
6 minute read
Hal
JATMIKO: MEMBANTU PETANI MEMBANTU NEGERI
Bagi Jatmiko Krisna Santosa membantu petani itu berarti membantu negeri ini. Sebab kapasitas produksi kelapa sawit nasional takkan lepas dari peran petani. Dirut PTPN V ini punya visi ke depan bagaimana sinergi petani dan pengusaha kelapa sawit membuat keduanya maju bersama. Sebagi eksekutif muda Jatmiko telah menorehkan sejumlah prestasi.
Advertisement

Tahun 2021 ini dapat lagi tiga award. Pertama digital lagi untuk perusahaan. April dapat BUMN Award. Beliau juga meraih BEST CEO untuk santicurratation yakni CEO yang berfokus pada strategi yang telah ditetapkan. Kemudian juga mendapat awar dari GRC (Governance, Risk, Compliance). Nilait erbaik untuk tata kelola perusahaan, pengelolaan risko, ketaatan hukum dan aturan.
Nah sebagai Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) apa program di 2021 yang masih peru dituntaskannya? Menurutnya yang sedang berjalan adalah pertama, konsolidasi keanggotaan sebelum akhir tahun ini. Awal dirinya masuk ada 64 perusahaan yang jadi anggota. Jatmiko berupaya sebisanya bisa mendekati 100 di akhir tahun. Ini tak mudah. Apalagi masa pandemi ini.
Kedua, bermitra dengan pemerintah menjalankan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) atau kita kenal sebagai Replanting, merupakan upaya pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat dengan melakukan penggantian tanaman tua atau tidak produktif dengan tanaman baru. “Itu tentu costnya tinggi. Pemerintah membantu petani dengan dana subsidi hibah,” ujarnya.
Lebih lanjut iamengatakan bahwa saat ini banyak petani masuki masa replanting. Tidak semua petani bisa kelola uang sehingga punya dana untuk replanting (tanam ulang). Ini jadi kewajiban moral


GAPKI bukan dalam arti biaya tapi simbiosis mutalisme dengan petani. Kalau petani paling punya 2-3 hektare yang hanya mengasilkan 1-3 ton. Sementara produksi pengusaha sudah mencapi 6 ton. Ini jomplang sekali. Padahal memenuhi kebutuhan nasional perlu banyak.
Jadi, lanjutnya, GAPKI bisa berperan membantu petani dalam program pemerintah PSR. Upaya pemerintah ini suatu halyang nyata wujud kesadaran pemerintah bahwa swait ini kritikal. Buat ekonomi bangsa objek vital perekaonomian nasional. Makanya pemerintah menyiapkan lebih 50 persen dari biaya investasi tanam ulang disiapkan pemerintah dalam bentuk hibah.
GAPKI dalam hal ini berfikir posisi kita harus berbagi untuk bangsa ini. Dengan cara mendukung program PSR. Target 200 hektar pertahun tapi selama ini yang baru terealiasasi cuma 19 ribu hingga 20 ribu hektare.
Ketiga, edukasi anggota dan non anggota serta publik bahwa sawit itu potensi besar yang juga sokoguru ekonomi nasional . Jadi jangan dimusuhi. Menurutnya lagi selama ini ada. Kampanye hitam terhadap sawit. Sawit dipandang mengancam perekonomian dunia oleh negara-negara yang tidak bisa tumbuh sawit karena bisa menyaingi produk energy mereka selama ini sehingga terjadilah black campaign yang sebenarnya itu urusan perang dagang. Tetapi begitu sistematisnya black campaign ini tidak saja di pasar luar negeri tapi sudah merasuk juga ke sendisendi masyarakat kita. “Banyak di antara stakeholder kita yang termakan isu itu dan berpandangan negatif terhadap sawit padahal sawit itulah sokoguru ekonomi nasional kita,” ujar Ketua GAPKI cabang Riau ini lagi. (elf)


GAPKI, TNI dan Projo Gelar Vaksinasi Gratis di Riau
Gerakan Nasional Percepatan Vaksinasi yang dimotori Projo bersama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) akan menggelar vaksinasi Gratis untuk warga sekitar perkebunan dan desa produktif di 17 provinsi dengan sasaran 7 juta warga.
Sekjen Projo Handoko mengatakan, percepatan vaksinasi gratis akan menjadi kunci bagi bangsa Indonesia melawan pandemi Covid-19 dan kembali bangkit menyongsong masa depan.
Dia mengatakan, sektor perkebunan dan desa-desa produktif adalah basis produksi yang strategis bagi negara ini, maka dari itu vaksinasi di sektor ini menjadi penting.
“Kami akan terus membantu capaian target 70 persen vaksinasi dari jumlah populasi, agar herd imunity bisa segera tercipta. Kami ingin anak-anak kembali ke sekolah, mahasiswa kembali kuliah, aktivitas ekonomi kembali bergairah,” kata dia.
Sementara itu, untuk di Riau, GAPKI Riau dan Projo mengandeng TNI dan melakukan vaksinasi Covid-19 di wilayah PT Ivomas, Desa Sam-Sam, Kecamatan Kandis, Siak. Ada 6 ribu dosis vaksin yang disediakan untuk tahap pertama.



“3 ribu dosis diberikan untuk vaksinasi ini menyasar seluruh elemen masyarakat Kandis, termasuk pekerja PT Ivomas. Untuk dosis kedua, dilaksanakan 28 hari setelah disuntik vaksin pertama,” kata Ketua Projo Riau, Sonny Silaban.
Sonny mengatakan, vaksinasi ini dilakukan bagian dari menyukseskan program vaksinasi massal secara gratis untuk 7 juta warga dan pekebun di desa-desa produktif. Untuk mengejar target itu, Projo pun merangkul semua pihak, termasuk TNI (Korem 031/Wirabima) dan GAPKI Riau.
Ketua GAPKI Riau, Jatmiko Sentosa memalui Sekretarisnya, Ketut Sukarwa mengatakan, sangat bersyukur kegiatan itu dilakukan di tengah masih rendahnya persentase vaksinasi Covid-19 di daerahnya.
“Vaksinasi ini sangat kami butuhkan. Sebab angka penyaluran vaksin Covid-19 di Siak masih rendah. Target kita 344.000 jiwa, namun sampai saat ini pencapaiannya baru sekitar 39 persen,” katanya. (*)



GULAT MEDALI EMAS MANURUNG
(Konsultan Perkebunan Kelapa Sawit)
PERTANYAAN:
Bagaimana cara untuk mewujudkan keberlanjutan secara agronomi kebun kelapa sawit di lahan gambut?
JAWABAN:
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami dari sisasisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dan terakumulasi pada rawa. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengelola lahan gambut untuk budidaya kelapa sawit supaya dapat mewujudkan produktivitas yang optimal di antaranya yakni:
1. Tata kelola air (Water Management) 2. Pemupukan (Plant Nutrient) 3. Pemadatan (Compaction)
Tata Kelola Air
Tata kelola air di lahan gambut sangat menentukan produktivitas tanaman kelapa sawit, tinggi muka air yang tepat untuk tanaman kelapa sawit yakni sekitar 40-60 cm dari permukaan gambut. Untuk dapat mempertahankan level muka air, dibutuhkan sarana prasarana tata kelola air berupa kanal (kanal primer, sekunder, tersier), pintu air dan stop log serta Piezometer. Tata kelola air ini bertujuan untuk mengatur kelebihan air supaya dapat menciptakan ruang perakaran yang optimal bagi pertumbuhan tanaman kelapa sawit, selain itu dapat meminimalkan subsiden gambut dan emisi karbon. Tata kelola air di gambut juga akan mencegah kekeringan dan resiko kebakaran gambut. Pengamatan dan pemantauan tinggi muka air gambut dapat dilakukan di kanal dan dalam blok, menggunakan alat yang bernama Piezometer dan diamati seminggu sekali sesuai kebutuhan.
Pemupukan
Bahan induk tanah gambut adalah sisasisa tanaman yang umumnya banyak mengandung lignin (miskin hara), sehingga input hara makro dan mikro sangat diperlukan. Dikarenakan lahan gambut tergolong masam, sehingga sumber hara P dapat menggunakan pupuk RP. Tanaman kelapa sawit di lahan gambut berpotensi mengalami defisiensi Kalium, sehingga harus dibarengi dengan pemberian pupuk KCL/MOP yang tinggi juga yakni dosis 2,5-5,0 kg/pohon/tahun.
Permasalahan defisiensi hara mikro yang sering terjadi di gambut yakni defisiensi Cu, Zn, B dan Fe. Pemberian pupuk mikro (CuSO4 dan ZnSO4) dalam bentuk kompleks dengan EDTA. Untuk menentukan dosis rekomendasi pemupukan kebun kelapa sawit di lahan gambut sebaiknya terlebih dahulu adanya analisa daun (leaf sampling unit) dan analisa tanah (soil sampling unit).
Pemadatan
Pemadatan tanah gambut biasanya menggunakan alat berat, pemadatan lahan gambut dapat meningkatkan kapilaritas gambut sehingga meningkatkan kelembapan tanah gambut dan tentunya akan mempengaruhi pergerakan hara di dalam tanah.
Selain itu manfaat pemadatan tanah juga dapat meningkatkan bobot isi gambut (bulk density) sehingga meminimalisasi tanaman rebah, mencegah kekerigan gambut, meningkatkan daya topang gambut terhadap tanaman, menyebabkan air tidak mudah lepas serta menurunkan ukuran pori tanah. Pemadatan tanah juga akan berpengaruh baik untuk penyerapan unsur hara yang diberikan kepada tanaman kelapa sawit di gambut.
Berdasarkan uraian diatas diharapkan Petani kelapa sawit yang melakukan budidaya kelapa sawit di lahan gambut dapat meningkatkan produktivitasnya. Tentunya dengan tetap memperhatikan aspek agronomi baik dari segi hama dan penyakit serta pengendalian gulma di lahan gambut. ***
-------------------------------------------
Rubrik Konsultasi ini dikelola oleh:
Ir. Gulat ME Manurung, MP (Auditor ISPO) Eko Jaya Siallagan, SP (Auditor ISPO)

