2 minute read

Persaudaraan Agus Sejagad

Selain “Agus” yang punya banyak nama komunitas, terdapat juga komunitas orangorang yang bernama “Asep” dan komunitas “Sugeng”

Pernah dalam sebuah talkshow di salah satu stasiun televisi, “Agus” dipertemukan dengan “Asep” dan “Sugeng”. Dalam acara tersebut “Agus” diwakili Komunitas Agus Agus Bersaudara Indonesia (AABI).

Advertisement

Meski sama-sama sebagai komunitas nama orang, AABI tetap ingin menjalin silaturahmi dengan yang lainnya.

“Dalam talkshow itu saya sempat bercanda, ‘Kalian pasti akan kalah dengan kami.’ Kenapa begitu, karena pengguna nama Asep kan terbatas pada orang-orang Sunda. Begitu juga Sugeng, kebanyakan kan orang Jawa. Sedang Agus kan sifatnya lebih umum, jadi lebih banyak,” ujar Agus Mulyadi yang akrab disapa Gusmul sembari tertawa. “Secara kegiatan kami sering bersinergi. Karena seperti di Dewan Agus Daerah (DAD) Cimahi, ‘Agus’ banyak bersinggungan dengan ‘Asep’. Sehingga kalau ada baksos sunatan massal misalnya, kita berkolaborasi,” tambahnya. Kalau ada acara mereka saling mengundang. ”Sewaktu kami mengadakan Munas, ‘Asep’ juga mengucapkan selamat,” tambahnya. Untuk menjadi anggota AABI, seseorang tentu harus memiliki unsur nama ‘agus’. Pendaftaran sebagai anggota bisa dilakukan di website AABI www.agus.or.id/. ret

Dia menyebut, saat mengikuti acara menembak di Samarinda, bertemu 7 orang Agus. “Pas ngumpul ya langsung rame. Hahaha sesama Agus kali ya,” katanya. Ayah 3 anak ini mengungkap, keengganan bergabung dengan komunitas Agus manapun disebabkan karena saat ini dirinya sudah tergabung di banyak komunitas. Dari menembak, golf, mobil, hingga motor. “Di menembak saja, ada yang nembak hand gun, nembak berburu, nembak senjata be- ladiri. Makanya saya membatasi komunitas yang saya ikuti. Selain waktu, juga ngabisin duit,” lanjut Agus. Sebelumnya Agus pernah pula ikut komunitas sepeda lipat dan penggemar astronomi. Tapi secara perlahan dia mengurangi keikutsertaan dalam komunitas yang tidak benar-benar digemari.

Menanggapi Agus Gede, Ketum AABI Agus Saefullah mengatakan, komunitasnya memang terbuka untuk siapa pun sepanjang mereka tidak punya kepentingan politik.

“Menariknya, Agus bisa masuk komunitas mana pun, namun tidak semua nama bisa masuk komunitas ‘Agus’,” ujar pria yang kerap riwa-riwi ke Kalimantan ini.ret

Selain Agus Agus Bersaudara Indonesia (AABI) pemilik nama berunsur “Agus” bisa bergabung dengan komunitas lain yang juga mengusung nama Agus. Salah satunya Persaudara AGUS Sejagad (PAS). PAS didirikan didasari pada semangat kerja yang guyup untuk tujuan membangun persaudaraan dan mengupayakan peningkatan kesejahteraan Aguser bersama-sama. PAS ini didirikan pada 2016 lalu dan pada awalnya memiliki anggota yang tersebar di Malang, Surabaya, Jabodetabek, dan Bandung. Kini keanggotaanya sudah menyebar di berbagai kota di Indonesia.

“Kita bangun komunitas ini untuk menjalin silaturahmi. Selain itu, daripada kita kumpul-kumpul tidak jelas, maka kita wadahi dalam sebuah komunitas,” ujar Ketua Umum PAS, Agus Bahagianto, pada suatu kesempatan. PAS yang memiliki slogan “Satu Nama, Satu Jiwa” ini mempunyai agenda membangun desa di beberapa daerah di Indonesia. Kegiatan ini dilakukan hanya untuk meringankan dan membantu warga yang membutuhkan. “Kegiatan itu kita namakan ‘Agus Bangun Desa’, tapi kita cari yang Bupati, Pak Camat, dan Kepala Desanya bernama Agus,” katanya. Kegiatan ini sudah sukses dilakukan di beberapa tempat, di antaranya Desa Tulunombo di Wonosobo dan Desa Melung di Banyumas (keduanya di Jawa Tengah), dan Desa Kedung Banteng di Malang (Jawa Timur). Selain kegiatan itu, PAS juga punya agenda rutin donor darah di berbagai kota. Kegiatan ini dilakukan bekerjasama dengan PMI setempat. Tak hanya ini, komunitas PAS juga telah mempelopori kegiatan di bulan Agustus yakni dengan menggratiskan masuk tempat wisata, dengan menunjukkan KTP atas nama Agus.ret,ins

This article is from: