WARTA PAROKI EDISI 5 OKTOBER 2021

Page 1

Harian Digital Komsos Paroki St. Yoseph Denpasar

WARTA PAROKI EDISI SELASA 5 OKTOBER 2021

SANTA FAUSTINA RASUL KERAHIMAN ILAHI MEMBACA DAN MERENUNGKAN Lukas 10:38-42


2

SALAM REDAKSI Pembaca yang terkasih.

HARI INI SELASA 5 OKTOBER adalah Hari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Kita pantas bersyukur bahwa negara kita memiliki Angkatan Bersenjata yang siap menjaga dan melindungi kedaulatan Bangsa Indonesia. Kita mengucapkan Dirgahayu Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Hari ini juga kita mengenang seorang rasul kerahiman ilahi. Dia adalah Santa Maria Faustina. Maria Faustina Kowalska lahir 25 Agustus 1905 dan meninggal tepat hari ini 5 Oktober 1938. Dia seorang Santa dengan nama asli Helena Kowalska.Ia adalah anak ketiga dari 10 orang bersaudara dalam sebuah keluarga yang miskin. Injil hari ini mengisahkan Yesus berada di rumah Marta dan Maria. Marta begitu sibuk melayani Yesus sedangkan Maria duduk dekat kaki Yesus dan terus mendengarkan sabdanya. Kita mungkin bersikap seperti Marta yang sibuk melayani namun lupa untuk meluangkan waktu sejenak berdoa, berbicara dengan Tuhan dan mendengarkan suara Tuhan. Kita mungkin perlu belajar dari sikap hidup Maria. Ia memilih duduk dekat kaki Yesus dan mendengarkan sabda Yesus. Memang kita perlu menyisihkan waktu untuk berada di kaki salib Yesus untuk “berbicara” dengan-Nya dan mendengarkan suara-Nya. Suara Yesus sesungguhnya masih terus menggema sampai di jaman ini. Suara Yesus itu terungkap lewat jeritan orang-orang yang menderita karena kelaparan, mereka yang tercekam dalam peperangan, mereka yang hidup dalam kamp pengungsian. Suara Yesus menggema lewat suara orang-orang yang kehilangan harapan. Kita lalu dituntut seperti Maria, yang menyediakan waktu untuk mendengar. Bagi kita, mendengar suara Yesus di jaman ini tidak cukup hanya dengan mendengar saja. Yang dikehendaki Yesus agar kita perbuat adalah mendengar lalu melakukan aksi nyata. Sebab iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati. Mari kita mendengar suara Tuhan, suara kebenaran jaman ini. Suara yang sedang menggema di sekitar kehidupan kita.*** Selamat membaca!

Buletin Digital Paroki St. Yoseph Denpasar

WARTA PAROKI

Diterbitkan oleh Seksi Komsos DPP Paroki St. Yoseph

Pelindung: P. Yan Madia,SVD. Penasihat: P. Laurensius Ketut Supriyanto,SVD Pemimpin Redaksi: Don Baut (BAK). Pengelola: Agust G Thuru - Komsos Paroki St. Yoseph Alamat: Sekretariat Paroki St. Yoseph Gereja YGYB Ubung. Kontak: WA:081337769252 -EMail:agusthuru@gmail.com Kirimkan tulisan: Laporan kegiatan, renungan, puisi, puisi doa, cerpen, opini, tanya jawab dan lain-lain. Tulisan tidak menyinggung SARA, kata-kata kotor, dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

HARIAN DIGITAL / SELASA 5 OKTOBER 2021

WARTA PAROKI


3

RENUNGAN

Membaca & Merenungkan Lukas 10:38 - 42 Maria dan Marta 38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. 39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, 40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, a bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” 41 Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, 42 tetapi hanya satu saja yang perlu Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

RENUNGAN

Marta sibuk melayani Yesus dan rombongan-Nya sampai mengabaikan apa yang perlu di mata Tuhan. Sebagai tuan rumah tentu Marta ingin memberikan yang terbaik kepada tamu agung itu. Namun semangat memberikan yang terbaik justru membuat dia khawatir sehingga melupakan apa yang sungguh perlu saat itu. Teguran Tuhan Yesus kepada Marta tidak bermaksud merendahkan pelayanannya. Tuhan hanya menyadarkan Marta untuk melihat

WARTA PAROKI

HARIAN DIGITAL/ SELASA 5 OKTOBER 2021


4

RENUNGAN

apa yang sungguh-sunguh perlu dilakukan saat Tuhan bertamu ke rumahnya. Tuhan mengharapkan Marta duduk dekat kaki-Nya dan terus mendengarkan sabda-Nya seperti Maria. Undangan ini penting karena Tuhan sedang dalam perjalanan ke Yerusalem, perjalanan menuju tragedi salib. Dalam konteks itu. Tuhan ingin membangun relasi yang lebih dekat dengan para murid-Nya dan menyiapkan mereka menghadapi tragedi itu. Kita juga mungkin sibuk dengan rupa-rupa aktivitas dan telah mengorbankan banyak hal untuk melayani Tuhan dan umat-Nya. Apakah Tuhan mengharapkan itu? Adakah hal lain yang lebih perlu di mata Tuhan? Di tengah kesibukan melayani, kita perlu membuka diri terhadap sabda Tuhan agar kita dapat melayani sesuai dengan kehendak Tuhan atau apa yang terbaik menurut Tuhan, bukan hanya yang terbaik menurut dugaan kita.*** SUMBER: Berjalan Bersama SANG SABDA 2021 - Komisi Komunikasi SVD Jawa Hal: 390

HARIAN DIGITAL / SELASA 5 OKTOBER 2021

WARTA PAROKI


5

SANTO-SANTA

Santa Faustina

MARIA FAUSTINA Kowalska lahir pada 25 Agustus 1905 dan meninggal 5 Oktober 1938. Dia adalah seorang Santa dengan nama asli Helena Kowalska. Ia adalah anak ketiga dari 10 orang bersaudara dalam sebuah keluarga yang miskin, sehingga ia hanya dapat mengenyam pendidikan formal selama tiga tahun saja. Ia menyatakan bahwa ia mendapat panggilan menjadi seorang pelayan Tuhan pada umur 7 tahun. Ia diangkat menjadi seorang biarawati pada tanggal 30 April 1926. Dalam kehidupan membiara, ia mendapat berbagai penglihatan spiritual, termaWARTA PAROKI

suk stigmata. Ketika ia memberitahukan hal itu kepada pengawas spiritualnya, ia diminta untuk membuat sebuah diari. Namun, karena kemampuan berbahasa yang rendah, tulisannya sulit dimengerti dan dibutuhkan penerjemahan terlebih dahulu agar dapat dimengerti oleh orangorang. Devosi utama Faustina adalah mengenai “Kerahiman Ilahi”, sebagaimana ia melihat Tuhan dalam sebuah penglihatan di mana cahaya pengampunan memancar dan mengalir dari hati Tuhan. Faustina meninggal karena penyakit tuberkulosis pada 5 Oktober 1938. Ia dimasukkan ke dalam daftar santa oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 30 April tahun 2000. ***www.imankatolik

HARIAN DIGITAL/ SELASA 5 OKTOBER 2021


6

SANTO-SANTA

Rasul Kerahiman Ilahi yang Maharahim” (Buku Harian Faustina 1588). Misi Suster Faustina mencakup 3 tugas : 1. Mendekatkan dan memberitakan kepada dunia kebenaran yang sudah diSUSTER Faustina dipilih oleh Tuhan Yesus sebagai juru tulis dan rasul wahyukan dalam Kitab Suci tentang kasih Maharahim Allah kepada setiap kerahiman-Nya. Melalui dia,Tuhan manusia menyampaikan amanat-Nya yang 2. Memohon kerahiman ilahi agung kepada seluruh dunia. bagi seluruh dunia, antara lain melalui “Dalam Perjanjian lama, Aku mengutus para nabi yang membawa praktik-praktik yang disampaikan oleh ancaman-ancaman kepada umat-Ku. Tuhan Yesus dalam bentuk-bentuk baru devosi kepada Kerahiman Ilahi, Sekarang, Aku mengutus engkau yaitu melalui gambar Kerahiman Ilahi membawa kerahiman-Ku kepada dengan tulisan “Yesus,Engkau Anumat manusia di seluruh dunia. Aku tidak ingin menghukum umat manusia dalanku”, pesta Kerahiman Ilahi pada Hari Minggu pertama sesudah Pasyang sedang sakit. Sebaliknya Aku ingin menyembuhkan mereka, sam- kah, Koronka kepada Kerahiman Ilahi bil mendekapkan mereka ke hati-Ku dan doa pada Jam Kerahiman Ilahi HARIAN DIGITAL / SELASA 5 OKTOBER 2021

WARTA PAROKI


7

SANTO-SANTA (Buku Harian Faustina 1500). 3. Mengilhami Kerasulan Kerahiman Ilahi yang mewajibkan diri memberitakan dan memohon kerahiman ilahi bagi dunia sambil mengusahakan kesempurnaan dengan cara yang ditunjuk oleh Suster Faustina yaitu sikap mengandalkan Allah seperti anak kecil, yang terungkap dalam melaksanakan kehendak-Nya serta sikap penuh belas kasih terhadap setiap sesama. Buku Harian Sr. Faustina yang atas perintah Yesus Kristus ia tulis selama 4 tahun terakhir dalam hidupnya, adalah semacam catatan harian. Dalam buku ini penulis merekam kejadian-kejadian yang ia alami atau yang ia renungkan kembali terutama berkaitan dengan “perjumpaanperjumpaan ” jiwanya dengan Allah. Penyebaran Devosi kepada Kerahiman Ilahi tidak menuntut banyak kata-kata, tetapi selalu menuntut sikap kristiani, yakni mengandalkan Allah, serta terus menerus menjadi semakin berbelas kasih. Dalam masa hidupnya, Suster WARTA PAROKI

Faustina memberikan teladan karya kerasulan seperti itu. Mari kita mewartakan Kerahiman Ilahi kepada banyak orang agar misi Suster Faustina dapat terlaksana dan semakin menyebar demi kemuliaan Kerahiman Ilahi yang semakin besar. ***www. imankatolik

HARIAN DIGITAL/ SELASA 5 OKTOBER 2021


8

PUISI DOA MARIA RATU ROSARI

MARIA BUNDA PENGANTARA (4) pengabdian Bersama Santo Yoseph suamimu Merawat dan membesarkan Yesus Dengan penuh tanggung jawab

Oh Maria Ratu Rosario Dengan segala keutamaan hidupmu Engkau dipilih Allah Menjadi bunda Tuhan Yesus Sang Raja Penebus dunia

Engkau gelisah seperti ibu umumnya Ketika Anak yang engkau kasihi Tertinggal di kota Yerusalem Bersama Santo Yoseph Engkau menempuh jalan jauh Mencari dan menemukan Putramu Di Bait Allah rumah Bapa-Nya

Bunda Maria ibu penuh rahmat Engkau ibu yang sempurna Engkau tetap penuh kasih Melaksanakan tugas HARIAN DIGITAL / SELASA 5 OKTOBER 2021

WARTA PAROKI


PUISI DOA MARIA RATU ROSARIO

Kepada Yesus Sang Buah rahimmu Ketika Ia mengucapkan kata-kata Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu Bahwa Aku harus berada Di rumah Bapa-Ku? Engkau menyimpan semua perasaan Di dalam lubuk hatimu Membiarkan misteri penebusan Putramu Bekerja sesuai rencana dan kehendak Bapa-Nya Sungguh engkau ibu penuh rahmat Perempuan berkelimpahan berkat

9

masyarakat Jadikan kami anakmu Yang terus menerus Belajar dari hidupmu Menyimpan semua kesukaran dalam hati Dan berdoa mohon solusi Dengan perantaraanmu ibu yang kudus Bunda Maria ratu surgawi Melalui engkau kami sampai Pada Yesus Putramu Tuhan sumber belas kasih Yang menyertai perjalanan hidup kami

Dampingi dan temani kami Di saat sukacita maupun dukacita Maka bersamamu oh bunda Bersamamu kami berdoa surgawi para Putramu Kami mohon pendampiKini dan sepanjang nganmu hidup kami Dalam perjalanan hidup Amin. kami Gua Maria Gereja Kepundung, Di tengah keluarga dan 04.10.2021

WARTA PAROKI

HARIAN DIGITAL/ SELASA 5 OKTOBER 2021


10

HARIAN DIGITAL / SELASA 5 OKTOBER 2021

INFO PAROKI

WARTA PAROKI


INFO PAROKI

WARTA PAROKI

11

HARIAN DIGITAL/ SELASA 5 OKTOBER 2021


12

CERITERA BERSAMBUNG

Ceritera Bersambung AGUST G THURU

SUBHAGA CATATAN PENULIS

Pembaca terkasih. Penulis turunkan CERITERA BERSAMBUNG berjudul “SUBHAGA”. Ceritera Bersambung ini merupakan paduan antara kisah nyata dan fiksi. Bagaimana kisahnya dan bagaimana endingnya, silahkan membaca dan mengikutinya setiap hari di media ini. Selamat membaca!

(15) Servas I Nyoman Rongsong tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat. Pengalaman pembuangan bayi Servas di pertigaan jalan lalu dipungut Tuhan dan dibaptis menjadi sangat membekas di lubuk hati I Wayan Gulis dan Ni Made Rente. I Wayan Gulis merasakan ada suatu kekuatan yang menjadikan Servas I Nyoman Rongsong sehat dan terhindar dari kematian seperti yang dialami oleh dua kakaknya terdahulu. Pengalaman hidup I Wayan Gulis atas kekuatan sebuah pembaptisan semakin kuat ketika pengalaman duka kembali terulang. Duka kematian bayi kembali ditanggung. Setelah usia I Nyoman Rongsong tiga tahun Ni Made Rente kembali hamil anak keempat. I Wayan Gulis pun dibayang-bayangi pengalaman bayi pertama dan kedua yang lahir lalu meninggal. Namun ia menyerahkan kehidupan bayi keempatnya ke tangan Sang Maha Pencipta. I Wayan Gulis tidak mengikuti seperti apa yang pernah dilakukan terhadap bayi Servasius I Nyoman HARIAN DIGITAL / SELASA 5 OKTOBER 2021

WARTA PAROKI


CERITERA BERSAMBUNG

13

Rongsong yang begitu dilahirkan kemudian dibuang di pertigaan dan dipabtis oleh tuan pastor Simon. Istrinya Ni Made Rente sebetulnya mengusulkan kepada suaminya I Wayan Gulis agar mengikuti tata cara seperti dilakukan pada bayi Servas. “ Bli Bagus, kembali saja kita buat upacara seperti anak kita Nyoman Rongsong.Dibuang di pertigaan dan dipungut lalu dibaptis.” “ Tidak mengapa, Gek. Anak keempat kita pasti lahir sehat. Percayalah pada Tuhan yang maha pengasih.” Ujar I Wayan Gulis. Ni Made Rente pun tak berkata-kata lagi. Ia menuruti apa kemauan I Wayan Gulis. Apa lagi sesuai norma adat istri tidak boleh membantah suami. Karena itu Ni Made Rente menyimpan saja seluruh perasaannya di dalam hati. Hari-hari dijalani I Wayan Gulis dan Ni Made Rente seperti umumnya masyarakat Bali yang hidup di desa. Menjalankan kegiatan ke sawah. Mempersiapkan makanan celeng. Memberi makan celeng dan membersihkan kandang. Lalu di waktu luang duduk bersama teman-teman sambil ngobrol apa saja. Tak terasa usia kandungan Ni Made Rente pun memasuki bulan ke sembilan. I Wayan Gulis mempersiapkan segalansesuatu untuk kelahiran bayi keempat. Segala upacara sesuai dengan tahapan adat Bali pun dilakukan I Wayan Gulis. Ia yakin bayi keempat ini akan lahir sehat dan hidup. Dengan demikian I Nyoman Rongsong akan memiliki seorang saudara. Suatu hari Ni Made Rente merasakan perutnya sakit. I Wayan Gulis tahu bahwa Ni Made Rente akan segera melahirkan. Ia pun bergegas memanggil Meme Walian. Tak lama Meme Walian sudah tiba di rumah I Wayan Gulis di Batu Lumbung. Meme Walian membantu kelahiran bayi keempat I Wayan Gulis dan Ni Made Rente. Meme Walian meraba perut Ni Made Rente. Ia lalu menatap I Wayan Gulis. “ Sepertinya bayi kalian tidak selamat.” Ujar Meme Walian. “ Ada apa, Meme Walian?” Tanya I Wayan Gulis. WARTA PAROKI

HARIAN DIGITAL/ SELASA 5 OKTOBER 2021


14

CERITERA BERSAMBUNG

“ Ada sesuatu yang akan terjadi. Tapi tenanglah, saya akan mencoba membantu. Hanya saja, Bli Wayan harus menerima apapun yang terjadi.” “ Baiklah Meme. Saya siap menerima.” Ujar I Wayan Gulis. Setengah jam berlalu dalam suasana mencekam. Meme Walian berhasil menolong persalinan bayi Ni Made Rente. Bayi itu sama sekali tak menangis. Juga tidak bergerak. Meme Walian pun menoleh ke arah I Wayan Gulis. “ Bayi kalian meninggal.” “ Meninggal?” Ujar I Wayan Gulis. Kematian bayi keempat adalah pengalaman ketiga kalinya I Wayan Gulis dan Ni Made Rente menerima dukacita. Namun mereka menerima dengan penuh kepasrahan. Tidak ada saling menyalahkan. Atau mencaricari kesalahan atas cara Meme Walian membantu persalinan. Mereka menerima dengan penuh iman. Setelah kelahiran bayi keempat itu hidup pun terus dilanjutkan. Harihari tenggelam lagi dalam kesibukan. Hari-hari menjalani kegiatan sebagai masyarakat desa yang hidup di tengah suasana penuh keterbatasan. Bahkan hidup penuh ketakutan. Serdadu-serdadu Jepang sering patroli ke desa-desa. Termasuk ke desa Tuka. Para serdadu Jepang itu mengambil apa saja yang mereka mau. Mengambil padi milik rakyat lalu memerintahkan para perempuan untuk menumbuk menjadi beras. Bila mereka ingin makan daging ayam mereka tidak membeli tetapi memerintahkan orang desa menangkap ayamayam yang berkeliaran di perkampungan. Bahkan ternak babi pun diambil tentara Jepang. Suasana hidup dalam penjajahan Jepang itu benar-benar dirasakan oleh I Wayan Gulis. Penjajahan pula yang membuat hidup mereka penuh dengan keterbatasan. Tidak ada jalan raya di Tuka. Tidak ada rumah sakit. Tidak ada listrik. Tidak ada pipa air yang mengalir ke rumah-rumah. Tetapi di tengah suasana hidup seperti itu I Wayan Gulis belajar untuk tetap memHARIAN DIGITAL / SELASA 5 OKTOBER 2021

WARTA PAROKI


CERITERA BERSAMBUNG

15

barakan semangatnya sebagai suami dan ayah dari I Nyoman Rongsong. Kematian bayi keempat tidak menyurutkan niat I Wayan Gulis dan Ni Made Rente untuk memiliki anak lagi. Maka Ni Made Rente pun mengandung lagi. I Wayan Gulis benar-benar memperhatikan kandungan Ni Made Rente. Bagi I Wayan Gulis anak kelima harus hidup. Suasana hidup di tahun 1945 sangat mencekam. Sebab Jepang saat itu menjelang kejatuhannya semakin berperangai kejam. Beberapa hari menjelang 17 Agustus 1945 saat Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, Ni Made Rente melahirkan anak kelima. Anak perempuan yang sehat dan diberi nama Ni Wayan Warti. Anak itu dibaptis dengan nama Theresia. Anak itu tumbuh sehat. Hal itu sangat membahagiakan I Wayan Gulis dan Ni Made Rente. Namun setelah Ni Wayan Warti lahir I Wayan Gulis pun jatuh sakit. Penyakit malaria yang menjadi hantu dan belum ada obat menjadikan sakit I Wayan Gulis semakin hari semakin parah. Suatu hari tampak fisik I Wayan Gulis menjadi sangat lemah. Ia memanggil Ni Made Rente. “ Gek, rasanya aku sudah tidak kuat lagi.” “ Harus kuat Bli Bagus. Ingat kita punya dua anak.” “ Yah, tapi sakitku semakin parah.” “ Kuatkan hatimu, Bli Bagus.” “ Yah. Namun kalau ada apa-apa, misalnya saya meninggal, rawatlah Nyoman Rongsong dan Wayan Warti. Saya titip anak-anak padamu.” Pesan I Wayan Gulis. Tiga bulan I Wayan Gulis terbaring sakit. Suatu pagi di saat matahari bersinar cerah I Wayan Gulis meminta air minum kepada I Made Rente. Itu adalah permintaan terakhir kepada istri terkasih. Seteguk air itu juga adalah tegukan air duniawi bagi I Wayan Gulis. Sebab setelah itu I Wayan Gulis menutup mata. Ia kembali ke pangkuan Sang Hyang Widhi Wasa. Meninggalkan duka mendalam kepada Ni Made Rente dan anakanaknya.*** Bersambung. WARTA PAROKI

HARIAN DIGITAL/ SELASA 5 OKTOBER 2021


16

AJARAN SOSIAL PUISI GEREJA DOA CERITERA BERSAMBUNG

Doa Koronka

Pada pukul tiga petang, serukanlah kerahiman-Ku, khususnya bagi para pendosa, dan renungkanlah, biar sebentar saja, sengsara-Ku, teristimewa saat-saat ajal-Ku, ketika Aku seorang diri saja. Inilah Jam Kerahiman-Ku yang besar bagi seluruh dunia. Aku akan mengizinkan engkau mengalami kesedihan-Ku yang mendalam. Pada jam itu tidak akan Kutolak apapun yang diminta seseorang demi sengsara-Ku. Pada saat itulah kerahiman itu terbuka lebar bagi semua jiwa. Pada jam itu engkau akan dapat memperoleh apa saja bagi dirimu sendiri dan bagi orang lain. Pada jam itu tercurahlah rahmat bagi segenap dunia kerahiman mengalahkan keadilan. Dimana saja engkau berada, berdoalah dengan sungguh-sungguh, biar sebentar saja. Aku menuntut agar semua makhluk memuji-muji kerahiman-Ku. KORONKA KEPADA (ROSARIO) KERAHIMAN ILAHI A. Koronka dibuka dengan doa: – Bapa Kami (1 kali) – Salam Maria (1 kali) – Aku Percaya (1 kali) B. Pada manik “Bapa Kami” rosario biasa, diucapkan doa berikut ini: “Bapa yang kekal, kupersembahkan kepada-Mu Tubuh dan Darah, Jiwa dan Ke-Allahan Putera-Mu yang terkasih Tuhan kami Yesus Kristus, sebagai pemulihan dosa-dosa kami dan dosa seluruh dunia”. (Sebutkan ujub kita) C. Pada manik “Salam Maria” rosario bisa, diucapkan doa berikut ini: “Demi sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia”. (10 kali) D. Koronka ditutup dengan doa : “Allah yang Kudus, Kudus dan berkuasa, Kudus dan Kekal, kasihanilah kami dan seluruh dunia”. (3 kali) DOA JAM KERAHIMAN (Pukul 15.00) Ya Yesus, Engkau telah wafat, namun sumber kehidupan telah memancar bagi jiwa-jiwa dan terbukalah lautan kerahiman bagi segenap dunia. O, Sumber Kehidupan, Kerahiman Ilahi yang terselami, naungilah segenap dunia dan curahkanlah diri-Mu pada kami. DOA UTAMA KEPADA KERAHIMAN ILAHI Darah dan air, yang telah memancar dari hati Yesus sebagai sumber kerahiman bagi kami. Engkaulah Andalanku! (sebutkan ujub kita) Allah yang kudus, kudus dan berkuasa, kudus dan kekal, kasihanilah kami dan seluruh dunia (3 kali) Yesus, Raja Kerahiman Ilahi, Engkaulah andalanku.***

HARIAN DIGITAL / SELASA 5 OKTOBER 2021

WARTA PAROKI


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.