RADAR LAMPUNG | Kamis, 3 September 2009

Page 14

14

KAMIS, 3 SEPTEMBER 2009

STEVEN PIENAAR

Laporan Wartawan JPNN - Editor: Eko Nugroho

FOTO AFP

DISAMBUT HANGAT: Muhammad Ali (tengah) ketika berada di sasana tinju milik petinju Inggris Ricky Hatton (kedua dari kanan), 26 Agustus 2009.

Napak Tilas ke Tanah Leluhur Laporan Wartawan JPNN Editor: Eko Nugroho ASAL-usul Muhammad Ali terungkap. Selama ini orang mungkin hanya tahu bahwa legenda tinju dunia itu adalah keturunan Afro-Amerika. Tapi, siapa sangka pria yang sekarang berumur 67 tahun tersebut juga keturunan Eropa. Tujuh tahun lalu, genealogist alias ahli ilmu asal-usul mengungkap data bahwa Ali sesungguhnya keturunan dari Irlandia. Kakek buyutnya yang bernama Abe Grady berasal dari Ennis di County Clare, Irlandia bagian barat. Grady kemudian bermigrasi ke Amerika Serikat (AS) pada 1860. Nah, di Negeri Paman

Sam itu, Grady menikahi budak Afrika yang telah dimerdekakan yang tak lain adalah nenek buyut Ali. Salah satu cucu mereka, Odessa Lee Grady Clay, adalah ibunda Ali. Di Ennis, Abe Grady tinggal di Turnpike Road. Mereka kemudian berlayar ke Amerika dan menetap di negara bagian Kentucky. Akhir pekan lalu, untuk kali pertama Ali mengunjungi Ennis. Ribuan orang menunggu kedatangan juara dunia kelas berat tiga kali itu di tanah kelahiran leluhurnya. Mereka membawa poster Ali dan mengibarkan bendera Amerika. Ali memang tengah melakukan kunjungan ke Britania Raya. Sebelumnya, Ali mengunjungi Dublin. Rangkaian kunjungan itu bertujuan menggalang

dana untuk program kemanusiaan yang dimotori oleh yayasan milik Ali. Dalam kunjungan pertama ke daerah asal kakek buyutnya itu, Ali terlihat emosional. Wali Kota Ennis Franky Neylon mengatakan, warganya sangat senang dengan kunjungan Ali. ’’Warga Ennis dan County Clare menyambut kedatangan Muhammad Ali dengan tangan terbuka,” ujar Neylon seperti dilansir BBC. Di Ennis, Ali diterima bak tamu penting. Pria yang terserang penyakit Parkinson itu diterima di balai kota. Acara itu tertutup bagi media, tapi disiarkan melalui layar raksasa di luar balai kota. Pada kesempatan itu, Ali juga bertemu langsung dengan empat sepupu jauhnya. (*)

Dari Setan Merah ke Real Madrid USAIN BOLT

Laporan Wartawan JPNN Editor: Eko Nugroho MANCHESTER United dikenal sebagai klub dengan banyak penggemar. Tak hanya di ranah Inggris, tapi sudah menyebar ke seantero bumi. Mulai orang kebanyakan sampai barisan pesohor. Salah satunya adalah Usain Bolt, manusia tercepat di dunia asal Jamaika. Dalam beberapa kesempatan, pelari 23 tahun itu menyatakan sebagai penggemar Setan Me-

rah, julukan Manchester United. Bahkan, Bolt pernah menyapa langsung para pemain United. Dia juga memberikan latihan sprint kepada Cristiano Ronaldo ketika bintang asal Portugal tersebut masih membela United. Siapa sangka, dukungan Bolt kepada United disebabkan faktor Ruud van Nistelrooy. ’’Ruud van Nistelrooy adalah pemain favorit saya. Karena itu, saya mendukungnya di Manchester,” kata Bolt seperti dilansir Tribalfootball. ’’Di sana juga ada Cristiano (Ronaldo). Dia adalah teman

yang hebat,” tambahnya. Nah, ketika Ruudtje –julukan Nistelrooy– meninggalkan United dan berkostum Real Madrid, klub favorit Bolt pun berubah. ’’Sekarang, dia ada di Real Madrid dan mereka kini adalah favorit saya,” ujar pemegang rekor dunia lari 100 dan 200 meter itu. Akhir pekan lalu, Bolt menyaksikan langsung pertandingan Real melawan Deportivo La Coruna di Stadion Santiago Bernabeu. Dalam kesempatan tersebut, Bolt mendapatkan kehormatan melakukan kickoff. Dia berada di tengah lapangan dan menendang bola pertama. Sebelumnya, Bolt menghadiri konferensi pers di Santiago Bernabeu. Dia memberikan kenang-kenangan berupa kaus bertanda tangan dirinya kepada Direktur Real Madrid Jorge Valdano. Setelah laga yang dimenangkan Real dengan skor 3-2 itu, Bolt menyampaikan pujian. ’’Ini pertandingan yang menarik. Pemain yang paling saya suka adalah Lass (gelandang Real Lassana Diarra, Red). Dia mencetak satu gol dan gaya bermainnya seperti saya,” katanya. (*)

Atik Jauhari Hafal Seratus Lagu Laporan Wartawan JPNN Editor: Eko Nugroho KESEHARIAN Atik Jauhari memang kerap dihabiskan di lapangan bulu tangkis. Tapi, ketika tidak sedang melatih, mantan pelatih bulu tangkis Indonesia yang kini menangani India banyak menghabiskan waktu untuk bernyanyi sembari bermain gitar yang menjadi hobinya. Atik mengatakan, hobi bermain gitar dimulai sejak menjadi pebulu tangkis di pelatnas. ’’Waktu saya masuk pelatnas bulu tangkis, di kamar saya selalu ada gitar yang saya beli di Guangzhou. Selain saya hobi nyanyi, waktu itu di pelatnas tidak ada hiburan,” kenang Atik. Kala menjadi atlet, dia menyatakan baru berpisah dengan gitar ketika harus pergi ke luar negeri untuk mengikuti turnamen. Atik belajar bermain gitar dan bernyanyi secara otodidak. Masa mudanya, kata Atik, merupakan zaman keemasan para musisi rock n roll. Tak heran, Atik hafal lagu-lagu The Beatles atau Elvis Presley. Untuk musisi Indonesia, Atik me-

Atik Jauhari

nyukai Broery Marantika, Bimbo, dan Ebiet G. Ade. ’’Saya hafal sekitar seratus lagu Indonesia maupun Barat,” ujar Atik sambil menyetel gitar akustiknya. Selain sebagai pelatih bulu tangkis andal, ternyata Atik sangat berbakat menjadi penyanyi. Suaranya merdu dan lantang dengan vibrasi yang mengge-

tarkan. Saat ditemui di apartemennya di Hyderabad, India, dia membawakan beberapa lagu. Di antaranya, Angin Malam dari Broery Marantika dan Melati dari Jayagiri milik Bimbo. Dengan modal suara merdu, Atik mengatakan sering didaulat untuk menyanyi setiap kali Asosiasi Bulu Tangkis India (BAI) mengadakan acara. Tidak hanya di India. Di tempat-tempat lain dia melatih, Atik juga kerap menjadi penghibur dadakan. Dia memang piawai bernyanyi dan bermain gitar. Bakat seni itu menurun kepada anak-anaknya, terutama anak bungsu, Yanuar Anas (23). Atik mengatakan, Yanuar sempat memiliki band dan rekaman di Swedia. Selain bernyanyi dan bermain gitar, hobi lain Atik adalah meminum kopi. Minimal dua cangkir kopi selalu dia minum setiap hari. Di apartemennya, dia juga selalu menyediakan kopi. Saat itu, Atik bilang di dapurnya ada dua macam, yakni kopi Toraja dan kopi Italia. ’’Kopi membuat saya lebih bersemangat,” ucap pelatih Pelatnas Cipayung pada 2004–2006 itu. (*)

HATI-HATI menjalin hubungan asmara dengan lawan jenis. Jangan mengumbar janji. Kalau tidak dipenuhi, petaka pun datang. Itulah yang kini dialami Steven Pienaar. Winger Everton tersebut harus berurusan dengan meja pengadilan karena dituding berbohong kepada mantan pacarnya, Danielle Steeneveld. Pienaar dianggap membatalkan pernikahan dengan wanita berusia 22 tahun tersebut. Kesal, Steeneveld pun memerkarakan hal tersebut. Tak tangung-tanggung, Steeneveld mengajukan tuntutan 850 ribu pounds atau sekitar Rp13,9 miliar kepada pemain Timnas Afrika Selatan itu. Besarnya tuntutan Steeneveld terdiri atas sejumlah item. Di antaranya, kerugian material terkait pencemaran nama baik dan kompensasi kerugian prospektif. Total, tuntutan yang dilayangkan Steeneveld memang besar. Meski begitu, Pienaar seolah tak gentar. Pemain 27 tahun langsung menunjuk pengacara untuk membereskan masalah tersebut. ’’Pengacara Pienaar tak mau berkomentar terlebih dahulu tentang hal itu. Namun, mereka mengisyaratkan akan melawan tuntutan yang dilayangkan Steeneveld,” demikian tulis koran yang berbasis di Johannesburg, Sunday Times, seperti dilansir Daily Mail. Bak bola panas yang terus bergulir, kubu Steeneveld tetap ngotot untuk berperang di meja hijau. Apalagi, mereka mengklaim bahwa Pienaar sudah diberi sebuah cincin dan sepasang anting sebagai simbol cinta dan komitmen sejoli tersebut. Dua perhiasan itu diberikan Oktober 2007, empat bulan setelah mereka bertemu untuk kali pertamanya. ’’Namun, setelah serah terima perhiasan itu, Pienaar terlihat tak mau berkomitmen. Alasannya, karena Pienaar ingin memiliki istri yang berasal dari Afrika Selatan sebagai wujud kecintaannya pada negaranya,” tulis Sunday Times. Yang semakin membuat Steeneveld kecewa karena dirinya sudah telanjur menjadi ibu dari anak Pienaar. Hubungan Pienaar dan Steeneveld berbuah anak perempuan bernama Skyla yang kini berusia 14 bulan. ’’Karena itu, Steeneveld terlihat mengalami trauma yang mungkin akan mengganggu hidupnya,” tulis Sunday Times. (*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.