7 minute read

Banyak Proyek Besar, Harga Tanah Kian Irrasional

BANGKALAN (GN)–

Advertisement

Digadang sebagai salah satu kawasan percepatan pertumbuhan ekonomi melalui rencana pembangunan Pelabuhan

Internasional Tanjung Bulupandan di Kecamatan Klampis, harga tanah di Bangkalan kian melambung.

Kepala Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bangkalan, Saleh Farhat mengingatkan aksi para tengkulak. “Menurut saya terlalu dini melakukan ekspose (Pelabuhan Tanjung

Bulupandan), sangat keliru.

Nanti para tengkulak datang, ini datang, malah gak jadi lagi. Buat apa diekspos, uangnya tidak ada, investor belum datang tetapi diekspos duluan,” ungkap

Saleh.

Ia menjelaskan, informasi kebutuhan lahan untuk pembangunan tol penghubung dari akses Suramadu ke Pelabuhan

Tanjung Bulupandan telah sampai di telinga para tengkulak. Sehingga harga per meter lahan di kawasan yang diproyeksikan akan dilalui jalan tol saat ini mulai merangkak naik.

“Ini apa permainan-permain- an yang datang mau bikin Tanjung Bulupandan tidak jadi? Harga tanah Rp 1,5 juta per meter, bagaimana investor mau masuk? Padahal NJOP nya di sana kan hanya Rp 100 ribu per meter. Karena itu waspadai tengkulak tanah,” jelas Saleh.

Ia memaparkan, melambungnya harga tanah di atas ketentuan NJOP terjadi di kawasan akses Suramadu sisi

Madura yang diproyeksikan untuk rencana pembangunan

Indonesian Islamic Science Park (IISP).

IISP merupakan program usulan Gubernur Jawa Timur Khofifah, diproyeksikan menelan biaya Rp 3 triliun dengan konsep pendanaan kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Ekspos tentang informasi rencana pembangunan IISP itu, lanjut Saleh, telah menaikkan harga tanah hingga berlipat-lipat yang disebabkan aksi senyap para spekulan.

GN/Ist.

Harga lahan di kawasan itu disebutnya berkisar mulai dari harga Rp 500 ribu per meter hingga Rp 1.250.000 per meter.

“Di tahun 2018-2019, saya membeli lahan di sana hanya seharga Rp 35 ribu per meter persegi. Setelah ada informasi

Resmikan Sentra PKL, Bupati Baddrut Tamam

Janji Bantu Modal Usaha Bunga Nol Persen

PAMEKASAN (GN)–Bupati Pamekasan Baddrut Tamam meresmikan dua tempat sentra pedagang kali lima (PKL), yaitu sentra PKL “Sae Salera-3” di Jalan Kesehatan dan sentra PKL “Sae Rassah” di Jalan Dirgahayu, Minggu (22/1/2023).

Peresmian sentra PKL ini dihadiri Dandim 0826 Pamekasan, Letkol Inf. Ubaidillah, Kapolres Pamekasan, AKBP Satria Permana, PJ Sekda, Nurul Widiastuti, Wakil Ketua DPRD, Hermanto, Kepala Disbub, Basri Yulianto, Kepala Diskop UKM dan Naker, Muttaqin, serta perwakilan PKL. Baddrut Tamam mengatakan sentra PKL yang ada di Jalan Kesehatan akan menampung sekitar 180 pedagang, sedangkan di Jalan Dirgahayu menampung sebanyak 64 PKL. Setelah pindah ketempat penampungan yang strategis, kata Baddrut Tamam, para PKL itu berubah status menjadi Food Colony. “Kita melaunching dua tempat, pertama di sini, kedua di belakang pendopo Jalan Dirgahayu. Kini mereka tidak lagi menjadi PKL, tetapi Food Colony orang yang berdagang dan difasilitasi pemerintah,” kata Baddrut Tamam pada wartawan usai meresmikan sentra PKL di Jalan Kesehatan.

Pemkab Pamekasan menfasilitasi Food Colony ini, lanjut dia, karena ingin menjadikan tempat ini sebagai tempat kesejahteraan bagi masyarakat yang berdagang di pinggir jalan, agar aman

IAIN Madura Kukuhkan Dua Guru Besar Bidang Ulumul Qur’an dan Pemikiran Politik Islam dan tertib. Karena itu dia merencanakan akan memberikan hiburan di tempat tersebut, seperti solawatan dan kegiatan lain yang dapat mengundang orang berkunjung dan membeli makanan di tempat tersebut. “Termasuk kami berencana untuk bekerja sama dengan TNI, Polri dan Dishub untuk memastikan berjualan di sini aman. Kita juga akan mendampingi, memastikan bahwa makanan yang dimasak atau diolah standart Kesehatan,” ungkapnya. Dia menegaskan tidak ada pungutan apapun kepada PKL untuk menempati tempat tersebut. Lebih dari itu Baddrut Tamam juga berjanji akan mencarikan bantua modal dengan bunga nol persen bagi para PKL agar dapat digunakan untuk melancarkan usaha mereka. “Dengan cara begitu, tingkat kesejahteraan masyarakat akan semakin bagus. Kita punya target di akhir 2023 nanti tingkat kemiskinan kita tekan, sekarang masih 13,60, target kita 12. Alhamdulillah kalau ini tercapai dengan baik,” tuturnya. Di lokasi sentra PKL tersebut, Pemkab Pamekasan berusaha menjadi tempat yang nyaman, indah dan rapi. PKL tidak perlu mendirikan tenda, karena Pemkab telah membuatkan petak petak bangunan tempat para PKL. Pedagang juga tidak perlu membawa pulang rombong dagangannya setelah berjualan.. adv,mas akan dibangun IISP, sekarang harganya sudah di atas Rp 500 per meter persegi. Harga tanah rusak, kapan pembangunan akan terealisasi?” paparnya. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo menetapkan Perpres Nomor 80 Tahun 2029 pada 20 November 2019 sebagai Percepatan Pembangunan Ekonomi di Pulau Madura. Kabupaten Bangkalan diplot sebagai bagian dari Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) 13 dalam konsep Gerbang Kertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan). Dengan konsep pendanaan KPBU, anggaran pembangunan Pelabuhan Internasional Tanjung Bulupandan diproyeksikan senilai Rp 20,8 triliun, anggaran pembangunan jalan tol dari pintu akses Jembatan Suramadu-Pelabuhan Tanjung Bulupandan senilai Rp 2,6 triliun, dan anggaran pembangunan industri terpadu dengan Pelabuhan Tanjung

Bulupandan ditaksir senilai Rp 1,5 triliun..trb

PAMEKASAN (GN) –Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura kini telah memiliki guru besar yang lahir dari rahimnya sendiri. Sabtu (21/1/2023) dua guru besar tersebut dikukuhkan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI

Prof Dr Nizar Arham MA, di Aula Kampus IAIN Madura

Jalan Raya Panglegur Km 4 Pamekasan.

Dua guru besar yang dikukuhkan tersebut adalah Prof Dr Muhammad Zahid MAg, Bidang Ulumul Quran dan Prof Dr Zainuddin Syarif MAg, Bidang Pemikiran Politik Islam. Hingga kini IAIN Madura telah memiliki tiga guru besar. Sebelumnya IAIN Madura mendapat limpahan satu orang guru besar dari IAIN Palu Sulawesi.

Sebelum dikukuhkan dua guru besar tersebut mendapatkan kesempatan menyampaikan orasi ilmiah. Acara pengukuhan guru besar tersebut dihadiri oleh banyak undangan, antara lain para pimpinan perguruan tinggi se Pamekasan, cendekiawan, tokoh masyarakat dan sejumlah undangan penting lainnya.

Dr Syaiful Hadi MPd, Rektor IAIN Madura mengatakan pengukuhan dua guru besar tersebut menuntut IAIN Madura makin meneguhkan bidang ilmu Islam integratif yang dapat meningkatkan mutu lulusan menjadi lebih baik dan mampu berkontribusi membangun peradaban nusantara yang unggul.

Sekjen Kementerian Agama membacakan pengukuhan dua guru besar IAIN Madura. mas

Dikunjungi Bupati Baddrut Tamam, Pak Nisan Mengaku Rasa Susah Langsung Hilang

PAMEKASAN (GN)-Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, Kamis (19/1/2023) siang mengunjungi keluarga Pak Nisan (75 ) warga Dusun Panjelin Desa Jembringin Kecamatan Proppo. Kehadiran Bupati untuk memberikan dorongan moril kepada Pak Nisan dan keluarganya, karena rumahnya dua hari lalu ludes terbakar. Selain memberikan dukungan moril untuk tabah dan bersabar Bupati Baddrut Tamam juga memberikan bantuan sembako, sejumlah pakaian, peralatan tidur dan berbagai fasilitas lainnya. Bupati hadir di lokasi didampingi Kepala BPBD, Kadis Sosial, Camat Proppo dan Kades Jambringan.

Kebakaran menimpa rumah Pak Nisan yang berbahan kayu itu terjadi sekitar pukul 13.00, Rabu (18/1/2023). Diduga peristiwa ini terjadi akibat konsleting aliran listrik. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian diperkirakan lebih dari Rp 100 juta.

Informasi yang dihimpun dari warga di lokasi menyebutkan, dua sepeda motor Honda yang masih baru dan satu sepeda pancal ikut ludes. Dua sepeda motor itu milik anak Pak Nisan yang dititipkan di rumah orangtuanya karena bekerja di Bandung dan Bogor.

Selain itu juga jutaan uang ikut terbakar, emas sebanyak 28 gram yang masih belum ditemukan. “Kalau emasnya mungkin tidak akan terbakar. Tapi belum ditemukan mungkin tertimbun reruntuhan dan tanah,” kata seorang warga tetangga Pak Nisan. Kepada wartawan Pak Nisan mengaku senang dikunjungi oleh Bupati Baddrut Tamam. Dia mengaku seketika rasa susahnya hilang saat melihat Bupati Baddrut Tamam datang bersama rombongan ke rumahnya. “Tak ada batasnya senangnya Pak. Semoga Bapak Bupati ditinggikan derajatnya, semoga istri dan anaknya dan seluruh sehabatnya dan semua masyarakat yang ada di Pamekasan ini, saya doakan semoga kompak. Terima kasih Bapak Bupati,” ujarnya dalam Bahasa Madura. Bupati Baddrut Tamam mengatakan Pak Nisan ini seorang petani. Dia tinggal bersama istri dan cucunya. Dalam rumah Pak Nisan yang terbakar, kata dia, ada dua sepeda motor tapi bukan miliknya, melainkan milik putranya yang kerja merantau di Bandung dan Bogor.

“Kita semua hari ini bergerak ke sini untuk memberikan semangat ke Pak Nisan. Sebagian kita bawa bantuan sedikit. Kemudian dimusyawarahkan dalam waktu dekat mudah-mudahan Pemkab segera bisa membantu kolaborasi antarak Pak Kades, Camat, masyarakat di sekitar gotong royong supaya Pak Nisan punya rumah yang layak lagi,” katanya. adv,mas

Didatangi karena Patung Dewi Kwan Im yang Konon Wajahnya Berubah Sesuai Niat Pengunjung

Klenteng Pao Sian Lin Kong, di Jl. Slamet Riyadi, Desa Pabian, Kecamatan Kota Sumenep, merupakan klenteng yang usianya diperkirakan 190 tahun atau hampir 2 abad.

Layaknya klenteng lain, setiap sudut bangunan Klenteng Pao Sian Lin Kong juga didominasi warna merah.

Halaman bangunan yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya Sumenep ini cukup luas.

Dibangun di atas lahan seluas

2.685 meter persegi, antara pintu gerbang dan bangunan utamanya dipisahkan lahan yang cukup lebar. Untuk menuju bangunan utama, pengunjung melewati ‘men lou wu’ atau pintu gerbang.

Memasuki bagian dalam bangunan utama ada sebuah hiolo (tempat dupa besar). Kemudian di sebelah kiri dan kanan dari hiolo terdapat ‘cok say’ (patung singa) yang menghadap ke hiolo. Sedangkan di atas pintu utama terdapat aksara Tionghoa yang memiliki arti ‘keramatnya mendunia’ serta ‘negara dan lautan tenang’. Klenteng Pao Sian Lin Kong, Sumenep, ini merupakan satu-satunya Klenteng di Madura yang beraliran ‘Tri Darma’. Artinya ada tiga agama yang bisa melakukan ‘sembahyang’ disini, yakni umat Konghucu, Budha, dan

Tao.

Ketua pengurus tempat ibadah Tri Darma/Klenteng Pao

Sian Lin Kong, Seno Jaya Menggala menceritakan, di ruang utama klenteng ini, ada tiga altar pemujaan. Masingmasing untuk Kongco Hok Tek Tjeng Sien (Dewa Bumi), kemudian Makco Thian Siang Sing Bo (Dewi pelindung bagi pelaut asal Fujian), dan Kong Tik Cung Ong. “Makco yang berada di tengah atau altar nomer dua ini kami sebut sebagai tuan rumah,” papar Seno seperti dikutip dari portal beritajatim, Minggu (23/01/2023).

Seno menceritakan yang kerap menarik perhatian di Klenteng Pao Sian Lin Kong ini adalah keberadaan patung Dewi Kwan Im atau Dewi Welas Asih. Patung ini berada di sebuah bangunan ber-cat merah, di belakang ruang utama. Patung Dewi Kwan Im ini banyak diperbincangkan karena konon, patung ini bisa berubah wajah sesuai dengan kondisi jemaat yang datang berdoa. “Kalau yang datang kesini orangnya berdoa tulus ikhlas, maka wajah Dewi Kwan Im yang aslinya putih tulang bisa berubah menjadi kemerahmerahan di pipi. Kemudian mata sang dewi yang semula sipit berubah lebar. Sang dewi seperti terlihat gembira,” ucapnya.

Sebaliknya, wajah Dewi

Kwan Im akan murung kalau jemaat yang berdoa itu punya niat yang kurang baik. Atau bisa juga sebagai pertanda akan mendapat hal-hal yang tidak mulus dalam usaha.

“Karena itu, Klenteng Pao Sian Lin Kong ini juga dikenal untuk berdoa supaya rejeki lancar, dagangan laris,” cerita

Seno.

Ia mengatakan, beberapa tahun sebelum pandemi, pengunjung di klenteng ini cukup ramai. Namun setelah pandemi, kondisi berubah drastis. Nyaris tidak ada pengunjung, kecuali jemaat yang akan beribadah. Menurut pria yang bernama Tionghoa Jap

Sen Boen ini, jumlah jemaat saat sembahyangan Imlek di Sumenep semakin tahun memang semakin berkurang. Masa sebelum pandemi, jumlah jemaat sembahyangan Imlek bisa mencapai 50 orang lebih. Saat ini hanya tersisa tidak sampai 20 orang.

“Ini karena sebagian besar jemaat klenteng di sini merayakan Imlek di Surabaya. Imlek ini juga menjadi momen bagi warga Tionghoa untuk mudik, seperti umat muslim saat lebaran. Nah, jemaat sembahyangan ini saat Imlek akan pulang ke rumah orang tuanya yang rata-rata tidak tinggal di Sumenep,” paparnya. Klenteng di Sumenep ini justru lebih ramai saat perayaan cap go meh pada bulan dua, dan hari kelahiran Dewi Kwan Im pada bulan tiga. “Di dua perayaan itu, nanti akan ada acara di sini. Kalau Imlek justru tidak ada acara,” pungkas Seno. Sekadar mengutip dari beberapa sumber, Klenteng Pao Sian Lin Kong pernah mengalami kondisi yang memprihatinkan pada zaman kemerdekaan hingga tahun 1950. Kemudian dipugar kembali tahun 1963 oleh oleh Yayasan Klenteng Pao Sian Lin Kong. Orang yang berjasa dalam pemugaran tempat ibadah itu ialah Ong Kie Tjay. Karena beliau memberikan dukungan moril dan materiil yang sangat kuat. Sehingga proses pemugaran dapat terselesaikan dengan cepat. Disamping itu ada dukungan yang besar dari para dermawan selaku umat Tridharma.ins,bjt

This article is from: