Tabloid Profesi Edisi 237 "Jauh Terimbas Buntung"

Page 1

1 Profesi Edisi 237 Januari Tahun MMXX 2020

www.profesi-unm.com

Tabloid Mahasiswa UNM

Pengemban Tridarma Perguruan Tinggi

Jauh Terimbas Buntung

Hal. 4 Mahasiswa Keluhkan Sarpras Minim Hal. 7 Birokrat Apatis Rendam Bentrok Hal. 15 Awas Jebakan Calo Maba

www.profesi-unm.com

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 237 JanuariUrai Tahun MMXX 2020 data, ungkap fakta, saji berita


2 PERSEPSI www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 237 Januari Tahun MMXX 2020

Editorial

Kampus Jauh Jangan di Anak Tirikan Untuk ukuran sebuah kampus negeri, Universitas Negeri Makassar (UNM) sudah menjadi salah satu kampus yang boleh diperhitungkan. Label akreditasi “A” pun sudah ia pegang. Jadi wajar saja jika beberapa siswa mengidamidamkan berkuliah di kampus pencetak pendidik ini. Namun, hingga awal tahun baru ini, kampus eks Oemar Bakri ini masih saja menyimpan banyak polemik yang belum bisa terselesaikan. Misalnya saja kampus jauh Bone dan Parepare. Membicarakan permasalahan di kedua kampus tersebut sebenarnya adalah hal yang susah usang. Sebab, perkara tersebut sudah terjadi sejak beberapa tahun belakangan. Berbeda nasib dengan mahasiswa yang berkuliah di Makassar, mereka yang mendapat tempat di kampus jauh masih saja merasa di anak tirikan. Bagaimana tidak, untuk urusan sarana dan prasarana, dana Lembaga Kemahasiswaan (LK), hingga tenaga pengajar, semua masih serba kurang. Padahal untuk urusan Uang Kuliah Tunggal (UKT), mahasiswa Makassar ataupun Bone dan Parepare terbilang tidak jauh berbeda. Maka menjadi sebuah keharusan bagi birokrat, untuk memerhatikan kesejahteraan keduanya tanpa dibeda-bedakan. Masih seringnya dosen yang mera-

pel kuliahnya di Parepare dan kejelasan dana untuk kesembilan LK mulai saat ini harus diperhatikan. Keluhan mahasiswa Bone akan sarana dan prasarana yang masih sangat jauh dari kata layak tentunya tidak luput dari pandangan. Kejadian seperti ini sungguh sangat disayangkan. Mereka menilai, peran dari birokrat kampus masih belum terlihat. Karena sebagai pimpinan, mereka tentu harus berani dalam mengambil sebuah keputusan dan hadir sebagai gudang solusi dari keluhan yang sudah tersampaikan. Beban berat dipundak kabinet Husain Syam sudah menanti untuk tahun 2019 ini. Aspirasi mahasiswa yang berkuliah di kampus Bone dan Parepare sudah seharusnya di nomor satukan. Mereka tentunya berharap banyak agar kampusnya bisa berbenah agar apa yang dirasakan temannya yang berkuliah di Makassar bisa juga ia cicipi. Sebagai kampus yang sudah berubah status menjadi Badan Layanan Umum (BLU) masalah ini bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dirubah. Sentuhan kabinet Husain Syam masih ditunggu untuk kemajuan kampus kita tercinta ini. Agar, terwujudnya kampus yang berkualitas bukan hanya isapan jempol belaka.

Kunjungan Media - Pengelola dan Magang Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi UNM saat berkunjung ke kantor Kompas Tv, Selasa (24/12).

Pelindung: Prof. Dr. H. Husain Syam, M.TP, Dewan Pembina: Hazairin Sitepu, Akbar Faizal, Syahrir Muhammad, Asia Ramli Prapanca, Ammas DR, Anshari, Muhiddin, Mukhramal Azis, Uslimin, Fachruddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah, Faisal Palapa, Rustan Bedmant, Abdul Rahman, Abdul Salam Malik, Supriadi, Mirwan. Pemimpin Umum: Wahyudin, Sekretaris Umum: Muh. Nur Taufik, Bendahara Umum: St. Reski Amalia, Pemimpin Redaksi: Muh. Sauki Maulana, Manajer Daring: Rara Astuti, Manager Broadcasting: Andi Tenri Abeng, Pimpinan Penelitian dan Pengembangan: Rara Astuti. Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/ SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Wahyudin, Pemimpin Redaksi: Muh. Sauki Maulana, Redaktur: Andi Dela Irmawati Reporter: Nur Fazila, Aulia Ayu Aprilia Zabir, Fikri Rahmat Utama, Ratu Fathona Amalia, Andi Tenri Abeng, Nurul Istiqamah Elfira, Helmi Nurrahmah Fotografer: Muhammad Ilham Akbar. B, Layouter/Desainer Grafis: Supriadi, Pemimpin Perusahaan: Dewan Ghiyats Yan Galistan, Manajer Sirkulasi dan Iklan: Supriadi Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate, Makassar Telp. (0411) 8914674, ­E-mail: profesi.online@gmail.com, Website: www.profesi-unm.com

Tata Letak: Supriadi

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


MOZAIK 3 Profesi Edisi 237 Januari Tahun MMXX 2020

www.profesi-unm.com

Dialog Akhir Tahun IKA UNM

SNAPSHOT

Ikatan Alumni (IKA) Universitas Negeri Makassar (UNM) menghelat Dialog Akhir Tahun dengan tema ‘Sinergi Alumni Maju Bersama’ yang bertujuan untuk menyatukan berbagai persepsi alumni UNM dan menjalin silaturahmi. Kegiatan ini berlangsung di Ballroom Sandeq C Claro Hotel Makassar, Jumat (27/12). Kegiatan ini dibuka langsung oleh Husain Syam selaku rektor UNM dan Ketua Dewan Pembina IKA UNM. Dalam sambutannya, Husain Syam mengatakan bahwa kemampuan bersaing alumni UNM belum maksimal. “Daya tarung alumni UNM masih kurang,” katanya. Ia melanjutkan, organisasi IKA ini merupakan sebuah panggilan pengabdian kekeluargaan. “Tidak mudah kita mencoba

mengorganisasikan ikatan alumni karena IKA ini adalah sebuah organisasi yang panggilannya itu adalah pengabdian, pengabdian dalam konteks kekeluargaan yang kita mau bangun, bukan perkara mudah memang,” lanjutnya. Mantan Dekan Fakultas Teknik (FT) ini pun berharap, dapat membantu menciptakan konsep-konsep baru yang mampu membuat alumni bersaing dengan baik dikalangan masyarakat. “Mari kita bersinegri selalu mendorong alumni lahirkan konsep konsep kepada bagian – bagian tertentu lalu alumni yang mensponsori untuk mendorong orang-orang yang hebat yang kurang di UNM, para sivitas akademika yang ada di UNM maupun yang ada diluar ini masih kurang daya tarungnya,” harapnya.

Bukan hanya itu, Husain Syam dalam sambutannya juga sangat berharap agar IKA bisa turut berkontribusi terhadap pembangunan gedung yang sampai saat ini masih belum bisa rampung. “Alumni yang dipimpin oleh ketua IKA, Nurdin Halid itu harus tuntaskan itu gedung mangkrak, saya juga tetap kerja kerja sedikit,” katanya. Karena menurutnya, sudah seharusnya para alumni berbalas jasa atas apa yang almamater berikan selama ini. “Tapi alumni ini apa yang bisa kita diberikan, kepada lembaga?. Lembaga sudah mencoba membuat almamater ini menjadi kebanggan alumni. Tapi alumni ini sendiri, bisa buat apa pada lembaga,” tuturnya.(una)

Mahasiswa PTIK FT Tembus Ajang Indonesia Top Model Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) Fakultas Teknik (FT) UNM, Rachmat Alkautsar berhasil mewakili Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam ajang Indonesia Top Model 2019 yang digelar di Teater Balai Sarbini Jakarta. Kegiatan tersebut berlangsung sejak 26 hingga 28 Desember lalu. Ajang Indonesia Top Model 2019 ini diikuti oleh sebanyak 34 Provinsi Se-Indonesia. Agenda tersebut diadakan oleh Yayasan Pembina

nalkan Kabupaten Soppeng yang berada di daerah Sul-Sel ke tingkat nasional dengan sejarahnya yang dijuluki kota kalong (kelelawar),” katanya. Rachmat merasa bangga karena dapat menembus babak akhir jajaran Top 10 Pragawan dan Pragawati pada tersebut. “Awalnya dipaksa ikut audisinya di Makassar dan lolos ke Jakarta, pas lolos ke Jakarta saya berfikir tugas saya berat karena dapat mewakili Sulsel," ungkapnya.(ira)

Model Indonesia yang digelar setiap tahunnya. Diwakili oleh Rachmat Alkautsar, Sulsel telah berhasil mengalahkan provinsi lain dalam Nasional Kostum terbaik Pragawan dan Pragawati, dengan mengangkat tema kostum ‘Myths of Kalong Soppeng’. Rachmat mengangkat tema tersebut karena ingin menunjukkan serta memperkenalkan budaya Kabupaten Soppeng di kancah nasional. “Alasan saya mengangkat tema tersebut karna saya ingin memperke-

Foto: Muhammad Ilham Akbar. B

Rektor UNM: Daya Tarung Alumni Masih Kurang

Bolong - Plafon depan Musala lantai 4 Menara Pinisi UNM yang tak kunjung dibetulkan, Rabu (3/12).

Hamil Tua, Mahasiswi PKK Meninggal Dunia Mahasiswi Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Fakultas Teknik (FT), NW meninggal dunia. Ia meninggal dalam keadaan berbadan dua, setelah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Makassar, Senin (30/12) pagi. Hal tersebut dibenarkan oleh Kasubag Hukum dan Humas RSUD Haji Makassar, Muhsin, saat ditemui di ruangannya. Ia mengatakan, bahwa mahasiswi tersebut tiba di rumah sakit sekitar pukul 5.30 Wita sudah dalam kondisi tidak bernyawa. Menurut keterangannya, mahasiswi tersebut ditemukan oleh pacarnya di indekosnya dalam keadaan tidak sadar. Kemudian barulah dibawa ke rumah sakit. Ia pun belum mengetahui motif dari meninggalnya mahasiswi angkatan 2019 itu.

“Ia didapatkan sama pacarnya dalam keadaan tidak sadar. Kemungkinan dalam perjalanan sudah meninggal,” katanya. Setelah diperiksa, tidak ada tanda ataupun bekas kekerasan di tubuhnya. Dokter juga, kata Muhsin, belum mengetahui secara pasti penyebab kematiannya. Hal tersebut dikarenakan belum ada pemeriksaan lebih lanjut. NW juga dikabarkan telah hamil delapan bulan. “Penyebab kematiannya belum pasti karena keluargannya keberatan untuk diautopsi,” tambahnya. Setelah kurang lebih empat jam di rumah sakit, mayat tersebut kemudian dibawa ke Bandara Sultan Hasanuddin pada pukul 11.00 Wita. Ia akan dipulangkan ke kampung halamannya di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.(fia)

Geliat Literasi dari Nenek Mesang

Foto: Muhammad Ilham Akbar. B

*Muhammad Ilham Akbar. B

Belajar - Nenek Mesang bersama masyarakat lain belajar merangkai kata.

Langkah kakinya sudah mulai tidak kokoh lagi untuk menapak. Guratan di wajahnya sudah tidak bisa ia sembunyikan. Hanya satu dua helai rambut hitam yang masih tersisa di kepalanya. Sudah seperdua abad lebih, perempuan itu hidup di pinggiran Kota Bone. www.profesi-unm.com

Walau di usianya yang sudah senja itu, Mesang masih kerap kali mengurusi sawah dan ladang. Padahal, tenaganya sudah tidak sekuat kala muda, ia terpaksa harus bekerja demi rupiah untuk kelangsungan hidupnya. Beruntung, masih ada suami dan Aulia yang setia menemaninya. Saat ini, mereka berdualah yang bisa menghadirkan senyum di wajah Mesang. Meski penat sehabis beker-

ja belum hilang betul, Mesang dan suaminya harus bergegas pulang jika langit sudah mulai menghitam. Ini semua karena pandangannya yang sudah tidak setajam dulu. Lagi-lagi, faktor usia tidak bisa berbohong. Sesampai di rumah, Mesang pasti menyempatkan waktunya untuk bermain dengan Aulia. Maklum, umurnya masih delapan tahun, ia masih bisa merengek jika tidak ditemani bermain. “Uduang bawang cucuku nak kalau selesai dari ladang nasaba’ orang tuanya kerjai’ di desa lain,” ujarnya. Hidup di pinggiran Kota Bone membuat Mesang tak dapat mengenyam bangku sekolah. Bahkan untuk sekedar menuntaskan Sekolah Dasar (SD) saja ia tidak mampu. Jadi wajar, jika Mesang tak mengenal huruf. Untuk mengeja namanya saja, mungkin ia tak pernah. Mesang adalah salah satu masyarakat Desa Pinceng Pute, Kecamatan Ajanglae yang terpaksa menjadi buta aksara. Namun, semangatnya untuk belajar membaca dan mengeja patut

diacungi jempol. Terbukti dari seringnya ia ikut dalam kelas baca yang dibuat mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Negeri Makassar (UNM). "Biar orang sudah nenek-nenek kalau soal belajar jangan mi’ malu,” ucapnya sembari mulutnya mengeja kata perkata. Kedatangan mahasiswa PLS memang membawa misi untuk memberantas buta aksara di pedesaan terpencil. Dua bulan mereka ditugaskan untuk mengabdi di desa tersebut. Mesang mengaku sangat bersyukur atas hadirnya mahasiswa ini. Karena merekalah keinginan Mesang untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung bisa tercapai. “Syukkuru’ nak kalian datangi kita ini kasih belajar ki’,” pungkasnya. Ditemani Aulia, Mesang menyusuri jalan perkebunan untuk mendatangi tempat belajar. Rasa hausnya akan ilmu membuat dirinya selalu antusias di tengah tubuhnya yang mulai rentan dan cepat letih. Wanita paruh bayah ini selalu

merasa senang ketika waktu belajar tiba. Walau harus belajar di malam hari, Mesang menyebut itu bukan sesuatu yang bisa mematahkan semangat belajarnya. “Maaf bu guru terlambat ka’ baru pulang dari ladang,” katanya sambil menunjukkan senyum khasnya. Tak terasa dua bulan berlalu saat kedatangan mahasiswa itu. Sedikit demi sedikit, Mesang sudah mulai pandai mengeja dan menulis. Setidaknya, ia sudah mulai bisa membaca meski masih terbata-bata. “Bisa-bisa mi’ sedikit ini kubaca, hehe,” tawanya. Tiba saatnya mahasiswa itu harus pulang, tangis haru tak bisa lagi dibendung. Pelupuk kedua mata Mesang tiba-tiba basah dibanjiri tangisan. Hanya pelukan erat yang bisa ia hadiahi sebelum para mahasiswa itu pulang ke Kota Daeng. Ucapan terima kasih juga tak habis ia ucapkan. “Salama’ki’nak, terima kasih banyak,” ujarnya sambil melingkarkan tangannya ke tubuh mahasiswa. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita


4 LIPUTAN AKHIR TAHUN

Profesi Edisi 237 Januari Tahun MMXX 2020

www.profesi-unm.com

Kampus VI UNM Sektor Bone

Mahasiswa Keluhkan Sarpras Minim

Sebagai kampus yang sudah berakreditasi “A”, masalah sarana dan prasarana tentunya harus bisa diatasi. Namun, masalah tersebut sampai saat ini belum bisa diselesaikan. Hal ini yang dikeluhkan mahasiswa program studi (prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM) sektor Bone.

Keluhan akan fasilitas nampaknya menjadi masalah dari tahun ke tahun di kampus jauh Bone. Hal ini datang dari Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan PGSD Bone, Ade Putra. Ia sangat mengeluhkan akan kondisi penunjang perkuliahan yang masih sangat minim. Mulai dari terbatasnya jumlah buku, alat lab yang kurang memadai, hingga bangunan kampus yang sudah terlalu lama dan belum juga direnovasi. Tak jarang, fasilitas seperti Air Conditioner (AC) dan kipas pun hanya menjadi pajangan di kelasnya. "Kipas dan plafon aula sudah tidak layak pakai bahkan pernah jatuh saat aula sementara digunakan oleh mahasiswa," katanya, Selasa (24/12). Bukan hanya itu saja, Ade juga mengungkapkan, fasilitas jaringan wifi pun masih sangat jauh dari kata

layak. Ia menilai, kapasitas dari jaringannya masih sangat rendah. Sehingga belum mampu untuk diakses seluruh mahasiswa secara bersamaan. "Wifi di sini masih terbatas kekuatan jaringannya, sehingga apabila diakses sekaligus oleh beberapa mahasiswa kadang tidak bisa masuk," ungkapnya. Tak jauh berbeda dengan Ade, Rifki Wildani salah satu mahasiswa PGSD Bone mengatakan kebanyakan mahasiswa mengeluhkan akan kondisi ruangan yang panas. Ia merasa sangat kecewa akan hal ini. Pasalnya, kata Rifki, kondisi seperti ini sudah ia rasakan sejak ia masih berstatus mahasiswa baru. "AC ini dari dulu sudah ada sejak saya masih semester dua namun begituji tidak bisa digunakan karena daya listrik kurang jadi mati kalau

AC dinyalakan," katanya. Selain itu menurutnya, Proyektor Liquid Crystal Display (LCD) jumlahnya masih terbilang sangat sedikit. Sehingga kerap kali menjadi rebutan antar mahasiswa ketika proses perkuliahan ingin berlangsung. "Biasa rebutan LCD jadi kalau tidak dapat yah kami yang dimarahi oleh dosen karena lambat dapat LCD," tambahnya. Menanggapi keluhan mahasiswa, Sekretaris UPP PGSD Bone, Muh Idris Jafar mengatakan ia sudah berusaha untuk memenuhi kebutuhan penunjang untuk mahasiswa. Khusus untuk daya listrik yang kurang, ia mengatakan pihak kampus sudah menambah daya listrik dan diharapkan bisa membuat AC berfungsi dengan normal. "AC jalan hanya saja sedikit se-

hingga kurang berasa kalau di kelas yang banyak orang jadi sudah juga disampaikan ke pak dekan untuk ditambahkan," katanya. Saat dikonfirmasi, Dekan FIP, Abdul Saman beranggapan, masalah yang dikeluhkan oleh mahasiswa di kampus Bone tidak jauh beda dengan keluhan mahasiswa di kampus Makassar. Sehingga ia berharap, untuk semua mahasiswa agar bersabar mengenai pembangunan di dua kampus tersebut. Menurutnya, pembangunan ini membutuhkan dana besar dan tidak bisa direalisasikan serentak. “Saya harap mahasiswa bersabar karena pembangunan yang kami lakukan itu dananya besar jadi akan dilakukan secara bertahap-tahap tapi tetap akan perlahan dilakukan perbaikan di semua kampus FIP khususnya kampus Bone,” katanya.(tim)

Informasi Beasiswa Masih Kurang

Adanya larangan berkegiatan malam di kampus UPP PGSD Bone menimbulkan banyak tanggapan dari mahasiswa khususnya Lembaga Kemahasiswaan (LK). Kerja-kerja kelembagaan yang biasanya mereka lakukan pada malam hari terpaksa harus terganggu dengan peraturan tersebut. Salah satu pengurus LK PGSD Bone, N o -

vita, menyayangkan hal tersebut. Ia menilai jika pelarangan aktivitas malam akan membuat kinerja dari pengurus sedikit menurun. Pasalnya, kegiatan yang seharusnya bisa dilaksanakan dalam satu hari, harus ditunda dan dilaksanakan lagi keesokan harinya apabila sudah larut malam. “Kegiatan yang ingin dilanjutkan hingga malam itu hanya bisa dilakukan bila mendapat izin langsung dari ketua UPP jadi kalau dapat izin baru bisa dilanjutkan kalau tidak yah harus berhenti dan dilanjut besoknya,” katanya. Sekretaris UPP PGSD Bone, Muh Idris Jafar, membenarkan hal itu. Ia mengatakan kebijakan itu merupakan arahan langsung dekan dan merupakan aturan langsung dari universitas. Namun

menurutnya mahasiswa bisa saja berkegiatan namun harus mendapatkan izin di Ketua UPP PGSD Bone. "Kegiatan ini adalah aturan langsung dari pihak pimpinan universitas jadi mahasiswa dilarang menginap ataupun berkegiatan malam. Kalaupun mau melanjutkan kegiatan hingga malam hari atau berkegiatan saat malam hari harus izin langsung ke ketua UPP," tuturnya. Senada, Dekan FIP, Abdul Saman. Ia mengatakan pelarangan jam malam merupakan aturan langsung dari universitas dan berlaku di semua kampus UNM. “Ini aturan Rektor jadi semua fakultas diberlakukan jadi tidak ada lagi yang namanya kegiatan malam begitu pula dengan di kampus bone kalaupun mau berkegiatan malam harus izin ke kepala UPP,” tegasnya.(tim)

patan yang sama dalam mendapat beasiswa PPA tersebut,” ungkapnya. Sementara itu menurut Sekretaris UPP PGSD Bone, Muh Idris Jafar, menyangkal hal tersebut. Ia menjelaskan, penerima beasiswa PPA yang ditentukan langsung oleh pihak kampus sudah berdasar pada prestasi mahasiswa, baik itu secara akademik maupun non akademik. "Pihak pimpinan UPP itu sudah melihat dengan seksama siapa saja yang berhak mendapat beasiswa PPA tersebut. Penilaian dilihat dari IPK, upacaranya, kegiatan akademik, dan juga prestasi akademik maupun non akademiknya,” tegasnya. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Abdul Saman, juga menegaskan penyampaian beasiswa khususnya PPA sudah disampaikan langsung ke pihak kampus UPP PGSD Bone. Untuk urusan penentuannya, ia mengungkapkan kampus sudah menerapkan standart akan hal itu. “Beasiswa PPA itu dari pihak kampus disana yang menyeleksi siapa saja yang bisa mendapat beasiswa jadi sudah ada penilaian tersendiri yang sesuai dengan kriteria yang diperlukan beasiswa PPA itu,” jelasnya.(tim)

Foto: Fikri rahmat utama

Pelarangan Jam Malam Jadi Kendala

Beasiswa merupakan salah satu jalan bagi mahasiswa untuk sedikit meringankan biayanya. Sudah sewajarnya, apabila kampus turut membantu dan menyebarkan informasi tentang beasiswa. Namun, hal itu ternyata jarang ditemui di kampus UPP PGSD Bone. Salah satu mahasiswi PGSD Bone, Rifki Wildani mengaku kesulitan akan informasi beasiswa. Ia mengatakan, mahasiswa cenderung mandiri terkait urusan beasiswa. Hal ini menurutnya disebabkan, karena birokrat terkesan tertutup dan jarang mensosialisasikan informasi tersebut kepada mahasiswa. “Informasi tentang beasiswa di sini jarang terdengar salah satu penyebabnya karena pihak kampus jarang memberikan informasi mengenai pembukaan beasiswa jadi mahasiswa yang cari sendiri,” katanya. Rifki juga mengeluhkan tentang penentuan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA). Ia menilai, penentuannya yang sepihak oleh birokrat terkesan politis dan merugikan bagi semua mahasiswa. “Kami maunya itu ada persaingan di dalam mendapat beasiswa tersebut sehingga semua mahasiswa bisa mendapat kesem-

Kampus VI UNM Sektor Bone - Pengendara sepeda motor saat masuk dan keluar lewat pintu gerbang kampus VI UNM sektor Bone

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


LIPUTAN AKHIR TAHUN 5 Profesi Edisi 237 Januari Tahun MMXX 2020

www.profesi-unm.com

Kampus V UNM Sektor Parepare

RAPEL KULIAH IMBAS NIHIL DOSEN TETAP Setelah kini berjumlah tiga angkatan, pihak birokrasi belum mempersiapkan dosen tetap. Dengan kata lain, tenaga pengajar yang ada merupakan mereka yang berasal dari kampus Makassar. Meskipun pihak birokrat sudah menetapkan jadwal perkuliahan, tetapi karena kondisi geografis kampus Parepare dan Makassar yang cukup jauh tentunya berimbas pada proses perkuliahan mahasiswa. Nihilnya dosen tetap dikeluhkan salah satu mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK), Akbar. Ia mengungkapkan, berbeda dengan temannya yang berkuliah di Makassar, di kampusnya, proses perkuliahan kerap kali dirapel oleh dosen pengampuh mata kuliahnya. “Per satu kali pertemuan biasa sama dengan dua kali pertemuan,” ungkapnya, Rabu (17/12). Bukan hanya itu saja dampak dari tak ada adanya tenaga pendidik tetap di kampus Parepare. Seringnya dosen merubah jadwal karena berhalangan hadir membuat mahasiswa saling

rebutan kelas. Apalagi, ruangan kelas hanya disediakan masingmasing satu untuk kedelapan prodi. Hal ini seringkali di rasa menyulitkan mahasiswa. Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi, Sanriani contohnya. Ia mengatakan, jika jadwal perkuliahan dirubah bisa saja bertabrakan dengan kelas mahasiswa lain, maka dirinya harus mencari ruangan lain atau terpaksa belajar di aula. “Kalau tabrakan. Biasa di Aula belajar atau pinjam ruangan dari Prodi lain yang kosong,” ujarnya. Dari penuturannya, juga didapati bahwa aula yang biasanya dialihkan menjadi ruang perkuliahan pernah dipakai mahasiswa dari tiga kelas berbeda secara bersamaan. “ Itu aula biasa disekat jadi tiga bagian jadi di dalam bisa dipakai kuliah tiga kelas,” ungkapnya. Saat ditemui di ruangannya, Wakil Rektor Bidang Akademik (WR I), Muharram, membenarkan adanya beberapa laporan oknum dosen yang menyalahi

Foto: Muhammad Ilham Akbar. B

Terhitung sudah tiga tahun sejak delapan program studi (prodi) baru dibuka di kampus V Universitas Negeri Makassar (UNM) sektor Parepare. Namun, persoalan sumber daya pendidik masih saja belum mencukupi. Bahkan, kedelapan prodi tersebut belum memiliki tenaga pengajar tetap.

Kampus V UNM Sektor Parepare - Dua mahasiswa terlihat berjalan menyusuri kampus

proses perkuliahan. Dosen kerap kali merapel empat pertemuan dalam sehari dengan alasan hanya tak ingin bermalam karena akan menambah biaya penginapan. “Yah, memang ada sih dan saya sudah tegur itu karena dia nda mau bermalam, itu nda benar itu,” ujarnya.

Guru besar Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ini juga menjelaskan proses perkuliahan yang ideal untuk kampus Parepare tersebut. Ia menjelaskan, seharusnya dosen melakukan tatap muka sebanyak empat kali dalam waktu dua hari. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi tenaga pengajar tetap yang

belum tersedia, sehingga dosen yang mengajar merupakan dosen Makassar. “Satu kali datang itu empat kali pertemuan karena dua hari. Misalnya kalo dia (dosen) datang hari Senin, berarti senin pagi, Senin siang dia mengajar terus esoknya Selasa pagi, selasa siang baru balik lagi ke Makassar,” jelasnya.(tim)

Dana Lembaga Kemahasiswaan Seret ran dana, mereka sampai saat ini belum pernah mencicipinya. Padahal, dana dari pihak birokrasi sudah sepatutnya menjadi hak mereka sebagai salah satu penunjang jalannya roda kepengurusan.

Delapan diantaranya, merupakan lembaga baru. Terdiri dari Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Access, HMPS Pendidikan Matematika, HMPS Psikologi, HMPS Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK), HMPS Pendidikan Ekonomi, HMPS Seni Drama Tari dan Musik (Sendratasik), Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara (Himagara). Ketua HMPS Access, Difta Cahyana Putra, mengeluhkan prosedur pencairan dana kemahasiswaan yang sampai saat ini belum didapatkan. Difta menuturkan, selama terpilihnya menjadi pimpinan lembaga, ia hanya menggunakan dana kreatifitas atau hasil swadaya pengurus, untuk bisa menjalankan beberapa proker himpunan. “Jadi kita waktu di suruh bikin LK itu, pokoknya tidak ada, kosong. Kita jalankan kepengurusan cari dana sendiri. Bagaimana caranya supaya bisa jalan proker,” tuturnya. Prosedur pencairan dana desain grafis: supriadi

Sebanyak sembilan Lembaga Kemahasiswaan (LK) kampus V Universitas Negeri Makassar (UNM) sektor Parepare, baru saja resmi dilantik secara serentak. Namun, untuk masalah angga-

www.profesi-unm.com

yang menurutnya kurang disosialisasikan dengan baik menjadi penyebab keterlambatan pencairan. Terlebih lagi, masih kurangnya pengalaman terkait prosedur pencairan semakin membuat mereka kesusahan. Difta mengungkapkan, awalnya untuk semua ketua himpunan di kampus Parepare telah diimbau untuk segera mengurus proses pencairan dananya ke Menara Pinisi. Namun, himbauan tersebut hanya bersifat pemberitahuan semata tanpa sosialisasi tata cara pengurusan. “Kita diberikan contoh foto model proposal, untuk ditiru, tapi nda lengkap yang dikirim model proposalnya. Sampai di Pinisi jadi masalah juga, harus ki di urus sedangkan kita juga nda bisaki berhari-hari di Makassar karena ada kuliahta juga di Parepare,” ungkapnya. Serupa, Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himaprodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Muhammad Arifuddin. Ia malah sempat bolak-balik Makassar-Parepare karena terlambatnya pemberitahuan dari pihak birokrat. Karena

sebelumnya, untuk pengurusan dana mereka melakukannya langsung di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Mahasiswa angkatan 2016 ini juga mengaku, baru sempat mengetahui hal itu saat bertemu Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan (WD III) FIP bulan Mei lalu. Pun itu ia hanya diberitahu bahwa dana kemahasiswaan tak lagi menjadi wewenang fakultas. “Ini saya sudah berapa kali bolak-balik Makassar untuk urus proposal. Kemarin saya sempat bawa ke FIP, tapi dibilang tidak ada mi anggaranmu di sini, anggaranmu sekarang ada semua di Parepare,” ungkapnya. Setelah dikonfirmasi dengan Ketua Koordinator Kampus V UNM Parepare, Abdul Halik mengaku tidak tau menau tentang anggaran tersebut. “Saya juga tidak tau kejelasannya w

TIM Koordinator: Muh.Ilham Akbar Anggota: - Fikri Rahmat Utama - Dewan - Supriadi - Muh. Sauki Urai data, ungkap fakta, saji berita


6 SPESIAL PILREK www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 237 Januari Tahun MMXX 2020

Pemilihan Rektor UNM Periode 2020-2024

Foto: wahyudin

Terbuka Untuk Umum

SOSIALISASI. Panitia Pemilihan Rektor UNM Periode 2020-2024 yang diketuai Hamsu Abdul Gani saat sosialisai di PPs UNM, Senin (1/1)

Universitas Negeri Makassar (UNM) bakal melakukan pesta demokrasi. Panitia Pemilihan Rektor UNM periode 20202024 telah terbentuk. Kali ini, bukan hanya pejabat internal yang bisa mendaftar jadi calon rektor, orang luar pun memiliki peluang untuk mendaftar dan memimpin. Hal tersebut berdasarkan Permenristekdikti Nomor 19 Tahun 2017 pada pasal 4 tentang persyaratan calon Pemimpin PTN.

Dinas Pendidikan mau mendaftar jadi balon, yah bisa," katanya saat ditemui di ruangannya lantai 2 PPs UNM, Senin (6/1). Saat ini panitia telah gencar melakukan sosialisasi. Baru saja selesai merampungkan sosialisasi di semua sektor kampus UNM. Mulai dari sektor Parangtambung, Tidung, Banta-bantaeng, Gunungsari, Bone, dan Pare-pare. Selanjutnya, panitia akan menyampaikan secara umum ke luar kampus UNM. “Nanti kita juga ingin ke LLDikti untuk membuat itu surat undangan untuk mendaftar termasuk kepada perguruan tinggi swasta dan juga lembaga-lembaga lain,” katanya. Minimal 4 Balon Selain memberikan peluang bagi siapa saja yang memenuhi

Menteri memiliki 35 persen suara dari jumlah anggota senat. Sementara suara senat UNM hanya 65 persen. Saat ini, Senat UNM yang akan memilih berjumlah 62 orang. “Jumlah suara menteri itu dihitung oleh jumlah anggota senat yang hadir dan memilih. Jadi persentasi dari kehadiran juga. Jika masa pemilihan senat yang hadir memilih hanya 50 misalnya, maka suara Menteri itu 35 persen dari yang 50 orang itu bukan dari total anggota senat,” jelasnya. Untuk saat ini, ia belum mengetahui siapa-siapa yang akan mencalonkan. Karena hingga saat ini belum ada yang menyampaikan ataupun mendaftarkan dirinya. “Memang sekarang belumpi buka pendaftarannya. Nanti tanggal 15 Januari baru dibuka pendaftaran,” katanya. Ia berharap calon rektor kedepan yang terpilih mampu membawa UNM menjadi lebih baik lagi. Menurut Sulaiman, saat ini UNM butuh pemimpin yang memiliki kemampuan menggerakkan. Karena UNM saat ini sudah on the track. Kinerja Husain Syam selama ini, kata dia, sudah cukup baik. Berbagai prestasi telah ditorehkan utamanya akreditasi institusi, prodi, dan berbagai macam perankingan di tingkat nasional. Prestasi ini bukan serta merta membuatnya merasa puas, melainkan ia berharap yang memimpin UNM selanjutnya bisa lebih baik dari yang sekarang. “Kalau saya pribadi melihat, UNM perlu orang yang mampu menggerakkan. Karena UNM ini potensinya luar biasa. Cuma mungkin belum sepenuhnya dimanfaatkan,” tutupnya. (win)

desain grafis: supriadi

Dalam peraturan tersebut tidak disebutkan keharusan bakal calon rektor berasal dari lingkup PTN bersangkutan. Tetapi hanya membahas pengalaman kerja, jenjang pendidikan, usia, kesehatan, serta track record di bidang hukum. Peraturan terse-

but juga memberi kesempatan kepada semua orang untuk mencalonkan selama memenuhi persyaratan. Ini menandakan persaingan untuk menjadi orang nomor satu UNM semakin kompetitif. Para pejabat UNM tidak hanya akan bersaing di internal kampus, tetapi bisa saja ada orang dari luar UNM juga mendaftar jadi bakal calon yang menjadi pesaing. Ketua Senat UNM, Sulaiman Samad mengatakan bahwa persyaratan tersebut tidak memberikan pengecualian bagi siapa saja. Dosen kampus lain, pejabat dinas pendidikan, ataupun dari instansi pemerintah yang memenuhi persyaratan bisa mendaftarkan dirinya. "Aturan besarnya seperti itu. Kalau ada pejabat punya pengalaman jadi dosen, misalnya dari

persyaratan, Peremenristekdikti tersebut juga mengharuskan paling sedikit empat orang bakal calon yang mendaftar. Berdasarkan mekanismenya, pendaftaran akan dibuka pada 15 Januari hingga 14 Februari. Jika hingga pada waktu tersebut jumlah balon yang mendaftar belum cukup, maka masa pendaftaran akan diperpanjang hingga 25 Februari. Aturan ini, kata Sulaiman, mengharuskan panitia lebih massif dalam bekerja. Tidak sekadar mensosialisasikan semua aturan dan sistem pemilihan, tetapi panitia diarahkan untuk mendeteksi semua dosen UNM. Bagi semua dosen yang memenuhi persyaratan, akan diundang dan disurati secara langsung. “Saya lihat itu roh peraturan, disuruh memang panitia bekerja keras melalui penjaringan,” kata Asdir I PPs UNM itu. Jumlah maksimal pendaftar bakal calon tidak ditentukan dalam aturan. Sehingga tidak masalah jika yang mendaftar lebih dari empat orang. Hanya saja dalam peraturan yang ditekankan minimal empat orang, agar dalam tahap penyaringan nanti akan ada yang gugur. Semua akan diseleksi menjadi tiga calon. “Kita hanya menyaring 3 orang. Meskipun lebih dari 4 orang yang mendaftar. Maksimal pengiriman nama itu 1 bulan sebelum tanggal 17 Mei. Kenapa dikirim itu, inilah saatnya kementerian menelusuri rekam jejak yang calon,” tambahnya. Ketiga calon rektor yang berhasil melalui tahap penyaringan, akan ditentukan langsung oleh Senat UNM dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dari total seluruh suara yang memilih,

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


REPORTASE KHUSUS 7 Profesi Edisi 237 Januari Tahun MMXX 2020

www.profesi-unm.com

Birokrat Apatis Redam Bentrok

Bentrok kembali pecah di Universitas Negeri Makassar di penghujung tahun 2019. Bentrok tersebut terjadi secara beruntun yang melibatkan mahasiswa FSD dan FBS. Birokrat dinilai apatis meredam bentrok ini. Pasalnya, kejadiannya berlangsung selama 5 kali berturut-turut dalam jangka waktu dua bulan, tetapi tindakan birokrat tidak terlihat. Hanya berharap kepada polisi.

Presiden BEM FSD UNM, Agustrianto Kadir menilai birokrasi tidak tegas dalam memberi sanksi kepada mahasiswa yang terlibat dalam tawuran. Menurutnya, ter-

dapat banyak CCTV di fakultas yang bisa dijadikan bukti untuk mengetahui siapa-siapa saja yang terlibat dalam tawuran tersebut, tetapi rekaman tidak pernah diperlihatkan. "Tindak tegasnya pimpinan yang ditunggu, sebenarnya yang punya kekuasaan dan wewenang yang bisa redam ini masalah adalah pimpinan, kalau pimpinan tidak tegas maka akan terus terjadi bentrok,” katanya. Di sisi lain, birokrat malah saling lempar persoalan. Mereka malah memberikan sepenuhnya ke pihak kepolisian untuk meredam bentrok ini. Dekan FBS, Syukur Saud misalnya yang berharap permasalahan ini ditangani terlebih dahulu ke pihak kepolisian baru memberikan sanksi. “Kalau ada mahasiswa kita yang tersangka di kepolisian akibat kejadian ini, kita berlakukan aturan kemahasiswaan. Jadi kita ikuti peraturan mahasiswa. Sanksinya ada sama komdis,” katanya saat diwawancarai di lantai 2 Menara Pinisi, 28 November lalu.

Hal senada juga dilontarkan oleh WR III UNM, Arifuddin Usman. Ia menyerahkan kepada pihak kepolisian untuk meredam bentrok. Sanksi tegas, kata Arifuddin, akan diberikan jika telah ada bukti dari pihak kepolisian. “Masalah ini kita serahkan ke kepolisian, apalagi ini mengarah ke tindak kriminal, jadi ini sudah menjadi kewenangannya,” katanya. Selain berharap ke pihak ke polisian untuk meredam bentrok ini, Arifuddin juga turut menyalahkan birokrat fakultas bersangkutan. Menurutnya tawuran hingga adanya berbagai macam senjata tajam dalam kampus disebabkan lemahnya kontrol pimpinan terhadap kondisi fakultas masing-masing. Selain itu, Ia juga menyayangkan ego sektoral dosen yang hanya mengajar dan terima gaji. Dosen, kata Arifuddin, juga harus memberikan unsur pendidikan ke mahasiswa seperti moral, sopan santun, akhlak, dan sebagainya. Hal tersebut un-

tuk menghindarkan mahasiswa dari perilaku yang tidak baik ini. “Dengan adanya kejadian seperti ini, itu menandakan bahwa lemahnya kontrol dari fakultas tersebut, dalam hal ini mulai dari pimpinan dekan, kemudian dosen, utamanya penasehat akademik. Oleh karena itu, jika terjadi bentrok seperti ini, jangan hanya unsur pimpinan yang hadir, tapi semua dosen harus hadir, dan turut serta dalam merendam kejadian seperti itu, karena mereka sudah digaji oleh pemerintah,” katanya. Sementara itu, Rektor UNM mengaku sangat kecewa dengan tindakan sejumlah oknum mahasiswa tersebut. Menurutnya, hanya segelintir mahasiswa yang melakukan tawuran, tetapi dampaknya sangat besar terhadap institusi ini. Oleh karena itu, untuk meminimalisir kejadian seperti itu, ia memberikan penekanan khusus kepada semua pimpinan. “Ketika UNM sudah menunjuk-

kan prestasinya di berbagai perankingan, tetapi di sisi lain, masih ada yang sering mengganggu segelintir orang dan cukup signifikan berpengaruh,” katanya saat memberi keterangan usai melantik pejabat baru di Ballroom lantai 2 Menara Pinisi, 28 November lalu. Unsur pimpinan, kata dia, harus mengambil peran penting, karena tantangan di era ini sangat kompleks dengan adanya perkembangan teknologi yang signifikan. Ia mengaku sangat malu sebagai pucuk pimpinan tertinggi dengan adanya kejadian seperti ini. “Di era kemajuan teknologi sangat disayangkan dan sangat malu kita rasanya. Kalau kita potret semua orang yang di jalan memegang smartphone, semua orang memegang HP dalam mengikuti perkembagnan global, tetapi di sisi lain, mahasiswa UNM masih memegang parang, ketapel, busur, memalukan itu,” ungkapnya.(tim)

Kampus "Pabrik" Sajam Kampus sebagai institusi pendidik, seharusnya menjadi laboratorium para intelektual. Tempat untuk belajar, berdiskusi, dan mengembangkan potensi yang dimiliki untuk menjadi insan yang lebih baik. Tapi apa jadinya, jika kampus dijadikan sebagai “pabrik” senjata tajam. Seakan mahasiswa bukan ingin pergi belajar, melainkan ingin berperang. Hal tersebut sangat disayang-

www.profesi-unm.com

kan oleh WR III UNM, Arifuddin Usman. Tindakan tersebut mencerminkan seakan kampus bukan sebagai tempat belajar. Peralatan yang menjadi kewajiban mahasiswa dibawa ke kampus, kata dia, cukup buku, pulpen, dan laptop. Tetapi beberapa waktu lalu, sejumlah oknum mahasiswa membawa senjata tajam seperti badik, busur, parang dan senjata tajam sejenis masuk ke dalam kampus. Bahkan ditemu-

kan berbagai peralatan seperti gerinda yang diduga digunakan membuat senjata tajam di dalam kampus. “Itu senjata tajam dibuat di dalam. Saya dapat itu tempatnya, ada bahan dan alat yang mereka gunakan untuk merakit senjata tajam,” kata Arifuddin saat ditemui di lantai 6 Menara Pinisi, 9 Desember lalu. Arifuddin telah menyerahkan permasalahan ini ke pihak kepolisian. Menurutnya tindakan ini sudah men-

garah kriminal, sehingga sudah menjadi tugas kepolisian untuk menanganinya. “Kita sudah serahkan semuanya di kepolisian,” tukasnya. Dengan tegas ia akan memberikan sanksi DO bagi mahasiswa yang telah ditetapkan tersangka oleh kepolisian. Apalagi saat ini sudah ada mahasiswa yang ditahan polisi. “Mereka yang sudah tertangkap

oleh polisi dan menjadi tersangka, kita dengan tegas akan memberhentikan mahasiswa tersebut,” tegasnya.(tim)

TIM Koordinator: Nurul Istiqamah Anggota: - Dewan Giyats Y.G.

Urai data, ungkap fakta, saji berita


8 KALEIDOSKOP

Profesi Edisi 237 Januari Tahun MMXX 2020

www.profesi-unm.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


KALEIDOSKOP 9 Profesi Edisi 237 Januari Tahun MMXX 2020

www.profesi-unm.com

www.profesi-unm.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


10 OPINI www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 237 Januari Tahun MMXX 2020

Darurat Ongkos Kuliah di Kampus Negeri Tulisan ini terlahir dari hasil refleksi ketidakseriusan birokrasi kampus mengelola dan menciptakan iklim yang ramah dan ilmiah bagi mahasiswa, yakni tidak ramah terhadap pembiayaan kuliah dengan pembayaran UKT (Uang Kuliah Tunggal) yang tinggi. Mahalnya ongkos kuliah menjadi virus di kampus negeri. Berbagai kebijakan dibuat dan dimanipulasi untuk menghalalkan aktivitas pemerasannya. Seakan kita dipaksa berinvestasi demi terpenuhinya sifat rakus birokrasi. Rasa-rasanya mahasiswa digiring ke lubang kemiskinan. Pintu-pintu bertualang di kampus terbatas akibat ongkos kuliah yang beringas. Wabah yang memenjarakan potensi dan kreativitas mahasiswa di kampus. Beberapa kampus negeri di Makassar boleh dibilang ongkos kuliahnya mirip kampus swasta, biaya kuliahnya tidak tanggung-tanggung. Contohnya, fakultas psikologi UNM (Universitas Negeri Makassar), yang meraih penghargaan kategori biaya UKT jalur mandiri tertinggi hingga mencapai Rp 8.500.000 per semester. Hitungannya belum termasuk biaya hidup seperti biaya makan, biaya indekos, biaya buku dan lain-lain. Wajar banyak mahasiswa ingin menggelandang di kampus demi meminimalisir biaya hidup. Secara aturan, Kemenristek-

Dikti mengeluarkan regulasi penentuan nominal UKT dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No.39 Tahun 2017 tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal Pada Perguruan Tinggi Negeri (Permenristekdikti 39/2017) pasal 3 ayat 1 yakni “UKT sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 2 terdiri atas beberapa kelompok yang ditentukan berdasarkan kemampuan ekonomi: yang pertama mahasiswa, kedua orang tua mahasiswa, dan ketiga pihak lain yang membiayainya”. Bukan tidak mungkin, banyak mahasiswa yang kuliah dengan penghasilan orang tua pas-pasan. Bahkan harus menjual barang berharga demi menutupi beban pembayaran UKT anaknya. Tak heran mahasiswa kerap menyebut kampus berpredikat “A” ini semakin tak waras. Kampus tampaknya tidak ingin pusing dengan beban yang dihadapi orang tua mahasiswa. Peninjauan ulang penetapan UKT mahasiswa tak lagi dihiraukan. Seyogyanya, kampus melakukan pengevaluasian nominal UKT yang dibebankan. Secara hukum peninjauan ulang nominal UKT diatur Permenristekdikti No.39 tahun 2017 tentang BKT dan UKT pasal 5. Bisa jadi, UKT yang dibebankan semakin mencekik lantaran kondisi ekonomi mahasiswa ti-

dak menentu. Segala usaha harus ditempuh demi terpenuhinya uang kuliah yang harus dibayarkan. Menjual smartphone (gawai), menggadaikan laptop serta menjual keperawanannya pada pria hidung belang, boleh jadi jalan yang terpaksa ditempuh demi melanjutkan studinya. Perihal mahalnya biaya kuliah terang-terangan dilakukan beberapa kampus negeri. Yah, biaya KKN yang dibebankan kepada mahasiswa. Padahal dipahami KKN merupakan mata kuliah wajib sebagai pelengkap Tridarma Perguruan Tinggi. Beberapa kampus negeri termasuk UNM juga merealisasikan KKN yang berbayar. Rinciannya sesuai Surat Keputusan Rektor No. 4169/UN36/ KP/2019 sekitar Rp 280.000 (tidak termasuk almamater KKN)

dan Rp 415.000 (termasuk almamater KKN). Terkhusus yang tidak membayar almamater KKN dibebankan biaya akomodasi. Padahal, pembebanan yang tidak ditanggung pihak kampus yakni biaya hidup seperti biaya makan di lokasi. Hal tersebut dipaparkan M Nasir selaku Menristekdikti 2017 lalu. Ongkos kuliahnya mahal kan ? Mahalnya dapat, pengetahuannya cuman seperempat. Hal lainnya yakni pembebanan UKT mahasiswa di atas semester 8 dengan nominal tetap. Padahal, UKT merupakan hasil pengurangan BKT dari BOPTN. BKT yakni akumulasi biaya komponen terkecil yang diatur untuk mahasiswa sampai selesai. Sederhananya, kebutuhan mahasiswa semester 8 ke atas berbeda dibandingkan mahasiswa di bawah-semester 8 yang masih menjalani proses penamatan mata kuliah. Sebab, biasanya mahasiswa semester 8 ke atas hanya memprogram skripsi. Kalaupun ada yang diperbaiki, hanya menyisakan beberapa mata kuliah. Toh, kebutuhan yang diperlukan sudah berbeda. Olehnya, biaya yang dibebankan sepatutnya selaras dengan kebutuhan yang diperlukan oleh mahasiswa. Pelbagai masalah ongkos kuliah yang mahal semakin terkemas rapi. Dimodifikasi

dengan beragam bentuk oleh birokrasi. Agar tujuan menambah tabungan dan koleksi perhiasannya bisa tercapai. Persoalan pengembangan pengetahuan serta potensi mahasiswa tak lagi dipeduli. Perihal kesejahteraan masyarakat dan kemanusiaan tak lagi didiskusikan. Yang dibincangkan hanya merek sepatu dan jas yang belum dibeli. Akhirnya, rugilah mereka yang menutup mata dan telinga. Seolah-olah merdeka namun terpenjara. Seperti kata teman saya ‘Manusia Revolusioner yakni manusia yang terlahir pemberani dan kritis dalam meruntuhkan tirani penguasa yang semakin egois’. Sudahlah! Bukan waktunya bersembunyi di bawah meja. Saatnya tangan saling merangkul, sebab harapan haruslah berdampingan dengan kerja kolektif.

*Ismail Syam, Penulis adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Antropologi UNM, angkatan 2016

Badan Eksekutif Milenial Salam Pergerakan. Hidup Mahasiswa. Hidup Perempuan berlawan. Hidup Rakyat Indonesia !!!. Kalimat sakral nan sakti yang mampu menggelorakan semagat perjuangan parlemen jalanan. Tetapi kalau terlalu banyak diucapkan dalam orasi tentu akan mengurangi keelokannya. Lembaga kemahasiswaan sekaliber Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) tentunya menjadi pelakon utama dalam hal gerakan. Namun yang perlu dipahami adalah sudahkah BEM yang milenial menghadirkan sesuatu hal yang mampu memikat mahasiswa milenial? Lantas bagaiamana posisi Badan Eksekutif Mahasiswa dalam pusaran kaum mahasiswa milenial. masihkah terlihat seksi dan menggoda untuk menjadi tools tempatnya mahasiswa dalam merumuskan formulasi untuk sampai pada cita-cita masa depan Bangsa Indonesia? Pada dasarnya Mahasiswa mana sih yang tidak tertarik untuk nge BEM. Anak-anak BEM kan Kharismatik, retorikaris, pokoknya diganderungi oleh banyak orang karena memperjuangkan hak rakyat, menegangkan keadilan sampai kepada menuntun ke hal-hal yang baik. Tentu BEM akan selalu pada posisi yang mengairakan untuk dikangkangi oleh mahasiswa. Urai data, ungkap fakta, saji berita

Bagaiamana kondisi BEM sekarang ini? Masih diminati dan masih menjadi panutan dalam berlembaga ?. Mungkin jawabannya akan beragam. Kalau fungsionaris lembaga garis keras, tentu akan selalu terdepan dalam menjawab iya. Namun rasanya belum cukup menjadi basis argumentasi yang kuat dalam menjawab pertanyaan di atas. Kegandrungan mahasiswa saat ini begitu kompleks, kampus menjadi sesak sebab dipenuhi oleh mahasiswa yang begitu beragam dalam banyak hal. Kemudian apa langkah taktis yang dilakukan untuk bisa mengakomodir keberagaman tersebut untuk menjadi energi yang hebat?. Pun tentunya pendekatan yang digunakan harus variatif. Kecenderungan mahasiswa milenial saat ini berada pada titik yang sedikit memperihatinkan. Kecakapan dalam berlembaga sedang terkikis, budaya literasi dan diskusi di sudutsudut kampus mulai longgar. Mereka lebih banyak menguras waktunya hangout di cafe, jalan di mall atau menghabiskan waktu di atas kasur dan berselancar dengan gawainya. Kondisi ini tentu menjadi PR tersendiri BEM untuk menghadiri sumber daya manusia

"

Kecenderungan mahasiswa milenial saat ini berada pada titik yang sedikit memperihatinkan. Kecakapan dalam berlembaga sedang terkikis, budaya literasi dan diskusi di sudut-sudut kampus mulai longgar yang siap mengisi post struktural ataupun kultural. Hasil diskursus beberapa kawan di bale-bale, mencuat se-

buah kesimpulan fiktif. Yang pertama ketokohan BEM saat ini kurang familiar dikalangan mahasiswa, misalnya seberapa banyak mahasiswa yang mengenali siapa Presiden BEM nya. Asumsi yang muncul dipermukaan bahwa hanya pengurus lembagalah yang tahu siapa dalangnya. Variabel ini dianggap penting untuk memotivasi mahasiswa untuk nge BEM dengan mengenali siapa sih orang-orang yang ada di dalam perangkat BEM. Kedua program yang hadirkan kurang milenial sehingga kurang menarik simpati mahasiswa. sebagian mahasiswa menilai tawaran program yang tawarkan BEM terkesan kaku dan monoton. Misal Kenapa BEM tidak menghadirkan Kegiatan semacam festival musik, festival teater, panggung talenta atau mimbar bebas yang dikemas dengan nuansa gerakan atau pendidikan massa/karakter. Ataupun menghadirkan program berbasis hasil riset dikalangan mahasiswa. Atau kenapa pengurus BEM tdk meriset koskosan yang ada didekat kampus yang bisa menjadi ladang informasi kosan rekomendasi untuk mahasiswa perantau. Ketiga pendidikan massa yang belum maksimal. Misal ketika ada hasil pengkajian isu yang membutuhkan tindak lan-

jut, sebagian besar hanya pungsionaris lembaga yang terdidik, masyarakat biasa hanya sebagian kecil yang paham. Diperlukan sebuah formulasi baru untuk keterjangkauan yang lebih luas, seperti menggunakan Short video, membuka q&a disosial media sebagai konten pendidikan massa. Pada dasarnya BEM pun harus beradaptasi dengan zaman, sudah tidak tepat lagi menggunakan peta yang lama untuk medan baru.

*Enaldi, Penulis adalah mahasiswa Prodi Administras Bisnis Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri makassar (UNM), angkatan 2016

www.profesi-unm.com


INFO AKADEMIK 11 Profesi Edisi 237 Januari Tahun MMXX 2020

www.profesi-unm.com

UNM Buka 18 Formasi CPNS Pendaftaran Calon Pegawai Negeri Makassar (CPNS) telah dibuka. Untuk tahun ini, Universitas Negeri Makassar (UNM) membuka 18 formasi. Formasi ini dikhuskan untuk tenaga pendidik dari masing-masing jurusan yang berbeda. Hal ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar, Jumat (15/12).

Hal ini dikemukakan oleh Kepala Bagian (Kabag) Kepegawaian, Miftahuddin saat ditemui di ruangannya lantai 6 Menara Pinisi. Ia mengatakan, informasi untuk penerimaan tahun ini sudah jauh-jauh hari ia sebar di website UNM. Selain itu, informasi penerimaan tenaga pengajar ini juga ada di website resmi CPNS. " Ada18 formasi yang dibuka, dengan rinciannya 7 dari FT, 4 dari FIK, 3 MIPA, 1 FIP, 1 FE, 1 FSD, dan 1 juga FBS serta FIS," katanya Miftahuddin menambahkan, untuk proses pendaftarannya tak jauh beda dengan pendaftaran pada formasi lain. Pendaftarannya juga dimulai pada tanggal 20 No-

www.profesi-unm.com

Fokus - Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) nampak fokus saat melakukan tes Computer Assisted Test

vember dan berakhir pada tanggal 9 Desember. "Sekarang masih buka pendaftaran dan juga seleksi berkas di Kemendikbud," Berbeda dengan tahun sebelumnya, untuk tahun ini, Miftahuddin mengungkapkan, jika peserta tidak lagi direpotkan dengan berkas yang harus dikirim melalui kantor pos. Sekarang, mereka hanya mengirimkan berkasnya melalui online saja. "Selain semuanya serba online sekarang, kami juga saat meverifikasi berkas yang masuk di kemendikbud juga menferikasinya secara online. Saya sendiri tidak bisa memberikan informasi yang

lebih banyak karena sementara inikan masih proses pendaftaran dan seleksi berkas. Jadi kami hanya menunggu hingga selesai ini dan lanjutkan ke tahap selanjutnya," tambahnya," ungkapnya. Mengenai formasi yang diterima oleh UNM tahun ini, ia menjelaskan telah mengusulkan beberapa jurusan namun hanya 18 yang bisa didapatkan UNM. "Inikan formasi diberikan dari Kemenpan RB ke Kemendikbud khususnya di Kemendikbud-dikti lalu di sampaikan ke UNM jadi kami membuka sesuai dengan formasi yang diberikan," jelasnya. (uma)

PPG Prajabatan Mandiri Kembali Dibuka Dalam rangka memenuhi kuota Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan (dengan biaya mandiri), Direktorat Pembelajaran Ditjen Belmawa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kembali memanggil putera-puteri terbaik bangsa yang berminat dan berbakat menjadi guru untuk mengikuti seleksi calon peserta PPG Prajabatan Tahun 2020. Hal tersebut berdasarkan pengumuman seleksi PPG Prajabatan Nomor: 1141/E/ PB/2019. Pendaftaran dilakukan secara online melalui laman http://pendaftaran.ppg.ristekdikti.go.id. Pendaftaran telah dibuka sejak 2 Januari dan akan ditutup pada 30 Januari mendatang. Direktur Program Pengembangan Profesi Guru (P3G) Universitas Negeri Makassar (UNM), Ramli Umar mengatakan bahwa untuk PPG Prajabatan bersubsidi belum dibuka. Yang dibuka saat ini ialah PPG Prajabatan mandiri. Yang menjadi pembeda antara PPG Prajabatan Subsidi dengan Mandiri ialah biaya akademik. Jika yang subsidi, kata dia, seluruh biaya akademik ditanggung. Sementara untuk PPG Praja-

batan Mandiri ini, biaya akademik tidak ditanggung. Jadi selama pendidikan, peserta PPG yang menanggungnya sendiri. "Kalau mandiri biayanya Rp 8,5 juta. Kalau Prajabatan yang subsidi kemarin yah disubsidi, jadi tidak membayar biaya akademik," kata Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) itu saat ditemui di ruangannya, lantai 4 Menara Pinisi, Senin (6/1). Pendaftaran kali ini sudah masuk tahap kedua. Sementara untuk bidang studi yang dibuka ada 13. Pendidikan Guru SD; Bimbingan dan Konseling; Pendidikan Kewarganegaraan; Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi; Bahasa Inggris; Matematika; Ekonomi; Sejarah; Akuntansi dan Keuangan; Teknologi Informasi dan Komunikasi; Teknik Otomotif; Perhotelan dan Jasa Pariwisata; Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura. Adapun biaya seleksi ini sebesar Rp300.000 yang dibayar melalui akun virtual ci BNI, BTN atau Mandiri yang diperoleh pada saat proses pendaftaran online.(pri)

Urai data, ungkap fakta, saji berita


12 SUPLEMEN

Profesi Edisi 237 Januari Tahun MMXX 2020

www.profesi-unm.com

Tanamkan Rasa Idealisme Melalui DJMTD

FOTO: DOK-PROFESI

Foto Bersama - Peserta Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar (DJMTD) 2019 Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) serta panitia dengan steering committee saat foto bersama di lokasi widyawisata Hutan Pinus Malino, Kabupaten Gowa, Minggu (3/11) lalu. Ini merupakan rangkaian akhir dari DJMTD 2019.

Tak bisa dipungkiri, parameter keberhasilan suatu organisasi dapat tercermin dari anggota baru. Proses kaderisasi tentunya bukan hanya sebagi penyambung napas organisasi, melainkan juga menanamkan dan menurunkan nilai ideologis kepada kader baru. Tiba saatnya, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) melakukan regenerasi anggota baru lewat Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar (DJMTD) 2019. Melalui kegiatan ini, diharapkan bisa melahirkan tunastunas baru, penerus tongkat estafet lembaga kuli tinta ini yang berlangsung 30 Oktober sampai 3 November. Khusus tahun ini, pengurus Profesi sengaja mengangkat

tema “Bekerja Demi Idealisme”. Tema ini sengaja diangkat agar para calon anggota baru nantinya bisa menjunjung tinggi idealisme. Karena menjadi seorang jurnalis, adalah hal yang tidak mudah. Karena mereka dituntut harus berani untuk menyampaikan kebenaran, dan tidak takut dengan intervensi dari pihak manapun. DJMTD yang memakan waktu empat hari ini menyuguhkan pengalaman serta sensasi langsung menjadi jurnalis kampus yang sesungguhnya. Setelah menerima materi di dalam ruangan, mereka akan diterjunkan langung untuk mencari berita melalui proses investigasi di beberapa tempat yang sudah ditentukan. Materi podcast pun ditambahkan sebagai terobosan baru untuk

diklat tahun ini. Tentunya dengan tidak mengabaikan beberapa materi lama seperti; mengenal dunia jurnalistik, sejarah pers mahasiswa, perencanaan peliutan, teknik wawancara, teknik menulis berita, foto dan video jurnalistik, serta materi layout dan desain grafis. Ketua Panitia, Fikri Rahmat Utama menjelaskan, setiap diklat Profesi memiliki arah dan tujuan yang berbeda setiap tahunnya. Untuk tahun ini, panitia sengaja memberikan nama Pulitzer sebagai nama angkatan. Bukan tanpa sebab, nama tersebut diambil dari jurnalis terkenal asal Amerika yang namanya juga dijadikan sebuah nama penghargaan tertinggi dalam bidang jurnalisme cetak di Amerika.

Camp Jadi Konsep Baru Nuansa berbeda kembali ditawarkan dalam pelaksanaan DJMTD tahun ini. Mengusung konsep camp di alam terbuka, hal ini diharapkan bisa mencairkan suasana dan menjadi tempat penghapus segala penat setelah melewati agenda panjang diklat, dua hari sebelumnya. Dengan konsep baru ini, para peserta bisa menikmati suasana Hutan Pinus Malino pada malam hari. Malino. Udara yang masih segar dan terhindar dari asap polusi kendaraan menjadi salah satu alasan panitia menyujuhkan konsep ini. Ketua Panitia Fikri Rahmat Utama mengatakan, kegiatan widyawisata ini merupakan rangkaian terakhir dari DJMTD. Di widyawisata, peserta nantinya akan menampilkan keterampilannya masing-masing dan Urai data, ungkap fakta, saji berita

akan dinilai beberapa dewan juri. “Iya, agenda widyawisata akan menjadi penutup rangkaian DJMTD, dan tahun ini, kami dari panitia memberikan konsep baru yakni camp,” kata mahasiswa kelahiran Luwuk Banggai ini. Lanjut, ia menambahkan item kegiatan pada malam camping ini meliputi diskusi jurnalistik bersama alumni-alumni profesi, presentasi hasil investasi peserta, dan showtime. Salah satu alumni profesi yang berbagi cerita tentang jurnalistik yakni Uslimin yang sekarang bekerja di Komisi Pemilihan Umum. Dalam diskusi tersebut, ia mengatakan Profesi hanya menerima mahasiswa yang benar-benar serius ingin belajar. Siapa pun dan apapun jabatan pengelola jika ia lalai men-

jalankan tugas dan kewajibannya maka akan dipecat. ”Jumlah kepala itu tidak penting, yang penting adalah isi kepala, itulah kenapa dari dulu hingga sekarang tak pernah banyak pengelolanya Profesi,” ujarnya. Pada agenda ini, salah satu peserta DJMTD 2019, Azwar Anas mengaku senang akan konsep camping dalam widyawisata ini, namun disamping itu ia juga merasa tertantang untuk menyelesaikan liputan dengan cuaca yang dingin. “Bagus kak, unik konsep campingnya, tapi disinimi juga haruski berjuang keras kak, selesaikan tugas liputan di cuaca dingin,” kata mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer ini. (ben)

“Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini mereka akan diberikan nama angkatan. Selain sebagai tanda penghormatan untuk mendiang Joseph Pulitzer, para peserta nantinya diharapkan bisa meniru karakter jurnalis tersebut. Bukan hanya itu, semoga dengan adanya nama angkatan mereka bisa saling mengikat dan bisa solid ke depannya,” jelasnya. Selain menerima materi dan mempraktikkannya langsung lewat proses investigasi, peserta juga diajak berkunjung ke beberapa media besar yang ada di Makassar. Mahasiswa Jurusan Manajemen ini mengatakan, kunjungan bertujuan untuk menyempunakan proses diklat. Menurutnya, kunjungan media akan menambahkan wawasan serta pengalaman untuk

peserta tentang dunia jurnalistik. “Melalui kunjungan media di Tribuntimur serta Prambors mereka akan dilihatkan langsung kerja-kerja media. Di Tribun mereka akan melihat proses panjang sampai koran itu dicetak, dan di Prambors mereka akan melihat bagaimana seorang penyiar profesional menyiar,” katanya. Sebagai penutup kegiatan, peserta juga akan dimanjakan dengan fasilitas widyawisata di Malino. Jika selama dua hari sebelumnya peserta disibukkan dengan deadline tugas sehabis materi, kini saatnya mereka diberikan waktu untuk bersantai dan melepas penat di Hutan Pinus Malino. Setiap kelompok juga akan menampilkan keterampilannya masing-masing melalui agenda showtime.(ben)

"KATA MEREKA"

Muh. Fadhil Aqilah

"Kegiatan ini juga memberikan banyak pengalaman dan pembelajaran baru kepada para peserta terutama dalam hal jurnalistik dengan konsep kegiatan yang sangat berbeda dan tidak akan di dapatkan di organisasi lainnya"

"Kita juga dapat bertemu dengan banyak orang sehingga dapat menambah lingkup pertemanan. DJMTD kemarin tidak hanya materi yang di berikan tetapi kita langsung terjun kelapangan sehingga ilmu yang didapat, dapat langsung di praktekkan"

Ema Humaera

"Bagi saya ini merupakan salah satu agenda yang bertujuan sangat baik bagi mahasiswa yang benar ingin menambah wawasan dalam bidang jurnalis, dan kegiatan ini salah satu bentuk membentuk kader-kader lanjutan yang akan menggantikan pengurus Muhammad Khadafi selanjutnya demi tujuan UKM ini"

www.profesi-unm.com


WAWANCARA KHUSUS 13 Profesi Edisi 237 Januari Tahun MMXX 2020

www.profesi-unm.com

Jutaan Orang Bahkan Tidak Menyadari Beberapa kasus tersebut tentunya masih menjadi catatan kelam bagi Indonesia. Padahal HAM sendiri adalah hak yang sudah melekat dari lahir di setiap pribadi manusia. Pemerintah dianggap belum hadir dan belum berperan penuh untuk menjawab kasus-kasus tersebut. Berikut kutipan wawancara khusus Reporter Profesi, Muh. Ilham Akbar dengan Direktur Lokataru Fondation Hariz Ashar yang merupakan seorang aktivis HAM yang ada di Indonesia usai membawakan materi dalam Seminar Nasional Pendidikan yang dilaksanakan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (BEM FIP) UNM. Apakah di Indonesia sudah memenuhi atau menjalankan konsep HAM? Gak, masih banyak pelanggaran HAM dan masih banyak ketiadaan penyelesaian pelanggaran-pelanggaran HAM tersebut. Dari masalah-masalah yang masa lalu sampai hari ini masih banyak terjadi. Berapakah presentase penegakkan HAM di Indonesia? Kalau ditanya presentasenya saya gak tau, tapi kalau melihat indeks hukum dan HAM. Indonesia di bawah lima semua. Dari tahun ke tahun, terutama memburuk di jaman Jokowi sekarang. Berarti ada kemerosotan dari tahun ke tahun? Merosot banget. Gini, instrumen-instrumen HAM di Indonesia itu udah banyak, institusi-institusi udah banyak, tetapi praktek pelanggara HAM juga tambah banyak. Jadi ada yang tidak sinkron, aturannya ada, prakteknya justru memburuk. Ruang kebebasan masyarakat sipil makin memburuk.

BIODATA

Menurut Bang Azhar apa penyebab dari kemerosatan itu? Yah karena kepemimpinan Jokowi ini dan rezim-

nya, bukan rezim yang punya pemahaman dan keberpihakan terhadap HAM dan oleh karenanya mereka tidak menerapkan prinsip-prinsip hukum, HAM dan demokrasi kedalam kebijakan-kebijakan. Hanya itu yang penting cari untung dan memperkaya diri semua. Khusus Lokataru apakah sudah pernah menangani kasus HAM di kampus? Oh, buka aja di situs Lokataru foundation soal kekerasan akademik. Nanti bisa dikutip di medianya. Bagaimana melihat fenomena kekerasan akademik yang terjadi di kampus? Kebebasan akademik di Indonesia itu terancam sudah sejak lama. Tapi di era semakin memburuk karena kebijakan-kebijakan pembangunan ini banyak yang mengandung pelanggaran HAM dan komunitas akademik itu bangkit bukan untuk mengkritik yah. Bukannya kebijakan pembangunan yang diperbaiki tapi justu malah jadi sasaran serangan.

Bagaimana kampus itu bisa menjadi tempat awal membangun kesadaran HAM? Pertama sih saya pikir. Gak usah panik, menyerah atau mundur yah, atau takut gitu gak usah, tapi terus aja. Saya pikir memang represif awal itu muncul dari kampus sih, pihak kampus sendiri begitu. Dari mulai rektorat,

tapi mereka itu kan sebetulnya hanya suruhan dari kebijakankebijakan pusat. Yang kedua terus bekerja untuk masyakarat, terus mengambil informasi dari masyarakat dan juga yang berikutnya lagi terus mengawasi negara yang membuat kebijakan dan pembangunan yang justru membahayakan dan itu tetap harus dikritik karena dengan terus menerus lama-lama kampus akan sadar dan berpihak. Yang terakhir, bagaimana pandangan Bang Azhar terhadap masih terjadinya penindasan senior kepada junior di kampus? Itu kebodohan dan kebiadaban senior terhadap junior itu. Junior tuh mustinya diajak dan dididik menggunakan pendidikan egalitarian, diajak samasama, memiliki dan cerdas

dikan adalah membebaskan diri dalam menyusun argumentasi serta membangun komunikasi. Dan jangan takut dituntut radikal. Ilmu pengetahuan dibangun karena adanya saintific radikal. Kita tdak akan maju tanpa adanya perkembangan ilmu pengetahuan. (*)

Foto: Muhammad Ilham Akbar. B

Indonesia hari ini masih banyak menyimpan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang belum bisa diselesaikan. Baik dalam skala besar atau kecil. Misalnya, kasus Peristiwa Trisakti, Tragedi Semanggi, kasus Pembunuhan Aktivis HAM Munir, hingga kasus Penculikan Aktivis 98 yang sampai saat ini belum menemui titik terang.

bers a m a bukan malah melakukan represif jadi perlu ditolak. P e s a n Bang Azhar untuk mahasiswa sekarang? Peran pendi-

Nama lengkap: Haris Azhar Lahir: Jakarta, 10 Juli 1975 Pendidikan • S1 Sarjana Hukum, Universitas Trisakti (1999) • S2 Magister Filsafat, Universitas Indonesia, Tidak selesai • S2 MA, Dalam Teori Hak Asasi Manusia dan Praktek, University of Essex, Inggris (2010) Karir • Sukarelawan Divisi Advokasi, Kontras 1999 • Anggota Staf Monitoring & Biro Riset, Kontras • Kepala Dokumentasi Penelitian Biro, Kontras • Kepala Riset, Investigasi dan Biro Database, Kontras • Wakil Koordinator Kontras • Koordinator Kontras 2015

www.profesi-unm.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


14 SENI BUDAYA www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 237 Januari Tahun MMXX 2020

The GodFather, Kisah Kelam Bisnis Ilegal *Dewan Ghiyats Yan Galistan

Novel 'TheGodFather' merupakan sebuah karya seorang penulis yang bernama Mario Puzo, cerita awal dari novel ini bercerita tentang 5 keluarga mafia di Kota New York, Amerika Serikat. Dimana lima keluarga mafia ini mengendalikan bisnis ilegal, menguasai dunia bawah tanah yang dipenuhi dengan permasalahan yang muncul mulai dari perang antar keluarga mafia, dan kejahatan lainnya. Kelima keluarga mafia ini adalah Corleone, Barzini, Tattaglia, Cuneo, dan Stracci, yang dimana semua keluarga mafia tersebut dipimpin oleh para petinggi keluarga mafia yang sangat terkenal dengan kekejamannya dalam mengendalikan bisnis ilegal yang telah diatur dengan sedemikian rupa dan bekerjasama dengan pihak pengacara, kepolisian di kota tersebut. Tapi ada salah satu pemimpin keluarga mafia yang sangat terkenal dan disegani oleh kawannya maupun lawannya di dunia mafia. Ia adalah Don Vito Corleone (Godfather) pria yang bernama asli Vito Andolini (1892-1955) yang lahir di Corleone, Sisilia, Italia adalah pemimpin mafia yang terkenal dengan kerendahan hatinya, berjiwa sosialis, seorang pemimpin yang berpikir secara logis, lembut kepada wanita, tidak gegabah dalam mengambil keputusan, dan paling senang bersahabat kepada siapapun dan tidak mengenal latar belakang, baik si miskin maupun hingga konglomerat. Don Vito Corleone dikenal sebagai pemimpin keluarga yang sangat kolot oleh lawannya karena tidak mau bekerjasama dalam dunia bisnis narkotika dan hal-hal yang sulit dibantu di kepolisian. Namun, dibalik sosoknya yang lemah lembut, ia m ampu mengendalikan dunia bisnisnya dengan baik dan mendapatkan penghasilan diatas rata-rata dari penghasilan keluarga

mafia lainnya. Salah satu putra dari Don Vito Corleone yang bernama Michael Corleone merupakan anggota wajib militer angkatan udara Amerika Serikat. Ia sedang berlibur dan menyempatkan untuk menghadiri pesta pernikahan adiknya bersama sang kekasih, Kay Adams. Diantara semua saudaranya, Michael lebih memilih menjadi anggota militer dan mengabdi kepada negaranya ketimbang memilih membantu Ayahnya untuk melanjutkan bisnis keluarganya. Akan tetapi, anak sulung dari Don Vito Corleone, Sonny tidak setuju dengan keputusan dari adiknya, menurutnya Michael harus menjalankan roda bisnis keluarganya. Dalam diskusi keluarga Corleone, Sonny menanyakan kembali dengan keputusan dari adiknya dan Michael bersikukuh dengan keputusannya yang sudah bulat. Pertengkaran kakak dan adik pun pecah. Dalam pembicaraan tersebut, Solozzo mengatakan sudah mendapatkan perlindungan dari keluarga Tattaglia untuk kelancaran bisnisnya dan meminta perlindungan pihak Corleone untuk kelancaran bisnis narkobanya serta mengajak bekerjasama untuk bisnis narkotika tersebut. Akan tetapi, Don Vito Corleone menolak tawaran tersebut dan membuat geram sang bandar narkoba tersebut. Dari penolakan tersebut, Solozzo menyimpan rasa dendam terhadap sang Don Corleone hingga akhirnya dia mengutus dua orang untuk menembak dan berencana membunuh Don

Vito Corleone. Hingga akhirnya GodFather ditembak di salah satu kawasan pasar buah dan membuat sang Godfather tersebut jatuh dan terluka seketika, namun nyawanya tetap selamat hingga akhirnya di bawa ke

Corleone. Michael dikepung oleh polisi dan dituduh oleh kepala kepolisian saat itu yang bernama Kapten Mark McCluskey untuk melakukan sabotase di rumah sakit tersebut. Puncaknya saat diadakan pertemuan di sebuah restoran antara salah satu anak Godfather Michael Corleone dengan Solozzo dan kepala kepolisian Mark McCluskey yang sudah disuap. Michael membunuh kedua orang tersebut dengan menembaki dengan senjata rakitan yang sebelumnya senjata tersebut disembunyikan oleh loyalis keluarga Corleone di dalam WC restoran tersebut. Akibatnya Michael harus mengasingkan diri keluar dari Amerika Serikat untuk beberapa tahun demi keselamatan jiwanya. Hingga Akhinya berita pembunuhan tersebut ditulis di koran New York Times dan tersebar luas di Amerika Serikat. Mendengar hal tersebut para keluarga Corleone menyembunyikan kabar tersebut dengan rapat kepada Don Judul: The Godfather (Sang Godfather) Vito Corleone yang sedang Penulis: Mario Puzo melakukan perawatan jaPenerjemah: B. Sendra Tanuwidjaja lan di rumahnya. Pada Penerbit: Gramedia Pustaka Utama akhirnya Godfather dalam Cetakan: September 2006 keadaan sakit mencari dan Tebal: 680 hlm menanyakan keberadaan Michael, namun anak angkat Vito, Tom Hagen menrumah sakit terdekat. gatakan bahwa Michael keluar Teror demi teror terus meng- kota untuk tugas penting, akan hampiri Don Vito Corleone. Men- tetapi Don Vito tidak mempergetahui sang Ayah dalam teror cayai hal tersebut.. pembunuhan, maka anak ketiga Tetapi perjalanan cinta di Italia Vito, Michael berencana menyela- tersebut tidak berjalan lama, ternyamatkan Ayahnya di rumah sakit. ta musuh keluarga Corleone sudah Pada saat menyelamatkan Ayahn- menyuap salah satu bodyguardya, rumah sakit dalam kondisi nya (Fabrizio) yang menempatkan kosong dan sudah direncanakan bom di mobil yang dikendarai oleh sebelumnya oleh musuh keluarga istrinya yang cantik tersebut, saat

istrinya hendak belajar menyetir mobil tersebut dan bom itu meledak saat Apollonia memutar kunci kemudi mobil. Beberapa hari kemudian Sonny, anak tertua Godfather mendapatkan sebuah pesan telepon yang membuat dia emosi dan tempramental hingga akhirnya ia keluar dengan membawa mobil dengan cepat, namun naas ketika ia di perbatasan kota, Sony ternyata dijebak dan hingga akhirnya tewas ditembak oleh sekelompok orang tidak dikenal. Don Vito Corleone yang sementara dalam proses pemulihannya, menangis karena mendengar anak tertuanya tewas ditembak dan ia pun melihat jenazah Sonny yang sudah terbujur kaku. Selang beberapa hari kemudian, Vito meminta kepada Don Barzini untuk melakukan pertemuan dengan para kepala keluarga. Dalam perundingan tersebut Don Vito Corleone dan Don Philip Tattaglia dihelat untuk menghentikan konflik dan pertumpahan darah. Pertumpahan darah sudah memakan banyak orang-orang penting dari kedua keluarga dan Godfather juga kehilangan putra tertuanya, Sonny Corleone dan Don Philip Tattaglia juga kehilangan putranya yang bernama Bruno Tattaglia. Dengan lapang dada, Don Vito bertekad tidak akan balas dendam atas kematian Sonny, anak sulungnya. Dan dia pun bersedia untuk kerjasama dengan keluarga mafia lainnya, bahkan dia tidak sanggup menolak mengelola bisnis narkoba dengan persyaratan tidak diedarkan di sekolah dan diedarkan kepada kaum negro di seputaran kota New York.Pada perundingan ini.(*)

Untukmu Pembenci Agama

Tentang Sengsara Terkait derita Tiada secuil Cahaya Tertindih sayatan luka Tutur kehilangan makna Tirai tertutup selamanya Terorisme dituduh berkala Tanpa bukti menyata Urai data, ungkap fakta, saji berita

Titik amarah terkirim ke Angkasa Terpaut awan di alam nirwana Trans indah menuju surga Trik jahat kolaboratif menuai neraka Transparansi regulatif berbentuk apa Tuduh-menuduh oleh kalangan tak suka agama

Tuding-menuding oleh kalangan oleh pihak tanpa taqwa Terang disebut gulita Tipuan iblis disangka lentera Untukmu pembenci agama *M. Syahrul Yasin, Penulis adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah UNM, angkatan 2018

www.profesi-unm.com


PROFESIANA 15 Profesi Edisi 237 Januari Tahun MMXX 2020

www.profesi-unm.com

Awas Jebakan Calo Maba Malang nian nasib Yasmin salah satu dari tiga mahasiswa baru (maba) yang terbuai dengan janji manis calo. Harapan besarnya untuk berkuliah di Universitas Negeri Makassar (UNM) terpaksa harus dikubur dalam-dalam. Mereka adalah korban penipuan salah satu mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) berkedok asisten dosen. Nur Taufik Hidayat, mahasiswa angkatan 2012 mengaku bisa meloloskan siapa saja yang ingin masuk, melalui jalur ‘orang dalam’. Gagal di tes akhir, atau jalur mandiri membuat Yasmin terpaksa menempuh jalur ini. Dirinya dan orang tuanya mengaku terbuai dengan janji yang diutarakan Taufik saat mendatangi rumahnya seusai tes mandiri. “Saya kenal dari teman kak, mengaku dia jadi asisten dosen dan menjanjikan kelulusan ke saya kak. Jadi, saya kasih mi alamat rumah ku, dan datang langsung bicara sama bapak ku,” tuturnya. Jaminan kelulusan bagi Yasmin tentunya tidak bisa ia dapatkan secara cuma-cuma. Yasmin mengungkapkan, ada harga yang harus ia tebus kepada Taufik. Status palsu Taufik sebagai asisten dosen tampaknya ia manfaatkan untuk meluluhkan Yasmin dan orang tuanya.

“Kak Taufik suruh bayar 12 juta kak. Jadi pada saat itu, orang tua ku bayar setengah dulu, sebagiannya lagi nanti ditransferkan,” ungkapnya. Namun, kedok Taufik mulai tercium saat ia hanya memberikan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) kepada Yasmin. Padahal, dalam perjanjian, Taufik bersedia memfasilitasi Yasmin agar bertemu Ketua Jurusan PGSD, Muhammad Irfan tak kunjung juga ia realisasikan. Taufik hanya bisa mengelak dan memberikan sejuta alasan untuk Yasmin. “Jadi ini kak taufik janji-janji terus, bilang kenapa ki nda bisa ki ketemu dengan pak Irfan nah pak Irfan pi acc itu, jadi saya nekat ma sama teman ku untuk ketemu sama pak Irfan” jelasnya. Setelah bertemu dengan Muhammad Irfan, Yasmin baru menyadari bahwa dirinya telah ditipu oleh Taufik. Irfan mengaku sama

sekali tidak pernah membicarakan hal ini sebelumnya. Bahkan, ia juga menjelaskan jika NIM yang dibawa oleh Yasmin sekarang adalah kepunyaan mahasiswa lain yang statusnya masih aktif. “Nabilang pak Irfan saya tidak pernah berhubungan begitu sama dia, ini juga NIM yang saya bawa pada saat itu ternyata punya mahasiswa lain dan ini mahasiswa masih kuliah disini, dan dia sudah saya DO, karena dulu sudah kedapatan memalsukan nilai, mungkin sakit hati mi jadi saya na bawa-bawa” katanya. Setelah dikonfirmasi, Muhammad Irfan membenarkan kejadian ini. Namun ia hanya menyarankan agar korban melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian. Ia beranggapan, penyelesaian kasus seperti ini sudah tidak berada lagi pada wilayah universitas. “Memang ada tapi kita mau apa kita sarankan ke polisi. Bukan urusan kita, kita di prodi hanya melayani mahasiswa. Kalau urusan begitu urusan polisi dan cari orang bersangkutan. Lapor polisi baru kesini,” tuturnya. Lanjut, ia juga menghimbau agar tidak mudah percaya dengan orang yang menjamin kelulusan kepada calon maba. “Cuma baru kemarin saya sam-

Akreditasi Sudah A Kelas Masih “Ekonomi” Menjadi salah satu kampus unggul berakreditasi A tentunya membuat Universitas Negeri Makassar menjadi kampus impian bagi para calon mahasiswa utamanya di Sulawesi Selatan. Dengan ekspektasi, ia bisa menikmati fasilitas kampus yang lengkap dan menenangkan. Namun apa jadinya, jika kenyataannya berbanding terbalik dengan ekspektasi? Hal tersebut dialami oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM). Fasilitas yang merupakan hal terpenting sebagai penunjang proses belajar mengajar efektif seringkali tak cukup memenuhi proses perkuliahan. Keluhan mengenai fasilitas kampus datang dari presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIS, Vivin Nugrika. Ia mengungkapkan, kondisi kelas yang penuh sesak sudah menjadi hal biasa. Bahkan, kondisi tersebut sudah ia rasakan sejak mahasiswa baru. “Sudah jadi kebiasaan itu sejak mahasiswa baru, 70 hingga 80 orang satu kelas. Dipaksakan begitu jadinya numpuk di belakang dan sesak. Yang jelasnya kelas seperti ini sangat tidak efektif,” ungkapnya kepada wartawan Profesi. Mahasiswa Program Studi (Prodi) Sosiologi ini menamwww.profesi-unm.com

bahkan, keseluruhan ruang kuliah yang ada di fakultasnya hanya berjumlah 18 ruangan. Ke-18 ruangan tersebutlah yang kemudian digunakan secara bergantian oleh seluruh mahasiswa dari sembilan program studi yang ada. Sehingga untuk mensiasati hal tersebut, tak jarang mahasiswa harus terpaksa berkuliah di perpustakaan ataupun Gedung Bahasa Arab. “Total kelas yang ada di FIS berjumlah 18, tapi selain itu ada juga yang kuliah di perpustakaan dan Gedung Bahasa Arab,” tuturnya. Tak hanya itu, keluhan juga datang dari salah satu mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah, Muhammad Akbar. Sama seperti yang dikeluhkan Vivin, Muhammad Akbar mengaku kelasnya tak pernah diisi kurang dari 68 orang sejak dirinya masih mahasiswa baru. Ia menganggap, kondisi tersebut sangat tidak nyaman untuk proses perkuliahan. “Meskipun ada dua buah AC di kelas kami, tetap saja kelasnya panas, sumpek dan ribut, karena melebihi kapasitas, bahkan dosen juga sering mengeluh begitu,” katanya. Muhammad Akbar menambahkan, dirinya bersama BEM-Maperwa kerap mengeluhkan kondisi ketidaknyaman tersebut kepada birokrasi. Na-

mun birokrasi hanya menjanjikan bahwa gedungnya akan ditambah. Faktanya, hingga kini tak ada penambahan gedung yang terlihat, yang ada hanya menumpang kuliah di beberapa ruangan yang dimiliki oleh perpustakaan dan Gedung Bahasa Arab. “Sudah kami keluhkan ke pihak birokrasi, katanya nanti gedungnya ditambah, itu yang selalu diutarakan pihak birokrasi. Saya berharapnya ada betul penambahan kelas, khususnya ini pendidikan sejarah,” tambahnya. Saat dikonfirmasi, Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan (WD II) FIS, Najamuddin dengan tegas membantah kabar kurangnya kelas di fakultas yang ia pimpin tersebut. Menurutnya, ruangan yang FIS miliki memang ruangan-ruangan yang besar, didesain agar muat 70 orang mahasiswa. “Tidak ada masalah, cukupji kelasnya, sudah ada juga kelas di Perpustakaan dan di Gedung Bahasa Arab. Saya kira itu sudah kondusif karena memang kelasnya didesain supaya muat 70 orang di dalam, “ tegasnya kepada wartawan Profesi saat ditemui di ruangannya, Rabu (4/12). (ade)

ilustrasi: SUPRIADI

paikan, wallahualam tapi kalau yang saya dengar ada yang bisa urus. Wallahualam kita selalu menghimbau jangan percaya. Di PGSD tidak ada bisa kasih masuk kecuali memang melewati jalur yang sudah ditentukan,” imbaunya. Muhammad Irfan juga menjelaskan bahwa Taufik sebenarnya sudah tidak berstatus

mahasiswa aktif. Sehingga sanksi akademik sudah tidak bisa diberlakukan lagi. “Tahun lalu kalau tidak salah di DO memang sebelum ada kasusnya karena 3 semester tidak bayar, jadi tidak bisa kita berwikan sanksi maka saya bilang lapor di polisi kecuali mahasiswa yang melakukan itu lain lagi ceritanya,” jelasnya. (una)

Flamboyan Tak Seindah Namanya Setiap orang yang hendak memberikan nama, pasti terkandung maksud dan pengharapan. Mungkin, hal ini tidak berlaku bagi Gedung Flamboyan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM). Alih-alih indah dan megah seperti arti namanya, gedung tesebut malah menjadi sarang tumpukan sampah. Sampah memang masih menjadi masalah besar di FIS. Tidak adanya penampungan sampah yang memadai, dan kurangnya perhatian dari birokrat kampus akhirnya berdampak dengan dibuangnya sampah sembarangan. Kondisinya yang kian hari tidak terurus, tak jarang menimbulkan bau tidak sedap di lingkungan kampus. “Akibat gunung sampah ini kondisi belajar menjadi terganggu karena aroma menyengat yang menyeruak ke kelas-kelas. Selain itu gunung sampah ini juga mempersempit lokasi parkir mahasiswa yang berdekatan dengan area sekretariat organ mahasiswa,” kata Vivin Nugrika Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIS. Vivin sapaan akrabnya, menilai masalah ini seharusnya menjadi tanggung jawab pimpinan fakultas. Ia mengungkapkan, penyebab menumpuknya sampah sebab tidak adanya mobil sampah yang seharusnya disediakan. Sampah hanya dibiarkan menumpuk lalu kemudian dibakar. “Beberapa kali juga sempat aksi mengangkat isu ini, hasilnya birokasi kemudian mengadakan tong-tong sampah dibeberapa tempat, akan tetapi hal tersebut rupanya tidak menjadi solusi berarti,” ungkapnya.

Mahasiswa Jurusan Sosiologi ini sendiri mengaku sudah seringkali menggelar unjuk rasa akibat permasalahan lingkungan ini. Namun, pihak birokrat hanya menjanjikan pengadaan bak sampah untuk kedepannya. "Sudah dialog akademik bersama dengan birokrat. pimpinan fakultas mengatakan sudah ada kerja sama dengan Pemerintahan Kota (Pemkot) untuk pengadaan bak sampah. Sisa menunggu ditindak lanjuti karena sudah ada bukti surat yang ditembuskan ke kami," ujarnya. Menanggapi hal tersebut, Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum (WD II), Najamuddin, membenarkan bahwa pihak fakultas telah mengambil sikap mengenai tumpukan sampah ini. Saat ditemui diruangannya, ia menjelaskan, surat permintaan bak sampah sudah diajukan ke Pemerintahan Daerah (Pemda) sejak tanggal 26 November 2019 lalu. Namun, ia mengaku tidak bisa memastikan kapan tepatnya bak sampah itu benar-benar diperadakan. “Kita ini hanya berharap dari Pemda. Kita tidak bisa janji,” . Saat ditanya mengenai langkah awal yang akan diambil sembari menunggu datangnya bak sampah, Najamuddin tidak memberi solusi apa-apa. Menurutnya, upaya mendatangkan bak sampah dari Pemda itu sudah merupakan solusi. “Yang pentingkan kita sudah berusaha. Nanti kalau bak sampah sudah ada berati kami nanti akan sewa, bukannya gratis. Upaya awalnya itu, kita menunggu bak sampah dari pemda,” Tangkasnya. (iqa) Urai data, ungkap fakta, saji berita


16 PERSONA

Profesi Edisi 237 Januari Tahun MMXX 2020

www.profesi-unm.com

Dari Tarkam Hingga Timnas

Foto: Muhammad Ilham Akbar. B

Sejak pertama kali bermain futsal pada saat di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Wahyu Eko Prasetyan nampaknya langsung jatuh cinta dengan olah raga si kulit bundar ini. Memulai karirnya dari pertandingan antar kampung (tarkam), karir pria kelahiran Tulungagung ini terus melejit. Kemampuannya yang terus berkembang mengantarkan ia untuk masuk ke Tim Nasional (Timnas) U-20 jelang ajang AFC Futsal Championship 2019. Untuk bisa sampai kesana, tentunya bukanlah hal yang mudah. Penampilannya yang konsisten saat merumput di lapangan bersama klubnya, membuat pemain yang berposisi sebagai pivot ini bisa terpanggil membela garuda. Hingga tak jarang, berpindah dari kota ke kota menjadi makanannya. “Untuk proses bisa lolos Timnas karena kemarin bermain di liga

profesional dan alhamdulillah bisa bermaian dengan apik dan stabil sehingga bisa terpantau untuk mengikuti seleksi timnas tahun 2019," bebernya. Sebagai atlet muda, mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pendidikan Jasmani (Dikjas) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) ini mengungkapkan kunci suksesnya bermain ciamik. Ia mengatakan, dorongan dan motivasi dari kedua orang tuanya menjadi bahan bakar semangat untuk menampilkan yang terbaik di atas lapangan. "Yang memotivasi adalah kedua orang tua, yang mendoakan dan mendukung, terus, support dari pelatih juga sangat berperan penting bagi diri sendiri," katanya. Bak pemain profesional yang lainnya, Jawa sapaan akrab Wahyu Eko Prasetyan pun pernah mengalami cidera saat bermain. Namun, hal itu tak membuatnya kapok bermain. Kecintaanya akan dunia futsal membuatnya siap dengan segala resiko yang daban hari akan ia dapat. “"Pernah mengalami cidera parah pada saat latihan, saat itu saya dilarang main dan latihan sembari menunggu kondisi cedera bisa normal kembali, karna memang tidak bisa main sama sekali," ungkapnya.

Bermain di klub profesional membuat mahasiswa angkatan 2017 ini bisa lebih mandiri. Ia mengaku, beban oran tua sedikit demi sedikit bisa ia tutupi dari hasil futsalnya. Bahkan, untuk uang sehari-hari, Wahyu tak lagi mau meminta kepada orang tuanya. "Alhamdulillah kalau uang jajan bisa tertutupi sendiri dari hasil bermain futsal, kalau untuk uang kuliah persemester sih ada bantuan orang tua sedikit itu yang saya tambah untuk bayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) ku," imbuhnya. Lanjut, untuk kedepannya Wahyu berharap bisa bermain di level Timnas senior. Tak hanya itu, ia juga menginginkan bisa selesai tepat waktu tanpa memberatkan kedua orang tuanya lagi. "Cita-cita nantinya agar bisa bermain di Timnas senior dan bisa selesai dengan tepat waktu lalu kerja," tambahnya.(rik)

BIODATA

Nama: Wahyu Eko Prasetyan Tempat Tanggal Lahir: Tulung Agung, 12 Juli 1999 Posisi: Pivot Prestasi: 1. Juara 1 Pekan Olahraga Daerah 2. Juara 1 Liga Futsal Nusantara Regional Sulsel 2017 3. Juara 2 Liga Futsal Nusantara Tingkat Nasional 2017 4. Juara 2 UITM Futsal Internasional Championship 2017 5. Juara 2 pekan Olahraga Mahasiswa 2019

Pernah Tak Percaya Diri Dengan Postur Tubuh

Urai data, ungkap fakta, saji berita

halangannya. Dituntutnya ia untuk tampil membawakan tarian adat khas Bantaeng sempat mendapat kecaman dari orang tuanya. “Sebelum pergi, saya hubungi dulu orang tua ku. Tapi respon ibu tidak bagus. Takutki kalau ku bawakan ini tarian nanti ada sesuatu yang mengikut di saya, karena memang ada unsur mistis di tarian ini,” ungkapnya. Setelah kejadian itu, Wida mengaku pasrah. Beruntung ada salah satu senior yang menyarankan ia untuk membawakan tari adat yang lain. Tak butuh lama bagi Wida untuk mempelajari tarian tersebut. Hanya butuh waktu delapan jam sehingga ia menguasai tarian tersebut. “Untung ada senior ku yang sarankan tarian lain, karena dia pernah ikut kegiatan yang sama dengan saya tahun lalu,” aku mahasiswa Jurusan Sosiologi ini. Dipaksanya Wida untuk menguasai segala hal tentang daerahnya membuat ia harus belajar super ekstra. Ia juga mengungkapkan ketakutannya jika nantinya akan mengecewakan nama Bantaeng di Manado nanti. “Takutnya bikin malu bawa nama Bantaeng kalau seperti itu.

Seperti kata pepatah, usaha tidak akan menghianati hasil. Begitu pula hal yang dialami Wida. Bersama 12 orang perwakilan Sulsel lainnya. Ia berhasil membawa nama harum Sulsel pada ajang tersebut. Ia dan temannya berhasil meraih juara 3 lomba stand terbaik. Banyaknya haling rintangan yang sempat dialami Wida juga tak membuatnya kapok. Ia mengatakan akan terus mengikuti kegiatan semacam ini di kemudian hari. “Rencana mau lagi masuk kegiatankegatan semacam” katanya dengan nada penuh semangat.(zil)

Foto: Muhammad Ilham Akbar. B

Salah satu kunci sukses adalah percaya diri. Berusaha untuk menerima kondisi realitas yang dihadapi adalah kuncinya. Tunjukkan kepada orang bahwa kau bisa di tengah kekurangan yang kau miliki. Kalimat inilah yang selalu dipegang teguh Nadia Widyasari. Meski kekurangan dalam hal postur tubuh, semangat dara kelahiran Bantaeng ini tidak lantas langsung ciut. Baru-baru ini, Nadia didaulat menjadi Duta Pemuda Indonesia untuk Sulawesi Selatan (Sulsel). Ia terpilih bersama 12 kontestan lain yang juga dinyatakan lolos pada ajang Jambore Pemuda Indonesia 2019. “Dari 12 orang yang lolos dan terpilih di setiap kabupaten saya juga ikut, awalnya saya sempat ragu sih bisa terpilih. Karena dibandingkan yang lain, postur tubuhku yang paling kecil,” kata mahasiswa angkatan 2017 ini. Semangat perempuan yang disapa Wida dalam mewujudkan mimpinya sangat patut diacungi jempol. Tidak hanya postur tubuh yang menjadi kendala Wida dalam mengarungi ajang yang diadakan Kementrian Pemuda dan Olahraga ini. Terbukti saat tak direstuinya ia untuk mengikuti ajang ini juga pernah menjadi

BIODATA

Nama: Nadia Widyansari Tempat Tanggal Lahir: Bantaeng, 19 Juli 1999 Hobi: Menari Riwayat Pendidikan: SDN 42 Bateballa Mts. Ma’arif Lasepang SMKN 1 Bantaeng Pendidikan Sosiologi UNM

www.profesi-unm.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.