RADAR LAMPUNG | Senin, 10 Agustus 2009

Page 1

SENIN, 10 AGUSTUS 2009

32 HALAMAN/Rp3.000,-

Dibuntuti dari Bekasi Laporan Wartawan JPNN - Editor: Suprapto

JAKARTA – Sebelum melakukan penggerebekan rumah Muh. Djahri, Densus 88 sudah membuntuti Noordin M. Top dan orang dekatnya sejak dari Bekasi. Itulah yang membuat polisi memperlakukan pengepungan di Temanggung sangat istimewa. Yakni menempatkan 200 personel, 20 sniper bersenjata dan berperalatan lengkap. ’’Kami tak mau gegabah. Karena Noordin selalu menggunakan bom,” kata sumber koran ini di kepolisian. Tapi, setelah mengepung dan mengamati rumah hingga tengah malam, polisi terkejut ketika mengetahui bahwa di dalam rumah hanya ada satu orang. ’’Padahal, perhitungan kami seharusnya di dalam rumah ada dua orang,” tuturnya. Perhitungan yang dimaksudkan adalah Noordin datang ke Temanggung bersama seorang tangan kanannya yang dipercaya adalah Teddy, wali nikahnya dengan Munfiatun pada 2004. Itu sebabnya dalam penyerbuan kemarin, polisi menyiapkan dua keranda. Maka, ketika di dalam rumah hanya satu orang, polisi menjadi ragu-ragu, satu orang di dalam rumah itu apakah Noordin atau tidak. Ketika jasad pria yang tewas tersebut dilihat, maka lemaslah sebagian besar polisi. Karena kemungkinan besar, jasad tersebut bukan jasad Noordin. ’’Kami belum tahu bagaimana Noordin bisa lolos. Bisa jadi, dia tiba-tiba tak ada di rumah itu ketika dikepung. Bisa jadi, dia tiba-tiba belok di jalan dan menuju entah ke mana,” tutur sumber tersebut. Karena itu, polisi pun semakin ketat mengawasi in/out kota-kota di Jawa Tengah. FOTO AFP

Baca DIBUNTUTI Hal. 4

DIJAGA KETAT: Sejumlah polisi menjaga ketat safe house di Dusun Beji, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, setelah Tim Densus 88 melakukan penggerebekan.

POLISI Didesak Jujur Identifikasi ’’Noordin’’ Kalah Cepat dari Azhari

RAGU NOORDIN M. TOP

E N D A N G I S T I YA N I N G S I H Laporan Wartawan JPNN Editor: Suprapto

Pria Disebut Noordin Bertamu Dini Hari Laporan Wartawan JPNN - Editor: Suprapto

TEMANGGUNG – Kejelasan pria misterius yang tewas dalam penggerebekan di rumah Muh. Djahri yang beralamat di Dusun Beji, Desa Kedu, Kecamatan Kedu, oleh Tim Densus 88 masih juga kabur. Istri Muh. Djahri, Endang Istiyaningsih (59), yang sempat memberikannya minuman juga tidak bisa memastikan pria itu sebagai Noordin M. Top. Namun, dari informasi yang disampaikan suaminya, Muh. Djahri, pria misterius diketahui datang ke rumahnya pada Jumat (8/8) sekitar pukul 03.00 WIB. Pria tersebut diantar keponakannya, Aris Susanto (31), yang telah ditangkap Densus 88 sebelum penggerebekan. Dia datang dengan mengendarai sepeda motor. ’’Dia datang sekitar pukul 03.00 WIB, pintu rumah diketuk. Saya tidak membukakan pintu karena malammalam. Tapi, suami saya yang membukakan pintu. Baru pagi harinya, suami saya mengatakan jika yang semalam datang adalah Aris dan seorang temannya,” jelasnya saat ditemui Radar Semarang (grup Radar Lampung) di kediaman adik kadung Muh. Djahri di Dusun Siwur, Desa Baca PRIA Hal. 4

JAKARTA – Jasad yang kini terbujur kaku di ruang pendingin RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, benar-benar mati penasaran. Tubuh yang ditembus puluhan peluru itu hingga kini belum jelas identitasnya. Mabes Polri menyatakan tes DNA akan dilakukan secepatnya. ’’Setahu saya, DNA keluarga Noordin sudah diambil sebelumnya (sebelum penggerebekan, Red),” ujar Kadivhumas Mabes Polri Irjen Nanan Soekarna kemarin. Mantan Kapolda Sumatera Utara itu tidak merinci secara pasti tanggal pengambilan DNA penentu jenazah itu. Menurut Nanan, identifikasi akan dilakukan secara cermat dan hati-hati. ’’Kita berdasar fakta juridis, harus bisa dipertanggungjawabkan. Nanti jika itu benar Noordin akan disampaikan oleh Kapolri, kalau bukan juga akan disampaikan,” katanya. Penyebutan jenazah yang hingga 48 jam belum dinyatakan secara resmi itu berbeda dengan penggerebekan Azhari 9 November 2005. Ketika itu, Kapolri Jenderal Sutanto langsung menyatakan jika jasad yang dilumpuhkan di Batu, Malang, adalah Azhari sehari setelah

Secara fisik, tinggi badan teroris tewas di Temanggung lebih pendek dari tinggi badan Noordin M. Top. Tidak ditemukan rompi bom bunuh diri dalam tubuh teroris yang tewas. Lokasi penggerebekan di Temanggung berbeda dengan lokasi favorit persembunyian Noordin yang dekat dengan akses transportasi. Lokasi di Temanggung tidak dilakukan pengintaian terlebih dahulu. Berbeda dengan Dr. Azhari yang tewas dalam penggerebekan di Batu, Malang. Jawaban ’’Saya Noordin” dari teroris yang tewas justru membuat ragu. Tidak menjadi kebiasaan seorang mujahid sekelas Noordin berteriak dari dalam rumah yang dikepung mengakui identitasnya. Teknik penggerebekan tanpa granat asap menunjukkan ingin melakukan serangan untuk mematikan. Teroris yang tewas hanya sendiri di rumah tanpa ada pengawalan. Sebagai pimpinan tertinggi, paling tidak dikawal tiga orang. Berbagai Sumber: Diolah

operasi. Kapolri Sutanto ketika itu yakin berdasar data sidik jari Azhari yang sudah dimiliki polisi sebelumnya. Data sidik jari Azhari itu diambil ketika doktor bom asal Malaysia itu menjadi dosen tamu di UGM, Jogjakarta. Bahkan, Polri tak perlu cek DNA Azhari dengan keluarganya. Kenapa tidak dilakukan cek sidik jari pada jasad sekarang? Nanan tak menjawab secara pasti. ’’Apa pun yang dilakukan oleh tim identifikasi, tentu

sudah ada prosedurnya,” kata jenderal alumni terbaik Akpol 1978 itu. Secara terpisah, Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan Mabes Polri Brigjen Edi Saparwoko menjelaskan, proses identifikasi masih berjalan. ’’Kepada keluarga, saya minta bersabar dahulu. Ini masih on going process,” katanya. Edi menjamin identifikasi berjalan akurat.

C A T A T A N

View Kamar 1808 JW Marriott Jakarta sudah ’’hidup’’ lagi. Sehari kemarin, dua pesta pernikahan diselenggarakan di hotel yang dua kali dibom oleh teroris itu. Wedding party kedua yang diadakan di ballroom bahkan dihadiri seribu lebih undangan. Sayang sekali, sampai tadi malam, kamar 1808 belum bisa dipesan. Saya terpaksa memilih kamar yang terdekat dengan kamar itu ketika tadi malam menginap di sana. Saya hanya ingin merasakan, mengapa teroris yang meledakkan hotel tersebut 17 Juli 2009 memilih kamar 1808. Bentuk dan susunan kamarnya sih semua kamar sama saja. Namun, mengapa pilih 1808 pastilah punya maksud tertentu. Setelah mengamati posisi kamar itu, setidaknya ada dua alasan mengapa teroris memilih kamar tersebut. Pertama, letak kamar itu ternyata paling dekat dengan lift. Kalau naik salah satu di antara empat lift ke lantai atas, lantas hanya dengan belok kiri, kita langsung ketemu pintu kamar 1808. Dengan demikian, kemungkinan penghuni kamar itu bertemu tamu lain kian kecil. Kedua, dari dalam kamar itu, ternyata kita bisa melihat letak Hotel Ritz Carlton yang terletak di seberang jalan. Memang hanya bisa melihat separo bagian kanan hotel karena bagian kirinya tertutup bang u n a n Plaza Baca VIEW Hal. 4

DAHLAN ISKAN

Baca POLISI Hal. 4

Drama di Temanggung, Jateng, di Mata Keluarga Noordin di Malaysia (1)

Firasat Rusdi Hamid, Menantunya Masih Hidup Keluarga dan kerabat Noordin M. Top yang tinggal di kompleks Pesantren Luqmanul Hakim, Johor, Malaysia, sudah mendengar berita kematian buron polisi Indonesia nomor wahid itu. Namun, mereka yakin Noordin masih hidup. Meski begitu, mereka juga siap menghadapi kemungkinan terburuk.

FOTO JPNN

Noordin M. Top. Dia mengaku sudah sering didatangi wartawan untuk mengorek keterangan perihal keberadaan menantunya. Tapi, karena berbagai alasan, dia tidak bisa berkata banyak tentang tudingan yang dibebankan kepada suami salah satu putrinya tersebut. Ditemui di rumahnya kemarin, Rusdi mengaku sudah mendengar kabar tentang tewasnya Noordin di Temanggung, Jawa Tengah. Waktu itu, petugas kepolisian Malaysia memberitahukan kemungkinan menantunya tewas di ujung peluru Densus 88. Setelah itu, dia memantau perkembangan lewat televisi Indonesia. Meski presenter tanpa ragu menyebut Noordin M. Top telah tewas, pria berambut putih itu belum percaya. Bahkan, dia yakin menantunya masih hidup. Mengapa? ’’Firasat saja,” katanya. ’’Tentu, jika kabar itu benar, tak ada yang bisa saya sampaikan selain kecewa dan duka yang mendalam,” lanjutnya dalam logat Melayu. Raut kesedihan menggantung di wajahnya ketika dia berbicara tentang Noordin. Tema teroris telah membuat hidup keluarganya porak-poranda.

Rumah mertua Noordin M. Top bercat biru yang juga ditinggali istri dan anak-anaknya di Kampung Sungai Tiram, Johor, Malaysia.

Baca FIRASAT Hal. 4

Laporan Zulham M., Johor, MALAYSIA Editor: Suprapto

PRIA tua berjenggot itu tiba-tiba menghentikan kegiatannya. Dia meninggalkan tumpukan barang di dalam mobil yang diparkir di samping rumah, di Jalan Rabani, Kampung Sungai Tiram, Johor, Malaysia. Pintu pagar halaman rumahnya langsung ditutup. Namun, dia menjawab salam meski dengan tatapan mata waswas. ’’Maaf Adik, saye tak ade masa lagi (Maaf Adik, saya tak punya waktu lagi, Red),” kata Rusdi Hamid, pria itu. Kakek 65 tahun itu adalah orang tua Siti Rohmah, istri

Ingin Berlangganan, Hubungi: (0721) 782306-7410327-085279662666

www.radarlampung.co.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
RADAR LAMPUNG | Senin, 10 Agustus 2009 by Radar Lampung - Issuu