Harian Vokal Edisi 12 September 2012

Page 24

CMYK

24

RABU 12 September 2012/25 Syawal 1433 H

HARIAN VOKAL

PON Dipertimbangkan di Dua Provinsi PEKANBARU(VOKAL)-Belajar dari pengalaman pergelaran PON sebelumnya di Sumsel 2004, Kaltim 2008, serta Riau 2012, Pemerintah tengah mempertimbangkan untuk menggelar PON berikutnya tidak di satu provinsi, tapi di dua provinsi. LAPORAN: DARYADI / PEKANBARU Menpora Andi Mallarangeng dalam keterangannya kepada wartawan di Main Press Centre PON XVIII, Pekanbaru, Selasa (11/9), dengan menggelar PON di dua provinsi diharapkan beban yang harus dipikul tidak hanya oleh APBD satu provinsi saja. Selama ini selalu timbul masalah bagi satu provinsi yang menjadi tuan rumah PON terutama menyangkut pendanaan. Karena bagaimana pun untuk menggelar PON dibutuhkan dana yang tidak sedikit. "Kita juga bisa lihat di luar negeri saja Piala Dunia bisa digelar di dua negara," ujar Andi Mallarangeng yang didampingi oleh Menko Kesra Agung Laksono, Mendagri Gamawan Fauzi, serta Gubernur Riau HM.Rusli Zainal. Lanjut Andi, pelaksanaan PON memang hanya dilakukan di satu provinsi karena mengacu peraturan yang ada.

Padahal, penyelenggaraan tuan rumah bersama bisa lebih menghemat biaya yang dikeluarkan daerah serta memperingan ongkos pemeliharaan sarana olahraga yang sudah dibangun dengan biaya yang sangat mahal. Untuk mewujudkan wacana tersebut pihaknya kini tengah mempertimbangkan untuk mengubah peraturan pemerintah tentang pelaksanaan PON. Di sisi lain, bukan cuma masalah tuan rumah bersama PON yang akan jadi bahan evaluasi, Andi juga menambahkan masalah cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan juga perlu dievaluasi lagi. Ia menilai 39 cabang olahraga yang dipertandingkan di PON XVIII Riau ini terlalu banyak. "Kita kerap tidak menyadari dengan banyaknya jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan berarti akan bertambah pula biaya yang harus dikeluarkan," tambah Andi lagi. Idealnya di PON menda-

tang, cabang olahraga yang dipertandingkan sudah harus mengacu pada cabang olahraga yang dipertandingkan di SEA Games, Asian Games, serta Olimpiade. Dengan begitu jenjang pembinaan bagi atlet-atlet yang berprestasi akan jelas arahnya. Selepas PON XVIII ini Andi menjanjikan akan melakukan pertemuan dengan KONI dan KOI serta PB-PB agar penyelenggaraan PON harus fokus pada SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Untuk cabang olahraga yang tidak dipertandingkan di PON cukup menggelar kegiatan setingkat kejurnas. Sementara Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi juga menambahkan, pemerintah juga akan mengevaluasi pengawasan pendanaan PON. Dengan begitu peristiwa-peristiwa ditangkapnya sejumlah pejabat daerah seiring dengan penyelenggaraan PON tidak akan terjadi lagi. Bukan rahasia lagi, setidaknya pada tiga kali penyelenggaraan PON terakhir banyak pejabat daerah yang harus berurusan dengan KPK akibat penyelewengan dana untuk penyelenggaraan PON. (***)

Misi Sama Dua Generasi Berbeda r Binaraga Riau

PEKANBARU(VOKAL)-Binaraga salah satu andalan Riau untuk meraih medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII 2012. Setidaknya dua emas di patok pada cabang olahraga pamer otot yakni melalui Arselawandi dan I Gede Darmawan. Tekat tersebut memang sudah diusung dua generasi berbeda ini. Unyil, panggilan akrab Asrelawandi sangat berambisi meraih emas untuk kontingen Bumi Lancang Kuning ini. Apalagi, ini PON terakhirnya sebelum ia berniat menundur dari arena binaraga. "Ini PON terakhir bagi saya. Tahun depan saya pensiun dan mau naik haji. Target saya, akan memberikan yang terbaik bagi Riau. Saya akan berusaha semaksimal

Penanggung Jawab/Redaktur: SAADUDIN SAAD

HUMAS

KALUNGKAN MEDALI - Wakil Bupati Siak H Alfedri mengalungkan medali kepada Johanes Wiharja yang berhasil menyumbang emas sepatu roda PON XVIII Riau 2012 di arena sepatu roda Siak, Selasa (12/9).

mungkin untuk memberikan medali emas," kata Asrelawandi, Senin (10/9). Nama atlet yang turun di kelas 60 kg di dunia binaraga memang sudah tidak asing lagi. Sejumlah prestasi memang sudah diraih Asrelawandi. Hampir setiap kejuaraan, PNS Dinas Perhubungan Riau ini selalu keluar sebagai juara. Bahkan, peraih emas Asean Beach di Omen 2010 lalu, menjadi langganan emas PON sejak PON XIII 1993 di Jakarta. Kini suami Yusfetri Yeti bertekad menyumbang emas ke-6 saat perhelatan PON di Bumi Lancang Kuning. Sejumlah persiapan terus dilakukan Unyil. Bahkan porsi latihannya tingkatnya menjadi empat kali sehari. "Saya bertekad meraih medali ke-6 saya di PON. Mudah-mudahan ambisi saya tersebut bisa terujud. Saya berharap du-

kungan dan masyarakat Riau," ujarnya. Ambisi sama juga diusung I Gede Darmawan. Meski pengalaman masih muda dibandingkan Arselawandi, pria yang akan turun dikelas 85+ ini bertekad menyumbang emas pertamanya untuk Riau. Saat dijumpai di palace hotel, Selasa (11/9), I Gede mengakui bahwa dirinyalah atlet binaraga termuda yang ikut berkompetisi pada ajang PON riau kali ini. I Gede bakal turun di kelas 85 plus. Saat ditanya, pengalaman turnamen yang sudah diikuti atlet muda ini, dia menjawab baru pada open turnaman dan juara satu pada kejurnas 2011. Meski demikian, dia sudah berlatih selama 6 tahun untuk mencapai prestasi di usia 23 pada ajang PON ini. "Harus optimis. Saya yakin. Jangan patok soal me-

dali dulu yang pasti yang terbaik akan saya berikan. Pesaing kita juga bagus," ujar I Gede. Selain itu, pelatihnya, Zamri juga mengakui kalau I gede atlet yang berpeluang untuk meraih emas di kelas 85 plus. Dengan diperkuat I gede, maka besar harapan cabor binaraga raih dua emas dan satu perak untuk riau. "Target kita memang dua emas dalam binaraga ini. Kita harapkan juga satu perak," kata Zamri Bahctiar, pelatih Binaraga Riau yang secara khusus melatih I Gede. Pertandingan Binaraga sendiri akan digelar pada Rabu (12/9) nanti. Pertandingan akan berlangsung mulai pukul 09.00 WIB hingga malam hari. Pertandingan sendiri hanya akan berlangsung selama satu hari. (ynl)

ARSELAWANDI

Perwajahan: ANDIXER


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.