) Kanker: Kanker rahim, mulut rahim, dan indung telur juga merupakan penyebab darah menstruasi yang berlebihan. 8) Pemakaian obat tertentu: Obatobatan, terutama yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah serta obat antiradang, dapat menjadi penyebab menstruasi yang berlebihan.

Pencegahan Saat kita menyadari gangguan menstruasi berupa volume darah yang berlebihan setiap bulan, saat itulah waktu yang tepat untuk memeriksakan diri ke dokter. Terutama bagi mereka yang sudah berusia 18 tahun ke atas atau perempuan yang telah memasuki masa menopause. Dokter biasanya akan melakukan serangkaian pemeriksaan, seperti pemeriksaan darah,tes pap smear, biopsy rahim, pemeriksaan USG, histeroskoi, serta pemeriksaan lain. Setelah didapatkan diagnosa adanya menorrhagia serta penyebabnya, barulah dokter melakukan penanganan selanjutnya. Untuk perawatan sendiri di rumah, kita yang mengalami gangguan ini sebaiknya lebih banyak beristirahat. Juga hindari aspirin karena obat tersebut justru malah memperparah keadaan yang ada. Jangan lupa pula untuk mengganti pembalut secara teratur paling sedikit hingga delapan jam sekali.

Amenorrhea adalah gangguan dalam sistem reproduksi wanita, sehingga membuatnya tidak mengalami menstruasi secara rutin setiap bulannya.

Penyebab Amenorrhea disebabkan karena beberapa faktor berikut: Penurunan berat badan secara drastis; obesitas yang ekstrim; penyakit kronis yang diderita dalam jangka waktu yang lama; abnormalitas organ genital wanita (tidak adanya uterus, vagina, septum vagina, stenosis servikal, dan selaput dara yang terlalu tebal); tubuh mengalami kelainan seperti hipoglikemia (kadar gula darah secara abnormal rendah); wanita yang pernah mengalami kelainan penyakit polikistik ovarium mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit amenorrhea; adanya penyakit akibat kelainan kromosom seeprti Sindrom Turner atau Sindrom Sawyer; kadar hormone proklaktin di dalam tubuh cukup tinggi (hiperprolaktinemia); kehamilan; stress; dan karena ketidakseimbangan mekanisme sistem hormon reproduksi wanita.

Pencegahan 1.

2. 3.

4.

Jika amenorrhea terjadi karena penyakit bawaan seperti sindrom turner dan sindrom sawyer atau karena abnormalitas organ genital, maka penyakit ini tidak dapat dicegah Menjaga keseimbangan berat badan agar tidak terlalu gemuk (obesitas) atau terlalu kurus Melakukan pola hidup yang sehat baik cara mengonsumsi makanan yang sehat, melakukan olahraga secara teratur, dan hidup dengan bahagia. Jauhi penyebab stress.

(Artikel di atas diambil dari berbagai sumber tentang Kespro)


Ponpes Al-’Aisyah Kempek Cirebon:

Menjunjung Amanah Mengharap Karomah

K

ali ini kami (Reporter TANASUL) berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Al-’Aisyah Kempek Cirebon. Suasana lengang di tengah siang mendung menyambut kedatangan kami untuk kali pertama di Ponpes Al-Aisyah. Sesekali hanya ada santri yang melintas di sekitar pintu masuk depan komplek Pesantren Al-’Aisyah. Ya, Rabu (22/12) siang itu cuaca tidak secerah biasanya. Tidak lama kemudian salah saorang santri puteri menyambut kami dan mengantarkan menemui Nyai Hj Afwah Mumtazah—akrab disapa Yu Afwah—, pengasuh Ponpes Al-’Aisyah Kempek. Yu Afwah adalah isteri KH. Muhammad Nawawi—disapa Kang Nawawi—putera dari Almaghfurlah KH. Umar. Selain bersama suaminya mengasuh Ponpes Al-’Aisyah, perempuan khafidhoh yang kini tengah menyelesaikan studi S2-nya di IAIN Syeikh Nur Jati, ini juga aktif mengajar sebagai dosen di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon. Awalnya Khusus Santri Putera “Awalnya Pondok Pesantren Kempek hanya ada pondok putera,” ungkap Yu Afwah mengawali obrolan kami. “Dulu, setelah beberapa tahun Bapak Kiai Yusuf mesantren di Krapyak Jogjakarta dan dinikahkan dengan puteri KH. Munawir, Kiai Ponpes Krapyak Jogjakarta yang bernama Nyai Hindun,” paparnya perlahan. Lalu, lanjutnya, sepulang dari Krapyak dengan membawa sang istri kemudian mendirikan pondok di Kempek sekitar tahun 1950-an. Setelah Kiai Yusuf wafat, Nyai Hindun tidak diperkenankan untuk kembali ke Krapyak tempat asalnya, tetapi dinikahkan dengan adik Kiai Yusuf, yaitu Kiai Umar. “Istilah Cirebonnya adalah ‘turun ranjang’. Karena sebelumnya Bapak Kiai Umar sudah meminang Ibu Nyai Aisyah puteri dari Bapak Kiai Syatori Arjawinangun, maka Bapak Kiai Umar menikahi Ibu Nyai Aisyah.” Nama Ponpes Al-’Aisyah sendiri diambil dari nama isteri Kiai Umar. Selain karena banyaknya permintaan dari masyarakat setempat, nama Al-’Aisyah juga menjadi alasan untuk diadakannya Ponpes puteri. Ya, di awal berdirinya, Ponpes ini hanya mengkhususkan santri putera saja. “Dari sinilah awal mula pondok pesantren Al-’Aisyah


mulai berkembang. Sampai estafet yang ke dua dari tahun 1994 yaitu Bapak KH. Muhammad Nawawi, akhirnya pondok pesantren ini semakin maju hingga sekarang,” jelas Yu Afwah. Kini Ponpes Al-’Aisyah memiliki 400 santri puteri yang diasuh oleh Yu Afwa sejak tahun 1994 dan 500 santri putera yang diasuh oleh kang Nawawi. Mencetak Santri Terampil Seiring perkembangan zaman, Ponpes Al’Aisyah pun terus melakukan terobosan-terobosan baru. Kendati demikian tidak menghilangkan tradisi kepesantrenan dan ciri khas Al-’Aisyah yang telah banyak menyetak para Hafidz dan Hafidzoh. Bukan hanya itu PP Al-’Aisyah juga turut memberikan biaya pesantren gratis bagi para santri yang tidak mampu dan yang memang benarbenar ingin belajar Ilmu agama. Menurut Yu Afwa, pemberian biaya gratis tersebut sebagai bentuk ta’dhim dan menjalankan amanah KH. Umar sebelum wafatnya. “Pesantren tidak boleh membebani para santri dan kalau bisa pesantren yang membantu santri”. Itulah yang dimaksud dengan amanah KH. Umar. “Saya ingin membesarkan dan mengembangkan Ponpes Al-’Aisyah,” ungkapnya yang terus berupaya mewujudkan mimpinya tersebut. Salah satu upaya yang dilakukannya adalah dengan melakukan study banding ke berbagai Ponpes di Jawa Timur, seperti Ponpes Lirboyo dan Ponpes Krapyak Jogjakarta. Sejak awal tahun 2000, Al-’Aisyah juga menerapkan metode pembelajaran Active Learning. Sehingga dalam mengikuti programprogram di Ponpes, santri bukan hanya mempelajari ilmu agama atau hafalan al-Qur’an saja tetapi mereka juga memiliki life skills. “Kini dalam metode pembelajaran, kami terus mengembangkan metode pembelajaran santri aktif, di mana santri aktif untuk berdialog dan berdiskusi sehingga tidak monoton, namun ada take and give antara santri dan ustadzah,” jelasnya. Metode tersebut diakuinya cukup memberi dampak yang signifikan di mana santri berani tampil di depan public dan menumbuhkan sikap kritis santri. Baginya, menjunjung amanah sesepuh Ponpes bukan berarti hanya meneruskan apa yang sudah ada, tetapi juga mengembangkan pembelajaran para santri dengan menanamkan kemandirian. Di antaranya dengan memberikan

keterampilan-keterampilan sebagai bekal ketika santri keluar dari pondok. “Semua itu terwujud, alhamdulillah, seperti ada barokah dan karomah tersendiri dari Kiai mungkin. Walaupun kami tidak mempunyai banyak dana untuk membeli peralatan keterampilan, tetapi ada saja alumni yang mau menyumbangkan rizkinya untuk keperluan itu”. Sampai sekarang Ponpes Al-’Aisyah sudah memiliki beberapa komputer dan beberapa mesin jahit sebagai fasilitas keterampilan para santri. Ponpes Al-’Aisyah juga memiliki 4 kelas takhasus yang standar tingkatan kelasnya dilihat dari tingkatan mengajinya. Sejumlah fasilitas tersebut diakui salah seorang santri puteri, Ainun (16 Tahun), sangat menguntungkan santri. “Jika melihat dari tingkatan ngaji kitabkitab, untuk kelas 1 kitab fiqihnya Sulamun Najah, kelas 2 kitabnya Sulamun Taufiq, kelas 3 kitabnya Riyadul Badi’ah, kelas 4 kitabnya Fathul Qorib. Sedangkan pembelajaran Bahasa Arab diberikan kepada kelas 1 dan 2 saja.” Memahami Kespro dari Curhat dan Buku Bagi santri Al-’Aisyah, menyoal kesehatan reproduksi (Kespro) dalam forum ngaji kitab kuning maupun sekadar Curhat (curahan hati) kini sudah menjadi hal biasa. Hal tersebut terlihat dari obrolan mereka ketika kami menyinggung soal Kespro-nya. Karena selain bertanya langsung kepada ustadzah, mereka juga tak jarang menceritakan persoalan pribadinya seperti masalah Kespro-nya kepada Yu Afwa. “Saya sering memberikan pengarahan dan menanyakan langsung kepada santri soal Kespronya mulai dari hal-hal yang selama ini dianggap sepele, seperti mengganti pembalut, menjaga dan merawat alat reproduksinya. Terutama ketika mereka Curhat masalah pribadinya,” tukas Yu Afwa. Selain itu, lanjutnya, santri juga diperkenalkan soal Kespro melalui buku-buku yang tersedia di perpustakaan Ponpes Al-’Aisyah. Hal yang sama diungkap santri puteri Al’Aisyah, Mau’idhoh (15 Tahun). Baginya, belajar tentang Kespro sudah menjadi kebutuhan, terutama setelah mengikuti pelatihan Kespro yang digelar Fahmina-institute Cirebon beberapa bulan lalu. “Sekarang belajar Kespro tidak terlalu sulit, apalagi sumber-sumber bacaan tentang Kespro juga tersedia di perpustakaan pesantren. Koleksinya cukup lengkap tentang bacaan Kespro,” ujarnya. (Reporter: Masyithoh/Asih)


Hak Kespro, Hak Asasi Kita Oleh : Masyithoh Anwar*

Pemerintah bertugas menggerakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pembiayaan kesehatan, dengan memperhatikan fungsi sosial sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu tetap terjamin.

B

eberapa waktu lalu, ada seorang ibu muda hendak melahirkan. Bersama sang suami, ia tak henti merintih di atas becak saat menuju rumah sakit (RS). Sayangnya sesampai di RS bukannya mendapat perawatan, namun dipertanyakan uang muka (DP). Dengan jumlah cukup besar, jelas sang suami tidak sanggup membayar saat itu juga. Alhasil mereka kembali lagi ke rumah dan meminta bantuan dukun bayi terdekat. Penggalan kisah di atas adalah nyata, satu dari sekian rakyat yang tidak mendapat pelayanan kese­ hatan. Lebih-lebih kesehatan reproduksi (Kespro), yang jelas-jelas bagian dari hak atas kesehatan universal. Kespro adalah hak asasi setiap individu. Saatnya Bicara Hak Kespro Manusia tidak bisa terlepas dari hak asasinya. Hak asasi manusia (HAM) meliputi hak hidup, hak berkeluarga, hak keadilan, hak berkomunikasi, hak keamanan, hak kemerdekaan, hak untuk hidup sejahtera dan lain sebagainya. Semuanya itu melekat pada diri individual manusia, secara kodrati dan abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Di Indonesia ketentuan HAM terdapat dalam Konstitusi UUD 1945 Tap. No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) dan UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. HAM yang kita kenal sekarang berasal dari sejarah panjang kemanusiaan, yang muaranya pada Universal Declaration of Human Rights, yang ditandatangani PBB pada 10 Desember 1948. Ketika berbicara tentang hak, tentu terdapat suatu kewajiban. Hak setiap warga adalah kewajiban bagi negara. Negara mempunyai kewajiban untuk melindungi ( to protect), menghargai ( to respect) dan memenuhinya (to fulfil). Setiap negara memiliki kewajiban utama memberikan kebijakan atas kesehatan setiap warga

10

Masyithoh adalah mahasiswi Institute Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon. Perempuan asal Indramayu, ini juga menjadi salah satu penulis dalam buku Kespro bersama tim penulis dari forum diskusi Bayt al-Hikmah.

tanpa terkecuali. Di tingkat nasional ada ketentuan yang mengatur tentang kesehatan, yaitu Undangundang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Tentu saja kasus di atas sangat tidak sesuai dengan ketentuan Undang-undang No. 36 tahun 2009 bab III pasal 5. Pasal tersebut menyatakan, “Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan”. Aspek Penunjang Kesehatan Selama ini meningkatnya kesehatan lebih diidentikkan dengan adanya pembangunan rumah sakit yang megah. Memang sarana ini mendukung akses kesehatan, namun hak atas kesehatan yang sebenarnya mencakup berbagai faktor yang dapat mendukung tercapainya tujuan kesehatan. Komisi Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, badan yang bertanggung jawab untuk memantau Kovenan Internasional, mengidentifikasi “determinan kesehatan yang pokok”. Determinan itu di antaranya mencakup: pertama, sanitasi dan air minum yang aman. Kedua, pangan dan gizi yang mencukupi. Ketiga, kondisi lingkungan dan pekerjaan yang sehat. Kelima, informasi kesehatan yang terjangkau. Keenam, kesetaraan jender. Semua aspek tersebut sangat menunjang tercapainya kehidupan yang sehat. Sedangkan kesehatan reproduksi adalah kondisi dan keadaan fisik, mental, dan sosial yang utuh dan sejahtera. Keadaan itu bukan berarti tidak mempunyai penyakit atau cacat dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesprosesnya. Dalam kaitannya dengan hak, kesehatan reproduksi juga terdapat ruang kesehatan seksual dan reproduksi, bebas dari paksaan, diskriminasi dan kekerasan. Jika sehat adalah hak, maka kesehatan reproduksi adalah hak asasi kita.[]


Billahi Kaitsra ‘Aisyi adalah Guru Madrasah Tahsinul Akhlaq Salafiyah (MTAS) di Pondok pesantren Kebon Jambu al-Islamy Babakan Ciwaringin Cirebon.

Ta’lim al-Muta’allim Thariq at-Ta’allum;

Ilmu tanpa Bedakan Jenis Kelamin Salah satu kitab klasik yang masih dibaca (baca: dikaji) hingga kini di pesantren-pesantren tradisional di Indonesia adalah Ta’lim Muta’allim. Pada tingkatan tertentu, kitab ini menjadi bacaan wajib para santri. Kitab tersebut adalah salah satu karya klasik di bidang pendidikan, sebuah karya genial dan monumental az-Zarnuji. Ia merupakan seorang ulama abad pertengahan bermadzhab Hanafi, yang mana subur tersebar di daerah Turkistan, Afghanistan, Pakistan dan lain-lain. Tak heran bila az-Zarnuji mengandalkan ra’y (pikir) dan qiyas (analogi) dalam berargumen, termasuk analisis dan kritik pendidikan yang dilakukannya. Oleh sebab itu, ia pun disebut filosof muslim yang tidak diketahui nama dan masa hidupnya, kecuali hanya perkiraan. Di antara nama yang ada adalah Burhan al-Islam az-Zarnuji, ada pula yang menyebutnya Burhanuddin azZarnuji, yang lebih dikenal dengan az-Zarnuji sesuai dengan daerah asalnya, Zaradj. Az-Zarnuji mencoba menawarkan solusi bagaimana menciptakan metode pendidikan, yang tidak hanya berhenti pada keduniawian melainkan berorientasi pada akhirat. Ta’lim Muta’allim lahir dari proses kegelisahan az-Zarnuji melihat fenomena yang terjadi masa itu. Di mana para pelajar hanya mendapatkan banyak ilmu, tapi tidak memperoleh kemanfaatan dan buah dari ilmu yaitu pengamalan dan penyebarannya. Ilmu yang mereka peroleh hanya berhenti pada tataran pengetahuan tidak sampai pada aplikasi, terlebih ketika mereka harus berinteraksi dan berbaur bersama masyarakat. Menurutnya hal itu terjadi karena kesalahan yang dilakukan oleh pencari ilmu serta syarat yang tidak dipenuhi oleh mereka. Dari permenungannya lahirlah sebuah metode belajar yang tertuang dalam sebuah kitab bernama Ta’lim Al-Muta’allim Thariq At-Ta’allum atau bisa kita sebut “Learning How to Learn”. Meski klasik Ta’lim Al-Muta’allim termasuk

kitab yang sistematis. Secara umum isi dari kitab tersebut bermuara pada moral religius, di mana etika dan nilai-nilai religius menjadi syarat juga metode berhasilnya suatu proses belajar. Metode yang ditawarkan dibagi menjadi 13 fashal yaitu; Hakikat dan keutamaan ilmu. Niat saat belajar. Memilih ilmu, guru, teman dan kemantapan atas pilihannya. Memuliakan ilmu dan ahlinya (ulama). Sungguh-sungguh, kontinuitas dan penuh antusias. Permulaan dan ukuran belajar. Tawakal. Saat yang baik untuk belajar. Kasih sayang dan nasihat. Dapat mengambil pelajaran. Wara’ di waktu belajar. Hal-hal yang menyebabkan memudahkan hafal dan lupa. Dan Hal-hal yang menyebabkan bertambah dan berkurangnya rejeki dan umur. Az-Zarnuji menawarkan metodenya pada para pencari ilmu dengan tanpa membedakan jenis kelamin biologis. Ia tidak mengkhususkan bagi laki-laki atau perempuan, meski banyak menggunakan lafadz mudzakar itu hanya kebutuhan gramatikal Arab. Seperti dalam fashal tentang memilih guru, ia mengatakan “hendaklah berguru pada yang lebih ‘alim (professional)”. Dari sana bisa dimaknai bahwa untuk menjadi guru tidak dilihat dari jenis kelamin biologis melainkan dari profesionalitas dan kapabilitas seseorang. Dengan demikian para pelajar (santri) laki-laki belajar kepada ustadzah atau nyai tidaklah menjadi problem, meski hal ini belum banyak terjadi di lingkungan pesantren. Dari sekian banyak fashal yang terangkum dalam kitab tersebut pendekatan yang digunakan az-Zarnuji dalam penulisan kitabnya yaitu metode etik dan metode strategi. Selain itu az-Zarnuji pun banyak mengutip al-Qur’an, hadits serta gubahan syair-syair untuk menguatkan karyanya sehingga pembaca tidak merasa jenuh meski membacanya berulang-ulang. Sebuah tawaran metode yang masih relevan bila dibaca secara kontekstual, bukan?[]

11


Puisi karya Paus Amorfati Perempuan Cemara Seperti pucuk cemara yang tak pernah lelah setiap subuh memunguti embun yang tumpah dari rahim ufuk. Lalu, di siang hari dengan sukarela memberikannya pada cahaya matahari yang kelelahan meladeni ulah pengisi bumi Aku tak akan berkedip menatap matahari, juga gelap sebelum jiwaku berkeringat malaikat sebelum aku berpijak di puncak tursina lalu melangkah dari kawah ke kawah di setiap benua Kubangunkan matahari menjelang malam lalu, kusuguhkan secangkir minuman ramuan para ruh di lembah sorga agar ia tak pernah redup menemani jiwa

Perempuan “Pernahkah kau berkaca pada kurus ranting dihinggapi merpati, atau pada lekuk tubuh senja yang letih dibebani cahaya dan angin buatan,” katamu “Seperti engkau pernah berkata, tanyakan padaku tentang laki laki karena kau telah mempelajarinya sejak kecil.” “Maka,” lanjutmu “Tanyakan pula padaku tentang perempuan, bukankah sungai-sungai damai di pelukan bunda samudera!” Dan aku menyelami telaga yang menggantung di ujung jentik bulu matamu.

*) Paus Amorfati adalah alumni pelatihan kesehatan reproduksi (Kespro) II.

12


Puisi karya Ridwan Priyanto Senyummu Kau tak pernah tau bagaimana saat kujaga namamu dalam hati ini Kuhembuskan nafas do’a, kuuraikan kata cinta Untukmu kulakukan apapun itu Untukmu kupersembahkan semuanya Begitu indah kurasakan dalam hati Bukan tanpa sebab, karena kaulah alasan di mana kuukir sebuah nama tuk sebuah cerita Yang kuinginkan dalam setiap waktu, kau tersenyum selalu tuk meraih mimpi itu Sesulit kadang kujadikan apapun yang kau inginkan Berharap sangat kau mampu terlelap dalam hati terdalamku.

Harapku Terjatuh sudah air mata ke dunia permai meresap perlahan pada hati terdalam kini dengan jelas kusaksikan cinta itu dan kurasakan oleh tangan yang terbatas ini usai kini perjalanan cerita yang indah kurasa bertahta perih terbalut risau terbelenggu takut tuk menatap langkah di depan akan kurindukan di hari nanti tawa mu yang mampu mengubah arah kehidupanku ini tau kah kamu... betapa ingin kuhapus segala perihmu dan kuusap air mata itu hingga kau lelap di atas mimpiku.

*) Ridwan Priyanto adalah alumni pelatihan Kespro II, saat ini masih nyantri di salah satu Ponpes di Kabupaten Cirebon

13


Keputihan Menyebabkan Kanker? Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam bu dokter, saya sering mengalami keputihan yang bisa dibilang berlebihan. Saya khawatir apakah keputihan yang terus menerus itu dapat menyebabkan kanker? Sebelumnya terima kasih atas penjelasan Ibu. Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jawaban:

Assalamu’alaikum Wr. Wb. mbak Alif di Cirebon, Terima kasih atas pertanyaannya. Yang paling penting adalah mengetahui dengan benar apakah itu keputihan. Sering sekali perempuan mengira dia mengalami keputihan (padahal sebenarnya tidak), kemudian melakukan pembersihan vagina yang berlebihan atau meminum obat tanpa resep dokter, yang justru lebih membahayakan. Hari-hari menjelang ovulasi (masa subur), leher rahim mengeluarkan lendir yang lebih banyak (bahkan pada beberapa wanita bisa sangat banyak) dan berwarna putih susu kental yang membuat sensasi basah dan lembab sehingga terasa sedikit tidak nyaman. Banyak sekali wanita yang mengira itu adalah keputihan, padahal sebenarnya itu merupakan hal yang normal. Sebagian wanita mengira dirinya mengalami keputihan ketika membaui noda lendir di celana dalamnya dan merasa baunya agak asam. Perlu dicatat, lendir yang sehat pun berbau agak asam dan khas namun baunya tidak tajam. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui yang normal sehingga kita akan tahu segera jika sesuatu yang tidak normal terjadi pada tubuh kita. Bagaimana caranya? Yaitu dengan mengamati lendir vagina secara teratur. Memang perempuan lebih rentan terkena infeksi alat reproduksi dibandingkan lelaki. Keputihan, dalam bahasa medis bisa disebut infeksi vagina. Infeksi vagina bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, atau virus. Beberapa infeksi penting menular melalui hubungan seksual. Kita bisa curiga adanya infeksi vagina jika terjadi, di antaranya: Perubahan warna, sifat, atau jumlah cairan vagina yang tidak normal; Rasa gatal, nyeri, ketidaknyamanan, atau adanya ruam pada vagina; Rasa terbakar ketika buang air kecil; Adanya darah di luar hari haid; Cairan vagina berwarna kekuningan, kehijauan, atau keabu-abuan yang berbau busuk; serta cairan vagina yang seperti keju cottage (seperti gumpalan susu yang terkena asam). Namun, ada juga infeksi vagina yang tidak bergejala sama sekali. Infeksi yang sering terjadi pada perempuan adalah: 1) vaginosis bakterial; 2) infeksi ragi/jamur; 3) trikomoniasis. Diagnosis infeksi tersebut hanya bisa didapatkan dari pemeriksaan mikroskop.

14

Alief di Kota Cirebon Jadi, apabila kita merasa mengalami keputihan, hal terbaik adalah pergi ke dokter (tidak perlu dokter kandungan, dokter umum juga bisa) yang memiliki fasilitas laboratorium sehingga kita bisa meminta pemeriksaan dengan mikroskop untuk mengetahui dengan pasti penyebab infeksi dan mendapatkan pengobatan yang tepat. Sehubungan dengan kanker, infeksi tertentu memang bisa menyebabkan kanker saluran reproduksi. Yang sudah diketahui dengan baik adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV). HPV memiliki banyak tipe virus, sebagian besar di antaranya tidak berbahaya jika menginfeksi manusia. Namun, sebagian kecil virus bertipe risiko rendah dapat menyebabkan kutil kelamin. Sebagian kecil lagi merupakan virus HPV berisiko tinggi yang paparan kroniknya dapat menyebabkan kanker leher rahim (serviks). Faktor-faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker leher rahim adalah: terinfeksi HPV secara kronik, merokok, kekebalan tubuh turun (misalnya pada seseorang yang terinfeksi HIV), kurang konsumsi sayur dan buah, merokok, perempuan yang berhubungan seksual aktif sebelum umur 16 tahun, memiliki riwayat keluarga menderita kanker leher rahim. Gejala yang dihubungkan dengan kanker leher rahim: • Cairan vagina yang tidak biasa dan berbau (bisa berupa bercak perdarahan selain darah haid). • Perdarahan setelah hubungan seksual. • Nyeri ketika berhubungan seksual. Jika sudah mengalami gejala di atas, biasanya kanker-nya sudah sampai tahap lanjut. Karena kondisi pra-kanker biasanya tidak bergejala apapun. Sehingga memang sangat disarankan agar setelah aktif secara seksual (rutin berhubungan seksual), perempuan rutin melakukan Pap smear. Gadis remaja juga bisa mendapatkan vaksin HPV, namun harganya sampai saat ini masih mahal (750 ribu hingga 1 juta sekali suntik). Selain itu, vaksinasi belum 100 % melindungi dari kanker, sehingga strategi yang paling tepat memang menjalani Pap-smear secara teratur sesuai anjuran dokter.[]


Penghargaan Aktivis Muda dari Ashoka uasana Ball Room Museum Bank Mandiri terlihat meriah, para kaum muda dari berbagai negera Asia Tenggara berkumpul. Di antaranya Indonesia, India, Thailand, China, Singapura, dan Vietnam. Mereka hadir mengikuti acara scholarship dan penghargaan anak muda yang melakukan pembaruan dalam civil society yang digelar YCM Ashoka Indonesia, pada Kamis (911/12), di Hotel Sanno dan Museum Bank Mandiri Jakarta Utara. Dari sekitar 100 aktivis, ada 10 aktivis dari Indonesia yang mendapatkan penghargaan dan ikut dalam beasiswa scholarship Asian YouthPreneurship Summit. Salah satunya aktivis yang mewakili komunitas forum diskusi Bayt al-Hikmah Fahmina Cirebon. Bayt al-Hikmah adalah salah satu forum diskusi yang diinisiasi Fahmina-institute Cirebon. Salah satu isu perempuan yang menjadi fokus utama komunitas ini adalah isu Kespro remaja. Forum yang diketuai oleh Turisih Widyowati—akrab

disapa Asih—, ini mendapat penghargaan sebagai komunitas yang telah membuka ruang berbagi dan kontribusi pemuda di bidang Kespro. Menurut Asih, isu yang ditawarkan di antaranya Human Right (Hak Asasi Manusia (HAM)), Health (Kesehatan), Education (Pendidikan), Environment (Lingkungan) dan Economic Development (Pembangunan Ekonomi) “Dalam momen ini, semua menjadi fasilitator dan saling berbagi pengalaman masing-masing komunitas. Begitu pun dengan shcolarship yang notabene diikuti oleh mahasiswa dan aktivis dari berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) se–Indonesia,” papar Asih yang mengaku bahagia berada di tengah aktivis dari berbagai negara di Asia. Apalagi, lanjut Asih, malam puncak penerimaan penghargaan semakin seru dengan penampilan berbagai atraksi seperti enggrang yang dimainkan oleh Moksa Surabaya. Pentas budaya dari komunitas jalanan Jakarta, tarian India oleh Kritika India, serta tarian khas Thailand oleh kaum muda Thailand. Acara puncak adalah penghargaan dari Ashoka kepada aktivis yang diserahkan Mira Kusumarini, Direktur Ashoka. (a5)

Rahim atau kandungan:

Vagina atau liang kemaluan:

Tempat janin tumbuh dan berkembang. Setiap bulan, rahim menyiapkan diri dengan melapisi dindingnya dengan lapisan khusus untuk menerima bayi. Kalau tidak jadi hamil, maka lapisan khusus itu runtuh berupa darah haid. Kalau perempuan hamil, lapisan khusus itu tidak diruntuhkan lagi, tetapi dipakai untuk menghidupi janin sehingga perempuan tidak haid saat hamil.

Vagina bentuknya memanjang seperti tabung. Saat berhubungan seks, penis masuk ke dalam vagina. Darah haid juga keluar lewat vagina, demikian juga saat perempuan melahirkan.

S

Serviks atau mulut rahim: Serviks memisahkan rahim dengan liang senggama. Bermanfaat menjaga agar kotoran dan kuman tidak mudah masuk ke dalam rahim. Juga, ia bermanfaat untuk menyangga kepala bayi saat perempuan hamil. Kalau perempuan terkena Infeksi Menular Seksual (IMS), meskipun tidak tampak dari luar, infeksi biasanya dapat diperiksa atau dilihat di mulut rahim.

Klitoris: Pusat saraf yang sangat sensitif; biasa disebut juga klentit atau itil. Ini adalah area rangsangan saat foreplay (pemanasan sebelum berhubungan seks). Perempuan sangat menikmati sentuhan di bagian klitorisnya. Walaupun tidak semua perempuan senang dirangsang klitorisnya, organ ini memiliki peran penting dalam menciptakan orgasme perempuan. Klitoris berada di bagian atas di antara bibir kelamin. Bentuknya seperti biji kacang. Klitoris mempunyai syaraf yang sangat banyak sehingga sangat peka terhadap rangsangan.[]

15


Galery Santri

“KENALI TUBUH TANPA HARUS MELUKAI” Out Bound Kespro bersama Bayt Al-Hikmah fahmina-institute Majalengka, 26 Desember 2010

fahmina institute Jl Suratno No. 37 Cirebon Jawa Barat Indonesia 45124 Telp./Fax. (0231) 203789 website: www.fahmina.or.id, e-Mail: fahmina@fahmina.or.id


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.