
5 minute read
Lamongan Terapkan Kurikulum Kearifan Lokal
LAMONGAN (NG) – Bersamaan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 2 Mei, Dinas Pendidikan (Diknas) Lamongan tidak hanya diisi dengan acara seremonial. Diknas setempat juga melaunching kurikulum berbasis kearifan lokal (Kulamba Kekal) yang ditanda tangani Bupati Yuhronur Efendi usai prosesi upacara Hardiknas di Alun-alun Lamongan, Selasa (2/5/2023).
Kurikulum khusus Kabupaten
Advertisement
Lamongan tersebut memiliki tujuan utama untuk membentuk generasi bangsa yang berwawasan global, dan bangga akan kearifan lokal. Sebagai kuri kulum pertama di Indonesia, Kulamba Kekal akan diimplementasikan beriringan dengan kurikulum merdeka belajar, sesuai dengan tujuan dari kurikulum merdeka belajar yakni menekankan pembelajaran mendalam untuk mengembangkan karakter dan kompetensi anak bangsa.
“Bidang pendidikan harus fleksibel terhadap kemajuan zaman. Melalui kurikulum merdeka belajar yang dilengkapi dengan Kulamba Kekal akan mencetak sumber daya manusia yang unggul dalam wawasan global dan lekat dengan jiwa kearifan lokal,” ungkap Bupati Lamongan, Yuhronur
Efendi dalam sambutannya sebagai inspektur upacara Hardiknas 2023. Yuhronur membeberkan, poin-poin yang termuat dalam Kulamba Kekal terdiri dari kearifan lokal mulai dari sektor makanan khas, adat, tradisi, tarian daerah, nyanyian daerah, dan lainnya. Semua poin yang tercantum akan dijadikan mata pelajaran sejak tingkat usia dini (PAUD).
Menurut Kepala Diknas Lamongan, Munif Syarif, inovasi kurikulum ini untuk membekali anakanak di Lamongan agar lekat dengan budaya dan tradisi yang ada di Lamongan. Hal tersebut merupakan upaya mendidik anak agar berjiwa nasionalisme. trb
Rencana Pembangunan Bendungan Karangnongko
Ganti Untung Dipertanyakan Warga
BOJONEGORO (GN) – Ratusan warga di dua desa yang terdampak rencana pembangunan Bendungan Karangnongko kembali mempertanyakan proses ganti untung yang ditawarkan pemerintah setempat. Bahkan, warga mengaku resah jika ganti untung yang ditawarkan tidak cukup dipakai untuk membeli tanah atau rumah hunian baru.
Keluhan ini disampaikan warga terdampak di Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo. Sugianta warga Desa Ngelo mengaku, masyarakat di desanya hingga kini masih resah. Warga kebingungan mencari lahan baru dan menilai klausul ganti untung belum tentu cukup membeli tanah di luar desa.
Sugianta mengatakan, sebagian besar warga di tiga dusun mengaku kebingungan mencari lahan baru. Berdasar hasil sosialisasi pertama pada 4 Januari lalu, sudah menyampaikan keingininan warga kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik (KLHK). Namun, Kamis (27/4/2023) lalu, mendapat pengumuman dari pemerintah desa (pemdes) bahwa keinginan tersebut ditolak. “Belum tentu tanah di Desa Ngelo setelah di-appraisal sepadan dengan harga tanah di luar desa,” terang Sugianta, Rabu (3/5/2023).
Dia menambahkan, masyarakat menghendaki lahan pengganti berdekatan dengan lokasi bendungan. Hingga saat ini, sebagian besar masyarakat juga belum mengetahui akan pindah ke mana, karena berdasar informasi diperoleh warga hanya mendapatkan ganti untung. Namun, tidak mendapatkan tanah pengganti.
Kepala Desa Ngelo Tri Maryono mengatakan, terdapat 178 kepala keluarga (KK) terdampak. Saat ini menunggu keputusan hasil sosialisasi lanjutan 11 Mei 2023 mendatang, untuk menentukan langkah selanjutnya.
“Rencananya 11 Mei nanti akan ada sosialisasi lagi,” ujarnya.
Di tempat terpisah, keluhan yang sama juga dirasakan warga Desa Kalangan, terkait rencana pembebasan lahan proyek Bendungan Karangnongko. “Sampai sekarang masih tahap sosialisasi terus. Belum tahu kapan proses pembangunan,” tutur Kades Kalangan Kasmani.
Bahkan, kata Kasmani, warga beberapa kali mempertanyakan jadi tidaknya pembangunan bendungan. “Ada yang mengira tidak jadi,” tuturnya. Tidak hanya itu, Kasmani juga menyampaikan, relokasi dan ganti untung juga dipertanyakan oleh warga. Sebab, awal kuesioner disepakati relokasi. Namun, saat sosialisasi berubah menjadi ganti untung.
Ironinya, hingga saat ini warga belum mengetahui berapa besaran ganti untungnya yang ditawarkan pemerintah. “Sebenarnya warga tidak ingin pindah dari tanah kelahiran. Tapi sampai saat ini relokasi belum jelas. Warga berharap disediakan tanah di Perhutani,” ujarnya. Kasmani mengatakan, warga meminta pengukuran ulang luas lahan meski telah bersertifikat. “Luas lahan berdasar data sudah, namun pastinya di lapangan mengacu satuan tugas (satgas) kan belum,” ujarnya.. rad
Anggap Kades Tak Bersalah, Warga Bunut Geruduk Lapas Tuban
TUBAN (GN) - Puluhan warga
Desa Bunut, Kecamatan Widang Tuban menggeruduk lembaga pemasyarakatan (lapas) Kelas IIB Tuban. Mereka menuntut agar bisa membesuk Kades Budi (42) yang ditahan atas dugaan korupsi.
Namun, tuntutan mereka tak kesampaian lantaran tidak mendapat izin dari pihak lapas. Sebab, tahanan masih dalam masa karantina. Warga lantas memilih bertahan dengan duduk-duduk di luar lapas. Salah satu warga, Kenda Arrosyid mengatakan, aksi ini merupakan bentuk solidaritas yang menimpa Budi, dan mayoritas warga masih mendukung Budi. “Sekitar 85 persen warga
Bunut masih setia dan mendukung kades Budi. Ini kami buktikan dengan datang ke lapas untuk menerima support moral dan rasa empati kami terhadap pak kades,’ ujar Kenda, Selasa (2/5/2023).
Kenda lalu membantah bahwa warga Bunut senang dengan penahanan Kades Budi. Sebaliknya,
Taman Veteran Diduga Jadi Tempat Mesum
BOJONEGORO (GN) - Taman milik Pemkab Bojonegoro yang berada di Jalan Veteran diduga menjadi lokasi mesum. Hal ini dikuatkan dengan temuan banyak bungkus kondom dan tisu bekas yang berceceran di area taman tersebut.
Banyaknya bungkus kondom dan tisu bekas di Taman Veteran Bojonegoro itu diunggah oleh pemilik akun Instagram @handoyo_sekti. Menurutnya, taman tersebut sehari-hari gelap sehingga rentan dijadikan lokasi mesum “Yang dibutuhkan di Taman Jl Veteran lampu penerangan yang sepadan” tulisnya, Selasa (2/5/2023). Dia menuturkan, momen tersebut dia rekam saat dirinya sedang bersantai di Taman Veteran. Dia cukup terkejut dengan adanya bungkus kondom dan tisu yang tercecer.
Menurut pria yang akrab disapa Han tersebut, dia kerap melihat langsung dengan mata kepala sendiri taman tersebut dijadikan lokasi mesum. Baik anak muda maupun orang tua. “Saya tahu sendiri, kadang anak muda dalam gelap-gelapan ciuman, yang tua pun sama juga di tempat itu. Mestinya dikasih tempat bukan jadi tempat mesum,” kata Han.
mereka tetap mendukung meski saat ini terjerat kasus dugaan korupsi. “Tolong ini diluruskan, tidak benar jika kades kami ditahan, terus banyak warga senang dan bergembira. Malah sebaliknya, mereka setiap hari berduyun-duyun ke rumah kades untuk saling menguatkan mental dan iman,” terang Kenda. det,trb
Dia dan istrinya sebenarnya tidak tinggal diam. Beberapa kali dia kerap menegur pasangan yang berduaan di taman veteran tersebut. “Sering saya bersama istri negur mereka agar tidak di tempat umum,” tambahnya. Sementara itu, Adit, salah seorang warga Bojonegoro meminta pemkab tidak tinggal diam terhadap temuan bungkus kondom di Taman Veteran tersebut. “Lampu PJU harus diperbanyak. Kursi-kursi tidak perlu diambil, tapi harus sering ada patroli dari pihak keamanan,” kata Adit. det
Seserahan Pengantin Ala Sultan Tuban
Bawa Kambing, Sapi Hingga Mobil Kepada Calon Istri
Video tradisi seserahan pengantin pria di Desa Ngampelrejo, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban beberapa hari lalu mendadak viral di Media Sosial (Medsos). Tradisi seserahan pengantin pria ke pengantin wanita itu viral lantaran terlihat mewah bak seperti sultan.
Video yang diunggah oleh akun Instagram @info_tuban, Minggu (29/4/2023), tentang seserahan mewah yang dibawa seorang calon pengantin laki-laki asal Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, ramai menjadi perbincangan warga maupun warganet.
Biasanya calon pengantin pria memberikan seserahan untuk calon istri berupa pakaian, make up, dan perhiasan. Namun, seorang laki-laki asal Kecamatan Bancar memberikan seserahan yang berbeda.
Divideo yang beredar, nampak seserahan yang dibawa oleh keluarga pengantin pria yaitu sapi jantan, kambing jantan, hingga mobil Brio berwarna merah. Bahkan, selain itu juga ada gabah sebanyak lima kendaraan L300, serta berbagai macam perabotan rumah tangga.
Saat dikonfirmasi, Camat Bancar, Mastar membenarkan video viral seserahan pengantin pria itu terjadi di wilayah Kecamatan Bancar, tepatnya di Desa Ngampelrejo, Kecamatan Bancar. “Benar, itu tradisi sebagian desa-desa di wilayah Kecamatan Bancar,” ungkap Camat Bancar, Rabu (3/5/2023).
Sementara itu, Kepala Desa Ngampelrejo, Tariyono mengatakan, seserahan seperti itu memang sudah menjadi adat istiadat di Desa Ngampelrejo, Kecamatan Bancar. Hanya saja, seserahan yang dibawa itu tergantung dengan status motor, mesin cuci dan yang lainlain. “Itu adat istiadat di desa kami mas,” terang Kades Ngampelrejo saat dikonfirmasi.
Lebih lanjut, untuk video seserahan yang viral tersebut nama pengantinya adalah Doni dan Irnanda keduanya merupakan pengantin asal Desa Ngampelrejo. “Untuk nilai total yang ada mobil brionya itu diperkirakan mencapai hampir Rp400 juta,” ungkap Kades.
Unggahan video tersebut juga menjadi perbincangan warganet. Seorang warganet pemilik akun Instagram @idga** menceritakan tradisi pernikahan di Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban. Di mana pihak mempelai laki-laki biasanya membawa seserahan sebagai tanda pengikat hati antara dua keluarga.
Barang-Barang yang dibawa bi- asanya memiliki makna dan doa untuk kesejahteraan kedua calon mempelai.
“Mulai dari bahan pangan, perabot rumah tangga, hewan ternak bahkan tak jarang menyertakan alat transportasi. Tradisi ini biasa dilakukan sebagai bentuk keseriusan seorang mempelai pria terhadap sebuah hubungan,” tulisnya.
Jika rumah antara calon pengantin laki-laki dan calon pengantin perempuan terhitung dekat, misalnya berada dalam satu desa atau desanya bersebelahan, pihak mempelai laki-laki akan mengarak barang-barang seserahan menuju rumah mempelai perempuan pada pagi hari sebelum acara pernikahan dilangsungkan. Masyarakat Kecamatan Bancar biasa menyebutnya sebagai tradisi Metu Esok. ngo,trb
