
3 minute read
Petani Sawit Riau? Hal
64 Tahun, Sudah Sejahterakah Petani Sawit Riau?
Bertepatan Senin (9/8/2021), Provinsi Riau merayakan hari jadi yang ke-64 tahun. Riau merupakan provinsi yang dikenal dengan kekayaan minyaknya, baik dari bawah yakni minyak buminya maupun dari atas, yakni minyak dari perkebunan sawit.
Advertisement
Jono Albar Burhan
Sekretaris DPW Apkasindo Riau Riau bahkan provinsi dengan perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia. Dikutip dari beritadaerah.co.id, menurut buku statistik kelapa sawit yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS), luas perkebunan kelapa sawit di Riau pada tahun 2020 mencapai 2,85 juta hektare dari hampir 15 juta hektare luas keseluruhan di Indonesia. Dengan perkebunan terluas, tentu Riau menjadi penghasil CPO tertinggi di tanah air.
Dengan kondisi ini, apakah para petani kelapa sawit di Riau sejahtera?
Sekretaris DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Riau, Jono Albar Burhan, menyebutkan, saat ini kesejahteraan petani kelapa sawit di Provinsi Riau sudah mulai membaik. Apalagi saat ini kondisi harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Riau sudah mencapai harga tertingginya. Berdasarkan penetapan yang dilakukan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Riau, harga TBS periode lalu sudah mencapai Rp 2.760/Kg.
“Sampai tahun ini, berhubung harga TBS membaik di 2021, jadi kesejahteraan petani meningkat secara keseluruhan. Karena harganya dari paling ujung hingga ke petani swadaya pun mereka masih merasakan harga yang bagus,” kata Jono.
Menurutnya, kondisi ini tidak terlepas dari dukungan Pemerintah Provinsi Riau. Di mana industri lain banyak yang tumbang akibat pandemi covid-19, namun industri sawit justru tumbuh subur dan semakin membaik. Hal ini tentu membantu kesejahteraan petani sawit saat pandemi.
“Untuk ke petani tentu yang paling kita lihat TBS. Berkaca dari harga TBS yang sudah naik signifikan di kala pandemi ini, di mana industri banyak yang terpuruk, tapi sekarang sawit justru lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Itu juga tidak terlepas dari dukungan pemerintah. Selain itu juga program PSR yang tengah dikerjakan pemerintah saat ini, sehingga produktivitas petani semakin terjaga dan bahkan meningkat,” ujar Jono.

Jono berharap, dengan usia Provinsi Riau yang sudah menginjak 64 tahun ini, Pemerintah Provinsi Riau dapat mengambil kebijakan-kebijakan yang dapat membantu menjaga kesejahteraan para petani. Salah satunya adalah dengan menjaga konsumsi sawit untuk dalam negeri.
“Berhubungan dengan petani, tentu yang diharapkan saat ini adalah penyerapan dalam negeri. Karena sekarang tidak terlepas dari biodiesel juga. Jadi harapan kita dorongan seperti itu terus berlanjut,” harapnya.
Bukan hanya itu, dia juga berharap agar pemerintah mendukung anak para petani sawit untuk melanjutkan pendidikan yang lebih baik. Salah satunya adalah dengan mempermudah regulasi untuk bagi anak para petani untuk memperoleh beasiswa dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
“Untuk beasiswa juga saat ini, anakanak petani saat ini sedang berusaha untuk masuk ke beasiswa BPDPKS. Jadi kalau bisa itu dipermudah, karena banyak anak-anak petani yang berada di pedesaan yang tidak begitu mengetahui soal administrasi dan lainnya. Ya mungkin peraturan dan administrasinya dipermudah, sehingga anak petani bisa mengakses beasiswa BPDPKS ini,” ujar Jono. (Bayu)


Management PT EDI Bagikan Masker dan Beri Imbauan Taati Prokes di Masa PPKM Level 4
Pihak PT Ekadura Indonesia (EDI) anak group Astra, lakukan pencegahan mengantisipasi penyebaran Covid 19 masuk ke wilayah perusahaan
Antisipasi pencegahan penyebaran Covid 19 diakui Management PT.Edi melalui CDO PT. Edi Ginanjar Maolid, bulan lalu, setelah Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) dilakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4.
Ginanjar bersama karyawan laim serta petugas Kepolsian, bagikan masker ke karyawan dan non karyawan yang berada di lingkungan perusahaan, sekaligus mensosialisasikan agar selurunya taati protokol kesehatan. “Sejak masa pandemi, PT.EDI khususnya perusahaan di bawah Group Astra komitmen menerapkan Prokes baik bagi karyawan termasuk bagi tamu yang berkunjung ke perusahaan, upaya agar perusahaan bebas dari Covid 19,” jelas Ginanjar.

Ginanjar juga menyebutkan, PT.EDI yang merupakan anak Group Astra, sejak masa pendemi Covid 19 selalu intens lakukan pencegahan bukan hanya di lingkungaan perusahaan, namun juga terhadap masyarakat yang berada di desa desa sekitar perusahaan
“Bahkan saat ini, karyawan yang keluar untuk urusan penting, maka saat akan masuk ke perusahaan kembali harus dilakukan dulu tes apakah sudah bebas Covid 19. Ini bentuk komitmen perusahaan terutama di masa PPKM level 4 agar Covid 19 hilang di Rohul ini,” harap Ginanjar. (hen)