RADAR LAMPUNG | Jumat, 12 Juni 2009

Page 1

JUMAT, 12 JUNI 2009

32 HALAMAN/Rp3.000,-

’’Hanya’’ Butuh Rp100 Triliun

70 Merek Kosmetik Ditarik

PASCA peresmian pemakaian Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura), Rabu (10/6), membuat saya kian yakin suatu saat pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) terwujud. Kan ’’hanya’’ butuh Rp100 triliun dan waktu 15 tahun untuk membangunnya. CATATAN Saya sempat menyangsikan pembangunan JSS. Ini setelah mendengar penjelasan dari Wakil Presiden M. Jusuf Kalla yang secara gamblang menyatakan, pembangunan JSS merupakan hal yang kurang realistis. Ardiansyah Sikap JK itu terDIREKTUR lontar saat melakuRADAR LAMPUNG GROUP kan dialog dengan beberapa pimpinan media dalam lingkup Jawa Pos Group tahun 2004 lalu. Dan, saya menjadi salah seorang yang ikut dalam acara itu. Ada dua pertanyaan yang saya ajukan ke JK. Yakni, soal pembangunan jalon tol dan rencana pembangunan JSS. Sebenarnya, dua hal ini merupakan pertanyaan titipan dari Gubernur Lampung Drs. Sjachroedin Z.P. yang dikemukakannya saat berdialog dengan saya dan Alwi Hamu, staf ahli Wapres, dua pekan sebelumnya. Pertemuan itu terjadi di awal kepemimpinan Sjachroedin pada

Laporan Wartawan JPNN Editor: Suprapto JAKARTA - Baru pekan lalu puluhan merek obat tradisional dicekal, giliran kemarin 70 produk kosmetik ditengarai mengandung bahan-bahan berbahaya. Karena itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) langsung menarik produk kosmestik tersebut dari pasaran. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium (pengawasan September 2008-Mei 2009), sejumlah produk kosmetik terbukti mengandung merkuri, hidrokinon, asam retinoat, zat warna merah K3, zat warna merah K10 (rhodamin B), dan zat warna jingga K1. ’’Bahan-bahan kimia itu ditengarai bisa menimbulkan gangguan syaraf, mengganggu perkembangan janin hingga penyakit kanker,” ujar Kepala BPOM Husniah Rubiana Thamrin Akib kemarin. Penggunaan merkuri dalam konsentrasi kecil, tutur Husniah, juga bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Yakni, perubahan warna kulit, bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, kerusakan permanen pada susunan syaraf, ginjal, dan gangguan perkembangan janin. ’’Paparan jangka pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan muntah, diare, dan kerusakan ginjal. Bahan ini juga dapat menimbulkan kanker,” kata Husniah.

Baca ”HANYA” Hal. 4

Baca BERBAHAYA Hal. 4

BERSYUKUR

Pemerintah Urung Menaikkan ONH

Prita Mulyasari (32) saat sidang penyampaian eksepsinya di Pengadilan Negeri Tangerang kemarin.

Laporan Wartawan JPNN Editor: Suprapto

FOTO JPNN FOTO AFP

KRISIS BERAKHIR Wanita ini berjalan melewati sebuah tanda belanja di area supermarket di Seoul, Korea Selatan, kemarin (11/6). Pihak bank sentral Korsel mengatakan telah mencairkan kebekuan para pelaku ekonomi selama empat bulan terakhir. Mereka juga menegaskan krisis ekonomi yang melanda Negeri Ginseng tersebut sudah berakhir.

Pembalak Hutan Lambar Gunakan Buldoser

Dibebaskan, Prita Ingin ke Lampung Laporan Wartawan JPNN Editor: Ade Yunarso TANGERANG - Perjuangan Prita Mulyasari untuk bebas dari status tahanan kota membuahkan hasil. Tadi malam, majelis hakim mengabulkan permintaan wanita 32 tahun yang diajukan lewat pengacaranya itu. ’’Saya baru saja menerima surat keputusan itu dari JPU (jaksa penuntut umum) Riadi yang datang ke rumah saya pukul 19.45 tadi (semalam, Red),” ujar Prita.

Ibu dua balita itu mengaku bersyukur. Sebab, ia bisa kembali bekerja maupun bepergian ke luar kota. Selama ini, ia selalu memendam hasratnya mengunjungi saudaranya. ’’Seperti di Lampung atau Solo,” tambah istri Andre Nugroho itu. Menurut Riadi, meski bebas dari tahanan rumah, proses persidangan terus berjalan. ’’Prita tetap diwajibkan hadir dalam persidangan, tidak melarikan diri, dan tidak menghilangkan barang bukti,” imbuhnya. Prita pernah 22 hari menjadi tahanan rumah di Lapas Wanita Tangerang. Baca DIBEBASKAN Hal. 4

Baca PEMERINTAH Hal. 4

Laporan Beny Candra - Editor: Suprapto BENGKUNAT – Penebangan hutan besarbesaran yang diduga ilegal terjadi di Lampung Barat, yakni di Kecamatan Bengkunat dan Pesisir Selatan. Aksi pembabatan hutan itu bukan saja memakai gergaji mesin, tapi juga alat berat jenis buldoser. Data Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Lampung yang melakukan investigasi pada 1-6 April lalu menemukan barang bukti 697 batang sekitar 100 m3. Kayu yang sudah terpotongpotong dengan ukuran panjang empat meter tersebut ditemukan di sepanjang bantaran Way (Sungai) Pintau. Direktur Eksekutif Walhi Lampung Hendrawan menerangkan, pihaknya memastikan praktik illegal logging terus berlangsung. Tim Walhi kembali melakukan investigasi tahap kedua pada 7-8 Juni 2009 lalu. Tim ini turun ke lokasi dan Baca PEMBALAK Hal. 4

FOTO WALHI LAMPUNG

BABAT HUTAN: Aksi pembabatan hutan di Talanggrogol, Kecamatan Bengkunat, Lampung Barat, yang juga menggunakan alat berat buldoser.

JAKARTA - Penolakan berbagai komponen masyarakat terhadap rencana kenaikan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) akhirnya membuat pemerintah menyerah. Dalam rapat tertutup Rabu (10/6) malam, tim Departemen Agama (Depag) dan DPR sepakat tidak menaikkan BPIH untuk musim haji tahun ini. ’’Tergantung embarkasi, ada yang naik, ada yang turun. Jumlahnya tidak banyak, disesuaikan kebutuhan masing-masing embarkasi. Jadi, secara umum tidak naik,” terang Setdirjen Haji dan Umrah Abdul Ghafur Djawahir ketika ditemui di kantornya kemarin. Menurut dia, pada raker yang tuntas menjelang tengah malam kemarin, pemerintah bersama DPR terus berupaya menekan kembali BPIH. Semula dalam rapat panitia kerja (panja), pemerintah sepakat menaikkan BPIH sebesar USD84 dolar atau sekitar Rp865 ribu per jamaah dan penurunan Rp410 ribu untuk komponen biaya dalam negeri. Namun, rencana itu langsung

Duka Siti Hajar, TKI yang Disiksa Majikannya di Malaysia

Ditelepon Presiden, Ucapkan Terima Kasih Sambil Terisak Siti Hajar (43), TKI asal Garut, Jawa Barat, begitu menyita perhatian tanah air. Sampai-sampai, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merasa perlu untuk menyampaikan langsung simpati kepada janda satu anak yang disiksa majikannya itu. TIDAK banyak yang bisa Siti sampaikan usai Presiden SBY meneleponnya langsung melalui telepon seluler milik Dubes Da’i Bachtiar di Rumah Sakit Universitas Malaya kemarin. ’’Saya mengucapkan terima kasih atas perhatian Bapak Presiden dengan menelepon saya langsung. Saya merasa senang karena begitu banyak pejabat pemerintah yang menemui saya di rumah sakit,” kata Siti Hajar sambil terisak-isak. Selain Da’i Bachtiar, Kepala BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungaan TKI) Jumhur Hidayat ada di sebelah Siti. Seusai memberi keterangan pers, Jumhur dan Da’i langsung ke rumah sakit dengan rombongan wartawan karena Presiden SBY ingin berbicara langsung dengan Siti Hajar. Kepedulian Presiden SBY terhadap PRT

Ingin Berlangganan, Hubungi: (0721) 782306 - 7410327

(pembantu rumah tangga) yang menerima siksaan majikan di luar negeri ditunjukkan juga ketika tahun lalu menemui Nirmala Bonat di selasela kunjungannya ke Kuala Lumpur. Pada bagian lain, Komisi I DPR meminta Deplu all-out menangani Siti Hajar. Pembayaran gaji bagi Siti jangan sampai melemahkan tuntutan kepada majikan yang menganiayanya. Demikian disampaikan anggota Komisi I Yusron Ihza Mahendra kepada wartawan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, usai tiba dari kunjungan kerja ke Malaysia kemarin. Yusron juga mengusulkan agar biaya pengobatan Siti untuk sementara jangan dimintakan ke majikannya. Sebab, hal itu dikhawatirkan akan memengaruhi penilaian dalam persidangan majikan Siti. Dia mengatakan, jika diperhatikan, sebenarnya yang sering menyiksa TKI di Malaysia bukan rumpun Melayu, tetapi dari rumpun lain. Saat melakukan kunjungan ke Malaysia, mereka diberi tahu bahwa ada 20 orang lagi TKI yang melarikan diri dari majikannya. Mereka kini aman di tangan KBRI.

TELEPON SIMPATI Siti Hajar didampingi Dubes Da’i Bachtiar di Rumah Sakit Universitas Malaya menerima telepon langsung dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. SBY menyampaikan rasa simpati dan prihatinnya.

FOTO-FOTO JPNN

Baca DITELEPON Hal. 4

www.radarlampung.co.id


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.