Samaritan Edisi 2 Tahun 2021

COVER

SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

1

RESENSI Tunduk dan Dekat dengan Tuhan Judul Asli: Leadership Reformed “Mengapa Pemimpin Membutuhkan Injil untuk Mengubah Dunia” Penulis: Sen Sendjaya PhD. Halaman: 275 halaman Penerbit: Literatur Perkantas Jatim Cetakan: Pertama, Februari 2021 pemimpin yang efektif, yaitu, tentang psikologi keinginan, identitas, martabat, motivasi, dan ambisi seorang pemimpin.

S

ementara buku-buku Kristen bertemakan leadership ditulis oleh teolog, pendeta, dan motivator Kristen, dan buku-buku atau textbook Bisnis Manajemen bertema leadership ditulis oleh pebisnis, ekonom, dan akademisi yang mengajarkan teori atau pendekatan untuk mencapai target dan meningkatkan produktivitas perusahaan, buku yang kita bahas kali ini cukup unik. Buku ini ditulis oleh seorang Professor of Leadership di Swinburne Business School, Australia, dan dengan mendalam mengupas seperti apa seorang pemimpin Kristen akan diperbaharui dan diubahkan.

Penulis mengawali tulisannya dengan contohcontoh kegagalan seorang pemimpin Kristen yang mengakhiri karirnya dengan menyedihkan, ini mau menunjukkan bahwa area berbahaya/pitfalls yang berlaku bagi seorang leader dalam dunia sekuler, juga dapat membahayakan anak-anak Tuhan. Lima topik besar dibahas dalam buku ini membahas tentang lima area pribadi yang perlu menjadi refleksi diri untuk kita dapat menjadi

2

Penulis buku ini tidak membahas trik, tips, dan teknik kepemimpinan praktis dalam lingkup bisnis, namun lebih kontemplatif tentang bagaimana Injil seharusnya terintegrasi dengan science knowledge di dalam hidup pemimpin Kristen. Bagaimana kesalahan-kesalahan karena desire yang tidak benar bisa dihindarkan, bagaimanakah identitas servant leader yang mengabdi hanya pada Tuan-nya yakni Tuhan, bagaimana martabat/dignity seorang pemimpin bukan ditentukan oleh hasil kinerjanya saja, memimpin dengan motivasi yang benar untuk menyenangkan Tuhan lebih daripada manusia, dan bagaimana kita tetap ber-ambisi tanpa melupakan prinsip-prinsip Injil.

Tulisan dalam buku ini relevan untuk dibaca oleh siapa saja dari latar belakang organisasi Kristen/non-Kristen, universitas, kesehatan, sektor swasta maupun sektor pemerintah, baik yang sudah menjadi, ataupun belum menjadi pemimpin. Memulai dengan memimpin diri sendiri untuk tunduk dan dekat dengan Tuhan adalah awal yang baik sambil kita memulai merenungkan buku ini lebih jauh. Selamat menjadi pemimpin.

Dr. Elia A.B. Kuncoro, Sp.Onk., Rad.

SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Samaritan diterbitkan sebagai sarana informasi dan pembinaan bagi mahasiswa dan tenaga medis Kristen Penerbit Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas Pemimpin Umum dr. Lineus Hewis, Sp.A Redaksi DR. dr. Lydia Pratanu Gunadi, MS dr. Maria Irawati Simanjuntak, Sp.PD-KIC dr. Eka Yudha Lantang, Sp.AN Ir. Indrawaty Sitepu, MA dr. Elia A.B. Kuncoro, Sp.Onk.Rad drg. Karmelia Nikke Darnesti, MKM dr. Benyamin Sihombing, MPH Naomi Fortuna Kaber, ST, MCM dr. Yeremia Prawiro Mozart Runtu dr. Sepriani Timurtini Limbong dr. Kurnia Baraq, M.Med Redaksi Pelaksana Thomas Nelson Pattiradjawane Sekretaris Redaksi Christie Tiarmalia Limbong, S.Sos Dra. Jacqueline Fidelia Rorimpandey Alamat Redaksi Jl. Pintu Air Raya No. 7 Blok C-5 Jakarta 10710 Tel: 021-345 2923, Fax: 021-352 2170 email: pmdn_perkantas@yahoo.com FB: Medis Nasional Perkantas Twitter: @MedisPerkantas

DAFTAR ISI: RESENSI - Tunduk dan Dekat dengan Tuhan

2

DARI REDAKSI

4

ATRIUM - Kepemimpinan Kristen

5

FAKTUAL - C.S. Lewis: Pemimpin yang Mempengaruhi banyak Orang lewat Tulisan

7

FAKTUAL - Martin Luther: Bertahan dan Berjuang di Tengah Epidemi

11

UNTAIAN FIRMAN - Belajar dari Musa: Pemimpin yang Hadir

14

KESAKSIAN - Menekuni Panggilan sebagai Pemimpin

16

INFO MEDIS - SEPUTAR VARIAN COVID-19

19

LAPORAN - 50th Perkantas

23

LAPORAN - Update Kamp Medis Nasional Mahasiswa XXII

26

DARI SUKU KE SUKU - Suku Sikule go internasional

28

TEROPONG DOA

30

HUMORIA

32

ANTAR KITA - Selamat Ulang Tahun

33

PEMAHAMAN ALKITAB - Iman dalam Ketidakpastian

37

Cover & Layout Hendri Wijayanto

Bagi sahabat PMdN yang rindu mendukung PMdN melalui majalah SAMARITAN, dapat mentransfer ke BCA, KCP. Pintu Air Rek. 106 330 5000 a.n. Yayasan Perkantas Bukti transfer mohon dikirim melalui fax atau email dengan nama dan alamat pengirim yang lengkap SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

3

DARI REDAKSI Kepemimpinan Kristiani sebagaimana konsep kepemimpinan pada umumnya merupakan proses membimbing, memotivasi, dan mempengaruhi orang untuk mencapai tujuan organisasi. Namun, ada satu unsur yang membedakan kepemimpinan Kristiani dengan kepemimpinan lainnya, yakni penekanan pada proses untuk mencapai tujuan yakni pelayanan kepada sesama berdasar kasih sesuai ajaran Yesus Kristus. Sebagaimana Yesus yang hadir ke dunia untuk menyelenggarakan karya penyelamatan melalui pelayanan berdasar kasih.

Keteladanan Yesus bisa diterjemahkan secara nyata ke dalam nilai-nilai sebagai dasar pijakan dari suatu organisasi. Nilai-nilai tersebut, misalnya penghargaan terhadap sesama, pengembangan karyawan, bekerja dengan sepenuh hati, kejujuran, atau kepedulian kepada masyarakat yang memerlukan uluran bantuan.

Sayangnya, dalam kenyataan, tidak setiap pemimpin bersedia mewartakan nilai atau falsafah perusahaan kepada para anggotanya. Pasalnya, mereka khawatir jika apa yang disampaikan tidak sesuai dengan realitas. Padahal jika dilihat dari sisi lain, mewartakan nilai-nilai organisasi justru dapat menjadi tantangan tersendiri bagi seorang pemimpin untuk bersikap dan berperilaku sesuai nilai-nilai tersebut.

Di tengah pandemi COVID-19, seorang pemimpin; kita, ditantang untuk tekun mewartakan kasih-Nya dan setia memberikan bimbingan melalui keteladanan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Harapan kami, semoga bisa dipetik manfaat dari edisi Samaritan kali ini. Selamat membaca, salam sehat.

4

SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Atrium

Kepemimpinan Kristen

Illustration by Inc Magazine

P

ada dasarnya setiap orang adalah pemimpin.

Paling tidak ia memimpin dirinya sendiri untuk memikirkan sesuatu, bertindak dan bagaimana berelasi dengan sesamanya.

Kemampuan seseorang memimpin dirinya sendiri secara baik akan berdampai terhadap relasinya dengan dunia di sekitarnya. Dengan demikian, semua pikiran, tindakan dan kebiasaan-kebiasaan seseorang memiliki makna bagi dirinya dan bagi sesamanya.

Ternyata, pemimpin dan kepemimpinan belum tentu identik. Seorang pemimpin belum tentu berjiwa kepemimpinan sebab bisa jadi ia berkedudukan pemimpin karena ia memaksakan diri. Demikian juga, tidak semua orang berjiwa kepemimpinan menjadi pemimpin.

Nah, Anthony D’Souza seorang biarawan dan konsultan kepemimpinan mengajak kita belajar kepemimpinan dari Yesus. Katanya, “Jika para pemimpin ingin menunjukkan kepemimpinan sejati dan melakukan sesuatu yang sungguh berbeda, mereka harus belajar menghadirkan SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

cara kepemimpinan Yesus”. Ia adalah guru utama dalam hal kepemimpinan karena pribadi-Nya. Yesus selalu menginspirasi serta tetap relevan untuk dijadikan teladan sang pemimpin lintas zaman. Mengapa Yesus relevan?

Pertama, Yesus mempunyai visi tentang Kerajaan Allah. Melalui Khotbah di Bukit, Ia membagikan visi bagi para murid-Nya. Kepemimpinan yang memberdayakan memimpikan masa depan ideal dan memberi arah dalam kepemimpinannya. Selain memberikan visi, Yesus menetapkan misi serta mengajak semua pengikut-Nya berkomitmen terhadap semua yang diyakini akan terwujud.

Dengan demikian, pemimpin siap menghadapi perubahan zaman, tidak terbelenggu tradisi atau berpikiran sempit.

Kedua, Yesus memimpin dengan nilai dan karakter. Bagi pemimpin yang memberdayakan, nilai-nilai inti menjadi dasar bagi visi, misi, hubungan, motif, pengambilan keputusan serta pelaksanaan semua hasil keputusan. Nilai5

Atrium nilai cinta, kesatuan, pelayanan, memberi, iman, sukacita, doa, kesaksian merupakan nilai kepemimpinan yang harus dihidupi setiap hari.

Dalam rangka menanamkan nilai-nilai itu, Yesus meneladankan para murid agar hidup dengan karakter: rendah hati, teguh hati dan bijak, membangun relasi yang hidup dengan Allah dan berani berbeda dengan dunia.

Ketiga, gaya kepemimpinan Yesus.

Kepemimpinan Yesus sejalan dengan sabda dan karya-Nya. Dengan kekuatan Injil yang mengubah, Ia memberikan pengaruh bagi para pengikut agar mempengaruhi (menjadi garam dan terang) bagi dunia di sekitarnya. Gaya kepemimpinan Yesus dan ajaran-Nya terkesan tidak lumrah pada zamannya. Hal itu menantang kita di zaman ini, khususnya di tengah pandemi COVID-19, untuk berani kreatif sebagaimana kreativitas Allah dalam diri Yesus Kristus. Bagi Yesus, kepemimpinan bukan sekadar kekuasaan atau menyatakan pengaruh, namun juga kreativitas di tengah keadaan yang nyaman dan mapan.

Keempat, pemimpin sebagai Guru, Gembala, Pelayan, Sahabat. Kreativitas kepemimpinan Yesus tampil melalui diri-Nya yang menyebut diri-Nya sebagai Guru, Gembala, Pelayan, Sahabat. Dengan sebuatan-sebutan itu tampak bahwa model kepemimpinan Yesus

6

sangat beragam. Hal yang tidak dilakukanNya adalah kepemimpinan tangan besi atau otoriter. Dalam kamus kepemimpinan Yesus hal itu tidak berlaku. Dengan menjadi guru, Ia menjadi mentor bagi para murid-Nya. Melalui sebutan sebagai gembala, Ia memimpin dengan semangat menuntun, mengarahkan dombadomba-Nya menuju pengharapan. Dengan menyatakan sebagai pelayan, Yesus menjalankan kepemimpinan model kehambaan. Seorang pemimpin harus bersedia merendahkan diri, bahkan berkurban bagi yang dilayaninya. Melalui kepemimpinan yang bersahabat, Ia menyatakan kepemimpinan dalam kesetaraan. Di sinilah kita menemukan model-model kepemimpinan yang radikal.

Kelima, kepemimpinan dalam belas kasih.

Kepemimpinan harus dijalani dengan landasan belas kasih dan peduli. Pelayanan yang dilakukan Yesus penuh dengan semangat belas kasih.

Dengan pelayanan belas kasih, Ia menunjukkan kepemimpinan yang hidup sebab Ia adalah pemimpin kehidupan.

Ya! Menjadi pemimpin itu tidak mudah, tetapi lebih tidak mudah lagi menjadi orang yang berjiwa kepemimpinan. Pemimpin yang bisa memerintah ada banyak, tetapi pemimpin yang bisa merendah dan melayani hanya ada sedikit. */tnp

SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Faktual C.S. Lewis: Pemimpin yang Mempengaruhi banyak Orang lewat Tulisan Oleh: Dr. dr. Lydia Pratanu Gunadi, MS

D

i dalam dunia ini paling tidak ada tiga kelompok orang, yaitu penonton yang jumlahnya mungkin paling besar, lalu pengikut yang jumlahnya juga tidak kalah banyak dan terakhir adalah penggerak/pemimpin yang biasanya hanya sekelompok kecil orang.

Dari ketiga kelompok itu, yang mana yang paling berpengaruh dalam mengubah dunia?

Seorang pemimpin adalah seorang yang karena posisi, talenta, teladan, reputasi, karakter atau hikmatnya mampu mempengaruhi orang lain dalam bidang pemikiran atau kegiatan dan karena itu ia didengar atau diikuti.

Pemimpin Kristen adalah seorang karena posisi, talenta, hikmat yang dikaruniakan Tuhan kepadanya dengan maksud membawa orangorang kepada hal-hal yang sesuai dengan rencana dan kehendak Allah.

Dalam pengertian di atas, setiap orang Kristen sesungguhnya dipanggil menjadi “pemimpin,” baik sebagai saksi Kristus maupun sebagai murid Kristus yang dipanggil untuk memuridkan orang lain menjadi murid Kristus.

Pemimpin rohani yang baik akan menetapkan dirinya untuk bersekutu dengan Dia dan mendengarkan firman-Nya setiap hari, sehingga ia akan mengalami keyakinan akan panggilanNya, menyadari kebutuhan akan penyertaan dan kuasa-Nya, serta makin berhikmat dalam mempertimbangkan keputusan yang diambil.

Oswald Chambers telah menemukan bahwa: “Seberapa bernilai pelayanan publik saya kepada Allah, bergantung pada seberapa kuatnya persekutuan saya dengan Dia.” Relasi dan persekutuan kita dengan Tuhan merupakan hal yang paling utama dari semua pemimpin rohani yang besar. Karena itu, semua pengurus SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

atau pelayan harus memenangkan perperangan melawan kemalasan, ketidakdisiplinan, ketidakseriusan, dan berbagai hambatan yang merintangi kita setiap hari untuk bersekutu dengan Allah melalui merenungkan firman-Nya dan berdoa.

Pada kesempatan kali ini, kita akan belajar dari kehidupan seorang influencer ternama dalam kekristenan, yaitu C.S. Lewis. C.S. Lewis bukan seorang pemimpin formal yang pernah menjabat atau memegang posisi penting tertentu, tetapi mari kita melihat seorang pemimpin yang telah menginspirasi banyak orang, melalui tulisan dan pemikirannya, bahkan setelah kematiannya.

Clive Staples Lewis (1898–1963) adalah salah satu raksasa intelektual abad kedua puluh dan bisa dibilang salah satu penulis paling berpengaruh pada zamannya. Dia adalah fellow dan tutor dalam Sastra Inggris di Universitas Oxford sampai 1954, ketika dia dengan suara bulat terpilih menjadi Ketua Sastra Abad Pertengahan dan Renaissance di Universitas Cambridge, posisi yang dipegangnya sampai pensiun.

Lewis menulis lebih dari tiga puluh buku, memungkinkannya menjangkau khalayak luas, dan karya-karyanya terus menarik ribuan pembaca baru setiap tahun. Prestasi C. S. Lewis yang paling terkenal dan populer termasuk Mere Christianity, Out of the Silent Planet, The Great 7

Faktual foto: cbn.com

Divorce, The Screwtape Letters, dan karya klasik yang diakui secara universal dalam The Chronicles of Narnia. Sampai saat ini, buku Narnia telah terjual lebih dari 100 juta eksemplar dan telah diubah menjadi tiga film besar.

Masa kecil dan keluarga Clive Staples Lewis lahir pada 29 November 1898, di Belfast, Irlandia, dari pasangan Albert James Lewis, seorang pengacara, dan Florence Augusta, putri seorang pendeta Anglikan.

Ketika dia berusia tujuh tahun, keluarganya pindah ke daerah Belfast Timur. Sebagai seorang anak, ia suka membaca cerita fantasi dan tertarik dengan makhluk imajiner dan hewan antropomorfik.

CS Lewis: penulis yang mempengaruhi banyak orang dan generasi C.S. Lewis mendapat pengakuan dunia sebagai penulis anak-anak untuk serial klasiknya The Chronicles of Narnia. Dia juga mendapat pujian atas tinjauan apologetikanya yang populer, seperti Mere Christianity dan The Screwtape Letters. Terlebih lagi, ia mendapat pengakuan sebagai penulis fiksi ilmiah untuk Ransom Trilogy8

nya. Selanjutnya, ia mendapat pujian atas karya ilmiahnya dalam sastra Abad Pertengahan dan Renaisans dengan The Allegory of Love dan A Preface to Paradise Lost. Banyak penulis memiliki momen ketenaran beberapa saat setelah buku mereka diterbitkan sampai beberapa tahun setelahnya. Namun, buku-buku CS Lewis tetap dicetak selama tujuh puluh, delapan puluh, dan sembilan puluh tahun setelahnya. Selama bertahun-tahun, proses pencetakan terus berkembang makin banyak, kita bisa melihatnya di toko-toko buku maupun on line maupun di perpustakaan.

Selain Mother Teresa, yang quotes-nya telah banyak memberkati banyak orang, C.S. Lewis juga menginspirasi banyak orang dengan quotesquotesnya. Salah satu quote yang terkenal dan sering dipakai banyak orang adalah: Don’t shine so that others can see you. Shine so that through you, others can see HIM dan Life with God is not immunity from difficulties, but peace in difficulties.

Mere Christianity Dalam buku Mere Christianity (1952) ini, Lewis merangkumkan bahwa Kekristenan bukanlah SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Faktual agama tentang malaikat yang melayang-layang dan iman yang buta, tetapi kehendak bebas, rasa keadilan dan anugerah Tuhan. Buku ini diakui sebagai buku yang sangat tepat untuk orangorang sekuler mengenal tentang basic Christianity yang ditulis dengan elegan tapi tidak mengurangi inti yang mau disampaikan. Buku ini terus dicetak dan bahkan ada yang pernah mengatakan setelah Alkitab, maka buku yang perlu dimiliki orang percaya adalah Mere Christianity. Berikut ini adalah beberapa tulisan dalam buku tersebut, saya tidak menerjemahkannya, supaya kita semua dapat merasakan gaya bahasa dan pemakaian ilustrasi yang ada.

“Imagine yourself as a living house. God comes in to rebuild that house. At first, perhaps, you can understand what He is doing. He is getting the drains right and stopping the leaks in the roof and so on; you knew that those jobs needed doing and so you are not surprised. But presently He starts knocking the house about in a way that hurts abominably and does not seem to make any sense. What on earth is He up to? The explanation is that He is building quite a different house from the one you thought of - throwing out a new wing here, putting on an extra floor there, running up towers, making courtyards. You thought you were being made into a decent little cottage: but He is building a palace. He intends to come and live in it Himself.” ― C.S. Lewis, Mere Christianity “To have faith in Christ means, of course, trying to do all that He says. There would be no sense in saying you trusted a person if you would not take his advice. Thus if you have really handed yourself over to Him, it must follow that you are trying to obey Him. But trying in a new way, a less worried way. Not doing these things in order to be saved, but because He has begun to save you already. Not hoping to get to Heaven as a reward for your actions, but inevitably wanting to act in a certain way because a first faint gleam of Heaven is already inside you.”

An influencer who has many flaws and weaknesses Walaupun seorang C.S. Lewis sangat menginspirasi banyak orang, bahkan setelah kematiannya, toh kita semua tahu tidak ada orang yang sempurna kecuali Allah sendiri.

John Piper, dalam tulisannya di Desiring God, mengungkapkan bahwa meskipun tulisan-tulisan dan pemikiran C.S. Lewis sangat menjadi berkat namun dia tidaklah luput dari kekurangan dan kelemahan, Namun dari banyak kelemahan tentang doktrin ataupun lainnya, Piper mengatakan paling tidak ada hal-hal yang bisa dipelajari dari hidupnya, yakni: 1. Lewis always moved toward orthodoxy Secara umum istilah ortodoks mengacu pada bentuk kekristenan tradisional dan konservatif, yang menjunjung tinggi kepercayaan tradisional Kristen tentang Allah Tritunggal dan tentang Yesus Kristus seperti yang diajarkan dalam kredo-kredo awal gereja.

C.S. Lewis bertobat dari seorang ateis menjadi Kristen dan sepanjang hidupnya bertumbuh makin dalam imannya. Dia tidak pernah goyah dan meragukan imannya sedikitpun. Cukup banyak orang tadinya begitu setia pada Kristus, namun kemudian mulai meragukan Allah yang dipercayainya karena kekecewaan-kekecewaan dalam hidup, terhadap orang-orang atau gereja; namun tidak demikian dengan seorang C.S. Lewis. Dia teguh berpegang pada ajaran Firman Tuhan dan gereja yang menjadi arah hidupnya.

2. Lewis percaya pada doktrin keselamatan C.S. Lewis seorang yang ortodoks dalam komitmennya pada keilahian Kristus dan Trinitas dan kematian Kristus sebagai satusatunya penebusan atas dosa manusia dan

― C.S. Lewis, Mere Christianity

SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

9

Faktual jalan keselamatan hanya dengan iman. Salah satu kesaksian yang terbaik adalah bahwa dia adalah seorang anggota gereja tetap dalam Gereja Anglikan. Dia adalah seorang Anglikan yang jujur dan ortodoks.

3. Lewis seorang yang rasional.

Lewis juga seorang yang sangat rasional. Dia menyukai kejelasan, karena dia murni dan jujur dalam cara dia berkomunikasi. Dia tidak pernah memutar balik fakta apapun yang ada dan dia tidak pernah bermain-main dengan kata-kata.

John Piper mengatakan bahwa Lewis seorang yang benar-benar teladan dalam hal ini dan, oleh karena itu, dia merasa aman di sekitar Lewis.

4. Lewis committed himself to saving souls.

Tulisan-tulisan apologetikanya sangat terkenal dan nampak bahwa melalui tulisan-tulisannya itulah, seorang Lewis berupaya untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang. C.S. Lewis percaya bahwa menyelamatkan jiwa buat Tuhan adalah hal utama didunia ini.

Penutup Pdt.Caleb Tong pernah mengatakan bahwa pemimpin adalah orang yang mampu menggunakan pengaruhnya untuk bergerak dan menggerakkan orang lain. Pemimpin bisa membawa pengaruh / daya tular kepada orang lain, seperti seorang ibu kepada bayi yang dikandungnya sebelum lahir, atau pembinaan pada masa pertumbuhan.

Jiwa manusia selalu terkesan akan pemimpin yang mengasuhnya. Pemimpin, menurut Caleb Tong memberi pengaruh melalui tiga hal yaitu melalui kemampuan (skill, pengetahuan), perkataan dan keteladanannya.

C.S. Lewis telah memberikan pengaruh/influence nya melalui tulisan-tulisan dan karyanya yang menggerakkan banyak orang kepada Kristus.

Pemimpin bukan hanya suatu posisi atau kedudukan secara fisik, namun juga suatu pengaruh atau influence yang membawa orang 10

kepada suatu tujuan. Ada orang yang dipanggil dan dikaruniai keduanya oleh Tuhan, tetapi ada juga orang-orang yang dipanggil dan dikaruniai hanya salah satunya saja.

Siapapun kita, kualitas kepemimpinan seseorang tidak terjadi secara instan, tapi dibentuk dari hari ke hari, bahkan bertahun-tahun. Kesungguhan hati, ketaatan, kerendahan hati, ketekunan, pekerjaan Roh Kudus, persekutuan, firman dan doa, serta pelayanan bahkan penderitaan sangat diperlukan dalam proses pembentukan ini.

Marilah kita menjadi pemimpin bagi Allah, sesuai dengan panggilan,talenta dan pengalaman bersama-Nya dalam hidup kita.

Kepustakaan 1. The official website of C.S. Lewis 2. Bambang Nugroho Hadi, Materi ajar kepemimpinan Kristen lanjutan STT Syalom Lampung 3. Piper, John. Why Honor C.S. Lewis When He Had So Many Flaws? DesiringGod, October 17,2013 4. Mere Christianity quotes, Goodreads.

Kasih itu tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.

Kasih itu tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

(1 Korintus 13:5)

SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Faktual

Martin Luther: Bertahan dan Berjuang di Tengah Epidemi Oleh: dr. Kurnia Baraq, M.Med.

Ilustrasi - beritamujizat.com

L

atar belakang dan motivasi saat seseorang memutuskan untuk menjadi seorang pemimpin bisa sangat beragam. Untuk melayani banyak orang dan berdampak bagi bangsa dan negara pasti menjadi dorongan utama bagi sebagian pemimpin. Ada pula yang menjadi pemimpin di sebuah perusahaan atau kantor pemerintahan hanya karena mengikuti suatu sistem atau hirerarki jabatan. Tapi, tidak sedikit juga yang menangkap kesempatan tersebut karena tertarik dengan segala keuntungan yang dapat dinikmati seperti ketenaran dan mungkin fasilitas-fasilitas tertentu yang dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam hidupnya.

Apapun alasannya, kita percaya Allah berdaulat dalam segala sesuatu termasuk menempatkan kita sebagai pemimpin dimanapun dikehendakiNya. Pertanyaannya, sudahkah kita mempunyai karakter kepemimpinan sejati sesuai dengan kehendak dan Firman-Nya? Dan apabila terjadi kondisi yang sulit seperti saat pandemi COVID-19 saat ini yang tidak bisa dihindari, bagaimana seorang pemimpin Kristen seharusnya berespon?

Pada Agustus 1527, wabah pes atau yang dikenal SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

dengan Black Death yang sebelumnya telah berulang kali menjadi epidemi di Eropa, akhirnya masuk ke Wittenberg, kota kecil tempat Martin Luther tinggal, dan langsung memakan korban meninggal sebanyak 18 orang hanya dalam waktu 2 minggu. Sebagai seorang pemimpin reformasi Gereja yang memiliki peran dan pengaruh yang sangat penting saat itu, Martin Luther dan keluarganya didesak oleh berbagai pihak untuk mengungsi ke kota lain. Tetapi respon Luther sungguh luar biasa. Ia lebih memilih untuk tetap tinggal dan meresikokan tidak hanya dirinya sendiri tetapi keluarganya yaitu istri yang tengah hamil dan anaknya yang masih kecil. Dan tidak berhenti disitu, Luther dengan segala kemampuan dan kerelaannya hadir menolong banyak orang.

Wabah pes di Wittenberg berlangsung selama 5 bulan dimana Luther sendiri menghadapi banyak kesulitan termasuk ketika John, anaknya, menjadi sakit dan istrinya harus melahirkan dalam kondisi epidemi tersebut. Beberapa peristiwa yang sangat mendukakan Luther pun terjadi, termasuk ketika istri dari teman dekatnya, George Rörer, meninggal bersama janin yang dikandungnya, 11

Faktual dan saat istri dari walikota bahkan meninggal di hadapan dirinya sendiri. Sebuah surat Luther untuk temannya, Justus Jonas, pada 10 November 1527 meluapkan segala beban dan kesedihannya, tetapi tidak melupakan ungkapan syukur kepada Tuhan: “Tetapi Dia yang perkasa telah melakukan hal-hal besar bagiku; dan dengan demikian ketekunan yang sama juga dituntut dariku. Kiranya Kristus, yang terus aku saksikan dan ajarkan, menjadi batu karang dan bentengku.”

Karakter kepemimpinan dengan jelas ditunjukkan oleh Luther sebagai seorang pemimpin yang dipakai Tuhan untuk mereformasi Gereja-Nya. Dalam surat balasan kepada John Hess yang mempertanyakan tentang “Apakah tepat bagi seorang Kristen untuk melarikan diri dari bahaya yang besar?”, Luther mengutip Yohanes 10:1112: “Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. Sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan menceraiberaikan domba-domba itu.”

Sebagai seorang pemimpin yang melayani jemaat Tuhan, sudah sepatutnya mengikuti teladan yang disampaikan langsung oleh Tuhan Yesus. Dalam keadaan yang sulit dan bahkan ketika kematian dengan jelas mengancam di depan mata, seseorang pasti sangat butuh untuk dilayani dan dihibur melalui pemberitaan Firman dan doa, agar dapat melewati keadaan yang sulit dengan penuh iman. Oleh karena itu, Hamba Tuhan dituntut teladan dan keberaniannya untuk tetap tinggal melayani umat-Nya dalam kondisi yang sulit sekalipun.

Hal yang sama didorong oleh Luther agar dilakukan juga oleh para pemimpin lain yang berperan penting dalam memerintah, melindungi dan mempertahankan kota. Menjadi sebuah pelanggaran di hadapan Tuhan, bila seorang pemimpin yang diberikan tanggung jawab untuk 12

menangani dan melindungi banyak orang, menelantarkan tanggung jawabnya dengan mengabaikan kebutuhan dan keselamatan banyak orang demi menyelamatkan dirinya sendiri. Keputusan seorang pemimpin untuk mencari perlindungan ke tempat lain bila bahaya mengancam tentu tidak dapat dipersalahkan bila telah melewati perundingan bersama anggota lainnya dengan memastikan tugas dan tanggung jawabnya bisa diambil alih dan tidak diabaikan.

Luther menyuarakan seluruh pertimbangannya dengan kegentaran dihadapan Tuhan dan menjadi contoh pemimpin yang nyata saat itu: “Aku akan menghindari bertemu dengan orang dimana aku tidak dibutuhkan, agar aku tidak terpapar dan diriku juga tidak menjadi ancaman bagi orang lain hanya karena kelalaianku. Akan tetapi, jika ‘tetanggaku’ membutuhkanku, aku tidak boleh menghindar melainkan dengan sukarela mengunjungi dan menolongnya” Apa saja karakter kepemimpinan yang dapat kita teladani dari Tuhan Yesus seperti yang ditunjukkan oleh Martin Luther?

1. Sangkal diri dan pikul salib Dalam mengikut Kristus, kita wajib menyangkal diri dan memikul salib, demikian pula ketika menjadi seorang pemimpin. Dalam “menggembalakan”, kita menyangkal diri dan memikul salib bukan demi kepentingan diri, tetapi membimbing “domba” agar mereka tetap hidup dalam kelimpahan yang sejati dalam Tuhan.

Kelimpahan yang hanya dimiliki orang Kristen yang ditunjukkan dengan kepercayaan dan rasa syukur ketika mengalami kondisi yang paling sedih dan buruk sekalipun, karena punya pengharapan sejati pada kesetiaan Sang Gembala Agung.

2. Rela kehilangan Kerelaan kehilangan apa yang dunia anggap berharga bahkan nyawa sekalipun demi melindungi para “domba” dari “serigala” yang datang. “Serigala” ini bisa datang dalam bentuk apapun seperti ajaran yang tidak sesuai FirmanNya, yang merusak pengenalan sejati akan Tuhan dan tanpa disadari membelokkan arah hidup SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Faktual dari yang seharusnya berpusat kepada Kristus menjadi berpusat pada diri.

Seorang pemimpin, dianalogikan seperti seorang Gembala, harus berani melawan dengan keras “serigala” yang hadir ini dengan menyatakan kebenaran secara jelas dan tegas dan tidak kompromi, sama seperti saat Tuhan Yesus menghadapi para orang Farisi. Sikap ini tentu dapat mengakibatkan kehilangan “ketenaran” dan bahkan ketidaksukaan yang berbuah ke berbagai ancaman termasuk terhadap nyawa sendiri. Hal ini tidak bisa dihindari oleh semua pemimpin yang memperjuangkan integritas yang sejati di hadapan Tuhan.

Pengorbanan diri atau mempertaruhkan diri saat bahaya pun perlu dilakukan untuk menolong “domba” seperti yang dilakukan oleh Luther saat wabah terjadi. Rela berkorban demi menjaga kondisi kerohanian maupun kondisi ragawi “domba” Allah tentunya didasari oleh kecintaan yang besar pada Tuhan Yesus yang terlebih dahulu sudah menjadi Gembala Yang Baik yang rela mati bagi kita.

3. Mengenal “domba” Gembala yang baik mengenal domba-domba-Nya. Seorang pemimpin yang meneladani Kristus harus mengenal orang-orang yang dipimpin agar dapat memperhatikan dan menolong di kala susah ataupun senang, atau bahkan menegur secara tepat ketika perlu kedisiplinan, tentu dengan metode penyampaian yang juga sesuai kehendak Tuhan.

4. Menyadari semua panggilan berasal dari Allah Seorang pemimpin Kristen harus menyadari bahwa kesempatan untuk bisa menjadi pemimpin adalah anugerah semata dari Allah. Kita bukanlah gembala upahan yang mengerjakan pekerjaan demi keuntungan pribadi. Apapun bidang panggilan kita saat ini, sudah sadarkah kita pada maksud Tuhan yang menempatkan kita di bidang yang kita jalani sekarang ini?

Kalau kita menyadari betapa tidak layak diri kita untuk diselamatkan dan dipakai oleh Tuhan, kita SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

seharusnya dengan segenap hati dan penuh rasa syukur mengerjakan panggilan kepemimpinan ini, karena semua kita lakukan untuk Tuhan yang sudah terlebih dahulu mengasihi kita dan bukan untuk manusia, apalagi diri kita sendiri. Kerinduan untuk menyenangkan hati Tuhan dan menjadi saksi Kristus dapat dicerminkan lewat bagaimana seorang Kristen memimpin.

Definisi pemimpin bukan saja mencakup mereka yang menjadi pemimpin organisasi dan lembaga besar yang membawahi banyak orang, tetapi termasuk kita yang mungkin terlihat di garis belakang yang hanya membawahi beberapa karyawan, menjadi pemimpin kelompok mahasiswa ataupun siswa, seorang kepala keluarga ataupun ibu rumah tangga yang mengurus anak-anak di rumah. Kita yang bahkan tidak memiliki bawahan pun dituntut untuk menunjukkan sikap kepemimpinan dengan memberikan teladan hidup dan pekerjaan yang baik sesuai kebenaran Firman Tuhan, serta mencerminkan karakter Kristus dengan menjadi berkat bagi rekan-rekannya. Siapapun kita dan apapun profesi dan pekerjaan kita, baik yang dipanggil untuk menjadi pemimpin kelompok besar ataupun kecil, marilah kita meneladani Kristus, menjadi gembala yang baik seperti yang ditunjukkan Martin Luther, yang bukan sematamata dipakai Tuhan menjadi seorang pemimpin reformasi Gereja, tetapi juga dipakai Tuhan untuk menolong sesamanya dengan bertahan dan berjuang di tengah epidemi di Wittenberg. Soli Deo Gloria.

Kepustakaan Martin Luther: Whether One May Flee From A Deadly Plague. https://www.christianitytoday.com/ct/2020/ may-web-only/martin-luther-plague-pandemiccoronavirus-covid-flee-letter.html “Why Did Luther Not Flee From the Deadly Plague?” oleh Nathan Runham, 17 Mei 2020. https://hail.to/ laidlaw-college/publication/z0YvCh2/article/otABdxy#_ ftn2

13

Untaian Firman

Belajar dari Musa: Pemimpin yang Hadir

Oleh: Ir. Indrawaty Sitepu, MA

A

llah memperhatikan kesengsaraan umatNya. Karena itu, Allah mengutus Musa kepada Firaun untuk membawa umatNya, orang Israel keluar dari Mesir. Bisa kita bayangkan pasti bukan perkara yang mudah memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir menuju Tanah Perjanjian. Mungkin karena itulah Musa berdalih dan mengajukan keberatan saat meresponi panggilan Allah ini. Tetapi Allah menjawab, menyediakan dan menantang Musa untuk setiap dalih dan keberatan yang diajukannya sebagaimana tertulis dalam kitab Keluaran 3-4.

Setelah Musa menjawab panggilan Allah tersebut, nyatalah janji Allah, bahwa Allah yang mengutus, Dia juga yang menyertai. Dan oleh penyertaan Allah, Musa dimampukan menjadi pemimpin yang hadir. Paling tidak kita mendapatkan tiga hal penting dari kepemimpinan Musa menjadi pemimpin yang hadir. Pertama, Musa hadir dalam krisis kehidupan umat. Peristiwa di Masa dan di Meriba (Keluaran 17:1-7) mengingatkan kita akan hal itu. Pada waktu itu ada krisis di tengah-tengah bangsa Israel yaitu tidak ada air. Kita tahu air merupakan kebutuhan yang sangat penting. Alkitab mencatat tidak ada air untuk diminum bangsa itu. Bayangkan betapa sulitnya keadaan waktu itu. Orang Israel marah kepada Musa. “Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu,” kata Musa.

Mereka mempertanyakan mengapa Musa membawa mereka keluar dari Mesir, mereka bahkan mencobai Tuhan. Kita perlu waspada dalam menghadapi krisis. Jika tidak dihadapi dengan tepat maka krisis dapat meluas. Krisis rentan dengan konflik seperti yang dialami oleh bangsa Israel dengan Musa. Dalam situasi yang tidak ideal ini Musa tidak berdiam diri apalagi melarikan diri dari krisis yang sedang dihadapi

14

Ilustrasi - PGNitem.com

umat. Musa hadir, Musa berseru-seru kepada Allah. Allah mendengar seruan Musa. Dia tidak membiarkan Musa sendirian menghadapi krisis dan konflik tersebut. Allah hadir, berdiri bersama Musa. Musa juga menegur umat karena mencobai dan mempertanyakan kehadiran Tuhan. Musa hadir dengan berseru-seru kepada Tuhan untuk menjawab krisis yang sedang dihadapi umat dan Musa juga menegur umat atas kesalahannya.

Musa tidak mendiamkan kesalahan umat.

Kedua, Musa hadir menolong umat menegakkan keadilan serta ketetapan dan keputusan Tuhan dalam permasalahan sehari-hari mereka. Kita mungkin masih ingat peristiwa Yitro mengunjungi Musa (Keluaran 18). Musa hadir setiap hari dari pagi sampai petang untuk mengadili, memberi ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah. Hal tersebut dilakukan Musa seorang diri.

Melihat itu Yitro menegur dan memberi nasehat.

Karena jika demikian maka baik Musa maupun umat akan kelelahan, oleh sebab itu Musa dinasehati oleh mertuanya agar membentuk tim yang terlatih dan dapat dipercaya. Musa menerima nasehat mertuanya agar kehadirannya menolong umat dalam mengatasi perkara-perkara mereka, mengadili, memberi ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah semakin efisien dan efektif. Lalu Musa mempersiapkan dan memilih serta menempatkan tim kerjanya sebagai pemimpin seribu orang, seratus orang, lima SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Untaian Firman puluh orang, sepuluh orang. Dan hanya perkaraperkara yang sukar saja yang dihadapkan kepada Musa, tetapi perkara-perkara yang kecil mereka sendiri yang menyelesaikannya. Dengan demikian kehadiran Musa dalam menolong perkara umat dapat terlaksana dengan lebih optimal dan proporsional.

Ketiga, Musa hadir dalam menengahi pertikaian umat yang berdosa dengan Tuhan Allah. Musa hadir sebagai perantara umat dengan Allah.

Dalam peristiwa anak lembu emas (Keluaran 32), kita melihat umat tidak sabar menunggu Musa turun dari gunung Sinai, lalu mereka membuat anak lembu emas dibawah kepempimpinan Harun. Mereka mengatakan anak lembu emas itulah allah yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, mereka bersukaria, makan, minum, mempersembahkan korban. Allah sangat marah dan menyuruh Musa segera turun menjumpai bangsa Israel. Allah mengatakan bangsa itu adalah bangsa yang tegar tengkuk.

Jika pada waktu Allah mengutus Musa, Dia menyebut bangsa Israel dengan sebutan “UmatKU” (Keluaran 3:10) tapi pada peristiwa dosa besar ini, Allah megatakan kepada Musa “bangsamu” telah rusak lakunya (Keluaran 32:7).

Bangsa Israel ‘bertikai” dengan Allah. Situasi yang sangat menegangkan. Situasi yang sangat menyedihkan. Musa hadir dalam peristiwa pertikaian tersebut. Musa cepat tanggap melihat situasi. Umat Israel yang telah melakukan dosa besar kepada Allah ditegur dan dihukum dengan tegas oleh Musa. Musa menempatkan dirinya menjadi perantara antara bangsa Israel dan Allah. Dan keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu: Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap Tuhan dan berkata “Ah bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu-dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis (Keluaran 32:30-32).

Sangat terharu dan menggetarkan. Jikalau sebelumnya Musa mengingatkan Tuhan bahwa mereka yang mau dimurkai-Nya itu adalah umatNya, yang membawa nama-Nya untuk menjadi SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

kesaksian bagi bangsa-bangsa lain, kali ini Musa seolah sedang berkata, bila mereka semua harus dimusnahkan, biarlah aku turut musnah bersama mereka dan tidak memperoleh tanah Kanaan. Jika segenap Israel harus binasa, aku rela turut binasa bersama mereka. Janganlah kiranya tanah perjanjian menjadi milikku hanya karena aku satu-satunya orang yang tinggal hidup. Kasih dan kebesaran hati Musa ini kita lihat juga dalam ungkapan Paulus dalam Roma 9:3 “Bahkan aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara saudariku, kaum sebangsaku secara jasmani”. Tapi bukan hanya diingatkan tentang Paulus bahkan hal ini juga mengingatkan kita kepada kasih Perantara yang agung dari Kristus Yesus, yang berdoa untuk pemberontakpemberontak dan mati sebagai penebus dosa kita umat manusia yang berdosa. Betapa indahnya pemimpin yang demikian. Alkitab mencatat, dan menyesallah Tuhan karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya (Keluaran 32:14). Jelas, Tuhan bertindak adil, yang bersalah saja yang akan dihukum dan Ia tetap menepati janji-Nya untuk menuntun umat-Nya. Dalam setiap zaman Tuhan memanggil dan mengutus orang-orang tertentu untuk mewujudkan rencana-Nya yang agung.

Sesungguhnya saat ini pun Tuhan sedang memanggil kita dan mengutus kita menjadi pemimpin yang hadir. Pertama mari kita memimpin dengan hadir dalam krisis kehidupan umat saat ini yaitu pandemi COVID-19 serta dampaknya. Kedua, mari kita hadir menolong umat menegakkan keadilan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, mari kita memimpin dengan hadir dalam menengahi pertikaian umat yang berdosa dengan Tuhan Allah. Mari berdoa mohon ampun atas dosa-dosa umat dan mohon keselamatan bagi umat. Pasti ada yang bisa kita lakukan sesuai dengan bagian kita masing-masing.

Tuhan yang menyertai dan memampukan Musa, kiranya melanjutkan penyertaan-Nya atas kita dan memampukan kita menjadi pemimpin yang hadir.

Amin.

15

Kesaksian

Menekuni Panggilan sebagai Pemimpin

Oleh: dr. Finish Fernando, Sp.OG*

Shalom, perkenalkan, saya dr. Finish Fernando, Sp. OG. Direktur RSU Bethesda Serukam periode 2020 – 2024. Saya anak ketiga dari empat bersaudara, lahir, tumbuh dan berkembang di dalam keluarga Kristen dari kecil, dengan saya merupakan satu-satunya yang menempuh profesi dokter baik dari keluarga besar papa maupun mama. Perjalanan hidup saya sebagai pemimpin saat ini, sejatinya merupakan sesuatu yang saya sadari Tuhan sudah siapkan sedari saya kecil, khususnya dari semenjak bangku sekolah dasar.

Berasal dari kedua orang tua yang merupakan pasangan guru di yayasan sekolah yang saya masuki dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, membuat saya selalu berusaha supaya tidak mengecewakan kedua orang tua saya dengan cara berusaha belajar dengan baik-baik secara pribadi maupun saat bekerja sebagai kelompok dengan tidak segan mengambil inisiatif sebagai ketua kelompok dan mendistribusikan serta mengevaluasi pengumpulan tugas supaya hasil kerja kelompok bisa baik. Sudah semenjak sekolah dasar dari kelas 1 – 6 saya menjadi ketua kelas. Pada waktu Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, selain 16

menjadi ketua kelas, tetapi juga menjadi Ketua OSIS dan pada saat itu saya dan beberapa teman saya diberi kesempatan untuk menjalani pelatihan kepemimpinan yang diadakan oleh Yayasan tempat kami bersekolah yaitu pelatihan P321. P321 merupakan singkatan dari Prorgram Pelatihan Pemimpin Abad 21, dengan peserta berasal dari beragam level pendidikan dan asal sekolah tapi tetap dalam satu Yayasan yang sama. Pembelajaran kepemimpinan tidak hanya saya dapatkan dari pendidikan formal tetapi juga dalam hidup bergereja dimana saya sempat menjadi ketua komisi Remaja di tempat saya bergereja, dimana kedua orang tua saya juga menjadi majelis jemaat di gereja tersebut Setelah menempuh jenjang pendidikan sekolah menengah umum, saya kemudian masuk ke sekolah negeri yang kelasnya lebih heterogen, dan yang tadinya saya berada dalam kelompok mayoritas, saat itu saya merasakan menjadi kaum minoritas. Tetapi walau minoritas, kesempatan memimpin sebagai ketua kelas maupun pimpinan kelompok saat pembagian tugas tetap Tuhan sediakan.

SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Kesaksian Setelah kuliah, saya masuk ke sebuah tempat yang lebih heterogen lagi, dimana orangnya berasal dari Sabang hingga Merauke dan saya sungguh bersyukur karena makin bisa mengenal karakter dan pribadi seseorang karena memang benarlah firman Tuhan yang mengatakan besi menajamkan besi dan manusia menajamkan sesamanya. Saya bersyukur mendapatkan kesempatan menjadi pemimpin persekutuan tingkat selama satu tahun, pemimpin tiga kelompok kecil dan selebihnya saya lebih berperan sebagai seksi acara di persekutuan, sekretaris dan bendahara hingga pernah berada di suatu periode saya menjadi bendahara di 5 (enam) lembaga yang saya ikuti selama kuliah.

Setelah bekerja pertama kali di RSU Bethesda Serukam setelah lulus menjadi dokter perjalanan saya menjadi seorang pemimpin juga dimulai dari menjadi dokter umum paling junior, dokter umum senior hingga menjadi ketua kelompok staf medis, Ketua K3RS (Komite Kesehatan dan Keselamatan Rumah Sakit), Ketua Dorkas dan PIC layanan jaminan kesehatan RS. Saya kemudian melanjutkan program pendidikan dokter spesialis dan peranan saya pada saat itu lebih ke arah seksi pendidikan hingga menjadi ketua penelitian dan publikasi ppds.

Setelah kembali dari pendidikan spesialis, saya kemudian menjalani kembali peran saya sebagai ketua kelompok staf medis, ketua tim PONEK (Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif) serta ketua tim PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien) sebelum akhirnya menjadi direktur RSU Bethesda Serukam dari 2020 hingga sekarang.

Melihat perjalanan hidup saya dan dari beberapa buku yang saya baca terkait kepemimpinan, maka di bawah ini merupakan syarat dan perlengkapan yang saya rasa diperlukan sebagai seorang pemimpin khususnya pemipin Kristen yang efektif.

1. Penuh Roh1,2

Pemimpin rohani diawali dengan pemimpin yang penuh Roh sebagaimana petunjuk dalam Kisah Para Rasul 6:3 “Pilihlah orang yang penuh SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Roh.” Pemimpin yang penuh roh hidupnya jujur, bijaksana, hidup kudus, baik hati, bermoral baik, pengunjung gereja dan warga Negara yang baik.

Pemimpin rohani yang penuh Roh dimulai dari pemimpin yang sudah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadinya dan bertekad mengikuti Dia sebagai teladan utama untuk masalah kepercayaan dan kelakuan. Pemimpin menyadari panggilan sebagai wakil Kristus bagi orang yang dipimpinnya dan berusaha membimbing orang yang dipimpinnya untuk diselamatkan dan mengalami pertumbuhan rohani.

2. Peka1

Peka akan keberadaan orang lain,masalah dan potensi mereka. Hal ini tercermin dari Yesus sebagai seorang pemimpin jemaat yang peka akan masalah umat-Nya sebagaimana di Yohanes 6 ketika menghadapi jemaat yang lapar maka Dia beri makan, ketika di Yohanes 8 berhadapan dengan pezina maka Tuhan mengampuniNya. Tuhan juga sanggup melihat potensi jemaat-Nya, contohnya melihat potensi Matius, Yohanes dan juga Petrus dari penjala ikan menjadi penjala manusia.

3. Servant Leadership (Pemimpin yang menghamba)3,4

Pemimpin dituntut menjadi pribadi yang kapabel sekaligus fleksibel. pemberani sekaligus hati – hati, tegas sekaligus bijak, berpandangan jauh ke depan sekaligus teguh berpijak di kekinian, pintar menyampaikan ide sekaligus mampu mendengarkan, dapat menunjukkan kesalahan tetapi juga bersedia memberikan apresiasi dan penghargaan. Pemimpin mampu mengakhiri dan mengawali yang baru, merencanakan dan mengambil keputusan, membentuk tim dengan budaya kerja tim dengan batasan kekuasan yang bijak. Pemimpin yang bijak sebagaimana gamaran sebelumnya dimulai dengan pemimpin yang menjadi hamba bagi sesamanya, servant leadership yang sesuai dengan firman Tuhan di Markus 10:44. Barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.

17

Kesaksian 4. Sadari panggilan sebagai pemimpin3

Kejadian 1:26. Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan – ikan di laut dan burung – burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. Sejak awal mula penciptaan, manusia telah ditakdirkan sebagai pemimpin.

Kepemimpinan menurut Kejadian 1:26 adalah hakikat, mandat dan berkat Allah. Sehingga seorang pemimpin menjalankan kepemipinannya dengan syukur, hormat dan khidmat.

5. Sehat secara emosi 4

Pemimpin yang sehat secara emosi dimulai dengan menghadapi sisi gelap Anda yang bisa dilakukan baik pemimpin yang sudah menikah maupun yang sudah lajang. Pemimpin juga dapat memperlambat tempo hidup demi persekutuan kasih bersama Allah dengan mempraktikkan dan menikmati sabat.

Sementara tujuh sifat yang berkaitan dengan kepemimpinan yang efektif terdiri dari penggerak (pemimpin menunjukkan tingkat usaha yang tinggi, memiliki keinginan yang tinggi terhadap keberhasilan, memiliki banyak energi, tidak kenal lelah dalam menjalankan aktivitasnya dan menunjukkan inisiatif), hasrat untuk memimpin (hasrat yang kuat untuk mempengaruhi dan memimpin orang lain serta kemauan yang tinggi untuk menerima tanggung jawab), kejujuran (tidak berkhianat) dan integritas (konsisten antara ucapan dan perbuatan) untuk membangun hubungan yang dapat dipercaya oleh anggota kelompoknya, kepercayaan diri (tidak ragu – ragu sehingga dapat meyakinkan anggota kelompoknya terhadap keputusan dan tujuan yang harus dicapai), kecerdasan untuk dapat mengumpulkan, menyatukan, dan mengolah serta menafsirkan banyak informasi (kecerdasan untuk memecahkan persoalan, mencari solusi dan mengambil keputusan yang tepat), pengetahuan yang relevan dengan pekerjaannya sebagai dasar pengambilan keputusan dan menyadari dampak dari keputusan yang diambil serta Ekstraversi (enerjik, penuh semangat, pandai bergaul, tidak 18

menarik diri dan tegas). 5 Kepustakaan 1. Apa yang membuat seseorang menjadi pemimpin? Goodwin, BE. Kepimpinan Yang Efektif.

Perkantas. 2000. 19-23 2. Syarat yang tidak boleh tidak ada. Sanders, JO. Kepemimpinan Rohani. Yayasan Kalam Hidup.

2001. 77 – 82 3. Saya pemimpin? Apa iya sih? Darmaputra E. Pemimpin yang memimpin. Kairos 2011. 21-6 4. Scassero, P. Pemimpin yang Sehat secara Emosi.

Literatur Perkantas Jatim.2020.

5. Manajer sebagai Pemimpin. Hery. Seni Mengelola, Memotivasi dan Memimpin Karyawan. Kompas Gramedia. 2016. 65-66 *dr.Finish Fernando, Sp.OG, saat ini menjadi Direktur RSU Bethesda Serukam

Tidaklah demikian di antara kamu.

Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu.

(Matius 20:26-27)

SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Info Medis

SEPUTAR VARIAN COVID-19 Oleh: dr. Benyamin Sihombing, MPH

Designed by starline / Freepik

Apa itu varian, apa itu strain dan apa itu mutasi?

Mutasi adalah perubahan DNA atau urutan DNA yang terjadi saat organisme be-replikasi, sedangkan varian adalah organisme dengan satu atau beberapa mutasi baru. Jadi kalau mutasi bicara tentang perubahan DNA nya sedangkan varian bicara tentang organisme yang mengalami mutasi. Ketika varian baru memiliki sifat fungsional yang berbeda dengan virus asli dan menjadi berkembang dalam suatu populasi, maka disebut sebagai strain virus baru. Singkatnya, semua strain adalah varian, tetapi tidak semua varian adalah strain.

Mutasi adalah fenomena biologis alamiah mahluk hidup, termasuk SARS Cov-2 untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.Ini merupakan upaya survival virus untuk terus bereplikasi. Namun semakin sering virus bersirkulasi/berpindah dari satu individu ke individu lainnya atau dari invidu ke hewan, semakin banyak virus bermutasi/berubah. Kalau dia sering berpindah dari manusia ke manusia atau dari manusia ke hewan – seperti yang terjadi di Denmark (binatang Cerpelai), maka mutasi/ SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

perubahan DNA akan semakin cepat terjadi dan varian baru muncul. Perubahan DNA biasanya menghasilkan varian virus yang lebih beradaptasi dengan lingkungannya. Bisa menjadi lebih kebal terhadap sistem imunitas manusia, lebih cepat menyebar dan lain-lain, namun bisa juga perubahan yang terjadi tidak menyebabkan dampak yang merugikan manusia. Sehingga memang tidak semua varian SARS Cov-2 perlu untuk diamati dalam sistem surveilans. Yang dunia perlu amati dan ikuti penyebarannya dari waktu ke waktu adalah variant of concern (VOC) dan variant of interest (VOI).

Apa maksud variant of concern (VOC) dan varian of interest (VOI)? Mengapa dibedakan?

VOC merupakan varian-varian SARS Cov-2 yang perlu perhatian masyarakat global karena – Penyebarannya yang signifikan dan mengancam kesehatan masyarakat global; dan – Perubahan perilaku virus seperti: o Peningkatan transmisibilitas atau o Presentasi penyakit klinis yang berbeda; atau o Penurunan efektivitas pembatasan sosial, alat diagnostik yang tersedia, vaksin atau terapi.

19

Info Medis Sedangkan VOI merupakan varian yang memiliki mutasi genetik yang dapat menyebabkan perubahan perilaku virus, dan menyebabkan penularan komunitas atau kluster atau telah terdeteksi di beberapa negara.

Diluar itu masih banyak banyak varian lainnya, yang relatif tidak atau belum menjadi perhatian para ahli karena bukti yang ada belum menyebabkan perubahan perilaku virus yang dapat mengancam kesehatan masyarakat global.

VOC dan VOI sejak awal ditemukan diberi nama ilmiah oleh beberapa pusat studi, seperti: GISAID, Nextstrain and Pango. Meskipun memiliki kelebihan, nama ilmiah ini sulit untuk diucapkan dan diingat, dan rentan terhadap kesalahan pelaporan. Akibatnya, orang sering menggunakan pemanggilan varian berdasarkan tempat di mana mereka terdeteksi, seperti varian Inggris, varian India dan lain-lain, yang tentunya memberikan stigma dan diskriminasi pada negara yang disebut. Karena negara tempat varian itu ditemukan pertama sekali, tidak berarti bahwa varian itu asalnya dari negara tersebut. Bisa jadi asal muasalnya dari tempat lain, tetapi karena negara tertentu seperti Inggris, Afrika Selatan mengembangkan lebih dulu system surveilans COVID-19 lewat deteksi genome sequencing, sehingga terdeteksi pertama sekali oleh mereka.

Karena alasan-alasan diatas maka WHO mengajukan penamaan baru untuk VOC and VOI menurut abjad Yunani. Berikut adalah penamaan baru untuk VOC dan VOI.

20

SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Info Medis Bagaimana penularan dan gejala varian-varian ini serta implikasinya terhadap vaksin dan diagnostik?

Simpulan temuan-temuan dibawah ini tentang daya penularan, keparahan penyakit, dampak terhadap diagnostik dan vaksin adalah perbandingan dengan dengan varian sebelumnya atau varian yang beredar bersama-sama. Ini berdasarkan bukti yang didapatkan saat ini, termasuk artikel dan laporan pracetak (pre-print) yang sedang diteliti dan revisi dapat dilakukan sesuai dengan update akhir.

Tentunya semua ini berdampak terhadap pengendalian COVID-19 secara global, khususnya untuk peningkatan tingkat penularan (transmissibility). Semua VOC dan beberapa VOI menunjukkan peningkatan tingkat penularan, terlebih varian Delta: – Beta: 25% (20% – 30%) – Alpha: 29% (24% – 33%) – Gamma: 39% (29% – 48%)

Enzyme 2 (ACE2) di sel target tubuh.

Bagaimana mencegah penularan varian-varian ini?

Cara pencegahan dengan memakai masker ganda (double) untuk varian baru, tentunya bukan opsi karena ini bukan karena virusnya berukuran makin kecil. Cara pencegahannya adalah sama dengan yang sebelumnya, tidak ada perbedaan:

– Kappa: 48% (28% – 69%)

•

Mencuci tangan sesering mungkin

– Delta: 97% (76% – 117%)

•

Menjaga jarak

•

Memakai masker

•

Membuka jendela dan pintu untuk memastikan sirkulasi udara

•

Menjauhi kerumunan

karakteristik penyebaran yang lebih mudah/ cepat dibanding virus asal, berhubungan dengan perubahan/mutasi di S (Spike) protein virus pada subunit S1 dimana Receptor Binding Domain (RBD) berada, yang menigkatkan afinitas RBD terhadap reseptor Angiotensin ConvertingSAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

21

Info Medis Designed by starline / Freepik

Kalaupun ada perbedaannya, hanya ada satu lakukan semuanya dengan sangat-sangat disiplin.

Pembatasan sosial dan aktivitas masyarakat tetap penting untuk menurunkan penyebaran SARS-CoV-2 dan variannya. Bukti dari beberapa negara dimana terjadi penularan VOC yang masif telah menunjukkan bahwa Pembatasan sosial dan aktivitas masyarakat, termasuk tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) di fasilitas kesehatan, efektif dalam mengurangi insiden kasus COVID-19. Semakin sering varian berpindah, maka semakin banyak terjadi mutasi dan muncul varian-varian baru. Untuk itu

Kepustakaan

1.

WHO: Weekly epidemiological update on COVID-19 - 8 June 202, Edition 43

2.

WHO: Weekly epidemiological update on COVID-19 - 1 June 2021, Edition 42

3.

https://www.who.int/news/item/31-052021-who-announces-simple-easy-to-saylabels-for-sars-cov-2-variants-of-interest-andconcern

4.

https://wellcome.org/news/what-variantexpert-explains?utm_source=twitter&utm_ medium=o- wellcome

Untuk itu pemerintah perlu didorong untuk Do it all. Melakukannya sebagian-sebagian hanya akan membuat pencegahan tidak efektif dan transmisi akan terus terjadi. Pemerintah didukung oleh semua stakeholder didorong untuk memperkuat kapasitas surveilans dan sequencing dan menerapkan pendekatan sistematis untuk menginformasikan tentang tingkat penularan varian SARS-CoV-2 berdasarkan konteks lokal, mendeteksi kejadian luar biasa biasa dan membunyikan alarm.

NB: Semua informasi di atas berlaku per 8 Juni 2021, dan dapat berubah sesuai dengan publikasi studi-studi terbaru tentang COVID-19 22

SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Laporan

Oleh: Rigop Darmiko

U

sia 50 tahun merupakan usia yang secara umum menunjukkan konsistensi ataupun kelanggengan sebuah pelayanan. Tetapi di sisi lain usia 50 tahun juga sekaligus adalah fase kritis untuk kemungkinan terjadinya decline memasuki 50 tahun berikutnya. Karena itu sebuah pelayanan perlu menemukan pijakan awal untuk 50 tahun yang baru untuk mengantisipasi decline dan sekaligus dapat mengalami kemajuan atau perkembangan yang baru.

Menurut Alkitab usia 50 tahun merupakan tahun Yobel. Tahun Yobel merupakan tahun pembebasan. Tanah-tanah dibebaskan dan kembali kepada pemiliknya. Para budak dimerdekakan dan kembali kepada kaum keluarganya. Tetapi lebih dari itu, tahun Yobel merupakan tahun titik perdamaian dimana semua konflik ataupun dosa-dosa masa lalu dihapuskan.

Umat Tuhan dibawa kepada pendamaian bersama Tuhan dan sesama umat Tuhan. Setelah tahun Yobel, umat Tuhan kembali memulai sebuah kehidupan yang baru yakni kehidupan sesuai taurat Tuhan yang disampaikan melalui Musa.

Jadi, umat Tuhan di tanah perjanjian kembali kepada kehidupan umat sesuai rancangan Tuhan.

Tahun 2021 Perkantas genap berusia 50 tahun.

Ini menjadi momen bagi seluruh komponen pelayanan Perkantas di Indonesia menyadari penyertaan Allah. Perkantas dalam anugerah Tuhan telah menunjukkan konsistensi selama 50 tahun dan sudah memiliki banyak legacy. Hal ini melahirkan ucapan syukur kepada Tuhan. Ucapan syukur yang sama dan merasakan Perkantas yang satu di seluruh daerah, baik yang lebih dahulu dirintis maupun yang baru di rintis.

SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Usia 50 tahun, Perkantas berada pada saat pandemi covid 19 sedang melanda. Pandemi sudah melanda seluruh dunia hampir satu setengah tahun. Pandemi ini mengubah berbagai aspek dan mempercepat dunia memasuki dunia digital. Hal ini tidak terlepas dari dunia pelayanan.

Perkantas harus segera menyesuaikan gerak pelayanan dengan dunia digital. Karena ini, di tengah pandemi ini, Perkantas tetap menjadikan HUT 50 tahun sebagai momen melalui ibadah syukur bersama seluruh Perkantas Indonesia.

HUT 50 tahun Perkantas diadakan untuk mengucap syukur atas kesetiaan Tuhan yang sudah bekerja selama 50 tahun dalam pelayanan Perkantas. Momen ini juga menjadi kesempatan untuk membukakan bahaya 50 tahun sebagai sebuah titik kritis. Momen ini juga untuk membawa seluruh komponen pelayanan mengingat bahwa Tuhan yang menjaga pelayanan ini sehingga butuh penyerahan diri agar pelayanan ini tidak menjadi stagnan maupun decline.

Momen 50 tahun Perkantas menjadi kesempatan mengingatkan seluruh komponen perkantas bahwa pondasi Perkantas kedepan tetap dalam lintasan firman dan doa (ancient path).

Perkantas juga di usia yang ke-50th ini dibawa kepada peneguhan komitmen pada visi seperti saat pertama kali para pendiri yakni Jonathan L. Parapak dan almarhum Soen Siregar mendapatkan visi pelayanan ini. Untuk itu, Perkantas perlu mempertegas ataupun membakukan kembali visi-misi-value apa yang membuat kita bertahan seperti yang ada di Master Plan Pelayanan Perkantas (MP3) 202023

Laporan 2030, sehingga Perkantas tidak diperdaya tidak hanya mencoba relevan dan mencoba terlihat sesuai dengan dunia digital dengan bersandar kepada kemajuan-kemajuan yang ada sebaliknya justru kembali kepada semangat mula-mula dari pendiri. Dengan demikian Perkantas merupakan Perkantas yang tetap teguh dan hadir sesuai visinya, dan relevan di tengah zaman.

Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, HUT 50 tahun Perkantas dilakukan selama 50 hari yang dimulai 22 Mei hingga 10 Juli. Selama 50 hari dilakukan gerekan doa seluruh komponen Perkantas. Gerakan doa dimulai dengan persekutuan doa bersama secara online.

Kemudian Tim Doa mengumpulkan topik doa dari seluruh daerah pelayanan dan membagikan topiktopik doa satu hari satu daerah. Gerakan doa ini menandai nuansa spiritualitas perayaan HUT Perkantas ke-50.

Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan HUT Perkantas ke-50 adalah Expo Misi. Expo misi dilakukan dengan website dan 3 kali webminar. Web Perkantas50 menjadi pusat info dan publikasi seputar HUT Perkantas ke-50. Dalam Web juga terdapat expo naratif dari komponen siswa, mahasiswa dan alumni. Melalui Graduate Centre Perkantas, dilakukan 3 kali expo misi berupa webminar yang disambut dan dihadiri oleh komponen Perkantas. Melalui expo ini, para alumni yang sudah berbegerak melakukan misi diberi kesempatan untuk berbagai dan menginspirasi para siswa, mahasiswa dan alumni baru untuk siap bergerak bagi misi-Nya. Selama 50 hari juga dilakukan berbagai perlombaan antara lain, lomba video tiktok, lomba menulis cerpen dan opini, serta lomba menciptakan lagu dengan tema for God’s Name.

Lomba ini diikuti oleh komponen perkantas dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia. Hasil lomba ini akan dipublikasikan di berbagai media digital seiring dengan upaya Tim Media kantor nasional dalam mengembangkan pelayanan digital.

Panitia HUT Perkantas ke-50 membentuk Tim Kajian untuk melakukan kajian menemukan 24

faktor-faktor apa yang menyebabkan suatu lembaga pelayanan dapat mengalami kemunduran dan faktor-faktor apa yang dapat dilakukan agar tidak mengalami kemunduran. Tim Kajian melakukan sebuah acara seminar online untuk melakukan kajian dengan mengundang Michael Teng, seorang pakar perkembangan gereja dari SAAT Malang. Melalui seminar ini lembaga pelyanan, termasuk Perkantas diingatkan bahwa salah satu yang membuat sebuah pelayanan dapat bertahan ditengah berbagai perubahan dan tidak mengalami penurunan adalah jika pelayanan kembali kepada DNAnya. DNA pelayanan merupakan panggilan, visi dan value pelayanan. Selain seminar ini, tim melakukan kajian internal dan konsultasi dengan Abraham Adrianz yang menjadi salah satu konsultan dalam membentuk MP3 Perkantas.

Hasil kajian ini akan didistribusikan kepada seluruh board dan pengurus harian Perkantas untuk menjadi masukan dalam mengerjakan pelayanan ke depan.

Akhirnya puncak perayaan HUT Perkantas ke-50 dilakukan dengan mengadakan ibadah raya secara online melalui platform zoom dan disiarkan secara langsung melalui youtube. Pada kesempatan ini bukan hanya ibadah syukur tetapi juga sekaligus menjadi momen regenerasi dengan adanya pelantikan Sekjen dan PHN Perkantas. Dalam ibadah ini juga diberikan apresiasi kepada para alumni perintis pelayanan yang sudah lebih dahulu meninggal. Apresiasi juga diberikan kepada staf Perkantas yang melayani hingga lebih dari 30 tahun, atau melayani hingga usia pensiun, juga kepada staf yang meninggal dalam masa pelayanan.

Ibadah HUT dihadiri kurang lebih 750 orang baik di aplikasi zoom maupun di youtube. Jemaat terdiri dari berbagai komponen pelayanan dari seluruh Indonesia, tamu undangan gereja dan lembaga pelayanan dan sekjen negara tetangga.

Ibadah HUT juga dihadiri Sekjen IFES Tim Adam dan Sekjen IFES Asia Timur Anneth.

Untuk seluruh tujuan dan sasaran HUT Perkantas ke-50, diangkat sebuah tema Perkantas for God’s Name yang diambil dari perikop 1 Tawarikh 16:7SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Laporan 36. “Bersyukurlah kepada TUHAN, panggilah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!” Melalui tema ini Perkantas memasuki 50 Tahun kedua dengan pijakan kembali pada panggilannya untuk memuridkan siswa mahasiswa untuk menjadi alumni yang menjadi berkat. Dan, Perkantas akan menyatakan nama Tuhan atas bangsa-bangsa.

Tema ini sekaligus meneguhkan Indonesia menjadi tuan rumah World Assembly. Utusan perkantas dari berbagai negara akan berkumpul melalui kamp ini di Indonesia. Karena itu, Perkantas mengundang Marthin Heizmen yang merupakan staf senior IFES yang fokus dalam mendampingi acara World Asemmbly sebagai ekspositor dalam ibadah HUT Perkantas.

Acara ibadah raya HUT Perkantas ke-50 berjalan dengan baik dengan tampilan digital yang sangat rapi melalui bantuan tim DigiOH, perusahaan alumni Perkantas yang bergerak dibidang digital. Ibadah HUT menampilkan keberagaman Indonesia melalui pujian, musik dan tampilan yang membawa jemaat sangat menikmati

SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

kebesaran karya Tuhan atas Indonesia. Terlihat dari respon-respon jemaat yang menunjukkan kekaguman kepada Tuhan melalui rangkain acara ibadah ini. Akhirnya, melalui ibadah ini diharapkan seluruh komponen pelayanan Perkantas mengalami peneguhan untuk tetap setia pada panggilan Tuhan mengerjakan pemuridan di tengah dunia yang masih mederita sekaligus mengalami perubahan akibat pandemi Covid-19.

Perkantas for God’s Name, kehadiran Perkantas yang teguh dan relevan di tengah zaman sematamata untuk kemuliaan nama Tuhan. Perkantas tidak sedang membesarkan nama Perkantas, lembaga Perkantas ataupun orang-orang di Perkantas. Perkantas hadir semata-mata demi nama Tuhan, demi kemuliaan Tuhan. Sebab dari Dia, oleh Dia dan kepada Dialah kemuliaan dan hormat untuk selama-lamanya.

25

Laporan

Update Kamp Medis Nasional Mahasiswa XXII

Update Kamp Medis Nasional Mahasiswa XXII Shalom pembaca setia Samaritan. Saya, Daniel Yoga Kurniawan selaku ketua panitia pelaksana KMDNM XXII memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus karena berkat kasih karunia-Nya kita masih dapat melaksanakan acara KMDNM XXII. Pada kesempatan kali ini izinkan saya untuk berbagi sedikit mengenai KMDNM XXII ini.

KMDNM XXII ini mengambil tema “Leaders After God’s Own Heart” yang dilaksanakan selama 4 hari dari tanggal 29 Juli sampai dengan 1 Agustus 2021 secara online melalui media Zoom maupun Youtube. Kami dari panitia KMDNM tahun ini rindu untuk setiap peserta mempelajari lebih dalam dari perjalanan hidup Daud. Yang terbagi dalam 3 eksposisi yang semuanya akan disampaikan oleh Pdt. Alex Nanlohy, S.Sos , MA. Identity and Spirituality dimana peserta disegarkan kembali mengenai siapa diri mereka yang sebenarnya di hadapan Allah dan perspektif yang benar dalam Tuhan. Serta belajar tentang spiritualitas Daud yang begitu kuat dalam iman dan penyerahan dirinya kepada Allah, bagaimana proses pembentukan spiritual leadership Daud, 26

serta kerendahan hati dan kepemimpinan yang menantikan Allah sebelum bertindak Struggles, Victories, and Pitfall yang mempelajari perjuangan iman, kesabaran dan kerendahan hati Daud dalam menghadapi berbagai tantangan, memahami akar kejatuhan Daud ke dalam dosa dan pencobaan-pencobaan yang dapat membuatnya jatuh dalam dosa, sikap kerendahan hati Daud ketika ditegur Tuhan melalui nabi Nathan, bagaimana Daud belajar dari kesalahannya, mengalami pengampunan, dan taat menerima konsekuensi kesalahannya.

The Man After God’s Own Heart - Character of Servant Leader yang mempelajari kedalaman relasi Daud dengan Tuhan, belajar untuk setia dan taat ditengah berbagai tantangan dalam proses pembentukan nya sebagai seorang pemimpin, dan arti kepemimpinan yang melayani.

Selain itu, untuk membantu peserta mengaplikasikan firman yang didapat, kita melaksanakan sesi Talkshow/Pleno,ada 3 buah Pleno yaitu tentang Pemuridan, Emotionally Healthy Leader, dan Panggilan.

Agar peserta dapat mempertajam panggilan dan semakin diperlengkapi, kita juga melaksanakan SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Laporan

7 Seminar Pilihan (Urban Poor, Rural Mission/ Mission Hospital, Dosen/Peneliti, Instansi Pem/ NGO, Manajemen Instansi Kesehatan, Neglected People, Perawat) dan 7 Workshop (Time Management & Financial Planning, Manajemen PMK, Pemuridan P1-P4, Konseling medis, Acara PMK yang kreatif, Medical Leadership and Team Work, Whole patient care) yang semuanya akan dilakukan dalam Recorded Session yang diakses melalui Youtube. Dan di akhir dari setiap harinya akan diberikan waktu untuk mendiskusikan dan merenungkan firman yang didapatkan selama hari tersebut di dalam Small Group Discussion dengan didampingi kakak-kakak alumni maupun staf Perkantas.

KMDNM XXII tentu merupakan KMDNM yang spesial karena merupakan KMDNM online pertama. Begitu pula dengan persiapan KMDNM ini yang terasa begitu spesial. Kami panitia mempersiapkan untuk kamp secara offline di Semarang sejak pertengahan tahun 2019, yang SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

kemudian sempat kami tunda pelaksanaannya di tahun 2020 karena situasi pandemi COVID -19.

Namun puji Tuhan karena kerinduan, dan pergumulan dari kakak – kakak panitia pengarah dan teman – teman panitia pelaksana, akhirnya kami memberanikan diri untuk tetap mengadakan KMDNM XXII ini secara online. Merupakan hal yang baru yang harus kita semua lalui, dimana masing – masing dari kami belum memiliki pengalaman mempersiapkan acara kamp secara online. Seiring berjalannya waktu dan persiapan yang terus kami lakukan, kami mendapat hal – hal baru juga untuk dipelajari. Ya mungkin, semua yang kami lakukan dan persiapkan masih jauh dari sempurna, tetapi biarlah Tuhan yang sempurnakan sehingga KMDNM XXII ini dapat menjadi berkat bukan hanya untuk peserta tetapi juga untuk setiap orang yang terlibat dalam KMDNM XXII ini. Mungkin ini saja yang dapat saya bagikan. Terima kasih, Tuhan Yesus Memberkati.

27

Dari Suku ke Suku Suku Sikule go internasional bela diri kedigjayaan kekebalan tubuh berutama dari tusukan bacokan pedang, rencong, rantai besi membara, bambu, serta benda-benda tajam lainnya, dan seni ini pulalah para pendekar Simeulue acap diundang ke mancanegara.

Turun drastis Secara garis besar, ada tiga sumber mata pencaharian yaitu perikanan, pertanian dan pariwisata. Perikanan walaupun bergantung pada musim tapi cukup bisa diandalkan karena potensi ikan yang melimpah dan daerah ini dianggap pusat lobster. Pertanian merupakan mata pencaharian yang menopang kehidupan masyarakat yang juga dikerjakan bersama-sama dengan perikanan.

Orang Sikule disebut juga Sikhule, Salang, Sigulai, Simueulue Barat dan Wali Banuah. Mayoritas mereka tinggal di Kecamatan Simeulue Barat, Alafan dan Salang, Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh. Mereka menggunakan bahasa Sikule atau Sigulai.

Selain bahasa Sikulae, ada dua bahasa utama lainnya yang dominan dalam pergaulan seharihari di Pulau Simeulue, yakni bahasa Devayan dan bahasa Leukon. Bahasa Devayan umumnya digunakan oleh penduduk yang berdomisili di Kecamatan Simeulue Timur, Teupah Selatan, dan sekitarnya. Sedangkan bahasa Leukon digunakan khususnya oleh penduduk Desa Langi dan Lafakha di Kecamatan Alafan.

Nyanyi bertutur Masyarakat Sikule mempunyai adat dan budaya tersendiri berbeda dengan saudara-saudaranya di daratan Aceh, salah satunya adalah seni Nandong, suatu seni nyanyi bertutur diiringi gendang tetabuhan dan biola yang ditampilkan semalam suntuk pada acara-acara tertentu dan istimewa. Terdapat pula seni yang sangat digemari masyarakat: seni debus, yaitu suatu seni 28

Dimasa pandemi COVID-19 saat ini masyarakat mengeluh dengan penurunan ekonomi masyarakat, seperti harga jual hasil laut sangat turun. Sejumlah nelayan di Kecamatan Teluk Dalam sangat mengeluhkan harga jual hasil laut sangat turun derastis di bandingkan harga kebutuhan pokok yang saat ini semakin meningkat harganya. Para nelayan berharap, pejabat kantor Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Simeulue dapat berkontribusi dan mencari jalan solusi agar para nelayan bisa dapat di bantu dimasa pandemik saat ini.

Pulau Simeulue terkenal akan keindahan pantai yang alami dan ombak tinggi yang menjadi surga peselancar. Bagi warga, khususnya orang Sikule memanfaatkan ini untuk menjual jasa, makanan, tempat menginap, souvenir dan sebagainya.

Kawasan Simeulue sudah go internasional dan semakin diminati sebagai destinasi wisata surfing (selancar), baik bagi wisatawan domestik atau mancanegara, terutama wisatawan dari Australia dan Prancis. Sebelum pandemi COVID-19, jumlah kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing ke Simeulue cukup bagus, bahkan hampir setiap SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Dari Suku ke Suku

ilustrasi - wikimedia.org

hari ada penerbangan yang datang dan pergi ke sini. Namun, akibat pandemi COVID-19 dengan pembatasan penerbangan luar negeri, maka sejak 2020 sampai hari ini angka kunjungan wisatawan mancanegara untuk berselancar di Simeulue masih sangat kecil.

Masih dipengaruhi Walaupun sebagian besar orang Sikule memeluk agama Islam, namun banyak yang masih dipengaruhi oleh kepercayaan animisme dan berbagai macam perlindungan melalui kekuatan gaib, yang mengandalkan atau memenuhi tuntutan roh, roh baik dan roh-roh jahat.

Ketika mengeluh menderita salah satu penyakit, orang Sikule mencari pertolongan kesehatan ke pusat pelayanan kesehatan dan sebagian yang lain mengobati sendiri atau tidak mencari pengobatan sama sekali. Jenis penyakit yang sering dikeluhkan : Malaria. Masih endemis hampir di seluruh Kabupaten, walaupun berbagai program malaria dilakukan belakangan ini, termasuk program SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Gebrak Malaria. Di Kabupaten Simeulue pada umumnya masyarakat bermukim di sepanjang pantai, daerah perkebunan dan persawahan. Ini dikhawatirkan terjadi pada ibu hamil dan anak balita yang sangat rentan terhadap penyakit malaria oleh karena hal tersebut perlu tindakan dan penanganan yang cepat, tepat dan terencana sehingga penularan dan penyebaran serta kejadian luar biasa (KLB) malaria dapat ditekan sedini mungkin.

Tuberkulosis (TBC). Masih merupakan ancaman kesehatan bagi sebagian masyarakat. Kabupaten Simeulue telah melakukan beberapa kegiatan program pemberantasan TB Paru akan tetapi belum maksimal disebabkan sumber daya yang ada masih terbatas sehingga TB yang ditunjuk juga merangkap dengan kegiatan rutinitas yang lain sehingga tidak mencapai hasil yang maksimal.

Sumber: Profil Suku-suku Terabaikan di Indonesia-IPN/*tnp

29

TEROPONG DOA Tak ada hal yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk dibawa kepada Allah.

Mari kita berdoa.

Persekutuan Medis Bandung 1. Bersyukur untuk Persekutuan Medis yang terus bisa berlangsung setiap minggu dengan rata-rata kehadiran jemaat saat ini 20-25 orang. Doakan agar semakin banyak jemaat yang terlibat di dalam persekutuan besar, baik ibadah maupun persekutuan doa.

2. Bersyukur dari total 24 koass laki-laki dan 17 koass perempuan dari kampus Unpad yang ada di PMdK Bandung, ada 15 laki-laki dan 15 perempuan yang bersedia ikut dalam KTB koass. Bersyukur untuk beberapa alumni yang mau terlibat memimpin. Doakan agar kegiatan KTB berlangsung dengan konsisten dan berbuah.

3. Bersyukur untuk 19 mahasiswa dari FK Maranatha dan FK-FKG Unpad yang mengikuti

Kamp Medis Nasional Mahasiswa. Doakan agar mereka menjaga semangat dan menularkannya kepada rekan-rekan di PMK serta setia dalam panggilan Tuhan.

Persekutuan Medis Kristen Yogyakarta (PMdKY) Terima kasih kepada Tuhan kita Yesus Kristus, selama setengah tahun ini Persekutuan Medis Kristen Yogyakarta (PMdKY) yang oleh karena kasih-Nya telah membimbing perjalanan kami hingga bulan Agustus ini.

Selama 6 bulan terakhir PMdKY hadir mengundang pembicara dengan berbagai latar belakang untuk memenuhi pergumulan panggilan tenaga medis di dunia ini. Bersyukur juga untuk 3 kelompok DBS (Discover Bible Study) yang bisa rutin berjalan dan satu kelompok baru yang terbentuk.

Selain itu ditengah peningkatan kasus yang tidak terbendung, bersama Task Force Jogja membentuk Tim Dukungan Isoman bagi alumni dan kerabat untuk mendukung pengawasan dan pendampingan bagi pasien COVID-19 yang menjalani isoman. Bersyukur untuk kerelaan hati teman-teman medis, dan staff, juga para donator yang mendukung pelayanan ini. Terhitung sejak bulan Juli kemarin ada sekitar kurang lebih 20 pasien dan keluarga yang bisa dibantu lewat pelayanan ini. Kedepan kami tetap terus berkomitmen untuk melaksanakan pelayanan ini dan memohon dukungan dari rekan-rekan Persekutuan Medis se-Indonesia.

30

SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Teropong Doa Ijinkan kami membagikan pokok doa kami yang diantaranya : 1. Berdoa bagi persiapan persekutuan topikal tiap bulan di semester ini. Biarlah setiap pembicara yang membawakan topik bisa menyampaikan isi hati Tuhan dan kehendak-Nya ke setiap peserta yang hadir. Kiranya Allah sendiri juga menggerakkan hati setiap alumni medis yang rindu bersekutu untuk dapat bergabung.

2. Berdoa bagi kelompok kecil dalam Discovery Bible Study (DBS) kiranya terus berjalan, juga berkomitmen untuk terus rutin mengikuti dan setiap penggalian Firman Tuhan membuat setiap alumni bertumbuh dan jadi berkat untuk orang lain.

3. Berdoa untuk alumni medis yang sedang bekerja, menunggu jadwal internship, menempuh pendidikan PPDS, dan tahap lainnya agar bisa mempersiapkan dan menjalankan kegiatan masing-masing serta menjadi berkat dimanapun mereka berada, juga Tuhan kiranya melindungi dan menutup bungkus dengan kuasa darah-Nya.

melalui webinar ataupun siaran-siaran di media daring dapat menguatkan, memperlengkapi dan menguatkan setiap mahasiswa dan alumni medis tetap setia dan taat.

3. Bersyukur untuk tim Task Force COVID-19 PMdN Perkantas yang Tuhan terus pakai sampai saat ini, kiranya Tuhan berikan terus semangat melayani dan menjadi berkat ditengah pandemi bangsa ini.

4. Bersyukur untuk setiap orang yang terus Tuhan pakai mendukung pelayanan medis nasional baik dalam daya, dana dan doa. Doakan untuk kebutuhan dana operasional dan pelayanan PMdN, kiranya Tuhan dapat terus cukupkan dan Tuhan terus gerakan setiap alumni medis mendukung pelayanan ini.

5. Berdoa agar setiap alumni medis agar Tuhan berikan kesehatan dan kekuatan dalam melayani Tuhan di masa pandemi yang masih berlangsung ini.

4. Berdoa bagi para pengurus agar tetap setia dan memegang komitmen di pertengahan tahun ini, agar bisa melayani hingga masa jabatan selesai dengan baik dan sepenuh hati.

Pelayanan Medis Nasional (PMdN) 1. Bersyukur untuk pelaksanaan Kamp Medis Nasional Mahasiswa (KMdNM) yang ke XXII secara virtual tanggal 29 Juli – 1 Agustus 2021.

Bersyukur untuk setiap panitia pengarah dan panitia pelaksana, setiap pembicara, pemimpin SGD dan pihak yang terlibat melayani dalam Kamp ini serta sekitar 280 peserta dari kampus medis se-Indonesia. Kiranya Tuhan terus berikan semangat yang berkobar kepada semua peserta dalam melayani dan mengerjakan panggilan masing-masing.

2. Bersyukur untuk setiap pembinaan dan pertemuan yang diadakan secara virtual.

Doakan agar setiap pertemuan, pembinaan SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

31

Humoria Kalah Ganteng dengan Ajudan

Jokowi pernah bercerita, saat menjadi Walikota Solo, dirinya sempat memiliki ajudan yang lebih tampan dibanding dirinya. Karena kalah tampan, ajudannya lebih dianggap sebagai wali kota dibanding dirinya. Buktinya, setiap ada tamu, ajudannya disalami lebih dulu, dirinya belakangan.

"Sekali dua kali enggak apa, lama-lama kesel juga.

Setelah tiga bulan, langsung saya ganti ajudan saya, sama yang lebih jelek. Habis itu aman, setiap ada tamu, saya disalami duluan hehehe," ujar Jokowi.

KB-nya Gagal

Saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi meluncurkan Kartu Jakarta Sehat untuk pertama kalinya, dan salah satu tempat yang dikunjungi Jokowi adalah kawasan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

Di sana, Jokowi bertemu dengan seorang kepala warga dan sempat mengobrol. Kala mengobrol, Jokowi sempat terhentak ketika mengetahui kepala keluarga itu punya sembilan anak.

"Ini sih KB-nya gagal. Masak punya anak sembilan," ujar Jokowi sambil tertawa. Hal itu disambut tawa bapak yang disinggung dan wartawan.

Tidak Putus

Seperti cowok-cowok lain, Jokowi juga pernah pacaran. Ia melakukan pendekatan dengan naik sepeda.

Romantika percintaan lahir di sana.

Kisah cinta Jokowi dengan Ibu Iriana itu muncul saat obrolan santai komedian Cak Lontong dengan Jokowi. Berikut obrolannya: Cak Lontong: Kita mau bicara masalah keluarga nih, Pak. Boleh kan, Pak? Jokowi: Boleh.

Cak Lontong: Saya dengar dulu, bapak sering boncengan naik sepeda sama ibu. Rantainya pernah putus gak?

Jokowi: Jadi, dulu awal-awal dengan Ibu Jokowi itu saya ajak pertama kali janjian makan bakso, naik sepeda. Kemudian setelah itu, saya ulang lagi, saya ajak sepedaan. Setelah sepedaan yang kedua itu, saya sudah yakin bahwa ibu Jokowi sudah seneng sama saya. Udah kena ini. Tapi dalam sepedaan itu memang beberapa kali rantainya putus.

Cak Lontong: Oh, rantainya putus?

Jokowi: Ya, putus.

Cak Lontong: Oh, dinamika persepedaan.

Jokowi: Ya. Cak Lontong: Rantainya sempat putus?

Jokowi: Ya, tapi yang jelas, rantai cinta saya dengan Ibu Jokowi tidak putus heheheh...

Cak Lontong: hehehehehe...

Dari beberapa sumber/*tnp

32

SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Antar Kita Segenap redaksi Majalah Samaritan, Pengurus dan Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas Mengucapkan :

Selamat Ulang Tahun AGUSTUS

1 dr. Nydia Rena Benita Sihombing 1 dr. Taruli Olivia Agustina Napitupulu 2 dr. Agnita Imelda Tumbol 2 dr. Agustina Puspitasari 2 dr. Bambang Budi Siswanto, Sp.JP 2 dr. Erik Parulian Sihotang 3 dr. Finish Fernando 3 dr. Ronald Jonathan, MSc 4 dr. Lineus Hewis, Sp.A 4 dr. Lothar Matheus Manson Vanende Silalahi 4 dr. Sunoto Pratanu, Sp.JP, FIHA 6 dr. Marleni Parapat 7 dr. Andri Susanto 9 dr. Brilian Segala Putra 9 dr. Jane Andrea Christiano Djianzonie 10 drg. Trias Leonita 11 dr. Kusnadi 12 drg. Ester Augustine Sembiring 13 dr. Dewi Doris Pangaribuan 13 dr. Emanuel Elisabeth Wantania 13 dr. Monika Ria Pahlawani 13 dr. Thomas Cahya Adi Putra Gaghana 13 drg. Tinnie Effendy 15 dr. Betty Sihombing, Sp.Rad 16 dr. Agustincye Hariawang 16 dr. Allen Albert Pelapelapon 16 dr. Cherry Chaterina Silitonga 16 dr. Intan Renata Silitonga, Sp.OG, M.Kes 17 dr. Leonard A. Laisang, Sp.B SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

17 dr. Nugroho Sarwono Putro 17 Ns. Arience Sae 18 dr. Agustina 18 dr. Filjordan Lulupoy 18 dr. Yelli Kartini Rares 19 dr. Agus D N Kaunang, SpOG 20 dr. Bellina Arum Wijaya 20 drg. Dewi H. Pramono, Sp.Pros 20 Ns. Ersida Saragih 20 dr. Pitah Haloho 20 drg. Rani Dwi Cahyaniputri 20 dr. Valensa Yosephi 21 dr. Ivan Reynaldo Lubis 23 drg. Ines Augustina Sumbayak 23 dr. Shelly Franciska 24 dr. Ariyanti Yusnita 24 dr. Caesaria Christ Haryadi 24 dr. Cleopas Martin Rumende, Sp.PD-KP 24 dr. Widyanto Pangarso Adhy, M.Biomed, Sp.PD 25 Ns. Dina Siahaan 26 dr. Tony Sumbung 27 dr. Rosmawaty Novera Munthe 27 dr. Steven David Panggabean 27 drg. Prisilia Paseru 28 drg. Agnes Pratiwi 28 dr. Guntur, MKT 28 DR. dr. Lydia Pratanu, MS 29 dr. Ralf Richard Pangalila 29 dr. Linda Stefanie Atmadja 30 dr. Kristina Sandra Dewi 33

Antar Kita 31 dr. Agusteivie Albert Jefta Telew, M.Kes

12 dr. Etha Rambung

31 dr. Gantarini Rianna Panannangan

12 dr. Karmellia Nikke Darnesti

31 Ns. Ineke Patrisia

13 dr. Jolanda Wijoyo

31 Ns. Tantri Mawarni Rambe

14 dr. Eva Luchinta 14 dr. Grace Sheila Lames

SEPTEMBER

1 Ns. Fike Leleh

1 dr. Helen A. Manoe, Sp.M 1 dr. Indrati Tyas Siwi TR 1 dr. Stefanni Sanni Angel 2 dr. Josef W.Wattimury 2 dr. R. Septiani Windyasari 3 dr. Irwan Silaban 3 drg. Rachel Emteta Anastasya 3 dr. Susanty 4 dr. Andre Dasta Sinulingga 5 dr. Ellyza Sinaga 5 dr. Tju Fandi Yefta 6 dr. Herdiana Elisabeth Situmorang 6 dr. Septiva Asih Pratiwi 6 dr. Suga T. Anggawidjaja, Sp.PA 7 dr. Octavianus Tambunan 7 dr. Angelia Septiane Beandda 7 drg. Dewi Ruth 7 dr. Jimmy Falmer Sembiring 7 dr. Sepriani Timurtini Limbong 7 dr. Ika Septiana Eryani 8 dr. Elfrida Sihaloho 9 dr. Nita Fadli 9 Ns. Dian Rati Herlina Lopo 9 dr. Santi Lismawati Doloksaribu 9 Zusana Tulak, SKM 10 drg. Rio Simanjuntak 11 dr. Elisabeth Levina Sari Setianingrum 11 dr. Karuniawan Purwanto, Sp.Ort 11 dr. Joshua Rinaldo Lugito 12 dr. Anggela Damayanti 34

14 dr. Tommy Marisi Silalahi 14 drg. Lusiana Beatrice 14 drg. Ponty Romaida Hutapea, Sp.KG 15 dr. Laura Anasthasya Siahaan 15 dr. Pantja Wibowo, Sp.An 15 dr. Leonardo Alfonsius Paulus Lalenoh 15 dr. Anugerah Nunu, MKKK 15 dr. Dewi 15 dr. Setiady Permana Hardjo 17 drg. Nana Anggawidjaja 17 dr. Melva Idawati Silitonga 18 dr. Prajayanti Palulun 19 dr. Wirta Hernika 19 dr. Dewi Riana Siburian 19 dr. Kornelis Aribowo 19 dr. Reni Indrastuti 19 dr. Yosephine Virginie Pingkan Matindas 20 dr. Maria Francisca Ham, Sp.PA, PhD 20 dr. Setiani Muliadikara 20 dr. Merry Gracia Nasution 21 dr. Esther Rita Haris 21 dr. Ratna Indriana Donggori 22 dr. Herdyati Salama 22 dr. Christanti Sulistyo 23 dr. Fushen, M.H.,M.M.,FISQua 23 dr. Yohana Puji Dyah Utami 24 drg. Amelia Gunawan 24 dr. Christina Saputro 25 dr. Cory Artika Jeliana Manurung 26 dr. Lestari Gultom 27 dr. Anita Septiana Maria K Manurung 27 drg. Shinta Samadi Tanumihardja SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Antar Kita 27 dr. Steven Aristida

12 Meryani Naingolan, Am.Keb

27 dr. Maria Simanjuntak, Sp.PD-KIC

13 dr. Rony Oagay

27 dr. Robinzon Gunawan Fanggidae, Sp.An

13 drg. Lanny Aryani

28 dr. Yohan Alamsyah Prasetyo

13 dr. Hendra Gorbi Tito Manurung

28 dr. Joviel Simatupang, Sp.RM

14 dr. Farah Noya, MHPEd

29 dr. Carina Estefani Jacobs

16 dr. Martin Koamesah, MMR, MMPK

29 dr. Eva Sontora Nainggolan

17 drg. Sally Grecia Octavia Panjaitan

29 dr. Irene Hintanputung

17 dr. Vika Cokronegoro

29 dr. Jeng Yuliana

18 drg. Amarendra Anindita

29 dr. Istianto Kuntjoro

18 dr. Dina S Purba

30 dr. Andi Putra Siregar

19 dr. Filly Mandalie

30 dr. Michael Septian Sihombing

19 dr. Eva Oktavia Karolina Simatupang 20 dr. Ristarin Paskarina Zaluchu

OKTOBER 1 dr. Ishak Mangili 2 drg. Doris Sandrawati 2 dr. Yemima W. Christiani 2 dr. Oktamina Fransiska Pinem 2 dr. Rodearni Sri Ningsih Haloho 3 dr. Dwi Feris Martua Sidabutar 3 dr. Herman Gandi, Sp.A 3 dr. Sondang Whita Kristina Tambun 3 dr. Welriant Octa Alfandro 5 dr. Cyntia Puspa Pitaloka 5 drg. Mula Batiswa Hutagaol 5 dr. Pua Librana, Sp.OG 6 dr. Karina Samaria Santosa, MKM 7 dr. Lusi Ana 7 dr. Yetty O.Hutahaean, Sp.S 8 dr. Abraham Adiwijaya 8 dr. Ratih Rahayu Astuti Gunadi 9 dr. Meryta Oktaviane Rondonuwu 10 dr. Alva Sinung Anindita 10 dr. Oktaviana Niken P 10 Prof. Dr. TaralanTambunan, Sp.A(K)

20 dr. Rosalyn Angeline Manurung, MARS 21 dr. Ivana Sajogo, Sp.KJ 21 Helena Ullyartha Pangaribuan, SKM, M.Biomed 21 dr. Berlian Beatrix Rarome 21 dr. Joel Herbet M.H Manurung 21 dr. Franky Zepplin Pasaribu, Sp.PD 22 dr. Maruli Tua Sianipar 22 dr. Kristiyan Wong, Sp.OG 23 dr. Agnescia Clarissa Sera 23 dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS 24 dr. Bobby Herman Simarmata 24 dr. Fiora Octrin Purba 26 dr. Syndi Nurmawati 27 dr. Reksaudi Sianturi 28 dr. Saulina Sembiring, M.Ked(Neu), Sp.S 29 dr. Benny Yusri Tanjung 29 drg. Eduin 30 dr. Oktavian Tamon 30 drg. Susy Fransica Hasugian 30 dr. Morasela Wattimena 31 dr. David Sahat Mangasi Sibuea 31 dr. Nisan Soehaeri, Sp.PD

11 dr. Cahyo Novianto, MSi.Med, SpB (K) Onk SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

35

Antar Kita NOVEMBER

17 dr. Erlyn Limoa, Sp.KJ

1 dr. Magdalena Tobing, Sp.KK

17 dr. Ervinaria Uly

2 dr. Edward Suryanta Sembiring Meliala, Sp.THT-KL

18 dr. Karlince Sitanggang 18 dr. Eddy Kristianto

3 dr. Imelda Sastradibrata

19 dr. Nora Netty Margaretha Silalahi

3 dr. Fajar raditya

20 dr. Agra Dhira Narendraputra

3 dr. Abraham Laisina

21 drg. Caecilia Leila Rahmawati, MPH, SpKG

4 dr. Agus Sinatrawan

21 dr. Nova Juliana Sagala

5 dr. Charles Christian Ratulangi, Sp.OG

21 dr. Levina S. Pakasi

5 dr. Jefferson Nelson Munthe, M.Kes, Sp.OG

21 dr. Hans C. Dharma

6 dr. Ivan Sumenda Marthen

21 dr. Angelica Maurene Joicetine Wagiu, Sp.B

7 dr. Andreas Infianto, MM

23 dr. James Klemens Phieter Phie

7 dr. Yulia Engelina Krones

23 dr. Vita Rya Frizky Patiung

7 dr. Fernando Wijaya

25 drg. Evie Dewijanti Manuhutu

8 dr. Rita Astriani Noviati, M.KM., MH.Kes

25 dr. Donna Pandiangan

8 dr. Terang Meliala

26 dr. Judy F. Sengkey, M.Kes

8 dr. Delia Krisnawaty Marpaung

27 dr. Stella Margaretha

8 dr. Handy Intan, Sp.OG

28 dr. Benni Sinaga, SpB

8 drg. Yanti Leosari

28 dr. Elizabeth Manuela Kartika Sar

9 dr. Hadiyono Riwukaho, SpB-KBD

29 drg. Lim Metty

9 dr. Novika Pristiwati

29 dr. Danu Adi Prakosa Darmawan

9 dr. Ida Yudiati Sp.KFr

29 dr. Lucy Nofrida Siburian

9 drg. Lisbeth Nora Fransiska Sitorus

29 dr. Siska Friscilia Wungow

10 Ns. Malianti Silalahi

30 dr. Edy Turu’ Allo

11 dr. Novalia Kuntardjo 11 drg. Hilda Suherman 12 dr. Evelina 12 dr. Wico Hartantri 12 drg. Eunike Nabasa Sianturi 12 dr. Marson Rubianto Eka Putra 13 dr. Filemon Sureyawan Handjaya 13 drg. Irenia Tamany Silaen 14 drg. Bernard Anthony Pasaribu

Mazmur 16:11 Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, dan tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.

14 drg. Maria Novita 15 drg. Hanny Christina W 15 dr. Susi Hartati Novintry Sitorus 16 dr. Pulo Raja Soaloon Banjarnaho, Sp.THT-KL 36

SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Pemahaman Alkitab

Iman dalam Ketidakpastian

Ilustrasi - learnreligions.com

Disusun oleh: Helena Ullyartha, SKM, M.Biomed

S

iapa yang disebut pemimpin? Seorang yang kaya, gagah, pintar, populer atau berkuasa? Seorang pemimpin dalam artian adalah orang yang berjalan lebih dulu dan memimpin dengan memberi contoh, sehingga orang lain termotivasi untuk mengikutinya.

Ini adalah persyaratan dasar. Untuk menjadi seorang pemimpin, seseorang harus memiliki komitmen yang mengakar pada tujuan yang akan dia usahakan untuk mencapainya meskipun tidak ada yang mengikutinya! Dalam Ibrani 1123-29 dibahas bagaiman hidup Musa diwarnai dengan ketidakpastian. Saat itu kelahiran seorang anak orang Ibrani dianggap sebagai ancaman. Kehadiran seorang anak laki laki Ibrani harus dibunuh sesuai dengan perintah raja mesir yang sedang memperbudak bangsa ini. Keluarga Musa harus merelakan Musa dibesarkan oleh orang Mesir yaitu Puteri Firaun.

Musa dibesarkan di lingkungan istana dalam kemewahan Sesudah dewasa. Kehidupan mewah dan megah tidak membuatnya lupa akan identitas dirinya yang sebenarnya. Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, penderitaan orang-orang SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Ibrani menyentuh hati Tuhan, maka dalam perjumpaan pribadinya dengan Tuhan, Allah memilihnya menjadi pemimpin para budak Israel itu (Keluaran 3). Musa berani membela bangsanya dari ketidakadilan Raja dan penduduk Mesir. Puncaknya adalah ketika Musa memimpin bangsanya keluar dari tanah Mesir (27) atas perintah Allah. Dalam peran barunya ini, yang Musa merasa tidak mampu, ia harus menghadap Firaun untuk meminta kemerdekaan bangsanya.

Secara pribadi Musa bergumul dan meragukan kemampuannya ketika harus memimpin lebih dari satu juta orang, yang seringkali menantangnya dengan sungut-sungut dan pemberontakan.

Keberanian itu dimulai dari keluarganya yang mencari jalan untuk menjaga keselamatan hidup Musa. Tindakan itu didasarkan oleh iman kepada Allah. Mereka percaya bahwa Allah akan memelihara umat-Nya yaitu untuk membebaskan orang-orang dari perbudakan Mesir. Pada perikop ini dinyatakan bagaimana Tuhan memimpin Musa menjadi seorang pemimpin.

37

Pemahaman Alkitab Bahan Bacaan: Ibrani 11:23-29 Pertanyaan dan refleksi : 1. Bagaimana sikap orang tua Musa menghadapi perintah Firaun [23]? Hal apa yang bisa kita teladani?

2. Hal apa yang membuat Musa menolak identitasnya sebagai anak puteri Firaun [24]

3. Bagaimana ciri pemimpin seorang Musa [25]? Bandingkan dengan pemimpin sekuler!

4. Kerugian secara duniawi apa yang akan dialami Musa atas konsekuensi keputusannya [24-26]?

Apakah anda pernah mengalami kekhawatiran yang sama dalam hidup sebagai orang percaya yang juga bekerja di sekuler?

5. Apa yang dimaksud dalam ayat 26? Bandingkan dengan 2 Kor 8:9 Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.

6. Apa yang ada dalam pikiran dan yang menjadi prioritas Musa saat dia meninggalkan Mesir dengan segala kemegahannya? Apa implikasi dari sikap Musa [27]? Bagaimana hal ini dibandingkan dengan pemimpin sekular?

38

SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

Pemahaman Alkitab 7. Apa risiko dari hal yang dilakukan Musa pada ayat [28-29]? Bagaimana Anda memahami ayat ini bila dikaitkan dengan dunia kerja saat ini?

8. Bagaimana Musa meresponi panggilan sebagai pemimpin?

9. Hal apa yang patut direnungkan dari keteladanan pemimpin seorang Musa bagi diri Anda?

10. Sebagai orang percaya, sudahkah Anda meresponi panggilan Allah dalam hidup Anda?

Tidaklah mudah menjadi seorang pemimpin. Kepemimpinan sejati adalah tidak mungkin tanpa kasih dan belas kasihan terhadap belenggu dan penderitaan orang-orang yang harus dipimpin. Perikop ini membantu kita memahami (1) bagaimana Allah memimpin dan memanggil serta mengkonfirmasi panggilan Musa. Selain itu Iman menjadi dasar keberanian bagi orang percaya dalam melaksanakan kehendak Allah dan bukan karena mengandalkan kekuatan diri atau orang lain (2) bagaimana dengan iman Musa membuatnya berusaha melindung orang yang kita cintai, membangun identitas berdasarkan statusnya di hadapan Allah dan membuatnya rela meninggalkan kenikmatan demi kebenaran serta membuatnya berani melakukan perintah Allah walaupun penuh resiko. Selain itu sebagai orang percaya kita harus senantiasa percaya kuasaNya dan menyatakan kehendakNya walaupun tantangan bahkan ancaman bagi keselamatan kita. Walaupun kehidupan Musa tidak sempurna, Alkitab menyebutnya sebagai orang yang berjalan dengan iman. Dari teladan hidupnya kita bisa belajar untuk bertekun melalui ketidakpastian hidup.

Kepustakaan Chuck Smith :: Sermon Notes For Hebrews 11:23-29 Https://Www.Blueletterbible.Org/Comm/Smith_Chuck/ Sermonnotes_Hbr/Hbr_40.Cfm Richard Hays, Learning Leadership From Moses, A Biblical Model For The Church, Divinity, Duke University, 2012 Menghadapi Ketidakpastian Hidup Ibrani 11: 23-29, Https://Dawords.Wordpress.Com/,2010 Matthew Henry’s Concise Commentary https://biblehub.com/commentaries/hebrews/11-23.htm

SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021

39

COVER

40

SAMARITAN | Edisi 2 Tahun 2021