
2 minute read
Jangan Sembarang Bakar Daging
Temuan itu merupakan hasil pemeriksaan tim gabungan
DKPP bersama mahasiswa
Polbangtan Kementerian
Pertanian, Sekolah Vokasi IPB University, BPMSPH
Kementerian Pertanian, Ditjen
PKH, dan PDHI Jabar 2. Dua kasus terdeteksi di Kecamatan Bogor Utara, satu kasus di Kecamatan Bogor Timur, dan satu kasus di Bogor Barat.
Kepala Bidang Peternakan
DKPP Kota Bogor, drh Anizar, menjelaskan temuan itu hasil sampel bagian penyembelihan.
Kemudian bagian daging hewan yang terpapar penyakit cacing langsung dilakukan pemilahan untuk dibuang sehingga tidak terkonsumsi oleh masyarakat.
Namun dari keempat kasus itu, temuan di Kecamatan Bogor Barat belum bisa dipastikan. Hingga berita ini diturunkan, DKPP masih mengonfirmasi temuan di lokasi tersebut. Menurut Anizar, kasus cacing hati pada hewan kurban memang selalu ada setiap tahunnya. Tahun ini jumlahnya lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2022 lalu bahkan ada temuan hewan yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK). Dia juga mengklaim, bahwa kasus ini tidak berbahaya. “Tidak masalah, kan kita tinggal buang saja jejak yang ada di hatinya, dan dagingnya aman di konsumsi,” kata drh Anizar. Ia juga mengimbau kepada warga agar tidak membakar daging pada bagian hati. Karena dikhawatirkan masih ada telur yang masih bisa bertahan hidup. “Jangan disate hatinya, kecuali hewannya normal, sebaiknya dimasak saja di atas 100 derajat. Karena saat kami potong hatinya pada hewan yang terpapar, kami temukan juga telurnya,” jelas dia.
Kepala DKPP Kota Bogor, Chusnul Rozaqi, mengatakan pengawasan dan pemeriksaan hewan kurban secara rutin terus dilakukan. Terlebih menjelang hari H Iduladha hingga hari Tasyrik. Akan tetapi, dijelaskan Chusnul, kondisi cacing hati pada hewan kur ban setiap tahunnya memang sering ditemukan.
Namun lagi-lagi Chusnul menegaskan bahwa kasus itu tidak membahayakan.
Menurut informasi dokter hewan, daging hewan kurban yang terkena cacing hatinya
Optimalkan Wahana Ngalun, Ingin Jadi Jawara
Bogorku Bersih
Sejak pagi, warga dibantu mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Terpadu IPB University (KKNT-I), sudah sibuk membersihkan lingkungan RT 4 RW 9. Setiap sudut jalan, dan sungai diperhatikan jengkal demi jengkalnya. Sehingga bebas dari sampah. Tak hanya itu, mereka juga memasang pagar bambu yang sudah dipersiapkam sejak malam, sebagai penghias taman-taman cantik di wilayah itu. Dinding-dinding batu, pun turut jadi sasaran. Satu per satu batu itu diwarnai aneka warna. Sehingga menimbulkan kesan ceria.
Ketua RT 4 RW 9 Syamsudin mengatakan, persiapan itu dilakukan untuk menyambut ajang Bogorku Bersih, yang rutin diadakan setiap tahun. Wilayahnya akan turut serta diperlombaan itu, yakni pada kategori pemukiman tepi sungai.
Targetnya mengikuti lomba Bogorku Bersih yang digelar
Dinas Lingkungan Hidup dan Radar Bogor itu, adalah memupuk rasa kebersamaan, dan kekompakan antar warga.
Dengan begitu, akan tercipta keharmonisan, dan komitmen pembangunan swadaya masyarakat.
”Kami ingin sinergi dalam pelaksanaan program dapat terus terjalin dengan tujuan yang sama, yaitu membangun daerah,” tutur dia. Tak sendirian, warga juga dibantu oleh mahasiswa IPB University, yang tengah menjalankan KKNT di wilayah tersebut. Kehadiran mahasiswa dirasa penting, dan diharapkan bisa bertukar ide dan pengetahuan. Menurut Syamsudin, mahasiswa memiliki kreativitas dan inovasi. Sehingga saling berbagi pikiran, untuk membangun daerah, dari aspek lingkungan, ekonomi, maupun sosial.
Selain swadaya mempersiapkan Bogorku Bersih, mahasiswa KKNT juga mengoptimalkam wisata Wahana Ngalun, yang terletak di RT 4 RW 19, Kelurahan Katulampa. Mereka menata dan mengembangkan area wisata itu.
Salah satu peserta KKNT Orhinta Mutiara Jati mengatakan, upaya tersebut bertujuan agar masyarakat bisa merasakan manfaat, adanya wisata Wahana Ngalun lewat kontribusi ekomomi, dari kunjungan wisatawan.
”Program yang diusung berdasar pada 3 pilar berkelanjutan yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan. Semoga bisa berdampak secara langsung terhadap kebersihan lingkungan, juga dapat menjadi alasan bagi wisatawan untuk berkunjung karena lingkungan yang asri,” beber dia.
Ke depan, mereka juga akan membuat tempat sampah terpilah yang nantinya akan diletakan di titik di RT 04 RW 09 dan RT 04 RW 19. Gagasan itu diharapkan bisa mengedukasi waarga dan mendukung target juara di ajang Bogorku Bersih. (fat/c) masih aman dikonsumsi. “Kita buang bagian yang ada cacing hatinya, dan yang lain aman untuk dikomsumsi, tidak zoonosis juga (tidak menular ke manusia, red),” jelas dia.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie
A Rachim meminta DKPP segera menyiapkan tim khusus untuk memonitor potensi cacing hati pada produk daging, dari rumah potong hewan
(RPH) agar aman dikonsumsi. “Termasuk monitor untuk daging potong harian,” tukas dia.(ded/c)