55 minute read

5. Memimpin, Mengarahkan, dan Memotivasi bawahan

MEMIMPIN, MENGARAHKAN, MENINGKATKAN, DAN MEMOTIVASI BAWAHAN

WAKTU: 2 sesi @ 90 menit

Advertisement

KOMPETENSI DASAR

 Mampu memimpin, mengarahkan, meningkatkan, dan memotivasi bawahan

INDIKATOR

 Peserta dapat mensimulasikan bagaimana memimpin, mengarahkan, dan memotivasi bawahan

MATERI

1. Kepemimpinanan 2. Komunikasi efektif 3. Umpan balik efektif 4. Motivasi

METODA

1. Narasumber menyampaikan materi pelatihan 2. Diskusi (tanya-jawab) 3. Instruktur mencontohkan dan peserta mempraktekannya 4. Penugasan Individu (evaluasi)

61

RENCANA PEMBELAJARAN

Sesi 1

BAGIAN A

Topik : Kepemimpinan Metoda : Penyampaian materi – Diskusi Waktu : 15 menit

BAGIAN B

Topik : Komunikasi Efektif Metoda : Penyampaian materi – Diskusi Waktu : 15 menit

BAGIAN C

Topik : Umpan balik efektif Metoda : Penyampaian materi – Diskusi –Waktu : 15 menit

BAGIAN D

Topik : Motivasi Metoda : Penyampaian materi – Diskusi – Tugas Individu Waktu : 15 menit

62

Sesi 2

BAGIAN A

Topik : Simulasi Kepemimpinan Metoda : Instruktur mencontohkan dalam sebuah gambar kasus dan peserta mempraktekannya Waktu : 30 menit

63

MATERI 5 MEMIMPIN, MENGARAHKAN, MENINGKATKAN, DAN MEMOTIVASI BAWAHAN

A. Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan cabang dari kelompok ilmu administrasi, khususnya ilmu administrasi negara. Sedang ilmu administrasi negara adalah salah satu cabang dari ilmu-ilmu sosial, dan merupakan salah satu perkemabangan dari filsafat. Dalam kepemimpinan initerdapat hubungan antar manusia, yaitu hubungan mempengaruhi (dari pemimpin) dan hubungan kepatuhanketaatan para pengikut/bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinnya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada pemimpin. Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori “ilmu terapan” dari ilmuilmu sosial, sebab prinsip-prinsip, definis, dan teori-teorinya diharapkan dapat bermanfaat bagi usaha peningkatan taraf hidup manusia. Seperti ilmu-ilmu lain, kepemimpinan sebagai cabang ilmu bertujuan untuk: 1. Memberikan pengertian mengenai kepemimpinan secara luas 2. Menafsirkan dari tingkah laku kepemimpinan, dan 3. Pendekatan terhadap permasalahan sosial yang dikaitkan dengan fungsi pemimpin Adapun pengertian Kepemimpinan menurut para ahli yaitu:

1. George R. Terry (1972:458)

Pengertian Kepemimpinan menurut George R. Terry adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi.

64

2. Stoner

Menurut Stoner, pengertian kepemimpinan adalah suatu proses mengenai pengarahan dan usaha untuk mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok.

3. Jacobs dan Jacques (1990:281)

Pengertian kepemimpinan menurut Jacobs dan Jacques adalah sebuah proses memberi arti terhadap usaha kolektif, dan mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.

4. Hemhiel dan Coons (1957:7)

Menurut Hemhiel dan Coons, bahwa pengertian kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang individu yang memimpin aktivitasaktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang akan dicapai bersama (shared goal).

5. Ralph M. Stogdill

Pengertian kepemimpinan menurut Ralph M. Stogdill adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang terorganisasi dalam usaha mereka menetapkan dan mencapai tujuan. Dari definisi kepemimpinan menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan digambarkan akan memberi perintah atau pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Tipe dan Gaya Kepemimpinan

1. Tipe kepemimpinan a. Tipe karismatis

Tipe pemimpin karismatis ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mampunyai pengikut yang sangat besar

65

jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Sampai sekarang pun orang tidak mengetahui benar sebab-sebabnya, mengapa seseorang itu memiliki karisma begitu besar. Dia dianggap mempunyai kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia yang Mahasakuasa. Dia banyak memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada penderian sendiri. Totalitas kepribadian pemimpin itu memancarkan pengaruh dan daya tarik yang teramta besar.

b. Tipe paternalistis

Yaitu tipe kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifatsifat antara lain sebagai berikut: 1) Dia menanggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan. 2) Dia bersikap terlalu melindungi (overly protective) 3) Jarang dia memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri. 4) Dia hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan ntuk berinisiatif 5) Daia tidak memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut dan bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri. 6) Selalu bersikap maha tahu dan maha besar

c. Tipe militeristis

Tipe ini sifatnya sok kemiliter-militeran. Hanya gaya luaran saja yang mencontohkan gaya militer. Tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe kepemimpinan otoriter.

Tipe kepemimpinan militeristis itu berbeda sekali dengan

66

kepemimpinan organisasi militer (seorang tokoh militer). Adapun sifat-sifat pemimpin yang militeristis antara lain adalah: 1) Lebih banyak menggunakan sistem pemerintah/komando terhadap bawahannya keras sangat otoriter kaku dan seringkali kurang bijaksana. 2) Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan. 3) Sanngat menyenangin formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebib-lebihan. 4) Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya (disiplin kadaver/mayat) 5) Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahanya 6) Komunikasi hanya berlangsung searah saja.

d. Tipe otokratis/otoritatif

Otokrat berasal dari perkataan autos = sendiri; dan kratos = kekuasaan, kekuatan. Jadi otokrat berarti penguasa absolut. Kepemimpinan otokratis itu mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya salalu mau berperan sebagai pemain tunggal pada one-man-show. Dia berambisi sekali untuk merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Anak buah tidak pernah diberi informasi mendetail mengenai rencana dan tindakanyang harus dilakukan. Semua pujiann dan kritik terhadap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi pemimpin sendiri. Selanjutnya pemimpin selalu berdiri jauh dari anggota kelompoknya jadi ada sikap menyisihkan diri dan ekslusivisme. Pemimpin otokratis itu senantiasa ingin berkuasa absolut, tunggal dan merajai keadaan. Dia itu semisal sebuah sistem pemanas kuno, yang memberikan pansnya tanpa melihat dan

67

mempertimbangkan iklim emosional anak buah dan lingkungannya.

e. Tipe laisser faire

Pada tipe kepemimpinan laisser faire ini sang pemimpin praktis tidak memimpin dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbat semau sednri. Oemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. dia merupalan pemimpin simbol, dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis. Sebab duduknya sebagai direktur atau pemimpim-ketua dewan, komanda, kepala-biasanya diperolehnya melalui penyogokan, suapan atau berkat sistem nepotisme. Dia tidak mempunyai kewibawaan dan tidak bisa mengontrol anak buahnya. Tidak mampu melaksnakan koordinasi kerja, dan tidak berdaya sama sekali menciptakan suasan kerja yang kooperatif. Sehingga organisasi atau perusahaan. Yang dipimpinnya menjadi kacau balau, morat-marit dan pada hakikatnya mirip satu firma tanpa kepala.

f. Tipe populistis

Kepemimpinan populistis sebagai kepemimpinan yang dapat membangun solidaritas rakyat-misalnya soekarno dengan ideologi marhaenismenya, yang menekankan masalah kesatuannasional, nasionalisme, dan sikap yang berhati-hati terhadap kolonialisme dan penindasan-penghisapan serta penguasaan oleh kekuatan-kekuatan asing (luar negeri) Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh pada nilainilai masyarakat yang tradisonal. Juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang-hutang luar negeri

68

(asing). Kepemimpinan jenis ini mengutamakan peghidupan (kembali) nasionalisme.

g. Tipe administratif

Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggrakan tugas-tugas administrasi secar efektif.

Sedangkan para pemimpinya terdiri dari teknorat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Dengan demikian dapat dibangun sistem adminsitrasi dan birokrasi yang efisien untuk memerintah yaitu untuk memantapkan integritas bangsa pada khususnya, dan usaha pembangunan pada umumnya.

Dengan kepemimpinan administratif diharapkan adanya perkembanga teknis yaitu teknologi, industri, manajemen modern dan perkembangan sosial di tengah masyarakat.

h. Tipe demokratis

Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingna yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerja sama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis itu bukan terletak pada “person atau individu pemimpin”, akan tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan demokratis biasanya berlangsung secara mantap, dengan adanya gejala-gejala sebagi berikut 1) Organisai dengan segenap bagian-bagiannya berjalan lancar, sekalipun pemimpin tersebut tidak ada di kantor. 2) Otoritas sepenuhnya didelegasikan ke bawahan, dam masing-masing orang menyadari tugas serta kewajibannya

69

sehingga mereka merasa senang-puas pasti, dan aman menyandang setiap tugas kewajibannya. 3) Diutamakan tujuan-tujuan kesejahteraan pada umumnya dan kelancaran kerja sama setiap warga kelompok 4) Dengan begitu pemimpin demokratis berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat dinamisme dan kerja sama demi pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang paling cocok dengan jiwa kelompok dan situasinya.

2. Gaya kepemimpinan

Manajer merupakan suatu jabatan yang memiliki peranan penting dalam sebuah organisasi, mereka bertanggung jawab untuk membuat rencana, mengatur, mengkordinasi, memimpin dan mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai tujuan organisasi serta menangani dan menghadapi berbagai situasi kondisi yang muncul di dalam organisasainya. Para Manajer akan menggunakan gaya manajemen mereka masing-masing dalam menangani berbagai situasi dan kondisi yang mereka hadapi sehingga munculah berbagai gaya manajemen yang berbeda-beda berdasarkan karakter masingmasing manajer tersebut. Jadi pada dasarnya, yang dimaksud dengan gaya manajemen disini adalah metode kepemimpinan atau Leadership Method yang digunakan oleh seorang manajer dalam menangani permasalahan atau situasi kondisi yang dihadapinya. Menurut Psikolog Terkenal yang bernama Kurt Lewin, terdapat tiga gaya kepemimpinan utama dalam menangani permasalahan dan pengambilan keputusan, Ketiga gaya kepemimpinan utama tersebut diantaranya adalah Gaya Kepemimpinan Otokratis, Gaya kepemimpinan Demokratis dan Gaya Kepemimpinan Laissez-faire. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai ketiga gaya kepemimpinan tersebut.

70

1) Gaya Kepemimpinan Otokratis

Dalam Gaya Kepemimpinan Otokratis, seorang

Pemimpin atau Manajer Otokratis tidak memberikan wewenang pengambilan keputusan kepada bawahan. Pengambilan

Keputusan dengan gaya kepemimpinan Otokratis ini biasanya tidak melakukan konsultasi atau mendengarkan gagasan dari bawahan terlebih dahulu. Gaya kepemimpinan ini sangat berguna pada saat keputusan harus diambil secepatnya atau ketika keputusan tersebut tidak memerlukan masukan maupun kesepakatan dengan tim atau bawahannya. Manajer atau

Pemimpin yang menggunakan gaya otokratis ini harus memiliki keahlian pada bidang dimana dia harus mengambil keputusan dan kemampuan dalam mempengaruhi anggota Tim ataupun bawahannya untuk bekerjasama agar tercapainya tujuan yang dikehendakinya. Namun di sisi negatifnya, anggota Tim atau bawahannya akan merasa tidak dihargai sehingga berkurangnya motivasi kerja dan mengakibatkan tingginya tingkat absensi dan pertukaran karyawan.

2) Gaya Kepemimpinan Demokratis

Dalam Gaya Kepemimpinan Demokratis, Seorang

Pemimpin atau Manajer biasanya meminta pendapat atau nasehat dari anggota Tim atau bawahannya sebelum mengambil keputusan. Anggota Tim ataupun bawahannya didorong untuk lebih kreatif dan diberi kesempatan untuk menyampaikan saran atau gagasan mereka meskipun keputusan terakhir masih berada di tangan Manajernya.

Keputusan terakhir yang diambil pada dasarnya merupakan kesepakatan dari anggota tim dengan pemimpinnya atau bawahan dengan manajernya.

71

Karyawan atau anggota Tim yang bekerja dibawah gaya kepemimpinan manajemen Demokratis ini cenderung lebih bersemangat dan memiliki kepuasan kerja dan produktivitas yang tinggi. Namun disis negatifnya, gaya kepemimpinan Demokratis ini akan kurang efektif jika dihadapi dengan permasalahan atau situasi yang mengharuskan pemimpin atau manajernya mengambil keputusan yang cepat.

3) Gaya Kepemimpinan Laissez-faire

Dalam Manajemen yang mengadopsi Gaya

Kepemimpinan Laissez-faire, Manajer atau Pemimpin akan memberikan bawahan kebebasan penuh dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan tugas yang dikerjakannya dan tentunya dengan batas waktu yang telah ditentukan oleh

Manajer mereka. Para Manajer akan memberikan pendapat dan bimbingan ataupun sumber daya lainnya jika diperlukan. Gaya Kepemimpinan Laissez-faire ini menghasilkan motivasi dan kepuasan kerja karyawan yang tinggi. Namun akan berdampak negatif bagi bawahan yang tidak dapat mengatur waktunya dengan baik dan bagi mereka yang tidak memiliki keahlian serta pengetahuan yang cukup dalam mengerjakan tugasnya.

C. Sikap Kepemimpinan

Secara bahasa, sikap (attitude) yang berasal dari bahasa italia attitidine memiliki arti cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakn, jalan pikiran, dan perilkau. Secara istilah, sikap diartikan ekspresi dari bagaimana kita suka atau tidak suka terhadap suatu hal atau objek. Hal itu mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap sendiri terbentuk oleh beberapa faktor, yaitu pengalaman pribadi, kebudayaan, figur, fakyor emosional, dan lain sebagainya. Sikap

72

mempunyai tiga komponen utama, kesadaran, perasaan, dan perilaku. Keyakinan bahwa “menipu itu salah” merupakan sebuah pernyataan evaluatif. Opini semacam ini adalah komponen kognitif dari sikap yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari sebuah sikap, yaitu komponen afektifnya, perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap dan tercermin dalam pennyataan seperti “saya tidak menyukainya karena ia suka menipu orang.” Akhirnya, perasaan bisa menimbulkan hasil akhir dari perilaku. Komponen perilakudari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu. Seorang pemimpin tidak boleh memiliki sikap-sikap yang tidak baik. Pemimpin adalah figur bagi bawahannya, selayaknya dihormati dan mendapat respek dari karyawan. Respek berbeda dengan rasa takut. Berikut adalah beberapa sikap yang bisa Anda praktikan untuk menjadi sosok pemimpin yang baik, di antaranya yaitu:

1. Tulus dan adil

Memimpin tim kerja membutuhkan kecakapan atau skill.

Namun, tak Cuma itu, sebagai pemimpin, Anda juga harus bisa bersikap tulus dan adil. Tulus membagi pekerjaan, tulus memimpin, juga adil dalam memaksimalkan keunggulan setiap karyawan yang tergabung dalam tim. Jangan sampai Anda menugaskan orang di tempat yang salah.

Yang tak kalah penting, Anda harus sealu siap membantu bawahan menemukan peluang untuk memperbaiki kekurangan mereka.

2. Cakap mengontrol emosi

Jika masih berusia muda, bisa jadi Anda sering terpancing dan tak mampu mengatur emosi yang masih suka meledak-ledak.

Kemarahan ini, selain tak baik bagi kesehatan, tentu akan memicu stress berkepanjangan. Amarah pun biasanya akan terbawa hingga ke rumah. Akibatnya, keluarga akan terkena imbasnya. Jadi, mulailah velajar mengontrol amarah terhadap kinerja tim.

Jangan pernah memarahi, memaki, dan menegur bawahan di depan

73

umum. Cara ini secara tak langsung akan mempengaruhi mental mereka. Bisa-bisa mereka tak semangat lagi bekerja dan merasa tertindas. Bawahan bukanlah budak yang bisa Anda perlakukan semuanya. Mereka adalah manusia yang tak luput dari kesalahan. Bangunlah mental kerja positif karyawan. Lebih baik, panggil mereka ke dalam ruangan Anda, lalu sampaikan kesahalan apa yang telah diperbuat. Buatlah agar dari kesalahan iti mereka belajar dan berbuat lebih baik lagi.

Terkait dengan cara menegur bawhan dengan bijak ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan, yaitu: a. Cari tahu kesalahan dengan pasti. Dalam menegur seseorang,

Anda harus memiliki alasan dan informasi yang akurat, tanpa hal ini Anda bisa dianggap sewenang-wenang. Tapi ingat, jangan mencari-cari kesalahan orang lain artinya Anda harus menegur secara obyektif. b. Jangan menunda untuk memberi teguran. Jangan menundanunda waktu untuk menegur, karena hal ini akan berakibat si pelanggar merasa itu bukan kesalahan dan kemungkinan akan dicontoh oleh bawahan yang lain. c. Tegurlah secara persona, tidak di depan umum. Ingatlah, jangan pernah menegur ditengah orang banyak dan dengan bantuan orang lain, lakukan empat mata, pilih tempat yang melindungi privasi, bersikaplah profesioanl, hangan mempermalukan orang tersebut di depan orang lain. d. Dalam menegur, jangan melenceng dari kesalahan. Teguran hendaknya jangan melenceng dari persoalan, artinya janga menyinggung hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan maslaah pokok, apalagi masalah pribadi. Selain itu jangan mengungkit kesalahan di masa lalu, karena hal tersebut akan mengesankan bahwa Anda seorang pendendam. e. Persilahkan bawahan mengungkapkan pembelaannya. Beri kesempatan pada orang yang Anda tegur untuk memberikan

74

penjelasan, hal ini juga membantu Anda daalam memecahkan persoalan dan memberikan solusi. Jangan biarkan mereka tidak tahu apa keinginan Anda. f. Ambil komitmen dari bawahan untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan. Bicarakan solusi yang dapat Anda & dia lakukan untuk perbaikan kedepan, buat kesepakatan, tentukan batas waktu. Akhiri prosedur pemberian teguaran dengan saling pengertian, kemudian lihat perbaikan yang dilakukan.

3. Bertanggung jawab dan berani mengambil risiko

Seorang pemimpin tidak hanya berkuasa dalam memberi perintah saja, akan tetapi harus ikut bertanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh anak buahnya. Kesalahan yang dilakukan bawahan menjadi tanggung jawab pemimpin, karena sebelum melakukan sesuatu, bawahan biasanya telah mendapat instruksi dari pemimpinnya. Pemimpin juga harus berani mengambil risiko. Tujuan tidaklah selalu dapat diraih, atau dengan kata lain ada kemungkinan berakhir dengan kegagalan. Dalam hal ini pemimpin yang profesional harus berani memulai suatu udaha dengan kemungkinan terjadinya kegagalan, dan tidak benar apabila ia tidak memaulai karena takut gagal, sebab orang yang takut mengambil risiko tidak akan pernah berbuat sesuatu.

4. Mengesampingkan kepentingan pribadi

Pemimpin yang baim tidak boleh bekerja hanya untuk kepentingan pribadinya, bahkan, tak jarang kepentingan pribadi itu harus dikorbankan demi kepentingan organisasi yang dipimpinnya

5. Obyektif, bukan subyektif

Tak jarang ada atasan yang sangat subyektif menanggapi setiap pribadi bawahannya. Sehingga, biasanya tanpa sadar, ia akan lebih condong ke bawahan yang satu dibandingkan yang lainnya.

Untuk urusan kerja, secara profesional, lebih baik Anda singkirkan hal-hal semacam ini. Sebab, ini bisa menjadi pemicu rusaknya

75

kekompakan tim kerja. Karyawan lain pasti akan merasa dianaktirikan, sementara yang lain merasa sudah di posisi aman karena dekat dengan Anda. Perlakukan semua bawahan dengan cara yang sama. Buatlah agar keunggulan mereka bisa berguna semaksimal mungkin demi kemajuan perusahaan, sekaligus menutupi kekurangan bawahan yang lain. Sehingga satu sama lain akan kekurangan bawahan yang lain. Sehingga, satu sama lain akan saling membutuhkan. Hasilnya, sebuah tim kerja yang solid.

6. Semuannya untuk keberhasilan tim

Seorang manajer memiliki tim kerja. Oleh karena itu, jangan merasa bekerja sendrian. Bekerjalah sebagai pemimpin yang mendelegasikan pekerjaan dengan baik ke bawahan dalam tim kerja.

Ajari mereka bekerja secara efektif, penuh tanggung jawab dan beorientasi pada hasil akhir. Semakin sulit pekerjaan yang mampu mereka pecahkan, itu merupakan sarana baik untuk berkembang. Tanpa ini semua, secara tak langsung Anda telah memasung kreativitas karyawan.

7. Memiliki sikap melayani

Makin tinggi jabatan seseorang, makin banyak pada orang yang harus dipimpinnya. Artinya, semakin beragam pada kepentingan orang yang hatus dipikirkan dan dilayani. Karena itu, seorang pemimpin yang memimpin dengan baik haus memiliki sikap rendah hati serta jiwa melayani yang lebih baik.

8. Banyak bekerja, sedikit berbicara

Banyak orang menguasi teori tetapi tidak menerapkan dalam kehidupan nyata. Seorang pemimpin yang baik tidak hanya menguasai teori, tetapi juga bisa mempraktikkan itu sehingga dapat diikuti oleh bawahannya.

76

9. Membangun komunikasi yang baik

Banyak sekali atasan yang merasa gengsi bergabung bersama bawahannya. Juga tak jarang, atasan yang suka memilih-milih siapa bawahan yang pantas menemaninya makan siang. Sebagai atasan, sebaiknya Anda tidak melakukan hal yang kurang bak ini. Karyawan memiliki hal dan kesempatan yang sama.

Jalinlah persahabatan dengan semua karyawan di semua level.

Dengan begitu, Anda tak menutup diri bergaul dengna yang lebih tua ataupun lebih muda. Jangan pernah takut tersaingi oleh mereka yang lebih muda. Apa yang Anda lakukan akan menjadi contoh bagi bawahan yang masih muda. Tak bisa dipungkiri, Anda telah menjadi bagian berarti dalam perjalanan kesuksesan karis mereka kelak. Dan yang terpenting, Anda telah menjadi sahbat yang bernilai positif bagi mereka.

10. Menjadi motivator yang baik

Adakalanya bawahan atau karyawan mengalami penurunan motivasi yang bisa memengaruhi lembaga atu instisusi. Karena itu, seorang pemimpin yang baik harus bisa memotivasi dan meningkatkan kembali gairah dan optimisme anak buahnya. Tidak ada istilah penurunan motivasi di kamus seorang pemimpin yang baik.

D. Sifat Kepemimpinan

Kalau kita berbicara tentang kepemimpinan, ada kaitan yang sangat dekat antara pemimpin dengan manajer. Menjadi pemimpin memerlukan kecakapan, begitu pula menjadi pemimpin juga memerlukan kecakapan. Seorang pemimpin yang handal adalalah pemimpin yang selain memiliki kecakapan manajerial, juga memiliki kecakapan sebagai pemimpin. Atau bisa juga dikatakan, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memeliki karakter pemimpin.

77

Kepemimpinan adalah kemampuan berupa keterampilan skill (kecakapan), performa, dan pengalaman manajerial dan administrasi yang dimilki seorang pemimpin dalam suatu organisasi untuk mempengaruhi orang-orang agar dapat bekerjasama secara sukarela dalam mencapai tujuan tertentu dalam satu organisasi yang dipimpinnya. Untuk bisa memimpin diri sendiri dengan baik menurut Arvan Pradiasnyah dalam bukunya you are a leader, ada tiga cara yang bisa Anda gunakan untuk menumbuhkan dan membangun kepemimpinan dalam diri kita sendiri. Di antaranya: 1. Hendaklah kita menyadari bahwa nasib kita berada ditangan sendiri.

Tuhan tidak akan pernah mengubah nasib seseorang jika orang tersebut tidak berusha mengubahnya. 2. Kita harus menyadari apa yang sebenernya penting dan kita butuhkan dalam hidup kita sendiri, kitalah yang paling tahu apa yang paling penting dan apa yang tidak penting dalam hidup kita sendiri. 3. Setelah mengetahui apa yang penting dan tidak penting untuk diri kita sendiri, selanjutnya kita harus segera melakukannya. Mengetahui saja tidaklah cukup, tanpa berbuat atau melakukan sesuatu untuk mencapai hal-hal yang kita ketahui hanya bohong belaka , sesutau tersebut tidak akan pernah kita capai. Seorang pemimpin tidak selalu berkarakter baik. Seorang pemimpin preman adalah contoh pengaruh yang berkarakter buruk. Sedangkan pemimpin suatu komunitas terkemuka adalah contoh orang berpengaruh dan berkarakter baik. organisasi membutuhkan pemimpin yang kuat sekaligus berkarakter baik, yang bisa dipercaya dan yang akan meminpin mereka menuju masa depan. Dalam banyak organisasi, tindakan seorang pemimpin menjadi teladan. Perilaku pemimpin bisa memenangkan kepercayaan, kesetian dan menjamin vitalitas lembaga atau institusi agar berjalan dengan baik. Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, para bawahan harus mempercayai seorang pemimpin dalam dan dilibatkan dalam visi yang

78

pemimpin canangkan. Salah satu cara untuk mebangun kepercayaan adalah dengan menunjukkan karakter yang baik, terdiri dari:

1. Jujur

Seorang pemimpin yang baik menunjukkan ketulusan, integristas, dan keterbukaan dalam setiap tindakannya.

2. Kompeten

Tindakan seorang pemimpin haruslah berdasarkan pada penalaran dan prinsip moral, bukannya menggunakan emosi kanakkanak dalam mengambil suatu keputusan

3. Memberi inspirasi

Dalam mengerjakan tugas, seorang pemimpin haus menunjukkan rasa percaya diri, ketahan mental, fisik, dan spritual.

Dengan begitu, bawhaan akan terdorong untuk mencapai yang lebih baik lagi.

4. Cerdas

Seorang pemimpin yang efektif harus memiliki kemauan untuk terus membaca, belajar, dan mencari tugas-tugas yang menantang kemampuannya.

5. Berpikiran adil

Prasangka adlah musuk dari keadilan. Seorang pemimpin yang baik akan memperlakukan semua orang dengan adil. Ia menunjukkan empatinya dengan bersikap peka terhadap perasaan, nilai, minat dan keberadaan oranng lain.

6. Berpikir luas

Pemimpin yang baik mneyadari setiap perbedaan yang ada dalam ruang lingkup kepemimpinannya dan mau menerima segala perbedaan itu,

7. Berani

seorang pemimpin yang baik selalu tekun dalam usahanya mencapai tujuan, terus-terusan berusha mengatasi berbagai halangan yang memang sulit untuk diatasi. Biasanya, meskipun sedang berada di bawah tekanan, ia tetap tenang dan menunjukkan rasa percaya diri.

79

8. Tegas

Anda tidak dapat menjadi seorang pemimpin yang baik bila tidak tegas dalam mengambil keputusan tepat di saat yang tepat.

9. Memotivasi

Mengapa kita menginginkan sesutau dan mengusahakannya> mengapa dalam keinginan dan usah yang akan kita capai kadang kita merasa santai, kadang bekerja dengan tenang dan tekun dan kadang bersemangat mengubu-gebu, namun terkadang bisa saja sebaliknya?

Semua ini pertanyaan yang terkait dengan motivasi dan bagi banyak orang pertanyaan tersebut adlah pertanyaan paling pokok dalam manajemen dan administrasi organisasi.

Seorang manajer, seotang top leader, seorang pengambil keputusan yang ingin menciptakan lingkungan di mana orang-orang yang akan digerakkan akan rela bekerjasama dalam kelompok suatu organisasi dengan keyakinan dan semangat guan mencapai tujua yang telah direncanakan, maka harus memiliki pengertian dan pengetahuan tentang motivasi ini. Motivasi menjadi dasar guna menggerakkan dan menggairahkan manusia lain yang merupakan bagian tak terpisahkan dari komponen organisasi, motivasi juga besar pengaruhnya terhadap kemajuan dan keberhasilan suatu organsasi.

10.Imajinatif

inovasi dan kreativitas diperlukan dalam suatu kepemimpinan.

Seorang pemimpin haruslah membuat perubahan tepat di saar yang tepat dalam pemikiran, rencana dan metodenya. Selain itu, kreativitas sang pemimpin juga terlihat dengan memikirkan tujuan dan gagasan baru yang lebih baik, dan menemukan solusi baru dalam memecahkan masalah. Kepemimpinan adalah bagian penting dari manajemen. Sehingga dalam suatu organisasi, peran pemimpin jelas sekali merupakan peran yang paling penting dari semua peran komponen organisasi. Di dalam manajemen, fungsi seorangg pemimpin adalah menggugah keinginan seseorang untuk melaksanakan suatu hal yang harus ditempuh dan

80

membina anggota kelompoknya ke arah penyelesaian hasil kerja kelompok tersebut. Sehingga kemampuan pemimpin dalam menggunakan kepemimpinan sangatlah penting. Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya, atraktif tentang masa depan bagi suatu organisasi atau unit organisasional yang terus bertumbuh dan meningkat. Pemimpin mempunyai kekuatan untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini didasari oleh legitimasi secar formal atau non formal yang melekat pada diri pemimpin.

E. Keterampilan Kepemimpinan

Robert L. Kazt (1970) menyatakan tiga keterampilan dasar yang harus dikuasi seorang pemimpin yaitu:

1. Keterampilan Konseptual (conceptional skill)

Keterampilan konseptual merupakan kemampuan seseorang secara konsep. Keterampilan konseptual mencakup kemampuan analitis, berpikir logis, membentuk konsep/rencana/ide, pemikiran yang induktif dan pemikiran yang deduktif. Kaitannya dalam mengelola suatu lembaga, keterampilan konseptual berwujud pada kemampuan untuk memahami secara utuh atau menyeluruh atas lembaga, menganali cara kerja dan fungsi yang ada dan lebih jauh lagi memahami hubungan antara lembaga satu dengan lainnya, masyarakat dan situasi sosial secara umum. Secara lebih sempit, keterampilan konseptual lebih mengacu pada kemampuan seseorang untuk merumuskan ide. Dan yang termasuk dalam bagian perumusan ide ini adalah berpikir kreatif, merumuskan abstraksi, menganalisis situasi yang kompleks, memahami masalah. Dalam aplikasinya, kemampuan konseptual ini sering mengggunakan kekuatan institusi seseorang dalam merumuskan konsep. Seorang manajer yang memiliki keterampilan

81

konseptual maka ia dapat memeriksa bagaimana ide-ide saling terkait dan secara efektif dapat melihat setiap elemen dalam hubungan dengan keseluruhan. Kemampuan konseptual juga pada gilirannya dapat mengembangkan strategi yang kreatif.

2. Keterampilan berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain

Keterampilan lain yang juga penting dimiliki manajer adalah keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain. Keterampilan ini penting mengingat tugas manajer itu sendiri adalah berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi yang baik kunci kesuksesan seorang manajer dalam menciptakan hubungan yang nyaman dengan bawahan yang dipimpinnya. Tidak hanya itu, kemampuan berkomunikasi yang baik pula diperlukan untuk berhubungan dengan tingkatan manajemen diatasnya. Keterampilan hubungan manusia juga didefinisikan sebagai kemampuan untuk bekerja sama dengan dan memehami orang-orang yang terlibat di dalamnya. Untuk dapat memanajemeni orang-orang secara efektif, maka para manajer perlu berpartisipasi secara efektif dengna pihak lain. Keterampilan hubungan manusia juag berarti kecerdasan antar pribadi yang meliputi pengetahuan mengenai prilaku manusia dan proses kelompok, kemampuan untuk mengerti perasaan, sikap, dan motivasi dari orang lain, serta kemampuan untuk mengkomunikasikan dengan jelas dan persuasif. Kurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain ini mengakibatkan terciptanya lingkungan kerja yang tidak kondusif. Seorang manajer yang kasar atau tidak penegertian dapat mengurangi baik moral maupun produktivitas bawahannya. Sebaliknya, manajer yang memiliki keterampilan ini dengan efektif, membuat karyawan memiliki sikap positif dan keinginan yang kuat untuk meningkatkan produktivitas mereka.

82

Dari pengertian keterampilan berhubungan dengan orang lain ini dapat kita simpulkan bahwa, seorang manajer selain harus memiliki kecerdasan emosi, yaitu bagaimana ia berhubungan dengan orang lain, memahami orang lain, dan menghargai orang lain.

3. Keterampilan teknis

Keterampilan teknis adalah kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, akuntansi dan lain-lain. Keterampilan ini meliputi pemahaman dan kompetensi dalam aktivitas yang spesifik, khususnya berkaitan dengan suatu metode, proses, prosedur tertentu yang bersifat teknis. Keterampilan teknis juga meliputi pengetahuan faktual tentang organisasi, seperti peraturan, struktur, sistem manajemen, karakterisktik karyawan dan lain-lain. Selain tiga keterampilan dasar diatas, ada lagi keterampilan dasar untuk manajer yang dirumuskan oleh Wicky W. Griffin yaitu:

1. Keterampilan manajemen waktu

Keterampilan manajemen waktu adalah kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana.

Jangan sampai setiap menit yang dimiliki dari seorang manajer terbuang, karena hal itu akan sangat merugikan lembaga tersebut.

Waktu merupaka aset yang sangat berharga bagi suatu lembaga, membuang waktu atau menggunakannya dengan sia-sia sama artinya dnegan mengurangi produktivitas dan merugikan perusahaan.

2. Keterampilan membuat keputusan

Keterampilan membuat keputusan merupakan kemapuan yang cukup penting dimiliki oleh manajer. Seorang manajer harus mampu untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager).

83

F. Metode Kepemimpinan

Metode kepemimpinan adalah cara bekerja dan bertingkah laku pemimpin dalam membimbing para pengikutnya untuk berbuat sesuatu. Maka metode kepemimpinan ini diharapkan dapat membantu keberhasilan pemimpin dalam melakukan tugas-tugasnya sekaligus juga dapat memperbaiki tingkah laku serta kualitas kepemimpinannya. Ordway Tead dalam bukunya (the art of administrasion, 1951) mengemukakan metode kepemimpinan di bawah ini:

1. Memberi perintah

Perintah itu timbul dari situasi formal dan relasi kerja. Karena itu perintah adalah fakta fungsional pada organisasi, kedinasan atau jawatan pemerintah dan swasta, berbentuk instruksi, komando, peraturan tata tertib, standar prakikatau perilaku yang harus dipatuhi.

Perintah biasanya sudah tercakup dalam tugas, kewajiban dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh setia individu anggota kelompok. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian perintah antara lain ialah: a. Kondisi individu yang diberi perintah b. Situasi lingkungan sekitar yang harus ikut dipertimbangkan dalam pemberian perintah. c. Perintah harus jelas, ringkas, namun tegas dan tidak mengandung kemajemukan arti sehingga bisa membingungkan serta mudah dimengerti. d. Penggunaan nada suara yang wajar, netral, tidak dipaksakan, cukup ramah, agar mudah dan enak ditangkap. e. Kesopansantunan dalam penyampaian perintah memberi pengaruh pada pelaksanaan perintah agar bisa dipatuhi. f. Perintah tidak terlalu banyak diberikan sekaligus, untuk tidak membingungkan dan tidak menghambat pengambilan keputusan untuk memprioritaskan tugas/perintah yang paling penting.

84

2. Memberikan celaan atau pujian

Celaa harus diberikan secara objektif dan tidak bersifat subjektif. Juga tidak disertai emosi-emosi yang negatif. Celaan itu sebaiknya berupa teguran dan dilakukan rahasia, tidak secara terbuka di muka banyak orang. Celaan diberikan dengan maksud agar orang-orang yang melanggar atau berbuat kesalahan menyadari kekeliruannya dan bersedia memperbaiki perilakunya.

Celaan juga diberikan dengan nada suara yang “menyenangkan” agar tidak menimbulkan rada dendam dan sakit hati. Sebaliknya pujian supaya diberikan, sebab pribadi yang bersangkutan telah melakukan tugasnya dengan baik, dan mampu berprestasi. Pujian ini bisa memberikan semangat, kegairahan kerja, tenaga baru, dan dorongan emosional yang segar. Sebaiknya bila celaan itu diberikan secar pribadi dan tahsia, maka pujian seyogyanya diberikan secara terbuka, terang-terangan di muka umum. Namun yang di puji itu haus benar-benar luar biasa sifatnya dan bukan bersifat biasa saja, supaya tidak menimbulkan cemoohan dan sinisme.

3. Memupuk tingkah laku pemimpin yang benar

Pemimpin harus bersifat objektif dan jujur. Ia harus menjauhan dari dari rasa pilih kasih atau favoritisme karena hal ini bisa menurunkan moral anggota-anngota lainnya, menumbuhkan keraguan, kemuakan serta kecemburuan sosial. Juga bisa mengurangi rasa respek anggota pada pimpinan. Pemimpin itu juga bukan agen polisi atautukang selidik mencari kesalahan juga bukan penjaga yang selalu mengintip kelemahan orang. Bukan pula sebagai pengontrol yang keras-kejam, juga bukan seseorang diktator yang angkuh dan sok kuasa. Maka kesuksesan pemimpin itu justru dikukur dari perasaan para pengikut yang menghayati emosi-emosi senang, karen masing-masing diperlakukan secara sama, jujur, dan adil.

85

4. Peka terhadap saran-saran

Sifat pemimpin itu harus luwes dan teruka dan peka pada saran-sara eksternal yang postif sifatnya. Dia harus menghargai pedapat-pendapat orang lain, untuk kemudian mengkombinasikannya dengan ide-ide sendri. Dengna begitu dia bisa membangkitkan inisiatif kelompok untuk memberikan saran-saran yang baik. Sedang orang akan merasa bangga dan senang hatinya, apabila sarannya diterima.

Sebaliknya rang bisa mendongkol hati, apabila saran-sarannya selalu dianggap sebagai angin lalu saja dan tidak digubris. Membangkitkan keinginan anggota untu memberikan saran itu mencerminkan sikap terbuka dan kejujuran dari pemimpin yaitu pemimpin menghargai ide-ide baru, mau menerapkan saran-saran yang baik, dan berani mengadakan inovasi.

5. Memperkuat rasa kesatuan kelompok

Untuk menghadapi macam-macam tantangan luar dan kekomplekan situasi masyarakat moder, perlu pemimpin bisa menciptakan rada kekuatan kelompoknya, dengan loyalitas tinggi dan kekompakan yang utuh. Hal bisa meningkatkan moral kelompok dan esprit de corps (semangat kelompok). Usaha menciptakan semangat kesatuan ini anatara lain dengan pemberian pakaian seragam, lencana, emblim, peci, jaket, insigne (tanda kehormatan), dan lain-lain. Selanjutnya juga dengan mengusahakan pengenalan para anggota-anggota baru kepada kelompok sendiri, agar orang-orang baru ini dengan cepat bisa mengadaptasikan diri dengan rasa senang.

6. Menciptakan disiplin diri dan kelompok

Setiap kelompok akan mengembangkan tata cara dan pola tingkah laku yang hanya berlaku dalam kelompok sendiri, yang harus diataati oleh seluruh anggota. Hal ini penitng untuk membangkitkan rasa tanggung jawab, uniformitas, dan disiplin kelompok. Sekaligus juga penting untuk menghindari perselisihan, konsekurensi, rasa permusuhan, perpecahan, kecerobohan, pemborosan dan lain-lain.

86

Disiplin kelompok bisa berhasil bila pemimpin bersikap arif bijaksana, memberikan teladan, berdisiplin, dan menerapkan seluruh prosedur dengan konsekuen. Dia harus menghindari favoritisme yang bsia menularkan prasangka buruk, rasa dendam, iri dan kecemburuan sosial.

7. Meredam kabar angin dan isu-isu yang tidak benar

Kesatuan dan efektivitas kerja dari kelompok bisa diguncang oleh gangguan kabar-kabar angin dan desas-desus yang tidak benar, beserta fitnahan-fitnahan dari luar, yang diarahkan pada perorangan atau organisasi secara keseluruhan. Semua itu ditunjukan untuk mengacau dan mengagangu tatanan kerja yang sudah lancar. Maka pemimpin berkewajiban mengatur mengusut sampai tuntas sumber kabar angin tadi. Dan memberikan peringatan keras atau sanksi tajam pada orang-orang yang mempunyai rasa dendam, mengalami frustasi, dan mungkin tengah ternganggu ingatannya, sehingga tanpa sadar menyebarkan kabar-kabar angin yang buruk. Dalam hal ini, pemimpin harus segera menetralkan/menawarkan situasi dengan jalan memberikan penerangan dan kebijaksanaan baru yang akan diterapkan. Alat yang efektif untuk menanggulangi dasas-desus ialah penerangan, penyiaran, dan pendidikan.

G.Menjadi Pemimpin yang Handal

Keberhasilan sebuah lembaga atau institusi sangat diperngaruhi oleh keseluruhan unsur yang terlibat di dalamnya, dan peran manajer menjadi sangat penting karena menjadi orang yang mengelola semua unsur-unsur lebaga atau instisusi untuk tercapainya tujuan. Fungsi manajer adalah meningkatkan serta menjaga keseimbangan dalam lembaga atau institusi. Di era global yang sarat kompetisi sekarang ini, keakuratan, ketepatan, dan keamanan informasi serta pengaturan organisasi yang baik serta yang dibutuhkan oleh

87

organisasi untuk mencapai tujuan organisasi sekaligus meningkatkan eksistensi organisasi di tengah-tengah lingkungannya. Oleh karena itu, seorang manajer dituntut untuk memiliki profesionalitas dan kehandalan kemampuan dirinya. Manajer handal adalah manajer yang dapat mengemban tanggung jawab yang diberikan oleh lembaga atau institusi kepadanya. Seorang manajer yang handal berarti manajer yang bisa membawa kemajuan bagi perusahaannya. Untuk menjadi manajer handal, ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Berangkat dari diri sebagai pribadi yang handal

Semuanya berangkat dari dasar. Dan hal paling mendasar pada manusia adalah dirinya sendiri. Untuk menjadi manajer yang handal yang memiliki integristas dan dapat dipercaya, harus berangkat dari kepribadian handal yang dimilii seseorang. Jangan harap Anda menjadi seorang yang berpengaruh jika kepribadian yang

Anda miliki tak membuat orang lain menaruh hormat pada Anda. Seorang manajer handal haruslah seorang yang mempunyai budi pekerti yang luhur. Perilaku seorang manajer harus sesuai dengan nilai-nilai positif. Dengan demikian, sumber daya manusia yang berkualitas adalah syarat penting yang harus dimiliki oleh seorang manajer profesional. Jika kepribadian seorang manajer telat mendapat pengakuan dari bawahan yang dipimpinnya, maka hal itu telah menjadi sebuah kunci sukses kepemimpinan manajer. Untuk memanage orang lain, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memanage diri Anda sendiri. Sebagai contoh, Anda memberikan instruksi kepada bawahan untuk memaksimalkan kinerja guna meningkatkan produktifitas, sementara Anda sendiri sebagai amnajer banyak membuang waktu Anda dan melalaikan tugas sebagai manajer. Apakah instruksi Anda tadi dapat diterima dengan baik oleh karyawan? Jawabannya tentu saja tidak.

88

2. Kemampuan komunikasi

Kemampuan komunikasi menjadi hal penting selanjutnya bagi seorang pemimpin yang handal. Seorang pemimpin sangat perlu memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Tugas seorang pemimpin adalah mengurus orang-irang yang ada di bawahnya.

Tanpa kemampuan komunikasi yang baik, tidak mungkin akan tercapai suatu hubungan yang saling menguntungkan anatar bawahan dan atasan. Kemampuan komunikasi sangat penting untuk mengarahkan bawahan menuju tercapainya tujuan organisasi.

3. Memiliki pengetahuan atau wawasan manajerial

Syarat selanjutnya untuk dimiliki manajer adalah mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas tentang manajerial. Seorang pemimpin harus terus menggali pengetahuan tentang manajerial.

Tanpa pegetahuan dan wawasan yang luas, nagaiman bisa pemimpin menjalankan lembaga atau institusi secara efektif? Pengetahuan manajerial bisa dipelajari dari berbagai sumber, misalnya sekolahsekolah formal, pelaihan-pelatihan dan lain sebagainya.

4. Kepemimpinan

Keberhasilan pemimpin dalam mengarahkan prang lain berkaitan dengn kemampuannya dalam memimpin orang. Dalam kaitanyya dengan kepemimpinan, ada beberapa sifat umum yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan, yaitu: a. Kecerdasan, artinya pemimpin harus memiliki kecerdasan yang lebih dari pengikutnya. Kecerdasan di sini bukan tes IQ atau nilai rapor, tapi kemampuan manajerial. b. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, artinya seorang pemimpin harus memiliki emosi yang stabil dan empunyai keinginan untuk menghargai dan dihargai orang lain. Seorang pemimpin perlu memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah cara mereka bekerja. Pemimpin juga harus menghargai dan memperhatikan keadaan yang dipimpinnya, sehingga dapat menjaga kesatuan dan keutuhan. Selain itu

89

seorang manajer harus mampu mengelola konflik yang terjadi dalam suatu organisasi dan dapat mencari win-win solutionsehingga kerjasama tim bisa berjalan dengan baik. c. Motivasi diri dan dorongan berprestasi, dengan memiliki motivasi diri dan dorongan berprestasi, dengan memiliki motivasi diri yang kuat maka seorang pemimpin akan selalu energik dan menjadi teladan dalam memimpin. Ia juga menjadi penyala semangat bawahannya untuk mengarah pada tujuan yang akan dicapai. d. Fleksibilitas, pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menerapkangaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap situasi.

Komunikasi Efektif

A. Memahami Proses Komunikasi

Memahi proses komunikasi (diantara manusia) Anda dapat membayankan pembicaraan Anda dengan seseorang, atau surat yang Anda terima, atau berita yang Anda dengar dari radio dan televisi, atau yang Anda baca di surat kabar. Kegiatan komunikasi yang Anda lakukan itu berlangsung dalam suatu proses, yaitu proses informasi (pesan) dari suatu sumber (pengirim pesan) kepada penerima pesan. Perhatikan gambar.

Gambar 1.5. Proses Komunikasi 90

Peraga itu memperlihat proses dasar dalam berkomunikasi. Proses itu mencakup enam tahapan berikut. 1. Pengirim memiliki gagasan atau pikiran, 2. Yang kemudian menyusunnya menjadi pesan, 3. Pesan ini kemudian disampaikankepada penerima, 4. Yang menerima pesan itu, 5. Yang kemudian menafsirkannya, 6. Dan selanjutnya menyampaikan umpan balik terhadap upaya pengirim berkomunikasi. Seperti terlihat, adanya umpan balik (feeback) menjadikan komunikasi sebagi suatuproses melingkar dan tidak terhenti karena umpanbalik itu tidak hanya dapat berbentuk lisan dan tulisan (verbal) tetapi juga bukan lisan dan tulisan (nonverbal), seperti gerakan tubuh, kerut wajah, kerling mata, senyuman dan sebagainya. Adanya umpan balik membuat suatu komunikasi berlangsung dua arah. Komunikasi yang efektif hanya terjadi jika antara pengirim dan penerima pesan tercipta pemahaman yang sama.

B. Membangun Komunikasi Efektif

Efektivitas komunikasi, bisa dikatakan mutlak harus dimilki oleh seseorang pemimpin. Keterampilan ini harus dibangun dan terus diasah. Keahlian sebagai pemimpin dalam berkomunikasi, akan menentukan sejauh mana instruksi atau pesan dari lembaga atau institusi bisa tersampaikan secara efektif kepada bawahan. Sebaliknya, ketidakmampuan membangun komunikasi efektif, akan membuat berbagai kerugian, baik bagi hubungan pemimpin dengan bawahan maupun bagi lembaga atau institusi tersebut. Hakekat dari tujuan berkomunikasi itu sendiri di antaranya adalah untuk membina hubungan baik dengan orang lain dan sebagai sarana meyakinkan atau mempengaruhi. Dua tujuan komunikasi ini sangat relevan dengan peran pemimpin. Di satu sisi pemimpin memliki

91

kepentingan untuk membina hubungan yang baik dengan bawahan, di sisi lain pemimpin juga membutuhkan kemampuan untuk memberi keyakinan atau pengaruh kepada bawahannya. Jika tujuan dari komunikasi ini dibangun dengan baik, manfaat besarnya dapat dirasakan oleh pemimpin dalam memimpin bawahannya. Bawahan tidak akan segan-segan menuruti setiap instruksi yang manajer berikan, dengan rela tanpa merasa tertekan. Berikut beberapa hal yang dapat membantu pemimpin membangun komunikasi yang efektif dengan bawahan, di antaranya: 1. Perhatikan ketika karyawan sedang didera tekanan, kunjungi mereka, berikan oleh-oleh berupa makanan atau minuman ala kadarnya. 2. Ketahui tujuan. Tujuan kita berkomunikasi akan sangat menentukan cara kita menyampaikan informasi. Bila kita bermaksud membeli atau menjual barang komunikasi kita akan bersifat negosiasi. Bila kita bekromunikasi dengan tujuan untuk menghibur, membujuk atau sekedar basa-basi, maka cara yang digunakan pun berbeda. Jadi, kejelasan tujuan dalam berkomunikasi harus diketahui sebelum kita berkomunkasi. 3. Perhatikan konteks. Konteks disini bisa saja berarti keadaan atau lingkungan pada saar berkomunikasi. Pada saat berkomunikasi konteks sangat berperan dalam memperjelas infromasi yang disampaikan. 4. Tidak perlu mudah merasa seolah direndahkan oleh karyawan hanya gara-gara dekat dengan mereka yang berlevel paling rendah. 5. Sering-sering ngobrol bersama bawahan (bagunlah suasan keterbukaan) malalui meetingatau bercanda di luar jam kerja (olahraga, jalan-jalan dan lain-lain) 6. Pelajari kultur. Kultur atau budaya, habit atau kebiasaan orang atau masyarakat juga perlu dperhatikan dalam berkomunikasi. 7. Perlakukan mereka sebagai partner yang setara. 8. Pahami bahasa. Bahsa menunjukkan bangsa. Artiya bahsa dapat menjadi ciri atau identitas suatu bangsa. Memahami bahasa disini

92

bukan berarti harus memahami semua bahsa yang dipakai oleh mmitra bicara kita. Istimewa sekali memang demikian. Yang lebih penting adalah memahami gaya orang lain berbahasa (bukan gaya bahasa). 9. Dengarkan pembicaraan karyawan. Menjadi pendengar akan menjadi indikator adanya ketertarikan pemimpin atas pembicaraan bawahannya. Kepuasan kerja karyawan sebagian besar tergantung dari kepiawain sang pemimpin. Karyawan sangat suka pada pemimpin yang tulus, jujur, memberi perhatian, respek, mau mendengarkan, memberikan kepercayaan dan memberikan penghargaan atau pujian. Kemampuan berkomunkasi efektif dengan karyawan atau bawahan akan menghasilkan beberapa hal positif bagi manajer di antaranya yaitu: 1. Komunikasi meningkatkan motivasi karyawan dengan cara menginformasikan dan mengklarifikasi bawahan mengenai tugas yang harus dikerjakan, perilaku yang diharapkan dalm melakukan tugasnya dan bagaimana memperbaiki performa bawahan. 2. Komunikasi merupakn sumber bagi anggota organisasi dalam proses pembuatan keputusan, membanu mengidentifikasi dan memperkirakan tindakan alternatif dalam pemecahan masalah. 3. Komunikasi dapat mengubah sikap individual. Individual yang diberikan infromasi memiliki sikap yang ebih baik dibandingkan dengan individual yang tidak mendapatkan informasi. 4. Komunikasi membantu dalam hal sosialisasi peraturan perusahaan. 5. Komunikasi dapat berperan dalam hal proses kontrol. Komunikasi mengontrol perilaku anggota organisasi dalam berbagai cara. Ada beberapa level hirarki dan peraturan yang harus diikuti oleh karyawan dalam organisasi. Karyawan harus mematuhi peraturan organiasi, menunjukkan performa kerja yang efisien dan mengkomunikasi maslah yang dihadapi kepada atasanya. Oleh karena itu, komunikasi membantu dalam mengontrol fungsi manajemen.

93

6. Komunikasi dapat mebciptakan kepercayaan dari bawahan sikap mendukung, sikap positif dan keterbukaan.

C. Instruksi Pemimpin yang Efektif

Sudah menjadi bagian dari tugas seorang pemimpin dalam memberikan instruksi kepada bawahan terkait dengan pekerjaan. Pemberian instruksi ini dilakukan dalam konteks penerapan fungsi-fungsi manajemen. Tujuannya agar proses pelaksanaan kegiatan atau program berlangsung sesuai dengan rencana yang di gariskan. Akan tetapi, dalam memberikan instruksi seorang pemimpin tak boleh asal-asalan. Instruksi yang diberikan harus bersifat efektif. Efektivitas instruksi tidak selalu berlangsung begitu saja. Ada beberapa hal yang hatus dipenuhi pemimpin. Terkait dalam soal koordinasi, instruksi merupakan sebuah sarana untuk memperlancar pelaksanaan program oleh pemimpin. Sering tidaknya suatu instruksi diberikan oleh pemimpin sangat bergantung pada kondisi karyawan. Bagi karyawan yang masih pemula, intensitas pemberian instruksi dan supervisi relatif masih lebih sering dibandingkan dengan yang senior. Begitu pula bagi mereka yang masih belum trampil atau sering mengalami kesalahan. Apalagi terhadap mereka yang tergolong genrasi yang malas dan kurang bertanggung jawab terhadap pekerjaanya. Intruksi yang efektif erat kaitannya dengan cara instruksi itu dilakukan, seperti secara lisan atau dalam bentuk tertulis. Kemudian, dalam hubungannya dengan proses komunikasi, maka efektivitas instruksi yang disampaikan dipengaruhi oleh hal-hal seperti isi pesan, bahasa, media, dan waktu. Semakin tepat dan baik unsur-unsur komunikasi tadi diterapkan semakin tinggi tingkat pemahaman karyawan akan instruksi yang diterimanya. Ditambah dengan fungsi kontrol dari pemimpin maka penerapan instruksi tersebut semakinefektif. Efektivitas

94

instruksi itu sendiri tidak banyak dipengarhui oleh sering tidaknya instruksi diberikan.

1. Syarat perintah yang efektif

a. Karyawan yang terlibat harus terlatih, terampil dan mampu secara fisik untuk melaksanakan apa yang diperintahkan b. Hasil yang baik baru dapat dicapai bila si pelaksana “mau“ mengerjakan apa yang diperintahkan c. Perintah harus diusahakan sedemikian rupa sehingga si pelaksana menerimanya sebagai sesuatu yang penting untuk dilaksanakan d. Perintah harus dirumuskan secara jelas mengenai apa dan bagaimana tugas tersebut harus dilaksanakan

2. Macam-macam cara memberi perintah

a. Permintaan tenaga sukarela Suatu bentuk perintah yang sangat halus karena pada prinsipnya tetap berlaku sama yaitu kita menginginkan seseorang untuk mengerjakan suatu tugas sesuai dengan apa yang kita harapkan. b. Perintah tersamar Suatu bentuk yang lebih tegas dibandingkan dengan butir yang diatas, isinya menganjurkan bahwa sesuatu harus dikerjakan dan membiarkan pelaksana mengerjakan atas inisiatifnya sendiri. c. Permintaan Perintah halus dan bijaksana, biasanya selalu didahului dengan bentuk permintaan seperti: “Bagaimana kalau…….”, “Maukah anda…………. “ , “tolong………….”. d. Perintah langsung Perintah yang bersifat komando langsung, misalnya : “Kerjakan ini…” atau “Kerjakan itu…..”. dan lain-lain.

95

Karena dari latarbelakang yang berbeda, macam tugas dan situasi yang mempengaruhinya, maka untuk mencapai hasil yang efekif dan efisien melalui orang lain, maka harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan atau mengkombinasikan cara memerintah yang tepat sesuai dengan yang dibutuhkan.

3. Kesalahan-kesalahan yang umum terjadi dalam memberi perintah

a. Bicara tidak tegas atau menggunakan kata-kata yang tidak sepenuhnya menyokong arti perintah tersebut. b. Susunan perintah / intruksi tidak teratur dan sembarangan. Usahakan agar perintah-perintah tersebut disusun dalam urutanurutan yang logis dan tidak membingungkan. c. Terlalu cepat menganggap si pelaksana sudah mengerti apa yang diharapkan dari dirinya, padahal pada kenyataannya mungkin pelaksana belum memahami sepenuhnya tentng tugas tersebut.

4. Beberapa petunjuk dalam memberi perintah

Hal yang harus diingat : a. Ketahui dan pahami bagaimana pekerjaan tersebut harus dilaksanakan b. Berikan perintah pada karyawan yang tepat c. Berikan perintah dengan jelas, singkat dan tegas d. Harus diyakini apakah perintah tersebut sudah dimengerti dengan baik atau belum, bila perlu diulang kembali perintahnya e. Susun perintah tersebut dengan baik f. Bila diperlukan berikan contoh g. Jangan terlalu banyak memberikan perintah pada waktu yang bersamaan h. Berikan perintah melalui saluran yang tepat i. Untuk perintah-perintah yang istimewa bila perlu berikan detaildetail yang dapat mempermudah pelaksanaan tugasnya

96

j. Pelaksanaan perintah tersebut sebaiknya diikuti perkembangannya dengan seksama.

Umpan Balik Efektif

Memberikan Umpan Balik

Dalam literatur komunikasi, umpan balik adalah reaksi atau respon yang ditimbulkan sebagai diterima atai ditolaknya suatu informasi atau pesan oleh komunikan (lawan bicara) mauapun komunikator (pembicara). Umpan balik memilikiarti yang sama dengan kritik. Dalam berkomunikasi, tugas yang paling sulit adalah memberi dan menerima kritik. Namun sebenarnya kritik adlah senjata yang ampuh untuk memperbaiki diri. Apabila ditangani dengan baik kritik membuat kita tahu akan kelemhan dan kekuatan kita. Secara umum ada dua jenis umpan balik yang biasa diberikan oleh seseorang, yaitu umpan balik negatif dan umpan balik positif. Umpan balik positif menunjukkan penegasan, dan umpan balik negatif menunjukkan suatu koreksi. Umpan balik yang efektif adalah umpan balik yang bersifat mambangun baik itu umpan balik yang bernada negatif maupun umpan balik yang bernada positif. Banya dari kita hanya mampu mengkritik tanpa mampu memperbaiki. Sehatusnya, kritik kita menjadi umpan balik yang membangun. Kritik, apabila diberikan dengan tepat, merupakan hal penting untuk bernegoisasi dan mencapai relasi sosial yang lebih baik. Umpan balik yang efektif setidaknya memiliki dua manfaat, yaitu untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan dan untuk menurunkan perilaku yang tidak diinginkan. Umpanbalik yang efektif dapat dengan mudah memperkuat perilaku yang kita inginkan. Misalnya ketika bawahan mengerjakan tugas dengan baik, ketika ia diberi umpan balik

97

yang positif maka kelak ia akanlebih meningkatkan kinerjanya yang baik tadi.

Kemampuan pemimpin dalam memberikan umpan balik yang efektif akan berdampak positif bagi kinerja karyawan, antara lain berupa meningkatkan percaya diri, membina hubungan kerja yang konstruktif dan meningkatkan kinerja karyawan.

Berikut cara memberikan umpan balik yang efektif: 1. Pedoman dalam memberikan umpan balik yang positif atau pujian, yakni berisi hal berikut: a. Spesifik b. Secepatnya c. Berhubungan dengan proses dan hasil kinerjanya d. Sampaikan juga langsung kepada yang bersangkutan e. Tulus f. Berikan pujian jika memang ada pekerjaan yang layak dipuji g. puji proses kerja, bukan hanya hasilnya saja. 2. Selalu memulai dengan pertanyaan, misalnya “menurut Anda, bagaimana cara melakukannya?”cara demikian membuat penerima kritik merasa ikut memiliki maslah dan merasa dilibatkan. 3. Jangan pernah memberikan umpan balik ketika Anda sedang marah, bawahan Anda sedanga marah, suasana sendang tidak mendukung, sedang di depan tamu atau karyawan lain dan sesuatu yang telah terjadi lama sekali. 4. Berikan umpan balik kepada karyawan dengan cara tepat waktu, dan spesifik tentang apa yang mereka lakukan atau tidak melakukan. Dan ketika Anda melihat seorang bawahan melakukan tugasnya masih dibawah harapan diskusikan dengannya segera dan bekerja dengan mereka untuk memperbaikinya pada waktu yang tepat. 5. Hindari memberikan umpan balik yang bersifat penilaian semata.

Umpan balik harus didasarkan pada fakta rill dan bukti-bukti perilaku yang nyata.

98

6. Berilah umpan balik dengan menunjuka pada perilaku sevara spesik.

Sebutkan perilaku spesfik karyawan, apa yang benr-benar telah diucapkan atau dilakukannya. Hindari untuk menghakimi, mengevaluasi atau menggunakan bahasa yang subyektif. Umpan balik yang spesik dapat menunjukka kepada bawahan bagaimana ia beurbah.

Motivasi

Motivasi menuntut agar pemimpin mengetahui bagaimana harus selalu memberi informasi kepada staf, agar ia menyediakan waktu dan melakukan usaha yang diperlukan untuk memperoleh saran-saran dan rekomendasi-rekomendasi dari stafnya mengenai masalah yang menyangkut kepentingan bersama. Dorongan untuk melakukan perbuatan tertentu tersebut dikarenakan oleh hasil proses pemikiran dari dalam diri pegawai (faktor internal) maupun berasal dari luar dirinya (faktor eksternal).Faktor internal (internal factor) bersumber dari dalam diri individu itu sendiri, disebut akumulasi aspek-aspek internal individu seperti kepribadian, ciri-ciri fisik, kebiasaan, kesadaran, minat, bakat, kemauan, spirit, antusiasme dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal (external factor) bersumber dari luar individu yaitu lingkungan, apakah itu lingkungan fisik, sosial, tekanan, dan regulasi keorganisasian. Selanjutnya motivasi tidak terlepas dari kebutuhan dan kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Istilah motivasi paling tidak memuat 3 unsur penting, yaitu: 1. Faktor pendorong atau pembangkit motif baik internal maupun eksternal 2. Tujuan yang ingin dicapai 3. Strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.

99

A. Definsi Motivasi

Istilah motivasi (motivation) atau motif (motive) populer di dalam dunia kehidupan yang menuntut prestasi. Di lingkungan kerja dikenal istilah motivasi kerja dan pada konteks proses pendidikan dan pembelajaran dikenal istilah motivasi belajar. Siagian dalam Sedarmayanti (2001), mendefinisikan motivasi sebagai keseluruhan proses pemberian motif kerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efektif dan efisien. Danim (2004) melengkapi bahwa motivasi sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan yang dikehendakinya. Sebagaimana pendapat Hasibuan yang mengartikan motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dari dalam diri. Dengan demikian motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh dan membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

B. Manfaat Motivasi

Manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara itu manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah: pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya, pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang akan senang melakukan pekerjaannya. Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi yng mendorongnya akan membuat orang senang mengerjakannya. Orang pun akan merasa

100

dihargai/diakui. Hal ini terjadi karena pekerjaannya itu betul-betul berharga bagi orang yang termotivasi. Orang akan bekerja keras. Hal ini dimaklumi karena dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan sesuai target yang mereka tetapkan. Kinerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan. Hal ini akan memberikan suasana bekerja yang bagus di seluruh bagian. Dengan demikian, ciri-ciri orang yang termotivasi dapat terlihat: 1. Bekerja sesuai standar 2. Senang bekerja 3. Merasa berharga 4. Bekerja keras 5. Sedikit pengawasan 6. Semangat yang tinggi

C. Tipe-Tipe Motivasi

Motivasi merupakan fenomena hidup yang banyak ragamnya. Secara umum motivasi dapat diklasifikasikan ke dalam 4 jenis yang satu sama lain memberi warna terhadap aktivitas manusia. Motivasi yang dimaksudkan disini tidak terlepas dari konteks manusia organisasional. Motivasi yang mempengaruhi manusia organisasional dalam bekerja atau mungkin menjauhi pekerjaan adalah seperti tersebut di bawah ini:

1. Motivasi Positif

Motivasi positif didasari atas keinginan manusia untuk mencari keuntungan-keuntungan tertentu. Dengan demikian, motivasi positif merupakan proses pemberian motivasi atau usaha membangkitkan motif, dimana hal itu diarahkan pada usaha untuk mempengaruhi orang lain agar dia bekerja secara baik dan antusias dengan cara memberikan keuntungan tertentu kepadanya. Jenis-jenis motivasi positif antara lain imbalan yang menarik, informasi tentang pekerjaan, kedudukan atau jabatan, perhatian atasan terhadap bawahan, kondisi

101

kerja, rasa partisipasi, dianggap penting, pemberian tugas berikut tanggung jawabnya, dan pemberian kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.

2. Motivasi Negatif

Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber dari rasa takut, misalnya jika dia tidak bekerja akan muncul rasa takut dikeluarkan, takut tidak diberi gaji, dan takut dijauhi oleh rekan sekerja. Motivasi negatif yang berlebihan akan membuat organisasi tidak mampu mencapai tujuan. Personalia organisasi menjadi tidak kreatif, serba takut, dan serba terbatas geraknya.

3. Motivasi dari Dalam

Motivasi dari dalam timbul pada diri pekerja sewaktu dia menjalankan tugas atau pekerjaan dan bersumber dari dalam diri pekerja itu sendiri. Dengan demikian kesenangan pekerja muncul pada waktu dia bekerja dan dia sendiri menyenangi pekerjaannya itu.

Motivasi muncul dari dalam diri individu, karena memang individu itu mempunyai kesadaran untuk berbuat. Mereka jarang berkeluh kesah, baginya berbuat adalah suatu kewajiban laksana makan sebagai kebutuhan. Paksaan, ancaman, atau imbalan yang bersifat eksternal lainnya memang penting, akan tetapi tidaklah lebih penting daripada aspek-aspek nirmaterial.

4. Motivasi dari Luar

Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya pengaruh yang ada di luar pekerjaan dan dari luar diri pekerja itu sendiri. Motivasi dari luar biasanya dikaitkan dengan imbalan, kesehatan, kesempatan cuti, program rekreasi perusahaan, dan lainlain. Pada konteks ini manusia organisasional ditempatkan sebagai subyek yang dapat didorong oleh faktor luar. Manusia bekerja, karena semata-mata didorong oleh adanya sesuatu yang ingin dicapai dan dapat pula bersumber dari faktor-faktor di luar subyek tersebut.

102

D. Meningkatkan Motivasi

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan pimpinan/manajer untuk memberikan motivasi kepada bawahannya. Hal ini muncul dari anggapan (basic assumption) bahwa motivasi karyawan (employee motivation) muncul karena berbagai faktor. Manajer profesional mengetahui tentang cara meningkatkan motivasi karyawan. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi adalah sebagai berikut:

1. Rasa hormat (respect)

Berikan rasa hormat secara adil, demikian juga penghargaan. Adil tidak berarti sama rata. Dengan demikian, dilihat dari aspek prestasi kerja, atasan tidak mungkin memberikan penghargaan atau rasa hormat yang sama kepada semua orang. Berikan penghargaan kepada karyawan atas dasar prestasi, kepangkatan, pengalaman, dan sebagainya.

2. Informasi (information)

Berikan informasi kepada bawahan mengenai aktivitas organisasi, terutama tentang apa yang harus mereka lakukan dan bagaimana cara melakukannya. Informasikan standar prestasi, tentukan dan beritahukan apa yang harus diperbuat. Kebanyakan karyawan bertanya mengenai “apa yang harus mereka perbuat“ bukan menyatakan “kami memang suka berbuat begitu“. Berikan penjelasanpenjelasan mengenai kesalahan mereka secara edukatif dan persuasif.

3. Perilaku (behavior)

Usahakan mengubah perilaku sesuai dengan harapan bawahan dan dengan demikian dia mampu membuat bawahan berperilaku atau berbuat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh organisasi. Berikan pujian kepada bawahan yang rajin dan berprestasi sehingga mereka berusaha lebih baik.

103

4. Hukuman (punishment)

Berikan hukuman kepada staf yang bersalah di ruang terpisah.

Jangan menghukum bawahan di depan orang lain, baik di depan rekan kerja maupun orang luar. Hukuman yang diberikan di depan orang lain dapat menimbulkan frustasi dan merendahkan martabat.

5. Perintah (command)

Perintah yang diberikan kepada bawahan sebaiknya bersifat tidak langsung (non-directive command). Adakalanya perintah yang seharusnya di –ya- kan, karena disampaikan secara salah akibatnya di-tidak-kan. Berikanlah perintah laksana ajakan, dan jika perlu diawali dengan contoh.

6. Perasaan (sense)

Interaksi atasan dengan bawahan adalah interaksi antar manusia.

Manusia adalah insan yang penuh perasaan. Tanpa mengetahui bagaimana harapan bawahan dan perasaan yang ada pada diri mereka, sangat sukar bagi pimpinan untuk memotivasi bawahan.

Perasaan dimaksud antara lain rasa memiliki, rasa partisipasi, rasa bersatu, rasa bersahabat, rasa diterima dalam kelompok, dan rasa mencapai prestasi

E. Kepemimpinan dan Motivasi

Kepemimpinan dan motivasi merupakan 2 hal yang berbeda, meski memiliki tautan dalam konteks kerja dan interaksi antar manusia organisasional. Keith Davis mengemukakan bahwa tanpa kepemimpinan organisasi hanya merupakan kelompok manusia yang kacau, tidak teratur dan tidak dapat melahirkan perilaku bertujuan. Kepemimpinan adalah faktor manusiawi yang mengikat suatu kelompok bersama dan memberinya motivasi menuju tujuan tertentu, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, berarti kepemimpinan dengan motivasi memiliki ikatan yang kuat. Keterkaitan antara kepemimpinan dengan motivasi dapat dianalisis sebagai berikut:

104

1. Tanpa kepemimpinan organisasi tidak lain adalah sekelompok manusia yang kacau

Manusia organisasional, baik dalam kapasitas masing-masing dan terutama sebagai anggota kelompok, dituntut dapat memacu upaya pencapaian tujuan organisasi yang sekaligus bagian dari tujuan dirinya. Kehadiran pemimpin memungkinkan manusia organisasional dimotivasi untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien. Manusia organisasi perlu diarahkan dan dimotivasi oleh pemimpinnya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dengan akuntabilitas tertentu.

2. Kepemimpinan berkaitan dengan kepengikutan

Pada hakekatnya kepemimpinan adalah kepengikutan, diartikan dengan makna yang luas pemimpin yang baik dihasilkan dari pengikut yang baik. Manusia pengikut tidak dipersepsi sebagai robot, melainkan manusia biasa yang memiliki perasaan, kebutuhan, harapan, dan aspek manusiawi lainnya. Tanpa pemahaman terhadap aspek-aspek manusiawi yang dipimpin, kepemimpinan akan gagal.

3. Kepemimpinan mengandung arti kemampuan memotivasi

Kompetensi bawahan antara lain tercermin dari motivasi kerjanya. Dia bekerja disebabkan oleh dua kemungkinan, yaitu benarbenar terpanggil untuk berbuat atau karena diharuskan untuk melakukan tugas-tugas itu. Banyak faktor yang mempengaruhi manusia dalam bekerja, antara lain bahwa manusia mempunyai seperangkat kebutuhan, mulai dari kebutuhan yang paling dasar (biological need) sampai kepada taraf kebutuhan yang paling tinggi, aktualisasi diri (self actualization need). Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang adalah gaya kepemimpinan.

Dengan demikian, kepemimpinan dapat pula berarti kemampuan memberi motivasi kepada bawahan

105

Simulasi Kepemimpinan

Petunjuk pengerjaan:

1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 5-6 orang didalamnya 2. Dalam soal tersedia gambar kasus kepemimpinan 3. Posisikan diri Anda sebagai pemimpin 4. Analisis dan berikan solusi apa yang tepat dalam gambar kasus yang

Anda dapat untuk bisa menyelesaikan kasus tersebut 5. Praktikan solusi Anda dan teman-teman sekelompok Anda dari kasus tersebut melalui simulasi di depan kelas

Gambar Kasus 1 (Stress terhadap pekerjaan)

106

Gambar Kasus 2 (Lelah dalam bekerja)

Gambar Kasus 3 (Tidak menemukan solusi terhadap masalah pekerjaa)

107

Gambar Kasus 4 (Karyawan yang terlalu santai dalam bekerja)

Gambar Kasus 5 (Karyawan yang mempunyai emosional tinggi)

Latihan

A. Latihan Soal

1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan? 2. Apa yang dimaksud dengan motivasi? 3. Bagaimana kepemimpinanan dan motivasi memengaruhi manajemen?

108

4. Kepribadian dan gaya hidup seorang pemimpin sangat menentukan cara kepemimpinannya. Jelaskan hal ini! 5. Sifat-sifat inferior dan abnormal secara mental itu ada kalanya tidak merupakan “bayangan gelap” atau kerugian bagi suatu masyarakat dalam keadaan bagaimanakah hal itu bisa terjadi? 6. Untuk membangkitkan antusiasme pada anak buah, maka tugas yang harus dilakukan dan tujuan yang ingin dicapai itu harus bersifat bagaimanakah? 7. Apakah yang disebut dengan keterampilan/kemahiran sosial (social skill) itu? Apakah keguanaanya dalam kepemimpinan? 8. Pemimpin yang laissez faire itu memiliki sifat-sifat yang bagaimanakah? Dan apakah produk kepemimpinannya? 9. Tipe kepemimpinan karismatis mempunyai kepribadian dan kualitaskualiatas yang bagaimanakah? 10. Bagaimana komunikasi yang efektif dari atasan ke bawahan? 11. Jelaskan proses atau alur dari komunikasi? 12. Bagaimana cara memberikan umpan balik yang efektif jika seorang bawahan mengerjakan pekerjaanya secara baik dan benar? 13. Bagaimana cara seorang pemimpin memberikan instruksi yang efektif kepada bawahannya? 14. Jelasakan meneurut pendapat Anda bagaiaman menjadi pemimpin yang handal dan di sukai oleh para bawahannya? 15. Seorang pemimpin diharapkan memiliki kemampuan untuk mengontrol diri sendiri. Apakah artinya ini, dan apa kegunaanya pada praktik kepemimpinannya?

B. Latihan Analisis

1. Identifikasi Gaya Kepemimpinan Supervisor

Berikut disajikan 12 uraian situasi yang menggambarkan hubungna antara seorang supervisor dan bawahannya dalam kaitannya dengan tugas atau pekerjaan tertentu. Tugas Anda adalah

109

memperlajari setiap situasi dengan cermat dan memutuskan tindakan yang perlu Anda lakukan dalam setiap situasi itu. Anda hanya boleh memilih satu dari empat tindakan yang tersedia dengan melingkari pilihan yang tersedia. a. Anda meminta salah seorang bawahan untuk menulis laporan menegani kegiatan yang telah diadakan unit kerja Anda. Biasanya pekerjaan yang Anda berikan kepadanya dapat dilaksanakan dan selesai tepat pada waktunya dengan dorongan dari Anda.

Ternyata sekarang penyelesaian laporan itu terlambat.

Anda akan... 1) Memberitahunya bahwa Anda memerlukannya, menjelaskan hal-hal yang harus tercakup dalam laporan itu, dan mengarahkan upaya menyelesaikan laporan itu. 2) Memberitahunya waktu untuk menyelesaikan laporan itu. 3) Memberitahunya dengan jelas hal-hal yang Anda harapkan. Bila Anda menginginkan laporan itu, dan berdiskusi dengannya soal mengapa laporan itu terlambat. 4) Membicarakan hal dengannya dan mendorongnya untuk menyelesaikan laporan itu

b. Unit kerja yang Anda pimpin telah bekerja keras untuk menyelesaikan laporan. Salah seorang staf urusan keuangan telah lima kali datang terlambat dalam rapat-rapat yang diadakan.

Sekalipun demikian, ia tidak pernah mengemukakan alasan apapun dan menyatakan maaf. Selain itu, ia juga terlambat menyelesaikan tugas menyusun anggaran yang Anda perlukan.

Sebenarnya ia harus menyajikan susunan anggran itu dalam tiga hari mendatang.

Anda akan... 1) Memberitahu dengna jelas apa yang Anda harapkan dan mengawasi penyelesaiannya dengan cermat.

110

2) Mendiskusikan dengannya tentang keterlambatan itu, tetapi mendengarkan juga saran-sarannya dan terima yang masuk akal. 3) Menekankan batas waktu penyelesian tugas penyusunan anggaran itu dan mendorong upayanya. 4) Beranggapan bahwa ia akan menyelesaiakan tugasnya sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.

c. Pada waktu yang lalu Anda mempunyai masalah dengan salah seorang bawahan di unit kerja yang Anda pimpin. Bawahan itu terlihat lesu dan hanya dengan dorongan terus-menerus dan Anda yang dapat membantunya mengatasi masalah. Akan tetapi, akhirakhir ini Anda melihat adanya perubahan. Prestasi kerjanya tela meningkat dan Anda tidak perlu lagi sering megingatkannya mengenai batas waktu penyelesaian tugasnya. Ia bahkan telah berinisiatif mengajukan beberapa saran untuk meningkatkan manajemen unit kerja.

Anda akan... 1) Terus mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan tugasnya dengan seksama 2) Terus mengawasi pelaksanaan tugasnya dengan cermat, tetapi mendengarkan juga saran yang diajukannya dan menerima hal-hal yang masuk akal. 3) Menerima dan mendukung gagasanya 4) Memberi keleluasaan penuh untuk mengemban tanggung jawab pelaksaan tugas.

d. Pada bawahan di unit kerja yang Anda pimpin biasanya berfungsi secara aktif dengan dorongan dan pengarahan dari Anda. Dalam beberapa minggu terakhir, prestasi kerja salah seorang dari mereka menurun dengan tajam. Ia tidak dapat menyelesaikan

111

tugas sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan mutu pekerjaanya juga tidak memuaskan. Anda akan... 1) Memberikan keleluasaan baginya untuk menyelesaikan sendiri masalahnya. 2) Memastikan bahwa batas waktu yang terpenuhi dan utu pekerjaanya memuaskan, tetapi berbicara dengannya untuk memperoleh saran dari bawahan yang bersangkutan. 3) Memberitahunya tantang hal yang sesungguhnya Anda harapkan, bila hal itu diperlukan, dan mengawasinya dengan cermat. 4) Membantunya untuk menentukan hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan yang telah dijadwalkan.

e. Karena terbatasnya anggaran yang dialokasikan bagi unti kerja

Anda, duperlukan langkah-langkah efisiensi. Anda telah meminta salah seorang bawahan yang sangat berpengalaman untuk melaksanakan tugas itu. Pada waktu-waktu yang lalu ia selalu tampak bersemangat untuk membantu. Anda berpendapat bahwa ia memeiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas itu. Akan tetapi, ia keliahatn tidak menaruh perhatian akan penting tugas itu.

Anda akan... 1) Mengawasi pelaksanaan tugas itu, tetapi berusaha memastikan bahwa Anda juga mendengarkan sarannya. 2) Memintanya untuk melaksanakan tugas itu dan memberinya keleluasaan untuk memnentukan cara pelaksanaanya. 3) Membicarakan sistuasi yang dihadapi dengannya dan mendorong untuk melaksanakn tugas itu sesuai dengan keahlian dan pengalamannya. 4) Mengawasi tugas itu, menunjukkan dengan jelas hal-hal yang harus dilakukan, dan mengarahkan pelaksanaan tugasnya dengan cermat.

112

f. Seorang karyawan yang benar-benar rajin dan efisien di unit kerja yang Anda pimpin menemui Anda untuk membantunya mananggulangi suatu masalah. Biasanya ia dapat menanggulangin sendiri masalahnya secara efektif. Akhir-akhir ini, timbul beberapa masalah sehingga ia merasa tidak dapat mengatasinya sendiri.

Anda akan... 1) Menganalisis masalah dan menetapkan cara mengatasinya 2) Memintanya untuk mempelajari masalah itu dan menentukan sendiri cara terbaik menanggulanginya. 3) Menentukan dan menerapkan cara pemecahan yang sesuai, tetapi bekerja sama dengannya dalam memecahkan masalah 4) Mendiskusikan masalah itu dengannya dan mendukung upayanya untuk menemukan cara pemecahan yang tepat.

g. Anda telah menugaskan salah seorang bawahan senior untuk melaksanakan suatu tugas baru. Sebelumnya ia telah melaksanakan tugas lain dengann baik dengan pengawasan dan dorongan secukupnya dari Anda. Tugas yang Anda pikulkan kali ini adalah penting bagi masa depan unti kerja Anda. Bawahan ini merasa tidak yakin akan kemampuannya menangani tugas baru itu.

Anda akan... 1) Mendiskusikan tugas itu dengannya dan mendorongnya untuk melaksanakannya 2) Menentukan langkah-langkah yang perlu dilaksanakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan berhasil dan mengawasi pekerjaanya dengan cermat. 3) Menentukan dengan jels hal-hal yang perlu dilakukan, tetapi menerima setiap gagasan yang mungkin ia sarankan 4) Menentukan dengan jelas hal-hal yang perlu dilakukan, tetapi menerima setiap gagasan yang mungkin ia sarankan.

113

h. Salah seorang bawahan merasa tidak yakin akan kemampuanya untuk melaksanakan tugas yang Anda percayakan. Ia sebenarnya sangat berkamampuan dan Anda tahu ia memiliki keahlian untuk menyelesaikan tugas itu dengan baik dan efisien.

Anda akan... 1) Mendengarkan hal-hal yang menjadi persoalan dan serupa agar ia tahu bahwa Anda merasa yakin akan kemampuannya menyelesaikan tugas itu. 2) Menjelaskan secar rinci mengenai cakupan tugas itu, tetapi Anda juga mempertimbangkan setia saran yang mungkin diajukannya. 3) Memberitahu dengan jelas hal-hal yang harus dilakukan untuk melaksankan tugas itu dan mengawasi pelaksanaanya dengan cermat 4) Memberinya keleluasaan untuk menggunakan cara yang baik dalam melaksankan tugas.

i. Para bawahan mengajukan saran agar Anda mempertimbangkan suatu perubahan dalam rencana pelaksanaan Kegiatan unit kerja.

Pada waktu-waktu yang lalu, Anda telah mendorong dan mendukung saran-saran mereka. Dalam kasus ini para bawahan benar-benar menyadari perlunya perubahan dan mereka siap memberikan saran untuk mencobakan suatu rencana baru. Para bawahan di unit kerja Anda ini sangat kompeten dan bekerja sama xengan baik.

Anda akan... 1) Melibatkan mereka dala menyusun rencana baru dan mendukung saran-saran mereka. 2) Menyusun sendiri rencana baru itu dan cara melaksanakannya, tetapi Anda juga tidak lupa mencakupkan saran yang mereka ajukan.

114

3) Memberikan keleluasaan bagi mereka untuk menyusun dan melaksanakan rencana baru itu. 4) Merancang sendri rencana baru itu dan mengarahkan pelaksanaan dengan cermat.

j. Anda datang terlambat sepuluh menit dalam suatu rapat unit kerja yang Anda pimpin. Berdasarkan prestasi kerja mereka di waktu lalu, Anda menduga sedang berlangsung percakapan santai dalam rapat itu. Akan tetapi, Anda merasa heran karena menemukan para bawahan dengan antuasias mendiskusikan masalah yang perlu ditanggulangin. Masalah yang dihadapi sangat berbeda dari masalah lain yang pernah ditanggulangi sebelumnya.

Anda akan... 1) Memberikan keleluasaan bagi para bawahan untuk meneruskan pembicaraan tanpa pengarahan dari Anda. 2) Segera mengambil ahli kendali dan mengarahkan pembicaraan mereka 3) Mengarahkan pembicaraan mereka pada pemecahan masalah dan mendorong adanya diskusi efektif. 4) Memebrikan keleluasaan nagi bawahan untuk melanjutkan diskusi dan berusaha mengarahkan mereka agar tidak menyimpang dari pokok persoalan.

k. Selama ini salah seorang bawahan telah menunjukkan prestasi kerja yang memuaskan dengan dorongan dan sedikit pengarahan dari Anda. Anda telah memberikan kepercayaan untuk melaksanakan tugas yang sama pada waktu yang akan datang dan Anda harus memustuskan cara mengarahkan dan mengawasinya dalam pelaksanaan itu.

Anda akan... 1) Memberinya keleluasaan untuk melaksanakn tugas tanpa dorongan dan arahan dari Anda

115

2) Menekankan padanya tentang pentingnya menepati batas waktu dan selanjutnya mengarahkan upayanya untuk melaksanakan tugas yang dipercayakannya kepadanya. 3) Berbicara dengannya dann susun tujuan pelaksanaan tugas itu, tetapi pertimbangkan juga sarannya. 4) Melibatkan dalam penyusunan tujuan dan mendorong upayanya menyelesaikan tuags itu

l. Salah seorang bawahan Anda telah mengajukan saran yang masuk akal untuk mengadakan penyempurnaan pelaksanaan pekerjaan unti kerja Anda. Pada wakti yang lalu ia telah mengajukan dan melaksanakan saran lain yang sangat membantu dengan cara produktif atas dukungan dan dorongan Anda. Anda merasa yakin akan kemampuanya.

Anda akan... 1) Mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan saran itu. 2) Mendiskusikan saran itu dengannya dan mendukung usahanya untuk menerapkannya 3) Mengorganisasikan penerapannya, tetapi Anda juga mencakupkan gagasanya. 4) Memberinya tanggung jawab untuk melaksanakan saran itu tanpa keterlibatan Anda secara langsung.

2. Memahami proses komunikasi

Berikut terdapat sejumlah uraian yang mengambarkan tahapan dalam proses komunikasi. Tugas Anda adalah mencocokan setiap uraian situasi dengan sebutan tahap yang mewakili situasi itu (dikolom) a. Irwan merasa tidak puas dengan upah yang diterimanya sekarang. Ia inginkan menyampaikan perasaanya itu kepada supervisornya. Si berharap supervisornya akan mengusulkan kenaikan upahnya.

116

b. Samhudi merasa sangat rindu sekali kepada kekasihnya yang tinggal di kota lain. Ia menulis surat sebanyak tiga lembar yang berisi curahan perasaan hatinya. c. Sihombing tampak berjalan dengan langkah agak ragu mengihampiri wiwin yang telah lama menarik hatinya. Dengan terbata-bata ia mengatakan, “aku mau ngajak kamu nonton nanti malam.” d. Kedang sedang menyiapkan laporan kehadiran karyawan bulan lalu, danoe mendengar teriakan dari arah gudang. Suara teriakan itu sedemikian kerasnya sehingga ia terkejut. e. Salimun sama sekali tidak mengerti kenapa supervisornya tidak menjawab sapaanya, ketika siang tadi berpapasan di kantin.

Jangan-jangan dia marah pada saya, pikirnya. f. Para karyawan menunjukkan wajah penerimaan ketika dina menjelaskan prosedur baru itu kepada mereka.

Situasi Penyampian pesan Penafsiran pesan Adanya gagasan atau Penyampaian umpan balik Penyusunan pesan Penerimaan pesan

Kesimpulan

Dalam kepemimpinan initerdapat hubungan antar manusia, yaitu hubungna mempengaruhi (dari pemimpin) dan hubungan kepatuhanketaatan para pengikut/bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinnya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada pemimpin. kepemimpinan

117

sebagai cabang ilmu bertujuan untuk memberikan pengertian mengenai kepemimpinan secara luas, menafsirkan dari tingkah laku kepemimpinan, dan pendekatan terhadap permasalahan sosial yang dikaitkan dengan fungsi pemimpin. Keahlian sebagai pemimpin dalam berkomunikasi, akan menentukan sejauh mana instruksi atau pesan dari lembaga atau institusi bisa tersampaikan secara efektif kepada bawahan. Sebaliknya, ketidakmampuan membangun komunikasi efektif, akan membuat berbagai kerugian, baik bagi hubungan pemimpin dengan bawahan maupun bagi lembaga atau institusi tersebut. Hakekat dari tujuan berkomunikasi itu sendiri di antaranya adalah untuk membina hubungan baik dengan orang lain dan sebagai sarana meyakinkan atau mempengaruhi.Kemampuan pemimpin dalam memberikan umpan balik yang efektif akan berdampak positif bagi kinerja karyawan, antara lain berupa meningkatkan percaya diri, membina hubungan kerja yang konstruktif dan meningkatkan kinerja karyawan

Daftar Pustaka

Kartono kartini. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Pers. Afram. 2012. Buku Pintar Manajer dan Supervisor.Yogyakarta: Buku pintar http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-kepemimpinan-fungsisejarah.html www.gurupendidikan.com/21-definisi-kepemimpinan-menurut-para-ahli/ http://www.bbpp-lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-manajemen/743motivasi-dalam-kepemimpinan

118

This article is from: