2 minute read

Orangtua biMBA Dukung Wisuda TK

CIOMAS–Kegiatan wisuda bagi anak usia dini dinilai menjadi ajang edukasi serta pengamalan yang baik untuk anak.

Demikian alasan sebagian orang tua, yang justru mendukung jika wisuda diadakan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK) maupun Bimba (Bimbingan Minat Belajar Anak).

Seperti acara wisuda yang digelar biMBA

Rainbow Kids Pagelaran, Ciomas di Trans Studio Mini Yasmin, Bogor, Sabtu (1/7) lalu. Salah satu orang tua murid, Nurita Andini(31) mengaku senang buah hatinya mengikuti kegiatan wisuda tersebut. Menurut dia, anak-anak di masa keemasannya membutuhkan pengalaman yang manis sebelum beranjak usia remaja.

“Anak-anak kan punya momen sendiri yang akan selalu diingat. Justru kegiatan wisuda ini bagus sebagai kenangan manis, sekaligus edukasi bagi anak-anak,” ungkap dia. Namun begitu, dia menilai wisuda baiknya dilakukan hanya di tingkat pendi-

Pesan dan Harapan saat Media Briefing Peringatan Hari Keluarga Nasional dikan usia dini dan masa perkuliahan. Tidak perlu dilaksanakan di tingkat SD, SMP dan juga SMA. “Karena yang anakanak ingat itu di masa golden age dan setelah benar-benar dewasa di masa pencapaiannya ketika usia kuliah. Apalagi anak saya yang punya speech delay, wisuda ini baik untuk perkembangannya,” tutur Nurita. Sementara Owner biMBA Rainbow Kids Pagelaran, Alamsyah mengatakan, acara wisuda ini rutin dilakukan pihaknya bagi murid-murid yang telah menempuh bimbingan belajar di level 2 dan 3, yang siap untuk masuk sekolah dasar. Meski begitu, pihaknya tidak mewajibkan semua murid mengikuti wisuda. Dari 63 murid yang lulus, hanya 41 di antaranya, yang mengikuti acara kelulusan tersebut. “Kita juga tidak memaksa, bagi yang mau silahkan, dengan biaya yang tidak membebani orang tua, kita sediakan apa yang diinginkan anak-anak, seperti tempat kita pilih yang ada wahana bermainnya,” jelas Alam.(cok/c)

DIANGGAP

PENTING: Peserta biMBA Rainbow Kids Pagelaran, Ciomas, saat diwisuda di Trans Studio Mini Yasmin, Sabtu (1/7) lalu.

Para Suami Setop ‘Jajan’ di Luar, Minta Prostitusi Online Diblokir

Tidak mudah bagi N, ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) asal Kabupaten Bogor untuk menerima takdirnya. Seperti apa kisahnya ?

Laporan : MUHAMMAD ARIF AL FAJAR

TAK PERNAH menyangka virus HIV bisa masuk ke dalam tubuhnya. Apalagi, kesibukannya hanya sebagai ibu rumah tangga. Yang setiap hari hanya mengurus suami dan anak-anaknya. “Saat itu saya tidak menyangka, berat badan terus menerus turun, dan alami diare. Saya coba cek dan ternyata positif,” kata dia saat ditemui Radar Bogor dalam media breafing peringatan

Hari Keluarga Nasional, Senin (3/7).

Saat mendapati hasil pemeriksaan positif HIV, N terpukul. Iapun langsung menjalani karantina 10 hari dan ditangani berbagai spesialis dokter. “Jujur berat, pasti drop banget.

Tapi saya mencoba menerima ini sebagai takdir dari Allah. Walaupun saya selalu ber- tanya-tanya kenapa harus saya ,” papar N. Iapun berharap, kepada para suami untuk jangan sekali kali “jajan” di luar atau mengunakan jasa

WTS (wanita tuna susila,red). Juga, selalu setia terhadap pasangannya di rumah.

“Kasian istri di rumah yang tidak tahu apaapa, tertular HIV. Jadi setop Jajan dan setia terhadap pasangan,” pesan N kepada para suami melalui Radar Bogor. Direktur Yayasan Lembaga Kajian Sosial (lekas) Bogor, Muksin

Zaenal Abidin, menegaskan bahwa pihaknya sangat setuju jika aplikasi-aplikasi berbau prostitusi online diblokir pemerintah.

“Karena itu, encegahan HIV-AIDS perlu kerja sama dan sinergitas semua pihak, terutama pemerintah,” kata dia, dalam acara tersebut. “Berkurangnya tempat prostitusi bukan berarti prostitusi berkurang dan potensi penularan HIV-AIDS juga berkurang. Justru berkembangnya prostitusi online melalui aplikasi lebih sulit dikontrol karena setiap orang bisa langsung bertransaksi seks secara langsung,” ungkap Muksin. Muksin memaparkan kondisi kasus HIVAIDS di Kota dan Kabupaten Bogor sudah mengkhawatirkan. Sebab Bogor merupakan urutan kedua terbesar di Jawa Barat. Data sampai 2022 terdapat 6.058 kasus HIV dan 1.865 kasus AIDS di Kabupaten Bogor. “Dan yang lebih mengkhawatirkan HIVAIDS penularannya sudah merambah ibu rumah tangga dan anak-anak,” ungkap Muksin. (all/c)

This article is from: